Pentingnya peta untuk perlindungan dan restorasi khg
1. Pentingnya Peta untuk
Perlindungan dan Restorasi KHG
Azwar Maas
Ketua Kelompok Ahli BRG
• FGD Perlindungan Kesatuan
Hidrologis Gambut Hingga
Kuartal Idua 2016
• Century Park Hotel, Jakarta 21
Juni 2016
2. Peta
Peta adalah potret, menggambarkan keadaan lapangan yang dituangkan ke
bentuk dua dimensi yang dikecilkan dengan perbandingan tertentu dan pada
kondisi terkini (fakta akual/faktual).
Peta status penguasaan lahan gambut
Peta ketebalan gambut mencerminkan sebaran harkat tebal gambut dalam
suatu KHG, skala 1 : 50.000 yang berarti 1 cm2 di peta adalah 25 ha di
lapangan dalam aturan PP 71/2014 akan dipakai untuk menentukan zona
lindung dan zona budidaya pada satu KHG
Peta bentanglahan merupakan bentuk morfologi permukaan KHG yang
menunjukkan beda kontur minimal 1 m, skala 1 : 2000 atau 2500 DEM rinci
seperti Lidar:
Faktual penggunaan lahan tiap tapak dalam satu KHG
Faktual sistem tata air: dimensi, densitas, dan arah aliran dalam satu KHG
3. PP 71/2014
KHG: Ekosistem Gambut yang letaknya di antara 2 (dua)
sungai, di antara sungai dan laut, dan cekungan upland
berupa rawa
Pengurangan emisi dari gambut selaku carbon sink
Cukup tersedia air di kubah untuk membasahi/merembeskan
air ke zona bawah kubah ketika tidak ada hujan
Zona konservasi minimal 30% dari Satu Kesatuan Hidrologis
Zona perakaran cukup lembab, tidak hidrofobik dan tersedia
pori aerasi. Tidak mudah terbakar
Karena gambut porus, aliran kapiler sangat rendah, maka
muka air tanah harus 40cm dari permukaan tanah.
4. Perpres No 1 tahun 2016 BRG
Mengkoordinasikan dan memfasilitasi restorasi gambut pada 7 Propinsi
yang bergambut.
Menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi dan penguatan kebijakan pelaksanaan
restorasi gambut;
b. perencanaan, pengendalian dan kerja sama penyelenggaraan
restorasi gambut;
c. pemetaan kesatuan hidrologis gambut;
d. penetapan zonasi fungsi lindung dan fungsi budidaya;
e. pelaksanaan konstruksi infrastruktur pembasahan (rewetting)
gambut dan segala kelengkapannya;
f. penataan ulang pengelolaan areal gambut terbakar ;
g. pelaksanaan sosialisasi dan edukasi restorasi gambut;
h. pelaksanaan supervisi dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan
infrastruktur di lahan konsesi; dan pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Presiden.
5. Rancangan Tata Kelola Air
Kesatuan hidrologis menjadi dasar perumusan tata air.
Prinsip dasar adalah lahan gambut selalu dalam keadaan
lembab sepanjang tahun.
Diperlukan peta topografi rinci dengan beda kontur miminal
0,5 m untuk mencerminkan suatu bentang lahan pada setiap
kesatuan hidrologis gambut.
Upland
River
Kubah lindung
(nature water
reservation)
Kesatuan
hidrologis
vertikal/Tebal
gambut < 1 to 18
m
Kesatuan
hidrologis
horizontal)
2 - > 100 km)
6. 1
2
3
5
6
1
2
3
4
1. Ds Teluk Meranti
2 HTI Arara Abadi/ APP
3 M Kerumutan
4. HTI RAPP
4
Kesatuan Hidrologis Gambut
Sungai Kampar-Indragiri - Riau
Peta KHG memuat:
a. Lokasi, keberadaan, dan luas
b. Sebaran karakteristik fisika, kimia,
biologi, hidrotopografi,
1. lokasi titik atau koordinat;
2. Landcape lahan;
3. air tanah, genangan, atau banjir;
4. tutupan lahan, penggunaan lahan,
dan kondisinya;
5. keberadaan flora dan fauna yang
dilindungi;
6. Keberadaan dan kondisi saluran
drainase alami dan buatan;
7. kualitas air tanah atau genangan;
8. tipe luapan;
9. ketebalan gambut;
10.perkembangan kondisi atau tingkat
kerusakan lahan gambut;
11.karakteristik substratum dibawah
lapisan gambut.
Courtesy Nyoman S.
10. Rezoning (PP 71/2014) &
Hydrological Restoration
New plantation adapted to
natural peatland
Integrated Forest Farming
System (IFFS)
(Institutionalization, Science Tech,
Human Resources Development)
Formulation of the New Economy
based on Sustainable Peatland
management that is competitive
Rapid Assessment
Social & Bio-physical
Mapping & Planning
Fully restored
ACTION 1
ACTION 3
ACTION 2
ACTION 4
ACTION 5
19. Tata air
(Neraca Air)
Kubah (min. 30%
KHG)
Saluran drain primer
Tidak menyentuh
zona lindung
Melebar ke muara
(outlet)
Ada bangunan
ekohidro
Saluran drain
sekunder
Ada bangunan
ekohidro
Saluran drain
tersier, tidak
menyentuh
saluran sekunder
di atasnya