SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
POSTULAT KOCH




              Oleh :
  Nama        : Adzani Ghani Ilmannafian
  NIM         : B1J009077
  Rombongan   :I
  Kelompok    :5
  Asisten     : Fitria Dewi S




  LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI




KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
        FAKULTAS BIOLOGI
          PURWOKERTO
              2011
I. PENDAHULUAN

       Virus adalah parasit intraselular obligat dengan ukuran 20-200 nm. Bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung satu jenis asam
nukleat saja, RNA atau DNA. Partikelnya secara utuh disebut virion. Virion terdiri
dari capsid yang dibungkus oleh selubung pengaman berupa selubung protein,
glikoprotein atau membrane lipid. Virus biasanya resisiten terhadap antibiotik.
        Setiap virus    memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan
memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang. Siklus replikasi
menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jumlah yang banvak.
Mantel protein virus bergabung bersama-sama membentuk kapsid yang berfungsi
membungkus dan menjaga stabilitas asam nukleat virus terhadap lingkungan
ekstraseluler. Selain itu juga berfungsi untuk mempermudah penempelan serta
penetrasi virus terhadap sel baru yang dapat dimasukinya..
       Virus sebagai jasad paling sederhana ternyata banyak menimbulkan masalah
kesehatan. Tidak hanya menginfeksi manusia, virus juga menyebabkan penyakit
pada hewan dan tumbuhan. Infeksi virus terhadap sel inang yang dimasukinya dapat
berefek ringan atau bahkan tidak berefek sama sekali namun mungkin juga bisa
membuat sel inang rusak atau bahkan mati (Rahma, 2007).
       Virus selamahidu dalam organism mengalami 2 macam daur hiduo, yaitu
daur litik dan lisogenik. Daur litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase
infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan, dan fase lisis
(pembebasan virus baru). Daur hidup lisogenik terdiri ari fase adsorbs (penempelan),
fase infeksi (penetrasi), fase penggabungan, dan fase pembelahan (Pelczar, 2008).
       Masalah kesehatan yang berkaitan dengan virus tidak hanya dikaitkan
dengan penyakit infeksi viral yang konvensional tetapi juga dengan berbagai
penyakit lain seperti kanker, penyakit autoimun maupun penyakit degenerative.
Masalah tersebut tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga di negara
maju. Apabila ditelaah lebih dalam, hampir semua organism mengandung virus atau
komponen virus di dalam dirinya (Sjahrurachman, 2001).
       Pendeteksian adanya virus dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
cahaya langsung, PCR, pelacak DNA dan metode Plaque. Plaque sering digunakan
karena lebih mudah dan sederhana yaitu dengan melihat zona jernih dari biakan
bakteri yang ditumbuhkan. Zona jernih tersebut diakibatkan lisisnya bakteri akibat
virus (Anonim, 2008).
       Tujuan praktikum Postulat Koch untuk memberikan pemahaman praktek
Postulat Koch dalam penularan penyakit tanamn yang disebabkan oleh virus
tumbuhan, mengetahui bagaimana cara penularan virus dari tanaman yang satu ke
tanaman yang lain menggunakan metode sap karena sangat penting untuk penelitian
virus dalam laboratorium.




                            II. MATERI DAN METODE

                                         A. Materi

       Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag, mortal dan pestle,
plastic transparan, kertas label, kertas saring, bekker glass, botol semprotan, amplas,
silet atau cutter, benang, dan corong,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman leguminosae
(kacang-kacangan seperti kacang tanah atau kcang hijau atau kacang kedelai), media
tanah untuk penanaman, bebrapa lembar daun kacang-kacanagn yang terinfeksi
penyakit karat, dan akuades steril.




                                      B. Metode

       Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
a) Pengamatan langsung pada daun yang berpenyakit
   1. Disediakan daun kacang-kacangan yang terkena penyakit karat daun.
   2. Daun yang didiga terinfeksi virus diamati antara gejala dan tanda-tanda yang
       Nampak. Asosiasi ini ditandai dengan adanya patogen pada tanman yang
       sakit.
b) Pembuatan ekstrak atau sap dari daun yang berpenyakit
   1. Sediakan 5 helai daun kacang-kacangan yang terkena penyakit.
   2. Daun yang sakit dan akuades steril diletakkan dalam mortar dan dilumatkan
       dengan pestle.
   3. Daun yang telah dilumatkan disaring dengan kertas saring sampai sap yang
       diperoleh hanya berupa cairan atau ekstrak.
c) Pengujian
   1. Pengujian dilakukan dengan 2 tanamna kacang tanah yang berumur 2
       minggu.
   2. Masing-masing kemlompok menyiapkan satu tanaman digunakan sebagai
       control dan satu tanaman lainnya diinokulasikan dengan patogen penyebab
       karat pada kacang tanah.
   3. Tahapan inokulasi patogen dilakukan dengan melukai daun yang sehat
       dengan menggunakan kertas amplas terlebih dahulu.
   4. Cotton bud steril dicelupkan dalam sap tanaman yang memiliki tanda-tanda
       penyakit virus yang telah disaring. Inokulasikan sap tanamn tersebut pada
       daun yang telah dilukai.
   5. Setelah proses inokulasi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

         A. Hasil
Gambar 1                                     Gambar 2

Keterangan :
Gambar 1. Hasil negatif pada cawan yang tidak ada E.coli.
Gambar 2. Hasil positif pada cawan yang mengandung E.coli.
B. Pembahasan

       Salah satu prosedur yang penting dalam virologi adalah mengukur
konsentrasi virus dalam sampel. Pendekatan yang banyak digunakan untuk
menentukan jumlah seberapa banyak virus yang menginfeksi adalah dengan tes plak
atau metode Plaque. Teknik ini pertama kali dikembangkan untuk menghitung
banyaknya bakteriofage. Renato Dulbecco mengembangkan metode ini pada tahun
1952 untuk digunakan dalam virologi hewan. Teknik ini menunjukkan penyebaran
virus progeni yang ditandai dengan zona lingkar sel (Dulbecco, 1953).
       Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan dalam melihat
kuantitas infeksi virus dan     substansi virus. Infeksi partikel virus mengalami
multiplikasi pada area yang ditumbuhi bakteri. Sel-sel yang terinfeksi menghasilkan
zona jernih atau biasa disebut plak. Plak merupakan daerah yang jelas pada bidang
buram, mengindikasikan bakteri yang lisis oleh agen berupa virus atau antibiotik.
Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Kelebihan metode ini adalah
metode yang sederhana, mudah dilakukan dan biayanya terjangkau. Namun,
penghitungan jumlah virus yang menginfeksi tidak spesifik dikarenakan hanya
diasumsikan bahwa satu zona jernih adalah satu virus (Suryati, 2007).
       Uji plak dilakukan dengan mengamati plak dalam sampel bakteri E.coli yang
ditumbuhkan pada media NA. Sampel dimasukkan ke dalam NA sebanyak 0,1 ml
tanpa melalui pengenceran dimaksudkan agar bakteri tetap dalam jumlah yang
banyak sehingga kemungkinan besar didapatnya plak yang diakibatkan oleh virus.
Setiap plak merupakan hasil infeksi dari satu sel per satu virus diikuti oleh replikasi
dan penyebaran virus itu. Virus yang tidak membunuh sel-sel tidak dapat
menghasilkan plak sehingga memberikan hasil atau tidak ada virus yag menginfeksi
bakteri, Hasil praktikum menunjukkan hasil positif yaitu adanya zona jernih atau
plak yang diakibatkan oleh lisisnya sel bakteri akibat infeksi virus (Anonim, 2008)
Virus yang melisiskan sel bakteri adalah bakteriofage. Bakteriofage termasuk
ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh bakteriofage adalah T4 virus yang
menyerang bakteri Eschericia coli. Praktikum pengamatan virus dengan metode
plaque menggunakan bakteri Eschericia coli. dikarenakan Eschericia coli.
merupakan bakteri yang sudah umum digunakan dalam penelitian dan paling dekat
dengan makhluk hidup sehingga mudah didapat. Eschericia coli. merupakan bakteri
yang hidup pada saluran pencernaan. Selain menginfeksi Eschericia coli.. virus juga
dapat menginfeksi bakteri Salmonella dan bakteri koliform laainnya (Meyer, 2000).
          Virus memerlukan lingkungan sel yang hidup dalam perkembangbiaknnya.
Sehingga virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk
bereproduksi. Ada dua macam cara virus menginfeksi sel hospes, yaitu secara litik
dan secara lisogenik. Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini (Meyer,
2000) :
1. Fase adsorpsi dan infeksi
  Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes.
2. Fase replikasi (fase sintesa)
  DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes
  sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-
  ratus molekul DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya.
3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis
  Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau
  fag yang baru.
          Selain mengalami fase litik, virus juga dapat mengalami fase lisogenik.
Infeksi secara lisogenik, melalui tahap berikut :
1. Fase adsorpsi dan infeksi
  Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes
  kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes.
2. Fase penggabungan
  DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk
  profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada
  satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor
  yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan
  hospes juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus-
  menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah.
       Virus akan menginfeksi berbagai organisme untuk menjadikannya sebagai
inang. Virus yang masuk ke dalam inang akan menjadi aktif dan dapat berkembang
biak. Pengambilan sampel dari limbah pembuangan ayam, kambing, sapi, ikan
karena limbah tersebut mengandung banyak bakteri yag diperkirakan dijadikan
inang oleh virus. Virus-virus yang ada pada limbah pembuangan menyebabkan
penyakit pada hewan yang bersangkutan. Virus pada limbah pembuangan ayam
dapat menyebabkan penyakit seperti tetelo atau New Cattle Dissease yang
disebabkan oleh virus golongan Paramixovirus, cacar unggas (Fowl Pox) yang
disebabkan virus Brreliota avium, leukosis yang merupakan penyakit tumor
disebabkan oleh virus leukosis, lumpuh mareek yang menyerang anak ayam
disebabkan oleh virus herpes, gumbaro yang disebabkan virus gumbaro, dan salesma
ayam yang disebabkan virus avium. Virus pada limbah pembuangan kambing
dimungkinkan terdapat Caprine arthritis-encephalitis virus (CAEV) dan pada sampel
limbah sapi mengandung virus yang menyebabkan sakit pada sapi seperti
vesculovirus penyebab vesicular somatis dan juga terdapat Cow Pea Mosaic Virus
(CPMV) (Wibowo et al., 2006).
       Air sampel pada limbah ikan dapat mengandung koi herpes virus (KHV)
menyerang ikan mas dan koi yang menyebabkan kematian. Virus-virus akan
menyerang tubuh ikan dan menimbulakn kelainan pada organ seperti ginjal, jantung
dan saluran pencernaan. Virus yang menyerang ikan diantaranya Epzootic
haemotopoietic necrosis virus (EHNV), Europan Catfish Virus (ECV), dan
Oncorhynchs Masau Virus (OMV). Ikan yang terinfeksi akan mengalami hipertropi
pada insang hiperlasia dan fusi pada lamela sekunder insang (Hendrick, 2000).
Semua virus yang menginfeksi organisme secara umum akan menurunkan sistem
imun karena perusakan sel oleh virus tersebut (Ziegler, 2008).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

                                  A. Kesimpulan

      Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan :
1. Uji plaque digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang
   melisikan bakteri.
2. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih, mengindikasikan bahwa
   ada virus yang melisiskan bakteri, sedangkan tidak adanya zona jernih
   menunjukkan bahwa tida aada virus yang melisis bakteri.


                                     B. Saran

      Acara praktikum sudah berjalan dengan baik,
DAFTAR REFERENSI

Anonim.           2008.           Plaque          Assay           Method.
      http://www.ehow.com/about_5480231_plaque-assay-method.html.

Dulbecco, R., & Vogt, M. (1953). Beberapa permasalahan virologi hewan yang
      dipelajari oleh teknik plak Spring. Cold Harbor gejala. Quant. Biol 18.,,
      273-279

Hendrick RP, Gilad O, Yun S, Spangenberg JV. 2000. A Herpes Virus
       Associated with Mass Mortality of Juvenile and Adult Koi, a Strain of
       Common Carp J. Aquatic Animal Health 12 : 44-57

Mayer,       Gene.     2000.    Mirobiology         And    Immunology      OnLine.
         http://pathmicro.med.sc.edu/mhunt/replicat.htm

Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta.

Rahma.       2007.    Virologi    (Struktur     dan     Taksonomi           Virus).
      http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi.

Sjahrurachman, A. 2001. Fakta Dan Tantangan Dalam Virologi Kedokteran. Cermin
       Dunia kedokteran 130 : 43-48

Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik Dengan Metode Klasik Dan Metode Molekuler.
       IPB, Bogor.

Wiboeo, M.H., W. Asmara, dan C.R.Tabbu. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Serologis
      Virus Avian Influenza Dari Sampel Unggas. J.Sain.Vet 24 (1) : 77-83.

More Related Content

What's hot (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
persentasi kuliah mikrobiologi dasar "Bakteri"
 
Dasar Bakteriologi
Dasar BakteriologiDasar Bakteriologi
Dasar Bakteriologi
 
Mikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologiMikrobiologi dan parasitologi
Mikrobiologi dan parasitologi
 
Bakteriologi
BakteriologiBakteriologi
Bakteriologi
 
Mikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiMikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisi
 
C14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi DasarC14 Mikrobiologi Dasar
C14 Mikrobiologi Dasar
 
Mikrobiologi part 1
Mikrobiologi part 1Mikrobiologi part 1
Mikrobiologi part 1
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
 
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)Hakikat Biologi (Materi Biologi)
Hakikat Biologi (Materi Biologi)
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI "BAKTERI"
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERIMIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Pengantar Mikrobiologi
Pengantar MikrobiologiPengantar Mikrobiologi
Pengantar Mikrobiologi
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri Berbahaya
Bakteri BerbahayaBakteri Berbahaya
Bakteri Berbahaya
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 

Similar to Lap postulat adz

37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziahlunalya
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1tristyanto
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziahlunalya
 
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptxInteraksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptxAndiAtirahMasyita1
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).pptAhmadAmirudin11
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).pptAyyu Sari
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).pptRezkyMuhRezky
 
Virus kelas X
Virus kelas XVirus kelas X
Virus kelas Xwho cares
 
Manipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturManipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturHasbiah Ibrahim
 
Presentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptx
Presentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptxPresentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptx
Presentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptxmuhamadfakoubun90
 

Similar to Lap postulat adz (20)

Virus bagian 1
Virus bagian 1Virus bagian 1
Virus bagian 1
 
Lap postulatkoch adz
Lap postulatkoch adzLap postulatkoch adz
Lap postulatkoch adz
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1Bab virus kelas 1
Bab virus kelas 1
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
virus dan bakteri.pptx
virus dan bakteri.pptxvirus dan bakteri.pptx
virus dan bakteri.pptx
 
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptxInteraksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
Buku x bab 3
Buku x bab 3Buku x bab 3
Buku x bab 3
 
Biologi - VIRUS
Biologi - VIRUSBiologi - VIRUS
Biologi - VIRUS
 
Virus kelas X
Virus kelas XVirus kelas X
Virus kelas X
 
Ppt virus dan bakteri
Ppt virus dan bakteriPpt virus dan bakteri
Ppt virus dan bakteri
 
Manipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturManipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kultur
 
Virus 5
Virus 5Virus 5
Virus 5
 
Presentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptx
Presentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptxPresentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptx
Presentasi Materi Virus Kelas X Semester 2.pptx
 
Biologi virus
Biologi virusBiologi virus
Biologi virus
 
Virus ( kelompok 2 X ipa 3 )
Virus ( kelompok 2 X ipa 3 )Virus ( kelompok 2 X ipa 3 )
Virus ( kelompok 2 X ipa 3 )
 

More from Dickdick Maulana

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Dickdick Maulana
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Dickdick Maulana
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Dickdick Maulana
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaDickdick Maulana
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi Dickdick Maulana
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportDickdick Maulana
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Dickdick Maulana
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Dickdick Maulana
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Dickdick Maulana
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendiDickdick Maulana
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahDickdick Maulana
 

More from Dickdick Maulana (20)

Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
Uu no. 44_th_2009_ttg_rumah_sakit
 
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
Kepmenkes 1087-standar-k3-rs
 
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
Pmk no. 541_ttg_program_tugas_belajar_sdm_kesehatan_depkes_ri
 
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerjaPmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
Pmk no. 1199 ttg pedoman pengadaan tenaga kesehatan dengan perjanjian kerja
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi Perda no. 2 thn 2014  b3 final otentifikasi
Perda no. 2 thn 2014 b3 final otentifikasi
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan SampahPengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui PenguranganPengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
Pengelolaan Sampah Melalui Pengurangan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Sufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies reportSufg clean coal technologies report
Sufg clean coal technologies report
 
Kesling 2
Kesling 2 Kesling 2
Kesling 2
 
Water quality strategy
Water quality strategy Water quality strategy
Water quality strategy
 
Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water Pharmaceutical in drinking water
Pharmaceutical in drinking water
 
Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup Sakit dan lingkungan hidup
Sakit dan lingkungan hidup
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn. Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
Lingkungan air (hidrosphere) lnjtn.
 
Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere) Lingkungan air (hidrosphere)
Lingkungan air (hidrosphere)
 
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendiMetode penelitian survai   editor masri singarimbun, sofian effendi
Metode penelitian survai editor masri singarimbun, sofian effendi
 
Tetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicateTetraethyl orthosilicate
Tetraethyl orthosilicate
 
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbahSni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
Sni 6989.59 2008 metoda pengambilan contoh air limbah
 

Lap postulat adz

  • 1. POSTULAT KOCH Oleh : Nama : Adzani Ghani Ilmannafian NIM : B1J009077 Rombongan :I Kelompok :5 Asisten : Fitria Dewi S LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2011
  • 2. I. PENDAHULUAN Virus adalah parasit intraselular obligat dengan ukuran 20-200 nm. Bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung satu jenis asam nukleat saja, RNA atau DNA. Partikelnya secara utuh disebut virion. Virion terdiri dari capsid yang dibungkus oleh selubung pengaman berupa selubung protein, glikoprotein atau membrane lipid. Virus biasanya resisiten terhadap antibiotik. Setiap virus memperbanyak diri dalam sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan metabolisme, materi, dan energi dari sel inang. Siklus replikasi menghasilkan asam nukleat dan mantel protein virus dalam jumlah yang banvak. Mantel protein virus bergabung bersama-sama membentuk kapsid yang berfungsi membungkus dan menjaga stabilitas asam nukleat virus terhadap lingkungan ekstraseluler. Selain itu juga berfungsi untuk mempermudah penempelan serta penetrasi virus terhadap sel baru yang dapat dimasukinya.. Virus sebagai jasad paling sederhana ternyata banyak menimbulkan masalah kesehatan. Tidak hanya menginfeksi manusia, virus juga menyebabkan penyakit pada hewan dan tumbuhan. Infeksi virus terhadap sel inang yang dimasukinya dapat berefek ringan atau bahkan tidak berefek sama sekali namun mungkin juga bisa membuat sel inang rusak atau bahkan mati (Rahma, 2007). Virus selamahidu dalam organism mengalami 2 macam daur hiduo, yaitu daur litik dan lisogenik. Daur litik terdiri dari fase adsorbsi (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase replikasi (sintesis), fase perakitan, dan fase lisis (pembebasan virus baru). Daur hidup lisogenik terdiri ari fase adsorbs (penempelan), fase infeksi (penetrasi), fase penggabungan, dan fase pembelahan (Pelczar, 2008). Masalah kesehatan yang berkaitan dengan virus tidak hanya dikaitkan dengan penyakit infeksi viral yang konvensional tetapi juga dengan berbagai penyakit lain seperti kanker, penyakit autoimun maupun penyakit degenerative. Masalah tersebut tidak hanya terjadi di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Apabila ditelaah lebih dalam, hampir semua organism mengandung virus atau komponen virus di dalam dirinya (Sjahrurachman, 2001). Pendeteksian adanya virus dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya langsung, PCR, pelacak DNA dan metode Plaque. Plaque sering digunakan karena lebih mudah dan sederhana yaitu dengan melihat zona jernih dari biakan
  • 3. bakteri yang ditumbuhkan. Zona jernih tersebut diakibatkan lisisnya bakteri akibat virus (Anonim, 2008). Tujuan praktikum Postulat Koch untuk memberikan pemahaman praktek Postulat Koch dalam penularan penyakit tanamn yang disebabkan oleh virus tumbuhan, mengetahui bagaimana cara penularan virus dari tanaman yang satu ke tanaman yang lain menggunakan metode sap karena sangat penting untuk penelitian virus dalam laboratorium. II. MATERI DAN METODE A. Materi Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag, mortal dan pestle, plastic transparan, kertas label, kertas saring, bekker glass, botol semprotan, amplas, silet atau cutter, benang, dan corong,
  • 4. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman leguminosae (kacang-kacangan seperti kacang tanah atau kcang hijau atau kacang kedelai), media tanah untuk penanaman, bebrapa lembar daun kacang-kacanagn yang terinfeksi penyakit karat, dan akuades steril. B. Metode Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah : a) Pengamatan langsung pada daun yang berpenyakit 1. Disediakan daun kacang-kacangan yang terkena penyakit karat daun. 2. Daun yang didiga terinfeksi virus diamati antara gejala dan tanda-tanda yang Nampak. Asosiasi ini ditandai dengan adanya patogen pada tanman yang sakit. b) Pembuatan ekstrak atau sap dari daun yang berpenyakit 1. Sediakan 5 helai daun kacang-kacangan yang terkena penyakit. 2. Daun yang sakit dan akuades steril diletakkan dalam mortar dan dilumatkan dengan pestle. 3. Daun yang telah dilumatkan disaring dengan kertas saring sampai sap yang diperoleh hanya berupa cairan atau ekstrak. c) Pengujian 1. Pengujian dilakukan dengan 2 tanamna kacang tanah yang berumur 2 minggu. 2. Masing-masing kemlompok menyiapkan satu tanaman digunakan sebagai control dan satu tanaman lainnya diinokulasikan dengan patogen penyebab karat pada kacang tanah. 3. Tahapan inokulasi patogen dilakukan dengan melukai daun yang sehat dengan menggunakan kertas amplas terlebih dahulu. 4. Cotton bud steril dicelupkan dalam sap tanaman yang memiliki tanda-tanda penyakit virus yang telah disaring. Inokulasikan sap tanamn tersebut pada daun yang telah dilukai. 5. Setelah proses inokulasi
  • 5. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
  • 6. Gambar 1 Gambar 2 Keterangan : Gambar 1. Hasil negatif pada cawan yang tidak ada E.coli. Gambar 2. Hasil positif pada cawan yang mengandung E.coli.
  • 7. B. Pembahasan Salah satu prosedur yang penting dalam virologi adalah mengukur konsentrasi virus dalam sampel. Pendekatan yang banyak digunakan untuk menentukan jumlah seberapa banyak virus yang menginfeksi adalah dengan tes plak atau metode Plaque. Teknik ini pertama kali dikembangkan untuk menghitung banyaknya bakteriofage. Renato Dulbecco mengembangkan metode ini pada tahun 1952 untuk digunakan dalam virologi hewan. Teknik ini menunjukkan penyebaran virus progeni yang ditandai dengan zona lingkar sel (Dulbecco, 1953). Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan dalam melihat kuantitas infeksi virus dan substansi virus. Infeksi partikel virus mengalami multiplikasi pada area yang ditumbuhi bakteri. Sel-sel yang terinfeksi menghasilkan zona jernih atau biasa disebut plak. Plak merupakan daerah yang jelas pada bidang buram, mengindikasikan bakteri yang lisis oleh agen berupa virus atau antibiotik. Plak akan terlihat pada sel-sel yang mati atau rusak. Kelebihan metode ini adalah metode yang sederhana, mudah dilakukan dan biayanya terjangkau. Namun, penghitungan jumlah virus yang menginfeksi tidak spesifik dikarenakan hanya diasumsikan bahwa satu zona jernih adalah satu virus (Suryati, 2007). Uji plak dilakukan dengan mengamati plak dalam sampel bakteri E.coli yang ditumbuhkan pada media NA. Sampel dimasukkan ke dalam NA sebanyak 0,1 ml tanpa melalui pengenceran dimaksudkan agar bakteri tetap dalam jumlah yang banyak sehingga kemungkinan besar didapatnya plak yang diakibatkan oleh virus. Setiap plak merupakan hasil infeksi dari satu sel per satu virus diikuti oleh replikasi dan penyebaran virus itu. Virus yang tidak membunuh sel-sel tidak dapat menghasilkan plak sehingga memberikan hasil atau tidak ada virus yag menginfeksi bakteri, Hasil praktikum menunjukkan hasil positif yaitu adanya zona jernih atau plak yang diakibatkan oleh lisisnya sel bakteri akibat infeksi virus (Anonim, 2008)
  • 8. Virus yang melisiskan sel bakteri adalah bakteriofage. Bakteriofage termasuk ke dalam ordo Caudovirales. Salah satu contoh bakteriofage adalah T4 virus yang menyerang bakteri Eschericia coli. Praktikum pengamatan virus dengan metode plaque menggunakan bakteri Eschericia coli. dikarenakan Eschericia coli. merupakan bakteri yang sudah umum digunakan dalam penelitian dan paling dekat dengan makhluk hidup sehingga mudah didapat. Eschericia coli. merupakan bakteri yang hidup pada saluran pencernaan. Selain menginfeksi Eschericia coli.. virus juga dapat menginfeksi bakteri Salmonella dan bakteri koliform laainnya (Meyer, 2000). Virus memerlukan lingkungan sel yang hidup dalam perkembangbiaknnya. Sehingga virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi. Ada dua macam cara virus menginfeksi sel hospes, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Infeksi secara litik melalui fase-fase sebagai berikut ini (Meyer, 2000) : 1. Fase adsorpsi dan infeksi Fag akan melekat atau menginfeksi bagian tertentu dari dinding sel hospes. 2. Fase replikasi (fase sintesa) DNA fag mengadakan replikasi (menyusun DNA) menggunakan DNA hospes sebagai bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus- ratus molekul DNA baru virus yang lengakap dengan selubungnya. 3.Fase pembebasan virus (fag-fag baru)/ fase lisis Sesudah fag dewasa, sel hospes akan pecah (lisis), sehingga keluarlah virus atau fag yang baru. Selain mengalami fase litik, virus juga dapat mengalami fase lisogenik. Infeksi secara lisogenik, melalui tahap berikut : 1. Fase adsorpsi dan infeksi Fag menenpel pada tempat yang spesifik. Virus melakukan penetrasi pada hospes kemudian mengluarkan DNAnya kedalam tubuh hospes. 2. Fase penggabungan DNA virus bersatu dengan DNA hospes membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif. 3. Fase pembelahan
  • 9. Bila sel hospes membelah diri, profag ikut membelah sehingga dua sel anakan hospes juga mengandung profag didalam selnya. Hal ini akan berlangsung terus- menerus selama sel bakteri yang mengandung profag membelah. Virus akan menginfeksi berbagai organisme untuk menjadikannya sebagai inang. Virus yang masuk ke dalam inang akan menjadi aktif dan dapat berkembang biak. Pengambilan sampel dari limbah pembuangan ayam, kambing, sapi, ikan karena limbah tersebut mengandung banyak bakteri yag diperkirakan dijadikan inang oleh virus. Virus-virus yang ada pada limbah pembuangan menyebabkan penyakit pada hewan yang bersangkutan. Virus pada limbah pembuangan ayam dapat menyebabkan penyakit seperti tetelo atau New Cattle Dissease yang disebabkan oleh virus golongan Paramixovirus, cacar unggas (Fowl Pox) yang disebabkan virus Brreliota avium, leukosis yang merupakan penyakit tumor disebabkan oleh virus leukosis, lumpuh mareek yang menyerang anak ayam disebabkan oleh virus herpes, gumbaro yang disebabkan virus gumbaro, dan salesma ayam yang disebabkan virus avium. Virus pada limbah pembuangan kambing dimungkinkan terdapat Caprine arthritis-encephalitis virus (CAEV) dan pada sampel limbah sapi mengandung virus yang menyebabkan sakit pada sapi seperti vesculovirus penyebab vesicular somatis dan juga terdapat Cow Pea Mosaic Virus (CPMV) (Wibowo et al., 2006). Air sampel pada limbah ikan dapat mengandung koi herpes virus (KHV) menyerang ikan mas dan koi yang menyebabkan kematian. Virus-virus akan menyerang tubuh ikan dan menimbulakn kelainan pada organ seperti ginjal, jantung dan saluran pencernaan. Virus yang menyerang ikan diantaranya Epzootic haemotopoietic necrosis virus (EHNV), Europan Catfish Virus (ECV), dan Oncorhynchs Masau Virus (OMV). Ikan yang terinfeksi akan mengalami hipertropi pada insang hiperlasia dan fusi pada lamela sekunder insang (Hendrick, 2000). Semua virus yang menginfeksi organisme secara umum akan menurunkan sistem imun karena perusakan sel oleh virus tersebut (Ziegler, 2008).
  • 10. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan : 1. Uji plaque digunakan untuk mengetahui adanya virus pada sampel yang melisikan bakteri. 2. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya zona jernih, mengindikasikan bahwa ada virus yang melisiskan bakteri, sedangkan tidak adanya zona jernih menunjukkan bahwa tida aada virus yang melisis bakteri. B. Saran Acara praktikum sudah berjalan dengan baik,
  • 11. DAFTAR REFERENSI Anonim. 2008. Plaque Assay Method. http://www.ehow.com/about_5480231_plaque-assay-method.html. Dulbecco, R., & Vogt, M. (1953). Beberapa permasalahan virologi hewan yang dipelajari oleh teknik plak Spring. Cold Harbor gejala. Quant. Biol 18.,, 273-279 Hendrick RP, Gilad O, Yun S, Spangenberg JV. 2000. A Herpes Virus Associated with Mass Mortality of Juvenile and Adult Koi, a Strain of Common Carp J. Aquatic Animal Health 12 : 44-57 Mayer, Gene. 2000. Mirobiology And Immunology OnLine. http://pathmicro.med.sc.edu/mhunt/replicat.htm Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. Rahma. 2007. Virologi (Struktur dan Taksonomi Virus). http://rahma02.wordpress.com/2007/10/31/virologi. Sjahrurachman, A. 2001. Fakta Dan Tantangan Dalam Virologi Kedokteran. Cermin Dunia kedokteran 130 : 43-48 Suryati. 2007. Prosedur Diagnostik Dengan Metode Klasik Dan Metode Molekuler. IPB, Bogor. Wiboeo, M.H., W. Asmara, dan C.R.Tabbu. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Serologis Virus Avian Influenza Dari Sampel Unggas. J.Sain.Vet 24 (1) : 77-83.