Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaYossy Suparyo
Instruksi Presiden ini memerintahkan penundaan pemberian izin baru hutan alam primer dan lahan gambut selama 2 tahun untuk menyempurnakan tata kelola hutan dan lahan, kecuali untuk beberapa pengecualian seperti proyek vital nasional. Instruksi ini juga memerintahkan revisi berkala peta hutan dan lahan serta kerja sama lintas kementerian dalam pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan restorasi ekosistem oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan tentang enam misi, visi, dan tantangan-tantangan dalam menerapkan kebijakan tersebut, termasuk kurangnya investasi, dukungan penelitian, sosialisasi, teknologi, insentif, serta masalah perambahan lahan dan penguasaan ilegal lahan hutan.
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...CIFOR-ICRAF
"[Ringkuman] Dokumen tersebut membahas latar belakang dan upaya-upaya bidang tata ruang dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, termasuk pembahasan mengenai peraturan dan rencana tata ruang di tingkat nasional dan daerah."
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklimswirawan
reformasi agraria yang adaptif terhadap perubahan iklim
ditampilkan pada seminar kongres nasional kophi koalisi pemuda hijau indonesia ke 5 di semarang jawa tengah
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengelolaan sumber daya agraria dan pertanahan di Indonesia. Terdapat beberapa masalah utama seperti ketimpangan kepemilikan tanah, kemiskinan, pengangguran, dan konflik agraria. Dokumen ini juga menjelaskan peraturan terkait pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaYossy Suparyo
Instruksi Presiden ini memerintahkan penundaan pemberian izin baru hutan alam primer dan lahan gambut selama 2 tahun untuk menyempurnakan tata kelola hutan dan lahan, kecuali untuk beberapa pengecualian seperti proyek vital nasional. Instruksi ini juga memerintahkan revisi berkala peta hutan dan lahan serta kerja sama lintas kementerian dalam pelaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan restorasi ekosistem oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan tentang enam misi, visi, dan tantangan-tantangan dalam menerapkan kebijakan tersebut, termasuk kurangnya investasi, dukungan penelitian, sosialisasi, teknologi, insentif, serta masalah perambahan lahan dan penguasaan ilegal lahan hutan.
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...CIFOR-ICRAF
"[Ringkuman] Dokumen tersebut membahas latar belakang dan upaya-upaya bidang tata ruang dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, termasuk pembahasan mengenai peraturan dan rencana tata ruang di tingkat nasional dan daerah."
Adaptasi reformasi agraria perubahan iklimswirawan
reformasi agraria yang adaptif terhadap perubahan iklim
ditampilkan pada seminar kongres nasional kophi koalisi pemuda hijau indonesia ke 5 di semarang jawa tengah
Dokumen tersebut membahas kebijakan pengelolaan sumber daya agraria dan pertanahan di Indonesia. Terdapat beberapa masalah utama seperti ketimpangan kepemilikan tanah, kemiskinan, pengangguran, dan konflik agraria. Dokumen ini juga menjelaskan peraturan terkait pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan pencabutan izin konsesi kawasan hutan untuk 192 perusahaan seluas 3,1 juta hektar dan evaluasi 106 perusahaan seluas 1,4 juta hektar untuk meningkatkan produktivitas hutan, mendorong pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas upaya rehabilitasi mangrove dan gambut di Indonesia, termasuk program kerja pemerintah, penyebab penurunan luas mangrove, dan strategi nasional pengelolaan ekosistem mangrove. Beberapa inisiatif kunci adalah program Green Port untuk menanam mangrove, revitalisasi lahan gambut, dan pembentukan kelompok kerja multi tingkat untuk koordinasi kebijakan.
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiSani Saragih
Peraturan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.12/MENLHK-II/2015 tentang Pembangunan Hutan Tanaman Industri, terutama mengenai definisi ekosistem gambut dan kriteria identifikasi areal IUPHHK-HTI.
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
Wetland management (mangrove and peatland)
This session discusses peatland and mangrove ecosystems management, within which they are considered as essential ecosystems. This session further explores the legal aspects related to peatland and mangrove ecosystems management in Indonesia and the operationalization of the regulatory framework.
Speaker: Ir. Wiratno, M.Sc., Director General of Conservation on Natural Resources and Ecosystem, Ministry of Environment and Forestry
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Dinamika pengelolaan mangrove di daerah: kondisi, tantangan dan peluangCIFOR-ICRAF
The dynamics of mangrove ecosystem management at the sub-national level: condition, challenges, and opportunities
This session explored the current condition, challenges, and opportunities of mangrove management at the regional level. This session also introduced some of the achievements of the Regional Mangrove Working Group (KKMD) and the success story of the involvement of the coastal/fishing community in mangrove ecosystem management.
Speaker: Dr. Rudhi Pribadi, Head of Fisheries and Marine Sciences Study Program Diponegoro University
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) memberikan arahan pengalokasian ruang wilayah perairan pesisir dan pulau-pulau kecil ke dalam zona-zona seperti Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan Alur Laut. Dokumen ini juga menjelaskan penyelarasan antara RZWP-3-K dengan rencana-rencana lain seperti Rencana T
Dokumen tersebut merupakan pedoman penyusunan Rencana Zonasi Rinci Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang memberikan panduan mengenai hierarki perencanaan tata ruang, tujuan dan sasaran penyusunan rencana zonasi rinci, wilayah perencanaannya, serta fungsi dan manfaat dari rencana zonasi rinci.
Dokumen tersebut merangkum profil KPHP Model Register 47 Way Terusan di Kabupaten Lampung Tengah. Mencakup aspek wilayah, lembaga, dan rencana kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi rehabilitasi lahan, pemanfaatan hutan oleh masyarakat, serta pengembangan hutan tanaman rakyat dan kemasyarakatan.
Dokumen tersebut membahas kebijakan penataan ruang khususnya bidang pertanian pangan di Sumatera Utara. Dokumen tersebut menjelaskan empat peruntukan pola ruang utama, sumber data yang digunakan, peta sebaran lahan sawah, perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, dan permasalahan yang dihadapi.
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717Haryo Armono
Integrasi perencanaan, pengembangan dan pembangunan pelabuhan serta kebutuhan lahan dalam rencana tata ruang wilayah membahas (1) pentingnya pengintegrasian rencana pelabuhan nasional dengan rencana tata ruang, (2) keterkaitan antara rencana induk pelabuhan nasional dengan rencana tata ruang wilayah, dan (3) arahan pengembangan dan pembangunan pelabuhan dalam rencana tata ruang wilayah nasional.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengendalian tata ruang dan pemanfaatan tata ruang kawasan pertanian, yang mencakup:
(1) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya untuk meningkatkan produktivitas, keterpaduan antar kegiatan, dan pengendalian agar tidak melebihi daya dukung lingkungan;
(2) Instrumen pengendalian seperti sertifikasi lahan usaha pertanian dan peraturan tentang kriteria kawasan pertanian;
Peta khg nasional, indikatif fungsi lindung & areal restorasi ekosistem g...Panji Kharisma Jaya
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang peta kesatuan hidrologis gambut (KHG) di Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan proses pembuatan peta KHG meliputi interpretasi citra satelit, delineasi batas KHG, verifikasi lapangan, dan penentuan prioritas KHG. Dokumen tersebut juga menyajikan data jumlah dan luas KHG per provinsi di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas rencana kerja dan peta indikatif prioritas restorasi di Sumatera Selatan yang mencakup tujuan pembentukan Badan Restorasi Gambut, tugas BRG, strategi restorasi, perencanaan pelaksanaan restorasi, dan matriks penentuan kelas prioritas restorasi."
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPanji Kharisma Jaya
1. Dokumen membahas upaya restorasi ekosistem gambut yang rusak akibat kebakaran, meliputi rehabilitasi vegetasi, revitalisasi sosial, dan pemulihan ekosistem gambut secara keseluruhan.
2. Pengembangan tanaman ramah gambut dilakukan dengan memperkenalkan jenis-jenis lokal dan adaptif beserta teknik budidaya, serta membangun pasar untuk komoditas berkarbon rendah.
3. Agroforestri dipraktikkan di lahan gambut
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan pencabutan izin konsesi kawasan hutan untuk 192 perusahaan seluas 3,1 juta hektar dan evaluasi 106 perusahaan seluas 1,4 juta hektar untuk meningkatkan produktivitas hutan, mendorong pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas upaya rehabilitasi mangrove dan gambut di Indonesia, termasuk program kerja pemerintah, penyebab penurunan luas mangrove, dan strategi nasional pengelolaan ekosistem mangrove. Beberapa inisiatif kunci adalah program Green Port untuk menanam mangrove, revitalisasi lahan gambut, dan pembentukan kelompok kerja multi tingkat untuk koordinasi kebijakan.
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiSani Saragih
Peraturan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.12/MENLHK-II/2015 tentang Pembangunan Hutan Tanaman Industri, terutama mengenai definisi ekosistem gambut dan kriteria identifikasi areal IUPHHK-HTI.
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
Wetland management (mangrove and peatland)
This session discusses peatland and mangrove ecosystems management, within which they are considered as essential ecosystems. This session further explores the legal aspects related to peatland and mangrove ecosystems management in Indonesia and the operationalization of the regulatory framework.
Speaker: Ir. Wiratno, M.Sc., Director General of Conservation on Natural Resources and Ecosystem, Ministry of Environment and Forestry
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Dinamika pengelolaan mangrove di daerah: kondisi, tantangan dan peluangCIFOR-ICRAF
The dynamics of mangrove ecosystem management at the sub-national level: condition, challenges, and opportunities
This session explored the current condition, challenges, and opportunities of mangrove management at the regional level. This session also introduced some of the achievements of the Regional Mangrove Working Group (KKMD) and the success story of the involvement of the coastal/fishing community in mangrove ecosystem management.
Speaker: Dr. Rudhi Pribadi, Head of Fisheries and Marine Sciences Study Program Diponegoro University
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) memberikan arahan pengalokasian ruang wilayah perairan pesisir dan pulau-pulau kecil ke dalam zona-zona seperti Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan Alur Laut. Dokumen ini juga menjelaskan penyelarasan antara RZWP-3-K dengan rencana-rencana lain seperti Rencana T
Dokumen tersebut merupakan pedoman penyusunan Rencana Zonasi Rinci Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang memberikan panduan mengenai hierarki perencanaan tata ruang, tujuan dan sasaran penyusunan rencana zonasi rinci, wilayah perencanaannya, serta fungsi dan manfaat dari rencana zonasi rinci.
Dokumen tersebut merangkum profil KPHP Model Register 47 Way Terusan di Kabupaten Lampung Tengah. Mencakup aspek wilayah, lembaga, dan rencana kegiatan pengelolaan hutan yang meliputi rehabilitasi lahan, pemanfaatan hutan oleh masyarakat, serta pengembangan hutan tanaman rakyat dan kemasyarakatan.
Dokumen tersebut membahas kebijakan penataan ruang khususnya bidang pertanian pangan di Sumatera Utara. Dokumen tersebut menjelaskan empat peruntukan pola ruang utama, sumber data yang digunakan, peta sebaran lahan sawah, perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, dan permasalahan yang dihadapi.
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717Haryo Armono
Integrasi perencanaan, pengembangan dan pembangunan pelabuhan serta kebutuhan lahan dalam rencana tata ruang wilayah membahas (1) pentingnya pengintegrasian rencana pelabuhan nasional dengan rencana tata ruang, (2) keterkaitan antara rencana induk pelabuhan nasional dengan rencana tata ruang wilayah, dan (3) arahan pengembangan dan pembangunan pelabuhan dalam rencana tata ruang wilayah nasional.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengendalian tata ruang dan pemanfaatan tata ruang kawasan pertanian, yang mencakup:
(1) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya untuk meningkatkan produktivitas, keterpaduan antar kegiatan, dan pengendalian agar tidak melebihi daya dukung lingkungan;
(2) Instrumen pengendalian seperti sertifikasi lahan usaha pertanian dan peraturan tentang kriteria kawasan pertanian;
Peta khg nasional, indikatif fungsi lindung & areal restorasi ekosistem g...Panji Kharisma Jaya
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang peta kesatuan hidrologis gambut (KHG) di Indonesia. Dokumen tersebut menjelaskan proses pembuatan peta KHG meliputi interpretasi citra satelit, delineasi batas KHG, verifikasi lapangan, dan penentuan prioritas KHG. Dokumen tersebut juga menyajikan data jumlah dan luas KHG per provinsi di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas rencana kerja dan peta indikatif prioritas restorasi di Sumatera Selatan yang mencakup tujuan pembentukan Badan Restorasi Gambut, tugas BRG, strategi restorasi, perencanaan pelaksanaan restorasi, dan matriks penentuan kelas prioritas restorasi."
Pengembangan tanaman ramah gambut sebagai bagian dari restorasiPanji Kharisma Jaya
1. Dokumen membahas upaya restorasi ekosistem gambut yang rusak akibat kebakaran, meliputi rehabilitasi vegetasi, revitalisasi sosial, dan pemulihan ekosistem gambut secara keseluruhan.
2. Pengembangan tanaman ramah gambut dilakukan dengan memperkenalkan jenis-jenis lokal dan adaptif beserta teknik budidaya, serta membangun pasar untuk komoditas berkarbon rendah.
3. Agroforestri dipraktikkan di lahan gambut
pencemaran udara akibat kebakaran lahan gambut.pptAulia Rahma
1. Air quality monitoring at Km. 12 Gambut, Banjar District in 2015 found levels of pollutants CO, O3 and SO2 increased above standards, and TSP levels exceeded quality standards.
2. Forest fires 5 km away impacted air quality, increasing pollutants like SO2, CO, NOx and O3, degrading the environment and threatening human health.
3. Prevention efforts like using protective equipment, community cooperation, and proper firefighting tools can help reduce air pollution from forest fires.
UU No 32 Tahun 2009 membahas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, termasuk sanksi pidana bagi pelanggaran. Undang-undang ini meningkatkan sanksi pidana berupa denda minimal miliaran rupiah dan memperketat pertanggungjawaban korporasi atas pencemaran lingkungan. Undang-undang ini juga memperkuat aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan keadilan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Spatial planning: in whose interests?
Land allocated for industrial forest and land-based industries is larger than the actual size of West Kalimantan.
Teks ini membahas tentang masyarakat adat dan berbagai sistem penguasaan dan pengelolaan hutan yang telah dikembangkan oleh masyarakat adat di berbagai wilayah Indonesia sejak zaman prakolonial. Sistem-sistem tersebut antara lain sistem pengelolaan agroekosistem dan sistem hutan kerakyatan yang melibatkan pengelolaan hutan bersama dengan budidaya pertanian. Teks ini juga menyoroti peran perempuan dalam pengelolaan sumberday
Portret keadaan-hutan-indonesia-2009-2013Aksi SETAPAK
Indonesia memiliki hutan tropis yang terluas di dunia, kekayaan sumberdaya hutan, serta keanekaragaman hayati yang beragam. Selama ini kekayaan dan keanekaragaman hutan tropis tersebut telah dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung.
A legal opinion is written legal advice on a point of law provided by an attorney. There are no set rules for writing legal opinions, but they should be organized, address the key facts and issues, and use plain language to effectively communicate the attorney's analysis and conclusion. Legal opinions follow the IRAC structure - they identify the Issue, discuss relevant Rules, provide an Analysis applying the rules to the specific facts, and reach a Conclusion. The conclusion provides the attorney's opinion on the legal issues presented.
Dokumen tersebut membahas tentang politik hukum sumber daya alam dan pengakuan hak masyarakat hukum adat di Indonesia. Ia menjelaskan bagaimana sejarah kolonial mempengaruhi pengelolaan lahan dan sumber daya alam, serta perjuangan masyarakat adat untuk mendapatkan pengakuan hak atas hutan adat mereka berdasarkan putusan MK dan amanat UUD 1945. Dokumen ini juga menyoroti pentingnya pengakuan
The ITTO project facilitated two internship programs in Sarawak from November 5-9, 2015 related to fish farming and gaharu production. Representatives from BKNP and local communities participated in the programs along with FDS staff to assist Indonesian and Sarawakian groups. This was part of an agreement between BKNP and FDS to establish cooperation following delays forming a joint task force.
Legal drafting adalah proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang meliputi tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan, dan pengundangan. Proses ini bertujuan mencapai kepastian hukum, keadilan, dan kegunaan dalam rangka mewujudkan negara hukum. Unsur-unsur negara hukum meliputi sistem pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat dan tunduknya pemerintah dan warga negara pada
The document provides guidance for law students on how to read and understand legal opinions. It explains that legal opinions are written explanations by judges for rulings in lawsuits. Opinions follow a standard structure, first outlining the facts of the case, legal issues, and arguments of the parties. They then discuss relevant laws and precedents before applying the law to the facts. Students are advised to pay close attention to the specific facts, legal arguments of parties, and outcome or disposition of the case. Understanding these elements is key to comprehending opinions and preparing for law school classes.
[Ringkasan]
Peraturan Nagari Sungai Pua Nomor 4 Tahun 2008 mengatur tentang biaya pelayanan administrasi di nagari. Biaya ini dikenakan kepada masyarakat untuk mendanai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan nagari, dengan pengecualian bagi masyarakat miskin. Jenis layanan administratif yang dikenakan biaya antara lain pengurusan KTP, surat domisili, legalisasi, dan rekomendasi perizinan. Hasil penerimaan wajib dis
This briefing paper outlines six processes and mechanisms that are key components of good forest and land governance in Indonesia. Embedded in Indonesia’s forest and land governance systems, these processes and mechanisms include spatial planning, allocating licenses for land concessions (such as for logging and mining activities, and palm oil and timber plantations), environmental safeguards, budgets for environmental management, monitoring land use and enforcement of relevant laws and regulations.
Studi ini menilai tata kelola hutan dan lahan di 16 kabupaten di Kalimantan dan Sumatera dengan menggunakan Indeks Kelola Hutan dan Lahan (IKHL). Hasilnya menunjukkan bahwa tata kelola hutan dan lahan di daerah-daerah tersebut masih buruk karena kurangnya transparansi, partisipasi masyarakat, dan akuntabilitas pemerintah daerah. Walaupun beberapa indeks mengalami peningkatan, tidak satupun daer
This paper examines the gender dimensions of control over customary forests and territories through state policy support, markets, and various forms of coercive power and legitimacy. The involved parties are not limited to state institutions and market actors, but also elites at the community level, and close relatives.
Dokumen tersebut merupakan peraturan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan tentang pedoman penyusunan Rencana Pemmanfaatan Hutan dan Rencana Kerja Tahunan Izin Pemmanfaatan Hutan Perhutanan Sosial. Dokumen ini memberikan panduan penyusunan perencanaan dan pelayanan pengesahan RPH-IPHPS secara transparan, partisipatif, akuntabel, dan mengutamakan kesetaraan gender.
Izin RAPP di Pulau Padang Cacat AdministrasiPeople Power
1. PPRM-AMPEL dan organisasi mahasiswa lainnya menuntut pencabutan SK Menteri Kehutanan No. 327/2009 yang memberikan izin kepada PT. RAPP, PT. SRL, dan PT. LUM di Kabupaten Kepulauan Meranti.
2. Mereka juga menuntut agar seluruh operasi perusahaan pulp dan kertas bermasalah di Riau dihentikan karena merusak lingkungan dan menimbulkan konflik lahan.
3. DPRD Provinsi Riau dim
Dokumen tersebut merangkum arahan kebijakan pengendalian perubahan iklim di Provinsi Maluku, yang mencakup komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030, program-program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di berbagai sektor seperti kehutanan, energi, dan pangan, serta anggaran untuk melaksanakan program-program tersebut di beberapa kabupaten di Maluku.
Dokumen ini membahas pedoman pelaksanaan kegiatan rehabilitasi lahan dan hutan (RHL) dengan sumber dana bagi hasil dana reboisasi (DBH-DR) dari kehutanan. Pedoman ini mengatur penyelenggaraan RHL meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan sasaran lokasi kegiatan RHL di dalam dan luar kawasan hutan.
Penugasan Sebagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Kegiatan Restorasi Gambut Tahun Anggaran 2019 kepada Gubernur Riau, Gubernur Jambi, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Kalimantan Selatan, dan Gubernur Papua
Kebijakan dan program dishut sumbar dalam sosialisasi svlk kemitraan kemenhutFazrin Rahmadani
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran umum kondisi hutan di Sumatera Barat serta visi dan misi, kebijakan, dan program pembangunan kehutanan untuk mewujudkan pemantapan pengelolaan dan fungsi kawasan hutan guna kesejahteraan masyarakat.
Notulen rapat konsultasi publik FSC Controlled Wood dan HCVF yang diadakan di Perum Perhutani KPH Nganjuk memberikan informasi mengenai peserta rapat, susunan acara, dan ringkasan hasil diskusi. Diskusi menyimpulkan komitmen Perum Perhutani dalam melibatkan stakeholder dan mengedepankan pendekatan sosial dalam pengelolaan hutan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatur pedoman tata kearsipan di lingkungan kementerian tersebut, mencakup sistem sentralisasi kebijakan dan desentralisasi pelaksanaan, organisasi kearsipan pusat dan daerah, pembinaan dan pengawasan kearsipan, serta pembiayaan kegiatan kearsipan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pengurusan naskah dinas, penataan berkas, dan penyusutan
Notulen rapat konsultasi publik FSC Controlled Wood dan HCVF di Perum Perhutani KPH Nganjuk membahas peserta rapat, susunan acara, dan resume rapat yang mencakup pembukaan, sambutan, materi konsultasi publik, tanggapan/saran, dan kesimpulan. Tanggapan dan saran stakeholder tertulis dari undangan dan langsung mencakup topik pengelolaan hutan, konservasi, dan kerjasama dengan masyarakat.
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
Pandangan Masyarakat Sipil Sumatera Selatan Terhadap Pola
Pemanfaatan Ruang di Sumatera Selatan.
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Hutan & Lahan yang Baik di Sumsel.
WBH SUMSEL- WALHI SUMSEL- PINUS SUMSEL- FITRA SUMSEL – SPORA INSTITUTE
LBH PALEMBANG - IMPALM – AMAN SUMSEL- JMG SUMSEL – FKMPH SUSMEL – MHI SUMSEL – KOBAR9 - RIMBA INSTITUTE - DEPATI INSTITUTE - KHATULISTIWA HIJAU – KKDB BANYUASIN – FMS KIP BANYUASIN -PMP2D BANYUASIN - KPPM MUBA - LSM PBB MUBA – FORUM SILAMPARI MURA – LPLH MURA – YAYASAN BAKAU OKI – P3LH OKI – FORUM KONTAMINASI MUARA ENIM.
Bahan Narasumber ATR_BPN 19 Oktober 2023 Provinsi Sulawesi Selatan (1).pptxApriCapoenk
Dokumen tersebut membahas implementasi Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang pengendalian alih fungsi lahan sawah di Provinsi Sulawesi Selatan, mencakup latar belakang, landasan kebijakan, tata cara verifikasi data lahan sawah, dan penetapan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi."
Similar to Materi presentasi sb brg sosialisasi sumsel (20)
Dokumen ini menjelaskan program Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (PRUKADES) yang bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan melalui pengembangan komoditas unggulan. Dokumen ini memberikan contoh PRUKADES di beberapa daerah seperti Kabupaten Pandeglang (komoditas jagung), Kabupaten Halmahera Barat (jagung), dan Kabupaten Lampung Timur (budidaya udang). Dukungan pemerintah meliputi
23102017 bahan press conference kementerian desa pdtt edit4Panji Kharisma Jaya
Dokumen membahas enam kriteria daerah tertinggal yaitu perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas, dan karakteristik daerah.
Konferensi ini membahas evaluasi capaian reformasi tenurial hutan 2011 dan agenda ke depan. Beberapa temuan utama adalah: (1) capaian reformasi tenurial belum merata di tingkat subnasional; (2) masih terjadi pelanjutan dan modus baru perampasan tanah rakyat; (3) dibutuhkan perubahan paradigma kebijakan tenurial yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.
Dokumen ini memberikan ringkasan kebijakan reforma agraria dan perhutanan sosial pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Reformasi ini bertujuan mengurangi ketimpangan penguasaan tanah dan sumber daya alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2017, pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan lahan dan hutan seluas lebih dari 4 juta hektar kepada lebih dari 2
Reforma agraria dan penyelesaian konflik agraria tidak dapat dilakukan secara terpisah. Reforma agraria harus dilakukan dengan cara yang menghormati hak asasi manusia, termasuk hak atas tanah. Konflik agraria yang panjang menyebabkan berbagai pelanggaran HAM. Diperlukan kerja sama antar lembaga untuk menyelesaikan konflik secara efektif dan merealisasikan reforma agraria.
Festival Karya Pusaka Agraria Indonesia melibatkan peluncuran buku-buku terkait penguasaan tanah dan pengelolaan hutan. Kegiatan ini bertujuan mensosialisasikan sejarah gerakan reforma agraria dan memberikan apresiasi terhadap kontribusi buku-buku tersebut bagi konferensi dan isu terkait. Sembilan buku dengan berbagai topik seperti hutan adat, reforma agraria, hukum masyarakat adat, dan pengelolaan hut
Dokumen tersebut membahas rencana dan proses Reformasi Agraria yang dilakukan pemerintah Indonesia. Beberapa poin penting yang diangkat adalah alokasi lahan untuk reformasi agraria, proses legalisasi tanah, dan masalah konflik agraria yang masih belum teratasi. Kritik dan saran diberikan terkait pendekatan yang lebih bottom-up dan melibatkan masyarakat dalam menentukan lokasi reformasi agraria.
Koalisi organisasi non-pemerintah menyatakan bahwa capaian pemerintah dalam mereformasi agraria dan mengakui hak-hak masyarakat adat masih sangat minim. Hanya sedikit lahan yang dikembalikan kepada petani dan masyarakat adat meski pemerintah telah menerima laporan luasan wilayah adat seluas lebih dari 8 juta hektar. Koalisi ini mendesak pemerintah mempercepat proses reformasi agraria dan pengakuan
Konferensi Tenurial 2017 menghasilkan pembaruan peta jalan reformasi agraria dan perhutanan sosial hingga 2019 melalui partisipasi berbagai pihak. Konferensi ini membahas berbagai inovasi untuk mempercepat pemenuhan hak rakyat atas penguasaan tanah dan hutan guna keadilan ekonomi. Peta jalan diharapkan memandu pemerintah dan masyarakat dalam mendukung program reformasi hingga dua tahun ke depan.
This document discusses Indonesia's energy challenges and solutions. It notes that Indonesia has high fuel consumption and is increasingly reliant on imports due to production declines. However, Indonesia has substantial oil and gas reserves that could last over 12 years. The document recommends developing renewable energy sources like geothermal, hydropower, and solar to increase energy independence. It also suggests adopting higher vehicle emission standards to reduce pollution and moving to more sustainable energy can boost the economy. Overall, the document analyzes Indonesia's energy vulnerabilities and proposes developing domestic renewables and cleaner technologies.
Dokumen ini membahas perjanjian Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat Celsius. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan transformasi sistem energi global karena sektor energi menghasilkan 2/3 emisi gas rumah kaca. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat, tingkat emisi CO2 dari energi tetap tinggi pada 32.2 gigaton, menunjukkan perlunya aksi yang lebih cepat.
Keberadaan Nganjuk sebagai kabupaten yang memiliki resiko bencana berskala sedang menjadi fokus pembahasan dalam FGD Lingkungan yang di gelar di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Nganjuk.
Dalam kegiatan FGD yang di hadiri seluruh Komunitas, Pemangku Kebijakan (Dinas Kehutanan Jawa Timur, FPRB Nganjuk, BPBD Nganjuk) tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar pihak untuk melakukan aksi mitigasi pengurangan resiko bencana.
Dalam Paparan ini, Pelestari Kawasan Wilis memaparkan konsep mitigasi yang bertumpu pada perlindungan sumber mata Air. Hal ini selaras dengan aksi & kegiatan yang telah dilakukan sejak 2020, dimana Perkawis mengambil peran konservasi di sekitar lereng Wilis
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
2. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem Gambut
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi
Gambut
2
Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
3. PRESIDEN
BUPATI/
WALIKOTA
GUBERNUR
KORBINWASKORBINWAS
Sebagian
Urusan
Koordinasi, Pembinaan,
Pengawasan
NASIONAL
LOKAL
Psl 17 UUD 1945
PEMEGANG KEKUASAAN
PEMERINTAHAN – PSL 4 (1) UUD 1945
HU BU NGAN K EK U ASAAN
PEMERIN TAHAN PU SAT DAN DAERAH
3
THE ULTIMATE RESPONSIBILITY
LIES UPON THE PRESIDENT
REGIONAL WAKIL PEMERINTAH PUSATDPRD PROV
DPRD KAB/KOTA
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
Unsur Penyelenggara Unsur Penyelenggara
Kementerian/LPNK/LPNS
Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
4. 9 Agustus 2016
WAJIB
PELAYANAN
DASAR
NON PELAYANAYAN
DASAR
S P M
P EM B AGIA N URUSA N P EM ERINTA H AN KO N KUREN
PILIHAN
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. PU & tt ruang;
4. Perumahan & kwsn
permukiman
5. Tramtibum & linmas
6. sosial
Tenaga Kerja, Pemberdayaan
Perempuan & Pelindungan Anak,
Pangan, Pertanahan, LH,
Adminduk & Capil, PMD,
pengendalian pddk &KB,
perhubungan, Kominfo, Koperasi,
Usaha Kecil & Menengah,
Penanaman Modal, Kepemudaan &
Olahraga, Statistik, Persandian,
Kebudayaan, Perpustakaan dan
Kearsipan
1. Kelautan &
Perikanan
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. ESDM
6. Perdagangan
7. Perindustrian
8. Transmigrasi
Dibagi berdasarkan prinsip
Eksternalitas, Akuntabilitas dan
Efisiensi dan Kepentingan Strategis
Nasional
Urusan yang mempunyai dampak
ekologis yang serius hanya
diotonomikan sampai ke daerah
provinsi (KEHUTANAN, kelautan dan
pertambangan) sehingga relatif
mudah dikendalikan.
NSPK
PEMERINTAH PUSAT MENYUSUN NSPK SEBAGAI PEDOMAN
PELAKSANAAN URUSAN
BRG DIHARAPKAN DAPAT MENSINKRONKAN PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN NSPK YG DITERBITKAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
4
5. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang LH
5
Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
No SUB BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5
1. Perencanaan
Lingkungan Hidup
Rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
(RPPLH) nasional
RPPLH provinsi RPPLH kabupaten/kota
2. Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS)
KLHS untuk kebijakan, rencana
dan/atau program (KRP)
Nasional
KLHS untuk KRP provinsi KLHS untuk KRP
kabupaten/kota.
KRP up Gambut
3. Pengendalian
Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan
Hidup
Pencegahan, penanggulangan
dan pemulihan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan
hidup lintas Daerah provinsi
dan/atau lintas batas negara
Pencegahan, penanggulangan
dan pemulihan pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan hidup lintas
Daerah kabupaten/kota dalam
1 (satu) Daerah provinsi
Pencegahan,
penanggulangan dan
pemulihan pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan hidup dalam
Daerah kabupaten/kota.
6. Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
PP 71 tahun 2014
Para pihak pada Perlindungan dan Pengelolaan Gambut
7. OUTPUT
Peta KHG
SK Men
LHK
Peta
Fungsi
Gambut
SK MenLHK
RPPEG
SK Menteri,
Gubernur,
Bupati/Walikota
PENYESUAIAN
RTRWN
DIRJEN PPKL
• DIRJEN PKTL
(KWS Hutan)
• Kemen ATR (APL)
PERENCANAAN
Inventarisasi/
Pemetaan
Penetapan
Fungsi
Rencana
Perlindungan &
Pengelolaan EG
Inventarisasi:
1. Mengetahui
kedalaman
2. Mengidentifikasi
jenis-jenis dilindungi
Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
8. PEMANFAATAN
PENGENDALIAN
PEMELIHARAAN
Pemanfaatan
EG Lindung
Pemanfaatan
EG Budidaya
Pencegahan
Kerusakan
EG
Penanggulang
an Kerusakan
EG
Pemulihan
Pencadangan EG
Pelestarian Fungsi EG
(sebagai pengendalian dampak perubahan iklim)
Penelitian
Ilmu Pengetahuan
Pendidikan
Jasa Lingkungan
Kawasan Hutan
(HTI/HPH, HKm, HTR, HD, open access)
APL
(Kebun masyarakat, open access)
Lindung
Budidaya
Pemadaman Kebakaran
Isolasi Areal Rusak
Pembuatan Tabat
Cara Lain
Rehabilitasi
Restorasi
Cara Lain
PENGAWASAN
9. Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
Penyelenggaraan Restorasi Ekosistem Gambut
Lokasi Prioritas
Ekosistem Gambut
APL + Kawasan hutan berizin
(Areal Konsesi)
Kawasan Hutan Tidak Berizin
(HP/HL/HK)
Masyarakat
(KK/HP/HL/APL)
Oleh Pemilik Konsesi
Oleh Pemerintah, Masyarakat
dan LSM
Oleh masyarakat
difasilitasi Pemerintah
a. Pelaksana Restorasi
10. Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
Penyelenggaraan Restorasi Ekosistem Gambut
b. Ruang Lingkup Kegiatan Restorasi Ekosistem
Gambut Tahun 2017
1. Quick Response pada areal bekas kebakaran tahun 2015
2. Prakondisi pelaksanaan restorasi gambut
3. Penyusunan dokumen rencana
Pembangunan tabat / sekat kanal
Re-vegetasi
Pembuatan sumur bor
Pembentukan Desa Peduli Gambut
Pemberdayaan masyarakat
Sosial safeguard
Rencana Restorasi
Fasilitasi RPPEG
4. Monitoring, Bimbingan dan Pengawasan Pelaksanaan
Restorasi yang dilaksanakan oleh pihak ketiga
11. Sosialisasi Restorasi Gambut Sumatera Selatan, 9 Agustus 2016
Penyelenggaraan Restorasi Ekosistem Gambut
c. Kelembagaan Pelaksana Restorasi Gambut
1. Pemegang Konsesi (HTI dan Kebun) ...... Hutan Produksi dan APL
2. Dinas Kehutanan ................................... HP/HL non konsesi
3. BPDASHL ................................................ APL
4. BKSDA/BTN ............................................ Kawasan Konservasi
5. Masyarakat dan LSM .............................. KK/HP/HL/APL
Hutan LindungKawasan
Konservasi
Hutan Produksi Areal Penggunaan Lain
Dinas Kehutanan
Provinsi
UPT BKSDA
UPT BTN
UPTD TAHURA
Non Konsesi Non Konsesi
Pemegang Ijin
Konsesi
UPT BPDAS
Konsesi
Masyarakat dan
LSMMasyarakat dan LSMMasyarakat dan
LSM