SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
1
INDIVIDUAL ASSIGNMENT
Course: MICROECONOMICS
Academic Year : 2017/2018
TUGAS AKHIR MICROECONOMICS
COMPLIATION
Disusun oleh:
Stefanny Junefer Kristanto
2101626834
LA 28
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Mei 2018
Penyusun
3
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL……...…………………………………………................1
KATA PENGANTAR ………………...………………………………………….2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….3
BAB 1
1.1…………………………………………………………………………5
1.2…………………………………………………………………………4
1.3…………………………………………………………………………4
1.4…………………………………………………………………...........10
1.5…………….……………………………………………..……………14
BAB 2
2.1………………………………………………………………………..16
2.2………………………………………………………………………..19
2.3………………………………………………………………………...23
2.4…………………………………………………………………...........23
2.5…………….……………………………………………..……………23
BAB 3
3.1………………………………………………………………………..25
3.2………………………………………………………………………..25
3.3………………………………………………………………………...26
3.4…………………………………………………………………...........27
3.5…………….……………………………………………..……………27
BAB 4
4.1………………………………………………………………………..28
4.2………………………………………………………………………..29
4.3………………………………………………………………………...29
4.4…………………………………………………………………...........29
4.5…………….……………………………………………..……………30
4
BAB 5
5.1………………………………………………………………………..31
5.2………………………………………………………………………..32
5.3………………………………………………………………………...32
5.4…………………………………………………………………...........33
5.5…………….……………………………………………..……………33
BAB 6
6.1………………………………………………………………………..34
6.2………………………………………………………………………..35
6.3………………………………………………………………………...36
6.4…………………………………………………………………...........37
6.5…………….……………………………………………..……………39
DAFTAR PUSTAKA ………………..…………………………………………....40
5
BAB 1
1.1 The Differences Between Macroeconomics and Microeconomics
Mikroekonomi adalah tentang batasan - penghasilan terbatas yang dapat
dihabiskan konsumen untuk barang dan jasa, anggaran terbatas dan pengetahuan teknis
yang dapat digunakan perusahaan untuk memproduksi barang, dan jumlah jam yang
terbatas dalam seminggu yang dapat dialokasikan pekerja ke tenaga kerja atau rekreasi.
Mikroekonomi juga peduli dengan keputusan yang dibuat oleh unit ekonomi individu
konsumen, pekerja, investor, pemilik sumber daya, dan perusahaan bisnis. Hal ini juga
berkaitan dengan interaksi konsumen dan perusahaan untuk membentuk pasar dan
industri. Sedangkan Makroekonomi adalah cabang ekonomi yang berhubungan dengan
variabel ekonomi agregat, seperti tingkat dan tingkat pertumbuhan output nasional, suku
bunga, pengangguran, dan inflasi.
1.2 Several benefits from studying Microeconomic
Dengan mempelajari mikroekonomi kita dapat mengetahui bagaimana
menerapkan prinsip-prinsip mikroekonomi pada masalah-masalah pengambilan
keputusan yang sebenarnya. Seperti bagaimana membuat produk atau proyek baru
menjadi sukses seperti tujuan yang kita inginkan, dan bagaimana produk atau proyek
baru itu dapat masuk ke pasar, sama seperti kita sudah melihatnya datang. Karena kami
sudah mempelajari pasar sebelum meluncurkan produk itu. Jadi kita bisa mengatakan
"ya produk ini akan bagus" tanpa keraguan.
1.3 Supply Curve
Penawaran, dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang
tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap
tingkat harga selama periode waktu tertentu.Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
6
faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga
bahan baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan.
Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor terpenting
dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga berbanding
lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen akan berlomba-
lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga
turun, maka produsen akan menunda penjualan atau menyimpan produknya
di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang.
Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan
dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan, maka
semakin besar pula penawaran yang terjadi.Harga-harga barang lain, termasuk di
antaranya harga bahan baku, juga ikut memengaruhi penawaran. Semakin mahal harga
bahan baku, semakin mahal pula harga produk yang dihasilkan. Namun biasanya,
kenaikan harga bahan baku cenderung mengurangi keuntungan yang diterima oleh
produsen, sehingga produsen akan mengurangi tingkat produksi dan mengurangi tingkat
penawaran.
Hukum Penawaran. Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan
semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang
ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran
menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.
Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:
“ "Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia
ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah
barang yang bersedia ditawarkan.” ”
Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi
penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
7
Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang
mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah
penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:
 Harga barang itu sendiri
Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang
ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang yang ditawarkan turun
jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun
mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang
penjual tawarkan akan meningkat pula.
 Harga barang pengganti
Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah
barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang
pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya
harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah,
sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
 Biaya produksi
Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti
biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan
penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga
barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang
produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau
rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan
produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
 Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang
ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam
menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern
8
akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual
barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya
sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern,
perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual
untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan
Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
 Pajak
Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya
permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.
 Perkiraan harga pada masa depan
Perkiraan harga pada masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah
penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan
penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa
naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi
jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.
Jenis- jenis penawaran:
 Penawaran Individu
Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan seorang
penjual atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
 Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan sekelompok
penjual atau beberapa orang produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
9
Kurva Penawaran atau Supply Curve adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara harga dengan jumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada masing-
masing tingkat harga. Sudah menjadi sifat produsen atau penjual bahwa bila harga naik,
mereka akan menambah jumlah barang yang dijual dan sebaliknya. Sehingga bentuk
kurva penawaran adalah miring membentuk lereng dari kiri bawah ke kanan atas atau
dari kanan atas ke kiri bawah, seperti gambar dibawah ini
Pergeseran Kurva Penawaran
Pada kurva penawaran dapat mengalami pergeseran hal ini disebabkan karena adanya
faktor-faktor yang memengaruhi kurva penawaran itu sendiri. Pergeseran kurva
penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau sebaliknya (arah kiri).
Apabila kurva penawaran bergeser ke arah kanan mengartikan bahwa jumlah
penawaran pada barang tersebut mengalami kenaikan. Namun sebaliknya apabila arah
10
pergeseran mengarah ke kanan maka jumlah penawaran mengalami penurunan. Untuk
menggambarkan kurva penawaran mengalami pergeseran ke arah kanan (kenaikan) atau
ke arah kiri (penurunan)
Contoh Kurva Penawaran (Supply Curve)
Penjualan Bensin SPBU
Harga Bensin Penjualan
(RP/Liter) (Liter)
4500 35
5000 40
5500 45
6000 50
9000 55
11000 60
11
1.4 Demand Curve
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga
dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu
barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan
barang dan jasa tak terbatas.
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan
yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila
harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang
yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi.
Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum
permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah
(dianggap tetap).
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
12
 Harga barang substitusi (pengganti)
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa
yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih
pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka
orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah pengganti
kemeja. Jika di pasar harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan
akan kaus lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.
 Harga barang komplementer (pelengkap)
Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda
motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka
kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
 Jumlah Pendapatan
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya
permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka
permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya
turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah
barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu
pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil
dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.
 Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan
terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang
yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera
konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang
dilengkapi musik dan game akan meningkat.
 Intensitas kebutuhan konsumen
13
Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta.
Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan
permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika
kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat
terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya
curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen
akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas
hujan Rp15.000,00.
 Perkiraan harga pada masa depan
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung
menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin
mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka
konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan
kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU
(Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang
lebih banyak.
 Jumlah penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah
penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan
meningkat.
Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga
dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan
untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung
dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah
penawaran dan permintaan sama)
14
Contoh Kurva Permintaan (Demand curve)
Harga (Rupiah) Permintaan (Unit)
1000 20
900 30
700 60
500 80
300 100
15
1.5 Elastisitas
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional
dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga.
Rumus Elastisitas Ekonomi
Ed = delta Q / delta P dikali dengan P/Q
Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan
apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa
dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen,
pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga
16
produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang
akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat
sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika
permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi
biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika
peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi
biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus
mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu
keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa
besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan
seterusnya.
17
BAB 2
2.1 Consumer’s Behaviors Toward Risk
Preferensi Konsumen
Preferensi Konsumen adalah pilihan suka tidak suka oleh seseorang terhadap
produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan
kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada.
Budget Line
Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah “the limit on the
consumption bundles that a consumer can afford”. Apabila diterjemahkan, kurang
lebih: Garis Anggaran adalah berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu
diperoleh konsumen dengan pendapatannya.
Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas
tinggi, karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun,
keinginnya tersebut tidak akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi
oleh anggaran yang dimiliki. Itulah sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut
dengan “Kendala Anggaran”.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most
people would like to increase the quantity or quality of the goods they consume—to take
longer vacations, drive fancier cars, or eat at better restaurants. People consume less
than they desire because their spending is constrained, or limited, by their income”.
Pilihan Konsumen
Teori pilihan konsumen merupakan dasar untuk mengetahui bagaimana konsumen
memilih atau membuat keputusan barang/jasa yang akan dibeli. Karena preferensi dan
18
penghasilan yang terbatas, konsumen memilih untuk membeli kombinasi barang yang
memaksimalkan kepuasan mereka.
Kepuasan dinyatakan dalam utilitas. Terdapat dua pendekatan untuk menilai pilihan
konsumen, yaitu:
1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif
: dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam
memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa
besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang
akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu
keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
- Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan
satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.
- Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Kepuasan marginal (marginal utility)
Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi
Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal
Utility)
Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang
yang dikonsumsi secara terus menerus.
Berikut fungsinya:
U = f ( X1, X2, X3………, Xn )
U : besar kecilnya kepuasan.
X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.
19
2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference :
manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak
kuantitif / tidak dapat diukur.
Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada
pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki
kelebihan.
Kelemahan pendekatan ordinal
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan.
Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
persamaan kardinal dan ordinal
Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen
dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan
konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility) .
Perbedaan kardinal dan ordinal
• nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan
dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan
dalam bilangan / angka.
• Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal
utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis
indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
20
2.2 Consumer’s Behaviors Curves
Kurva indiferensi dalam mikroekonomi adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara dua bundel barang di mana konsumen mendapatkan kepuasan yang
sama (indiferen) pada tiap-tiap titik kombinasi kuantitas (Q) kedua bundel tersebut.
Teori kurva indeferensi dikembangkan oleh Francis Ysidro Edgeworth, Vilfredo Pareto,
dan kawan-kawan di awal abad ke-20. Teori ini diturunkan dari teori utilitas ordinal,
yang mengasumsikan bahwa setiap orang selalu dapat mengurutkan preferensinya.
Dengan kata lain, seseorang selalu dapat menentukan bahwa ia lebih menyukai barang
A dibanding barang B, dan lebih suka barang B dibanding barang C, lebih suka barang
C daripada barang D dan seterusnya.
21
Garis Anggaran adalah semua kombinasi barang dengan jumlah total uang yang
dibelanjakan sama dengan pendapatan.
22
Pilihan Konsumen. Maximizing Consumer Satisfaction
23
2.3 Three assumptions about preferences
Menurut Nicholson, hubungan preferensi konsumen diasumsikan memiliki tiga sifat
dasar, tiga sifat dasar tersebut adalah:
1. Kelengkapan (completeness)
Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang selalu harus bisa
menspesifikasikan apakah :
A lebih disukai daripada B. B lebih disukai daripada A, atau 3) A dan B sama-sama
disukai. Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam menentukan
pilihan, sebab mereka tahu mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, dan
dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan di antara dua alternatif.
2. Transitivitas (transitivity)
Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B
daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian orang tidak
bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan.
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di
bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B.
Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan demikian tiap
orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua situasi dan kondisi mulai
dari yang paling disenangi hingga yang paling tidak disukai dari bermacam barang/jasa
yang tersedia. Seseorang yang rasional akan memilih barang yang paling disenanginya.
Dengan kata lain dari sejumlah alternatif yang ada orang lebih cenderung memilih
sesuatu yang dapat memaksimalkan kepuasannya. Konsep preferensi konsumen ini
sejalan dengan konsep barang yang lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih
besar dari barang yang kurang diminati.
24
2.4 Kurva total produksi
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal product)adalah
tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi
rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor
produksi.
2.5 Kurva Average product and Marginal Product
Produk rata-rata/ average product (AP) yaitu produk total dibagi dengan jumlah
unit faktor produksi variabel yang digunakan. Jika labor (L) merupakan unit faktor
produksi variabel, produk rata-rata dapat dirumuskan dalam persamaan matematis
sebagai berikut.
AP = TP / L
25
Dalam ekonomi dan khususnya ekonomi neoklasik, produk marjinal atau produk
fisik marjinal dari input (faktor produksi) adalah perubahan output yang dihasilkan dari
penggunaan satu unit lagi dari input tertentu (misalnya, perubahan dalam output ketika
tenaga kerja perusahaan ditingkatkan dari lima menjadi enam unit), dengan asumsi
bahwa jumlah input lainnya tetap konstan.
26
BAB 3
3.1 Production
Total produk adalah kuantitas keseluruhan dari output yang dihasilkan suatu
perusahaan, biasanya ditentukan dalam kaitannya dengan input variabel. Total produk
adalah titik awal untuk analisis produksi jangka pendek. Ini menunjukkan berapa
banyak output yang dapat diproduksi perusahaan sesuai dengan hukum pengembalian
marginal yang semakin berkurang.
Biaya tetap adalah biaya atau biaya yang tidak berubah dengan peningkatan atau
penurunan jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau dijual. Biaya tetap adalah biaya
yang harus dibayar oleh perusahaan, terlepas dari aktivitas bisnis apa pun. Ini adalah
salah satu dari dua komponen dari total biaya menjalankan bisnis, yang lain adalah
biaya variabel.
Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang berubah sesuai proporsi dengan
output produksi. Biaya variabel meningkat atau menurun tergantung pada volume
produksi perusahaan; mereka naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi
menurun.
3.2 The Formula of Total Production
Total biaya (TC) dalam istilah yang paling sederhana adalah semua biaya yang
dikeluarkan dalam memproduksi sesuatu atau terlibat dalam suatu kegiatan. Dalam
ekonomi, biaya total terdiri dari biaya variabel + biaya tetap.
Rumus untuk menghitung total biaya adalah sebagai berikut: TC (total biaya) = TFC
(total biaya tetap) + TVC (biaya variabel total).
3.2 The Formula of Total Cost
27
Fixed costs (FC) are costs that don't change from month to month and don't vary based
on activities or the number of goods used. The formula to calculate total cost is
the following: TC (total cost) = TFC (total fixed cost) + TVC (total variable cost).
3.3 Increasing returns to scale, constant returns to scale dan decreasing returns to
scale
Increasing returns to scale: Peningkatan output yang secara proporsional lebih besar
daripada perubahan persentase yang simultan dan sama dalam penggunaan semua input,
yang mengakibatkan penurunan biaya rata-rata.
Constant returns to scale: Proses produksi tanpa skala ekonomis maupun skala
diseconomies: output dari input.
Decreasing returns to scale: Properti fungsi produksi sehingga mengubah semua input
dengan proporsi yang sama akan mengubah output kurang dari proporsinya.
Menurut saya, skala hasil konstan lebih baik daripada opsi lainnya. Karena Biasanya,
mungkin ada peningkatan hasil pada tingkat output yang relatif rendah, penurunan hasil
pada tingkat output yang relatif tinggi, dan pengembalian konstan pada satu tingkat
output antara rentang tersebut.
28
3.4 Economies of Scope, Diseconomies of Scope dan Learning Curve
Economies of scope : situasi di mana output bersama dari perusahaan tunggal lebih
besar dari output yang dapat dicapai oleh dua perusahaan yang berbeda ketika masing-
masing menghasilkan produk tunggal.
Diseconomics of scope: situasi di mana output gabungan dari satu perusahaan kurang
dari yang dapat dicapai oleh perusahaan terpisah ketika masing-masing menghasilkan
satu produk.
Learning curve: Grafik terkait jumlah input yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
menghasilkan setiap unit output ke output kumulatifnya.
3.5 Kurva Learning Curve
The curve of Learning curve
Konsep learning curve:
 Bertambahnya pengalaman sampai
pada batas tertentu dapat
meningkatkan efisiensi.
 Bila jumlah produksi meningkat dua
kali maka waktu yang diperlukan
untuk mengerjakan satu satuan unit
produk berkurang dengan tingkat
konstanta tertentu.
29
BAB 4
4.1 Consumer Surplus dan Producer Surplus
Consumer Surplus adalah keadaan dimana consumer membayar dengan harga yang
lebih rendah dibandingkan harga yang sebenarnya.
Producer surplus adalah keadaan dimana produsen dapat menjual produk diatas harga
yang sudah untung.
D
S
Quantity
Price
30
4.2 Deadweight loss
Deadweight Loss: Harga maximum membuat
produser tidak dapat memenuhi permintaan, dan
mengakibatkan loss di kedua belah pihak.
4.3 Market failure, externalities dan lack of information
Market failure: persediaan dan permintaan tidak ketemu dan tidak membuat suatu titik
kesembangan.
Externalities: tindakan tidak dilakukan oleh produsen atau konsumen yang
mempengaruhi produsen atau konsumen lain tetapi tidak diperhitungkan oleh pasar.
Lack of information: kegagalan pasar yang disebabkan oleh kesalahpahaman atau
kurangnya informasi.
4.4 Quota, tariff, specific tax dan subsidi
Quota: Pembatasan jumlah barang yang dapat diimpor
Tariff : pajak atas barang impor
31
Specific tax: : pajak sejumlah uang tertentu per unit terjual.
Subsidy : Pembayaran mengurangi harga pembeli di bawah harga penjual.
4.5 Kasus garam dan gula import yang terjadi di Indonesia
Menurut pemerintah impor gula dan garam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sampai dengan Mei tahun depan. Dikarenakan produksi gula tahun ini hanya dapat
mencapai jumlah 2.2 juta ton sementara konsumsi gula domestic mencapai 2.9 juta ton.
32
BAB 5
5.1 Kurva Monopolistik
Pasar Persaingan Monopolistik adalah suatu pasar dimana tedapat banyak produsen
yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Penjual pada
pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memilki
karakter tersendiri yang membedakan dengan produk lainnya. Contoh : shampoo, pasta
gigi, dan lain-lain. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan
rambut akan tetapi stiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri
khusus misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, aroma, kemasan dan lain-lain.
Pada pasar monopolisik produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga
walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli dan oligopoli.
Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri
khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek yang lain, dan
tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga.
Q2 Q* Q1
MR
D = AR
P1
P*
P2
MC
AC
33
5.2 Kurva Monopolistik Pada Jangka Panjang
Pasar akan menghasilkan jumlah barang di mana kurva biaya marjinal jangka panjang
(MC) memotong pendapatan marjinal (MR). Harga akan ditetapkan kuantitas yang
dihasilkan jatuh pada kurva pendapatan rata-rata (AR).
5.3 Competitive Price dan Collusion Price
Competitive Price adalah suatu keadaan dimana perusahaan menetapkan harga
berdasarkan pada apa yang sedang dikenakan persaingan
Collusive Price adalah ketika perusahaan bekerjasama menetapkan harga setinggi yang
mereka inginkan.
Contoh perusahaan Harga Bersaing: Perusahaan e-commerce
Contoh harga kolusi: Setelah periode harga susu rendah, mentega dan keju, supermarket
seperti Asda dan Sainsbury berkolusi dengan pemasok Dairy, Dairy Crest, dan
Wiseman Dairies untuk meningkatkan harga susu, keju, dan produk susu lainnya di
Profit
MR
ATCMC
AR
Output
34
pasar swalayan. Setelah investigasi OFT, supermarket dan pemasok didenda total £ 116
juta.
5.4 Oligopoli dan Cartel
Kartel :Produser dalam kartel explicity setuju untuk bekerja sama dalam menetapkan
harga dan tingkat output. Kartel terjadi ketika dua atau lebih perusahaan mengadakan
perjanjian untuk membatasi pasokan atau memperbaiki harga barang dalam industri
tertentu. Kartel adalah jenis kolusi resmi.
Oligopoli: oligopoli adalah industri yang didominasi oleh beberapa perusahaan besar.
Sebagai contoh, sebuah industri dengan rasio konsentrasi lima perusahaan lebih dari
50% dianggap sebagai monopoli.
Kartel adalah kasus oligopoli khusus ketika perusahaan pesaing dalam suatu industri
berkolusi untuk menciptakan perjanjian formal yang eksplisit untuk memperbaiki harga
dan kuantitas produksi. Secara teori, kartel dapat dibentuk dalam industri apa pun tetapi
hanya praktis dalam oligopoli di mana ada sejumlah kecil perusahaan.
5.5 cara bagaimana suatu negara mengatasi praktek Cartel
Menurut saya, sebuah negara harus memiliki peraturan dan hokum yang jelas mengenai
Cartels. Contohnya seperti di Indonesia, dalam peraturan KPPU no. 4 tahun 2010
disebutkan bahwa salah satu syarat terjadinya kartel adalah adanya kolusi atau
perjanjian diantara pelaku usaha. Dan juga pemerintah harus cermat dengan adanya
cartels ini.
35
BAB 6
6.1 Kurva monopolistic competition, elatisitasnya dan berapa range angka
utilitasnya
Range angka utilitas mulai dari -4 sampai dengan -8
6.2 Nash equilibrium dan collusive equilibrium
Nash Equilibrium terjadi pada saat 2 atau lebih perusahaan dengan produk yang hampir
sama, dan tingkat permintaannya tergantung pada harga masing-masing dan harga
competitor. 2 perusahaan ini memilih harga yang diberikan oleh si competitor tersebut.
Collusive Equilibrium : terjadi pada saat perusahaan mengatur harga semau mereka.
Kurva Monopolistic Competition
36
6.3 Game Theory pada pasar Oligopoli
Teori Permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan
dan konflik antara berbagai persaingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses
pengambilan keputusan dari situasi persaingan yang berbeda dan melibatkan dua atau lebih
kepentingan. Teori Permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan
situasi persaingan dan konflik antara berbagai persaingan.
Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan dari situasi
persaingan yang berbeda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan
Nash Equilibrium
Collusive Equilibrium
37
Teori permainan mula-mula dikemukakan oleh seorang ahli matematika Prancis yang
bernama Emile Borel pada tahun 1921. kemudian, John Von Neemann dan Oskar
Morgenstern mengembangkan lebih lanjut sebagai alat untuk merumuskan perilaku
ekonomi yang bersaing.
Model Teori Permainan
Model teori permainan dapat diklasifikasikan dengan sejumlah cara seperti
jumlah pemain, jumlah keuntungan dan kerugian serta jumlah strategi yang digunakan
dalam permainan.
*Berdasarkan Jumlah Pemain Dengan Kepentingan Yang Berbeda
a.One-person berarti perusahaan monopoli, tidak ada persaingan dalam pengambilan
keputusan
b.Two-person berarti perusahaan duopolis, terjadi pertentangan dalam pengambilan
keputusan sehingga keuntungan bagi suatu pihak merupakan kerugian bagi pihak lain.
*Berdasarkan Macam Metode Permainannya
a.The Payoff Matrix of a Game( Profit Matrix)
b. Nash Equilibrium
c. The Presioner’s Delima
d. Repeated Games
e. Enforcing a Cartel
f. Sequental Games
g. A Game of Entry Detterence
6.4 OPEC
Praktek yang dilakukan oleh OPEC :
a. Menyatukan kebijakan perminyakan antara Negara-negara anggota.
38
b. Memenuhi kebutuhan dunia akan minyak bumi.
c. Mestabilkan harga minyak dunia.
d. Menentukan kebijakan-kebijakan untuk menlindungi Negara-negara anggota.
e. Mempertahankan harga minyak dan menentang aksi penurunan harga minyak secara
sepihak oleh perusahaan minyak besar yang disebut The Seven Mayor seperti Exxon,
Texaco, Socal, Gulf, British Petroleum, Shell.
Menurut saya, dengan adanya organisasi opec industry perminyakan akan lebih teratur
dan tidak adayang bisa bertindak semaunya sendiri. Dan apabila opec menangani
perminyakan di negaa-negara berkembang yang miskin menurut saya, akan membantu
perekonomian disana dan juga dapan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Meskipun adanya kemungkinan akan adanya eksploitasi minyak bumi dari Negara
tersebut, tetapi setidaknya Negara tersebut akan mendapat dukungan dan tidak akan
terlalu terpuruk apabilaada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
39
6.5 Perbedaan pasar sebagai output dan input
Perbedaan pasar bagi output dan input:
Pasar input
1.Yang diperjualbelikan faktor produksi
2.Penawaran dari RTK permintaan dari RTP
3.Termasuk pasar abstrak dimana penjual dan pembeli tidak bisa tatap muka
Pasar output
1.Diperjualbelikan barang dan jasa
2.Penawaran RTP permintaan RTK
3.Termasuk pasar konkrit, penjual pembeli bisa bertatap
muka
40
Reference
Bibliography
https://www.investopedia.com/terms/f/fixedcost.asp
http://yucasiahaan.blogspot.com/2011/06/game-theory-tgs-ekomikro-lanjt.html
https://www.slideshare.net/yudie82/pasar-oligopoli-game-theory
https://study.com/academy/lesson/total-cost-in-economics-definition-formula.html
http://seberkasbian.blogspot.com/2013/02/ekonomi-mikro-persaingan-
monopolistik.html

More Related Content

What's hot

Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Yasri Purwani II
 
materi kuliah ekonomi Penawaran
materi kuliah ekonomi Penawaranmateri kuliah ekonomi Penawaran
materi kuliah ekonomi PenawaranDek Pande
 
PERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSI
PERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSIPERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSI
PERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSIHafidz Setiyadi
 
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Zahra Nabila
 
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Ramadhani Sheba Arifin
 
Bab iii demand and suplay
Bab iii demand and suplayBab iii demand and suplay
Bab iii demand and suplayOlly Aurora
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarTien Ima
 
Tugas makalah mikro
Tugas makalah mikroTugas makalah mikro
Tugas makalah mikrorizacikgu
 
materi kuliah ekonomi Permintaan
materi kuliah ekonomi Permintaanmateri kuliah ekonomi Permintaan
materi kuliah ekonomi PermintaanDek Pande
 
Powerpoint permintaan1
Powerpoint permintaan1Powerpoint permintaan1
Powerpoint permintaan1ndriehs
 
Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1
Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1
Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1Annisa Khoerunnisya
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomisdharma dina
 
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasargomugomu1
 
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2La Ode Sarfila
 

What's hot (20)

Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
 
materi kuliah ekonomi Penawaran
materi kuliah ekonomi Penawaranmateri kuliah ekonomi Penawaran
materi kuliah ekonomi Penawaran
 
PERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSI
PERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSIPERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSI
PERMINTAAN, PENAWARAN, FUNGSI KONSUMSI
 
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
 
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
 
Bab iii demand and suplay
Bab iii demand and suplayBab iii demand and suplay
Bab iii demand and suplay
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Tugas makalah mikro
Tugas makalah mikroTugas makalah mikro
Tugas makalah mikro
 
materi kuliah ekonomi Permintaan
materi kuliah ekonomi Permintaanmateri kuliah ekonomi Permintaan
materi kuliah ekonomi Permintaan
 
Penawaran
Penawaran Penawaran
Penawaran
 
Powerpoint permintaan1
Powerpoint permintaan1Powerpoint permintaan1
Powerpoint permintaan1
 
Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1
Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1
Mikroekonomi bab1+2 klmpok1_akuntansi1
 
Compilation microeconomis
Compilation microeconomisCompilation microeconomis
Compilation microeconomis
 
Lembaga keuangan
Lembaga keuanganLembaga keuangan
Lembaga keuangan
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan PasarPermintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
 
Teori permintaan
Teori permintaanTeori permintaan
Teori permintaan
 
Ekdes 3
Ekdes 3Ekdes 3
Ekdes 3
 
Makalah permintaan dan penawaran
Makalah permintaan dan penawaranMakalah permintaan dan penawaran
Makalah permintaan dan penawaran
 
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
Bahan ajar ekonomi X Semsesrer 1 dan 2
 

Similar to Tugas akhir micro

TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11Lailyyy
 
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxTeori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxZukét Printing
 
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdfTeori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdfZukét Printing
 
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017angelionalpn17
 
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...qothrunnada27
 
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...sazzahra
 
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017 Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017 almafifah
 
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017liasukmar02
 
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017sherinkz
 
Unsur keseimbangan pasar.docx
Unsur keseimbangan pasar.docxUnsur keseimbangan pasar.docx
Unsur keseimbangan pasar.docxmas iwan
 
Bab 3 jeff madura
Bab 3 jeff maduraBab 3 jeff madura
Bab 3 jeff maduraIlhab Abadi
 
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxTugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxFitriaIntanNovianti
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxSukmaAsri
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxHestyTyas1
 

Similar to Tugas akhir micro (20)

Slide 4 (pe)
Slide 4 (pe)Slide 4 (pe)
Slide 4 (pe)
 
Makalah ekonomi
Makalah ekonomiMakalah ekonomi
Makalah ekonomi
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO Kelompok 11
 
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docxTeori Permintaan dan Penawaran.docx
Teori Permintaan dan Penawaran.docx
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdfTeori Permintaan dan Penawaran.pdf
Teori Permintaan dan Penawaran.pdf
 
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12,Angelina Alpina , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
Tugas eko12, Qothrunnada Permatasari, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN...
 
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
Tugas eko12, Salsabilah Azzahra, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, ...
 
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017 Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Alma Afifah, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Lia Sukma R. , Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
Tugas eko12, Sherin L. Khaza, Ranti Pusriana S.Pd., Harga Pasar, SMAN 12, 2017
 
artikel.doc
artikel.docartikel.doc
artikel.doc
 
Rumah Makan Ampera
Rumah Makan Ampera Rumah Makan Ampera
Rumah Makan Ampera
 
Mekanisme pasa1
Mekanisme pasa1Mekanisme pasa1
Mekanisme pasa1
 
Unsur keseimbangan pasar.docx
Unsur keseimbangan pasar.docxUnsur keseimbangan pasar.docx
Unsur keseimbangan pasar.docx
 
Bab 3 jeff madura
Bab 3 jeff maduraBab 3 jeff madura
Bab 3 jeff madura
 
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptxTugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
Tugas Akhir Akuntansi U Kel 2.pptx
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
 

Recently uploaded

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 

Recently uploaded (20)

PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 

Tugas akhir micro

  • 1. 1 INDIVIDUAL ASSIGNMENT Course: MICROECONOMICS Academic Year : 2017/2018 TUGAS AKHIR MICROECONOMICS COMPLIATION Disusun oleh: Stefanny Junefer Kristanto 2101626834 LA 28
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Jakarta, Mei 2018 Penyusun
  • 3. 3 DAFTARISI Halaman HALAMAN SAMPUL……...…………………………………………................1 KATA PENGANTAR ………………...………………………………………….2 DAFTAR ISI …………………………………………………………………….3 BAB 1 1.1…………………………………………………………………………5 1.2…………………………………………………………………………4 1.3…………………………………………………………………………4 1.4…………………………………………………………………...........10 1.5…………….……………………………………………..……………14 BAB 2 2.1………………………………………………………………………..16 2.2………………………………………………………………………..19 2.3………………………………………………………………………...23 2.4…………………………………………………………………...........23 2.5…………….……………………………………………..……………23 BAB 3 3.1………………………………………………………………………..25 3.2………………………………………………………………………..25 3.3………………………………………………………………………...26 3.4…………………………………………………………………...........27 3.5…………….……………………………………………..……………27 BAB 4 4.1………………………………………………………………………..28 4.2………………………………………………………………………..29 4.3………………………………………………………………………...29 4.4…………………………………………………………………...........29 4.5…………….……………………………………………..……………30
  • 4. 4 BAB 5 5.1………………………………………………………………………..31 5.2………………………………………………………………………..32 5.3………………………………………………………………………...32 5.4…………………………………………………………………...........33 5.5…………….……………………………………………..……………33 BAB 6 6.1………………………………………………………………………..34 6.2………………………………………………………………………..35 6.3………………………………………………………………………...36 6.4…………………………………………………………………...........37 6.5…………….……………………………………………..……………39 DAFTAR PUSTAKA ………………..…………………………………………....40
  • 5. 5 BAB 1 1.1 The Differences Between Macroeconomics and Microeconomics Mikroekonomi adalah tentang batasan - penghasilan terbatas yang dapat dihabiskan konsumen untuk barang dan jasa, anggaran terbatas dan pengetahuan teknis yang dapat digunakan perusahaan untuk memproduksi barang, dan jumlah jam yang terbatas dalam seminggu yang dapat dialokasikan pekerja ke tenaga kerja atau rekreasi. Mikroekonomi juga peduli dengan keputusan yang dibuat oleh unit ekonomi individu konsumen, pekerja, investor, pemilik sumber daya, dan perusahaan bisnis. Hal ini juga berkaitan dengan interaksi konsumen dan perusahaan untuk membentuk pasar dan industri. Sedangkan Makroekonomi adalah cabang ekonomi yang berhubungan dengan variabel ekonomi agregat, seperti tingkat dan tingkat pertumbuhan output nasional, suku bunga, pengangguran, dan inflasi. 1.2 Several benefits from studying Microeconomic Dengan mempelajari mikroekonomi kita dapat mengetahui bagaimana menerapkan prinsip-prinsip mikroekonomi pada masalah-masalah pengambilan keputusan yang sebenarnya. Seperti bagaimana membuat produk atau proyek baru menjadi sukses seperti tujuan yang kita inginkan, dan bagaimana produk atau proyek baru itu dapat masuk ke pasar, sama seperti kita sudah melihatnya datang. Karena kami sudah mempelajari pasar sebelum meluncurkan produk itu. Jadi kita bisa mengatakan "ya produk ini akan bagus" tanpa keraguan. 1.3 Supply Curve Penawaran, dalam ilmu ekonomi, adalah banyaknya barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu.Penawaran dipengaruhi oleh beberapa
  • 6. 6 faktor. Antara lain harga barang, tingkat teknologi, jumlah produsen di pasar, harga bahan baku, serta harapan, spekulasi, atau perkiraan. Di antara faktor-faktor di atas, harga barang dianggap sebagai faktor terpenting dan sering dijadikan acuan untuk melakukan analisis penawaran. Harga berbanding lurus dengan jumlah penawaran. Jika harga tinggi, maka produsen akan berlomba- lomba menjajakan barangnya sehingga penawaran meningkat. Sementara itu, jika harga turun, maka produsen akan menunda penjualan atau menyimpan produknya di gudang sehingga jumlah penawaran akan berkurang. Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang dihasilkan, maka semakin besar pula penawaran yang terjadi.Harga-harga barang lain, termasuk di antaranya harga bahan baku, juga ikut memengaruhi penawaran. Semakin mahal harga bahan baku, semakin mahal pula harga produk yang dihasilkan. Namun biasanya, kenaikan harga bahan baku cenderung mengurangi keuntungan yang diterima oleh produsen, sehingga produsen akan mengurangi tingkat produksi dan mengurangi tingkat penawaran. Hukum Penawaran. Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi: “ "Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditawarkan.” ” Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah (ceteris paribus).
  • 7. 7 Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran:  Harga barang itu sendiri Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika harga barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp1.500,00 menjadi Rp2.000,00, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.  Harga barang pengganti Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.  Biaya produksi Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.  Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern
  • 8. 8 akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp4.000,00. Harga jualnya sebesar Rp7.500,00/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp3.000,00. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp7.500,00/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.  Pajak Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang.  Perkiraan harga pada masa depan Perkiraan harga pada masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku. Jenis- jenis penawaran:  Penawaran Individu Penawaran individu adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan seorang penjual atau produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.  Penawaran Pasar Penawaran pasar adalah jumlah barang dan/atau jasa yang ditawarkan sekelompok penjual atau beberapa orang produsen pada waktu, tempat dan satuan harga tertentu.
  • 9. 9 Kurva Penawaran atau Supply Curve adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada masing- masing tingkat harga. Sudah menjadi sifat produsen atau penjual bahwa bila harga naik, mereka akan menambah jumlah barang yang dijual dan sebaliknya. Sehingga bentuk kurva penawaran adalah miring membentuk lereng dari kiri bawah ke kanan atas atau dari kanan atas ke kiri bawah, seperti gambar dibawah ini Pergeseran Kurva Penawaran Pada kurva penawaran dapat mengalami pergeseran hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang memengaruhi kurva penawaran itu sendiri. Pergeseran kurva penawaran ditandai dengan bergeraknya kurva ke kanan atau sebaliknya (arah kiri). Apabila kurva penawaran bergeser ke arah kanan mengartikan bahwa jumlah penawaran pada barang tersebut mengalami kenaikan. Namun sebaliknya apabila arah
  • 10. 10 pergeseran mengarah ke kanan maka jumlah penawaran mengalami penurunan. Untuk menggambarkan kurva penawaran mengalami pergeseran ke arah kanan (kenaikan) atau ke arah kiri (penurunan) Contoh Kurva Penawaran (Supply Curve) Penjualan Bensin SPBU Harga Bensin Penjualan (RP/Liter) (Liter) 4500 35 5000 40 5500 45 6000 50 9000 55 11000 60
  • 11. 11 1.4 Demand Curve Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan konsumen akan barang dan jasa tak terbatas. Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi. Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap). Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
  • 12. 12  Harga barang substitusi (pengganti) Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya kaus adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaus lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaus lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.  Harga barang komplementer (pelengkap) Barang pelengkap juga dapat memengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.  Jumlah Pendapatan Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp200.000,00 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp400.000,00, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.  Selera konsumen Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari hand phone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan hand phone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.  Intensitas kebutuhan konsumen
  • 13. 13 Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp25.000,00 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp15.000,00.  Perkiraan harga pada masa depan Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.  Jumlah penduduk Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat. Kurva permintaan merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan jumlah komoditas yang ingin dan dapat dibeli konsumen. Kurva ini digunakan untuk memperkirakan perilaku dalam pasar kompetitif dan seringkali digabung dengan kurva penawaran untuk memperkirakan titik ekuilibrium (saat jumlah penawaran dan permintaan sama)
  • 14. 14 Contoh Kurva Permintaan (Demand curve) Harga (Rupiah) Permintaan (Unit) 1000 20 900 30 700 60 500 80 300 100
  • 15. 15 1.5 Elastisitas Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Rumus Elastisitas Ekonomi Ed = delta Q / delta P dikali dengan P/Q Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga
  • 16. 16 produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dan seterusnya.
  • 17. 17 BAB 2 2.1 Consumer’s Behaviors Toward Risk Preferensi Konsumen Preferensi Konsumen adalah pilihan suka tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Budget Line Menurut Mankiw (2012: 440) Garis Anggaran adalah “the limit on the consumption bundles that a consumer can afford”. Apabila diterjemahkan, kurang lebih: Garis Anggaran adalah berbagai kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya. Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi, karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginnya tersebut tidak akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki. Itulah sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut dengan “Kendala Anggaran”. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Mankiw (2012: 440) bahwa “most people would like to increase the quantity or quality of the goods they consume—to take longer vacations, drive fancier cars, or eat at better restaurants. People consume less than they desire because their spending is constrained, or limited, by their income”. Pilihan Konsumen Teori pilihan konsumen merupakan dasar untuk mengetahui bagaimana konsumen memilih atau membuat keputusan barang/jasa yang akan dibeli. Karena preferensi dan
  • 18. 18 penghasilan yang terbatas, konsumen memilih untuk membeli kombinasi barang yang memaksimalkan kepuasan mereka. Kepuasan dinyatakan dalam utilitas. Terdapat dua pendekatan untuk menilai pilihan konsumen, yaitu: 1. Pendekatan Kardinal Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif. - Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang. - Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Kepuasan marginal (marginal utility) Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus. Berikut fungsinya: U = f ( X1, X2, X3………, Xn ) U : besar kecilnya kepuasan. X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.
  • 19. 19 2. Pendekatan Ordinal Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan. Kelemahan pendekatan ordinal Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. persamaan kardinal dan ordinal Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility) . Perbedaan kardinal dan ordinal • nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka. • Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
  • 20. 20 2.2 Consumer’s Behaviors Curves Kurva indiferensi dalam mikroekonomi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara dua bundel barang di mana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama (indiferen) pada tiap-tiap titik kombinasi kuantitas (Q) kedua bundel tersebut. Teori kurva indeferensi dikembangkan oleh Francis Ysidro Edgeworth, Vilfredo Pareto, dan kawan-kawan di awal abad ke-20. Teori ini diturunkan dari teori utilitas ordinal, yang mengasumsikan bahwa setiap orang selalu dapat mengurutkan preferensinya. Dengan kata lain, seseorang selalu dapat menentukan bahwa ia lebih menyukai barang A dibanding barang B, dan lebih suka barang B dibanding barang C, lebih suka barang C daripada barang D dan seterusnya.
  • 21. 21 Garis Anggaran adalah semua kombinasi barang dengan jumlah total uang yang dibelanjakan sama dengan pendapatan.
  • 22. 22 Pilihan Konsumen. Maximizing Consumer Satisfaction
  • 23. 23 2.3 Three assumptions about preferences Menurut Nicholson, hubungan preferensi konsumen diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, tiga sifat dasar tersebut adalah: 1. Kelengkapan (completeness) Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah : A lebih disukai daripada B. B lebih disukai daripada A, atau 3) A dan B sama-sama disukai. Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak pernah ragu dalam menentukan pilihan, sebab mereka tahu mana yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, dan dengan demikian selalu bisa menjatuhkan pilihan di antara dua alternatif. 2. Transitivitas (transitivity) Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian orang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan. 3. Kontinuitas (Continuity) Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi di bawah A tersebut disukai daripada kondisi di bawah pilihan B. Diasumsikan preferensi tiap orang mengikuti dasar diatas. Dengan demikian tiap orang selalu dapat membuat atau menyusun rangking semua situasi dan kondisi mulai dari yang paling disenangi hingga yang paling tidak disukai dari bermacam barang/jasa yang tersedia. Seseorang yang rasional akan memilih barang yang paling disenanginya. Dengan kata lain dari sejumlah alternatif yang ada orang lebih cenderung memilih sesuatu yang dapat memaksimalkan kepuasannya. Konsep preferensi konsumen ini sejalan dengan konsep barang yang lebih diminati menyuguhkan kepuasan yang lebih besar dari barang yang kurang diminati.
  • 24. 24 2.4 Kurva total produksi Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal product)adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. 2.5 Kurva Average product and Marginal Product Produk rata-rata/ average product (AP) yaitu produk total dibagi dengan jumlah unit faktor produksi variabel yang digunakan. Jika labor (L) merupakan unit faktor produksi variabel, produk rata-rata dapat dirumuskan dalam persamaan matematis sebagai berikut. AP = TP / L
  • 25. 25 Dalam ekonomi dan khususnya ekonomi neoklasik, produk marjinal atau produk fisik marjinal dari input (faktor produksi) adalah perubahan output yang dihasilkan dari penggunaan satu unit lagi dari input tertentu (misalnya, perubahan dalam output ketika tenaga kerja perusahaan ditingkatkan dari lima menjadi enam unit), dengan asumsi bahwa jumlah input lainnya tetap konstan.
  • 26. 26 BAB 3 3.1 Production Total produk adalah kuantitas keseluruhan dari output yang dihasilkan suatu perusahaan, biasanya ditentukan dalam kaitannya dengan input variabel. Total produk adalah titik awal untuk analisis produksi jangka pendek. Ini menunjukkan berapa banyak output yang dapat diproduksi perusahaan sesuai dengan hukum pengembalian marginal yang semakin berkurang. Biaya tetap adalah biaya atau biaya yang tidak berubah dengan peningkatan atau penurunan jumlah barang atau jasa yang diproduksi atau dijual. Biaya tetap adalah biaya yang harus dibayar oleh perusahaan, terlepas dari aktivitas bisnis apa pun. Ini adalah salah satu dari dua komponen dari total biaya menjalankan bisnis, yang lain adalah biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang berubah sesuai proporsi dengan output produksi. Biaya variabel meningkat atau menurun tergantung pada volume produksi perusahaan; mereka naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi menurun. 3.2 The Formula of Total Production Total biaya (TC) dalam istilah yang paling sederhana adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi sesuatu atau terlibat dalam suatu kegiatan. Dalam ekonomi, biaya total terdiri dari biaya variabel + biaya tetap. Rumus untuk menghitung total biaya adalah sebagai berikut: TC (total biaya) = TFC (total biaya tetap) + TVC (biaya variabel total). 3.2 The Formula of Total Cost
  • 27. 27 Fixed costs (FC) are costs that don't change from month to month and don't vary based on activities or the number of goods used. The formula to calculate total cost is the following: TC (total cost) = TFC (total fixed cost) + TVC (total variable cost). 3.3 Increasing returns to scale, constant returns to scale dan decreasing returns to scale Increasing returns to scale: Peningkatan output yang secara proporsional lebih besar daripada perubahan persentase yang simultan dan sama dalam penggunaan semua input, yang mengakibatkan penurunan biaya rata-rata. Constant returns to scale: Proses produksi tanpa skala ekonomis maupun skala diseconomies: output dari input. Decreasing returns to scale: Properti fungsi produksi sehingga mengubah semua input dengan proporsi yang sama akan mengubah output kurang dari proporsinya. Menurut saya, skala hasil konstan lebih baik daripada opsi lainnya. Karena Biasanya, mungkin ada peningkatan hasil pada tingkat output yang relatif rendah, penurunan hasil pada tingkat output yang relatif tinggi, dan pengembalian konstan pada satu tingkat output antara rentang tersebut.
  • 28. 28 3.4 Economies of Scope, Diseconomies of Scope dan Learning Curve Economies of scope : situasi di mana output bersama dari perusahaan tunggal lebih besar dari output yang dapat dicapai oleh dua perusahaan yang berbeda ketika masing- masing menghasilkan produk tunggal. Diseconomics of scope: situasi di mana output gabungan dari satu perusahaan kurang dari yang dapat dicapai oleh perusahaan terpisah ketika masing-masing menghasilkan satu produk. Learning curve: Grafik terkait jumlah input yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan setiap unit output ke output kumulatifnya. 3.5 Kurva Learning Curve The curve of Learning curve Konsep learning curve:  Bertambahnya pengalaman sampai pada batas tertentu dapat meningkatkan efisiensi.  Bila jumlah produksi meningkat dua kali maka waktu yang diperlukan untuk mengerjakan satu satuan unit produk berkurang dengan tingkat konstanta tertentu.
  • 29. 29 BAB 4 4.1 Consumer Surplus dan Producer Surplus Consumer Surplus adalah keadaan dimana consumer membayar dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga yang sebenarnya. Producer surplus adalah keadaan dimana produsen dapat menjual produk diatas harga yang sudah untung. D S Quantity Price
  • 30. 30 4.2 Deadweight loss Deadweight Loss: Harga maximum membuat produser tidak dapat memenuhi permintaan, dan mengakibatkan loss di kedua belah pihak. 4.3 Market failure, externalities dan lack of information Market failure: persediaan dan permintaan tidak ketemu dan tidak membuat suatu titik kesembangan. Externalities: tindakan tidak dilakukan oleh produsen atau konsumen yang mempengaruhi produsen atau konsumen lain tetapi tidak diperhitungkan oleh pasar. Lack of information: kegagalan pasar yang disebabkan oleh kesalahpahaman atau kurangnya informasi. 4.4 Quota, tariff, specific tax dan subsidi Quota: Pembatasan jumlah barang yang dapat diimpor Tariff : pajak atas barang impor
  • 31. 31 Specific tax: : pajak sejumlah uang tertentu per unit terjual. Subsidy : Pembayaran mengurangi harga pembeli di bawah harga penjual. 4.5 Kasus garam dan gula import yang terjadi di Indonesia Menurut pemerintah impor gula dan garam dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan Mei tahun depan. Dikarenakan produksi gula tahun ini hanya dapat mencapai jumlah 2.2 juta ton sementara konsumsi gula domestic mencapai 2.9 juta ton.
  • 32. 32 BAB 5 5.1 Kurva Monopolistik Pasar Persaingan Monopolistik adalah suatu pasar dimana tedapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memilki karakter tersendiri yang membedakan dengan produk lainnya. Contoh : shampoo, pasta gigi, dan lain-lain. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut akan tetapi stiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, aroma, kemasan dan lain-lain. Pada pasar monopolisik produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli dan oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek yang lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Q2 Q* Q1 MR D = AR P1 P* P2 MC AC
  • 33. 33 5.2 Kurva Monopolistik Pada Jangka Panjang Pasar akan menghasilkan jumlah barang di mana kurva biaya marjinal jangka panjang (MC) memotong pendapatan marjinal (MR). Harga akan ditetapkan kuantitas yang dihasilkan jatuh pada kurva pendapatan rata-rata (AR). 5.3 Competitive Price dan Collusion Price Competitive Price adalah suatu keadaan dimana perusahaan menetapkan harga berdasarkan pada apa yang sedang dikenakan persaingan Collusive Price adalah ketika perusahaan bekerjasama menetapkan harga setinggi yang mereka inginkan. Contoh perusahaan Harga Bersaing: Perusahaan e-commerce Contoh harga kolusi: Setelah periode harga susu rendah, mentega dan keju, supermarket seperti Asda dan Sainsbury berkolusi dengan pemasok Dairy, Dairy Crest, dan Wiseman Dairies untuk meningkatkan harga susu, keju, dan produk susu lainnya di Profit MR ATCMC AR Output
  • 34. 34 pasar swalayan. Setelah investigasi OFT, supermarket dan pemasok didenda total £ 116 juta. 5.4 Oligopoli dan Cartel Kartel :Produser dalam kartel explicity setuju untuk bekerja sama dalam menetapkan harga dan tingkat output. Kartel terjadi ketika dua atau lebih perusahaan mengadakan perjanjian untuk membatasi pasokan atau memperbaiki harga barang dalam industri tertentu. Kartel adalah jenis kolusi resmi. Oligopoli: oligopoli adalah industri yang didominasi oleh beberapa perusahaan besar. Sebagai contoh, sebuah industri dengan rasio konsentrasi lima perusahaan lebih dari 50% dianggap sebagai monopoli. Kartel adalah kasus oligopoli khusus ketika perusahaan pesaing dalam suatu industri berkolusi untuk menciptakan perjanjian formal yang eksplisit untuk memperbaiki harga dan kuantitas produksi. Secara teori, kartel dapat dibentuk dalam industri apa pun tetapi hanya praktis dalam oligopoli di mana ada sejumlah kecil perusahaan. 5.5 cara bagaimana suatu negara mengatasi praktek Cartel Menurut saya, sebuah negara harus memiliki peraturan dan hokum yang jelas mengenai Cartels. Contohnya seperti di Indonesia, dalam peraturan KPPU no. 4 tahun 2010 disebutkan bahwa salah satu syarat terjadinya kartel adalah adanya kolusi atau perjanjian diantara pelaku usaha. Dan juga pemerintah harus cermat dengan adanya cartels ini.
  • 35. 35 BAB 6 6.1 Kurva monopolistic competition, elatisitasnya dan berapa range angka utilitasnya Range angka utilitas mulai dari -4 sampai dengan -8 6.2 Nash equilibrium dan collusive equilibrium Nash Equilibrium terjadi pada saat 2 atau lebih perusahaan dengan produk yang hampir sama, dan tingkat permintaannya tergantung pada harga masing-masing dan harga competitor. 2 perusahaan ini memilih harga yang diberikan oleh si competitor tersebut. Collusive Equilibrium : terjadi pada saat perusahaan mengatur harga semau mereka. Kurva Monopolistic Competition
  • 36. 36 6.3 Game Theory pada pasar Oligopoli Teori Permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai persaingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan dari situasi persaingan yang berbeda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan. Teori Permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai persaingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan dari situasi persaingan yang berbeda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan Nash Equilibrium Collusive Equilibrium
  • 37. 37 Teori permainan mula-mula dikemukakan oleh seorang ahli matematika Prancis yang bernama Emile Borel pada tahun 1921. kemudian, John Von Neemann dan Oskar Morgenstern mengembangkan lebih lanjut sebagai alat untuk merumuskan perilaku ekonomi yang bersaing. Model Teori Permainan Model teori permainan dapat diklasifikasikan dengan sejumlah cara seperti jumlah pemain, jumlah keuntungan dan kerugian serta jumlah strategi yang digunakan dalam permainan. *Berdasarkan Jumlah Pemain Dengan Kepentingan Yang Berbeda a.One-person berarti perusahaan monopoli, tidak ada persaingan dalam pengambilan keputusan b.Two-person berarti perusahaan duopolis, terjadi pertentangan dalam pengambilan keputusan sehingga keuntungan bagi suatu pihak merupakan kerugian bagi pihak lain. *Berdasarkan Macam Metode Permainannya a.The Payoff Matrix of a Game( Profit Matrix) b. Nash Equilibrium c. The Presioner’s Delima d. Repeated Games e. Enforcing a Cartel f. Sequental Games g. A Game of Entry Detterence 6.4 OPEC Praktek yang dilakukan oleh OPEC : a. Menyatukan kebijakan perminyakan antara Negara-negara anggota.
  • 38. 38 b. Memenuhi kebutuhan dunia akan minyak bumi. c. Mestabilkan harga minyak dunia. d. Menentukan kebijakan-kebijakan untuk menlindungi Negara-negara anggota. e. Mempertahankan harga minyak dan menentang aksi penurunan harga minyak secara sepihak oleh perusahaan minyak besar yang disebut The Seven Mayor seperti Exxon, Texaco, Socal, Gulf, British Petroleum, Shell. Menurut saya, dengan adanya organisasi opec industry perminyakan akan lebih teratur dan tidak adayang bisa bertindak semaunya sendiri. Dan apabila opec menangani perminyakan di negaa-negara berkembang yang miskin menurut saya, akan membantu perekonomian disana dan juga dapan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Meskipun adanya kemungkinan akan adanya eksploitasi minyak bumi dari Negara tersebut, tetapi setidaknya Negara tersebut akan mendapat dukungan dan tidak akan terlalu terpuruk apabilaada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
  • 39. 39 6.5 Perbedaan pasar sebagai output dan input Perbedaan pasar bagi output dan input: Pasar input 1.Yang diperjualbelikan faktor produksi 2.Penawaran dari RTK permintaan dari RTP 3.Termasuk pasar abstrak dimana penjual dan pembeli tidak bisa tatap muka Pasar output 1.Diperjualbelikan barang dan jasa 2.Penawaran RTP permintaan RTK 3.Termasuk pasar konkrit, penjual pembeli bisa bertatap muka