Dokumen ini memberikan ringkasan kebijakan reforma agraria dan perhutanan sosial pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Reformasi ini bertujuan mengurangi ketimpangan penguasaan tanah dan sumber daya alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada tahun 2017, pemerintah telah menyerahkan hak pengelolaan lahan dan hutan seluas lebih dari 4 juta hektar kepada lebih dari 2
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Challenges in managing peatland and mangrove ecosystems
In this session, the speaker emphasized the management of peatland ecosystems in Indonesia with a lot of examples from the field. Based on the regulation, the speaker further explores the implications of Ministerial Regulations related to peatland conservation and restoration to meet climate change objectives.
Speaker: I Nyoman Suryadiputra, Direktur, Wetlands International Indonesia
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Tantangan dalam pengelolaan ekosistem gambut di IndonesiaCIFOR-ICRAF
Challenges in managing peatland and mangrove ecosystems
In this session, the speaker emphasized the management of peatland ecosystems in Indonesia with a lot of examples from the field. Based on the regulation, the speaker further explores the implications of Ministerial Regulations related to peatland conservation and restoration to meet climate change objectives.
Speaker: I Nyoman Suryadiputra, Direktur, Wetlands International Indonesia
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Policies in strengthening and accelerating peatland and mangrove conservation and restoration
This session emphasizes the enabling conditions in accelerating the implementation of policies related to peatland and mangrove conservation and restoration. How is the governance system for peatland and mangrove ecosystems? What is the appropriate modalities for long-term funding? How can the private sector be involved? The use of scientific data is promoted and how is the synergy of available data and information on peatland and mangrove ecosystems to improve the credibility in the planning stage.
Speaker: Dr. Kus Prisetiahadi, Acting Deputy Assistant for Climate Change and Disaster Coordinating Ministry of Maritime Affairs and Investment
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Utilization of Coasts and Small Islands, Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF), at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Speaker explained the national policy and national target of climate change from the oceans aspect. The speaker also shared some of the achievements of MMAF and stakeholders for climate change mitigation and adaptation including mangrove restoration with participation of local community.
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Kesejahteraan Mas...CIFOR-ICRAF
Presented by Satyawan Pudyatmoko, Deputy for Planning and Evaluation of Peatland and Mangrove Restoration Agency (BRGM) in keynote session of sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
Pandangan Masyarakat Sipil Sumatera Selatan Terhadap Pola
Pemanfaatan Ruang di Sumatera Selatan.
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Hutan & Lahan yang Baik di Sumsel.
WBH SUMSEL- WALHI SUMSEL- PINUS SUMSEL- FITRA SUMSEL – SPORA INSTITUTE
LBH PALEMBANG - IMPALM – AMAN SUMSEL- JMG SUMSEL – FKMPH SUSMEL – MHI SUMSEL – KOBAR9 - RIMBA INSTITUTE - DEPATI INSTITUTE - KHATULISTIWA HIJAU – KKDB BANYUASIN – FMS KIP BANYUASIN -PMP2D BANYUASIN - KPPM MUBA - LSM PBB MUBA – FORUM SILAMPARI MURA – LPLH MURA – YAYASAN BAKAU OKI – P3LH OKI – FORUM KONTAMINASI MUARA ENIM.
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat DesaHabibullah
Habibullah
ABSTRAK
Kegagalan berbagai program penanganan kemiskinan masyarakat sekitar hutan tidak
terlepas dari kesalahan dalam mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan dan sumber daya alam
karena masyarakat sekitar hutan mempunyai pola pemanfaatan yang berbeda dengan masyarakat
desa yang berbasis pertanian sawah umumnya sehingga pemahaman yang tepat terhadap sumber
daya yang tersedia akan dapat menuntun langkah yang tepat pula dalam pembangunan
masyarakat. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi sumber daya alam yang
dikembangkan masyarakat sekitar hutan sebagai sumber penghidupan tanpa merusak lingkungan
hidup. Kajian bersifat deskriptif ini dilaksanakan di 4 (empat) desa sekitar Taman Nasional Bukit
Duabelas Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi.
Hasil kajian menunjukkan sebagian besar masyarakat desa memanfaatkan lahan untuk
mengembangkan komoditas karet walaupun tidak dapat dipungkiri terdapat kendala sosial-
ekonomi antara lain masyarakat terjebak dengan pinjaman(barang dan uang) yang diberikan
tauke sehingga harga karet ditentukan oleh tauke sementara itu KUD yang semestinya dapat
mengakomodasikan kepentingan masyarakat belum mempunyai peranan kecuali hanya sebagai
“kedok” untuk memanfaatkan hasil hutan. Hasil studi ini merekomendasikan berbagai program
Departemen Sosial untuk masyarakat sekitar hutan lebih mempertimbangkan aspek pola-pola
pemanfaataan lahan dan sumber daya alam sehingga program tersebut tepat sasaran dan berhasil
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan penguatan konservasi dan percepatan restorasi ekosistem gambut dan ...CIFOR-ICRAF
Policies in strengthening and accelerating peatland and mangrove conservation and restoration
This session emphasizes the enabling conditions in accelerating the implementation of policies related to peatland and mangrove conservation and restoration. How is the governance system for peatland and mangrove ecosystems? What is the appropriate modalities for long-term funding? How can the private sector be involved? The use of scientific data is promoted and how is the synergy of available data and information on peatland and mangrove ecosystems to improve the credibility in the planning stage.
Speaker: Dr. Kus Prisetiahadi, Acting Deputy Assistant for Climate Change and Disaster Coordinating Ministry of Maritime Affairs and Investment
Event: Webinar "Menata Peta Jalan Perencanaan untuk Implementasi Program Nasional PME (Peatland and Mangrove Ecosystems)"
Date: May 15, 2020
Climate change policy from the oceans aspectCIFOR-ICRAF
Presented by Muhammad Yusuf, Director of Utilization of Coasts and Small Islands, Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF), at Inception Workshop "Capacity building of local government and community members for Mangrove Restoration", 15 July 2021.
Speaker explained the national policy and national target of climate change from the oceans aspect. The speaker also shared some of the achievements of MMAF and stakeholders for climate change mitigation and adaptation including mangrove restoration with participation of local community.
Peran Pemerintah dalam Aktivitas Rehabilitasi Mangrove dan Kesejahteraan Mas...CIFOR-ICRAF
Presented by Satyawan Pudyatmoko, Deputy for Planning and Evaluation of Peatland and Mangrove Restoration Agency (BRGM) in keynote session of sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
Policy Paper Menuju Pemanfaatan Ruang Sumatera Selatan Yang AdilYoel Hendrawan
Pandangan Masyarakat Sipil Sumatera Selatan Terhadap Pola
Pemanfaatan Ruang di Sumatera Selatan.
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Hutan & Lahan yang Baik di Sumsel.
WBH SUMSEL- WALHI SUMSEL- PINUS SUMSEL- FITRA SUMSEL – SPORA INSTITUTE
LBH PALEMBANG - IMPALM – AMAN SUMSEL- JMG SUMSEL – FKMPH SUSMEL – MHI SUMSEL – KOBAR9 - RIMBA INSTITUTE - DEPATI INSTITUTE - KHATULISTIWA HIJAU – KKDB BANYUASIN – FMS KIP BANYUASIN -PMP2D BANYUASIN - KPPM MUBA - LSM PBB MUBA – FORUM SILAMPARI MURA – LPLH MURA – YAYASAN BAKAU OKI – P3LH OKI – FORUM KONTAMINASI MUARA ENIM.
Pemanfataan Lahan Sebagai Upaya Pembangunan Masyarakat DesaHabibullah
Habibullah
ABSTRAK
Kegagalan berbagai program penanganan kemiskinan masyarakat sekitar hutan tidak
terlepas dari kesalahan dalam mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan dan sumber daya alam
karena masyarakat sekitar hutan mempunyai pola pemanfaatan yang berbeda dengan masyarakat
desa yang berbasis pertanian sawah umumnya sehingga pemahaman yang tepat terhadap sumber
daya yang tersedia akan dapat menuntun langkah yang tepat pula dalam pembangunan
masyarakat. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi sumber daya alam yang
dikembangkan masyarakat sekitar hutan sebagai sumber penghidupan tanpa merusak lingkungan
hidup. Kajian bersifat deskriptif ini dilaksanakan di 4 (empat) desa sekitar Taman Nasional Bukit
Duabelas Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi.
Hasil kajian menunjukkan sebagian besar masyarakat desa memanfaatkan lahan untuk
mengembangkan komoditas karet walaupun tidak dapat dipungkiri terdapat kendala sosial-
ekonomi antara lain masyarakat terjebak dengan pinjaman(barang dan uang) yang diberikan
tauke sehingga harga karet ditentukan oleh tauke sementara itu KUD yang semestinya dapat
mengakomodasikan kepentingan masyarakat belum mempunyai peranan kecuali hanya sebagai
“kedok” untuk memanfaatkan hasil hutan. Hasil studi ini merekomendasikan berbagai program
Departemen Sosial untuk masyarakat sekitar hutan lebih mempertimbangkan aspek pola-pola
pemanfaataan lahan dan sumber daya alam sehingga program tersebut tepat sasaran dan berhasil
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
1. Arahan Kepala Staf Kepresidenan
“Mewujudkan Hak-Hak Rakyat: Reformasi Penguasaan Tanah dan Pengelolaan Hutan di Indonesia”
JS LUWANSA, 25 Oktober 2017
KONFERENSI TENURIAL 2017
2. 2
Selama masa periode pemerintahan Presiden Joko Widodo, tingkat
ketimpangan pendapatan secara signifikan terus mengalami penurunan
(Sumber: BPS, 2017)
4. • Reforma Agraria adalah proses alokasi dan
konsolidasi kepemilikan, penguasaan/akses, dan
penggunaan lahan
• Kebijakan Reforma Agraria dilaksanakan melalui dua
jalur, yaitu TORA dan Perhutanan Sosial
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Tujuan
Reforma Agraria
UUD 1945
Pasal 33 ayat 3
Dasar Hukum
Apa Itu Reforma Agraria?
Mengurangi
ketimpangan
penguasaan dan
pemilikan tanah
Menciptakan
sumber-sumber
kemakmuran dan
kesejahteraan
masyarakat yang
berbasis agraria
Menciptakan
lapangan kerja
untuk mengurangi
kemiskinan
Memperbaiki akses
masyarakat kepada
sumber ekonomi
Meningkatkan
ketahanan dan
kedaulatan pangan
Memperbaiki dan
menjaga kualitas
lingkungan hidup
serta menangani
dan menyelesaikan
konflik agraria
8
RA DAN PS : MENGUBAH FOKUS PERUNTUKAN LAHAN
4
5. CAPAIAN REFORMA AGRARIA TAHUN 2017
5
sampai Oktober 2017 sebanyak 3.106.653 Bidang = 695.427,11 ha diterima oleh 1.506.170 KK.
6. CAPAIAN PERHUTANAN SOSIAL TAHUN 2017
6
1.057.825,01 Hektar diterima oleh 239.342 KK dan 3.879 Unit SK Ijin/Hk/MoU/Kelompok (2460 Kelompok
telah difasilitasi pengembangan usaha)
1.057.852,01 HA
7. PENYERAHAN PADA PEMBUKAAN KONFERENSI TENURIAL
25 OKTOBER 2017 DI ISTANA NEGARA
7
SK Hutan Adat kepada 9 (Sembilan)
Masyarakat Hukum Adat (MHA) seluas ±
3.341,35 Ha untuk ± 3.111 KK. Terdiri dari
Masyarakat Adat
NO PROVINSI KAB/KOTA DESA NAMA HA NAMA MHA LUAS/HA JML KK NO SK PENDAMPING KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KalimantanBarat Sekadau TapangSemadak HutanAdatTawang
Panyai
MHA Tapang
Sambas - Tapang
Kemayau
40,50 200 SK.1152/Menlhk-
PSKL/PKTHA/PSL.0/3/
2017
DishutProv.Kalbar SK Pencantuman
2 Sulawesi Tengah Sigi Marena HutanAdatMarena MHA Kulawi 756,00 92 SK.1156/Menlhk-
PSKL/PKTHA/PSL.0/3/
2017 dan
SK.1154/Menlhk-
PSKL/PKTHA/PSL.0/3/
2017
DishutProv.Sulteng SK.Penetapandan
Pencantuman
3 Jambi Bungo BatuKerbau HutanAdatBatu
Kerbau
MHA DusunBatu
Kerbau
323,00 270 SK.5254/MENLHK-
PSKL/PKTHA/PSL.1/10
/2017
DishutProv.Jambi SK Pencantuman
4 Jambi Bungo BatuKerbau HutanLindungAdat
Belukar Panjang
MHA DusunBatu
Kerbau
326,00 270 SK.5303/MENLHK-
PSKL/PKTHA/PSL.1/10
/2017
DishutProv.Jambi SK Pencantuman
5 Jambi Bungo SenamatUlu HutanAdatBukit
Bujang
MHA Dusun
SenamatUlu
223,00 261 SK.5255/MENLHK-
PSKL/PKTHA/PSL.1/10
/2017
DishutProv.Jambi SK Pencantuman
6 KalimantanTimur Kutai Barat JuaqAsa HutanAdatHemaq
Beniung
MHA Kampung
JuaqAsa
48,85 181 SK.4618/MENLHK-
PSKL/PKTHA/PSL.1/9/
2017
SK Pencantuman
7 Jambi Bungo BaruPelepat HutanAdatBaru
Pelepat
MHA DusunBaru
Pelepat
821,00 410 - DishutProv.Jambi SK.Penetapandan
Pencantuman
8 Jambi Merangin Ngaol HutanAdatBukit
PintuKoto
MHA DesaNgaol 278,00 397 - DishutProv.Jambi SK Pencantuman
9 Jambi Merangin Merangin HutanAdatRimbo
PenghuluDepati
GentoRajo
MHA DesaPulau
Tengah
525,00 1.300 - DishutProv.Jambi SK Pencantuman
JUMLAH 3.341 3.111
SK Hak Pengelolaan Hutan Desa kepada 9
(Sembilan) Lembaga Pengelolaan Hutan Desa
(LPHD) seluas ± 80.228 Ha untuk ± 4.930 KK
NO PROVINSI KAB/KOTA DESA LUAS/HA NOSK KK PENDAMPING
1 2 3 4 5 6 7 8
1 SumateraBarat LimaPuluhKota Kurai 1.464 SK.4389/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/8/2017 420Q-Bar,Penyuluh
2 Riau Pelalawan Segamai 2.270 SK.1012/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/3/2017 260 YayasanMitraInsani
3 Riau Kampar GunungSahilandan
SahilangDarussalam
2.942 SK.3887/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/7/2017 657 MitraInsani
4 Bengkulu BengkuluUtara BatuRajaR 1.000SK.4397/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/8/2017 289Penyuluh
5 KalimantanBarat KubuRaya TanjungHarapan 17.445 SK.518/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017 410 PerkumpulanSampanKalimantan
6 KalimantanBarat KubuRaya BatuAmpar 33.140 SK.515/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017 2.731 PerkumpulanSampanKalimantan
7 KalimantanTimur Berau LongAyap 5.640SK.526/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017 37Forclime
8 KalimantanTimur Berau PunanSegah 14.791 SK.527/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017 25 Forclime
9 SulawesiTengah Banggai Balean 1.536 SK.3204/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/5/2017 101 LSMMerahPutih
JUMLAH 80.228 4930
8. HASIL KONFERENSI JANGAN HANYA MENJADI DOKUMEN.
8
Konferensi Tenurial ini dapat memberi rekomendasi terobosan dan inovasi yang
perlu dilakukan Pemerintah dan kita bersama untuk mempercepat pelaksanaan Reforma
Agraria dan Perhutanan Sosial, misalnya ;
a.Model resolusi Konflik Agraria, baik antara masyarakat dengan negara, dengan
perusahaan dan antara masyarakat dengan masyarakat;
b.Prosedur tunggal yang sederhana untuk permohonan yang disampaikan oleh
masyarakat dan pemerintah daerah terhadap satu satuan wilayah administrasi
kabupaten/provinsi sekaligus;
c. Penyamaan pemahaman untuk semua stakeholder mengenai spesifikasi peta dan
data Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial;
d.Model pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat yang bisa diaktivasi
dengan cepat bebasis lokal;