SlideShare a Scribd company logo
ZAT ADDITIF



A. Pengertian Zat Additif



Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau
penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan
pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi
yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.



Secara ilmiah, zat aditif atau zat tambahan makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan
dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Definisi yang diberikan
FAO/WHO tahun 1983 dan telah disepakati oleh 120 negara lebih luas lagi, yaitu; bahan apapun yang
biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan yang dengan sengaja atau tidak ditambahkan
pada makanan untuk tujuan teknologi (termasuk organoleptik/rasa, aroma, warna) selama proses
pembuatan, pengolahan, penyiapan, pengepakan, pengemasan maupun pengolahan.



Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat:

1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan;

2. membuat makanan tampak lebih menarik;

3. meningkatkan cita rasa makanan; dan

4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.




B. Jenis-Jenis Zat Additif



Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan
penggunaannya, yaitu: 1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecitin 2) agen
penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin, 3) agen penghalang kerak untuk mencegah
penggumpalan, 4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin, 5) agen pengawet contohnya
garam nitrat dan nitrit, 6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-Toluen)
dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol), 7) agen pengembang untuk roti dan bolu, 8) agen penyedap rasa
contoh monosodium glutamat (MSG), 9) bahan pewarna.



Selain kesembilan zat aditif diatas Denfer (2001) juga menyatakan terdapat bahan lain yang
ditambahkan dalam makanan diantaranya: 1) agen peluntur, 2) lemak hewani, 3) bahan pengasam, 4)
bahan pemisah, 5) pati termodifikasi, 6) alkohol, dan 7) gelatin .




Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;

2. zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik
susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.

Berdasarkan fungsinya, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai :



1. Zat Pewarna




Adalah bahan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan agar menarik.



a. Zat Pewarna Alami



Contoh :



Daun pandan dan suji pemberi warna hijau
Kunyit pemberi warna kuning



Coklat pemberi warna coklat



Wortel pemberi warna kuning merah



Karamel pemberi warna hitam coklat



b. Zat Pewarna Buatan



Contoh:



Eritrosin pemberi warna merah



Warna kuning : tartrazin, sunset yellow



Warna merah : allura, eritrosin, amaranth, carmoisine



Warna biru : biru berlian



Warna oranye :sunsetyellow FCF



Hijau FCF



Misal: untuk pemberi warna es krim, buah pir kalengan, jem, jelly, saus apel dan udang kalengan.
Kuning FCF pemberi warna kuning



Misal: untuk es krim, yoghurt, jem, jelly.



Hasil penelitian FAO/WHO tidak menetapkan ambang batas pemakaian zat warna tetapi ambang batas
konsumsi perhari yang diperkenankan yang dikenal dengan singkatan ADI (Acceptable Daily
Intake).Penetapan itu dilakukan setelah terjadi kasus keracunan zat pewarna pada kembang gula dan
“popcorn” dengan dosis yang terlalu tinggi.Akibat keracunan itu, anak menderita diare.



2. Zat Pemutih




Selain zat pewarna makanan kita mengenal zat pemutih makanan. Misalnya: oksidaklor, hydrogen
peroksida, benzoil peroksida, dll. Zat pemutih ini baik untuk memperbaiki warna bahan makanan tanpa
merusak komposisi bahan makanan. Contoh: tepung yang masih baru biasanya berwarna kuning
kecoklat-coklatan atau kuning keabu-abuan. Zat-zat pemutih tersebut dapat digunakan untuk
memutihkan tepung tadi. Hidrogen peroksida biasa digunakan untuk memutihkan warna susu yang
digunakan untuk membuat keju.



Ada zat pemutih yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemutih warna zat makanan juga sebagai
pereaksi untuk menjadikan bahan makanan itu larut dalam air. Misalnya: natrium hipoklorit digunakan
agar pati yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air.



3. Zat Penyedap Rasa dan Pemberi Aroma
Ini sering disebut sebagai zat cita rasa makanan. Misalnya, bumbu-bumbuan yang berasal dari alam,
contoh: pala, merica laos, dll.



a. Zat Penyedap Rasa



Zat penyedap rasa makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium glutamat) atau
sering disebut Vetsin dan asam cuka.MSG dibuat dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri
Micrococcus glutamicus.



Zat penyedap rasa jika penggunaannya berlebihan maka menimbulkan penyakit. Contoh penggunaan
MSG di restoran Cina dan Jepang, jika penggunaan MSG berlebihan maka menimbulkan penyakit yang
dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina (Chinese Restaurant Syndrome) dengan gejalanya pusing,
lelah atau sesak napas.



Contoh penyedap rasa lainnya: natrium/kalium guanilat dan natrium/kalium inosinat.



b. Zat Pemberi Aroma



Zat pemberi aroma banyak digunakan dari golongan ester dengan rasa atau aroma buah.Kebanyakan zat
pemberi aroma digunakan dalam minuman.



Contoh :



1. Benzaldehida untuk pemberi aroma buah lobi-lobi



2. Etil butirat untuk pemberi aroma buah nanas



3. Amil asetat untuk pemberi aroma buah pisang
4. Amil valerat untuk pemberi aroma buah apel



5. Isoamil asetat untuk pemberi aroma buah pisang ambon



6. Isobutil propionat untuk pemberi aroma buah rum



7. Oktil asetat untuk pemberi aroma buah jeruk



8. Metil salisilat untuk pemberi aroma minyak gandapura (wintergreen).



9. Propil asetat untuk pemberi aroma buah pir.



4. Zat Pemanis




sakarin



Pemanis buatan adalah zat aditif yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, tetapi bahan ini
tidak mempunyai nilai gizi. Zat manis tidak berkalori dan tidak ikut dalam proses metabolisme tubuh.
Oleh Karena itu, bahan ini digunakan sebagai bahan pengganti gula pada penderita kencing manis.



Gula baik yang terbuat dari tebu maupun dari enau atau kelapa diuraikan oleh zat dalam tubuh manusia
menjadi glukosa.Glukosa ini dioksidasi oleh oksigen menjadi gas CO2 dan H2O disertai dengan kalor atau
tenaga.
Zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori ini misalnya:



a. Sakarin



Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 500 kali lebih manis dari gula. Natrium Siklamat



Natrium siklamat mempunyai tingkat kemanisan 50 kali lebih manis dari gula. Zat pemanis jenis ini
dicurigai sebagai penyebab kanker Karena hasil metabolisme siklamat merupakan senyawa yang bersifat
karsinogen.Adapun hasil penelitian pada tikus menunjukkan ada kemungkinan besar bahwa
pembuangan senyawa ini melalui urine dapat merangsang tumbuhnya tumor dalam kemih. Sorbitol



Sorbitol merupakan suatu senyawa polihidroksi yang mengandung kalori sama dengan gula. Zat pemanis
jenis ini digunakan sebagai pemanis permen.Sorbitol tidak terurai dalam mulut sehingga tidak merusak
gigi.Namun, pemakaian yang berlebihan dapat menimbulkan diare.



b. Dulsin



Dulsin adalah zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 250 kali lebih manis dari gula. Pemanis
ini dilarang penggunaannya oleh Depkes RI. Aspartan merupakan zat pemanis yang mempunyai tingkat
kemanisan 200 kali lebih manis dari gula. Zat pemanis biasanya digunakan pada pembuatan permen,
minuman ringan, es krim, dll.




5. Zat Pengawet




asam benzoat
Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau
penguraian makanan oleh mikroorganisme, pengawet alami dapat dilakukan dengan cara memasukan
bahan makanan ke dalam garam atau diasinkan



Zat pengawet yang sering digunakan adalah zat pengawet yang mudah dibuat misalnya natrium
benzoat, natrium nitrat, asam propionat, dan kalium sorbat.Natrium benzoat digunakan untuk bahan
makanan yang mudah basi, benzoat efektif.



Zat pengawet makanan yang dilarang Departemen Kesehatan adalah formalin, boraks dan asam salisilat



Etilen oksida dan etil format adalah bahan fumigasi yang digunakan untuk menghilangkan hama dari
bumbu-bumbuan, kacang-kacangan, dan buah-buahan kering.



Terlalu banyak makan-makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh
terhadap serangan berbagai penyakit.



6. Zat Pengatur keasaman




asam sitrat



Zat pengatur keasaman berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat
keasaman, contoh asam asetat, asam klorida, asam sitrat, dan natrium karbonat.



Pemakaian zat-zat aditif pada makanan yang diperbolehkan mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:



a. Mempertahankan kualitas gizi makanan
b. Mempertinggi mutu atau stabilitas dengan mengurangi kerusakan makanan



c. Menambah makanan lebih menarik



d. Diperlukan dalam proses pengolahan bahan makanan



Zat aditif dapat bersifat racun dan merugikan kesehatan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan
aturan. Kesalahan yang dapat merugikan berasal dari:



a. Zat aditif yang digunakan tidak tepat sesuai fungsinya



b. Pemakaian zat aditif yang over dosis, dan



c. Pemakaian insektisida di rumah dapat mencemari makanan



7. Sekuestran



Sekuestran adalah bahan aditif dalam makanan yang dapat mengikat ion-ion logam yang ada dalam
makanan dan membentuk senyawa kompleks. Dengan terikatnya ion-ion tersebut dapat dihambat
terjadinya proses oksidasi yang dapat menimbulkan perubahan warna dan aroma. Bahan aditif yang
berfungsi sebagai sekuantran ialah asam sitrat, asam fosfat dan garamnya, serta kalsium diantrium EDTA
(Ethylene Diamine Tetra Atetic Acid).



8. Anti Oksidan



Minyak dan lemak akan dapat menjadi tengik bila di simpan lama. Ketengikan minyak disebabkan karena
oksidasi dari udara.Untuk mencegah ketengikan minyak biasanya digunakan anti oksidan.Contoh anti
oksidan adalah asam askorbat (bentuk garam kalium, natrium, dan kalsium) yang digunakan pada daging
olahan, kaldu dan buah dalam keemasan kaleng.Butil Hidroksil Anisol (BHA) digunakan untuk lemak dan
minyak.Butil Hodroksil Toluene (BHT) digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.



9. Penambah Gizi dan Vitamin



Zat ini adalah bahan aditif dalam makanan yang berupa asam amino, mineral ataupun vitamin.
Fungsinya untuk memperbaiki gizi makanan contohnya asam askobat, feri fosfat penyakit tertentu serta
pertumbuhan misalnya iodium dan mineral (Ca2+, Mg2+, dan F)



C. Zat Additif dan Dampaknya



 World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa
ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori
yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-
organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu
keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang
dapat menurunkan kekebalan tubuh.



Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.




 Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh
konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan
pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti
PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng
disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu
memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan
karsinogenik (Kompas, 2003).
Zat aditif ini sama sekali tidak mengandung nilai gizi kepada yang mengkonsumsinya. Dalam jumlah yang
tidak terlalu berlebihan zat aditif ini tidak berbahaya, akan tetapi jikalau telah melebihi dari standar yang
normal maka sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Misalnya dalam jangka panjang akan
menyebabkan kanker, gangguan fungsi ginjal, hati, menurunnya fungsi otak yang berakibat makin
melemahnya daya ingat seseorang, dan efek-efek negatif lain yang dapat mengganggu kesehatan.

Zat aditif

Contoh

Keterangan



Pewarna

Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange)

Pewarna alami



Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll

Pewarna sintesis



Pengawet

Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin

Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit



Penyedap

Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar

Penyedap alami



Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll

Penyedap sintesis
Antioksidan

Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol

Mencegah Ketengikan



Pemutih

Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit

-



Pemanis bukan gula

Sakarin, Dulsin, Siklamat

Baik dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen



Pengatur keasaman

Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat

Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan



Anti Gumpal

Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida

Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk




D. Manfaat Zat Additif



Zat Additif berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma, dan mempermudah
proses pembuatan makanan ataupun minuman, sebagai bahan yang dapat memperpanjang masa
simpan produk serta untuk memperoleh mutu sensoris (citarasa,warna,dan tekstur), mencegah
pengerasan, memperbaiki tekstur, membantu mempermudah dan memperlancar proses produksi serta
pengolahannya dalam industri. Penggunaan zat aditif pada makanan tidak boleh dilakukan jika bertujuan
untuk menipu konsumen atau untuk menutupi/menyembunyikan kerusakan dari makanan.




E. Keuntungan dan Kerugian Zat Additif



Keuntungan penggunaan zat aditif ini antara lain:

Praktis karena tersedia dalam kemasan,lebih murah, lebih mudah disimpan dan mudah diperoleh.

Dengan adanya pengawet, makanan dan minuman menjadi lebih tahan lama.

Makanan atau minuman dengan warna yang bermacam-macam dan aroma yang sedap sangat menarik
atau merangsang nafsu makan.

Penggunaan pemanis bukan gula sangat menguntungkan/dibutuhkan penderita diabetes, juga bagi yang
diet.



Selain keuntungan-keuntungan tersebut, zat aditif juga memiliki beberapa kerugian, antara lain:

Mengurangi daya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit.

Di pasaran masih banyak terdapat pewarna untuk tekstil yang digunakan sebagai pewarna makana,
misalnya: auramin, magenta, rhodanin B. Pewarna ini sangat berbahaya karena akan terakumulasi
dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, kandung kemih, dan kanker. Sedangkan pada
anak usia balita, kelebihan pewarna makanan (yang diizinkan DepKes) dapat menyebabkan diare
(umumnya terdapat dalam gula-gula).

Pemanis bukan gula dapat menyebabkan iritasi /radang tenggorokan.Garam siklamat yang bersifat
karsinogen dapat menyebabkan kanker.

Penggunaan MSG (Mono Sodium Glutamat) yang berlebihan dapat menimbulkan gejala Chinese
Restaurant syndrome, yaitu gejala adanya rasa haus, letih atau sakit kepala.

Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan,
di antaranya:

a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;

b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan

d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.



Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif



Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan dengan
beberapa cara antara lain :



1. Secara Internal



Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta
mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah
Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan
asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada
mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.



Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan
penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah



2. Secara Eksternal



Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada
bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat
aditif yang ditambahkan



Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang
berlaku.Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan
memanfaatkan sumber makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta
masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada
konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.

More Related Content

What's hot

Bahan aditif makanan
Bahan aditif makananBahan aditif makanan
Bahan aditif makanan
Besty Maranatha
 
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk teksturBahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
NitaFauzia
 
Zat Aditif pada Makanan
Zat Aditif pada MakananZat Aditif pada Makanan
Zat Aditif pada Makanan
SMA BRUDERAN PURWOREJO
 
Makalah zat aditif
Makalah zat aditifMakalah zat aditif
Makalah zat aditif
Nursa'id Fitria
 
Bahan kimia dalam_makanan
Bahan kimia dalam_makananBahan kimia dalam_makanan
Bahan kimia dalam_makanan
Amaluddin Amaluddin
 
Zat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMPZat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMPLili Andajani
 
Ulangan harian zat aditif
Ulangan harian zat aditifUlangan harian zat aditif
Ulangan harian zat aditif
l4l4k
 
Zat aditif
Zat aditifZat aditif
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Ernalia Rosita
 
Bahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makananBahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makanan
Andre Vano
 
Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1
ridonefauzi19
 
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangiBahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Zolla Verbianti
 
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Agnescia Sera
 
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makananJujul Fatur Felisha
 
bahan tambahan pangan
bahan tambahan pangan bahan tambahan pangan
bahan tambahan pangan
Chya AmhyZyu
 
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropikaPpt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropikaRai Dahliati Zhucuthe
 
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifZat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Dianaksm11
 
Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP
Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP
Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP
LarasatiAN
 

What's hot (20)

Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
Bahan aditif makanan
Bahan aditif makananBahan aditif makanan
Bahan aditif makanan
 
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk teksturBahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
 
Zat Aditif pada Makanan
Zat Aditif pada MakananZat Aditif pada Makanan
Zat Aditif pada Makanan
 
Makalah zat aditif
Makalah zat aditifMakalah zat aditif
Makalah zat aditif
 
Bahan kimia dalam_makanan
Bahan kimia dalam_makananBahan kimia dalam_makanan
Bahan kimia dalam_makanan
 
Zat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMPZat aditif untuk kelas 8 SMP
Zat aditif untuk kelas 8 SMP
 
Ulangan harian zat aditif
Ulangan harian zat aditifUlangan harian zat aditif
Ulangan harian zat aditif
 
Zat aditif
Zat aditifZat aditif
Zat aditif
 
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
 
Bahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makananBahaya zat aditif dalam makanan
Bahaya zat aditif dalam makanan
 
Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1Aditif pada-makanan1
Aditif pada-makanan1
 
Makalah uuk
Makalah uukMakalah uuk
Makalah uuk
 
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangiBahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
Bahan tambahan makanan penyedap dan pewangi
 
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)Bahan Tambahan Makanan (BTM)
Bahan Tambahan Makanan (BTM)
 
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
 
bahan tambahan pangan
bahan tambahan pangan bahan tambahan pangan
bahan tambahan pangan
 
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropikaPpt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
Ppt zat aditif dan zat adiktif psikotropika
 
Zat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat AdiktifZat Aditif dan Zat Adiktif
Zat Aditif dan Zat Adiktif
 
Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP
Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP
Kimia "Zat Aditif dan Adiktf" untuk kelas 8 SMP
 

Similar to Addiktif

ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
danangpamungkas11
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
HilmanAnbari2
 
Bahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdfBahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdf
Muhammaddarmawan54
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
FARIKHAHTIN
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
azizainul
 
6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt
NingCah
 
Zat Aditif.ppt
Zat Aditif.pptZat Aditif.ppt
Zat Aditif.ppt
ViktorPhysics
 
Zat Aditif - Biologi Kelas 11 SMA
Zat Aditif - Biologi Kelas 11 SMAZat Aditif - Biologi Kelas 11 SMA
Zat Aditif - Biologi Kelas 11 SMA
Putri Maharani
 
PPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptx
PPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptxPPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptx
PPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptx
DiahPLestari
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
Hani Ani
 
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan PanganKimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Ratnawati Sigamma
 
Presentase klp 6
Presentase klp 6Presentase klp 6
Presentase klp 6
Ayy Ayy
 
ZAT ADITIF.pdf
ZAT ADITIF.pdfZAT ADITIF.pdf
ZAT ADITIF.pdf
adenurosita
 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
Syartiwidya Syariful
 
Zat_aditif_dan_adiktif_1.ppt
Zat_aditif_dan_adiktif_1.pptZat_aditif_dan_adiktif_1.ppt
Zat_aditif_dan_adiktif_1.ppt
LaleRusmalaDewi
 
Bahan kimia dalam makanan
Bahan kimia dalam makananBahan kimia dalam makanan
Bahan kimia dalam makanan
salmafirda
 
PPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptx
PPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptxPPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptx
PPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptx
WenSyah
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
Dona Dika
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
Dona Dika
 
MEDIA PEMBELAJARAN (1).pptx
MEDIA PEMBELAJARAN (1).pptxMEDIA PEMBELAJARAN (1).pptx
MEDIA PEMBELAJARAN (1).pptx
kamilahkurnia
 

Similar to Addiktif (20)

ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
Bahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdfBahan tambahan pangan.pdf
Bahan tambahan pangan.pdf
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
 
zat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.pptzat-aditiftampil.ppt
zat-aditiftampil.ppt
 
6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt6. zat-aditif.ppt
6. zat-aditif.ppt
 
Zat Aditif.ppt
Zat Aditif.pptZat Aditif.ppt
Zat Aditif.ppt
 
Zat Aditif - Biologi Kelas 11 SMA
Zat Aditif - Biologi Kelas 11 SMAZat Aditif - Biologi Kelas 11 SMA
Zat Aditif - Biologi Kelas 11 SMA
 
PPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptx
PPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptxPPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptx
PPT ZAT ADITIF DAN ADIKTIF KELAS EKSPERIMEN.pptx
 
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWETMAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
MAKALAH TEKNOLOGI PANGAN PEMANIS DAN PENGAWET
 
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan PanganKimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
Kimia Pangan - Bahan Tambahan Pangan
 
Presentase klp 6
Presentase klp 6Presentase klp 6
Presentase klp 6
 
ZAT ADITIF.pdf
ZAT ADITIF.pdfZAT ADITIF.pdf
ZAT ADITIF.pdf
 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
 
Zat_aditif_dan_adiktif_1.ppt
Zat_aditif_dan_adiktif_1.pptZat_aditif_dan_adiktif_1.ppt
Zat_aditif_dan_adiktif_1.ppt
 
Bahan kimia dalam makanan
Bahan kimia dalam makananBahan kimia dalam makanan
Bahan kimia dalam makanan
 
PPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptx
PPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptxPPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptx
PPT ZAT Adiktif Pada Makanan.pptx
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
 
Bahan tambahan pangan
Bahan tambahan panganBahan tambahan pangan
Bahan tambahan pangan
 
MEDIA PEMBELAJARAN (1).pptx
MEDIA PEMBELAJARAN (1).pptxMEDIA PEMBELAJARAN (1).pptx
MEDIA PEMBELAJARAN (1).pptx
 

Addiktif

  • 1. ZAT ADDITIF A. Pengertian Zat Additif Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Secara ilmiah, zat aditif atau zat tambahan makanan di definisikan sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Definisi yang diberikan FAO/WHO tahun 1983 dan telah disepakati oleh 120 negara lebih luas lagi, yaitu; bahan apapun yang biasanya tidak dimakan sendiri sebagai suatu makanan yang dengan sengaja atau tidak ditambahkan pada makanan untuk tujuan teknologi (termasuk organoleptik/rasa, aroma, warna) selama proses pembuatan, pengolahan, penyiapan, pengepakan, pengemasan maupun pengolahan. Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat: 1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan; 2. membuat makanan tampak lebih menarik; 3. meningkatkan cita rasa makanan; dan 4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk. B. Jenis-Jenis Zat Additif Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecitin 2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin, 3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan, 4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin, 5) agen pengawet contohnya
  • 2. garam nitrat dan nitrit, 6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-Toluen) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol), 7) agen pengembang untuk roti dan bolu, 8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG), 9) bahan pewarna. Selain kesembilan zat aditif diatas Denfer (2001) juga menyatakan terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam makanan diantaranya: 1) agen peluntur, 2) lemak hewani, 3) bahan pengasam, 4) bahan pemisah, 5) pati termodifikasi, 6) alkohol, dan 7) gelatin . Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu: 1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat; 2. zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat. Berdasarkan fungsinya, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai : 1. Zat Pewarna Adalah bahan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan agar menarik. a. Zat Pewarna Alami Contoh : Daun pandan dan suji pemberi warna hijau
  • 3. Kunyit pemberi warna kuning Coklat pemberi warna coklat Wortel pemberi warna kuning merah Karamel pemberi warna hitam coklat b. Zat Pewarna Buatan Contoh: Eritrosin pemberi warna merah Warna kuning : tartrazin, sunset yellow Warna merah : allura, eritrosin, amaranth, carmoisine Warna biru : biru berlian Warna oranye :sunsetyellow FCF Hijau FCF Misal: untuk pemberi warna es krim, buah pir kalengan, jem, jelly, saus apel dan udang kalengan.
  • 4. Kuning FCF pemberi warna kuning Misal: untuk es krim, yoghurt, jem, jelly. Hasil penelitian FAO/WHO tidak menetapkan ambang batas pemakaian zat warna tetapi ambang batas konsumsi perhari yang diperkenankan yang dikenal dengan singkatan ADI (Acceptable Daily Intake).Penetapan itu dilakukan setelah terjadi kasus keracunan zat pewarna pada kembang gula dan “popcorn” dengan dosis yang terlalu tinggi.Akibat keracunan itu, anak menderita diare. 2. Zat Pemutih Selain zat pewarna makanan kita mengenal zat pemutih makanan. Misalnya: oksidaklor, hydrogen peroksida, benzoil peroksida, dll. Zat pemutih ini baik untuk memperbaiki warna bahan makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan. Contoh: tepung yang masih baru biasanya berwarna kuning kecoklat-coklatan atau kuning keabu-abuan. Zat-zat pemutih tersebut dapat digunakan untuk memutihkan tepung tadi. Hidrogen peroksida biasa digunakan untuk memutihkan warna susu yang digunakan untuk membuat keju. Ada zat pemutih yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pemutih warna zat makanan juga sebagai pereaksi untuk menjadikan bahan makanan itu larut dalam air. Misalnya: natrium hipoklorit digunakan agar pati yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air. 3. Zat Penyedap Rasa dan Pemberi Aroma
  • 5. Ini sering disebut sebagai zat cita rasa makanan. Misalnya, bumbu-bumbuan yang berasal dari alam, contoh: pala, merica laos, dll. a. Zat Penyedap Rasa Zat penyedap rasa makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium glutamat) atau sering disebut Vetsin dan asam cuka.MSG dibuat dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus. Zat penyedap rasa jika penggunaannya berlebihan maka menimbulkan penyakit. Contoh penggunaan MSG di restoran Cina dan Jepang, jika penggunaan MSG berlebihan maka menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina (Chinese Restaurant Syndrome) dengan gejalanya pusing, lelah atau sesak napas. Contoh penyedap rasa lainnya: natrium/kalium guanilat dan natrium/kalium inosinat. b. Zat Pemberi Aroma Zat pemberi aroma banyak digunakan dari golongan ester dengan rasa atau aroma buah.Kebanyakan zat pemberi aroma digunakan dalam minuman. Contoh : 1. Benzaldehida untuk pemberi aroma buah lobi-lobi 2. Etil butirat untuk pemberi aroma buah nanas 3. Amil asetat untuk pemberi aroma buah pisang
  • 6. 4. Amil valerat untuk pemberi aroma buah apel 5. Isoamil asetat untuk pemberi aroma buah pisang ambon 6. Isobutil propionat untuk pemberi aroma buah rum 7. Oktil asetat untuk pemberi aroma buah jeruk 8. Metil salisilat untuk pemberi aroma minyak gandapura (wintergreen). 9. Propil asetat untuk pemberi aroma buah pir. 4. Zat Pemanis sakarin Pemanis buatan adalah zat aditif yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, tetapi bahan ini tidak mempunyai nilai gizi. Zat manis tidak berkalori dan tidak ikut dalam proses metabolisme tubuh. Oleh Karena itu, bahan ini digunakan sebagai bahan pengganti gula pada penderita kencing manis. Gula baik yang terbuat dari tebu maupun dari enau atau kelapa diuraikan oleh zat dalam tubuh manusia menjadi glukosa.Glukosa ini dioksidasi oleh oksigen menjadi gas CO2 dan H2O disertai dengan kalor atau tenaga.
  • 7. Zat pemanis yang tidak menghasilkan kalori ini misalnya: a. Sakarin Sakarin mempunyai tingkat kemanisan 500 kali lebih manis dari gula. Natrium Siklamat Natrium siklamat mempunyai tingkat kemanisan 50 kali lebih manis dari gula. Zat pemanis jenis ini dicurigai sebagai penyebab kanker Karena hasil metabolisme siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen.Adapun hasil penelitian pada tikus menunjukkan ada kemungkinan besar bahwa pembuangan senyawa ini melalui urine dapat merangsang tumbuhnya tumor dalam kemih. Sorbitol Sorbitol merupakan suatu senyawa polihidroksi yang mengandung kalori sama dengan gula. Zat pemanis jenis ini digunakan sebagai pemanis permen.Sorbitol tidak terurai dalam mulut sehingga tidak merusak gigi.Namun, pemakaian yang berlebihan dapat menimbulkan diare. b. Dulsin Dulsin adalah zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 250 kali lebih manis dari gula. Pemanis ini dilarang penggunaannya oleh Depkes RI. Aspartan merupakan zat pemanis yang mempunyai tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari gula. Zat pemanis biasanya digunakan pada pembuatan permen, minuman ringan, es krim, dll. 5. Zat Pengawet asam benzoat
  • 8. Zat pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau penguraian makanan oleh mikroorganisme, pengawet alami dapat dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam garam atau diasinkan Zat pengawet yang sering digunakan adalah zat pengawet yang mudah dibuat misalnya natrium benzoat, natrium nitrat, asam propionat, dan kalium sorbat.Natrium benzoat digunakan untuk bahan makanan yang mudah basi, benzoat efektif. Zat pengawet makanan yang dilarang Departemen Kesehatan adalah formalin, boraks dan asam salisilat Etilen oksida dan etil format adalah bahan fumigasi yang digunakan untuk menghilangkan hama dari bumbu-bumbuan, kacang-kacangan, dan buah-buahan kering. Terlalu banyak makan-makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit. 6. Zat Pengatur keasaman asam sitrat Zat pengatur keasaman berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman, contoh asam asetat, asam klorida, asam sitrat, dan natrium karbonat. Pemakaian zat-zat aditif pada makanan yang diperbolehkan mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: a. Mempertahankan kualitas gizi makanan
  • 9. b. Mempertinggi mutu atau stabilitas dengan mengurangi kerusakan makanan c. Menambah makanan lebih menarik d. Diperlukan dalam proses pengolahan bahan makanan Zat aditif dapat bersifat racun dan merugikan kesehatan apabila penggunaannya tidak sesuai dengan aturan. Kesalahan yang dapat merugikan berasal dari: a. Zat aditif yang digunakan tidak tepat sesuai fungsinya b. Pemakaian zat aditif yang over dosis, dan c. Pemakaian insektisida di rumah dapat mencemari makanan 7. Sekuestran Sekuestran adalah bahan aditif dalam makanan yang dapat mengikat ion-ion logam yang ada dalam makanan dan membentuk senyawa kompleks. Dengan terikatnya ion-ion tersebut dapat dihambat terjadinya proses oksidasi yang dapat menimbulkan perubahan warna dan aroma. Bahan aditif yang berfungsi sebagai sekuantran ialah asam sitrat, asam fosfat dan garamnya, serta kalsium diantrium EDTA (Ethylene Diamine Tetra Atetic Acid). 8. Anti Oksidan Minyak dan lemak akan dapat menjadi tengik bila di simpan lama. Ketengikan minyak disebabkan karena oksidasi dari udara.Untuk mencegah ketengikan minyak biasanya digunakan anti oksidan.Contoh anti
  • 10. oksidan adalah asam askorbat (bentuk garam kalium, natrium, dan kalsium) yang digunakan pada daging olahan, kaldu dan buah dalam keemasan kaleng.Butil Hidroksil Anisol (BHA) digunakan untuk lemak dan minyak.Butil Hodroksil Toluene (BHT) digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega. 9. Penambah Gizi dan Vitamin Zat ini adalah bahan aditif dalam makanan yang berupa asam amino, mineral ataupun vitamin. Fungsinya untuk memperbaiki gizi makanan contohnya asam askobat, feri fosfat penyakit tertentu serta pertumbuhan misalnya iodium dan mineral (Ca2+, Mg2+, dan F) C. Zat Additif dan Dampaknya World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ- organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).
  • 11. Zat aditif ini sama sekali tidak mengandung nilai gizi kepada yang mengkonsumsinya. Dalam jumlah yang tidak terlalu berlebihan zat aditif ini tidak berbahaya, akan tetapi jikalau telah melebihi dari standar yang normal maka sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Misalnya dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker, gangguan fungsi ginjal, hati, menurunnya fungsi otak yang berakibat makin melemahnya daya ingat seseorang, dan efek-efek negatif lain yang dapat mengganggu kesehatan. Zat aditif Contoh Keterangan Pewarna Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel (orange) Pewarna alami Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine (Merah), Brilliant Blue FCF (biru), Tartrazine (kuning), dll Pewarna sintesis Pengawet Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Sitrat, Asam Sorbat, Formalin Terlalu banyak mengkonsumsi zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit Penyedap Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar Penyedap alami Mono-natrium glutamat/vetsin (ajinomoto/sasa), asam cuka, benzaldehida, amil asetat, dll Penyedap sintesis
  • 12. Antioksidan Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluena (BHT), tokoferol Mencegah Ketengikan Pemutih Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil peroksida, natrium hipoklorit - Pemanis bukan gula Sakarin, Dulsin, Siklamat Baik dikonsumsi penderita diabetes, Khusus siklamat bersifat karsinogen Pengatur keasaman Aluminium amonium/kalium/natrium sulfat, asam laktat Menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan Anti Gumpal Aluminium silikat, kalsium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida Ditambahkan ke dalam pangan dalam bentuk bubuk D. Manfaat Zat Additif Zat Additif berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma, dan mempermudah proses pembuatan makanan ataupun minuman, sebagai bahan yang dapat memperpanjang masa simpan produk serta untuk memperoleh mutu sensoris (citarasa,warna,dan tekstur), mencegah pengerasan, memperbaiki tekstur, membantu mempermudah dan memperlancar proses produksi serta
  • 13. pengolahannya dalam industri. Penggunaan zat aditif pada makanan tidak boleh dilakukan jika bertujuan untuk menipu konsumen atau untuk menutupi/menyembunyikan kerusakan dari makanan. E. Keuntungan dan Kerugian Zat Additif Keuntungan penggunaan zat aditif ini antara lain: Praktis karena tersedia dalam kemasan,lebih murah, lebih mudah disimpan dan mudah diperoleh. Dengan adanya pengawet, makanan dan minuman menjadi lebih tahan lama. Makanan atau minuman dengan warna yang bermacam-macam dan aroma yang sedap sangat menarik atau merangsang nafsu makan. Penggunaan pemanis bukan gula sangat menguntungkan/dibutuhkan penderita diabetes, juga bagi yang diet. Selain keuntungan-keuntungan tersebut, zat aditif juga memiliki beberapa kerugian, antara lain: Mengurangi daya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit. Di pasaran masih banyak terdapat pewarna untuk tekstil yang digunakan sebagai pewarna makana, misalnya: auramin, magenta, rhodanin B. Pewarna ini sangat berbahaya karena akan terakumulasi dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan pada ginjal, kandung kemih, dan kanker. Sedangkan pada anak usia balita, kelebihan pewarna makanan (yang diizinkan DepKes) dapat menyebabkan diare (umumnya terdapat dalam gula-gula). Pemanis bukan gula dapat menyebabkan iritasi /radang tenggorokan.Garam siklamat yang bersifat karsinogen dapat menyebabkan kanker. Penggunaan MSG (Mono Sodium Glutamat) yang berlebihan dapat menimbulkan gejala Chinese Restaurant syndrome, yaitu gejala adanya rasa haus, letih atau sakit kepala. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya: a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit; b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
  • 14. c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram. Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain : 1. Secara Internal Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan. Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah 2. Secara Eksternal Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku.Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.
  • 15. Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.