Teks tersebut membahas tentang pemahaman faham Murji'ah mengenai iman, yang menyatakan bahwa iman hanya terkait dengan keyakinan dalam hati dan tidak terkait dengan perbuatan, sehingga orang yang melakukan dosa besar tidak dianggap kafir. Teks ini juga menjelaskan dalil-dalil yang digunakan Murji'ah untuk membenarkan pemikirannya.
2. Pengertian Murji’ah
نَ رنيِني شِني حشاَ نِني ئِني دئاَ مَ لْم ئا ف يِني لْم سِني رْم أَ وَ هُ خشاَ أَ وَ هْم جِني رْم أَ لاوئاُ قشاَ
Artinya:
Pemuka-pemuka itu menjawab: “Tahanlah
(untuk sementara) dia dan saudaranya serta
kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang
akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir),
(QS: Al-A'raf Ayat: 111)
3. Sejarah Munculnya Faham Murji’ah
Faham Irja’ ini sudah ada sejak
abad pertama hijriyah dan tokoh yang
pertama kali mengenalkan faham
adalah Hasan bin Hasan bin
Muhammad bin Ali bin Abi Thalib atau
yang terkenal bernama Ibnu
Hanafiyyah.
4.
Menurutnya, orang yang melakukan
dosa besar tidak di hukumi sebagai
orang kafir, sebab ketaatan seseorang
untuk melaksanakan perintah Allah
swt dan menjauhi laranga-Nya bukan
termasuk dasar iman. Oleh karena itu,
Hilangnya ketaatan seseorang tidak
akan menyebabkan hilangnya
keimanannya.
5. Pemikiran Pengikut Faham Murji’ah Dalam
Memaknai Iman
1. Pengertian iman adalah hanya
meyakini atau mengetahui dalam hati
atau ucapan saja.
2. Mereka berkeyakinan bahwa amal
bukan termasuk dalam hakikat iman
dan tidak termasuk bagian dari iman.
3. Iman tidak dapat bertambah dan
berkurang, karena keyakinan pada
sesuatu tidak termasuk didalamnya
penambahan atau pengurangan.
6. 4. Dari aqidah murji’ah jahmiyah adalah meyakini
bahwa yang di maksud kufur kepada Allah
adalah dikarenakan ketidak tahuan manusia
kepada Allah sedangkan iman adalah cukup
mengetahui Allah saja.
5. Para pengikut Murji’ah juga mengartikan kata
irja’ dengan pengertian menunda hukuman bagi
orang yang berbuat dosa besar hingga hari
kiamat dan menyerahkannya kepada Allah swt.
Dengan kata lain, orang yang berbuat dosa
besar tidak akan di hukum di dunia, tetapi di
akhirat nanti.
7. Dalil-Dalil Yang Digunakan Oleh Kaum
Murji’ah Untuk Membenarkan Pemikiran
Mereka Serta Bantahan-Bantahanya
Pengikut Murji’ah berusaha
mencari dalil-dalil yang yang dapat
membantu dalam membenarkan
pemikiran mereka dengan
menggunakan nash-nash yang
syubhat dan telah keluar dari tujuan
nash sebenarnya.
8. 1. Qs. An Nisa’: 48
ءُ شءاَءا يَءا نْ ي مَءا لِم كَءا لِم ذَءا نَءا دنوُ مءاَءا رُ فِم غْ ي يَءا نوَءا هِم بِم كَءا رَءا شْ ي يُ نْ ي أَءا رُ فِم غْ ي يَءا ل هَءا َلَّه ال نَّه إِم
Artinya:
” Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-
Nya”
2. Qs. Az Zumar: 53
ةِم مَءا حْ ي رَءا نْ ي مِم طاواُ نَءا قْ ي تَءا ل مْ ي هِم سِم فُ نْ ي أَءا َل ىَءا عَءا فاواُ رَءا سْ ي أَءا نَءا ذيِم لَّه ا يَءا دِم بءاَءا عِم يءاَءا لْ ي قُ
مُُ حميِم رَّه فاورالُ غَءا لْ ي اواَءا هُ هُ نَّه إِم عءاًا مميِم جَءا بَءا ناوُ ذُّن ال رُ فِم غْ ي يَءا هَءا َلَّه ال نَّه إِم هِم َلَّه ال
Artinya:
” Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang
melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
9. 3. Qs. Al Mujadilah: 22
مْ ي هُ َلُ خِم دْ ي يُ نوَءا هُ نْ ي مِم حٍ رنوُ بِم مْ ي هُ دَءا يَّه أَءا نوَءا نَءا مءاَءا الي مُ هِم بِم َلاوُ قُ ف يِم بَءا تَءا كَءا كَءا ئِم لَءا أنوُ
تٍ نءاَّه جَءا
Artinya:
” Mereka itulah orang-orang yang Allah telah
menanamkan keimanan dalam hati mereka dan
menguatkan mereka dengan pertolongan yang
datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya
mereka ke dalam surga”
4. Qs. An Nahl:106
نِم مءاَءا بءاليِم نّ ِب ئِم مَءا طْ ي مُ هُ بُ َلْ ي قَءا نوَءا هَءا رِم كْ ي أُ نْ ي مَءا إلِم
Artinya:
” kecuali orang yang dipaksa kafir padahal
hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak