DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Imunisasi Masyarakat contoh materii ppt
1. IMUNISASI
untuk
ANAK SEHAT DAN CERDAS
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Solok
2. PENGERTIAN IMUNISASI
IMUNISASI
Imunisasi
Program
Imunisasi
Pilihan
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan
Imunisasi yang diwajibkan kepada
seseorang sebagai bagian dari
masyarakat dalam rangka melindungi
yang bersangkutan dan masyarakat
sekitarnya dari penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
Imunisasi yang diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya
dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit tertentu
3. 2-3 juta kematian dapat dicegah setiap
tahun dengan imunisasi
Imunisasi dapat mencegah lebih dari
26 penyakit
Membantu membatasi/ mengurangi
terjadinya resistensi antibiotik karena dapat
mencegah penyakit pada tahap awal
Meningkatkan cakupan imunisasi secara
global dapat menyelamatkan lebih dari 1,5
juta orang setiap tahunnya
4. LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan
lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014
“Perlindungan Anakadalah segalakegiatan untukmenjamin dan melindungi Anakdan hak- haknyaagar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secaraoptimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit yg
dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014
“Pemerintah Daerah harusmemperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib yangberkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan
berpedoman padaStandar Pelayanan Minimal
yangditetapkan oleh Pemerintah Pusat”
IMUNISASI WAJIB DIBERIKAN PADA BAYI DAN ANAK,
MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”. “ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN No. 12 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
5.
6. • P4K
• Buku KIA
• ANC terpadu
• Kelas Ibu Hamil
• Suplementasi besi folat
• PMT ibu hamil KEK
• Suplementasi Kalsium
• Penanggulangan
kecacingan
• TT ibu hamil
• Inisiasi Menyusu Dini
• Vit K 1 inj
• Imunisasi Hep B
• Rumah Tunggu
• Kemitraan Bidan Dukun
• KB pasca persalinan
• PONED-PONEK
• Promosi ASI Eksklusif
• Konseling Mneyusui
• ASI eksklusif
•Imunisasi
dasar lengkap
• Pemantauan
pertumbuhan
dan perkembangan
• PMT/MP-ASI
• Zink untuk manajemen
diare
• Vit A
• MTBS
• Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
• PMT/MP-ASI
• Fortifikasi besi dan
kegiatan
suplementasi
(Taburia)
• Vit A
• MTBS
• Pemberian obat
cacing
• Zink untuk
manajemen
diare
•Penjaringan
•Bulan Imunisasi Anak
Sekolah
•Upaya Kes Sekolah
•PMT-AS
•Promosi MJAS di
sekolah
• Kespro remaja
• Konseling: Gizi
HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Suplementasi Fe
• Konseling
• Pelayanan
KB
• PKRT
Ibu Hamil
Ibu
Bersalin,
Nifas dan
Neonatal
Bayi
Balita
Anak
Usia SD
Anak Usia
SMP/A
& remaja
PUS &
WUS
Lansia
• Konseling dan
pelayanan gizi
lansia
• Lansia sehat,
bugar, produktif
7. Setiap orang yang
mendapatkan imunisasi
akan membentuk antibodi
spesifik terhadap penyakit
tertentu
PROTEKSI SPESIFIK
INDIVIDU
MEMBENTUK KEKEBALAN
KELOMPOK
(HERD IMMUNITY)
Apabila cakupan imunisasi
tinggi dan merata dapat
membentuk kekebalan
kelompok dan melindungi
kelompok masyarakat yang
rentan
PROTEKSI LINTAS
KELOMPOK
Pemberian imunisasi
pada kelompok usia
tertentu (anak) dapat
membatasi penularan
kepada kelompok usia
dewasa/orang tua
8.
9. Vaksin dapat mencegah beberapa penyakit menular berbahaya.
Contoh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
yaitu campak, polio, hepatitis B, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus,
influenza, kanker serviks yang disebabkan infeksi virus HPV, dsb.
Ketika sebagian besar kelompok masyarakat rentan diberikan vaksinasi,
maka penyebaran patogen penyebab penyakit dapat
dibatasi/dihentikan. Ini yang disebut kekebalan kelompok atau herd
immunity.
Dengan kekebalan kelompok, kelompok masyarakat yang tidak dapat
divaksinasi (bukan merupakan sasaran) misalnya bayi baru lahir, lansia
dan mereka yang memiliki kontraindikasi dapat turut terlindungi.
Indonesia telah mencapai beberapa target global maupun regional :
Eradikasi
Cacar
1974
Indonesia
Bebas Polio
2014
Eliminasi Tetanus pada Ibu
Hamil dan Bayi Baru Lahir
2016
12. UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI
0 Hepatitis B
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1*
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2*
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
9 MR
10 JE**
12 PCV3*
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
Status
Imunisasi
Interval Minimal
Pemberian
Masa Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
IMUNISASI LANJUTAN PADA WUS HARUS MELALUI SKRINING
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Kelas
1 SD
Kelas
2 SD
Kelas
5 SD
Kelas
6 SD
-DT
-MR
Td HPV**
Td
HPV**
* Dilakukan di seluruh Indonesia secara bertahap
** Hanya di Kab/Kota terpilih
14. Pneumonia adalah inflamasi akut yang mengenai jaringan paru-paru
yang ditandai dengan demam, batuk dan kesukaran bernafas seperti
napas cepat, pada bayi dan balita juga ditandai dengan ditemukannya
tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan hipoksemia.
n Ketika seseorang menderita Pneumonia, alveoli akan terisi oleh
lendir (akibat proses peradangan), yang menyebabkan kesulitan
penyerapan oksigen sehingga otot pernafasan tambahan turut
berfungsi dan menyebabkan terjadinya kesukaran bernafas.
Infeksi pada
alveoli berisi
cairan
(Pneumonia)
n Pneumonia bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa, anak-anak
maupun bayi. Laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama untuk
menderita Pneumonia.
Paru-paru
penyebab
15%
kematianpada
anakbalita
Pneumonia merupakan penyebab
kematian pertama di dunia dan
penyebab pada 15%
kematian anak dan balita.
1
salahsatupenyebab
kematianterbesar
padabalita
Pneumonia memiliki prevalensi
mencapai 2% dan merupakan
salah satu penyebab utama
kematian bayi dan balita.
Apa itu Pneumonia?
15. Streptococcus pneumoniae
Apa saja penyebab Pneumonia?
n Pneumonia disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur.
n Penyebab Pneumonia terbanyak adalah bakteri Streptococcus pneumoniae
atau yang sering disebut Pneumokokus. Selain itu penyebab kedua yang
terbanyak adalah Haemophilus influenzae tipe b (Hib).
n Bakteri ini bisa hidup di rongga hidung dan tenggorokan siapa saja, terutama
anak-anak. Seseorang yang di dalam hidung dan tenggorokannya mengandung
bakteri ini, tapi tidak menderita sakit, disebut dengan 'karier'.
Bagaimana penularan
Pneumonia?
Penularan melalui percikan
air liur
(droplet) ketika batuk atau
bersin. 2
16. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PCV
Dosis Pertama
Bayi usia 2 bulan
Dosis Kedua
Bayi usia 3 bulan
Dosis Ketiga
(Lanjutan)
Anak usia 12 bulan
17. RENSTRA DAN RPJMN TAHUN 2022-2024
No Indikator
Target
2022 2023 2024
1 RPJMN
Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-
23 bulan (Survei)
71 75 90
2 IKP
Persentase Kabupaten/Kota yg mencapai target Imunisasi
rutin
75 85 95
3 IKK Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat IDL 90 100 100
4 IKK
Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat antigen
baru
90 100 100
5 IKK
Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat
imunisasi lanjutan baduta lengkap 90 100 100
6 IKK
Persentase anak yang mendapatkan imunisasi lanjutan
lengkap di usia sekolah dasar 70 80 90
7 IKK
Persentase wanita usia subur yang memiliki status
imunisasi T2+
60 80 100
18. No PROVINSI
Jumlah Kabupaten/
Kota
Jumlah Kabupaten/Kota
mencapai Target
Imunisasi Rutin s.d
Agustus 2022
Persentase Kabupaten/Kota
mencapai Target Imunisasi
Rutin s.d Agustus 2022
1 Banten 8 7 88%
2 DKI Jakarta 6 5 83%
3 Nusa Tenggara Barat 10 8 80%
4 Kalimantan Utara 5 4 80%
5 Kepulauan Riau 7 5 71%
6 Lampung 15 10 67%
7 Sulawesi Selatan 24 16 67%
8 Jawa Barat 27 17 63%
9 Jawa Tengah 35 21 60%
10 Bangka Belitung 7 4 57%
11 Sumatera Selatan 17 9 53%
12 Bengkulu 10 5 50%
13 Gorontalo 6 3 50%
14 Sulawesi Utara 15 6 40%
15 Jawa Timur 38 14 37%
16 Jambi 11 4 36%
17 Bali 9 3 33%
18 Sulawesi Tengah 13 3 23%
19 Nusa Tenggara Timur 22 5 23%
20 Kalimantan Tengah 14 3 21%
21 Kalimantan Timur 10 2 20%
22 Sulawesi Barat 6 1 17%
23 Kalimantan Barat 14 2 14%
24 Sulawesi Tenggara 17 2 12%
25 Maluku Utara 10 1 10%
26 Maluku 11 1 9%
27 Aceh 23 2 9%
28 Kalimantan Selatan 13 1 8%
29 Papua Barat 13 1 8%
30 Papua 29 2 7%
31 Sumatera Utara 33 2 6%
32 Sumatera Barat 19 0 0%
33 Riau 12 0 0%
34 DI Yogyakarta 5 0 0%
514 169 33%
Indonesia
Persentase Kabupaten/Kota Mencapai Target Imunisasi Rutin pada Oktober Tahun 2022
Data sd 18 November 2022
19. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) per Provinsi Tahun 2022
Data sd 18 November 2022
Gap yang terjadi
sebesar 22,6%
20. Indikator, Target & Capaian Program Imunisasi
Th. 2021-2023
INDIKATOR
KINERJA UTAMA
2021 2022 2023
TARGET CAPAIAN TARGET
CAPAIAN
sd Okt 2022
TARGET
Persentase bayi usia 0-11
bulan yang
mendapat imunisasi dasar
lengkap
93,6 59,8 94,1 53,2 95
21.
22. Cakupan Imunisasi per Antigen Provinsi Sumatera Barat Tahun 2022
Data sd 18 November 2022
23. Cakupan Imunisasi Lanjutan Baduta per Provinsi Tahun 2022
Data sd 18 November 2022
Gap yang terjadi
untuk Campak
Rubela 2 : 37,3 &
DPT-HB-Hib 4 : 46,6
25. • IDL Sumatera Barat
beberapa tahun tidak
pernah mencapai
Target
• Herd Imunity di
Populasi rendah
• Populasi Rentan
Meningkat
• Akibatnya KLB PD3I
• Terjadi Penurunan Cakupan Imunisasi Dasar dari 78,9 % (2019) menjadi 59,8 %
(2021)
•Dan Tercatat th 2021 sebanyak 157.002 Balita Yang Belum Lengkap/ Tidak
Mendapat Status Imunisasinya.
26. Kab/Kota
Survivi
ng
Infant
Bayi yg
Lengkap
Imunisasi
% Capaian
IDL
Bayi yg tdk/
Belum lengkap
Imunisasi
Proporsi bayi
tdk/blm Lengkap
Imunisasi
Kepulauan Mentawai 2675 1494 55,85 1181 2,89
Pesisir Selatan 8326 4831 58,02 3495 8,55
Solok 6494 3823 58,87 2671 6,53
Sijunjung 4112 3391 82,47 721 1,76
Tanah Datar 4050 1884 46,52 2166 5,30
Padang Pariaman 7400 4600 62,16 2800 6,85
Agam 8601 4507 52,40 4094 10,02
Lima Puluh Kota 7076 2233 31,56 4843 11,85
Pasaman 6109 3569 58,42 2540 6,21
Solok Selatan 3347 1883 56,26 1464 3,58
Dharmasraya 5435 2942 54,13 2493 6,10
Pasaman Barat 10229 4351 42,54 5878 14,38
Kota Padang 15524 12206 78,63 3318 8,12
Kota Solok 1387 990 71,38 397 0,97
Kota Sawahlunto 1138 667 58,61 471 1,15
Kota Padang Panjang 1104 876 79,35 228 0,56
Kota Bukittinggi 1825 1088 59,62 737 1,80
Kota Payakumbuh 3184 2294 72,05 890 2,18
Kota Pariaman 1502 1012 67,38 490 1,20
PROVINSI 99518 58641 58,93 40877 100
Tabel Analisa Data sd 2021
Kesimpulan : kegiatan
diprioritaskan di Pasaman
Barat & Lima Puluh Kota
karena Jumlah sasaran
terbanyak yg belum/blm
lengkap imunisasi ada di 2
kab/kota tsb : 10.721 bayi
26,23%. Kemudian Agam &
Kota Padang
Dari tabel terlihat bahwa
proporsi Jumlah bayi yang
belum lengkap/ blm
imunisasi, tertinggi
ditemukan di Pasaman
Barat 14,38% ( 5878 bayi),
kemudian kab. Lima Puluh
Kota 11,85% (4843 bayi).
27. Kab/Kota
Surviving
Infant
Bayi yg Lengkap
Imunisasi
% Capaian IDL
Bayi yg tdk/ Belum
lengkap Imunisasi
Proporsi bayi tdk/blm
Lengkap Imunisasi
Kepulauan Mentawai 1753 1283 73,19 470 1,01
Pesisir Selatan 8194 5246 64,02 2948 6,36
Solok 6723 4243 63,11 2480 5,35
Sijunjung 4957 2780 56,08 2177 4,69
Tanah Datar 4535 2164 47,72 2371 5,11
Padang Pariaman 6923 4360 62,98 2563 5,53
Agam 8461 3404 40,23 5057 10,91
Lima Puluh Kota 6621 2584 39,03 4037 8,71
Pasaman 5822 3617 62,13 2205 4,76
Solok Selatan 3429 1839 53,63 1590 3,43
Dharmasraya 5471 2517 46,01 2954 6,37
Pasaman Barat 10002 3897 38,96 6105 13,17
Kota Padang 15856 9245 58,31 6611 14,26
Kota Solok 1387 714 51,48 673 1,45
Kota Sawahlunto 1122 575 51,25 547 1,18
Kota Padang Panjang 1084 710 65,50 374 0,81
Kota Bukittinggi 2417 1023 42,33 1394 3,01
Kota Payakumbuh 2774 1562 56,31 1212 2,61
Kota Pariaman 1502 899 59,85 603 1,30
PROVINSI 99033 52662 53,18 46371 100
Tabel Analisa Data sd Okt 2022
28. KLB
PD3I
Bagaimana apabila
seorang anak tidak
mendapatkan imunisasi
rutin lengkap??
Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.
Akumulasi anak yang tidak
mendapat imunisasi rutin lengkap
mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
30. Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
Difteri dapat mengakibatkan penyumbatan
saluran pernapasan dan kelumpuhan otot
jantung yang menyebabkan kematian
Rojudin, Campang Way
Handak, lumpuh tgl 28-
05-05
Foto 03-07-’05
Polio
Difteri
Pertusis
Campak
Polio
menyebabkan
kelumpuhan
permanen pada
kaki dan/atau
lengan
Pertusis atau batuk
rejan menyebabkan
anak batuk terus
menerus dan
bertambah parah
serta menimbulkan
suara melengking,
batuk dapat terjadi
berbulan-bulan
Campak dapat menyebabkan komplikasi berupa radang
paru, radang otak, diare, radang telinga, dehidrasi,
hingga berakibat kematian
31. Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
Tetanus
Tetanus pada bayi baru
lahir dapat menyebabkan
kematian
Rubela bila menulari ibu hamil pada
trimester pertama atau awal kehamilan,
dapat menyebabkan keguguran atau
kecacatan pada bayi yang dilahirkan
yang dikenal sebagai Sindroma Rubela
Kongenital (Gangguan Penglihatan dan
Pendengaran serta penyakit Jantung
Bawaan)
Sindroma Rubela
Kongenital
32. Pemberian Imunisasi dapat mencegah
PD3I
• Vaksin Hb0 penyakit Hepatitis
• Vaksin BCG penyakit TBC berat
• Vaksin Polio & IPV penyakit Polio
• Vaksin DPT-Hb-Hib penyakit Dipteri, Pertusis,
Tetatus, Meningitis/Radang Selaput Otak
35. Campak dan
Rubela
• Penyebabnya adalah virus
• Daya tular Campak 5X dari COVID-19
• Daya tular Rubela 3X dari COVID-19
• CAMPAK BERBAHAYA, terutama pada anak-
anak karena menyebabkan infeksi otak, kejang,
infeksi paru-paru.
• RUBELA BERBAHAYA, jika menular pada IBU
HAMIL, menyebabkan keguguran, atau cacat
bawaan (Kebutaan, Gangguan Pendengaran,
Jantung Bocor)
Gambar 1. Sejumlah 71 anak asmat
meninggal karena campak dan gizi buruk
Gambar 2. Congenital Rubella Syndrome (CRS)
jika tidak diputus transmisinya, maka
akan bermunculan KLB campak
rubella diseluruh Kab/Kota di
Sumatera Barat
36. Tingkat resiko untuk kejadian campak
pada laki-laki 49% hampir sama dengan
perempuan 51%. Dan kelompok umur
yang paling tinggi terkena campak terjadi
pada usia 5-9 tahun sebanyak 208 kasus
(40%) dan paling sedikit pada usia 15-19
tahun sebanyak 11 kasus (2%).
Distribusi Kasus Campak Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur Dan
Status Imunisasi Campak
Per Tgl 13 September 2022.
• Ada 317 kasus (62%) campak yang terjadi pada anak
yang tidak diimunisasi dan 91 kasus (18%) pada
anak yang sudah lengkap imunisasinya.
• Ini membuktikan bahwa anak dengan status tidak
diimunisasi sama sekali tingkat resikonya kejadian
campaknya lebih tinggi dibandingkan dengan anak
yang sudah diimunisasi. Dan dari hasil pengamatan
gejala campak pada anak yang sudah diimunisasi
tidak berat.
37. Distribusi Kasus Rubella Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur &
Status Imunisasi
di Sumatera Barat Per Tgl 13 September 2022.
Kejadian rubella pada laki-laki 44%
lebih sedikit dibandingkan dengan
perempuan 56%. Dan kelompok
umur yang paling tinggi terkena
rubella terjadi pada usia 5-9 tahun
sebanyak 5 kasus (31%) dan paling
sedikit pada usia 1-4 tahun
sebanyak 2 kasus (13%).
Kasus rubella banyak terjadi pada anak
yang lengkap imunisasi yatiu sebanyak 6
kasus (38%). Kasus rubella yang terjadi
pada anak yang tidak imunisasinya
sebanyak 5 kasus (31%) dan ini perlu
ditingkatkan surveilans PD3I untuk
menghindari loss kasus
38. Kasus Positif Campak di Provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan 171 kali lipat dari
tahun 2021 ke tahun 2022.
Untuk kasus rubella tahun 2022 mengalami peningkatan 8,7 kali lipat dari tahun sebelumnya
Untuk Kejadian KLB Campak dan rubella mengalamin peningkatan dari 0 kejadian pada 2 tahun
terakhir menjadi 26 kejadian KLB campak dan 2 kejadian KLB rubella pada tahun 2022
TREND KASUS RUBELLA & CAMPAK DI PROVINSI SUMAT
39. KASUS DIPTERI DI PROVINSI SUMATERA BARAT (13 Sept 2022)
KASUS
KOMPATIBL
E KLINIS
No Nama Usia
Jenis
Kelamin
Asal Keluhan Status Imunisasi Keterangan
1 Gxxxx 2 L PADANG_PARIAMAN Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran
Lengkap (4 Dosis) Hidup
2 Qxxxx 3 P KOTA_PADANG Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran, Bullneck
Tidak Pernah (0
dosis)
Meninggal
3 Rxxxx 6 P SOLOK Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran, Bullneck
Tidak Pernah (0
dosis)
Hidup
4 Fxxxx 8 L KOTA_PADANG Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran
Tidak Tahu Hidup
5 Nxxxx 3 P PASAMAN_BARAT Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran
Pernah (1 Dosis) Meninggal
6 RF xxxxx 2 L SOLOK Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran
Pernah (3 Dosis) Hidup
7 RSxxxx 8 L KOTA_PADANG Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran, Bullneck
Pernah (3 Dosis) Hidup
8 DAxxxx 2 L PASAMAN_BARAT Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran
Pernah (2 Dosis) Hidup
9 RDxxxx 5 L KOTA_PAYAKUMBUH Demam, Sakit Tenggorokan,
Pseodomembran, Bullneck
Tidak Pernah (0
dosis)
Meninggal
Why we use vaccines
Vaccines can prevent infectious diseases. Example of vaccine-preventable diseases are: measles, polio, hepatitis B, tuberculosis, diphtheria, pertussis, tetanus, influenza and many others.
When most of vulnerable people in a community are vaccinated against a disease, the ability of the pathogen to spread is limited. This is called ‘herd’ or ‘population’ immunity.
Through herd immunity, people who cannot be vaccinated, such as very young babies, elderly people, and those who have contra indications, can also be protected.
Through immunization, Indonesia has achieved some of global and regional goals on VPD eradication and elimination such as Smallpox eradication in 1974. Polio free status in 2014 and MNT Elimination in 2016.