SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Download to read offline
MODUL MATA PELAJARAN 
MESIN PENDINGIN I 
OLEH 
IBNU KHOTOB RINJANI, S.St.Pi,M.T 
NIP. 198101172005021003 
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN 
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) SORONG 
1
2 
BAB 1. PENDAHULUAN 
1. Sejarah Mesin Pendingin 
Manusia sudah lama berusaha untuk dapat menyimpan bahan makanan untuk dapat 
bertahan lama, berbagai cara telah mereka temukan di antaranya dengan cara: 
dikeringkan, diasinkan, diasapkan, diberi rempah – rempah, didinginkan dll. 
Diantara cara – cara pengawetan tersebut dengan cara didinginkan dianggap paling 
baik karena bahan makan yang telah didinginkan akan tetap segar dan tidak akan 
mengalami perubahan rasa, warna, dan, aromanya, disamping itu segala aktivitas yang 
menyebabkan pembusukan akan terhenti sehingga bahan makanan yang didinginkan akan 
bertahan lama . 
Cara pendinginan yang dilakukan waktu itu masih sangat sederhana dan sekitar 
tahun 1987 seorang berbangsa Amerika yang bernama Yoseph Mc Creaty membuat 
intlasi pendinginan pertama kali dan kemudian sampai sekarang penemuan itu 
dikembangkan oleh ahli – ahli intalasi pendinginan untuk mencapai kesempurnaannya. 
Dalam bidang perikanan sistem pengawetan dengan cara pendinginan ini pun telah 
berkembang diantaranya telah kita ketahui bahwa para nelayan telah mengawetkan hasil 
tangkapan dengan Es, banyak didirikan tempat – tempat penyimpanan ikan seperti : Cold 
Room, Cold storage, dll, serta tidak sedikit kapal kapal perikanan yang dilengkapi 
dengan intalasi pendingin. Dimana pada dasarnya proses pendinginan makanan ini akan 
berlangsung secara baik apabila memenuhi 3 ( tiga ) faktor utama yaitu : 
a. Bahan alat pendinginan yang digunakan. 
b. Ruang pendinginan (tempat menyimpan bahan makanan yang didinginkan ). 
c. Cara penempatan / pengaturan bahan makanan yang didinginkan. 
2. Arti Pendinginan 
Pendiginan adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana setiap 
benda akan mempunyai kandungan panas yang besar tergantung dari temperatur benda 
tersebut. 
Benda yang bertemperatur tinggi akan mempunyai kandungan panas lebih banyak 
dibandingkan benda yang bertemperatur rendah, dan apabila kandungan panas suatu 
benda itu diserap maka benda tersebut akan kehilangan panas akibat temperatur benda 
akan menjadi dingin.
Penyerapan panas dengan cara apapun juga ini akan terhenti apabila benda yang 
didinginkan telah mencapai temperatur -2730C ( O0 Kelvin ) dan ini merupakan titik 
terendah dari proses pendinginan. 
Proses pendinginan suatu benda dapat terjadi dengan cara : 
3 
1. Alam. 
Proses ini terjadi karena peristiwa alam sekitar kita misalkannya, di daerah yang 
mempunyai iklim dingin didaerah pegunungan, di kutub utara dan selatan dllnya. 
2. Buatan. 
Ini dapat terjadi dengan cara : 
a. Non mekanik yaitu, mengunakan benda yang lebih dingin untuk 
mendinginkan benda lain misalnya, pendinginan ikan dengan Es. 
b. Mekanik yaitu, mengunakan mesin untuk pendinginan contohnya, lemari 
Es, Cold Room, Cold storage dllnya. 
Pendinginan buatan secara mekanik dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) sistem yaitu 
 Sistem Kompresi. 
 Sistem Absorpsi. 
A. Mesin Pendingin Kompresor 
Cara kerja mesin ini berdasarkan pergantian antara pencairan dan penguapan suatu 
zat tertentu yang disebut médium atau refrigerant. Panas penguapan yang 
diperlukan untuk penguapan diambil dari ruangan sekeliling yang didinginkan, 
dan kemudian panas ini dikeluarkan dalam proses kondensasi. 
Mesin pendingin sistem kompresi memerlukan peralatan-peralatan pokok yaitu : 
kompresor, kondensor, receiver, katup expansi, dan evaporator. 
Cara kerjanya ialah sebagai : 
Medium dalam bentuk gas dengan tekanan rendah, dihisap pleh kompresor, 
kemudian dipadatkan (kompresi) sampai tekanan ± 10 bar. Gas bertekanan tinggi 
(juga suhunya tinggi), dialirkan kekondensor, dan akibat pendinginan gas tadi 
akan mencair dengan tekanan tetap. Jadi panas penguapan médium diambil oleh 
air pendingin (air laut) didalam kondensor. Sesudah mencair médium akan 
mengalir kepengumpul dan katup ekspansi, selama mengalir melalui katup 
ekspansi. Selama mengalir melalui katup ini cairan seolah – olah “dicekik” 
sehingga terjadi penurunan mendadak, akibatnya sebagian cairan akan menguap, 
dan menyerap panas dari sekitarnya dan juga dari sisa cairan yang ada, sehingga
menyebabkan suhu cairan turun. Cairan ini selanjutnya masuk kedalam evaporator 
ini akan menguapkan médium yang berada didalamnya. 
Untuk menguapkan suatu zat selalu diperlukan panas, dan disini panas diambildari 
sekililing evaporator, karena penguapan berjalan terus, maka panas yang diambil 
dari ruangan sekililing juga lebih banyak, sehingga suhu ruangan tadi menjadi 
terus menerus turun juga. 
4 
3. Tujuan Pendinginan 
Pemakian mesin pendingin atau sering disebut mesin es, dikapal dimaksudkan 
untuk : 
1. Mendinginkan ruangan – ruangan untuk menyimpan vahan makanan, agar dapat 
tahan lama. Ruangan - ruangan tersebut tergantung pada suhu yang diperlukan 
diesbut kamar beku, (frezzer room) dengan suhu dibawah 00 C dan disebut kamar 
dingin (cool room) apabila suhunya diatas 00 C. 
2. Mendinginkan air untuk keperluan domestic atau membuat es. 
3. Mendinginkan ruangan muatan 
4. Mendinginkan ruangan tempat tinggal misalnya di cabin, salón dan sebagainya 
Ditinjau dari cara penggeraknya kompresor unit dibagi atas . 
1. Jenis unit terbuka 
Di sini kompresor dan motor penggerak masing – masing berdiri sendiri untuk 
memutarkan kompresor dipergunakan ban (belt) motor penggeraknya biasanya adalah 
motor listrik atau diesel. 
2. Semi hermetic unit (unit semi hermetis) 
Di sini kompresor dan motor listrik juga berdiri sendiri – sendiri, tetapi 
dihubungkan sehingga seolah – olah menjadi satu buah. Untuk memutarkan kompresor, 
poros motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung. 
3. Hermetic unit (unit hermetis) 
Di sini kompresor dan motor listrik benar – benar menjadi satu unit yang tertutup 
rapat. Kelemahannya bila terjadi kerusakan pada kompresor atau motor listrik sulit untuk 
diperbaiki. Keuntungannya ialah bahwa bentuknya dapat menjadi lebih kecil, tidak 
memakan tempat, harganya relatif murah, cocok sekali unit kompresor – kompresor pada 
domistic refrigerator (dayanya kecil). Di sini pemindahan daya dari motor listrik 
kekompresor dapat menjadi lebih sempurna.
BAB II. HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN 
5 
1. Tekanan (Pressure) 
Besarnya gaya yang bekerja pada satuan luas bidang disebut tekanan. 
Tekanan = gaya tekan satuan = kgf/m2, gf/m2, lb/in2 
luas bidang tekan 
Satuan tekanan dalam sistem MKS : Paskal dan yang lebih besar kilo Paskal 
(Kpa). 
1 paskal (Pa) = tekanan 1 newton (N) pada luas 1 meterpersegi = 1 N/m2. 
Semua benda, padat, cair dan gas mempunyai tekanan. 
1. benda padat memberikanan tekanan kepada benda lain yang menunjangnya 
msalnya kaki lemari es memberikanan tekanan pada lantai. 
2. cairan di dalam bejana memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu. 
3. gas di dalam tabung memberikanan tekanan kepada tabung, tekanan gas dalam 
tabung memberikan tekanan kepada tabung, tekanan gas dalam tabung 
dipengaruhi oleh suhu danjumlah gasnya. 
Kerja suatu mesin pendingin sebagian besar tergsntung dari perbedaan tekanan di 
dalam sistem. Kita harus mengerti arti macam – macam tekanan yang berhubungan 
refergerasi. 
Tekanan Tersebut ada 3 (tiga) macam : 
1. tekanan atmosfer 
2. tekanan manometer 
3. tekanan absolut atau mutlak 
A. Tekanan Atmosfer (Atmosfer pressure) 
Udara mempunyai berat karena di tarik gaya tarik bumi, berat inii menyebabkan 
suatu tekanan yang menuju kesegala arah dan disebut : Tekanan atmosfir. Makin tinggi 
dari permukaan bumi lapisan udara makin tipis. Hal ini disebabkan karena gaya tarik 
bumi makin tinggi makin berkurang. 
Barometer adalah : alat untuk mengukur tekanan udara. Besarnya tekanan udara. 
Besarnya tekanan atmosfir dapat diketahui dengan barometer (air raksa). Sebagai setandar 
tekanan atmosfir di ambil tekanan pada air laut . 1 atmosfir (atom) pada barometer air 
raksa tiinggi 760 mmhg = pada 00 c=29,92 inch Hg. 
Setiap kenaikan dari 10 m dari permukaan air laut, air raksa dalam tabung 
barometer akan turun rata-rata 1 mm. Di atas gunung yang tingginya 3.000 m, barometer
akan menunjukan tekanan 760-300 = 460 mm Hg. Makin kita naik gunung, makin 
berkurang tekanan atmosfir yang kita alami, sebaliknya semakin banyak kita menyelam 
kedalam laut, tekanan yang kita alami makin besar, karena kita alami tekanan atmosfir di 
tambah tekanan air. 
Tekanan yang kurang dari 1 atsmosfir disebut vakum sebagian, tekanan yang 
sudah tidak dapat diturunkan lagi adalah vakum 100%= 
6 
- vakum 1 atmosfir 
- 0 paskal ( Pa ) 
- 0 mikron 
Untuk mengukur satuan vakum, Pascal (Pa) lebih banyak di pakai dari pada kilo paskal 
(kPa) 
B. Tekanan Manometer ( Gauge pressure ) 
Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel uap atau 
tekanan gas dalam suatu tabung. 
Sebagai setandr tekanan manometer, tekanan atmosfir pada permukaan air laut di ambil 
sebagai 0, dengan satuan kg/cm2 atau PSIg. Jadi peda permukaanair laut, tekanan 
atmosfir1,033 kg/cm2 tekanan manometer. 
C. Tekanan Absolut ( Absoluto Pressure ) 
Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya jumlah tekanan manometer 
dan tekanan atsmosfir pada setiap saat disebut tekenan absolut. 
Titik 0 pada pada tekanan absolut adalah vokum 100 % atau tidak ada tekanan sama 
sekali = 0 paskal = 0 PSIa. Tekanan 1 atmosfir pada 
= Vakum 0 = 14,696 PSI a 
= 101, 3 KPa. 
Tekanan absolut = tekanan manometer + Tekanan atmosfir. 
Umumnya banda-banda dalam wujud padat, cair maupun gas jika di panasi, gerak 
molekul-molekulnya menjadi lebih kuat dan vokumnya mengembang . jika 
mengembangnya dibatasi, akan timbul gaya yang besar dari benda usahanya untuk 
mengembang. Makin besar panas yang diberikan , makin besar tekanan yang ditimbulkan. 
Tekanan tersebut dapat diukur dengan manometer.
Makin rendah tekanan pada permukaan caira, makin rendah titik didik cairan itu. 
Hal ini pun berlaku untuk bahan pendinginan di dalam evaporator. Makin rendah tekanan 
di atas permukaan bahan pendingin, sehingga suhu evaporator juga menjadi makin 
rendah. 
7 
2. Panas 
Panas adalah energi yang diterima oleh benda sehingga temperatur benda atau 
wujudnya berubah. Apabila suatu benda ditambah kandungannya panasnya maka 
temperaturnya akan naik dan sebaliknya apabila suatu benda melepaskan kandungan 
panasnya maka temperaturnya akan turun atau menjadi dingin. 
Kandungan panas suatu benda dapat dipindahkan tetapi tidak dapat dihilangkan 
dan besarnya kandungan panas suatu benda dapat diukur meskipun kita tidak melihatnya. 
A.Satuan – Satuan Panas 
1. Kilo Kalori (K.Kal) 
Besarnya satu kilo kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah 
temperatur 10 C dengan berat 1 Kg. 
1 k.kal = 3,97 B.T.U = 4,187 K.J 
2. British Termal Unit (B.T.U) 
Besarnya satu B.T.U adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah 
temperatur air sebesar 10 F dengan berat 1 LBs 
1 BTU = 0,252 k.kal =n1,055 k.j 
3. Kilo Joule (K.J) 
1 K.J = 239 kalori = 0,948 BTU 
B. Macam – Macam Panas 
1. panas jenis (spesifik heat) 
panas jenis adalah panas yang diperlukan untuk merubah temperatur sesuatu 
benda sebesar 10 C dengan berat 1 kg. Satuannya adalah K.kal / kg 0 C. 
2. panas sensibel (sensibel heat) 
panas sensibel adalah yang diperlukan untuk merubah temperatur suatu benda 
tanpa merubah wujud benda tersebut. Apabila kandungan panas suatu benda 
diserap maka benda tersebut menjadi dingin dan sebaliknya apabila 
kandungan panas suatu benda ditambah maka akan menjadi panas (naik 
temperaturnya).
Panas sensibel dapat dihitung dengan rumus: 
Qs = G x Sp x t 
Qs : Panas sensibel 
G : Berat benda 
Sp : Panas jenis 
T : Selisih temperatur awal dan akhir. 
8 
3. panas laten (latent heat) 
panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda tanpa 
merubah temperatur benda tersebut. 
Jumlah panas laten suatu benda dapat dihitung dengan rumus: 
Ql = G x Pl 
Ql : jumlah panas laten 
G : berat benda 
Pl : panas laten 
Macam – macam panas laten 
a. panas laten penguapan 
jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari cair 
menjadi uap, dalam mesin pendingin akan terjadi dievaporator yaitu pada 
proses penguapan bahan pendingin. 
b. panas laten pengembunan 
jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari uap 
menjadi cairan, dalam mesin pendingin akan terjadi dikondensor yaitu 
pada proses pengembunan (kondensor) bahan pendingin. 
c. panas laten pencairan (peleburan) 
jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari padat 
menjadi cairan. 
contoh : dari es menjadi cair 
d. panas laten pembekuan 
jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari cair 
menjadi padat. 
Contoh : dari air menjadi es
9 
C. Pemindahan Panas 
Panas akan berpindah dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang 
bertemperatur yang lebih rendah, jadi pemindahan panas ini akan terjadi apabila ada dua 
buah benda yang mempunyai perbedaan temperatur. Sistem pemindahan panas dapat 
dilakukan dengan 3 cara yaitu: 
1. Sistem radiasi atau pancaran 
pemindahan panas dengan pancaran ini hanya dapat terjadi melaluui gas atau 
benda yang dapat tembus cahaya dan ruang yang hampa udara atau melalui suatu 
zat tanpa mempengaruhi temperatur zat tersebut. 
Contoh: pemindahan panas dari matahari dengan benda sekitarnya. 
Pemindahan panas dari lampu yang menyala dengan benda disekitarnya 
dll. 
Pemindahan panas yang terjadi tidak dapat kita lihat tetapi dapat dirasakan dan 
diukur kenaikan temperaturnya, sistem ini tidak dalam proses pendinginan. 
2. Sistem konduksi atau hantaran 
pemindahan panas ini terjadi secara langsung tanpa melalui perantara benda atau 
zat lain. 
Contoh: pemindahan panas dari benda yang menempel pada es. 
Pemindahan panas dari benda yang didinginkan yang menempel 
dengan evaporator. 
Sistem ini sering kita jumpai pada mesin pendingin seperti contack plate frezzer, 
adapun benda yang mudah menghantarkan panas disebut dengan konduktor, 
sedangkan benda yang tidak mudah menghantarkan panas disebut isolator. 
3. Sistem konveksi atau aliran. 
Pemindahan panas ini terjadi tidak secara langsung tetapi melalui zat atau benda 
lain seperti udara atau air garam. 
Pemidahan panas sistem konveksi dengan perantara udara dapat dibedakan 
menjadi 2 macam: 
a. aliran udara secara alamiah (natural) 
pemindahan panas terjadi karena perbedaan berat janis udara yang dingin lebih 
besar dibandingkan dengan berat jenis udara yang panas maka udara yang 
dinginkan mengalir kebawah dan udara yang panas akan mengalir keatas. 
Contoh : pemindahan panas dari benda yang didinginkan keevaporator dalam 
lemari es.
10 
b. aliran udara secara tiupan . 
pemindahan panas terjadi karena adanya dorongan / tiupan udara sehingga 
udara dalam ruang yang didinginkan dapat bersirkulasi. 
Contoh : pemindahan panas dalam cool room, ruangan yang ber AC. 
Untuk mensirkulasikan udara diperlukan kipas angin atau fan.
11 
BAB III. BAHAN PENDINGIN 
1. Sirkulasi Bahan Pendingin 
Bahan pendingin atau refrigeran yang dipakai pada mesin refrigerasi bersirkulasi 
secara terus – menerus selama kompresor terus bekerja. Refrigeran tersebut mengalami 
berbagai macam perubahan wujud, yaitu dari gas menjadi cair dan kemudian berubah 
karena menguap menjadi gas kembali dan seterusnya. 
Secara garis besar proses terjadinya pendinginan adalah sebagai berikut : 
Refrigeran dari evaporator yang mempunyai suhu dan tekanan rendah dan dihisap oleh 
kompresor untuk dikompresikan, setelah dikompresikan maka refrigeran tersebut akan 
menjadi bersuhu dan bertekanan tinggi, dari gas refrigeran mengalir melewati oil 
saparator untuk dibebaskan dari kandungan minyak pelumasnya. Gas refrigeran 
selanjutnya mengalir kekondensor untuk didinginkan dengan air. Oleh karena pendingin 
tersebut maka refrigeran mengalami kondensasi sehingga refrigeran berubah dari gas 
menjadi cair dengan suhu yang rendah akan tetapi tekanan tetap tinggi, selanjutnya 
refrigeran tersebut di alirkan ke katup ekspansi. Pada bagian katup ekspansi ini refrigeran 
mengalami jatuh tekan yaitu dari tekanan tinggi ketekanan rendah, akibatnya refrigeran 
cair tadi berubah menjadi uap yang bersuhu dan bertekanan rendah yang kemudian 
dialirkan kedalam pipa – pipa evaporator yang di pasang pada sebuah mesin refrigerasi. 
Temperatur evaporator lebih rendah dari temperatur produk sehingga energi panas 
yang dikandung oleh produk dihisap oleh evaporator akibatnya temperatur produk 
semakin rendah bahkan bisa menjadi beku. Gas refrigeran di evaporator yang menyerap 
panas dari produk, kemudian dihisap kembali oleh kompresor, selanjutnya disirkulasikan 
lagi keseluruh sistem.
12 
2. Pengertian Bahan Pendingin 
Pengertian bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mempunyai titik didih 
yang sangat rendah pada tekanan satu (1) atmosfer, di mana dalam sirkulasinya pada 
mesin pendingin refrigerant ini akan selalu berubah bentuknya.yaitu : 
1. dari cairan menjadi uap yaitu menyerap panas di sekitar evaporator. 
2. dari uap menjadi cairan yaitu dengan membuang panas kepada zat (udara atau 
air) yang mendinginkan kondensor. 
Jenis bahan pendingin (refrigerant) banyak sekali macamnya tetapi tidak satupun yang 
di pakai untuk semua keperluan, karena temperatur dingin yang di kehendaki selalu 
berbeda – beda besarnya maka refrigerant dapat di katakan tepat penggunaannya apabila 
sesuai dengan yang di perlukan. 
3. Persyaratan yang harus di penuhi oleh bahan pendingin: 
1) Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm 
2) Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah 
3) Mempunyai panas laten penguapan yang besar (tinggi) 
4) Mempunyai nilai dielektrika (tidak menghantarkan arus listrik) Yang kuat. 
5) Mempunyai (panas penguapan yang sedikit lebih tinggi dari panas laten. 
6) Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbauh 
7) Tidak mudah terbakar atau meledak 
8) Tidak mudah terurai dalam semua keadaan (stabil) 
9) Tidak korosif (menimbulkan karat) pada instalasi pendingin 
10)Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak minyak pelumas 
tersebut. 
11) Mudah di ketahui bila ada kebocoran 
12)Harganya murah dan mudah di dapat di pasarkan. 
4. Bahan Pendingin AMONIA (N H3) / R – 717 
1) Banyak di pakai pada unit pendingin yang berkapasitas besar seperti : Cold 
Storage (gudang beku), pabrik es. 
2) Titik didih pada tekanan 1 Atm = - 340 C ( - 280 F) 
3) Tekanan kondensasi normal pada temperatur 300 C s/d 360 C sebesar 11 kg/cm2 
s/d 13 kg /cm2 g. 
4) Tekanan maksimal kondensasi = 15 kg/cm2 g (225 PSIg)
13 
Kebaikan Amonia : 
a. Mudah di ketahui bila ada kebocoran 
b. Mempunyai panas laten yang tinggi 
c. Harganya murah 
Keburukan Amonia: 
a. Beracun sehingga membahayakan lingkungan 
b. Mempunyai kekuatan dialektrika yang rendah sehingga tidak dapat di 
gunakan untuk kompresor sistem tertutup (hermetik) 
c. Tidak larut dalam mimyak pelumas sehingga harus di pasang alat oil 
separator pada rangkaian mesin pendingin tersebut 
d. Apabila tercampur dengan air akan menimbulkan karat pada instalasi pipa 
mesin pendingin yang menggunakan logam kuningan. Tembaga, seng, 
timah. 
e. Mudah terbakar / meledak apabila bercampur dengan udara dalam 
perbandingan tertentu (13% - 17%) 
5. Freon 12 / R- 12 / C CL F2 
1) Banyak di gunakan pada unit refrigerasi yang berkapasitas kecil seperti 
kulkas/lemari es. 
2) Titik didihnya pada tekanan 1 atm – 300 C (- 200 F) 
3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 – 400 C sebesar 7 s/d 9 kg/cm2 
(101 s/d 130 PSIg) 
4) Tekanan maksimal kondensasi 11 kg/cm2 
Kebaikan R – 12 : 
a. Tidak menimbulkan karat, tidak beracun, tidak terbakar atau meledak. 
b. Mempunyai kekuatan dielektrika yang tinggi sehingga dapat di gunakan 
pada kompresor hermetik 
c. Dapat bercampur dengan minyak pelumas sehingga mesin pandingin tidak 
memerlukan oil separator. 
d. Tekanan dan temperatur kerja lebih rendah 
e. Harganya lebih murah di banding dengan jenis halogen lainnya 
f. Melarutkan hodrocarbon, either, sehingga dapat di gunakan sebagai zat 
pembersih. 
Keburukan R – 12:
a. Merusak packing yang terbuat dari bahan sintetis 
b. Sulit di ketahui kalau ada kebocoran 
c. Mempunyai panas laten penguapan yang rendah di banding dengan 
14 
refrigerant lainya. 
6. Freon 22 / R – 22 / Ch Cl F2 
1) Banyak di gunakan pada : air conditioning, cool room dll 
2) Titik didih pada tekanan 1 atm : - 400 C ( - 400 F) 
3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 s/d 400 C sebesar 11 s/d 13 kg / 
cm2 (225 PSIg) 
Kebaikan R – 22 ; 
a. Tidak beracun, tidak menimbulkan karat pada pipa instalasi mesin 
pendingin. 
b. Di banding R - 12 : 
1. untuk motor penggeraknya yang sama kapasitas kompresornya dapat 
60% lebih besar 
2. mempunyai tekanan lebih rendah pada tekanan 1 atm 
Keburukan R – 22 : 
a. pada temperatur rendah tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas 
sehingga sehingga mesin pendingin yang menggunakan R – 22 sebaiknya 
memakai oil separator. 
b. Mempunyai tekanan kondensasi yang tinggi 
c. Sulit di ketahui bila terjadi kebocoran. 
7. Refrigerant R – 502 / C Cl F2 –C F3 
1) Freon 502 tersusun atas campuran 51,2% Freon 115 dan 48,8% Freon 22 
2) Titik didih pada tekanan 1 atm = - 45,40 C (- 49,80 F) 
3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 s/d 400 C sebesar 12 s/d 16 kg 
/cm2 (176 s/d 232 PSIg) 
4) Tekanan kondensasi maksimal sebesasr 18 kg/cm2 (260 PSIg) 
Kebaikan R – 502 : 
a. Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm 
b. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah sehingga kompresor akan 
tahan lama.
c. Kekentalan minyak pelumas lebih dapat terjamin 
d. Tidak beracun dan tidak menimbulkan karat 
15 
Keburukan R – 502 : 
a. Pada temperatur rendah tidak larut dengan minyak pelumas sehingga 
sebaiknya mesin pendinginnya menggunakan oil separator 
b. Harganya lebih mahal di banding refrigerant yang lain. 
c. Sulit di ketahui kalau ada kebocoran. 
Warna tabung bahan pendingin 
1) Freon – 11 Jingga (Orange) 
2) Freon 12 Putih 
3) Freon 13 Biru muda dengan ban biru tua 
4) Freon 22 Hijau 
5) Freon 113 Unggu tua (purple) 
6) Freon 114 Biru tua 
7) Freon 500 Kuning 
8) Freon 502 Unggu muda (Orchid) 
9) Freon 503 Biru Hijau (Aquamarine) 
10) R - 40 Methyl Chloride 
11) R - 717 Amonia Perak 
12) R - 744 Carbon dioxide 
13) R - 764 Sulfur Dioxide Hitam 
Gambar Refrigerant 22.
BAB IV. MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN MESIN PENDINGIN 
16 
1. Pengertian Umum Mesin Pendingin 
Mesin pendingin adalah suatu alat untuk mengendalikan suhu dari suatu ruangan 
pendingin. Mesin pendingin ini pada prinsipnya terdiri atas beberapa komponen yang 
saling berhubungan dan saling menunjang untuk dapat menghasilkan suhu ruangan yang 
hendak dikendalikan itu. 
Mesin Pendingin dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan panas, yaitu 
perpindahan panas suatu zat ( substan ) ke zat yang lain, yang terjadi karena adanya 
pengaruh kerja mekanik mesin pendingin. 
Menurut Budi Hartanto (1986) pendingin adalah suatu proses penyerapan panas 
pada suatu benda dimana proses ini terjadi karena adanya penguapan bahan pendingin 
(refrigerant), untuk mendapatkan jumlah penyerapan panas yang besar maka cairan bahan 
pendingin yang akan diuapkan harus bertekanan rendah agar titik didihnya lebih rendah 
pula. 
Pada suhu udara yang lebih tinggi, jasad renik (bakteri) dapat berkembang biak 
lebih cepat lagi, sehingga jumlahnya berlipat ganda menjadi ribuan kali. Dan telah 
disilidiki bahwa pada suhu rendah 4 - 10o C atau 40o F batas suhu yang paling baik 
dimana jasad renik (bakteri) sukar berkembang biak sehingga produk yang didinginkan 
akan lebih bertahan lama (E. Karyanto, 2003) 
Mesin Pendingin merupakan proses pemeliharaan tingkat tinggi suhu dari bahan 
atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari suhu lingkungan atau atmosfer 
sekitarnya dengan cara penyerapan atau penarikan panas dari bahan ruangan tersebut ( 
Sofyan IIyas, 1983 ). 
Menurut Dossat (1978) secara umum mesin pendingin didefinisikan sebagai 
proses perpindahan panas. Secara khusus dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu 
pengetahuan yang berkaitan dengan proses penurunan suhu ruangan atau material 
dibawah suhu sekitarnya.
2. Mengidentifikasi komponen Mesin Pendingin 
17 
Komponen mesin pendingin 
Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistim 
kompresi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : komponen pokok, komponen bantu, 
komponen kontrol. 
3. Komponen pokok 
Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen atau alat yang harus 
ada atau mutlak digunakan pada mesin pendingin. Komponen pokok tersebut meliputi : 
kompresor, kondensor, tangki penampung (receiver), katup ekspansi dan evaporator. Dari 
kelima komponen tersebut diantaranya (kecuali tangki penampung / receiver) disebut juga 
komponen utama. 
Adapun jenis – jenis komponen pokok berdasarkan spesifikasinya adalah sebagai 
berikut: 
a. Kompresor 
Kompresor adalah digunakan untuk memapatkan uap bahan pendingin Kompresi 
uap terdiri atas sebuah torak yang bekerja bolak – balik didalam silinder yang mempunyai 
katup buang ( suction valve ) sehingga berlangsung proses pemompaan, proses ini yang 
membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu bagian 
kebagian lain. 
b. Kondensor 
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengembunkan atau mengubah uap 
bahan pendingin bertekanan tinggi menjadi cairan bahan pendingin bertekanan tinggi. 
c. Tangki Penampung (receiver) 
Receiver adalah suatu alat (tempat) yang berupa sebuah tabung atau silinder yang 
digunakan untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi hasil proses 
pengembunan di kondensor. Sesuai dengan fungsinya pada umumnya receiver hanya 
digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas besar. 
Berdasarkan kedudukan jenis receiver dibedakan menjadikan dua macam, yaitu: 
1. Receiver yang ditempatkan secara horisontal (datar) 
2. Receiver yang ditempatkan secara vertikal (tegak) 
Untuk jenis receiver yang besar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti 
: gelas penduga (sigh glass), safety valve (keran pengaman), keran cerat.
18 
d. Katup Ekspansi 
Katup ekspansi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur jumlah 
aliran refrigerant dan menurunkan tekanan cairan bahan pendingin. 
e. Evaporator 
Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan 
bahan pendingin bertekanan rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah . 
4. Komponen Bantu 
Yang dimaksud dengan komponen pembantu adalah sutau komponen atau alat 
yang digunakan untuk membantu kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak 
mutlak harus ada atau digunakan. Pada mesin pendingin jenis alat bantu yang digunakan 
tergantung pada kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya. Penggunaan 
mesin bantu pada mesin pendingin di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini : 
 Jenis bahan pendingin yan g digunakan 
 Temperatur akhir pendinginan yang dikehendaki 
Jenis komponen bantu yang digunakan pada mesin pendingin antara lain: 
Oil separator, filter / dryer, indicator, heat exchanger, solenoid valve dan accumulator. 
a. Oil separator 
Yaitu suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut 
termampatkan oleh kompresor dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi. 
b. Filter / Dryer 
Filter / dryer suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap 
kandungan air yang terbawa oleh bahan pendingin bertekanan tinggi diantara kondensor 
sampai katup ekspansi. 
c. Indikator 
Indikator merupakan suatu alat untuk mendeteksi aliran cairan refrigeran yang 
ditempatkan pada saluran cairan tekanan tinggi atau tempatnya setelah penempatan filter / 
dryer. Dalam keadaan demikian maka indikator akan berfungsi sebagai alat untuk 
mendekteksi kerja atau keadaan filter / dryer. 
d. Heat Exchanger 
Heat Exchanger merupakan suatu alat penukar panas untuk menambah kapasitas 
mesin pendingin dan alat ini merupakan suatu tempat terjadinya perpindahan panas dari 
cairan bahan pendingin bertekanan tinggi keuap bahan pendingin yang akan dihisap oleh 
kompresor. Heat Exchanger hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran bahan
pendingin bertekanan tinggi dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin 
sistem evaporator kering. 
e. Solenoid valve 
Yaitu jenis kran yang kerjanya dipengaruhi oleh terbentuknya elektro magnetik 
pada alat tersebut, oleh sebab itu untuk mengoperasikan diperlukan arus listrik. 
f. Akumulator 
Yaitu suatu tempat yang digunakan untuk memisahkan uap dan cairan refrigeran 
bertekanan rendah. Pada mesin pendingin sistim evaporator basah peranan akumulator 
sebagai komponen pokok, namun pada evaporator sistim kering peranan akumulator 
sebagai komponen bantu. 
g. Gas purger 
Gas purger merupakan komponen mesin pendingin yang bekerja untuk 
mengeluarkan udara dari uap refrigeran didalam sistim. Prinsipnya dengan cara 
memisahkan udara yang dikandung oleh gas refrigeran dengan cara mendinginkannya. 
5. Komponen Kontrol 
komponen kontrol merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat kontrol 
keadaan pengoperasian mesin pendingin yang pada umumnya berkaitan dengan keadaan 
tekanan dan temperatur. 
Jenis komponen kontrol dibagi dua, yaitu : 
 Komponen kontrol non automatik 
Yaitu komponen kontrol yang dapat menunjukan keadaan tekanan dan 
temperatur pada bagian mesin pendingin yang di kontrol. 
 Komponen kontrol aotumatik 
Yaitu komponen yang berupa saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh 
keadaan tekanan atau temperatur mesin pendingin. Jenis komponen 
kontrol automatik antara lain : Hight Pressure Control (HPC), Low 
Pressure Control (LPC), Pressostat, Oil Pressure Control ( OPS ), dan 
Thermostat. 
Komponen-komponen bantu tersebut adalah : 
a. Manometer 
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan. Pada mesin pendingin biasanya 
19 
terdapat beberapa manometer yaitu : 
 Manometer tekanan tinggi 
 Manometer tekanan rendah
20 
 Manometer tekanan pelumas 
b. Thermometer 
Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur. Pada mesin pendingin biasanya 
digunakan untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media (air) pendingin 
kondensor, pengeluaran dan penghisapan kompresor dan sebagainya. 
c. High Pressure Control (HPC) 
Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang bekerja karena adanya tekanan 
pengeluaran kompresor, oleh sebab itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran 
pengeluaran kompresor. 
d. Low Pressure Control (LPC) 
Pada prinsipnya alat ini adalah suatu sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh 
tekanan penghisapan kompresor, sehingga selalu dihubungkan dengan saluran 
penghisapan kompresor. 
e. Oil Pressure Control (OPC) 
Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh 
keadaan perbedaan tekanan pelumas dan tekanan penghisapan kompresor, untuk itu maka 
alat ini selalu di hubungkan dengan saluran pelumasan dan saluran penghisapan 
kompresor. 
f. Thermostat 
Pada prinsipnya alat ini merupakan saklar yang kerjanya dipengaruhi oleh 
temperatur dalam ruang pendingin, untuk itu alat ini dilengkapi dengan tabung perasa 
(Sensor Bulb) yang digunakan untuk mendekteksi temperatur ruang pendingin.
HPC Oil saparator 
Kran selenoid 
Gambar 1. Skema penempatan komponen mesin pendingin 
21 
Katup ekspansi 
Heat exchanger 
1 
Evaporator 
Ruang pendingin 
Thermostat 
Kondensor 
Kompresor 
Filter Drier 
akumulator 
indikator 
LPC 
OPC 
T. penampung
Katup Ekspansi Automatik 
22 
6. Spesifikasi Komponen Pokok 
1. Kompresor 
Berdasarkan cara kerjanya 
Berdasarkan konstruksinya 
Berdasarkan pengunaannya 
2. Kondensor 
Berdasarkan media pendingin 
3. Tangki penampung 
Berdasarkan bentuknya 
4. katup ekspansi 
berdasarkan bentuknya 
5. Evaporator 
Berdasarkan bentuknya 
Berdasarkan penempatanya 
Komp. Torak (Reciprocation) 
Komp. Rotary 
Komp. Tertutup 
Komp. Hermatic 
Komp. Semi Hermatic 
Komp. Terbuka 
Komp. Single stage 
Komp. Two stage 
Kond. air 
Kond. Udara 
Kond. Shell and tube 
Kond. Tube and tube 
Kond. Shell and coil 
Kond. air udara (Evaporation) 
Tangki Penampung Horisontal 
Tangki Penampung Vertical 
Katup ekspansi manual 
Katup ekspansi Thermostatik 
Katup ekspansi Float 
Ekspansi kapiler 
External 
Internal 
Evaporator Bare 
Evaporator Plate 
Evaporator finned (Air Blast evaporator 
Evaporator sistim basah 
Evaporator sistim kering
BAB V. MINYAK PELUMAS MESIN PENDINGIN ( REFRIGERATION OIL ) 
23 
1. Kegunaan Minyak Pelumas 
Minyak pelumas dalam mesin pendingin merupakan bagian yang penting untuk 
melumasi atau melindungi bagian – bagian yang bergerak dari kompresor. 
Kompresor mesin pendingin harus terus – menerus mendapat pelumasan, jika cara 
pelumasan kurang sempurna, bagian – bagian yang bergerakdari kompresor akan cepat 
menjadi aus atau rusak. 
Gunanya minyak pelumas dari sistem pendingin untuk : 
1.Mengurangi gesekan dari bagian – bagian yang bergerak 
2.Mengurangi terjadinya panas pada bus dan bantalan 
3.Membentuk lapisan penyekat ( Sealing Agent ) antara torak dan dinding silinder. 
4.Berfungsi membantu kumparan motor listrik didalam kompresor hermatik. 
Didalam kompresor minyak pelumas selalu berhubungan, bahkan bercampur dengan 
bahan pendingin dan mengalir bersama – sama kesemua bagian dari sistem ( Kondensor, 
Pipa Kapiler, evaporator, akumulator dan saluran isap ). 
Pada bagian bagian tersebut sebenarnya minyak pelumas tidak diperlukan, bahkan hanya 
dapat menimbulkan kerugian dan ganguan saja. 
Minyak Pelumas harus tetap stabil pada suhu dan tekanan yang tinggi dari 
kompresor, juga harus tetap dapat memberikan pelumasan dan melindungi bagian bagian 
yang bergerak agar tidak aus dan rusak. Pada suhu rendah minyak pelumas harus tidak 
menimbulkan kotoran atau endapan yang dapat menyebabkan pipa kapiler, kran pada 
ekspansi atau pipa pada evaporator menjadi buntu 
Minyak pelumas yang ikut terbawah oleh bahan pendingin harus dapat 
dikembalikan ke kompresor dengan perencanaan dari sistem, terutama evaporator yang 
baik. 
Minyak pelumas dapat dibagi tiga golongan, yaitu yang berasal dari : 
1. Hewan. 
2.Tumbuhan – tumbuhan 
3.Mineral 
Minyak hewan dan minyak tumbuh – tumbuhan adalah minyak yang tetap ( Fixed 
oil ), karena tidak dapat dimurnikan tampa di uraikan. Minyak tersebut tidak stabil, 
mudah membentuk asam dan endapan, sehingga tidak dapat dipakai untuk mesin 
pendingin.
Minyak pelumas untuk mesin pendingin dibuat dari minyak miniral, yang baik dari 
golongan Napthen. Minyak mineral harus dibersihkan melalui proses penyulingan 
minyak, untuk diambil : lilin, air, belerang, dan lain – lain kotorannya. Umumnya minyak 
pelumas diberi bahan tambahan ( addtive ) untuk menghidarkan terjadinya endapan busa. 
Minyak pelumas harus mempunyai pour point yang rendah, agar pada suhu rendah lilinya 
tidak memisah lalu membeku. Lilin yang membeku dapat membuat buntu alat pengatur 
bahan pendingin seperti : 
Pipa kapiler, kran ekspansi, dan lain – lain. 
2. Syarat – Syarat minyak pelumas untuk mesin pendingin 
1. Tidak mengandung air, Tir, lilin, asam, dan lain – lain kotoran 
2.mempunyai pour point ( suhu terendah, diman minyak masih dapat mengalir ) yang 
rendah – 25 s/d – 40 OF ( -32 s/d -40 oC ).Agar pada sistem untuk suhu rendah, 
lilinnya tidak memisah dan membeku. 
3.mempunyai dielektrik ( tidak menghantarkan panas ) yang kuat, minimum 25 kilo 
volt. 
4.mempuyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah beraksi pada bahan pendingin atau 
benda lain yang banyak dipakai pada sistem pendingin tidak merusak tembaga sampai 
suhu 121 0C. 
5.tidak berbusa, karena jika berbusa minyak pelumas dapat terbawah oleh bahan 
pendingin masuk ke kompresor, dapat merusak katup kompresor. 
6.mempunyai kekentalan ( viscosity ) pada 100 0F ( 37,8 0C ) antara 150 s/d 300 SUS. 
Pada suhu tinggi dan suhu rendah harus tetap dapat memberikan pelumasan yang 
baik. 
3. Kekentalan minyak pelumas atau viskositas ( viscosity ). 
Minyak pelumas biasanya diukur dengan satuan Saybolt Universal Second (SUS) 
Satuan waktu dalam detik yang diperlukan untuk mengalirkan minyak dalam waktu 
tertentu (60 cm3) dengan berat sendiri dari tabung melalui lubang pipa kapiler dengan 
diameter dalam (ID) 0,1765 cm dan panjang 12,25 mm, pad asuhu udara tertentu 1000F ( 
37,80C ). 
Misalnya minyak pelumas pada suhu 1000F memerlukan waktu 300 detik untuk 
melewati pipa kapiler tersebut, maka dinamakan minyak tersebut mempunyai kekentalan 
24
300 SUS pada 1000F. Minyak pelumas dengan 300 SUS lebih kental dari pada minyak 
pelumas 200 SUS. 
Minyak pelumas yang terlalu kental akan membuat tahanan minyak tersebut 
menjadi besar dan tenaga yang diperlukan untuk mengerakkan kompresor juga bertambah 
besar. Minyak yang terlalu kental tidak dapat menembus lapisan permukaan antara bagian 
– bagian yang bergerak, apalagi pada kelonggaran atau celah kebebesan yang sempit, 
minyak pelumas tidakj dapat menembus ke celah – celah tersebut yang harus dilumasi, 
sehingga hasil pelumasan tidak merata dan bagian yang bergesekan cepat menjadi aus dan 
rusak. 
Sebaiknya minyak pelumas yang terlalu encer, tidak dapat membuat lapisan film 
dan melumasi permukaan bagian yang bergerak dengan baik, sehinggah bagian – bagian 
tersebut cepat menjadi aus dan rusak. Telah kta ketahui minyak pelumas juga berfungsi 
sebagai penyekat atau pemisah antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dari 
kompresor. Pada kompresor torak antara torak dan dinding silinder. Pada kompresor 
rotari antara daun – daun pisau dan silinder dapat menjadi bocor, jika minyak pelumas 
yang dipakai terlalu encer. 
Jika kita tidak mempunyai data atau keterangan dari pabrik yang diperlukan, 
Tabel 1. dibawah ini dapat dipakai sebagai pedoman : 
Pemakain Bahan pendingin Kekentalan 
25 
Suhu kompresor : 
Normal 
Tinggi 
Semua 
Halogen 
amoniak 
150 
150 
300 
Suhu evaporator : 
Diatas -180C 
-18 s/d -400C 
Dibawah -400C 
Halogen 
Amoniak 
Halogen 
Amoniak 
Halogen 
Amoniak 
150 
300 
150 
150 
150 
150 
Kompresor AC mobil Halogen 500 
Kentalan minyak pelumas akan berubah, jika terjadi perubahan suhu. Kekentalan 
akan naik, jika suhuinya turun sebaliknya kekentalan akan turun, jika suhu naik. Misalkan 
175 SUS pada 100 0Fakan naik menjadi 1800 SUS jika suhunya turun sampai 400F ( 
4,40C ).
Kekentalan minyak pelumas sangat di pengaruhi oleh jumlah bahan pendingin yang 
larut di dalam minyak tersebut. Misalkan minyak pelumas murni mempunyai kekentalan 
175 SUS pada 1000F, jika ada 15% bahan pendingin R – 12 yang larut didalamnya, pada 
suhu yang sama kekentalannya akan turun menjadi 60 SUS. 
4. Minyak pelumas yang bercampur dengan bahan pendingin 
Bahan pendingin yang dapat diserap atau larut dalam minyak pelumas dapat dibagi 
menjadi tiga golongan : 
1. Dapat bercampur pada suhu tinggi dan rendah 
2. Dapat bercampur pada suhu tinggi, tertapi memisah pada suhu rendah 
3. Tidak dapat bercampur pada suhu tinggi maupun rendah. 
Pada suhu rendah di evaporator, kemampuan bercampur bahan pendingin dengan 
minyak pelumas berkurang, sedangkan pada suhu tinggi kompresor dan kondensor 
bertambah. Di evaporator biasanya sebagian minyak pelumas akan memisah dari 
campuran bahan pendingin dan minyak. 
R-12 adalah bahan pendingin yang pada suhu tinggi dan suhu rendah dapat berbercampur 
dengan minyak pelumas. Di dalam saluran pipa evaporator yang rendah suhunya, R-12 
tetap dapat bercampur dengan minyak pelumas kekentalan minyak pelumas di evaporator 
dan saluran isap tetap rendah ( encer ), sehinggah minyak pelumas dapat lebih mudah di 
bawah kembali ke kompresor. Bahan pendingin R - 22 dan freon 502 pada suhu tunggi 
mudah bercampur dengan minyak pelumas tetapi pada suhu rendah minyaknya lalu 
memisah. Di evaporator sebagian besar minyak pelumas memisah menjadi lebih kental, 
maka tidak dapat sama dengan bahan pendingin kembali ke kompresor. Minyak pelumas 
yang tertinggi di evaporator akan melapisi bagian dalam evaporatur, menyebabkan 
penurunan evesiensi dan menghalagi perpindahan kalor dari evaporator. Minyak pelumas 
yang tertinggi di evaporator dapat di kembalikan ke kompresor pad waktu dipanasi 
selama terjadi defrost di evaporator. 
26
5. Jumlah minyak pelumas di dalam kompresor 
Minyak pelumas yang akan di isikan kedalam kompresor, selain mutunya harus 
yang baik juga jumlahnya harus tepat. Kurang minyak pelumas akan bagian-bagian yang 
bergeark cepat rusak, menambah gesekan dan menimbulkan suara. Terlalu banyak 
minyak pelumas akan menyebabkan kompresor mengisap banyak minyak . Jumlah bahan 
pendingin yang di hisap berkurang dan kapasitasnya menurun, juga dapat merusak katup 
kompresor . 
Kompresor hermetik untuk mesin pendingin padah saat ini di rencanakan dengan 
bentuk yang kecil dan kecepatan putaran yang tinggi. Tempat penampung minyak 
pelumas padah bagian bawah kompresor snagat terbatas. Minyak pelumas yang ikut 
bersirkulasi harus dapat kembalih ke kompresor lagih, agar jumlah minyak pelumas di 
dalam tempat penampung minyak dapat terus tetap tingginya . Minyak pelumas di dalam 
kompresor hermetik di rencanakan dapat di pakai sampai bertahun-tahun atau selama 
sistem masih dapat bekerja dengan baik, maka kita harus memakai minyak pelumas 
dengan mutu yang terbaik . 
Kompresor unit yang baru telah di isi dengan minyak pelumas oleh pabrik 
pembuatanyah dengan minyak pelumas yang sesuai dengan jumlah yang tepat . 
Kompresor unit untuk pabrik yang merakit lemari es belum di isi engan minak pelumas . 
Setelah kompresor unit di pasang padah sistem lemari es dan sistem tersebut di buat 
vakum, barulah minyak pelumas di isikan ke dalam kompresor . Setlah itu baru sistem di 
isi dengan bahan pendingin baru di coba jalan . 
Dalam data dan spesiikasi kompresor selaluh di sebutkan : merk, tipe dan jumlah 
minyak pelumas yang harus di isikan untuk suatu kompresor. Minyak pelumas untuk 
mesin pendingin dibuat oleh beberapa perusahaan minyak dengan nama dagang dan tipe 
sebagai berikut : 
27
Tabel 2. Perusahaan minyak dengan nama dagang dan tipe 
Kekentalan (SUS) 
Pada 1000F (37,8 0C) 100 150 200 300 500 
Caltex 
Shell 
Sun Oil Co 
ESSO 
28 
Gult Oil Ca. 
Mobil 
Castrol 
B. P. 
Union 
Capella 
Clavus 
Suniso 
Norpol 
Zerica 
Seneca 
Arctic 
Flowrex 
Icematic 
Energol 
turmaco 
A 
15 
- 
35 
40 
39 
Lingt 
C 
Lingt 
LPT- 
50 
- 
B 
32 
3GS 
40 
42 
42 
155 
151 
Medium 
LPT- 50 
150 
C 
46 
- 
45 
45 
45 
C Heavy 
C Heavy 
F – 200 
LPT-80 
215 
D 
68 
4 GS 
50 
50 
49 
300 
E Heavy 
Heavy 
LPT-100 
315 
E 
100 
5GS 
55 
55 
54 
- 
- 
F-300 
- 
465 
Waktu sistem diperiksa, minyak pelumas yang di keluarkan ke kompresor unit 
harus bersih dan jernih. Jika minyak yang keluar berwarna, ada endapan dan kotoran, ini 
merupakan petunjuk bahwa minyak pelumas telah bercampur dengan air dan asam. Lain 
petunjuk pada minyak pelumas yang di keluarkan adalah baunya, jika berbau hangus 
berate kumoaran motor telah terbakar. 
Minyak pelumas mesin pendingin mempunyai sifat dapat menyerap uap air dan 
udara, maka menyimpannya harus dalam suatu tempat yang rapat udara. Setelah memakai 
minyak pelumas, sisanya harus di tutup kembali yang rapat. Minyak pelumas mesin 
pendingin yang bercampur dengan udara atau uap, air dapat membentuk endapan asam . 
janganlah mengisi kompresor unit dengan minyak pelumas yang bekas dipakai.isilah 
selalu dengan minyak yang baru. 
6. Pengisian Minyak Pelumas 
Minyak pelumas dalam kompresor dapat berkurang jumlahnya, untuk itu perlu 
diisi atau ditambah kembali, penambahan atau pengisian minyak pelumas kedalam 
kompresor dapat dilakukan dengan 3 sistem: 
1. System pengisian langsung ke rumah engkol kompresor . 
pengisian minyak pelumas system ini dilakukan pada saat penggantian minyak 
pelumas kompresor atau pengisian minyak pelumas setelah selesai pembongkaran 
kompresor, sehingga pada saat pengisian minyak pelumas pada system ini 
kompresor dalam keadaan mati. 
2. System pengisian melalui cairan pengisapan kompresor
pada system ini minyak pelumas dihisap oleh kompresor kemudian dimapatkan ke 
oil separator dari oil separator kemudian minyak pelumas masuk kerumah engkol, 
kompresor melalui saluran pengembalian minyak pelumas system ini pada 
umumnya hanya digunakan pada mesin pendingin yang menggunakan bahan 
pendingin jenis halogen. 
3. System pengisian melalui saluran pengisian minyak pelumas. System ini 
digunakan pada kompresor yang dilengkapi dengan saluran pengisian minyak 
pelumas, pada umumnya digunakan oleh mesin pendingin dengan pendingin jenis 
amoniak. 
7. Tekanan pelumasan kompresor (Oil Pressure) 
Khusus untuk kompresor yang menggunakan pelumas system tekan (paksa), standar 
normal. 
Minimal : 1,2 kg/cm (17 PSI) + tekanan pengisapan 
Maksimal : 3 kg/cm (43 PSI) + tekanan pengisapan 
29 
Tekanan terlalu rendah 
- jumlah minyak didalam kompresor kurang 
- mutu atau kualitas minyak pelumas didalam kompresor telah berkurang (rendah) 
- saringan atau filter minyak pelumas kotor 
- kerja pompa minyak pelumas kurang / tidak sempurna 
Tekanan terlalu tinggi 
- derajat kekentalan minyak pelumas didalam kompresor bertambah karena 
kompresor mengisap cairan refrigerant 
- saluran minyak pelumas tekanan tinggi (setelah pompa) kotor atau tersumbat. 
- Pengaturan minyak pelumas kurang tepat 
Jumlah dan warna minyak pelumas didalam kompresor standar normal 
- jumlah minyak pelumas Maksimal : 2/3 tinggi gelas penduga 
Minimal : 1/3 tinggi gelas penduga 
- warna minyak pelumas Kuning kecoklat – coklatan 
Dalam pengisian minyak pelumas, bahwa apabila tekanan turun berarti minyak 
pelumas kurang atau sirkulasi minyak pelumas dari oil separator tersumbat, apabila 
tekanan naik berarti minyak pelumas kebanyakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat 
gambar di bawah ini batas minyak pelumas pada sigh glass yang dipasang pada hand hole 
cover kompresor.
Kurang Cukup Kebanyakan 
Gambar 2. Pengamatan batas minyak pelumas pada gelas penduga 
8. Kekentalan minyak pelumas 
1. jumlah minyak pelumas didalam kompresor cepat berkurang 
- terjadi kebocoran minyak pelumas pada kompresor (terutama pada bagian oil seel) 
- tekanan pengisapan kompresor terlalu rendah 
- terjadi keausan terutama pada bagian ring pelumas pada torak (oil ring piston) 
- saluran pengembalian minyak pelumas dari oil separator ke kompresor tersumbat 
2. warna minyak pelumas di dalam kompresor berubah menjadi putih berbuih 
- cairan refrigerant terhisap atau masuk kedalam kompresor 
9. Pembuangan minyak pelumas dari oil separator 
Saat membuang minyak pelumas dari oil separator tidak dapat ditentukan ini 
tergantung sering dan tidaknya mengisi dan menambah minyak pelumas kedalam 
kompresor, semakin sering pengisian minyaik pelumas kedalam kompresor maka 
semakin sering pula kita membuang minyak pelumas dari oil separator. 
Pembuangan minyak pelumas dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 
30 
1. system pembuangan langsung 
pada system ini hanya digunakan pada mesin pendingin yang oil separatornya 
tidak dilengkapi dengan tempat pelampung minyak pelumas atau oil drum. Agar 
tekanan dalam oil separator tidak tinggi pada saat pembuangan minyak pelumas 
dilakukan sebaiknya mesin pendingin atau kompresor dalam keadaan berhenti. 
2. system pembuangan melalui oil drum 
pada system ini oil separator dilengkapi dengan oil drum sehingga minyak 
pelumas didalam oil separator dapat dipindahkan terlebih dahulu kedalam oil 
drum sebelumnya dibuang keluar, system ini biasa dilakukan pada saat mesin 
pendingin beroperasi.
BAB VI. PENGHAMPAAN (EVACUTION) 
31 
1. Pengertian Penghampaan (Evacution) 
Meskipun akhirnya udara dapat di keluarkan dengan mudah, stela tidak 
bijaksana bila udara di biarkan masuk kedalam mesin pendingin dan terperangkap di 
dalam instalasi mesin pendingin. 
Penghampaan (Evacution) adalah mengeluarkan udara yang terdapat di dalam 
instalasi mesin pendingin baik dalam keadaan setelah di rakit atupun pada saat selesai 
mengadakan perbaikan stela o mesin pendngin. Penghampaan di anggap sempurna 
apabila tekanan mencapai 76 cm Hp vacuum g atau 30 inch Hg vacuum g (tekanan 
manometer) 
Udara asing masuk ke instalasi mesin pendingin pada saat: 
1) Pada waktu mesin baru di buka 
2) Filter dryer di ganti 
3) Kebocoran refrigerant di perbaiki 
4) Pada waktu mesin baru di pasang 
2. Cara – cara penghampaan 
Pengusiran, udara dari mesin pendingin ini di namakan pengahampaan, 
penghampaan ini dapat di lakukan dengan beberapa cara antara lain: 
1. Menggunakan pompa hampa (vacuum pump) 
Cara ini hasilnya lebih sempurna dan mesin pendingin tak perlu di operasikan 
(dalam keadaan mati) cara ini memerlukan waktu yang lama oleh karena itu hanya 
di gunakan untuk menghampakan mesin pendingin yang berkapasitas sedang dan 
kecil seperti : unit cool room, lemari es,dan AC. 
2. Menggunakan kompresor pada mesin pendingin 
Cara ini lebih cepat selesainya tetapi mesin pendingin terutama kompresor harus 
di operasikan karena bagian yang bertekanan tinggi tidak dapat hampa maka 
sebaiknya melakukan penghampaan dengan cara ini di lanjutkan dengan 
menggunakan vacuum di gunakan untuk mesin pendingin yang berkapasitas besar 
3. Dengan memberikan tekanan bahan pendingin kedalam saluran atau bagian mesin 
pendingin yang kemasukkan udara. 
Cara ini hanya di lakukan untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada sebagian 
saluran bahan pendingin yang selesai mengalami perbaikan sehingga udara di
dalam mesin pendingin hanya sedikit jumlahnya dan stela sebagian bahan 
pendingin keluar bersama udara maka kegiatan ini di akhiri. Cara ini tidak dapat 
membuat mesin pendingin benar – benar vacum. 
A. Tehknik penghampaan dengan vacuum pump 
evaporator 
1 
C 
Vacuum 
pump 
Gambar 3. Teknik penghampaan dengan vacuum pump 
1. pasang saluran penghampaan dari vacuum pump ke kran penghampaan dari unit 
32 
mesin pendingin 
2. buka kran yang ada pad amesin pendingin 
3. hubungkan aliran listrik ke vacuum pump sesuai yang di kehendaki 
4. jalankan pump vacuum dan buka kran penghampaan (C) pada mesin pendingin 
5. setelah proses penghampaan dianggap cukup, tutup kran penghampaan (C) 
6. matikan vacuum pump dan putuskan hubungan aliran listriknya 
7. lepas saluran penghampaan
B. Tehknik penghampaan dengan kompresor mesin pendingin 
evaporator 
Gambar 4. Teknik penghampaan dengan kompresor mesin pendingin 
1. buka kran penghampaan atau saluran manometer pengeluaran kompresor 
2. tutup kran pengeluaran kompresor (A) 
3. buka semua kran mesin pendingin 
4. jalankan kompresor mesin pendingin 
5. setelah proses penghampaan dianggap cukup tutup semua kran mesin pendingin 
6. matikan kompresor mesin pendingin 
7. buka kran pengeluaran kompresor dan tutup kran penghampaan serta pasang 
manometer pengeluaran kompresor kembali 
33 
R 
B A
C. Cara membuang udara di dalam kondensor 
Udara yang ada di dalam mesin pendingin pada akhirnya akan terperangkap di 
dalam kondensor karena udara tidak dapat di rubah bentuknya menjadi cairan. Di bawah 
ini gambar cara mengeluarkan udara dari kondensor. 
Uap bahan pendingin ke Oil Separator 
Cairan bahan pendingin yang telah di kondensasi 
Gambar 5. Cara membuang udara dari kondensor 
Cara – cara yang di lakukan untuk membuang udara yang ada di dalam kondensor: 
1. kompresor dalam keadaan mati ± 30 menit 
2. biarkan pendinginan di kondensor bersirkulasi 
3. tutup kran yang menuju kekondensor 
4. buka kran yang menujun kereceiver 
5. yakinkan bahwa uap bahan pendingin telah terkondensasi menjadi cairan bahan 
34 
pendingin. 
6. tutup kran setelah kondensor 
7. buka kran cerat pembuangan udara asingdan di hubungkan selang menuju 
kedalam ember yang telah terisi minyak/oli. 
8. udara asing dan uap refrigerant akan keluar di dalm ember yang telah terisi 
minyak. 
Gejala – gejala adanya udara asing di kondensor dapat di ketahui dengan 
memperhatikan: 
1. tekanan pengeluaran kompresor lebih tinggi dari pada biasanya 
2. pipa – pipa saluran air di dalam kondensor kotor 
3. aliran air pendingin kurang 
4. klep kompresor patah atau kerusakan lain pada kompresor
BAB VII. PENGISIAN BAHAN PENDINGIN 
1. Macam – Macam Pengisian Bahan Pendingin 
Jumlah bahan pendingin yang ada dalam mesin pendingin ditentukan berdasarkan 
pada tekanan pengeluaran (Dischangre pressure) kompresor dalam keadaan kerja sesuai 
dengan jenis bahan pendingin yang digunakan yakni untuk : 
R.12 7 – 9 kg/cm2g (150 – 135 PSIg) 
R.22 11-13,5 kg/cm2g (165 – 195 PSIg) 
R.502 12-16 kg/cm2g (180 – 240 PSIg) 
R.717 11-13 kg/cm2g (165 – 195 PSIg) 
Cara pengisaian bahan pendingin kedalam mesin pendingin dapat dilakukan dengan 2 
sistim yaitu 
1. Sistim Low Side Charging atau pengisian pada bagian mesin pendingin yang 
35 
bertekanan rendah 
2. Sistim High Side Charging atau pengisian pada bagian mesin pendingin yang 
bertekanan tinggi 
Tabel 3. Ciri – ciri pengisian bahan pendingin: 
NO Uraian Low side charging High side charging 
1. 
2. 
3. 
4. 
Tempat pengisian 
Bentuk bahan pendingin 
Posisi botol 
Kedudukan botol 
Evaporator sampai 
kompresor 
Uap 
Berdiri tegak 
Sbg evaporator 
Tangki penampung 
sampai katup ekspansi 
Cairan 
Miring / terbalik 
Sbg tangki penampung
A. Pengisian Bahan Pendingin Sistim Low Side Charging 
evaporator 
R 
B A 
X 
C 
Botol bahan pendingin 
Pengisian bahan pendingin sistem low side charging 
Tehknik pengisian : 
Mesin pendingin dalam keadaan berjalan manual : 
1. pasang saluran pengisian bahan pendingin dari botol ke kran pengisian bahan 
36 
pendingin 
2. buang udara didalam saluran pengisian 
3. tutup kran pengisian kopmpresor (B) 
4. buka kran botol (D) dan kran pengisian (C) 
5. setelah pengisian dianggap cukup, tutup kran botol (D) dan kran pengisian (C) 
6. buka kran pengisapan kompresor (B) kemudian lepas saluran pengisian
B. Pengisian Bahan Pendingin Sistim High Side Charging 
X 
C 
evaporator 
R 
B A 
Gambar 7. Pengisian bahan pendingin sistem high side charging 
Tehknik pengisian : 
Mesin pendingin dalam keadaan berjalan normal 
1. pasang saluran pengisian bahan pendingin dari botol ke kran pengisian bahan 
37 
pendingin 
2. buang udara di dalam saluran pengisian 
3. tutup kran setelah tangki penampung (R) 
4. buka kran botol (D) dan kran pengisian (C) 
5. setelah pengisian dianggap cukup, tutup kran botol (D) dan kran pengisian (C) 
6. buka kran setelah tangki penampung (R) kemudian lepas saluran pengisian

More Related Content

What's hot

Teknik refrigerasi
Teknik refrigerasiTeknik refrigerasi
Teknik refrigerasifaoeziku
 
Sistem pendinginan
Sistem pendinginanSistem pendinginan
Sistem pendinginanFrenki Niken
 
Pengukuran Temperatur
Pengukuran TemperaturPengukuran Temperatur
Pengukuran TemperaturMuhammad AR
 
Modul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvacModul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvacReandy Risky
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikIrwanWitono
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Gangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginGangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginAziz Borned
 
Sistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilSistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilVJ Asenk
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikcecepisnandarsetiawan
 
Agitated film evaporator
Agitated film evaporatorAgitated film evaporator
Agitated film evaporatorNurhairuna Sari
 
Prinsip refigerasi
Prinsip refigerasiPrinsip refigerasi
Prinsip refigerasiWiji Rahayu
 

What's hot (20)

Teknik refrigerasi
Teknik refrigerasiTeknik refrigerasi
Teknik refrigerasi
 
Pelumas dan Pelumasan
Pelumas dan PelumasanPelumas dan Pelumasan
Pelumas dan Pelumasan
 
3 steam jet
3 steam jet3 steam jet
3 steam jet
 
Sistem pendinginan
Sistem pendinginanSistem pendinginan
Sistem pendinginan
 
Pengukuran Temperatur
Pengukuran TemperaturPengukuran Temperatur
Pengukuran Temperatur
 
Ac
AcAc
Ac
 
Modul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvacModul ajar 1 introduction hvac
Modul ajar 1 introduction hvac
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Sistem pendingin b
Sistem pendingin bSistem pendingin b
Sistem pendingin b
 
Gangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginGangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendingin
 
Sistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobilSistem cara kerja ac mobil
Sistem cara kerja ac mobil
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
 
PERAWATAN AC
PERAWATAN ACPERAWATAN AC
PERAWATAN AC
 
Agitated film evaporator
Agitated film evaporatorAgitated film evaporator
Agitated film evaporator
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Tabel konversi satuan
Tabel konversi satuanTabel konversi satuan
Tabel konversi satuan
 
Prinsip refigerasi
Prinsip refigerasiPrinsip refigerasi
Prinsip refigerasi
 

Similar to MODUL PENDINGIN

Aplikasi konsep termodinamik
Aplikasi konsep termodinamikAplikasi konsep termodinamik
Aplikasi konsep termodinamikAmirah Naidin
 
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegalBalai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegalEdi Aswanto
 
Pengenalan ppu asas
Pengenalan ppu asasPengenalan ppu asas
Pengenalan ppu asaslaskarsalju
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prkhurrymuamala
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1Ahmad Fitra Ritonga
 
Tugas termodinamika
Tugas termodinamikaTugas termodinamika
Tugas termodinamikacucucuit
 
Bab iii cara kerja ac
Bab iii cara kerja acBab iii cara kerja ac
Bab iii cara kerja acrizky putra
 
Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Adeyan Alfikri
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Pratiwi Lilapraba
 
Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut
Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput LautMakalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut
Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput LautBayu Setiarbi
 
Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung VortexSistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung Vortexnuldaz
 
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptMateri-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptPasificGrim
 
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptMateri-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptKOKOKUSUMAYANTO
 

Similar to MODUL PENDINGIN (20)

"Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan""Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan"
 
1. pengenalan
1. pengenalan1. pengenalan
1. pengenalan
 
Aplikasi konsep termodinamik
Aplikasi konsep termodinamikAplikasi konsep termodinamik
Aplikasi konsep termodinamik
 
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegalBalai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
Balai pendidikan dan pelatihan perikanan tegal
 
Tekanan
TekananTekanan
Tekanan
 
Pengenalan ppu asas
Pengenalan ppu asasPengenalan ppu asas
Pengenalan ppu asas
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
 
Tugas termodinamika
Tugas termodinamikaTugas termodinamika
Tugas termodinamika
 
Bab iii cara kerja ac
Bab iii cara kerja acBab iii cara kerja ac
Bab iii cara kerja ac
 
Pemicu 1
Pemicu 1Pemicu 1
Pemicu 1
 
Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)
 
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
Makalah Temperatur dan Panas (Fisika)
 
Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut
Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput LautMakalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut
Makalah Pengumpul Kerang dan Rumput Laut
 
MAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin PendinginMAKALAH Mesin Pendingin
MAKALAH Mesin Pendingin
 
Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung VortexSistem Refrigerasi Tabung Vortex
Sistem Refrigerasi Tabung Vortex
 
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptMateri-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
 
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptMateri-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
 

MODUL PENDINGIN

  • 1. MODUL MATA PELAJARAN MESIN PENDINGIN I OLEH IBNU KHOTOB RINJANI, S.St.Pi,M.T NIP. 198101172005021003 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) SORONG 1
  • 2. 2 BAB 1. PENDAHULUAN 1. Sejarah Mesin Pendingin Manusia sudah lama berusaha untuk dapat menyimpan bahan makanan untuk dapat bertahan lama, berbagai cara telah mereka temukan di antaranya dengan cara: dikeringkan, diasinkan, diasapkan, diberi rempah – rempah, didinginkan dll. Diantara cara – cara pengawetan tersebut dengan cara didinginkan dianggap paling baik karena bahan makan yang telah didinginkan akan tetap segar dan tidak akan mengalami perubahan rasa, warna, dan, aromanya, disamping itu segala aktivitas yang menyebabkan pembusukan akan terhenti sehingga bahan makanan yang didinginkan akan bertahan lama . Cara pendinginan yang dilakukan waktu itu masih sangat sederhana dan sekitar tahun 1987 seorang berbangsa Amerika yang bernama Yoseph Mc Creaty membuat intlasi pendinginan pertama kali dan kemudian sampai sekarang penemuan itu dikembangkan oleh ahli – ahli intalasi pendinginan untuk mencapai kesempurnaannya. Dalam bidang perikanan sistem pengawetan dengan cara pendinginan ini pun telah berkembang diantaranya telah kita ketahui bahwa para nelayan telah mengawetkan hasil tangkapan dengan Es, banyak didirikan tempat – tempat penyimpanan ikan seperti : Cold Room, Cold storage, dll, serta tidak sedikit kapal kapal perikanan yang dilengkapi dengan intalasi pendingin. Dimana pada dasarnya proses pendinginan makanan ini akan berlangsung secara baik apabila memenuhi 3 ( tiga ) faktor utama yaitu : a. Bahan alat pendinginan yang digunakan. b. Ruang pendinginan (tempat menyimpan bahan makanan yang didinginkan ). c. Cara penempatan / pengaturan bahan makanan yang didinginkan. 2. Arti Pendinginan Pendiginan adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana setiap benda akan mempunyai kandungan panas yang besar tergantung dari temperatur benda tersebut. Benda yang bertemperatur tinggi akan mempunyai kandungan panas lebih banyak dibandingkan benda yang bertemperatur rendah, dan apabila kandungan panas suatu benda itu diserap maka benda tersebut akan kehilangan panas akibat temperatur benda akan menjadi dingin.
  • 3. Penyerapan panas dengan cara apapun juga ini akan terhenti apabila benda yang didinginkan telah mencapai temperatur -2730C ( O0 Kelvin ) dan ini merupakan titik terendah dari proses pendinginan. Proses pendinginan suatu benda dapat terjadi dengan cara : 3 1. Alam. Proses ini terjadi karena peristiwa alam sekitar kita misalkannya, di daerah yang mempunyai iklim dingin didaerah pegunungan, di kutub utara dan selatan dllnya. 2. Buatan. Ini dapat terjadi dengan cara : a. Non mekanik yaitu, mengunakan benda yang lebih dingin untuk mendinginkan benda lain misalnya, pendinginan ikan dengan Es. b. Mekanik yaitu, mengunakan mesin untuk pendinginan contohnya, lemari Es, Cold Room, Cold storage dllnya. Pendinginan buatan secara mekanik dapat dilakukan dengan 2 ( dua ) sistem yaitu  Sistem Kompresi.  Sistem Absorpsi. A. Mesin Pendingin Kompresor Cara kerja mesin ini berdasarkan pergantian antara pencairan dan penguapan suatu zat tertentu yang disebut médium atau refrigerant. Panas penguapan yang diperlukan untuk penguapan diambil dari ruangan sekeliling yang didinginkan, dan kemudian panas ini dikeluarkan dalam proses kondensasi. Mesin pendingin sistem kompresi memerlukan peralatan-peralatan pokok yaitu : kompresor, kondensor, receiver, katup expansi, dan evaporator. Cara kerjanya ialah sebagai : Medium dalam bentuk gas dengan tekanan rendah, dihisap pleh kompresor, kemudian dipadatkan (kompresi) sampai tekanan ± 10 bar. Gas bertekanan tinggi (juga suhunya tinggi), dialirkan kekondensor, dan akibat pendinginan gas tadi akan mencair dengan tekanan tetap. Jadi panas penguapan médium diambil oleh air pendingin (air laut) didalam kondensor. Sesudah mencair médium akan mengalir kepengumpul dan katup ekspansi, selama mengalir melalui katup ekspansi. Selama mengalir melalui katup ini cairan seolah – olah “dicekik” sehingga terjadi penurunan mendadak, akibatnya sebagian cairan akan menguap, dan menyerap panas dari sekitarnya dan juga dari sisa cairan yang ada, sehingga
  • 4. menyebabkan suhu cairan turun. Cairan ini selanjutnya masuk kedalam evaporator ini akan menguapkan médium yang berada didalamnya. Untuk menguapkan suatu zat selalu diperlukan panas, dan disini panas diambildari sekililing evaporator, karena penguapan berjalan terus, maka panas yang diambil dari ruangan sekililing juga lebih banyak, sehingga suhu ruangan tadi menjadi terus menerus turun juga. 4 3. Tujuan Pendinginan Pemakian mesin pendingin atau sering disebut mesin es, dikapal dimaksudkan untuk : 1. Mendinginkan ruangan – ruangan untuk menyimpan vahan makanan, agar dapat tahan lama. Ruangan - ruangan tersebut tergantung pada suhu yang diperlukan diesbut kamar beku, (frezzer room) dengan suhu dibawah 00 C dan disebut kamar dingin (cool room) apabila suhunya diatas 00 C. 2. Mendinginkan air untuk keperluan domestic atau membuat es. 3. Mendinginkan ruangan muatan 4. Mendinginkan ruangan tempat tinggal misalnya di cabin, salón dan sebagainya Ditinjau dari cara penggeraknya kompresor unit dibagi atas . 1. Jenis unit terbuka Di sini kompresor dan motor penggerak masing – masing berdiri sendiri untuk memutarkan kompresor dipergunakan ban (belt) motor penggeraknya biasanya adalah motor listrik atau diesel. 2. Semi hermetic unit (unit semi hermetis) Di sini kompresor dan motor listrik juga berdiri sendiri – sendiri, tetapi dihubungkan sehingga seolah – olah menjadi satu buah. Untuk memutarkan kompresor, poros motor listrik dihubungkan dengan poros kompresornya langsung. 3. Hermetic unit (unit hermetis) Di sini kompresor dan motor listrik benar – benar menjadi satu unit yang tertutup rapat. Kelemahannya bila terjadi kerusakan pada kompresor atau motor listrik sulit untuk diperbaiki. Keuntungannya ialah bahwa bentuknya dapat menjadi lebih kecil, tidak memakan tempat, harganya relatif murah, cocok sekali unit kompresor – kompresor pada domistic refrigerator (dayanya kecil). Di sini pemindahan daya dari motor listrik kekompresor dapat menjadi lebih sempurna.
  • 5. BAB II. HUBUNGAN SUHU DAN TEKANAN 5 1. Tekanan (Pressure) Besarnya gaya yang bekerja pada satuan luas bidang disebut tekanan. Tekanan = gaya tekan satuan = kgf/m2, gf/m2, lb/in2 luas bidang tekan Satuan tekanan dalam sistem MKS : Paskal dan yang lebih besar kilo Paskal (Kpa). 1 paskal (Pa) = tekanan 1 newton (N) pada luas 1 meterpersegi = 1 N/m2. Semua benda, padat, cair dan gas mempunyai tekanan. 1. benda padat memberikanan tekanan kepada benda lain yang menunjangnya msalnya kaki lemari es memberikanan tekanan pada lantai. 2. cairan di dalam bejana memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu. 3. gas di dalam tabung memberikanan tekanan kepada tabung, tekanan gas dalam tabung memberikan tekanan kepada tabung, tekanan gas dalam tabung dipengaruhi oleh suhu danjumlah gasnya. Kerja suatu mesin pendingin sebagian besar tergsntung dari perbedaan tekanan di dalam sistem. Kita harus mengerti arti macam – macam tekanan yang berhubungan refergerasi. Tekanan Tersebut ada 3 (tiga) macam : 1. tekanan atmosfer 2. tekanan manometer 3. tekanan absolut atau mutlak A. Tekanan Atmosfer (Atmosfer pressure) Udara mempunyai berat karena di tarik gaya tarik bumi, berat inii menyebabkan suatu tekanan yang menuju kesegala arah dan disebut : Tekanan atmosfir. Makin tinggi dari permukaan bumi lapisan udara makin tipis. Hal ini disebabkan karena gaya tarik bumi makin tinggi makin berkurang. Barometer adalah : alat untuk mengukur tekanan udara. Besarnya tekanan udara. Besarnya tekanan atmosfir dapat diketahui dengan barometer (air raksa). Sebagai setandar tekanan atmosfir di ambil tekanan pada air laut . 1 atmosfir (atom) pada barometer air raksa tiinggi 760 mmhg = pada 00 c=29,92 inch Hg. Setiap kenaikan dari 10 m dari permukaan air laut, air raksa dalam tabung barometer akan turun rata-rata 1 mm. Di atas gunung yang tingginya 3.000 m, barometer
  • 6. akan menunjukan tekanan 760-300 = 460 mm Hg. Makin kita naik gunung, makin berkurang tekanan atmosfir yang kita alami, sebaliknya semakin banyak kita menyelam kedalam laut, tekanan yang kita alami makin besar, karena kita alami tekanan atmosfir di tambah tekanan air. Tekanan yang kurang dari 1 atsmosfir disebut vakum sebagian, tekanan yang sudah tidak dapat diturunkan lagi adalah vakum 100%= 6 - vakum 1 atmosfir - 0 paskal ( Pa ) - 0 mikron Untuk mengukur satuan vakum, Pascal (Pa) lebih banyak di pakai dari pada kilo paskal (kPa) B. Tekanan Manometer ( Gauge pressure ) Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel uap atau tekanan gas dalam suatu tabung. Sebagai setandr tekanan manometer, tekanan atmosfir pada permukaan air laut di ambil sebagai 0, dengan satuan kg/cm2 atau PSIg. Jadi peda permukaanair laut, tekanan atmosfir1,033 kg/cm2 tekanan manometer. C. Tekanan Absolut ( Absoluto Pressure ) Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya jumlah tekanan manometer dan tekanan atsmosfir pada setiap saat disebut tekenan absolut. Titik 0 pada pada tekanan absolut adalah vokum 100 % atau tidak ada tekanan sama sekali = 0 paskal = 0 PSIa. Tekanan 1 atmosfir pada = Vakum 0 = 14,696 PSI a = 101, 3 KPa. Tekanan absolut = tekanan manometer + Tekanan atmosfir. Umumnya banda-banda dalam wujud padat, cair maupun gas jika di panasi, gerak molekul-molekulnya menjadi lebih kuat dan vokumnya mengembang . jika mengembangnya dibatasi, akan timbul gaya yang besar dari benda usahanya untuk mengembang. Makin besar panas yang diberikan , makin besar tekanan yang ditimbulkan. Tekanan tersebut dapat diukur dengan manometer.
  • 7. Makin rendah tekanan pada permukaan caira, makin rendah titik didik cairan itu. Hal ini pun berlaku untuk bahan pendinginan di dalam evaporator. Makin rendah tekanan di atas permukaan bahan pendingin, sehingga suhu evaporator juga menjadi makin rendah. 7 2. Panas Panas adalah energi yang diterima oleh benda sehingga temperatur benda atau wujudnya berubah. Apabila suatu benda ditambah kandungannya panasnya maka temperaturnya akan naik dan sebaliknya apabila suatu benda melepaskan kandungan panasnya maka temperaturnya akan turun atau menjadi dingin. Kandungan panas suatu benda dapat dipindahkan tetapi tidak dapat dihilangkan dan besarnya kandungan panas suatu benda dapat diukur meskipun kita tidak melihatnya. A.Satuan – Satuan Panas 1. Kilo Kalori (K.Kal) Besarnya satu kilo kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah temperatur 10 C dengan berat 1 Kg. 1 k.kal = 3,97 B.T.U = 4,187 K.J 2. British Termal Unit (B.T.U) Besarnya satu B.T.U adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah temperatur air sebesar 10 F dengan berat 1 LBs 1 BTU = 0,252 k.kal =n1,055 k.j 3. Kilo Joule (K.J) 1 K.J = 239 kalori = 0,948 BTU B. Macam – Macam Panas 1. panas jenis (spesifik heat) panas jenis adalah panas yang diperlukan untuk merubah temperatur sesuatu benda sebesar 10 C dengan berat 1 kg. Satuannya adalah K.kal / kg 0 C. 2. panas sensibel (sensibel heat) panas sensibel adalah yang diperlukan untuk merubah temperatur suatu benda tanpa merubah wujud benda tersebut. Apabila kandungan panas suatu benda diserap maka benda tersebut menjadi dingin dan sebaliknya apabila kandungan panas suatu benda ditambah maka akan menjadi panas (naik temperaturnya).
  • 8. Panas sensibel dapat dihitung dengan rumus: Qs = G x Sp x t Qs : Panas sensibel G : Berat benda Sp : Panas jenis T : Selisih temperatur awal dan akhir. 8 3. panas laten (latent heat) panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda tanpa merubah temperatur benda tersebut. Jumlah panas laten suatu benda dapat dihitung dengan rumus: Ql = G x Pl Ql : jumlah panas laten G : berat benda Pl : panas laten Macam – macam panas laten a. panas laten penguapan jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari cair menjadi uap, dalam mesin pendingin akan terjadi dievaporator yaitu pada proses penguapan bahan pendingin. b. panas laten pengembunan jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari uap menjadi cairan, dalam mesin pendingin akan terjadi dikondensor yaitu pada proses pengembunan (kondensor) bahan pendingin. c. panas laten pencairan (peleburan) jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari padat menjadi cairan. contoh : dari es menjadi cair d. panas laten pembekuan jumlah panas yang diperlukan untuk merubah wujud benda dari cair menjadi padat. Contoh : dari air menjadi es
  • 9. 9 C. Pemindahan Panas Panas akan berpindah dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur yang lebih rendah, jadi pemindahan panas ini akan terjadi apabila ada dua buah benda yang mempunyai perbedaan temperatur. Sistem pemindahan panas dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Sistem radiasi atau pancaran pemindahan panas dengan pancaran ini hanya dapat terjadi melaluui gas atau benda yang dapat tembus cahaya dan ruang yang hampa udara atau melalui suatu zat tanpa mempengaruhi temperatur zat tersebut. Contoh: pemindahan panas dari matahari dengan benda sekitarnya. Pemindahan panas dari lampu yang menyala dengan benda disekitarnya dll. Pemindahan panas yang terjadi tidak dapat kita lihat tetapi dapat dirasakan dan diukur kenaikan temperaturnya, sistem ini tidak dalam proses pendinginan. 2. Sistem konduksi atau hantaran pemindahan panas ini terjadi secara langsung tanpa melalui perantara benda atau zat lain. Contoh: pemindahan panas dari benda yang menempel pada es. Pemindahan panas dari benda yang didinginkan yang menempel dengan evaporator. Sistem ini sering kita jumpai pada mesin pendingin seperti contack plate frezzer, adapun benda yang mudah menghantarkan panas disebut dengan konduktor, sedangkan benda yang tidak mudah menghantarkan panas disebut isolator. 3. Sistem konveksi atau aliran. Pemindahan panas ini terjadi tidak secara langsung tetapi melalui zat atau benda lain seperti udara atau air garam. Pemidahan panas sistem konveksi dengan perantara udara dapat dibedakan menjadi 2 macam: a. aliran udara secara alamiah (natural) pemindahan panas terjadi karena perbedaan berat janis udara yang dingin lebih besar dibandingkan dengan berat jenis udara yang panas maka udara yang dinginkan mengalir kebawah dan udara yang panas akan mengalir keatas. Contoh : pemindahan panas dari benda yang didinginkan keevaporator dalam lemari es.
  • 10. 10 b. aliran udara secara tiupan . pemindahan panas terjadi karena adanya dorongan / tiupan udara sehingga udara dalam ruang yang didinginkan dapat bersirkulasi. Contoh : pemindahan panas dalam cool room, ruangan yang ber AC. Untuk mensirkulasikan udara diperlukan kipas angin atau fan.
  • 11. 11 BAB III. BAHAN PENDINGIN 1. Sirkulasi Bahan Pendingin Bahan pendingin atau refrigeran yang dipakai pada mesin refrigerasi bersirkulasi secara terus – menerus selama kompresor terus bekerja. Refrigeran tersebut mengalami berbagai macam perubahan wujud, yaitu dari gas menjadi cair dan kemudian berubah karena menguap menjadi gas kembali dan seterusnya. Secara garis besar proses terjadinya pendinginan adalah sebagai berikut : Refrigeran dari evaporator yang mempunyai suhu dan tekanan rendah dan dihisap oleh kompresor untuk dikompresikan, setelah dikompresikan maka refrigeran tersebut akan menjadi bersuhu dan bertekanan tinggi, dari gas refrigeran mengalir melewati oil saparator untuk dibebaskan dari kandungan minyak pelumasnya. Gas refrigeran selanjutnya mengalir kekondensor untuk didinginkan dengan air. Oleh karena pendingin tersebut maka refrigeran mengalami kondensasi sehingga refrigeran berubah dari gas menjadi cair dengan suhu yang rendah akan tetapi tekanan tetap tinggi, selanjutnya refrigeran tersebut di alirkan ke katup ekspansi. Pada bagian katup ekspansi ini refrigeran mengalami jatuh tekan yaitu dari tekanan tinggi ketekanan rendah, akibatnya refrigeran cair tadi berubah menjadi uap yang bersuhu dan bertekanan rendah yang kemudian dialirkan kedalam pipa – pipa evaporator yang di pasang pada sebuah mesin refrigerasi. Temperatur evaporator lebih rendah dari temperatur produk sehingga energi panas yang dikandung oleh produk dihisap oleh evaporator akibatnya temperatur produk semakin rendah bahkan bisa menjadi beku. Gas refrigeran di evaporator yang menyerap panas dari produk, kemudian dihisap kembali oleh kompresor, selanjutnya disirkulasikan lagi keseluruh sistem.
  • 12. 12 2. Pengertian Bahan Pendingin Pengertian bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mempunyai titik didih yang sangat rendah pada tekanan satu (1) atmosfer, di mana dalam sirkulasinya pada mesin pendingin refrigerant ini akan selalu berubah bentuknya.yaitu : 1. dari cairan menjadi uap yaitu menyerap panas di sekitar evaporator. 2. dari uap menjadi cairan yaitu dengan membuang panas kepada zat (udara atau air) yang mendinginkan kondensor. Jenis bahan pendingin (refrigerant) banyak sekali macamnya tetapi tidak satupun yang di pakai untuk semua keperluan, karena temperatur dingin yang di kehendaki selalu berbeda – beda besarnya maka refrigerant dapat di katakan tepat penggunaannya apabila sesuai dengan yang di perlukan. 3. Persyaratan yang harus di penuhi oleh bahan pendingin: 1) Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm 2) Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah 3) Mempunyai panas laten penguapan yang besar (tinggi) 4) Mempunyai nilai dielektrika (tidak menghantarkan arus listrik) Yang kuat. 5) Mempunyai (panas penguapan yang sedikit lebih tinggi dari panas laten. 6) Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbauh 7) Tidak mudah terbakar atau meledak 8) Tidak mudah terurai dalam semua keadaan (stabil) 9) Tidak korosif (menimbulkan karat) pada instalasi pendingin 10)Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak minyak pelumas tersebut. 11) Mudah di ketahui bila ada kebocoran 12)Harganya murah dan mudah di dapat di pasarkan. 4. Bahan Pendingin AMONIA (N H3) / R – 717 1) Banyak di pakai pada unit pendingin yang berkapasitas besar seperti : Cold Storage (gudang beku), pabrik es. 2) Titik didih pada tekanan 1 Atm = - 340 C ( - 280 F) 3) Tekanan kondensasi normal pada temperatur 300 C s/d 360 C sebesar 11 kg/cm2 s/d 13 kg /cm2 g. 4) Tekanan maksimal kondensasi = 15 kg/cm2 g (225 PSIg)
  • 13. 13 Kebaikan Amonia : a. Mudah di ketahui bila ada kebocoran b. Mempunyai panas laten yang tinggi c. Harganya murah Keburukan Amonia: a. Beracun sehingga membahayakan lingkungan b. Mempunyai kekuatan dialektrika yang rendah sehingga tidak dapat di gunakan untuk kompresor sistem tertutup (hermetik) c. Tidak larut dalam mimyak pelumas sehingga harus di pasang alat oil separator pada rangkaian mesin pendingin tersebut d. Apabila tercampur dengan air akan menimbulkan karat pada instalasi pipa mesin pendingin yang menggunakan logam kuningan. Tembaga, seng, timah. e. Mudah terbakar / meledak apabila bercampur dengan udara dalam perbandingan tertentu (13% - 17%) 5. Freon 12 / R- 12 / C CL F2 1) Banyak di gunakan pada unit refrigerasi yang berkapasitas kecil seperti kulkas/lemari es. 2) Titik didihnya pada tekanan 1 atm – 300 C (- 200 F) 3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 – 400 C sebesar 7 s/d 9 kg/cm2 (101 s/d 130 PSIg) 4) Tekanan maksimal kondensasi 11 kg/cm2 Kebaikan R – 12 : a. Tidak menimbulkan karat, tidak beracun, tidak terbakar atau meledak. b. Mempunyai kekuatan dielektrika yang tinggi sehingga dapat di gunakan pada kompresor hermetik c. Dapat bercampur dengan minyak pelumas sehingga mesin pandingin tidak memerlukan oil separator. d. Tekanan dan temperatur kerja lebih rendah e. Harganya lebih murah di banding dengan jenis halogen lainnya f. Melarutkan hodrocarbon, either, sehingga dapat di gunakan sebagai zat pembersih. Keburukan R – 12:
  • 14. a. Merusak packing yang terbuat dari bahan sintetis b. Sulit di ketahui kalau ada kebocoran c. Mempunyai panas laten penguapan yang rendah di banding dengan 14 refrigerant lainya. 6. Freon 22 / R – 22 / Ch Cl F2 1) Banyak di gunakan pada : air conditioning, cool room dll 2) Titik didih pada tekanan 1 atm : - 400 C ( - 400 F) 3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 s/d 400 C sebesar 11 s/d 13 kg / cm2 (225 PSIg) Kebaikan R – 22 ; a. Tidak beracun, tidak menimbulkan karat pada pipa instalasi mesin pendingin. b. Di banding R - 12 : 1. untuk motor penggeraknya yang sama kapasitas kompresornya dapat 60% lebih besar 2. mempunyai tekanan lebih rendah pada tekanan 1 atm Keburukan R – 22 : a. pada temperatur rendah tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas sehingga sehingga mesin pendingin yang menggunakan R – 22 sebaiknya memakai oil separator. b. Mempunyai tekanan kondensasi yang tinggi c. Sulit di ketahui bila terjadi kebocoran. 7. Refrigerant R – 502 / C Cl F2 –C F3 1) Freon 502 tersusun atas campuran 51,2% Freon 115 dan 48,8% Freon 22 2) Titik didih pada tekanan 1 atm = - 45,40 C (- 49,80 F) 3) Tekanan normal kondensasi pada temperatur 30 s/d 400 C sebesar 12 s/d 16 kg /cm2 (176 s/d 232 PSIg) 4) Tekanan kondensasi maksimal sebesasr 18 kg/cm2 (260 PSIg) Kebaikan R – 502 : a. Mempunyai titik didih yang rendah pada tekanan 1 atm b. Mempunyai tekanan kondensasi yang rendah sehingga kompresor akan tahan lama.
  • 15. c. Kekentalan minyak pelumas lebih dapat terjamin d. Tidak beracun dan tidak menimbulkan karat 15 Keburukan R – 502 : a. Pada temperatur rendah tidak larut dengan minyak pelumas sehingga sebaiknya mesin pendinginnya menggunakan oil separator b. Harganya lebih mahal di banding refrigerant yang lain. c. Sulit di ketahui kalau ada kebocoran. Warna tabung bahan pendingin 1) Freon – 11 Jingga (Orange) 2) Freon 12 Putih 3) Freon 13 Biru muda dengan ban biru tua 4) Freon 22 Hijau 5) Freon 113 Unggu tua (purple) 6) Freon 114 Biru tua 7) Freon 500 Kuning 8) Freon 502 Unggu muda (Orchid) 9) Freon 503 Biru Hijau (Aquamarine) 10) R - 40 Methyl Chloride 11) R - 717 Amonia Perak 12) R - 744 Carbon dioxide 13) R - 764 Sulfur Dioxide Hitam Gambar Refrigerant 22.
  • 16. BAB IV. MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN MESIN PENDINGIN 16 1. Pengertian Umum Mesin Pendingin Mesin pendingin adalah suatu alat untuk mengendalikan suhu dari suatu ruangan pendingin. Mesin pendingin ini pada prinsipnya terdiri atas beberapa komponen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk dapat menghasilkan suhu ruangan yang hendak dikendalikan itu. Mesin Pendingin dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan panas, yaitu perpindahan panas suatu zat ( substan ) ke zat yang lain, yang terjadi karena adanya pengaruh kerja mekanik mesin pendingin. Menurut Budi Hartanto (1986) pendingin adalah suatu proses penyerapan panas pada suatu benda dimana proses ini terjadi karena adanya penguapan bahan pendingin (refrigerant), untuk mendapatkan jumlah penyerapan panas yang besar maka cairan bahan pendingin yang akan diuapkan harus bertekanan rendah agar titik didihnya lebih rendah pula. Pada suhu udara yang lebih tinggi, jasad renik (bakteri) dapat berkembang biak lebih cepat lagi, sehingga jumlahnya berlipat ganda menjadi ribuan kali. Dan telah disilidiki bahwa pada suhu rendah 4 - 10o C atau 40o F batas suhu yang paling baik dimana jasad renik (bakteri) sukar berkembang biak sehingga produk yang didinginkan akan lebih bertahan lama (E. Karyanto, 2003) Mesin Pendingin merupakan proses pemeliharaan tingkat tinggi suhu dari bahan atau ruangan pada tingkat yang lebih rendah dari suhu lingkungan atau atmosfer sekitarnya dengan cara penyerapan atau penarikan panas dari bahan ruangan tersebut ( Sofyan IIyas, 1983 ). Menurut Dossat (1978) secara umum mesin pendingin didefinisikan sebagai proses perpindahan panas. Secara khusus dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan proses penurunan suhu ruangan atau material dibawah suhu sekitarnya.
  • 17. 2. Mengidentifikasi komponen Mesin Pendingin 17 Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistim kompresi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : komponen pokok, komponen bantu, komponen kontrol. 3. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen atau alat yang harus ada atau mutlak digunakan pada mesin pendingin. Komponen pokok tersebut meliputi : kompresor, kondensor, tangki penampung (receiver), katup ekspansi dan evaporator. Dari kelima komponen tersebut diantaranya (kecuali tangki penampung / receiver) disebut juga komponen utama. Adapun jenis – jenis komponen pokok berdasarkan spesifikasinya adalah sebagai berikut: a. Kompresor Kompresor adalah digunakan untuk memapatkan uap bahan pendingin Kompresi uap terdiri atas sebuah torak yang bekerja bolak – balik didalam silinder yang mempunyai katup buang ( suction valve ) sehingga berlangsung proses pemompaan, proses ini yang membuat perbedaan tekanan, sehingga bahan pendingin dapat mengalir dari satu bagian kebagian lain. b. Kondensor Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengembunkan atau mengubah uap bahan pendingin bertekanan tinggi menjadi cairan bahan pendingin bertekanan tinggi. c. Tangki Penampung (receiver) Receiver adalah suatu alat (tempat) yang berupa sebuah tabung atau silinder yang digunakan untuk menampung cairan bahan pendingin bertekanan tinggi hasil proses pengembunan di kondensor. Sesuai dengan fungsinya pada umumnya receiver hanya digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas besar. Berdasarkan kedudukan jenis receiver dibedakan menjadikan dua macam, yaitu: 1. Receiver yang ditempatkan secara horisontal (datar) 2. Receiver yang ditempatkan secara vertikal (tegak) Untuk jenis receiver yang besar dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti : gelas penduga (sigh glass), safety valve (keran pengaman), keran cerat.
  • 18. 18 d. Katup Ekspansi Katup ekspansi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur jumlah aliran refrigerant dan menurunkan tekanan cairan bahan pendingin. e. Evaporator Evaporator adalah alat yang digunakan untuk menguapkan atau merubah cairan bahan pendingin bertekanan rendah menjadi uap bahan pendingin bertekanan rendah . 4. Komponen Bantu Yang dimaksud dengan komponen pembantu adalah sutau komponen atau alat yang digunakan untuk membantu kelancaran kerja mesin pendingin, oleh karena itu tidak mutlak harus ada atau digunakan. Pada mesin pendingin jenis alat bantu yang digunakan tergantung pada kapasitas mesin pendingin dan jenis bahan pendinginnya. Penggunaan mesin bantu pada mesin pendingin di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini :  Jenis bahan pendingin yan g digunakan  Temperatur akhir pendinginan yang dikehendaki Jenis komponen bantu yang digunakan pada mesin pendingin antara lain: Oil separator, filter / dryer, indicator, heat exchanger, solenoid valve dan accumulator. a. Oil separator Yaitu suatu alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas yang ikut termampatkan oleh kompresor dengan uap bahan pendingin bertekanan tinggi. b. Filter / Dryer Filter / dryer suatu alat yang digunakan untuk menyaring kotoran dan menyerap kandungan air yang terbawa oleh bahan pendingin bertekanan tinggi diantara kondensor sampai katup ekspansi. c. Indikator Indikator merupakan suatu alat untuk mendeteksi aliran cairan refrigeran yang ditempatkan pada saluran cairan tekanan tinggi atau tempatnya setelah penempatan filter / dryer. Dalam keadaan demikian maka indikator akan berfungsi sebagai alat untuk mendekteksi kerja atau keadaan filter / dryer. d. Heat Exchanger Heat Exchanger merupakan suatu alat penukar panas untuk menambah kapasitas mesin pendingin dan alat ini merupakan suatu tempat terjadinya perpindahan panas dari cairan bahan pendingin bertekanan tinggi keuap bahan pendingin yang akan dihisap oleh kompresor. Heat Exchanger hanyalah merupakan tempat persinggungan saluran bahan
  • 19. pendingin bertekanan tinggi dari tangki penampung dengan saluran uap bahan pendingin sistem evaporator kering. e. Solenoid valve Yaitu jenis kran yang kerjanya dipengaruhi oleh terbentuknya elektro magnetik pada alat tersebut, oleh sebab itu untuk mengoperasikan diperlukan arus listrik. f. Akumulator Yaitu suatu tempat yang digunakan untuk memisahkan uap dan cairan refrigeran bertekanan rendah. Pada mesin pendingin sistim evaporator basah peranan akumulator sebagai komponen pokok, namun pada evaporator sistim kering peranan akumulator sebagai komponen bantu. g. Gas purger Gas purger merupakan komponen mesin pendingin yang bekerja untuk mengeluarkan udara dari uap refrigeran didalam sistim. Prinsipnya dengan cara memisahkan udara yang dikandung oleh gas refrigeran dengan cara mendinginkannya. 5. Komponen Kontrol komponen kontrol merupakan komponen yang berfungsi sebagai alat kontrol keadaan pengoperasian mesin pendingin yang pada umumnya berkaitan dengan keadaan tekanan dan temperatur. Jenis komponen kontrol dibagi dua, yaitu :  Komponen kontrol non automatik Yaitu komponen kontrol yang dapat menunjukan keadaan tekanan dan temperatur pada bagian mesin pendingin yang di kontrol.  Komponen kontrol aotumatik Yaitu komponen yang berupa saklar listrik yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan tekanan atau temperatur mesin pendingin. Jenis komponen kontrol automatik antara lain : Hight Pressure Control (HPC), Low Pressure Control (LPC), Pressostat, Oil Pressure Control ( OPS ), dan Thermostat. Komponen-komponen bantu tersebut adalah : a. Manometer Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan. Pada mesin pendingin biasanya 19 terdapat beberapa manometer yaitu :  Manometer tekanan tinggi  Manometer tekanan rendah
  • 20. 20  Manometer tekanan pelumas b. Thermometer Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur. Pada mesin pendingin biasanya digunakan untuk mengukur temperatur ruang pendingin, media (air) pendingin kondensor, pengeluaran dan penghisapan kompresor dan sebagainya. c. High Pressure Control (HPC) Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang bekerja karena adanya tekanan pengeluaran kompresor, oleh sebab itu alat ini selalu dihubungkan dengan saluran pengeluaran kompresor. d. Low Pressure Control (LPC) Pada prinsipnya alat ini adalah suatu sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh tekanan penghisapan kompresor, sehingga selalu dihubungkan dengan saluran penghisapan kompresor. e. Oil Pressure Control (OPC) Pada prinsipnya alat ini merupakan sakelar yang kerjanya dipengaruhi oleh keadaan perbedaan tekanan pelumas dan tekanan penghisapan kompresor, untuk itu maka alat ini selalu di hubungkan dengan saluran pelumasan dan saluran penghisapan kompresor. f. Thermostat Pada prinsipnya alat ini merupakan saklar yang kerjanya dipengaruhi oleh temperatur dalam ruang pendingin, untuk itu alat ini dilengkapi dengan tabung perasa (Sensor Bulb) yang digunakan untuk mendekteksi temperatur ruang pendingin.
  • 21. HPC Oil saparator Kran selenoid Gambar 1. Skema penempatan komponen mesin pendingin 21 Katup ekspansi Heat exchanger 1 Evaporator Ruang pendingin Thermostat Kondensor Kompresor Filter Drier akumulator indikator LPC OPC T. penampung
  • 22. Katup Ekspansi Automatik 22 6. Spesifikasi Komponen Pokok 1. Kompresor Berdasarkan cara kerjanya Berdasarkan konstruksinya Berdasarkan pengunaannya 2. Kondensor Berdasarkan media pendingin 3. Tangki penampung Berdasarkan bentuknya 4. katup ekspansi berdasarkan bentuknya 5. Evaporator Berdasarkan bentuknya Berdasarkan penempatanya Komp. Torak (Reciprocation) Komp. Rotary Komp. Tertutup Komp. Hermatic Komp. Semi Hermatic Komp. Terbuka Komp. Single stage Komp. Two stage Kond. air Kond. Udara Kond. Shell and tube Kond. Tube and tube Kond. Shell and coil Kond. air udara (Evaporation) Tangki Penampung Horisontal Tangki Penampung Vertical Katup ekspansi manual Katup ekspansi Thermostatik Katup ekspansi Float Ekspansi kapiler External Internal Evaporator Bare Evaporator Plate Evaporator finned (Air Blast evaporator Evaporator sistim basah Evaporator sistim kering
  • 23. BAB V. MINYAK PELUMAS MESIN PENDINGIN ( REFRIGERATION OIL ) 23 1. Kegunaan Minyak Pelumas Minyak pelumas dalam mesin pendingin merupakan bagian yang penting untuk melumasi atau melindungi bagian – bagian yang bergerak dari kompresor. Kompresor mesin pendingin harus terus – menerus mendapat pelumasan, jika cara pelumasan kurang sempurna, bagian – bagian yang bergerakdari kompresor akan cepat menjadi aus atau rusak. Gunanya minyak pelumas dari sistem pendingin untuk : 1.Mengurangi gesekan dari bagian – bagian yang bergerak 2.Mengurangi terjadinya panas pada bus dan bantalan 3.Membentuk lapisan penyekat ( Sealing Agent ) antara torak dan dinding silinder. 4.Berfungsi membantu kumparan motor listrik didalam kompresor hermatik. Didalam kompresor minyak pelumas selalu berhubungan, bahkan bercampur dengan bahan pendingin dan mengalir bersama – sama kesemua bagian dari sistem ( Kondensor, Pipa Kapiler, evaporator, akumulator dan saluran isap ). Pada bagian bagian tersebut sebenarnya minyak pelumas tidak diperlukan, bahkan hanya dapat menimbulkan kerugian dan ganguan saja. Minyak Pelumas harus tetap stabil pada suhu dan tekanan yang tinggi dari kompresor, juga harus tetap dapat memberikan pelumasan dan melindungi bagian bagian yang bergerak agar tidak aus dan rusak. Pada suhu rendah minyak pelumas harus tidak menimbulkan kotoran atau endapan yang dapat menyebabkan pipa kapiler, kran pada ekspansi atau pipa pada evaporator menjadi buntu Minyak pelumas yang ikut terbawah oleh bahan pendingin harus dapat dikembalikan ke kompresor dengan perencanaan dari sistem, terutama evaporator yang baik. Minyak pelumas dapat dibagi tiga golongan, yaitu yang berasal dari : 1. Hewan. 2.Tumbuhan – tumbuhan 3.Mineral Minyak hewan dan minyak tumbuh – tumbuhan adalah minyak yang tetap ( Fixed oil ), karena tidak dapat dimurnikan tampa di uraikan. Minyak tersebut tidak stabil, mudah membentuk asam dan endapan, sehingga tidak dapat dipakai untuk mesin pendingin.
  • 24. Minyak pelumas untuk mesin pendingin dibuat dari minyak miniral, yang baik dari golongan Napthen. Minyak mineral harus dibersihkan melalui proses penyulingan minyak, untuk diambil : lilin, air, belerang, dan lain – lain kotorannya. Umumnya minyak pelumas diberi bahan tambahan ( addtive ) untuk menghidarkan terjadinya endapan busa. Minyak pelumas harus mempunyai pour point yang rendah, agar pada suhu rendah lilinya tidak memisah lalu membeku. Lilin yang membeku dapat membuat buntu alat pengatur bahan pendingin seperti : Pipa kapiler, kran ekspansi, dan lain – lain. 2. Syarat – Syarat minyak pelumas untuk mesin pendingin 1. Tidak mengandung air, Tir, lilin, asam, dan lain – lain kotoran 2.mempunyai pour point ( suhu terendah, diman minyak masih dapat mengalir ) yang rendah – 25 s/d – 40 OF ( -32 s/d -40 oC ).Agar pada sistem untuk suhu rendah, lilinnya tidak memisah dan membeku. 3.mempunyai dielektrik ( tidak menghantarkan panas ) yang kuat, minimum 25 kilo volt. 4.mempuyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah beraksi pada bahan pendingin atau benda lain yang banyak dipakai pada sistem pendingin tidak merusak tembaga sampai suhu 121 0C. 5.tidak berbusa, karena jika berbusa minyak pelumas dapat terbawah oleh bahan pendingin masuk ke kompresor, dapat merusak katup kompresor. 6.mempunyai kekentalan ( viscosity ) pada 100 0F ( 37,8 0C ) antara 150 s/d 300 SUS. Pada suhu tinggi dan suhu rendah harus tetap dapat memberikan pelumasan yang baik. 3. Kekentalan minyak pelumas atau viskositas ( viscosity ). Minyak pelumas biasanya diukur dengan satuan Saybolt Universal Second (SUS) Satuan waktu dalam detik yang diperlukan untuk mengalirkan minyak dalam waktu tertentu (60 cm3) dengan berat sendiri dari tabung melalui lubang pipa kapiler dengan diameter dalam (ID) 0,1765 cm dan panjang 12,25 mm, pad asuhu udara tertentu 1000F ( 37,80C ). Misalnya minyak pelumas pada suhu 1000F memerlukan waktu 300 detik untuk melewati pipa kapiler tersebut, maka dinamakan minyak tersebut mempunyai kekentalan 24
  • 25. 300 SUS pada 1000F. Minyak pelumas dengan 300 SUS lebih kental dari pada minyak pelumas 200 SUS. Minyak pelumas yang terlalu kental akan membuat tahanan minyak tersebut menjadi besar dan tenaga yang diperlukan untuk mengerakkan kompresor juga bertambah besar. Minyak yang terlalu kental tidak dapat menembus lapisan permukaan antara bagian – bagian yang bergerak, apalagi pada kelonggaran atau celah kebebesan yang sempit, minyak pelumas tidakj dapat menembus ke celah – celah tersebut yang harus dilumasi, sehingga hasil pelumasan tidak merata dan bagian yang bergesekan cepat menjadi aus dan rusak. Sebaiknya minyak pelumas yang terlalu encer, tidak dapat membuat lapisan film dan melumasi permukaan bagian yang bergerak dengan baik, sehinggah bagian – bagian tersebut cepat menjadi aus dan rusak. Telah kta ketahui minyak pelumas juga berfungsi sebagai penyekat atau pemisah antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dari kompresor. Pada kompresor torak antara torak dan dinding silinder. Pada kompresor rotari antara daun – daun pisau dan silinder dapat menjadi bocor, jika minyak pelumas yang dipakai terlalu encer. Jika kita tidak mempunyai data atau keterangan dari pabrik yang diperlukan, Tabel 1. dibawah ini dapat dipakai sebagai pedoman : Pemakain Bahan pendingin Kekentalan 25 Suhu kompresor : Normal Tinggi Semua Halogen amoniak 150 150 300 Suhu evaporator : Diatas -180C -18 s/d -400C Dibawah -400C Halogen Amoniak Halogen Amoniak Halogen Amoniak 150 300 150 150 150 150 Kompresor AC mobil Halogen 500 Kentalan minyak pelumas akan berubah, jika terjadi perubahan suhu. Kekentalan akan naik, jika suhuinya turun sebaliknya kekentalan akan turun, jika suhu naik. Misalkan 175 SUS pada 100 0Fakan naik menjadi 1800 SUS jika suhunya turun sampai 400F ( 4,40C ).
  • 26. Kekentalan minyak pelumas sangat di pengaruhi oleh jumlah bahan pendingin yang larut di dalam minyak tersebut. Misalkan minyak pelumas murni mempunyai kekentalan 175 SUS pada 1000F, jika ada 15% bahan pendingin R – 12 yang larut didalamnya, pada suhu yang sama kekentalannya akan turun menjadi 60 SUS. 4. Minyak pelumas yang bercampur dengan bahan pendingin Bahan pendingin yang dapat diserap atau larut dalam minyak pelumas dapat dibagi menjadi tiga golongan : 1. Dapat bercampur pada suhu tinggi dan rendah 2. Dapat bercampur pada suhu tinggi, tertapi memisah pada suhu rendah 3. Tidak dapat bercampur pada suhu tinggi maupun rendah. Pada suhu rendah di evaporator, kemampuan bercampur bahan pendingin dengan minyak pelumas berkurang, sedangkan pada suhu tinggi kompresor dan kondensor bertambah. Di evaporator biasanya sebagian minyak pelumas akan memisah dari campuran bahan pendingin dan minyak. R-12 adalah bahan pendingin yang pada suhu tinggi dan suhu rendah dapat berbercampur dengan minyak pelumas. Di dalam saluran pipa evaporator yang rendah suhunya, R-12 tetap dapat bercampur dengan minyak pelumas kekentalan minyak pelumas di evaporator dan saluran isap tetap rendah ( encer ), sehinggah minyak pelumas dapat lebih mudah di bawah kembali ke kompresor. Bahan pendingin R - 22 dan freon 502 pada suhu tunggi mudah bercampur dengan minyak pelumas tetapi pada suhu rendah minyaknya lalu memisah. Di evaporator sebagian besar minyak pelumas memisah menjadi lebih kental, maka tidak dapat sama dengan bahan pendingin kembali ke kompresor. Minyak pelumas yang tertinggi di evaporator akan melapisi bagian dalam evaporatur, menyebabkan penurunan evesiensi dan menghalagi perpindahan kalor dari evaporator. Minyak pelumas yang tertinggi di evaporator dapat di kembalikan ke kompresor pad waktu dipanasi selama terjadi defrost di evaporator. 26
  • 27. 5. Jumlah minyak pelumas di dalam kompresor Minyak pelumas yang akan di isikan kedalam kompresor, selain mutunya harus yang baik juga jumlahnya harus tepat. Kurang minyak pelumas akan bagian-bagian yang bergeark cepat rusak, menambah gesekan dan menimbulkan suara. Terlalu banyak minyak pelumas akan menyebabkan kompresor mengisap banyak minyak . Jumlah bahan pendingin yang di hisap berkurang dan kapasitasnya menurun, juga dapat merusak katup kompresor . Kompresor hermetik untuk mesin pendingin padah saat ini di rencanakan dengan bentuk yang kecil dan kecepatan putaran yang tinggi. Tempat penampung minyak pelumas padah bagian bawah kompresor snagat terbatas. Minyak pelumas yang ikut bersirkulasi harus dapat kembalih ke kompresor lagih, agar jumlah minyak pelumas di dalam tempat penampung minyak dapat terus tetap tingginya . Minyak pelumas di dalam kompresor hermetik di rencanakan dapat di pakai sampai bertahun-tahun atau selama sistem masih dapat bekerja dengan baik, maka kita harus memakai minyak pelumas dengan mutu yang terbaik . Kompresor unit yang baru telah di isi dengan minyak pelumas oleh pabrik pembuatanyah dengan minyak pelumas yang sesuai dengan jumlah yang tepat . Kompresor unit untuk pabrik yang merakit lemari es belum di isi engan minak pelumas . Setelah kompresor unit di pasang padah sistem lemari es dan sistem tersebut di buat vakum, barulah minyak pelumas di isikan ke dalam kompresor . Setlah itu baru sistem di isi dengan bahan pendingin baru di coba jalan . Dalam data dan spesiikasi kompresor selaluh di sebutkan : merk, tipe dan jumlah minyak pelumas yang harus di isikan untuk suatu kompresor. Minyak pelumas untuk mesin pendingin dibuat oleh beberapa perusahaan minyak dengan nama dagang dan tipe sebagai berikut : 27
  • 28. Tabel 2. Perusahaan minyak dengan nama dagang dan tipe Kekentalan (SUS) Pada 1000F (37,8 0C) 100 150 200 300 500 Caltex Shell Sun Oil Co ESSO 28 Gult Oil Ca. Mobil Castrol B. P. Union Capella Clavus Suniso Norpol Zerica Seneca Arctic Flowrex Icematic Energol turmaco A 15 - 35 40 39 Lingt C Lingt LPT- 50 - B 32 3GS 40 42 42 155 151 Medium LPT- 50 150 C 46 - 45 45 45 C Heavy C Heavy F – 200 LPT-80 215 D 68 4 GS 50 50 49 300 E Heavy Heavy LPT-100 315 E 100 5GS 55 55 54 - - F-300 - 465 Waktu sistem diperiksa, minyak pelumas yang di keluarkan ke kompresor unit harus bersih dan jernih. Jika minyak yang keluar berwarna, ada endapan dan kotoran, ini merupakan petunjuk bahwa minyak pelumas telah bercampur dengan air dan asam. Lain petunjuk pada minyak pelumas yang di keluarkan adalah baunya, jika berbau hangus berate kumoaran motor telah terbakar. Minyak pelumas mesin pendingin mempunyai sifat dapat menyerap uap air dan udara, maka menyimpannya harus dalam suatu tempat yang rapat udara. Setelah memakai minyak pelumas, sisanya harus di tutup kembali yang rapat. Minyak pelumas mesin pendingin yang bercampur dengan udara atau uap, air dapat membentuk endapan asam . janganlah mengisi kompresor unit dengan minyak pelumas yang bekas dipakai.isilah selalu dengan minyak yang baru. 6. Pengisian Minyak Pelumas Minyak pelumas dalam kompresor dapat berkurang jumlahnya, untuk itu perlu diisi atau ditambah kembali, penambahan atau pengisian minyak pelumas kedalam kompresor dapat dilakukan dengan 3 sistem: 1. System pengisian langsung ke rumah engkol kompresor . pengisian minyak pelumas system ini dilakukan pada saat penggantian minyak pelumas kompresor atau pengisian minyak pelumas setelah selesai pembongkaran kompresor, sehingga pada saat pengisian minyak pelumas pada system ini kompresor dalam keadaan mati. 2. System pengisian melalui cairan pengisapan kompresor
  • 29. pada system ini minyak pelumas dihisap oleh kompresor kemudian dimapatkan ke oil separator dari oil separator kemudian minyak pelumas masuk kerumah engkol, kompresor melalui saluran pengembalian minyak pelumas system ini pada umumnya hanya digunakan pada mesin pendingin yang menggunakan bahan pendingin jenis halogen. 3. System pengisian melalui saluran pengisian minyak pelumas. System ini digunakan pada kompresor yang dilengkapi dengan saluran pengisian minyak pelumas, pada umumnya digunakan oleh mesin pendingin dengan pendingin jenis amoniak. 7. Tekanan pelumasan kompresor (Oil Pressure) Khusus untuk kompresor yang menggunakan pelumas system tekan (paksa), standar normal. Minimal : 1,2 kg/cm (17 PSI) + tekanan pengisapan Maksimal : 3 kg/cm (43 PSI) + tekanan pengisapan 29 Tekanan terlalu rendah - jumlah minyak didalam kompresor kurang - mutu atau kualitas minyak pelumas didalam kompresor telah berkurang (rendah) - saringan atau filter minyak pelumas kotor - kerja pompa minyak pelumas kurang / tidak sempurna Tekanan terlalu tinggi - derajat kekentalan minyak pelumas didalam kompresor bertambah karena kompresor mengisap cairan refrigerant - saluran minyak pelumas tekanan tinggi (setelah pompa) kotor atau tersumbat. - Pengaturan minyak pelumas kurang tepat Jumlah dan warna minyak pelumas didalam kompresor standar normal - jumlah minyak pelumas Maksimal : 2/3 tinggi gelas penduga Minimal : 1/3 tinggi gelas penduga - warna minyak pelumas Kuning kecoklat – coklatan Dalam pengisian minyak pelumas, bahwa apabila tekanan turun berarti minyak pelumas kurang atau sirkulasi minyak pelumas dari oil separator tersumbat, apabila tekanan naik berarti minyak pelumas kebanyakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini batas minyak pelumas pada sigh glass yang dipasang pada hand hole cover kompresor.
  • 30. Kurang Cukup Kebanyakan Gambar 2. Pengamatan batas minyak pelumas pada gelas penduga 8. Kekentalan minyak pelumas 1. jumlah minyak pelumas didalam kompresor cepat berkurang - terjadi kebocoran minyak pelumas pada kompresor (terutama pada bagian oil seel) - tekanan pengisapan kompresor terlalu rendah - terjadi keausan terutama pada bagian ring pelumas pada torak (oil ring piston) - saluran pengembalian minyak pelumas dari oil separator ke kompresor tersumbat 2. warna minyak pelumas di dalam kompresor berubah menjadi putih berbuih - cairan refrigerant terhisap atau masuk kedalam kompresor 9. Pembuangan minyak pelumas dari oil separator Saat membuang minyak pelumas dari oil separator tidak dapat ditentukan ini tergantung sering dan tidaknya mengisi dan menambah minyak pelumas kedalam kompresor, semakin sering pengisian minyaik pelumas kedalam kompresor maka semakin sering pula kita membuang minyak pelumas dari oil separator. Pembuangan minyak pelumas dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 30 1. system pembuangan langsung pada system ini hanya digunakan pada mesin pendingin yang oil separatornya tidak dilengkapi dengan tempat pelampung minyak pelumas atau oil drum. Agar tekanan dalam oil separator tidak tinggi pada saat pembuangan minyak pelumas dilakukan sebaiknya mesin pendingin atau kompresor dalam keadaan berhenti. 2. system pembuangan melalui oil drum pada system ini oil separator dilengkapi dengan oil drum sehingga minyak pelumas didalam oil separator dapat dipindahkan terlebih dahulu kedalam oil drum sebelumnya dibuang keluar, system ini biasa dilakukan pada saat mesin pendingin beroperasi.
  • 31. BAB VI. PENGHAMPAAN (EVACUTION) 31 1. Pengertian Penghampaan (Evacution) Meskipun akhirnya udara dapat di keluarkan dengan mudah, stela tidak bijaksana bila udara di biarkan masuk kedalam mesin pendingin dan terperangkap di dalam instalasi mesin pendingin. Penghampaan (Evacution) adalah mengeluarkan udara yang terdapat di dalam instalasi mesin pendingin baik dalam keadaan setelah di rakit atupun pada saat selesai mengadakan perbaikan stela o mesin pendngin. Penghampaan di anggap sempurna apabila tekanan mencapai 76 cm Hp vacuum g atau 30 inch Hg vacuum g (tekanan manometer) Udara asing masuk ke instalasi mesin pendingin pada saat: 1) Pada waktu mesin baru di buka 2) Filter dryer di ganti 3) Kebocoran refrigerant di perbaiki 4) Pada waktu mesin baru di pasang 2. Cara – cara penghampaan Pengusiran, udara dari mesin pendingin ini di namakan pengahampaan, penghampaan ini dapat di lakukan dengan beberapa cara antara lain: 1. Menggunakan pompa hampa (vacuum pump) Cara ini hasilnya lebih sempurna dan mesin pendingin tak perlu di operasikan (dalam keadaan mati) cara ini memerlukan waktu yang lama oleh karena itu hanya di gunakan untuk menghampakan mesin pendingin yang berkapasitas sedang dan kecil seperti : unit cool room, lemari es,dan AC. 2. Menggunakan kompresor pada mesin pendingin Cara ini lebih cepat selesainya tetapi mesin pendingin terutama kompresor harus di operasikan karena bagian yang bertekanan tinggi tidak dapat hampa maka sebaiknya melakukan penghampaan dengan cara ini di lanjutkan dengan menggunakan vacuum di gunakan untuk mesin pendingin yang berkapasitas besar 3. Dengan memberikan tekanan bahan pendingin kedalam saluran atau bagian mesin pendingin yang kemasukkan udara. Cara ini hanya di lakukan untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada sebagian saluran bahan pendingin yang selesai mengalami perbaikan sehingga udara di
  • 32. dalam mesin pendingin hanya sedikit jumlahnya dan stela sebagian bahan pendingin keluar bersama udara maka kegiatan ini di akhiri. Cara ini tidak dapat membuat mesin pendingin benar – benar vacum. A. Tehknik penghampaan dengan vacuum pump evaporator 1 C Vacuum pump Gambar 3. Teknik penghampaan dengan vacuum pump 1. pasang saluran penghampaan dari vacuum pump ke kran penghampaan dari unit 32 mesin pendingin 2. buka kran yang ada pad amesin pendingin 3. hubungkan aliran listrik ke vacuum pump sesuai yang di kehendaki 4. jalankan pump vacuum dan buka kran penghampaan (C) pada mesin pendingin 5. setelah proses penghampaan dianggap cukup, tutup kran penghampaan (C) 6. matikan vacuum pump dan putuskan hubungan aliran listriknya 7. lepas saluran penghampaan
  • 33. B. Tehknik penghampaan dengan kompresor mesin pendingin evaporator Gambar 4. Teknik penghampaan dengan kompresor mesin pendingin 1. buka kran penghampaan atau saluran manometer pengeluaran kompresor 2. tutup kran pengeluaran kompresor (A) 3. buka semua kran mesin pendingin 4. jalankan kompresor mesin pendingin 5. setelah proses penghampaan dianggap cukup tutup semua kran mesin pendingin 6. matikan kompresor mesin pendingin 7. buka kran pengeluaran kompresor dan tutup kran penghampaan serta pasang manometer pengeluaran kompresor kembali 33 R B A
  • 34. C. Cara membuang udara di dalam kondensor Udara yang ada di dalam mesin pendingin pada akhirnya akan terperangkap di dalam kondensor karena udara tidak dapat di rubah bentuknya menjadi cairan. Di bawah ini gambar cara mengeluarkan udara dari kondensor. Uap bahan pendingin ke Oil Separator Cairan bahan pendingin yang telah di kondensasi Gambar 5. Cara membuang udara dari kondensor Cara – cara yang di lakukan untuk membuang udara yang ada di dalam kondensor: 1. kompresor dalam keadaan mati ± 30 menit 2. biarkan pendinginan di kondensor bersirkulasi 3. tutup kran yang menuju kekondensor 4. buka kran yang menujun kereceiver 5. yakinkan bahwa uap bahan pendingin telah terkondensasi menjadi cairan bahan 34 pendingin. 6. tutup kran setelah kondensor 7. buka kran cerat pembuangan udara asingdan di hubungkan selang menuju kedalam ember yang telah terisi minyak/oli. 8. udara asing dan uap refrigerant akan keluar di dalm ember yang telah terisi minyak. Gejala – gejala adanya udara asing di kondensor dapat di ketahui dengan memperhatikan: 1. tekanan pengeluaran kompresor lebih tinggi dari pada biasanya 2. pipa – pipa saluran air di dalam kondensor kotor 3. aliran air pendingin kurang 4. klep kompresor patah atau kerusakan lain pada kompresor
  • 35. BAB VII. PENGISIAN BAHAN PENDINGIN 1. Macam – Macam Pengisian Bahan Pendingin Jumlah bahan pendingin yang ada dalam mesin pendingin ditentukan berdasarkan pada tekanan pengeluaran (Dischangre pressure) kompresor dalam keadaan kerja sesuai dengan jenis bahan pendingin yang digunakan yakni untuk : R.12 7 – 9 kg/cm2g (150 – 135 PSIg) R.22 11-13,5 kg/cm2g (165 – 195 PSIg) R.502 12-16 kg/cm2g (180 – 240 PSIg) R.717 11-13 kg/cm2g (165 – 195 PSIg) Cara pengisaian bahan pendingin kedalam mesin pendingin dapat dilakukan dengan 2 sistim yaitu 1. Sistim Low Side Charging atau pengisian pada bagian mesin pendingin yang 35 bertekanan rendah 2. Sistim High Side Charging atau pengisian pada bagian mesin pendingin yang bertekanan tinggi Tabel 3. Ciri – ciri pengisian bahan pendingin: NO Uraian Low side charging High side charging 1. 2. 3. 4. Tempat pengisian Bentuk bahan pendingin Posisi botol Kedudukan botol Evaporator sampai kompresor Uap Berdiri tegak Sbg evaporator Tangki penampung sampai katup ekspansi Cairan Miring / terbalik Sbg tangki penampung
  • 36. A. Pengisian Bahan Pendingin Sistim Low Side Charging evaporator R B A X C Botol bahan pendingin Pengisian bahan pendingin sistem low side charging Tehknik pengisian : Mesin pendingin dalam keadaan berjalan manual : 1. pasang saluran pengisian bahan pendingin dari botol ke kran pengisian bahan 36 pendingin 2. buang udara didalam saluran pengisian 3. tutup kran pengisian kopmpresor (B) 4. buka kran botol (D) dan kran pengisian (C) 5. setelah pengisian dianggap cukup, tutup kran botol (D) dan kran pengisian (C) 6. buka kran pengisapan kompresor (B) kemudian lepas saluran pengisian
  • 37. B. Pengisian Bahan Pendingin Sistim High Side Charging X C evaporator R B A Gambar 7. Pengisian bahan pendingin sistem high side charging Tehknik pengisian : Mesin pendingin dalam keadaan berjalan normal 1. pasang saluran pengisian bahan pendingin dari botol ke kran pengisian bahan 37 pendingin 2. buang udara di dalam saluran pengisian 3. tutup kran setelah tangki penampung (R) 4. buka kran botol (D) dan kran pengisian (C) 5. setelah pengisian dianggap cukup, tutup kran botol (D) dan kran pengisian (C) 6. buka kran setelah tangki penampung (R) kemudian lepas saluran pengisian