Dokumen ini membahas tentang Bea Materai, yaitu pajak atas dokumen yang dipakai masyarakat dalam transaksi hukum. Dokumen ini menjelaskan pengertian, dasar hukum, objek yang dikenakan bea materai beserta tarifnya, cara pelunasan bea materai, sanksi untuk dokumen yang tidak dikenai bea materai, dan pemeteraian kemudian.
Dokumen tersebut membahas dasar hukum dan sejarah bea meterai di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa UU No. 13 Tahun 1985 merupakan dasar hukum bea meterai saat ini dan sejarah peraturan bea meterai di Indonesia sejak tahun 1921 hingga dikeluarkannya UU tersebut.
1. Kejahatan terhadap tanah meliputi delik penipuan, pemalsuan, dan menguasai tanah tanpa hak yang diatur dalam KUHP beserta unsur-unsur subyektif dan obyektifnya; 2. Unsur-unsur kejahatan terhadap tanah antara lain maksud merugikan, objek tindakan seperti menghancurkan batas tanah, serta keterangan palsu dalam dokumen tanah; 3. Pertanggungjawaban setiap pasal berkaitan dengan sank
Akta Pembagian Hak Bersama (APHB) adalah bentuk peralihan hak atas tanah milik bersama menjadi milik satu atau lebih pemilik dengan jumlah yang lebih sedikit. APHB dibuat di hadapan PPAT untuk membuktikan kesepakatan pembagian dan dapat memuat satu atau lebih bidang tanah. Tujuan APHB antara lain untuk memberikan hak atas tanah kepada satu pemilik atau lebih.
Dokumen ini membahas tentang Bea Materai, yaitu pajak atas dokumen yang dipakai masyarakat dalam transaksi hukum. Dokumen ini menjelaskan pengertian, dasar hukum, objek yang dikenakan bea materai beserta tarifnya, cara pelunasan bea materai, sanksi untuk dokumen yang tidak dikenai bea materai, dan pemeteraian kemudian.
Dokumen tersebut membahas dasar hukum dan sejarah bea meterai di Indonesia. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa UU No. 13 Tahun 1985 merupakan dasar hukum bea meterai saat ini dan sejarah peraturan bea meterai di Indonesia sejak tahun 1921 hingga dikeluarkannya UU tersebut.
1. Kejahatan terhadap tanah meliputi delik penipuan, pemalsuan, dan menguasai tanah tanpa hak yang diatur dalam KUHP beserta unsur-unsur subyektif dan obyektifnya; 2. Unsur-unsur kejahatan terhadap tanah antara lain maksud merugikan, objek tindakan seperti menghancurkan batas tanah, serta keterangan palsu dalam dokumen tanah; 3. Pertanggungjawaban setiap pasal berkaitan dengan sank
Akta Pembagian Hak Bersama (APHB) adalah bentuk peralihan hak atas tanah milik bersama menjadi milik satu atau lebih pemilik dengan jumlah yang lebih sedikit. APHB dibuat di hadapan PPAT untuk membuktikan kesepakatan pembagian dan dapat memuat satu atau lebih bidang tanah. Tujuan APHB antara lain untuk memberikan hak atas tanah kepada satu pemilik atau lebih.
Dokumen tersebut membahas tentang batas waktu hak guna usaha dan hak guna bangunan menurut undang-undang, pengertian perjanjian dan perikatan, syarat-syarat sah perjanjian dan unsur-unsur kesepakatan, sebab-sebab berakhirnya perikatan, asas-asas perjanjian, dan pengertian prestasi serta konsekuensi wanprestasi.
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016ekho109
Hubungan Indonesia dan Singapura memiliki dinamika yang kompleks, dengan sentimen saling benci namun rindu. Beberapa isu seperti kebakaran hutan, penolakan perjanjian pertahanan, stereotip masyarakat, reklamasi pantai, dan insiden Usman-Harun pernah menimbulkan ketegangan. Namun demikian, kedua negara tetap membutuhkan kerja sama di berbagai bidang.
Peraturan Pemerintah ini mengatur penyesuaian tarif bea meterai dan batas nominal harga yang dikenakan bea meterai. Tarif bea meterai untuk berbagai jenis dokumen seperti surat perjanjian, akta notaris, dan surat lainnya diubah menjadi Rp6.000. Sedangkan untuk surat berharga dan dokumen dengan nominal harga tertentu dikenakan tarif Rp3.000. Peraturan ini menggantikan peraturan sebelumnya dan mulai berlaku pada
Dokumen tersebut merupakan makalah yang membahas putusan Mahkamah Agung nomor 2337 K/PDT/2009 mengenai sengketa antara Edi Kesuma dengan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Balai Mandiri Prasarana. Makalah ini menjelaskan latar belakang perkara, kronologi peristiwa, dan dalil-dalil yang diajukan para pihak dalam perkara tersebut.
[Ringkasan]
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah. Dokumen ini menjelaskan bahwa APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disetujui DPR, sedangkan APBD adalah rencana keuangan daerah yang disetujui DPRD. Undang-undang ini juga mengatur tentang penyusunan dan penetapan APBN serta kekuasaan dan tugas menteri ke
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan umum mengenai dokumen perusahaan di Indonesia. Beberapa poin penting yang diatur meliputi definisi perusahaan dan jenis-jenis dokumen perusahaan, kewajiban pembuatan dan penyimpanan catatan oleh perusahaan, serta ketentuan tentang pengalihan bentuk, penyerahan, dan pemusnahan dokumen perusahaan. Dokumen ini mengatur pedoman bagi perusahaan dalam mengelola dokumen-dokumennya
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan catatan hukum terhadap putusan sela perkara tindak pidana korupsi Moch. Chamim Badruzzaman dengan 3 poin utama.
2. Surat dakwaan ditolak karena tidak memenuhi syarat materiil sesuai UU KUHAP yaitu tidak menjelaskan unsur-unsur delik secara jelas.
3. Ada beberapa jenis surat dakwaan seperti
Dokumen tersebut membahas tentang hak tanggungan, yang merupakan hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah untuk pelunasan utang tertentu kepada kreditur. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian hak tanggungan menurut UU, objek hak tanggungan, syarat-syarat pembebanan, tata cara pembebanan, dan biaya akta pemberian hak tanggungan (APHT).
Yurisdiksi negara dalam united nation convention againts corruptionArif Kurniawan
Pengaturan yurisdiksi negara dalam pengembalian aset hasil korupsi diatur dalam Pasal 42 UNCAC 2003, yang mencakup prinsip teritorial, nasionalitas, dan perlindungan. Dokumen ini membahas penerapan UNCAC 2003 di Indonesia, termasuk kendala seperti belum adanya peraturan khusus dan lembaga pusat untuk pengembalian aset.
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang terkait keuangan negara, ruang lingkup pengelolaan keuangan negara, asas-asas pengelolaan keuangan negara, dan pengelolaan piutang serta utang negara.
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015ilmu ilmu
Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2015 memperkenalkan prosedur penyelesaian gugatan sederhana yang lebih cepat dan murah. Gugatan dapat diselesaikan dalam 25 hari melalui upaya perdamaian, pembuktian, dan putusan oleh hakim tunggal. Upaya hukum berupa keberatan yang putusannya bersifat final dalam 7 hari. Peraturan ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses keadil
RESUME
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Sumber hukum dipakai dalam beberapa arti. Kata sumber hukum pertama-tama dipakai dalam arti dasar berlakunya sumber hukum. Sumber hukum dalam arti material karena menyelidiki masalah, sumber hukum dalam arti formal yang memberikan jawaban kepada pertanyaan. Kata sumber hukum dipergunakan juga dalam arti lain yaitu : kekuatan atau faktor apakah (politis, kemasyarakatan, ekonomis, teknis,psikologis). Sumber hukum dalam arti yang ketiga meneliti faktor kausal atau penyebab yang turut membantu dalam pembentukan suatu kaidah. Bidang luar ilmu hukum (ekstra yuridis) sebagaimana juga masalah sumber hukum material merupakan soal ekstra yuridis yakni pada hakekatnya merupakan persoalan falsafah.
Dalam hukum tertulis ada 2 tempat yang menunjukkan atau mencantumkan secara tertulis sumber hukum dalam arti formal yakni pasal 7 konvensi den haag XII tertanggal 18 otober 1907 yang mendirikan mahkamah Internasional perampasan kapal dilaut (Internasional Prize Court) dan dalam pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional Permanen tertanggal 16 Desember 1920 yang kini tercantum dalam pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB tertanggal 26 juni 1945.
Bagi hukum internasional sajalah yang penting pasal 38 ayat (1) mengatakan bahwa dalam mengadili perkara yang diajukan kepadanya,Mahkamah Internasional akan menggunakan :
(1) Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa.
(2) Kebiasaan internasional, sebagai bukti dari kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum.
(3) Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab.
(4) Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling terkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah hukum
Peraturan Menteri ini mengatur tentang tata cara pengajuan permohonan pengesahan badan hukum dan persetujuan perubahan anggaran dasar yayasan secara elektronik melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH). Permohonan harus didahului dengan pengajuan nama yayasan dan dilengkapi berbagai persyaratan dokumen serta biaya.
Undang-undang ini membahas tentang ketenagakerjaan di Indonesia. Tujuannya adalah memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja, memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Undang-undang ini mengatur tentang perencanaan tenaga kerja, pelatihan kerja, hubungan industrial, dan hak-hak pekerja.
Undang-undang baru tentang ketenagakerjaan ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja seiring perkembangan zaman, menghapus aturan lama yang tidak sesuai, serta mencerminkan komitmen Indonesia terhadap hak asasi manusia di tempat kerja sebagaimana diatur dalam konvensi ILO. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek ketenagakerjaan seperti perencanaan SDM, penempatan kerja, pelatihan,
Perjanjian ini mengatur jual beli 5 unit traktor dan 3 unit mesin penggiling beras antara CV Anugerah dan Koperasi Tani Makmur Cianjur dengan harga total Rp. 650 juta, yang akan dibayar tunai secara bertahap. Barang akan dikirim secara bertahap pada saat penandatanganan dan pelunasan pembayaran.
Dokumen tersebut membahas tentang batas waktu hak guna usaha dan hak guna bangunan menurut undang-undang, pengertian perjanjian dan perikatan, syarat-syarat sah perjanjian dan unsur-unsur kesepakatan, sebab-sebab berakhirnya perikatan, asas-asas perjanjian, dan pengertian prestasi serta konsekuensi wanprestasi.
(Sindonews.com) Opini hukum-politik 23 juni 2016-19 agustus 2016ekho109
Hubungan Indonesia dan Singapura memiliki dinamika yang kompleks, dengan sentimen saling benci namun rindu. Beberapa isu seperti kebakaran hutan, penolakan perjanjian pertahanan, stereotip masyarakat, reklamasi pantai, dan insiden Usman-Harun pernah menimbulkan ketegangan. Namun demikian, kedua negara tetap membutuhkan kerja sama di berbagai bidang.
Peraturan Pemerintah ini mengatur penyesuaian tarif bea meterai dan batas nominal harga yang dikenakan bea meterai. Tarif bea meterai untuk berbagai jenis dokumen seperti surat perjanjian, akta notaris, dan surat lainnya diubah menjadi Rp6.000. Sedangkan untuk surat berharga dan dokumen dengan nominal harga tertentu dikenakan tarif Rp3.000. Peraturan ini menggantikan peraturan sebelumnya dan mulai berlaku pada
Dokumen tersebut merupakan makalah yang membahas putusan Mahkamah Agung nomor 2337 K/PDT/2009 mengenai sengketa antara Edi Kesuma dengan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Balai Mandiri Prasarana. Makalah ini menjelaskan latar belakang perkara, kronologi peristiwa, dan dalil-dalil yang diajukan para pihak dalam perkara tersebut.
[Ringkasan]
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan daerah. Dokumen ini menjelaskan bahwa APBN merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah pusat yang disetujui DPR, sedangkan APBD adalah rencana keuangan daerah yang disetujui DPRD. Undang-undang ini juga mengatur tentang penyusunan dan penetapan APBN serta kekuasaan dan tugas menteri ke
Dokumen tersebut membahas tentang ketentuan umum mengenai dokumen perusahaan di Indonesia. Beberapa poin penting yang diatur meliputi definisi perusahaan dan jenis-jenis dokumen perusahaan, kewajiban pembuatan dan penyimpanan catatan oleh perusahaan, serta ketentuan tentang pengalihan bentuk, penyerahan, dan pemusnahan dokumen perusahaan. Dokumen ini mengatur pedoman bagi perusahaan dalam mengelola dokumen-dokumennya
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan catatan hukum terhadap putusan sela perkara tindak pidana korupsi Moch. Chamim Badruzzaman dengan 3 poin utama.
2. Surat dakwaan ditolak karena tidak memenuhi syarat materiil sesuai UU KUHAP yaitu tidak menjelaskan unsur-unsur delik secara jelas.
3. Ada beberapa jenis surat dakwaan seperti
Dokumen tersebut membahas tentang hak tanggungan, yang merupakan hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah untuk pelunasan utang tertentu kepada kreditur. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian hak tanggungan menurut UU, objek hak tanggungan, syarat-syarat pembebanan, tata cara pembebanan, dan biaya akta pemberian hak tanggungan (APHT).
Yurisdiksi negara dalam united nation convention againts corruptionArif Kurniawan
Pengaturan yurisdiksi negara dalam pengembalian aset hasil korupsi diatur dalam Pasal 42 UNCAC 2003, yang mencakup prinsip teritorial, nasionalitas, dan perlindungan. Dokumen ini membahas penerapan UNCAC 2003 di Indonesia, termasuk kendala seperti belum adanya peraturan khusus dan lembaga pusat untuk pengembalian aset.
Dokumen tersebut membahas tentang undang-undang terkait keuangan negara, ruang lingkup pengelolaan keuangan negara, asas-asas pengelolaan keuangan negara, dan pengelolaan piutang serta utang negara.
PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA MENURUT PERMA NO 2 TAHUN 2015ilmu ilmu
Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2015 memperkenalkan prosedur penyelesaian gugatan sederhana yang lebih cepat dan murah. Gugatan dapat diselesaikan dalam 25 hari melalui upaya perdamaian, pembuktian, dan putusan oleh hakim tunggal. Upaya hukum berupa keberatan yang putusannya bersifat final dalam 7 hari. Peraturan ini diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses keadil
RESUME
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
Sumber hukum dipakai dalam beberapa arti. Kata sumber hukum pertama-tama dipakai dalam arti dasar berlakunya sumber hukum. Sumber hukum dalam arti material karena menyelidiki masalah, sumber hukum dalam arti formal yang memberikan jawaban kepada pertanyaan. Kata sumber hukum dipergunakan juga dalam arti lain yaitu : kekuatan atau faktor apakah (politis, kemasyarakatan, ekonomis, teknis,psikologis). Sumber hukum dalam arti yang ketiga meneliti faktor kausal atau penyebab yang turut membantu dalam pembentukan suatu kaidah. Bidang luar ilmu hukum (ekstra yuridis) sebagaimana juga masalah sumber hukum material merupakan soal ekstra yuridis yakni pada hakekatnya merupakan persoalan falsafah.
Dalam hukum tertulis ada 2 tempat yang menunjukkan atau mencantumkan secara tertulis sumber hukum dalam arti formal yakni pasal 7 konvensi den haag XII tertanggal 18 otober 1907 yang mendirikan mahkamah Internasional perampasan kapal dilaut (Internasional Prize Court) dan dalam pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional Permanen tertanggal 16 Desember 1920 yang kini tercantum dalam pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB tertanggal 26 juni 1945.
Bagi hukum internasional sajalah yang penting pasal 38 ayat (1) mengatakan bahwa dalam mengadili perkara yang diajukan kepadanya,Mahkamah Internasional akan menggunakan :
(1) Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, yang mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yang bersengketa.
(2) Kebiasaan internasional, sebagai bukti dari kebiasaan umum yang telah diterima sebagai hukum.
(3) Prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab.
(4) Keputusan pengadilan dan ajaran para sarjana yang paling terkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahan bagi menetapkan kaidah hukum
Peraturan Menteri ini mengatur tentang tata cara pengajuan permohonan pengesahan badan hukum dan persetujuan perubahan anggaran dasar yayasan secara elektronik melalui Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH). Permohonan harus didahului dengan pengajuan nama yayasan dan dilengkapi berbagai persyaratan dokumen serta biaya.
Undang-undang ini membahas tentang ketenagakerjaan di Indonesia. Tujuannya adalah memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja, memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Undang-undang ini mengatur tentang perencanaan tenaga kerja, pelatihan kerja, hubungan industrial, dan hak-hak pekerja.
Undang-undang baru tentang ketenagakerjaan ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja seiring perkembangan zaman, menghapus aturan lama yang tidak sesuai, serta mencerminkan komitmen Indonesia terhadap hak asasi manusia di tempat kerja sebagaimana diatur dalam konvensi ILO. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek ketenagakerjaan seperti perencanaan SDM, penempatan kerja, pelatihan,
Perjanjian ini mengatur jual beli 5 unit traktor dan 3 unit mesin penggiling beras antara CV Anugerah dan Koperasi Tani Makmur Cianjur dengan harga total Rp. 650 juta, yang akan dibayar tunai secara bertahap. Barang akan dikirim secara bertahap pada saat penandatanganan dan pelunasan pembayaran.
The document discusses evaluating the effectiveness of human resource development (HRD) programs. It describes common purposes of evaluation such as determining if a program is meeting objectives and identifying strengths and weaknesses. Kirkpatrick's four-level model of evaluation involving reaction, learning, behavior, and results is discussed. Data collection methods that can be used for evaluation like interviews, questionnaires, and observations are also outlined.
Surat perjanjian jual beli ini mengatur tentang penjualan sebidang tanah dan bangunan studio musik milik Yohanes Kurniawan kepada Samsul Bachrie dengan harga Rp1 miliar yang akan dibayar secara kredit dengan uang muka 50% dan sisa cicilan selama 5 bulan. Perjanjian ini mengatur hak dan kewajiban para pihak serta sanksi pelanggaran perjanjian.
Dokumen tersebut membahas strategi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) agar sejalan dengan tujuan dan perkembangan bisnis perusahaan. Beberapa poin kuncinya adalah meningkatkan kualitas SDM sesuai kebutuhan bisnis, menjamin ketersediaan tenaga kerja yang kompeten, serta mengoptimalkan peran departemen SDM sebagai mitra bisnis dalam memberikan saran untuk mencapai tujuan perusahaan.
This monthly HR report for June discusses several key employee metrics including productivity, costs, turnover, and loyalty. It provides statistics on the total number of late days and lost hours due to sickness. Employee turnover decreased slightly from June 2009 but remains high overall for the year. The report also includes a list of the top 10 illnesses among employees and notes a small increase in the number of employees taking cut-off leave. It concludes with upcoming projects to develop new recruitment and training management information systems.
Perjanjian ini membahas pendirian usaha bersama antara tiga pihak untuk bergerak di bidang tertentu. Perjanjian ini mengatur tentang nama dan tempat usaha, jangka waktu, kegiatan usaha, modal usaha, manajemen, pembagian keuntungan, dan penyelesaian perselisihan.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar hukum Bea Meterai berdasarkan UU No. 13 tahun 1985, tarif Bea Meterai Rp6.000 dan Rp3.000 yang dikenakan pada berbagai dokumen, serta sanksi bagi pelanggaran ketentuan Bea Meterai.
Dokumen tersebut berisi contoh format-format surat permohonan hibah/bantuan sosial, naskah perjanjian hibah daerah, pakta integritas, dan laporan penggunaan dana hibah/bantuan sosial beserta lampirannya.
PBB, Bea Materai, dan Tantangan Pemungutanheckaathaya
PESAN: Jangan langsung di-copy tanpa cross-check dan meng-update informasi baru ya. PLUS, jangan lupa ubah template-nya. :)
Sumber: Siswa biasa.
Bila ada informasi yang kurang, dapat ditambahkan. Kritik dan pesan dapat langsung menghubungi saya. :) Semoga bermanfaat!
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasam...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga. Kerja sama daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dan dapat berupa kerja sama antar gubernur, bupati/wali kota, atau dengan pihak ketiga. Kerja sama dituangkan dalam perjanjian kerja sama dan pelaksanaannya melibatkan perangkat daerah terkait. Peraturan ini juga meng
Permendagri 03 2008 kerjasama daerah dengan luar negeriImtihan Imtihan
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur pedoman pelaksanaan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak luar negeri. Kerjasama dapat berupa kerjasama provinsi dan kabupaten kembar, kerjasama teknik termasuk bantuan kemanusiaan, kerjasama penyertaan modal, dan kerjasama lainnya. Kerjasama harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu dan persyaratan yang telah ditetapkan serta melalui proses prakarsa, perenc
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, ketentuan hukum, persyaratan, dan mekanisme penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) dan Pelat Nomor Kendaraan (TNKB) di Indonesia."
1. Pihak pertama menerima pinjaman uang tunai sebesar Rp7.500.000 dari pihak kedua dan memberikan jaminan berupa sertifikat tanah.
2. Pihak pertama berjanji akan melunasi hutang dalam waktu 14 hari.
3. Jika pihak pertama tidak dapat melunasi hutang, pihak kedua berhak atas jaminan tanah.
Perjanjian ini mengatur kerja sama antara dua perusahaan (PT XX dan PT YY) dalam melakukan penagihan piutang bermasalah. PT YY akan memberikan jasa penagihan kepada PT XX dengan mendatangi dan menghubungi para debitur yang bermasalah serta dapat menarik barang jaminan sesuai peraturan perundang-undangan. Biaya jasa penagihan diatur dalam lampiran dan akan dibayarkan oleh PT XX setelah menerima laporan dari PT
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfInstansi
Organisasi harus menentukan risiko dan peluang terhadap kinerja energi dan EnMS, serta tindakan untuk mengatasi risiko dan memanfaatkan peluang tersebut. Risiko dan peluang ditinjau ulang secara berkala untuk memastikan EnMS tetap efektif.
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfInstansi
Dokumen tersebut membahas tentang dukungan standar nasional Indonesia (SNI) dalam meningkatkan efisiensi energi. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa (1) konsumsi energi dunia terus meningkat dan berdampak pada perubahan iklim, (2) standar-standar seperti ISO 50001 dapat membantu mengurangi penggunaan energi dan emisi, dan (3) penerapan SNI terkait manajemen energi memberikan
This document provides a test procedure for evaluating battery management system (BMS) failure modes related to the direct current (DC) charging interface. The procedure involves simulating faults before, during, and after DC charging to verify the BMS safely transitions the vehicle to a safe state. Tests include ground faults, bus shorts, signal disturbances, overcharging, and more. Response is monitored through graphs of current, voltage, and CAN signals to ensure safety systems operate as intended.
1) The document discusses electric vehicle (EV) infrastructure and standardization in China, including types of charging infrastructure like AC charging spots and DC chargers as well as battery swap stations.
2) It provides an overview of EV infrastructure construction in China by the main suppliers and a summary of new energy vehicle applications nationwide from 2012-2013.
3) The standardization section compares infrastructure standards between China and ISO/IEC, covering areas like safety, interfaces, communication protocols, and battery swapping.
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfInstansi
This thesis discusses battery management systems (BMS) for electric vehicle applications. It presents an improved battery model that accounts for self-discharging, temperature effects, and capacity fading. Simulation results show the model can accurately simulate charging, discharging, and cell balancing processes. The thesis also details a BMS hardware system designed using Texas Instruments components. It was improved with a user interface, thermal management, and current monitoring. Experimental results validated the BMS system's performance in monitoring and protecting lithium-ion battery packs.
The document discusses the U.S. proposal to evaluate Battery Management Systems (BMS) in electric and hybrid vehicles under failure and abuse conditions. It proposes testing the BMS response to overcharging, over-discharging, and extreme temperatures. This will help ensure the BMS can properly protect the battery under conditions like over-current, over-voltage charging, temperature imbalances, and deep discharging that could otherwise lead to thermal runaway, cell damage, or violent failure.
This document provides a standardized roadmap for electric vehicles and charging infrastructure. It identifies issues and gaps in existing standards, and provides a gap analysis across three domains: vehicles, charging infrastructure, and support services. The roadmap was developed by an expert panel and is intended to guide further standardization efforts to accelerate electric vehicle adoption.
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfInstansi
This document describes a confidential battery exchange system for micro electric vehicles (EVs) and electric scooters/motorcycles. The system includes battery charging stations that allow users to exchange discharged batteries for fully charged batteries. It involves an energy management system connected to renewable energy sources like solar panels and the electric grid. The stations automatically open and close doors to allow batteries to be inserted and extracted during exchange without the user exiting their vehicle. Diagrams show the construction and operating process of the stations. Research areas are outlined including electrical safety, wireless technology, and installation requirements. An electronic system configuration diagram is also provided.
1. The document summarizes safety standards for electric vehicles and batteries in China.
2. It describes existing Chinese standards for various types of batteries used in electric vehicles including lithium-ion, lead-acid, nickel-metal hydride, and zinc-air at the cell and battery pack levels.
3. The document also outlines battery safety standards that are currently under development in China, including standards for lithium-ion battery packs and systems, and standards for battery cases.
China has established an EV standardization system with the Electric Vehicle Standardization Subcommittee overseeing the development of national standards. The subcommittee has developed 56 active standards covering full electric vehicles, hybrid electric vehicles, fuel cell vehicles, key components, infrastructure and more. New standards are in development addressing areas like crash safety and testing procedures. Research is also being conducted to improve existing standards on safety requirements and testing methods to reflect the latest technologies and address differences between electric vehicles and conventional vehicles.
China has established an EV standardization system with the Electric Vehicle Standardization Subcommittee overseeing the development of national standards. The subcommittee has developed 56 active standards covering full electric vehicles, hybrid electric vehicles, fuel cell vehicles, key components, infrastructure and more. New standards are in development addressing areas like crash safety testing and vehicle performance testing. International cooperation is helping to further develop EV standards in China and allow participation in global standard setting work.
Standar Nasional Indonesia (SNI) berperan penting dalam meningkatkan daya saing produk dan jasa di Indonesia. Penerapan SNI pada UKM dapat memberikan manfaat ekonomi seperti meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan mutu produk. Proses sertifikasi SNI melibatkan identifikasi kesesuaian, audit, tinjauan, dan pemberian sertifikat.
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfInstansi
This document discusses motivation at work. It defines work motivation as the set of forces that initiate work-related behavior and determine its form, intensity and duration. It discusses several theories of motivation including Maslow's hierarchy of needs and expectancy theory. It identifies factors that can intrinsically and extrinsically motivate employees such as relationships with coworkers and managers, work environment, training, compensation and policies. It explains that motivation at work is important because it leads to higher performance, engagement, creativity, productivity and efficiency among employees. The best practices for motivating employees include learning their wants, setting goals, providing recognition, ongoing training, and creating traditions and celebrations.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya standar keamanan pangan, pengertian SNI dan manfaatnya bagi UMKM, serta persyaratan dasar untuk penerapan SNI produk pangan.
1. 1
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 1985
TENTANG
BEA METERAI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a. bahwa Pembangunan Nasional menuntut keikutsertaan segenap warganya untuk berperan
menghimpun dana pembiayaan yang memadai, terutama harus bersumber dari kemampuan dalam
negeri, hal mana merupakan perwujudan kewajiban kenegaraan dalam rangka mencapai tujuan
Pembangunan Nasional;
b. bahwa Bea Meterai yang selama ini dipungut berdasarkan Aturan Bea Meterai 1921
(Zegelverordening 1921) tidak sesuai lagi dengan keperluan dan perkembangan keadaan di
Indonesia;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu diadakan pengaturan kembali tentang Bea
Meterai yang lebih bersifat sederhana dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat;
d. bahwa untuk mencapai maksud tersebut di atas, perlu dikeluarkan undang-undang baru mengenai
Bea Meterai yang menggantikan Aturan Bea Meterai 1921 (Zegelverordening 1921);
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262);
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Dengan mencabut Aturan Bea Meterai 1921 (Zegelverordening 1921 ) (Staatsblad Tahun 1921 Nomor
498) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-undang Nomor 2 Prp Tahun
1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 121), yang telah ditetapkan menjadi Undang-undang
dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 1969 (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 38).
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG BEA METERAI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Dengan nama Bea Meterai dikenakan pajak atas dokumen yang disebut dalam Undang-undang ini.
(2) Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
a. Dokumen adalah kertas yang berisikan tulisan yang mengandung arti dan maksud tentang
perbuatan, keadaan atau kenyataan bagi seseorang dan/atau pihak-pihak yang berkepentingan;
b. Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia;
c. Tandatangan adalah tandatangan sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk pula parap,
teraan atau cap tandatangan atau cap parap, teraan cap nama atau tanda lainnya sebagai
pengganti tanda-tangan;
d. Pemeteraian-kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea Meterai yang dilakukan oleh Pejabat
Pos atas permintaan pemegang dokumen yang Bea Meterai-nya belum dilunasi sebagaimana
mestinya;
e. Pejabat Pos adalah Pejabat Perusahaan Umum Pos dan Giro yang diserahi tugas melayani
permintaan pemeteraian-kemudian.
2. 2
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
BAB II
OBYEK, TARIF, DAN YANG TERHUTANG BEA METERAI
Pasal 2
(1) Dikenakan Bea Meterai atas dokumen yang berbentuk :
a. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai
alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata;
b. akta-akta notaris termasuk salinannya;
c. akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah termasuk rangkap-rangkapnya;
d. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) :
1) yang menyebutkan penerimaan uang;
2) yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank;
3) yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank;
4) yang berisi pengakuan bahwa hutang uang seluruhnya atau sebagiannya telah dilunasi
atau diperhitungkan;
e. surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan cek yang harga nominalnya lebih dari Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah);
f. efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah).
(2) Terhadap dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf
e, dan huruf f dikenakan Bea Meterai dengan tarif sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah).
(3) Dikenakan pula Bea Meterai sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah) atas dokumen yang akan
digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan :
a. surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
b. surat-surat yang semula tidak dikenakan Bea Meterai berdasarkan tujuannya, jika digunakan
untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula;
(4) Terhadap dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, huruf e, dan huruf f, yang
mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) tetapi tidak lebih dari Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) dikenakan Bea Meterai dengan tarif Rp. 500,- (lima ratus rupiah),
dan apabila harga nominalnya tidak lebih dari Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) tidak terhutang
Bea Meterai.
Pasal 3
Dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan besarnya tarif Bea Meterai dan besarnya batas
pengenaan harga nominal yang dikenakan Bea Materai, dapat ditiadakan, diturunkan, dinaikkan
setinggi-tingginya enam kali atas dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 4
Tidak dikenakan Bea Meterai atas :
a. dokumen yang berupa :
1) surat penyimpanan barang;
2) konosemen;
3) surat angkutan penumpang dan barang;
4) keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam angka
1), angka 2), dan angka 3);
5) bukti untuk pengiriman dan penerimaan barang;
6) surat pengiriman barang untuk dijual atas tanggungan pengirim;
7) surat-surat lainnya yang dapat disamakan dengan surat-surat sebagaimana dimaksud dalam
angka 1) sampai angka 6).
b. segala bentuk Ijazah;
c. tanda terima gaji, uang tunggu, pensiun, uang tunjangan, dan pembayaran lainnya yang ada
kaitannya dengan hubungan kerja serta surat-surat yang diserahkan untuk mendapatkan
pembayaran itu;
d. tanda bukti penerimaan uang Negara dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank;
e. kuitansi untuk semua jenis pajak dan untuk penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu
dari Kas Negara, Kas Pemerintah Daerah, dan bank;
3. 3
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
f. tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern organisasi;
g. dokumen yang menyebutkan tabungan, pembayaran uang tabungan kepada penabung oleh bank,
koperasi, dan badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut;
h. surat gadai yang diberikan oleh Perusahaan Jawatan Pegadaian;
i. tanda pembagian keuntungan atau bunga dari efek, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pasal 5
Saat terhutang Bea Meterai ditentukan dalam hal :
a. dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat dokumen itu diserahkan;
b. dokumen yang dibuat oleh lebih dari satu pihak, adalah pada saat selesainya dokumen itu dibuat;
c. dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat digunakan di Indonesia.
Pasal 6
Bea Meterai terhutang oleh pihak yang menerima atau pihak yang mendapat manfaat dari dokumen,
kecuali pihak atau pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain.
BAB III
BENDA METERAI, PENGGUNAAN, DAN CARA PELUNASANNYA
Pasal 7
(1) Bentuk, ukuran, warna meterai tempel, dan kertas meterai, demikian pula pencetakan, pengurusan,
penjualan serta penelitian keabsahannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(2) Bea Meterai atas dokumen dilunasi dengan cara :
a. menggunakan benda meterai;
b. menggunakan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
(3) Meterai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas dokumen yang
dikenakan Bea Meterai.
(4) Meterai tempel direkatkan di tempat dimana tandatangan akan dibubuhkan.
(5) Pembubuhan tandatangan disertai dengan pencatuman tanggal, bulan, dan tahun dilakukan dengan
tinta atau yang sejenis dengan itu, sehingga sebagian tandatangan ada diatas kertas dan sebagian
lagi di atas meterai tempel.
(6) Jika digunakan lebih dari satu meterai tempel, tandatangan harus dibubuhkan sebagian di atas
semua meterai tempel dan sebagian di atas kertas.
(7) Kertas meterai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi.
(8) Jika isi dokumen yang dikenakan Bea Meterai terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di atas
kertas meterai yang digunakan, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan
kertas tidak bermeterai.
(9) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (8) tidak dipenuhi,
dokumen yang bersangkutan dianggap tidak bermeterai.
Pasal 8
(1) Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang Bea Meterainya tidak atau kurang dilunasi
sebagaimana mestinya dikenakan denda administrasi sebesar 200% (dua ratus persen) dari Bea
Meterai yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Pemegang dokumen atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)harus melunasi Bea
Meterai yang terhutang berikut dendanya dengan cara pemeteraian-kemudian.
Pasal 9
Dokumen yang dibuat di luar negeri pada saat digunakan di Indonesia harus telah dilunasi Bea Meterai
yang terhutang dengan cara pemeteraian-kemudian.
Pasal 10
Pemeteraian-kemudian atas dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), Pasal 8, dan Pasal
9 dilakukan oleh Pejabat Pos menurut tata cara yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
BAB IV
4. 4
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 11
(1) Pejabat Pemerintah, hakim, panitera, jurusita, notaris dan pejabat umum lainnya, masing-masing
dalam tugas atau jabatannya tidak dibenarkan :
a. menerima, mempertimbangkan atau menyimpan dokumen yang Bea Meterai-nya tidak atau
kurang dibayar;
b. melekatkan dokumen yang Bea Meterai-nya tidak atau kurang dibayar sesuai dengan tarifnya
pada dokumen lain yang berkaitan;
c. membuat salinan, tembusan, rangkapan atau petikan dari dokumen yang Bea Meterai-nya
tidak atau kurang dibayar;
d. memberikan keterangan atau catatan pada dokumen yang tidak atau kurang dibayar sesuai
dengan tarif Bea Meterai-nya.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan sanksi
administratif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 12
Kewajiban pemenuhan Bea Meterai dan denda administrasi yang terhutang menurut Undang-undang
ini daluwarsa setelah lampau waktu lima tahun, terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.
BAB V
KETENTUAN PIDANA
Pasal 13
Dipidana sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana :
a. barangsiapa meniru atau memalsukan meterai tempel dan kertas meterai atau meniru dan
memalsukan tandatangan yang perlu untuk mensahkan meterai;
b. barangsiapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan atau memasukkan ke
Negara Indonesia meterai palsu, yang dipalsukan atau yang dibuat dengan melawan hak;
c. barang siapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyediakan
untuk dijual atau dimasukkan ke Negara Indonesia meterai yang mereknya, capnya, tanda-
tangannya, tanda sahnya atau tanda waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah
meterai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain menggunakannya dengan melawan hak;
d. barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahuinya digunakan untuk
melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan memalsukan benda meterai.
Pasal 14
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggunakan cara lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
huruf b tanpa izin Menteri Keuangan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 7 (tujuh)
tahun.
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15
(1) Atas dokumen yang tidak atau kurang dibayar Bea Meterainya yang dibuat sebelum Undang-
undang ini berlaku, Bea Meterainya tetap terhutang berdasarkan Aturan Bea Meterai 1921
(Zegelverordening 1921).
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri Keuangan.
Pasal 16
Selama peraturan pelaksanaan Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan pelaksanaan
berdasarkan Aturan Bea Meterai 1921 (Zegelverordening 1921) yang tidak bertentangan dengan
5. 5
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
Undang-undang ini yang belum dicabut dan diganti dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan
tanggal 31 Desember 1988.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Pelaksanaan Undang-undang ini selanjutnya akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1986.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember
1985
PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 1985
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
SUDHARMONO, S.H.
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1985 NOMOR: 69
6. 6
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 1985
TENTANG
BEA METERAI
UMUM
Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada semua Warga Negara untuk
berperanserta dalam Pembangunan Nasional.
Salah satu cara dalam mewujudkan peran serta masyarakat tersebut adalah dengan memenuhi
kewajiban pembayaran atas pengenaan Bea Meterai terhadap dokumen-dokumen tertentu yang
digunakan.
Pengaturan pengenaan Bea Meterai selama ini yang terdapat dalam Aturan Bea Meterei 1921
(Zegelverordening 1921) (Staatsblad Tahun 1921 Nomor 498) sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang-undang Nomor 2 Prp Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor
121), yang telah ditetapkan menjadi Undang-undang dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1969
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 38) tidak sesuai lagi dengan keperluan dan perkembangan
keadaan di Indonesia sehingga perlu disederhanakan.
Untuk itu Undang-undang ini tidak lagi mencantumkan Bea Meterai menurut luas kertas dan Bea
Meterai sebanding melainkan hanya Bea Meterai tetap yang besarnya Rp. 1.000,- (seribu rupiah) dan
Rp. 500,- (lima ratus rupiah). Selanjutnya untuk kesederhanaan dan kemudahan pemenuhan Bea
Meterai maka pelunasannya cukup dilakukan dengan menggunakan meterai tempel dan kertas meterai,
sehingga masyarakat tidak perlu lagi datang ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak, untuk memperoleh
Surat Kuasa Untuk Menyetor (SKUM).
Yang dikenakan Bea Meterai dibatasi pada dokumen-dokumen yang disebut dalam Undang-undang ini,
yang dipakai oleh masyarakat dalam lalu lintas hukum.
Untuk melunasi Bea Meterai yang tidak atau kurang dibayar beserta dendanya (jika ada) dilakukan
dengan cara pemeteraian kemudian (nazegeling).
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 2
Ayat (1)
Huruf a
Pihak-pihak yang memegang surat perjanjian atau surat-surat lainnya tersebut, dibebani kewajiban
untuk membayar Bea Meterai atas surat perjanjian atau surat-surat yang dipegangnya. Yang dimaksud
surat-surat lainnya pada huruf a ini antara lain surat kuasa, surat hibah, surat pernyataan.
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d, huruf e, dan huruf f
Jumlah uang ataupun harga nominal yang disebut dalam huruf d, huruf e, dan huruf f ini juga
dimaksudkan jumlah uang ataupun harga nominal yang dinyatakan dalam mata uang asing. Untuk
menentukan nilai rupiahnya maka jumlah uang atau harga nominal tersebut dikalikan dengan nilai
tukar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku pada saat dokumen itu dibuat, sehingga
dapat diketahui apakah dokumen tersebut dikenakan atau tidak dikenakan Bea Meterai.
Ayat (2)
7. 7
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
Cukup jelas
Ayat (3)
Ayat ini dimaksudkan untuk mengenakan Bea Meterai atas surat-surat yang semula tidak kena Bea
Meterai, tetapi karena kemudian digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan maka lebih
dahulu harus pemeteraian-kemudian.
Huruf a
Surat-surat biasa yang dimaksud dalam huruf a ayat ini dibuat tidak untuk tujuan sesuatu pembuktian
misalnya seseorang mengirim surat biasa kepada orang lain untuk menjualkan sebuah barang.
Surat semacam ini pada saat dibuat tidak kena Bea Meterai, tetapi apabila kemudian dipakai sebagai
alat pembuktian dimuka Pengadilan, maka terlebih dahulu dilakukan pemeteraian-kemudian.
Surat-surat kerumahtanggaan misalnya daftar harga barang. Daftar ini dibuat tidak dimaksudkan untuk
digunakan sebagai alat pembuktian, oleh karena itu tidak dikenakan Bea Meterai. Apabila kemudian
ada sengketa dan daftar harga barang ini digunakan sebagai alat pembuktian, maka daftar harga barang
ini terlebih dahulu dilakukan pemeteraian-kemudian.
Huruf b
Surat-surat yang dimaksud dalam huruf b ayat ini ialah surat-surat yang karena tujuannya tidak
dikenakan Bea Meterai, tetapi apabila tujuannya kemudian diubah maka surat yang demikian itu
dikenakan Bea Meterai. Misalnya tanda penerimaan uang yang dibuat dengan tujuan untuk keperluan
intern organisasi tidak dikenakan Bea Meterai. Apabila kemudian tanda penerimaan uang tersebut
digunakan sebagai alat pembuktian di muka Pengadilan, maka tanda penerimaan uang tersebut harus
dilakukan pemeteraian-kemudian terlebih dahulu.
Ayat (4)
Lihat penjelasan ayat (1) huruf d, huruf e, dan huruf f.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Huruf a
Angka 1
Cukup jelas
Angka 2
Cukup jelas
Angka 3
Cukup jelas
Angka 4
Cukup jelas
Angka 5
Cukup jelas
Angka 6
Cukup jelas
Angka 7
Yang dimaksud dengan surat-surat lainnya dalam angka 7 ini ialah surat-surat yang tidak disebut pada
angka 1 sampai dengan angka 6 namun karena isi dan kegunaannya dapat disamakan dengan surat-
surat yang dimaksud, seperti surat titipan barang, cell gudang, manifest penumpang, maka surat yang
demikian ini tidak dikenakan Bea Meterai, menurut Pasal 4 huruf a ini.
Huruf b
Termasuk dalam pengertian segala bentuk ijazah ini ialah surat tanda tamat belajar, tanda lulus, surat
keterangan telah mengikuti sesuatu pendidikan, latihan, kursus, dan penataran.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Bank yang dimaksud dalam huruf e ini adalah bank yang ditunjuk, oleh Pemerintah untuk menerima
setoran pajak, bea dan cukai.
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
8. 8
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Pasal 5
Huruf a
Saat terhutang Bea Meterai atas dokumen yang termasuk pada huruf a, adalah pada saat dokumen itu
diserahkan dan diterima oleh pihak untuk siapa dokumen itu dibuat, bukan pada saat ditandatangani,
misalnya kuitansi, cek, dan sebagainya.
Huruf b
Saat terhutang Bea Meterai atas dokumen yang termasuk pada huruf b, adalah pada saat dokumen itu
telah selesai dibuat, yang ditutup dengan pembubuhan tanda tangan dari yang bersangkutan. Sebagai
contoh surat perjanjian jual beli.
Bea Meterai terhutang pada saat ditandatanganinya perjanjian tersebut.
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 6
Dalam hal dokumen dibuat sepihak, misalnya kuitansi, Bea Meterai terhutang oleh penerima kuitansi.
Dalam hal dokumen dibuat oleh 2 (dua) pihak atau lebih, misalnya surat perjanjian di bawah tangan,
maka masing-masing pihak terhutang Bea Meterai atas dokumen yang diterimanya.
Jika surat perjanjian dibuat dengan Akta Notaris, maka Bea Meterai yang terhutang baik atas asli sahih
yang disimpan oleh Notaris maupun salinannya yang diperuntukkan pihak-pihak yang bersangkutan
terhutang oleh pihak-pihak yang mendapat manfaat dari dokumen tersebut, yang dalam contoh ini
adalah pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
Jika pihak atau pihak-pihak yang bersangkutan menentukan lain, maka Bea Meterai terhutang oleh
pihak atau pihak-pihak yang ditentukan dalam dokumen tersebut.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Pada umumnya Bea Meterai atas dokumen dilunasi dengan benda meterai menurut tarif yang
ditentukan dalam Undang-undang ini. Disamping itu dengan Keputusan Menteri Keuangan dapat
ditetapkan cara lain bagi pelunasan Bea Meterai, misalnya membubuhkan tanda-tera sebagai pengganti
benda meterai di atas dokumen dengan mesin-teraan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang ditentukan untuk itu.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Yang sejenis dengan tinta misalnya pensil tinta, balllpoint dan sebagainya.
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Ayat ini menegaskan bahwa sehelai kertas meterai hanya dapat digunakan untuk sekali pemakaian,
sekalipun dapat saja terjadi tulisan atau keterangan yang dimuat dalam kertas meterai tersebut hanya
menggunakan sebagian saja dari kertas meterai.
Andaikata bagian yang masih kosong atau tidak terisi tulisan atau keterangan, akan dimuat tulisan atau
keterangan lain, maka atas pemuatan tulisan atau keterangan lain tersebut terhutang Bea Meterai
tersendiri yang besarnya disesuaikan dengan besarnya tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Jika sehelai kertas meterai karena sesuatu hal tidak jadi digunakan dan dalam hal ini belum
ditandatangani oleh pembuat atau yang berkepentingan, sedangkan dalam kertas meterai telah terlanjur
ditulis dengan beberapa kata atau kalimat yang belum merupakan suatu dokumen yang selesai dan
kemudian tulisan yang ada pada kertas meterai tersebut dicoret dan dimuat tulisan atau keterangan baru
maka kertas meterai yang demikian dapat digunakan dan tidak perlu dibubuhi meterai lagi.
Ayat (8)
9. 9
Forum Diskusi HRD : Diskusi-HRD@yahoogroups.com
Gabung kirim e-mail : diskusi-hrd-subscribe@yahoogroups.com
Even bulanan : Temu Darat & Member to Member
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 9
Dokumen yang dibuat di luar negeri tidak dikenakan Bea Meterai sepanjang tidak digunakan di
Indonesia.
Jika dokumen tersebut hendak digunakan di Indonesia harus dibubuhi meterai terlebih dahulu yang
besarnya sesuai dengan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan cara pemeteraian-kemudian
tanpa denda. Namun apabila dokumen tersebut baru dilunasi Bea Meterai-nya sesudah digunakan,
maka pemeteraian-kemudian dilakukan berikut dendanya sebesar 200% (dua ratus persen).
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Ditinjau dari segi kepastian hukum daluwarsa 5 (lima) tahun dihitung sejak tanggal dokumen dibuat,
berlaku untuk seluruh dokumen termasuk kuitansi.
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 7 ayat (2) tanpa izin Menteri
Keuangan, akan menimbulkan keuntungan bagi pemilik atau yang menggunakannya, dan sebaliknya
akan menimbulkan kerugian bagi Negara
Oleh karena itu harus dikenakan sanksi pidana berupa hukuman setimpal dengan kejahatan yang
diperbuatnya.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR: 3313