Dokumen tersebut memberikan panduan tentang pengangkatan dan pemindahan pasien darurat. Terdapat penjelasan mengenai mekanik tubuh yang tepat untuk mengangkat pasien secara aman agar menghindari cedera pada penolong. Juga dijelaskan teknik-teknik pemindahan pasien darurat seperti tarikan baju, selimut, atau lengan untuk situasi darurat serta pemindahan dengan satu atau lebih penolong untuk kondisi yang stabil. Tu
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang teknik pemindahan pasien yang aman dan benar, termasuk memperhatikan kondisi fisik penolong, menghindari cedera lebih lanjut pada pasien, serta hanya melakukan pemindahan darurat jika diperlukan.
Dokumen ini memberikan panduan tentang pengangkatan dan pemindahan pasien darurat. Terdapat beberapa teknik pemindahan yang dijelaskan, yaitu pemindahan emergensi untuk situasi darurat dan pemindahan non-emergensi untuk situasi yang tidak membahayakan. Dokumen ini juga menjelaskan mekanika tubuh yang tepat untuk mengangkat pasien secara aman serta faktor-faktor penting lainnya dalam proses pengangkatan dan pemindahan pasien.
Bab tujuh membahas pendekatan direktif dan non-direktif dalam melibatkan kelompok sasaran. Pendekatan direktif mengasumsikan petugas tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, sementara pendekatan non-direktif mengasumsikan masyarakat tahu kebutuhan mereka sendiri. Kedua pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang teknik pemindahan pasien yang aman dan benar, termasuk memperhatikan kondisi fisik penolong, menghindari cedera lebih lanjut pada pasien, serta hanya melakukan pemindahan darurat jika diperlukan.
Dokumen ini memberikan panduan tentang pengangkatan dan pemindahan pasien darurat. Terdapat beberapa teknik pemindahan yang dijelaskan, yaitu pemindahan emergensi untuk situasi darurat dan pemindahan non-emergensi untuk situasi yang tidak membahayakan. Dokumen ini juga menjelaskan mekanika tubuh yang tepat untuk mengangkat pasien secara aman serta faktor-faktor penting lainnya dalam proses pengangkatan dan pemindahan pasien.
Bab tujuh membahas pendekatan direktif dan non-direktif dalam melibatkan kelompok sasaran. Pendekatan direktif mengasumsikan petugas tahu apa yang dibutuhkan masyarakat, sementara pendekatan non-direktif mengasumsikan masyarakat tahu kebutuhan mereka sendiri. Kedua pendekatan memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
EVAKUASI & TRANSPORTASI PADA PASIEN GAWAT DARURATSugeng Ners
Â
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih amandengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelahkeadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan. Evakuasi merupakan suatu tindakanpemi ndahan korban dari lokasi kejadian /bencana ke lokasi yg lebih aman pada situasi yg berbahaya,perlu tindakan yang tepat, cepat dan waspada/ cermat
Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja serta menjamin proses produksi berjalan dengan aman dan efisien dengan fokus pada pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja."
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
Dokumen tersebut membahas tentang teknik ekstraksi, stabilisasi, dan transportasi pasien dengan cedera. Prinsip kunci adalah mencegah penambahan cedera saat memindahkan pasien dengan menggunakan teknik yang tepat seperti posisi tubuh yang benar dan peralatan pendukung seperti tandu atau papan tulang belakang. Transportasi harus dilakukan dengan hati-hati sambil memantau kondisi pasien.
Persiapan pasien sebelum operasi meliputi status kesehatan fisik umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, kebersihan tubuh, pengosongan kandung kemih, latihan nafas dalam, batuk efektif dan gerak sendi. Persiapan psikis meliputi penjelasan untuk mengurangi rasa cemas dan memahami arti pentingnya persetujuan inform (
Dokumen ini menjelaskan prosedur pemasangan EKG (elektrokardiografi) yang meliputi persiapan peralatan, penjelasan kepada pasien, pemasangan elektroda di berbagai bagian tubuh, rekaman EKG 12 lead, dan pembersihan setelah selesai. Tujuan pemasangan EKG adalah untuk mendeteksi kelainan irama dan struktur jantung serta pengaruh obat. Prosedur harus dilakukan dengan benar agar hasil pemeriksaan ak
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka dan praktik pemasangan bandage. Terdapat informasi mengenai definisi luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, perawatan luka bersih dan kotor, serta teknik pemasangan bandage.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada klien amputasi. Mencakup pengertian amputasi sebagai pemotongan sebagian anggota tubuh, penyebabnya seperti trauma dan penyakit vaskular, tanda dan gejalanya seperti nyeri dan keterbatasan gerak, serta penanganannya seperti balutan dan pencegahan infeksi.
Cedera sistem otot rangka dapat berupa patah tulang, urai sendi, terkilir otot atau sendi. Pertolongan pertamanya meliputi penilaian awal, menstabilkan bagian yang terluka, membersihkan luka, membidai untuk mencegah gerakan berlebihan, dan merujuk korban ke fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang Incident Command System (ICS) dan sistem tanggap darurat medis untuk penanganan korban banyak. ICS memiliki komponen komando, operasi, logistik, perencanaan, dan keuangan, sementara sistem tanggap darurat medis memiliki sektor pos pengendali, ekstrikasi, perawatan, transportasi, staging, pendukung, dan triage."
Dokumen tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan peraturan tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat yang mencakup hak, kewajiban, dan kewenangan perawat serta pedoman penyelenggaraan praktik perawat secara mandiri atau berkelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem triase dalam penanganan korban bencana. Sistem triase digunakan untuk menentukan prioritas perawatan korban berdasarkan tingkat keparahannya dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dibahas pula pengertian kegawatdaruratan, kasus yang dapat terjadi, prinsip triase, dan penanganan prioritas berdasarkan pengkajian primer ABC (Airway, Breathing, Circulation).
EVAKUASI & TRANSPORTASI PADA PASIEN GAWAT DARURATSugeng Ners
Â
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang lebih amandengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelahkeadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan. Evakuasi merupakan suatu tindakanpemi ndahan korban dari lokasi kejadian /bencana ke lokasi yg lebih aman pada situasi yg berbahaya,perlu tindakan yang tepat, cepat dan waspada/ cermat
Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertujuan untuk melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja serta menjamin proses produksi berjalan dengan aman dan efisien dengan fokus pada pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja."
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
Dokumen tersebut membahas tentang teknik ekstraksi, stabilisasi, dan transportasi pasien dengan cedera. Prinsip kunci adalah mencegah penambahan cedera saat memindahkan pasien dengan menggunakan teknik yang tepat seperti posisi tubuh yang benar dan peralatan pendukung seperti tandu atau papan tulang belakang. Transportasi harus dilakukan dengan hati-hati sambil memantau kondisi pasien.
Persiapan pasien sebelum operasi meliputi status kesehatan fisik umum, status nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit, kebersihan lambung dan kolon, pencukuran daerah operasi, kebersihan tubuh, pengosongan kandung kemih, latihan nafas dalam, batuk efektif dan gerak sendi. Persiapan psikis meliputi penjelasan untuk mengurangi rasa cemas dan memahami arti pentingnya persetujuan inform (
Dokumen ini menjelaskan prosedur pemasangan EKG (elektrokardiografi) yang meliputi persiapan peralatan, penjelasan kepada pasien, pemasangan elektroda di berbagai bagian tubuh, rekaman EKG 12 lead, dan pembersihan setelah selesai. Tujuan pemasangan EKG adalah untuk mendeteksi kelainan irama dan struktur jantung serta pengaruh obat. Prosedur harus dilakukan dengan benar agar hasil pemeriksaan ak
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka dan praktik pemasangan bandage. Terdapat informasi mengenai definisi luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, perawatan luka bersih dan kotor, serta teknik pemasangan bandage.
Laporan ini membahas asuhan keperawatan pada klien amputasi. Mencakup pengertian amputasi sebagai pemotongan sebagian anggota tubuh, penyebabnya seperti trauma dan penyakit vaskular, tanda dan gejalanya seperti nyeri dan keterbatasan gerak, serta penanganannya seperti balutan dan pencegahan infeksi.
Cedera sistem otot rangka dapat berupa patah tulang, urai sendi, terkilir otot atau sendi. Pertolongan pertamanya meliputi penilaian awal, menstabilkan bagian yang terluka, membersihkan luka, membidai untuk mencegah gerakan berlebihan, dan merujuk korban ke fasilitas kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang Incident Command System (ICS) dan sistem tanggap darurat medis untuk penanganan korban banyak. ICS memiliki komponen komando, operasi, logistik, perencanaan, dan keuangan, sementara sistem tanggap darurat medis memiliki sektor pos pengendali, ekstrikasi, perawatan, transportasi, staging, pendukung, dan triage."
Dokumen tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan peraturan tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat yang mencakup hak, kewajiban, dan kewenangan perawat serta pedoman penyelenggaraan praktik perawat secara mandiri atau berkelompok.
Dokumen tersebut membahas tentang evakuasi dan rujukan pasien darurat secara aman, yang mencakup prinsip-prinsip dasar pengangkatan dan pemindahan pasien, teknik-teknik evakuasi darurat dan non-darurat, serta peralatan yang diperlukan. Tujuannya adalah agar peserta mampu mensimulasikan cara evakuasi yang aman bagi pasien dan penolong.
Modul ini membahas tentang pemindahan atau evakuasi korban kecelakaan atau kedaruratan medis. Materi yang dibahas meliputi pertimbangan dan teknik pemindahan korban tanpa dan dengan peralatan, serta peralatan ambulans darat dan petugasnya. Tujuannya agar mahasiswa bidan mampu memberikan pertolongan pada korban kegawatdaruratan.
1. Dokumen menjelaskan cara pengangkatan dan pemindahan korban darurat secara aman dan simulasi penggunaan peralatan evakuasi. 2. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengangkatan dan pemindahan adalah kemampuan petugas, kondisi korban, dan peralatan yang digunakan. 3. Prosedur pengangkatan dan pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah cedera bagi petugas maupun korban
Dokumen ini memberikan panduan tentang cara-cara yang tepat untuk memindahkan mangsa kemalangan. Ia menjelaskan bahawa keputusan untuk memindahkan mangsa bergantung pada keadaan mangsa dan lokasi kemalangan, serta menekankan pentingnya pemeriksaan sebelum pemindahan. Dokumen ini juga menerangkan beberapa teknik pemindahan mangsa secara berseorangan, berdua, bertiga atau berempat mengikut keadaan kecederaan mang
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD). Prinsip utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dalam kondisi darurat dengan melakukan tindakan secepat mungkin karena waktu sangat berharga. Langkah-langkah dasar dalam PPGD adalah mengamati saluran napas, pernapasan dan sirkulasi pasien serta menangani masalah tersebut.
Bagus, terima kasih atas penjelasan lanjut mengenai peranan ambulans dan kakitangan dalam menguruskan bencana. Ini akan membantu dalam mengoptimumkan pengendalian mangsa.
Dokumen tersebut membahas tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang merupakan upaya pertolongan sementara untuk korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan medis lebih lanjut. Dibahas pula tahapan memberikan P3K, teknik-tekniknya seperti pembalutan, bidai, dan evakuasi, serta kesalahan yang sering terjadi dalam memberikan P3K.
Dokumen ini membahas tentang stabilisasi dan transportasi pasien dalam pertolongan pertama. Prinsip stabilisasi mencakup menjaga korban agar tidak bergerak banyak, pernafasan dan sirkulasi tetap stabil, dan mencegah pendarahan lebih lanjut. Transportasi pasien hanya dilakukan jika diperlukan dan tidak membahayakan, dengan melibatkan beberapa penolong dan menggunakan alat bantu jika diperlukan. Komunikasi yang baik ant
5. materi stabilisasi, evakuasi, transportasi korban sakit, cidera, kecelakaanMuhammad Aminuddin
Â
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang stabilisasi, transportasi, dan evakuasi korban sakit atau cidera dengan memberikan informasi mengenai teknik dasar pertolongan pertama, mekanika tubuh saat pengangkatan, dan berbagai metode evakuasi darurat maupun non-darurat yang dapat dilakukan oleh 1-3 orang penolong menggunakan berbagai alat angkut seperti tandu, papan tandu, atau kendaraan.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Â
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Â
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pengangkatan dan pemindahan
pasien gadar dengan benar
3. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian mengangkat dan memindahkan pasien
2. Menjelaskan mekanik tubuh
3. Melakukan pemindahan emergensi dan non emergensi
4. Pedahuluan
 Dalam pengangkatan korban gawat darurat diperlukan ilmu dan
keterampilan yang standar serta art atau seni agar korban merasa
aman dan nyaman
 Pengangkatan korban gawat darurat membutuhkan cara-cara
tersendiri
 Setiap hari banyak korban gawat darurat yang diangkat dan
ditransport
 Banyak petugas kesehatan yang cedera karena
salah mengangkat
5. Pengertian
Mengangkat pasien adalah proses mengangkat dari tempat
kejadian ke tandu atau sampai penolong berdiri.
Pemindahan pasien adalah proses memindahkan pasien dari
tempat kejadian ke tempat yang lebih aman
9. Yang Harus diperhatikan Sebelum Mengangkat Korban
1. Satu orang menjadi leader
2. Usahakan korban sedekat mungkin dengan tubuh anda
3. Kerjasama tim
4. Berkomunikasi yang jelas
5. Perintah yang dimengerti oleh semua anggota tim
6. Reposisi dan memindahkan dengan tahapan
10. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengangkat Korban
 Kenali kemampuan diri dan teman kita.
 Nilailah beban yang akan diangkat secara bersama, dan bila
merasa tidak mampu, jangan paksakan. Selalu komunikasi secara
teratur dengan teman kita.
 Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki
sebelahnya.
 Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat. Punggung
harus selalu dijaga lurus.
 Tangan yang memegang menghadap ke depan.
 Jarak antara kedua tangan yang memegang
(misalnya tandu) minimal 30 cm
11. Pemindahan Pasien
I. Pemindahan Emergensi
 Pasien dalam kedaan bahaya
 Life saving tidak dapat dilakukan karena tempat yang sulit (RJP)
 Mengahalangi akses ke pasien lain
Tarikan Baju Tarikan Selimut Tarikan Lengan
13. II. Pemindahan Non – Emergensi
Situasinya tidak membahaya-kan diri
penolong & penderita.
 Perawatan darurat di lapangan &
pemeriksaan tanda vital telah
diselesaikan.
 Korban dalam keadaan stabil, semua
cedera telah ditangani dengan baik.
 Kecurigaan fraktur servikal & spinal
telah diimobilisasi (dibidai). Pemindahan dengan
1 orang penolong
Sumber gambar : endrosambodo1984.wordpress.com
14. Pemindahan Non – Emergensi
Pemindahan
dengan 2 orang penolong
Sumber gambar : endrosambodo1984.wordpress.com
15. Pemindahan Non – Emergensi
Pemindahan dengan 3 orang penolong
Sumber gambar : endrosambodo1984.wordpress.com
17. Penugasan :
Buatlah video untuk mempraktekkan salah satu dari Teknik pemindahan (Emergensi ataupun
Non Emergensi) diatas.
Selamat Mencoba
Stay Safe yaa..!
Referensi :
Americans College of Emergency Physicians, Basic Trauma Life Support : For Paramedics And Other Advanced Providers,
Brady, 2000
Ramsi, Irhash. F. 2014. Basic Life Support: Buku Panduan. Edisi 13. Jakarta: EGC
Sumber gambar : endrosambodo1984.wordpress.com
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam sejahtera untuk kita semua
Alhamdulillah kita masih diberi Kesehatan sehingga kita dapat bertemu secara virtual untuk sharing session dengan teman teman tim nusantara sehat Batch XV.
Perkenalkan teman2, nama saya ari dian prayoga, saya seorang perawat, lahir di jepara 28 tahun yang lalu. Setelah sertifikasi menjadi perawat bedah, saya diberi kesempatan untuk bergabung di RS Awal Bros Pekanbaru dan bergabung di Ruang IBS.tahun 2016 saya bergabung dengan GDMI, menjadi MOT dan diberi kesempatan untuk mencari banyak sekali pengalaman, termasuk pelatihan keperawatan kardiovaskular di PJN Harapan Kita.
Sekian teman2 perkenalan dari saya yang tidak seberapa ini, mari kita lanjut ke pokok materi sharing session kita.
Saat ini kita akan sharing tentang Transportasi Pasien khususnya terkait dengan mengangkat dan memindahkan pasien gawat darurat. Waktu kita kurang lebih 15 menit.
Setelah sharing session ini selesai, diharapkan teman peserta tim nusantara sehat mampu melakukan pengangkatan dan pemindahan pasien gawat darurat dengan benar. Karna target kita teman2 mampu melakukan pengangkatan dan pemindahan dengan benar, maka akan ada penugasan sebagai bagian dr indictor ini.
Berikut indicator hasil belajar yang diharapkan ya,
Oke, kita masuk kontennya sekarang.
Kenapa sih kita harus paham dengan konsep dan cara mengangkat dan memindahkan? Hal ini dikarenakan dalam mengangkat dan memindahkan itu perlu ilmu teman2, perlu ketrampilan, bahkan ada seninya, tentunya supaya supaya aman baik kita sebagai penolong, aman lingkungan maupun aman untuk passion.nah aman penolong ya supaya kita terhindar dari sakit punggung contohnya dikarenakan Teknik kita yang tidak ergonomis, itu sangat mungkin terjadi. Yang kedua aman lingkungan, jelas, yang ketiga aman pasien, dalam artian tidak menimbulkan cedera tambahan.
Nah, yang kedua, dst..
Yang pertama kita harus pahami dulu bagaimana sih mekanik tebuh yang benar. Berikut Digambar sudah jelas bisa kita lihat Teknik yang benar dalam mengangkat. Jadi yang dipakai bukan kekuatan punggung, biasanya kita sering terlupa mengengkat sesuatu dengan membungkuk, itu adalah cara yang kurang benar.
Gunakan kekuatan paha untuk menjadi tumpuan saat mengangkat,
Ingat yaa, gunakan paha, bukan punggung. Ini yang betul2 harus selalu kiyta ingat untuk berinvestasi Kesehatan punggung kita.
Oke, kita masuk ke bagian yang lebih teknis sekrang.
Yang pertama , dst
Harus selalu diingat ya, harus mempertimbangkan antara korban dan kemampuan diri sendiri.