Zat pengikat logam seperti polifosfat dan EDTA digunakan dalam pengolahan ikan kalengan untuk mencegah pembentukan kristal selama penyimpanan dan membentuk kompleks dengan logam tertentu untuk mencegah perubahan warna. Berbagai zat tambahan digunakan dalam pengolahan makanan untuk menstabilkan warna, tekstur, dan rasa serta mencegah pertumbuhan mikroba.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Nata de coco merupakan produk pangan berbahan dasar air kelapa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum melalui proses fermentasi.
2. Pembuatan nata de coco memerlukan penyiapan starter murni dan kondisi fermentasi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
3. Kebersihan merupakan faktor penting untuk mencegah kontaminasi selama proses pem
Makalah ini membahas tentang instrumen kimia HPLC dan cara kerjanya. Instrumen HPLC terdiri atas wadah fase gerak, pompa, injektor, kolom, dan detektor. Cara kerjanya adalah dengan memisahkan analit berdasarkan kepolarannya menggunakan tekanan tinggi pada fase gerak, sehingga terbentuk puncak-puncak yang terpisah pada detektor.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis jamu tradisional Indonesia beserta bahan-bahannya dan cara pembuatannya. Jenis-jenis jamu yang dijelaskan antara lain jamu beras kencur, jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu kunyit, jamu sinom, jamu pahitan, dan jamu uyup-uyup.
Program Studi Farmasi menjelaskan tiga metode utama dalam argentometri (titrasi pengendapan perak), yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode-metode ini berbeda dalam penggunaan indikator dan jenis larutan standar yang digunakan untuk menentukan titik akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang asam amino, peptida, dan protein. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain struktur asam amino yang terdiri dari gugus karboksil, amino, dan rantai samping, pengkodean asam amino, pembentukan ikatan peptida melalui reaksi kondensasi, dan struktur protein primer, sekunder, tersier, dan kuarterner yang terbentuk.
Dokumen tersebut membahas tentang titrasi pengendapan khususnya argentometri untuk menentukan kadar ion klorida. Metode ini melibatkan pengendapan perak klorida dengan larutan perak nitrat sebagai titran hingga titik ekivalen. Dokumen juga membahas prinsip, faktor yang mempengaruhi hasil, dan contoh perhitungan untuk menentukan kadar klorida dalam suatu sampel.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Nata de coco merupakan produk pangan berbahan dasar air kelapa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum melalui proses fermentasi.
2. Pembuatan nata de coco memerlukan penyiapan starter murni dan kondisi fermentasi yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
3. Kebersihan merupakan faktor penting untuk mencegah kontaminasi selama proses pem
Makalah ini membahas tentang instrumen kimia HPLC dan cara kerjanya. Instrumen HPLC terdiri atas wadah fase gerak, pompa, injektor, kolom, dan detektor. Cara kerjanya adalah dengan memisahkan analit berdasarkan kepolarannya menggunakan tekanan tinggi pada fase gerak, sehingga terbentuk puncak-puncak yang terpisah pada detektor.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis jamu tradisional Indonesia beserta bahan-bahannya dan cara pembuatannya. Jenis-jenis jamu yang dijelaskan antara lain jamu beras kencur, jamu cabe puyang, jamu kudu laos, jamu kunyit, jamu sinom, jamu pahitan, dan jamu uyup-uyup.
Program Studi Farmasi menjelaskan tiga metode utama dalam argentometri (titrasi pengendapan perak), yaitu Metode Mohr, Volhard, dan Fajans. Metode-metode ini berbeda dalam penggunaan indikator dan jenis larutan standar yang digunakan untuk menentukan titik akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang asam amino, peptida, dan protein. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain struktur asam amino yang terdiri dari gugus karboksil, amino, dan rantai samping, pengkodean asam amino, pembentukan ikatan peptida melalui reaksi kondensasi, dan struktur protein primer, sekunder, tersier, dan kuarterner yang terbentuk.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
Dokumen tersebut merangkum eksperimen praktikum yang membedakan aldehida dan keton. Eksperimen tersebut meliputi reaksi Tollans untuk membedakan aldehida dan keton, uji Benedict dan Fehling untuk mendeteksi gugus karbonil, dan reaksi haloform untuk membedakan keton. Hasilnya menunjukkan bahwa aldehida lebih mudah bereaksi dengan reagen-reagen tersebut dibandingkan keton karena polaritas gugus karbonilny
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat model molekul senyawa organik dan menggambarkannya dalam tiga dimensi untuk memberikan pemahaman tentang struktur dan isomer senyawa tersebut. Praktikum ini melibatkan pengamatan struktur berbagai senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna, dan sikloalkana menggunakan molimod."
Laporan praktikum kromatografi kertas ini menjelaskan proses pemisahan komponen dalam campuran menggunakan kertas sebagai fase diam dan air sebagai fase bergerak. Hasilnya menunjukkan bahwa warna yang lebih gelap terdiri dari lebih banyak komponen dibandingkan warna yang lebih terang. Tujuannya adalah untuk mempelajari kromatografi dan mengidentifikasi komponen dalam campuran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...risyanti ALENTA
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kadar Ca dalam sampel air keran. Perubahan warna dari merah muda menjadi biru laut menunjukkan adanya ion Ca2+ dalam sampel. Rata-rata volume EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi adalah 0,95 ml. Perhitungan menunjukkan kadar Ca dalam sampel adalah 18,666%, di bawah batas maksimum 500 mg/L menurut standar kesehatan.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Titrasi nitrimetri merupakan metode titrasi yang menggunakan natrium nitrit untuk menentukan kadar senyawa organik melalui reaksi diazotasi pada suhu rendah. Laporan ini menggunakan metode tersebut untuk menentukan kadar parasetamol pada obat tablet dan standar, yang menghasilkan kadar masing-masing sebesar 17,44% dan 37,41%.
Dokumen tersebut membahas karakteristik kimia sayuran dan buah, termasuk pH, total padatan terlarut, total asam tertitrasi, dan kadar vitamin C. Uji coba dilakukan pada beberapa jenis sayuran dan buah yang menghasilkan nilai yang berbeda untuk setiap karakteristik karena perbedaan komposisi kimia masing-masing bahan makanan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
Dokumen tersebut merangkum eksperimen praktikum yang membedakan aldehida dan keton. Eksperimen tersebut meliputi reaksi Tollans untuk membedakan aldehida dan keton, uji Benedict dan Fehling untuk mendeteksi gugus karbonil, dan reaksi haloform untuk membedakan keton. Hasilnya menunjukkan bahwa aldehida lebih mudah bereaksi dengan reagen-reagen tersebut dibandingkan keton karena polaritas gugus karbonilny
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat model molekul senyawa organik dan menggambarkannya dalam tiga dimensi untuk memberikan pemahaman tentang struktur dan isomer senyawa tersebut. Praktikum ini melibatkan pengamatan struktur berbagai senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna, dan sikloalkana menggunakan molimod."
Laporan praktikum kromatografi kertas ini menjelaskan proses pemisahan komponen dalam campuran menggunakan kertas sebagai fase diam dan air sebagai fase bergerak. Hasilnya menunjukkan bahwa warna yang lebih gelap terdiri dari lebih banyak komponen dibandingkan warna yang lebih terang. Tujuannya adalah untuk mempelajari kromatografi dan mengidentifikasi komponen dalam campuran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Kelompok 4 Mengetahui proses pelaksanaan titrasi Kompleksometri Menentukan ka...risyanti ALENTA
Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kadar Ca dalam sampel air keran. Perubahan warna dari merah muda menjadi biru laut menunjukkan adanya ion Ca2+ dalam sampel. Rata-rata volume EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi adalah 0,95 ml. Perhitungan menunjukkan kadar Ca dalam sampel adalah 18,666%, di bawah batas maksimum 500 mg/L menurut standar kesehatan.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Titrasi nitrimetri merupakan metode titrasi yang menggunakan natrium nitrit untuk menentukan kadar senyawa organik melalui reaksi diazotasi pada suhu rendah. Laporan ini menggunakan metode tersebut untuk menentukan kadar parasetamol pada obat tablet dan standar, yang menghasilkan kadar masing-masing sebesar 17,44% dan 37,41%.
Dokumen tersebut membahas karakteristik kimia sayuran dan buah, termasuk pH, total padatan terlarut, total asam tertitrasi, dan kadar vitamin C. Uji coba dilakukan pada beberapa jenis sayuran dan buah yang menghasilkan nilai yang berbeda untuk setiap karakteristik karena perbedaan komposisi kimia masing-masing bahan makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrokarbon khususnya minyak bumi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian minyak bumi, proses pembentukannya, komposisi utamanya yang terdiri atas alkana, alkena, dan senyawa aromatik, serta proses pengolahan minyak bumi untuk memperoleh komponen-komponennya."
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
IDENTIFIKASI HAZZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMB...Hendra UzuMakhi
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang potensi perikanan Indonesia khususnya ikan tuna dan penerapan sistem HACCP pada proses pengolahan tuna loin di CV Cahaya Mandiri Gorontalo. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dua jenis tuna yang digunakan yaitu tuna mata besar dan tuna madidihang beserta klasifikasinya, serta standar mutu ikan tuna.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif makanan, yang didefinisikan sebagai bahan tambahan pada makanan untuk mempengaruh sifat atau bentuk makanan. Jenis zat aditif makanan terdiri atas bahan kimia alami dan buatan, seperti pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap. Dokumen juga menjelaskan manfaat dan bahaya potensial dari penggunaan zat-zat tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, penyebab, dan cara mencegah korosi pada logam. Korosi adalah proses degradasi material akibat lingkungan sekitarnya, yang dapat terjadi secara kimia maupun elektrokimia. Faktor-faktor seperti kontak air dan oksigen, keberadaan zat pengotor, suhu dan pH mempengaruhi laju korosi. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan pelapisan, men
Makalah ini membahas tentang korosi di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau. Korosi merupakan masalah yang terjadi di sekolah ini karena fasilitasnya yang sudah berumur. Korosi dapat memperpendek masa pakai fasilitas sekolah dan menyebabkan kerugian materiil. Untuk itu, makalah ini bertujuan mengetahui potret korosi di sekolah, akar masalahnya, dampaknya, dan upaya pencegahann
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan mutu dan kestabilan selama proses produksi. Terdapat berbagai jenis zat aditif seperti pewarna, pengawet, dan penyedap yang berfungsi untuk memperbaiki cita rasa, tekstur, dan daya simpan makanan. Penggunaan zat aditif dapat memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kesehatan jika tidak sesuai dengan aturan.
Pengasaman bahan makanan memiliki dua sifat antimikroba: 1) pengaruh pH yang rendah dapat membunuh mikroorganisme, dan 2) hasil uraian asam menghasilkan zat toksik bagi mikroba. Berbagai jenis asam seperti asam asetat, benzoat, propionat, dan sorbat digunakan sebagai pengawet makanan karena mampu menghambat pertumbuhan bakteri, khamir dan kapang.
Teknologi Fermentasi Terasi (Dani Meriyani, Sari Bella, Lisrawati)fathriska
Dokumen tersebut merangkum proses pembuatan terasi udang melalui fermentasi. Terasi dibuat dengan merendam udang kecil dalam campuran garam selama 1-4 minggu untuk fermentasi. Bakteri Bacillus sp dan B. Mycoides berperan mempercepat proses fermentasi dengan menguraikan protein menjadi asam amino dan menghasilkan aroma khas. Proses fermentasi mengubah udang menjadi terasi dengan komposisi protein dan zat besi yang lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif yang digunakan dalam makanan. Terdapat empat jenis zat aditif utama yaitu pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Setiap jenis zat aditif terdiri atas zat alami maupun buatan dan memiliki manfaat tertentu untuk meningkatkan kualitas dan daya simpan makanan.
Dokumen tersebut membahas berbagai metode pengawetan bahan pangan dengan bahan kimia, termasuk penambahan asam, gula, garam, benzoat, sorbat, sulfur dioksida, dan antioksidan. Bahan kimia tersebut dapat menghambat pertumbuhan mikroba atau memperlambat proses oksidasi untuk mempertahankan keawetan pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan cita rasa, daya simpan, dan daya tarik. Ia menjelaskan definisi zat aditif, jenis-jenisnya seperti pewarna, pemanis, dan pengawet serta manfaat dan risikonya bagi kesehatan.
Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuknya, seperti pewarna, pengawet, penyedap rasa. Penggunaan
bahan tambahan diatur oleh peraturan dan hanya yang aman bagi kesehatan yang diizinkan.
Bahan tambahan dikelompokkan menjadi 11 jenis berdasarkan fungsinya.
Bahan tambahan pangan adalan bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi diambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental (menurut Undang-undang RI nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan).
Penggunaan BTP ini diatur oleh perundang-undangan, oleh karena itu perlu dipilih secara benar jika akan digunakan dalam pangan. Bahan tambahan yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia dilarang digunakan dalam pangan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan atau minuman dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai milai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut.
Produsen makanan dianggap melanggar peraturan jika menggunakan bahan tambahan (BT) yang dilarang penggunaannya dalam pangan dan menggunakan BTP melebihi takaran maksimum yang diizinkan penggunannya dalam pangan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai bahan tambahan pangan buatan seperti penyedap rasa, pemanis, pengawet, pewarna, pengental, pengemulsi dan bahan tambahan lainnya beserta penjelasan mengenai jenis, sifat kimia, dan bahaya beberapa bahan tersebut seperti monosodium glutamat, aspartam, dan formalin.
1. Zat pengikat logam
Sekuestran atau zat pengikat logam merupkan bahan penstabil yang digunakan dalam
berbagai pengolahan bahan makanan. Sekuestran dapat mengikat logam dalam bentuk ikatan
kompleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh jenis logam tersebut dalam bahan.
Dengan demikian senyawa ini dapat membantu menstabilkan warna, cita rasa dan tekstur.
Logam terdapat dalam bahan alami bentuk senyawa kompleks misalnya Mg dalam klorofil:
fe sebagai feritin,rufin,porfirin,serta hemoglobin, Co sebagai vitamin B12: Cu, Zn dan Mn
dalam berbagai enzim. Ion-ion logam ini terlepas dari ikatan kompleksnyakarena hidrolisis
maupun degradasi. Ion logam bebas mudah bereaksi dan mengakibatkan perubahan warna,
ketengikan, kekeruhan, maupun perubahan rasa. Sekuestran yang paling penting digunakan
dalam bahan makakanan adalah asam sitrat dan turunannnya, fosfat, dan garam
etilendiamintetraasetat (EDTA)
Polifosfat dan EDTA digunakan dalam pengolahan ikan kalengan untuk mencegah
pembentukan kristal yang menyerupai kristal gelas yang terbentuk selama penyimpanan.
Selan itu pengkelat ini dapat membentuk kompleks dengan Fe, Co, dan Zn, logam-logam ini
bila bereaksi dengan sulfida akan mengakibatkan perubahan warna. Penambahan sekuestrran
pada sayuran sebelum diblansir dapat mencegah perubahan warna yang disebabkan oleh
logam. Demikian juga sekuestran dapat melepaskan ion Ca dan pektin dinding sel sehingga
menyebabkan sayuran menjadi lunak.
Zat anti kerak
Zat anti kerak biasanya ditambahkan pada bahan-bahan berbentuk tepung atau butiran yang
bersifat higroskopik untuk mempertahankan sifat butirannya. Zat anti kerak akan melapisi
partikel bahan menyerap air berlebihan atau membentuk campuran senyawa yang tak dapat
larut. Zat anti kerak digunakan dalam pengolahan pangan adalah kalium silikat. Kalium
silikat digunakan untuk mencegah pergerakan kue soda dengan kosentrasi 5% atau mencgah
pergerakan garam meja dengan kosentrasi 2%. Selain itu Ca-silikat juga efektif menyerap
minyak an senyawa organik nonpolar lainnya. Karena itulah Ca silikat sering dipakai dalam
campuran tepung maupun rempah rempah. Selain itu ca silikat efektif menyerap minyak dan
senyawa organik nonpolar lainnya. Karena itu dipakai dalam campuran rempah mengandung
minyak astiri
Zat pemantap
2. Jaringan sel tanaman keras terutama disebebkan adanya ikatan molekuler penyusun dinding
sel. Yaitu pektin. Proses pebngolahan, pemanasan, atau pembekuan dapat melunakan jaringan
sel tanaman tersebut sehingga produk yang diperoleh mempunyai tekstur yang lunak. Untuk
memperoleh tekstur yang keras dapat ditambahkan garam Ca. Ion kalsium akan berikatan
dengan pektin membentuk Ca pektint ata Ca pektat tidak larut .
Zat penjernih larutan
Masalah utama pebuatan bir, anggur, sari buah adalah misalnya kekeruhan , pengendapan,
oksidasi yang menyebabakan perubahan warna . protein atau pektin bereaksi dengan
polifenol membentuk koloid yang menimbulkan kekeruhan . untuk menghilangkan kekeruhan
itu dapat dipakai ezim yang menghidrolisis protein atau pektin, tetapi kadang berbentuk busa
bila kadar enzim terlalu banyak. Karena itu lebih sering dipakai bahanpenjernih dan adsorben
yang dapat menyerap polifenol dan protein
Bentonit adalah penjernih yang digunakan dalam anggur untuk mencegah pengendpan
protein. Bentonit menyerap protein karena adanya gaya tarik menarik antara muatan negatif
dari silikat yang dikandung muatan postif protein. Penambahan gelatin pada sari buah akan
membentuk kompleks gelatin tanin.
Bahan penjernih lainnya digunakan arang aktif untuk menyerap molekul besar dan molekul
kecil dalam cita rasa.
Zat pemucat
Tepung terigu yang berwarna kekuningan bersifat kurang elastik. Bila dijadikan roti akan
mengembang . bahan pemucat ini mengoksidasi gugus sulfhidril dalam gluten menjadi ikatan
disulfida, terbentuk polimer protein yang panjang, membentuk lapisan tipis yang saling
melekat , karena itu roti akan mengembang.
Dalam penggunaan bahan pemucat bersifat oksidator ini harus diperhatikan jumlahnya.
Pemakaian yang berlebihan akan mengahsilkan adonan roti yang yang pecah dan butirannya
tidak merata berawarna leabuan dan volumenya menyusut.
Asidulan, zat pengasam
Asidulan merupakan senyawa kimia yang bersifat asam ditambahkan pada proses pengolahan
makanan yang berbagai tujuan. Asidulan dapat bertindak sebgai penegas rasa dan warna atau
3. menyelubungi yang tidak disukai. Sifat asam senyawa ini mencegah mikroba yang bertindak
sebagai bahan pengawet S
Asam kadang ditambahkan buah dan sayuran sampai PH 4,5. Dengan penurunan PH maka
suu sterilasasi dibutuhkan lebih rendah.salah satu juan penambahan asam pada makanan
memberikan rasa asam. Asam yang banyak digunakan pada bahan makanan adalah asam
organik seperti asam asetat, asam laktat, asam sitrat, asam fumarat, asam malat, asam
suksinat, asam tartrat.
Pengembang adonan
Beberapa senyawa kimia akan terurai dengan menghasilkan gas dalam adonan roti . selama
pembakaran, volume gas bersama dengan udara dan uap air yang ikut terperangkap dalam
adonan akan mengembang , sehingga diperoleh roti dengan stuktur berpori-pori.
Bahan pengembang adonan sekarang dipakai menggunakan bahan kimia menghasilkan gas
CO2 . gas ini diperoleh dari garam karbonat atau garam bikarbonat. Bahan pengembang
digunakan natrium bakrbonat.
Zat pengawet
Zat pengawet terdiri dari senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam atau garamnya.
Aktivitas bahan pengawet tidak sama yang efektif terhadap bakteri, khamir, ataupun kapang.
Zat pengawet organik
Zat pengawet organik lebih banyak dari pada anorganik. Karena bahannya lebih mudah
dibuat. Bahan organik digunakan baik didalam bentuk asam maupun dalam bentuk garamnya.
Zat kimia yang sering dipakai seperti bahan pengawet ialah asam sorbat, asam propionat,
asam benzoat, asam asetat, asam epoksida.
Asam benzoat merupakan pengawet yang luas penggunaannya sering digunakan pada bahan
makanan asam, mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Karena kelarutan garamnya lebih
besar maka digunakan bentuk garam Na-benzoat. Sedangkan dalam bahan, garam benzoat
terurai bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang terdiosiasi.
Cuka adalah larutan 4% asam asetat dalam air dan sering igunakan sebagai bahan pengawet
dalam roti untuk mencegah pertumbuhan kapang.
4. Zat pengawet anorganik
Zat pengawet anorganik sering dipakai adalah sulfit, nitrat, dan nitrit. Garam nitrit umumnya
digunakan dalam proses curing daging untuk memperoleh warna yang baik mencegah
pertumbuhan mikroba. Penggunaan natrium nitrit sebagai pengawet untuk mempertahankan
warna daging atau ikan, ternyata menimbulkan efek bagi kesehatan. Nitrit dapat berikatan
dengan asam amino atau amida yang membentuk turunan nitrosamin yang bersifat toksik.