Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Quality by Design Principles Applied to Sterilizing Filtration by Michael PayneMilliporeSigma
Key regulatory documents and regulatory thinking now includes quality by design (QbD). This webinar focuses on how to integrate practical QbD activities into the process and analytical aspects of sterile medicinal product sterilizing filtration and qualification.
In this webinar, you will learn to:
• Focus on practical QbD terms and approaches
• Highlight critical product quality aspects of sterile medicinal products
• Develop design and control spaces for sterilizing filtration
• Easily integrate QbD into the process and analytical operations in early phase development and into manufacturing phase production
Abstract:
Final sterilizing filtration is the last operation in downstream processing to assure the sterility of medicinal products. Poorly defined product attributes process parameters may attract regulatory scrutiny, affect final product sterility and patient safety. A better understanding of QbD concepts and principles allows for better process and analytical monitoring and control at both early and final phase production. The webinar will show how currently available process cGMP information can be practically incorporated into QbD product quality attributes and process parameters. This is especially vital for the third party conducted laboratory work such as bacterial retention and leachable studies.
Langkah langkah Validasi Metode Analisis MikrobiologiGuide_Consulting
Materi yang disampaikan pada Seminar Sehari Validasi Metode Analisis Mikrobiologi 19 September di Bogor. Diselenggarakan oleh Guide Consulting | 0813-1136-5312
5 hal Mendasar Dalam Penyusunan Desain Laboratorium Mikrobiologi.
Materi ini diberikan dalam seminar " Preview and Latest Technology On Microbiology Laboratory " 31 Januari 2013 di International Convention Centre Bogor.
Info lebih lengkap silahkan kunjungi website kami di www.TrainingLaboratorium.com
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Quality by Design Principles Applied to Sterilizing Filtration by Michael PayneMilliporeSigma
Key regulatory documents and regulatory thinking now includes quality by design (QbD). This webinar focuses on how to integrate practical QbD activities into the process and analytical aspects of sterile medicinal product sterilizing filtration and qualification.
In this webinar, you will learn to:
• Focus on practical QbD terms and approaches
• Highlight critical product quality aspects of sterile medicinal products
• Develop design and control spaces for sterilizing filtration
• Easily integrate QbD into the process and analytical operations in early phase development and into manufacturing phase production
Abstract:
Final sterilizing filtration is the last operation in downstream processing to assure the sterility of medicinal products. Poorly defined product attributes process parameters may attract regulatory scrutiny, affect final product sterility and patient safety. A better understanding of QbD concepts and principles allows for better process and analytical monitoring and control at both early and final phase production. The webinar will show how currently available process cGMP information can be practically incorporated into QbD product quality attributes and process parameters. This is especially vital for the third party conducted laboratory work such as bacterial retention and leachable studies.
Langkah langkah Validasi Metode Analisis MikrobiologiGuide_Consulting
Materi yang disampaikan pada Seminar Sehari Validasi Metode Analisis Mikrobiologi 19 September di Bogor. Diselenggarakan oleh Guide Consulting | 0813-1136-5312
5 hal Mendasar Dalam Penyusunan Desain Laboratorium Mikrobiologi.
Materi ini diberikan dalam seminar " Preview and Latest Technology On Microbiology Laboratory " 31 Januari 2013 di International Convention Centre Bogor.
Info lebih lengkap silahkan kunjungi website kami di www.TrainingLaboratorium.com
Fungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan ked
oleh Prof. Dr. Ir. Ratih Dewanti, MSc
disampaikan pada “Training & Workshop: Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha (Penerapan GMP) di Padjadjaran Suites Hotel Bogor, 26 April 2018
Handbookofmeatprocessing 130306012404-phpapp02 haccpKhoirul Anam
GMP outlines the measures to be taken to ensure that premises, equipment, transport and employees do not contribute to or become food safety hazards.
Gmp are not factory specific.
HACCP takes into consideration the possible hazards during the production process of a particular product.
HACCP is factory specific.
Key raw material: Standardised meat compositions are consistent raw material solutions that can be immediately processed, requiring no further refining processes.
PEST CONTROL Good Operating Practies for the food industry
Pests inside your building can create issues in a number of ways;
i) The pests themselves, or their droppings, feathers or body parts could
get into the product and cause contamination.
ii) Pests carry pathogens and if they touch your equipment, materials or
people the pathogens could transfer to your products and make them unsafe to eat.
Good Manufacturing Practices (GMP) are designed to assure that the foods are produced under hygienic conditions, and that microbiological, chemical and physical hazards were prevented (Gardner, 1999; Sheridan, 2000). Establishing procedures for pest control is an important component of GMPs. Pests are harmful organisms and can cost the food industry billions of dollars each year (Marriott, 1991). The pests of primary concern are insects and rodents and they are responsible to spread disease through foods. Rodents and insects carry pathogenic bacteria both internally and on their bodies. Birds sometimes may become a problem in food processing area and pose a potential public health hazard also (FAO, 1997).
CONTROL
Pests should be destroyed without chemicals, if feasible, because of the potential danger of pesticides. But these techniques are not always as effective as it should be. Therefore it is necessary to use pesticides. The best method for the control of insect infestation centres on good sanitation or housekeeping with the use of pesticides under the supervision of a licensed operator. An integrated chemical control and sanitary practices can be more effective and more economical.
Top management should identify a responsible competent person to develop a pest prevention and control program and give them the necessary support to carry out the program. The pesticides should be used in accordance with label instructions. Persons who apply pesticides in the plant have a responsibility to use the right and approved pesticide, to apply it correctly (according to label instructions), and to be certain there is no hazard to man or the environment (Schuler et al. 1999).
Tesco lotus Food Manufacturing StandardKhoirul Anam
Food Manufacturing Standard
HACCP
Finished Product Specifications
Raw Material and Secondary Site Management
Packaging
External Areas and Site Security
Design and Construction of Premises
7 Design and Construction of Equipment
8 Employee Facilities and Personal Protective Equipment
9 Factory Hygiene
10 Personal Hygiene
11 Process Controls
12 Traceability
13 Allergen Contro
14 Foreign Body Controls
15 Foreign Body Detection
16 Inspection and Analysis
17 Water and Waste Water Management
18 Product Labelling and Coding
19 Weight, Volume and Count Checks
20 Training
21 Quality Management System
22 Product Development
23 Product Recall/Incident Management
24 Internal Audits
25 Customer Complaints
26 Pest Control
27 Maintenance
28 Calibration
29 Cleaning Programme
30 Transport
31 Medical Screening
32 Employment Agencies
33 Environment
34 Ethical Trading
35 Management Controls
Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP)
Program
PLAN - D Raw, Ground Meat and Poultry
Principle 2 - CCP Determination
Product: A critical control point is defined as a point, step or procedure at which control can be applied and
a food safety hazard can be prevented, eliminated or reduced to acceptable levels.
Microorganisms are capable of growing on a wide range of substrates and can produce a remarkable spectrum of products. The relatively recent advent of in vitro genetic manipulation has extended the range of products that may be produced by microorganisms and has provided new methods for increasing the yields of existing ones. The commercial exploitation of the biochemical diversity of microorganisms has resulted in the development of the fermentation industry and the techniques of genetic manipulation have given this well-established industry the
opportunity to develop new processes and to improve existing ones. The term fermentation is derived from the Latin verb fervere, to boil, which describes the appearance of the action of yeast on extracts of fruit or malted grain during the production of alcoholic beverages. However, fermentation is interpreted differently by microbiologists and biochemists. To a microbiologist the word means any process for the production of a product by the mass culture of microorganisms. To a biochemist, however, the word means an energy-generating process in which organic compounds act as both electron donors and acceptors, that is, an anaerobic process where energy is produced without the participation of oxygen or other inorganic electron acceptors. In this chapter fermentation is used in its broader, microbiological context.
1. SSOP :
N
o
Item Peraturan
Undang-
Undang
Tujuan prosedur Penanggung
jawab
Monitoring (pengawasan) Tindakan
koreksi
F0RM
rekamanApa ? Bagai-
mana ?
Kapan
?
Siapa
?
3 Kontamin
asi silang
-Ruang
proses harus
selalu bersih
-emberihan
total
Ruang dan
peralatan
Diatur agar
mencegah
kontaminasi
-Produk
Terdapat
pemisahan
produk jadi
dengan
bahan baku
- kebersihan ruang proses
terjaga
- Peralatan dan
perlengkapan selalu
bersih
-Membersihkan ruang
proses secara berkala
-Penggunaan desinfektan
-Sterilisasi alat dan
pergantian
perlengkapan secara
berkala
Kepala
proses
Keber
sihan
ruang
an
Perala
tan
dan
perlen
gkapa
n
Peman
tauan
dan
pengec
ekan
setiap
saat
Sebe
lum,
saat
dan
sesu
dah
pros
es
Petu
gas
terla
tih
Berhen
tikan
proses
bila
terdap
at
konta
minasi
QC/PM/0
009
4 Kebersiha
n dan
kesehatan
Pekerja
-Karyawan
harus
dilakukan
pengecekan
kesehatan
-karyawan
yang masuk
ruang proses
harus
mencuci
kaki dan
tangan
-Karryawan
harus
menggunak
an baju
seragam
- Menciptakan kenyamanan
kerja dengan menggunakan
prinsip bersih itu indah
- Penanganan kesehatan
dilakukan agar
meminimalisir kontaminasi
terhadap produk yang
dihasilkan
- Agar tidak terjadinya
penularan penyakit
menular.
1. Calon karyawan lulus tes
kesehatan
2. Pemeriksaan kesehatan
mencakup penyakit aktif
ataupun pasif (karier
penyakit), penyakit yang
dapat menular pada
makanan dan menderita
luka
3. Setelah diterima
karyawan akan
melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin enam
bulan sekali.
4. Melakukan Test
kesehatan pada sejumlah
karyawan di poliklinik
Supervisor
Kepala tenaga
kerja
- penyakit
aktif
ataupun
pasif
(karier
penyakit)
,
penyakit
yang
dapat
menular
pada
makanan
dan
menderit
a luka.
- penyakit
- perusaha
an
bekerja
sama
dengan
rumah
sakit
tertentu
- Pemanta
uan dan
pengecek
an setiap
hari
sebelum
dan
memasuk
i
Sebelu
m,
saat
dan
sesuda
h
proses
Petuga
s
terlati
h
Meningka
tkan
kedisiplin
an
personil
untuk
bekerja
secara
profesiona
l hingga
sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
dan
kondisi
QC/PM/0014
2. -Karyawan
yang keluar
dari toilet
harus
mencuci
tangan
dengan air
panas
-Tidak
mengenakan
perhiasan
-karyawan
setelah
sembuh
tidak boleh
bekerja di
bagian
proses
perusahaan seminggu
sekali.
5. Apabila ada karyawan
yang mengalami
gangguan kesehatan harus
segera melaporkan
kepada supervisor
bagiannya, agar segera
mendapatkan penanganan
kesehatan di poliklinik
perusahaan.
6. Poliklinik perusahaan
menyediakan pertolongan
pertama terhadap
penyakit ringan seperti
batuk dan pilek. Bila
keluhan karyawan
bersifat ringan ada dua
alternatif yang bisa
diambil yaitu bekerja
kembali atau istirahat di
rumah. Untuk gangguan
kesehatan tingkat berat
jika karyawan tidak bisa
bekerja pada bagian yang
sama maka karyawan
tersebut dipindahkan ke
bagian dengan tingkat
pekerjaan yang sesuai
dengan kondisi
kesehatannya tersebut.
ringan
seperti
batuk
dan
pilek.
- ganggua
n
kesehata
n tingkat
berat
yang
diinginkan
5 Limbah SNI 1989 - Sesuai pada tempatnya
- Jarak tempat pembuangan Jauh
dari proses pengolahan
- Membuat Saluran pembuangan
limbah dengan ukuran yang
sesuai dengan jenis limbah
- Pembersihan saluran
pembuangan secara berkala
atau tiap hari
- Menutup saluran pembuangan
pasca pembuangan limbah atau
bila tidak perlu
Kepala proses Kebersih
an
saluran
pembuan
gan
Mengece
k secara
manual
Sebel
um
dan
Sesud
ah
proses
pengo
lahan
Petug
as
keber
sihan
- Mengul
angi
pembers
ihan
saluran
- Menund
a proses
hingga
kebersih
an
saluran
pembua
QC/PM/0015
3. ngan
limbah
teratasi
6 Pengawas
an
Binatang
penggang
gu
SNI 1989
EU
Bersih dari binatang pengerat
seperti tikus, dan beberapa jenis
serangga seperti lalat, kecoak, dan
lain sebagainya.
- Menggunakan ventilasi udara yg
baik seperti penggunaan AC.
- Pemasangan gordyn plastic
berwarna kuning pada pintu
masuk proses.
- Perawatan gedung hingga
diyakini tidak ada lubang yang
memungkinkn binatang
pengganggu masuk.
Kepala sarana
dan prasarana
- Ruang
proses
- Toilet
- Saluran
pembu
angan
limbah
Mengece
k secara
manual
secara
berkala
Sebel
um
dan
sesud
ah
proses
Perso
nil
dan
petug
as
keber
sihan
- Menghe
ntikan
proses
- Bila
ditemuk
an
binatan
g
penggan
ggu
pada
produk.
- Membu
ang
produk
yang
telah
terkonta
minasi
binatan
g
penggan
ggu
QC/PM/0010
7. Bahan –
bahan
kimia
SNI 1989 Bebas dari bahan kimia yang
berbahaya bagi kesehatan
Penggunaan bahan pewarna
alami (food grade)
Kepala proses - Bahan
kimia
yang
diguna
kan
- Dosis
yang
dipakai
Melakuk
an analisa
bahan
kimia
yang
dipakai
dan
tingkat
toleransin
ya untuk
digunaka
n
Sebel
um
proses
Tim
analis
is
bahan
kimia
Menghen
tikan
proses
bila
bahan
kimia yg
digunaka
n diluar
dosis yg
sesuai
standar
dan
masih
ada
bahan
kimia
berbahay
QA/PM/0003
4. a yang
dipakai
8. Bahan
Kemasan
SNI 1989 - Tidak mengandung zat-zat
berbahaya bagi kesehatan
- Terbuat dari bahan yang tidak
mudah terkontaminasi
Memilih bahan pengemas sesuai
produk yang akan dibuat yaitu
puree buah pir
Kepala sarana
dan prasarana
Bahan
pengema
s yang
digunaka
n
Mengece
k secara
manual
Sebel
um
proses
Petug
as
saran
a dan
prasa
rana
Menggan
ti bahan
pengemas
bila tidak
sesuai
dengan
standar
dan
produk
yang
akan
dibuat
QC/PM/0012
No. Unit
Prosessing
Potensi
Hazzard
Tujuan Petunjuk SSOPnya
1. Penerimaan
Bahan Baku
- Kontaminasi
dengan
tanah, benda
asing
Mendapatkan
bahan baku yang
sesuai dengan
persyaratan dan
bebas dari
bakteri patogen
Disortasi secara
kasar (ukuran,
kesegaran, jenis)
ditangani secara
cermat, dingin,
peralatan
dilakukan
sanitasi dengan
bahan yg saniter
, uji
organoleptik
-Peralatan sebelum
dan sesudah harus
dibersihkan sesuai
persyaratan
-(Buat prosedur kerja
proses :
-sanitasi ruangan
Peralatan (desain dan
prosedur pembersihan)
-karyawan/pakain
karyawan &
kelengkapannya)
secara detail
2. Pencucian - Bahan asing Membersihkan - Dicuci dengan Persyaratan air :
5. - Kotor
- Jumlah
Mikrooranis
me
dan
menghilangkan
kotoran dari
tubuh ikan
air bersih dan
didinginkan
pada suhu 1-5
o
C ,
disemprot
dengan air
mengalir
Klorin (? Ppm)
-(Buat prosedur kerja
proses :
-sanitasi ruangan
Peralatan (desain dan
prosedur pembersihan)
-karyawan/pakain
karyawan &
kelengkapannya)
secara detail
3. Dan seterusnya