Retinopati diabetikum adalah disfungsi progresif kapiler retina akibat hiperglikemia kronis yang dapat menyebabkan perdarahan retina, eksudat, dan neovaskularisasi. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik termasuk funduskopi, dan komplikasinya dapat berupa perdarahan vitreus, edema makula, atau ablasio retina. Penatalaksanaannya meliputi kontrol gula darah, skrining mata rutin, dan tindakan laser f
2. Retinopati diabetikum
Disfungsi progresif dari kapiler retina akibat hiperglikemia
kronis.
◦ Kapiler terdiri dari :
sel perisit, membran basal, endotel
7. Hasil anamnesis (subjektif)
◦ Penglihatan buram terjadi terutama ketika edem
makula
◦ Penglihatan mendadak terhalang akibat
komplikasi perdarahan vitreus dan atau ablasio
retina traksional
Hasil Px Fisik & Penunjang Sederhana
(Objective)
◦ 1. Riw. DM tipe I / tipe II
◦ 2. mata tenang dengan atau tanpa penurunan
visus
◦ 3. pada px funduskopi pupil lebar pada retina
dapat ditemukan perdarahan retina, eksudat
keras, pelebaran vena, dan mikroaneurisma
(pada NPDR), yang pada kondisi lebih lanjut
disertai neovaskularisasi di diskus optik atau di
tempat lain di retina (pada PDR).
◦ 4. Pada keadaan berat dapat ditemukan
neovaskularisasi iris (rubeosis iridis).
◦ 5. Refleks cahaya pada pupil normal, pada
kerusakan retina yang luas dapat ditemukan
RAPD (Relative Aferent Pupilary Defect), serta
penurunan refleks pupil pada cahaya langsung
dan tak langsung normal.
9. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
◦ Penatalaksanaan
1. Setiap pasien yang terdiagnosis diabetes melitus perlu segera dilakukan pemeriksaan mata,
sekalipun belum ada keluhan mata.
2. Apabila tidak didapatkan tanda-tanda retinopati, pasien harus diperiksa ulang dalam waktu 1 tahun
(follow-up).
3. Apabila didapatkan tanda-tanda retinopati, pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis mata.
◦ Konseling dan Edukasi
1. Kontrol gula darah dan pengendalian faktor sistemik lain (hipertensi, hiperlipidemia) penting untuk
memperlambat timbulnya atau progresifitas retinopati diabetik.
2. Setiap pasien diabetes perlu menjalani pemeriksaan mata awal (skrining), diikuti pemeriksaan
lanjutan minimal 1 kali dalam setahun.
3. Menjelaskan bahwa bila dirujuk, kemungkinan memerlukan terapi fotokoagulasi laser, yang
bertujuan mencegah progresifitas retinopati diabetik. Pada kondisi berat (perdarahan vitreus,
ablasio retina) kemungkinan perlu tindakan bedah.
◦ Kriteria Rujukan
Setiap pasien diabetes yang ditemukan tanda-tanda retinopati diabetik sebaiknya dirujuk ke dokter
mata.
10. ◦ Peralatan
1. Snellen chart
2. Oftalmoskop
3. Tropikamid 1% tetes mata untuk melebarkan pupil
◦ Prognosis
1. Ad vitam : Dubia ad bonam
2. Ad functionam : Dubia ad malam
3. Ad sanationam : Dubia ad malam