SlideShare a Scribd company logo
UPACARA DALAM AGAMA BUDDHA
PEMBAHASAN HARI INI
1. Pengertian upacara
2. Sejarah terjadinya upacara dalam ajaran
Buddha
3. Dua cara pemujaan
4. Makna upacara
5. Manfaat upacara
6. Sikap dalam upacara
7. Cara melakukan upacara yang benar
1. Pengertian upacara
 Suatu cetusan hati nurani manusia terhadap suatu
keadaan
 Sebagai salah satu bentuk kebudayaan dapat kita
selenggarakan sesuai dengan tradisi dan perkembangan
jaman asalkan selalu didasarkan pada pandangan benar
 Buddha Dhamma sebagai ajaran universal, tidak
mengalami perubahan (pengurangan maupun
tambahan) . Oleh sebab itu, manifestasi pemujaan kita
pada Tiratana yang dijelmakan dalam bentuk upacara
dan cara kebaktian hendaknya tetap didasari dengan
pandangan benar sehingga tidak menyimpang dari
Buddha Dhamma itu sendiri.
2. Sejarah terjadinya upacara dalam agama
Buddha
1. Sang Buddha tidak pernah mengajar cara upacara. Sang
Buddha hanya mengajarkan Dhamma agar semua makhluk
terbebas dari penderitaan.
2. Upacara yang ada pada saat itu hanyalah upacara penahbisan
bhikkhu dan samanera.
3. Upacara yang sekarang ini kita lihat merupakan perkembangan dari
kebiasaan yang ada, yang terjadi sewaktu Sang Buddha masih
hidup, yaitu yang disebut ‘Vattha’, yang artinya kewajiban yang
harus dipenuhi oleh para bhikkhu seperti merawat Sang Buddha,
membersihkan ruangan, mengisi air, dan sebagainya; dan
kemudian mereka semua bersama dengan umat lalu duduk
mendengarkan khotbah Sang Buddha.
4. Setelah Sang Buddha parinibbana, para bhikkhu dan umat tetap
berkumpul untuk mengenang Sang Buddha dan menghormat Sang
Tiratana, yang sekaligus merupakan kelanjutan kebiasaan Vattha.
3. Dua cara pemujaan
 Amisa puja
 Patipatti puja
Makna Amisa Puja
Secara harafiah berarti pemujaan dengan persembahan.
Kitab Mangalattha-dipani menguraikan empat hal yang
perlu diperhatikan dalam menerapkan Amisa Puja ini,
yaitu :
a. Sakkara:
memberikan persembahan materi (dupa, lilin & bunga)
b. Garukara :
menaruh kasih serta bakti terhadap nilai-nilai luhur
(Tiratana)
c. Manana :
memperlihatkan rasa percaya/yakin (datang , lihat dan
laksanakan)
d. Vandana :
menguncarkan ungkapan atau kata persanjungan.
Agar Amisa Puja dapat dilakukan
sebaik-baiknya:
a. Vatthu sampada :
kesempurnaan materi
b. Cetana sampada :
kesempurnaan dalam kehendak
c. Dakkhineyya sampada :
kesempurnaan dalam obyek pemujaan
Sejarah Amisa Puja
Asal mulanya berasal dari kebiasaan
Bhikkhu Ananda yang selalu merawat
Sang Buddha
Patipatti Puja
Makna Patipatti Puja
1. Secara harafiah berarti pemujaan dengan pelaksanaan. Sering juga
disebut sebagai Dhammapuja. Menurut Kitab Paramatthajotika,
yang dimaksud ‘pelaksanaan’ dalam hal ini adalah :
a. Berlindung pada Tisarana (Tiga Perlindungan), yakni Buddha,
Dhamma, dan Ariya Sangha
b. Serta bertekad untuk melaksanakan Panca Sila Buddhis (Lima
Kemoralan) yakni pantangan untuk membunuh, mencuri, ber-
buat asusila, berkata yang tidak benar, menghindari makanan /
minuman yang menyebabkan lemahnya kewaspadaan.
c. Bertekad melaksanakan Atthanga Sila (Delapan Sila) pada hari-
hari Uposatha
d. Berusaha menjalankan Parisuddhi Sila (Kemurnian Sila), yaitu :
 Pengendalian diri dalam tata tertib (Patimokha-samvara)
 Pengendalian enam indera (Indriya-samvara)
 Mencari nafkah hidup secara benar (Ajiva-parisuddhi)
 Pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (Paccaya-sanissita)
Pahala Patipatti Puja
 Dalam Sutta Pitaka bagian Anguttara Nikaya,
Dukanipata, dengan sangat jelas Sang Buddha Gotama
menandaskan demikian:
 ”Duhai para bhikkhu, ada dua cara pemujaan, yaitu
Amisa Puja dan Dhamma Puja. Di antara dua cara
pemujaan ini, Dhamma Puja (Patipatti Puja) adalah yang
paling unggul”.
 Dengan demikian sudah selayaknya jika umat Buddha
lebih menekankan pada pelaksanaan Patipatti Puja
dibandingkan Amisa Puja.
 Umat Buddha sebisa mungkin melakukan kedua-duanya
Sejarah Patipatti Puja
 Cerita tentang Bhikkhu Tissa dalam kitab Dhammapada
Atthakatha syair 205, yang bertekad berpraktik Dhamma
hingga berhasil menjelang empat bulan lagi Sang
Buddha parinibbana. Dalam hal tersebut Sang Buddha
bersabda:
”Duhai para bhikkhu, barang siapa mencintai-Ku, ia
hendaknya bertindak seperti Tissa. Karena, mereka yang
memuja-Ku dengan mempersembahkan berbagai bunga,
wewangian, dan lain-lain, sesungguhnya belumlah bisa
dikatakan memuja-Ku dengan cara yang tertinggi /
terluhur. Sementara itu, seseorang yang melaksanakan
Dhamma secara benar itulah yang patut dikatakan telah
memuja-Ku dengan cara tertinggi / terluhur”.
 Peristiwa yang mirip juga terjadi atas diri bhikkhu Attadattha,
sebagaimana yang dikisahkan dalam kitab Dhammapada
Atthakatha syair 166.
 Menyadari betapa penting hal tersebut untuk dipahami
dengan jelas, Sang Buddha secara resmi juga menandaskan
kembali kepada Ananda Thera demikian :
”Duhai Ananda, penghormatan, pengagungan, dan pemujaan
dengan cara tertinggi / terluhur bukanlah dilakukan dengan
memberikan per-sembahan bunga, wewangian, nyanyian, dan
sebagainya. Akan tetapi Ananda, apabila seseorang bhikkhu,
bhikkhuni, upasaka, atau upasika, berpegang teguh pada
Dhamma, hidup sesuai dengan Dhamma, bertingkah laku
selaras dengan Dhamma, maka orang seperti itulah yang
sesungguhnya telah melakukan penghormatan, pengagungan,
dan pemujaan dengan cara tertinggi / terluhur. Karena itu
Ananda, berpegang teguhlah pada Dhamma, hiduplah sesuai
dengan Dhamma, dan bertingkah lakulah selaras dengan
Dhamma. Dengan cara demikianlah engkau seharusnya
melatih diri”.
• Penerapan Patipatti Puja secara
telak dapat menepiskan
anggapan salah masyarakat
umum bahwa agama Buddha
tidak lebih hanyalah suatu
agama ritualistis (peribadatan /
persembahyangan) belaka.
4. Makna upacara
Semua bentuk upacara agama Buddha,
sebenarnya terkandung prinsip-prinsip sbb :
 Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur
Sang Tiratana
 Memperkuat keyakinan (Saddpha) dengan tekad
(Adhitthana)
 Membina empat sikap batin luhur (Brahma
Vihara)
 Mengulang dan merenungkan kembali khotbah-
khotbah Sang Buddha
 Melakukan Anumodana, yaitu ‘melimpahkan’
(memberikan inspirasi) jasa perbuatan baik kita
kepada makhluk lain
5. Manfaat upacara
 Saddha : keyakinan dan bakti akan tumbuh berkembang
 Brahmavihara : empat kediaman / keadaan batin yang
luhur akan berkembang, yaitu
 metta, cinta kasih universal
 karuna, belas kasihan
 mudita, simpati atas kebahagiaan/kelebihan mahluk lain
 Upekkha, seimbang dalam suka maupun duka
 Samvara : indera akan terkendali
 Santutthi : puas
 Santi : damai
 Sukha : bahagia
Terdapat 4 macam kebahagiaan bagi umat
Buddha yaitu :
1. Atthi Sukha : kebahagiaan karena puas
dengan apa yang dimiliki .
2. Bhoga Sukha : kebahagiaan karena dapat
mempergunakan kekayaan.
3. Anana Sukha : kebahagiaan karena tidak
memiliki hutang.
4. Anavaja Sukha : kebahagiaan karena tidak
melakukan perbuatan tercela.
6. Sikap dalam upacara
a. Sikap menghormat:
 Anjali
 Namakara
 Padakkhina
b. Sikap membaca paritta:
 Khidmat dan penuh perhatian
 Dibaca secara benar sesuai kaidah ejaan-nya
c. Sikap bersamadhi:
 Rileks
 Memusatkan pikiran kepada objek meditasi
7. Cara melakukan upacara yang benar
 Mengerti akan makna upacara seperti
yang telah diuraikan .
 Setiap melakukan upacara harus benar-
benar memahami apa yang dilakukan,
bukan semata-mata tradisi yang mengikat
yang tidak membawa kita pada
pembebasan (Silabbataparamasa-
samyojjana).

More Related Content

What's hot

The holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yoga
The holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yogaThe holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yoga
The holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yoga
Prof. T. K. G. Namboodhiri
 
SUTRA 8 KESADARAN.pptx
SUTRA 8 KESADARAN.pptxSUTRA 8 KESADARAN.pptx
SUTRA 8 KESADARAN.pptx
BudimanRakasidihSoet
 
tipitaka
 tipitaka tipitaka
tipitaka
Ruby Santamoko
 
PENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptx
PENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptxPENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptx
PENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptx
ROBIANSYAH10
 
mahali sutta
mahali suttamahali sutta
mahali sutta
Suharno M.Pd.B
 
Khitan untuk Perempuan
Khitan untuk PerempuanKhitan untuk Perempuan
Khitan untuk Perempuan
fardhasyavril
 
Hinduísmo
HinduísmoHinduísmo
bab 2 cetasika
 bab 2 cetasika bab 2 cetasika
bab 2 cetasika
Ruby Santamoko
 
Qci ved Upnishad Agam Puran
Qci ved Upnishad Agam PuranQci ved Upnishad Agam Puran
Qci ved Upnishad Agam Puran
Ghatkopar Yog Sadhana Kendra - Ghantali
 
riwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotamariwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotama
Ruby Santamoko
 
Bodhisatta
BodhisattaBodhisatta
Bodhisatta
Devina Heriyanto
 
empat kebenaran mulia
empat kebenaran muliaempat kebenaran mulia
empat kebenaran mulia
Prayogi Pangestu
 
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
Syifa Dhila
 
sonadanda, payasi
sonadanda, payasisonadanda, payasi
sonadanda, payasi
Suharno M.Pd.B
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
SuarniSuarni5
 
Konsep Kebidanan
Konsep KebidananKonsep Kebidanan
LANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptx
LANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptxLANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptx
LANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptx
AchmadZuhri5
 
BHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEW
BHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEWBHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEW
BHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEW
Medicherla Kumar
 
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMPPPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMPDebby Zalina
 

What's hot (20)

The holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yoga
The holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yogaThe holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yoga
The holy geeta chapter 4-jnana karma sannyasa yoga
 
SUTRA 8 KESADARAN.pptx
SUTRA 8 KESADARAN.pptxSUTRA 8 KESADARAN.pptx
SUTRA 8 KESADARAN.pptx
 
tipitaka
 tipitaka tipitaka
tipitaka
 
PENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptx
PENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptxPENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptx
PENGERTIAN-MANFAAT-FUNGSI-DRUM-BAND.pptx
 
mahali sutta
mahali suttamahali sutta
mahali sutta
 
Khitan untuk Perempuan
Khitan untuk PerempuanKhitan untuk Perempuan
Khitan untuk Perempuan
 
Hinduísmo
HinduísmoHinduísmo
Hinduísmo
 
bab 2 cetasika
 bab 2 cetasika bab 2 cetasika
bab 2 cetasika
 
Qci ved Upnishad Agam Puran
Qci ved Upnishad Agam PuranQci ved Upnishad Agam Puran
Qci ved Upnishad Agam Puran
 
riwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotamariwayat hidup buddha gotama
riwayat hidup buddha gotama
 
Bodhisatta
BodhisattaBodhisatta
Bodhisatta
 
empat kebenaran mulia
empat kebenaran muliaempat kebenaran mulia
empat kebenaran mulia
 
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
TANDA TEMPO, DINAMIKA, EKSPRESI (SENMUS)!!
 
sonadanda, payasi
sonadanda, payasisonadanda, payasi
sonadanda, payasi
 
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptxMATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
MATERI PESANTREN KILAT SD PUASA II .pptx
 
Konsep Kebidanan
Konsep KebidananKonsep Kebidanan
Konsep Kebidanan
 
LANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptx
LANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptxLANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptx
LANDASAN TEOLOGIS MODERASI BERAGAMA.pptx
 
BHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEW
BHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEWBHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEW
BHAGVAD GITA CHAPTER 14 FLOWCHARTS AND OVERVIEW
 
Konseling ibu hamil dengan masalah oedema
Konseling ibu hamil dengan masalah oedemaKonseling ibu hamil dengan masalah oedema
Konseling ibu hamil dengan masalah oedema
 
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMPPPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
PPT Hari Kiamat - Tugas Agama kelas 9 SMP
 

Similar to upacara dalam agama buddha

Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha pptDialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Vanny Andriani Huang
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
Emilia Wati
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Ruby Santamoko
 
pengertian puja, jenis puja dalam agama Buddha
pengertian puja, jenis puja dalam agama Buddhapengertian puja, jenis puja dalam agama Buddha
pengertian puja, jenis puja dalam agama Buddha
YudhyTet
 
Ppt part 5 puja pab sma tmi
Ppt part 5 puja pab sma tmi Ppt part 5 puja pab sma tmi
Ppt part 5 puja pab sma tmi
tiyo noiss
 
Kriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptxKriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptx
BudimanRakasidihSoet
 
Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci
Syaemy
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Moral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduismeMoral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduisme
Tiv Sam
 
Konsep Agama Budha
Konsep Agama BudhaKonsep Agama Budha
Konsep Agama Budha
pjj_kemenkes
 
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
arsyakeyla09
 
Tiada hari untuk berbuat baik
Tiada hari untuk berbuat baikTiada hari untuk berbuat baik
Tiada hari untuk berbuat baik
Priski Setiawan
 
Perayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddha
Perayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddhaPerayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddha
Perayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddha
Timothy Harwich
 
Tisarana
Tisarana Tisarana
Tisarana
Jesika Claudya
 
Budha
BudhaBudha
Budhaleojw
 
Makalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembahMakalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembahmangtrie
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budhanichira
 
Bhisama catur warna
Bhisama catur warnaBhisama catur warna
Bhisama catur warna
agungkris4
 
AGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptxAGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptx
rikson4
 

Similar to upacara dalam agama buddha (20)

Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha pptDialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
Dialog Antar Umat Beragama-Buddha ppt
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
 
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptxBhn bintal ad dharma yatra.pptx
Bhn bintal ad dharma yatra.pptx
 
pengertian puja, jenis puja dalam agama Buddha
pengertian puja, jenis puja dalam agama Buddhapengertian puja, jenis puja dalam agama Buddha
pengertian puja, jenis puja dalam agama Buddha
 
Ppt part 5 puja pab sma tmi
Ppt part 5 puja pab sma tmi Ppt part 5 puja pab sma tmi
Ppt part 5 puja pab sma tmi
 
Kriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptxKriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptx
 
Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci Budhisme kitab suci
Budhisme kitab suci
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budha
 
Moral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduismeMoral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduisme
 
Konsep Agama Budha
Konsep Agama BudhaKonsep Agama Budha
Konsep Agama Budha
 
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
 
Tiada hari untuk berbuat baik
Tiada hari untuk berbuat baikTiada hari untuk berbuat baik
Tiada hari untuk berbuat baik
 
Perayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddha
Perayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddhaPerayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddha
Perayaan dan hari kebesaran agama hindu dan buddha
 
Tisarana
Tisarana Tisarana
Tisarana
 
Buddhism
BuddhismBuddhism
Buddhism
 
Budha
BudhaBudha
Budha
 
Makalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembahMakalah kramaning sembah
Makalah kramaning sembah
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budha
 
Bhisama catur warna
Bhisama catur warnaBhisama catur warna
Bhisama catur warna
 
AGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptxAGAMA_BUDDHA.pptx
AGAMA_BUDDHA.pptx
 

More from Ruby Santamoko

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
Ruby Santamoko
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
Ruby Santamoko
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
Ruby Santamoko
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
Ruby Santamoko
 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf
Ruby Santamoko
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
Ruby Santamoko
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdf
Ruby Santamoko
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
Ruby Santamoko
 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
Ruby Santamoko
 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.ppt
Ruby Santamoko
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Ruby Santamoko
 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.ppt
Ruby Santamoko
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.ppt
Ruby Santamoko
 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.ppt
Ruby Santamoko
 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptx
Ruby Santamoko
 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptx
Ruby Santamoko
 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptx
Ruby Santamoko
 
podomoro.pdf
podomoro.pdfpodomoro.pdf
podomoro.pdf
Ruby Santamoko
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
Ruby Santamoko
 
canki sutta.pptx
canki sutta.pptxcanki sutta.pptx
canki sutta.pptx
Ruby Santamoko
 

More from Ruby Santamoko (20)

7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
7 Ñāṇadassanavisuddhi.pdf
 
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
6 Patipadañāṇadassanavisuddhi.pdf
 
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi  (1).pdf
5 Maggāmaggañāṇadassanavisuddhi (1).pdf
 
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
4 Kaṅkhāvitaraṇavisuddhi.pdf
 
3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf3b Ditthivisuddhi.pdf
3b Ditthivisuddhi.pdf
 
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
3a Diṭṭhivisuddhi .pdf
 
2 Cittavisuddhi (1).pdf
2 Cittavisuddhi  (1).pdf2 Cittavisuddhi  (1).pdf
2 Cittavisuddhi (1).pdf
 
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf1 Sīlavisuddhi (1).pdf
1 Sīlavisuddhi (1).pdf
 
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdfBAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
BAB 6 RUPA & NIBBANA.pdf
 
mind & matter.ppt
mind & matter.pptmind & matter.ppt
mind & matter.ppt
 
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdfSayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
Sayalay-Susila_Mengungkap-Misteri-Batin-dan-Jasmani-melalui-Abhidhamma.pdf
 
paccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.pptpaccayasatti 24.ppt
paccayasatti 24.ppt
 
dhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.pptdhammacakkapavathana sutta.ppt
dhammacakkapavathana sutta.ppt
 
pelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.pptpelimpahan jasa.ppt
pelimpahan jasa.ppt
 
mengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptxmengenali kilesa.pptx
mengenali kilesa.pptx
 
tak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptxtak selamanya harus ku genggam.pptx
tak selamanya harus ku genggam.pptx
 
singkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptxsingkatnya kehidupan.pptx
singkatnya kehidupan.pptx
 
podomoro.pdf
podomoro.pdfpodomoro.pdf
podomoro.pdf
 
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptxMENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
MENGATASI DIRI SENDIRI.pptx
 
canki sutta.pptx
canki sutta.pptxcanki sutta.pptx
canki sutta.pptx
 

upacara dalam agama buddha

  • 1.
  • 3. PEMBAHASAN HARI INI 1. Pengertian upacara 2. Sejarah terjadinya upacara dalam ajaran Buddha 3. Dua cara pemujaan 4. Makna upacara 5. Manfaat upacara 6. Sikap dalam upacara 7. Cara melakukan upacara yang benar
  • 4. 1. Pengertian upacara  Suatu cetusan hati nurani manusia terhadap suatu keadaan  Sebagai salah satu bentuk kebudayaan dapat kita selenggarakan sesuai dengan tradisi dan perkembangan jaman asalkan selalu didasarkan pada pandangan benar  Buddha Dhamma sebagai ajaran universal, tidak mengalami perubahan (pengurangan maupun tambahan) . Oleh sebab itu, manifestasi pemujaan kita pada Tiratana yang dijelmakan dalam bentuk upacara dan cara kebaktian hendaknya tetap didasari dengan pandangan benar sehingga tidak menyimpang dari Buddha Dhamma itu sendiri.
  • 5. 2. Sejarah terjadinya upacara dalam agama Buddha 1. Sang Buddha tidak pernah mengajar cara upacara. Sang Buddha hanya mengajarkan Dhamma agar semua makhluk terbebas dari penderitaan. 2. Upacara yang ada pada saat itu hanyalah upacara penahbisan bhikkhu dan samanera. 3. Upacara yang sekarang ini kita lihat merupakan perkembangan dari kebiasaan yang ada, yang terjadi sewaktu Sang Buddha masih hidup, yaitu yang disebut ‘Vattha’, yang artinya kewajiban yang harus dipenuhi oleh para bhikkhu seperti merawat Sang Buddha, membersihkan ruangan, mengisi air, dan sebagainya; dan kemudian mereka semua bersama dengan umat lalu duduk mendengarkan khotbah Sang Buddha. 4. Setelah Sang Buddha parinibbana, para bhikkhu dan umat tetap berkumpul untuk mengenang Sang Buddha dan menghormat Sang Tiratana, yang sekaligus merupakan kelanjutan kebiasaan Vattha.
  • 6. 3. Dua cara pemujaan  Amisa puja  Patipatti puja
  • 7. Makna Amisa Puja Secara harafiah berarti pemujaan dengan persembahan. Kitab Mangalattha-dipani menguraikan empat hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan Amisa Puja ini, yaitu : a. Sakkara: memberikan persembahan materi (dupa, lilin & bunga) b. Garukara : menaruh kasih serta bakti terhadap nilai-nilai luhur (Tiratana) c. Manana : memperlihatkan rasa percaya/yakin (datang , lihat dan laksanakan) d. Vandana : menguncarkan ungkapan atau kata persanjungan.
  • 8. Agar Amisa Puja dapat dilakukan sebaik-baiknya: a. Vatthu sampada : kesempurnaan materi b. Cetana sampada : kesempurnaan dalam kehendak c. Dakkhineyya sampada : kesempurnaan dalam obyek pemujaan
  • 9. Sejarah Amisa Puja Asal mulanya berasal dari kebiasaan Bhikkhu Ananda yang selalu merawat Sang Buddha
  • 10. Patipatti Puja Makna Patipatti Puja 1. Secara harafiah berarti pemujaan dengan pelaksanaan. Sering juga disebut sebagai Dhammapuja. Menurut Kitab Paramatthajotika, yang dimaksud ‘pelaksanaan’ dalam hal ini adalah : a. Berlindung pada Tisarana (Tiga Perlindungan), yakni Buddha, Dhamma, dan Ariya Sangha b. Serta bertekad untuk melaksanakan Panca Sila Buddhis (Lima Kemoralan) yakni pantangan untuk membunuh, mencuri, ber- buat asusila, berkata yang tidak benar, menghindari makanan / minuman yang menyebabkan lemahnya kewaspadaan. c. Bertekad melaksanakan Atthanga Sila (Delapan Sila) pada hari- hari Uposatha d. Berusaha menjalankan Parisuddhi Sila (Kemurnian Sila), yaitu :  Pengendalian diri dalam tata tertib (Patimokha-samvara)  Pengendalian enam indera (Indriya-samvara)  Mencari nafkah hidup secara benar (Ajiva-parisuddhi)  Pemenuhan kebutuhan hidup yang layak (Paccaya-sanissita)
  • 11. Pahala Patipatti Puja  Dalam Sutta Pitaka bagian Anguttara Nikaya, Dukanipata, dengan sangat jelas Sang Buddha Gotama menandaskan demikian:  ”Duhai para bhikkhu, ada dua cara pemujaan, yaitu Amisa Puja dan Dhamma Puja. Di antara dua cara pemujaan ini, Dhamma Puja (Patipatti Puja) adalah yang paling unggul”.  Dengan demikian sudah selayaknya jika umat Buddha lebih menekankan pada pelaksanaan Patipatti Puja dibandingkan Amisa Puja.  Umat Buddha sebisa mungkin melakukan kedua-duanya
  • 12. Sejarah Patipatti Puja  Cerita tentang Bhikkhu Tissa dalam kitab Dhammapada Atthakatha syair 205, yang bertekad berpraktik Dhamma hingga berhasil menjelang empat bulan lagi Sang Buddha parinibbana. Dalam hal tersebut Sang Buddha bersabda: ”Duhai para bhikkhu, barang siapa mencintai-Ku, ia hendaknya bertindak seperti Tissa. Karena, mereka yang memuja-Ku dengan mempersembahkan berbagai bunga, wewangian, dan lain-lain, sesungguhnya belumlah bisa dikatakan memuja-Ku dengan cara yang tertinggi / terluhur. Sementara itu, seseorang yang melaksanakan Dhamma secara benar itulah yang patut dikatakan telah memuja-Ku dengan cara tertinggi / terluhur”.
  • 13.  Peristiwa yang mirip juga terjadi atas diri bhikkhu Attadattha, sebagaimana yang dikisahkan dalam kitab Dhammapada Atthakatha syair 166.  Menyadari betapa penting hal tersebut untuk dipahami dengan jelas, Sang Buddha secara resmi juga menandaskan kembali kepada Ananda Thera demikian : ”Duhai Ananda, penghormatan, pengagungan, dan pemujaan dengan cara tertinggi / terluhur bukanlah dilakukan dengan memberikan per-sembahan bunga, wewangian, nyanyian, dan sebagainya. Akan tetapi Ananda, apabila seseorang bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, atau upasika, berpegang teguh pada Dhamma, hidup sesuai dengan Dhamma, bertingkah laku selaras dengan Dhamma, maka orang seperti itulah yang sesungguhnya telah melakukan penghormatan, pengagungan, dan pemujaan dengan cara tertinggi / terluhur. Karena itu Ananda, berpegang teguhlah pada Dhamma, hiduplah sesuai dengan Dhamma, dan bertingkah lakulah selaras dengan Dhamma. Dengan cara demikianlah engkau seharusnya melatih diri”.
  • 14. • Penerapan Patipatti Puja secara telak dapat menepiskan anggapan salah masyarakat umum bahwa agama Buddha tidak lebih hanyalah suatu agama ritualistis (peribadatan / persembahyangan) belaka.
  • 15. 4. Makna upacara Semua bentuk upacara agama Buddha, sebenarnya terkandung prinsip-prinsip sbb :  Menghormati dan merenungkan sifat-sifat luhur Sang Tiratana  Memperkuat keyakinan (Saddpha) dengan tekad (Adhitthana)  Membina empat sikap batin luhur (Brahma Vihara)  Mengulang dan merenungkan kembali khotbah- khotbah Sang Buddha  Melakukan Anumodana, yaitu ‘melimpahkan’ (memberikan inspirasi) jasa perbuatan baik kita kepada makhluk lain
  • 16. 5. Manfaat upacara  Saddha : keyakinan dan bakti akan tumbuh berkembang  Brahmavihara : empat kediaman / keadaan batin yang luhur akan berkembang, yaitu  metta, cinta kasih universal  karuna, belas kasihan  mudita, simpati atas kebahagiaan/kelebihan mahluk lain  Upekkha, seimbang dalam suka maupun duka  Samvara : indera akan terkendali  Santutthi : puas  Santi : damai  Sukha : bahagia
  • 17. Terdapat 4 macam kebahagiaan bagi umat Buddha yaitu : 1. Atthi Sukha : kebahagiaan karena puas dengan apa yang dimiliki . 2. Bhoga Sukha : kebahagiaan karena dapat mempergunakan kekayaan. 3. Anana Sukha : kebahagiaan karena tidak memiliki hutang. 4. Anavaja Sukha : kebahagiaan karena tidak melakukan perbuatan tercela.
  • 18. 6. Sikap dalam upacara a. Sikap menghormat:  Anjali  Namakara  Padakkhina b. Sikap membaca paritta:  Khidmat dan penuh perhatian  Dibaca secara benar sesuai kaidah ejaan-nya c. Sikap bersamadhi:  Rileks  Memusatkan pikiran kepada objek meditasi
  • 19. 7. Cara melakukan upacara yang benar  Mengerti akan makna upacara seperti yang telah diuraikan .  Setiap melakukan upacara harus benar- benar memahami apa yang dilakukan, bukan semata-mata tradisi yang mengikat yang tidak membawa kita pada pembebasan (Silabbataparamasa- samyojjana).