SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
FILSAFAT DAN TEORI-TEORI DAKWAH
“Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah”
DISUSUN OLEH : KELOMPOK II
Khusnul Khatimah 50300119030
Munawwarah 50300119033
Mudfainna 50300119034
Muhsina 50300119038
Lucy Alfriana Rauf 50300119039
Nur Aisyah 50300119040
Salviana 50300119046
Syamraeni 50300119052
Rahmat Afriadi 50300119057
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (KELAS B)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah”. Makalah ini
merupakan hasil tugas kuliah dari mata kuliah Filsafat dan Teori-Teori Dakwah oleh
Ibu Fatimah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempunaan serta
tidak luput dari kesalahan, mengingat karena penulis bukanlah manusia sempurna dan
keterbatasan pengetahuan penulis dalam menyusun makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan saran-saran penyempurnaan dan
kritikan dari semua pihak yang sifatnya produktif agar dalam pembuatan tugas
selanjutnya dapat lebih baik dari yang sebelumnya. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan yang positif bagi kita semua.
Sulawesi Selatan, Minggu, 21 Juni 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulis ...............................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN .........................................................................................................3
A. Pengertian Teori Dakwah...............................................................................3
B. Ragam Teori Dakwah ....................................................................................5
C. Problematika yang dihadapi dalam Pembentukan Teori Dakwah .................7
D. Unsur-Unsur Dakwah ....................................................................................9
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................17
A. Kesimpulan ...................................................................................................17
B. Saran .............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemapanan sebuah disiplin ilmu ditandai dengan teori-teori yang dimilikinya,
sama halnya dengan ilmu dakwah, tanpa teori dakwah, maka apa yang disebut ilmu
dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyataan normatif tanpa memiliki kadar
analisis atas fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas
fakta dakwah yang tidak akan bisa dijelaskan hubungan kausalitasnya antar fakta dapat
memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks. Teori
dakwah menjadi subtansi ilmu dakwah sebab isi suatu ilmu itu adalah tentang teori
tentang objek kajiannya.
Secara akademik dengan adanya teori dakwah maka dapat dilakukan generalisasi
atas fakta-fakta dakwah, memandu analisis dan klasifikasi fakta dakwah, memahami an
antar variable dakwah, mejelaskan fakta dakwah (eksplanasi), menaksir kondisi dan
masalah dakwah baru seiring dengan perubahan sosial dimasa depan, serta
menghubungkan pengetahuan masa lalu, masa kini dan yang akan datang. Ketika mampu
mengeksplanasi gejala. Dengan adanya teori-teori dakwah yang telah menyebabkan
keberhasilan dakwah masa lalu dapat diuji kembali relevansi teori dengan fakta dakwah
yang ada pada saat sekarang, dan masa depan. Apa yang menyebabkan tidak berhasilnya
dakwah masa lalu, maka akan mampu membuat control dengan upaya-upaya antisipatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori dakwah?
2. Apa saja ragam teori dakwah?
2
3. Problematika apa yang dihadapi dalam pembentukan teori dakwah?
4. Apa saja unsur-unsur dakwah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian teori dakwah.
2. Untuk mengetahui ragam teori dakwah.
3. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dalam pembentukan teori dakwah.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur dakwah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Dakwah
Teori yaitu serangkain bagian, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang
dapat memberikan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksut menjelaskan fenomena alamiah. Dakwah bahasa
al-Qur’an, dakwah terambil dari kata da’a-yad’u-da’watan yang secara etimologi
memiliki makna menyeru atau memanggil. Sedangkan menurut terminologi adalah
sebuah usaha baik perkataan maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima
islam, mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-psinsipnya, meyakini
aqidahnya serta berhukum dengan syari’at-Nya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori dakwah yaitu serangkaian
variabel yang sistematis dan saling berhubungan yang didalam nya menjelaskan suatu
usaha baik perkataan maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam,
mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-prinsipnya, meyakini aqidah serta
berhukum dengan syari’at-Nya.
B. Ragam Teori Dakwah
Dalam pengembangan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa
dibarengi dengan adanya penemuan dan pengembangan kerangka teori dakwah.tanpa
teori dakwah maka apa yang disebut dengan ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar
kumpulan pernyatan normatif tanpa memiliki kadar analisa atas fakta dakwah atau
sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta sehingga mandul untuk
memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks. Dengan
4
ditemukannya teori – teori dakwah yang telah menyebabkan keberhasilan dakwah masa
lalu( dengan penelitian reflektif- penafsiran maudhu’i ) dapat di uji kembali relevensi
teori dengan fakta dakwah yang ada pada saat sekarang (dengan metode riset dakwah
partisipatif) dan kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan (dengan metode riset
kecenderungan gerakan dakwah).
1) Teori Citra Da’i
Makna dakwah tidak hanya sekedar menyeru atau mengajak manusia, tetapi juga
mengubah manusia sebagai pribadi maupun kelompok agar dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan fitrahnya. Dalam rangka menegakkan dakwah sehingga
ajaran Islam diketahui, dipahami,dihayati dan dilaksanakan oleh umat diperlukan juru
dakwah yang berkualitas. Juru dakwah tersebut adalah orang yang mengerti hakikat
islam dan mengetahui apa yang sedang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Keberhasilan kegiatan dakwah sangat ditentukan oleh kualitas dan kepribadian
seorang da’i. Dengan kualitas dan kepribadian tersebut seorang da’I akan
mendapatkan kepercayaan dan citra yang positif di mata mad’u baik individu atau
masyarakat.
Kata citra pada pemahaman mayoritas seseorang adalah suatu kesan dan penilaian
terhadap seseorang, kelompok, lembaga dan lain-lain. Citra yang berhubungan
dengan seorang da’I dalam perspektif komunikasi sangat erat kaitanya dengan
kredibilitas yang dimilikinya. Kredibilitas sangat menentukan citra seseorang. Teori
citra da’I menjelaskan penilaian mad’u terhadap kredibilitas da’I apakah da’I
mendapat penilaian positif atau negatif, dimata mad’unya. Persepsi mad’u baik positif
maupun negatif sangat berkaitan erat dengan penentuan penerimaan informasi atau
5
pesan yang disampaikan da’i. Semakin tinggi kredibilitas da’I maka semakin mudah
mad’u menerima pesan-pesan yang disampaikannya, begitu juga sebaliknya.
Kredibilitas seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya, tidak secara instan, tetapi
harus dicapai melalui usaha yang terus menerus, harus dibina dan dipupuk, serta
konsisten sepanjang hidup.
Seorang da’I harus sikap yang baik agar menjadi suri tauladan bagi ma’unya, bahkan
dari cara memperkenalkan dirinyapun dinilai, bertutur kata yang baik, menyampaikan
pesan dengan sistematis, efektif dan memiliki penguasaan materi, seperti dalam
firman Allah surat Al-Taubah : 122 :
‫َا‬
‫م‬َ
‫و‬ َ
‫ن‬‫َا‬
‫ك‬ َ
‫ن‬‫ُى‬
‫ى‬ِ
‫م‬ْ‫ؤ‬ُ
‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ُوا‬
‫س‬ِ
‫ف‬ْ‫ى‬َ
‫ي‬ِ
‫ل‬ ً
‫ة‬ّ
َ
‫ف‬‫َا‬‫ك‬ ‫ْال‬‫ى‬َ
‫ل‬َ‫ف‬ َ
‫س‬َ
‫ف‬َ
‫و‬ ْ‫ه‬ِ
‫م‬ ّ
ِ
‫ل‬ُ
‫ك‬ ٍ
‫ة‬َ
‫ق‬ْ‫س‬ِ
‫ف‬ ْ‫م‬ُ
‫ه‬ْ‫ى‬ِ
‫م‬ ٌ
‫ة‬َ
‫ف‬ِ
‫ئ‬‫َا‬
‫ط‬ ‫ُىا‬
‫ه‬ّ
َ
‫ق‬َ
‫ف‬َ
‫ت‬َ
‫ي‬ِ
‫ل‬ ‫ِي‬
‫ف‬ ِ
‫ه‬‫ّي‬
ِ
‫د‬‫ال‬ ‫ُوا‬
‫ز‬ِ
‫ر‬ْ‫ى‬ُ
‫ي‬ِ
‫ل‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ
‫ه‬َ
‫م‬ْ‫ى‬َ
‫ق‬ ‫َا‬
‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ُىا‬
‫ع‬َ
‫ج‬َ
‫ز‬
ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ
‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ
‫ه‬ّ
َ
‫ل‬َ‫ع‬َ
‫ل‬ َ
‫ن‬‫ُو‬
‫ز‬َ
‫ر‬ْ‫ح‬َ
‫ي‬
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. ( Q.S. Al-Taubah : 122)
2) Teori Medan Dakwah
Teori Medan dakwah adalah teori yang menjelaskan situasi teologis, kultural dan
struktural mad’u saat pelaksanaan dakwah islam. Dakwah islam adalah sebuah ikhtiar
Muslim dalam mewujudkan islam dalam kehidupan pribadi , keluarga, komunitas,
dan masyarakat dalam semua segi kehidupan sampai terwujudnya masyarakat yang
terbaik ataudapat disebut sebagai khairul ummah yaitu tata sosial yang mayoritas
6
masyarakatnya beriman, sepakat menjalan dan menegakkan yang ma’ruf dan secara
berjamaa’ah mencegah yang munkar. Setiap Nabiullah dalam melaksanakan dakwah
selalu menjumpai system dan struktur masyarakat yang di dalamnya sudah ada al-
mala yaitu penguasa masyarakat, al-mutrafin yaitu penguasa ekonomi masyarakat
konglomerat dan kaum al-mustad’afin yaitu masyarakat yang umumnya tertindas atau
di lemahkan hak-haknya.
Keinginan subjektif manusia atau disebut dengan nafsu yang menentukan semua
orientasi hidup biasanya dominan oleh keinginan subjektif al-malanya. Secara
Sunnatullah kekuasaan dalam masyarakat akan didominasi oleh seseorang atau
sekelompok orang yang dipandang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu menurut
masyarakat yang bersangkutan sampai membentuk kepemimpinan masyarakat yang
syah. Kekuatan dan kepemimpinan masyarakat akan mudah goyah jika tidak
memperoleh dukungan kaum aghniya yang mengendalikan roda perekonomian
masyarakat. Pola kerja sama antara kaum al-mala dan al-mutrafin melahirkan kaum
al-mustad’afin yang mereka adalah kaum yang serba kekurangan yang direkayasa
untuk tetap lemah. Dari struktur sosial di atas ketika merespon dakwah para
Nabiullah memiliki kecenderungan bahwa kaum al-mala dan al-mutrafin selalu
menolak dakwah islam.
Respon positif dalam dakwah islam biasanya diperoleh dari kaum al-musthad’afin.
Hal tersebut disebabkan oleh posisi mereka yang dilemahkan hak-haknya dan
kejernihan hatinya yang sedikit berpeluang melakukan kejahatan secara sengaja telah
menyebabkan hati mereka mudah menerima dakwah islam.
3) Teori Proses dan Tahapan Dakwah
7
Ada beberapa tahapan dakwah Rasulullah dan para sahabatnya yang dapat dibagi
menjadi tiga tahapan. Pertama, tahap pembentukan (takwin). Kedua, tahap penataan
(tandhim). Ketiga, tahap perpisahan dan pendelegasian amanah dakwah kepada
kepada generasi penerus. Pada setiap tahapan memiliki kegiatan dengan tantangan
khusus dengan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini dapat dinyatakan ada beberapa
model dakwah sebagai proses perwujudan realitas ummatan khairan.
- Model Dakwah dalam Tahap Pembentukan (Takwin)
Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah dakwah bil lisan (tabligh) sebagai
ihtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah. Interaksi Rasulullah
Saw dengan mad’u mengalami ekstensi secara bertahap: keluarga terdekat, ittishal
fardhi (QS. 26: 214-215) dan kemudian kepada kaum musyrikin, ittishal jama’i
(QS. 15: 94). Sasarannya bagaimana supaya terjadi internalisasi Islam dalam
kepribadian mad’u, kemudian apa yang sudah diterima dan dicerna dapat
diekspresikan dalam ghirah dan sikap membela keimanan (akidah) dari tekanan
kaum Quraisy. Hasilnya sangat signifikan, para elite dan awam masyarakat
menerima dakwah Islam.
- Tahap Penataan Dakwah (Tandzim)
Tahap tanzhim merupakan hasil internalisasi dan eksternalisasi Islam dalam
bentuk institusionalisasi Islam secara komprehensip dalam realitas sosial. Tahap
ini diawali dengan hijrah Nabi Saw ke Madinah (sebelumnya Yastrib). Hijrah
dilaksanakan setelah Nabi memahami karakteristik sosial Madinah baik melalui
informasi yang diterima dari Mua’ab Ibn Umair maupun interaksi Nabi dengan
jama’ah haji peserta Bai’atul Aqabah. Dari strategi dakwah, hijrah dilakukan
8
ketika tekanan kultural, struktural, dan militer sudah sedemikian mencekam,
sehingga jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah dapat mengalami involusi
kelembagaan dan menjadi lumpuh.
Hijrah dalam proses dakwah Islam menjadi sunnatullah. Mad’u (masyarakat)
diajak memutus hubungan dari lingkungan dan tata nilai yang dhalim sebagai
upaya pembebasan manusia untuk menemukan jati dirinya sebagaimana kondisi
fitrinya yang telah terendam lingkungan sosio-kultural yang tidak Islami. Hal ini
berarti merupakan peristiwa “menjadi” muslim dalam sejarah sebagai perwujudan
“muslim” dalam dunia fitri. Semuanya menunjukkan bahwa tanpa hijrah secara
komprehensif maka kegiatan dakwah kehilangan akar alamiahnya: kembali ke
fitri.
- Tahap Pelepasan dan Kemandirian.
Pada tahap ini ummat dakwah (masyarakat binaan Nabi Saw) telah siap menjadi
masyarakat yang mandiri dan, karena itu, merupakan tahap pelepasan dan
perpisahan secara manajerial. Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ketika haji
wada’ dapat mencerminkan tahap ini dengan kondisi masyarakat yang telah siap
meneruskan Risalahnya.
4) Teori Analisa Sistem Dakwah.
Penulis secara khusus meneliti dakwah islam dengan pendekatan teori sistem umum
(The general system theory) yang hasilnya antara lain menyatakan :
- Dakwah Islam adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang
saling berhubungan, bergantung dan berinteraksi dalam mencapai tujuan dakwah.
9
- Dakwah Nabi Muhammad SAW berjalan menurut alur sistem dakwah yang
doarahkan Allah SWT yang menjadi sunnah Allah yang berlaku dalam dakwah
islam yang bersifat tetap, obyetktif dan universal.
- Dakwah islam sebagai suatu sistem memiliki masukan utama(raw input) berupa
materi pokok dakwah dari wahyu allah(al qur’an) dan assunnah ketika
dikonversikan menjadi keluaran baik dalam dataran pribadi, keluarga, kelompok,
masyarakat dan negara telah menimbulkan kemelut dan goncangan sosial yang
besar ditengah tata sosial, budaya dan peradapan yang telah mapan di tengah
masyarakat.
- Keberhasilan dakwah yang mendatangkan perubahan masyarakat yang signifikan
adalah dakwah yang dijalankan dalam sebuah sistem yang subsistem konversinya
berfungsi secara maksimal dalam mentransformasikan masukan menjadi
keluaran,yang ditopang oleh kepemimpinan yang kuat yang visioner berorentasi
pada tujuan dan perubahan lingkungan masyarakat.
- Sistem dakwah islam berjalan tepat guna ketika masukan sarana berupa
metode,peta,dana dan fasilitas dakwah tersedia secara memadai.pemilihan dan
penerapan metode yang tidak tepat dalam melakukan proses transformasi islam
akan melahirkan tatanan masyarakat berpandangan ganda disatu pihak
menyatakan beriman kepada Allah tetapi menolak menerapkan Syari’ah dalam
kehidupan bermayarakat dan bernegara .
- Momentum berkembangnya dakwah islam adalah karena adanya keluaran berupa
negara yang menjadikan syari’ah sebagai otoritas tertinggi dalam menilai dan
mengatur kehidupan masyarakat dan negara.
10
- Balikan dari tanggapan lingkungan masyarakat(mad’u) terhadap harakah dakwah
islam sebagai suatu sistem melahirkan 4 pola dasar : Pertama informasi mengenai
medan dakwah,Kedua dukungan masyarakat yang menerima dakwah islam(umat
ijabah)maka akan menjadi faktor yang dominan dalam penguatan sistem
utamanya dalam masyarakat Ketiga hambatan masyarakat yang menolak dakwah
islam akan menjadi faktir penghambat dan proses konversi sistem dakwah islam
sebagai bentuk balikan negatif yang memerlukan penyelesaian secara
tuntas.Keempat kelompok masyarakat yang bersifat netral terhadap dakwah islam
tidak menerima dan tidak menolak dakwah islam secara tegas serta tidak
memberikan hambatan dakwah islam.
C. Problematika yang dihadapi dalam Pembentukan Teori Dakwah
Secara historis sudah hampir satu abad dakwah sebagai kegiatan mengajak umat
manusia masuk ke jalan Allah dan mewujudkan Islam dalam kenyataan masyarakat telah
menjadi kajian dalam dunia akademik pada fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar
Mesir. Perguruan Tinggi Islam di perlbagai belahan dunia Islam pun telah mengikuti
tradisi akademik al-Azhar tersebut dengan membuka Jurusan Dakwah di Fakultas
Ushuluddin atau Fakultas Dakwah yang berdiri sendiri. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) di Indonesia membuka Jurusan Dakwah pada fakultas Ushuluddin, dan pada 1971
Fakultas Dakwah pun berdiri sendiri di IAIN. Para alumni Jurusan Dakwah dan Fakultas
Dakwah sudah berjumlah ribuan, mereka mengabdi dalam perlbagai lapangan kegiatan
dakwah, termasuk di dunia akademik sebagai staff pengajar. Namun demikian, usia status
akademik yang telah begitu tua dan para alumninya diakui oleh pemerintah dan
masyarakat, ternyata masih menyimpan sebuah pertanyaan yang mendasar yang belum
11
terjawab secara serius dan komprehensip. Pertanyaan itu menyangkut status keilmuan
dakwah, apakah dakwah itu ilmu atau hanya sekedar pengetahuan. Jika dakwah itu ilmu,
termasuk ilmu dalam kerangka paradigma yang mana; sebaliknya jika dakwah hanya
pengetahuan, apakah termasuk pengetahuan yang telah memiliki sistematikanya atau
hanya pengetahuan biasa yang tidak terstruktur dengan jelas.
Dalam memandang masalah di atas, para pakar studi keislaman memiliki kategori
jawaban yang beragam. Pertama, kelompok pakar yang menyatakan bahwa dakwah
sudah menjadi ilmu. Dalam kelompok ini terdapat tiga golongan: (1) pakar Dakwah yang
menyatakan bahwa dakwah adalah ilmu yang mewujudkan Islam dalam kenyataan hidup
bermasyarakat di semua segi kehidupan yang sedang mencari jatidiri, mengembangkan
metodologi serta diawali dengan kajian epistemologi dakwah. (2). Pakar komunikasi
yang menyatakan bahwa dakwah adalah ilmu lintas disiplin yang lebih dekat pada ilmu
komunikasi dalam paradigma logis. Golongan ini menyarankan jika dakwah adalah
“ilmu” dalam pengertian ilmu pengetahuan, harus mengembangkan pendekatan empiris.
(3) pakar Sosiologi yang menyatakan bahwa dakwah adalah ilmu dalam kategori
“ngelmu” yaitu suatu perangkat kepercayaan yang memberikan pedoman kepada manusia
bagaimana cara mengatur hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan
dengan makhluk lainnya. Kedua, kelompok pakar yang menyatakan bahwa dakwah
bukan ilmu tetapi hanya pengetahuan. Kelompok ini belum memberikan penolakan
secara ilmiah mengenai status keilmuan dakwah. Mereka baru berbicara dalam forum-
forum terbatas dengan hujjah yang tidak sistematis, apalagi dalam bentuk tulisan ilmiah.
Barangkali lebih tepat jika penilaian mereka disebut masih bersifat spekulatif.
12
Pertanyaan yang muncul adalah kenapa kalangan akademik yang secara khusus
menyelenggarakan proses belajar mengajar dan penelitian mengenai dakwah Islam,
misalnya Fakultas Dakwah, masih langka dalam pengkajian dakwah sebagai ilmu.
Kelangkaan ini tercatat empat faktor penyebab; (1) ghirah (semangat) keilmuan belum
melembaga sebagai tradisi ilmiah di kalangan staff pengajar (dosen), (2). Kelangkaan
literatur yang mengkaji dakwah sebagai ilmu yakni sebagai kajian epistemologis, (3)
tiadanya dana penelitian ilmiah yang secara khusus untuk tujuan pengembangan dakwah
sebagai ilmu, dan (4) para sarjana dakwah baik yang didalam maupun di luar kampus
terbenam dalam rutinitas kegiatan yang menyebabkan kehilangan semangat untuk
berpikir reflektif dan ilmiah mengenai dakwah. Hal ini berarti kesadaran teoritik dan
metodologis para sarjana dakwah di manapun masih sangat kurang. Oleh itu, perlu
ditumbuhkan kesadaran dan semangat meneliti dalam civitas akademika dakwah-
terutama para dosen, peneliti, dan mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia dakwah.
D. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap
kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra
dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar
(efek dakwah).
1) Da’i (Pelaku Dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun
perbuatan yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga.
Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan mubaligh (orang yang
menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit
13
karena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan
ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah),
dan sebagainya. Da’i juga harus tahu apa yang disajikan dakwah tentang Allah, alam
semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi,
terhadap prablema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya
untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.
2) Mad’u (Penerima Dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran
dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, atau dengan kata lain
manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba’ 28:
ٓ
‫ا‬َ
‫م‬َ
‫و‬ َ
‫ك‬ََٰ
‫ى‬ۡ‫ل‬َ‫س‬ۡ‫ز‬َ
‫أ‬ ‫َّا‬
‫ِل‬‫إ‬ ‫َّة‬
‫ٓف‬
‫ا‬َ
‫ك‬
ٗ ِ
‫س‬‫َّا‬
‫ِّلى‬
‫ل‬ ‫ِيس‬
‫ش‬َ
‫ب‬
ٗ
‫ا‬ ‫ِيس‬
‫ر‬َ‫و‬َ
‫و‬
ٗ
‫ا‬ َّ
‫ِه‬
‫ك‬ََٰ
‫ل‬َ‫و‬ َ
‫س‬َ
‫ث‬ۡ‫ك‬َ
‫أ‬ ِ
‫س‬‫َّا‬
‫ٱلى‬ ‫َا‬
‫ل‬ َ
‫ن‬‫ُى‬
‫م‬َ
‫ل‬ۡ‫ع‬َ
‫ي‬ ٨٢
Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada yang mengetahui”. (QS. Saba’: 28)
3) Maddah (Materi Dakwah)
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau materi dakwah. Ajaran
islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis besarnya dapat di kelompokkan
sebagai berikut:
a. Akidah, yang meliputi:
- Iman kepada Allah
- Iman kepada Malaikat-Nya
- Iman kepada kitab-kitab-Nya
14
- Iman kepada rasul-rasul-Nya
- Iman kepada hari akhir
- Iman kepada qadha-qadhar
b. Syari’ah, meliputi:
- Ibadah (dalam arti khas)
- Muamallah
- Akhlaq, meliputi :
- Akhlaq terhadap khaliq
- Akhlaq terhadap makhluk.
4) Wasilah (Media Dakwah)
Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu alat yang
dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada mad’u. Pada
dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indera-
indera manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin
tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran
islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Media (terutama media massa)
telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dilakukan umat
manusia begitu luas sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet
dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat tak terpisahkan
dengan kehidupan manusia di abad ini.
5) Thariqah (Metode)
15
Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk
menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an
surat an-Nahl ayat 125
ُ
‫ع‬ۡ‫د‬‫ٱ‬ َٰ‫ى‬َ
‫ل‬ِ‫إ‬ ِ
‫ل‬‫ِي‬
‫ب‬َ
‫س‬ َ
‫ك‬ِّ
‫َب‬
‫ز‬ ِ
‫ة‬َ
‫م‬ۡ‫ك‬ِ
‫ح‬ۡ‫ل‬‫ِٱ‬
‫ب‬ ِ
‫ة‬َ
‫ظ‬ِ
‫ع‬ۡ‫ى‬َ
‫م‬ۡ‫ل‬‫َٱ‬
‫و‬ ِِۖ
‫ة‬َ
‫ى‬َ
‫س‬َ
‫ح‬ۡ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ُم‬
‫ه‬ۡ‫ل‬ِ‫د‬ََٰ‫ج‬َ
‫و‬ ‫ِي‬‫ت‬َّ
‫ِٱل‬
‫ب‬ َ
‫ي‬ِ‫ه‬ ُُۚ
‫ه‬َ
‫س‬ۡ‫ح‬َ
‫أ‬ َّ
‫ِن‬
‫إ‬ َ
‫ك‬َّ
‫َب‬
‫ز‬ َ
‫ى‬ُ
‫ه‬ ُ
‫م‬َ
‫ل‬ۡ‫ع‬َ
‫أ‬ ‫َه‬
‫م‬ِ
‫ب‬ َّ
‫َل‬
‫ض‬ ‫َه‬
‫ع‬ ‫ِۦ‬
‫ه‬ِ
‫ل‬‫ِي‬
‫ب‬َ
‫س‬ َ
‫ى‬ُ
‫ه‬َ
‫و‬
ُ
‫م‬َ
‫ل‬ۡ‫ع‬َ
‫أ‬ َ
‫ه‬‫ِي‬
‫د‬َ‫ت‬ۡ‫ه‬ُ
‫م‬ۡ‫ل‬‫ِٱ‬
‫ب‬ ٥٨١
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
- Bi al hikmah ( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah
yang sesuai dengan keadaan penerima dakwah.Operasionalisasi metode dakwah bil
hikmah dalam penyelenggaraan dakwah dapat berbentuk: ceramah-ceramah
pengajian, pemberian santunan kepada anak yatim atau korban bencana alam,
pemberian modal, pembangunan tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya.
- Mau’idzah hasanah, yaitu nasehat yang baik, berupa petunjuk ke arah kebaikan
dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati agar nasehat tersebut dapat
diterima, berkenaan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus dipikran,
menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/ menyebut kesalahan audience
sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti
ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah bukan propaganda yang
memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mujadalah atau diskusi apabila dua metode di atas tidak mampu diterapkan,
dikarenakan objek dakwah mempunyai tingkat kekritisan tinggi seperti seperti, ahli
16
kitab, orientalis, filosof dan lain sebagainya. Sayyid Qutb menyatakan bahwa dalam
menerapkan metode ini perlu diterapkan hak-hak sebagai berikut:
 Tidak merendahkan pihak lawan atau menjelek-jelekan, mencaci, karena tujuan
diskusi untuk mencapai sebuah kebenaran.
 Tujuan diskusi semata-mata untuk mencapai kebenaran sesuai dengan ajaran
Allah.
 Tetap menghormati pihak lawan sebab setiap jiwa manusia mempunyai harga diri.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori dakwah adalah serangkaian variabel yang sistematis dan saling
berhubungan yang didalam nya menjelaskan suatu aktivitas maupun perkaatan yang baik,
mengajak kepada jalan Allah untuk kesejahteraan dunia dan akhirat. Seorang mad’u
menilai da’I dari beberapa cara yaitu dari sikap da’I agar dapat menjadi suri tauladan bagi
mad’unya, cara seorang mad’u memperkenalkan diri begitu juga tutur kata yang baik,
menyampaikan pesan dengan sistematis, efektif dan memiliki penguasaan materi.
Seorang da’I juga harus memiliki kredibilitas yang baik agar pencitraannya pun positif
dimata para mad’unya, dari pencitraan yang positif tersebut maka dengan sendirinya para
mad’u akan menerima pesan-pesan yang disampaikan pen-da’i. Dalam medan dakwah
seorang da’I pasti menjumpai berbagai struktur masyarakat yang berbeda-beda, dalam hal
tersebut seorang da’I dituntut untuk dapat memiliki wawasan, ilmu, materi dan cara
menyampaikannya dengan baik, bersikap lemah lembut dan sabar dalam menghadapi
situasi apapun.
B. Saran
Kita sebagai mahluk Allah SWT dituntut untuk menjalankan yang ma’ruf (segala
perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah) dan mencegah yang munkar (segala
perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah). Seorang muslim juga memiliki kewajiban
untuk berdakwah, dalam berdakwah kita harus memiliki sikap, ucapan, etika yang baik,
dan penyabar agar dapat menjadi panutan bagi orang lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Ahmad, Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu Taimiyah Hasan Al-Banna
,Surakarta: Era Intermedia. 2000.
Ahmad tafsir ”Filsafat Pengetahuan Islam” dalam Pandangan Keilmuan UIN Wahyu Memandu
Ilmu, Bandung : Gunung Djati Press. 2008.
Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Bandung : Widya Padjadjaran. 2009.
http:// id.wikipedia.org/wiki/Teori
http://www.kredibilitas da’i.com
Ilyas Ismail Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Perdaban Islam,
Jakarta :Kencana.2011.
Muhammad Hasan al-Jamsi, al-Du’at wa al-Da’wat al- Islamiyyahal-Muasirah, Damaskus: Dar
al Rasyid, tt.
Ahmad tafsir ”Filsafat Pengetahuan Islam” dalam Pandangan Keilmuan UIN Wahyu Memandu
Ilmu, (Bandung : Gunung Djati Press,2008), hlm. 48.
http:// id.wikipedia.org/wiki/Teori
Muhammad Hasan al-Jamsi, al-Du’at wa al-Da’wat al- Islamiyyahal-Muasirah,(Damaskus: Dar
al Rasyid, tt. ), hlm. 24.
Ilyas Ismail Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Perdaban Islam,
(Jakarta :Kencana 2011), hlm. 27.
Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung :Widya Padjadjaran, 2009), hlm.
120.
http://www.kredibilitas da’i.com
Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung :Widya Padjadjaran, 2009), hlm.
121.
Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung :Widya Padjadjaran, 2009), hlm.
125.
Abdul Halim Ahmad, Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu Taimiyah Hasan Al-Banna
,(Surakarta: Era Intermedia, 2000), hlm. 178-179.

More Related Content

What's hot

Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahWarnet Raha
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amalRizqy Putra
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisatjehh
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...Nurfaizatul Jannah
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatkholifah_id
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatDea_tita
 
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamShollana
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat Rudi Wicaksana
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuanAnang Dwi Purwanto
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMas Yono
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsMutiara Cess
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam IslamHamida ID
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidRoisMansur
 

What's hot (20)

Islam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang LingkupnyaIslam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang Lingkupnya
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidah
 
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi  integrasi iman, ilmu, dan amalPresentasi  integrasi iman, ilmu, dan amal
Presentasi integrasi iman, ilmu, dan amal
 
Studi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historisStudi islam dalam pendekatan historis
Studi islam dalam pendekatan historis
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Kontribusi Ilmu Sains untuk Komunikasi
Kontribusi Ilmu Sains untuk KomunikasiKontribusi Ilmu Sains untuk Komunikasi
Kontribusi Ilmu Sains untuk Komunikasi
 
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
MAKALAH “PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA...
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi IslamPendekatan-Pendekatan Studi Islam
Pendekatan-Pendekatan Studi Islam
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat pancasila sebagai sistem filsafat
pancasila sebagai sistem filsafat
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
 
Mata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmuMata kuliah filsafat ilmu
Mata kuliah filsafat ilmu
 
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sainsOntologi, epistimologi, aksiologi sains
Ontologi, epistimologi, aksiologi sains
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
01_Konsep Ketuhanan dalam Islam
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 

Similar to Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah

Makalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docx
Makalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docxMakalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docx
Makalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docxEndang Mahpudin
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxAminuddinHarahap
 
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptxKADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptxDimasBagusSaputro
 
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docxPENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docxAvontur
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-haripjj_kemenkes
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Anton Saja
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxHadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxZukét Printing
 
Metodologi Study Islam
Metodologi Study IslamMetodologi Study Islam
Metodologi Study IslamAsma'ul Khusna
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxZukét Printing
 
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lainHubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lainHap Sari
 
Pengantar Psikologi Dakwah.pptx
Pengantar Psikologi Dakwah.pptxPengantar Psikologi Dakwah.pptx
Pengantar Psikologi Dakwah.pptxAbdiFaujiHadiono1
 
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018Qonita Aliyatunnuha
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...DitiTriAriputry
 

Similar to Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah (20)

Makalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docx
Makalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docxMakalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docx
Makalah STAI Miftahul Ulum -Objek Dakwah.docx
 
Smt 1
Smt 1Smt 1
Smt 1
 
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docxakhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
 
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptxKADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
KADERISASI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’AN JAMI’ATUL QURRO PALEMBANG.pptx
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13
 
Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12
 
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docxPENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
PENELITIAN STUDI ISLAM DI SMK AL-MUNAWWIR.docx
 
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hariPeran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
Peran dan Fungsi Agama dalam kehidupan sehari-hari
 
Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1Modul 2 keperawatan agama kb1
Modul 2 keperawatan agama kb1
 
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docxHadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
Hadist Pendekatan Pendidikan Islam.docx
 
Metodologi Study Islam
Metodologi Study IslamMetodologi Study Islam
Metodologi Study Islam
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
 
Objek Dakwah
Objek DakwahObjek Dakwah
Objek Dakwah
 
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lainHubungan akhlak dengan ilmu yang lain
Hubungan akhlak dengan ilmu yang lain
 
Ilmu dakwah.
Ilmu dakwah.Ilmu dakwah.
Ilmu dakwah.
 
Pengantar Psikologi Dakwah.pptx
Pengantar Psikologi Dakwah.pptxPengantar Psikologi Dakwah.pptx
Pengantar Psikologi Dakwah.pptx
 
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
Rangkuman "AKHLAK TASAWUF" (PAI SMST IV) - 2018
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
 

More from Munawwarah Nasir

Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatUrgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatMunawwarah Nasir
 
Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di Desa Sicini, Kecamatan ...
Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di  Desa Sicini, Kecamatan ...Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di  Desa Sicini, Kecamatan ...
Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di Desa Sicini, Kecamatan ...Munawwarah Nasir
 
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksLiterasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksMunawwarah Nasir
 
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalProfesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalMunawwarah Nasir
 
Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...
Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...
Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...Munawwarah Nasir
 
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi GlobalPerkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi GlobalMunawwarah Nasir
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaMunawwarah Nasir
 
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan IslamKriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan IslamMunawwarah Nasir
 
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan UsahaAnalisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan UsahaMunawwarah Nasir
 
PPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis Islam
PPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis IslamPPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis Islam
PPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis IslamMunawwarah Nasir
 
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat IlmuSejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat IlmuMunawwarah Nasir
 
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah SosiologiLembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah SosiologiMunawwarah Nasir
 

More from Munawwarah Nasir (14)

Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan MasyarakatUrgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
Urgensi Nilai dan Etika Profesi Pengembangan Masyarakat
 
Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di Desa Sicini, Kecamatan ...
Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di  Desa Sicini, Kecamatan ...Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di  Desa Sicini, Kecamatan ...
Laporan Praktikum Pengorganisasian Masyarakat PKK di Desa Sicini, Kecamatan ...
 
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksLiterasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
 
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat ProfesionalProfesi Pengembangan Masyarakat Profesional
Profesi Pengembangan Masyarakat Profesional
 
Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...
Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...
Fungsi dan Hikmah diutusnya para Rasul: Q.S. Al-Baqarah ayat 213 dan Q.S. Ali...
 
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi GlobalPerkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
Perkembangan Islam di Indonesia dan Ekonomi Global
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
 
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan IslamKriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
 
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan UsahaAnalisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha
 
Sejarah Radio
Sejarah RadioSejarah Radio
Sejarah Radio
 
PPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis Islam
PPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis IslamPPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis Islam
PPT Pengertian Dasar Bisnis, Pengantar Bisnis Islam
 
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat IlmuSejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Sejarah Filsafat Barat & Sejarah Filsafat Islam, Mata Kuliah Filsafat Ilmu
 
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah SosiologiLembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
Lembaga-Lembaga Sosial, Mata kuliah Sosiologi
 
Pengantar Bisnis Islam
Pengantar Bisnis IslamPengantar Bisnis Islam
Pengantar Bisnis Islam
 

Recently uploaded

Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxkrisddaparchitect
 
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...ayinaini27
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingalisudrajat22
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptssuserd13850
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"bayuputra151203
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxJeckyReyhanAditya
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxsrirahayu566632
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfimad362574
 

Recently uploaded (8)

Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptxPert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
Pert 1(definisi-elemen perancangan kota).pptx
 
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan kepada khalayak yang luas, u...
 
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konselingWawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
Wawancara dan Observasi alat non tes bimbingan konseling
 
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.pptTEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
TEKNIK WAWANCARA dalam ilmu komunikasi.ppt
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptxPeran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
Peran CSR Dalam Pembangunan ( Paparan Kendari 2024).pptx
 
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptxPPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
PPT PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR.pptx
 
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdfppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
ppt-bab-8-adab-menggunakan-media-sosial.pdf
 

Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah

  • 1. FILSAFAT DAN TEORI-TEORI DAKWAH “Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah” DISUSUN OLEH : KELOMPOK II Khusnul Khatimah 50300119030 Munawwarah 50300119033 Mudfainna 50300119034 Muhsina 50300119038 Lucy Alfriana Rauf 50300119039 Nur Aisyah 50300119040 Salviana 50300119046 Syamraeni 50300119052 Rahmat Afriadi 50300119057 PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (KELAS B) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019/2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Struktur Teori Dakwah dalam Unsur-Unsur Dakwah”. Makalah ini merupakan hasil tugas kuliah dari mata kuliah Filsafat dan Teori-Teori Dakwah oleh Ibu Fatimah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempunaan serta tidak luput dari kesalahan, mengingat karena penulis bukanlah manusia sempurna dan keterbatasan pengetahuan penulis dalam menyusun makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan saran-saran penyempurnaan dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya produktif agar dalam pembuatan tugas selanjutnya dapat lebih baik dari yang sebelumnya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang positif bagi kita semua. Sulawesi Selatan, Minggu, 21 Juni 2020 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI...............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................................1 B. Rumusan Masalah..........................................................................................1 C. Tujuan Penulis ...............................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................3 A. Pengertian Teori Dakwah...............................................................................3 B. Ragam Teori Dakwah ....................................................................................5 C. Problematika yang dihadapi dalam Pembentukan Teori Dakwah .................7 D. Unsur-Unsur Dakwah ....................................................................................9 BAB III PENUTUP..................................................................................................................17 A. Kesimpulan ...................................................................................................17 B. Saran .............................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemapanan sebuah disiplin ilmu ditandai dengan teori-teori yang dimilikinya, sama halnya dengan ilmu dakwah, tanpa teori dakwah, maka apa yang disebut ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyataan normatif tanpa memiliki kadar analisis atas fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta dakwah yang tidak akan bisa dijelaskan hubungan kausalitasnya antar fakta dapat memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks. Teori dakwah menjadi subtansi ilmu dakwah sebab isi suatu ilmu itu adalah tentang teori tentang objek kajiannya. Secara akademik dengan adanya teori dakwah maka dapat dilakukan generalisasi atas fakta-fakta dakwah, memandu analisis dan klasifikasi fakta dakwah, memahami an antar variable dakwah, mejelaskan fakta dakwah (eksplanasi), menaksir kondisi dan masalah dakwah baru seiring dengan perubahan sosial dimasa depan, serta menghubungkan pengetahuan masa lalu, masa kini dan yang akan datang. Ketika mampu mengeksplanasi gejala. Dengan adanya teori-teori dakwah yang telah menyebabkan keberhasilan dakwah masa lalu dapat diuji kembali relevansi teori dengan fakta dakwah yang ada pada saat sekarang, dan masa depan. Apa yang menyebabkan tidak berhasilnya dakwah masa lalu, maka akan mampu membuat control dengan upaya-upaya antisipatif. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian teori dakwah? 2. Apa saja ragam teori dakwah?
  • 5. 2 3. Problematika apa yang dihadapi dalam pembentukan teori dakwah? 4. Apa saja unsur-unsur dakwah? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian teori dakwah. 2. Untuk mengetahui ragam teori dakwah. 3. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dalam pembentukan teori dakwah. 4. Untuk mengetahui unsur-unsur dakwah.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Dakwah Teori yaitu serangkain bagian, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang dapat memberikan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksut menjelaskan fenomena alamiah. Dakwah bahasa al-Qur’an, dakwah terambil dari kata da’a-yad’u-da’watan yang secara etimologi memiliki makna menyeru atau memanggil. Sedangkan menurut terminologi adalah sebuah usaha baik perkataan maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam, mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-psinsipnya, meyakini aqidahnya serta berhukum dengan syari’at-Nya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori dakwah yaitu serangkaian variabel yang sistematis dan saling berhubungan yang didalam nya menjelaskan suatu usaha baik perkataan maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam, mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-prinsipnya, meyakini aqidah serta berhukum dengan syari’at-Nya. B. Ragam Teori Dakwah Dalam pengembangan dakwah sebagai ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa dibarengi dengan adanya penemuan dan pengembangan kerangka teori dakwah.tanpa teori dakwah maka apa yang disebut dengan ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyatan normatif tanpa memiliki kadar analisa atas fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan kumpulan pengetahuan atas fakta sehingga mandul untuk memandu pelaksanaan dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks. Dengan
  • 7. 4 ditemukannya teori – teori dakwah yang telah menyebabkan keberhasilan dakwah masa lalu( dengan penelitian reflektif- penafsiran maudhu’i ) dapat di uji kembali relevensi teori dengan fakta dakwah yang ada pada saat sekarang (dengan metode riset dakwah partisipatif) dan kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan (dengan metode riset kecenderungan gerakan dakwah). 1) Teori Citra Da’i Makna dakwah tidak hanya sekedar menyeru atau mengajak manusia, tetapi juga mengubah manusia sebagai pribadi maupun kelompok agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya. Dalam rangka menegakkan dakwah sehingga ajaran Islam diketahui, dipahami,dihayati dan dilaksanakan oleh umat diperlukan juru dakwah yang berkualitas. Juru dakwah tersebut adalah orang yang mengerti hakikat islam dan mengetahui apa yang sedang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Keberhasilan kegiatan dakwah sangat ditentukan oleh kualitas dan kepribadian seorang da’i. Dengan kualitas dan kepribadian tersebut seorang da’I akan mendapatkan kepercayaan dan citra yang positif di mata mad’u baik individu atau masyarakat. Kata citra pada pemahaman mayoritas seseorang adalah suatu kesan dan penilaian terhadap seseorang, kelompok, lembaga dan lain-lain. Citra yang berhubungan dengan seorang da’I dalam perspektif komunikasi sangat erat kaitanya dengan kredibilitas yang dimilikinya. Kredibilitas sangat menentukan citra seseorang. Teori citra da’I menjelaskan penilaian mad’u terhadap kredibilitas da’I apakah da’I mendapat penilaian positif atau negatif, dimata mad’unya. Persepsi mad’u baik positif maupun negatif sangat berkaitan erat dengan penentuan penerimaan informasi atau
  • 8. 5 pesan yang disampaikan da’i. Semakin tinggi kredibilitas da’I maka semakin mudah mad’u menerima pesan-pesan yang disampaikannya, begitu juga sebaliknya. Kredibilitas seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya, tidak secara instan, tetapi harus dicapai melalui usaha yang terus menerus, harus dibina dan dipupuk, serta konsisten sepanjang hidup. Seorang da’I harus sikap yang baik agar menjadi suri tauladan bagi ma’unya, bahkan dari cara memperkenalkan dirinyapun dinilai, bertutur kata yang baik, menyampaikan pesan dengan sistematis, efektif dan memiliki penguasaan materi, seperti dalam firman Allah surat Al-Taubah : 122 : ‫َا‬ ‫م‬َ ‫و‬ َ ‫ن‬‫َا‬ ‫ك‬ َ ‫ن‬‫ُى‬ ‫ى‬ِ ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ُوا‬ ‫س‬ِ ‫ف‬ْ‫ى‬َ ‫ي‬ِ ‫ل‬ ً ‫ة‬ّ َ ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ ‫ْال‬‫ى‬َ ‫ل‬َ‫ف‬ َ ‫س‬َ ‫ف‬َ ‫و‬ ْ‫ه‬ِ ‫م‬ ّ ِ ‫ل‬ُ ‫ك‬ ٍ ‫ة‬َ ‫ق‬ْ‫س‬ِ ‫ف‬ ْ‫م‬ُ ‫ه‬ْ‫ى‬ِ ‫م‬ ٌ ‫ة‬َ ‫ف‬ِ ‫ئ‬‫َا‬ ‫ط‬ ‫ُىا‬ ‫ه‬ّ َ ‫ق‬َ ‫ف‬َ ‫ت‬َ ‫ي‬ِ ‫ل‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ِ ‫ه‬‫ّي‬ ِ ‫د‬‫ال‬ ‫ُوا‬ ‫ز‬ِ ‫ر‬ْ‫ى‬ُ ‫ي‬ِ ‫ل‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ ‫ه‬َ ‫م‬ْ‫ى‬َ ‫ق‬ ‫َا‬ ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ُىا‬ ‫ع‬َ ‫ج‬َ ‫ز‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ ‫ه‬ّ َ ‫ل‬َ‫ع‬َ ‫ل‬ َ ‫ن‬‫ُو‬ ‫ز‬َ ‫ر‬ْ‫ح‬َ ‫ي‬ Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. ( Q.S. Al-Taubah : 122) 2) Teori Medan Dakwah Teori Medan dakwah adalah teori yang menjelaskan situasi teologis, kultural dan struktural mad’u saat pelaksanaan dakwah islam. Dakwah islam adalah sebuah ikhtiar Muslim dalam mewujudkan islam dalam kehidupan pribadi , keluarga, komunitas, dan masyarakat dalam semua segi kehidupan sampai terwujudnya masyarakat yang terbaik ataudapat disebut sebagai khairul ummah yaitu tata sosial yang mayoritas
  • 9. 6 masyarakatnya beriman, sepakat menjalan dan menegakkan yang ma’ruf dan secara berjamaa’ah mencegah yang munkar. Setiap Nabiullah dalam melaksanakan dakwah selalu menjumpai system dan struktur masyarakat yang di dalamnya sudah ada al- mala yaitu penguasa masyarakat, al-mutrafin yaitu penguasa ekonomi masyarakat konglomerat dan kaum al-mustad’afin yaitu masyarakat yang umumnya tertindas atau di lemahkan hak-haknya. Keinginan subjektif manusia atau disebut dengan nafsu yang menentukan semua orientasi hidup biasanya dominan oleh keinginan subjektif al-malanya. Secara Sunnatullah kekuasaan dalam masyarakat akan didominasi oleh seseorang atau sekelompok orang yang dipandang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu menurut masyarakat yang bersangkutan sampai membentuk kepemimpinan masyarakat yang syah. Kekuatan dan kepemimpinan masyarakat akan mudah goyah jika tidak memperoleh dukungan kaum aghniya yang mengendalikan roda perekonomian masyarakat. Pola kerja sama antara kaum al-mala dan al-mutrafin melahirkan kaum al-mustad’afin yang mereka adalah kaum yang serba kekurangan yang direkayasa untuk tetap lemah. Dari struktur sosial di atas ketika merespon dakwah para Nabiullah memiliki kecenderungan bahwa kaum al-mala dan al-mutrafin selalu menolak dakwah islam. Respon positif dalam dakwah islam biasanya diperoleh dari kaum al-musthad’afin. Hal tersebut disebabkan oleh posisi mereka yang dilemahkan hak-haknya dan kejernihan hatinya yang sedikit berpeluang melakukan kejahatan secara sengaja telah menyebabkan hati mereka mudah menerima dakwah islam. 3) Teori Proses dan Tahapan Dakwah
  • 10. 7 Ada beberapa tahapan dakwah Rasulullah dan para sahabatnya yang dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama, tahap pembentukan (takwin). Kedua, tahap penataan (tandhim). Ketiga, tahap perpisahan dan pendelegasian amanah dakwah kepada kepada generasi penerus. Pada setiap tahapan memiliki kegiatan dengan tantangan khusus dengan masalah yang dihadapi. Dalam hal ini dapat dinyatakan ada beberapa model dakwah sebagai proses perwujudan realitas ummatan khairan. - Model Dakwah dalam Tahap Pembentukan (Takwin) Pada tahapan ini kegiatan utamanya adalah dakwah bil lisan (tabligh) sebagai ihtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah. Interaksi Rasulullah Saw dengan mad’u mengalami ekstensi secara bertahap: keluarga terdekat, ittishal fardhi (QS. 26: 214-215) dan kemudian kepada kaum musyrikin, ittishal jama’i (QS. 15: 94). Sasarannya bagaimana supaya terjadi internalisasi Islam dalam kepribadian mad’u, kemudian apa yang sudah diterima dan dicerna dapat diekspresikan dalam ghirah dan sikap membela keimanan (akidah) dari tekanan kaum Quraisy. Hasilnya sangat signifikan, para elite dan awam masyarakat menerima dakwah Islam. - Tahap Penataan Dakwah (Tandzim) Tahap tanzhim merupakan hasil internalisasi dan eksternalisasi Islam dalam bentuk institusionalisasi Islam secara komprehensip dalam realitas sosial. Tahap ini diawali dengan hijrah Nabi Saw ke Madinah (sebelumnya Yastrib). Hijrah dilaksanakan setelah Nabi memahami karakteristik sosial Madinah baik melalui informasi yang diterima dari Mua’ab Ibn Umair maupun interaksi Nabi dengan jama’ah haji peserta Bai’atul Aqabah. Dari strategi dakwah, hijrah dilakukan
  • 11. 8 ketika tekanan kultural, struktural, dan militer sudah sedemikian mencekam, sehingga jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah dapat mengalami involusi kelembagaan dan menjadi lumpuh. Hijrah dalam proses dakwah Islam menjadi sunnatullah. Mad’u (masyarakat) diajak memutus hubungan dari lingkungan dan tata nilai yang dhalim sebagai upaya pembebasan manusia untuk menemukan jati dirinya sebagaimana kondisi fitrinya yang telah terendam lingkungan sosio-kultural yang tidak Islami. Hal ini berarti merupakan peristiwa “menjadi” muslim dalam sejarah sebagai perwujudan “muslim” dalam dunia fitri. Semuanya menunjukkan bahwa tanpa hijrah secara komprehensif maka kegiatan dakwah kehilangan akar alamiahnya: kembali ke fitri. - Tahap Pelepasan dan Kemandirian. Pada tahap ini ummat dakwah (masyarakat binaan Nabi Saw) telah siap menjadi masyarakat yang mandiri dan, karena itu, merupakan tahap pelepasan dan perpisahan secara manajerial. Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ketika haji wada’ dapat mencerminkan tahap ini dengan kondisi masyarakat yang telah siap meneruskan Risalahnya. 4) Teori Analisa Sistem Dakwah. Penulis secara khusus meneliti dakwah islam dengan pendekatan teori sistem umum (The general system theory) yang hasilnya antara lain menyatakan : - Dakwah Islam adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, bergantung dan berinteraksi dalam mencapai tujuan dakwah.
  • 12. 9 - Dakwah Nabi Muhammad SAW berjalan menurut alur sistem dakwah yang doarahkan Allah SWT yang menjadi sunnah Allah yang berlaku dalam dakwah islam yang bersifat tetap, obyetktif dan universal. - Dakwah islam sebagai suatu sistem memiliki masukan utama(raw input) berupa materi pokok dakwah dari wahyu allah(al qur’an) dan assunnah ketika dikonversikan menjadi keluaran baik dalam dataran pribadi, keluarga, kelompok, masyarakat dan negara telah menimbulkan kemelut dan goncangan sosial yang besar ditengah tata sosial, budaya dan peradapan yang telah mapan di tengah masyarakat. - Keberhasilan dakwah yang mendatangkan perubahan masyarakat yang signifikan adalah dakwah yang dijalankan dalam sebuah sistem yang subsistem konversinya berfungsi secara maksimal dalam mentransformasikan masukan menjadi keluaran,yang ditopang oleh kepemimpinan yang kuat yang visioner berorentasi pada tujuan dan perubahan lingkungan masyarakat. - Sistem dakwah islam berjalan tepat guna ketika masukan sarana berupa metode,peta,dana dan fasilitas dakwah tersedia secara memadai.pemilihan dan penerapan metode yang tidak tepat dalam melakukan proses transformasi islam akan melahirkan tatanan masyarakat berpandangan ganda disatu pihak menyatakan beriman kepada Allah tetapi menolak menerapkan Syari’ah dalam kehidupan bermayarakat dan bernegara . - Momentum berkembangnya dakwah islam adalah karena adanya keluaran berupa negara yang menjadikan syari’ah sebagai otoritas tertinggi dalam menilai dan mengatur kehidupan masyarakat dan negara.
  • 13. 10 - Balikan dari tanggapan lingkungan masyarakat(mad’u) terhadap harakah dakwah islam sebagai suatu sistem melahirkan 4 pola dasar : Pertama informasi mengenai medan dakwah,Kedua dukungan masyarakat yang menerima dakwah islam(umat ijabah)maka akan menjadi faktor yang dominan dalam penguatan sistem utamanya dalam masyarakat Ketiga hambatan masyarakat yang menolak dakwah islam akan menjadi faktir penghambat dan proses konversi sistem dakwah islam sebagai bentuk balikan negatif yang memerlukan penyelesaian secara tuntas.Keempat kelompok masyarakat yang bersifat netral terhadap dakwah islam tidak menerima dan tidak menolak dakwah islam secara tegas serta tidak memberikan hambatan dakwah islam. C. Problematika yang dihadapi dalam Pembentukan Teori Dakwah Secara historis sudah hampir satu abad dakwah sebagai kegiatan mengajak umat manusia masuk ke jalan Allah dan mewujudkan Islam dalam kenyataan masyarakat telah menjadi kajian dalam dunia akademik pada fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir. Perguruan Tinggi Islam di perlbagai belahan dunia Islam pun telah mengikuti tradisi akademik al-Azhar tersebut dengan membuka Jurusan Dakwah di Fakultas Ushuluddin atau Fakultas Dakwah yang berdiri sendiri. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Indonesia membuka Jurusan Dakwah pada fakultas Ushuluddin, dan pada 1971 Fakultas Dakwah pun berdiri sendiri di IAIN. Para alumni Jurusan Dakwah dan Fakultas Dakwah sudah berjumlah ribuan, mereka mengabdi dalam perlbagai lapangan kegiatan dakwah, termasuk di dunia akademik sebagai staff pengajar. Namun demikian, usia status akademik yang telah begitu tua dan para alumninya diakui oleh pemerintah dan masyarakat, ternyata masih menyimpan sebuah pertanyaan yang mendasar yang belum
  • 14. 11 terjawab secara serius dan komprehensip. Pertanyaan itu menyangkut status keilmuan dakwah, apakah dakwah itu ilmu atau hanya sekedar pengetahuan. Jika dakwah itu ilmu, termasuk ilmu dalam kerangka paradigma yang mana; sebaliknya jika dakwah hanya pengetahuan, apakah termasuk pengetahuan yang telah memiliki sistematikanya atau hanya pengetahuan biasa yang tidak terstruktur dengan jelas. Dalam memandang masalah di atas, para pakar studi keislaman memiliki kategori jawaban yang beragam. Pertama, kelompok pakar yang menyatakan bahwa dakwah sudah menjadi ilmu. Dalam kelompok ini terdapat tiga golongan: (1) pakar Dakwah yang menyatakan bahwa dakwah adalah ilmu yang mewujudkan Islam dalam kenyataan hidup bermasyarakat di semua segi kehidupan yang sedang mencari jatidiri, mengembangkan metodologi serta diawali dengan kajian epistemologi dakwah. (2). Pakar komunikasi yang menyatakan bahwa dakwah adalah ilmu lintas disiplin yang lebih dekat pada ilmu komunikasi dalam paradigma logis. Golongan ini menyarankan jika dakwah adalah “ilmu” dalam pengertian ilmu pengetahuan, harus mengembangkan pendekatan empiris. (3) pakar Sosiologi yang menyatakan bahwa dakwah adalah ilmu dalam kategori “ngelmu” yaitu suatu perangkat kepercayaan yang memberikan pedoman kepada manusia bagaimana cara mengatur hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan makhluk lainnya. Kedua, kelompok pakar yang menyatakan bahwa dakwah bukan ilmu tetapi hanya pengetahuan. Kelompok ini belum memberikan penolakan secara ilmiah mengenai status keilmuan dakwah. Mereka baru berbicara dalam forum- forum terbatas dengan hujjah yang tidak sistematis, apalagi dalam bentuk tulisan ilmiah. Barangkali lebih tepat jika penilaian mereka disebut masih bersifat spekulatif.
  • 15. 12 Pertanyaan yang muncul adalah kenapa kalangan akademik yang secara khusus menyelenggarakan proses belajar mengajar dan penelitian mengenai dakwah Islam, misalnya Fakultas Dakwah, masih langka dalam pengkajian dakwah sebagai ilmu. Kelangkaan ini tercatat empat faktor penyebab; (1) ghirah (semangat) keilmuan belum melembaga sebagai tradisi ilmiah di kalangan staff pengajar (dosen), (2). Kelangkaan literatur yang mengkaji dakwah sebagai ilmu yakni sebagai kajian epistemologis, (3) tiadanya dana penelitian ilmiah yang secara khusus untuk tujuan pengembangan dakwah sebagai ilmu, dan (4) para sarjana dakwah baik yang didalam maupun di luar kampus terbenam dalam rutinitas kegiatan yang menyebabkan kehilangan semangat untuk berpikir reflektif dan ilmiah mengenai dakwah. Hal ini berarti kesadaran teoritik dan metodologis para sarjana dakwah di manapun masih sangat kurang. Oleh itu, perlu ditumbuhkan kesadaran dan semangat meneliti dalam civitas akademika dakwah- terutama para dosen, peneliti, dan mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia dakwah. D. Unsur-Unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah). 1) Da’i (Pelaku Dakwah) Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit
  • 16. 13 karena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya. Da’i juga harus tahu apa yang disajikan dakwah tentang Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi, terhadap prablema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng. 2) Mad’u (Penerima Dakwah) Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba’ 28: ٓ ‫ا‬َ ‫م‬َ ‫و‬ َ ‫ك‬ََٰ ‫ى‬ۡ‫ل‬َ‫س‬ۡ‫ز‬َ ‫أ‬ ‫َّا‬ ‫ِل‬‫إ‬ ‫َّة‬ ‫ٓف‬ ‫ا‬َ ‫ك‬ ٗ ِ ‫س‬‫َّا‬ ‫ِّلى‬ ‫ل‬ ‫ِيس‬ ‫ش‬َ ‫ب‬ ٗ ‫ا‬ ‫ِيس‬ ‫ر‬َ‫و‬َ ‫و‬ ٗ ‫ا‬ َّ ‫ِه‬ ‫ك‬ََٰ ‫ل‬َ‫و‬ َ ‫س‬َ ‫ث‬ۡ‫ك‬َ ‫أ‬ ِ ‫س‬‫َّا‬ ‫ٱلى‬ ‫َا‬ ‫ل‬ َ ‫ن‬‫ُى‬ ‫م‬َ ‫ل‬ۡ‫ع‬َ ‫ي‬ ٨٢ Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada yang mengetahui”. (QS. Saba’: 28) 3) Maddah (Materi Dakwah) Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau materi dakwah. Ajaran islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis besarnya dapat di kelompokkan sebagai berikut: a. Akidah, yang meliputi: - Iman kepada Allah - Iman kepada Malaikat-Nya - Iman kepada kitab-kitab-Nya
  • 17. 14 - Iman kepada rasul-rasul-Nya - Iman kepada hari akhir - Iman kepada qadha-qadhar b. Syari’ah, meliputi: - Ibadah (dalam arti khas) - Muamallah - Akhlaq, meliputi : - Akhlaq terhadap khaliq - Akhlaq terhadap makhluk. 4) Wasilah (Media Dakwah) Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada mad’u. Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indera- indera manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Media (terutama media massa) telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dilakukan umat manusia begitu luas sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat tak terpisahkan dengan kehidupan manusia di abad ini. 5) Thariqah (Metode)
  • 18. 15 Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125 ُ ‫ع‬ۡ‫د‬‫ٱ‬ َٰ‫ى‬َ ‫ل‬ِ‫إ‬ ِ ‫ل‬‫ِي‬ ‫ب‬َ ‫س‬ َ ‫ك‬ِّ ‫َب‬ ‫ز‬ ِ ‫ة‬َ ‫م‬ۡ‫ك‬ِ ‫ح‬ۡ‫ل‬‫ِٱ‬ ‫ب‬ ِ ‫ة‬َ ‫ظ‬ِ ‫ع‬ۡ‫ى‬َ ‫م‬ۡ‫ل‬‫َٱ‬ ‫و‬ ِِۖ ‫ة‬َ ‫ى‬َ ‫س‬َ ‫ح‬ۡ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ُم‬ ‫ه‬ۡ‫ل‬ِ‫د‬ََٰ‫ج‬َ ‫و‬ ‫ِي‬‫ت‬َّ ‫ِٱل‬ ‫ب‬ َ ‫ي‬ِ‫ه‬ ُُۚ ‫ه‬َ ‫س‬ۡ‫ح‬َ ‫أ‬ َّ ‫ِن‬ ‫إ‬ َ ‫ك‬َّ ‫َب‬ ‫ز‬ َ ‫ى‬ُ ‫ه‬ ُ ‫م‬َ ‫ل‬ۡ‫ع‬َ ‫أ‬ ‫َه‬ ‫م‬ِ ‫ب‬ َّ ‫َل‬ ‫ض‬ ‫َه‬ ‫ع‬ ‫ِۦ‬ ‫ه‬ِ ‫ل‬‫ِي‬ ‫ب‬َ ‫س‬ َ ‫ى‬ُ ‫ه‬َ ‫و‬ ُ ‫م‬َ ‫ل‬ۡ‫ع‬َ ‫أ‬ َ ‫ه‬‫ِي‬ ‫د‬َ‫ت‬ۡ‫ه‬ُ ‫م‬ۡ‫ل‬‫ِٱ‬ ‫ب‬ ٥٨١ Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” - Bi al hikmah ( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang sesuai dengan keadaan penerima dakwah.Operasionalisasi metode dakwah bil hikmah dalam penyelenggaraan dakwah dapat berbentuk: ceramah-ceramah pengajian, pemberian santunan kepada anak yatim atau korban bencana alam, pemberian modal, pembangunan tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. - Mau’idzah hasanah, yaitu nasehat yang baik, berupa petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenaan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus dipikran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/ menyebut kesalahan audience sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak kepada orang lain. - Mujadalah atau diskusi apabila dua metode di atas tidak mampu diterapkan, dikarenakan objek dakwah mempunyai tingkat kekritisan tinggi seperti seperti, ahli
  • 19. 16 kitab, orientalis, filosof dan lain sebagainya. Sayyid Qutb menyatakan bahwa dalam menerapkan metode ini perlu diterapkan hak-hak sebagai berikut:  Tidak merendahkan pihak lawan atau menjelek-jelekan, mencaci, karena tujuan diskusi untuk mencapai sebuah kebenaran.  Tujuan diskusi semata-mata untuk mencapai kebenaran sesuai dengan ajaran Allah.  Tetap menghormati pihak lawan sebab setiap jiwa manusia mempunyai harga diri.
  • 20. 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori dakwah adalah serangkaian variabel yang sistematis dan saling berhubungan yang didalam nya menjelaskan suatu aktivitas maupun perkaatan yang baik, mengajak kepada jalan Allah untuk kesejahteraan dunia dan akhirat. Seorang mad’u menilai da’I dari beberapa cara yaitu dari sikap da’I agar dapat menjadi suri tauladan bagi mad’unya, cara seorang mad’u memperkenalkan diri begitu juga tutur kata yang baik, menyampaikan pesan dengan sistematis, efektif dan memiliki penguasaan materi. Seorang da’I juga harus memiliki kredibilitas yang baik agar pencitraannya pun positif dimata para mad’unya, dari pencitraan yang positif tersebut maka dengan sendirinya para mad’u akan menerima pesan-pesan yang disampaikan pen-da’i. Dalam medan dakwah seorang da’I pasti menjumpai berbagai struktur masyarakat yang berbeda-beda, dalam hal tersebut seorang da’I dituntut untuk dapat memiliki wawasan, ilmu, materi dan cara menyampaikannya dengan baik, bersikap lemah lembut dan sabar dalam menghadapi situasi apapun. B. Saran Kita sebagai mahluk Allah SWT dituntut untuk menjalankan yang ma’ruf (segala perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah) dan mencegah yang munkar (segala perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah). Seorang muslim juga memiliki kewajiban untuk berdakwah, dalam berdakwah kita harus memiliki sikap, ucapan, etika yang baik, dan penyabar agar dapat menjadi panutan bagi orang lain.
  • 21. 18 DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim Ahmad, Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu Taimiyah Hasan Al-Banna ,Surakarta: Era Intermedia. 2000. Ahmad tafsir ”Filsafat Pengetahuan Islam” dalam Pandangan Keilmuan UIN Wahyu Memandu Ilmu, Bandung : Gunung Djati Press. 2008. Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Bandung : Widya Padjadjaran. 2009. http:// id.wikipedia.org/wiki/Teori http://www.kredibilitas da’i.com Ilyas Ismail Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Perdaban Islam, Jakarta :Kencana.2011. Muhammad Hasan al-Jamsi, al-Du’at wa al-Da’wat al- Islamiyyahal-Muasirah, Damaskus: Dar al Rasyid, tt. Ahmad tafsir ”Filsafat Pengetahuan Islam” dalam Pandangan Keilmuan UIN Wahyu Memandu Ilmu, (Bandung : Gunung Djati Press,2008), hlm. 48. http:// id.wikipedia.org/wiki/Teori Muhammad Hasan al-Jamsi, al-Du’at wa al-Da’wat al- Islamiyyahal-Muasirah,(Damaskus: Dar al Rasyid, tt. ), hlm. 24. Ilyas Ismail Prio Hotman, Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama dan Perdaban Islam, (Jakarta :Kencana 2011), hlm. 27. Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung :Widya Padjadjaran, 2009), hlm. 120. http://www.kredibilitas da’i.com Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung :Widya Padjadjaran, 2009), hlm. 121. Enjah AS dan Aliyah, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung :Widya Padjadjaran, 2009), hlm. 125. Abdul Halim Ahmad, Di Medan Dakwah Bersama Dua Imam Ibnu Taimiyah Hasan Al-Banna ,(Surakarta: Era Intermedia, 2000), hlm. 178-179.