Presentasi yang menjelaskan tentang pentingnya belajar adab sebelum ilmu. File PPT bisa didownload di http://bit.ly/AdabSebelumIlmuOK
Bantu share ya...
Presentasi yang menjelaskan tentang pentingnya belajar adab sebelum ilmu. File PPT bisa didownload di http://bit.ly/AdabSebelumIlmuOK
Bantu share ya...
7. SYARAT-SYARAT SUATU AJARAN DI
SEBUT SEBAGAI AGAMA :
Ada guru Buddha
Ada kitab suci Tipiţaka
Ada umat/penganutnya.
Saat ini yang memegang peranan
penting adalah kitab suci.
8. Kitab suci adalah sebagai acuan, rujukan,
sumber ajaran.
Misalnya kita ingin mencari penjelasan tentang
Tuhan atau mengenai surga dan neraka, kita
bisa mencarinya di dalam kitab suci.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Tipiţaka,
yang merupakan kitab suci kita adalah sebagai
rekaman dari ajaran Sang Buddha, yang berisi
penjelasan mengenai adanya guru yang telah
berhasil, ada pula ajaran yang mampu
membawa kita pada tujuan akhir kita, dan yang
terpenting adalah berisi tentang adanya siswa
yang berhasil mencapai tujuan akhir sama
seperti yang direalisasi oleh sang guru.
MENGAPA KITAB SUCI?
9. o Kitab Suci sebagai pedoman bagi
umat beragama, tetapi ternyata
masih banyak umat Buddha yang
belum membaca kitab suci agama
Buddha. Namun anehnya, mereka
sudah bisa yakin terhadap ajaran
Buddha Dhamma.
10. Hai Wirya, saya boleh tanya
sesuatu?
Apakah kamu beragama
Buddha?
Apakah kamu tahu kitab suci
agama Buddha?
Boleh Christ.
Betul, saya beragama
Buddha.
Kitab sucinya
TIPITAKA
11. Apakah artinya TIPITAKA?
Apakah kamu sudah pernah lihat?
Apakah kamu sudah pernah baca?
Kamu bisa menceritakan apa saja
yang ada di dalam TIPITAKA itu?
????
12. TIPITAKA = tiga keranjang
Pada Tipitaka, diceritakan ada GURU
yang sudah mencapai tujuan, ada
AJARAN yang dapat membawa ke
tujuan dan ada Siswa-siswa yang
berhasil mencapai tujuan seperti Sang
GURU
13. II.Apa Pegertian Tipitaka?
1. Tipitaka artinya “tiga keranjang” yaitu;
21.000 Pokok Dhamma.
21.000 Pokok Dhamma.
42.000 Pokok
Dhamma
Jadi, Tipitaka = 84.000 Pokok Dhamma.
Penjelasan : 82.000 Pokok Dhamma dari
Sang Buddha langsung dan 2.000 Pokok
Dhamma dari murid-murid utama Sang
Buddha.
14. 2. Kita yakin Tipitaka karena di dalamnya
ada:
- Guru yang berhasil mencapai tujuan
- Ajaran yang membawa pada tujuan
- Siswa-siswa Sang Buddha yang telah
berhasil sampai tujuan karena
mengikuti ajaran Sang Buddha (guru)
15. o Karena Tipitaka Pali atau Pali kanon
masih terpelihara secara lengkap.
o Sang Buddha membabarkan Dhamma
kepada rakyat Magadha mengunakan
bahasa Pali dengan dialek Sudhi Magadhi
(tulisan bahasa Pali adalah Pakrit), dan
kepada para brahmana, raja, bangsawan
mengunakan bahasa Sansekerta.
16. Semasa hidupnya Sang Buddha lebih banyak
menggunakan bahasa “pāļi” dalam
mengajarkan Dhamma.
Bahasa pāļi merupakan famili bahasa
PRAKRIT, yaitu bahasa yang digunakan di
kerajaan MAGADHA.
Bahasa ini merupakan bahasa lisan bukan
bahasa tulis. Yang diturunkan dari generasi
ke generasi secara oral.
Bentuk tertulis baru ditemukan pertama kali
pada sidang agung Sangha keempat sekitar
tahun 101-77 SM. Itupun dalam tulisan
SINHALE, atau tulisan bahasa SINHALE dari
Srilanka.
17. A.Jaman Raja Asoka (250 SM)
Beliau mengutus dhamma duta ke
seluruh penjuru seperti : China, Mesir,
Yunani, Macedonia, Cyprus, Persia,
Srilanka, Afganistan dan Pakistan
Hal ini dibukukan dalam riwayat Raja
Asoka, yaitu ASOKA AVADANA
Misi ini dianggap sia sia (tidak ada
bekas yang dapat ditelusuri lagi)
Hanya di Srilanka yang membawa hasil.
18. Penyebaran Agama Buddha
A. Jaman Raja Asoka (250 SM)
• Mengutus anaknya, Bhikkhu
Mahinda dan Bhikkhuni
Sanghamitta ke Srilanka
• Pali teks masih utuh sampai
sekarang.
19. B. Tiga orang Rahib China menggambil Kitab suci di
India
1. Fa Xien (399 – 413 M) - Dynasty Jin.
Dari kota Chang’an (sekarang Xian) – Gurun
Tarim (Takla Makan) – India (Universitas
Nalanda) – pulang lewat Indonesia (Jawa)
pada saat jaman Kerajaan Tarumanegara
(tinggal selama 5 bulan) – kembali ke China
(kota Nanjing)
Kitab suci diterjemahkan ke dalam Bahasa
China (pada saat di Nalanda, rahib Fa Xien
belajar bahasa Sangsekerta)
20. 2. Xuan Zhang (629 – 645 M) - Dynasti Tang.
Cerita Tong Sam Tjong
– Berangkat dari Xian – gurun Tarim – India (Nalanda).
Pulang lewat jalan yang sama, karena di selatan ada
pemberontakan.
– Membawa 29 kereta (Sangsekerta)
3. Yi Jing (671 – 695 M) - Dynasti Tang.
Berangkat dari Xian melalui jalan selatan, mampir di
Sumatra, Jaman kerajaan Sriwijaya dan menetap 2
bulan – ke India ( Universitas Nalanda)
pada perjalanan pulang, mampir kembali di Sumatra –
kembali ke Xian.
23. C. Pada Jaman Dynasty Tang terakhir,
Raja Wu Zong (840 – 847 M).
Buddhisme di China dihancurkan.
Agama Buddha dianggap agama parasit,
karena para bhikku tidak bekerja, tetapi
kuil/vihara lebih megah dari kerajaan.
24. D. Pada jaman Raja terakhir Dynasti Chou
(954–959 M),
Raja Shih Zong.
Terjadi juga pembakaran kuil karena
banyak kuil lebih mewah dari kerajaan
dan para bhikku hidup mewah, tidak
bekerja sedangkan rakyat diperas.
25. E. Pada jaman Dynasti Moghul di India tahun
1197,
Raja Khilji Alauddin Bachtiar.
Merupakan Dynasti Islam yang
menggantikan Dynasti Asoka.
Universitas Nalanda dihancurkan dengan
dibakar karena ingin dicatat sebagai raja
yang mempunyai usaha besar dalam
sejarah.
Dengan hancurnya Universitas Nalanda
Ilmu pengetahuan mundur 1000 tahun.
28. F. Setelah abad XIII ada 3 dynasti di China yang
mengondisikan agama Buddha berkembang lagi.
1. Dynasti Yuan/Mongol (1271 – 1368)
(kekaisaran Mongolia) – dijadikan Agama Negara
2. Dynasti Ming/Han (1368 - 1644)
(Kekaisaran Han) - Kitab Suci disusun kembali
3. Dynasti Qing/Mancu (1644 – 1911)
(Kekaisaran Manchu) - Dibakar kembali
Pada Jaman Manchu ada sekelompok bhikku yang
tidak setuju dengan kebijaksanaan dynasti Mancu.
Karena memberontak Buddhisme dihancurkan
lagi oleh dynasti mancu.
29. Terjadinya pembakaran kitab kitab suci
Tripitaka bahasa Sansekerta di China
membuat Tripitaka bahasa Sansekerta
menjadi tidak lengkap, sedangkan
sumbernya di India juga sudah dihancurkan
oleh Dynasti Moghul di bawah pimpinan
Raja Khilji Alauddin Bachtiar Tahun 1197
Tipitaka bahasa Pali masih lengkap karena
penyebaran agama Buddha oleh Raja Asoka
ke Srilangka tidak mengalami gangguan
KESIMPULAN
30. G. Gunung besar yang menjadi
pusat perkembangan Mahayana
1. Gunung Wu Thai San
Guru Manjusri / Wen Su Phu Sa
Di sebelah utara China, Propinsi Shansi
2. Gunung O Mei San
Guru Samantabhadra / Pu Sen Phu Sa
Di sebelah barat China, Propinsi Sechuan
31. 3. Gunung Jiu Hua Shan
Guru Ksitigarbha / Ti Chang Wang Phu Sa
Sebelah timur China Propinsi Anhui
4. Gunung Putuo Shan
Avalokitesvara / Kwan Yin Phu Sa
Sebelah selatan China Propinsi Ceciang
/(Kepulauan Chou San)
32.
33. o Setelah Sang Buddha parinibbana
pada tahun 543 SM , 3 bulan kemudian
diadakan Sidang Agung (Konsili)
Sangha atau Sangha Samaya.
34. a. Diadakan pada tahun 543 SM, yaitu 3
bulan setelah Sang Buddha
parinibbana.
b. Berlangsung selama 2 bulan.
c. Dipimpin oleh YA.Maha Kassappa.
d. Dihadiri oleh 500 bhikkhu Arahat.
e. Sidang diadakan di Gua Sattapanni
(lereng gunung Vebhara) dekat kota
Rajagaha.
f. Disponsori oleh Raja Ajatasattu.
37. a) Menghimpun ajaran Sang Buddha
yang diajarkan kepada orang yang
berlainan, di tempat berlainan, dan
dalam waktu yang berlainan.
b) Mengulang Dhamma dan Vinaya agar
ajaran Sang Buddha tetap murni,
kuat, melebihi ajaran-ajaran yang
lainnya. Pada waktu itu ada 2
bhikkhu yang mengulang, yaitu:
1. YA.Upali mengulang Vinaya.
2. YA.Ananda mengulang Dhamma.
39. a) Sangha tidak akan menetapkan hal-hal
yang perlu dihapus dan hal-hal yang
harus dilaksanakan, juga tidak akan
menambah hal-hal yang telah ada.
b) Mengadili YA.Ananda.
c) Mengucilkan Channa sebagai
Brahmadanda.
d) Agama Buddha masih utuh.
40. a) Diadakan pada tahun 443.
b) Sidang berlangsung selama 4 bulan.
c) Dipimpin oleh YA.Revata dibantu
oleh YA.Yasa.
d) Dihadiri oleh 700 bhikkhu Arahat.
e) Sidang diadakan di Vesali.
f) Sponsornya adalah Raja Kalasoka.
41. Ini adalah gambar/foto Stupa Ananda
yang berada dikota Vesali Kerajaan
Licchavi-Vajjis. Stupa ini dibangun
sebagai penghormatan kepada
Bhikkhu Ananda atas jasa dan suri
teladannya yang diberikan kepada
Sang Buddha . Pilar ini dibangun pada
zaman Kerajaan Asoka. Bhikkhu
Ananda merupakan salah satu Siswa
Utama dari Sang Buddha.
Vesali
42. o Membahas sekelompok bhikkhu
Sangha (Mahasanghika) yang
menghendaki untuk memperlunak
Vinaya yang dianggap mereka sangat
keras akan tetapi usaha mereka
gagal. Inilah awal mula terbentuknya
aliran Mahasanghika,
43. a) Kesalahan bhikkhu-bhikkhu dari
suku Vajji yang melanggar “pacittiya”
dibicarakan, dan diakui bahwa
mereka telah melanggar Vinaya dan
700 bhikkhu Arahat menyatakan
setuju.
b. Pengulangan kembali Dhamma dan
Vinaya yang dikenal dengan “Satta
Sati” atau “Yasathera Sanghiti”
karena bhikkhu Yasa dianggap berjasa
dalam bidang pemurnian Vinaya.
44. a) Diadakan pada tahun +/- 313 SM
atau 230 tahun setelah sidang I.
b) Dipimpin oleh YA.Tissa Moggaliputta.
c) Sidang diadakan di Pataliputta/Patna.
d) Sponsornya adalah Raja Asoka dari
Suku Mauriya.
45. a) Menertibkan perbedaan pendapat
yang dapat mengakibatkan
perpecahan Sangha.
b) Memeriksa dan menyempurnakan
kitab suci Pali (memurnikan ajaran
Buddha).
c) Raja Asoka meminta agar para
bhikkhu mengadakan upacara
uposatha setiap bulan, supaya
Sangha Bhikkhu bersih dari oknum-
oknum yang bermaksud tidak baik.
46. a) Menghukum bhikkhu-bhikkhu slebor.
b) Abhidhamma diulang tersendiri oleh
YA.Maha Kassapa sehingga
lengkaplah pengertian Tipitaka yaitu
Vinaya, Sutta, dan Abhidhamma.
Jadi, Tipitaka mulai lengkap pada
konsili ke 3 ini.
c) YA.Tissa memilih 1000 bhikkhu
Sangha yang benar-benar telah
memahami ajaran Sang Buddha
untuk menghimpun ajaran tersebut
menjadi Tipitaka dan hal ini
berlangsung selama 9 bulan.
47. a) Diadakan pada masa pemerintahan
Raja Vattagamani Abhaya (101-77
SM).
b) Dipimpin oleh YA.Rakkhita
Mahatera.
c) Dihadiri oleh 500 bhikkhu Arahat
yang terpelajar.
d) Sidang diadakan di Alu vihara atau
Aloka Vihara di desa Matale
(Srilanka).
49. o Mencari penyelesaian karena melihat
terjadinya kemungkinan-kemungkinan
yang mengancam ajaran-ajaran dan
kebudayaan-kebudayaan agama Buddha
oleh pihak-pihak lain.
50. a) Mengulang Tipitaka.
b) Menyempurnakan komentar Tipitaka.
c) Menuliskan Tipitaka dan komentarnya di
atas daun lontar.
53. a) Diadakan pada tahun 1871 atau
permulaan abad ke 25 sesudah
Sang Buddha wafat.
b) Dibantu oleh Raja Mindon (Burma).
c) Kejadian yang sangat penting yaitu
Kitab Suci Tipitaka diprasastikan
pada 729 buah lempengan marmer
atau batu pualam dan diletakkan di
Pagoda Kuthodaw bukit Mandalay
(Burma).
56. a) Diadakan pada hari Vesakha Puja tahun
Buddhis 2498 dan berakhir tahun Buddhis
2500 atau tahun 1956 Masehi.
b) Diadakan di gua Passana di Rangoon.
c) Dipelopori oleh Mahasi Sayadaw dan
dibantu oleh Tipitakadhara Mingun
Sayadaw.
d) Mulai saat itu penterjemahan kitab suci
Tipitaka Pali mulai digiatkan ke dalam
beberapa bahasa asing.
57. Konsili Sangha ke VI dipimpin oleh :
Mahasi Sayadaw Tipitakadhara Mingun Sayadaw
59. TRIPITAKA
Berkembang di Cina, dibawa oleh tiga rahib
Cina, yaitu :
1. Fa xian
2. Xuan Zang diterjemahkan dari
3. Yi jing Sanskrta ke Cina
Kemudian karya terjemahan mereka
mengalami kehancuran pada masa :
1. Raja Wu tsung
2. Raja Shih tsung
Baru pada abad ke-13 raja dari dinasti Ming,
ingin mempelajari serta ingin melengkapi
kembali Tripitaka.
60. Perbedaan isi
TIPIŢAKA dengan TRIPITAKA
TIPIŢAKA
Periode yang ada
didalamnya yaitu
sesuai dari
Bodhisatta
bertekad untuk
menjadi Buddha
sampai kemudian
Beliau
merealisasi ke-
Buddhaan
TRIPITAKA
Ada lima
periode yang
berbeda, yaitu:
1. Avatamsaka
2. Agama
3. Vaipulya
4. Prajna
5. Pundarika
64. Berisikan peraturan yang ditetapkan untuk
mengatur tingkah laku dari siswa-siswa Sang
Buddha yang telah ditahbiskan sebagai bhikkhu
dan bhikkhuni.
Tujuannya adalah sebagai saran pengendalian
diri, baik dalam perbuatan maupun ucapan.
Vinaya baru ditetapkan oleh Sang Buddha
setelah 20 tahun merealisasi penerangan
sempurna.
kasus pertama berhubungan dengan Bhikkhu
Sudinna.
Berisi 21.000 pokok dhamma.
VINAYA PIŢAKA
65. 5 KITAB VINAYA
SUTTA VIBHAŃGA
1. BHIKKHU VIBHAŃGA
Pārājika 4
Sańghādisesa
Aniyata
Nissaggiya pācittiya
2. BHIKKHUNI VIBHAŃGA
* Pācittiya
* Pāţidesanīya
* Sekhiya
* Adhikaraņasamatha
* Sila untuk Bhikkhuni
68. KHANDHAKA
MAHĀVAGGA
- Ceritera Petapa Gotama mencapai penerangan
sempurna
- Kisah Sang Buddha menemukan Hukum
Paticcasamuppāda
- Tentang khotbah pertama Beliau, lalu
Anattalakkhana Sutta, serta kisah siswa-siswa
utama beliau masuk ke sangha bhikkhu.
- Mengenai cara penahbisan, hari uposattha,
penentuan vassa, pavarana, kathina, dan
penggunaan kebutuhan para bhikkhu.
69. CŪĻAVAGGA
Tentang hukuman yang harus
dilaksanakan oleh para bhikkhu jika
melanggar peraturan kecil.
Tentang sejarah Pajapati Gotami
ditahbiskan menjadi bhikkhuni pertama.
Tentang konsili sangha pertama di
Rājagaha serta konsili kedua di Vesālī.
PARIVĀRA
* tentang bagaimana vinaya bisa
terbentuk.
71. SUTTA PIŢAKA
- Merupakan khotbah yang di sampaikan
oleh Sang Buddha di berbagai tempat
dan kesempatan, serta kepada berbagai
karakter orang yang berbeda.
- Secara keseluruhan berisi tentang :
praktik dasar umat Buddha, seperti
dāna, sīla, samādhi, serta paňňa.
- Berisi 21.000 pokok dhamma.
72. 5 BAGIAN SUTTA PIŢAKA
Dīgha Nikāya
* merupakan kelompok khotbah
panjang.
* terdiri dari 3 vagga, 34 sutta.
* contoh khotbah-khotbah terkenal
dari kitab ini, yaitu :
brahmajalā sutta
mahāparinibbāna sutta
aggaňňa sutta
sigalovada sutta
73. Majjhima Nikāya
Merupakan khotbah yang panjangnya
sedang.
Terdiri dari 3 kelompok besar,
masing-masing terdiri dari 5 vagga,
dengan sutta sebanyak 152 sutta
Contoh sutta-suttanya :
rathavinīta sutta
mahākamma vibhańga sutta
kāyagatāsati sutta
74. Samyutta Nikāya
Sutta-sutta pendek yang disusun
berdasarkan topik.
Terbagi menjadi 5 vagga, yang terdiri
dari masing-masing 56 kelompok
topik, dengan 7762 sutta.
76. Khuddaka Nikāya
Terdiri dari 15 kitab, yaitu:
1. Khuddaka patha, terdiri dari 9 sutta.
2. Dhammapada, terdiri dari 423 syair.
3. Udāna, 80 uncaran dari sang Buddha.
4. Itivuttaka, 112 sutta.
5. Suttanipāta, 70 sutta.
6. Vimāna vatthu, 85 sutta.
7.Peta vatthu, 51 sutta.
8. Thera gāthā, 264
9.Therī gāthā, 73
77. 10. Jātaka , 547 cerita
11. Niddesa komentar suttanipata, serta
komentar yang disampaikan oleh bhikkhu
Sariputta.
12. Patisambhidā magga, analisis
Abhidhamma tentang konsep dan latihan
13. Apadāna, cerita kehidupan lampau 550
orang bhikkhu dan 40 bhikkhuni
14. Buddhavamsa, riwayat 25 orang Buddha
15. Cariyā piţaka, 35 cerita jataka, mengambil
tema mengenai 7 kesempurnaan (parami)
78.
79. Abhidhamma
Terdiri dari 7 buah kitab. 42.000 pokok dhamma.
Membahas kebenaran konvensional (sammuti sacca)
dan kebenaran hakikat (paramattha sacca)
Bagian Abhidhamma :
1. Dhammasańganī, mengenai proses batin dan jasmani
2. Vibhańga, merupakan penjelasan dari
dhammasańganī
3. dhātukathā, penjelasan rinci mengenai unsur-unsur
4. puggalapaňňatti, penjelasan mengenai konsep
makhluk
5. kathāvatthu, penjelasan mengenai kekeliruan
pandangan sesat
6. yamaka, tanya jawab berpasangan tentang psikologi
batin.
7. paţţhāna, penjelasan tentang 24 kondisi sebab akibat
80. SARAŅATTAYA SUTTA
Buddham saranam gacchami
Dhammam saranam gacchami
Sangham saranam gacchami
Artinya : aku berlindung kepada
Buddha
aku berlindung kepada Dhamma
aku berlindung kepada Sangha
PENJELASAN RINCI
9 SUTTA DALAM KHUDDAKA PATHA
81. Kata “berlindung” di sini bersifat aktif.
Bukan sekedar ungkapan keyakinan kita terhadap
tiga permata, namun merupakan perwujudan dari :
1. kerendahan hati kita.
2. penerimaan kita terhadap tiga permata sebagai
tuntunan praktik untuk meningkatkan kualitas
batin kita.
3. penerimaan terhadap latihan kemoralan dan
kebijaksanaan
4. penghormatan kita.
Pertama kali dibabarkan oleh Sang Buddha kepada
60 Arahat pertama dalam misi misionaris pertama
di Taman Rusa Isipatana, Benares.
82. 1. Saranattaya
Khotbah tentang Tisarana
Diajarkan pertama kali oleh Sang
Buddha sendiri kepada 60 orang
Bhikkhu Arahat murid Beliau sebelum di
persilakan menyebar ke segala penjuru
untuk membabarkan Dhamma
Khuddaka Patha
83. 2.DASA SIKKHAPADA
(10 LATIHAN KEMORALAN)
Dikhotbahkah kepada Samanera Rahula di
Vihara Jetavana, Savati, pemberian Anatha
Pindika
Samanera diberikan 10 latihan sila yaitu
Panca Sila Buddhis ditambah dengan :
- Tidak makan setelah tengah hari
- Menghindari tontonan dan musik
- Menghindari mengunakan wewangian dan
perhiasan yang bertujuan mempercantik diri
- Menghindari tidur di tempat yang mewah /
tinggi
- Tidak menerima emas dan perak (uang)
84. DASASIKKHAPADA
10 latihan untuk samanera.
Dibabarkan oleh Sang Buddha di Jetavana
Arama berkenaan dengan samanera
pertama Rahula, yang bertanya mengenai
peraturan bagi samanera.
Dalam 10 sila samanera, tidak di temukan
kata “sikkhapada” yang artinya ‘melatih diri’
seperti yang terdapat dalam 5 sila. Karena
10 sila bagi seorang samanera adalah mutlak
kemoralan yang harus dipegang teguh.
85. ISI SILA SAMANERA
1. Panatipata veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari membunuh makhluk hidup.
2. Adinnadana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari mengambil barang yang tidak diberikan.
3. Abrahmacariya veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari aktivitas seksual.
4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami
Saya berjanji ajaran untuk menahan diri dari pembicaraan yang tidak benar .
5. Suramerayamajja pamadatthana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari minuman memabukkan dan obat-obatan yang
menyebabkan kurangnya kesadaran.
6. Vikalabhojana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari makan pada waktu yang tak sesuai (yaitu, setelah
tengah hari).
7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari menari, menyanyi, musik, pergi melihat hiburan .
8. Mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari mengenakan kalung, menggunakan parfum, dan
mempercantik tubuh dengan kosmetik .
9. Uccasayana-mahasayana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari berbaring di tempat tidur mewah atau tinggi .
10. Jatarupa-rajata-patiggahana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari menerima emas dan perak (uang).
86. 3. DVATTIMSAKARA
(32 UNSUR JASMANI)
Sewaktu Bhikkhu Ananda mengunjungi Bhikkhu Giri
Manando yang sakit, Sang Buddha mengajarkan Sutta
ini agar siswanya sembuh
Jasmani terdiri dari 6 kelompok bagian :
1. Kulit, rambut kepala, bulu badan, kuku, gigi
2. Ginjal, daging, urat/otot saraf, tulang, sumsum
3. Paru-paru, jantung, lever, diafragma, limpa/pankreas
4. Otak, lambung, usus halus, usus besar, anus &
kotoran
5. Lemak, empedu, lendir, nanah, darah, keringat
6. Air Seni, air mata, minyak kulit (penyebab jerawat),
ludah, ingus, minyak persendian,
87. DVATIMSAKARA
Mengenai perenungan terhadap 32
unsur badan jasmani.
Dibabarkan Sang Buddha di Jetavana
kepada Bhikkhu Ananda berkenaan
dengan Bhikkhu Girimando yang
menderita sakit parah.
Tujuan dari perenungan 32 unsur
jasmani ini adalah untuk mengurangi
kadar kemelekatan kita terhadap
badan jasmani ini.
88. 6 KELOMPOK BESAR JASMANI
1. Kulit
rambut, bulu badan, kuku, gigi, kulit.
2. Ginjal
daging, otot syaraf, tulang, sumsum tulang, ginjal.
3. Paru-paru
jantung, lever, diafragma, pankreas, paru-paru
4. Otak
lambung, usus halus, usus besar, anus dan kotoran,
otak.
5. Lemak
empedu, lendir, nanah, keringat, lemak.
6. Air seni
air mata, minyak kulit, ludah, ingus, minyak sendi,
air seni.
89. 4. KUMARA PANHA
Sopaka (7 Thn) dibuang ayah tirinya di kuburan
Dari Savathi Sang Buddha datang menenangkan
& membawa Sopaka ke Vihara
Ketika dikunjungi ibunya, Sang Buddha
memberikan 10 pertanyaan kecil untuk
menunjukkan bahwa Sopaka sudah Ariya
Apa yang 1 Sopaka ?
Semua mahkluk hidup karena makanan (Ahara)
(Kavalinkahara, Phassahara,
Manosancetanahara, Vinnanahara)
Apa yang 2 ? Batin & Jasmani (Nama & Rupa)
Apa yang 3 ? 3 Jenis Vedana (senang, tidak &
netral)
90. Apa yang 4 ? 4 Kebenaran Mulia
5 ? 5 Kemelekatan (Pancupaddana Khanda)
Kemelekatan masing masing terhadap 4 Nama
dan 1 Rupa
6 ? 6 Landasan Indera
7 ? 7 Bojhanga (Sati, Dhammavicayo, Viriya,
Piti, Pasadhi, Samadhi dan Upekkha)
8 ? 8 Magganga (Jalan mulia berunsur 8)
9 ? 9 Tempat kediaman semua mahkluk
(Sattavasa Bumi 9)
10 ? 10 Kekuatan yang dimiliki seorang Arahat
(Asekha Dhamma) yaitu JMB8 + Vimutti
(Kebebasan) + Asavakkhaya Nana
(Pengetahuan penghancur Asava)
91. KUMARA PAŇHA
10 pertanyaan untuk anak kecil.
Di babarkan Sang Buddha kepada Sopaka di Savatthi.
Isi pertanyaannya :
1. apa yang satu itu?
2. apa yang dua itu?
3. apa yang tiga itu?
4. apa yang empat itu?
5. apa yang lima itu?
6. apa yang enam itu?
7. apa yang tujuh itu?
8. apa yang delapan itu?
9. apa yang sembilan itu?
10. apa yang sepuluh itu?
92. Jawaban pertama
Semua makhluk hidup karena makanan.
Ada 4 jenis makanan :
1. makanan biasa
2. kontak
3. kehendak
4. kesadaran
Ke empat jenis makanan ini
mengondisikan keberlangsungan.
93. Jawaban kedua
Semua makhluk memiliki batin dan jasmani.
Batin jasmani yang terdiri dari perpaduan ini
selalu dalam keadaan berproses dan tidak
kekal.
Jasmani : unsur padat, cair, panas, gerak
bayi-balita-anak-anak-remaja-dewasa-tua-
mayat
Batin : perasaan, pencerapan, faktor-faktor
mental, kesadaran. Contoh: sedih-senang,
pikiran baik-pikiran buruk, tadi ingat-
sekarang lupa.
94. Jawaban ketiga
Adanya tiga jenis perasaan, yaitu
menyenangkan, tidak menyenangkan, dan
netral.
Perasaan timbul karena indera kontak
dengan objeknya.
Jika kita tidak waspada maka akan timbul
lobha, dosa, moha
95. Jawaban keempat
Empat kebenaran mulia.
Adanya dukkha, lahir, tua, sakit,
mati, dll.
Adanya sebab dari dukkha, yaitu
tanha, atau keinginan rendah
Adanya terhentinya dukkha, yaitu
nibbana
Adanya jalan menuju terhentinya
dukkha, yaitu jalan mulia berunsur
delapan.
96. Jawaban kelima
Kemelekatan terhadap lima
kelompok kehidupan, yaitu:
- Kelompok jasmani
- Kelompok perasaan
- Kelompok pencerapan
- Kelompok faktor-faktor mental
- Kelompok kesadaran
Kemelekatan ini dapat menyebabkan
kita terus terbelenggu oleh dukkha.
97. Jawaban keenam
Adanya enam landasan indera.
Landasan indera adalah tempat timbulnya
kesadaran.
Mata retina
hidung syaraf olfaktori
lidah papila
telinga gendang telinga
jasmani seluruh jasmani
pikiran hadaya vatthu
98. Jawaban ketujuh
7 faktor penerangan sempurna yang jika
dilatih dengan tekun akan membawa kita
pada perealisasian Nibbana.
1. perhatian benar
2. penyelidikan dhamma
3. semangat
4. kegiuran
5. ketenangan
6. konsentrasi
7. keseimbangan batin
99. Jawaban kedelapan
Delapan unsur jalan mulia. yang terbagi
menjadi 3 kelompok, yaitu sila, samadhi, paňňā
Digunakan untuk mengikis lobha, dosa, moha
dari kadar yang kasar, sedang sampai halus.
Ke delapan faktor tersebut, yaitu:
1. pengertian benar
2. pikiran benar
3. ucapan benar
4. perbuatan benar
5. matapencaharian/penghidupan benar
6. daya upaya benar
7. pehatian benar
8. konsentrasi benar
100. Jawaban kesembilan
9 alam kehidupan makhluk.
Jawaban kesepuluh
10 faktor yang dimiliki oleh seorang arahat,
yaitu:
- 8 unsur jalan mulia
- 1 unsur pembebasan
- 1 asavakkhaya.
101. Dibabarkan oleh Sang Buddha kepada
seorang deva di Jetavana Arama berkenaan
pertanyaan deva mengenai apa itu berkah
utama.
Sang Buddha menjelaskan mengenai 38
berkah utama yang sesungguhnya.
Kesimpulannya, jika kita praktik dhamma
dan hal-hal yang baik lainnya, maka dalam
hidup ini kita tidak akan kekurangan berkah.
MAŃGALA SUTTA
102. 5. MANGALA SUTTA
(Sutta Tentang 38 Berkah Utama)
Bait I
Buddha ditanya: Apakah Berkah2 tertinggi dalam kehidupan?
Yang Terberkahi menjawab: Berkah-Berkah Tertinggi adalah:
Bait II
1. Asevanā ca bālānaṃ: Tidak bergaul dgn orang-orang dungu.
2. Panḍitānañ ca seyanā: Bergaul dengan yang bijaksana.
3. Pūjā ca pūjanīyānaṃ: Menghormati mereka yg patut
dihormati.
Bait III
4. Patirūpadesavāso: Tempat tinggal di lingkungan yang sesuai.
5. Pubbe ca katapuññatā: Berkat jasa kebajikan di masa lalu.
6. Attasammāpaṇidhi: Pikiran seseorang diarahkan dengan
benar.
103. Bait IV
7. Bahusaccañ: Banyak pengetahuan.
8. Bahusippañ: Keahlian dalam pekerjaan seseorang.
9. Vinayo ca susikkhito: Disiplin moral yg telah dipelajari dgn baik.
10. Subhāsitā ca yā vācā: Ucapan yang ramah tamah.
Bait V
11. Mātāpitu upaṭṭhānaṃ: Memberi sokongan kepada orang tua.
12. Puttadārassa saṅgaho: Menyayangi istri dan anak-anak.
13. Anākulā ca kammantā: Melakukan bisnis yang damai dan
bebas dari konflik-konflik (masalah).
Bait VI
14. Dāna: Tindakan berdana.
15. Dhammacariyā: Perilaku sesuai dengan Dhamma.
16. Nātakānañ ca saṅgaho: Membantu kerabat-kerabatnya.
17. Anavajjāni kammāni: Perbuatan tanpa cela.
104. Bait VII
18. Ārati pāpā: Menghindari kejahatan.
19. Virati pāpā: Tidak melakukan kejahatan.
20. Majjapānā ca saññamo: Menhindari minuman memabukkan.
21. Appamādo ca dhammesu: Tekun menjalankan Dhamma.
Bait VIII
22. Gāravo: Rasa hormat.
23. Nivāto: Kerendahan hati.
24. Santuṭṭhi: Kepuasan hati.
25. Kataññutā: Berterima kasih.
26. Kālena dhammasavanaṃ: Mendengar Dhamma di wkt yg tepat
Bait IX
27. Khantī: Kesabaran
28. Sovacassatā: Sifat penurut ketika dikoreksi.
29. Samaṇānañ ca dassanaṃ: Bertemu (melihat) para Bhikkhu.
30. Kālena dhammasākacchā: Berdiskusi Dhamma di waktu
yg tepat.
105. Bait X
31. Tapo: Pengendalian diri yang giat.
32. Brahmacariyā: Kehidupan suci dan tanpa noda.
33. Ariyasaccāna dassanaṃ: Pandangan terang terhadap
Kebenaran- kebenaran Mulia.
34. Nibbāna sacchikiriyā: Realisasi Nibbāna.
Bait XI
35. Phuṭṭhassa lokadhammehi cittaṃ yassa na kampati: Pikiran
yang tak tergoyahkan oleh pasang surut kehidupan.
36. Asokaṃ: Kebebasan dari duka.
37. Virajaṃ: Kebebasan dari noda hawa nafsu.
38. Khemaṃ: Perlindungan sempurna.
Bait XII
Etādisāni katvāna sabbattham-aparājitā sabbattha sotthiṃ
gacchanti:
Mereka yang telah berlaku dengan cara ini tidak dapat
dikalahkan dan selalu hidup dalam keselamatan.
29 Pertama adalah berkah untuk umat awam
9 yang terakhir adalah berkah milik para Ariya
106. 6. RATANA SUTTA
Terjadi di Kota Vesali pada Kerajaan Lichavi yang
dilanda 3 bencana : kelaparan, mahkluk halus dan
penyakit
Sutta pertama dari Cula Vagga, Sutta Nipata dan ke
enam dari Khuddaka Patha
Setelah melihat moral Suku Lichavi yang terampil
dalam 5 sila, Sang Buddha memutuskan menolong
masyarakat Lichavi
Sang Buddha mengajarkan Ratana Sutta yang
berupa “Pernyataan Kebenaran” kepada Bhikkhu
Ananda
Disertai 500 bhikkhu Arahat, Bhikkhu Ananda
membaca Ratana Sutta dan memerciki air di kota
Vesali sehingga turun hujan besar yang menyapu
bangkai-bangkai dan akhirnya para Dewa datang
107. RATANA SUTTA
Khotbah mengenai keluhuran dari tiga
permata.
Dikhotbahkan oleh Sang Buddha di Vesali,
kepada Bhikkhu Ananda. Karena 3 bencana
melanda Vesali, yaitu :
- bencana kelaparan,
- bencana hantu kelaparan,
- serta wabah penyakit
yang awalnya disebabkan karena
kekeringan.
108. 7. TIROKUDDA SUTTA
(Khotbah di luar dingding)
92 Kappa yang lalu, Kasi, Raja Jasena & Ratu
Sirimaya adalah orang tua Samma Sambuddha
Phussa
3 Adik tiri pura-pura berperang agar dapat melayani
Buddha Phussa (7 thn s/d 3 bulan)
Sekelompok koruptor makanan, yang juga
membakar ruangannya (92 kalpa di alam apaya)
Masa SSB Kassapa, mereka menjadi Peta yang
diberitahu kelak muncul SSB Gotama dengan Raja
Bimbisara sebagai keluarga yang berdana
3 Pangeran -> 3 Petapa berambut kusut di
Gayasisa, Pejabat negri -> Raja Bimbisara
109. TIROKUDDA SUTTA
Khotbah mengenai pelimpahan jasa
kepada sanak keluarga yang telah
meninggal yang terlahir sebagai peta.
Dibabarkan oleh sang Buddha kepada
Raja Bimbisara di Rajagaha.
Istilah pattidana
- Patti artinya jasa
- Dana artinya berbagi.
110. Jaman Raja Bimbisara
Undangan makan -> Raja tidak melakukan
pelimpahan jasa tetapi berpikir “dimana yang
Terberkahi akan tinggal?”
Para Peta marah, Raja lalu diberitahu tentang
berdana dan Pattidana
Raja diperlihatkan ketika para Peta terlihat
mandi dan minum dari kolam dengan tubuh yang
keemasan. Setelah Raja berdana Catupaccaya
Sang Buddha berkata :
“Tidak ada pemberi yang pernah kekurangan
buah”
Bagaikan Air hujan yang tercurah dari bukit
ke lembah yang kosong akan mengisi sungai
dan mengalir terus ke lautan
111. 8. NIDHIKHANDA SUTTA
(KHOTBAH PENYIMPANAN HARTA)
Di Savatti, pemilik tanah yang kaya dan jujur, tidak
tamak
Sewaktu berdana kepada rombongan bhikkhu yang
dipimpin oleh SSB Gotama, ia dipanggil Raja. Ia
menolak dengan berkata “ Pergilah sekarang
Sahabat, saya akan datang nanti, sekarang ini saya
sedang sibuk menyimpan harta”
Sotapanna ini lalu diberi selamat oleh Raja: “Bagus
perumah tangga, bagus, bahwa kalian menyimpan
simpanan harta yang tidak dapat dibawa lari oleh
orang-orang sepertiku, Semua diperoleh dari
akibat jasa kebajikan”.
Nidhikhanda Sutta sering dipakai untuk
pemberkahan
112. NIDHIKANDA SUTTA
Khotbah mengenai penimbunan harta sejati.
Dikhotbahkan oleh Sang Buddha mengenai
orang-orang yang dulu suka menyimpan harta
benda mereka di dalam sumur, lubang, dan lain
sebagainya.
Walau disimpan bagaimanapun juga harta
tersebut bukanlah harta sejati kita.
Harta kita yang paling sejati adalah jasa
perbuatan baik kita yang dapat menjamin
kebahagiaan duniawi serta membawa kita pada
perealisasian Nibbana.
113. 9. METTA SUTTA
(KHOTBAH TENTANG CINTA KASIH)
Di Savatthi sebelum masa Vassa, Sang Buddha
mengajar meditasi :
Yang penuh nafsu -> 11 Asubha
Pembenci -> Brahma Vihara (Metta)
Bodoh -> Objek kewaspadaan akan kematian
Pikiran spekulatif -> Nafas, tanah
Bakti -> Renungan (Buddhanussati)
Cerdas -> Definisi 4 unsur
114. METTA SUTTA
Khotbah tentang cinta kasih universal.
Dibabarkan oleh Sang Buddha kepada 500
orang bhikkhu yang hendak bermeditasi di
sebuah hutan, namun mereka diganggu oleh
makhluk halus.
Bukan saja mengajarkan bagaimana
memancarkan cinta kasih kepada semua
makhluk tanpa pilih kasih, melainkan juga
dapat dijadikan dasar landasan bagi
pencapaian Jhana.
115. Diundang masyarakat untuk Vassa 3 bulan
Para bhikkhu mempersiapkan tempat tinggal
dalam hutan dan setiap waktu memukul balok
kayu untuk mengetahui waktu
Para Dewa mengungsi spt rumah disita Raja
“Kapan mereka pergi ?” 3 Bulan ? Wah…
Mengganggu dengan: bentuk, mahkluk tanpa
kepala & sebaliknya, suara seram , bau busuk,
sehingga para bhikkhu tidak dapat
berkonsentrasi
Akhirnya, berkomunikasi dengan Sang Buddha
Kemudian Sang Buddha mengajarkan Sutta ini
kepada para bhikkhu tersebut