Bahan Ajar Penanganan Tindak Pidana Kehutanan disusun berdasarkan Kurikulum Pusat Diklat Kehutanan No. 138 Tahun 2014 tentang Kurikulum dan Silabus Diklat Penyegaran Polhut Pola 30 JPL
Bahan ini disusun sesuai dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat SDM LHK Nomor SK. 61/Dik/PEPE/Dik-2./3/2019 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan PKTBT CPNS KLHK 2019. Bahan ini khususnya untuk CPNS Polisi Kehutanan
Bahan Ajar Penanganan Tindak Pidana Kehutanan disusun berdasarkan Kurikulum Pusat Diklat Kehutanan No. 138 Tahun 2014 tentang Kurikulum dan Silabus Diklat Penyegaran Polhut Pola 30 JPL
Bahan ini disusun sesuai dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat SDM LHK Nomor SK. 61/Dik/PEPE/Dik-2./3/2019 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan PKTBT CPNS KLHK 2019. Bahan ini khususnya untuk CPNS Polisi Kehutanan
10 bahan ajar laporan kejadian tindak pidana kehutanan 01Sudirman Sultan
Bahan Ajar Laporan Kejadian Tipihut Berdasarkan
SK KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Nomor : SK. 262 /Dik/PEPE/Dik-2/11/2018 Tentang KURIKULUM PELATIHAN PEMBENTUKAN POLISI KEHUTANAN TINGKAT AHLI
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020Sudirman Sultan
Bahan Ajar TUPOKSI POLHUT...
Revisi sehubungan dengan aturan berikut :
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2019 tanggal 29 Juli 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2019 tanggal 14 Oktober 2019 tentang Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan.
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2020 tanggal 13 Agustus 2020 tanggal 6 Agustus 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan.
Ppt penanganan tkp untuk peningkatan kapasitas polhut gakumSudirman Sultan
Penanganan TKP diharapkan dapat menemukan bukti yang membuat terang suatu tindak pidana serta menemukan pelakunya. Olehnya itu, penanganan TKP harus dilakukan dengan dokumentasi yang lengkap.
10 bahan ajar laporan kejadian tindak pidana kehutanan 01Sudirman Sultan
Bahan Ajar Laporan Kejadian Tipihut Berdasarkan
SK KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Nomor : SK. 262 /Dik/PEPE/Dik-2/11/2018 Tentang KURIKULUM PELATIHAN PEMBENTUKAN POLISI KEHUTANAN TINGKAT AHLI
Tugas dan fungsi jabatan fungsional polhut 2020Sudirman Sultan
Bahan Ajar TUPOKSI POLHUT...
Revisi sehubungan dengan aturan berikut :
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2019 tanggal 29 Juli 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2019 tanggal 14 Oktober 2019 tentang Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan.
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2020 tanggal 13 Agustus 2020 tanggal 6 Agustus 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan.
Ppt penanganan tkp untuk peningkatan kapasitas polhut gakumSudirman Sultan
Penanganan TKP diharapkan dapat menemukan bukti yang membuat terang suatu tindak pidana serta menemukan pelakunya. Olehnya itu, penanganan TKP harus dilakukan dengan dokumentasi yang lengkap.
Bahan Ajar Tugas dan Standar Kompetensi JF Polhut.pdfSudirman Sultan
Bahan ajar tugas dan standar kompetensi jabatan fungsional Polhut
menjelaskan mengenai tugas, fungsi dan wewenang Polhut, tugas jabatan
polhut keterampilan, tugas jabatan polhut keterampilan, Ikhtisar jabatan, syarat
jabatan, standar kompetensi manajerial, standar kompetensi teknis dan
standar kompetensi kesamaptaan, skema uji kompetensi dan pemaketan
kompetensi.
Lampiran Bahan Ajar Administrasi Pelaporan Kegiatan Linpamhut.pdfSudirman Sultan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :
1. Menjelaskan jenis-jenis laporan perlindungan dan pengamanan hutan.
2. Menjelaskan perbedaan laporan Polhut Keterampilan dan Polhut
Keahlian.
3. Mampu membuat laporan kejadian.
4. Mampu membuat berita acara.
BAHAN AJAR Administrasi Pelaporan Kegiatan Linpamhut.pdfSudirman Sultan
Materi ini menjelaskan mengenai jenis-jenis laporan kegiatan
perlindungan dan pengamanan hutan, perbedaan laporan Polhut
Keterampilan dan Polhut Keahlian, laporan kejadian dan berita acara.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat :
1. Menjelaskan jenis-jenis laporan perlindungan dan pengamanan hutan.
2. Menjelaskan perbedaan laporan Polhut Keterampilan dan Polhut
Keahlian.
3. Mampu membuat laporan kejadian.
4. Mampu membuat berita acara.
Bahan Ajar Cara Praktis Persiapan Uji Kompetensi.pdfSudirman Sultan
Uji kompetensi merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh
Polhut fungsional, baik dalam pengangkatan jabatan fungsional, perpindahan
jabatan maupun perpindahan dari tingkat terampil ke ahli. Uji kompetensi
adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan
bukti yang relevan untuk menentukan seseorang kompeten atau belumkompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. Sedangkan
kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Berdasarkan pasal 69 ayat 3 Undang-Undang No 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, kompetensi terdiri dari :
a. kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis;
b. kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
c. kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya
sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Agar pelaksanaan uji kompetensi berjalan dengan baik maka setiap
pejabat fungsional harusnya melakukan persiapan yang baik sebelum
mendaftarkan diri sebagai calon peserta uji kompetensi. Persiapan ini tentu
saja dilakukan 1-2 tahun sebelum pelaksanaan uji kompetensi, apalagi jika uji
kompetensi itu dilakukan dengan metode portofolio dan wawancara, dimana
kedua metode uji kompetensi ini merupakan metode uji wajib yang digunakan
oleh LSP Purenbang SDM LHK dalam melakukan uji kompetensi kenaikan jabatan bagi pejabat fungsional binaan Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan.
Materi ini membahas tentang penatausahaan pemanfaatan
tumbuhan dan satwa dilindungi dan tidak dilindungi dalam bentuk pengkajian,
penelitian dan pengembangan; penangkaran, perburuan, perdagangan,
peragaan, pertukaran, budidaya tanaman obat-obatan, pemeliharaan untuk
kesenangan dan pemanfaatan Sumber Daya Genetik (SDG) spesies liar.
11 bahan ajar rencana operasi pengamanan hutan 01Sudirman Sultan
Bahan Ajar Rencana Operasi Pengamanan Hutan Berdasarkan
SK KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Nomor : SK. 262 /Dik/PEPE/Dik-2/11/2018 Tentang KURIKULUM PELATIHAN PEMBENTUKAN POLISI KEHUTANAN TINGKAT AHLI
09 bahan ajar tindakan pertama tkp kehutanan 01Sudirman Sultan
Bahan Ajar Tindakan Pertama Tipihut Berdasarkan
SK KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Nomor : SK. 262 /Dik/PEPE/Dik-2/11/2018 Tentang KURIKULUM PELATIHAN PEMBENTUKAN POLISI KEHUTANAN TINGKAT AHLI
07 bahan ajar dasar dasar intelijen polhut 01Sudirman Sultan
Bahan Ajar Dasar-Dasar Intelijen Polhut Berdasarkan
SK KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Nomor : SK. 262 /Dik/PEPE/Dik-2/11/2018 Tentang KURIKULUM PELATIHAN PEMBENTUKAN POLISI KEHUTANAN TINGKAT AHLI
Bahan Ajar Teknik Pengamanan Hutan Berdasarkan
SK KEPALA PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Nomor : SK. 262 /Dik/PEPE/Dik-2/11/2018 Tentang KURIKULUM PELATIHAN PEMBENTUKAN POLISI KEHUTANAN TINGKAT AHLI
Pembentukan SPORC, antara harapan dan kenyataanSudirman Sultan
Pembentukan SPORC membuka harapan baru dalam penegakan hukum bidang kehutanan. Dengan berbagai kualifikasi dan kompetensi khusus yang lebih dibandingkan Polhut Reguler akan melakukan upaya-upaya yang maksimal dalam menurunkan intensitas gangguan dan tekanan terhadap sumber daya hutan di Indonesia.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polisi Kehutanan (POLHUT) adalah pejabat tertentu dalam
lingkungan instansi kehutanan pusat dan daerah yang sesuai dengan sifat
pekerjaannya, menyelenggarakan dan atau melaksanakan usaha
perlindungan hutan yang oleh kuasa UU diberikan wewenang kepolisian
khusus di bidang kehutanan dan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
Seorang Polhut dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
selalu mendapatkan keterangan/informasi mengenai tindak pidana
kehutanan. Untuk memastikan keterangan yang diperolehnya, seorang
Polhut harus mampu melakukan pengumpulan bahan keterangan dan
menilai bahan keterangan yang diperolehnya.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diklat
mampu menjelaskan cara pengumpulan bahan keterangan/informasi bidang
kehutananan khususnya tindak pidana kehutanan.
C. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diklat
mampu:
1. Menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat pengumpulan bahan dan
keterangan.
2. Menjelaskan tata cara pengumpulan bahan dan keterangan.
3. Menjelaskan cara menganalisa bahan dan keterangan.
3. 3
BAB II
PULBAKET
A. Pengertian
1. Pulbaket adalah segala usaha kegiatan dan pekerjaan yang
dilakukan secara berencana dan terarah dalam mencari,
mengumpulkan berbagai bahan keterangan tentang sasaran tugas
POLRI/Alat-Alat Kepolisian Khusus, untuk selanjutnya diolah dan
disajikan kepada pimpinan sebagai bahan masukan pimpinan dalam
menentukan kebijaksanaan dengan resiko yang telah diperhitungkan
terlebih dahulu.
2. INTELIJEN adalah orang yang bertugas untuk mencari bahan
keterangan untuk kebutuhan organisasi, kelompok atau perorangan.
B. Tujuan
Tujuan pengumpulan bahan dan keterangan adalah :
1. mendapatkan data dan informasi akurat.
2. mencari, dan menemukan bukti-bukti awal terhadap dugaan telah
terjadinya suatu tindak pidana kehutanan
3. mencari fakta/kejadian, barang bukti dan alat bukti yang
mengindikasikan dan mengarahkan pada pembuktian unsur-unsur
tindak pidana kehutanan.
4. menentukan apakah hasil PULBAKET tersebut layak ditindaklanjuti
dengan kegiatan penyidikan atau bentuk lainnya
C. Manfaat
Manfaat pengumpulan bahan dan keterangan adalah :
1. menyediakan bahan-bahan keterangan yang diperlukan dalam upaya
melakukan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan.
2. memperjelas, menambah, dan menyempurnakan suatu data,
informasi, laporan, dan atau pengaduan yang diterima atau
ditemukan, bahwa telah terjadi tindak pidana bidang kehutanan.
4. 4
BAB III
TATA CARA PULBAKET
A. Observasi
Observasi yaitu “meninjau atau mengamat-amati suatu tempat,
keadaan atau orang untuk mengetahui baik hal-hal yang biasa maupun
yang tidak biasa dan kemudian hasilnya dituangkan dalam suatu
laporan”. Dari observasi yang dilakukan dapat diketahui kondisi suatu
tempat dan orang-orang yang ada ditempat tersebut. Setiap apa yang
dilihat dan diamati oleh observer akan dicatat sehingga dapat
menentukan langkah-langkah berikutnya.
Dalam melaksanakan observasi haruslah diperhatikan hal-hal
yang lain atau terdapat perbedaan dari hal-hal biasa yang tidak
diketahui masyarakat umum. Cara melakukan observasi adalah
bermacam-macam ragamnya antara lain apa yang tersebut di bawah
ini.
1. Observasi sepintas lalu, ialah observasi yang dilakukan secara
sambilan, dilakukan disamping sehari-hari atau disamping tugas
lainnya.
2. Observasi secara teratur , yaitu yang dijalankan oleh perorangan
atau kelompok dan merupakan tugas berdiri sendiri.
3. Observasi selayak pandang, ialah observasi dilakukan sccara umum
dengan perhatian yang berpindah-pindah tidak mendalam hanya
menghasilkan gambaran dalam garis besar, bersifat umum dan luas.
4. Observasi khusus, yaitu yang ditujukan khusus kepada suatu hal
yang tertentu.
B. Wawancara
Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya
jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik.
Dalam proses interview terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan
yang berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula
sebagai interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi
5. 5
informasi (Information supplyer), interviewer atau informan. Interviewer
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau
penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia
mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee
dengan kata-kata lain), mengingat-ingat dan mencatat jawaban-
jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih
lanjut dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan).
Pihak interviewee diharap mau memberikan keterangan serta
penjelasan, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan
kepadanya. Kadang kala ia malahan membalas dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pula. Hubungan antara interviewer dengan
interviewee itu disebut sebagai “a face to face non-reciprocal relation”
(relasi muka berhadapan muka yang tidak timbal balik). Maka interview
ini dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan data dengan tanya
jawab sepihak, yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan
tujuan research.
Wawancara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Terstruktur apabila
pertanyaan yang diajukan pewawancara dilakukan secara ketat sesuai
daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Pertanyaan-pertanyaan,
runtunannya, dan perumusan kata-katanya sudah “harga mati”, artinya
sudah ditetapkan dan tak boleh diubah-ubah. Tidak terstruktur apabila
pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel tetapi tidak menyimpang dari
tujuan wawancara yang telah ditetapkan. Dalam wawancara dikenal
adanya teknik wawancara mendalam (in depth interview).
Petunjuk umum interview adalah :
a. Interviewer harus berpenampilan yang menarik. Tujuan utama
interviu adalah untuk mendapatkan informasi yang yang akurat
sebagaimana diinginkan. Untuk itu interviewer harus membekali diri
dengan cara-cara yang dapat menarik perhatian, misalnya cara
berbicara yang enak, familier, menyenangkan, termasuk cara
berpakaian yang menarik;
b. Interviewer harus menguasai materi pertanyaan; jangan sering-
sering melihat catatan, karena akan mengganggu suasana interviu.
6. 6
Untuk itu pewawancara harus menguasai materi interviu, kalau
perlu harus hafal di luar kepala.
c. Arahkan pertanyaan sehingga yang diinterview menjawab dengan
jawaban “ya” dari pada menjawab “tidak”;
d. Segera melakukan pencatatan terhadap jawaban-jawaban saat
interview; gunakan alat perekam elektronik. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kemungkinan pewawancara tidak ingat akan jawaban
yang diberikan, padahal jawaban tersebut sangat penting;
e. Probing question: pertanyaan lebih mendalam untuk melakukan
elaborasi terhadap jawaban; pertanyaan untuk menggali informasi
lebih mendalam. Untuk menggali pertanyaan yang lebih mendalam,
pewawancara harus menguasai betul materi interviu, sehingga
suasana interviu tidak terjadi secara formal, akan tetapi lebih santai,
ibaratnya seperti dialog saja.
f. Untuk dapat melakukan interviu dengan baik, pewawancara harus
terampil dalam berbahasa, dan menguasai materi interviu. Untuk
memenuhi maksud tersebut, pewawancara harus memperoleh
latihan dan pengalaman yang cukup memadai.
C. Pembuntutan (Surveillance)
Surveillance adalah pengawasan terhadap orang , kendaraan
dan tempat atau obyek yang dilakukan secara rahasia ,terus-menerus
dan kadang-kadang berselang untuk memperoleh informasi kegiatan
dan identifikasi oknum. Informasi yang diperoleh dalam melakukan
pembuntutan digunakan untuk mengidentiflkasi sumber ,kurir dan
penadah hasil hutan illegal.
Operasi surveillance dilakukan secara terus-menerus dan kadang
berganti-ganti agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi pelaku tindak
pidana kehutanan. Adapun tujuan pembututan adalah :
a. Untuk melindungi petugas atau untuk menguatkan kesaksian.
b. Untuk memperoleh bukti kejahatan.
c. Untuk melokalisir orang dengan mengawasi tempat yang sering ia
kunjungi dan orang-orang yang berhubungan dengannya.
d. Untuk mengecek kejujuran informan.
7. 7
e. Untuk melokalisir harta benda atau barang-barang terlarang yang
disembunyikan.
f. Untuk mendapatkan kemungkinan dasar yang bisa digunakan untuk
melakukan penggeledahan
g. Untuk mendapatkan kemungkinan dasar yang bisa digunakan untuk
melakukan penggeledahan.
h. Untuk memperoleh informasi untuk digunakan nanti dalam
interogasi.
i. Untuk mengembangkan petunjuk dan informasi yang diterima dari
sumber-sumber lain.
j. Untuk mengetahui secara terus-menerus dimana seseorang itu
berada.
k. Untuk memperoleh barang bukti sah untuk digunakan dipengadilan.
Sedangkan tinjauan dari fungsi operasi pembuntutan dapat digolongkan
menjadi:
a. Pembuntutan untuk mengumpulkan data intelijen ( inteligence
seeking surveillance ) dimana penyidik perlu mempelajari segala
sesuatu yang bisa ia lakukan mengenai suatu kejahatan atau
kegiatan. Ia berusaha mempelajari sumber pemasok barang bagi
tersangka, siapakah kurirnya dan siapa saja yang mungkin menjadi
kaki tangannya.
b. Pembuntutan sebelum dilakukan pembelian ( prepurchase
surveillance) dilakukan untuk menghimpun data yang akan
membantu petugas dalam usahanya melakukan pembelian dari
tersangka. Penyidik berusaha mengenali orang-orang yang
berhubungan dengan tersangka. Ia juga berusaha mengetahui
sumber pemasok dan kurir-kurimya.
c. Pembuntutan selubung ( cover surveillance ) dilakukan terutama
untuk melindungi petugas, pembuntutan jenis ini juga dimaksudkan
untuk menguatkan kesaksian sipetugas.
d. Pembuntutan pasca pembelian ( post purchase surveillance )
dilakukan untuk alasan-alasan sebagai berikut:
Untuk memastikan larinya uang setelah penjualan.
8. 8
Untuk mengambil orang-orang lain yang menjadi pelanggan
sipenjual tersebut.
Agar tetap bisa mengawasi sipenjual dalam petugas
mendapatkan barang tidak sesuai dengan kenyataan.
Operasi pembuntutan yang dilakukan harus juga didukung oleh
perlengkapan komunikasi dan transportasi yang memadai. Sebelum
dilakukan operasi pembuntutan maka petugas harus memperoleh
data orang yang akan dibuntuti. Dalam mempelajari informasi yang
berkaitan dengan tersangka, penyidik hendaknya memusatkan
perhatiannya pada nama-nama dan alias-alias yang digunakan oleh
tersangka, gambaran fisik yang terinci, termasuk foto jika ada, dan
ciri-ciri serta tabiat lain yang bisa dikenali. Kebiasaan dan kegiatan
sehari-harinya yang telah biasa dilakukan dan kemampuan
menghindari, pembuntutan. Dan juga harus diketahui identitas dan
gambaran kotak-kotak dan kawan-kawan tersangka yang sudah
diketahui atau dicurigai hendaknya diketahui.
D. Penyamaran
Penyamaran (undercover) adalah suatu operasi yang sifatnya
tertutup dan dirahasiakan. Kegiatan-kegiatan undercover semuanya
disamarkan ( Belanda : vermond ) sedemikian rupa. Sehingga orang-
orang yang melakukan dan segala kegiatannya tidak boleh
menimbulkan kecurigaan pada orang atau obyek yang disusupi.
Penyusupan ini akan sangat efektif jika digunakan dalam hal
telah diketahui lebih dahulu, bahwa beberapa orang terlihat dalam suatu
kejahatan berkomplot, tetapi bukti-bukti yang diperlukan masih kurang.
Dengan adanya informasi-informasi yang didapat melalui teknik-teknik
yang disebut di atas tersebut dapat disusun perencanaan guna
penangkapan pelaku tindak pidana dengan pembuatan TKP.
Perekayasaan TKP bertujuan untuk menciptakan suasana tertangkap
tangan sehingga pelaku tidak dapat mungkir dari sidang pengadilan dan
memudahkan penangkapan.
9. 9
E. Laporan dan Informasi
Bahan keterangan juga bisa diperoleh berdasarkan laporan dan
informasi. Berdasarkan laporan dan informasi yang diperoleh tentang
tindak pidana kehutanan, maka Polhut membuatkan laporannya berupa
laporan informasi.
F. Survey Secara Cepat
Survei sumber daya alam hayati secara cepat adalah suatu
tehnik pengumpulan data tentang vegetasi, satwa liar, habitat dan
lingkungannya serta pengaruh aktifitas manusia yang terjadi di dalam
kawasan hutan atau kawasan konservasi. Pengumpulan data ini
dilakukan secara cepat namun tetap memiliki nilai informasi yang
akurat.
10. 10
BAB IV
ANALISA BAHAN KETERANGAN
A. Pencatatan
Pencatatan adalah kegiatan mencatat secara sistematis dalam
bentuk tulisan atau gambar agar memudahkan dalam kegiatan
penilaian dan penafsiran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pencatatan :
1. Mudah untuk dicatat (dikelompokkan berdasarkan bidang dan
masalahnya)
2. Sederhana, mudah dimengerti.
3. Memungkinkan kecepatan dalam pekerjaan penyusunan.
4. Penyajian keterangan-keterangan yang diperlukan tidak terpengaruh
oleh situasi dan kondisi.
5. Memudahkan pelaksanaan penilaian dan penafsiran.
6. Memudahkan dan menjamin kecepatan mempersiapkan laporan.
Sarana Pencatatan antara lain :
1. Buku harian
2. Tabulasi data.
3. Peta situasi.
4. File intelijen.
5. Lembaran kerja.
Beberapa cara pencatatan informasi : memakai buku catatan,
map, lembar laporan kemajuan/lapju, dokumen pengolah kata dan
lembar lajur di komputer (ms word, ms excel, lotus, qpro, dll) serta basis
data (ms access, dll). Cara yang paling sering dipakai oleh lembaga
penegakan hukum adalah laporan informasi, dan penyimpanan
informasi dalam database.
Tujuan dari laporan informasi adalah untuk mencatat tiap bagian
dari informasi yang diperoleh dan sebagai media untuk menilai
informasi yang telah diperoleh. Laporan informasi biasanya
dihubungkan ke sebuah data base yang mengijinkan anggota tim
pengamat dan atasannya untuk melihat informasi.
Beberapa bagian dari laporan informasi yang universal :
11. 11
Menulis tanggal informasi itu diberikan pada kita.
Menjelaskan sumber/ individu yang memberikan informasi.
Mencatat detail informasi.
Detail pengamatan yang kita buat ketika mengumpulkan
informasiatau detail tentang metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi (anda mungkin ingin untuk memberikan
komentar tentang sumber atau individu itu sendiri dan informasi lain
apayang mungkin dapat disajikan).
Menulis tingkat keabsahan informasi atau tingkat kepercayaan kita
terhadap sumber / individu yang memberikan informasi, dan.
Memberikan sebuah referensi untuk mengaitkan dengan
laporaninformasi lainnya yang berhubungan dengan informasi yang
kita miliki.
Contoh Format laporan informasi terlampir.
B. Penilaian
Suatu kegiatan yang dilakukan secara beriringan atau
bersamaan dengan kegiatan pencatatan. Kegiatan ini dilakukan dengan
menilai suatu bahan keteragan secara kritis, yang akan digunakan
sebagai dasar kegiatan penafsiran. Penilaian adalah menentukan
“tingkat kebenaran” bahan keterangan dan “tingkat kepercayaan”
sumber bahan keterangan.
Ukuran penilaian bahan keterangan terdiri atas dua hal, yaitu :
1. Penilaian tingkat kepercayaan terhadap sumber diklasifikasikan
dengan huruf A, B, C, D, E dan F.
Penilaian tingkat kepercayaan terhadap sumber:
A = Dapat dipercaya sepenuhnya
B = Biasanya dapat dipercaya
C = Agak dapat dipercaya
D = Biasanya tak dapat dipercaya
E = Tidak dapat dipercaya
F = Kepercayaan tidak dapat dinilai
12. 12
2. Penilaian kebenaran suatu keterangan diklasifikasikan dengan
angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
Penilaian keterangan atau tingkat kebenaran suatu keterangan yaitu
:
1 = Dibenarkan oleh sumber lain.
2 = Sangat mungkin benar.
3 = Mungkin benar.
4 = Kebenarannya diragukan.
5 = Tidak mungkin benar.
6 = Kebenarannya tidak dapat dinilai.
C. Penafsiran
Merupakan proses transformasi bahan keterangan menjadi
intelijen dengan cara mencocokkan dan membandingkan keterangan
yang satu dengan yang lainnya. Disamping itu penafsiran juga
merupakan pertimbangan yang kritis terhadap keterangan melalui
analisa, integrasi dan penentuan kesimpulan.
1. Analisa
Merupakan suatu proses pemilihan dan penyaringan bahan
keterangan yang telah dinilai baik sumber maupun isinya serta
memisahkan dari bahan keterangan lain berdasarkan kepentingan
tugas pokok. Proses Analisa harus dapat mengintegrasikan antara
intelijen dasar dan intelijen aktual dalam rangka menentukan
intelijen ramalan. Dalam penganalisaan perlu mempedomani hal-hal
antara lain:
a. Kelengkapan informasi/bahan keterangan. Semakin lengkap
informasi/keterangan yang diperoleh akan lebih memudahkan
dalam menganalisa suatu masalah.
b. Memenuhi target operasi. Dalam penganalisaan bahan
keterangan/ informasi harus relevan dengan Target Operasi
yang diterima, sehingga tidak menyimpang dengan Target
Operasi yang diterima.
13. 13
c. Bahan Keterangan yang aktual. Hal ini akan berpengaruh
terhadap proses analisa sehingga dapat diperoleh kesimpulan
yang tepat.
Faktor-faktor yang berpengaruh :
Kemampuan dan pengalaman petugas.
Waktu yang tersedia.
Bahan Keterangan yang diperoleh.
Sarana dan prasarana yang tersedia.
2. Integrasi
Integrasi merupakan kegiatan mengkompilasikan keterangan
yang dipisahkan pada waktu melakukan analisis dan menghimpunnya
dengan keterangan-keterangan lain yang sudah diketahui untuk
membentuk suatu gambaran yang logis atau hipotetis tentang suatu
masalah. Langkah tersebut antara lain :
Memadukan beberapa bahan keterangan sesuai Target Operasi.
Hal ini perlu dilaksanakan untuk melengkapi atau memperkuat
antara keterangan yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada
suatu bahan keterangan yang tidak mendukung tugas pokok,
keterangan tersebut dapat diabaikan.
Mengolah bahan keterangan yang diperoleh dengan intelijen dasar
yang tersedia. Bahan keterangan yang diperoleh selanjutnya
diolah dan diperbandingkan dengan intelijen dasar yang tersedia
sehingga keduanya dapat saling memperkuat/mendukung atau
tidak saling mendukung.
Pembuatan intelijen ramalan. Merupakan kegiatan pembuatan
perkiraan yang akan terjadi dengan cara mentransformasikan
intelijen dasar, intelijen aktual dan kecenderungan situasi yang ada
secara tepat dan benar, sehingga dapat diprediksi kemungkinan
yang akan terjadi dalam bentuk intelijen ramalan.
3. Kesimpulan
Tahap akhir dalam proses penafsiran keterangan, adalah
mengambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis yang dikembangkan.
Kesimpulan mencakup tafsiran atau interpretasi dari suatu keterangan.
14. 14
Kesimpulan ini selanjutnya dijadikan dasar membuat perkiraan
mengenai kemungkinan perkembangan situasi yang akan dihadapi.
Perkiraan tersebut jelas hanya merupakan hipotesis yang disampaikan
kepada pihak pimpinan/atasan. Untuk membuktikan atau untuk
memperoleh keyakinan mengenai perkiraan yang disampaikan oleh
staf intelijen, pihak pimpinan bersangkutan dapat mengajukan verifikasi.
15. 15
Lampiran :
RAHASIA
DINAS KEHUTANAN
UNIT INTEL SATGAS POLHUT
LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN
I N T E R V I E W
I. DASAR
1. Surat Perintah Tugas Kepala …………………………..
Nomor :
2. Laporan Informasi Kejadian Nomor :
II. YANG MENGINTERVIEW
N a m a :
Pekerjaan :
Alamat :
III. YANG DIINTERVIEW
N a m a :
Pekerjaan :
Alamat :
IV. TEMPAT DAN TANGGAL INTERVIEW
V. SEHUBUNGAN DENGAN
VI. HASIL INTERVIEW
Dalam interview tersebut yang bersangkutan menceritakan hal-hal yang
didengar, dilihat dan dialaminya serta saran-saran yang perlu dikemukakan :
1.
2.
Makassar, 2012.
Yang Menginterview,
________________
NIP.
16. 16
Lampiran :
RAHASIA
DEPARTEMEN KEHUTANAN
UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA
LAPORAN INFORMASI
No. : R./ /LA/ / /Sub Unit Intel Satgas
Bidang :
Perihal :
I. PENDAHULUAN
1. Sumber Informasi
a. Nama :
b. Pekerjaan :
c. Alamat :
2. Hubungan dengan Sasaran :
3. Cara mendapatkan Baket :
4. Tempat/ Waktu mendapatkan Baket :
5. Nilai Informasi :
II. FAKTA – FAKTA
III. PENDAPAT PELAPOR
A. Kesimpulan
B. Saran
Karimunjawa,
PELAPOR,
S U K I R
NIP.
18. 18
RAHASIA
DEPARTEMEN KEHUTANAN
UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA
LAPORAN PENUGASAN
No. : R/ /lapgas/ / /Satgas Polhut
Tentang
(Nama Tugas)
IV. PENDAHULUAN
A. Dasar
1.
2.
B. Personil
No. Nama NIP Jabatan
1.
2.
3.
C. Waktu Penugasan
Tanggal
D. Daerah Lokasi
V. TUGAS POKOK
1.
2.
VI. RENCANA PELAKSANAAN TUGAS
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Keterangan
1.
19. 19
2.
3.
VII. PELAKSANAAN
No. Hari/Tanggal Kegiatan Pelaksanaan Keterangan
VIII. HASIL YANG DICAPAI
IX. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
A. Faktor yang Menghambat
B. Faktor yang Mendukung
X. PENUTUP
A. Kesimpulan
21. 21
RAHASIA
DEPARTEMEN KEHUTANAN
UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
Tanggal :
Sub Unit :
NO. Jam (WIB) Sumber Baket / Sasaran Antara Cara Mendapatkan Baket Hasil yang dicapai Keterangan
1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
Karimunjawa,
PELAPOR
S U K I R
NIP.
22. 22
DEPARTEMEN KEHUTANAN
UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA
UNSUR – UNSUR UTAMA KETERANGAN
No : R/ /UUK/ / /Unit Intel Satgas Polhut
Bidang :
Perihal :
NO.
INDIKASI
MASALAH
INTISARI BAKET YANG
DIBUTUHKAN
SUMBER BAKET
YANG
DIPERKIRAKAN
TEKTAK
LIDIK
WAKTU
LIDIK
WAKTU DAN
TEMPAT BAKET
DISERAHKAN
1 2 3 4 5 6 7
Karimunjawa,
Kanit. Intel Satgas Polhut
SAMSIDI, SH.
NIP.196202281993031004
23. 23
DEPARTEMEN KEHUTANAN
UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA
RENCANA PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN
No : R/ /RPBK/ / /Unit Intel Satgas Polhut
UUK No.: R/ /UUK/ / /Unit Intel Satgas Polhut
NO. Masalah/
Persoalan
BAKET yang diminta Sasaran Lidik /
Sumber Baket
Waktu/ Tempat
Baket
diserahkan
Catatan
Karimunjawa,
Kanit. Intel Satgas Polhut
SAMSIDI, S.H.
NIP. 196202281993031004