Manajemen obat di rumah sakit meliputi siklus seleksi, pengadaan, distribusi, dan penggunaan obat untuk menyelamatkan pasien, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan mengkoordinasikan kepentingan berbagai pihak terkait. Dokumen ini menjelaskan proses dan teknis manajemen obat mulai dari identifikasi kebutuhan hingga penggunaan obat secara tepat guna.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan terapi obat yang meliputi identifikasi masalah penggunaan obat pasien, evaluasi efektivitas dan keamanan terapi obat, serta rekomendasi perubahan terapi jika diperlukan untuk mencapai hasil terapi yang optimal.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Manajemen obat di rumah sakit meliputi siklus seleksi, pengadaan, distribusi, dan penggunaan obat untuk menyelamatkan pasien, meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dan mengkoordinasikan kepentingan berbagai pihak terkait. Dokumen ini menjelaskan proses dan teknis manajemen obat mulai dari identifikasi kebutuhan hingga penggunaan obat secara tepat guna.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan terapi obat yang meliputi identifikasi masalah penggunaan obat pasien, evaluasi efektivitas dan keamanan terapi obat, serta rekomendasi perubahan terapi jika diperlukan untuk mencapai hasil terapi yang optimal.
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
Peraturan ini mengatur tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peraturan ini mengatur tata cara peredaran melalui penyaluran dan penyerahan, serta persyaratan izin untuk produksi, impor, dan penyaluran narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) memberikan pedoman bagi industri kosmetik untuk memproduksi produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan. CPKB mencakup aspek organisasi, personalia, fasilitas produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk memastikan produksi kosmetik yang aman dan berkualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling yang dilakukan oleh apoteker, termasuk tujuan, sasaran, jenis informasi yang diberikan kepada berbagai pihak, dan dasar hukum yang mengatur PIO dan konseling di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dokumen tersebut membahas proses registrasi obat dan produk biologi di Indonesia, mencakup definisi obat, jalur evaluasi registrasi, kategori registrasi, persyaratan registrasi obat impor dan berdasarkan lisensi atau kontrak, pengajuan dokumen, alur proses evaluasi, kriteria penilaian khasiat, keamanan dan mutu obat, serta proses pengembangan obat copy/generik.
Resep tersebut mengandung 3 obat yaitu metronidazol, amoxan, dan ostelox untuk mengobati infeksi periodontitis. Analisis menunjukkan ketiga obat tersebut sesuai secara administrasi, farmaseutik, dan klinis untuk pengobatan pasien tanpa interaksi antar obat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dan personalia dalam pembuatan obat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) mutu obat ditentukan oleh proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat, (2) diperlukan manajemen mutu yang memastikan konsistensi produksi, dan (3) personalia kunci seperti kepala produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu harus memiliki kualifikasi tertentu.
The document discusses HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) systems, including their key components and control methods. It describes the components of a typical HVAC system such as chillers, cooling towers, boilers, air handling units, VAV boxes, and ductwork. It also discusses the basic control concept of using sensors, controllers, and actuators to regulate temperature, humidity, airflow and other factors. Finally, the document provides an example diagram of an air handling unit control system showing common sensors, the building management system, and actuated devices.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) memberikan pedoman bagi industri kosmetik untuk memproduksi produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan. CPKB mencakup aspek organisasi, personalia, fasilitas produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk memastikan produksi kosmetik yang aman dan berkualitas.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan informasi obat (PIO) dan konseling yang dilakukan oleh apoteker, termasuk tujuan, sasaran, jenis informasi yang diberikan kepada berbagai pihak, dan dasar hukum yang mengatur PIO dan konseling di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dokumen tersebut membahas proses registrasi obat dan produk biologi di Indonesia, mencakup definisi obat, jalur evaluasi registrasi, kategori registrasi, persyaratan registrasi obat impor dan berdasarkan lisensi atau kontrak, pengajuan dokumen, alur proses evaluasi, kriteria penilaian khasiat, keamanan dan mutu obat, serta proses pengembangan obat copy/generik.
Resep tersebut mengandung 3 obat yaitu metronidazol, amoxan, dan ostelox untuk mengobati infeksi periodontitis. Analisis menunjukkan ketiga obat tersebut sesuai secara administrasi, farmaseutik, dan klinis untuk pengobatan pasien tanpa interaksi antar obat.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dan personalia dalam pembuatan obat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) mutu obat ditentukan oleh proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat, (2) diperlukan manajemen mutu yang memastikan konsistensi produksi, dan (3) personalia kunci seperti kepala produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu harus memiliki kualifikasi tertentu.
The document discusses HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) systems, including their key components and control methods. It describes the components of a typical HVAC system such as chillers, cooling towers, boilers, air handling units, VAV boxes, and ductwork. It also discusses the basic control concept of using sensors, controllers, and actuators to regulate temperature, humidity, airflow and other factors. Finally, the document provides an example diagram of an air handling unit control system showing common sensors, the building management system, and actuated devices.
This document provides an overview of HVAC (heating, ventilation, and air conditioning) systems. It defines HVAC as the control of air temperature, moisture content, and proper air movement to maintain acceptable air quality. It then describes common HVAC applications in buildings and industries. The document outlines the basic components and operating cycle of air conditioning systems. It also discusses factors to consider when selecting and designing HVAC systems, such as cooling load calculations, equipment types, ducting, and air distribution. Finally, it covers recent trends toward more energy efficient HVAC equipment and controls.
Dokumen tersebut membahas tentang Testing Adjusting Balancing (TAB) pada sistem tata udara dan hidronik. TAB dilakukan untuk memastikan sistem tersebut beroperasi sesuai desain, mengurangi biaya operasi, dan memastikan kenyamanan penghuni. Proses TAB mencakup pengukuran, penyesuaian, dan pelaporan untuk menentukan kinerja sistem secara keseluruhan.
AHU atau air handling unit adalah sistem pendingin udara yang menyedot udara dari ruangan dan mencampurkannya dengan udara segar untuk mengontrol suhu dan kelembaban udara sebelum didistribusikan kembali ke ruangan. AHU terdiri dari cooling coil untuk mengontrol suhu, blower untuk mengalirkan udara, filter untuk menyaring kontaminan, dan saluran udara untuk mendistribusikan udara.
Buku ini membahas tentang kontrol sistem refrigerasi dan tata udara. Terdiri dari lima bab pembelajaran yang mencakup materi tentang dasar sistem kontrol, control loop, mode kontrol, komponen sistem kontrol, pemeriksaan thermostat, pengaturan range dan differential, perangkat kontrol, sistem pengontrolan suhu dan kompresor, serta analisis gangguan pada sistem refrigerasi dan tata udara.
Complete hvac ppt by kk 354647.pptx 1234KRISHAN KUMAR
This document provides an overview of heating, ventilation, and air conditioning (HVAC) systems. It discusses the history and development of HVAC, including early innovations in refrigeration. The core components and functions of HVAC systems are described, such as furnaces, ducts, air conditioners, and heat pumps. Various types of HVAC installations and systems are covered, like central air, zoned heating, and radiant heat. Recent developments in HVAC technology and applications are also summarized along with the advantages and disadvantages of HVAC.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang konsep kualifikasi dan monitoring ruangan laboratorium, termasuk persyaratan, cara monitoring, analisis data, dan kesalahan yang sering terjadi beserta penanganannya. Materi akan disampaikan lewat pemaparan dan diskusi.
TAB adalah tindakan pengujian dan penyesuaian sistem udara untuk memastikan kinerja peralatan dan distribusi udara sesuai dengan desain. TAB melibatkan pengukuran parameter udara, hidrolik, rotasi, suhu, dan listrik untuk mengetes, menyesuaikan, dan menyeimbangkan aliran udara dan air sistem. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan penghuni dan biaya operasi terendah sistem HVAC.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan beban pendinginan ruangan yang mencakup definisi, tujuan, metode perhitungan, jenis beban, data yang dibutuhkan, serta contoh perhitungan beban pendinginan untuk atap, dinding, kaca, dan partisi."
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang modul mata pelajaran mesin pendingin 1. Ringkasan utamanya adalah:
1. Materi modul ini membahas sejarah, definisi, tujuan, dan jenis-jenis mesin pendingin
2. Mesin pendingin bekerja dengan menyerap panas dari ruangan yang akan didinginkan melalui proses kompresi zat pendingin
3. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi proses pendinginan yaitu bahan alat, ruang pendingin
Modul ini membahas tentang dasar refrigerasi, komponen, dan diagram perkawatan AC. Materi meliputi prinsip refrigerasi dan sistem tata udara AC freon/non freon, komponen mesin tata udara, serta diagram perkawatan AC baik pemipaan maupun kelistrikan. Modul ini bertujuan agar peserta diklat mampu mengoperasikan AC sesuai SOP.
Mesin pendingin (refrigerator) merupakan suatu rangkaian mesin yang mampu bek...Ir. Najamudin, MT
Mesin pendingin (Refrigerator) ialah suatu rangkaian mesin atau pesawat yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperatur dingin (temperatur rendah).
Sesuai dengan kegunaannya mesin pendingin terdiri dari beberapa jenis antara lain :
1. Refrigerator untuk keperluan Industri.
2. Lemari es / Kulkas.
3. Freezer (Pembekuan / pendingin makanan dan minuman).
4. Penyejuk ruangan (AC/Air Conditioning).
5. Dispenser (untuk menghasilkan air panas dan dingin).
6. Kipas angin penyejuk.
Modul ini membahas tentang perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya pada kendaraan bermotor. Modul ini memberikan penjelasan tentang pelepasan, pemeriksaan, dan penggantian komponen sistem pendingin serta konstruksi dan cara kerja sistem pendingin secara umum.
This document discusses different types of air conditioning systems and their components. It describes window air conditioning systems, split air conditioning systems, centralized air conditioning systems, and packaged air conditioning systems. It also discusses new technologies like district cooling systems and chilled beam systems. The cooling cycle/refrigeration cycle is explained through its key components: compressor, condenser, expansion valve, and evaporator. Requirements for coolants used in air conditioning systems are outlined.
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandungElfebri Pasca
PT. Combiphar memiliki sistem pengolahan limbah cair yang terdiri dari kolam equalisasi, bak netralisasi, dan kolam aerated lagoon untuk limbah OBH, PHC, dan Diversol serta sistem activated sludge untuk limbah Chipton. Limbah olah tersebut diolah untuk memenuhi baku mutu sebelum dibuang.
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakitElfian Effendi
Dokumen tersebut membahas tentang fasilitas yang dibutuhkan di ruang operasi rumah sakit untuk mencegah kontaminasi, yaitu passbox untuk transfer barang, air shower untuk dekontaminasi personil, dan hepa filter untuk menyaring udara. Passbox digunakan untuk mentransfer barang antara area bersih dan kurang bersih. Air shower digunakan untuk membersihkan debu dan partikel dari tubuh personil sebelum masuk area bersih. Hepa filter digunakan unt
Dokumen ini memberikan informasi tentang persyaratan sistem instalasi gas medis dan vakum medis di fasilitas pelayanan kesehatan. Termasuk sumber gas yang digunakan, bagian-bagian sistem instalasi, desain sistem, jenis gas dan tekanan kerjanya.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem tata udara pada bangunan gedung. Ada dua sistem pengkondisian udara yaitu sistem ekspansi langsung dan sistem tidak langsung. Sistem ekspansi langsung melakukan pendinginan secara langsung melalui koil pendingin, sedangkan sistem tidak langsung menggunakan air es sebagai pendingin yang dihasilkan oleh mesin pembuat es.
Standar cleanroom dirumuskan pada 1963 dan direvisi pada 1992-1999, mengukur partikel ≥0.5 μm. ISO 14644-1 mendefinisikan cleanroom sebagai ruangan dirancang untuk mengurangi kontaminasi dengan meminimalkan sumber partikel. Standar ini dan GMP EU mengklasifikasikan tingkat kebersihan berdasarkan jumlah partikel dan rekomendasi BPOM menentukan persyaratan temperatur, kelembaban, sistem filtrasi udara, dan pertukaran udara per jam unt
Lemari asam laboratorium berfungsi untuk melakukan percobaan kimia menggunakan zat berbahaya dengan sistem ventilasi khusus untuk menangkap dan menyaring gas berbahaya. Lemari asam hadir dalam dua jenis, yaitu dengan dan tanpa saluran udara, dan memiliki berbagai fungsi penting seperti mengeluarkan gas berbahaya, mencegah udara masuk, mengontrol kecepatan aliran udara, dan tahan terhadap panas dan z
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pneumatik, termasuk pengertian, karakteristik udara bertekanan, aplikasi penggunaannya, efektivitas, keuntungan dan kerugian, klasifikasi sistem dan peralatan pneumatik seperti kompresor. Sistem pneumatik memanfaatkan udara bertekanan sebagai media transmisi daya untuk menggerakkan berbagai peralatan industri."
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi sediaan steril dan persyaratan ruang steril dalam industri farmasi, termasuk klasifikasi ruang produksi steril, syarat ruang steril, dan pakaian pelindung yang digunakan untuk mencegah kontaminasi di dalam ruang steril."
PT. DUMEDPOWER INDONESIA adalah perusahaan pioneer pertama Scrub Station 1-2-3-4 Person/ Orang Full-Automatic, Manual dan Atomatic Manual Function buatan Indonesia dengan teknologi yang compact dan user-friendly dengan kandungan komponen Stainless Steel High Grade standard Food Grade yang lebih sederhana namun memiliki teknologi tinggi yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan preparasi operasi di Rumah Sakit dengan tingkat Higienis yang tinggi demi untuk menjamin tingkat sterilitas yang optimal sesuai Standar PERMENKES RI dan Uji Kesehatan Lingkungan (KESLING).
Tersedia juga peralatan kebutuhan ruang operasi atau kamar bedah seperti : Mesin Anestesi + Ventilator, Pasien Monitor, Vital Sign Monitor, Meja Operasi, Instrument Bedah, Baju Operasi, Trolley Instrument Bedah, DC-Shock, Hepa Filter, USG, Stetoscope, Tensimeter, Pulse Oxymeter dll.
Untuk pemesanan, brosur dan harga jual berikut katalog produk silahkan menghubungi :
Marketing : Tn. Elfian Effendi
HP (WhatsApp) :
081315904286 / 082125526000
Email :
dumedpower@gmail.com
Website :
http://penyaluralatkesehatan.co.id/
http://dupo-healthcare.com/
http://alkesexpo.com/
Dokumen tersebut memberikan panduan umum tentang desain, tata letak, dan konstruksi infrastruktur fasilitas produksi makanan yang sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practice (GMP). Beberapa poin kuncinya adalah pemisahan area berdasarkan fungsi, desain yang mudah dibersihkan, ventilasi yang memadai, dan penyimpanan bahan dan peralatan yang teratur.
Dokumen tersebut merangkum program kursus asas pneumatik yang diadakan pada 2-3 April 2005. Kursus ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran para peserta dalam bidang pneumatik melalui aktiviti seperti taklimat, lawatan ke bengkel, dan praktikal di makmal.
Essay ini membahas sistem tata udara (AHU) yang digunakan dalam industri farmasi. AHU terdiri dari beberapa komponen seperti filter, damper, dan unit pendingin/pemanas yang bekerja secara terintegrasi untuk mengontrol suhu, kelembaban, dan kualitas udara ruangan sesuai standar CPOB. Tiga jenis filter udara digunakan untuk menyaring partikel berdasarkan ukurannya. Sistem AHU dipilih berdasarkan kebutuhan ru
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. PENDAHULUAN
Sistem HVAC : Sistem pengkondisian udara
(tata udara) yang dipergunakan di industri
farmasi untuk mendukung proses produksi
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Tujuan :
- Proteksi produk
- Proteksi personil
- Proteksi lingkungan
WHY??
3. PROTEKSI PRODUK
OBAT : (pengertian)
Obat berhubungan langsung dengan nyawa
manusia, karena itu kualitas harus dijaga untuk
menjaga dari adverse reaction terhadap pasien
4. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas
produk :
- Personil
- Prosedur
- Peralatan
- Bangunan
- Lingkungan
- Bahan baku
- Bahan kemas
KONTAMINASI
5. KONTAMINASI
Kontaminasi (menurut WHO)
“bahan cemaran yang tidak diinginkan (mikroba,
kimia, bahan asing) di dalam bahan awal atau
produk ruahan, selama proses sampling, produksi,
pengemasan atau pengemasan ulang.”
Kontaminasi Silang (menurut WHO)
“kontaminasi terhadap bahan awal, produk ruahan,
atau produk jadi dengan bahan awal lain atau
produk lain selama proses produksi.”
6. PROTEKSI PERSONIL
Kesehatan bahkan hidup seseorang dapat
terancam, jika terpapar bahan-bahan
berbahaya seperti :
- Bahan-bahan dengan sensitisasi tinggi, seperti
penisilin
- Bahan-bahan yang mengandung sitostatik
- Bahan-bahan yang mengandung hormon
Selain itu perlu diperhatikan kenyamanan
personil agar tidak menyebarkan kontaminasi
terhadap produk.
7. PROTEKSI LINGKUNGAN
Lingkungan di sekitar area pabrik tidak boleh
tercemar dengan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan obat.
8. Kelas kebersihan
Untuk menjaga kualitas produk serta personil
yang terkait dalam pembuatan produk tsb dapat
dibuat kelas kebersihan.
Kelas kebersihan dibedakan atas dasar :
- Jenis Produk (Steril/non-steril)
- Frekuensi personil kontak langsung dengan produk
- Sifat produk (misalnya mudah terdegradasi atau
tidak dengan kondisi tertentu)
- Tingkat kritikal proses
9. Kelas kebersihan menurut PO CPOB 2009
Kelas Jenis produk Aktifitas
A Steril
Aseptis : Preparasi dan filling secara
aseptis
Sterilisasi akhir : filling produk dengan
resiko tinggi
Aseptis : Preparasi larutan yang akan
difiltrasi
Sterilisasi akhir : preparasi larutan atau
filling dengan resiko yang lebih rendah
Aseptis : Penanganan komponen setelah
pencucian
Sterilisasi akhir : preparasi larutan untuk
proses pengisian
Ruang pengolahan dan pengemasan
primer termasuk salep
Gudang, laboratorium, Ruang ganti
masuk kelas F
B Steril Latar belakang untuk A
C Steril
D Steril
E Non steril
F Non steril Pengemasan sekunder
G Non steril
10. PERBANDINGAN KELAS
KEBERSIHAN
Particles / m3
³ 0.5μm
US 209D
non-metric
US 209E
1992
metric
EC cGMP
Annex I
1997
Germany
VDI 2083
1990
UK
BS 5295
1989
Japan
JIS B 9920
1989
ISO 14644-
1
1
3,5 0 2 2
10 M 1
35 1 M 1.5 1 3 3
100 M 2
353 10 M 2.5 2 4 4
1.000 M 3
3.530 100 M 3.5 A, B
A= unidirectional
B= turbulent
3 E or F 5 5
10.000 M 4
35.300 1.000 M 4.5 4 G or H 6 6
100.000 M 5
353.000 10.000 M 5.5 C 5 J 7 7
1.000.000 M 6
3.530.000 100.000 M 6.5 D 6 K 8 8
10.000.000 M 7
11. PERSYARATAN KELAS
KEBERSIHAN
Setiap kelas kebersihan mempunyai
persyaratan :
- Jumlah partikel dalam udara
(gambar hub. Partikel dan mikroba)
- Jumlah Mikroba
Mikroba dapat mempengaruhi kualitas produk
dengan :
Membuat tengik
Mendegradasi produk
Mencemari produk
14. PERSYARATAN KELAS KEBERSIHAN
(Jumlah Mikroba)
Menurut CPOB
Kelas Batas yang disarankan untuk cemaran mikroba
Sampel udara
(cfu/m3)
Cawan papar
(dia 90 mm)
cfu/4 jam
Cawan kontak
(dia 55 mm)
cfu/plate
Sarung tangan 5
jari cfu/sarung
tangan
A <1 <1 <1 <1
B 10 5 5 5
C 100 50 25 -
D 200 100 50 -
15. Parameter :
- Suhu
- Kelembaban
- Perbedaan
tekanan
- Air change
rate
- Air flow
Pattern
- Air filtration
Sistem HVAC
(AHU)
Supaya
Persyaratan
kelas
kebersihan
terpenuhi???
16. AIR HANDLING UNIT (AHU)
Seperangkat alat untuk
menunjang tujuan sistem
HVAC
Membantu tercapainya
persyaratan masing-masing
kelas kebersihan
Perlu dibantu dengan :
- Sistem gowning yang
baik (tipe baju, ruang
ganti, dll)
- Sanitasi yang
tervalidasi
- Prosedur transfer
material dan personil
Air Handling
System
Production
Room
With
Defined
Requirements
Supply
Air
Outlet
Air
17. KOMPONEN AHU
KOMPONEN FUNGSI
Weather Louvre Mencegah masuknya serangga, daun dan kotoran
Silencer Meminimalkan bising dari sirkulasi udara
Flow rate Control
Penyesuaian otomatis volume udara, mengontrol
tekanan
Control Damper Penyesuaian final volume udara (tekanan)
Heating unit Memanaskan udara ke suhu yang sesuai
Cooling
unit/dehumidifier
Mendinginkan udara ke suhu yang sesuai atau
menghilangkan uap air dari udara
Menyesuaikan kelembaban udara yang sesuai bila
terlalu rendah
Mengeliminasi partikel dengan dimensi tertentu
dan/atau mikroba
Humidifier
Filter
Ducts Wadah jalannya udara
Diffuser Lubang/device untuk aliran udara ke ruangan
18. KOMPONEN AHU
Overview components
Flow rate controller Fan
Silencer Filter
Terminal filter
Weather louvre Control damper
Humidifier
Heating
coil
Cooling coil
with droplet
separator
+
Production Room
Prefilter
19. SUHU DAN KELEMBABAN
Suhu dapat mempengaruhi bahan dan produk,
terutama untuk bahan-bahan dan produk-produk
dengan kondisi penyimpanan tertentu.
Suhu juga berpengaruh terhadap personil
terhadap kenyamanan dalam bekerja. Jika
suhu terlalu tinggi atau tidak nyaman maka
personil akan cenderung melepaskan
kontaminan dan mikroba.
20. SUHU DAN KELEMBABAN
Kelembaban dapat mempengaruhi kualitas
produk.
- Bahan higroskopis dapat menarik air,
mempengaruhi stabilitas dan formulasi
Kelembaban dapat mempengaruhi tingkat
kenyamanan seseorang
Lembab artinya dalam udara terkandung
sejumlah uap air yang dapat menjadi tempat
pertumbuhan mikroba
21. PERSONAL COMFORT
Kriteria :
- Temperatur
- Kelembaban
- Kualitas udara (O2 dan bau)
- Pergerakan udara (sensasi pada saat 'melewati'
udara)
22. PENGGUNAAN OKSIGEN
Banyaknya penggunaan oksigen dipengaruhi
oleh :
- Pola kerja
- Gowning yang digunakan
- Mobilitas personil
Tabel : Level kerja
Konsumsi oksigen
(udara) L/menit
Ringan <0,5 (<2,5)
Sedang 0,5-1,0 (2,5-5)
Berat 1,0-1,5 (5-7,5)
Lebih berat 1,5 -2 (7,5-10)
Sangat berat >2,0 (>10)
23. Komponen AHU yang berfungsi mengatur suhu
dan kelembaban :
- Heating and Cooling Coil
Dapat mengatur suhu dalam ruangan, sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan
Menghilangkan kelembaban dengan media pendingin
(cooling coil)
- Humidifier
Tidak boleh menjadi sumber kontaminasi
- Hindari penggunaan evaporative, atomizer, water-mist spray
- Hindari akumulasi dari kondensat
Menggunakan pure steam atau clean steam
Tidak boleh menambahkan bahan kimia ke dalam sistem
boiler jika mempunyai efek detrimental ke produk
(misalnya penghambat korosi/agen pengkelat)
24. PERBEDAAN TEKANAN (1)
Prinsip :
- Udara akan mengalir ke daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah
- Kelas kebersihan yang lebih tinggi mempunyai
tekanan yang lebih tinggi (bernilai positif)
dibandingkan dengan kelas kebersihan yang lebih
rendah
- Untuk mencegah kontaminasi silang antar produk :
Koridor memiliki tekanan yang lebih tinggi
Menggunakan sistem airlocks
25. PERBEDAAN TEKANAN (2)
N o t e : D i r e c t i o n o f d o o r o p e n i n g r e l a t i v e t o r o o m p r e s s u r e
1 5 P a
1 5 P a 1 5 P a
3 0 P a E
P a s s a g e
0 P a
A ir
L o c k
R o o m 1 R o o m 2 R o o m 3
1 5 P a
A ir L o c k A ir L o c k
26. PERBEDAAN TEKANAN (3)
Perbedaan tekanan untuk area yang berbeda
kelas kebersihannya adalah 10-15 Pa
Sebaiknya hindari perbedaan tekanan yang
mencapai 37 Pa karena :
- menyebabkan banyaknya kebocoran udara
- building fabric failure
- kesulitan dalam membuka dan menutup pintu
Tekanan selalu di monitor dan dicatat
Arah pintu terbuka : ke ruang dengan tekanan
yang lebih tinggi
27. PERBEDAAN TEKANAN (4)
Perbedaan tekanan ruangan dipengaruhi oleh :
- Produk dan golongannya
Produk dengan potensi berbahaya yang tinggi (tekanan
negatif)
Produk-produk steril (tekanan positif)
- Metode/proses yang digunakan
Struktur bangunan harus memiliki dinding dan
langit-langit kedap udara, pintu yang rapat dan
fitting lampu yang terlindungi
- Mencegah terjadinya kebocoran udara
28. PERBEDAAN TEKANAN (5)
Airlocks
- Airlocks terdiri dari beberapa pintu, yang
diantaranya dapat diisi dengan lokasi
gowning/degowning dan sanitasi
- Airlocks mencegah perbedaan turun hingga nol
ketika pintu dibuka
- Tipe Airlocks : Cascade, Sink dan Bubbles
Cascade : Jika perbedaan tidak terlalu diperhatikan
Bubble and Sink : digunakan jika perbedaan tekanan
sangat diperlukan
29. PERBEDAAN TEKANAN (6)
Perlu diperhatikan :
- Peralatan yang terdapat dalam ruangan
- Batas kegiatan operasi dan toleransinya
- Desain sistem dust extractor :
Interlocked dengan sistem AHU
Tidak ada aliran udara antara ruangan yang dihubungkan
dengan sistem yang sama
Ketidakseimbangan tekanan udara
30. AIR FLOW PATTERN (1)
Pola aliran udara dapat digunakan untuk :
- Melindungi produk/personil
- Membatu untuk menghilangkan kontaminan dengan
mengatur arah dan kecepatan udara dengan baik.
Pola aliran udara bergantung pada :
- Tipe diffuser/grille yang digunakan
- Kecepatan udara (Air velocity)
31. AIR FLOW PATTERN (2)
TIPE POLA ALIRAN UDARA
Turbulen Unidirectional/
Laminar
32. AIR FLOW PATTERN (3)
Turbulen (dilution)
- Udara yang ada di dalam ruangan merupakan
udara yang baru dari supply air dan udara yang
telah ada sebelumnya (terjadi pengenceran)
- Udara yang diatas lebih bersih dibandingkan
dengan udara yang di bawah
Unidirectional/Laminar
- Udara kotor diganti dengan udara bersih, dimana
udara mengalir dengan arah yang sama
- Biasanya digunakan untuk daerah tertentu, dimana
produk dan personil harus dilindungi dengan baik
Misalnya ruang timbang dan LAF
Dapat mencegah terjadinya kontaminasi silang :
memerlukan kecepatan udara yang tinggi sehingga
volume udara yang dibutuhkan sangat banyak
33. AIR FLOW PATTERN
Unidirectional Flow Hood untuk ruang
penimbangan :
- Tujuannya adalah untuk dust containment
- Kecepatan udara harus diatur sedemikian rupa
supaya tidak mempengaruhi timbangan
- Posisi dari bahan, timbangan dan operator tidak
menimbulkan obstruksi yang beresiko terhadap
operator
34. Unidirectional Flow Hood untuk ruang penimbangan :
Pola yang benar
Operator terlindungi dari
paparan bahan
Pola yang salah
Operator terpapar bahan
karena adanya obstruksi
udara
35. Komponen AHU yang digunakan untuk mengatur
pola aliran udara :
- Diffuser
Mengatur pola udara yang keluar dari supply air
Tipe : induction, perforated, dan swirl
37. Komponen AHU yang digunakan untuk mengatur
pola aliran udara :
- Exhaust (lokasi)
- Fan, Control Damper dan Flow Rate Control
Untuk mengatur kecepatan udara yang masuk ke dalam
ruangan
38. AIR CHANGE RATE (1)
Air change rate bergantung terhadap faktor-faktor
berikut :
- Tingkat proteksi yang diperlukan
- Kualitas dan filtrasi dari supply air
- Partikel yang terkandung dalam ruangan
- Konfigurasi ruangan
- Efek containment
- Room heat load
- Tekanan ruangan
39. AIR CHANGE RATE (2)
Dapat dihitung dengan alat anemometer dan
balometer
Perhitungan dengan alat anemometer
Airflow velocity (m/s) x luas penampang grille (m2) x 3600
Volume ruangan (m3)
Perhitungan dengan alat balometer
Air supply volume (cfm) x 60
Volume ruangan (m3) x 35,2
40. AIR CHANGE RATE (3)
Persyaratan Air change rate untuk masing-masing
kelas kebersihan :
Kelas Air Change Rate (per jam)
A
B Min 20 kali
C Min 20 kali
D 5-20 kali
E 5-20 kali
Unidirectional flow air dengan kecepatan
0,36-0,54 m/s
41. AIR FILTRATION (1)
Derajat filtrasi penting untuk mencegah
kontaminasi
Tipe filter yang digunakan bergantung pada
kualitas dari ambient air, return air dan air
change rates
Pemilihan filter didasarkan pada :
- Tingkat kontaminasi ambient air
- National requirement?
- Kebutuhan spesifik dari produk
42. PEMBAGIAN KELAS FILTER
Filter classes Dust filters
Standard Aerosol
Coarse Fine HEPA ULPA
Dp > 10 μ m 10 μ m > Dp > 1 μ m Dp < 1 μ m
G1 - G4 F5 - F9 H 11 - 13 U 14- 17
43. KLASIFIKASI FILTER
Classification of filters according to their efficiency
Average Efficiency
Integral Value
Peak Arrestance
Local Value
Retention in
%
Penetration Efficiency Penetration
F9 85 0.15
H11 95 0.05
H12 99.5 5x10-3 97.5 25x10-3
H13 99.95 5x10-4 99.75 25x10-4
U14 99.995 5x10-5 99.975 25x10-5
44. POSISI FILTER (1)
AHU mounted final filter Filter in terminal position
Production Room
+
Production Room
HEPA Filter
HEPA Filter
45. POSISI FILTER (2)
Prefilter
AHU
Main filter
1 2 3
Low level exhausts
Ceiling
exhausts
46. POSISI FILTER (3)
AHU
Prefilter
Final filter
Positioning of filters (3)
1 2