1. Reklamasi lahan hutan bakau di Pantai Utara Jakarta untuk proyek perumahan mewah Pantai Indah Kapuk telah menghancurkan habitat alam dan meningkatkan risiko banjir.
2. Langkah reklamasi besar-besaran di lahan hutan bakau telah ditentang oleh para ahli lingkungan karena dampaknya yang merugikan.
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
HUTAN BAKAU DI ANCAMAN
1.
2. HUTAN BAKAU Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik . Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak , maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu .
3. HUTAN BAKAU Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di subtropika. Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar , merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999). Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra , dan pantai barat serta selatan Kalimantan . Di pantai utara Jawa , hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan. Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul , hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua , terutama di sekitar Teluk Bintuni . Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.
4. Gambar di atas adalah gambar distribusi hutan bakau di dunia, dan bisa dilihat bahwa Indonesia adalah daerah yang memiliki hutan bakau dengan tingkat keragaman yang sangat tinggi.
5. FUNGSI EKOLOGIS HUTAN BAKAU 1. Sebagai Penentu Sumber Produktifitas Perairan 2. Penyedia Habitat Satwa 3. Pengatur Fungsi Hidrologis 4. Penjaga Kualitas Air 5. Pencegah Bencana Alam 6. Penjaga Sistem dan Proses Alami FUNGSI EKONOMIS HUTAN BAKAU 1. Sumber Perikanan 2. Penghasil Kayu 3. Sumber Plasma Nuftah FUNGSI SOSIAL HUTAN BAKAU 1. Sumber Mata Pencaharian Masyarakat 2. Sumber Pangan 3. Sumber Bahan Obat-obatan 4. Tempat Kegiatan Wisata Alam 5. Sarana Penelitian dan Pendidikan
6. Indonesia memiliki hutan bakau terluas di dunia dengan luas mencapai 3.8 juta Ha. Tapi bagaimana sekarang?
7. RIWAYAT RTH DI JAKARTA RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) 1965-1985 Alas hukum: Rencana Induk Djakarta 1965-1985 Gubernur: Soemarno/Ali Sadikin Luas: 37,2% (241,8 km2) Kategori: sangat ideal · 1971. Gubernur Ali Sadikin melepaskan 13 hektare RTH Senayan untuk pembangunan hotel dalam rangka Konferensi Pariwisata Asia Pasifik. Belakangan, hotel itu ternyata menjadi properti perusahaan keluarga Ibnu Sutowo. · 1984. Luas ruang terbuka hijau 28,8%.
8. RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) 1985-2005 Alas hukum: Rencana Umum Tata Ruang Jakarta 1985-2005 Gubernur: Soeprapto Luas: 26,1-31,5 % (169,65 km2) pada 2005 Kategori: cukup ideal Tonggak: · 1990. Dua pertiga kawasan lindung Pantai Kapuk direklamasi menjadi perumahan Pantai Indah Kapuk · 1994. Hutan kota Tomang di Jakarta Barat dikonversi menjadi Mal Taman Anggrek · 1995. Luas ruang terbuka hijau 24,9% · 1996. Konversi besar-besaran RTH Senayan dimulai, ditandai dengan pembangunan Hotel Atlet Century dan Plaza Senayan · 1997. Hotel Mulia dibangun di atas RTH Senayan menggunakan memo Presiden Soeharto · 1998. Luas ruang terbuka hijau 9,6%. · 1999. Gubernur Sutiyoso “memutihan” pelanggaran ruang terbuka hijau dengan menerbitkan Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta 2010.
9. Seperti telah disampaikan, dahulu Indonesia memiliki hutan bakau yang paling luas di dunia. Namun kini, hutan baka di Indonesia dalam ancaman yang serius. Fakta-faktanya : -Hingga tahun 2003, sekitar 13.200 ha lahan tambak beralih fungsi menjadi kawasan industri. -Pada tahun 1982, luas areal hutan bakau Indonesia adalah 4,2 juta hektar. Namun, seiring ekspansi industri pertambakan, luas areal hutan bakau Indonesia tersisa 1,9 juta hektar di tahun 2007. -Di Lampung, misalnya, dari 160.000 hektar lahan hutan bakau, sekitar 136.000 hektar (80%) rusak akibat perluasan tambak. - Setidaknya 831 ha hutan bakau di pantai utara Jakarta telah di reklamasi menjadi kawasan perumahan elit (Pantai Indah Kapuk).
10. REKLAMASI Reklamasi adalah salah satu wujud Urban Expansion untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi suatu daerah. Kebijakan ini umum dilakukan ketika suatu daerah berbatasan langsung dengan perairan. Kebijakan ini telah dilakukan oleh beberapa negara, salah satunya adalah Singapura. Urban Expansion ini mungkin bisa menjadi salah satu solusi yang baik untuk menanggulangi pertumbuhan jumlah penduduk, namun harus dilakukan dengan cermat karena mempengaruhi banyak pihak.
11. PANTAI INDAH KAPUK Merupakan sebuah perumahan eliter yang berdiri di atas lahan seluas 800 ha di daerah pantai utara Jakarta. Digagas pada tahun 1990, dan berdiri di atas lahan reklamasi. Dikembangkan di bawah bendera PT. Mandara Permai, diperkirakan menguasai 1163 ha lahan hasil reklamasi ini, yang selain dijadikan perumahan elite, juga dijadikan padang golf.
13. PROSE PEMBENTUKAN PANTAI INDAH KAPUK Pemerintah pusat dan daerah merumuskan landasan hukum untuk pelaksanaan reklamasi, yaitu Keputusan Presiden no. 52/1995 tentang Reklamasi dan Peraturan Pemerintah no. 8 / 1995 tentang Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kota Jakarta Utara. Lalu diperkuat oleh UU no. 32 / 2004 tentang otonomi daerah yang memberikan kebebasan pemerintah daerah untuk menentukan proyek yang boleh dilangsungkan di daerahnya demi kepentingan daerahnya.
14. Proyek Reklamasi ini Dilakukan oleh 10 perusahaan: PT. Muara Wisesa Samudra (54 Ha) PT. Bhakti Bangun Eramulia ( 38Ha) PT. Kawasan Berikat Nusantara (198 Ha) PT. Pembangunan Jaya Ancol ( 592 Ha). PT. Kapuk Naga Indah (674 Ha) PT. Jaladri Kartika Eka Paksi (200 Ha) PT. Manggala Krida Yudha (375 Ha) PT. Dwi Marunda Makmur (220 Ha) BPL Pluit/ PT. Jakarta Propertindo (290 Ha) Yang sudah melakukan proyeknya adalah 3 perusahaan, yaitu PT. Kapuk Naga Indah, PT. Jakarta Propertindo dan PT. Manggala Kriya Yudha, yang lainnya akan menyusul.
15. Masalah lain timbul karena proyek tersebut akan dilaksanakan di atas lahan seluas 1000 Ha yang merupakan kawasan Hutan Lindung yang merupakan milik Departemen Kehutanan. Hutan Lindung tersebut merupakan paru-paru kota, yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan masyararakat kota ini. Akhirnya proyek ini tetap dilaksanakan, dengan perjanjian tukar guling / ruislag , dimana Departemen Kehutanan dijanjikan lahan di sukabumi dan pulau di kepulauan Seribu sebagai ganti paru-paru kota yang hilang. Kejanggalan lain adalah bahwa AMDAL dari proyek ini baru dikeluarkan 7 Tahun setelah proyek ini mulai berjalan. Padahal seharusnya AMDAL harus dilakukan lebih dahulu, sebelum suatu proyek mulai dijalankan.
16.
17. Banjir di Tol Soedyatmo, hingga kini masih menjadi adu argumentasi mengenai penyebabnya, antara pembangunan PIK dengan buruknya konstruksi Tol Soedyatmo sehingga mengalami banjir yang cukup parah pada banjir besar tahun ini. Fakta lainnya, walau PIK sebenarnya berada di bawah permukaan air, ternyata PIK sama sekali tidak mengalami banjir.
18. Gambar di atas menjelaskan alasan mengapa PIK tidak mengalami banjir