Dokumen ini membahas kebijakan pemberian imunisasi rotavirus di Indonesia. Imunisasi rotavirus akan diintroduksikan secara bertahap pada tahun 2022 di 21 kabupaten/kota untuk menurunkan angka kematian akibat diare pada balita. Sasaran pemberian imunisasi rotavirus adalah bayi usia 2-6 bulan yang diberikan 3 dosis sesuai jadwal imunisasi rutin. Target cakupan imunisasi rotavirus tahun 2022 adalah 90% pada
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Kebijakan Imunisasi RV di Indonesia-131022.pdf
1. KEBIJAKAN
IMUNISASI RV DI
INDONESIA
Dr. Gertrudis Tandy, MKM
Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus
Direktorat Pengelolaan Imunisasi
Disampaikan Pada Pertemuan Advokasi Dan Sosialisasi Pemberian
Imunisasi Rotavirus
Jakarta, 17 Oktober 2022
2. PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI – 11 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020
PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI INDONESIA TAHUN 2020
BEBAN PENYAKIT DIARE
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021. Laporan Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2021
9,8% kematian pada bayi (<12 bulan) dan 4,55% kematian pada anak balita (12-59 bulan) di Indonesia disebabkan oleh
Diare.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi diare pada balita 9,8% (Balitbangkes, 2021).
Penelitian Balitbangkes, Kemenkes RI juga menyatakan bahwa 5,5% kematian bayi 29 hari - 11 bulan disebabkan oleh
diare (Sample Registration System (SRS) Tahun 2018.
3. BEBAN PENYAKIT ROTAVIRUS
• Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) (Soenarto
et al, 2017): rotavirus sebagai penyebab utama diare cair akut pada
balita diare yang dirawat inap,
• 2001-2008 sebesar 58%,
• 2009-2011 sebesar 52%
• 2012-2016 sebesar 45%.
• Dari data rawat jalan di 3 RS (RSHS, RS Sardjito, RS Mataram) tahun 2006
ditemukan rotavirus 41%
4. WHO POSITION PAPER 2021
• WHO merekomendasikan untuk melakukan
pemberian imunisasi Rotavirus (RV) pada
bayi ke dalam program imunisasi nasional
pada semua negara, terutama di negara-
negara dengan tingkat kematian terkait
Rotavirus Gastroenteritis (RVGE) yang tinggi.
• S.d April 2020 terdapat 107 negara telah
memasukkan imunisasi RV ke dalam national
immunization program (NIP)
• Pemberian imunisasi RV harus menjadi
bagian dari strategi komprehensif
pengendalian penyakit diare.
5. Dampak Pemberian Imunisasi RV
• Hasil dari penelitian yang dilaksanakan
di Meksiko dan Brazil tahun 2021
diketahui terjadinya penurunan angka
kematian balita karena diare sebesar
46% di Meksiko dan 22% di Brazil setelah
dilaksanakan program imunisasi RV.
• Pemberian vaksin rotavirus di US
menunjukkan penurunan kasus diare
yang signifikan sejak RV digunakan
tahun 2006, dengan mencegah 40.000
sampai 50.000 kasus diare balita yang
dirawat inap (CDC)
6. REKOMENDASI ITAGI
Saran untuk introduksi vaksin Rotavirus di Indonesia
Introduksi vaksin RV di Indonesia
a. Dapat segera dilaksanakan pada tahun 2022 dengan
menggunakan vaksin impor secara terbatas.
b. Introduksi vaksin Rotavirus 2022 dilakukan secara
bertahap sambil menunggu produksi BioFarma.
Pertimbangan pemilihan introduksi vaksin Rotavirus,
daerah dengan prevalensi dan mortalitas tinggi,
cakupan imunisasi rutin tinggi atau sesuai target
nasional, kesiapan SDM serta infrastruktur, antisipasi
penerimaan masyarakat
7. DASAR PELAKSANAAN
• Menetapkan Pemberian Imunisasi Rotavirus sebagai imunisasi
rutin yang diberikan secara bertahap ke seluruh wilayah
Indonesia.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus diberikan pada
bayi.
• Pelaksanaan Pemberian Imunisasi Rotavirus di 21 selanjutnya
perluasan wilayah pelaksanaan ditetapkan berdasarkan kajian
epidemiologi, rekomendasi ahli, dan pertimbangan kesiapan
operasional.
• Tata cara Pemberian Imunisasi Rotavirus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO HK.01.07/MENKES/1139/2022 TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI
ROTAVIRUS
8. PELAKSANAAN IMUNISASI RV
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan
Pemberian Imunisasi Rotavirus
dari Dirjen P2P Nomor
SR.02.06/C/471/2022
Komitmen Organisasi Profesi Dukungan
Terhadap Program Imunisasi Nasional
Nomor : SR.02.06/C/4856/2022 Tgl 6
Oktober 2022
9. Rencana Introduksi Imunisasi Rotavirus
Vaccine (RV)
Tahapan introduksi imunisasi RV
• Lokus 21 kab/kota di 18 Provinsi
• Menggunakan Vaksin Rotavirus impor
(Jadwal: Bayi usia 2,3 dan 4 bulan)
• Jumlah sasaran 196.876 bayi dengan
target cakupan 90%
2022 2023
NASIONAL
Waktu Pelaksanaan : November 2022
Jadwal Pemberian* : - Dosis Pertama (usia 2 bulan)
- Dosis Kedua (usia 3 bulan)
- Dosis Ketiga (usia 4 bulan)
10. Vaksin RV yang Akan Digunakan Tahun 2022
Vaksin Rotavac
Jenis vaksin ORV116E
Serotipe G9P[11]
Jumlah dosis 3 kali (0,5 ml )
Cara pemberian Oral (tetes)
Jadwal pemberian 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan
Kemasan Multi doses (5 dosis per vial)
Sediaan Liquid, Frozen
Penyimpanan
Tingkat Prov/Kab/Kota = - 200C
Tingkat Puskesmas = 2 – 80C selama 6
bulan
Alasan pemilihan vaksin Rotavac:
• Bentuk liquid, frozen, tidak
memerlukan pelarutan
• Penyimpanan sama seperti vaksin
OPV
• Jumlah dosis yang diberikan lebih
kecil (0,5 ml)
• Multidosis lebih efisien dalam
penyimpanan di VR
• Telah memenuhi PQ WHO
11. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
• Pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara bertahap dimulai
pada tahun 2022 di 21 kab/kota dengan mempertimbangkan:
• angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada balita;
• kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan imunisasi.
• Sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan
yang diberikan sebanyak 3 dosis dengan jarak 4 minggu antar dosis, dan
imunisasi RV dosis terakhir pada anak usia tidak lebih dari 6 bulan
• Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan secara terpadu dengan lintas program
dan lintas sektoral dalam hal tenaga, sarana, dan dana mulai dari tingkat pusat
sampai tingkat pelaksana
• Seluruh kebutuhan vaksin dibebankan pada APBN, sedangkan biaya
operasional dibebankan pada APBN, APBD dan sumber lainnya yang tidak
mengikat
12. RENCANA INTRODUKSI IMUNISASI ROTAVIRUS TAHUN 2022
PULAU KAB/KOTA PULAU KAB/KOTA
SUMATERA
Kota Palembang
SULAWESI
Kota Makassar
Kota Medan Kota Manado
Kab Belitung Kab Minahasa Utara
JAWA
Kota Bandung Kab Gorontalo
Kab Banyumas
MALUKU
Kota Ambon
Kab. Sidoarjo Kab Halmahera Selatan
BALI – NUSA
TENGGARA
Kota Denpasar
PAPUA
Kota Jayapura
Kota Mataram Kab Marauke
Kota Kupang Kab Manokwari
KALIMANTAN
Kota Samarinda
Total 18 Provinsi dan 21 Kab/Kota
Kab Kutai Kartanegara
Kab Tapin
13. Jadwal Imunisasi Rutin dengan Introduksi Vaksin Rotavirus
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI
0 Hepatitis B
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1, RV1
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2, RV2
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV, RV3
9 MR, IPV2
10 JE*
12 PCV3
18 DPT/HepB/Hib4, MR2
Status
Imunisasi
Interval Minimal
Pemberian
Masa Perlindungan
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
IMUNISASI LANJUTAN Td PADA WUS HARUS MELALUI
SKRINING
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA BADUTA
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Kelas
1 SD
Kelas
2 SD
Kelas
5 SD
Kelas
6 SD
-DT
-MR
Td HPV
Td
HPV
* di Prov/Kab/Kota Terpilih
14. TARGET ANTIGEN BARU DALAM RENSTRA KEMENKES
INDKATOR
TARGET
DEFINISI OPERASIONAL
2022 2023 2024
Persentase bayi
usia 0-11 bulan
yang mendapat
antigen baru
90% 100% 100%
Persentase anak usia 0-11 bulan yang
mendapat imunisasi dasar antigen baru,
meliputi imunisasi PCV dan imunisasi
Rotavirus sesuai dosis jenis vaksin yang
digunakan dalam kurun waktu satu tahun
Imunisasi PCV dan RV masuk dalam indikator Renstra Kementerian Kesehatan
Tahun 2022-2024
15. KESIMPULAN
• Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat Diare (akibat rotavirus) dengan
melakukan mengintegrasikan pemberian imunisasi RV ke dalam
strategi penanggulangan diare
• Vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional terbukti
aman dan efektif
• Vaksin baru (PCV dan RV) menjadi indikator Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2022 – 2024
• Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan
introduksi vaksin-vaksin baru ke dalam program imunisasi nasional