1. Dokumen tersebut membahas tentang manfaat ekonomi dan lingkungan dari tanaman ramah gambut dan teknologi rewetting untuk masyarakat dan lingkungan.
2. Beberapa teknik rewetting yang dijelaskan adalah membangun bendungan di saluran untuk menaikkan muka air tanah, membangun saluran buntu, serta manfaatkan areal tersebut untuk budidaya paludikultur dan perikanan.
3. Rewetting gambut dapat mencegah
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPanji Kharisma Jaya
1. Dokumen membahas upaya restorasi ekosistem gambut yang rusak akibat kebakaran, meliputi rehabilitasi vegetasi, revitalisasi sosial, dan pemulihan ekosistem gambut secara keseluruhan.
2. Pengembangan tanaman ramah gambut dilakukan dengan memperkenalkan jenis-jenis lokal dan adaptif beserta teknik budidaya, serta membangun pasar untuk komoditas berkarbon rendah.
3. Agroforestri dipraktikkan di lahan gambut
Diskusi ini membahas restorasi gambut berbasis teknologi dan tanaman lokal. Metode restorasi efektif melibatkan masyarakat setempat dan memberdayakan mereka secara ekonomi. Contoh proyek restorasi berhasil di Tanjung Leban menggunakan spesies lokal sejak 2010 dan memberikan hasil yang baik. Jenis-jenis tanaman lain seperti sagu dan jenis pohon rawa juga potensial untuk direstorasi.
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial pada tahun 2010 untuk melindungi ekosistemnya. Namun, pengelolaannya masih menghadapi tantangan seperti perbedaan pemahaman antar pihak dan keaktifan anggota pengelola yang perlu ditingkatkan. Upaya yang dilakukan antara lain penyusunan rencana pengelolaan, pembentukan forum pengelola, dan pelatihan untuk masyarakat.
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan hutan di Provinsi Papua, mencakup fungsi hutan, komoditas unggulan kehutanan menurut wilayah adat, dan pembentukan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan penunjang tertentu seperti Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi dan Lindung.
Restore mangrove with the local community: Building with Nature Program in De...CIFOR-ICRAF
Presented by Eko Budi Priyanto, Coordinator of Community Development at Wetlands International Indonesia, at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
In this session, the speaker shares the experience from the Building with Nature Program in Demak Regency, Central Java Province.. Speaker shares how the BioRights scheme as one of the strategies for the Building with Nature Program, plays an important role by involving the local community to restore the mangrove ecosystem in Demak Regency. BioRights scheme is the conditional loan to link environmental conservation/rehabilitation activities with community economic improvement.
1. Hutan mangrove di Batu Ampar memiliki luas yang besar namun saat ini terancam rusak karena adanya perbedaan persepsi dan praktik pengelolaan antara berbagai pihak terkait.
2. Diperlukan pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan hutan mangrove di Batu Ampar dengan melibatkan masyarakat sebagai aktor utama melalui community-based forest management (CBFM).
3. Penerapan CBFM diharapkan dapat mengatasi kesenjang
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tantangan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia, termasuk kebijakan terkait lahan gambut, kompleksitas kegiatan di lahan gambut, penggunaan api yang menyebabkan kebakaran berulang, serta berbagai masalah teknis dalam melakukan restorasi gambut seperti lokasi yang melintasi batas administratif dan konsesi.
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas kebijakan perubahan iklim sektor kelautan Indonesia. Secara garis besar mencakup empat poin utama yaitu (1) adaptasi sektor kelautan, (2) mitigasi sektor kelautan, (3) tantangan dan upaya yang telah dilakukan, serta (4) mandat Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam isu perubahan iklim sektor kelautan.
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPanji Kharisma Jaya
1. Dokumen membahas upaya restorasi ekosistem gambut yang rusak akibat kebakaran, meliputi rehabilitasi vegetasi, revitalisasi sosial, dan pemulihan ekosistem gambut secara keseluruhan.
2. Pengembangan tanaman ramah gambut dilakukan dengan memperkenalkan jenis-jenis lokal dan adaptif beserta teknik budidaya, serta membangun pasar untuk komoditas berkarbon rendah.
3. Agroforestri dipraktikkan di lahan gambut
Diskusi ini membahas restorasi gambut berbasis teknologi dan tanaman lokal. Metode restorasi efektif melibatkan masyarakat setempat dan memberdayakan mereka secara ekonomi. Contoh proyek restorasi berhasil di Tanjung Leban menggunakan spesies lokal sejak 2010 dan memberikan hasil yang baik. Jenis-jenis tanaman lain seperti sagu dan jenis pohon rawa juga potensial untuk direstorasi.
Mangrove management as an essential ecosystem area: A case study from Teluk P...CIFOR-ICRAF
Mangrove di Teluk Pangpang, Banyuwangi ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial pada tahun 2010 untuk melindungi ekosistemnya. Namun, pengelolaannya masih menghadapi tantangan seperti perbedaan pemahaman antar pihak dan keaktifan anggota pengelola yang perlu ditingkatkan. Upaya yang dilakukan antara lain penyusunan rencana pengelolaan, pembentukan forum pengelola, dan pelatihan untuk masyarakat.
Membangun Ketahanan Ekonomi Regional dan Masyarakat Adat Melalui Hasil Hutan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan hutan di Provinsi Papua, mencakup fungsi hutan, komoditas unggulan kehutanan menurut wilayah adat, dan pembentukan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional dan penunjang tertentu seperti Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi dan Lindung.
Restore mangrove with the local community: Building with Nature Program in De...CIFOR-ICRAF
Presented by Eko Budi Priyanto, Coordinator of Community Development at Wetlands International Indonesia, at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
In this session, the speaker shares the experience from the Building with Nature Program in Demak Regency, Central Java Province.. Speaker shares how the BioRights scheme as one of the strategies for the Building with Nature Program, plays an important role by involving the local community to restore the mangrove ecosystem in Demak Regency. BioRights scheme is the conditional loan to link environmental conservation/rehabilitation activities with community economic improvement.
1. Hutan mangrove di Batu Ampar memiliki luas yang besar namun saat ini terancam rusak karena adanya perbedaan persepsi dan praktik pengelolaan antara berbagai pihak terkait.
2. Diperlukan pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan hutan mangrove di Batu Ampar dengan melibatkan masyarakat sebagai aktor utama melalui community-based forest management (CBFM).
3. Penerapan CBFM diharapkan dapat mengatasi kesenjang
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tantangan pengelolaan ekosistem gambut di Indonesia, termasuk kebijakan terkait lahan gambut, kompleksitas kegiatan di lahan gambut, penggunaan api yang menyebabkan kebakaran berulang, serta berbagai masalah teknis dalam melakukan restorasi gambut seperti lokasi yang melintasi batas administratif dan konsesi.
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas kebijakan perubahan iklim sektor kelautan Indonesia. Secara garis besar mencakup empat poin utama yaitu (1) adaptasi sektor kelautan, (2) mitigasi sektor kelautan, (3) tantangan dan upaya yang telah dilakukan, serta (4) mandat Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam isu perubahan iklim sektor kelautan.
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Muhammad Hafizhurrahman
Izin operasi pertambangan batu bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus ditolak karena:
1. 56% lokasi tambang merupakan kawasan karst yang harus dilindungi
2. Lokasi tambang berada di hutan lindung dan kawasan resapan air
3. Akan membahayakan flora dan fauna langka di kawasan tersebut
4. Dikeluarkan tanpa analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Teks tersebut membahas tentang budidaya udang di tambak, meliputi:
1) Definisi dan jenis tambak untuk budidaya udang
2) Teknis budidaya udang meliputi syarat teknis, tipe budidaya, benur, pengolahan lahan, pemasukan air, dan pemeliharaan
3) Keuntungan sistem wanamina (tambak berkelanjutan yang mengintegrasikan budidaya perikanan dan hutan mangrove)
Dokumen tersebut membahas peran serta masyarakat sipil dalam pengelolaan dan restorasi gambut di Sumatera Selatan. Masyarakat sipil melakukan berbagai aksi seperti pemetaan wilayah prioritas restorasi, monitoring kegiatan illegal logging, penebatan kanal dan penanaman, serta mendorong penegakan hukum lingkungan hidup. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk memberikan kompensasi kepada petani kecil, mereview perizinan di are
Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
Koalisi Anti Mafia Huta mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup). Koalisi menilai pentingnya kegiatan tersebut untuk menjadi ruang bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Kehutanan ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan
dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Ia menjelaskan potensi besar limbah kelapa sawit sebagai sumber biogas di Indonesia, komponen-komponen pembangkit listrik biogas, serta peraturan pemerintah terkait tarif pembelian listrik ramah lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Ia menjelaskan potensi besar limbah kelapa sawit di Indonesia untuk diolah menjadi biogas dan listrik, namun perlu adanya dukungan regulasi dan kerja sama antara perkebunan kelapa sawit dan PLN. Dokumen tersebut juga menjelaskan komponen-komponen pembangkit listrik tenaga biogas yang terdiri dari sistem pemberian bahan bak
Program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah abu batubara ini bertujuan untuk meminimalisir dampak limbah, memanfaatkannya sebagai bahan baku semen PCC, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Limbah abu akan diolah menjadi bahan konstruksi ramah lingkungan melalui pelatihan kepada masyarakat, diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan meningkatkan pendapatan mereka.
Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
1. Dokumen ini membahas proses pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, meliputi pembukaan hutan primer/sekunder secara mekanis, manual, dan kimia, serta pembukaan lahan bervegetasi semak belukar dan lalang.
2. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan areal melalui pemetaan, pembangunan jalan dan blok tanam, penanaman kacangan penutup tanah, serta penanaman dan pemeliharaan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil observasi timbulan sampah perkebunan kakao milik PT. Perkebunan Nusantara X di Kabupaten Jember selama seminggu. Pada hari pertama dihasilkan 293,3 kg sampah organik dan 0,3 kg sampah anorganik. Jumlah sampah menurun setiap harinya karena dilakukannya pembersihan lahan, kecuali pada hari kedelapan yang mengalami kenaikan. Jenis sampah yang dihasilkan terutama
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...Jajat Rohmana
Biogas dapat dihasilkan dari limbah peternakan sapi potong melalui proses fermentasi anaerobik. Tahapan pembuatan biogas terdiri dari pencampuran limbah dengan air, perombakan limbah oleh bakteri di dalam tangki fermentasi, dan pengumpulan gas hasil fermentasi. Proses pembentukan biogas meliputi hidrolisis, asidifikasi, asetogenesis, dan metanogenesis oleh berbagai jenis bakteri untuk menghasilkan metana dan karbon di
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan AncamanPeople Power
Dokumen tersebut membahas tentang hutan di Riau, termasuk jenis hutan, penggunaan lahan hutan, ancaman terhadap hutan seperti kerusakan, degradasi sosial budaya, dan kepunahan spesies flora dan fauna. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut, seperti moratorium izin baru hutan dan perkebunan besar serta kajian ulang izin yang ada.
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhutFazrin Rahmadani
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum kondisi hutan di Sumatera Barat serta visi dan misi, kebijakan, dan program pembangunan kehutanan untuk mewujudkan pemantapan pengelolaan dan fungsi kawasan hutan guna kesejahteraan masyarakat.
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...Nita_Arianty
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Program kreativitas mahasiswa meneliti pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga di Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Jawa Timur.
2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa biogas lebih efisien dan menguntungkan secara ekonomis dibandingkan bahan bakar lain seperti minyak tanah atau kayu bakar.
pencemaran udara akibat kebakaran lahan gambut.pptAulia Rahma
1. Air quality monitoring at Km. 12 Gambut, Banjar District in 2015 found levels of pollutants CO, O3 and SO2 increased above standards, and TSP levels exceeded quality standards.
2. Forest fires 5 km away impacted air quality, increasing pollutants like SO2, CO, NOx and O3, degrading the environment and threatening human health.
3. Prevention efforts like using protective equipment, community cooperation, and proper firefighting tools can help reduce air pollution from forest fires.
1. Kebakaran lahan gambut terjadi secara berkala selama 18 tahun akibat drainase lahan gambut untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
2. Dampak kebakaran lahan gambut berupa bencana asap jangka pendek dan subsidence jangka panjang yang dirasakan masyarakat.
3. Aturan soal lahan gambut kurang konsisten karena kelalaian pemerintah dan terdapat dualisme hukum ant
Kajian Penolakan Izin Operasi Produksi Pertambangan Batu Bara PT. Mantimin Co...Muhammad Hafizhurrahman
Izin operasi pertambangan batu bara PT. Mantimin Coal Mining di Pegunungan Meratus ditolak karena:
1. 56% lokasi tambang merupakan kawasan karst yang harus dilindungi
2. Lokasi tambang berada di hutan lindung dan kawasan resapan air
3. Akan membahayakan flora dan fauna langka di kawasan tersebut
4. Dikeluarkan tanpa analisis dampak lingkungan (AMDAL)
Teks tersebut membahas tentang budidaya udang di tambak, meliputi:
1) Definisi dan jenis tambak untuk budidaya udang
2) Teknis budidaya udang meliputi syarat teknis, tipe budidaya, benur, pengolahan lahan, pemasukan air, dan pemeliharaan
3) Keuntungan sistem wanamina (tambak berkelanjutan yang mengintegrasikan budidaya perikanan dan hutan mangrove)
Dokumen tersebut membahas peran serta masyarakat sipil dalam pengelolaan dan restorasi gambut di Sumatera Selatan. Masyarakat sipil melakukan berbagai aksi seperti pemetaan wilayah prioritas restorasi, monitoring kegiatan illegal logging, penebatan kanal dan penanaman, serta mendorong penegakan hukum lingkungan hidup. Dokumen tersebut juga memberikan rekomendasi untuk memberikan kompensasi kepada petani kecil, mereview perizinan di are
Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
Koalisi Anti Mafia Huta mengapresiasi inisiatif yang dikembangkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan pengawasan dan pencegahan korupsi di sektor kehutanan dan perkebunan melalui skema kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup). Koalisi menilai pentingnya kegiatan tersebut untuk menjadi ruang bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam implementasi korsup Kehutanan ini melalui kegiatan pengawasan dan pengumpulan data-data di lapangan untuk disampaikan kepada KPK. Dukungan masyarakat sipil ini bertujuan untuk memperkuat kerja pengawasan
dan penegakan hukum yang masih lemah di internal pemerintah daerah dan pusat. Kertas posisi ini disusun sebagai hasil pengawasan koalisi masyarakat sipil di 3 (tiga) provinsi, terutama yang menyangkut aspek ketaatan ijin, penerimaan negara, serta aspek sosial dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Ia menjelaskan potensi besar limbah kelapa sawit sebagai sumber biogas di Indonesia, komponen-komponen pembangkit listrik biogas, serta peraturan pemerintah terkait tarif pembelian listrik ramah lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan limbah kelapa sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas. Ia menjelaskan potensi besar limbah kelapa sawit di Indonesia untuk diolah menjadi biogas dan listrik, namun perlu adanya dukungan regulasi dan kerja sama antara perkebunan kelapa sawit dan PLN. Dokumen tersebut juga menjelaskan komponen-komponen pembangkit listrik tenaga biogas yang terdiri dari sistem pemberian bahan bak
Program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah abu batubara ini bertujuan untuk meminimalisir dampak limbah, memanfaatkannya sebagai bahan baku semen PCC, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Limbah abu akan diolah menjadi bahan konstruksi ramah lingkungan melalui pelatihan kepada masyarakat, diharapkan dapat mengurangi polusi udara dan meningkatkan pendapatan mereka.
Dipresentasikan dalam acara Webinar Nasional “Kajian Kubah Gambut dan Penerapan Metode Paludikultur dalam Rehabilitasi dan Restorasi Lahan Gambut”, 22 Desember 2020.
1. Dokumen ini membahas proses pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, meliputi pembukaan hutan primer/sekunder secara mekanis, manual, dan kimia, serta pembukaan lahan bervegetasi semak belukar dan lalang.
2. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan areal melalui pemetaan, pembangunan jalan dan blok tanam, penanaman kacangan penutup tanah, serta penanaman dan pemeliharaan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil observasi timbulan sampah perkebunan kakao milik PT. Perkebunan Nusantara X di Kabupaten Jember selama seminggu. Pada hari pertama dihasilkan 293,3 kg sampah organik dan 0,3 kg sampah anorganik. Jumlah sampah menurun setiap harinya karena dilakukannya pembersihan lahan, kecuali pada hari kedelapan yang mengalami kenaikan. Jenis sampah yang dihasilkan terutama
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...Jajat Rohmana
Biogas dapat dihasilkan dari limbah peternakan sapi potong melalui proses fermentasi anaerobik. Tahapan pembuatan biogas terdiri dari pencampuran limbah dengan air, perombakan limbah oleh bakteri di dalam tangki fermentasi, dan pengumpulan gas hasil fermentasi. Proses pembentukan biogas meliputi hidrolisis, asidifikasi, asetogenesis, dan metanogenesis oleh berbagai jenis bakteri untuk menghasilkan metana dan karbon di
Lembar Informasi 082003 Hutan Riau Exixting Dan AncamanPeople Power
Dokumen tersebut membahas tentang hutan di Riau, termasuk jenis hutan, penggunaan lahan hutan, ancaman terhadap hutan seperti kerusakan, degradasi sosial budaya, dan kepunahan spesies flora dan fauna. Dokumen ini juga memberikan rekomendasi untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut, seperti moratorium izin baru hutan dan perkebunan besar serta kajian ulang izin yang ada.
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhutFazrin Rahmadani
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum kondisi hutan di Sumatera Barat serta visi dan misi, kebijakan, dan program pembangunan kehutanan untuk mewujudkan pemantapan pengelolaan dan fungsi kawasan hutan guna kesejahteraan masyarakat.
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...Nita_Arianty
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Program kreativitas mahasiswa meneliti pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas sebagai pengganti bahan bakar rumah tangga di Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Jawa Timur.
2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa biogas lebih efisien dan menguntungkan secara ekonomis dibandingkan bahan bakar lain seperti minyak tanah atau kayu bakar.
pencemaran udara akibat kebakaran lahan gambut.pptAulia Rahma
1. Air quality monitoring at Km. 12 Gambut, Banjar District in 2015 found levels of pollutants CO, O3 and SO2 increased above standards, and TSP levels exceeded quality standards.
2. Forest fires 5 km away impacted air quality, increasing pollutants like SO2, CO, NOx and O3, degrading the environment and threatening human health.
3. Prevention efforts like using protective equipment, community cooperation, and proper firefighting tools can help reduce air pollution from forest fires.
1. Kebakaran lahan gambut terjadi secara berkala selama 18 tahun akibat drainase lahan gambut untuk pembangunan yang dilakukan pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.
2. Dampak kebakaran lahan gambut berupa bencana asap jangka pendek dan subsidence jangka panjang yang dirasakan masyarakat.
3. Aturan soal lahan gambut kurang konsisten karena kelalaian pemerintah dan terdapat dualisme hukum ant
LEGALITAS PERIZINAN HTI DI PROVINSI RIAU
Pandangan terhadap komitmen Sustainable Forest Management (APP dan APRIL)
Disampaikan Pada:
Workshop Diseminasi Konflik HTI di Provinsi Riau (Scale Up dan JMGR)
Hotel Alpha Pekanbaru, 6 Februari 2015
Pelatakan Prinsip FPIC (Padiatapa) dalam Kerangka Konservasi (NKT dan SKT) di...Ninil Jannah
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pendekatan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT) dalam kerangka konservasi lahan di konsesi perkebunan kelapa sawit
2. Pendekatan NKT dan SKT bertujuan untuk mengidentifikasi area hutan yang penting untuk konservasi karbon, keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan masyarakat adat
3. Dokumen tersebut juga
Peta khg nasional, indikatif fungsi lindung & areal restorasi ekosistem g...Panji Kharisma Jaya
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang peta kesatuan hidrologis gambut (KHG) di Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan proses pembuatan peta KHG meliputi interpretasi citra satelit, delineasi batas KHG, verifikasi lapangan, dan penentuan prioritas KHG. Dokumen tersebut juga menyajikan data jumlah dan luas KHG per provinsi di Indonesia.
1) The document discusses Asia Pulp & Paper's (APP) Sustainability Roadmap Vision 2020 and Forest Conservation Policy, which aim to implement sustainable forest management practices throughout APP's supply chain in Indonesia.
2) Key aspects of the Roadmap and Policy include commitments to zero deforestation, only developing non-forested areas identified through HCV and HCS assessments, protecting forests and peatlands, obtaining FPIC from local communities, and conserving one million hectares of forest across APP's concessions.
3) The author assesses APP's implementation of these commitments based on a literature review, comparison to international standards, interviews, and site visits. While progress has been made, full implementation faces challenges
This document sets performance milestones for Asia Pulp and Paper (APP) to assess its implementation of commitments made in its Sustainability Roadmap and Forest Conservation Policy. It outlines milestones in 4 areas: 1) maintaining high conservation value and high carbon stock areas, 2) protecting peatlands and minimizing emissions, 3) resolving social and land conflicts and respecting community consent, and 4) ensuring all APP suppliers comply with the forest policy. Milestones include completing assessments, developing management plans, resolving conflicts, and reporting emissions. The document aims to guide stakeholders in determining if APP's policies are being effectively implemented.
Dokumen tersebut merangkum kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2002. Kebijakan APBN ini diarahkan untuk menciptakan ketahanan fiskal berkelanjutan, stabilisasi ekonomi makro, mendukung pemulihan ekonomi, dan mendukung proses desentralisasi. Prioritas belanja pembangunan adalah pendidikan, kesehatan, pertanian, dan infrastruktur transportasi. Namun, dip
An evaluation of sustainable forestry initiatives of APPYe Han
This document evaluates the sustainable forestry initiatives of Asia Pulp and Paper (APP). It discusses APP's sustainable forest management journey including establishing conservation policies and commitments. It also analyzes APP's performance based on 7 criteria: 1) enabling conditions, 2) forest extent and condition, 3) environmental impact, 4) forest production, 5) biological diversity, 6) management planning, and 7) social engagement. While APP has made progress in some areas like establishing conservation areas and certification programs, the document finds issues with APP's protection of biodiversity and management of high conservation areas, and a lack of research on environmental impacts.
Temuan Terhadap Kebakaran Hutan Pada Konsesi Raflis Ssi
1. KUD Bina Jaya Langgam, 2. PT Bina Duta Laksana, 3. PT Perawang Sukses Perkasa Industri, 4. PT Ruas Utama Jaya 5.
PT Rimba Lazuardi 6. PT Suntara Gajapati, 7.PT Sumatera Riang Lestari, 8. PT Siak Raya Timber, 9. PT Bukit Raya Pelalawan, 10. PT Dexter Timber Perkasa Indonesia
Disampaikan Dalam Perkara Praperadilan Nomor 15/Pid.prap/2016/PN.Pbr
Antara Fery Melalui Kuasa Hukumnya Mayandri Suzarman SH, DKK Advokat yang tergabung dalam Tim Advokasi Melawan SP3 Riau sebagai pemohon
Lawan
Kepala Kepolisian Daerah Riau sebagai Termohon
Dokumen tersebut membahas masalah kebakaran hutan dan lahan di Riau yang disebabkan oleh praktik pembakaran lahan untuk konversi lahan menjadi perkebunan. Dokumen ini menyebutkan bahwa praktik ini merupakan dosa turunan dari eksploitasi hutan secara berlebihan dan kebijakan konversi lahan yang salah. Dokumen ini juga menyarankan perlunya peraturan yang tegas untuk mencegah praktik pembakaran lahan
Analisa kasus kejahatan bisnis yang dilakukan oleh korporasi dalam perspektif...Dimebag Darrell
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kasus kejahatan bisnis yang dilakukan oleh korporasi dalam perspektif hukum pidana ekonomi. Dibahas mengenai pengertian kejahatan bisnis, tindak pidana ekonomi, dan kedudukan serta pertanggungjawaban pidana korporasi dalam kejahatan bisnis berdasarkan hukum pidana ekonomi."
Giam Siak Kecil and Bukit Batu Biosphere Reserve: A public-private sector ini...GlobalEnvironmentCentre
The document describes the Giam Siak Kecil - Bukit Batu Biosphere Reserve, a public-private partnership between Sinar Mas Forestry and the government of Riau Province in Indonesia. The reserve was established in 2009 and includes 178,722 hectares of core protected areas surrounded by 222,426 hectares of buffer zone and 304,123 hectares of transition area where sustainable development is promoted. The reserve aims to merge biodiversity conservation with sustainable use of tropical peat swamp forests through collaborative research, management, funding, and community involvement. It serves as a model for integrated landscape management in Indonesia.
Perencanaan infrastruktur air bersih pariwisata Tri Hidayat
1. Rencana pengembangan sarana air bersih di kawasan pantai Goa Cemara untuk menyediakan air bersih yang mencukupi bagi 2000 rumah tangga dan fasilitas umum.
2. Kegiatan tersebut meliputi pembangunan sumur bor, reservoir, jaringan pipa distribusi utama dan RT serta hidran umum dengan anggaran Rp2 miliar.
3. Rencana pelaksanaan selama 180 hari dengan kerjasama pemerintah dan masyarakat melalui kel
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter lingkungan di pesisir Pulau Bungkutoko yang mendukung rehabilitasi mangrove dan menentukan strategi terbaik dengan mengukur parameter fisika-kimia seperti kemiringan pantai, ukuran substrat, gelombang, pasang surut, arus, sedimen, dan salinitas. Hasilnya menunjukkan parameter-parameter tersebut cocok untuk rehabilitasi mangrove dengan memperhatikan waktu tanam dan teknik penanaman langsung
Dokumen tersebut membahas sejarah pembangunan Bendungan Malahayu pada tahun 1928 oleh pemerintah Belanda untuk mengairi lahan persawahan. Bendungan ini dibangun dengan meledakkan gunung menggunakan dinamit sehingga beberapa desa tenggelam. Bendungan ini kini bermanfaat untuk irigasi dan pengendalian banjir di sekitarnya.
1. Reklamasi lahan hutan bakau di Pantai Utara Jakarta untuk proyek perumahan mewah Pantai Indah Kapuk telah menghancurkan habitat alam dan meningkatkan risiko banjir.
2. Langkah reklamasi besar-besaran di lahan hutan bakau telah ditentang oleh para ahli lingkungan karena dampaknya yang merugikan.
Monitoring Sebaran dan Tutupan Komponen Dasar Terumbu Karang Serta Identifikasi Batas Wilayah pada DPL (Daerah Perlindungan Laut) Desa Patikarya di Wilayah Kerja COREMAP II
Kabupaten Selayar
Buku ini membahas pengembangan dan pengelolaan rawa berkelanjutan di Indonesia, dengan fokus pada empat isu utama yaitu lingkungan hidup, pengelolaan air, pengelolaan lahan rawa, dan regulasi rawa. Buku ini merupakan penyempurnaan dari edisi sebelumnya dengan menambahkan pembagian zonasi rawa untuk perencanaan. Sejarah pengembangan rawa di Indonesia juga dibahas, beserta kebijakan-kebijakan terkait
Pkm m-06-11-tri-pemanfaatan distilator tenaga SuryaTri Cahyono
Program ini bertujuan untuk mengubah air laut menjadi air tawar yang layak minum menggunakan destilator tenaga surya untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa pesisir Branta Tinggi yang saat ini kekurangan air bersih. Destilator tenaga surya diharapkan dapat menghasilkan air tawar secara murah, ramah lingkungan, dan mandiri energi untuk mendukung kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Studi ini menganalisis perubahan tataguna lahan terhadap usia bendungan Tilong di DAS Tilong, Kupang, NTT. Hasil studi menunjukkan besarnya laju erosi dan sedimentasi di DAS Tilong akibat perubahan tata guna lahan, serta tingkat bahaya erosi yang sangat tinggi. Untuk mengurangi laju erosi, diperlukan arahan penggunaan lahan dan konservasi lahan melalui pembangunan dam pengendali serta kerjasama antara masyar
Dokumen tersebut memberikan panduan untuk menjawab soalan Geografi dalam peperiksaan PMR tahun 2013. Ia menyenaraikan topik-topik penting seperti kedudukan, arah, selang kontur, jarak, keluasan, dan pentafsiran peta topografi. Dokumen ini juga memberi contoh soalan dan jawapan untuk memudahkan pelajar memahami format soalan Geografi PMR.
Aktivitas penambangan timah di Bangka Belitung selama ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah seperti lubang tambang, air asam tambang, tailing yang mengandung logam berat, dan rusaknya ekosistem hutan. Solusinya meliputi reklamasi lahan tambang, penanaman tanaman pangan di tailing, dan meningkatkan pengawasan serta pemberian sanksi bagi penambang ilegal.
Proses pembentukan berlian di Martapura, Kalimantan Selatan meliputi:
1. Berlian terbentuk dalam batuan kimberlit di mantel bumi dalam keadaan tekanan dan suhu tinggi
2. Kimberlit diekstrusi ke permukaan dan membentuk sumber daya berlian utama yaitu pipa kimberlit
3. Sumber daya berlian di Kalimantan ditemukan dalam endapan aluvial dan breksi di sepanjang sungai purba
PROPOSAL KONSERVASI PASIR ASTAP DAN ASTANA.pdf'' Unggul BM
Rencana ini menjelaskan rencana konservasi Pulau Pasir Astap dan Pasir Astana di Bendungan Jatiluhur untuk melestarikan lingkungan serta memberdayakan masyarakat setempat. Rencana ini mencakup penanaman tanaman keras, pembangunan fasilitas, dan program pendidikan lingkungan untuk masyarakat dan anak muda.
Rencana ini menjelaskan rencana konservasi Pulau Pasir Astap dan Pasir Astana di Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat. Rencana ini bertujuan untuk melestarikan kedua pulau tersebut agar bermanfaat bagi generasi muda dan masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Beberapa aktivitas yang direncanakan antara lain penanaman tanaman keras, pembangunan fasilitas wisata, dan pemberdayaan masyarak
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
Makalah ini membahas kualitas lahan tambak pasca bencana banjir di Sinjai Timur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kondisi tanah secara umum masih layak untuk budidaya udang meskipun beberapa parameter seperti pH tanah, kandungan bahan organik dan fosfat masih perlu ditingkatkan. Kondisi air tambak juga perlu diperbaiki terutama suhu, oksigen terlarut dan bahan organik. Langkah perbaikan seperti pengapuran tanah,
Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment/EIA) adalah proses sistematis untuk mengevaluasi potensi dampak suatu proyek, kebijakan, atau kegiatan terhadap lingkungan sekitarnya. Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola dampak-dampak tersebut agar dapat mengurangi atau menghindari kerusakan lingkungan.
Dokumen ini menjelaskan program Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (PRUKADES) yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan melalui pengembangan komoditas unggulan. Dokumen ini memberikan contoh PRUKADES di beberapa daerah seperti Kabupaten Pandeglang (komoditas jagung), Kabupaten Halmahera Barat (jagung), dan Kabupaten Lampung Timur (budidaya udang). Dukungan pemerintah meliputi
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4Panji Kharisma Jaya
Dokumen membahas enam kriteria daerah tertinggal yaitu perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas, dan karakteristik daerah.
Konferensi ini membahas evaluasi capaian reformasi tenurial hutan 2011 dan agenda ke depan. Beberapa temuan utama adalah: (1) capaian reformasi tenurial belum merata di tingkat subnasional; (2) masih terjadi pelanjutan dan modus baru perampasan tanah rakyat; (3) dibutuhkan perubahan paradigma kebijakan tenurial yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
Dokumen ini memberikan ringkasan kebijakan reforma agraria dan perhutanan sosial pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Reformasi ini bertujuan mengurangi ketimpangan penguasaan tanah dan sumber daya alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2017, pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan lahan dan hutan seluas lebih dari 4 juta hektar kepada lebih dari 2
Reforma agraria dan penyelesaian konflik agraria tidak dapat dilakukan secara terpisah. Reforma agraria harus dilakukan dengan cara yang menghormati hak asasi manusia, termasuk hak atas tanah. Konflik agraria yang panjang menyebabkan berbagai pelanggaran HAM. Diperlukan kerja sama antar lembaga untuk menyelesaikan konflik secara efektif dan merealisasikan reforma agraria.
Festival Karya Pusaka Agraria Indonesia melibatkan peluncuran buku-buku terkait penguasaan tanah dan pengelolaan hutan. Kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan sejarah gerakan reforma agraria dan memberikan apresiasi terhadap kontribusi buku-buku tersebut bagi konferensi dan isu terkait. Sembilan buku dengan berbagai topik seperti hutan adat, reforma agraria, hukum masyarakat adat, dan pengelolaan hut
Dokumen tersebut membahas rencana dan proses Reformasi Agraria yang dilakukan pemerintah Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat adalah alokasi lahan untuk reformasi agraria, proses legalisasi tanah, dan masalah konflik agraria yang masih belum teratasi. Kritik dan saran diberikan terkait pendekatan yang lebih bottom-up dan melibatkan masyarakat dalam menentukan lokasi reformasi agraria.
Koalisi organisasi non-pemerintah menyatakan bahwa capaian pemerintah dalam mereformasi agraria dan mengakui hak-hak masyarakat adat masih sangat minim. Hanya sedikit lahan yang dikembalikan kepada petani dan masyarakat adat meski pemerintah telah menerima laporan luasan wilayah adat seluas lebih dari 8 juta hektar. Koalisi ini mendesak pemerintah mempercepat proses reformasi agraria dan pengakuan
Konferensi Tenurial 2017 menghasilkan pembaruan peta jalan reformasi agraria dan perhutanan sosial hingga 2019 melalui partisipasi berbagai pihak. Konferensi ini membahas berbagai inovasi untuk mempercepat pemenuhan hak rakyat atas penguasaan tanah dan hutan guna keadilan ekonomi. Peta jalan diharapkan memandu pemerintah dan masyarakat dalam mendukung program reformasi hingga dua tahun ke depan.
This document discusses Indonesia's energy challenges and solutions. It notes that Indonesia has high fuel consumption and is increasingly reliant on imports due to production declines. However, Indonesia has substantial oil and gas reserves that could last over 12 years. The document recommends developing renewable energy sources like geothermal, hydropower, and solar to increase energy independence. It also suggests adopting higher vehicle emission standards to reduce pollution and moving to more sustainable energy can boost the economy. Overall, the document analyzes Indonesia's energy vulnerabilities and proposes developing domestic renewables and cleaner technologies.
Dokumen ini membahas perjanjian Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat Celsius. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan transformasi sistem energi global karena sektor energi menghasilkan 2/3 emisi gas rumah kaca. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, tingkat emisi CO2 dari energi tetap tinggi pada 32.2 gigaton, menunjukkan perlunya aksi yang lebih cepat.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
Ypb 25 agustus 2016
1. Manfaat ekonomi tanaman ramah gambut dan
teknologi rewetting bagi masyarakat dan lingkungan
Nyoman Suryadiputra
25th August 2016, Jakarta
Restorasi Gambut Berbasis Teknologi Tepat Guna dan Tanaman Lokal
Hotel Central Park, Jakarta
2. • Mengapa gambut harus basah ?
• Apa akibatnya jika gambut tidak basah/menjadi kering ?
• Apa faktor-faktor penyebab gambut jadi kering
• Kesatuan Hidrology Gambut dan Pembasahan gambut:
darimana kita memulai
• Bagaimana / macam teknologi pembasahan gambut
• Apa manfaatnya jika gambut tetap basah
• Apakah lahan gambut yang dibasahi dapat dimanfaatkan
• Mengapa sawit merambah lahan gambut ?
Teknologi Pembasahan Gambut
(Rewetting)
3. Persebaran air di Bumi
AIR TAWAR
berada di
Lahan basah
Mencairnya es di kutub utara
Di Indonesia dominan di lahan gambut
4. Lahan Gambut Berisikan Tumpukan bahan Organik Sudah Mati
berumur Ribuan Tahun, tapi 90% berisi air !!!
Thickness
Mineral Soil
Organik matterRiver River
< 1m < 1m> 3m
Luas lahan gambut Indonesia = 21 Juta Ha
(1,600 ton C/ha) atau total 33.7 Gt C; ia bukan
bahan tambang tapi pendukung kehidupan …
90% air !!
peatland
BIODIVERSITY
LANDSCAPE
UNIQUENESS
mineral forest Mangove
+ peat
Volume Air di Lahan Gambut Indonesia > 1
triliun M3 (asumsi ketebalan gambut
rata-rata 5 m) Penyelamat air sungai
Mengapa gambut harus basah ?
Kondisi basah adalah
sifat alami gambut
5. Apa faktor-faktor penyebab gambut jadi
tidak basah / kering
• Adanya kanal-kanal/saluran/ parit/handil/anjir
yang berfungsi sebagai drainase
• Vegetasi alami di atasnya telah digantikan
tanaman lain
• Kemarau yang berkepanjangan
6. Sumber : Peter Lim (March 2014)
Pajang saluran 120 - 700 meter/ Ha
7. Apa akibatnya jika gambut tidak
basah/menjadi kering ?
• Teroksidasi/terurai secara mikro-biologi
• Mudah terbakar
• Subsidence
• Tercuci / terbawa arus air
• Semua kejadian di atas melepaskan gas rumah kaca
(GRK)
8. pemukiman
Sawit -sawit
Kesatuan Hidrology Gambut / KHG dan
Pembasahan/ Rewetting gambut: darimana kita
memulai
Fungsi
lindung /
Kawasan
Konservasi
HTI
Kelapa
di fungsi lindung
sawit
Laut cina selatan
Fungsi budidaya
• Fungsi Lindung: Kawasan Konservasi, rusak
ada kanal/perambahan hutan/eks terbakar
• Fungsi lindung: sudah dibuka HTI/Sawit
(swasta /masyarakat), ada kanal/eks
terbakar
• Fungsi budidaya : sudah dibuka HTI/Sawit
(swasta /masyarakat), ada kanal/eks
terbakar
Bagaimana kalau lokasi di atas
sudah mengalami subsiden parah/
tergenang? Apakah paludikultur
masih dapat diterapkan? Apakah
rewetting masih diperlukan
sungai
sungai
9. 1
2
3
5
6
1
2
3
4
1. Ds Teluk Meranti
2 HTI Arara Abadi/ APP
3 SM Kerumutan
4. HTI RAPP
4
Kesatuan Hidrologis Gambut
Sungai Kampar-Indragiri - Riau
KHG : Ekosistem Gambut yang
letaknya di antara 2 (dua)
sungai, di antara sungai dan
laut, dan/atau pada rawa
Peta KHG memuat :
a. Lokasi, keberadaan, dan luas KHG;
b. Karakteristik fisika, kimia, biologi,
hidrotopografi, dan jenis sedimen di
bawah gambut, meliputi:
1. lokasi titik atau koordinat;
2. elevasi lahan;
3. air tanah, genangan, atau banjir;
4. tutupan lahan, penggunaan lahan, dan
kondisinya;
5. keberadaan flora dan fauna yang
dilindungi;
6. kondisi drainase alami dan buatan;
7. kualitas air;
8. tipe luapan;
9. ketebalan gambut;
10.proporsi berat bahan gambut;
11.perkembangan kondisi atau tingkat
kerusakan lahan gambut;
12.karakteristik substratum dibawah lapisan
gambut; dan
13.karakteristik tanah dan kedalaman lapisan
pirit.
10. Kanal-kanal mengancam hutan alam
gambut (gambar A) di SM Kerumutan,
Kabupaten Pelalawan- Riau
Tanaman asli gambut (doyan air
/tahan genangan)… A
Tanaman Akasia bukan
asli gambut (tidak tahan
genangan),… tumbang
sekitar 25-30% (akibat
subsiden) ….. B
2 type vegetasi ( A & B) yang berbeda
A
A
B
Saran:
Tutup seluruh saluran-saluran di lahan
gambut (panah merah) yang langsung
berdempetan dengan kawasan konservasi
11. Pelalawan District Indragiri Hulu District Indragiri Hilir District
1. Kerumutan*) 1. Danau Baru 1. Simpang Gaung*
1. Mak Teduh*) 1. Redang* 1. Teluk Kabung*)
1. Teluk Binjai 1. Rantau Bakung 1. Bayas Jaya*
1. Teluk Meranti*) 1. Sungai Guntur 1. Pekan Tua
1. Pulau Muda*) 1. Sialang Dua Dahan* 1. Kempas Jaya
1. Segamai 1. Kampung Pulau 1. Teluk Kiambang
1. Labuhan Bilik 1. Rantau Mapesai 1. Karya Tunas Jaya
1. Gambut Mutiara 1. Pulau Gelang 1. Teluk Jira
1. Sokoi 1. Sukajadi 1. Sungai Salak
1. Tanjung Sari* 1. Rambaian*
1. Pulau Jumat* 1. Kuala Sebatu
1. Tambak 1. Harapan Jaya*
Tantangan terhadap PP 71/2014:
Desa-desa di dalam dan sekitar KHG Sungai Siak – Sungai Indragiri (Riau),
kedalaman gambut > 4 meter
Lokasi desa-
desa:
Dengan gambut
> 4 m
A. Di INHIL
B. Di INHUL
C. Di Pelalawan
A : INHIL B : INHUL C : PELALAWAN
12. 1.Menaikkan muka air tanah/membasahi
gambut untuk mencegah kebakaran,
subsidensi dll
2.Dilakukan melalui: pembendungan saluran,
membasahi tanah gambut, dll
3.Jumlah bendung dalam sebuah saluran
harus memadai,
4.Di atas bendung dapat ditanami pohon asli
lahan gambut (untuk mremperkuat
kontruksi)
5.Hindari penggunaan alat-alat berat (seperti
excavator),
6.Gunakan bahan alami lokal untuk
bangunan bendung
7.Masyarakat berpatisipasi dalam
membangun dan merawat bendung
Pembasahan / Rewetting Lahan Gambut:
Prinsip & konsep
Vegetasi di atas bendung
13. Tahap I persiapan:
Meliputi identifikasi lokasi kanal dan ukuran dimensi,
pengumpulan data bio-fisik-sosek, pembuatan desain,
analisa biaya dll)
Tahap II Pelaksanaan Penabatan:
Meliputi persiapan dan mobilisasi bahan dan tenaga
kerja, pembanguan tabat, dll)
Tahap III. Perawatan dan Pemantauan
Meliputi pembuatan jadwal, susun panduan, evaluasi
kinerja tabat, biaya dll)
Pembasahan / rewetting Lahan Gambut:
Blocking Kanal /Penabatan
Tahapan kegiatan restorasi hidrologi melalui ‘blocking canals’ /pembendungan/penabatan
telah ditulis secara terperinci oleh Suryadiputra, et al. (2005), namun secara garis besar,
tahapan-tahapan tersebut dapat diringkas sebagai berikut
14. 1. Membangun beberapa
bendung/dam/tabat/sekat
dalam saluran
2. Membasahi gambut dengan
air sungai di dekat/
sekitarnya
3. Membangun saluran buntu
(berukuran kecil dan
dangkal) diantara dua tabat,
menuju lahan gambut
Pembasahan/rewetting di Lahan Gambut:
Jenis - jenisnya
Sebagai upaya mitigasi bencana kebakaran & perubahan iklim
Photo : Alue Dohong
15. Membangun beberapa bendung dalam saluran
Ideal
Tidak ideal
Gambar atas. Dalam saluran
terdapat banyak bendung/
sekat/dam dan tinggi puncak
bendung di dalam saluran
bervariasi (Sumber
@ Deltares 2013)
Prinsip dasar pembendungan / penabatan/ penyekatan saluran
@Suryadiputra, 2005
16. Contoh tabat/ bendung di eks PLG Kalteng untuk
membasahi lahan gambut
Bendung di Block A Utara Eks PLG – Kalteng dibangun oleh WI-I pada Tahun 2003
dan perkembangannya pada 2004 dan 2009 (Foto oleh Suryadiputra)
Membangun bendung/ tabat dari bahan alami
Tabat dibangun oleh WI-I pada Tahun 2003
perkembangannya pada 2009
SPU-7
Posisi tabat/dam
yang dibangun
Blok A Utara
eks PLG
Kalteng
17. Membasahi gambut dengan air sungai di dekatnya
Pembasahan / rewetting di Lahan Gambut:
contoh – contoh lain
Membasahi lahan gambut melalui
pemompaan air sungai
(Stoneman & Brooks, 1997)
Lahan terbuka/
berhutan
Lahan terbuka/
berhutan
Arah air
tabat
saluran
Parit
buntu
Membasahi lahan gambut dengan
membangun parit buntu di antara
bendung/tabat (Suryadiputra
dkk., 2005)
Membangun saluran buntu yang dangkal ke arah hutan/darat
18. Peatland is fragile and complex ecosystem
Droughts
/ Fire
subsiden: 5.2 cm/y at 0.7 m drainage depth
Peatland Subsidence
Oil Palm leaned
Repeated fire outbreaks in peatland
area created lakes
Drainage
Subsidence
Dried peat Peat Fire
Depression Flood
GHG
emission
19. Drainage
Canals
Subsidence
Dried peat Peat Fire
Depression Flood
GHG
emission
Fire Scars / Unintended
man made lakes:
Fishery developments
Before undrainability
limit is achieved:
Paludiculture
Constraints : water
quality (acidic soil and
water, low DO, chemical
contaminants), flood
Constraints : acidic soil,
prolonged flood
Appropriate species
selection, mound
techniques Selective fish species
Pemanfaatan lahan gambut sebagai akibat
pembasahan/ rewtting
Combined paludiculture & fishery
Man-
made
water
reservoir
20. Concept of combined paludiculture & fishery
Mangrove
converted
into oil
palm
Peat depth
1.5 m
Distance
from the
beach
about 50
m
Coastal mangrove - Peatland
converted into oil palm plantation
21. Figure 3. Ikan Toman (Channa micropeltes) caught by electrofishing in
Mahakam Lakes, East Kalimantan (Photo by Nyoman Sp, March 2000).
Blocked canals can be used
for Aquaculture media &
Paludiculture developments
Ikan Tapah di Berbak Anak-anak Ikan Tapah ?
di Kerumutan Riau
22. Pada umumnya untuk kebun sawit yang berada di sempadan Sungai
Siak dibuat Beje (Sejenis kolam) untuk memerangkap ikan pada saat air
sungai meluap (Lokasi : 101° 14' 24.201" E ; 1° 0' 54.152" N)
23. Pintu air untuk pengaturan tinggi muka air di
Desa Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu,
Kabupaten Bengkalis (Lokasi : 102° 8' 38.520" E
; 1° 20' 45.567" N).. Kanal dapat jadi kolam
ikan dan kiri kanan kanal ditanami vegetasi asli
lahan gambut
Tabat yang dipasang di kanal areal sawit
untuk mencagah kebakaran (Lokasi : 101° 7'
41.663" E ; 1° 33' 3.418" N).. Dapat jadi
kolam ikan .. Kiri kanan kanal tanami
vegetasi asli lahan gambut
Manfaatkan kanal sebagai kolam ikan dan
tepi kanal tanami vegetasi lahan basah
24. Kondisi lahan pasca penanaman Eucaliptus Petata di PT. RSK Distrik Minas, Desa Mandi Angin,
Kecamatan Minas, Kabupaten Siak (Lokasi : 101° 40' 54.104" E ; 0° 47' 27.862" N)
Areal bekas kebakaran yang ditanami ubi-ubian di
Desa Rawang Air Putih, Kecamatan Siak, Kabupaten
Siak (Lokasi : 101° 59' 56.517" E ; 0° 50' 30.097" N)
Kondisi lahan bekas kebakaran di Desa Paluh,
Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak (Lokasi :
102° 8' 27.181" E ; 0° 45' 52.289" N)
27. Ini bisa jadi obat kuat laki-laki," tutur pria
Suku Kamoro kepada detikTravel
(http://travel.detik.com/read/2015/01/29/07
3758/2817114/1519/ulat-sagu-obat-kuat-
pria-dari-timur-indonesia)
https://www.google.co.id/search?q=pohon+
sagu&biw=1366&bih=667&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwi8mr
yC7r_OAhUOTI8KHbEdCjoQ_AUIBigB&dp
r=1#imgrc=z-AeOXfbhkMhQM%3A
30. Berdasarhan hasil dari pendataan 2013
yang lalu tertuang dalam laporan Operasi
Fungsional Balai Taman Nasional Tanjung
Puting, Seksi Pengelolaan Wilayah II Kuala
Pembuang pada tiga desa yang berbatasan
dengan kawasan TNTP, yakni Desa Muara
Dua, Jahitan dan Baung, terdapat sekitar 95
orang yang memanfaatkan getah pohon
pantung/jelutung sebagai mata pencarian
utama. Dengan penghasilan sekitar Rp3,9
juta per bulan…
http://www.borneonews.co.id/berita/10682-
getah-jelutung-tidak-laku-dijual
Menurut Sani, 40, warga Desa Muara
Dua, berdasarkan informasi yang diterima
dari para petani getah pantung/jelutung
dan pedagang besar tentang getah
pantung/jelutung tidak laku lagi yakni
kualitas getahnya yang rendah dan
permintaan dunia atas getah itu menurun.
Satu hektare lahan yang ditanam jelutung bisa
menghasilkan lebih kurang Rp117 juta. Dipasaran
harga getahnya bisa mencapai Rp20.000 per
kilogram. Pohon jelutung yang ditanam di lahan
rawa diameternya bisa mencapai lebih dari 2
meter. Tinggi pohon jelutung bisa mencapai 40
meter.
Read more: http://riaupos.co/11869-arsip-tanam-
jelutung-di-bukitbatu.html#ixzz4HH6xJsNg
Getah jelutung baru bisa disadap, apabila
diameter batang mencapai 20 cm atau
idealnya antara 40-60 cm atau pada umur
10-15 tahun. Getah jelutung dapat dibuat
untuk permenkaret, cat dasar beton,
perekat kertas. Selain itu,kayunya dapat
digunakan untuk bangunan dan alat
rumah tangga. Hasil getak untuk 1
pohohn antara 0,7 – 1,0 ons. Harga
getah (latex) jelutung sementara ini masih
rendah antara Rp. 4.000 – 6.500/kg
karena masih belum luas pemasarannya
masih bersifat monopoli perorangan. Pada
hal nilai getah jelutung 2-3 kali getah
karet (para) biasanya. (M. Noor)
http://balittra.litbang.pertanian.go.i
d/index.php?option=com_content&v
iew=article&id=1375&Itemid=5
32. Mengapa sawit merambah lahan gambut ?
• Lahan mineral terbatas-mahal
• Permintaan pasar global yang sangat tinggi
• Tingkat produktivitas buah sawit tinggi-sangat tinggi
(s/d 30 ton TBS / ha/tahun)
• Sistem pemasaran mudah-cepat – dikirimkan ke PKS /
Pengolahan Kelapa Sawit
• Diversifikasi pemanfaatan sangat tnggi (bahan pangan,
kosmetik, bio fuel)
Dapatkah produk paludikultur (misal: Sagu,
Jelutung dll) bersaing dengan sawit ?
Tapi menanam sawit di lahan gambut tidak akan
berkelanjutan.. Dampak kerusakan lingkungan
akan sangat parah
33. T
Tahun
Total
Produksi
(kg)/400 ha
Prod
(kg)/ha/thn
Persentase
kenaikan
produksi per
tahun/ha
Usia Pohon
(thn),
ditanam
tahun 2006
Nilai harga jual (RP),
gross
2010 191,940 480 4 236,394,187
2011 1,672,027 4,180 771% 5 1,922,380,306
2012 3,154,799 7,887 89% 6 3,823,653,229
2013 4,550,102 11,375 44% 7 5,938,985,167
2014 5,571,213 13,928 22% 8 8,386,944,390
Total 20,308,357,279
Total Produksi TBS selama 2010 s/d 2014 = 15,140,081 kg
Total Nilai Penjualan TBS, 2010 s/d 2014 = Rp 20,308,357,279/ 400 ha
(atau Rp 50,770,893 / Ha/8 tahun)
atau rata-rata Rp 6,346,361/ha/th .
Kalau Sagu, Jelutung dll ….. Berapa ???? Apakah mudah dipasarkan .. ?
Besaran nilai panen TBS di Kebun Sawit Plasma di Lahan Gambut, Sumatera
Utara (@ Nyoman. Suryadiputra, July 2016)
34. Ganoderma telah menyerang 30%
dari pohon sawit di sebuah konsesi
perkebunan sawit Kab. Madina
Kebun sawit kebanuiran di Pelalawan Riau
35. 4 5 6 7 8
191,940
1,672,027
3,154,799
4,550,102 5,571,213
480
4,180
7,887
11,375
13,928
1
10
100
1000
10000
100000
1000000
10000000
2010 2011 2012 2013 2014
JmlProduksiTBS(kg)
Tahun
Grafik Produksi Sawit / TBS (Kg Netto) per Tahun
selama 2010 s/d 2014 di Perkebunan Plasma (total
area 400 Ha)
Usia Pohon (thn)
Total Produksi (kg)/400 ha
Prod (kg)/ha/thn
Tabel 8. Fluktuasi harga sawit (TBS)/Kg selama periode 2010-2014
Tahun
Harga Terendah
(Rp)
Harga rata-rata
(Rp)
Harga Tertinggi
(Rp)
2010 1,092 1,206 1,333
2011 998 1,173 1,380
2012 959 1,231 1,461
2013 1,132 1,295 1,621
2014 1,287 1,511 1,737
2016
(Agustus)
umur 3 tahun
Rp1.251,34
umur 9 tahun
Rp1.613,00
Isue Positive:
• Harga TBS tinggi
• Demand pasar tinggi
• PKS/Inti/Bank
memfasilitasi berbagai
kemudahan
Isue Negatif:
• Kerusakan / kehancuran
lingkungan
• Hilangnya cadangan
karbon/ Emisi GRK
• Hilangnya habitat satwa
• Hilangnya Kehati
• Pencemaran air
sungai/danau
• Subsiden, terbakar,
banjir
• Sustainability (short
term)
• Penyakit ISPA
• dll
36. DRRBudidaya perikanan dalam kanal-kanal dan penanaman
vegetasi lahan basah mendukung penurunan emisi GRK
• Presidential Regulation (Perpres No61/2011)
on the National Action Plan in reducing GHG
emissions (RAN-GRK)
• Intended Nationally Determined
Contribution (INDC) submitted by Indonesia
in 2015 during COP 21 in Paris. Indonesia
committed to increase its voluntarily pledge
to reduce GHG emissions to 29 percent
through its own efforts, and up to 41 percent
with international support, against the
business as usual scenario by 2030.
• Government Regulation (No 71/2014 which
will be revised) for the Protection and
Management of Peatland Ecosystems ..
Ground water table max 0.4 m
• Presidential Regulation No. 73 / 2012 on the
National Strategy on Mangrove Ecosystem
Management
B. Emission 35 ton CO2/Ha/Yr (GWT 40 cm)
A. Emision 95 ton CO2/Ha/yr (GWT : 100 cm)
C. Emission saving = 60 ton CO2/Ha/Yr
If PP71/2014 is implemented
A
B
C
Mungkin dapat bersaing
dengan sawit !! Harga ikan = Rp
50,000/kg; Sawit Rp 1,500/kg
37. • Too many canals: 200 – 700
m long/ha (total length about 2
- 7 million Km; width 1 – 35
meter; 0.5 – 4 meter depth)
• Too many fire scars in
peatland areas created man-
made lakes / pond like
ecosystem
• Man-made reservoirs
(Embung) in peatland areas
built to store waters for fire
prevention, etc
• All unintended man-made
water bodies mentioned
above can potentially be
developed for fish ponds
Alasan menerapkan budidaya perikanan
di lahan gambut:
38. Beje Ponds in Peatland Area : Natural Fish Trap/ Aqua Culture
RIVER
PUNING
40 km length
RIVER
SIMPANG TELO
PAMANTUNGAN CANAL
SAKAHAMPALAN CANAL
HARUSAN RIVER
Genangan mirip danau
S. Bateken
S. Barito
Blocked canals as fire breaks, peatland rewetting, enhance
Biodiversity and create alternative livelihood
Beje /Pond
Trees along the pond
or canal banks
39. Blocking
(Sep 2003)
Inundation
Wet peatlands insusceptible to fire
The blocked canal will trap fishes
2 tons at end of rainy season
Peatland Rewetting: trapped fishes and prevent fire
40. Physical property
Sept 2003 – Dec
2004
Water Temperature (oC) 26 – 34
Transparacy (cm) 30 -80
Electrical Conductivity
(µS/cm)
37 – 71
Turbidity (NTU) 3 - 45
Total Suspended Solid TSS
(mg/l)
3 – 187
Chemical Property Stasiun
pH 3.40 – 4.22
DO (mg/l) 3.03- 7.95
BOD5 1.35 – 18.02
N
o.
Latin name Local Name in central
Kalimantan
1 Wallago Leeri Tampahas/tapah
2 Channa micropeltes Tahoman/toman
3 Channa pleurophthalmus Karandang/kerandang
4 Channa melanopterus Kihung
5 Channa sp. Mihau
6 Belontia hasselti Kakapar/kapar
7 Pristolepis grooti Patung
8 Kryptoterus sp Lais
9 Macrones nemurus Baung
10 Notopterus lopis Balida/belida
11 ? Babat
12 Channa striata Behau/gabus
13 Helostoma temminckii Tambakan
14 Anabas testudineus Papuyu/betok
15 Trichogaster trichopterus Sapat/sepat
16 Rasbora sp Saluang
17 ? Undand capit/udang
18 ? Jajulung/julung
19 ? Tabute
20 ? Tatawun
21 Macronathus aculeatus Telan/Sili/jili-jili/telan
22 Monopterus albus Lindung/belut
23 Clarias batrachus Pentet/lele
24 Osteochilus sp Puyau
25 ? Tamparahung
26 ? Tampala
27 Puntilus lineatus Tambayuk
28 Parachela oxygastroides Saribulu/sampirang bulu
29 ? Dasai
Fish species found in the blocked canal compartment (canal code: SPI)
in Ex PLG area within 2003 – 2004 and its water quality, WI Indonesia.
Fihes Pictures: Muh. Iqbal, 2011
(57 sp in Merang Kepahyang
river - South Sumatera)
41. Nation-wide Fish larvae marketing via air by Surya Mina
Haruan/ Gabus : Chana sp
Benih Lele : Clarias sp Benih Patin
43. Preparation of mound
Make hole on top
of mound
Insert appropriate age / height of
plant seedlings into the
mound’s hole
Peatland
Rehabilitation
using mound
technique
44. Survival 70%: Ramin (H=1.8 m; D=2 cm) Gonystylus bancanus, Perepat
Combretocarpus rotundatus and Rengas manuk Mellanoorhoea walichii
Vegetation Rehabilitation in burned areas of Berbak NP
(using native species and mound technique)
45. How about Pitcher Plants as Paludiculture species ??
Do they have good market values to trap mosquitos?
46. • Keberadaan kanal yang disekat-sekat, embung, dan lahan gambut
yang mengalami depresi (cekungan), dapat dimanfaatkan sebagai
kolam ikan (akuakultur)
• Disekeliling kanal dapat ditanami berbagai jenis tanaman lahan basah
(paludikultur) yang dapat bertahan hidup meskipun lahannya
tergenang (misal akibat kanal di blok lalu menimbulkan pembasahan/
rewetting gambut)
• Akuakultur dan paludikultur dapat berkontribusi dalam menurunkan
emisi GRK
• Untuk bersaing dengan dengan sawit akibat permintaan pasarnya
yang tinggi, pemerintah perlu membantu pemasaran produk
paludikultur
• Produk akuakultur diduga akan dapat bersaing dengan sawit karena
umur panen ikan yang singkat dan harga ikan yang jauh lebih tinggi
dari sawit
• Untuk mengoptimalkan akuakultur dan paludikultur di lahan gambut,
agar KLHK bekerjasama dengan KKP dan Kementan
Saran dan Kesimpulan
Editor's Notes
Prinsip & konsep restorasi hidrologi telah ditulis oleh Suryadiputra et al., 2005 dalam buku berjudul “Panduan Penyekatan Parit dan Saluran di Lahan Gambut Bersama Masyarakat”. Juga dapat dibaca pada buku yang ditulis Stoneman, S. dan S. Brooks. 1997. Berjudul “Conservating Bogs, The Management Handbook”.
Prinsip Restorasi Hidrologi di lahan gambut adalah menaikkan muka air tanah gambut setinggi mungkin, yang pada akhirnya diharapkan dapat: menurunkan laju oksidasi dan subsidensi gambut, membasahi gambut untuk mengurangi resiko kebakaran dan meningkatkan kelembaban tanah untuk pertumbuhan vegetasi. Semua di atas akhirnya akan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kapasitas penyerapan GRK.
Kegiatan restorasi hidrologi lahan gambut mesti mengikuti tahapan-tahapan yang benar dan mempertimbangkan aspek iklim (musim hujan mengangkut bahan kontruksi tabat/bendung dan musim kemarau, saat air dalam saluran rendah, membangun tabat). Keterlibatan masyarakat lokal adalah merupakan keharusan, baik saat pembangunan kontruksi maupun saat perawatan (Suryadiputra et al., 2005).
Rincian terkait cara-cara rewetting di lahan gambut dapat di baca dalam :
Suryadiputra, I N.N., Alue Dohong, Roh, S.B. Waspodo, Lili Muslihat, Irwansyah R. Lubis, Ferry Hasudungan, dan Iwan T.C. Wibisono. 2005. Panduan Penyekatan Parit dan Saluran di Lahan Gambut Bersama Masyarakat. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor. ISBN: 979-99373-5-3
Jarak antar tabat sebaiknya dibangun cukup berdekatan (beda tinggi muka air dalam saluran antar tabat maksimum 20 cm) agar gambut sekitar saluran menjadi basah.
Pada Gambar pojok kanan atas (tidak ideal), jumlah bendung banyak dengan puncak bendung lebih rendah dari muka gambut, pada kondisi demikian air tanah tidak akan mencapai permukaan gambut dan disekitarnya. Pada Gambar pojok kanan bawah (Ideal), jumlah bendung banyak dan puncak bendung tinggi, air mendekati permukaan tanah gambut dan akan membasahi gambut dalam jangkauan lebih luas (lihat foto pada pojok kiri atas dan bawah)
Pembangunan Tabat/bendung harus dimulai pada bagian paling atas/hulu dari saluran. Penabatan di atas berlangsung di ujung paling utara/hulu dari Saluran Primer Utama /SPU-7 (Blok A utara eks PLG-Kalteng) pada Tahun 2003. Beda muka air dalam saluran hampir 2 meter (karena lokasi bendung tepat berada di puncak kubah gambut), dan bendung yang dibangun tsb cukup kuat mengatasi tekanan (‘head differences hampir 2 m’) dikarenakan konstruksinya sangat kokoh (juga di atasnya, sekitar 300 meter dari bendung ini dibangun juga bendung lainnya). Kondisi lahan gambut di kiri kanan sebelah luar saluran SPU-7, sebelum dibendung adalah gersang (foto Pojok Kiri atas), namun setelah di bendung, bibit-bibit alami tumbuh dengan subur (foto bawah). Sumber Suryadiputra et al., 2005
Gambar di atas memperlihatkan cara lain untuk membasahi gambut dengan menggunakan (memompa) air dari sungai di dekatnya. Kegiatan demikian dapat dilakukan menjelang musim kemarau. Jika gambut menjadi basah maka kebakaran dapat dicegah dan emisi GRK dapat dihindari. Muka air di lahan gambut dapat dikendalikan melalui pipa-pipa pengendali muka air gambut. (Sumber Stoneman & Brooks, 1997)
Gambar bawah. Untuk mempercepat dan memperluas daerah genangan (rewetting) di lahan gambut, dapat dibantu dengan membangun parit buntu (dangkal) ke arah lahan terbuka/berhutan. Cara demikian akan dapat mengurangi tekanan air dalam saluran dan terhadap bangunan tabat/bendung. (Sumber: Suryadiputra et al., 2005).
Apakah mengebunkan jelutung ekonomis? Menurut Balai Informasi Kehutanan Jambi, satu hektar kebun jelutung, per tahun, bisa menghasilkan sampai 13,5 juta dari getahnya. Jika jelutung sudah tak menghasilkan getah, saat diameter pohon sudah mencapai 50 cm, pohonnya bisa ditebang untuk dijadikan kayu. Dalam satu hektar kebun jelutung bisa neghasilkan 117 juta! Lahan rawa, apalagi yang rawa gambut, sangat tidak layak untuk dijadikan kebun sawit. Oleh sebab itu lahan rawa yang sudah terbuka harus ditanami dengan tanaman asli yang bisa tumbuh di rawa-rawa. Jelutung adalah salah satu jenis tumbuhan asli yang cocok ditanam di lahan rawa.Read more: http://baltyra.com/2010/02/11/jelutung-si-pohon-permen-karet/#ixzz4HHAYyvs7
Beberapa masyarakat yang tinggal di dusun Muara Puning, membangun kolam-kolam memanjang di lahan gambut (ukuran: panjang 10 – 50 m; lebar 1,5-3 m dan dalam 1 – 2 m), dan menggunakan kolam-kolam ini (nama lokalnya disebut “BEJE”) sebagai perangkap ikan alami saat air sungai di sekitar kolam meluap di musim hujan (sekitar Oktober – Februari). Selanjutnya ikan-ikan yang terperangkap di dalam kolam beje akan dibiarkan selama beberapa bulan hingga akhirnya di panen (sekalian dikeduk lumpurnya) menjelang dan selama musim kemarau (Juli – September).
Ilustrasi di atas dibuat berdasarkan kondisi di lapangan di Desa Sungai Puning- Kabupaten Barito Selatan – Kalimantan Tengah
Penyekatan parit-parit sehingga terbentuk beberapa ruas kolam di dalamnya, sebenarnya dapat di samakan seperti “BEJE”. Tapi usaha penyekatan parit juga diharapkan akan memberikan keuntungan lain, misalnya sebagai sekat bakar/pencegah menjalarnya api ke lokasi lain, memperbaiki tata air sehinga proses peremajaan vegetasi di sekitarnya dapat pulih serta mencegah kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau. Dari hasil pemantaun selama tahun 2004, di parit-parit yang disekat menjadi Beje di Ds Muara Puning (Barito Selatan), didapatkan tidak kurang dari 16 jenis ikan yang terperangkap (diantaranya ikan Gabus Chana sp., Lele Clarias sp., Betok Anabas testudineus, Sepat Trichogaster sp., dan Tambakan Helostoma sp.) dan akhirnya dipanen masyarakat untuk menambah pendapatan mereka. Sumber Suryadiputra, dkk., 2005.
Tidak dapat diingkari bahwa aspek hydrologi, khususnya “genangan” sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan rehabilitasi vegetasi di lahan gambut. Genangan ringan belum berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup bibit, namun, genangan yang berat hingga menenggelamkan seluruh bagian tanaman akan menyebabkan kematian. Alternatif untuk menghindari hal ini adalah memilih lokasi yang tepat, yaitu lahan dengan kemungkinan genangan yang kecil. Tindakan pencegahan (preventif) lain adalah membuat gundukan buatan sebagai tempat ditanamnya bibit. Dalam pembuatan gundukan, tinggi gundukan yang optimal merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Tinggi gundukan ini hendaknya disesuaikan dengan tinggi genangan, agar pucuk tanaman tidak tenggelam saat musim penghujan, tapi akar masih berada di zona lembab dapat mampu menjangkau muka air tanah saat musim kemarau. Jika seluruh bagian bibit tanaman terlalu lama terbenam air (> 1 bulan), atau jika sistem perakarannya kekeringan/tidak dapat menjangkau air yang berada di bawahnya, maka bibit tersebut akan mati. Pengetahuan tentang pola hidrologi (khususnya fluktuasi muka air tanah) dari suatu calon lokasi rehabilitasi sangat penting diketahui secara dini. Pengetahuan ini juga dapat dijadikan pedoman dalam menyiapkan langkah-langkah kegiatan rehabilitasi, misalnya: pada bulan apa sebaiknya gundukan buatan dibuat, bibit mulai disiapkan, bibit mulai ditanam dan seterusnya. Gambar di atas merupakan salah satu bentuk penyesuaian kegiatan rehabilitasi terhadap perilaku hidrologi dari suatu wilayah yang akan di rehabilitasi (Wibisono, dkk., 2005).
Referensi: Wibisono, I.T.C, Labueni Siboro dan I Nyoman N. Suryadiputra. 2005. Panduan Rehabilitasi dan Teknik Silvikultur
di Lahan Gambut. Bogor: Wetlands International - IP, 2005. xxiii + 174 hlm; 15 x 23 cm. ISBN: 979-99373-0-2
Rehabilitasi lahan gambut yang rusak akibat terbakar dengan menggunakan tehnik gundukan (mounding) telah diterapkan oleh WI-I pada tahun 2004-2007 pada lokasi kawasan penyangga Taman Nasional Berbak di Jambi. Jenis vegetasi yang ditanam saat itu terdiri dari Ramin, Gonystylus bancanus, Perepat Combretocarpus rotundatus and Rengas manuk Mellanoorhoea walichii
Gambar di atas memperlihatkan posisi gundukan-gundukan (mounds) yang diterapkan oleh WI-I pada tahun 2004-2007 pada lokasi kawasan penyangga Taman Nasional Berbak di Jambi. Jenis vegetasi yang ditanam saat itu terdiri dari Ramin, Gonystylus bancanus, Perepat Combretocarpus rotundatus and Rengas manuk Mellanoorhoea walichii . Tingkat keberhasilan hidup diperkirakan sekitar 70%. Kegiatan ini melibatkan para nelayan pencari ikan dan sebelumnya mereka telah diberi pelatihan tehnik rehabilitasi dan cara-cara memantau dan merawat tanaman