Dokumen tersebut membahas tentang variasi anatomi pada nervus laringeus rekuren (NLR). Terdapat beberapa variasi anatomi NLR seperti cabang ekstralaringeal, pemendekan NLR, dan hubungan antara NLR dengan arteri tiroidea inferior. Variasi anatomi ini penting untuk diketahui guna menghindari cedera saat tindakan bedah di leher.
FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma) adalah pemeriksaan USG serial untuk mendeteksi cairan atau udara di area anatomis tertentu seperti perikardium, ruang pleura, dan kantung Morisson untuk mendiagnosis keadaan pasien trauma. Lokasi yang diperiksa meliputi subkostal, kanan atas kuadran, kiri atas kuadran, suprapubik, dan dada kanan-kiri. Temuan abnormal seperti efusi pericardium, hemoperitoneum, dan hemothoraks
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur pelvis, termasuk insidensinya, mekanisme cedera, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Fraktur pelvis hanya 1,5% dari total fraktur tapi memiliki tingkat mortalitas yang cukup besar antara 10-50%. Diagnosis dan penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif karena sering terjadi multitrauma.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma maksilofasial yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, lokasi, jenis fraktur, gejala klinis, dan diagnosis radiologis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan trauma yang dapat mengenai tulang dan jaringan wajah serta klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi dan jenisnya.
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
Tiroid merupakan kelenjar endokrin yang berlokasi di leher bagian depan. Teknik operasi tiroidektomi meliputi identifikasi anatomi kelenjar tiroid dan struktur vital di sekitarnya, seperti n. rekuren dan kelenjar paratiroid, serta teknik diseksi dan ligasi pembuluh darah untuk mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain cedera saraf laringeus dan perdarahan.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma) adalah pemeriksaan USG serial untuk mendeteksi cairan atau udara di area anatomis tertentu seperti perikardium, ruang pleura, dan kantung Morisson untuk mendiagnosis keadaan pasien trauma. Lokasi yang diperiksa meliputi subkostal, kanan atas kuadran, kiri atas kuadran, suprapubik, dan dada kanan-kiri. Temuan abnormal seperti efusi pericardium, hemoperitoneum, dan hemothoraks
Dokumen tersebut membahas tentang fraktur pelvis, termasuk insidensinya, mekanisme cedera, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Fraktur pelvis hanya 1,5% dari total fraktur tapi memiliki tingkat mortalitas yang cukup besar antara 10-50%. Diagnosis dan penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif karena sering terjadi multitrauma.
Dokumen tersebut membahas tentang trauma maksilofasial yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, lokasi, jenis fraktur, gejala klinis, dan diagnosis radiologis. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan trauma yang dapat mengenai tulang dan jaringan wajah serta klasifikasi fraktur berdasarkan lokasi dan jenisnya.
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
Tiroid merupakan kelenjar endokrin yang berlokasi di leher bagian depan. Teknik operasi tiroidektomi meliputi identifikasi anatomi kelenjar tiroid dan struktur vital di sekitarnya, seperti n. rekuren dan kelenjar paratiroid, serta teknik diseksi dan ligasi pembuluh darah untuk mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain cedera saraf laringeus dan perdarahan.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan otot-otot wajah yang dapat terjadi akibat berbagai etiologi seperti kondisi bawaan, infeksi, cedera, gangguan pembuluh darah, atau penyakit tertentu dan dapat menyebabkan deformitas kosmetik dan fungsional yang serius pada wajah. Kelainan ini dapat didiagnosis dan diobati dengan berbagai metode seperti fisioterapi, obat-obatan, atau
1. Mr. A, a 52-year-old farmer, presented with a 3-year history of a lump in his left groin area that increased in size with coughing or lifting heavy objects but was reducible and not painful.
2. On physical examination, a 10x4 cm mobile mass was found in the left inguinal region that was reducible but with no overlying erythema. Laboratory tests were normal.
3. Based on the history and physical examination findings, a diagnosis of left lateral inguinal hernia was made. The patient was scheduled for herniorrhaphy surgery.
This document discusses difficult intubation and airways. It defines difficult airway as difficulty with facemask ventilation or tracheal intubation. The incidence is estimated between 3-18%. Optimal positioning for intubation is neck flexion with atlanto-axial extension. Several scales are used to evaluate difficulty, including LEMON, LM MAP, 4D, Wilson Risk Scale, and Magboul 4M. Preparations for difficult intubation include different sized laryngoscopes, ET tubes, introducers, airways, and LMAs. Special techniques discussed are awake intubation and awake tracheostomy under local anesthesia. The ASA algorithm provides guidance for recognized and unrecognized difficult airways.
Stase Kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
Universitas Kristen Indonesia
Hanya untuk referensi bukan untuk dicopy paste
Hak cipta penulis langsung
Dokumen tersebut membahas tentang trakeostomi dan krikotirotomi sebagai teknik pembuatan jalan nafas darurat sementara. Trakeostomi dapat dilakukan secara elektif maupun darurat dengan berbagai jenis insisi trakea, sedangkan krikotirotomi lebih sering dilakukan dalam keadaan darurat meskipun memiliki risiko. Kedua prosedur ini memerlukan pemahaman anatomi laring dan trakea untuk mengetahui tekn
ugas Radiologi
Dibuat oleh : Fransiska Lumempouw
Stase Kepaniteraan Klinik Radiologi
Universitas Kristen Indonesia
untuk bahan bacaan dan referensi tugas
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
Makalah ini membahas tentang hernia, termasuk definisi, komponen, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hernia."
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur mayor terbesar yang berkembang dari ektoderm oral selama enam minggu kehamilan. Kelenjar ini terletak di fosa retromandibular dan dibatasi oleh tulang temporal, mastoid, dan mandibula. Nervus fasialis dan Ductus Stensen's merupakan struktur penting yang berada di sekitar kelenjar parotis.
Dokumen tersebut membahas tentang hernia inguinalis yang merupakan penonjolan isi perut melalui defek di dinding perut di daerah inguen. Hernia inguinalis dibedakan menjadi direk dan indirek, dan disebabkan oleh prosesus vaginalis yang terbuka serta peningkatan tekanan intraabdomen. Diagnosa dan terapi hernia inguinalis hanya dapat dilakukan melalui operasi untuk mencegah komplikasi seperti inkarserasi.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Audiometri digunakan untuk mengukur ambang pendengaran dengan alat elektroakustik. Terdapat berbagai jenis audiometri seperti pure tone audiometry untuk mengetahui ambang pendengaran nada murni, speech audiometry untuk ambang pendengaran ucapan, dan tympanometry untuk mengetahui kondisi telinga tengah. Audiometri bermanfaat untuk skrining, diagnostik, dan monitoring gangguan pendengaran.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Trauma thorax merupakan masalah kesehatan serius yang dapat mengancam jiwa. Jenis trauma thorax antara lain tension pneumothorax, pneumothorax, hematothorax, flail chest, dan trauma jantung. Penanganan yang tepat dan segera sangat penting untuk mencegah komplikasi yang membahayakan nyawa.
Cedera medula spinalis didefinisikan sebagai cedera yang mengenai medula spinalis baik yang menimbulkan kelainan fungsi utamanya secara lengkap atau sebagian. Klasifikasi cedera medula spinalis meliputi komplit dan inkonplik, dengan berbagai jenis inkonplik seperti anterior cord, posterior cord, dan central cord. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik khusus dan pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, sedangkan penatalaks
1. Mr. A, a 52-year-old farmer, presented with a 3-year history of a lump in his left groin area that increased in size with coughing or lifting heavy objects but was reducible and not painful.
2. On physical examination, a 10x4 cm mobile mass was found in the left inguinal region that was reducible but with no overlying erythema. Laboratory tests were normal.
3. Based on the history and physical examination findings, a diagnosis of left lateral inguinal hernia was made. The patient was scheduled for herniorrhaphy surgery.
This document discusses difficult intubation and airways. It defines difficult airway as difficulty with facemask ventilation or tracheal intubation. The incidence is estimated between 3-18%. Optimal positioning for intubation is neck flexion with atlanto-axial extension. Several scales are used to evaluate difficulty, including LEMON, LM MAP, 4D, Wilson Risk Scale, and Magboul 4M. Preparations for difficult intubation include different sized laryngoscopes, ET tubes, introducers, airways, and LMAs. Special techniques discussed are awake intubation and awake tracheostomy under local anesthesia. The ASA algorithm provides guidance for recognized and unrecognized difficult airways.
Stase Kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
Universitas Kristen Indonesia
Hanya untuk referensi bukan untuk dicopy paste
Hak cipta penulis langsung
Dokumen tersebut membahas tentang trakeostomi dan krikotirotomi sebagai teknik pembuatan jalan nafas darurat sementara. Trakeostomi dapat dilakukan secara elektif maupun darurat dengan berbagai jenis insisi trakea, sedangkan krikotirotomi lebih sering dilakukan dalam keadaan darurat meskipun memiliki risiko. Kedua prosedur ini memerlukan pemahaman anatomi laring dan trakea untuk mengetahui tekn
ugas Radiologi
Dibuat oleh : Fransiska Lumempouw
Stase Kepaniteraan Klinik Radiologi
Universitas Kristen Indonesia
untuk bahan bacaan dan referensi tugas
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.Bkoerniaso
Makalah ini membahas tentang hernia, termasuk definisi, komponen, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, diagnosis banding, komplikasi, penatalaksanaan, dan prognosis hernia."
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Kelenjar parotis adalah kelenjar liur mayor terbesar yang berkembang dari ektoderm oral selama enam minggu kehamilan. Kelenjar ini terletak di fosa retromandibular dan dibatasi oleh tulang temporal, mastoid, dan mandibula. Nervus fasialis dan Ductus Stensen's merupakan struktur penting yang berada di sekitar kelenjar parotis.
Dokumen tersebut membahas tentang hernia inguinalis yang merupakan penonjolan isi perut melalui defek di dinding perut di daerah inguen. Hernia inguinalis dibedakan menjadi direk dan indirek, dan disebabkan oleh prosesus vaginalis yang terbuka serta peningkatan tekanan intraabdomen. Diagnosa dan terapi hernia inguinalis hanya dapat dilakukan melalui operasi untuk mencegah komplikasi seperti inkarserasi.
Dokumen tersebut membahas anatomi dan kelainan-kelainan telinga luar dan tengah. Terdapat penjelasan mengenai anatomi daun telinga, liang telinga, membran timpani, tulang pendengaran, otot telinga tengah, serta telinga dalam. Dibahas pula berbagai kelainan kongenital dan akuisitif yang dapat terjadi pada bagian-bagian tersebut seperti mikrotia, hematoma, infeksi, tumor, dan lain sebagain
Audiometri digunakan untuk mengukur ambang pendengaran dengan alat elektroakustik. Terdapat berbagai jenis audiometri seperti pure tone audiometry untuk mengetahui ambang pendengaran nada murni, speech audiometry untuk ambang pendengaran ucapan, dan tympanometry untuk mengetahui kondisi telinga tengah. Audiometri bermanfaat untuk skrining, diagnostik, dan monitoring gangguan pendengaran.
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup pemeriksaan motorik, refleks fisiologis dan patologis, serta sensoris umum. Pemeriksaan motorik meliputi inspeksi sikap dan gerakan anggota gerak, tonus otot, dan kekuatan otot. Pemeriksaan refleks meliputi refleks tendon, kulit perut, dan refleks patologis seperti Babinski. Pemeriksaan sensoris meliputi pemeriksaan
Trauma thorax merupakan masalah kesehatan serius yang dapat mengancam jiwa. Jenis trauma thorax antara lain tension pneumothorax, pneumothorax, hematothorax, flail chest, dan trauma jantung. Penanganan yang tepat dan segera sangat penting untuk mencegah komplikasi yang membahayakan nyawa.
Cedera medula spinalis didefinisikan sebagai cedera yang mengenai medula spinalis baik yang menimbulkan kelainan fungsi utamanya secara lengkap atau sebagian. Klasifikasi cedera medula spinalis meliputi komplit dan inkonplik, dengan berbagai jenis inkonplik seperti anterior cord, posterior cord, dan central cord. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik khusus dan pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dan MRI, sedangkan penatalaks
Spondilitis tuberkulosis merupakan infeksi tulang belakang yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada kasus ini, pasien wanita berusia 27 tahun mengeluh nyeri tulang belakang dan benjolan di punggung. Pemeriksaan menemukan spondilitis deformans yang diduga tuberkulosis berdasarkan hasil MRI dan diagnosa akhir adalah spondilitis tuberkulosis pasca operasi.
Pasien mengalami malunion pada fraktur radius dan ulna setelah kecelakaan 6 tahun lalu. Pasien mengeluh nyeri yang membatasi aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan menunjukkan malunion pada radius dan ulna bagian tengah kanan. Pasien menjalani osteotomy dan pemasangan paku untuk memperbaiki malunion. Hasil pasca operasi menunjukkan posisi dan aposisi yang baik.
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif sendi paling umum yang menyerang sendi-sendi penyangga berat badan. OA ditandai dengan kerusakan kartilago sendi yang menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi. Diagnosa OA didasarkan pada pemeriksaan fisik dan gambaran radiologis yang menunjukkan penyempitan celah sendi, osteofit, dan sklerosis tulang subkondral. Penatalaksanaan OA meliputi terapi non-far
Dokumen tersebut membahas anatomi, diagnosis, dan penanganan berbagai gangguan lutut seperti cedera ligamen, robekan meniskus, degenerasi meniskus, fraktur patela, bursitis, tendinitis, artritis, dan kondisi lainnya. Secara rinci dibahas anatomi struktur lutut, gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan penanganannya.
Buku ajar ini membahas osteologi untuk program diploma radiodiagnostik. Buku ini menjelaskan anatomi tulang-tulang tubuh termasuk istilah-istilah osteologi dan jenis-jenis sendi. Materi pembelajaran meliputi anatomi tulang-tulang ekstremitas atas seperti tulang clavicula, scapula, dan sendi-sendi pada gelang bahu."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem otot kerangka, termasuk definisi, fungsi, dan struktur anatomi berbagai otot dan ruang di sekitarnya seperti diafragma, axila, fossa ante-kubital, dan ruang poplitea.
Dokumen ini membahas anatomi sistem rangka manusia, terutama tulang-tulang yang membentuk rangka aksial dan apendikular. Rangka aksial terdiri atas tengkorak, tulang hyoid, kolumna vertebralis, dan tulang dada, sedangkan rangka apendikular terdiri atas ekstremitas atas, girdle pectoral, ekstremitas bawah, dan girdle pelvis. Dokumen ini juga menjelaskan fungsi masing-masing bagian sistem rang
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
variasi nervus laryngeus
1. VARIASI ANATOMI
NERVUS LARINGEUS REKUREN
Oleh :
M. Arif Sudianto Utama, dr
Pembimbing :
Dr. Muhtarum Yusuf, dr., Sp.THT-KL(K), FICS
DEPT/ SMF ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH
KEPALA & LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA-RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
2015
Tinjauan Pustaka
1
2. PENDAHULUAN
• NLR merupakan cabang nervus vagus di regio thorak
bagian atas
• Terdapat banyak variasi anatomi dari NLR yang pernah di
laporkan oleh para ahli bedah
• Penilaian variasi NLR ini penting dari sudut pandang bedah
mudah cedera bila tidak diidentifikasi dengan jelas
Ellis H, 2006 ; Probs R, Grevers G, Iro H; 2006, Defined S, 2010; Dong W, 2014; Sharma J, et al; 2010
2
3. • Kajian literatur : prevalensi kelumpuhan akibat cedera NLR
bervariasi tiap senter
• Idris et al, di Sudan mengamati kejadian cedera NLR
sebanyak 1,9% :
– Kelumpuhan unilateral transien 1,2%
– Kelumpuhan unilateral menetap 0,5%
– Kelumpuhan bilateral transien 0,2%.
Yalcin B, Tunali S, Ozan H ; 2008, Sharma J, Milas M, Weber CJ, Carlson GW; 2010, Idris SA, Ali QM,
Hamza AA; 2014
3
PENDAHULUAN….
4. • Mishra et al, dalam studi mereka menunjukkan kejadian
cedera NLR berkisar antara 0,0% - 13%.
• Studi lainnya melaporkan kejadian cedera menetap NLR
berkisar 0% - 5,2% & untuk cedera transien 0,4% - 7,2%
Yalcin B, Tunali S, Ozan H ; 2008, Sharma J, et al; 2010, Idris SA, Ali QM, Hamza AA; 2014
4
PENDAHULUAN….
5. • Untuk memahami :
Anatomi normal
Variasi anatomi
Membantu identifikasi
Menghindari komplikasi
5
TUJUAN
6. • Nervus vagus kanan & nervus vagus kiri bercabang di
ketinggian yang berbeda menjadi NLR
• NLR kanan :
Percabangan setinggi arteri subklavia kanan
memutar bagian inferior & posterior a. subklavia kanan
menjadi NLR kanan
ANATOMI
Sun SQ, Zhao J, Lu H, He GQ, Ran JH, Peng XH; 2001, Defined S; 2010, Yetisir F, Ozkardes AB,
Dundar HZ, Birkan B, Ciftci AB, Kilic M; 2014
6
Ellis H; 2006, Sharma J, Milas M, Weber CJ, Carlson GW; 2010
7. • Berjalan pada celah trakea & esofagus melewati posterior
carotid sheath
• Paling distal tidak benar-benar berada di dalam celah
trakea & esofagus, tetapi dipisahkan oleh lemak & jaringan
ikat.
• Panjang dari arteri subclavia sampai ke artikulus krikotiroid
sekitar 5-6 cm
ANATOMI….
Ellis H; 2006, Sharma J, Milas M, Weber CJ, Carlson GW; 2010
7
8. • NLR kiri :
Percabangan dari nervus vagus kiri memutar arkus
aorta dari inferior ke posterior naik melewati
posterior carotid sheath
• Melewati perlekatan ligamentum arteriosum berjalan ke
dalam celah trakea & esofagus untuk mencapai laring
• Panjang dari arkus aorta sampai ke artikulus krikotiroid ±
12 cm
• Jalur lebih panjang : cenderung lebih besar mengalami
paralisis
Ellis H; 2006, Probs R, Grevers G, Iro H; 2006, Sharma J, Milas M, Weber CJ, Carlson GW; 2010
8
ANATOMI….
9. • Kedua cabang masuk laring
melalui ligamentum Berry
sekitar 2 mm depan & bawah
artikulasio krikotiroidea,
depan kornu inferior tulang
rawan tiroid di otot konstriktor
faringeus inferior
• Titik percabangan bisa
terletak di dalam laring, atau
sebelum masuk laring
9
ANATOMI….
Dong W; 2014, Yetisir F, Ozkardes AB, Dundar HZ, Birkan B, Ciftci AB,
Kilic M; 2014, Mattsson P, Hydman J, Svensson M; 2015
10. • NLR bercabang menjadi :
Anterior: dominan motoris
Posterior: dominan sensoris.
• Di dalam laring, NLR & nervus laringeus superior
membentuk pleksus, dengan beberapa koneksi antara NLR
& nervus laringeus superior (Anastomosis Galen)
Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008, Sun YX, Huang HX; 2012, Dong W; 2014, Yetisir F, Ozkardes AB, Dundar HZ, Birkan B,
Ciftci AB, Kilic M; 2014, Tang WJ, Sun SQ, Wang XL, Mattsson P, Hydman J, Svensson M; 2015
10
ANATOMI….
11. • Mempersarafi otot laring intrinsik :
Krikoaritenoid posterior (PCA)
Interaritenoid (IA), tidak berpasangan
Krikoaritenoid lateral (LCA)
Berakhir di tiroaritenoid (TA)
• Mempersarafi pergerakan plika vokalis
• Juga mempersarafi glotis, mukosa subglottis, esofagus
& trakea
Probs R, Grevers G, Iro H; 2006, Skalicky T, Treska V, Spidlen V, Vodicka J, Simanek V,
Wirthova M, et al; 2007, Defined S; 2010
11
ANATOMI….
12. • Bagian rekuren : dari
nervus vagus naik ke
arkus aorta & arteri
subklavia
• Bagian asending :
dinilai sebelum
bercabang ke
anterior & posterior
laring
Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008
12
ANATOMI….
13. • Variasi anatomi ini berhubungan dengan kelainan
kongenital pembuluh darah
• Diperkirakan sekitar 0,6% didapatkan arteri subklavia
kanan mengalami variasi keluar langsung dari aorta
desenden dekat arteri subklavia kiri
Dong W; 2008, Wang CC, Wu CH; 2014, Gao E, Zou X, Zhou Y, Xie D, Lan J, Guan H; 2014
13
VARIASI ANATOMI
14. • Kelumpuhan NLR merupakan komplikasi terbanyak setelah
pembedahan kelenjar tiroid atau tindakan pada leher
David J. Terris; 2008, Sharma J, Milas M, Weber CJ, Carlson GW; 2010
14
VARIASI ANATOMI….
• Variasi anatomi dari NLR :
1. Percabangan ekstralaringeal
2. Pemendekan (terpeluntir) NLR
3. Hubungan antara percabangan NLR & arteri tiroidea
inferior
4. Nervus laringeus non-rekuren
Chiang FY, et al; 2010, Gurleyik E; 2013
15. CABANG EKSTRALARINGEAL
• Paling sering mengalami variasi anatomi
• Bercabang sebelum memasuki laring menjadi cabang
laringeal dan ekstralaringeal
• Ekstralaringeal : trakea, esofagus dan otot-otot konstriktor
laring
• Laringeal : anterior dan posterior
Chiang FY, et al; 2010, Gurleyik E; 2013
15
16. Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008, Tang WJ, Sun SQ, Wang XL, Sun YX, Huang HX; 2012, Yetisir F, Ozkardes AB, Dundar HZ,
Birkan B, Ciftci AB, Kilic M; 2014 16
CABANG EKSTRALARINGEAL….
Posterior dari faring (P), esofagus (E), lobus kanan dari kelenjar
tiroid (RTG), anterior (a), posterior (p), tiroid (th), trakeal (tr),
esofageal (e)
• Dilihat dari percabangan
terakhir NLR:
Memberikan dua cabang
laringeal : anterior &
posterior
Satu sampe tiga cabang
ekstralaringeal : tiroid,
trakeal, serta esofageal
17. • Beberapa keadaan, cabang anterior NLR dapat terdorong
ke depan ligamentum Berry.
• Sering berbelok ke anterior ligamentum Berry & dapat
muncul seperti arteri kecil.
• Diameter cabang posterior kadang-kadang lebih besar dari
cabang anterior
Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008, Chiang FY, et al; 2010
17
CABANG EKSTRALARINGEAL….
18. • Dua jenis gambaran tipe untuk variasi ekstralaringeal:
Tipe I, cabang laringeal & ekstralaringeal muncul
setinggi NLR
Ia : Titik percabangan tepat di batas bawah
krikofaringeal, bagian bawah otot
konstriktor
Ib : Asal cabang sekitar 15-35mm batas bawah
krikofaringeal otot konstriktor inferior
Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008
18
CABANG EKSTRALARINGEAL….
20. Tipe II : - Memberikan dua cabang laring & satu sampai
tiga cabang ekstralaringeal.
- Cabang laring anterior & posterior muncul 3-5mm dari
atas cabang ekstralaringeal seperti cabang esofageal.
- Terdapat jarak antara cabang laring & cabang
ekstralaring
Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008
20
CABANG EKSTRALARINGEAL….
21. Gambar Tipe II: foto B skema tipe II. Posterior faring (P),
esofagus (E), lobus kiri kelenjar tiroid (LTG). Nervus laringeus
rekuren (RLN), anterior (a), posterior (p), esofageal (e)
21
Yalcin B, Tunali S, Ozan H; 2008
CABANG EKSTRALARINGEAL….
22. Pemendekan NLR
• Pada pasien dengan kelenjar tiroid besar, ekstensi
substernal atau pasien dengan kelenjar tiroid besar yang
kambuh
• Randolph menyatakan : NLR dapat pindah arah sampai ke
ventral kutub inferior beresiko saat diseksi kelenjar tiroid
terpeluntir karena traksi medis
22
Chiang FY, et al: 2010
23. • Sering di anggap sebagai arteri tiroidea inferior karena
berjalan vertikal kearah trakea
• Dalam situasi tertentu, saraf yang terpeluntir dapat
dianggap pembuluh darah terpotong secara tidak
sengaja (Gambar A)
• Kadang-kadang melekat pada kapsul posterior kelenjar
tiroid lateral (Gambar B & D)
• Diperlukan pembedahan & identifikasi yang cermat
terhadap NLR yang masuk ke dalam laring (Gambar C)
Chiang FY, et al: 2010
23
Pemendekan NLR…..
24. Bentuk perlekatan & NLR yang terpeluntir pada kelenjar tiroid
yang membesar
Chiang FY, et al: 2010
24
Pemendekan NLR…..
25. Hubungan Antara NLR & Arteri Tiroidea Inferior
• Arteri tiroid inferior secara tradisional digunakan sebagai
panduan mengidentifikasi NLR
• Pola arteri tiroid inferior sangat bervariasi: hubungan
dengan NLR jadi tidak menentu
• Risiko tinggi bila arteri tiroidea inferior tumpang tindih
dengan NLR & cabang kedua struktur terjalin menjadi satu
Sun SQ, Zhao J, Lu H, He GQ, Ran JH, Peng XH; 2001, Chiang FY, et al;2010
Tang WJ, Sun SQ, Wang XL, Sun YX, Huang HX; 2012
25
26. Dibagi menjadi lima kategori :
Tipe A : NLR berjalan pada superfisial batang a. tiroidea
inferior atau cabangnya
Tipe B : NLR berjalan di dalam a. tiroidea inferior atau
cabang-cabangnya
Tipe C : NLR berjalan antara cabang a. tiroid inferior
Tipe D : cabang a. tiroidea inferior lewat antara NLR
Tipe E : cabang dari NLR melingkar mengelilingi a. tiroid
inferior (interlaced), kadang langsung
Sun SQ, Zhao J, Lu H, He GQ, Ran JH, Peng XH; 2001
26
Hubungan Antara NLR & Arteri Tiroidea Inferior….
27. Variasi posisi NLR dengan percabangan arteri tiroidea inferior
Sharma J, Milas M, Weber CJ, Carlson GW; 2010
27
Hubungan Antara NLR & Arteri Tiroidea Inferior….
28. Gurleyik E, mengusulkan : Daerah & klasifikasi berdasarkan
lokasi anatomi divisi terminal pada dua landmark yang relatif
konstan yaitu :
• Titik persimpangan neurovaskular (NLR & arteri tiroidea
nferior)
• Titik masuk NLR menuju laring (Tabel & gambar)
Gurleyik E, 2013
28
Hubungan Antara NLR & Arteri Tiroidea Inferior….
29. Klasifikasi lokasi titik terminal NLR
Gurleyik E, 2013
29
Hubungan Antara NLR & Arteri Tiroidea Inferior….
Tipe Region
1 Arterial
2 Postarterial
3 Prelaringeal
4 Prearterial
30. Segmen servikal perjalanan dari NLR
30
Hubungan Antara NLR & Arteri Tiroidea Inferior….
Gurleyik E, 2013
31. Nervus laringeus non rekuren
• Stedman (1823) : mengamati nervus laringeus non rekuren
kanan pertama kali
• Berlin (1935) melaporkan variasi nervus ini di bagian kiri
• Frekuensi sangat bervariasi, tiap penelitian menghasilkan
perbedaan persentase ±0,5% - 0,7%
David JT; 2008, Dong W; 2014, Gao E, Zou X, Zhou Y, Xie D, Lan J, Guan H; 2014,
31
32. • Merupakan variasi NLR yang memasuki laring langsung dari
saraf vagus servikal, tanpa turun ke bagian dada
• Hampir selalu terjadi di sisi kanan
• Sisi kiri lebih jarang terjadi variasi : kejadian sekitar 0,004%,
selalu terkait dengan dekstrokardia atau anomali pembuluh
darah
Chiang F, Lu I, Tsai C, Hsiao P, Lee K, Wu C; 2008, Gao E, Zou X, Zhou Y, Xie D, Lan J, Guan H; 2014
Dong W, 2014; Gao E, Zou X, Zhou Y, Xie D, Lan J, Guan H; 2014
32
Nervus laringeus non rekuren
33. • Dibagi menjadi :
– Tipe I: berasal langsung dari nervus vagus & berjalan
bersama a. tiroidea inferior
– Tipe II dibagi menjadi sub tipe :
• IIA : dari nervus vagus setinggi a. tiroidea inferior &
berjalan transversal setinggi isthmus paling umum
• IIB (III): dari nervus vagus & berjalan transversal di
bawah a. tiroidea inferior atau antara cabang a.
tiroidea inferior
David J. Terris; 2008, Dong W; 2014, Gao E, Zou X, Zhou Y, Xie D, Lan J, Guan H; 2014,
33
Nervus laringeus non rekuren….
34. • Penyebab : kelainan arkus aorta selama awal
perkembangan embrio
• Anomali a. subklavia selalu dikaitkan dengan nervus
laringeus non rekuren
Dong W, 2014, Gao E, Zou X, Zhou Y, Xie D, Lan J, Guan H; 2014
34
Nervus laringeus non rekuren….
35. Wang CC, Wu CH, 2014 35
Nervus laringeus non rekuren….
Anomali arteri subklavia kanan & nervus laringeus
non rekuren kanan
36. Mo J , Shim YS, Lee GH, Jung MS; 2009 36
Variasi tipe 1 & 2 dari nervus laringeus non rekuren
Nervus laringeus non rekuren….
37. RINGKASAN
• NLR : Dari percabangan nervus vagus kanan & kiri,
bercabang di ketinggian yang berbeda menjadi NLR
• Variasi anatomi dari NLR, termasuk percabangan
ekstralaringeal, pemendekan (terpeluntir) NLR, hubungan
antara percabangan NLR dengan a. tiroidea inferior, &
nervus laringeus non rekuren
• Kelumpuhan NLR merupakan komplikasi terbanyak &
serius setelah pembedahan kelenjar tiroid atau tindakan
pada leher
37