SlideShare a Scribd company logo
Penguatan Kerjasama Lintas Sektor dalam 
Pengembangan Ekonomi Daerah 
Disampaikan oleh: 
Kasubdit Agropolitan dan Transmigrasi, 
Direktorat Perkotaan dan Perdesaan – Bappenas 
Dalam Pelatihan Domestik dan Internasional PELD Yogyakarta & Thailand, 2014 
Yogyakarta 28 Oktober 2014
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN 
PERKOTAAN DAN PERDESAAN 
2
ISU STRATEGIS KETERKAITAN KOTA-DESA 
Urbanisasi 
Pull Factor Push Factor 
Kota Desa 
Kesenjangan Antarwilayah – 
Dikotomi Desa Kota 
1. Masih terbatasnya persebaran pusat pertumbuhan dan konektivitas antara 
kota atau pusat pertumbuhan yang menyediakan pelayanan ekonomi dan 
sosial dengan desa-desa di sekitarnya; 
2. Masih rendahnya keterkaitan antarsektor dari hulu ke hilir yang dapat 
menciptakan diversifikasi kegiatan ekonomi di perdesaan serta memperkuat 
hubungan ekonomi antara kota dan desa; 
3. Belum optimalnya kerjasama antardaerah yang dapat mendorong terjadinya 
peningkatan keterkaitan antara desa-kota dan antar daerah administrasi 
3
ISU STRATEGIS PERKOTAAN 
PERKEMBANGAN URBANISASI BERDASARKAN % 
PENDUDUK KOTA DAN DESA 
4 
Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. 
Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18% pertahun lebih tinggi dari tingkat 
pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1% pertahun. Sedangkan pertumbuhan 
penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun. 
Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 94 kota otonom (termasuk DKI Jakarta) 
hanya mencapai 40 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. 
% terhadap jumlah 
penduduk nasional
ISU STRATEGIS 
Megapolitan 
Metropolitan 
: Pembangunan dan penguatan desa/perdesaan 
sebagai upaya pengurangan urbanisasi 
: Penyangga urbanisasi langsung ke kota 
besar, metropolitan dan megapolitan 
• Pengendalian perkembangan 
penduduk di megapolitan/ 
metropolitan dan kota besar, 
menyeimbangkan investasi 
pembangunan antar tipologi kota. 
5 
 Konsentrasi penduduk meningkat 
tinggi di megapolitan dan 
metropolitan, khususnya Jawa 
Menguasai sekitar 34% PDRB 
Nasional, dan semakin meningkat. 
 Di luar Jawa, Kota-Kota Sedang 
berjumlah 56% dari seluruh 
kota, mendominasi peta 
perkotaan di Indonesia 
 Hanya berperan 7% pada PDRB 
Nasional, dan makin menurun. 
 26% desa tergolong tertinggal, di 
perbatasan, di pulau2 terluar; 
 Rendahnya akses perdesaan 
terhadap pusat kegiatan dan pasar 
 Tingkat perkembangan ekonomi 
kabupaten 4,5% semakin 
menurun, sementara kota sebesar 
• Kota sedang dan kecil sebagai 6,3% dan semakin meningkat. 
penyangga urbanisasi dari desa 
ke kota besar, metropolitan, dan 
megapolitan. 
•Membangun keterkaitan kegiatan 
ekonomi kota-desa. 
Kota-Kota 
Sedang 
Kota-Kota 
Kecil 
Kota-Kota 
Besar 
Kawasan 
Perdesaan 
Ket. 
Arah Arus Urbanisasi Saat ini 
Arah Arus urbanisasi setelah penguatan kota sedang 
dan kota kecil sebagai penyangga urbanisasi
6 
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERDESAAN 
Kemiskinan dan kerentanan ekonomi 
• Tingkat pendapatan yang rendah, tingkat penguasaan aset-aset produksi yang 
kurang memadai, status gizi dan kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah, 
serta masih kurangnya pelayanan dasar minimum menjadi penyebab tingginya 
angka kemiskinan masyarakat perdesaan, yaitu sekitar 63,20 persen dari total 
penduduk miskin di Indonesia (28,07 juta jiwa) 
keterbatasan ketersediaan pelayanan dasar 
minimum yang jauh tertinggal dari perkotaan 
• Terbatasnya pelayanan dasar minimum di perdesaan menyebabkan rendahnya 
akses terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat 
Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan 
sumber daya alam dan lingkungan hidup di perdesaan 
• Eksploitasi berlebihan dan kurangnya regenerasi sumber daya alam, diikuti 
dengan kerentanan perdesaan dalam menghadapi bencana dan dampak 
perubahan iklim juga turut mengancam ketahanan pangan dan keberlanjutan 
sumber daya alam dan lingkungan hidup di perdesaan
PETA SEBARAN KAWASAN PERDESAAN NASIONAL TAHUN 2011 
Kota Otonom 
Perdesaan Berkembang 
Perdesaan Tertinggal 
Batas Provinsi 
WILAYAH PAPUA: 
Desa Tertinggal: 89.5% 
Desa Berkembang: 9.8% 
Desa Mandiri: 0.7% 
WILAYAH SULAWESI: 
Desa Tertinggal: 28.8% 
Desa Berkembang: 61.4% 
Desa Mandiri: 9.8% 
WILAYAH MALUKU: 
Desa Tertinggal: 64.7% 
Desa Berkembang: 32.2% 
Desa Mandiri: 3.1 % 
WILAYAH KALIMANTAN: 
Desa Tertinggal: 49.0% 
Desa Berkembang: 43.5% 
Desa Mandiri: 7.5% 
WILAYAH NUSA 
TENGGARA: 
Desa Tertinggal: 55.6% 
Desa Berkembang: 37.6% 
Desa Mandiri: 6.9% 
WILAYAH JAWA-BALI: 
Desa Tertinggal: 1.8% 
Desa Berkembang: 53.8% 
Desa Mandiri: 44.4% 
WILAYAH SUMATERA: 
Desa Tertinggal: 22.8% 
Desa Berkembang: 67.9% 
Desa Mandiri: 9.3% 
Sumber: Potensi Desa Tahun 2005 dan 2011 (diolah) 
Catatan: jumlah desa termasuk kelurahan 
Perdesaan Mandiri 
7
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 
PERKOTAAN DAN PERDESAAN 
8
GRAND DESAIN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 2015-2019 
KESENJANGAN ANTAR WILAYAH 
KTI-KBI 
KESENJANGAN PERKOTAAN-PERDESAAN 
MENGURANGI KESENJANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 
PEMERATAAN PEMBANGUNAN GROWTH 
Pembangunan 
Pusat 
Pertumbuhan 
Baru (KKD) 
Penguatan 
Pembangunan 
Desa 
Optimalisasi 
Peran Kota 
Sedang/ Kecil 
Optimalisasi 
Peran KSN 
Pembangunan Perdesaan Pembangunan Perkotaan 
Arahan 
PW 
Isu 
Strategis 
Tujuan 
Arah 
Kebijakan 
Keterkaitan 
Kota-Desa 
Kerjasama antardaerah
ARAH KEBIJAKAN KETERKAITAN KOTA-DESA TAHUN 2015-2019 
Tujuan: Mengurangi Kesenjangan Desa-Kota 
Kota Kecil/ Kota 
Meningkatkan 
Menengah: Fokus 
Hulu-Hilir 
Pengembangan Kepada 
Peningkatan Jasa 
(Marketing, Distribusi, 
& Keuangan), Industri 
2 
Pengolahan Tersier 
(final goods) Pusat Pertumbuhan Baru 
Sebagai Embrio Kota Kecil 
1 
Desa Dapat 
Berfungsi 
Sebagai Pusat 
Produksi 
Primer dan 
Industri 
Pengolahan 
Ringan 
10 
Kota Besar/Metropolitan: mendorong kegiatan sentra 
produksi pengolahan dan jasa untuk melayani Kawasan 
Timur Indonesia serta memantapkan fungsi keterkaitan 
dengan pusat pertumbuhan internasional
11 
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN 
TAHUN 2015-2019 (1/2) 
Mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional (SPN). 
Pemenuhan Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Kota Layak Huni 
Membangun Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana 
Membangun Kota Cerdas dan Berdaya Saing 
Mengembangkan perekonomian dengan membangun pencitraan kota (city branding) memanfaatkan 
produk dan sumber daya manusia unggulan, serta arsitektur perkotaan (urban design), berdasarkan 
karakter sosial budaya lokal. 
Membangun kapasitas masyarakat yang inovatif, kreatif dan produktif, mampu memanfaatkan potensi 
keragaman sosial budaya lokal untuk membangun daya saing kota. 
Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan
12 
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PEMBANGUNAN PERDESAAN 
TAHUN 2015-2019 
Mengembangkan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Masyarakat Miskin dan Rentan di Desa 
Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum di 
perdesaan. 
Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan 
Mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik 
Mewujudkan kemandirian pangan dan pengelolaan desa yang berkelanjutan 
Mengembangkan Ekonomi Perdesaan
13 
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KETERKAITAN 
PERKOTAAN DAN PERDESAAN TAHUN 2015-2019 
Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan 
Desa sebagai Tulang Punggung (Backbone) Keterhubungan Desa-Kota 
Perwujudan Keterkaitan antara Kegiatan Ekonomi Hulu (upstream linkages) dan 
Kegiatan Ekonomi Hilir (downstream linkages) Desa-Kota melalui pengembangan 
kawasan agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi. 
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam 
Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
A. MENGARAHKAN INVESTASI DI 5 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL 
(KSN) PERKOTAAN BARU DI LUAR JAWA 
No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan 
1 Kawasan Perkotaan Padang: Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada 
mendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti: 
Industri; Perikanan laut; Pariwisata; dan Perdagangan dan jasa. 
2 Kawasan Perkotaan Palembang: Sebagai pusat pertumbuhan Nasional (PKN) untuk mendukung 
pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya dan wilayah 
nasional, dengan memperhatikan fungsi-fungsi keterkaitan dengan 
pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional. 
3 Kawasan Perkotaan Mataram Sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada 
kegiatan pariwisata alam dan jasa. 
4 Kawasan Perkotaan Banjarbakula: 
Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kab. 
Banjar, Kab. Baritokuala, dan Kab. Tanah Laut 
Diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah nasional, 
gerbang pertama Pulau Kalimantan yang berorientasi pada upaya 
mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti 
kehutanan, pertambangan bijih besi dan agroindustri serta industri 
pengolahan 
5 Kawasan Perkotaan Manado-Bitung: Diarahkan sebagai Pusat Pertumbuhan Nasional yang berbasis pada 
pengembangan sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, perikanan 
dan kelautan, industri pengolahan dan perhubungan dalam rangka 
mempercepat pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) 
14
B. MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN EKONOMI DI 7 KSN 
PERKOTAAN YANG SUDAH ADA 
No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan 
1 Mebidangro: 
Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat), Kab. 
Deli Serdang, Kab. Karo 
Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan sebagai pusat 
administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet pemasaran 
untuk wilayah Sumatera Utara bagian Timur dengan tetap memantapkan 
fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah 
internasional 
2 Jabodetabek: 
Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab. 
Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok, Kab. 
Bekasi, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor 
Meningkatkan fungsi Jabodetabek sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) 
menjadi pusat kegiatan global (PKG) yang mendukung pertumbuhan 
wilayah nasional dan memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan 
pusat-pusat pertumbuhan atau kota-kota ditingkat internasional. 
3 Kawasan Perkotaan cekungan Bandung: 
Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung 
Barat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab. 
Sumedang 
Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang berorientasi pada 
meningkatkan spesialisasi fungsi jasa pendidikan, teknologi sistem 
informasi, industri, dan dan pariwisata perkotaan (urban tourism) 
4 Kawasan Perkotaan Kedungsepur: 
Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga, 
Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab. Demak, 
Purwodadi (Ibukota Kab. Grobogan) 
Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional yang berfungsi 
mendorong pertumbuhan sektor jasa, teknologi informasi, pariwisata, dan 
industri wilayah Jawa Tengah 
5 Kawasan Perkotaan Gerbang Kertosusila: 
Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. 
Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab. Bangkalan, Kota 
Mojekerto 
Dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional yang 
mendukung pelayanan pengembangan wilayah Indonesia bagian Timur 
6 Kawasan Perkotaan Sarbagita: 
Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. 
Tabanan 
Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang mendorong pertumbuhan 
wilayah disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai 
pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang 
bertaraf internasional 
7 Kawasan Perkotaan Maminasata: 
Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa 
(Ibukota Kab. Gowa), Kab. Takalar 
Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang mendorong pertumbuhan 
kota-kota disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai 
pusat orientasi pelayanan berskala internasional dan penggerak utama 
bagi Kawasan Timur Indonesia; 
15
PAPUA 
• Jayapura 
• Sorong 
16 
C. OPTIMALISASI PERAN 24 KOTA SEDANG DI LUAR JAWA 
SULAWESI 
• Bitung 
• Gorontalo 
• Palu 
• Kendari 
• Palopo 
• Bau-bau 
MALUKU 
• Ternate 
• Ambon 
KALIMANTAN 
• Singkawang 
• Palangkaraya 
• Banjarmasin 
• Banjar Baru 
• Tarakan 
NUSA TENGGARA 
• Mataram 
• Bima 
• Kupang 
SUMATERA 
• Lhokseumawe 
• Payakumbuh 
• Tanjung Pinang 
• Tebing Tinggi 
• Dumai 
• Lubuklinggau
17 
D. PERWUJUDAN 39 WILAYAH PENGEMBANGAN KETERKAITAN KOTA-DESA 
SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN BARU 
No. Jenis Kawasan Papua Maluku Sulawesi Kalimantan 
Nusa 
Tenggara 
Jawa 
- Bali 
Sumatera Total 
Kawasan 
Pengembangan 
Keterkaitan Kota dan 
Desa, mencakup : 
4 3 9 7 4 4 8 39 
1. 
Kawasan 
Perkotaan Baru 
(KPB) 
1 1 6 5 - - 7 20 
2. 
Kawasan 
Transmigrasi 
5 3 8 10 5 - 8 39 
3. 
Kawasan 
Agropolitan 
6 3 10 5 5 6 14 49 
4. 
Kawasan 
Minapolitan 
7 1 6 4 3 1 2 24 
5. 
Kawasan 
Pariwisata 
1 1 1 3 2 1 1 10 
Kawasan 
Agropolitan/ 
Minapolitan 
Kawasan 
Transmig 
rasi 
Kawasan 
Pariwisata 
Kawasan 
Perkotaa 
n Baru 
Ko 
ta 
Inti 
Kawasan 
Agropolitan/ 
Minapolitan 
Kawasan 
Perkotaan Baru 
Kawasan 
Pariwisata/ 
Transmigra 
si 
Kawasan 
Agropolitan/ 
Minapolitan 
Kawasan 
Pariwisata/ 
Ko 
ta 
Inti 
Ko Transmigrasi 
ta 
Inti 
Pusat 
Pertumbuhan 1 
Pusat 
Pertumbuhan 2 
Pusat 
Pertumbuhan 3
1. Sebagai forum lintas pelaku Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah non 
pemerintah di tingkat nasional. 
2. Sebagai mitra pemerintah dalam mencari solusi yang tepat bagi isu-isu strategis 
Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah di tingkat nasional. 
3. Membantu/melaksanakan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah yang 
berkoordinasi dengan TKPED. 
4. Membantu proses perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, monitoring, dan 
evaluasi program-program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah. 
5. Membantu sosialisasi konsep kebijakan, aturan, pendekatan penyelesaian masalah, 
contoh-contoh pembelajaran, dan informasi terkait pengembangan ekonomi lokal dan 
daerah
HARAPAN TERHADAP FASILITASI 
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH 
Tujuan 
• Sinkronisasi 
perencanaan 
• Terbangunnya 
komunikasi antar 
stakeholer di pusat dan 
daerah 
• Terlaksananya PELD 
Output 
• Tersusunnya Master 
Plan PELD 
• Terbentuknya Forum 
stakeholder 
• Pelaksanaan fasilitasi 
PELD 
• Terlaksananya 
sinkronisasi K/L, donor, 
dan stakeholder lain 
Dampak 
• Peningkatan efektivitas 
fasilitasi/ intervensi 
• Peningkatan 
pendapatan petani, 
nelayan, UMKM 
• Percepatan 
pengembangan ekonomi 
lokal dan daerah 
19 
19
ROAD MAP KOORDINASI 
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH DI TINGKAT NASIONAL 
Penguatan 
koordinasi dan 
sinergi antar 
stakeholder di 
nasionalmelalui 
TKPED 
PENGUATAN FORUM 
LINTAS PELAKU 
Penguatan kelompok kerja 
Peningkatan kapasitas 
stakeholder nasional 
PEMBENTUKAN 
FPPELD 
Penyempurnaan FPPELD 
Identifikasi donor 
Penjajagan dan sosialisasi dgn 
badan usaha swasta dan BUMN 
20
Road Map Fasilitasi Percontohan di Daerah Pilot 
Review/Penyusu 
nan Master Plan 
Analisis rantai 
nilai sektor 
Identifikasi 
Masalah 
Identifikasi 
kebutuhan 
intervensi 
Jenis intervensi 
Fisik (prasarana 
dan sarana) 
Non fisik 
Regulasi 
Pelatihan 
teknis 
Pembukaan dan 
perluasan 
networking utk 
pasar, teknologi, 
input 
Perluasan 
keterkaitan 
dgn sektor lain 
Akses ke modal 
Identifikasi 
stakeholder 
Penguatan 
Stakeholder 
Lokal 
Pembentukan 
forum 
stakeholder 
Pelatihan PELD 
Output: 
1. Review masterplan 
2. Studi analisis sektoral 
3. Identifikasi stakeholder lokal 
4. Identifikasi kebutuhan intervensi 
5. Pelatihan/workshop ttg konsep PELD 
Output: 
1. Peningkatan, 
penyediaan sarpras 
2. Pelatihan/workshop 
teknis 
3. Penyusunan regulasi 
Output: 
1. Keg. 
Pameran, 
pasar 
lelang dsj 
2011 2012-2013 2014
PELATIHAN DOMESTIK DAN 
INTERNASIONAL PELD 2014 
22
Tujuan dan Outcomes 
Tujuan 
• Meningkatkan pengetahuan 
stakeholder PELD dengan mempelajari 
dan membandingkan pengalaman 
penerapan PELD di negara lain dalam 
hal ini Thailand, dan bagaimana 
pengetahuan tersebut dapat 
diterapkan di daerah percontohan 
PELD. 
• Meningkatkan pengetahuan 
stakeholder PELD di pusat dan daerah 
tentang peningkatan daya saing melalui 
kebijakan PELD serta penerapan 
kebijakan PELD dan pendekatan Rantai 
Nilai (Value Chain Development), 
Manajemen Klaster, Pengembangan 
Business Development Services, baik di 
Indonesia maupun di Thailand. 
Outcomes 
• Meningkatnya pemahaman atas 
konsep PELD terkait dengan 
pengembangan klaster dan penguatan 
rantai nilai 
• Tersusunnya rencana aksi PELD di 
daerah percontohan 
• Koordinasi yang lebih kuat lintas sektor 
dan antara pusat dan daerah 
23
Ruang Lingkup Pelatihan 
Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah 
Konsep fasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah oleh fasilitator 
Peningkatan kinerja forum PELD di daerah percontohan 
Pembangunan Rantai Nilai (Value Chain Development) untuk klaster komoditas 
unggulan 
Sharing experiences dalam pengelolaan PELD dgn daerah lain dan juga negara lain 
Konsep Rantai Nilai dan Pengembangan Klaster pada Sektor Pertanian dan Perikanan 
di Thailand 
Studi Banding tentang Pengembangan Ekonomi Lokal di Sektor Pertanian dan 
Perikanan di Thailand 
Studi Banding tentang Keterkaitan Industri Pangan dan Pertanian terhadap 
Pengembangan Riset & Teknologi di Thailand 
Studi Banding tentang Kebijakan Pengembangan Kluster Pertanian dan Perikanan 
Berkelanjutan di Thailand 
Studi Banding tentang Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal di Sektor Perikanan 
dan Pesisir di Thailand 24
Peserta 
Daerah 
• 7 daerah 
percontohan 
PELD 
• Bappeda dan 
SKPD terkait 
• Tenaga ahli 
regional 
Pusat 
• Kementrian 
terkait (KKP, 
KPDT, 
Kemenperin) 
• Bappenas (Dit. 
Perkotdes dan Dit 
KKDT) 
25
TERIMAKASIH 
26
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 
PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 
BERDASARKAN WILAYAH PULAU UNTUK 
TAHUN 2015-2019
LOKASI PRIORITAS PEMBANGUNAN PERKOTAAN 
DAN PERDESAAN DI PAPUA 
ke Makassar 
dan Surabaya 
ke Makassar 
dan Surabaya 
ke Maluku 
Sorong 
Jayapura 
Manokwari 
Nabire 
Timika 
Marauke 
D2 
D4 
D1 
Biak 
Misool 
D3 
Waris 
LEGENDA 
Kota Sedang 
Perdesaan Mandiri 
Perdesaan Berkembang 
Perdesaan Tertinggal 
Batas Provinsi 
Konektivitas antar Pusat 
Ekonomi/Pusat Pertumbuhan 
Jalur Eksisting 
Jaringan Pelayaran Domestik 
Kawasan Pengembangan 
untuk mengurangi 
kesenjangan wilayah 
P1 
P2 
Perkotaan
A. FOKUS PEMERATAAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KOTA SEDANG/KOTA KECIL DI WILAYAH PAPUA 
Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas 
P1 Sorong 
(Kota Sedang) 
Sebagai Pusat Kegiatan 
Nasional (PKN) yang 
berorientasi pada 
pengembangan kegiatan 
industri pengolahan: 
hasil hutan, bahan 
tambang dan hasil 
perikanan serta sebagai 
Penghubung/Hub Utama 
untuk Wilayah Papua 
dan Maluku 
Perwujudan peran kota 
sebagai Pusat Kegiatan 
Nasional (PKN) dalam 
rangka mewujudkan Sistem 
Perkotaan Nasional (SPN) 
a. Meningkatkan aksesibilitas antar kota dan wilayah menuju sentra produksi (Kota Sorong- 
Klamono-Ayamaru-Maruni-Manokwari) untuk mendukung proses koleksi dan distribusi 
hasil hutan, bahan tambang dan hasil perikanan melalui sistem transportasi laut. 
b. Membentuk dan mengembangkan kawasan industri pengolahan (hasil hutan, bahan 
tambang dan hasil perikanan) sebagai pendukung pengembangan KAPET Seram dan 
KAPET Biak. 
c. Meningkatkan kapasitas dan akses Pelabuhan Nasional dan Bandar Udara Sorong yang 
diarahkan menjadi pelabuhan dan bandara internasional. 
Percepatan pemenuhan 
Standar Pelayanan Perkotaan 
(SPP) 
a. Menyusun prioritas dan strategi percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan 
(SPP). 
b. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana 
prasarana pelayanan permukiman (akses perumahan, air minum, energi listrik, pengelolaan 
sampah, RTH, dan Pedestrian), pelayanan sosial, dan prasarana sarana ekonomi. 
Perwujudan kota hijau yang 
berketahanan iklim dan 
bencana 
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi 
terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (urban resilience). 
b. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak 
perubahan iklim dan bencana (khususnya gempa bumi). 
Perwujudan kota layak huni 
yang aman dan nyaman 
a. Meningkatkan kemudahan masyarakat terhadap akses pendidikan dan kesehatan. 
b. .Menyediakan fasilitas pameran (exhibition) bagi pelaku UMKM, ekonomi informal dan 
industri kretif kota. 
Perwujudan perekonomian 
kota menuju kota yang 
berdaya saing 
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan vokasional dan perguruan tinggi 
khususnya di bidang kelautan dan perikanan serta pengembangan pusat informasi, 
penelitian dan pengembangan migas. 
b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kantor PTSP dan BKPMD. 
c. Memberikan bantuan modal dan peralatan penangkapan dan pengolahan ikan dan produk 
laut lainnya. 
d. Memberikan insentif fiskal bagi pelaku UMKM, ekonomi informal, dan industri kreatif di 
kota. 
Peningkatan kapasitas tata 
kelola pembangunan 
perkotaan 
a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah melalui pendampingan, pembinaan, 
pelatihan dan penilaian kinerja dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan 
kota. 
b. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan 
pemerintah kota melalui pendampingan secara langsung dari pemerintah pusat. 
c. Meningkatkan kapasitas penegakan hukum. 
d. Meningkatkan kapasitas aparatur TNI, Polri, dan Pemerintah Kota di wilayah 
perbatasan negara. 
e. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam manajemen 
pembangunan kota.
A. FOKUS PEMERATAAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KOTA SEDANG/KOTA KECIL DI WILAYAH PAPUA 
Lokasi 
Prioritas 
Fokus 
Pengembangan 
Sasaran Strategi Prioritas 
P2 Jayapura 
(Kota 
Sedang) 
SebagaiPusat Kegiatan 
Nasional (PKN) yang 
difokuskan dalam 
pengembangan 
Perdagangan dan Jasa 
(outlet pemasaran 
produksi tanaman 
pangan, hasil hutan, 
logam, dan perikanan), 
Industri (pengolahan 
pertanian, 
perkebunan, 
kehutanan, perikanan 
dan pertambangan), 
serta dikembangkan 
sebagai transhipment 
point di Kawasan 
Timur Indonesia (KTI) 
dan pusat pelayanan 
administrasi pelintas 
batas negara 
(perbatasan 
Indonesia-PNG-Palau) 
Perwujudan peran 
kota sebagai Pusat 
Kegiatan Nasional 
(PKN) dalam rangka 
mewujudkan Sistem 
Perkotaan Nasional 
(SPN) 
a. Meningkatkan aksesibilitas antar kota dan wilayah menuju sentra produksi (Jayapura- 
Nimbrokang- Sarmi dan Jayapura-Wamena-Mulia) untuk mendukung proses koleksi dan 
distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, serta perikanan 
melalui sistem transportasi laut dan transportasi udara. 
b. Mengembangkan kawasan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, 
pertambangan, serta perikanan. 
c. Meningkatkan fasilitas, kapasitas dan akses Pelabuhan Nasional Jayapura dan Bandar Udara 
Sentani. 
Percepatan 
pemenuhan Standar 
Pelayanan 
Perkotaan (SPP) 
a. Menyusun prioritas dan strategi percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan 
(SPP). 
b. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana 
prasarana pelayanan permukiman (akses perumahan, air minum, energi listrik, pengelolaan 
sampah, RTH, dan Pedestrian), pelayanan sosial, dan prasarana sarana ekonomi disesuaikan 
dengan budaya lokal 
Perwujudan kota 
hijau yang 
berketahanan iklim 
dan bencana 
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi 
terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (urban resilience). 
b. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak 
perubahan iklim dan bencana (khususnya gempa bumi dan banjir). 
Perwujudan kota 
layak huni yang 
aman dan nyaman 
a. Meningkatkan akses bagi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan kota. 
b. Menyediakan akses terhadap penyedia jasa keuangan dan sarana perdagangan dan jasa bagi 
pelaku UMKM, ekonomi informal, dan industri kreatif di kota. 
c. Membangun dan mengembangkan sistem penanganan keamanan yang terintegrasi dan 
tanggap terhadap bencana, konflik sosial, kriminalitas, dan penyakit menular masyarakat. 
Perwujudan 
perekonomian kota 
menuju kota yang 
berdaya saing 
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan vokasional dan perguruan tinggi khususnya di 
bidang kelautan dan perikanan serta pengembangan pusat informasi, penelitian dan pengembangan migas. 
b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kantor PTSP dan BKPMD. 
c. Memberikan bantuan modal dan peralatan penangkapan dan pengolahan ikan dan produk laut lainnya. 
Peningkatan 
kapasitas tata kelola 
pembangunan 
perkotaan 
a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah melalui pendampingan, pembinaan, pelatihan 
dan penilaian kinerja dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan kota. 
b. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah 
kota melalui pendampingan secara langsung dari pemerintah pusat. 
c. Meningkatkan kapasitas penegakan hukum. 
d. Meningkatkan kapasitas aparatur TNI, Polri, dan Pemerintah Kota di wilayah perbatasan 
negara. 
e. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam manajemen 
pembangunan kota.
B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA 
Lokasi Prioritas Fokus 
Pengembangan 
Sasaran Strategi Prioritas 
D1. KKD Misool 
dan sekitarnya 
(Kab. Raja Ampat, 
Prov. Papua Barat) 
• Perkotaan 
Samate 
• Kawasan 
Minapolitan 
Perikanan 
Budidaya: 
Samate, Pulau 
Rembombo, 
Pulau Yefman, 
Pulau Matan, 
Pulau Senapan 
• Kawasan 
Pariwisata: 
KSPN Raja 
Ampat 
• Kawasan 
Tertinggal: 
Raja Ampat 
• Kota Otonom 
Terdekat : 
Sorong 
Penyediaan 
infrastruktur dan 
pelayanan dasar 
untuk mendukung 
pengembangan 
kawasan 
minapolitan 
perikanan 
budidaya, serta 
kawasan pariwisata 
Raja Ampat. 
Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap pusat pertumbuhan Misool. 
b. Pengembangan dermaga dan transportasi laut ke Sorong, serta serta 
pengembangan pelayanan transportasi udara ; 
c. Pengembangan sarana dan prasarana dasarmeliputi perumahan, pendidikan, 
dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, komunikasi, irigasi, dan air 
bersih. 
d. Penyediaan layanan pendidikan dinamis yang menjangkaui daerah terpencil 
Pengembangan 
ekonomi lokal 
a. Pengembangan budidaya perikanan berbasis kerapu dan rumput laut. 
b. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis perikanan 
c. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa 
d. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecilmenengah 
e. Pengembangan pasar, koperasi, dan toko saprodi budidaya perikanan. 
f. Pengembangan atraksi wisata Raja Ampat meliputi wisata Taman Nasional, 
wisata pulau-pulau kecil, dan wisata bahari. 
g. Peningkatan infrastruktur penunjang dan promosi Kawasan Pariwisata Raja 
Ampat (selain di bagian selatan Pulau Misool)meliputi peningkatan kapasitas dan 
kualitas penerbangan serta jalur darat menuju kawasan wisata, peningkatan 
fasilitas resort dan pengembangan toko souvenir khas lokal. 
Pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan desa dalam pemenuhan 
pelayanan dasar dan pengelolaan keuangan desa 
b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat 
dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. 
c. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemerintah desa dalam pengelolaan 
dan pelestarian wilayah pesisir 
d. Penguatan pengawasan dan peran aktif masyarakat lokal. 
e. Penguatan kerjasama antara stakeholder dan kelompok pembudidaya 
31
B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA 
Lokasi Prioritas Fokus 
Pengembangan 
Sasaran Strategi Prioritas 
D2. KKD 
Manokwari dan 
sekitarnya (Kab. 
Manokwari, Prov. 
Papua Barat) 
• Perkotaan 
Manokwari 
• Kawasan 
Agropolitan 
(Padi): Prafi, 
Masui, Sidey 
• Kawasan 
Transmigrasi: 
Prafi, 
Manokwari, 
• PKW terdekat: 
Manokwari 
Pusat 
pertumbuhan 
baru berbasis 
agropolitan 
sebagai sentra 
produksi dan 
pengolahan 
produk pertanian 
dan peternakan. 
Pemenuhan 
SPM 
a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap PKW Manokwari. 
b. Peningkatan dan perluasan dermaga dan transportasi laut menuju Biak, 
Nabire, dan Sorong, serta pengembangan pelayanan transportasi udara; 
c. Pemenuhan pelayanan dasar yang berfokus pada pemenuhan perumahan, 
layanan pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, 
telekomunikasi, air bersih, dan irigasi; 
Pengembangan 
Ekonomi lokal 
a. Pengembangan budidaya pertanian kakao, kelapa sawit, dan padi. 
b. Pengembangan budidaya peternakan sapi dan kambing 
c. Pembangunan dan pengembangan pasar, koperasi, BUMDes, dan toko 
saprodi pertanian dan peternakan 
d. Pengembangan industri pengolahan produk pertanian dan peternakan 
Pemberdayaan a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan 
masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi, dan tsunami. serta 
konflik sosial 
b. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan kampung dalam 
pelaksanaan pelayanan dasar, pengelolaan keuangan desa, dan 
peningkatan ekonomi lokal 
32
B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA 
Lokasi Prioritas Fokus 
Pengembangan 
Sasaran Strategi Prioritas 
D3. KKD Waris 
dan sekitarnya 
(Kab. Keerom, 
Kota Jayapura, 
Prov. Papua) 
• Perkotaan 
Waris 
• Kawasan 
Transmigrasi: 
Senggi 
• Kawasan 
Minapolitan 
Perikanan 
Budidaya: 
Muara Tami 
dan Muara 
Heram. 
• Kota Otonom 
Terdekat : 
Jayapura 
Penyediaan 
infrastruktur dan 
pelayanan dasar 
untuk 
mendukung 
pengembangan 
kawasan 
minapolitan 
perikanan 
budidaya. 
Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap pusat pertumbuhan 
Waris dan Kota Jayapura 
b. Pengembangan sarana dan prasarana dasar meliputi perumahan, 
pendidikan, dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, 
komunikasi,irigasi, sanitasi, dan air bersih. 
c. Penyediaan layanan pendidikan dinamis yang menjangkaui daerah 
terpencil 
Pengembangan 
ekonomi lokal 
a. Pengembangan budidaya pertanian berbasis jagung 
b. Pengembangan budidaya perternakan sapi 
c. Peningkatan usaha kelautan dan perikanan bagi masyarakat pesisir , 
khususnya untuk komoditas nila melalui penambahan prasarana KJA untuk 
pengembangan budidaya laut dan payau. 
d. Mendorong pengembangan pusat pengembangan dan kawasan ekonomi 
khusus melalui sentra dan kluster. 
e. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil menengah dan layanan lembaga 
keuangan yang secara prosedur mudah dan rendah bunganya. 
f. Pengembangan pasar, koperasi, dan toko saprodi budidaya pertanian. 
Pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan desa dalam 
pemenuhan pelayanan dasar dan pengelolaan keuangan desa serta 
pengembangan ekonomi lokal. 
b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan 
masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. 
c. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemerintah desa dalam 
pengelolaan dan pelestarian wilayah pesisir 
d. Pengembangan kelembagaan berbasis kearifan lokal serta penguatan 
pengawasan dan peran aktif masyarakat lokal. 33
B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA 
Lokasi Prioritas 
Fokus 
Pengembangan 
Sasaran Strategi Prioritas 
D4. KKD 
Merauke dan 
sekitarnya (Kab. 
Merauke, Prov. 
Papua) 
• Perkotaan 
Merauke 
• Kawasan 
Agropolitan 
(Padi): Tanah 
Miring, Kurik, 
Malind 
• KPB Salor 
• Kawasan 
Transmigrasi: 
Kurik, Jagebob, 
Muting 
• Kawasan 
Tertinggal: 
Marauke 
• Kawasan 
MIFEE 
• PKW terdekat: 
Merauke 
Pusat 
pertumbuhan baru 
berbasis 
agropolitan sebagai 
sentra produksi 
dan pengolahan 
produk pertanian 
untuk mendukung 
KEK MIFEE. 
Peningkatan 
keterkaitan 
desa-kota 
a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap PKW Marauke; 
b. Pengembangan dermaga dan transportasi laut ke Timika, 
c. Peningkatan dan perluasan bandar udara Marauke; (Pengembangan 
pelabuhan dan peningkatan aktivitas pelayaran ke Timika, serta 
pengembangan bandar udara Marauke) 
d. Pemenuhan pelayanan dasar yang berfokus pada pemenuhan perumahan, 
layanan pendidikan dan kesehatan serta pembangunan PLTP dan PLT 
Biomasa, peningkatan jaringan listrik, air bersih, dan irigasi. 
e. Peningkatan jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, dan irigasi untuk 
mendukung pengembangan KEK MIFEE 
Pengembangan 
ekonomi lokal 
a. Pengembangan kegiatan budidaya pertanian berbasis padi, kelapa sawit, 
tebu, dan peternakan sapi. 
b. Pengembangan pasar,koperasi, dan toko saprodi pertanian. 
c. Pengembangan pelayanan koperasi simpan pinjam dan UKM 
d. Pengembangan industri pengolahan produk pertanian. 
e. Pembangunan Balai Penelitan dan pengembangaan teknologi pertanian. 
Pemberdayaan a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan 
masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, serta 
konflik sosial 
b. Pengembangan badan pengelola kawasan transmigrasi 
c. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan kampung dalam 
pelaksanaan pelayanan dasar dan keuangan desa 
34
TERIMA KASIH 
106
Masukan untuk Buku III 
• Buku III mengarahkan sektor bukan kompilasi kegiatan 
sektor. 
• Perlu ada kejelasan mengenai siapa yang 
bertanggungjawab terhadap kegiatan pembangunan, 
apakah pemerintah pusat, pusat dan daerah, atau 
termasuk non pemerintah? 
- Contoh: pembangunan balai pertemuan di desa yang 
diusulkan oleh dirjen PMD sementara kewenangan 
tersebut ada di desa. 
107

More Related Content

What's hot

Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Gedhe Foundation
 
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
keuangandesa
 
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Muh Saleh
 
Pedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatimPedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatim
zenoz
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Gedhe Foundation
 
KAJIAN EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KAJIAN  EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESAKAJIAN  EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KAJIAN EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Irwantoro Toro
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Fitri Indra Wardhono
 
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
TV Desa
 
Profil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota BatuProfil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota Batu
komunikasiosp
 
Strategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesStrategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesTri Cahyono
 
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
TV Desa
 
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafarMemuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
keuangandesa
 
BUMDes Wisata
BUMDes WisataBUMDes Wisata
BUMDes Wisata
Mukhrizal Effendi
 
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
Adijaya Group
 
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
Mukhrizal Effendi
 
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
DinaSepti2
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Akademi Desa 4.0
 
Advokasi Panjang dan Berliku Beras ASN Manokwari
Advokasi Panjang dan Berliku Beras ASN ManokwariAdvokasi Panjang dan Berliku Beras ASN Manokwari
Advokasi Panjang dan Berliku Beras ASN Manokwari
TV Desa
 

What's hot (20)

Konsep Agropolitan
Konsep AgropolitanKonsep Agropolitan
Konsep Agropolitan
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
 
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
 
Pedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatimPedum agro 2011 jatim
Pedum agro 2011 jatim
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
 
KAJIAN EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KAJIAN  EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESAKAJIAN  EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KAJIAN EVALUASI BUMDes DALAM MENDUKUNG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
 
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19  | Malmi...
Strategi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Era Pandemi Covid 19 | Malmi...
 
Profil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota BatuProfil KOTAKU Kota Batu
Profil KOTAKU Kota Batu
 
Strategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesStrategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdes
 
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
 
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafarMemuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
 
BUMDes Wisata
BUMDes WisataBUMDes Wisata
BUMDes Wisata
 
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
ANALISIS KINERJA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DAN IMPLIKASINYA BAGI KEMAND...
 
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
Marwan jafar (presentasi_menteri_di_pelatihan_si_de_ka)[1]
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah3. materi bappeda provinsi jawa tengah
3. materi bappeda provinsi jawa tengah
 
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
Materi Ngopi bersama PSM Eps. 29 - Peran Pelatihan dan Pendidikan untuk Pruka...
 
Advokasi Panjang dan Berliku Beras ASN Manokwari
Advokasi Panjang dan Berliku Beras ASN ManokwariAdvokasi Panjang dan Berliku Beras ASN Manokwari
Advokasi Panjang dan Berliku Beras ASN Manokwari
 

Viewers also liked

Pesona Komoditi Unggulan Agribisnis Bone
Pesona Komoditi Unggulan Agribisnis BonePesona Komoditi Unggulan Agribisnis Bone
Pesona Komoditi Unggulan Agribisnis Bonegitabugis
 
Adriana Allen: A PERIscope on the PERI-urban
Adriana Allen: A PERIscope on the PERI-urbanAdriana Allen: A PERIscope on the PERI-urban
Adriana Allen: A PERIscope on the PERI-urban
STEPS Centre
 
Tugas Psi Pendidikan
Tugas Psi PendidikanTugas Psi Pendidikan
Tugas Psi Pendidikan
ucup supriyatna
 
Urban Rural Linkages Session
Urban Rural Linkages SessionUrban Rural Linkages Session
Urban Rural Linkages Sessionpractice2policy
 
Rural urban linkages and public private partnership [compatibility mode]
Rural urban linkages and  public private partnership [compatibility mode]Rural urban linkages and  public private partnership [compatibility mode]
Rural urban linkages and public private partnership [compatibility mode]
Freelancing - Urban development and Planning
 
Rural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty Reduction
Rural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty ReductionRural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty Reduction
Rural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty Reduction
Joachim von Braun
 
Hugo_G_ Peri urban demographic change
Hugo_G_ Peri urban demographic changeHugo_G_ Peri urban demographic change
Hugo_G_ Peri urban demographic change
latrobeuni
 
Rural Urban Relationship
Rural Urban RelationshipRural Urban Relationship
Rural Urban Relationship
Universitas Indonesia
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
Jacqueline Celine
 
Kedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi Makro
Kedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi MakroKedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi Makro
Kedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi Makro
Fitri Indra Wardhono
 
Integrated Rural and Urban Development
Integrated Rural and Urban DevelopmentIntegrated Rural and Urban Development
Integrated Rural and Urban Development
GAURAV. H .TANDON
 

Viewers also liked (11)

Pesona Komoditi Unggulan Agribisnis Bone
Pesona Komoditi Unggulan Agribisnis BonePesona Komoditi Unggulan Agribisnis Bone
Pesona Komoditi Unggulan Agribisnis Bone
 
Adriana Allen: A PERIscope on the PERI-urban
Adriana Allen: A PERIscope on the PERI-urbanAdriana Allen: A PERIscope on the PERI-urban
Adriana Allen: A PERIscope on the PERI-urban
 
Tugas Psi Pendidikan
Tugas Psi PendidikanTugas Psi Pendidikan
Tugas Psi Pendidikan
 
Urban Rural Linkages Session
Urban Rural Linkages SessionUrban Rural Linkages Session
Urban Rural Linkages Session
 
Rural urban linkages and public private partnership [compatibility mode]
Rural urban linkages and  public private partnership [compatibility mode]Rural urban linkages and  public private partnership [compatibility mode]
Rural urban linkages and public private partnership [compatibility mode]
 
Rural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty Reduction
Rural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty ReductionRural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty Reduction
Rural-Urban Linkages for Growth, Employment and Poverty Reduction
 
Hugo_G_ Peri urban demographic change
Hugo_G_ Peri urban demographic changeHugo_G_ Peri urban demographic change
Hugo_G_ Peri urban demographic change
 
Rural Urban Relationship
Rural Urban RelationshipRural Urban Relationship
Rural Urban Relationship
 
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFIPOLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
POLA KERUANGAN KOTA SMA KLS 12 GEOGRAFI
 
Kedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi Makro
Kedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi MakroKedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi Makro
Kedudukan Pelabuhan KEK Marunda dalam Konstelasi Makro
 
Integrated Rural and Urban Development
Integrated Rural and Urban DevelopmentIntegrated Rural and Urban Development
Integrated Rural and Urban Development
 

Similar to Training PELD 2014

Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdfKemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
inputdatakabupaten
 
urban policy in Indonesia
urban policy in Indonesiaurban policy in Indonesia
urban policy in Indonesia
elkana.catur
 
Pemanfaatan dana desa
Pemanfaatan dana desaPemanfaatan dana desa
Pemanfaatan dana desa
Love Circle Community
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Rooy John
 
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas PembangunanIssu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021
kecamatansingorojo
 
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesraPaparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Gedhe Foundation
 
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptxBAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
beresdigitaltec
 
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdfDispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
DesaMundu
 
Rap pembentukan desa wisata
Rap pembentukan desa wisataRap pembentukan desa wisata
Rap pembentukan desa wisata
kecamatansingorojo
 
Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...
Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...
Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...
KantorHukum1
 
Kedondong Agropolitan Center
Kedondong Agropolitan CenterKedondong Agropolitan Center
Kedondong Agropolitan Center
Kedondong Agropolitan Center
 
Pembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desaPembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desa
Eka Saputra
 
KADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptx
KADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptxKADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptx
KADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptx
PIDBanyumas1
 
Putri lumongga e
Putri lumongga e Putri lumongga e
Putri lumongga e
putri_lumongga
 
Rancangan pengelolaan program dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptx
Rancangan pengelolaan program  dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptxRancangan pengelolaan program  dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptx
Rancangan pengelolaan program dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptx
ZoomLPPM
 
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDesMenggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Eka Saputra
 
Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017
93220872
 

Similar to Training PELD 2014 (20)

Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
 
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdfKemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
 
urban policy in Indonesia
urban policy in Indonesiaurban policy in Indonesia
urban policy in Indonesia
 
Pemanfaatan dana desa
Pemanfaatan dana desaPemanfaatan dana desa
Pemanfaatan dana desa
 
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
 
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas PembangunanIssu-Issu Konektivitas Pembangunan
Issu-Issu Konektivitas Pembangunan
 
Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021
 
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesraPaparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
 
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptxBAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
 
Musrenbang RKPD Kota Singkawang T.A 2015
Musrenbang RKPD Kota Singkawang T.A 2015Musrenbang RKPD Kota Singkawang T.A 2015
Musrenbang RKPD Kota Singkawang T.A 2015
 
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdfDispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
 
Rap pembentukan desa wisata
Rap pembentukan desa wisataRap pembentukan desa wisata
Rap pembentukan desa wisata
 
Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...
Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...
Permendesa pdtt nomor 16 tahun 2018 tentang prioritas penggunaan dana desa ta...
 
Kedondong Agropolitan Center
Kedondong Agropolitan CenterKedondong Agropolitan Center
Kedondong Agropolitan Center
 
Pembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desaPembangunan infrastruktur desa
Pembangunan infrastruktur desa
 
KADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptx
KADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptxKADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptx
KADIS JABAR-RAKOR IDM dalam acara rakor nasional.pptx
 
Putri lumongga e
Putri lumongga e Putri lumongga e
Putri lumongga e
 
Rancangan pengelolaan program dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptx
Rancangan pengelolaan program  dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptxRancangan pengelolaan program  dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptx
Rancangan pengelolaan program dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptx
 
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDesMenggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
 
Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017 Kebijakan pemprov jateng 2017
Kebijakan pemprov jateng 2017
 

More from Kacung Abdullah

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kacung Abdullah
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
Kacung Abdullah
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
Kacung Abdullah
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Kacung Abdullah
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Kacung Abdullah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Kacung Abdullah
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation
Kacung Abdullah
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Kacung Abdullah
 
Organization life cycle
Organization life cycleOrganization life cycle
Organization life cycle
Kacung Abdullah
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasi
Kacung Abdullah
 
21 core competencies
21 core competencies21 core competencies
21 core competencies
Kacung Abdullah
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
Kacung Abdullah
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
Kacung Abdullah
 
Working Capital
Working CapitalWorking Capital
Working Capital
Kacung Abdullah
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
Kacung Abdullah
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce Management
Kacung Abdullah
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Kacung Abdullah
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Kacung Abdullah
 
KBLI 2015
KBLI 2015KBLI 2015
KBLI 2015
Kacung Abdullah
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st Century
Kacung Abdullah
 

More from Kacung Abdullah (20)

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah -PP 7 tahun 2021
 
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
PERMENPANRB NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG PENYETARAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEL...
 
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
PERMEN PANRB 28 TAHUN 2019 PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE DALAM JABATAN ...
 
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di IndonesiaPembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
Pembahasan Implementasi Revolusi Industri Baru (Industry 4.0) di Indonesia
 
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa PemerintahCara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Cara penyusunan dan penetapan HPS Pengdadaan Barang dan Jasa Pemerintah
 
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...
 
Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation Chapter 6, Training Evaluation
Chapter 6, Training Evaluation
 
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasiPengertian value dan contohnya dalam organisasi
Pengertian value dan contohnya dalam organisasi
 
Organization life cycle
Organization life cycleOrganization life cycle
Organization life cycle
 
Persfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasiPersfektif dalam organisasi
Persfektif dalam organisasi
 
21 core competencies
21 core competencies21 core competencies
21 core competencies
 
Pendanaan/Modal
Pendanaan/ModalPendanaan/Modal
Pendanaan/Modal
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
Working Capital
Working CapitalWorking Capital
Working Capital
 
Analisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian dataAnalisis dan penyajian data
Analisis dan penyajian data
 
Strategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce ManagementStrategic Human Resorce Management
Strategic Human Resorce Management
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
 
KBLI 2015
KBLI 2015KBLI 2015
KBLI 2015
 
Defining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st CenturyDefining Marketing for the 21st Century
Defining Marketing for the 21st Century
 

Recently uploaded

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 

Recently uploaded (16)

Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 

Training PELD 2014

  • 1. Penguatan Kerjasama Lintas Sektor dalam Pengembangan Ekonomi Daerah Disampaikan oleh: Kasubdit Agropolitan dan Transmigrasi, Direktorat Perkotaan dan Perdesaan – Bappenas Dalam Pelatihan Domestik dan Internasional PELD Yogyakarta & Thailand, 2014 Yogyakarta 28 Oktober 2014
  • 2. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 2
  • 3. ISU STRATEGIS KETERKAITAN KOTA-DESA Urbanisasi Pull Factor Push Factor Kota Desa Kesenjangan Antarwilayah – Dikotomi Desa Kota 1. Masih terbatasnya persebaran pusat pertumbuhan dan konektivitas antara kota atau pusat pertumbuhan yang menyediakan pelayanan ekonomi dan sosial dengan desa-desa di sekitarnya; 2. Masih rendahnya keterkaitan antarsektor dari hulu ke hilir yang dapat menciptakan diversifikasi kegiatan ekonomi di perdesaan serta memperkuat hubungan ekonomi antara kota dan desa; 3. Belum optimalnya kerjasama antardaerah yang dapat mendorong terjadinya peningkatan keterkaitan antara desa-kota dan antar daerah administrasi 3
  • 4. ISU STRATEGIS PERKOTAAN PERKEMBANGAN URBANISASI BERDASARKAN % PENDUDUK KOTA DAN DESA 4 Sumber: BPS, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18% pertahun lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1% pertahun. Sedangkan pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64% pertahun. Kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 94 kota otonom (termasuk DKI Jakarta) hanya mencapai 40 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. % terhadap jumlah penduduk nasional
  • 5. ISU STRATEGIS Megapolitan Metropolitan : Pembangunan dan penguatan desa/perdesaan sebagai upaya pengurangan urbanisasi : Penyangga urbanisasi langsung ke kota besar, metropolitan dan megapolitan • Pengendalian perkembangan penduduk di megapolitan/ metropolitan dan kota besar, menyeimbangkan investasi pembangunan antar tipologi kota. 5  Konsentrasi penduduk meningkat tinggi di megapolitan dan metropolitan, khususnya Jawa Menguasai sekitar 34% PDRB Nasional, dan semakin meningkat.  Di luar Jawa, Kota-Kota Sedang berjumlah 56% dari seluruh kota, mendominasi peta perkotaan di Indonesia  Hanya berperan 7% pada PDRB Nasional, dan makin menurun.  26% desa tergolong tertinggal, di perbatasan, di pulau2 terluar;  Rendahnya akses perdesaan terhadap pusat kegiatan dan pasar  Tingkat perkembangan ekonomi kabupaten 4,5% semakin menurun, sementara kota sebesar • Kota sedang dan kecil sebagai 6,3% dan semakin meningkat. penyangga urbanisasi dari desa ke kota besar, metropolitan, dan megapolitan. •Membangun keterkaitan kegiatan ekonomi kota-desa. Kota-Kota Sedang Kota-Kota Kecil Kota-Kota Besar Kawasan Perdesaan Ket. Arah Arus Urbanisasi Saat ini Arah Arus urbanisasi setelah penguatan kota sedang dan kota kecil sebagai penyangga urbanisasi
  • 6. 6 ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERDESAAN Kemiskinan dan kerentanan ekonomi • Tingkat pendapatan yang rendah, tingkat penguasaan aset-aset produksi yang kurang memadai, status gizi dan kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah, serta masih kurangnya pelayanan dasar minimum menjadi penyebab tingginya angka kemiskinan masyarakat perdesaan, yaitu sekitar 63,20 persen dari total penduduk miskin di Indonesia (28,07 juta jiwa) keterbatasan ketersediaan pelayanan dasar minimum yang jauh tertinggal dari perkotaan • Terbatasnya pelayanan dasar minimum di perdesaan menyebabkan rendahnya akses terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup di perdesaan • Eksploitasi berlebihan dan kurangnya regenerasi sumber daya alam, diikuti dengan kerentanan perdesaan dalam menghadapi bencana dan dampak perubahan iklim juga turut mengancam ketahanan pangan dan keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup di perdesaan
  • 7. PETA SEBARAN KAWASAN PERDESAAN NASIONAL TAHUN 2011 Kota Otonom Perdesaan Berkembang Perdesaan Tertinggal Batas Provinsi WILAYAH PAPUA: Desa Tertinggal: 89.5% Desa Berkembang: 9.8% Desa Mandiri: 0.7% WILAYAH SULAWESI: Desa Tertinggal: 28.8% Desa Berkembang: 61.4% Desa Mandiri: 9.8% WILAYAH MALUKU: Desa Tertinggal: 64.7% Desa Berkembang: 32.2% Desa Mandiri: 3.1 % WILAYAH KALIMANTAN: Desa Tertinggal: 49.0% Desa Berkembang: 43.5% Desa Mandiri: 7.5% WILAYAH NUSA TENGGARA: Desa Tertinggal: 55.6% Desa Berkembang: 37.6% Desa Mandiri: 6.9% WILAYAH JAWA-BALI: Desa Tertinggal: 1.8% Desa Berkembang: 53.8% Desa Mandiri: 44.4% WILAYAH SUMATERA: Desa Tertinggal: 22.8% Desa Berkembang: 67.9% Desa Mandiri: 9.3% Sumber: Potensi Desa Tahun 2005 dan 2011 (diolah) Catatan: jumlah desa termasuk kelurahan Perdesaan Mandiri 7
  • 8. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 8
  • 9. GRAND DESAIN PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN 2015-2019 KESENJANGAN ANTAR WILAYAH KTI-KBI KESENJANGAN PERKOTAAN-PERDESAAN MENGURANGI KESENJANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN GROWTH Pembangunan Pusat Pertumbuhan Baru (KKD) Penguatan Pembangunan Desa Optimalisasi Peran Kota Sedang/ Kecil Optimalisasi Peran KSN Pembangunan Perdesaan Pembangunan Perkotaan Arahan PW Isu Strategis Tujuan Arah Kebijakan Keterkaitan Kota-Desa Kerjasama antardaerah
  • 10. ARAH KEBIJAKAN KETERKAITAN KOTA-DESA TAHUN 2015-2019 Tujuan: Mengurangi Kesenjangan Desa-Kota Kota Kecil/ Kota Meningkatkan Menengah: Fokus Hulu-Hilir Pengembangan Kepada Peningkatan Jasa (Marketing, Distribusi, & Keuangan), Industri 2 Pengolahan Tersier (final goods) Pusat Pertumbuhan Baru Sebagai Embrio Kota Kecil 1 Desa Dapat Berfungsi Sebagai Pusat Produksi Primer dan Industri Pengolahan Ringan 10 Kota Besar/Metropolitan: mendorong kegiatan sentra produksi pengolahan dan jasa untuk melayani Kawasan Timur Indonesia serta memantapkan fungsi keterkaitan dengan pusat pertumbuhan internasional
  • 11. 11 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN TAHUN 2015-2019 (1/2) Mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional (SPN). Pemenuhan Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Kota Layak Huni Membangun Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana Membangun Kota Cerdas dan Berdaya Saing Mengembangkan perekonomian dengan membangun pencitraan kota (city branding) memanfaatkan produk dan sumber daya manusia unggulan, serta arsitektur perkotaan (urban design), berdasarkan karakter sosial budaya lokal. Membangun kapasitas masyarakat yang inovatif, kreatif dan produktif, mampu memanfaatkan potensi keragaman sosial budaya lokal untuk membangun daya saing kota. Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan
  • 12. 12 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PEMBANGUNAN PERDESAAN TAHUN 2015-2019 Mengembangkan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Masyarakat Miskin dan Rentan di Desa Meningkatkan ketersediaan pelayanan umum dan pelayanan dasar minimum di perdesaan. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan Mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik Mewujudkan kemandirian pangan dan pengelolaan desa yang berkelanjutan Mengembangkan Ekonomi Perdesaan
  • 13. 13 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KETERKAITAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN TAHUN 2015-2019 Perwujudan Konektivitas antar Kota Sedang dan Kota Kecil, dan antar Kota Kecil dan Desa sebagai Tulang Punggung (Backbone) Keterhubungan Desa-Kota Perwujudan Keterkaitan antara Kegiatan Ekonomi Hulu (upstream linkages) dan Kegiatan Ekonomi Hilir (downstream linkages) Desa-Kota melalui pengembangan kawasan agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi. Peningkatan Kapasitas Tata Kelola, Kelembagaan, dan Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa
  • 14. A. MENGARAHKAN INVESTASI DI 5 KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) PERKOTAAN BARU DI LUAR JAWA No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan 1 Kawasan Perkotaan Padang: Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada mendorong perkembangan sektor produksi prioritas seperti: Industri; Perikanan laut; Pariwisata; dan Perdagangan dan jasa. 2 Kawasan Perkotaan Palembang: Sebagai pusat pertumbuhan Nasional (PKN) untuk mendukung pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya dan wilayah nasional, dengan memperhatikan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional. 3 Kawasan Perkotaan Mataram Sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) yang berorientasi pada kegiatan pariwisata alam dan jasa. 4 Kawasan Perkotaan Banjarbakula: Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Baritokuala, dan Kab. Tanah Laut Diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan wilayah nasional, gerbang pertama Pulau Kalimantan yang berorientasi pada upaya mendorong perkembangan sektor produksi wilayah seperti kehutanan, pertambangan bijih besi dan agroindustri serta industri pengolahan 5 Kawasan Perkotaan Manado-Bitung: Diarahkan sebagai Pusat Pertumbuhan Nasional yang berbasis pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, perikanan dan kelautan, industri pengolahan dan perhubungan dalam rangka mempercepat pembangunan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) 14
  • 15. B. MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN EKONOMI DI 7 KSN PERKOTAAN YANG SUDAH ADA No Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan 1 Mebidangro: Kota Medan, Binjai (Ibukota Kab. Langkat), Kab. Deli Serdang, Kab. Karo Sebagai pusat kegiatan Nasional (PKN) yang diarahkan sebagai pusat administrasi pelintas batas yang berfungsi sebagai outlet pemasaran untuk wilayah Sumatera Utara bagian Timur dengan tetap memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah internasional 2 Jabodetabek: Kota Jakarta, Kab. Bogor, Kota Bekasi, Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Kota Depok, Kab. Bekasi, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor Meningkatkan fungsi Jabodetabek sebagai pusat kegiatan nasional (PKN) menjadi pusat kegiatan global (PKG) yang mendukung pertumbuhan wilayah nasional dan memantapkan fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan atau kota-kota ditingkat internasional. 3 Kawasan Perkotaan cekungan Bandung: Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang berorientasi pada meningkatkan spesialisasi fungsi jasa pendidikan, teknologi sistem informasi, industri, dan dan pariwisata perkotaan (urban tourism) 4 Kawasan Perkotaan Kedungsepur: Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga, Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab. Demak, Purwodadi (Ibukota Kab. Grobogan) Diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah nasional yang berfungsi mendorong pertumbuhan sektor jasa, teknologi informasi, pariwisata, dan industri wilayah Jawa Tengah 5 Kawasan Perkotaan Gerbang Kertosusila: Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Gresik, Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab. Bangkalan, Kota Mojekerto Dipertahankan untuk berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah Indonesia bagian Timur 6 Kawasan Perkotaan Sarbagita: Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang mendorong pertumbuhan wilayah disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional 7 Kawasan Perkotaan Maminasata: Kota Makassar, Kab. Maros, Sungguminasa (Ibukota Kab. Gowa), Kab. Takalar Diarahkan sebagai pusat kegiatan nasional yang mendorong pertumbuhan kota-kota disekitarnya sebagai sentra produksi wilayah pulau serta sebagai pusat orientasi pelayanan berskala internasional dan penggerak utama bagi Kawasan Timur Indonesia; 15
  • 16. PAPUA • Jayapura • Sorong 16 C. OPTIMALISASI PERAN 24 KOTA SEDANG DI LUAR JAWA SULAWESI • Bitung • Gorontalo • Palu • Kendari • Palopo • Bau-bau MALUKU • Ternate • Ambon KALIMANTAN • Singkawang • Palangkaraya • Banjarmasin • Banjar Baru • Tarakan NUSA TENGGARA • Mataram • Bima • Kupang SUMATERA • Lhokseumawe • Payakumbuh • Tanjung Pinang • Tebing Tinggi • Dumai • Lubuklinggau
  • 17. 17 D. PERWUJUDAN 39 WILAYAH PENGEMBANGAN KETERKAITAN KOTA-DESA SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN BARU No. Jenis Kawasan Papua Maluku Sulawesi Kalimantan Nusa Tenggara Jawa - Bali Sumatera Total Kawasan Pengembangan Keterkaitan Kota dan Desa, mencakup : 4 3 9 7 4 4 8 39 1. Kawasan Perkotaan Baru (KPB) 1 1 6 5 - - 7 20 2. Kawasan Transmigrasi 5 3 8 10 5 - 8 39 3. Kawasan Agropolitan 6 3 10 5 5 6 14 49 4. Kawasan Minapolitan 7 1 6 4 3 1 2 24 5. Kawasan Pariwisata 1 1 1 3 2 1 1 10 Kawasan Agropolitan/ Minapolitan Kawasan Transmig rasi Kawasan Pariwisata Kawasan Perkotaa n Baru Ko ta Inti Kawasan Agropolitan/ Minapolitan Kawasan Perkotaan Baru Kawasan Pariwisata/ Transmigra si Kawasan Agropolitan/ Minapolitan Kawasan Pariwisata/ Ko ta Inti Ko Transmigrasi ta Inti Pusat Pertumbuhan 1 Pusat Pertumbuhan 2 Pusat Pertumbuhan 3
  • 18. 1. Sebagai forum lintas pelaku Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah non pemerintah di tingkat nasional. 2. Sebagai mitra pemerintah dalam mencari solusi yang tepat bagi isu-isu strategis Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah di tingkat nasional. 3. Membantu/melaksanakan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah yang berkoordinasi dengan TKPED. 4. Membantu proses perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi program-program Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah. 5. Membantu sosialisasi konsep kebijakan, aturan, pendekatan penyelesaian masalah, contoh-contoh pembelajaran, dan informasi terkait pengembangan ekonomi lokal dan daerah
  • 19. HARAPAN TERHADAP FASILITASI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH Tujuan • Sinkronisasi perencanaan • Terbangunnya komunikasi antar stakeholer di pusat dan daerah • Terlaksananya PELD Output • Tersusunnya Master Plan PELD • Terbentuknya Forum stakeholder • Pelaksanaan fasilitasi PELD • Terlaksananya sinkronisasi K/L, donor, dan stakeholder lain Dampak • Peningkatan efektivitas fasilitasi/ intervensi • Peningkatan pendapatan petani, nelayan, UMKM • Percepatan pengembangan ekonomi lokal dan daerah 19 19
  • 20. ROAD MAP KOORDINASI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH DI TINGKAT NASIONAL Penguatan koordinasi dan sinergi antar stakeholder di nasionalmelalui TKPED PENGUATAN FORUM LINTAS PELAKU Penguatan kelompok kerja Peningkatan kapasitas stakeholder nasional PEMBENTUKAN FPPELD Penyempurnaan FPPELD Identifikasi donor Penjajagan dan sosialisasi dgn badan usaha swasta dan BUMN 20
  • 21. Road Map Fasilitasi Percontohan di Daerah Pilot Review/Penyusu nan Master Plan Analisis rantai nilai sektor Identifikasi Masalah Identifikasi kebutuhan intervensi Jenis intervensi Fisik (prasarana dan sarana) Non fisik Regulasi Pelatihan teknis Pembukaan dan perluasan networking utk pasar, teknologi, input Perluasan keterkaitan dgn sektor lain Akses ke modal Identifikasi stakeholder Penguatan Stakeholder Lokal Pembentukan forum stakeholder Pelatihan PELD Output: 1. Review masterplan 2. Studi analisis sektoral 3. Identifikasi stakeholder lokal 4. Identifikasi kebutuhan intervensi 5. Pelatihan/workshop ttg konsep PELD Output: 1. Peningkatan, penyediaan sarpras 2. Pelatihan/workshop teknis 3. Penyusunan regulasi Output: 1. Keg. Pameran, pasar lelang dsj 2011 2012-2013 2014
  • 22. PELATIHAN DOMESTIK DAN INTERNASIONAL PELD 2014 22
  • 23. Tujuan dan Outcomes Tujuan • Meningkatkan pengetahuan stakeholder PELD dengan mempelajari dan membandingkan pengalaman penerapan PELD di negara lain dalam hal ini Thailand, dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diterapkan di daerah percontohan PELD. • Meningkatkan pengetahuan stakeholder PELD di pusat dan daerah tentang peningkatan daya saing melalui kebijakan PELD serta penerapan kebijakan PELD dan pendekatan Rantai Nilai (Value Chain Development), Manajemen Klaster, Pengembangan Business Development Services, baik di Indonesia maupun di Thailand. Outcomes • Meningkatnya pemahaman atas konsep PELD terkait dengan pengembangan klaster dan penguatan rantai nilai • Tersusunnya rencana aksi PELD di daerah percontohan • Koordinasi yang lebih kuat lintas sektor dan antara pusat dan daerah 23
  • 24. Ruang Lingkup Pelatihan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah Konsep fasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah oleh fasilitator Peningkatan kinerja forum PELD di daerah percontohan Pembangunan Rantai Nilai (Value Chain Development) untuk klaster komoditas unggulan Sharing experiences dalam pengelolaan PELD dgn daerah lain dan juga negara lain Konsep Rantai Nilai dan Pengembangan Klaster pada Sektor Pertanian dan Perikanan di Thailand Studi Banding tentang Pengembangan Ekonomi Lokal di Sektor Pertanian dan Perikanan di Thailand Studi Banding tentang Keterkaitan Industri Pangan dan Pertanian terhadap Pengembangan Riset & Teknologi di Thailand Studi Banding tentang Kebijakan Pengembangan Kluster Pertanian dan Perikanan Berkelanjutan di Thailand Studi Banding tentang Kebijakan Pengembangan Ekonomi Lokal di Sektor Perikanan dan Pesisir di Thailand 24
  • 25. Peserta Daerah • 7 daerah percontohan PELD • Bappeda dan SKPD terkait • Tenaga ahli regional Pusat • Kementrian terkait (KKP, KPDT, Kemenperin) • Bappenas (Dit. Perkotdes dan Dit KKDT) 25
  • 27. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN BERDASARKAN WILAYAH PULAU UNTUK TAHUN 2015-2019
  • 28. LOKASI PRIORITAS PEMBANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI PAPUA ke Makassar dan Surabaya ke Makassar dan Surabaya ke Maluku Sorong Jayapura Manokwari Nabire Timika Marauke D2 D4 D1 Biak Misool D3 Waris LEGENDA Kota Sedang Perdesaan Mandiri Perdesaan Berkembang Perdesaan Tertinggal Batas Provinsi Konektivitas antar Pusat Ekonomi/Pusat Pertumbuhan Jalur Eksisting Jaringan Pelayaran Domestik Kawasan Pengembangan untuk mengurangi kesenjangan wilayah P1 P2 Perkotaan
  • 29. A. FOKUS PEMERATAAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KOTA SEDANG/KOTA KECIL DI WILAYAH PAPUA Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas P1 Sorong (Kota Sedang) Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berorientasi pada pengembangan kegiatan industri pengolahan: hasil hutan, bahan tambang dan hasil perikanan serta sebagai Penghubung/Hub Utama untuk Wilayah Papua dan Maluku Perwujudan peran kota sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dalam rangka mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional (SPN) a. Meningkatkan aksesibilitas antar kota dan wilayah menuju sentra produksi (Kota Sorong- Klamono-Ayamaru-Maruni-Manokwari) untuk mendukung proses koleksi dan distribusi hasil hutan, bahan tambang dan hasil perikanan melalui sistem transportasi laut. b. Membentuk dan mengembangkan kawasan industri pengolahan (hasil hutan, bahan tambang dan hasil perikanan) sebagai pendukung pengembangan KAPET Seram dan KAPET Biak. c. Meningkatkan kapasitas dan akses Pelabuhan Nasional dan Bandar Udara Sorong yang diarahkan menjadi pelabuhan dan bandara internasional. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) a. Menyusun prioritas dan strategi percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP). b. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana prasarana pelayanan permukiman (akses perumahan, air minum, energi listrik, pengelolaan sampah, RTH, dan Pedestrian), pelayanan sosial, dan prasarana sarana ekonomi. Perwujudan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (urban resilience). b. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (khususnya gempa bumi). Perwujudan kota layak huni yang aman dan nyaman a. Meningkatkan kemudahan masyarakat terhadap akses pendidikan dan kesehatan. b. .Menyediakan fasilitas pameran (exhibition) bagi pelaku UMKM, ekonomi informal dan industri kretif kota. Perwujudan perekonomian kota menuju kota yang berdaya saing a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan vokasional dan perguruan tinggi khususnya di bidang kelautan dan perikanan serta pengembangan pusat informasi, penelitian dan pengembangan migas. b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kantor PTSP dan BKPMD. c. Memberikan bantuan modal dan peralatan penangkapan dan pengolahan ikan dan produk laut lainnya. d. Memberikan insentif fiskal bagi pelaku UMKM, ekonomi informal, dan industri kreatif di kota. Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah melalui pendampingan, pembinaan, pelatihan dan penilaian kinerja dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan kota. b. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah kota melalui pendampingan secara langsung dari pemerintah pusat. c. Meningkatkan kapasitas penegakan hukum. d. Meningkatkan kapasitas aparatur TNI, Polri, dan Pemerintah Kota di wilayah perbatasan negara. e. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam manajemen pembangunan kota.
  • 30. A. FOKUS PEMERATAAN MELALUI OPTIMALISASI PERAN KOTA SEDANG/KOTA KECIL DI WILAYAH PAPUA Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas P2 Jayapura (Kota Sedang) SebagaiPusat Kegiatan Nasional (PKN) yang difokuskan dalam pengembangan Perdagangan dan Jasa (outlet pemasaran produksi tanaman pangan, hasil hutan, logam, dan perikanan), Industri (pengolahan pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan pertambangan), serta dikembangkan sebagai transhipment point di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan pusat pelayanan administrasi pelintas batas negara (perbatasan Indonesia-PNG-Palau) Perwujudan peran kota sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dalam rangka mewujudkan Sistem Perkotaan Nasional (SPN) a. Meningkatkan aksesibilitas antar kota dan wilayah menuju sentra produksi (Jayapura- Nimbrokang- Sarmi dan Jayapura-Wamena-Mulia) untuk mendukung proses koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, serta perikanan melalui sistem transportasi laut dan transportasi udara. b. Mengembangkan kawasan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, serta perikanan. c. Meningkatkan fasilitas, kapasitas dan akses Pelabuhan Nasional Jayapura dan Bandar Udara Sentani. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) a. Menyusun prioritas dan strategi percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP). b. Mempercepat pembangunan dan meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana prasarana pelayanan permukiman (akses perumahan, air minum, energi listrik, pengelolaan sampah, RTH, dan Pedestrian), pelayanan sosial, dan prasarana sarana ekonomi disesuaikan dengan budaya lokal Perwujudan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (urban resilience). b. Membangun infrastruktur kota dalam upaya adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim dan bencana (khususnya gempa bumi dan banjir). Perwujudan kota layak huni yang aman dan nyaman a. Meningkatkan akses bagi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan kota. b. Menyediakan akses terhadap penyedia jasa keuangan dan sarana perdagangan dan jasa bagi pelaku UMKM, ekonomi informal, dan industri kreatif di kota. c. Membangun dan mengembangkan sistem penanganan keamanan yang terintegrasi dan tanggap terhadap bencana, konflik sosial, kriminalitas, dan penyakit menular masyarakat. Perwujudan perekonomian kota menuju kota yang berdaya saing a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan vokasional dan perguruan tinggi khususnya di bidang kelautan dan perikanan serta pengembangan pusat informasi, penelitian dan pengembangan migas. b. Meningkatkan kualitas pelayanan Kantor PTSP dan BKPMD. c. Memberikan bantuan modal dan peralatan penangkapan dan pengolahan ikan dan produk laut lainnya. Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah melalui pendampingan, pembinaan, pelatihan dan penilaian kinerja dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan kota. b. Meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah kota melalui pendampingan secara langsung dari pemerintah pusat. c. Meningkatkan kapasitas penegakan hukum. d. Meningkatkan kapasitas aparatur TNI, Polri, dan Pemerintah Kota di wilayah perbatasan negara. e. Meningkatkan kapasitas pemimpin kota (eksekutif dan legislatif) dalam manajemen pembangunan kota.
  • 31. B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas D1. KKD Misool dan sekitarnya (Kab. Raja Ampat, Prov. Papua Barat) • Perkotaan Samate • Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya: Samate, Pulau Rembombo, Pulau Yefman, Pulau Matan, Pulau Senapan • Kawasan Pariwisata: KSPN Raja Ampat • Kawasan Tertinggal: Raja Ampat • Kota Otonom Terdekat : Sorong Penyediaan infrastruktur dan pelayanan dasar untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya, serta kawasan pariwisata Raja Ampat. Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap pusat pertumbuhan Misool. b. Pengembangan dermaga dan transportasi laut ke Sorong, serta serta pengembangan pelayanan transportasi udara ; c. Pengembangan sarana dan prasarana dasarmeliputi perumahan, pendidikan, dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, komunikasi, irigasi, dan air bersih. d. Penyediaan layanan pendidikan dinamis yang menjangkaui daerah terpencil Pengembangan ekonomi lokal a. Pengembangan budidaya perikanan berbasis kerapu dan rumput laut. b. Pembangunan sistem dan usaha agribisnis perikanan c. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa d. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecilmenengah e. Pengembangan pasar, koperasi, dan toko saprodi budidaya perikanan. f. Pengembangan atraksi wisata Raja Ampat meliputi wisata Taman Nasional, wisata pulau-pulau kecil, dan wisata bahari. g. Peningkatan infrastruktur penunjang dan promosi Kawasan Pariwisata Raja Ampat (selain di bagian selatan Pulau Misool)meliputi peningkatan kapasitas dan kualitas penerbangan serta jalur darat menuju kawasan wisata, peningkatan fasilitas resort dan pengembangan toko souvenir khas lokal. Pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan desa dalam pemenuhan pelayanan dasar dan pengelolaan keuangan desa b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. c. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemerintah desa dalam pengelolaan dan pelestarian wilayah pesisir d. Penguatan pengawasan dan peran aktif masyarakat lokal. e. Penguatan kerjasama antara stakeholder dan kelompok pembudidaya 31
  • 32. B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas D2. KKD Manokwari dan sekitarnya (Kab. Manokwari, Prov. Papua Barat) • Perkotaan Manokwari • Kawasan Agropolitan (Padi): Prafi, Masui, Sidey • Kawasan Transmigrasi: Prafi, Manokwari, • PKW terdekat: Manokwari Pusat pertumbuhan baru berbasis agropolitan sebagai sentra produksi dan pengolahan produk pertanian dan peternakan. Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap PKW Manokwari. b. Peningkatan dan perluasan dermaga dan transportasi laut menuju Biak, Nabire, dan Sorong, serta pengembangan pelayanan transportasi udara; c. Pemenuhan pelayanan dasar yang berfokus pada pemenuhan perumahan, layanan pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, dan irigasi; Pengembangan Ekonomi lokal a. Pengembangan budidaya pertanian kakao, kelapa sawit, dan padi. b. Pengembangan budidaya peternakan sapi dan kambing c. Pembangunan dan pengembangan pasar, koperasi, BUMDes, dan toko saprodi pertanian dan peternakan d. Pengembangan industri pengolahan produk pertanian dan peternakan Pemberdayaan a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi, dan tsunami. serta konflik sosial b. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan kampung dalam pelaksanaan pelayanan dasar, pengelolaan keuangan desa, dan peningkatan ekonomi lokal 32
  • 33. B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas D3. KKD Waris dan sekitarnya (Kab. Keerom, Kota Jayapura, Prov. Papua) • Perkotaan Waris • Kawasan Transmigrasi: Senggi • Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya: Muara Tami dan Muara Heram. • Kota Otonom Terdekat : Jayapura Penyediaan infrastruktur dan pelayanan dasar untuk mendukung pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya. Pemenuhan SPM a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap pusat pertumbuhan Waris dan Kota Jayapura b. Pengembangan sarana dan prasarana dasar meliputi perumahan, pendidikan, dan kesehatan, serta peningkatan jaringan listrik, komunikasi,irigasi, sanitasi, dan air bersih. c. Penyediaan layanan pendidikan dinamis yang menjangkaui daerah terpencil Pengembangan ekonomi lokal a. Pengembangan budidaya pertanian berbasis jagung b. Pengembangan budidaya perternakan sapi c. Peningkatan usaha kelautan dan perikanan bagi masyarakat pesisir , khususnya untuk komoditas nila melalui penambahan prasarana KJA untuk pengembangan budidaya laut dan payau. d. Mendorong pengembangan pusat pengembangan dan kawasan ekonomi khusus melalui sentra dan kluster. e. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil menengah dan layanan lembaga keuangan yang secara prosedur mudah dan rendah bunganya. f. Pengembangan pasar, koperasi, dan toko saprodi budidaya pertanian. Pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan desa dalam pemenuhan pelayanan dasar dan pengelolaan keuangan desa serta pengembangan ekonomi lokal. b. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. c. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pemerintah desa dalam pengelolaan dan pelestarian wilayah pesisir d. Pengembangan kelembagaan berbasis kearifan lokal serta penguatan pengawasan dan peran aktif masyarakat lokal. 33
  • 34. B. FOKUS PEMERATAAN MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN BARU DI WILAYAH PAPUA Lokasi Prioritas Fokus Pengembangan Sasaran Strategi Prioritas D4. KKD Merauke dan sekitarnya (Kab. Merauke, Prov. Papua) • Perkotaan Merauke • Kawasan Agropolitan (Padi): Tanah Miring, Kurik, Malind • KPB Salor • Kawasan Transmigrasi: Kurik, Jagebob, Muting • Kawasan Tertinggal: Marauke • Kawasan MIFEE • PKW terdekat: Merauke Pusat pertumbuhan baru berbasis agropolitan sebagai sentra produksi dan pengolahan produk pertanian untuk mendukung KEK MIFEE. Peningkatan keterkaitan desa-kota a. Peningkatan aksesibilitas desa-desa sekitar terhadap PKW Marauke; b. Pengembangan dermaga dan transportasi laut ke Timika, c. Peningkatan dan perluasan bandar udara Marauke; (Pengembangan pelabuhan dan peningkatan aktivitas pelayaran ke Timika, serta pengembangan bandar udara Marauke) d. Pemenuhan pelayanan dasar yang berfokus pada pemenuhan perumahan, layanan pendidikan dan kesehatan serta pembangunan PLTP dan PLT Biomasa, peningkatan jaringan listrik, air bersih, dan irigasi. e. Peningkatan jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih, dan irigasi untuk mendukung pengembangan KEK MIFEE Pengembangan ekonomi lokal a. Pengembangan kegiatan budidaya pertanian berbasis padi, kelapa sawit, tebu, dan peternakan sapi. b. Pengembangan pasar,koperasi, dan toko saprodi pertanian. c. Pengembangan pelayanan koperasi simpan pinjam dan UKM d. Pengembangan industri pengolahan produk pertanian. e. Pembangunan Balai Penelitan dan pengembangaan teknologi pertanian. Pemberdayaan a. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah dan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, serta konflik sosial b. Pengembangan badan pengelola kawasan transmigrasi c. Peningkatan kapasitas aparatur dan peran kelembagaan kampung dalam pelaksanaan pelayanan dasar dan keuangan desa 34
  • 36. Masukan untuk Buku III • Buku III mengarahkan sektor bukan kompilasi kegiatan sektor. • Perlu ada kejelasan mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pembangunan, apakah pemerintah pusat, pusat dan daerah, atau termasuk non pemerintah? - Contoh: pembangunan balai pertemuan di desa yang diusulkan oleh dirjen PMD sementara kewenangan tersebut ada di desa. 107