powerpoint puskesmas panjteraja sosialisasi hpv disekolah panteraja sd negri 1 panteraja dan min mesjid panteraja human papiloma virus dan vaksin campak disekolah sd dan min nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjdisuntikkan dlengan kanan dengan posisi 90 derajat agar obat masuk secara maksimalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmpuskesmas panteraja cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
3. Jadwal Imunisasi Rutin
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA
BADUTA
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI
0 Hepatitis B
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
9 MR
10 JE*
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS HARUS MELALUI
SKRINING
Status
Imunisasi
Interval Minimal
Pemberian Masa Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Kelas
1 SD
Kelas
2 SD
Kelas
5 SD
Kelas
6 SD
-DT
-MR
Td HPV
Td
HP
V
* di Prov/Kab/Kota Terpilih
4. Perubahan Paradigma
Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL)
Imunisasi Rutin Lengkap
(IRL)
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) saja
hingga 11 bulan tidak cukup
untuk memberikan perlindungan
yang optimal terhadap PD3I.
Pemahaman masyarakat imunisasi cukup
sampai usia 9 bulan (campak) saja.
Imunisasi lengkap adalah keadaan jika
seorang anak memperoleh imunisasi rutin
secara lengkap mulai dari:
1) IDL pada usia 0-11 bulan
2) Imunisasi Lanjutan DPT-
HB-Hib dan Campak
Rubela pada usia 18 bulan
3) Imunisasi lanjutan Rubela
Campak DT dan SD/MI
pada kelas 1
4) Imunisasi Td pada kelas 2
dan 5 SD/MI
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
9. Riset Kesehatan Dasar Dalam Angka 2013. http://www.litbang.depkes.go.id/
Provinces with the highest
prevalence rates of cervical
cancer therefore selected
for Demo Program
Prevalensi Kanker Serviks per Provinsi, Indonesia - 2013
11. LatarBelakang
Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV pada
anak
perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI/sederajat
Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi
spesifik dengan memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di
sektor swasta
Rekomendasi ITAGI tentang pelaksanaan program
demonstrasi imunisasi HPV
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah deteksi dini kanker
serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada
perempuan yang sudah menikah
Program Penapisan dengan IVA belum berjalan
optimal
12.
13. TARGETGLOBAL
Menurunkan angka kejadian menjadi 4 per 100.000
penduduk per tahun pada tahun 2030
90% anak perempuan
sepenuhnya mendapat
vaksinasi dengan vaksin
HPV pada usia 15 tahun
70% wanita dilakukan
skrining kanker leher
rahim dengan tes
presisi tinggi pada usia
35 dan 45 tahun
90% wanita yang
diidentifikasi menderita
kanker leher rahim
mendapat
penatalaksanaan serta
perawatan terhadap
penyakitnya
14.
15. WHOPosition Paper – Mei 2017
tentang VaksinHPV
Pencegahan kanker serviks
karena HPV tipe 16 dan 18
melalui imunisasi,
keberhasilannya dapat
mencapai 100% jika diberikan
sebanyak dua dosis pada saat
anak perempuan berusia 9 - 14
tahun dengan interval yang
dianjurkan adalah 6 – 15
bulan**
17. PerluasanImunisasi HumanPapilomavirus Vaccine(HPV)
13
2016 - 2021 2022 2023
Program introduksi bertahap di 20 kab/kota:
• DKI Jakarta (semua kota administrasi)
• DIY (semua kabkota)
• Jawa Tengah (Kab Sukoharjo,
Karanganyar)
• Jawa Timur (Kota Surabaya, Kediri,
Lamongan)
• Bali (Kota Denpasar, Badung)*
• Sulsel (Kota Makassar)
• Sulut (Kota Manado)
Perluasan Introduksi bagi anak
perempuan kelas 5 di 112 kab/kota
(di Provinsi Jateng, Jatim, Bali,
Sulut, Gorontalo, Sultra)
Total sasaran 889.813 anak (kelas
5 dan
6) dengan target cakupan 95%
2.722.311 anak
perempuan kelas 5 & 6
NASIONAL
13
Jadwal
Pemberian
: - Dosis Pertama (kelas 5 SD)
- Dosis Kedua (kelas 6 SD)
*menggunakan vaksin pengadaan daerah
Rencana perluasan introduksi imunisasi HPV tahun 2022
Waktu Pelaksanaan : Agustus - September
Sasaran : Anak perempuan kelas 5 dan 6
SD
Tahapan introduksi imunisasi HPV
18. n HPV
• Vaksin yang
digunakan adalah
vaksin HPV
Kuadrivalen dalam
kemasan satu
dosis.
• Telah mendapatkan
izin edar dari BPOM
dan diawasi oleh
pihak berwenang baik
nasional maupun
internasional : vaksin
aman
Vaksin VaksinHPV
19. Jangka Pendek Jangka Panjang
Menurunkan angka insiden
kutil kelamin (genital warts)
Menurunkan prevalensi
kanker serviks
Hal ini dapat tercapai apabila cakupan tinggi sesuai dengan
rekomendasi WHO (WHO Position Paper 2017)
Keluaranyangdiharapkan
20. SasarandanJadwal
Sasaran
Anak perempuan usia kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis
kedua) SD/MI dan yang sederajat
Jadwal
Targets
Vaccine Bulan
Sekolah Tidak Sekolah
1st 7 tahun Campak Rubella
DT
Agustus
November
2nd 8 tahun Td November
5th 11 tahun Td
HPV (dosis pertama)*)
November
Agustus
6th 12 tahun HPV (dosis kedua)*) Agustus
21. Pelaksanaan imunisasi HPV dalam kegiatan
BIAS didukung dengan adanya Peraturan
Bersama 4 Menteri Tahun 2014 yaitu
Mendikbud, Menkes, Menag, dan Mendagri
tentang “Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah”
Salah satu bentuk
pelayanan kesehatan
yang dimaksud dalam
Trias UKS/M adalah
‘Pemberian Imunisasi”
22. Strategi Menjangkau
Sasaran di Luar Sekolah
1) Dalam melaksanakan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS,
sasaran yang harus dijangkau tidak hanya anak yang bersekolah di
sekolah formal tetapi juga anak-anak yang bersekolah di sekolah-
sekolah non formal, anak usia sekolah yang tidak bersekolah atau
putus sekolah.
2) Bagi sasaran yang tidak bersekolah, imunisasi dapat dilaksanakan
di posyandu, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Imunisasi juga dapat dilaksanakan di tempat-tempat dimana anak
yang tidak bersekolah itu berkumpul seperti rumah singgah anak
jalanan, yayasan/panti asuhan, panti sosial, sekolah non formal,
dsb.
3) Untuk mendapatkan data anak usia sekolah yang tidak bersekolah,
petugas dinas kesehatan kabupaten/kota dapat berkoordinasi
dengan dinas sosial setempat atau dengan melakukan pendataan
secara langsung oleh kader dari rumah ke rumah.
23. STRATEGI PELAKSANAAN BIAS PADA MASA PANDEMI
PELAKSANAAN MELALUI PUSKESMAS KELILING
Bila kegiatan BIAS tidak dapat terlaksana di sekolah maupun
puskesmas atau sasaran berada di wilayah yang sulit dijangkau,
maka dapat dilakukan pelayanan kesehatan yang sifatnya
bergerak berupa kegiatan puskesmas keliling.
PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
Pihak sekolah membuat edaran kepada orang tua siswa agar
membawa anaknya ke puskesmas sesuai jadwal dan janji temu
yang disepakati oleh sekolah dan puskesmas.
PELAKSANAAN DI SEKOLAH
Siswa dipanggil ke sekolah secara bergiliran berdasarkan nomor
absen sehingga setiap sesi pelayanan imunisasi dibatasi
maksimal lima orang anak (misal: nomor absen 1 - 5 jam 8.00;
absen 6 – 10 jam 08.30; dst)
03
02
01
24. Rekomendasi ITAGI dan
SK Menteri Kesehatan
sebagai dasar hukum
1 2 3 4
Persiapan
Juknis dan
Media KIE
Advokasi dan
Sosialisasi kpd
stakeholder terkait
Workshop/
Pelatihan/Orientasi Petugas
Kesehatan
Penguatan Surveilans
KIPI
5 6
Pengumpulan data sasaran
dan penyusunan
mikroplanning
Monitoring and Evaluasi
7
TahapanKegiatanProgramIntroduksi
27. BerbagaiPotensi TantanganyangDapat
Diidentifikasi
• Adanya Black Campaign tentang imunisasi HPV (isu syari, rumor
di media, and misperception tentang KIPI)
• Adanya beberapa penolakan baik dari sekolah dan orang tua.
• Anak usia sekolah yang tidak sekolah
Terkait rumor negatif, perlu untuk segera
diklarifikasi agar tidak mengganggu jalannya
pelaksanaan BIAS HPV dan cakupan yang tinggi
dapat dicapai (minimal 95%)
28.
29. Kesimpulan
1. Upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif adalah pemberian
imunisasi HPV pada kelompok umur wanita naif atau wanita yang belum
pernah terinfeksi HPV.
2. Vaksin HPV yang digunakan terbukti aman karena telah lolos uji BPOM
dan mendapat rekomendasi WHO
3. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka
kesakitan karena kanker serviks, salah satunya melalui perluasan
program imunisasi HPV secara nasional secara bertahap
4. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan
pelaksanaan imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS)