SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN K3 RUMAH SAKIT
“HYPERBARIC CHAMBER RS MINTOHARDJO”
Yudha Bhaktiono
20211020100008
S2 Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 2022
● Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) semakin sering digunakan di berbagai bidang medis, perawatan, dan
praktik kesehatan. Menjadi intervensi penting dengan mekanisme tindakan yang tidak dipahami dengan
baik.
● Terapi Oksigen Hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan menyediakan
100% oksigen murni yang dihirup oleh pasien di ruangan khusus dengan udara bertekanan tinggi.
● Tekanan udara yang meningkat pada ruang Hiperbarik menyebabkan paru pasien menyerap lebih banyak
oksigen daripada biasanya, yang dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
BAB I PENGANTAR
BAB II TINJAUAN TEORI
DEFINISI
Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) adalah
suatu terapi dengan pemberian oksigen
konsentrasi 100% dan tekanan lebih dari 1
atmosfer absolut (ATA), yang dilakukan di
ruang udara bertekanan tinggi/ruang
hiperbarik dengan tekanan lebih dari 1
atmosfer (Atm).
Regimen HBO (hiperbarik oksigen)
menggunakan tekanan 1,5 hingga 2,5 Atm
untuk durasi 30 hingga 90 menit, yang dapat
diulang beberapa kali.
Waktu antara dan jumlah total sesi berulang
sangat bervariasi. Tujuan terapi oksigen
hiperbarik untuk perawatan dan pengobatan
beberapa penyakit seperti emboli
intravaskular, penyakit dekompresi, infeksi
anaerob, keracunan CO (Shahriari,
Khooshideh, & Heidari, 2014)
BAB III POTENSI BAHAYA CONFINED SPACE
KEKURANGAN /
KELEBIHAN OKSIGEN
BAHAN MUDAH
TERBAKAR DAN
MELEDAK
BAHAN BERACUN PERANGKAP STRUKTUR DAN
KONFIGURASI RUANG
SUMBER-BAHAYA LAIN
a. Kadar Oksigen yang
diijinkan untuk bekerja
adalah 19.5~23.5 %
b. Kekurangan oksigen
(aspiksia) dapat
diakibatkan oleh
konsumsi atau
perpindahan oksigen
c. Kelebihan oksigen
sebagai pemicu
kebakaran dan
peledakan
Faktor yang
mempengaruhi terjadinya
kebakaran / peledakan :
a. oksigen
b. gas / uap / deu yang
mudah terbakar
c. sumber api (percikan
proses pengelasan,
merokok, percikan proses
penggerindaan)
Berasal dari gas beracun
disekitar tersebut seperti
gas SO2, NH3, CO. Bisa
juga berasal dari sifat
pekerjaan seperti
pengelasan,
penggerindaan, dll.
Harus dihindari juga
bahaya terperangkap dari
cairan / padatan yang
mengalir. Apabila terdapat
bahaya terpeangkap
bahaya tersebut harus
diisolasi / ditutup terlebih
dahulu
Beberapa ruang confined
space mempunyai
konfigurasi ruang yang
menimbulkan bahaya
seperti tangga yang tidak
kokoh, permukaan yang
basah dan licin, area
yang sempit, cahaya
yang tidak memadai.
Bahaya mekanik seperti
impeler yang berputar
karena belum dimatikan
Bahaya terengat listrik
karena penyambungan
kabel listrik yang tidak
sesuai
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ASPEK, PENILAIAN DAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO (IBAP3R)
DIVISI : Environment, Public Work
PERIODE
EVALUASI : 1 Januari - 31 Desember 2021
KEGIATAN : PEKERJAAN MAINTENANCE GORONG2/BOX CULVERT (saluran tertutup dan terbuka) TANGGAL : 11-Sep-21
No
Aktivitas/
Kondisi
R/NR/E/N/AN
Bahaya (Fisika,
Kimia, Biologi,
Ergonomi)/
Aspek
Lingkungan
(Air, Tanah,
Udara, Sumber
Daya Alam)
Faktor Penyebab/
Sumber Bahaya (Tenaga, Alat, Metode,
Bahan, Lingkungan)
Risiko/
Dampak
Penilaian
Risiko
Legal/
Persyaratan
Pengendalian untuk mengurangi risiko
Evaluasi *)
P
Jawab
S P TR
Hierarki Pengendalian:
(I) Eliminasi s/d (V) APD
Risiko Sisa
menjadi
S P TR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Maintenance
gorong-
gorong
R 1 Kimia 1 Kadar udara bersih tidak memenuhi
syarat, terlalu banyak kandungan gas
berbahaya : H2s dll
Sesak nafas, Kematian T M T8 UU No, 1 th 1970 ttg
Keselamatan Kerja Psl 5
(cara-cara dan sikap yg
aman dalam melaksanakan
pekerjaan)
1. Pastikan gunakan APD yang lengkap : sepatu, baju dan
celana yang panjang, menggunakan SCBA, senter, tali,
gunakan gas detector untuk memastikan kualitas udara di
dalam ruangan dalam kondisi baik
R R R1 OK Pelaksana tim
Environment
2 Biologi 2 Adanya hewan berbahaya :
kalajengking, ular berbisa, tikus, kecoa
Sesak nafas karena
gigitan hewan berbahaya,
Kematian
T M T8 UU No, 1 th 1970 ttg
Keselamatan Kerja Psl 5
(cara-cara dan sikap yg
aman dalam melaksanakan
pekerjaan)
1. Pastikan gunakan APD yang lengkap : sepatu, baju dan
celana yang panjang, menggunakan SCBA, senter, tali
R R R1 OK Pelaksana tim
Environment
3 Air 3 Level permukaan air tinggi, pada saat
banjir dan pekerja harus
membersihkan saluran yang mampet
Pekerja hanyut dan
tenggelam dalam saluran
berisiko kematian
T M T8 PermenPu No 12/2014 ttg
Penyelenggaraan sistem
drainase perkotaan
1. Pastikan pekerja sudah pengalaman, jika memungkinkan
untuk masuk ke dalam saluran pastikan menggunakan
alat bantu yang lengkap seperti : tali, alat bantu
pernafasan, senter. Jika hujan, pekerjaan dihentikan
R R R1 OK Pelaksana tim
Environment
BAB III IBP3R CONFINED SPACE
GAMBAR NO HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1 Cek kandungan gas di ruang terbatas dengan menggunakan gas detector
2 Jika area kerja di ruang terbatas, udaranya beracun dan mengandung gas
berbahaya maka pekerja harus memakai self contain breathing
apparatus/SCBA
3 Jika tempat kerjanya sedikit oksigen/sirkulasi udaranya tidak mencukupi
maka harus disediakan fan/blower
4 Tersedia Safety Line, rambu-rambu, barrier, APAR
5 Penerangan yang cukup, alat komunikasi, tali, tangga, alat pelindung diri
sesuai dengan potensi bahaya yang diperkirakan
6 Hanya orang yang berwenang dan ditunjuk dan yang melakukan pekerjaan
kerja pada ruang tertutup dan terbatas
7 Telah dilakukan identifikasi bahaya penetapan,
pengendalian dan penilaian risiko
8 Tersedia standby man untuk mengawasi, mendapatkan kode & tanda tertentu
bahwa pekerja dalam keadaan sadar dalam bekerja
9 Tersedia Tim Tanggap Darurat
BAB III INSTRUKSI KERJA CONFINED SPACE
BAB III INSTRUMEN DALAM VENTILASI RUANG TERBATAS
INSTRUMEN PENGUJI MUTU
UDARA
INSTRUMEN KOMUNIKASI TALI TANDA (ROPE SIGNALS) PASOKAN UDARA
PERNAFASAN (AIR SUPPLIED
RESPIRATORS)
UPAYA PENGENDALIAN
TERHADAP POTENSI DAN
FAKTOR BAHAYA PADA
RUANG TERBATAS
Instrumen penguji mutu udara
jinjing (portable gas detector)
diperlukan untuk mengevaluasi
mutu udara di dalam ruang
terbatasbaik untuk oksigen, gas
yang mudah terbakar maupun
gas yang beracun.
Harus disediakan cara lain
seperti radio dua arah (HT),
headset (sound powered
headset), telepon lapangan
atau bahkan tali tarik (tugs on a
rope).
Diantara orang yang berada di
dalam dan di luar ruang
terbatas dapat memakai tanda
gerak tali tertentu dengan
maksud tertentu pula yang
disepakati bersama
Peralatan pernafasan dengan
tangki udara (SCBA) dan
pralatan pernafasan dengan
saluran udara (airline
respirators).
Ruang terbatas (confined
space) merupakan salah satu
tempat yang memiliki potensi
bahaya besar, diperlukan
upaya-upaya pengendalian
terhadap potensi bahaya yang
ada pada ruang terbatas
sehingga tenaga kerja dapat
masuk dan melakukan
pekerjaan dengan aman.
 Mengalirkan udara segar secara terus menerus kedalam atau melalui ruang terbatas.
 Agar menjaga kandungan oksigen didalam ruangan, mencampur atau membuang racun-
racun di udara
 Meniupkan udara segar dari bagian bawah dan keluar di bagian atas ruangan.
 Peniupan dengan menggunakan kipas angin yang digerakkan dengan tenaga listrik atau
mekanis-angin, maka pembersihan udara di dalam ruang terbatas akan bisa lebih cepat.
 Kombinasi penggunaan kipas tiup di bagian bawah dan kipas hisap di bagian atas adalah
cara efektif yang juga bisa dipakai.
 Peralatan ventilasi atau kipas angin yang berkapasitas tinggi yang dipakai di industri ada
bermacam-macam, dari kapasitas 500 hingga 17,000 CFM dengan penggerak motor listrik,
uap, udara bertekanan dan motor bakar. Ada pula peralatan ventilasi yang dipasang
langsung (ducting).
BAB IV SISTEM VENTILASI
BAB IV VENTILASI CONFINED SPACE
Sistem Ventilasi Area Terbatas (Confined Space)
Menurut OSHA confined space didefinisikan sebagai ruang
tertutup yang cukup luas, di mana pekerja dapat masuk ke
dalamnya dan melakukan pekerjaan tertentu. Confined
space memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
• Memiliki jalan masuk dan keluar yang terbatas
• Tidak dirancang dan ditujukan sebagai tempat bekerja
normal
• Memiliki ventilasi yang terbatas.
Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area
terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya untuk
menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan
didalam suatu ruangan atau area terbatas
Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan
ventilasi didalam ruang terbatas, dan model
penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat
pekerjaan dan bentuk kontruksi bangunan/ruang tempat
kerja seperti pada gambar disamping
BAB IV MEKANISME VENTILASI CONFINED SPACE
Pengujian gas dilakukan (disaat awal dan secara terus menerus)
untuk memastikan tidak adanya uap atau gas yang bisa menimbulkan
bahaya.
Sisa gas yang masih ada di dalam ruang terbatas itu selanjutnya
harus dibersihkan dengan cara menghembus dengan udara,
menghisap dengan kipas hisap melalui bagian yang terbuka diatas
dan di bawah dari ruang terbatas itu.
Izin masuk (work permit) merupakan dokumen tertulis yang diberikan
oleh pengurus untuk memperbolehkan dan mengawasi kegiatan
dalam ruang terbatas dengan izin khusus dan mengandung informasi
seperti yang diatur dalam bagian sistem perizinan
Khusus untuk pekerjaan di ruang terbatas, peralatan pernafasan
mungkin diperlukan apabila udara di dalam ruangan itu berbahaya
atau beracun yang membahayakan pekerja seperti pasokan udara
bersih melalui selang (hose), masker dan peralatan pernafasan
dengan tangki udara (SCBA)
Setiap pekerja yang akan memasuki ruang terbatas, diharuskan
mematikan/menonaktifkan segala macam jenis energi yang ada.
UKUR UDARA
VENTILASI
ISOLASI
ENERGI
APD
IJIN KERJA
REVIEW JURNAL
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
LOKASI
JENIS
KECELAKAAN
GAMBAR KEJADIAN
Kalimantan Tengah,
PT. Gading Sawit
Kencana (GSK) di
Kabupaten
Kotawaringin Timur
Ruang kerja tertutup
& terbatas
Gambar 1. Confined Space
(Storage Tank) PT. Kalimantan
Sawit Kusuma
2 pekerja tewas setelah jatuh ke
dalam tangki kernel kelapa sawit
sebuah pabrik kelapa sawit dan
diduga kekurangan oksigen.
NO
STASIUN/
PROSES
AREA CONFINED SPACE RISIKO BAHAYA
1. Stasiun Press Digester & Press
1. Terjepit V-Belt mesin press yang mengakibatkan luka memar
2. Luka bakar/melepuh dikarenakan tumpahan minyak.
3. Kekurangan/kelebihan oksigen ketika melakukan perbaikan komponen mesin
2.
Stasiun Kernel
Plant
Sand trap tank &
Kernel Plant
1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga patah tulang
2. Operator terputar didalam polishing drum yang mengakibatkan patah tulang
3. Luka memar/melepuh karena badan terkena pipa steam heater dryer
4. Patah tangan diakibatkan putaran air lock
3.
Stasiun
Clarification
Sludge oil tank,
Hot water tank,
Continous
Clarifier Settling tank, &
Buffer tank
1. Terpeleset masuk kedalam tangki
2. Terkena steam panas
3. Luka bakar/melepuh karena pipa yang bocor/tumpahan air panas, sludge dan
minyak
4. Terjatuh pada bak/tangki penampungan oil yang mengakibatkan luka
bakar/melepuh pada badan
4. Stasiun Boiler
Boiler/ketel
uap
1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga patah tulang
2. Luka memar pada tangan terjepit V-Belt Fan
3. Luka bakar/melepuh terkena pipa panas
4. Panel meledak/terbakar yang mengakibatkan luka pada badan
Back Pressure
Vessel (BPV)
1. Terbakar dan meledak
2. BPV meledak yang mengakibatkan luka bakar/melepuh pada seluruh badan
3. Pipa dan valve bocor mengenai badan operator
4. Kebisingan melewati ambang batas mengakibatkan gangguan pendengaran
5.
Stasiun
penyimpanan
Water Treatment
Plant
1. Kelebihan dan kekurangan oksigen ketika cleaning tangki
Storage
tank/tangki
timbun
1. Terpeleset jatuh saat menaiki tangga mengakibatkan patah tulang
2. Dehidrasi/sesak nafas saat cleaning tangki sehingga mengakibatkan
gangguan organ pencernaan dan pernafasan
3. Tersandung pipa steam coil yang panas mengakibatkan luka bakar/melepuh
pada kaki
4. Luka memar pada tangan karena terjepit V-Belt pompa
Tabel Identifikasi Potensi Bahaya Area Confined Space PT. Kalimantan Sawit Kusuma
REVIEW JURNAL
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
1
2
3
4
5
Langkah pertama yang perlu dilakukan terkait manajemen risiko adalah menetapkan konteks penerapan
yang akan dijalankan supaya proses pengelolaan risiko tepat sasaran.
Analisis Risiko yaitu Kosekuensi dan kemungkinan/keseringan yang ditentukan untuk mengetahui tingkat
risiko yang telah diidentifikasi sehingga mampu mengetahui teknik penilaian risiko yang akan digunakan.
Penilaian risiko dilakukan setelah bahaya diidentifikasi kemudian ditentukan peringkatnya mulai dari
peringkat risiko rendah, risiko sedang, hingga risiko tinggi.
Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi.
Dilakukan pendekatan, eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis (engineering control), pengendalian
administratif, dan penggunaan alat pelindung diri (APD).
SOLUSI MENGATASI KESALAHAN KERJA KASUS DIATAS
REVIEW JURNAL
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
14
Pengendalian risiko/potensi bahaya yang ada di PT. Kalimantan Sawit Kusuma antara lain:
(1) Safety Talk/Safety Morning yaitu melakukan safety talk dilakukan pada setiap senin pagi. Safety talk
membahas kondisi tempat kerja, potensi bahaya yang dapat terjadi saat bekerja, kecelakaan kerja yang
dapat terjadi, kontrol yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut, dan alat pelindung yang
harus digunakan,
(2) Manajemen APD yaitu pekerja diwajibkan menggunakan APD ketika bekerja di area pabrik kelapa sawit,
dan
(3) Pengendalian Administratif yaitu perusahaan telah melakukan pengendalian berupa pendidikan dan
pelatihan.
REVIEW JURNAL
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
BAB V PENUTUP
Ventilasi adalah menggerakkan udara segar secara terus menerus kedalam atau melalui ruang terbatas.
Dengan menggerakkan udara segar terus menerus dapat menjaga kandungan oksigen didalam
ruangan, mencampur atau membuang racun-racun di udara yang mungkin terbentuk di dalam ruangan,
meningkatkan kenyamanan dengan mengendalikan suhu, kelembaban, dan bau.
Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya
untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau area
terbatas. Misalnya pekerjaan pengelasan (Welding in Confined Spaces), dimana proses ini akan
menghasilkan fume atau uap logam, bila tidak ada sistim ventilasi maka fume atau uap logam akan
terakumulasi di udara ruang terbatas dan pekerja akan menghirupnya.
Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan ventilasi didalam ruang terbatas, dan model
penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat pekerjaan dan bentuk kontruksi
bangunan/ruang tempat kerja
DAFTAR PUSTAKA
• ACGIH. 1995. Industrial Ventilation a manual of recommended practice. 22 ed. 5,. ACGIH Industri Ventilasi manual praktek yang disarankan.
22 ed. ACGIH; 1995. ACGIH;
• ACGIH. 2005. Recommended Threshold Limit Values for Work Environment. ACOGI Hygienists editor.
• Agency USEP National Center for Environmental Assessment Office of Research and Development. Washington, DC: US Environmental
Protection Agency; 1997. 13
• Aksoy M, Erdem S, Dincol G. 1976. Types of leukemia in chronic benzene poisoning: A study in thirty-four patients. Acta Haematol. 55 :65–72.
• Elskamp CJ. 1980. OSHA Sampling and Analytical Methods, Method no: 12, September 1979, August Revised, Organic Methods Evaluation
Branch OSHA Analytical Laboratory.
• Kang SK, Lee MY, Kim TK, Lee JO, Ahn YS. 7,. Kang SK Lee MY, TK Kim, Lee JO, YS Ahn. 2005. Occupational exposure to benzene in
South Korea. Chem Biol Interact. 153–4.
• NIOSH. 1977. Occupational Diseases - A Guide to their Recognition, in Publication No 77- 181.
• McMinn BW. 4. McMinn BW. 1992. Control of VOC emissions from ink and paint manufacturing processes. Pengendalian emisi VOC dari tinta
dan proses manufaktur cat. CT Center. Environmental Protection Agency. 1992. CT Center. Environmental Protection Agency.
• Paik NW, Yoon CS, Zoh KE, Chung HM. 9, Paik. NW CS Yoon Zoh EK,, Chung HM. 1998. A study of component of thinners using in Korea. J
Korean Soc Occup Environ Hyg. 8 :105–14.
• Swaen GM, Meijers JM. 11, Swaen. GM Meijers JM. 1989. Risk assessment of leukemia and occupational exposure to benzene. Br J Ind
Med. 46 :826–30.
• Williams PR, Knutsen JS, Atkinson C, Madl AK, Paustenbach DJ. 3. Williams PR, JS Knutsen, C Atkinson, AK Madl, Paustenbach DJ. 2007.
Airborne concentrations of benzene associated with the historical use of some formulations of liquid wrench. J Occup Environ Hyg. 4 (8):547–
561.
• Villenave J. G., Millet J.-R., Brogat B., Fontan J. 2000. Ventilation dans les bâtiments collectifs d'habitation existants. Cahiers du CSTB,
livraison 412.

More Related Content

Similar to 20221401 MANAJEMEN K3 RS_Hyperbaric Chamber_Yudha Bhaktiono.pptx

Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakitPass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Elfian Effendi
 
HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)
ibadil haqqi
 
Jual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murahJual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murah
Juknis Dak Bkkbn
 
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Juknis Dak Bkkbn
 
237737570-Cara-Kerja-Aman-
237737570-Cara-Kerja-Aman-237737570-Cara-Kerja-Aman-
237737570-Cara-Kerja-Aman-
Erikwiradinatahse
 
Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
Fauzan Ahmad
 
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
CamboyDJablez
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
Hotnida D'kanda
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan
Winarso Arso
 
4. gas detector
4. gas detector4. gas detector
4. gas detector
Winarso Arso
 
Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe)
Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe) Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe)
Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe)
sujatno angga
 
K3 in the sky
K3 in the skyK3 in the sky
K3 in the sky
ardnsyhalif
 
Penjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMK
Penjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMKPenjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMK
Penjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMK
AndikaHarlan2
 
PERANGKAT.pptx
PERANGKAT.pptxPERANGKAT.pptx
PERANGKAT.pptx
RichkeyPrints
 
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
AdrianCristiantoYusu1
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
RTISanglah
 

Similar to 20221401 MANAJEMEN K3 RS_Hyperbaric Chamber_Yudha Bhaktiono.pptx (20)

Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakitPass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
Pass box, air shower, hepa filter dan pintu kamar bedah rumah sakit
 
HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)HSE Training Confined Space (okt 18)
HSE Training Confined Space (okt 18)
 
Jual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murahJual scrub station 2 person murah
Jual scrub station 2 person murah
 
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
Scrub station ruang kamar operasi rumah sakit 2018
 
237737570-Cara-Kerja-Aman-
237737570-Cara-Kerja-Aman-237737570-Cara-Kerja-Aman-
237737570-Cara-Kerja-Aman-
 
Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
 
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
255706954-Sistem-Tata-Udara.docx
 
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
 
6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan6. alat pelindung pernafasan
6. alat pelindung pernafasan
 
4. gas detector
4. gas detector4. gas detector
4. gas detector
 
Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe)
Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe) Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe)
Modul 2 Alat Pelindung Pernapasan ( rpe)
 
K3 in the sky
K3 in the skyK3 in the sky
K3 in the sky
 
Penjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMK
Penjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMKPenjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMK
Penjelasan tentang Prinsip K3LH di dunia SMK
 
PERANGKAT.pptx
PERANGKAT.pptxPERANGKAT.pptx
PERANGKAT.pptx
 
Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptxTGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
TGS klompok 4 ; Ventilasi (1).pptx
 
Terapi hyperbaric chamber
Terapi  hyperbaric chamberTerapi  hyperbaric chamber
Terapi hyperbaric chamber
 
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
Intubasi endotrakeal memasukan pipa trakea ke dalam trakea melalui rima gloti...
 

Recently uploaded

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 

Recently uploaded (20)

FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 

20221401 MANAJEMEN K3 RS_Hyperbaric Chamber_Yudha Bhaktiono.pptx

  • 1. MANAJEMEN K3 RUMAH SAKIT “HYPERBARIC CHAMBER RS MINTOHARDJO” Yudha Bhaktiono 20211020100008 S2 Kesehatan Masyarakat Peminatan K3 2022
  • 2. ● Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) semakin sering digunakan di berbagai bidang medis, perawatan, dan praktik kesehatan. Menjadi intervensi penting dengan mekanisme tindakan yang tidak dipahami dengan baik. ● Terapi Oksigen Hiperbarik adalah salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan menyediakan 100% oksigen murni yang dihirup oleh pasien di ruangan khusus dengan udara bertekanan tinggi. ● Tekanan udara yang meningkat pada ruang Hiperbarik menyebabkan paru pasien menyerap lebih banyak oksigen daripada biasanya, yang dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit. BAB I PENGANTAR
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORI DEFINISI Terapi Oksigen Hiperbarik (HBOT) adalah suatu terapi dengan pemberian oksigen konsentrasi 100% dan tekanan lebih dari 1 atmosfer absolut (ATA), yang dilakukan di ruang udara bertekanan tinggi/ruang hiperbarik dengan tekanan lebih dari 1 atmosfer (Atm). Regimen HBO (hiperbarik oksigen) menggunakan tekanan 1,5 hingga 2,5 Atm untuk durasi 30 hingga 90 menit, yang dapat diulang beberapa kali. Waktu antara dan jumlah total sesi berulang sangat bervariasi. Tujuan terapi oksigen hiperbarik untuk perawatan dan pengobatan beberapa penyakit seperti emboli intravaskular, penyakit dekompresi, infeksi anaerob, keracunan CO (Shahriari, Khooshideh, & Heidari, 2014)
  • 4. BAB III POTENSI BAHAYA CONFINED SPACE KEKURANGAN / KELEBIHAN OKSIGEN BAHAN MUDAH TERBAKAR DAN MELEDAK BAHAN BERACUN PERANGKAP STRUKTUR DAN KONFIGURASI RUANG SUMBER-BAHAYA LAIN a. Kadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja adalah 19.5~23.5 % b. Kekurangan oksigen (aspiksia) dapat diakibatkan oleh konsumsi atau perpindahan oksigen c. Kelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan Faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran / peledakan : a. oksigen b. gas / uap / deu yang mudah terbakar c. sumber api (percikan proses pengelasan, merokok, percikan proses penggerindaan) Berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO. Bisa juga berasal dari sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dll. Harus dihindari juga bahaya terperangkap dari cairan / padatan yang mengalir. Apabila terdapat bahaya terpeangkap bahaya tersebut harus diisolasi / ditutup terlebih dahulu Beberapa ruang confined space mempunyai konfigurasi ruang yang menimbulkan bahaya seperti tangga yang tidak kokoh, permukaan yang basah dan licin, area yang sempit, cahaya yang tidak memadai. Bahaya mekanik seperti impeler yang berputar karena belum dimatikan Bahaya terengat listrik karena penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai
  • 5. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN ASPEK, PENILAIAN DAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO (IBAP3R) DIVISI : Environment, Public Work PERIODE EVALUASI : 1 Januari - 31 Desember 2021 KEGIATAN : PEKERJAAN MAINTENANCE GORONG2/BOX CULVERT (saluran tertutup dan terbuka) TANGGAL : 11-Sep-21 No Aktivitas/ Kondisi R/NR/E/N/AN Bahaya (Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi)/ Aspek Lingkungan (Air, Tanah, Udara, Sumber Daya Alam) Faktor Penyebab/ Sumber Bahaya (Tenaga, Alat, Metode, Bahan, Lingkungan) Risiko/ Dampak Penilaian Risiko Legal/ Persyaratan Pengendalian untuk mengurangi risiko Evaluasi *) P Jawab S P TR Hierarki Pengendalian: (I) Eliminasi s/d (V) APD Risiko Sisa menjadi S P TR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Maintenance gorong- gorong R 1 Kimia 1 Kadar udara bersih tidak memenuhi syarat, terlalu banyak kandungan gas berbahaya : H2s dll Sesak nafas, Kematian T M T8 UU No, 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja Psl 5 (cara-cara dan sikap yg aman dalam melaksanakan pekerjaan) 1. Pastikan gunakan APD yang lengkap : sepatu, baju dan celana yang panjang, menggunakan SCBA, senter, tali, gunakan gas detector untuk memastikan kualitas udara di dalam ruangan dalam kondisi baik R R R1 OK Pelaksana tim Environment 2 Biologi 2 Adanya hewan berbahaya : kalajengking, ular berbisa, tikus, kecoa Sesak nafas karena gigitan hewan berbahaya, Kematian T M T8 UU No, 1 th 1970 ttg Keselamatan Kerja Psl 5 (cara-cara dan sikap yg aman dalam melaksanakan pekerjaan) 1. Pastikan gunakan APD yang lengkap : sepatu, baju dan celana yang panjang, menggunakan SCBA, senter, tali R R R1 OK Pelaksana tim Environment 3 Air 3 Level permukaan air tinggi, pada saat banjir dan pekerja harus membersihkan saluran yang mampet Pekerja hanyut dan tenggelam dalam saluran berisiko kematian T M T8 PermenPu No 12/2014 ttg Penyelenggaraan sistem drainase perkotaan 1. Pastikan pekerja sudah pengalaman, jika memungkinkan untuk masuk ke dalam saluran pastikan menggunakan alat bantu yang lengkap seperti : tali, alat bantu pernafasan, senter. Jika hujan, pekerjaan dihentikan R R R1 OK Pelaksana tim Environment BAB III IBP3R CONFINED SPACE
  • 6. GAMBAR NO HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1 Cek kandungan gas di ruang terbatas dengan menggunakan gas detector 2 Jika area kerja di ruang terbatas, udaranya beracun dan mengandung gas berbahaya maka pekerja harus memakai self contain breathing apparatus/SCBA 3 Jika tempat kerjanya sedikit oksigen/sirkulasi udaranya tidak mencukupi maka harus disediakan fan/blower 4 Tersedia Safety Line, rambu-rambu, barrier, APAR 5 Penerangan yang cukup, alat komunikasi, tali, tangga, alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahaya yang diperkirakan 6 Hanya orang yang berwenang dan ditunjuk dan yang melakukan pekerjaan kerja pada ruang tertutup dan terbatas 7 Telah dilakukan identifikasi bahaya penetapan, pengendalian dan penilaian risiko 8 Tersedia standby man untuk mengawasi, mendapatkan kode & tanda tertentu bahwa pekerja dalam keadaan sadar dalam bekerja 9 Tersedia Tim Tanggap Darurat BAB III INSTRUKSI KERJA CONFINED SPACE
  • 7. BAB III INSTRUMEN DALAM VENTILASI RUANG TERBATAS INSTRUMEN PENGUJI MUTU UDARA INSTRUMEN KOMUNIKASI TALI TANDA (ROPE SIGNALS) PASOKAN UDARA PERNAFASAN (AIR SUPPLIED RESPIRATORS) UPAYA PENGENDALIAN TERHADAP POTENSI DAN FAKTOR BAHAYA PADA RUANG TERBATAS Instrumen penguji mutu udara jinjing (portable gas detector) diperlukan untuk mengevaluasi mutu udara di dalam ruang terbatasbaik untuk oksigen, gas yang mudah terbakar maupun gas yang beracun. Harus disediakan cara lain seperti radio dua arah (HT), headset (sound powered headset), telepon lapangan atau bahkan tali tarik (tugs on a rope). Diantara orang yang berada di dalam dan di luar ruang terbatas dapat memakai tanda gerak tali tertentu dengan maksud tertentu pula yang disepakati bersama Peralatan pernafasan dengan tangki udara (SCBA) dan pralatan pernafasan dengan saluran udara (airline respirators). Ruang terbatas (confined space) merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi bahaya besar, diperlukan upaya-upaya pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada pada ruang terbatas sehingga tenaga kerja dapat masuk dan melakukan pekerjaan dengan aman.
  • 8.  Mengalirkan udara segar secara terus menerus kedalam atau melalui ruang terbatas.  Agar menjaga kandungan oksigen didalam ruangan, mencampur atau membuang racun- racun di udara  Meniupkan udara segar dari bagian bawah dan keluar di bagian atas ruangan.  Peniupan dengan menggunakan kipas angin yang digerakkan dengan tenaga listrik atau mekanis-angin, maka pembersihan udara di dalam ruang terbatas akan bisa lebih cepat.  Kombinasi penggunaan kipas tiup di bagian bawah dan kipas hisap di bagian atas adalah cara efektif yang juga bisa dipakai.  Peralatan ventilasi atau kipas angin yang berkapasitas tinggi yang dipakai di industri ada bermacam-macam, dari kapasitas 500 hingga 17,000 CFM dengan penggerak motor listrik, uap, udara bertekanan dan motor bakar. Ada pula peralatan ventilasi yang dipasang langsung (ducting). BAB IV SISTEM VENTILASI
  • 9. BAB IV VENTILASI CONFINED SPACE Sistem Ventilasi Area Terbatas (Confined Space) Menurut OSHA confined space didefinisikan sebagai ruang tertutup yang cukup luas, di mana pekerja dapat masuk ke dalamnya dan melakukan pekerjaan tertentu. Confined space memiliki beberapa karakteristik, yaitu: • Memiliki jalan masuk dan keluar yang terbatas • Tidak dirancang dan ditujukan sebagai tempat bekerja normal • Memiliki ventilasi yang terbatas. Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau area terbatas Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan ventilasi didalam ruang terbatas, dan model penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat pekerjaan dan bentuk kontruksi bangunan/ruang tempat kerja seperti pada gambar disamping
  • 10. BAB IV MEKANISME VENTILASI CONFINED SPACE Pengujian gas dilakukan (disaat awal dan secara terus menerus) untuk memastikan tidak adanya uap atau gas yang bisa menimbulkan bahaya. Sisa gas yang masih ada di dalam ruang terbatas itu selanjutnya harus dibersihkan dengan cara menghembus dengan udara, menghisap dengan kipas hisap melalui bagian yang terbuka diatas dan di bawah dari ruang terbatas itu. Izin masuk (work permit) merupakan dokumen tertulis yang diberikan oleh pengurus untuk memperbolehkan dan mengawasi kegiatan dalam ruang terbatas dengan izin khusus dan mengandung informasi seperti yang diatur dalam bagian sistem perizinan Khusus untuk pekerjaan di ruang terbatas, peralatan pernafasan mungkin diperlukan apabila udara di dalam ruangan itu berbahaya atau beracun yang membahayakan pekerja seperti pasokan udara bersih melalui selang (hose), masker dan peralatan pernafasan dengan tangki udara (SCBA) Setiap pekerja yang akan memasuki ruang terbatas, diharuskan mematikan/menonaktifkan segala macam jenis energi yang ada. UKUR UDARA VENTILASI ISOLASI ENERGI APD IJIN KERJA
  • 11. REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE LOKASI JENIS KECELAKAAN GAMBAR KEJADIAN Kalimantan Tengah, PT. Gading Sawit Kencana (GSK) di Kabupaten Kotawaringin Timur Ruang kerja tertutup & terbatas Gambar 1. Confined Space (Storage Tank) PT. Kalimantan Sawit Kusuma 2 pekerja tewas setelah jatuh ke dalam tangki kernel kelapa sawit sebuah pabrik kelapa sawit dan diduga kekurangan oksigen.
  • 12. NO STASIUN/ PROSES AREA CONFINED SPACE RISIKO BAHAYA 1. Stasiun Press Digester & Press 1. Terjepit V-Belt mesin press yang mengakibatkan luka memar 2. Luka bakar/melepuh dikarenakan tumpahan minyak. 3. Kekurangan/kelebihan oksigen ketika melakukan perbaikan komponen mesin 2. Stasiun Kernel Plant Sand trap tank & Kernel Plant 1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga patah tulang 2. Operator terputar didalam polishing drum yang mengakibatkan patah tulang 3. Luka memar/melepuh karena badan terkena pipa steam heater dryer 4. Patah tangan diakibatkan putaran air lock 3. Stasiun Clarification Sludge oil tank, Hot water tank, Continous Clarifier Settling tank, & Buffer tank 1. Terpeleset masuk kedalam tangki 2. Terkena steam panas 3. Luka bakar/melepuh karena pipa yang bocor/tumpahan air panas, sludge dan minyak 4. Terjatuh pada bak/tangki penampungan oil yang mengakibatkan luka bakar/melepuh pada badan 4. Stasiun Boiler Boiler/ketel uap 1. Operator terpeleset jatuh kedalam conveyor sehingga patah tulang 2. Luka memar pada tangan terjepit V-Belt Fan 3. Luka bakar/melepuh terkena pipa panas 4. Panel meledak/terbakar yang mengakibatkan luka pada badan Back Pressure Vessel (BPV) 1. Terbakar dan meledak 2. BPV meledak yang mengakibatkan luka bakar/melepuh pada seluruh badan 3. Pipa dan valve bocor mengenai badan operator 4. Kebisingan melewati ambang batas mengakibatkan gangguan pendengaran 5. Stasiun penyimpanan Water Treatment Plant 1. Kelebihan dan kekurangan oksigen ketika cleaning tangki Storage tank/tangki timbun 1. Terpeleset jatuh saat menaiki tangga mengakibatkan patah tulang 2. Dehidrasi/sesak nafas saat cleaning tangki sehingga mengakibatkan gangguan organ pencernaan dan pernafasan 3. Tersandung pipa steam coil yang panas mengakibatkan luka bakar/melepuh pada kaki 4. Luka memar pada tangan karena terjepit V-Belt pompa Tabel Identifikasi Potensi Bahaya Area Confined Space PT. Kalimantan Sawit Kusuma REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
  • 13. 1 2 3 4 5 Langkah pertama yang perlu dilakukan terkait manajemen risiko adalah menetapkan konteks penerapan yang akan dijalankan supaya proses pengelolaan risiko tepat sasaran. Analisis Risiko yaitu Kosekuensi dan kemungkinan/keseringan yang ditentukan untuk mengetahui tingkat risiko yang telah diidentifikasi sehingga mampu mengetahui teknik penilaian risiko yang akan digunakan. Penilaian risiko dilakukan setelah bahaya diidentifikasi kemudian ditentukan peringkatnya mulai dari peringkat risiko rendah, risiko sedang, hingga risiko tinggi. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi. Dilakukan pendekatan, eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis (engineering control), pengendalian administratif, dan penggunaan alat pelindung diri (APD). SOLUSI MENGATASI KESALAHAN KERJA KASUS DIATAS REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
  • 14. 14 Pengendalian risiko/potensi bahaya yang ada di PT. Kalimantan Sawit Kusuma antara lain: (1) Safety Talk/Safety Morning yaitu melakukan safety talk dilakukan pada setiap senin pagi. Safety talk membahas kondisi tempat kerja, potensi bahaya yang dapat terjadi saat bekerja, kecelakaan kerja yang dapat terjadi, kontrol yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut, dan alat pelindung yang harus digunakan, (2) Manajemen APD yaitu pekerja diwajibkan menggunakan APD ketika bekerja di area pabrik kelapa sawit, dan (3) Pengendalian Administratif yaitu perusahaan telah melakukan pengendalian berupa pendidikan dan pelatihan. REVIEW JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA AREA CONFINED SPACE
  • 15. BAB V PENUTUP Ventilasi adalah menggerakkan udara segar secara terus menerus kedalam atau melalui ruang terbatas. Dengan menggerakkan udara segar terus menerus dapat menjaga kandungan oksigen didalam ruangan, mencampur atau membuang racun-racun di udara yang mungkin terbentuk di dalam ruangan, meningkatkan kenyamanan dengan mengendalikan suhu, kelembaban, dan bau. Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau area terbatas. Misalnya pekerjaan pengelasan (Welding in Confined Spaces), dimana proses ini akan menghasilkan fume atau uap logam, bila tidak ada sistim ventilasi maka fume atau uap logam akan terakumulasi di udara ruang terbatas dan pekerja akan menghirupnya. Oleh karena itu sangat penting memahami penempatan ventilasi didalam ruang terbatas, dan model penempatannnya sangat beragam tergantung pada sifat pekerjaan dan bentuk kontruksi bangunan/ruang tempat kerja
  • 16. DAFTAR PUSTAKA • ACGIH. 1995. Industrial Ventilation a manual of recommended practice. 22 ed. 5,. ACGIH Industri Ventilasi manual praktek yang disarankan. 22 ed. ACGIH; 1995. ACGIH; • ACGIH. 2005. Recommended Threshold Limit Values for Work Environment. ACOGI Hygienists editor. • Agency USEP National Center for Environmental Assessment Office of Research and Development. Washington, DC: US Environmental Protection Agency; 1997. 13 • Aksoy M, Erdem S, Dincol G. 1976. Types of leukemia in chronic benzene poisoning: A study in thirty-four patients. Acta Haematol. 55 :65–72. • Elskamp CJ. 1980. OSHA Sampling and Analytical Methods, Method no: 12, September 1979, August Revised, Organic Methods Evaluation Branch OSHA Analytical Laboratory. • Kang SK, Lee MY, Kim TK, Lee JO, Ahn YS. 7,. Kang SK Lee MY, TK Kim, Lee JO, YS Ahn. 2005. Occupational exposure to benzene in South Korea. Chem Biol Interact. 153–4. • NIOSH. 1977. Occupational Diseases - A Guide to their Recognition, in Publication No 77- 181. • McMinn BW. 4. McMinn BW. 1992. Control of VOC emissions from ink and paint manufacturing processes. Pengendalian emisi VOC dari tinta dan proses manufaktur cat. CT Center. Environmental Protection Agency. 1992. CT Center. Environmental Protection Agency. • Paik NW, Yoon CS, Zoh KE, Chung HM. 9, Paik. NW CS Yoon Zoh EK,, Chung HM. 1998. A study of component of thinners using in Korea. J Korean Soc Occup Environ Hyg. 8 :105–14. • Swaen GM, Meijers JM. 11, Swaen. GM Meijers JM. 1989. Risk assessment of leukemia and occupational exposure to benzene. Br J Ind Med. 46 :826–30. • Williams PR, Knutsen JS, Atkinson C, Madl AK, Paustenbach DJ. 3. Williams PR, JS Knutsen, C Atkinson, AK Madl, Paustenbach DJ. 2007. Airborne concentrations of benzene associated with the historical use of some formulations of liquid wrench. J Occup Environ Hyg. 4 (8):547– 561. • Villenave J. G., Millet J.-R., Brogat B., Fontan J. 2000. Ventilation dans les bâtiments collectifs d'habitation existants. Cahiers du CSTB, livraison 412.