SlideShare a Scribd company logo
Disusun oleh :
Nita Habibah
Jurusan : Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan
Nrp : 50125210829
TAMBAK
Pengertian Tambak
ā€¢ Definisi tambak atau kolam menurut Biggs et al. (2005)
adalah badan air yang berukuran 1 m2 hingga 2 ha yang
bersifat permanen atau musiman yang terbentuk secara
alami atau buatan manusia.
ā€¢ Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan,
biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan
dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan
(akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah
hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.
Penyebutan "tambak" ini biasanya dihubungkan
dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air
tawar biasanya disebut kolam saja atau empang.
ā€¢ Kondisi dasar tambak merupakan suatu keadaan fisik
dasar tambak beserta proses yang terjadi di dalamnya
baik yang menyangkut biologi, kimia, fisika maupun
ekologi yang secara langsung maupun tidak langsung
ikut berpengaruh pada kehidupan udang maupun
organisme lainnya dalam suatu keterkaitan ekosistem
perairan tambak.
ļ¬ Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk
memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan
ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan
yang terkontrol (UU No. 31/ 2004).
ļ¬ Jenis-jenis tambak yang ada di Indonesia meliputi:
tambak intensif, tambak semi intensif, tambak
tradisional dan tambak organik
ļ¬ Hewan yang dibudidayakan dalam tambak adalah
Wanamina (Silvofishery)
Silvofishery atau sering disebut sebagai wanamina adalah suatu
bentuk kegiatan yang terintegrasi (terpadu) antara budidaya
tambak air payau dengan pengembangan mangrove pada lokasi yang
sama. Konsep wanamina ini dikembangkan sebagai salah satu
bentuk budidaya perikanan berkelanjutan dengan input yang
rendah.Fitzgerald (1997) menyatakan bahwa wanamina bertujuan untuk konservasi
dan
memanfaatkan sumberdaya hutan mangrove serta perairannya. Dengan
adanya wanamina tersebut diharapkan peran hutan mangrove dapat terjaga
serta kerusakannya dapat dicegah. Model wanamina yang banyak diterapkan
di Indonesia adalah model empang parit dan komplangan (Santoso et al.,
2010).
Wanamina merupakan pola pendekatan teknis yang cukup baik, yang terdiri
atas
rangkaian kegiatan terpadu antara kegiatan budidaya ikan dengan kegiatan
penanaman, pemeliharaan, pengelolaan dan upaya pelestarian hutan
mangrove. Sistem ini memiliki teknologi sederhana, dapat dilakukan tanpa
merusak tanaman bakau yang ada dan dapat dilakukan sebagai kegiatan sela
(antara), sambil berusaha menghutankan kembali kawasan jalur hijau di
Wanamina Pola Empang Parit
(Bengen, 2002)
Fitzgerald dan William (2002) menyatakan bahwa model wanamina
pang parit memberikan hasil terbaik terhadap upaya reforestasi. Pada model
juga dapat dilakukan pemeliharaan berbagai jenis ikan, udang dan kepiting.
namina Pola Empang Parit Disempurnakan (Bengen, 2002)
Untuk memelihara ikan/udang kanal berukuran lebar 3-5 m dan kedalaman
sekitar 40-80 cm dari muka pelataran digunakan modifikasi disain dasar
tersebut, maka luasan perairan terbuka yang dapat digunakan untuk memelihara
ikan/udang dapat disesuaikan hingga mencapai 50%. Berbagai jenis ikan, seperti
bandeng, kerapu lumpur, kakap putih dan baronang, serta udang dan kepiting
bakau, dapat dipelihara secara intensif di kanal tersebut
Keuntungan menggunakan Wanamina:
ā€¢ Keuntungan:
a. Cahaya matahari yang menyinari cukup baik
b. Biaya penyempurnaan empang parit dapat
dilaksanakan secara bertahap setiap pemeliharaannya
ā€¢ Hambatan:
a. Pemeliharaan ikan kurang terintegrasi (petak
pemeliharaan terpisah dengan petak mangrove)
b. Lebar parit relatif kecil sehingga cahaya matahari yang
menyinari tidak cukup banyak.
Sistem Komplangan (Selang-seling)
ā€¢ Sistem komplangan merupakan suatu sistem silvofishery dengan desain
tambak berselang-seling atau bersebelahan dengan lahan yang akan ditanami
mangrove.
ā€¢ Model ini juga dapat menjaga kelimpahan keanekaragaman sumberdaya alam
hayati.
Wanamina Pola Komplangan (Bengen, 2002)
Dari beberapa penjelasan tersebut, diketahui bahwa silvofishery sistem
empang parit dan komplangan dapat diterapkan untuk menjaga
kelestarian dan fungsi kawasan mangrove dengan kegiatan budidaya
perikanan tetap dapat berlangsung di areal tersebut.
Keuntungan:
ā€¢ a. Cahaya matahari yang menyinarinya cukup baik;
ā€¢ b. Dapat diterapkan budidaya semi intensif;
ā€¢ c. Perkembangan hutan dan ikan tidak saling menghambat.
Hambatan:
ā€¢ a. Membutuhkan biaya investasi lebih tinggi untuk pembuatan
komplang.
Selanjutnya menurut Fitzgerald and William (2002) beberapa hal yang
harus dipertimbangkan dalam desain kolam silvofishery adalah sebagai
berikut:
a) Rasio antara mangrove area dan area air kolam.
b) Rasio antara area air dan panjang tanggul kolam (menunjukan luas area
produksi
dengan nilai ongkos investasi).
c) Rasio lebar pintu untuk memasukan benih alam dan flushing tambak (50
cm/ha).
d) Tidal flushing rate dan tidal flushing range.
e) Mengalirkan air pada kolam ketika air stagnan, yaitu terjadi kadar
oksigen rendah
Manfaat dan Keuntungan Tambak Wanamina
ā€¢ Beberapa manfaat atau kelebihan dari tambak ramah lingkungan
diantaranya (Sualia et al., 2010):
1) Biaya dan resiko produksi jauh lebih rendah dan dapat dioperasikan dalam
skala kecil (rumah tangga);
2) Dapat menghasilkan produksi sampingan dari hasil tangkapan alam
ā€¢ Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan silvofishery,
yaitu (Sualia et al., 2010):
1) Kontruksi pematang tambak akan menjadi kuat karena akan terpegang akar-
akar
mangrove dari pohon mangrove yang ditanam di sepanjang pematang tambak
dan pematang akan nyaman dipakai para pejalan kaki karena akan dirimbuni
oleh tajuk tanaman mangrove.
2) Petambak dapat mengunakan daun mangrove terutama jenis Rhizophora sp,
sebagai pakan kambing sedangkan jenis Avicennia sp, Bruguiera sp,
A.BUDIDAYA UDANG
Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1980-an, dan
mencapai puncak produksi pada tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu
tersebut udang windu merupakan penghasil devisa terbesar pada produk perikanan.
Selepas tahun 1995 produksi udang windu mulai mengalami penurunan.
B. TEKNIS BUDAYA
Budidaya udang windu meliputi beberapa faktor,
yaitu :
1. Syarat Teknis
Ā· Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada
daerah pantai yang mempunyai tanah bertekstur liat
atau liat berpasir yang mudah dipadatkan sehingga
mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
Ā· Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33
ppt dengan suhu optimal 26 ā€“ 300C dan bebas dari
pencemaran bahan kimia berbahaya.
Ā· Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air
keluar/outlet yang terpisah.
Ā· Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur,
pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-lain.
Ā· Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran
listrik dari PLN atau mempunyai Generator sendiri.
2. Tipe Budidaya.
ā€¢ Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya dibedakan
menjadi :
ā€¢ ļ‚·Tambak Ekstensif atau tradisional.
ā€¢ ļ‚·Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa
bakau. Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan
obat-obatan dan program pakan tidak teratur.
ā€¢ ļ‚·Tambak Semi Intensif.
ā€¢ ļ‚·Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih
berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah,
penggunaan pakan buatan masih sedikit.
ā€¢ ļ‚·Tambak Intensif.
ā€¢ ļ‚·Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran
petakan dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan pengawasan udang, padat
tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, serta program pakan yang baik.
3. Benur
ā€¢ Benur yang baik mempunyai
tingkat kehidupan (Survival
Rate/SR) yang tinggi, daya
adaptasi terhadap perubahan
lingkungan yang tinggi, berwarna
tegas/tidak pucat baik hitam
maupun merah, aktif bergerak,
sehat dan mempunyai alat tubuh
yang lengkap. Uji kualitas benur
dapat dilakukan secara sederhana,
yaitu letakkan sejumlah benur
dalam wadah panci atau baskom
yang diberi air, aduk air dengan
cukup kencang selama 1-3 menit.
Benur yang baik dan sehat akan
tahan terhadap adukan tersebut
dengan berenang melawan arus
putaran air, dan setelah arus
berhenti, benur tetap aktif
bergerak.
4. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan, meliputi :
Ā· Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa
pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun
yang membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan
cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
Ā· Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk
membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan
tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
Ā· Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan
dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.
Ā· Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh
bibit penyakit.
Ā· Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta
mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi
perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON
untuk areal tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian aduk
hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh areal lahan tambak.
5. Pemasukan Air
ā€¢ Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25
cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah
dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan Saponen bisa
dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk menyuburkan plankton
sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha.
6. Penebaran Benur.
ā€¢ Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan
kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur
masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru. Tahap penebaran benur adalah :
ā€¢ ļ‚·Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu
antara air di kolam dan di dalam plastik.
ā€¢ ļ‚·Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan
terapung selama 15 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam
air di plastik.
ā€¢ ļ‚·Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam
plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya,
sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
ā€¢ ļ‚·Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak.
Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat
dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.
7. Pemeliharaan
ā€¢ Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa,
untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan
perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang
diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan
hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk
menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 ā€“ 2
botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan bahan-
bahan beracun dari luar tambak.
ā€¢ Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui
pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah
udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan
organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu
sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha.
Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON.
ā€¢ Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol
terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna
keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha.
Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas
air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres,
yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat
menyebabkan terjadinya kanibalisme.
8. Panen.
ā€¢ Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot
panen (panen normal) dan karena terserang penyakit
(panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan
pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal
rata-rata 40 ā€“ 50. Sedang panen emergency dilakukan
jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala
luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak
segera dipanen, udang akan habis/mati.
ā€¢ Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik
adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin,
bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar.
Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan
dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan
tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini
hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari
sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi
merah/rusak.
C. Pakan Udang.
ā€¢ Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan
alami yang terdiri dari plankton, siput-siput
kecil, cacing kecil, anak serangga dan
detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang
membusuk). Pakan yang lain adalah pakan
buatan berupa pelet. Pada budidaya yang
semi intensif apalagi intensif, pakan buatan
sangat diperlukan. Karena dengan padat
penebaran yang tinggi, pakan alami yang
ada tidak akan cukup yang mengakibatkan
pertumbuhan udang terhambat dan akan
timbul sifat kanibalisme udang.
ā€¢ Pelet udang dibedakan dengan penomoran
yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan
udang yang normal.
ā€¢ 1. Umur 1-10 hari pakan 01
ā€¢ 2. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
ā€¢ 3. Umur 16-30 hari pakan 02
ā€¢ 4. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
ā€¢ 5. Umur 36-50 hari pakan 03
ā€¢ 6. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70
hari).
ā€¢ 7. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan
pakan 05 hingga panen.
ā€¢ Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali
ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah
pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3
jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari
pemberian.
ā€¢ Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan.
Untuk itu, pakan harus dicampur dengan VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung
mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur
dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.
D. Penyakit.
ā€¢ Beberapa penyakit yang sering menyerang
udang adalah :
1.Bintik Putih. Penyakit inilah yang menjadi
penyebab sebagian besar kegagalan
budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi
virus SEMBV (Systemic Ectodermal
Mesodermal Baculo Virus).
2.Insang Merah. Ditandai dengan terbentuknya
warna merah pada insang. Disebabkan
tingginya keasaman air tambak, sehingga
cara mengatasinya dengan penebaran kapur
pada kolam budidaya. Pengolahan lahan
juga harus ditingkatkan kualitasnya.
3. Nekrosis. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang
nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama
pada ekor. Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-banyaknya
ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang untuk
segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan
pengapuran.
Tambak kepiring bakau

More Related Content

What's hot

Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawa
Kevin Niro
Ā 
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
suningterusberkarya
Ā 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
azizahdiasy
Ā 
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surutLaporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surutPosma Andri Octavia Siagian
Ā 
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaKerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Annisa Wasistiana
Ā 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012
IRpan IRpan
Ā 
Lahan rawa
Lahan rawaLahan rawa
Lahan rawa
DeaWildatul
Ā 
15. budidaya udang di tambak
15. budidaya udang di tambak15. budidaya udang di tambak
15. budidaya udang di tambak
Putra putra
Ā 
[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa
[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa
[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa
MuhammadTeguh8
Ā 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
Boaz Salosa
Ā 
8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdasZaidil Firza
Ā 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
Yayasan TERANGI
Ā 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Ministry of Marine Affairs and Fisheries, Republic of Indonesia
Ā 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Guruh Adhi
Ā 
PERHUTANAN GEOGRAFI STPM PENGGAL 2
PERHUTANAN  GEOGRAFI STPM PENGGAL 2PERHUTANAN  GEOGRAFI STPM PENGGAL 2
PERHUTANAN GEOGRAFI STPM PENGGAL 2
Mohd Hafiz Wazini
Ā 
Presentation pertambangan
Presentation  pertambanganPresentation  pertambangan
Presentation pertambanganShoetiaone
Ā 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial Environment
MTR
Ā 

What's hot (20)

Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawa
Ā 
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 10 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Ā 
Presentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrovePresentasi usaha konservasi mangrove
Presentasi usaha konservasi mangrove
Ā 
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surutLaporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Laporan kunjungan lapangan lahan rawa lebak dan pasang surut
Ā 
Pertambangan peti
Pertambangan petiPertambangan peti
Pertambangan peti
Ā 
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaKerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Ā 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012
Ā 
Lahan rawa
Lahan rawaLahan rawa
Lahan rawa
Ā 
15. budidaya udang di tambak
15. budidaya udang di tambak15. budidaya udang di tambak
15. budidaya udang di tambak
Ā 
Lingkungan perikanan
Lingkungan perikananLingkungan perikanan
Lingkungan perikanan
Ā 
[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa
[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa
[New Upload] Kelompok 1 Tugas Pelestarian Sumber Daya Lahan Rawa
Ā 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
Ā 
8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas
Ā 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
Ā 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Ā 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ā 
PERHUTANAN GEOGRAFI STPM PENGGAL 2
PERHUTANAN  GEOGRAFI STPM PENGGAL 2PERHUTANAN  GEOGRAFI STPM PENGGAL 2
PERHUTANAN GEOGRAFI STPM PENGGAL 2
Ā 
Presentation pertambangan
Presentation  pertambanganPresentation  pertambangan
Presentation pertambangan
Ā 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial Environment
Ā 
Reklamasi Rawa
Reklamasi RawaReklamasi Rawa
Reklamasi Rawa
Ā 

Viewers also liked

Program wanamina indonesia
Program wanamina indonesiaProgram wanamina indonesia
Program wanamina indonesia
Rohmad Joni Pranoto
Ā 
Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak
Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak
Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak
Plastik Mulsa
Ā 
Field trip tambak ikan
Field trip tambak ikanField trip tambak ikan
Field trip tambak ikan
patma sari
Ā 
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016
lisa ruliaty 631971
Ā 
158 mangrove action_project
158 mangrove action_project158 mangrove action_project
158 mangrove action_projectAlys Spillman
Ā 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
AFRIJONI SPT
Ā 
biologi dasar - ekosistem mangrove
biologi dasar - ekosistem mangrovebiologi dasar - ekosistem mangrove
biologi dasar - ekosistem mangroveNoerisalena Ramadhani
Ā 
Mangrove power point
Mangrove power pointMangrove power point
Mangrove power pointMuhammad Rizky
Ā 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
Warsein Roy M Sitohang
Ā 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVEElvionita
Ā 
Ekosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docxEkosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docx
Syamsul Bahari
Ā 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
Muhammad Yahya
Ā 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Amril Taufik Gobel
Ā 

Viewers also liked (14)

Program wanamina indonesia
Program wanamina indonesiaProgram wanamina indonesia
Program wanamina indonesia
Ā 
Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak
Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak
Inilah manfaat / Fungsi Plastik Mulsa Pada Tambak
Ā 
Field trip tambak ikan
Field trip tambak ikanField trip tambak ikan
Field trip tambak ikan
Ā 
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016Komposisi plankton kulonprogo.2016
Komposisi plankton kulonprogo.2016
Ā 
158 mangrove action_project
158 mangrove action_project158 mangrove action_project
158 mangrove action_project
Ā 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
Ā 
biologi dasar - ekosistem mangrove
biologi dasar - ekosistem mangrovebiologi dasar - ekosistem mangrove
biologi dasar - ekosistem mangrove
Ā 
Ipa hutan mangrove
Ipa hutan mangroveIpa hutan mangrove
Ipa hutan mangrove
Ā 
Mangrove power point
Mangrove power pointMangrove power point
Mangrove power point
Ā 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
Ā 
PPT MANGROVE
PPT MANGROVEPPT MANGROVE
PPT MANGROVE
Ā 
Ekosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docxEkosistem pantai.docx
Ekosistem pantai.docx
Ā 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
Ā 
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El KailMateri presentasi mangrove oleh El Kail
Materi presentasi mangrove oleh El Kail
Ā 

Similar to Tambak kepiring bakau

partisipasi petani Bab 2
partisipasi petani Bab 2partisipasi petani Bab 2
partisipasi petani Bab 2
Oky PratamaPutra
Ā 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
yudha Adipratama
Ā 
BMP Budidaya Udang.pdf
BMP Budidaya Udang.pdfBMP Budidaya Udang.pdf
BMP Budidaya Udang.pdf
RahmadiAziz1
Ā 
Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2
ArVy Diansyah
Ā 
Makalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan leleMakalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan lele
jonni yanra
Ā 
Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)
Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)
Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)
Ria Tan
Ā 
Leaflet budidaya udang windu
Leaflet budidaya udang winduLeaflet budidaya udang windu
Leaflet budidaya udang windusujononasa
Ā 
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagiProspek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagiMuhammad Rizky
Ā 
tugas aplikaasi komputer
tugas aplikaasi komputertugas aplikaasi komputer
tugas aplikaasi komputerriangelyana
Ā 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya Yayasan TERANGI
Ā 
Materi Pembesaran Ikan.pptx
Materi  Pembesaran Ikan.pptxMateri  Pembesaran Ikan.pptx
Materi Pembesaran Ikan.pptx
TyaKapukong
Ā 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
erikakurnia
Ā 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patin
Warta Wirausaha
Ā 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
Alfian Muhammad
Ā 

Similar to Tambak kepiring bakau (20)

partisipasi petani Bab 2
partisipasi petani Bab 2partisipasi petani Bab 2
partisipasi petani Bab 2
Ā 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
Ā 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Ā 
BMP Budidaya Udang.pdf
BMP Budidaya Udang.pdfBMP Budidaya Udang.pdf
BMP Budidaya Udang.pdf
Ā 
Apkommo
ApkommoApkommo
Apkommo
Ā 
Apkommo
ApkommoApkommo
Apkommo
Ā 
Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2Presentasi kelompok 2
Presentasi kelompok 2
Ā 
Makalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan leleMakalah budidaya ikan lele
Makalah budidaya ikan lele
Ā 
Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)
Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)
Restore Ubin Mangroves (R.U.M.) Initiative pamphlet (Malay)
Ā 
Leaflet budidaya udang windu
Leaflet budidaya udang winduLeaflet budidaya udang windu
Leaflet budidaya udang windu
Ā 
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagiProspek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Ā 
tugas aplikaasi komputer
tugas aplikaasi komputertugas aplikaasi komputer
tugas aplikaasi komputer
Ā 
Slaid biodiversiti
Slaid biodiversitiSlaid biodiversiti
Slaid biodiversiti
Ā 
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
TERUMBU KARANG: Manfaat Ekologi dan Ekonomi, beserta faktor pengancamnya
Ā 
Materi Pembesaran Ikan.pptx
Materi  Pembesaran Ikan.pptxMateri  Pembesaran Ikan.pptx
Materi Pembesaran Ikan.pptx
Ā 
Sistem teknologi bdp
Sistem teknologi bdpSistem teknologi bdp
Sistem teknologi bdp
Ā 
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangroveJurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove
Ā 
Peluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patinPeluang usaha budidaya patin
Peluang usaha budidaya patin
Ā 
Tambak tradisional
Tambak tradisionalTambak tradisional
Tambak tradisional
Ā 
Presentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu KarangPresentasi Terumbu Karang
Presentasi Terumbu Karang
Ā 

Recently uploaded

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
Ā 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
Ā 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
Ā 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
Ā 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
Ā 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
Ā 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
Ā 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
Ā 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
Ā 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Ā 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
Ā 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
Ā 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Ā 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Ā 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
Ā 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
Ā 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
Ā 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
Ā 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Ā 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Ā 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Ā 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
Ā 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
Ā 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Ā 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Ā 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Ā 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Ā 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Ā 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Ā 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Ā 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Ā 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Ā 

Tambak kepiring bakau

  • 1. Disusun oleh : Nita Habibah Jurusan : Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan Nrp : 50125210829 TAMBAK
  • 2. Pengertian Tambak ā€¢ Definisi tambak atau kolam menurut Biggs et al. (2005) adalah badan air yang berukuran 1 m2 hingga 2 ha yang bersifat permanen atau musiman yang terbentuk secara alami atau buatan manusia. ā€¢ Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang. Penyebutan "tambak" ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. ā€¢ Kondisi dasar tambak merupakan suatu keadaan fisik dasar tambak beserta proses yang terjadi di dalamnya baik yang menyangkut biologi, kimia, fisika maupun ekologi yang secara langsung maupun tidak langsung ikut berpengaruh pada kehidupan udang maupun organisme lainnya dalam suatu keterkaitan ekosistem perairan tambak.
  • 3. ļ¬ Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol (UU No. 31/ 2004). ļ¬ Jenis-jenis tambak yang ada di Indonesia meliputi: tambak intensif, tambak semi intensif, tambak tradisional dan tambak organik ļ¬ Hewan yang dibudidayakan dalam tambak adalah
  • 4. Wanamina (Silvofishery) Silvofishery atau sering disebut sebagai wanamina adalah suatu bentuk kegiatan yang terintegrasi (terpadu) antara budidaya tambak air payau dengan pengembangan mangrove pada lokasi yang sama. Konsep wanamina ini dikembangkan sebagai salah satu bentuk budidaya perikanan berkelanjutan dengan input yang rendah.Fitzgerald (1997) menyatakan bahwa wanamina bertujuan untuk konservasi dan memanfaatkan sumberdaya hutan mangrove serta perairannya. Dengan adanya wanamina tersebut diharapkan peran hutan mangrove dapat terjaga serta kerusakannya dapat dicegah. Model wanamina yang banyak diterapkan di Indonesia adalah model empang parit dan komplangan (Santoso et al., 2010). Wanamina merupakan pola pendekatan teknis yang cukup baik, yang terdiri atas rangkaian kegiatan terpadu antara kegiatan budidaya ikan dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengelolaan dan upaya pelestarian hutan mangrove. Sistem ini memiliki teknologi sederhana, dapat dilakukan tanpa merusak tanaman bakau yang ada dan dapat dilakukan sebagai kegiatan sela (antara), sambil berusaha menghutankan kembali kawasan jalur hijau di
  • 5. Wanamina Pola Empang Parit (Bengen, 2002) Fitzgerald dan William (2002) menyatakan bahwa model wanamina pang parit memberikan hasil terbaik terhadap upaya reforestasi. Pada model juga dapat dilakukan pemeliharaan berbagai jenis ikan, udang dan kepiting.
  • 6. namina Pola Empang Parit Disempurnakan (Bengen, 2002) Untuk memelihara ikan/udang kanal berukuran lebar 3-5 m dan kedalaman sekitar 40-80 cm dari muka pelataran digunakan modifikasi disain dasar tersebut, maka luasan perairan terbuka yang dapat digunakan untuk memelihara ikan/udang dapat disesuaikan hingga mencapai 50%. Berbagai jenis ikan, seperti bandeng, kerapu lumpur, kakap putih dan baronang, serta udang dan kepiting bakau, dapat dipelihara secara intensif di kanal tersebut
  • 7. Keuntungan menggunakan Wanamina: ā€¢ Keuntungan: a. Cahaya matahari yang menyinari cukup baik b. Biaya penyempurnaan empang parit dapat dilaksanakan secara bertahap setiap pemeliharaannya ā€¢ Hambatan: a. Pemeliharaan ikan kurang terintegrasi (petak pemeliharaan terpisah dengan petak mangrove) b. Lebar parit relatif kecil sehingga cahaya matahari yang menyinari tidak cukup banyak.
  • 8. Sistem Komplangan (Selang-seling) ā€¢ Sistem komplangan merupakan suatu sistem silvofishery dengan desain tambak berselang-seling atau bersebelahan dengan lahan yang akan ditanami mangrove. ā€¢ Model ini juga dapat menjaga kelimpahan keanekaragaman sumberdaya alam hayati. Wanamina Pola Komplangan (Bengen, 2002)
  • 9. Dari beberapa penjelasan tersebut, diketahui bahwa silvofishery sistem empang parit dan komplangan dapat diterapkan untuk menjaga kelestarian dan fungsi kawasan mangrove dengan kegiatan budidaya perikanan tetap dapat berlangsung di areal tersebut. Keuntungan: ā€¢ a. Cahaya matahari yang menyinarinya cukup baik; ā€¢ b. Dapat diterapkan budidaya semi intensif; ā€¢ c. Perkembangan hutan dan ikan tidak saling menghambat. Hambatan: ā€¢ a. Membutuhkan biaya investasi lebih tinggi untuk pembuatan komplang. Selanjutnya menurut Fitzgerald and William (2002) beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam desain kolam silvofishery adalah sebagai berikut: a) Rasio antara mangrove area dan area air kolam. b) Rasio antara area air dan panjang tanggul kolam (menunjukan luas area produksi dengan nilai ongkos investasi). c) Rasio lebar pintu untuk memasukan benih alam dan flushing tambak (50 cm/ha). d) Tidal flushing rate dan tidal flushing range. e) Mengalirkan air pada kolam ketika air stagnan, yaitu terjadi kadar oksigen rendah
  • 10. Manfaat dan Keuntungan Tambak Wanamina ā€¢ Beberapa manfaat atau kelebihan dari tambak ramah lingkungan diantaranya (Sualia et al., 2010): 1) Biaya dan resiko produksi jauh lebih rendah dan dapat dioperasikan dalam skala kecil (rumah tangga); 2) Dapat menghasilkan produksi sampingan dari hasil tangkapan alam ā€¢ Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan silvofishery, yaitu (Sualia et al., 2010): 1) Kontruksi pematang tambak akan menjadi kuat karena akan terpegang akar- akar mangrove dari pohon mangrove yang ditanam di sepanjang pematang tambak dan pematang akan nyaman dipakai para pejalan kaki karena akan dirimbuni oleh tajuk tanaman mangrove. 2) Petambak dapat mengunakan daun mangrove terutama jenis Rhizophora sp, sebagai pakan kambing sedangkan jenis Avicennia sp, Bruguiera sp,
  • 11. A.BUDIDAYA UDANG Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1980-an, dan mencapai puncak produksi pada tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu tersebut udang windu merupakan penghasil devisa terbesar pada produk perikanan. Selepas tahun 1995 produksi udang windu mulai mengalami penurunan. B. TEKNIS BUDAYA Budidaya udang windu meliputi beberapa faktor, yaitu : 1. Syarat Teknis Ā· Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang mempunyai tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mudah dipadatkan sehingga mampu menahan air dan tidak mudah pecah. Ā· Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26 ā€“ 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya. Ā· Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah. Ā· Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-lain. Ā· Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau mempunyai Generator sendiri.
  • 12.
  • 13. 2. Tipe Budidaya. ā€¢ Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya dibedakan menjadi : ā€¢ ļ‚·Tambak Ekstensif atau tradisional. ā€¢ ļ‚·Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur. ā€¢ ļ‚·Tambak Semi Intensif. ā€¢ ļ‚·Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit. ā€¢ ļ‚·Tambak Intensif. ā€¢ ļ‚·Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan pengawasan udang, padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, serta program pakan yang baik.
  • 14. 3. Benur ā€¢ Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Uji kualitas benur dapat dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus berhenti, benur tetap aktif bergerak.
  • 15. 4. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan, meliputi : Ā· Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon. Ā· Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet. Ā· Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha. Ā· Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit. Ā· Perlakuan pupuk TON (Tambak Organik Nusantara). Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh areal lahan tambak.
  • 16. 5. Pemasukan Air ā€¢ Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan Saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha. 6. Penebaran Benur. ā€¢ Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru. Tahap penebaran benur adalah : ā€¢ ļ‚·Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air di kolam dan di dalam plastik. ā€¢ ļ‚·Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik. ā€¢ ļ‚·Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak. ā€¢ ļ‚·Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.
  • 17. 7. Pemeliharaan ā€¢ Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 ā€“ 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan bahan- bahan beracun dari luar tambak. ā€¢ Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON. ā€¢ Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.
  • 18. 8. Panen. ā€¢ Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 ā€“ 50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati. ā€¢ Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.
  • 19. C. Pakan Udang. ā€¢ Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang. ā€¢ Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.
  • 20. ā€¢ 1. Umur 1-10 hari pakan 01 ā€¢ 2. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02 ā€¢ 3. Umur 16-30 hari pakan 02 ā€¢ 4. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03 ā€¢ 5. Umur 36-50 hari pakan 03 ā€¢ 6. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S. (jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70 hari). ā€¢ 7. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga panen. ā€¢ Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian. ā€¢ Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan VITERNA Plus dan POC NASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.
  • 21. D. Penyakit. ā€¢ Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah : 1.Bintik Putih. Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). 2.Insang Merah. Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang. Disebabkan tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga harus ditingkatkan kualitasnya. 3. Nekrosis. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor. Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-banyaknya ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.