Dokumen tersebut membahas kontroversi tentang arti "tepat waktu" dalam melaksanakan shalat. Ada yang berpendapat artinya pada waktunya, ada juga yang berpendapat di awal waktu. Dokumen menjelaskan bahwa ayat Al-Quran dan hadis mengindikasikan bahwa shalat harus dilaksanakan pada interval waktunya yang telah ditentukan.
1. SHALAT TEPAT WAKTU
Oleh: Muhsin Hariyanto
(Disampaikan dalam acara Pengajian Ahad Pagi, 17 Februari 2013, di
Masjid Margo Mulyo, Nagan Tengah, Kelurahan Patehan, Kecamatan
Kraton, Yogyakarta)
Kapan sebaiknya shalat dilaksanakan? Itulah pertanyaan
yang sangat mudah dijawab, dan jawabnya hanya satu:
“di saat yang tepat”. Tetapi, apa yang dimaksud dengan
“tepat” berkaitan dengan waktu shalat, ternyata para
ulama bersilang pendapat. Ada sebagian yang
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “tepat
waktu” adalah: “pada waktunya”, dan sebagian yang
lain berpendapat: “di awal waktu”. Kontroversi inilah
yang semestinya segera dijawab dengan argumen yang
tepat.
Ketika para mufassir mencermati ayat al-Quran yang
terdapat pada QS an-Nisâ’, 4/103,
ْ فكِ ىَ ىَ ىَ ف ْ ْمُ ْمُ هَّ ىَ ىَ ىَ ف ْ ْمُ ْمُ ف ْ هَّ كِ ىَ اً ىَ ْمُ ْمُ اً ىَ ىَ ىَ ْمُ ْمُ كِك ف
ىَإذ ا قضيتم الصالة ف اذكرو ا الل قي ام ا وقعننبود ا وعلنن ى جنننبوب ْمُم
َ ى
َ ىَكِ ىَ ف ْ ىَ ف ْ ىَ ْمُ ف ْ ىَ ىَ كِ ْمُ ف ْ هَّ ىَ ىَ كِ هَّ هَّ ىَ ىَ ىَ ىَ ف ْ ىَ ىَ ف ْ ْمُ ف ْ كِ كِ ى
فإذ ا اطمأننتم فأقيمبو ا الصالة إن الصالة ك انت عل ى الم نؤمنين
كت اب ا مبوقبوت ا
ًكِ ىَ اً هَّ ف ْ ْمُ ا
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”, mereka menyatakan bahwa kata “kitâban mauqûtan”
menunjukkan batasan waktu tertentu. Maknanya adalah: “setiap
shalat – yang difardhukan – memiliki batasan waktu, ada awalnya
dan ada pula akhirnya. Rincian waktunya terdapat dalam ayat-
ayat al-Quran yang lain, yang – kemudian – dijelaskan lebih rinci
dalam hadis-hadis Nabi s.a.w.
Umat Islam, pada umumnya, sudah enggan
memperdebatkan interval waktu pelaksanaan shalat fardhu (lima
1
2. waktu), dikarenakan batasan-batasannya sudah menjadi bagian
dari konsensus/kesepakatan (ijma’), bukan saja para ulama,
tetapi (konsensus) umat Islam di semua lini. Hanya saja, ketika
mereka membahas tentang keutamaan pelaksanaannya, mereka
berselisih pandapat. Karena ada serangkaian hadis shahih yang
secara redaksional menyatakan bahwa ketika Rasulullah s.a.w.
ditanya tentang perbuatan yang paling dicintai oleh Allah, beliau
menjawab:
""الصالة عل ى وقته"ا
ََّ "اَ َع ُ "اَ"اَ "اَ ِتْ َهِ "ا
(“Shalat tepat pada waktunya”)
Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa ulama hadis. Antara lain
oleh Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ahmad dan Ad-
Darimi -- yang berasal -- dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dengan
redaksi yang bermacam-macam. Antara lain, menurut redaksi Al-
Bukhari (dalam kitab Shahih al-Bukhari):
سألت النب ى - صل ى ال عليه وسلم - أى العمل أحب إل ى
َ"اَ ُّ ِتْ "اَ "اَ َهِ "اَ "اَ ُّ َهِ"ا َّ ِ"اَ"اَ ِتْ َع ُ َّ َه
ُّ ِ"اَ "اَ َع ُ َّ "اَ ُّ "اَ "اَ َع ُ َّ َه
ال ق"ال » الصالة عل ى وقته"ا « . ق"ال ثم أى ق"ال » ثم ب بر
ََّ "اَ َع ُ "اَ"اَ "اَ ِتْ َهِ "ا ََّ "اَ "ا
َِه
َِه
َّ ِ"اَ "اَ َع ُ َّ "اَ ُّ "اَ "اَ ِتْ َهِ "اَ َع ُ َهِ "اَ َهِ َه
» الوالدين « . ق"ال ثم أى ق"ال » الجه"اد ف ى سبيل ال ِِتْ "اَ َهِ "اَ ِتْ َه
(Aku -- Abdullah bin Mas’ud -- bertanya kepada Nabi
(Muhammad) s.a.w.: Perbuatan apa yang paling dicintai
oleh Allah? Beliau pun menjawab: “Shalat tepat pada
waktunya”. Ketika ditanyakan lagi tentang persoalan
yang sama, beliau pun menjawab: “Berbuat baik
kepada kedua orang-tua”. Dan ketika dilanjutkan lagi
pertanyaannya dalam masalah yang sama, beliau pun
menjawab: “Jihad di jalan Allah”.)
Para ulama yang berpendapat bahwa kata “’alâ waqtihâ”
menunjuk pada makna interval waktu, mereka – pada umumnya –
berpegang pada ketentuan waktu shalat yang secara tegas
dijelaskan di dalam ayat-ayat al-Quran dan as-Sunnah, yang
semuanya mengisyaratkan pada pengertian “interval waktu”. Oleh
karena itu, mereka menyatakan bahwa hadis tersebut bermakna
“pilihan” bebas bagi umat Islam untuk melaksanakan shalat pada
2