akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan dampaknya.docx
1. 1
MAKALAH
Akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan
dan dampaknya
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhla Tasawuf
Disusun Oleh:
Kelompok. 4
Semeseter 1
NAMA NIM
RINI KAMILA SARI
MUTIA NURUL ISLAMI
JAMILA
DARA PUTRI
: 2102016
: 2102009
: 2102004
DOSEN PEMBIMBING
INDRAWATI,MA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SYEKH BURHANUDDIN
PARIAMAN
1443H /2021 M
2. 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah
yang berjudul “akhlak mulia faktor penyebab metode pengembangan dan
dampaknya”. Shalawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benderang semilir keimanan.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih
mengkaji dan memperdalam pengetahuan kita. Disini akan akan membahas mata
kuliah tentang akhlah tasawuf.
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kita sajikan ke dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena
itu, kritik dan saran dari para pembaca dan audien yang budiman sangat
diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di dalam makalah ini terdapat
kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah SWT sebaliknya, kalau di
dalamnya terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan semua itu karna
kekurangan dan keterbatasan kami sendiri.
Akhirnya, kami ucapkan kepada Ibu Indrawati, MA yang telah
memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi ini, semoga kesediaan
tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin.
Pariaman, Oktober 2021
Penulis
Kelompok.4
i
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Akhlak Mulia ........................................................................ 3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak... 4
C. Cara-cara atau Metode Untuk Membentuk Akhlak Mulia.... 5
D. Dampak Positif Akhlak Mulia .............................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan salah satu bagian yang sangat urgen dari perincian
kesempurnaan tujuan pendidikan Islam. Oleh sebab itu, pendidikan akhlak
merupakan salah satu pondasi yang penting dalam membentuk insan yang
berakhlak mulia, guna menciptakan manusia yang bertaqwa dan menjadi
seorang muslim yang sejati.1
Pada era globalisasi yang semakin maju seperti sekarang ini, banyak
memberikan pengaruh yang positif maupun yang negatif bagi masyarakat. Jika
kita tidak pandai dalam memanfaatkan kemajuan globalisasi, maka kita akan
terperosok ke dalam kehancuran, sebaliknya jika kita pandai memanfaatkannya
maka kita akan menjadi manusia yang sukses baik di dunia maupun di akhirat.
Gejala tersebut ditandai dengan kenakalan anak-anak, meningkatnya jumlah
kriminalitas, dan sebagai akibat dari kemajuan teknologi, anak-anak dapat
mengakses apa saja yang ingin mereka lihat tanpa mengetahui akibat yang
ditimbulkan.2
Banyak orang mengatakan bahwa semua itu disebabkan oleh
kemerosotan akhlak manusia. Oleh karena itu masalah akhlak ini sudah
selayaknya menjadi obyek pemikiran bersama. Sehubungan dengan hal
tersebut, yang paling penting untuk ditanamkan pada setiap siswa adalah
menanamkan dan membina akhlak sedini mungkin.3
Realitanya, perilaku serta budi pekerti (akhlak) dari pelajar saat ini
sangatlah memprihatinkan, diantaranya mereka cenderung bertutur kata yang
kurang baik, bertingkah laku yang kurang sopan, dan tidak lagi patuh terhadap
orang tua maupun gurunya. Hal ini tentu saja dipengaruhi kondusif tidaknya
1 Shomad, Pembinaan Akhlak Siswa Menurut Al Ghazali, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011) h.2
2 Thaib, Ismail. Risalah Akhlak (Yogyakarta: Cv. Bina Usaha 2014) h.155
3 M. Machfud Arif, Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling Dengan Guru PAI Dalam
Pembinaan Akhlaq Karimah, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga,
2011), h.1
5. 2
pendidikan budi pekerti yang mereka dapatkan, baik di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat.4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
makalah ini Bagaimana akhlak mulia dan faktor penyebab metode
pengembangan serta dampaknya?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
Bagaimana akhlak mulia dan faktor penyebab metode pengembangan serta
dampaknya.
4 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta: Pustaka Amani,1990),
h.174.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak Mulia
1. Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak secara bahasa berdasarkan pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia, akhlak merupakan kelakuan, tabiat dan tingkah laku.5
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu “khuluq” yang jamaknya
“akhlaq” artinya tingkah laku, perangai, tabiat, watak, moral etika atau
budi pekerti.6
Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan
pertimbangan-pertimbangan pikiran. Jadi, akhlak merupakan sikap yang
melekat dalam diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam
tingkah laku atau perbuatan.7
2. Pengertian akhlak Mulia
Akhlak mulia ialah seluruh perilaku umat manusiayang sesuai dengan
tuntunan Al-Qur’an dan Hadits yaitu adab sopan santun yang di contoh kan
dan di ajarkan rosulullah muhammad Saw kepada seluruh umat manusia
ketika beliau masih hidup.
akhlah mulia atau terpuji adalah “Menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta
menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan
adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya”. Menurut
Quraish Shihab akhlak mulia adalah akhlak yang menggunakan ketentuan
Allah sebagai tolak ukur dan tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk
kepada ketentuan Allah.
5 Em Zul, Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Difa
Publisher, 2008), h. 32
6 Hamzah, Ya’cub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro, 1983) h. 11
7 Zainuddin, Al-Islam 2 muamaiah dan akhlak (Bandung : Pustaka Setia, 1998), h. 73
7. 4
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak pada khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah
amat populer. Pertama aliran Nativisme. Kedua, aliran Empirisme, dan Ketiga
aliaran Konvergensi.8
1. Nativisme
Menurut aliran ini faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak
seseorang adalah faktor pembawaan dapat berupa kecenderungan, bakat, akal.
Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang
baik, maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik, begitu juga
sebaliknya.
Aliran ini tampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri
manusia, dan hal ini erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam
penentuan baik dan buruk. Namun dalam aliran ini tampaknya kurang
menghargai peran pembinaan dan pendidikan.
2. Empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan
akhlak seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkunagn sosial, termasuk
pembinaan dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan
yang diberikan itu baik, maka orang itu akan menjadi baik, begitu pula
sebaliknya. Aliran ini lebih percaya kepada peranan pembinaan dan
pendidikan yang diberikan.
3. Konvergensi
Menurut aliran ini berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak seseorang adalah faktor internal, yaitu pembawaan
seseorang dan disertai dengan faktor eksternal, yaitu pembinaan, pendidikan,
dan interaksi dalam lingkungan sosial.
8 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Cet-4. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal.
165.
8. 5
C. Cara-cara atau Metode Untuk Membentuk Akhlak Mulia
Hasil analis Muhammad Al-Ghazali terhadap rukun islam yang lima telah
menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun islam yang lima itu terkandung
konsep pembinaan akhlak.9
1. Mengucapkan dua kalimah syahadat, berisi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Mengandung
pernyataan bahwa selama hidupnya manusia hanya tunduk kepada aturan dan
tuntunan Allah. Orang yang tunduk dan patuh pada aturan Allah dan Rasul-
Nya sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik.
2. Mengerjakan shalat lima waktu. Shalat yang dikerjakan akan membawa
pelakunya terhindar dari perbuatan yang keji dan munkar seperti yang
dijelaskan dalam Q.S al-Ankabut : 45. Dalam hadis dijelaskan pula sebagai
berikut :
ىِقَْلخ ىَلَع ْلِطَتْسَي ْمَل َو ىِتَمَظَعِل اَهِب َعَضا َوَت ْنَّمِم ُة َ
َلَّصال َلَّبَقتَا اَمَّنِا
َّنال َعَطَق َو ْيِتَي ِ
صْعَم ىَلَع اًّر ِ
صُم ْتِبَي ْمَل َو
َم ِحَر َو ْي ِ
رْكِذ ىِف َر اَه
)رّالبز (رواه َب اَصُمْال َم ِحَر َو َةَلِم ْرَ ْ
اْل َو ِلْيِبَّسال َْنبا َو َْنيِكْسِمْال
“Bahwasannya Aku menerima shalat hanya dari orang yang bertawadhu
dengan shalatnya kepada keagungan-Ku yang tidak terus menerus berdosa ,
menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk berzikir kepada-Ku, kasih
sayang kepada fakir miskin, ibn sabil, janda serta mengasihi orang yang
mendapat musibah.” (HR.al-Bazzar).
Pada hadis tersebut shalat diharapkan dapat menghasilkan akhlak yang mulia,
yaitu bersikap tawadlu, mengagungkan Allah, berzikir, membantu fakir
miskin, ibn sabil, janda dan orang yang mendapat musibah.
3. Zakat juga mengandung didikan akhlak, agar orang yang melaksanakannya
dapat membersihkan dirinya dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri,
membersihkan harta dari hak orang lain, hak fakir miskin dan seterusnya.
Pelaksaan zakat yang berdimensi akhlak yang bersifat sosial ekonomis ini
dipersubur lagi dengan pelaksanaan shadaqah yang bentuknya tidak hanya
berupa materi, tetapi juga nonmateri. Misalnya dalam Hadis Nabi ada yang
9 Ibid, hlm. 158.
9. 6
menggambarkan shadaqah dalam hubungannya dengan akhlak yang mulia.
berikut hadis yang menjelaskan :
ِ
رَكْنُمْال ِنَع َكُيْهَن َو ِف ْوُرْعَمْل اِب ْرُمْأ َو ٌةَق َدَص َْكي ِخَا ِهْج َو ىِف َكُمُّسَبَت
ِْرا َو ٌةَق َدَص
َكُتَط اَمِا َو ٌةَق َدَص ىِل َ
ََّلضال ِ
ض ْرَ ْ
اْل ىِف َلُجَّالر َُكد َاش
)رى البخا (رواه ٌةَق َدَص َكَل ِقْي ِ
رَّالط ِنَع َمَظِعْال َو َك َْوشال َو ىَذَ ْ
اْل
“Senyumanmu (bermuka manis) untuk saudaramu adalah ahadaqah, dan mar
ma’ruf serta nahi munkarmu juga shadaqah, dan berikan petunjuk kepda
laki-laki (atau kepada siapa saja) yang ada di bumi yang sedang sesat,
bagimu shadaqah. Dan (apabila engkau suka)menyingkirkan batu, duri atau
tulang-tulang yang mengganggu jalan bagimu juga merupakan shadaqah.”
(HR. Bukhari).
4. Ibadah puasa, bukan hanya sekedar menahan diri makan dan minum dalam
waktu yang terbatas, tetapi lebih dari itu merupakn latihan menahan diri dari
keinginan melakukan perbuatan keji yang dilarang.
5. Ibadah haji, ibadah haji inipun nilai pembinaan akhlaknya lebih besar lagi
dibandingkan dengan nilai pembinaan akhlak yang ada pada ibadah dalam
rukun islam lainnya. Hubungan ibadah haji dengan pembinaan akhlak ini
dapat dipahami dari ayat berikut.
ا َّنِهْيِف َض َرَف ْنَمَف ٌمت ْوُلْعَّم ٌرَهْشَا َّجَحال
ىِف َل اَد ِج َ
ْل َو َثَف َر َ
َلَف َّجَحْل
وىْقَتال ِد اَّلز ا َْريَخ َِّناَف ا ُْود َّو ََزت َو ُهللا ُهْمَلْعَّي ٍ
ْريَخ ْنِم ا ْوُلَعْفَت اَم َو ِّجَحْال
: (البقرة ِباَبْلَ ْ
اْل ىِل ُو يا ِن ْوُقَّتا َو
١٩٧
)
“(musim) haji adalah beberapa bulan yang di maklumi, barang siapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak
boleh berkata kotor (jorok) berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan,
niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa dan bertawakal kepada-Kuhai orang-orang beraka.”
(QS. Al-Baqarah, 2 : 197).
10. 7
Dapat dikatakan bahwa islam sangat memberi perhatian yang besar
terhadap pembinaan akhlak termasuk cara-caranya.
Cara lain yang dapat ditepuh untuk pembinaan akhlak ini adalah
pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu. Al-
Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan dengan cara melatih jiwa kepada
pekerjaan atau tingkah laku yang mulia.
Menurut M. Nipan Abdul Halim, untuk menjadi pribadi yang memiliki
akhlak terpuji, kita harus menempuh upaya berikut:
1. Menyadari hakikat hidup;
2. Meluruskan pandangan hidup;
3. Siap mengubah diri;
4. Mewaspadai Rizqi yang tidak halal dan tidak baik;
5. Senantiasa memohon petunjuk Ilahi.
Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari
amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua
amalan itu sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia
beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah SWT. di
dunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur
kata, berpikir, dan berperilaku yang islami.10
D. Dampak Positif Akhlak Mulia
Berbicara tentang dampak positif akhlak mulia berarti berbicara tentang ak
ibat baik dari akhlak mulia atau manfaat memiliki akhlak yang baik. Setiap akhlak
terpuji pasti mempunyai nilai-nilai positif (terutama bagi pelakunya sendiri) dan te
rkadang bagi orang lain, sesuai firman Allah SWT, sebagai berikut:
ْمُكِسُفْنَاِل ْمُتْنَسْحَا ْمُتْنَسْحَا ْنِا
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri”.
Al Qur’an dan Al Hadist banyak memberikan informasi mengenai akhlak
yang mulia. Allah berfirman yang artinya :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
10 Herusatoto, 2002, “Bioteknologi Pertanian” (online),
http://www.chang.jayaHeru.com.Biotek-pertano4htm/, diakses 25 april 2016.
11. 8
kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Selanjutnya dalan hadist juga banyak keterangan tentang keberuntunga
akhlak, diantaranya adalah :11
1. Memperkuat dan menyempurnakan agama
Nabi bersabda :
“Allah telah memilihkan agama islam untuk kamu, hormatilah agama dengan
akhlak dan sikap dermawan.karena islam itu tidak akan sempurna dengan
akhlak dan sikap dermawan itu.”
“berakhlak yang baik dan berhubungan dengan tetangga dengan baik, akan
membawa keberuntungan dan kemakmuran “
Berkenaan dengan akhlak tersebut Al – Mawardi mengatakan bertetangga
dengan baik dan akhlak yang mulia akan mendatangkan keberunungan dan
kemakmuran. Dalam hadist tersebut secara logika dapat diterima, karena
akhlak yang baik akan menimbulakan teman yang banyak dan di sukai oleh
orang-orang, sehingga segal kesulitan itu dapat diselesaikan dan peluang
untuk mendapatkan rezki lebih besar mengingat rezki itu datang dari interaksi
social yang baik.
2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
Nabi bersabda :
“Ada tiga perkara yang membawa kemudahan hisab dan akan dimasukkan
kesyurga, yaitu engkau engkau member sesuatu kepada orang yang tak
pernah member apa pun kepadamu, engkau memaafkan orang yang pernah
menganiayamu, dan engkau menyambung tali silahturahmi kepada orang
yang tak pernah engkau kenal.“ (HR. Al-hakim)
11 http://www.berryhs.com/2011/05/manfaat-akhlak-yang-mulia.html, diakses 25 April
2016.
12. 9
3. Menghilangkan kesulitan
Nabi bersabda :
“Barang siapa melepaskan kesulitan orang mu’min dari kehidupannya di
dunia ini, Maka Allah akan melepaskan kesulitan orang tersebut pada hari
kiamat.” (HR. Muslim).
4. Selamat hidup di dunia dan di akhirat
“ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia yaitu, takut kepada
Allah di tempat tersembunyi maupun di tempat yang terang, berlaku adil
pada waktu rela maupun waktu marah, dan hidup sederhana pada waktu
miskin dan pada waktu kaya.’’ (HR. Abu syaikh)
5. Memperkuat hubungan persaudaraan dan tali silaturrahmi antara dirinya dan
orang lain
6. Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama
manusia
7. Diantara masyarakat akan tercipta simbiosis mutualisme (hubungan yang
saling menguntungkan
8. Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati
Uraian tersebut baru menjelaskan sebagian kecil dari manfaat akhlak yang
mulia. Tentunya masih banyak lagi yang tidak disebutkan disini. Namun dengan
pernyataan tersebut saja sudah cukup rasanya untuk meyakinkan kita bahawa
akhlak yang mulia itu menghasilkan keberuntungan.
.
13. 10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’an dan Sunah
Rasul. Terbentuknya akhlak tidak terjadi begitu saja, namun banyak faktor
yang mempengaruhi. Misalnya faktor dari dalam diri yaitu potensi fisik,
intelektual, serta hati nurani yang dibawanya sejak lahir, dan faktor dari luar
yaitu pembinaan, pendidikan, serta interaksi dengan lingkungan sosial.
Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari
amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua
amalan itu sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia
beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah SWT. di
dunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar
bertutur kata, berpikir, dan berperilaku yang islami. Misalnya penerapan rukun
Islam yang telah dijelaskan pada materi. Cara-cara lain pun banyak mendorong
terbentuknya akhlak mulia.
Adapun dampak positif berakhlak mulia adalah :
1. Memperkuat dan menyempurnakan agama
2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
3. Menghilangkan kesulitan
4. Selamat hidup di dunia dan di akhirat
5. Memperkuat hubungan persaudaraan dan tali silaturrahmi antara dirinya
dan orang lain
6. Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama
manusia
7. Diantara masyarakat akan tercipta simbiosis mutualisme (hubungan yang
saling menguntungkan
8. Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingi
n dihormati dan menghormati
14. 11
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Cet-4. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
Shomad, Pembinaan Akhlak Siswa Menurut Al Ghazali, Skripsi (Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga, 2011)
Thaib, Ismail. Risalah Akhlak (Yogyakarta: Cv. Bina Usaha
Pembinaan Akhlaq Karimah, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga, 2011),
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Jakarta: Pustaka
Amani,1990),
Em Zul, Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :
Difa Publisher, 2008),
Hamzah, Ya’cub, Etika Islam, (Bandung : Diponegoro, 1983)
Zainuddin, Al-Islam 2 muamaiah dan akhlak (Bandung : Pustaka Setia, 1998),