SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada hakikatnya, metode ilmiah ialah penggabungan antara berpikir secara deduktif dengan induktif.
Jika pengajuan rumusan hipotesis tersebut dengan susah payah diturunkan dari kerangka teoretis dan
kerangka berpikir secara deduktif, maka untuk menguji bahwa hipotesis diterima atau ditolak perlu
dibuktikan kebenarannya dengan data-data yang ada di lapangan. Data-data tersebut dikumpulkan
dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data. Selanjutnya, data-data itu dianalisis dan
disimpulkan secara induktif. Dan akhimya dapatlah kita memutuskan bahwa hipotesis ditolak atau
diterima.
Dalam dunia ilmiah dikenal semboyan: "Yakinkanlah orang secara logis dengan kerangka teoretis dan
kerangka berpikir, serta buktikanlah secara empiris dengan pengumpulan data yang relevan". Teknik
pengumpulan data terdiri atas observasi (ohservation), wawancara (in terview), angket (questionary),
dan dokumentasi (documentation).
1. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian,
direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan
kesahihannya (validitasnya).
Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis.
Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan
ingatan si peneliti.
Ada dua indra yang sangat vital di dalam melakukan pengamatan, yaitu mata dan telinga. Oleh sebab
itu, kedua indra itu harus benar-benar schat. Dalam melakukan pengamatan, mata lebih dominan
dibandingkan dengan telinga. Mata mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu mudah letih. Untuk
mengatasi kelemahan yang bersifat biologis tersebut maka perlu melakukan hal-hal berikut.
a. Menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk melihat data- data.
b. Menggunakan orang lain untuk turut sebagai pengamat (observers)
c. Mengambil data-data scjenis lebih banyak.
Sedangkan usaha-usaha untuk mengatasi kelemahan yang bersifat psikologis adalah
a. Meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi)
b. Membiasakan diri.
c. Rasa ingin tahu.
d. Mengurangi prasangka.
e. Memiliki proyeksi.
Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Namun,
manusia mempunyai sifat pelupa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan catatan-catatan
(check-list); alat-alat elektronik, seperti tustel, video, tape recorder, dan sebagainya lebih banyak
melibatkan pengamat; memusatkan perhatian pada data- data yang relevan; mengklasifikasikan gejala
dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi tentang objek yang diamati.
a. Petunjuk-Petunjuk untuk Mengadakan Observasi
Beberapa petunjuk untuk mengadakan observasi adalah pelajari dulu apa observasi itu; pelajari
tujuan penelitian; buat cara mencatat yang sistematis; batasi tingkat kategori yang dipakai;
lakukan observasi secara cermat dan kritis; catat masing-masing gejala secara terpisah menurut
kategorinya; periksa alat bantunya; waktu yang tersedia; hubungan dengan pihak yang
diobservasi (observee); intensitas dan ekstensi partisipasi.
b. Jenis-Jenis Teknik Observasi
Jenis-jenis teknik observasi adalah
1) partisipasi lawannya nonpartisipasi
2) sistematis lawannya nonsistematis
3) cksperimental lawannya noneksperimental
Observasi partisipasi (participant observation) ialah jika observer terlibat langsung secara aktif
dalam objek yang diteliti. Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi. Sedangkan
kehadiran ob sener yang berpura-pura disebut kuasi observasi partisipasi.
Observasi sistematis atau observasi berkerangka (structured ob servation) ialah observasi yang
sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka itu memuat faktor-faktor yang akan
diobservasi menurut kategorinya.
Observasi cksperimen ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian
rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan
c. Alat Observasi
Alat bantu yang digunakan dalam observasi, antara lain daftar riwayat kelakuan (anecdotal
record); catatan berkala; daftar catatan (check list); rating scale, yaitu pencatatan gejala
menurut tingkatannya; alat- alat optik serta elektronik
d. Kesesatan dalam Observasi
Kesesatan-kesesatan yang sering terjadi selama melaksanakan observasi dapat berbentuk hallo
effects, yaitu jika observer dalam melakukan observasi telah terpengaruh atas hal-hal yang baik
dari observasi; gen- erosity effects, yaitu jika observer dalam keadaan tertentu cenderung untuk
memberikan penilaian yang menguntungkan; carryover effects yaitu jika observer tidak mampu
memisahkan gejala yang satu dengan gejala lainnya. esesatan yang sering terjadi selama
melaksanakan observasi
e. Kecermatan Observasi
Tingkat kecermatan observasi sangatlah dipengaruhi oleh faktor prasangka dan keinginan
observee, terbatasnya kemampuan pancaindra dan ingatan; terbatasnya wilayah pandang, yaitu
kecenderungan observer menaruh perhatian dengan membandingkatunya kepada kejadian
lainnya: kemampuan observer dalam menangkap hubungan sebab akibat; kemampuan
menggunakan alat bantu; ketelitian pencatatan; pengertian observer terhadap gejala yang
diukur
f. Keuntungan Observasi
Keuntungan digunakannya teknik pengumpulan data dengan observasi, yaitu sebagai alat
langsung yang dapat meneliti gejala; observee yang selalu sibuk lebih senang diteliti melalui
observasi daripada diberi angket atau mengadakan wawancara; memungkinkan pencatatan
serempak terhadap berbagai gejala, karena dibantu oleh observer lainnya atau dibantu oleh alat
lainnya, tidak tergantung pada self-report.
g. Kelemahan Observasi Kelemahan penggunaan teknik pengumpulan data dengan observasi
adalah banyak kejadian langsung yang tidak dapat diobservasi, misalnya rahasia pribadi
observee; observee yang menyadari dirinya scbagai objek penelitian cenderung untuk
memberikan kesan-kesan yang menyenangkan observer, kejadian tidak selamanya dapat
diramalkan, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama; tugas observer akan terganggu jika
terjadi peristiwa tidak terduga, seperti hujan, kebakaran, dan lain- lain: terbatas kepada lamanya
kejadian berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara
disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee
a. Kegunaan Wawancara (primer); pelengkap teknik pengumpulan lainnya; menguji hasil
Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama pengumpulan data
lainnya.
b. Petunjuk untuk Mengadakan Wawancara Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam
mengadakan wawancara adalah sebagai berikut
l) Interviewer harus mengenalkan dirinya kepada interviewee, baik langsung maupun tidak
langsung serta menyampaikan maksud penelitian untuk kemajuan ilmu dan kepentingan
bersama, serta sekaligus meminta kesediaan kapan waktu wawancara boleh dimulai.
2) Interviewer harus menciptakan hubungan baik dengan interviewee dengan cara saling
menghormati, kerja sama, mempercayai, memberi, dan menerima.
3) Ciptakan suasana santai dan tidak tergesa-gesa dalam mengajukan pertanyaan.
4) Interviewer hendaklah menjadi pendengar yang baik dan tidalk memotong ataupun
menggiring interviewee kepada jawaban yang diharapkan.
5) Interviewer harus terampil dalam bertanya. Agar terampil, maka harus
mempertimbangkan hal-hal berikut. Adakanlah pembicaraan pembukaan; gaya bicara
jangan berbelit-belit; aturlah nada suara agar tidak membosankan; sikap bertanya jangan
seperti menghakimi atau menggurui; mengadakan parafrasa; mengadakan prodding. yaitu
penggalian yang lebih dalam, mencatat, dan menilai jawaban aturlah waktu bertanya;
jangan lupa buatlah pedoman sebagai bimbingan untuk mengajukan pertanyaan.
c. Jenis Wawancara
Jenis wawancara ada dua, yaitu tidak terpimpin dan terpimpin.
Wawancara tidak terpimpin ialah wawancara yang tidak terarah. Kelemahannya ialah tidak
efisien waktu, biaya, dan tenaga Keuntungannya ialah cocok untuk penelitian
pendahuluan,tidak memer lukan keterampilan bertanya, dan dapat memelihara kewajaran
suasana.
Wawancara terpimpin ialah tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data-data yang
relevan saja. Kelemahan teknik ini adalan kesan-kesan, seperti angket yang diucapkan serta
suasana menjad kaku dan formal. Sedangkan keuntungan teknik ini adalah pertanyaan
sistematis hingga mudah diolah kembali, pemecahan masalah lebih mudah, memungkinkan
analisis kuantitatif dan kualitatif, dan kesimpulan yang diperoleh lebih reliabel.
c. Kesesatan dalam Wawancara
Kesesatan wawancara bisa terjadi karena adanya error of recognition, yaitu jika interviewer
gagal memproduksi ingatannya kembali; error of omission, yaitu jika interviewer
melewatkan sesuatu yang seharusnya dilaporkan; error of addition, yaitu jika interviewer
melebih-lebihkan jawaban interviewee; error of transposition, yaitu jika interviewer tidak
mampu mereproduksi urutan jawaban dari interviewee
d. Kelemahan Wawancara
Kelemahan wawancara adalah harus pandai bicara dengan jelas dar benar, orang bisu tidak
dapat diwawancarai; waktu, biaya, dan tenaga tidak efisien; sangat tergantung kepada
kesediaan interviewee; proses wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan; untuk
objek yang luas diperlukan interviewer yang banyak.
e. Keuntungan Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai keuntungan sebagai berikut salah
satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi; tidak terbatas pada tingkat pendidikan,
asalkan responden dapat berbicara dengan baik saja; dapat dijadikan pelengkap teknik
pengumpulan data lainnya; sebagai penguji terhadap data-data yang didapat dengan teknik
pengumpulan data lainnya
Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai keuntungan sebagai berikut salah
satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi; tidak terbatas pada tingkat pendidikan,
asalkan responden dapat berbicara dengan baik saja; dapat dijadikan pelengkap teknik
pengumpulan data lainnya; sebagai penguji terhadap data-data yang didapat dengan teknik
pengumpulan data lainnya

More Related Content

Similar to Buku husaini

Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitian
Ali Ahyadi
 
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan DataKelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Mitha Ye Es
 
Tugas metodologi penelitian
Tugas metodologi penelitianTugas metodologi penelitian
Tugas metodologi penelitian
Muhamad_Marzuki
 
SAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitianSAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitian
As As
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Uwes Chaeruman
 

Similar to Buku husaini (20)

Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta DidikTeknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
Teknik Non-Tes untuk Memahami Peserta Didik
 
Instrumen penelitian
Instrumen penelitianInstrumen penelitian
Instrumen penelitian
 
Materi Riset
Materi RisetMateri Riset
Materi Riset
 
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan DataKelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
Kelompok 1 BK Teknik Pengumpulan Data
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasiTeknik pengumpulan data melalui metode observasi
Teknik pengumpulan data melalui metode observasi
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Metode penelitian 10
Metode penelitian 10Metode penelitian 10
Metode penelitian 10
 
Metode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirementMetode fact finding & requirement
Metode fact finding & requirement
 
Instrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan dataInstrumen dan teknik pengumpulan data
Instrumen dan teknik pengumpulan data
 
Standar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan KebidananStandar Pelayanan Kebidanan
Standar Pelayanan Kebidanan
 
PPT METOPEN kelompok 4.pptx
PPT METOPEN kelompok 4.pptxPPT METOPEN kelompok 4.pptx
PPT METOPEN kelompok 4.pptx
 
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
 
Tugas metodologi penelitian
Tugas metodologi penelitianTugas metodologi penelitian
Tugas metodologi penelitian
 
Metode+penelitian+10
Metode+penelitian+10Metode+penelitian+10
Metode+penelitian+10
 
Teknik Pengumpulan Data.pptx
Teknik Pengumpulan Data.pptxTeknik Pengumpulan Data.pptx
Teknik Pengumpulan Data.pptx
 
SAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitianSAP 2Metode penelitian
SAP 2Metode penelitian
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2)
teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2)teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2)
teori keabsahan data dalam penelitian kuantitatif (bagian2)
 
Tugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudungTugas kel pk dudung
Tugas kel pk dudung
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Buku husaini

  • 1. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pada hakikatnya, metode ilmiah ialah penggabungan antara berpikir secara deduktif dengan induktif. Jika pengajuan rumusan hipotesis tersebut dengan susah payah diturunkan dari kerangka teoretis dan kerangka berpikir secara deduktif, maka untuk menguji bahwa hipotesis diterima atau ditolak perlu dibuktikan kebenarannya dengan data-data yang ada di lapangan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data. Selanjutnya, data-data itu dianalisis dan disimpulkan secara induktif. Dan akhimya dapatlah kita memutuskan bahwa hipotesis ditolak atau diterima. Dalam dunia ilmiah dikenal semboyan: "Yakinkanlah orang secara logis dengan kerangka teoretis dan kerangka berpikir, serta buktikanlah secara empiris dengan pengumpulan data yang relevan". Teknik pengumpulan data terdiri atas observasi (ohservation), wawancara (in terview), angket (questionary), dan dokumentasi (documentation). 1. Observasi Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesahihannya (validitasnya). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti. Ada dua indra yang sangat vital di dalam melakukan pengamatan, yaitu mata dan telinga. Oleh sebab itu, kedua indra itu harus benar-benar schat. Dalam melakukan pengamatan, mata lebih dominan dibandingkan dengan telinga. Mata mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu mudah letih. Untuk mengatasi kelemahan yang bersifat biologis tersebut maka perlu melakukan hal-hal berikut. a. Menggunakan kesempatan yang lebih banyak untuk melihat data- data. b. Menggunakan orang lain untuk turut sebagai pengamat (observers) c. Mengambil data-data scjenis lebih banyak. Sedangkan usaha-usaha untuk mengatasi kelemahan yang bersifat psikologis adalah a. Meningkatkan daya penyesuaian (adaptasi) b. Membiasakan diri. c. Rasa ingin tahu. d. Mengurangi prasangka.
  • 2. e. Memiliki proyeksi. Dalam observasi diperlukan ingatan terhadap observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, manusia mempunyai sifat pelupa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan catatan-catatan (check-list); alat-alat elektronik, seperti tustel, video, tape recorder, dan sebagainya lebih banyak melibatkan pengamat; memusatkan perhatian pada data- data yang relevan; mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah bahan persepsi tentang objek yang diamati. a. Petunjuk-Petunjuk untuk Mengadakan Observasi Beberapa petunjuk untuk mengadakan observasi adalah pelajari dulu apa observasi itu; pelajari tujuan penelitian; buat cara mencatat yang sistematis; batasi tingkat kategori yang dipakai; lakukan observasi secara cermat dan kritis; catat masing-masing gejala secara terpisah menurut kategorinya; periksa alat bantunya; waktu yang tersedia; hubungan dengan pihak yang diobservasi (observee); intensitas dan ekstensi partisipasi. b. Jenis-Jenis Teknik Observasi Jenis-jenis teknik observasi adalah 1) partisipasi lawannya nonpartisipasi 2) sistematis lawannya nonsistematis 3) cksperimental lawannya noneksperimental Observasi partisipasi (participant observation) ialah jika observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi. Sedangkan kehadiran ob sener yang berpura-pura disebut kuasi observasi partisipasi. Observasi sistematis atau observasi berkerangka (structured ob servation) ialah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka itu memuat faktor-faktor yang akan diobservasi menurut kategorinya. Observasi cksperimen ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang disiapkan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan c. Alat Observasi Alat bantu yang digunakan dalam observasi, antara lain daftar riwayat kelakuan (anecdotal record); catatan berkala; daftar catatan (check list); rating scale, yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya; alat- alat optik serta elektronik d. Kesesatan dalam Observasi Kesesatan-kesesatan yang sering terjadi selama melaksanakan observasi dapat berbentuk hallo effects, yaitu jika observer dalam melakukan observasi telah terpengaruh atas hal-hal yang baik
  • 3. dari observasi; gen- erosity effects, yaitu jika observer dalam keadaan tertentu cenderung untuk memberikan penilaian yang menguntungkan; carryover effects yaitu jika observer tidak mampu memisahkan gejala yang satu dengan gejala lainnya. esesatan yang sering terjadi selama melaksanakan observasi e. Kecermatan Observasi Tingkat kecermatan observasi sangatlah dipengaruhi oleh faktor prasangka dan keinginan observee, terbatasnya kemampuan pancaindra dan ingatan; terbatasnya wilayah pandang, yaitu kecenderungan observer menaruh perhatian dengan membandingkatunya kepada kejadian lainnya: kemampuan observer dalam menangkap hubungan sebab akibat; kemampuan menggunakan alat bantu; ketelitian pencatatan; pengertian observer terhadap gejala yang diukur f. Keuntungan Observasi Keuntungan digunakannya teknik pengumpulan data dengan observasi, yaitu sebagai alat langsung yang dapat meneliti gejala; observee yang selalu sibuk lebih senang diteliti melalui observasi daripada diberi angket atau mengadakan wawancara; memungkinkan pencatatan serempak terhadap berbagai gejala, karena dibantu oleh observer lainnya atau dibantu oleh alat lainnya, tidak tergantung pada self-report. g. Kelemahan Observasi Kelemahan penggunaan teknik pengumpulan data dengan observasi adalah banyak kejadian langsung yang tidak dapat diobservasi, misalnya rahasia pribadi observee; observee yang menyadari dirinya scbagai objek penelitian cenderung untuk memberikan kesan-kesan yang menyenangkan observer, kejadian tidak selamanya dapat diramalkan, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama; tugas observer akan terganggu jika terjadi peristiwa tidak terduga, seperti hujan, kebakaran, dan lain- lain: terbatas kepada lamanya kejadian berlangsung. 2. Wawancara Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee a. Kegunaan Wawancara (primer); pelengkap teknik pengumpulan lainnya; menguji hasil Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama pengumpulan data lainnya. b. Petunjuk untuk Mengadakan Wawancara Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam mengadakan wawancara adalah sebagai berikut l) Interviewer harus mengenalkan dirinya kepada interviewee, baik langsung maupun tidak langsung serta menyampaikan maksud penelitian untuk kemajuan ilmu dan kepentingan bersama, serta sekaligus meminta kesediaan kapan waktu wawancara boleh dimulai.
  • 4. 2) Interviewer harus menciptakan hubungan baik dengan interviewee dengan cara saling menghormati, kerja sama, mempercayai, memberi, dan menerima. 3) Ciptakan suasana santai dan tidak tergesa-gesa dalam mengajukan pertanyaan. 4) Interviewer hendaklah menjadi pendengar yang baik dan tidalk memotong ataupun menggiring interviewee kepada jawaban yang diharapkan. 5) Interviewer harus terampil dalam bertanya. Agar terampil, maka harus mempertimbangkan hal-hal berikut. Adakanlah pembicaraan pembukaan; gaya bicara jangan berbelit-belit; aturlah nada suara agar tidak membosankan; sikap bertanya jangan seperti menghakimi atau menggurui; mengadakan parafrasa; mengadakan prodding. yaitu penggalian yang lebih dalam, mencatat, dan menilai jawaban aturlah waktu bertanya; jangan lupa buatlah pedoman sebagai bimbingan untuk mengajukan pertanyaan. c. Jenis Wawancara Jenis wawancara ada dua, yaitu tidak terpimpin dan terpimpin. Wawancara tidak terpimpin ialah wawancara yang tidak terarah. Kelemahannya ialah tidak efisien waktu, biaya, dan tenaga Keuntungannya ialah cocok untuk penelitian pendahuluan,tidak memer lukan keterampilan bertanya, dan dapat memelihara kewajaran suasana. Wawancara terpimpin ialah tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan saja. Kelemahan teknik ini adalan kesan-kesan, seperti angket yang diucapkan serta suasana menjad kaku dan formal. Sedangkan keuntungan teknik ini adalah pertanyaan sistematis hingga mudah diolah kembali, pemecahan masalah lebih mudah, memungkinkan analisis kuantitatif dan kualitatif, dan kesimpulan yang diperoleh lebih reliabel. c. Kesesatan dalam Wawancara Kesesatan wawancara bisa terjadi karena adanya error of recognition, yaitu jika interviewer gagal memproduksi ingatannya kembali; error of omission, yaitu jika interviewer melewatkan sesuatu yang seharusnya dilaporkan; error of addition, yaitu jika interviewer melebih-lebihkan jawaban interviewee; error of transposition, yaitu jika interviewer tidak mampu mereproduksi urutan jawaban dari interviewee d. Kelemahan Wawancara Kelemahan wawancara adalah harus pandai bicara dengan jelas dar benar, orang bisu tidak dapat diwawancarai; waktu, biaya, dan tenaga tidak efisien; sangat tergantung kepada kesediaan interviewee; proses wawancara sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan; untuk objek yang luas diperlukan interviewer yang banyak. e. Keuntungan Wawancara
  • 5. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai keuntungan sebagai berikut salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi; tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan responden dapat berbicara dengan baik saja; dapat dijadikan pelengkap teknik pengumpulan data lainnya; sebagai penguji terhadap data-data yang didapat dengan teknik pengumpulan data lainnya
  • 6. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai keuntungan sebagai berikut salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi; tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan responden dapat berbicara dengan baik saja; dapat dijadikan pelengkap teknik pengumpulan data lainnya; sebagai penguji terhadap data-data yang didapat dengan teknik pengumpulan data lainnya