SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
“Latar Belakang Terjadinya Reformasi
Sistem Pemerintahan Daerah”
MATA KULIAH PEMERINTAH DAERAH
M Raziq Rousan Fikri (19042158)
Ahmad Rizal Fauzan S (20042180)
Zidane Alfarizi (20042303)
KELOMPOK
PERAN UNDANG-UNDANG
UU No 2 tahun 1999 dilahirkan sebagai akibat dari kebijakan politik masa
itu yang mendengungkan reformasi di setiap kehidupan masyarakat. Termasuk
kebijakan publik. Secara administrasi negara kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah dalam bentuk undang-undang adalah sebagai bagian dari kewenangan
yang dimiliki pemerintah untuk menjalankan kekuasaannya.
Saat ini pakar hukum administrasi negara menyebutkan administrasi
negara sebagai Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(SANKRI), yaitu: Sistem penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam
segala aspek nya, dengan mendayagunakan kemampuan seluruh aparatur negara
beserta rakyat dan dunia usaha untuk memanfaatkan segenap sumber daya yang
tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas negara
sebagaimana dimaksud UUD 1945.”
Pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 diharapkan menjadi cerminan
pendukung kebijakan tersebut, peraturan terkait itu diantaranya:
1
UU No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintah
yang bersih dan bebas KKN
2
UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat & daerah.
3
PP No. 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan PEMDA
4
Kepmendagri No. 41 tahun 2001 tentang pengawasan
kebijakan daerah
Dalam perjalanan UU No. 22 Tahun 1999 mulai dirasakan belum
memenuhi aspirasi dan kebutuhan perda, hal ini disebabkan karena
undang-undang ini lahir di lingkungan transisi dengan
kecenderungan politik di parlemen lebih terfragmentasi dalam
beberapa partai politik. Tak heran bila kelahirannya tetap diwarnai
tarik ulur kepentingan yang kuat. Akibatnya muncul beberapa pasal
yang mengandung potensi permasalahan dan konflik. Bahkan, dalam
perjalanannya persoalan dalam internal pemerintah sendiri, baik
pusat maupun daerah sering terjadi.
Kewenangan pusat berdasarkan UU
No. 22 Tahun 1999 dalam pasal 7 ayat
1 dan 2, yaitu:
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan keamanan
3. Peradilan
4. Moneter dan fiskal
5. Agama
6. Perencanaan nasional secara makro
7. Dana perimbangan keuangan
8. Pembinaan dan pemberdayaan
sumber daya manusia;
9. Pendayagunaan sumber daya alam
dan teknologi secara strategis
Kewenangan pusat berdasarkan UUPD
terdapat dalam pasal 10 ayat 3 yaitu:
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisia
5. Moneter dan fiskal nasional
6. Agama.
PENGERTIAN DEKOSENTRI
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu.
• Pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada pejabat daerah.
Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur
sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat didaerah
REFORMASI HUKUM
Dalam hukum administrasi negara, kebijakan otonomi daerah seharusnya
berkaitan dengan bagaimana pejabat negara menjalankan fungsinya berdasarkan
peraturan dengan memperhatikan asas umum penyelenggaraan pemerintahan
yang baik. Kebijakan dan keputusan yang diambil pemerintah harus
dipertanggung jawabkan. Philipus mengatakan hukum administrasi negara
otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi
negara sendiri. Beberapa esensi dalam penyelenggaraan pemerintah yang perlu
disadari adalah :
1. Kewajiban pihak administrasi negara dalam menjalankan fungsi dan
wewenangnya berdasarkan prinsip pemerintahan yang baik dan bersih
2. Pengakuan terhadap HAM warga negara atas pemerintahan dan perilaku
adminstratif yang baik
3. Keaneka ragaman lingkup pelaksanaan pelayanan publik di Indonesia sebagai
akibat dari adanya keragaman urusan dan kepentingan masyarakat yang
harus dipenuhi melalui pelayanan publik
Berkaitan dengan hal tersebut maka 3 hal yang harus
diperhatikan:
Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan
aparatur pemerintah dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
Birokrasi yang panjang dan tumpang tindih
menyebabkan penyelenggaraan publik menjadi panjang
dan melalui proses yang berbelit-belit
Rendahnya pengawasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik sebagai akibat
ketidakjelasan standar & prosedur pelayanan
Dalam menjawab tuntutan reformasi hukum administrasi negara hal
pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan undang-undang yang secara
khusus dan mandiri, mengatur hukum administrasi negara. Hingga saat ini
pengaturan yang menyangkut kebijakan dan kewenangan aparatur pemerintah
belum terkodifikasi dan sistematis. Reformasi hukum administrasi negara yang
pada tujuannya adalah memberikan dasar penguatan bagi penyelenggaraan
pemerintahan dalam mengambil kebijakan terhadap daerah, hingga masyarakat
dapat terjawab dengan baik. Partisipasi dan peran seluruh komponen yang ada
yakni pemda, masyarakat dan dunia usaha menjadi ujung tombak dalam kebijakan
daerah.
Perkembangan Iebih lanjut juga menunjukan semakin lekatnya nilai-nilai
kemanusiaan seperti keadilan, demokrasi, partisipasi dan HAM dalam
penyelenggaraan negara dan pembangunan sebagai indikator kemajuan dan
tingkatan modernitas sistem dan proses administrasi negara dan pembangunan
suatu bangsa. Pemerintahan yang baik (Good Govermance) yang komit terhadap
nilai dan prinsip “kepastian hukum, partisipasi, transparansi, sensitivitas,
profesionalitas, efisiensi, efektivitas, desentralisasi dan Jaya saing”.
TERIMA KASIH!

More Related Content

Similar to PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx

Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kotaHubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kotaEvan Setio
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahsyabdan
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...Researcher Syndicate68
 
presentation1-140416042946-phpapp01.pdf
presentation1-140416042946-phpapp01.pdfpresentation1-140416042946-phpapp01.pdf
presentation1-140416042946-phpapp01.pdfJhonwilla2
 
Pkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Pkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan DaerahPkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Pkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan DaerahLisa Tri Setiawati
 
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxMPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxHeri890793
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaHIA Class.
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8olerafif
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxHamidMukhlis1
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaMukhrizal Effendi
 
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Hanifmaruf19
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Researcher Syndicate68
 

Similar to PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx (20)

Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kotaHubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal  perwujudan kinerja pemerint...
Implementasi kebijakan standar pelayanan minimal perwujudan kinerja pemerint...
 
kepemimpinan
kepemimpinankepemimpinan
kepemimpinan
 
presentation1-140416042946-phpapp01.pdf
presentation1-140416042946-phpapp01.pdfpresentation1-140416042946-phpapp01.pdf
presentation1-140416042946-phpapp01.pdf
 
Pkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Pkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan DaerahPkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Pkn, Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
 
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docxMPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
MPH_KERANGKA_TEORI_FENI_UTAMI_201021009.docx
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptx
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
Otonomi Daerah (Perekonomian Indonesia BAB 7)
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Paparan menteri dn
Paparan menteri dnPaparan menteri dn
Paparan menteri dn
 
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
Good goveernance & otonomi daerah Semester 2
 
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
Implikasi implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah terhadap p...
 

Recently uploaded

KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 

Recently uploaded (16)

KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 

PPT FARIS000fe1c5-1c3b-49aa-9514-eba79aa5faf7.pptx

  • 1. “Latar Belakang Terjadinya Reformasi Sistem Pemerintahan Daerah” MATA KULIAH PEMERINTAH DAERAH M Raziq Rousan Fikri (19042158) Ahmad Rizal Fauzan S (20042180) Zidane Alfarizi (20042303) KELOMPOK
  • 2. PERAN UNDANG-UNDANG UU No 2 tahun 1999 dilahirkan sebagai akibat dari kebijakan politik masa itu yang mendengungkan reformasi di setiap kehidupan masyarakat. Termasuk kebijakan publik. Secara administrasi negara kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam bentuk undang-undang adalah sebagai bagian dari kewenangan yang dimiliki pemerintah untuk menjalankan kekuasaannya. Saat ini pakar hukum administrasi negara menyebutkan administrasi negara sebagai Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI), yaitu: Sistem penyelenggaraan kehidupan negara dan bangsa dalam segala aspek nya, dengan mendayagunakan kemampuan seluruh aparatur negara beserta rakyat dan dunia usaha untuk memanfaatkan segenap sumber daya yang tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan dan terlaksananya tugas negara sebagaimana dimaksud UUD 1945.”
  • 3. Pemberlakuan UU No. 22 Tahun 1999 diharapkan menjadi cerminan pendukung kebijakan tersebut, peraturan terkait itu diantaranya: 1 UU No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas KKN 2 UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat & daerah. 3 PP No. 20 tahun 2001 tentang pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan PEMDA 4 Kepmendagri No. 41 tahun 2001 tentang pengawasan kebijakan daerah
  • 4. Dalam perjalanan UU No. 22 Tahun 1999 mulai dirasakan belum memenuhi aspirasi dan kebutuhan perda, hal ini disebabkan karena undang-undang ini lahir di lingkungan transisi dengan kecenderungan politik di parlemen lebih terfragmentasi dalam beberapa partai politik. Tak heran bila kelahirannya tetap diwarnai tarik ulur kepentingan yang kuat. Akibatnya muncul beberapa pasal yang mengandung potensi permasalahan dan konflik. Bahkan, dalam perjalanannya persoalan dalam internal pemerintah sendiri, baik pusat maupun daerah sering terjadi.
  • 5. Kewenangan pusat berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 dalam pasal 7 ayat 1 dan 2, yaitu: 1. Politik luar negeri 2. Pertahanan keamanan 3. Peradilan 4. Moneter dan fiskal 5. Agama 6. Perencanaan nasional secara makro 7. Dana perimbangan keuangan 8. Pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia; 9. Pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi secara strategis Kewenangan pusat berdasarkan UUPD terdapat dalam pasal 10 ayat 3 yaitu: 1. Politik luar negeri 2. Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisia 5. Moneter dan fiskal nasional 6. Agama.
  • 6. PENGERTIAN DEKOSENTRI • Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. • Pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada pejabat daerah. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat didaerah
  • 7. REFORMASI HUKUM Dalam hukum administrasi negara, kebijakan otonomi daerah seharusnya berkaitan dengan bagaimana pejabat negara menjalankan fungsinya berdasarkan peraturan dengan memperhatikan asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Kebijakan dan keputusan yang diambil pemerintah harus dipertanggung jawabkan. Philipus mengatakan hukum administrasi negara otonom adalah hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan administrasi negara sendiri. Beberapa esensi dalam penyelenggaraan pemerintah yang perlu disadari adalah : 1. Kewajiban pihak administrasi negara dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya berdasarkan prinsip pemerintahan yang baik dan bersih 2. Pengakuan terhadap HAM warga negara atas pemerintahan dan perilaku adminstratif yang baik 3. Keaneka ragaman lingkup pelaksanaan pelayanan publik di Indonesia sebagai akibat dari adanya keragaman urusan dan kepentingan masyarakat yang harus dipenuhi melalui pelayanan publik
  • 8. Berkaitan dengan hal tersebut maka 3 hal yang harus diperhatikan: Rendahnya kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Birokrasi yang panjang dan tumpang tindih menyebabkan penyelenggaraan publik menjadi panjang dan melalui proses yang berbelit-belit Rendahnya pengawasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik sebagai akibat ketidakjelasan standar & prosedur pelayanan
  • 9. Dalam menjawab tuntutan reformasi hukum administrasi negara hal pertama yang harus dilakukan adalah menciptakan undang-undang yang secara khusus dan mandiri, mengatur hukum administrasi negara. Hingga saat ini pengaturan yang menyangkut kebijakan dan kewenangan aparatur pemerintah belum terkodifikasi dan sistematis. Reformasi hukum administrasi negara yang pada tujuannya adalah memberikan dasar penguatan bagi penyelenggaraan pemerintahan dalam mengambil kebijakan terhadap daerah, hingga masyarakat dapat terjawab dengan baik. Partisipasi dan peran seluruh komponen yang ada yakni pemda, masyarakat dan dunia usaha menjadi ujung tombak dalam kebijakan daerah. Perkembangan Iebih lanjut juga menunjukan semakin lekatnya nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, demokrasi, partisipasi dan HAM dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan sebagai indikator kemajuan dan tingkatan modernitas sistem dan proses administrasi negara dan pembangunan suatu bangsa. Pemerintahan yang baik (Good Govermance) yang komit terhadap nilai dan prinsip “kepastian hukum, partisipasi, transparansi, sensitivitas, profesionalitas, efisiensi, efektivitas, desentralisasi dan Jaya saing”.