SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
RGS Mitra                     1 of 21

                                                PENJELASAN
                                                   ATAS

                         RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                                    NOMOR 35 TAHUN 2000

                                                  TENTANG

                           ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

                                          TAHUN ANGGARAN 2001

UMUM

Sesuai dengan arah kebijakan yang digariskan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 – 2004 dan Program Pembangunan
Nasional (Propenas), penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2001
dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip transparan, disiplin, adil, efisien dan efektif. Di samping itu, juga
mempertimbangkan kinerja perekonomian tahun anggaran 2000 dan perkiraan perkembangannya dalam tahun
anggaran 2001, serta sasaran kebijakan percepatan program pemulihan ekonomi.

Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan Propenas 2000-2004 bahwa APBN Tahun Anggaran 2001 juga
merupakan pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 berisi : uraian program,
kegiatan pembangunan, serta Matriks Rencana Tindak yang mengaitkan antara program-program pembangunan
nasional lima tahun dengan program-program APBN Tahun Anggaran 2001; serta Kerangka Ekonomi Makro
yang menguraikan perkiraan perkembangan perekonomian sebagai landasan penyusunan APBN Tahun
Anggaran 2001, yang mengedepankan 5 (lima) prioritas pembangunan meliputi :

1. Membangun kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya.

      Di bidang agama, prioritas pembangunan dimaksud meliputi pembinaan kerukunan hidup intern dan
      antarumat beragama, dan penyusunan naskah akademik Rancangan Undang-Undang (RUU)
      tentang Kerukunan Umat Beragama; peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama
      dalam praktik kehidupan; peningkatan pelayanan kehidupan beragama; pengembangan materi dan
      metodologi pendidikan agama di seluruh jenjang pendidikan dengan menambahkan muatan budi
      pekerti; serta pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga-lembaga sosial
      keagamaan, serta lembaga-lembaga pendidikan tradisional keagamaan.

      Di bidang pendidikan, prioritas dimaksud meliputi melanjutkan dan meningkatkan pelaksanaan
      pendidikan dasar sembilan tahun; mempertahankan dan meningkatkan partisipasi pendidikan;
      memperbarui konsep sistem pendidikan nasional yang berkualitas dan mencerminkan demokrasi,
      desentralisasi, otonomi dan partisipasi masyarakat; merumuskan konsep dan melaksanakan
      perintisan manajemen pendidikan berbasis sekolah/masyarakat; meningkatkan kualitas dan
      relevansi penyelenggaraan pendidikan menengah dan tinggi; menyediakan pelayanan pendidikan
      dasar untuk kelompok masyarakat yang tidak sempat memperoleh pendidikan formal;
      meningkatkan kinerja lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) yang secara langsung
      dapat dimanfaatkan masyarakat; dan meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi
      antarlemlitbang.

      Di bidang sosial dan budaya, prioritas pembangunan dimaksud meliputi peningkatkan derajat
      kesehatan dan status gizi masyarakat; peningkakan mutu dan jangkauan lembaga pelayanan
      kesehatan; peningkatkan kualitas dan profesionalisme pelayanan sosial dan peran aktif masyarakat;
      pengendalian kelahiran dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk; peningkatan kesejahteraan,
      ketahanan keluarga dan kesehatan reproduksi remaja; pengembangan sistem nilai budaya;
      pengembangan kebebasan berkreasi dalam kesenian; pengembangan, perluasan, diversifikasi
      produk dan kualitas pariwisata nasional; peningkatan
RGS Mitra                    2 of 21

   kualitas hidup perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; peningkatkan peran
   dan kemandirian lembaga-lembaga yang memiliki visi pemberdayaan perempuan terutama
   organisasi perempuan dalam pengarusutamaan gender; peningkakan pembibitan, pemanduan
   bakat dan prestasi olahraga; peningkatan peran aktif pemuda; serta penanganan masalah
   narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

2. Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan berdasarkan
   sistem ekonomi kerakyatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan
   memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan berdasarkan sistem ekonomi
   kerakyatan, yang dilakukan melalui pembangunan bidang ekonomi dan pembangunan bidang sumber
   daya alam dan lingkungan hidup.

3. Meningkatkan pembangunan daerah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan
   daerah melalui percepatan dan pemantapan otonomi daerah, pemberdayaan masyarakat, dan
   pembangunan lintas wilayah, termasuk penyelesaian masalah politik dan pelanggaran hak asasi manusia,
   serta penguatan kapasitas pemerintahan daerah di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Propinsi Irian Jaya,
   Propinsi Maluku, dan Propinsi Maluku Utara, sesuai dengan aspirasi, kemampuan akar budaya
   masyarakat setempat melalui penanganan khusus.

4. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang baik. Hal tersebut dimaksudkan untuk
   mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih, melalui pembangunan bidang hukum dan
   sub-bidang penyelenggaraan negara dalam bidang politik. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan TAP MPR
   Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan
   Nepotisme (KKN), upaya pemberantasan KKN akan lebih ditingkatkan, sejalan dengan upaya
   meningkatkan penegakan hukum yang benar-benar memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum, serta
   upaya menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia secara adil.

   Dalam pembangunan sub-bidang penyelenggaraan negara, akan diprioritaskan upaya-upaya untuk
   mewujudkan aparatur negara yang bersih dan bebas KKN; menyempurnakan sistem kelembagaan
   dan ketatalaksanaan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan
   pembangunan, dengan menekankan pada pelaksanaan desentralisasi sesuai Undang-undang
   Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; meningkatkan kualitas pelayanan publik di
   berbagai bidang pemerintahan umum dan pembangunan sesuai dengan sistem Akuntabilitas
   Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada unit-unit kerja pada pemerintah pusat dan daerah; serta
   meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan keterampilan aparatur negara dalam melaksanakan
   tugas dan fungsinya secara lebih optimal.

5. Membangun sistem politik yang demokratis, serta mempertahankan persatuan dan kesatuan. Di bidang
   politik, prioritas pembangunan dimaksud mencakup penyempurnaan konstitusi agar sesuai dengan
   dinamika kehidupan politik nasional dan aspirasi masyarakat; persiapan penyelenggaraan Pemilu tahun
   2004 dan meningkatkan kualitas partai politik dan organisasi kemasyarakatan; pengembangan budaya
   politik demokratis; peningkatan kualitas dan kinerja aparatur penyelenggara hubungan luar negeri,
   peningkakan kerjasama internasional guna mendukung upaya pemulihan ekonomi; peningkatan upaya
   pencegahan dari tindakan KKN di lingkungan aparatur negara; penataan struktur kelembagaan dan sistem
   ketatalaksanaan aparatur negara; penyempurnaan sistem dan pelayanan publik; penciptaan aparatur
   negara yang profesional dan berkualitas; penyusunan sistem dan mekanisme pengembangan komunikasi,
   informasi, dan media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi; dan
   peningkataan kuantitas dan kualitas pelayanan informasi pembangunan.

   Di bidang pembangunan pertahanan dan keamanan diprioritaskan pada upaya mewujudkan postur
   kekuatan pertahanan negara yang profesional, efektif, efisien dan modern, termasuk
   mendayagunakan seluruh komponen kekuatan pertahanan negara lainnya, sehingga mampu
   menghadapi setiap ancaman terhadap kedaulatan dan integritas bangsa; serta mewujudkan sistem
   keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu melindungi seluruh warga masyarakat dari
   gangguan kamtibmas dan kamdagri, dengan mendayagunakan secara optimal seluruh komponen
   kekuatan keamanan negara.

   Sebagai kelanjutan dari kebijakan fiskal tahun anggaran 2000, kebijakan APBN Tahun Anggaran
RGS Mitra                     3 of 21

2001 diarahkan pada upaya menciptakan kesinambungan kebijakan fiskal (fiscal sustainability) dan
terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat, serta selaras dengan pelaksanaan desentralisasi fiskal,
sebagaimana digariskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Dengan berakhirnya tahun anggaran 2000 yang merupakan masa transisi yang berlaku
9 (sembilan) bulan sejak 1 April sampai dengan 31 Desember 2000, APBN Tahun Anggaran 2001
merupakan tahun awal dari diberlakukannya tahun anggaran baru secara penuh, yaitu selama 12
(dua belas) bulan, sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2001. Kebijakan APBN
Tahun Anggaran 2001 dititikberatkan pada :

  a. Terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan melalui penurunan
      pembiayaan defisit anggaran, dan dalam batas-batas kemampuan keuangan negara tetap
      diupayakan agar mampu memberikan stimulus dan mendukung proses pemulihan ekonomi.

  b. Berkurangnya beban utang negara secara bertahap, sehingga rasionya terhadap Produk
      Domestik Bruto (PDB) dapat mencapai tingkat yang aman bagi tercapainya ketahanan utang.

  c. Berkurangnya beban subsidi secara selektif dan tepat sasaran, dengan memperhatikan
      kebijakan yang mencerminkan keadilan bagi masyarakat, khususnya yang kurang mampu.

  d. Implementasi kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, sebagaimana digariskan
      dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, dengan menyelaraskan kebutuhan daerah
      dan pengelolaan ekonomi makro yang hati-hati.

Dalam rangka menciptakan kebijakan fiskal yang sehat, penyusunan APBN Tahun Anggaran 2001
diselaraskan dengan upaya menciptakan stabilisasi ekonomi makro, serta diarahkan agar mampu
memberikan stimulus terhadap kegiatan perekonomian dalam batas-batas kemampuan keuangan
negara. Hal tersebut sejauh mungkin diupayakan agar dapat berjalan seiring dengan kebijakan di
bidang moneter, perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, nilai tukar dan lalu lintas devisa,
serta kebijakan di sektor riil.

Diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 mulai Tahun Anggaran 2001 juga
memberikan implikasi terhadap dilakukannya perubahan terhadap format dan struktur APBN Tahun
Anggaran 2001. Perubahan struktur dan format tersebut berkaitan dengan diperlukannya
penambahan pos-pos mata anggaran baru, guna menampung berbagai transaksi keuangan negara
yang kewenangan pengelolaan dan pelaksanaannya didesentralisasikan kepada Pemerintah
Daerah. Dengan adanya perubahan tersebut, APBN Tahun Anggaran 2001 diklasifikasikan atas
Pendapatan Negara, Belanja Negara, Keseimbangan Umum (Defisit/Surplus), dan Pembiayaan
Defisit. Pendapatan Negara, terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) dan Hibah. Di sisi Belanja Negara, dengan adanya perubahan tersebut Anggaran Belanja
Negara diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Anggaran Belanja Pemerintah Pusat
dan Dana Perimbangan. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat terdiri dari Pengeluaran Rutin dan
Pengeluaran Pembangunan. Sedangkan Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan belanja negara dan sekaligus untuk menjaga kemantapan
dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian sumber-sumber penerimaan dalam
negeri terutama dari penerimaan perpajakan akan terus ditingkatkan. Upaya dimaksud antara lain
dilaksanakan melalui pemberlakuan 5 (lima) undang-undang pajak baru, peningkatan penegakan
hukum (law enforcement), peningkatan pelayanan dan penyempurnaan sarana dan prasarana
perpajakan, pelaksanaan ketentuan perpajakan baru di kawasan berikat secara konsisten, serta
ekstensifikasi dan penghapusan fasilitas perpajakan terhadap beberapa jenis objek pajak tertentu.

Di bidang belanja negara, kebijakan alokasi anggaran belanja negara diarahkan untuk mendukung
pelaksanaan desentralisasi fiskal, percepatan restrukturisasi perbankan, penyediaan subsidi yang
tepat sasaran dan berkaitan langsung dengan masyarakat luas, serta pelaksanaan program-
RGS Mitra                    4 of 21

program sosial lainnya yang diprioritaskan bagi pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin.

Di sisi pengeluaran rutin, efisiensi dalam pengalokasian anggaran belanja tersebut terus
ditingkatkan, tanpa mengabaikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan upaya peningkatan
kualitas pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat. Sementara itu, untuk mengurangi
defisit anggaran dilakukan penangguhan pembayaran terhadap sebagian cicilan pokok utang luar
negeri (rescheduling), sebagaimana disepakati dengan beberapa negara/lembaga donor di Paris
pada bulan April 2000 (Paris Club II).

Di sisi pengeluaran pembangunan, dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 Tahun
1999, pengeluaran pembangunan dalam tahun anggaran 2001 direncanakan hanya terdiri dari
pengeluaran pembangunan yang dikelola Pemerintah Pusat, yang meliputi anggaran pembangunan
departemen/lembaga pemerintah nondepartemen (LPND) dan lain-lain pengeluaran pembangunan.
Dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari situasi krisis, serta masih banyaknya
permasalahan yang dihadapi, mengakibatkan terbatasnya kemampuan penyediaan anggaran
belanja pembangunan Pemerintah Pusat. Berkaitan dengan itu, pemanfaatan pengeluaran
pembangunan dalam Tahun Anggaran 2001 diarahkan untuk pembiayaan kegiatan yang memang
harus dilaksanakan Pemerintah Pusat, terutama untuk membiayai kegiatan pembangunan yang
berdimensi nasional dan membutuhkan manajemen secara terpusat, yang sekaligus merupakan
perwujudan dari asas desentralisasi, dekonsentrasi dan asas pembantuan.

Lebih rendahnya perkiraan penerimaan dalam negeri dibanding dengan perkiraan kebutuhan
belanja negara, mengakibatkan terjadinya defisit anggaran dalam APBN Tahun Anggaran 2001.
Untuk itu, diperlukan pembiayaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun
demikian, sejalan dengan upaya menciptakan kebijakan fiskal yang sehat, rasio pembiayaan defisit
anggaran tersebut terhadap PDB direncanakan lebih rendah dibanding dengan defisit anggaran
dalam tahun anggaran sebelumnya. Sesuai dengan arah kebijakan yang digariskan dalam GBHN
Tahun 1999 - 2004, penggunaan pinjaman luar negeri dilaksanakan secara optimal guna
membiayai kegiatan ekonomi yang produktif yaitu untuk membiayai proyek-proyek pembangunan
yang memiliki prioritas tinggi dan mendukung upaya pemulihan ekonomi, yang dilaksanakan secara
transparan, efektif dan efisien.

Sejalan dengan upaya-upaya tersebut, maka penertiban dalam pengelolaan anggaran negara, serta
pengawasannya terus ditingkatkan, melalui peningkatan transparansi dan disiplin anggaran.

Selanjutnya, dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran proyek-
proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada Tahun Anggaran 2001 dipindahkan
menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 2002.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2001 disusun berdasarkan asumsi sebagai berikut :

  a. bahwa keadaan ekonomi global diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup baik;

  b. bahwa proses pemulihan ekonomi Indonesia dari situasi krisis diperkirakan dapat berjalan,
      sehingga diperkirakan dapat mengalami pertumbuhan yang positif;

  c. bahwa harga minyak bumi di pasar internasional menunjukkan perkembangan yang cukup
      baik;

  d. bahwa untuk menciptakan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan, sekaligus
      menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian
      sumber-sumber penerimaan perpajakan, perlu terus ditingkatkan.

  e. bahwa untuk memelihara kestabilan moneter, perlu didukung tersedianya barang-barang
      kebutuhan pokok sehari-hari yang cukup dan tersebar secara merata, serta dengan harga
RGS Mitra                    5 of 21

              yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak;

           f. bahwa dengan diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal, dapat dikembangkan kepastian
              sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisipatif, dan
              bertanggung jawab (akuntabel).




II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Mengingat perencanaan penerimaan hibah belum dapat dipastikan besaran jumlahnya, dalam APBN Tahun
Anggaran 2001, perencanaan hibah ditetapkan sebesar Rp 0,00 (nihil).

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)
RGS Mitra             6 of 21

Cukup jelas

Ayat (4)

Penerimaan perpajakan sebesar Rp 179.891.987.000.000,00.

Terdiri dari :

                                                                     (dalam rupiah)

a. Pajak dalam negeri                                           169.519.987.000.000,00

       0110 Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas                          75.450.100.000.000,00

       0111 PPh Pasal 21                                         12.483.205.000.000,00

       0112 PPh Pasal 22                                             1.205.401.000.000,00

       0113 PPh Pasal 22 Impor                                       6.055.425.000.000,00

       0114 PPh Pasal 23                                        16.947.286.000.000,00

       0115 PPh Pasal 25/ 29 Orang Pribadi                            3.035.310.000.000,00

       0116 PPh Pasal 25/Pasal 29 Badan                              26.777.627.000.000,00

       0117 PPh Pasal 26                                             7.263.194.000.000,00

       0118 PPh Final dan Fiskal Luar Negeri                          1.682.652.000.000,00

       0120 PPh Minyak Bumi dan Gas Alam                             20.836.877.000.000,00

       0121 PPh minyak bumi                                          8.880.195.000.000,00

       0122 PPh gas alam                                        11.956.682.000.000,00

       0130 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
           atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM)                         48.853.400.000.000,00

       0140 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)                            4.466.300.000.000,00

       0150 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)           1.175.500.000.000,00

       0160 Pendapatan cukai                                    17.100.000.000.000,00

       0170 Pendapatan atas pajak lainnya                            1.637.810.000.000,00

b. Pajak perdagangan internasional                               10.372.000.000.000,00

       0210 Pendapatan bea masuk                                     9.975.000.000.000,00

       0220 Pendapatan pajak/pungutan ekspor                           397.000.000.000,00

Pasal 5
RGS Mitra              7 of 21

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 83.334.593.400.000,00.

Terdiri dari :

                                                                        (dalam rupiah)

a. Penerimaan sumber daya alam 64.458.203.900.000,00

       0310 Pendapatan minyak bumi                                45.944.898.000.000,00

       0311 Pendapatan minyak bumi                                45.944.898.000.000,00

       0320 Pendapatan gas alam                                   13.792.821.000.000,00

       0321 Pendapatan gas alam                                   13.792.821.000.000,00

       0330 Pendapatan pertambangan umum                                928.118.400.000,00

       0331 Pendapatan iuran tetap                                      61.651.900.000,00

       0332 Pendapatan royalti                                        866.466.500.000,00

       0340 Pendapatan kehutanan                                  3.500.645.200.000,00

       0341 Pendapatan dana reboisasi                                 2.251.405.700.000,00

       0342 Pendapatan provisi sumber daya hutan                       1.201.153.600.000,00

       0343 Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan                       48.085.900.000,00

       0350 Pendapatan perikanan                                      291.721.300.000,00

       0351 Pendapatan perikanan                                      291.721.300.000,00

b. Bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara               10.500.000.000.000,00
RGS Mitra                    8 of 21

    0410 Bagian pemerintah atas laba BUMN                             10.500.000.000.000,00

c. Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnya                                   8.376.389.500.000,00

      0510 Penjualan hasil produksi/sitaan                                  628.371.000.000,00

      0511 Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan                  1.873.900.000,00

      0512 Penjualan hasil peternakan dan perikanan                            8.167.400.000,00

      0513 Penjualan hasil tambang                                         599.544.000.000,00

      0514 Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan                5.000.000.000,00

      0515 Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya                      339.700.000,00

      0516 Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil
          cetakan lainnya                                                  1.746.700.000,00

      0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan                               3.988.200.000,00

      0519 Penjualan lainnya                                                7.711.100.000,00

      0520 Penjualan aset                                              15.083.600.000,00

      0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah                          85.700.000,00

      0522 Penjualan kendaraan bermotor                                     1.134.900.000,00

      0523 Penjualan sewa beli                                         13.006.500.000,00

      0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan               856.500.000,00

      0530 Pendapatan sewa                                             9.569.100.000,00

      0531 Sewa rumah dinas/rumah negeri                                   3.146.600.000,00

      0532 Sewa gedung, bangunan, gudang                                   4.699.100.000,00

      0533 Sewa benda-benda bergerak                                         717.000.000,00

      0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya                            1.006.400.000,00

      0540 Pendapatan jasa I                                       1.696.092.200.000,00

      0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan
          lainnya                                                  362.120.600.000,00

      0542 Pendapatan tempat hiburan/taman/museum                            209.700.000,00

      0543 Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan
          SIM/STNK/BPKB                                            304.388.000.000,00

      0545 Pendapatan hak dan perijinan                              556.455.900.000,00
RGS Mitra             9 of 21

0546 Pendapatan sensor/karantina/pengawasan/pemeriksaan         7.696.800.000,00

0547 Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa
    informasi, jasa pelatihan dan jasa tehnologi            340.334.300.000,00

0548 Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama                     62.013.500.000,00

0549 Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan,
    dan kenavigasian                                      62.873.400.000,00

0550 Pendapatan jasa II                                   471.226.900.000,00

0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro)             37.789.100.000,00

0552 Pendapatan jasa penyelenggaraan
    telekomunikasi                                    133.000.000.000,00

0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin               3.500.000.000,00

0554 Pendapatan jasa Kantor Catatan Sipil                   22.290.000.000,00

0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak
    negara dengan surat paksa                               2.540.000.000,00

0556 Pendapatan uang pewarganegaraan                         2.000.000.000,00

0557 Pendapatan bea lelang                                 75.000.000.000,00

0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara
    dan lelang negara                                     60.000.000.000,00

0559 Pendapatan jasa lainnya                              135.107.800.000,00

0560 Pendapatan rutin dari luar negeri                     157.600.000.000,00

0561 Pendapatan dari pemberian surat perjalanan
    Republik Indonesia                                    21.600.000.000,00

0562 Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen
    konsuler                                         136.000.000.000,00

0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan                    20.477.500.000,00

0611 Legalisasi tanda tangan                                  90.000.000,00

0612 Pengesahan surat di bawah tangan                          50.000.000,00

0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera
    badan pengadilan                                      1.113.000.000,00

0614 Hasil denda/denda tilang dan sebagainya                10.700.000.000,00

0615 Ongkos perkara                                        7.904.500.000,00
RGS Mitra             10 of 21

      0619 Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya            620.000.000,00

      0710 Pendapatan pendidikan                          1.137.102.900.000,00

      0711 Uang pendidikan                                900.286.500.000,00

      0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat,
          dan akhir pendidikan                            232.005.600.000,00

      0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek               2.893.100.000,00

      0719 Pendapatan pendidikan lainnya                      1.917.700.000,00

      0810 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja
          tahun anggaran berjalan                           1.496.600.000,00

      0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat           1.061.600.000,00

      0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya             79.000.000,00

      0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan
          rupiah murni                                      356.000.000,00

      0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja
          tahun anggaran yang lalu                          6.192.400.000,00

      0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat            909.200.000,00

      0823 Penerimaan kembali belanja pensiun                       8.000.000,00

      0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya            397.800.000,00

      0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan
          rupiah murni                                     4.877.400.000,00

      0840 Pendapatan pelunasan piutang                  3.754.330.000.000,00

      0890 Pendapatan lain-lain                           478.847.300.000,00

      0891 Penerimaan kembali persekot/uang muka gaji          633.000.000,00

      0892 Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian
          pekerjaan pemerintah                             3.384.300.000,00

      0893 Penerimaan kembali/ganti rugi atas kerugian
          yang diderita oleh negara                        1.615.200.000,00

      0899 Pendapatan anggaran lainnya                    473.214.800.000,00

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7
RGS Mitra              11 of 21

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Pengeluaran rutin sebesar Rp 190.092.170.000.000,00.

Terdiri dari :

                                                            (dalam rupiah)

01 SEKTOR INDUSTRI                                        111.754.267.000,00

01.1 Subsektor Industri                                   111.754.267.000,00

02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN
   PERIKANAN                                             879.325.954.000,00

02.1 Subsektor Pertanian                                  312.518.544.000,00

02.2 Subsektor Kehutanan                                   541.979.932.000,00

02.3 Subsektor Perikanan                                   24.827.478.000,00

03 SEKTOR PENGAIRAN                                        27.120.208.000,00

03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air                  26.377.221.000,00

03.2 Subsektor Irigasi                                       742.987.000,00

04 SEKTOR TENAGA KERJA                                     367.494.546.000,00

04.1 Subsektor Tenaga Kerja                                367.494.546.000,00

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN
  USAHA NASIONAL, KEUANGAN, DAN KOPERASI                 156.668.839.295.000,00

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri                     101.963.252.000,00

05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri                       74.498.095.000,00

05.4 Subsektor Keuangan                                156.453.090.166.000,00

05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil                 39.287.782.000,00
RGS Mitra            12 of 21

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN
  GEOFISIKA                                              391.528.892.000,00

06.1 Subsektor Prasarana Jalan                              17.370.741.000,00

06.2 Subsektor Transportasi Darat                           38.968.550.000,00

06.3 Subsektor Transportasi Laut                           192.295.231.000,00

06.4 Subsektor Transportasi Udara                           71.537.106.000,00

06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan
     Penyelamatan (SAR)                                   71.357.264.000,00

07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI                           325.035.679.000,00

07.1 Subsektor Pertambangan                               317.082.339.000,00

07.2 Subsektor Energi                                      7.953.340.000,00

08 SEKTOR PARIWISATA, POS, DAN TELEKOMUNIKASI                116.877.089.000,00

08.1 Subsektor Pariwisata                                 39.888.257.000,00

08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi                       76.988.832.000,00

09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN
  TRANSMIGRASI                                           152.586.499.000,00

09.1 Subsektor Pembangunan Daerah                          138.439.202.000,00

09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman
     Perambah Hutan                                      14.147.297.000,00

10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN
  TATA RUANG                                            446.352.569.000,00

10.1 Subsektor Lingkungan Hidup                            12.293.658.000,00

10.2 Subsektor Tata Ruang                                434.058.911.000,00

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL,
  KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA
  ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA                            4.244.734.682.000,00

11.1 Subsektor Pendidikan                              3.713.532.580.000,00

11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan       433.018.461.000,00

11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan
     Terhadap Tuhan Yang Maha Esa                         84.107.813.000,00

11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga                       14.075.828.000,0
RGS Mitra              13 of 21

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA
  SEJAHTERA                                             631.891.775.000,00

12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana          631.891.775.000,00

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN,
  PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK DAN
  REMAJA                                                947.172.245.000,00

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial                        25.079.404.000,00

13.2 Subsektor Kesehatan                                 922.092.841.000,00

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN                          43.537.283.000,00

14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman                     43.508.058.000,00

14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan                      29.225.000,00

15 SEKTOR AGAMA                                        1.664.935.846.000,00

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama                365.067.022.000,00

15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama                1.299.868.824.000,00

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN
  TEKNOLOGI                                             575.613.956.000,00

16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar          353.022.975.000,00

16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana
     Ilmu Pengetahuan dan Teknologi                       54.844.601.000,00

16.4 Subsektor Kelautan                                   7.863.005.000,00

16.5 Subsektor Kedirgantaraan                              2.199.975.000,00

16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik            157.683.400.000,00

17 SEKTOR HUKUM                                       1.287.582.382.000,00

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional                 1.126.891.105.000,00

17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum                  160.691.277.000,00

18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN
  PENGAWASAN                                         6.604.290.029.000,00

18.1 Subsektor Aparatur Negara                        6.220.861.786.000,00

18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan
     Pelaksanaan Pengawasan                            383.428.243.000,00

19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI,
RGS Mitra                    14 of 21

  DAN PENERANGAN                                        2.153.898.563.000,00

19.1 Subsektor Politik                                     67.884.993.000,00

19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri                        2.035.944.598.000,00

19.3 Subsektor Penerangan                                   50.068.972.000,00

20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN                         12.451.598.241.000,00

20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia                  7.768.809.529.000,00

20.3 Subsektor Kepolisian                                4.478.554.206.000,00

20.4 Subsektor Pendukung                                   204.234.506.000,00




Pengeluaran pembangunan sebesar Rp      43.987.382.900.000,00.

Terdiri dari :

                                                                                  (dalam rupiah)

                                                                   Nilai Rupiah
                                             Rupiah                Pinjaman Proyek             Jumlah
                                                                  dan Kredit Ekspor

01 SEKTOR INDUSTRI                           138.900.000.000,00      1.393.938.000.000,00
1.532.838.000.000,00

01.1 Subsektor Industri                      138.900.000.000,00      1.393.938.000.000,00
1.532.838.000.000,00

02 SEKTOR PERTANIAN,
  KEHUTANAN,DAN PERIKANAN                   1.444.300.000.000,00      1.669.380.000.000,00
3.113.680.000.000,00

02.1 Subsektor Pertanian                     973.100.000.000,00        822.400.000.000,00
1.795.500.000.000,00

02.2 Subsektor Kehutanan                      60.900.000.000,00        161.896.000.000,00
222.796.000.000,00

02.3 Subsektor Perikanan                     410.300.000.000,00        685.084.000.000,00
1.095.384.000.000,00

03 SEKTOR PENGAIRAN                         1.241.550.000.000,00     1.881.278.000.000,00
3.122.828.000.000,00

03.1 Subsektor Pengembangan
     Sumber Daya Air                        564.550.000.000,00      1.131.032.000.000,00
1.695.582.000.000,00

03.2 Subsektor Irigasi                       677.000.000.000,00       750.246.000.000,00
RGS Mitra                   15 of 21

1.427.246.000.000,00

04 SEKTOR TENAGA KERJA                        100.300.000.000,00         84.886.000.000,00
185.186.000.000,00

04.1 Subsektor Tenaga Kerja                   100.300.000.000,00         84.886.000.000,00
185.186.000.000,00

05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEM-
  BANGAN, USAHA NASIONAL,
   KEUANGAN DAN KOPERASI                  4.686.422.900.000,00          112.655.000.000,00
4.799.077.900.000,00

05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri          38.700.000.000,00         22.673.000.000,00
61.373.000.000,00

05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri           99.800.000.000,00         2.046.000.000,00
101.846.000.000,00

05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional       30.900.000.000,00          2.000.000.000,00
32.900.000.000,00

05.4 Subsektor Keuangan                   4.266.022.900.000,00           37.636.000.000,00
4.303.658.900.000,00

05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil     251.000.000.000,00         48.300.000.000,00
299.300.000.000,00

06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEO-
  ROLOGI DAN GEOFISIKA                    1.636.680.000.000,00        3.150.491.000.000,00
4.787.171.000.000,00

06.1 Subsektor Prasarana Jalan             1.086.500.000.000,00        1.033.570.000.000,00
2.120.070.000.000,00

06.2 Subsektor Transportasi Darat              218.000.000.000,00       662.459.000.000,00
880.459.000.000,00

06.3 Subsektor Transportasi Laut              143.900.000.000,00        801.380.000.000,00
945.280.000.000,00

06.4 Subsektor Transportasi Udara              169.680.000.000,00       653.082.000.000,00
822.762.000.000,00

06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika,
     Pencarian dan Penyelamatan (SAR)           18.600.000.000,00                      0
18.600.000.000,00

07 SEKTOR PERTAMBANGAN
   DAN ENERGI                              649.800.000.000,00        1.817.398.000.000,00
2.467.198.000.000,00

07.1 Subsektor Pertambangan                     40.200.000.000,00                     0
40.200.000.000,00

07.2 Subsektor Energi                         609.600.000.000,00     1.817.398.000.000,00
RGS Mitra                   16 of 21

2.426.998.000.000,00

08 SEKTOR PARIWISATA, POS
  DAN TELEKOMUNIKASI                      120.300.000.000,00      1.026.573.000.000,00
1.146.873.000.000,00

08.1 Subsektor Pariwisata                 75.600.000.000,00          1.755.000.000,00
77.355.000.000,00

08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi         44.700.000.000,00   1.024.818.000.000,00
1.069.518.000.000,00

09 SEKTOR PEMBANGUNAN
  DAERAH DAN TRANSMIGRASI                 550.660.000.000,00      2.662.572.000.000,00
3.213.232.000.000,00

09.1 Subsektor Pembangunan Daerah             47.800.000.000,00    2.662.572.000.000,00
2.710.372.000.000,00

09.2 Subsektor Transmigrasi dan
     Pemukiman Perambah Hutan            502.860.000.000,00                         0
502.860.000.000,00

10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP
  DAN TATA RUANG                         172.802.000.000,00        523.563.000.000,00
696.365.000.000,00

10.1 Subsektor Lingkungan Hidup          115.942.000.000,00         445.063.000.000,00
561.005.000.000,00

10.2 Subsektor Tata Ruang                 56.860.000.000,00         78.500.000.000,00
135.360.000.000,00

11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDA-
  YAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN
  TERHADAP TUHAN YANG MAHA
  ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA              5.630.370.000.000,00      4.070.269.000.000,00
9.700.639.000.000,00

11.1 Subsektor Pendidikan                5.355.000.000.000,00      3.984.766.000.000,00
9.339.766.000.000,00

11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah
     dan Kedinasan                       202.090.000.000,00         82.304.000.000,00
284.394.000.000,00

11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Ke-
     percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 41.800.000.000,00                           0
41.800.000.000,00

11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga           31.480.000.000,00          3.199.000.000,00
34.679.000.000,00

12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN
  KELUARGA SEJAHTERA                      192.400.000.000,00         36.336.000.000,00
228.736.000.000,00
RGS Mitra                      17 of 21

12.1 Subsektor Kependudukan dan
     Keluarga Berencana                     192.400.000.000,00         36.336.000.000,00
228.736.000.000,00

13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL,
  KESEHATAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN,
  ANAK DAN REMAJA               2.040.562.500.000,00                1.730.427.000.000,00
3.770.989.500.000,00

13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial           896.600.000.000,00        60.000.000.000,00
956.600.000.000,00

13.2 Subsektor Kesehatan                    1.127.072.500.000,00     1.670.427.000.000,00
2.797.499.500.000,00

13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan
     Anak dan Remaja                         16.890.000.000,00                       0
16.890.000.000,00

14 SEKTOR PERUMAHAN DAN
  PERMUKIMAN                                543.050.000.000,00       210.594.000.000,00
753.644.000.000,00

14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman       536.550.000.000,00       198.369.000.000,00
734.919.000.000,00

14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan       6.500.000.000,00       12.225.000.000,00
18.725.000.000,00

15 SEKTOR AGAMA                             59.100.000.000,00         5.400.000.000,00
64.500.000.000,00

15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 22.100.000.000,00           5.400.000.000,00
27.500.000.000,00

15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama       37.000.000.000,00                       0
37.000.000.000,00

16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN
  DAN TEKNOLOGI                             446.418.000.000,00      205.147.000.000,00
651.565.000.000,00

16.1 Subsektor Teknik Produksi dan Teknologi 137.958.000.000,00      93.718.000.000,00
231.676.000.000,00

16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan
     dan Dasar                              41.810.000.000,00                    0          41.810.000.000,00

16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan
     Sarana Ilmu Pengetahuan dan Tenologi      86.200.000.000,00      2.400.000.000,00
88.600.000.000,00

16.4 Subsektor Kelautan                     75.800.000.000,00       42.454.000.000,00        118.254.000.000,00

16.5 Subsektor Kedirgantaraan                31.200.000.000,00      57.800.000.000,00         89.000.000.000,00
RGS Mitra                    18 of 21

16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 73.450.000.000,00      8.775.000.000,00       82.225.000.000,00

17 SEKTOR HUKUM                             311.720.000.000,00                0,00       311.720.000.000,00

17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional       23.820.000.000,00                     0      23.820.000.000,00

17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum       74.010.000.000,00                     0      74.010.000.000,00

17.3 Subsektor Sarana dan Prasarana Hukum 213.890.000.000,00                        0     213.890.000.000,00

18 SEKTOR APARATUR NEGARA
  DAN PENGAWASAN                            476.567.500.000,00     370.558.000.000,00    847.125.500.000,00

18.1 Subsektor Aparatur Negara               446.967.500.000,00     311.558.000.000,00     758.525.500.000,00

18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan
     Pelaksanaan Pengawasan                   29.600.000.000,00      59.000.000.000,00     88.600.000.000,00

19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR
  NEGERI, DAN PENERANGAN                     192.980.000.000,00     32.889.000.000,00     225.869.000.000,00

19.1 Subsektor Politik                      17.150.000.000,00                   0        17.150.000.000,00

19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri           15.250.000.000,00                     0      15.250.000.000,00

19.3 Subsektor Penerangan                   160.580.000.000,00      32.889.000.000,00     193.469.000.000,00

20 SEKTOR PERTAHANAN
  DAN KEAMANAN                          1.087.500.000.000,00 1.280.646.000.000,00 2.368.146.000.000,00

20.1 Subsektor Rakyat Terlatih dan
     Perlindungan Masyarakat                 2.300.000.000,00                   0         2.300.000.000,00

20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia     598.900.000.000,00    774.375.000.000,00    1.373.275.000.000,00

20.3 Subsektor Kepolisian                   262.300.000.000,00     356.271.000.000,00     618.571.000.000,00

20.4 Subsektor Pendukung                    224.000.000.000,00     150.000.000.000,00      374.000.000.000,00

Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Keputusan Presiden sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat ini ditetapkan pada bulan Januari 2001.

Setiap perubahan kegiatan untuk Pengeluaran Rutin dan perubahan proyek untuk Pengeluaran Pembangunan
RGS Mitra                19 of 21

karena alasan-alasan mendesak dan alasan-alasan tertentu lainnya, disampaikan dengan segera kepada Dewan
Perwakilan Rakyat untuk diketahui.

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pembiayaan dalam negeri sebesar Rp 33.500.000.000.000,00.

Terdiri dari :

                                                             (dalam rupiah)

a. Privatisasi                                           6.500.000.000.000,00

b. Penjualan aset program restrukturisasi
   perbankan                                            27.000.000.000.000,00

c. Penjualan obligasi dalam negeri                                       0,00

Pembiayaan luar negeri bersih sebesar Rp 19.029.481.000.000,00.

Terdiri dari :

                                                             (dalam rupiah)

a. Penarikan pinjaman luar negeri bruto                     35.992.723.000.000,00

– Penarikan pinjaman program                              13.727.723.000.000,00

– Penarikan pinjaman proyek                              22.265.000.000.000,00

Dikurangi dengan :

b. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri               16.963.242.000.000,00

Pasal 11

Ayat (1)

Huruf a
RGS Mitra                  20 of 21

Cukup jelas

Huruf b

Cukup jelas

Huruf c

Cukup jelas

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f dan g

Masalah perkembangan moneter dan perkreditan, serta neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri
sebagian besar berada di sektor bukan pemerintah. Oleh sebab itu, penyusunan kebijakan kredit dan devisa
dalam bentuk dan arti seperti Pendapatan Negara, Pengeluaran Rutin, Pengeluaran Pembangunan dan Dana
Perimbangan sulit untuk dilaksanakan, untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16
RGS Mitra                    21 of 21

Pasal-pasal Indische Comptabiliteitswet yang dinyatakan tidak berlaku adalah :

1. Pasal 2 Ayat (1) tentang susunan anggaran yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja
modal;

2. Pasal 2 Ayat (3) tentang kewenangan Gubernur Jenderal menetapkan perincian lebih lanjut pos; dan

3. Pasal 72 yang mengatur bahwa pengajuan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) kepada Dewan Perwakilan
Rakyat paling lambat 15 (lima belas) bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.

Pasal 17

Cukup jelas

                  TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4052

More Related Content

What's hot

Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...
Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...
Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...eli priyatna laidan
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahSiti Sahati
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)JanuarRobiansyah
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekDadang Solihin
 
7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslimKrisna Yasa
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaDadang Solihin
 
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desaTOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desaMAHMUN SYARIF
 
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikTata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikMuhamad Yogi
 
laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2
laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2
laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2MAHMUN SYARIF
 
Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013
Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013
Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013yasirmaster web.id
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikEsti Dyah
 
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegonImplementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegonADMINISTRASI PUBLIK
 

What's hot (20)

Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...
Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...
Rpp ppkn kls x bab 4 hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat da...
 
Nasionalisme
NasionalismeNasionalisme
Nasionalisme
 
Tugas pkn implementasi
Tugas pkn implementasiTugas pkn implementasi
Tugas pkn implementasi
 
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan DaerahPembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
 
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
Pkn0192 2 pembentukan daerah dan kawasan khusus (1)
 
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
Kebijakan dan Mekanisme Pelaksanaan UU no. 23/2014 tentang Pemda terkait Dese...
 
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan PraktekOtonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
Otonomi Daerah dalam Perspektif Teori, Kebijakan, dan Praktek
 
7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim7 elemen pak taslim
7 elemen pak taslim
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
 
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desaTOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa
TOR penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa
 
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARATREDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
 
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang BaikTata Kelola Pemerintah yang Baik
Tata Kelola Pemerintah yang Baik
 
laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2
laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2
laporan pelaksanaan penyuluhan integritas dan akuntabilitas aparatur desa 2
 
Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013
Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013
Kriteria ketuntasan minimal KKM PKN X Kurikulum 2013
 
INPRES NO 26 Tahun 1988
INPRES NO 26 Tahun 1988INPRES NO 26 Tahun 1988
INPRES NO 26 Tahun 1988
 
Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
4 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 34
4 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 344 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 34
4 jurnal bela negara kepeimpinan pancasila ndh 34
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publik
 
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegonImplementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
Implementasi perda no 5 th 2001 Kota cilegon
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Uu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 PjlsUu 19 2003 Pjls
Uu 19 2003 Pjls
 
Uu 16 2004 Pjls
Uu 16 2004 PjlsUu 16 2004 Pjls
Uu 16 2004 Pjls
 
Uu 07 2004
Uu 07 2004Uu 07 2004
Uu 07 2004
 
Uu 25 2003 Pjls
Uu 25 2003 PjlsUu 25 2003 Pjls
Uu 25 2003 Pjls
 
Uu 26 2004 Pjls
Uu 26 2004 PjlsUu 26 2004 Pjls
Uu 26 2004 Pjls
 
Uu 09 2003
Uu 09 2003Uu 09 2003
Uu 09 2003
 
Uu 35 2003
Uu 35 2003Uu 35 2003
Uu 35 2003
 
Uu 19 2000
Uu 19 2000Uu 19 2000
Uu 19 2000
 
Uu 26 2004
Uu 26 2004Uu 26 2004
Uu 26 2004
 

Similar to APBN2001

Politik Strategi Nasional
Politik Strategi NasionalPolitik Strategi Nasional
Politik Strategi Nasionalpjj_kemenkes
 
Kebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.ppt
Kebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.pptKebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.ppt
Kebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.pptDinarDorotea
 
Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3
Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3
Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3Uwes Chaeruman
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaDadang Solihin
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Dadang Solihin
 
Pelan integriti nasional
Pelan integriti nasionalPelan integriti nasional
Pelan integriti nasionalfifiusm
 
Bab 3 politik dan strategi nasional
Bab 3 politik dan strategi nasionalBab 3 politik dan strategi nasional
Bab 3 politik dan strategi nasionalTitikbudiarti
 
ppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxRaulGonzalez98900
 
Kewarganegaraan-Politik strategi nasional
Kewarganegaraan-Politik strategi nasionalKewarganegaraan-Politik strategi nasional
Kewarganegaraan-Politik strategi nasionalPamulang University
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...Hendri Sivilianto
 
Visi dan Misi Jaro Sarinun
Visi  dan Misi Jaro SarinunVisi  dan Misi Jaro Sarinun
Visi dan Misi Jaro Sarinunsahdisutisna
 
Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...
Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...
Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...Ahmad Toriq
 
1023-3450-1-SM.pdf
1023-3450-1-SM.pdf1023-3450-1-SM.pdf
1023-3450-1-SM.pdfNurItrayani
 
PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx
PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptxPPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx
PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptxYasintadevi1
 

Similar to APBN2001 (20)

Modul 4 kwn kb 1
Modul 4 kwn kb 1Modul 4 kwn kb 1
Modul 4 kwn kb 1
 
Politik Strategi Nasional
Politik Strategi NasionalPolitik Strategi Nasional
Politik Strategi Nasional
 
Kebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.ppt
Kebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.pptKebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.ppt
Kebijakan Inspektorat dalam Kementerian Agama.ppt
 
Uu 19 2001 Pjls
Uu 19 2001 PjlsUu 19 2001 Pjls
Uu 19 2001 Pjls
 
Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3
Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3
Pendidikan kewarganegaran modul 2 kb 3
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP  dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
 
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
Arah Kebijakan RKP dalam Penyusunan RKPD dan APBD 2010
 
Pelan integriti nasional
Pelan integriti nasionalPelan integriti nasional
Pelan integriti nasional
 
Bab 3 politik dan strategi nasional
Bab 3 politik dan strategi nasionalBab 3 politik dan strategi nasional
Bab 3 politik dan strategi nasional
 
ppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptxppt raull teori pembangunan.pptx
ppt raull teori pembangunan.pptx
 
Kewarganegaraan-Politik strategi nasional
Kewarganegaraan-Politik strategi nasionalKewarganegaraan-Politik strategi nasional
Kewarganegaraan-Politik strategi nasional
 
files12414Panduan Dandes-2.pdf
files12414Panduan Dandes-2.pdffiles12414Panduan Dandes-2.pdf
files12414Panduan Dandes-2.pdf
 
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
BE & GG, Hendri Sivilianto, Prof Dr Ir Hapzi Ali MM CMA, Good Government Gove...
 
UU NO 45 2007 l2
UU NO 45 2007 l2UU NO 45 2007 l2
UU NO 45 2007 l2
 
Visi dan Misi Jaro Sarinun
Visi  dan Misi Jaro SarinunVisi  dan Misi Jaro Sarinun
Visi dan Misi Jaro Sarinun
 
Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...
Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...
Eksum dan raperda penyelenggaraan kota religius, jawa barat, selatan jakarta,...
 
1023-3450-1-SM.pdf
1023-3450-1-SM.pdf1023-3450-1-SM.pdf
1023-3450-1-SM.pdf
 
PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx
PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptxPPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx
PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx
 
1. presentasi sekda lembata
1. presentasi sekda lembata1. presentasi sekda lembata
1. presentasi sekda lembata
 

More from People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 

More from People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

Recently uploaded

PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"HaseebBashir5
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYAThomz PRTOTO
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor""Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYASITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
SITUS LIVE CASINO DAN SPORTING BET TERPERCAYA
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 

APBN2001

  • 1. RGS Mitra 1 of 21 PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2001 UMUM Sesuai dengan arah kebijakan yang digariskan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 – 2004 dan Program Pembangunan Nasional (Propenas), penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2001 dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip transparan, disiplin, adil, efisien dan efektif. Di samping itu, juga mempertimbangkan kinerja perekonomian tahun anggaran 2000 dan perkiraan perkembangannya dalam tahun anggaran 2001, serta sasaran kebijakan percepatan program pemulihan ekonomi. Selanjutnya, sebagaimana diamanatkan Propenas 2000-2004 bahwa APBN Tahun Anggaran 2001 juga merupakan pelaksanaan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) Tahun 2001 berisi : uraian program, kegiatan pembangunan, serta Matriks Rencana Tindak yang mengaitkan antara program-program pembangunan nasional lima tahun dengan program-program APBN Tahun Anggaran 2001; serta Kerangka Ekonomi Makro yang menguraikan perkiraan perkembangan perekonomian sebagai landasan penyusunan APBN Tahun Anggaran 2001, yang mengedepankan 5 (lima) prioritas pembangunan meliputi : 1. Membangun kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya. Di bidang agama, prioritas pembangunan dimaksud meliputi pembinaan kerukunan hidup intern dan antarumat beragama, dan penyusunan naskah akademik Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Kerukunan Umat Beragama; peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dalam praktik kehidupan; peningkatan pelayanan kehidupan beragama; pengembangan materi dan metodologi pendidikan agama di seluruh jenjang pendidikan dengan menambahkan muatan budi pekerti; serta pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga-lembaga sosial keagamaan, serta lembaga-lembaga pendidikan tradisional keagamaan. Di bidang pendidikan, prioritas dimaksud meliputi melanjutkan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan dasar sembilan tahun; mempertahankan dan meningkatkan partisipasi pendidikan; memperbarui konsep sistem pendidikan nasional yang berkualitas dan mencerminkan demokrasi, desentralisasi, otonomi dan partisipasi masyarakat; merumuskan konsep dan melaksanakan perintisan manajemen pendidikan berbasis sekolah/masyarakat; meningkatkan kualitas dan relevansi penyelenggaraan pendidikan menengah dan tinggi; menyediakan pelayanan pendidikan dasar untuk kelompok masyarakat yang tidak sempat memperoleh pendidikan formal; meningkatkan kinerja lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat; dan meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi antarlemlitbang. Di bidang sosial dan budaya, prioritas pembangunan dimaksud meliputi peningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; peningkakan mutu dan jangkauan lembaga pelayanan kesehatan; peningkatkan kualitas dan profesionalisme pelayanan sosial dan peran aktif masyarakat; pengendalian kelahiran dalam rangka meningkatkan kualitas penduduk; peningkatan kesejahteraan, ketahanan keluarga dan kesehatan reproduksi remaja; pengembangan sistem nilai budaya; pengembangan kebebasan berkreasi dalam kesenian; pengembangan, perluasan, diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional; peningkatan
  • 2. RGS Mitra 2 of 21 kualitas hidup perempuan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; peningkatkan peran dan kemandirian lembaga-lembaga yang memiliki visi pemberdayaan perempuan terutama organisasi perempuan dalam pengarusutamaan gender; peningkakan pembibitan, pemanduan bakat dan prestasi olahraga; peningkatan peran aktif pemuda; serta penanganan masalah narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA). 2. Mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan, yang dilakukan melalui pembangunan bidang ekonomi dan pembangunan bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup. 3. Meningkatkan pembangunan daerah. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan daerah melalui percepatan dan pemantapan otonomi daerah, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan lintas wilayah, termasuk penyelesaian masalah politik dan pelanggaran hak asasi manusia, serta penguatan kapasitas pemerintahan daerah di Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Propinsi Irian Jaya, Propinsi Maluku, dan Propinsi Maluku Utara, sesuai dengan aspirasi, kemampuan akar budaya masyarakat setempat melalui penanganan khusus. 4. Mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang baik. Hal tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan supremasi hukum dan pemerintahan yang bersih, melalui pembangunan bidang hukum dan sub-bidang penyelenggaraan negara dalam bidang politik. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,Kolusi dan Nepotisme (KKN), upaya pemberantasan KKN akan lebih ditingkatkan, sejalan dengan upaya meningkatkan penegakan hukum yang benar-benar memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum, serta upaya menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia secara adil. Dalam pembangunan sub-bidang penyelenggaraan negara, akan diprioritaskan upaya-upaya untuk mewujudkan aparatur negara yang bersih dan bebas KKN; menyempurnakan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, dengan menekankan pada pelaksanaan desentralisasi sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; meningkatkan kualitas pelayanan publik di berbagai bidang pemerintahan umum dan pembangunan sesuai dengan sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) pada unit-unit kerja pada pemerintah pusat dan daerah; serta meningkatkan kualitas, profesionalisme, dan keterampilan aparatur negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara lebih optimal. 5. Membangun sistem politik yang demokratis, serta mempertahankan persatuan dan kesatuan. Di bidang politik, prioritas pembangunan dimaksud mencakup penyempurnaan konstitusi agar sesuai dengan dinamika kehidupan politik nasional dan aspirasi masyarakat; persiapan penyelenggaraan Pemilu tahun 2004 dan meningkatkan kualitas partai politik dan organisasi kemasyarakatan; pengembangan budaya politik demokratis; peningkatan kualitas dan kinerja aparatur penyelenggara hubungan luar negeri, peningkakan kerjasama internasional guna mendukung upaya pemulihan ekonomi; peningkatan upaya pencegahan dari tindakan KKN di lingkungan aparatur negara; penataan struktur kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan aparatur negara; penyempurnaan sistem dan pelayanan publik; penciptaan aparatur negara yang profesional dan berkualitas; penyusunan sistem dan mekanisme pengembangan komunikasi, informasi, dan media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi; dan peningkataan kuantitas dan kualitas pelayanan informasi pembangunan. Di bidang pembangunan pertahanan dan keamanan diprioritaskan pada upaya mewujudkan postur kekuatan pertahanan negara yang profesional, efektif, efisien dan modern, termasuk mendayagunakan seluruh komponen kekuatan pertahanan negara lainnya, sehingga mampu menghadapi setiap ancaman terhadap kedaulatan dan integritas bangsa; serta mewujudkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang mampu melindungi seluruh warga masyarakat dari gangguan kamtibmas dan kamdagri, dengan mendayagunakan secara optimal seluruh komponen kekuatan keamanan negara. Sebagai kelanjutan dari kebijakan fiskal tahun anggaran 2000, kebijakan APBN Tahun Anggaran
  • 3. RGS Mitra 3 of 21 2001 diarahkan pada upaya menciptakan kesinambungan kebijakan fiskal (fiscal sustainability) dan terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat, serta selaras dengan pelaksanaan desentralisasi fiskal, sebagaimana digariskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan berakhirnya tahun anggaran 2000 yang merupakan masa transisi yang berlaku 9 (sembilan) bulan sejak 1 April sampai dengan 31 Desember 2000, APBN Tahun Anggaran 2001 merupakan tahun awal dari diberlakukannya tahun anggaran baru secara penuh, yaitu selama 12 (dua belas) bulan, sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2001. Kebijakan APBN Tahun Anggaran 2001 dititikberatkan pada : a. Terwujudnya kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan melalui penurunan pembiayaan defisit anggaran, dan dalam batas-batas kemampuan keuangan negara tetap diupayakan agar mampu memberikan stimulus dan mendukung proses pemulihan ekonomi. b. Berkurangnya beban utang negara secara bertahap, sehingga rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dapat mencapai tingkat yang aman bagi tercapainya ketahanan utang. c. Berkurangnya beban subsidi secara selektif dan tepat sasaran, dengan memperhatikan kebijakan yang mencerminkan keadilan bagi masyarakat, khususnya yang kurang mampu. d. Implementasi kebijakan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, sebagaimana digariskan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, dengan menyelaraskan kebutuhan daerah dan pengelolaan ekonomi makro yang hati-hati. Dalam rangka menciptakan kebijakan fiskal yang sehat, penyusunan APBN Tahun Anggaran 2001 diselaraskan dengan upaya menciptakan stabilisasi ekonomi makro, serta diarahkan agar mampu memberikan stimulus terhadap kegiatan perekonomian dalam batas-batas kemampuan keuangan negara. Hal tersebut sejauh mungkin diupayakan agar dapat berjalan seiring dengan kebijakan di bidang moneter, perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, nilai tukar dan lalu lintas devisa, serta kebijakan di sektor riil. Diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 mulai Tahun Anggaran 2001 juga memberikan implikasi terhadap dilakukannya perubahan terhadap format dan struktur APBN Tahun Anggaran 2001. Perubahan struktur dan format tersebut berkaitan dengan diperlukannya penambahan pos-pos mata anggaran baru, guna menampung berbagai transaksi keuangan negara yang kewenangan pengelolaan dan pelaksanaannya didesentralisasikan kepada Pemerintah Daerah. Dengan adanya perubahan tersebut, APBN Tahun Anggaran 2001 diklasifikasikan atas Pendapatan Negara, Belanja Negara, Keseimbangan Umum (Defisit/Surplus), dan Pembiayaan Defisit. Pendapatan Negara, terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Hibah. Di sisi Belanja Negara, dengan adanya perubahan tersebut Anggaran Belanja Negara diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan Dana Perimbangan. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat terdiri dari Pengeluaran Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Sedangkan Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dalam rangka pemenuhan kebutuhan belanja negara dan sekaligus untuk menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian sumber-sumber penerimaan dalam negeri terutama dari penerimaan perpajakan akan terus ditingkatkan. Upaya dimaksud antara lain dilaksanakan melalui pemberlakuan 5 (lima) undang-undang pajak baru, peningkatan penegakan hukum (law enforcement), peningkatan pelayanan dan penyempurnaan sarana dan prasarana perpajakan, pelaksanaan ketentuan perpajakan baru di kawasan berikat secara konsisten, serta ekstensifikasi dan penghapusan fasilitas perpajakan terhadap beberapa jenis objek pajak tertentu. Di bidang belanja negara, kebijakan alokasi anggaran belanja negara diarahkan untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi fiskal, percepatan restrukturisasi perbankan, penyediaan subsidi yang tepat sasaran dan berkaitan langsung dengan masyarakat luas, serta pelaksanaan program-
  • 4. RGS Mitra 4 of 21 program sosial lainnya yang diprioritaskan bagi pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Di sisi pengeluaran rutin, efisiensi dalam pengalokasian anggaran belanja tersebut terus ditingkatkan, tanpa mengabaikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan upaya peningkatan kualitas pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat. Sementara itu, untuk mengurangi defisit anggaran dilakukan penangguhan pembayaran terhadap sebagian cicilan pokok utang luar negeri (rescheduling), sebagaimana disepakati dengan beberapa negara/lembaga donor di Paris pada bulan April 2000 (Paris Club II). Di sisi pengeluaran pembangunan, dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999, pengeluaran pembangunan dalam tahun anggaran 2001 direncanakan hanya terdiri dari pengeluaran pembangunan yang dikelola Pemerintah Pusat, yang meliputi anggaran pembangunan departemen/lembaga pemerintah nondepartemen (LPND) dan lain-lain pengeluaran pembangunan. Dalam kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari situasi krisis, serta masih banyaknya permasalahan yang dihadapi, mengakibatkan terbatasnya kemampuan penyediaan anggaran belanja pembangunan Pemerintah Pusat. Berkaitan dengan itu, pemanfaatan pengeluaran pembangunan dalam Tahun Anggaran 2001 diarahkan untuk pembiayaan kegiatan yang memang harus dilaksanakan Pemerintah Pusat, terutama untuk membiayai kegiatan pembangunan yang berdimensi nasional dan membutuhkan manajemen secara terpusat, yang sekaligus merupakan perwujudan dari asas desentralisasi, dekonsentrasi dan asas pembantuan. Lebih rendahnya perkiraan penerimaan dalam negeri dibanding dengan perkiraan kebutuhan belanja negara, mengakibatkan terjadinya defisit anggaran dalam APBN Tahun Anggaran 2001. Untuk itu, diperlukan pembiayaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun demikian, sejalan dengan upaya menciptakan kebijakan fiskal yang sehat, rasio pembiayaan defisit anggaran tersebut terhadap PDB direncanakan lebih rendah dibanding dengan defisit anggaran dalam tahun anggaran sebelumnya. Sesuai dengan arah kebijakan yang digariskan dalam GBHN Tahun 1999 - 2004, penggunaan pinjaman luar negeri dilaksanakan secara optimal guna membiayai kegiatan ekonomi yang produktif yaitu untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang memiliki prioritas tinggi dan mendukung upaya pemulihan ekonomi, yang dilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien. Sejalan dengan upaya-upaya tersebut, maka penertiban dalam pengelolaan anggaran negara, serta pengawasannya terus ditingkatkan, melalui peningkatan transparansi dan disiplin anggaran. Selanjutnya, dalam rangka kesinambungan kegiatan pembangunan, sisa kredit anggaran proyek- proyek yang masih diperlukan untuk penyelesaian proyek pada Tahun Anggaran 2001 dipindahkan menjadi kredit anggaran Tahun Anggaran 2002. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 disusun berdasarkan asumsi sebagai berikut : a. bahwa keadaan ekonomi global diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cukup baik; b. bahwa proses pemulihan ekonomi Indonesia dari situasi krisis diperkirakan dapat berjalan, sehingga diperkirakan dapat mengalami pertumbuhan yang positif; c. bahwa harga minyak bumi di pasar internasional menunjukkan perkembangan yang cukup baik; d. bahwa untuk menciptakan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan, sekaligus menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara, pengerahan dan penggalian sumber-sumber penerimaan perpajakan, perlu terus ditingkatkan. e. bahwa untuk memelihara kestabilan moneter, perlu didukung tersedianya barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari yang cukup dan tersebar secara merata, serta dengan harga
  • 5. RGS Mitra 5 of 21 yang stabil dan terjangkau oleh rakyat banyak; f. bahwa dengan diterapkannya kebijakan desentralisasi fiskal, dapat dikembangkan kepastian sistem pembiayaan daerah yang adil, proporsional, rasional, transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab (akuntabel). II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Mengingat perencanaan penerimaan hibah belum dapat dipastikan besaran jumlahnya, dalam APBN Tahun Anggaran 2001, perencanaan hibah ditetapkan sebesar Rp 0,00 (nihil). Ayat (5) Cukup jelas Pasal 4 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3)
  • 6. RGS Mitra 6 of 21 Cukup jelas Ayat (4) Penerimaan perpajakan sebesar Rp 179.891.987.000.000,00. Terdiri dari : (dalam rupiah) a. Pajak dalam negeri 169.519.987.000.000,00 0110 Pajak Penghasilan (PPh) Nonmigas 75.450.100.000.000,00 0111 PPh Pasal 21 12.483.205.000.000,00 0112 PPh Pasal 22 1.205.401.000.000,00 0113 PPh Pasal 22 Impor 6.055.425.000.000,00 0114 PPh Pasal 23 16.947.286.000.000,00 0115 PPh Pasal 25/ 29 Orang Pribadi 3.035.310.000.000,00 0116 PPh Pasal 25/Pasal 29 Badan 26.777.627.000.000,00 0117 PPh Pasal 26 7.263.194.000.000,00 0118 PPh Final dan Fiskal Luar Negeri 1.682.652.000.000,00 0120 PPh Minyak Bumi dan Gas Alam 20.836.877.000.000,00 0121 PPh minyak bumi 8.880.195.000.000,00 0122 PPh gas alam 11.956.682.000.000,00 0130 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM) 48.853.400.000.000,00 0140 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 4.466.300.000.000,00 0150 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 1.175.500.000.000,00 0160 Pendapatan cukai 17.100.000.000.000,00 0170 Pendapatan atas pajak lainnya 1.637.810.000.000,00 b. Pajak perdagangan internasional 10.372.000.000.000,00 0210 Pendapatan bea masuk 9.975.000.000.000,00 0220 Pendapatan pajak/pungutan ekspor 397.000.000.000,00 Pasal 5
  • 7. RGS Mitra 7 of 21 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 83.334.593.400.000,00. Terdiri dari : (dalam rupiah) a. Penerimaan sumber daya alam 64.458.203.900.000,00 0310 Pendapatan minyak bumi 45.944.898.000.000,00 0311 Pendapatan minyak bumi 45.944.898.000.000,00 0320 Pendapatan gas alam 13.792.821.000.000,00 0321 Pendapatan gas alam 13.792.821.000.000,00 0330 Pendapatan pertambangan umum 928.118.400.000,00 0331 Pendapatan iuran tetap 61.651.900.000,00 0332 Pendapatan royalti 866.466.500.000,00 0340 Pendapatan kehutanan 3.500.645.200.000,00 0341 Pendapatan dana reboisasi 2.251.405.700.000,00 0342 Pendapatan provisi sumber daya hutan 1.201.153.600.000,00 0343 Pendapatan iuran hak pengusahaan hutan 48.085.900.000,00 0350 Pendapatan perikanan 291.721.300.000,00 0351 Pendapatan perikanan 291.721.300.000,00 b. Bagian pemerintah atas laba Badan Usaha Milik Negara 10.500.000.000.000,00
  • 8. RGS Mitra 8 of 21 0410 Bagian pemerintah atas laba BUMN 10.500.000.000.000,00 c. Penerimaan Negara Bukan Pajak lainnya 8.376.389.500.000,00 0510 Penjualan hasil produksi/sitaan 628.371.000.000,00 0511 Penjualan hasil pertanian, kehutanan dan perkebunan 1.873.900.000,00 0512 Penjualan hasil peternakan dan perikanan 8.167.400.000,00 0513 Penjualan hasil tambang 599.544.000.000,00 0514 Penjualan hasil sitaan/rampasan dan harta peninggalan 5.000.000.000,00 0515 Penjualan obat-obatan dan hasil farmasi lainnya 339.700.000,00 0516 Penjualan informasi, penerbitan, film, dan hasil cetakan lainnya 1.746.700.000,00 0517 Penjualan dokumen-dokumen pelelangan 3.988.200.000,00 0519 Penjualan lainnya 7.711.100.000,00 0520 Penjualan aset 15.083.600.000,00 0521 Penjualan rumah, gedung, bangunan, dan tanah 85.700.000,00 0522 Penjualan kendaraan bermotor 1.134.900.000,00 0523 Penjualan sewa beli 13.006.500.000,00 0529 Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan 856.500.000,00 0530 Pendapatan sewa 9.569.100.000,00 0531 Sewa rumah dinas/rumah negeri 3.146.600.000,00 0532 Sewa gedung, bangunan, gudang 4.699.100.000,00 0533 Sewa benda-benda bergerak 717.000.000,00 0539 Sewa benda-benda tak bergerak lainnya 1.006.400.000,00 0540 Pendapatan jasa I 1.696.092.200.000,00 0541 Pendapatan rumah sakit dan instansi kesehatan lainnya 362.120.600.000,00 0542 Pendapatan tempat hiburan/taman/museum 209.700.000,00 0543 Pendapatan surat keterangan, visa/paspor dan SIM/STNK/BPKB 304.388.000.000,00 0545 Pendapatan hak dan perijinan 556.455.900.000,00
  • 9. RGS Mitra 9 of 21 0546 Pendapatan sensor/karantina/pengawasan/pemeriksaan 7.696.800.000,00 0547 Pendapatan jasa tenaga, jasa pekerjaan, jasa informasi, jasa pelatihan dan jasa tehnologi 340.334.300.000,00 0548 Pendapatan jasa Kantor Urusan Agama 62.013.500.000,00 0549 Pendapatan jasa bandar udara, kepelabuhanan, dan kenavigasian 62.873.400.000,00 0550 Pendapatan jasa II 471.226.900.000,00 0551 Pendapatan jasa lembaga keuangan (jasa giro) 37.789.100.000,00 0552 Pendapatan jasa penyelenggaraan telekomunikasi 133.000.000.000,00 0553 Pendapatan iuran lelang untuk fakir miskin 3.500.000.000,00 0554 Pendapatan jasa Kantor Catatan Sipil 22.290.000.000,00 0555 Pendapatan biaya penagihan pajak-pajak negara dengan surat paksa 2.540.000.000,00 0556 Pendapatan uang pewarganegaraan 2.000.000.000,00 0557 Pendapatan bea lelang 75.000.000.000,00 0558 Pendapatan biaya pengurusan piutang negara dan lelang negara 60.000.000.000,00 0559 Pendapatan jasa lainnya 135.107.800.000,00 0560 Pendapatan rutin dari luar negeri 157.600.000.000,00 0561 Pendapatan dari pemberian surat perjalanan Republik Indonesia 21.600.000.000,00 0562 Pendapatan dari jasa pengurusan dokumen konsuler 136.000.000.000,00 0610 Pendapatan kejaksaan dan peradilan 20.477.500.000,00 0611 Legalisasi tanda tangan 90.000.000,00 0612 Pengesahan surat di bawah tangan 50.000.000,00 0613 Uang meja (leges) dan upah pada panitera badan pengadilan 1.113.000.000,00 0614 Hasil denda/denda tilang dan sebagainya 10.700.000.000,00 0615 Ongkos perkara 7.904.500.000,00
  • 10. RGS Mitra 10 of 21 0619 Penerimaan kejaksaan dan peradilan lainnya 620.000.000,00 0710 Pendapatan pendidikan 1.137.102.900.000,00 0711 Uang pendidikan 900.286.500.000,00 0712 Uang ujian masuk, kenaikan tingkat, dan akhir pendidikan 232.005.600.000,00 0713 Uang ujian untuk menjalankan praktek 2.893.100.000,00 0719 Pendapatan pendidikan lainnya 1.917.700.000,00 0810 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran berjalan 1.496.600.000,00 0811 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 1.061.600.000,00 0814 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 79.000.000,00 0815 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 356.000.000,00 0820 Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu 6.192.400.000,00 0821 Penerimaan kembali belanja pegawai pusat 909.200.000,00 0823 Penerimaan kembali belanja pensiun 8.000.000,00 0824 Penerimaan kembali belanja rutin lainnya 397.800.000,00 0825 Penerimaan kembali belanja pembangunan rupiah murni 4.877.400.000,00 0840 Pendapatan pelunasan piutang 3.754.330.000.000,00 0890 Pendapatan lain-lain 478.847.300.000,00 0891 Penerimaan kembali persekot/uang muka gaji 633.000.000,00 0892 Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah 3.384.300.000,00 0893 Penerimaan kembali/ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara 1.615.200.000,00 0899 Pendapatan anggaran lainnya 473.214.800.000,00 Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7
  • 11. RGS Mitra 11 of 21 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Pengeluaran rutin sebesar Rp 190.092.170.000.000,00. Terdiri dari : (dalam rupiah) 01 SEKTOR INDUSTRI 111.754.267.000,00 01.1 Subsektor Industri 111.754.267.000,00 02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 879.325.954.000,00 02.1 Subsektor Pertanian 312.518.544.000,00 02.2 Subsektor Kehutanan 541.979.932.000,00 02.3 Subsektor Perikanan 24.827.478.000,00 03 SEKTOR PENGAIRAN 27.120.208.000,00 03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air 26.377.221.000,00 03.2 Subsektor Irigasi 742.987.000,00 04 SEKTOR TENAGA KERJA 367.494.546.000,00 04.1 Subsektor Tenaga Kerja 367.494.546.000,00 05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEMBANGAN USAHA NASIONAL, KEUANGAN, DAN KOPERASI 156.668.839.295.000,00 05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 101.963.252.000,00 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 74.498.095.000,00 05.4 Subsektor Keuangan 156.453.090.166.000,00 05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 39.287.782.000,00
  • 12. RGS Mitra 12 of 21 06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEOROLOGI DAN GEOFISIKA 391.528.892.000,00 06.1 Subsektor Prasarana Jalan 17.370.741.000,00 06.2 Subsektor Transportasi Darat 38.968.550.000,00 06.3 Subsektor Transportasi Laut 192.295.231.000,00 06.4 Subsektor Transportasi Udara 71.537.106.000,00 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 71.357.264.000,00 07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 325.035.679.000,00 07.1 Subsektor Pertambangan 317.082.339.000,00 07.2 Subsektor Energi 7.953.340.000,00 08 SEKTOR PARIWISATA, POS, DAN TELEKOMUNIKASI 116.877.089.000,00 08.1 Subsektor Pariwisata 39.888.257.000,00 08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 76.988.832.000,00 09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI 152.586.499.000,00 09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 138.439.202.000,00 09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan 14.147.297.000,00 10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA RUANG 446.352.569.000,00 10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 12.293.658.000,00 10.2 Subsektor Tata Ruang 434.058.911.000,00 11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 4.244.734.682.000,00 11.1 Subsektor Pendidikan 3.713.532.580.000,00 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan 433.018.461.000,00 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 84.107.813.000,00 11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 14.075.828.000,0
  • 13. RGS Mitra 13 of 21 12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA 631.891.775.000,00 12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 631.891.775.000,00 13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK DAN REMAJA 947.172.245.000,00 13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 25.079.404.000,00 13.2 Subsektor Kesehatan 922.092.841.000,00 14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 43.537.283.000,00 14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman 43.508.058.000,00 14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan 29.225.000,00 15 SEKTOR AGAMA 1.664.935.846.000,00 15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 365.067.022.000,00 15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 1.299.868.824.000,00 16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 575.613.956.000,00 16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar 353.022.975.000,00 16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 54.844.601.000,00 16.4 Subsektor Kelautan 7.863.005.000,00 16.5 Subsektor Kedirgantaraan 2.199.975.000,00 16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 157.683.400.000,00 17 SEKTOR HUKUM 1.287.582.382.000,00 17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 1.126.891.105.000,00 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 160.691.277.000,00 18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 6.604.290.029.000,00 18.1 Subsektor Aparatur Negara 6.220.861.786.000,00 18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 383.428.243.000,00 19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI,
  • 14. RGS Mitra 14 of 21 DAN PENERANGAN 2.153.898.563.000,00 19.1 Subsektor Politik 67.884.993.000,00 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 2.035.944.598.000,00 19.3 Subsektor Penerangan 50.068.972.000,00 20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 12.451.598.241.000,00 20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia 7.768.809.529.000,00 20.3 Subsektor Kepolisian 4.478.554.206.000,00 20.4 Subsektor Pendukung 204.234.506.000,00 Pengeluaran pembangunan sebesar Rp 43.987.382.900.000,00. Terdiri dari : (dalam rupiah) Nilai Rupiah Rupiah Pinjaman Proyek Jumlah dan Kredit Ekspor 01 SEKTOR INDUSTRI 138.900.000.000,00 1.393.938.000.000,00 1.532.838.000.000,00 01.1 Subsektor Industri 138.900.000.000,00 1.393.938.000.000,00 1.532.838.000.000,00 02 SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN,DAN PERIKANAN 1.444.300.000.000,00 1.669.380.000.000,00 3.113.680.000.000,00 02.1 Subsektor Pertanian 973.100.000.000,00 822.400.000.000,00 1.795.500.000.000,00 02.2 Subsektor Kehutanan 60.900.000.000,00 161.896.000.000,00 222.796.000.000,00 02.3 Subsektor Perikanan 410.300.000.000,00 685.084.000.000,00 1.095.384.000.000,00 03 SEKTOR PENGAIRAN 1.241.550.000.000,00 1.881.278.000.000,00 3.122.828.000.000,00 03.1 Subsektor Pengembangan Sumber Daya Air 564.550.000.000,00 1.131.032.000.000,00 1.695.582.000.000,00 03.2 Subsektor Irigasi 677.000.000.000,00 750.246.000.000,00
  • 15. RGS Mitra 15 of 21 1.427.246.000.000,00 04 SEKTOR TENAGA KERJA 100.300.000.000,00 84.886.000.000,00 185.186.000.000,00 04.1 Subsektor Tenaga Kerja 100.300.000.000,00 84.886.000.000,00 185.186.000.000,00 05 SEKTOR PERDAGANGAN, PENGEM- BANGAN, USAHA NASIONAL, KEUANGAN DAN KOPERASI 4.686.422.900.000,00 112.655.000.000,00 4.799.077.900.000,00 05.1 Subsektor Perdagangan Dalam Negeri 38.700.000.000,00 22.673.000.000,00 61.373.000.000,00 05.2 Subsektor Perdagangan Luar Negeri 99.800.000.000,00 2.046.000.000,00 101.846.000.000,00 05.3 Subsektor Pengembangan Usaha Nasional 30.900.000.000,00 2.000.000.000,00 32.900.000.000,00 05.4 Subsektor Keuangan 4.266.022.900.000,00 37.636.000.000,00 4.303.658.900.000,00 05.5 Subsektor Koperasi dan Pengusaha Kecil 251.000.000.000,00 48.300.000.000,00 299.300.000.000,00 06 SEKTOR TRANSPORTASI, METEO- ROLOGI DAN GEOFISIKA 1.636.680.000.000,00 3.150.491.000.000,00 4.787.171.000.000,00 06.1 Subsektor Prasarana Jalan 1.086.500.000.000,00 1.033.570.000.000,00 2.120.070.000.000,00 06.2 Subsektor Transportasi Darat 218.000.000.000,00 662.459.000.000,00 880.459.000.000,00 06.3 Subsektor Transportasi Laut 143.900.000.000,00 801.380.000.000,00 945.280.000.000,00 06.4 Subsektor Transportasi Udara 169.680.000.000,00 653.082.000.000,00 822.762.000.000,00 06.5 Subsektor Meteorologi, Geofisika, Pencarian dan Penyelamatan (SAR) 18.600.000.000,00 0 18.600.000.000,00 07 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN ENERGI 649.800.000.000,00 1.817.398.000.000,00 2.467.198.000.000,00 07.1 Subsektor Pertambangan 40.200.000.000,00 0 40.200.000.000,00 07.2 Subsektor Energi 609.600.000.000,00 1.817.398.000.000,00
  • 16. RGS Mitra 16 of 21 2.426.998.000.000,00 08 SEKTOR PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI 120.300.000.000,00 1.026.573.000.000,00 1.146.873.000.000,00 08.1 Subsektor Pariwisata 75.600.000.000,00 1.755.000.000,00 77.355.000.000,00 08.2 Subsektor Pos dan Telekomunikasi 44.700.000.000,00 1.024.818.000.000,00 1.069.518.000.000,00 09 SEKTOR PEMBANGUNAN DAERAH DAN TRANSMIGRASI 550.660.000.000,00 2.662.572.000.000,00 3.213.232.000.000,00 09.1 Subsektor Pembangunan Daerah 47.800.000.000,00 2.662.572.000.000,00 2.710.372.000.000,00 09.2 Subsektor Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan 502.860.000.000,00 0 502.860.000.000,00 10 SEKTOR LINGKUNGAN HIDUP DAN TATA RUANG 172.802.000.000,00 523.563.000.000,00 696.365.000.000,00 10.1 Subsektor Lingkungan Hidup 115.942.000.000,00 445.063.000.000,00 561.005.000.000,00 10.2 Subsektor Tata Ruang 56.860.000.000,00 78.500.000.000,00 135.360.000.000,00 11 SEKTOR PENDIDIKAN, KEBUDA- YAAN NASIONAL, KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA, PEMUDA DAN OLAH RAGA 5.630.370.000.000,00 4.070.269.000.000,00 9.700.639.000.000,00 11.1 Subsektor Pendidikan 5.355.000.000.000,00 3.984.766.000.000,00 9.339.766.000.000,00 11.2 Subsektor Pendidikan Luar Sekolah dan Kedinasan 202.090.000.000,00 82.304.000.000,00 284.394.000.000,00 11.3 Subsektor Kebudayaan Nasional dan Ke- percayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 41.800.000.000,00 0 41.800.000.000,00 11.4 Subsektor Pemuda dan Olah Raga 31.480.000.000,00 3.199.000.000,00 34.679.000.000,00 12 SEKTOR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA SEJAHTERA 192.400.000.000,00 36.336.000.000,00 228.736.000.000,00
  • 17. RGS Mitra 17 of 21 12.1 Subsektor Kependudukan dan Keluarga Berencana 192.400.000.000,00 36.336.000.000,00 228.736.000.000,00 13 SEKTOR KESEJAHTERAAN SOSIAL, KESEHATAN, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, ANAK DAN REMAJA 2.040.562.500.000,00 1.730.427.000.000,00 3.770.989.500.000,00 13.1 Subsektor Kesejahteraan Sosial 896.600.000.000,00 60.000.000.000,00 956.600.000.000,00 13.2 Subsektor Kesehatan 1.127.072.500.000,00 1.670.427.000.000,00 2.797.499.500.000,00 13.3 Subsektor Pemberdayaan Perempuan Anak dan Remaja 16.890.000.000,00 0 16.890.000.000,00 14 SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 543.050.000.000,00 210.594.000.000,00 753.644.000.000,00 14.1 Subsektor Perumahan dan Permukiman 536.550.000.000,00 198.369.000.000,00 734.919.000.000,00 14.2 Subsektor Penataan Kota dan Bangunan 6.500.000.000,00 12.225.000.000,00 18.725.000.000,00 15 SEKTOR AGAMA 59.100.000.000,00 5.400.000.000,00 64.500.000.000,00 15.1 Subsektor Pelayanan Kehidupan Beragama 22.100.000.000,00 5.400.000.000,00 27.500.000.000,00 15.2 Subsektor Pembinaan Pendidikan Agama 37.000.000.000,00 0 37.000.000.000,00 16 SEKTOR ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 446.418.000.000,00 205.147.000.000,00 651.565.000.000,00 16.1 Subsektor Teknik Produksi dan Teknologi 137.958.000.000,00 93.718.000.000,00 231.676.000.000,00 16.2 Subsektor Ilmu Pengetahuan Terapan dan Dasar 41.810.000.000,00 0 41.810.000.000,00 16.3 Subsektor Kelembagaan Prasarana dan Sarana Ilmu Pengetahuan dan Tenologi 86.200.000.000,00 2.400.000.000,00 88.600.000.000,00 16.4 Subsektor Kelautan 75.800.000.000,00 42.454.000.000,00 118.254.000.000,00 16.5 Subsektor Kedirgantaraan 31.200.000.000,00 57.800.000.000,00 89.000.000.000,00
  • 18. RGS Mitra 18 of 21 16.6 Subsektor Sistem Informasi dan Statistik 73.450.000.000,00 8.775.000.000,00 82.225.000.000,00 17 SEKTOR HUKUM 311.720.000.000,00 0,00 311.720.000.000,00 17.1 Subsektor Pembinaan Hukum Nasional 23.820.000.000,00 0 23.820.000.000,00 17.2 Subsektor Pembinaan Aparatur Hukum 74.010.000.000,00 0 74.010.000.000,00 17.3 Subsektor Sarana dan Prasarana Hukum 213.890.000.000,00 0 213.890.000.000,00 18 SEKTOR APARATUR NEGARA DAN PENGAWASAN 476.567.500.000,00 370.558.000.000,00 847.125.500.000,00 18.1 Subsektor Aparatur Negara 446.967.500.000,00 311.558.000.000,00 758.525.500.000,00 18.2 Subsektor Pendayagunaan Sistem dan Pelaksanaan Pengawasan 29.600.000.000,00 59.000.000.000,00 88.600.000.000,00 19 SEKTOR POLITIK, HUBUNGAN LUAR NEGERI, DAN PENERANGAN 192.980.000.000,00 32.889.000.000,00 225.869.000.000,00 19.1 Subsektor Politik 17.150.000.000,00 0 17.150.000.000,00 19.2 Subsektor Hubungan Luar Negeri 15.250.000.000,00 0 15.250.000.000,00 19.3 Subsektor Penerangan 160.580.000.000,00 32.889.000.000,00 193.469.000.000,00 20 SEKTOR PERTAHANAN DAN KEAMANAN 1.087.500.000.000,00 1.280.646.000.000,00 2.368.146.000.000,00 20.1 Subsektor Rakyat Terlatih dan Perlindungan Masyarakat 2.300.000.000,00 0 2.300.000.000,00 20.2 Subsektor Tentara Nasional Indonesia 598.900.000.000,00 774.375.000.000,00 1.373.275.000.000,00 20.3 Subsektor Kepolisian 262.300.000.000,00 356.271.000.000,00 618.571.000.000,00 20.4 Subsektor Pendukung 224.000.000.000,00 150.000.000.000,00 374.000.000.000,00 Pasal 8 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Keputusan Presiden sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 ayat ini ditetapkan pada bulan Januari 2001. Setiap perubahan kegiatan untuk Pengeluaran Rutin dan perubahan proyek untuk Pengeluaran Pembangunan
  • 19. RGS Mitra 19 of 21 karena alasan-alasan mendesak dan alasan-alasan tertentu lainnya, disampaikan dengan segera kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk diketahui. Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Pembiayaan dalam negeri sebesar Rp 33.500.000.000.000,00. Terdiri dari : (dalam rupiah) a. Privatisasi 6.500.000.000.000,00 b. Penjualan aset program restrukturisasi perbankan 27.000.000.000.000,00 c. Penjualan obligasi dalam negeri 0,00 Pembiayaan luar negeri bersih sebesar Rp 19.029.481.000.000,00. Terdiri dari : (dalam rupiah) a. Penarikan pinjaman luar negeri bruto 35.992.723.000.000,00 – Penarikan pinjaman program 13.727.723.000.000,00 – Penarikan pinjaman proyek 22.265.000.000.000,00 Dikurangi dengan : b. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri 16.963.242.000.000,00 Pasal 11 Ayat (1) Huruf a
  • 20. RGS Mitra 20 of 21 Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f dan g Masalah perkembangan moneter dan perkreditan, serta neraca pembayaran dan perdagangan luar negeri sebagian besar berada di sektor bukan pemerintah. Oleh sebab itu, penyusunan kebijakan kredit dan devisa dalam bentuk dan arti seperti Pendapatan Negara, Pengeluaran Rutin, Pengeluaran Pembangunan dan Dana Perimbangan sulit untuk dilaksanakan, untuk itu dibuat dalam bentuk prognosa. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas Pasal 16
  • 21. RGS Mitra 21 of 21 Pasal-pasal Indische Comptabiliteitswet yang dinyatakan tidak berlaku adalah : 1. Pasal 2 Ayat (1) tentang susunan anggaran yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal; 2. Pasal 2 Ayat (3) tentang kewenangan Gubernur Jenderal menetapkan perincian lebih lanjut pos; dan 3. Pasal 72 yang mengatur bahwa pengajuan Perhitungan Anggaran Negara (PAN) kepada Dewan Perwakilan Rakyat paling lambat 15 (lima belas) bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan berakhir. Pasal 17 Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4052