SlideShare a Scribd company logo
[object Object]
Aku  berlindung kepada Buddha.Aku  berlindung kepada DhammaAku  berlindung kepada Sangha
Awal dari segala sesuatu tentang Agama Buddha dan pemikiran Sudarta Gotama dan kitab-kitab yang berkembang sari sang guru.
Sumber utama ajaran Buddha ialah kitab Tripitaka (tri=tiga, Pitaka=keranjang). Sesungguhnya kitab ini berisi kumpulan ceramah keterangan perumpamaan dan percakapan Buddha dengan muridnya dan pengikutnya. Jadi kitab ini bukan saja memuat perkataan sang Buddha akan tetapi juga pendapat daripada muridnya. Oleh para muridnya ajaran-ajaran keagamaan itu kemudian dipilah menjadi 3 kelompok utama yang disebut dengan ‘Vinaya Pitaka’, Sutra Pitaka ‘, Abidharma Pitaka’,yang masing-masing terbagi lagi dalam beberapa buah kitab.
Kitab Tripitaka
Kitab Vinaya Pitaka
Pengertian Vinayana
Vinayana berarti Peraturan, Disiplin atau Tatatertib. Kata Vinaya sendiri berarti melenyapkan, manghapuskan, memusnahkan, menghilangkan dalam hal ini segala tingkahlaku yang halangi kemajuan dalam jalan pelaksanaan. Dharma : atau sesuatu yang membimbing keluar (dari Dukkha).
Dharma dan Vinaya ( gabungan kedua nya  disebut dengan Budhasasana) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Dhamma tampa Vinayana akan merupakan ajaran yang tidak menunjukan awal atau permulaan untuk dilaksanakan. Sebaliknya Vinayana tampa Dhamma akan merupakan formalisme kosong, suatu disiplin yang hanya menghasilkan sedikit buah atau kemajuan.
Dua Jenis Vinayana
Vinaya tidak hanya diartikan sebagai peraturan yang berhubungan dengan kebikhuan saja memang Vinaya Pitaka berisikkan peraturan latihan, larangan, yang diperbolehkan dan ketentuan yang mengatur kehidupan  Bhikkhu, namun dikenal juga Vinaya untuk umat beragama atau dikenal sebagai upasaka-upasika. Vinayana untuk umat berkeluarga adalah Pancasila dan pengertian lebih luas sigalovada sutta disebut pula “gihi vinaya “(vinaya untuk umat berkeluarga).
Terdapat perbedaan antara sila umat berkeluarga dengan bhikkhu. Sila untuk umat berkeluarga bersifat moral semata-mata dan digolongkan dengan patisila. Bagi para bhikkhu selain sila bersifat sila moral juga ada sila khusus untuk cara hidupnya dan sila ini digolongkan kedalam sila Pannati-sila. Para bhikkhu dan umat berkeluarga harus menaati Vinaya atau sila secara murni dan tidak terjatuh dalam pelanggaran.
Isi  Kitab Vinayana Pitaka
Suttavibangga
Kitab ini berisi peraturan-peraturan mencakup delapan jenis pelanggaran diantaranta ada empat hal pelanggaran yang menyebabkan bhikkhu dan bhikkhuni dikelurkan dari Sangha. Pelanggaran ini meliputi pelanggaran seks, pencurian, pembunuhan, dan pembujukan untuk bunuh diri, kesombongan palsu akan kemampuan ghaib diri sendiri. Aturan-aturan ini berjumlah 227. Seluruhnya sama dengan pati mokkha yang di bacakan pada pertemuan Uphosata dari Sangha. Bagian ini dilanjutkan dengan Bhikkhuni-suttavibangga, suatu rangkaian aturan untuk para bhikhuni.

More Related Content

What's hot

4006 8592-1-sm
4006 8592-1-sm4006 8592-1-sm
4006 8592-1-sm
rangganurjaman
 
Perbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusri
Perbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusriPerbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusri
Perbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusri
Yusri Mohamad Ramli
 
04. pendidikan agama hindu (a)
04. pendidikan agama hindu (a)04. pendidikan agama hindu (a)
04. pendidikan agama hindu (a)
eli priyatna laidan
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religioguestddfd0f
 
Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)
Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)
Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)
Wayan Martino
 
Presentasi agama
Presentasi agamaPresentasi agama
Presentasi agama
Triana Gst Agung
 
Materi MK YOGA
Materi MK YOGAMateri MK YOGA
1.1 khudakka nikaya
1.1 khudakka nikaya1.1 khudakka nikaya
1.1 khudakka nikaya
Suharno M.Pd.B
 
Agama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hinduAgama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hindudimas_aria
 
Buddha avatara
Buddha avataraBuddha avatara
Buddha avatara
Ngarayana ナㇻヤナ
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budhanichira
 
Penjelasan tentang Agama Hindu
Penjelasan tentang Agama HinduPenjelasan tentang Agama Hindu
Penjelasan tentang Agama Hindu
Vivi Silvia
 
Ahlak tasawuf
Ahlak tasawufAhlak tasawuf
Ahlak tasawuf
Andi Uli
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
Operator Warnet Vast Raha
 
Agama buddha di indonesia
Agama buddha di indonesiaAgama buddha di indonesia
Agama buddha di indonesiaAlvin Tanuji
 
Melihat kedalam
Melihat kedalamMelihat kedalam
Melihat kedalam
Ruby Santamoko
 
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha 45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
STAB dharma widya
 
Masa pembabaran dhamma sang buddha
Masa pembabaran dhamma sang buddhaMasa pembabaran dhamma sang buddha
Masa pembabaran dhamma sang buddha
STAB dharma widya
 
Filsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatisme
Filsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatismeFilsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatisme
Filsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatisme
RaynorFigo
 
Agama hindu dan budha
Agama hindu dan budhaAgama hindu dan budha
Agama hindu dan budha
Ikhsan Nasrullah
 

What's hot (20)

4006 8592-1-sm
4006 8592-1-sm4006 8592-1-sm
4006 8592-1-sm
 
Perbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusri
Perbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusriPerbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusri
Perbandingan islam dan agama bukan ahli kitab ust yusri
 
04. pendidikan agama hindu (a)
04. pendidikan agama hindu (a)04. pendidikan agama hindu (a)
04. pendidikan agama hindu (a)
 
Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
 
Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)
Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)
Astha brata (Kepemimpinan dalam Hindu)
 
Presentasi agama
Presentasi agamaPresentasi agama
Presentasi agama
 
Materi MK YOGA
Materi MK YOGAMateri MK YOGA
Materi MK YOGA
 
1.1 khudakka nikaya
1.1 khudakka nikaya1.1 khudakka nikaya
1.1 khudakka nikaya
 
Agama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hinduAgama dan kesehatan hindu
Agama dan kesehatan hindu
 
Buddha avatara
Buddha avataraBuddha avatara
Buddha avatara
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budha
 
Penjelasan tentang Agama Hindu
Penjelasan tentang Agama HinduPenjelasan tentang Agama Hindu
Penjelasan tentang Agama Hindu
 
Ahlak tasawuf
Ahlak tasawufAhlak tasawuf
Ahlak tasawuf
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
 
Agama buddha di indonesia
Agama buddha di indonesiaAgama buddha di indonesia
Agama buddha di indonesia
 
Melihat kedalam
Melihat kedalamMelihat kedalam
Melihat kedalam
 
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha 45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
45 tahun masa pembabaran dhamma sang buddha
 
Masa pembabaran dhamma sang buddha
Masa pembabaran dhamma sang buddhaMasa pembabaran dhamma sang buddha
Masa pembabaran dhamma sang buddha
 
Filsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatisme
Filsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatismeFilsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatisme
Filsafat olahraga, filsafat timur dan pragmatisme
 
Agama hindu dan budha
Agama hindu dan budhaAgama hindu dan budha
Agama hindu dan budha
 

Similar to Budhisme kitab suci

Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religioguestddfd0f
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
Thomas Mon
 
Bab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun IndiaBab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun India
wan arizwnb
 
Bab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun IndiaBab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun India
ninawariz
 
Jataka 1
Jataka 1Jataka 1
Jataka 1
ArtikelBuddhis
 
Pengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta NikayaPengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta Nikaya
Suharno M.Pd.B
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
Emilia Wati
 
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptxNaistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
putusrimarselinawati
 
Pengertian agama budha
Pengertian agama budhaPengertian agama budha
Pengertian agama budha
setyorini12
 
upacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddhaupacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddha
Ruby Santamoko
 
Lahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddhaLahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddha
Rachellita Elizania
 
Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1
ajisz
 
Moral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduismeMoral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduisme
Tiv Sam
 
Tamadun india
Tamadun indiaTamadun india
Tamadun india
Najiy Roslan
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Ikhtisar tipitaka
Ikhtisar tipitakaIkhtisar tipitaka
Ikhtisar tipitaka
Ruby Santamoko
 
Kriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptxKriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptx
BudimanRakasidihSoet
 
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
arsyakeyla09
 
Konsep Agama Budha
Konsep Agama BudhaKonsep Agama Budha
Konsep Agama Budha
pjj_kemenkes
 

Similar to Budhisme kitab suci (20)

Tugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi ReligioTugas Presentasi Religio
Tugas Presentasi Religio
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
 
Bab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun IndiaBab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun India
 
Bab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun IndiaBab 4 Tamadun India
Bab 4 Tamadun India
 
Jataka 1
Jataka 1Jataka 1
Jataka 1
 
Pengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta NikayaPengantar samyutta Nikaya
Pengantar samyutta Nikaya
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHAPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA BUDDHA
 
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptxNaistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
Naistika Darsana Filsafat Hindu_marselina.pptx
 
Pengertian agama budha
Pengertian agama budhaPengertian agama budha
Pengertian agama budha
 
upacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddhaupacara dalam agama buddha
upacara dalam agama buddha
 
Hinduisme abdul
Hinduisme abdulHinduisme abdul
Hinduisme abdul
 
Lahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddhaLahirnya agama hindu buddha
Lahirnya agama hindu buddha
 
Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1Ppt filsafat sesi 1
Ppt filsafat sesi 1
 
Moral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduismeMoral buddhisme & hinduisme
Moral buddhisme & hinduisme
 
Tamadun india
Tamadun indiaTamadun india
Tamadun india
 
Agama budha
Agama budhaAgama budha
Agama budha
 
Ikhtisar tipitaka
Ikhtisar tipitakaIkhtisar tipitaka
Ikhtisar tipitaka
 
Kriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptxKriteria gama Buddha.pptx
Kriteria gama Buddha.pptx
 
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
181103143-LAHIR-DAN-BERKEMBANGNYA-HINDU-BUDDHA-DI-INDONESIA-ppt.ppt
 
Konsep Agama Budha
Konsep Agama BudhaKonsep Agama Budha
Konsep Agama Budha
 

Budhisme kitab suci

  • 1.
  • 2. Aku berlindung kepada Buddha.Aku berlindung kepada DhammaAku berlindung kepada Sangha
  • 3. Awal dari segala sesuatu tentang Agama Buddha dan pemikiran Sudarta Gotama dan kitab-kitab yang berkembang sari sang guru.
  • 4. Sumber utama ajaran Buddha ialah kitab Tripitaka (tri=tiga, Pitaka=keranjang). Sesungguhnya kitab ini berisi kumpulan ceramah keterangan perumpamaan dan percakapan Buddha dengan muridnya dan pengikutnya. Jadi kitab ini bukan saja memuat perkataan sang Buddha akan tetapi juga pendapat daripada muridnya. Oleh para muridnya ajaran-ajaran keagamaan itu kemudian dipilah menjadi 3 kelompok utama yang disebut dengan ‘Vinaya Pitaka’, Sutra Pitaka ‘, Abidharma Pitaka’,yang masing-masing terbagi lagi dalam beberapa buah kitab.
  • 8. Vinayana berarti Peraturan, Disiplin atau Tatatertib. Kata Vinaya sendiri berarti melenyapkan, manghapuskan, memusnahkan, menghilangkan dalam hal ini segala tingkahlaku yang halangi kemajuan dalam jalan pelaksanaan. Dharma : atau sesuatu yang membimbing keluar (dari Dukkha).
  • 9. Dharma dan Vinaya ( gabungan kedua nya disebut dengan Budhasasana) merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Dhamma tampa Vinayana akan merupakan ajaran yang tidak menunjukan awal atau permulaan untuk dilaksanakan. Sebaliknya Vinayana tampa Dhamma akan merupakan formalisme kosong, suatu disiplin yang hanya menghasilkan sedikit buah atau kemajuan.
  • 11. Vinaya tidak hanya diartikan sebagai peraturan yang berhubungan dengan kebikhuan saja memang Vinaya Pitaka berisikkan peraturan latihan, larangan, yang diperbolehkan dan ketentuan yang mengatur kehidupan Bhikkhu, namun dikenal juga Vinaya untuk umat beragama atau dikenal sebagai upasaka-upasika. Vinayana untuk umat berkeluarga adalah Pancasila dan pengertian lebih luas sigalovada sutta disebut pula “gihi vinaya “(vinaya untuk umat berkeluarga).
  • 12. Terdapat perbedaan antara sila umat berkeluarga dengan bhikkhu. Sila untuk umat berkeluarga bersifat moral semata-mata dan digolongkan dengan patisila. Bagi para bhikkhu selain sila bersifat sila moral juga ada sila khusus untuk cara hidupnya dan sila ini digolongkan kedalam sila Pannati-sila. Para bhikkhu dan umat berkeluarga harus menaati Vinaya atau sila secara murni dan tidak terjatuh dalam pelanggaran.
  • 13. Isi Kitab Vinayana Pitaka
  • 15. Kitab ini berisi peraturan-peraturan mencakup delapan jenis pelanggaran diantaranta ada empat hal pelanggaran yang menyebabkan bhikkhu dan bhikkhuni dikelurkan dari Sangha. Pelanggaran ini meliputi pelanggaran seks, pencurian, pembunuhan, dan pembujukan untuk bunuh diri, kesombongan palsu akan kemampuan ghaib diri sendiri. Aturan-aturan ini berjumlah 227. Seluruhnya sama dengan pati mokkha yang di bacakan pada pertemuan Uphosata dari Sangha. Bagian ini dilanjutkan dengan Bhikkhuni-suttavibangga, suatu rangkaian aturan untuk para bhikhuni.
  • 17. Kitab ini berisi berisi peraturan dan uraian tentang upacara panahbisan bhikkhu dan bhikkhuni antara lain penerimaan bhikkhu dan pelanggaranya.
  • 18. Pembagian seri tersebut adalah sebagai berikut:
  • 21. Pertemuan Uposatha dan pengucapan pattimokkha
  • 22. Tempat tinggal selama musim hujan(vassa)
  • 23. Upacara penutupan musim hujan(pavarana)
  • 24. Aturan untuk menggunakan pakaian dan perabot hidup
  • 27. Bahan jubah, aturan tidur atau aturan bikhu yang sedang sakit
  • 31. Aturan aturan-aturan untuk menangani pelangaran-pelangaran yang dihadapkan pada Sangha (bagian I)
  • 32. Aturan aturan-aturan untuk menangani pelangaran-pelangaran yang dihadapkan pada Sangha (bagian II)
  • 34. Aturan-aturan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.
  • 35. Berbagai aturan untuk mandi, berpakaian, dan hal yang sama dengan hal tersebut
  • 38. Perlakuan terhadap berbagai golongan bhikkhu dan kewajiban terhadap guru samanera
  • 40. Pentahbisan dan petunjuk bagi para bhikkhuni
  • 41. Sejarah Sidang Agung pertama di Rajagaha.
  • 42. Sejarah Sidang Agung kedua di Vesali
  • 44. Kitab ini berisi ringkasan dan pengelompokan peratuaran Vinaya yang disusun dalam Tanya jawab untuk dipakai dalam pengajaran dan pelaksanaan ujian. Aturan dalam suttavibangga dan khandakha-khandakha disertai cerita-cerita mengenai terjadinya aturan itu.
  • 45. Beberapa diantaranya benar-benar formal, yang semata-mata menunjukan bahwa sekelompok bhikkhu telah melakukan pelanggaran atau mengikuti kebiasaan tertentu yang karenanya Sang Buddha menetapkan suatu keputusan.
  • 46. Aturan-aturan penerimaan dalam Sangha didahului oleh cerita mengenai kejadian setelah mencapai penerangan, awal pembabaran Dhamma dan penerimaan siswa-siswa pertama. Cerita mengenai Rahula diberikan sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk penerimaan, dan aturan-aturan mengenai perpecahan adalah cerita komplotan Devedatta.
  • 48. Kitab ini memuat uraian-uraian tentang cara hidup yang berguna,baik untuk para bhikkhu, bhikkhuni maupun umat Buddha lainya. Ia sendiri terdiri dari 5 kumpulan kitab yaitu: Dighanikaya,Majjhimanikaya, Angutaranikaya, Samyutanukaya dan Khuddakanikaya.
  • 50. Kitab ini terdiri dari 34 sutra yang panjang uraianya yang memuat sebagi berikut:
  • 51. Ada 62 pandangan yang salah yang harus dihindari
  • 53. Pedoman-pedoman penting bagi umat Buddha untuk kehidupan sehari-hari
  • 55. Kisah tentang hari-hari terakhir sang Buddha.
  • 57. Kitab ini berisi tentang khotbah-khotbah Buddha yang terurai dalam 152 sutra.
  • 59. Kitab ini terdiri dari 9557 sutra.
  • 61. Kitab ini terdiri dari 7762 sutra.
  • 63. Kitab ini terdiri dari 15 kitab, yang tidak hanya memuat perkataan Buddha melainkan juga ucapan dari para Thera. Diantara kitab ini adalah kitab dhamma yang menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Buddha. Buku ini ada 423 Syair yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Beberapa Syair berisi riwayat hidup para Thera atas pembebasan yang telah mereka capai.
  • 65. Kitab ini adalah bagian ketiga dari Tripitaka yang memuat tentang filsafat Buddha Dharma yang disusun secara analitis yang mencakup beberapa bidang ilmu seperti ilmu jiwa, logika, etika, dan meta fisik.
  • 66. Kitab ini terdiri dari tujuh kitab yaitu
  • 73.
  • 75. Dalam bahasa sangsekerta catur=empat, arya= kesunyatan, satyani= mulia.
  • 76. Jadi makna dari catur arya satyani adalah empat kesunyatan manusia yang mulia.
  • 78. Kesunyataan Mulia tentang Dukkha (dukkha ariya satya)
  • 79. Hidup dalam bentuk dan kondisi apapun adalah Dukkha (penderitaan),
  • 80. - Lahir, sakit, tua dan mati adalah Dukkha
  • 81. - Berhubungan dengan yang tidak kita sukai adalah Dukkha
  • 82. - Ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi adalah Dukkha
  • 83. - Tidak mendapatkan yang kita inginkan juga merupakan Dukkha
  • 84. - Masih memiliki Lima khanda adalah Dukkha.
  • 85. Dalam catur arya satyani dukkkha ada tiga macam yaitu
  • 86. Dukkha sebagai dukkha-dukkha yaitu penderitaan biasa yang di alami misalnya perisiwa lahir, usia tua, berpisah dengan sesuatu yang diintai dan sebagainya.
  • 87. Dukkha sebagai vivarmamadukkha yaitu akibat terjadinya perubahan-perubahan(fisik, mental dan lain-lan).
  • 88. Dukkha sebagai sankharadukkha yaitu akibat kebergantungan yang satu dan yang lain.
  • 89. Asal Mula Dukkha (dukkha samudaya ariya satya)
  • 90. Sumber dari penderitaan adalah tanhä, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram. Orang yang pasrah kepada tanhä sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya.Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam. Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanhä semakin keras tanhä itu mencengkeramnya. Dikenal tiga macam tanhä, yaitu
  • 91. 1. Kämatanhä : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
  • 97.
  • 98. Jalan-nya adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangika Magga)Disebut ‘Mulia’ karena bila dilaksanakan, maka akan menuntun seseorang ke kehidupan yang mulia; Disebut ‘Berunsur Delapan’, karena terdiri dari Delapan Unsur, Disebut ‘Jalan’, karena seperti jalan pada umumnya, akan menuntun seseorang dari satu tempat ke tempat lain, dengan hal ini dari Samsara ke Nibbana. Delapan Jalan Utama (Jalan Mulia Berunsur Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu :Wisdom (Paññā)1. Pengertian Benar (sammä-ditthi) Right view2. Pikiran Benar (sammä-sankappa) Right intentionSila 3. Ucapan Benar (sammä-väcä) Right speech4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta) Right action5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva) Right livelihoodSamädhi 6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma) Right effort7. Perhatian Benar (sammä-sati) Right mindfulness8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi) Right concentration
  • 99. Lenyapnya Dukkha (dukkha nirodha ariya satya)
  • 100. Kalau tanhä dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali, Sang Buddha dengan jelas dan tegas mengajar kita, bahwa kita dapat bebas dari penderitaan dan mencapai kebebasan dan kebahagiaan Nibbana. Istilah Nibbana secara harfiah berarti ‘padam’, serta mengacu ke pemadaman api keserakahan, kebencian dan kegelapan-batin.
  • 102.
  • 103. Bija Niyama, yaitu hukum sebab-akibat mengenai biji-bijian, contohnya sesawi berasal dari biji sesawi, gula berasal dari tebu, dan sebagainya.
  • 104. Karma Niyama [Kamma Niyama], yaitu hukum sebab-akibat yang berkaitan dengan perbuatan, contohnya perbuatan baik akan menghasilkan akibat baik, dan perbuatan buruk akan menghasilkan akibat buruk.
  • 105. Citta Niyama, yaitu hukum sebab-akibat yang berkiatan dengan hasil pikiran, misalnya proses kesadaran, timbul dan lenyapnya kesadaran, sifat kesadaran, kekuatan batin, telepati, kemampuan membaca pikiran orang lain, kemampuan mengingat hal-hal yang telah terjadi, dan sebagainya.
  • 106. Dharma Niyama [Dhamma Niyama], yaitu hukum sebab-akibat yang berkaitan dengan gravitasi, berupa gejala alam yang menandai akan terlahirnya atau meninggalnya seorang Bodhisattva ataupun seorang Buddha.
  • 107. Hukum Karma [Kamma Niyama] merupakan salah satu dari Hukum Alam tersebutdi atas yang terjadi karena prinsip Hukum Sebab dan Akibat, dimana setiap suka ataupun duka pasti ada penyebabnya. Tiada sebab maka tiada akibat. Segala penderitaan akan dapat dihindari apabila dapat diketahui sebabnya. Penyebab tunggal dari segala bentuk penderitaan adalah kemelekatan terhadap nafsu keinginan duniawi.
  • 108. Terdapat cukup banyak cara menggolongkan Hukum Karma, dan berikut disampaikan beberapa jenis penggolongan Hukum Karma tersebut.
  • 109. Menurut masa berlakunya, dapat diurut sebagai berikut :
  • 110. Karma yang berlaku segera [ditthadhammavedaniya kamma]
  • 111. Karma yang berlaku sesudahnya [upapajjavedaniya kamma]
  • 112. Karma yang berlaku untuk jangka waktu tidak terbatas [aparapariyavedaniya kamma]
  • 113.
  • 117. Sedangkan penggolongan karma menurut urutan akibatnya [vipakadanavasena], dapat dikelompokkan sebagai berikut :
  • 118. Karma yang berat [garuka kamma]
  • 119. Karma menjelang kematian [asanna kamma]
  • 121.
  • 122. Menjaga moralitas yang baik [sila]
  • 125. Pengabdian yang mendalam [veyyavacca]
  • 126. Senantiasa mengirim jasa kepada makhluk yang menderita [pattidana]
  • 127. Berbahagia atas perbuatan baik dari pihak lain [anumodana]
  • 130. Meluruskan pandangan salah [ditthijjukamma]Sebagai Buddhis yang mempercayai hukum karma maka kita tidak perlu mencela orang lain yang melakukan perbuatan paling jahat sekalipun, karena selain mereka juga akan memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, juga mereka tidak akan dapat menyembunyikan diri dari akibat perbuatan jahatnya sendiri.<br />Sang Buddha bersabda : quot; Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-celah gunung atau di manapun, juga dapat ditemukan suatu tempat bagi seseorang untuk dapat menyembunyikan diri dari akibat perbuatan jahatnyaquot; (Dhammapada, 127). <br />Sesuai dengan perkataan Buddha quot; Pembuat kejahatan hanya melihat hal yang baik selama buah perbuatan jahatnya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatan jahatnya telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang buruk. Pembuat kebajikan hanya melihat hal yang buruk selama buah perbuatan bajiknya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yang baik.quot; (Dhammapada, 119-120).<br />