SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
1
Ilmu Asba>b Wuru>d al-Hadi>ts
Muhammad Imam Asy-Syakir
A. Pendahuluan
Para ahli ilmu pengetahuan dalam hal ini sains memiliki pandangan bahwa
setiap peristiwa atau kejadian ada penyebabnya. Hal itu wajar, karena asumsi
dasar sains adalah tidak ada kejadian tanpa sebab.1
Asumsi tersebut barangkali
bisa jadi benar bila manusia hanya menerima kebenaran rasional berdasar hukum
yang berlaku pada alam. Akan tetapi bila manusia bisa lebih membuka worldview
serta mengikuti conscience-nya, yaitu dengan menerima kebenaran atas pijakan
iman, maka hukum sebab-akibat bukanlah patokan dasar dalam menjelaskan suatu
kejadian. Tapi jauh di atas itu ada hukum Allah yang berlaku atas ciptaan-Nya.
Persoalan sebab ini kemudian melatar belakangi beberapa disiplin ilmu,
diantaranya asbabun nuzul dalam ilmu Qur’an dan asbabul wurud dalam ilmu
hadits. Dalam tulisan ini, yang akan lebih ditela’ah lebih jauh adalah asbabul
wurud dalam ilmu hadits.
Dalam ilmu hadits, dikenal istilah ‘asbabul wurud al-hadits’, yaitu sebab-
sebab yang menyertai datangnya hadits. Kedudukan fan atau disiplin ilmu ini
dalam ilmu hadits erat kaitannya dengan kedudukan asbabun nuzul dalam ilmu al
Qur’an. Disiplin ilmu ini, merupakan jalan yang menguatkan kepada pemahaman
hadits. Karena pengetahuan terhadap sebab mendatangkan pengetahuan terhadap
yang disebabkan.2
B. Pengertian
Para ahli bahasa mendefinisikan ‘sabab’ (sebab) dengan al-habl yang
berarti tali, atau dalam Lisanul ‘Arab diartikan hadzil (ekor). Kemudian diartikan
sebagai segala sesuatu yang menyambungkan sesuatu kepada yang lainnya. Para
ahli ‘urf secara umum menyebutnya pada segala sesuatu yang memperantarai
kepada sesuatu yang dimaksud. Sedangkan wurud, sebagaimana dikatakan al-
wurud dan al-mawarid berarti al-manahil, yaitu sumber atau tempat yang banyak
air, atau air yang keluar.3
.‫وقوعه‬ ‫أايم‬ ‫عنه‬ ‫متحداث‬ ‫احلديث‬ ‫ورد‬ ‫ما‬ ‫وهو‬
“Apa yang mendatangkan hadits berikut penuturan mengenainya saat-saat
kejadiannya. ”4
1
Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, (Bandung: Rosda, 2006, Cet. Ke-VI).
2
Dr. Nuruddin ‘Itr, Manhajun Naqd fi Ulumil Hadits, (Damaskus, Darul Fikr al-Mu’ashir,
2003, Cet. Ke-III), hal. 334.
3
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Asbab al-Wurud as-Suyuthi aw al-
Luma’ fi Asbabil wurud (edisi terjemah Indonesia), (Jakarta: Pustaka as Sunnah, 2009, Cet. Ke-I),
Hal. 45-46.
4
Ibid., hal. 334.
2
‫يتوسل‬ ‫شيء‬ ‫كل‬‫على‬ ‫أطلق‬ ‫مث‬ .‫غريه‬ ‫إىل‬ ‫به‬ ‫يتوصل‬ ‫ما‬ ‫وهو‬ "‫"سبب‬ ‫مجع‬ :‫لغة‬
.‫املطلوب‬ ‫إىل‬ ‫به‬
.‫وقوعه‬ ‫زمن‬ ‫ألجله‬ ‫احلديث‬ ‫ورد‬ ‫ما‬ ‫هو‬ :‫اصطالحا‬‫و‬
Secara bahasa: asbaab adalah bentuk jama’ dari sabab, yaitu apa yang
diperhubungkan dengannya kepada yang lainnya. Kemudian pengertian sabab
dimuthlakkan kepada segala hal yang dijadikan perantara kepada yang dicari.
Menurut istilah: apa yang mendatangkan hadits berdasar waktu kejadiannya.5
C. Perkembangan Ilmu Asbabul Wurud Hadits dan Para Perintisnya
Dr. Yahya Ismail menuturkan bahwa, “terlihat dari apa-apa yang telah
ditinggalkan oleh orang-orang terdahulu dan dari masa para shahabat hingga
zaman kita sekarang ini, bahwa ilmu ini berkembang sangat lambat.” Kemudian
beliau meneruskan, “kemungkinan besar ilmu ini telah mulai tersebar semenjak
masa shahabat dan para tabi’in.”
Hal itu diperjelas dengan riwayat berikut yang diceritakan oleh az-Zarkasyi
dalam al-Burhan mengenai firman Allah Surat al-Maidah ayat ke-93.6
Dia
mengatakan bahwa diceritakan dari Qudamah bin Madh’un dan Amr bin Ma’di
Karib, keduanya pernah berkata: “Khamr adalah mubah.” Mereka berhujjah
dengan ayat ini. Dan mereka tidak mengetahui sebab turunnya ayat ini, padahal
Allah melarang hal tersebut, dan ini merupakan pendapat al Hassan dan yang
lainnya.
Maka ketika turun ayat pengharaman khamr, mereka berkata: “Bagaimana
dengan saudara-saudara kami yang sudah mati sementara di peut mereka terdapat
khamr, sementara Allah telah memberitahu bahwa itu adalah najis?” Maka Allah
menurunkan ayat (yang artinya): “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang
telah mereka Makan dahulu…,” ( Q.S. al Maidah [5]: 93).
Dari sini jelaslah kebenaran bahwa pembahasan ini (sabab wurud)
merupakan bagian dari ilmu hadits dan telah mendapat perhatian sejak dini dari
para ulama.7
5
Dr. Muhammad Abu Laits al-Khairuabadiy, Mu’jam Mushthalahatil Hadits wa ‘Ulumihi wa
Asyharul Mushannifina fiih, (Amman: Daarun Nafa’is, 2009), Hal. 71
6
“Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena
memakan makanan yang telah mereka Makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman,
dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman,
kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan.”
َّ‫الص‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬َ‫ق‬َّ‫ات‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ع‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫يم‬ِ‫ف‬ ٌ‫اح‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ ِ‫ات‬َ
ِ‫احل‬َّ‫الص‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َُّ‫مث‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬َ‫ق‬َّ‫ات‬ َُّ‫مث‬ ِ‫ات‬َ
ِ‫احل‬
ْ‫َح‬‫أ‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬َ‫ق‬َّ‫ات‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫س‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ُِ‫ُي‬ َُّ‫اَّلل‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫س‬
7
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Op.Cit., hal.67- 68.
3
Prof. Dr. Endang Soetari AD dalam bukunya Ilmu Hadits: Kajian Riwayah
& Dirayah, menyebutkan bahwa perintis ilmu asbab wurud al-hadits adalah Abu
Hamid bin Kaznah al-Jubari dan Abu Hafsah ‘umar bin Muhammad bin Raja’.8
Sementara Muhammad Mahfudfz bin Abdullah at-Termasi, dalam kitab
Manhaj Dzawi an-Nadzhar, menyebutkan bahwa ulama yang pertama menyusun
tulisan mengenai sababul hadits ialah Hamid bin Kaznah al-Jurbaniy –dalam
tempat lain nisbatnya adalah al-Jubariy kepada kota Jubarah (w. 538 H)–.
Kemudian al-Hafidz adz-Dzhahabiy (w. 748 H) menuturkan bahwa tidak ada
sebelumnya kepada hal itu (sababul wurud), lalu setelah itu Abu Hafs al-
‘Ukbariy (w. 399 H/ w. 417 H) salah seorang di antara syaikh (guru) Abu Ya’la
bin al-Farra’ al-Hanbaliy (w. 458 H) menyusun tulisan mengenai sabab wurud.
Syaikh Islam Sirajuddin al-Bulqiniy (w. 805 H) dan kitabnya, Mahasinul
Ishtilah pada nau’ atau bagian/macam ke-69 tentang pengetahuan asbabul hadits,
mengatakan: Syaikh Abul Fath al-Qusyairiy (w. 702 H) atau yang terkenal dengan
sebutan Ibnu Daqiqil ‘Ied ra. dalam Syarah ‘Umdah, yaitu Al-Ihkaamul Ahkaam
Syarh ‘Umdatil Ahkaam, mengenai pembahasan hadits, “Sesungguhnya amal-
amal itu beserta dengan niatnya.” berkata: “Sebagian pakar hadits terkini
merencanakan dan memulai untuk menyusun sebab-sebab keluarnya hadits.
Sebagaimana telah disusun mengenai sebab-sebab turunnya ayat Kitabullah (al-
Qur’an) yang mulia. Dan saya hanya sedikit mengetahui tentang itu.”9
Ibnu al-Mulaqqin (w. 804 H) berkata dalam Syarh al-‘Umdah, “Ketahuilah
bahwa sebagian ahli hadits mutakhirin (yang berikutnya) berupaya untuk
menyusun sebab-sebab keluarnya hadits. Demikianlah yang disandarkan oleh
Syaikh Izzuddin (w. 660 H) kepada sebagian orang-orang zaman sekarang.”
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya
penyusunan karya tulis di bidang ilmu asbabul wurud al-hadits telah ada sejak
abad ke-4 H, namun jauh sebelumnya cikal bakal ilmu ini telah muncul, yaitu
sejak masa sahabat dan tabi’in. Namun kemungkinannya, penyebaran ilmu ini
nampaknya lambat dan tidak merata karena sedikitnya karya-karya ulama
mengenai asbabul wurud ini dalam sebuah karya khusus diluar pembahasan ilmu-
ilmu hadits secara keseluruhan, dan juga kemudian sebagian ulama sesudah abad
keempat Hijrah mengklaim bahwa ilmu ini berkembang pada masa mereka
dengan adanya upaya penyusunan karya tulis mengenai sabab al wurud, atau bisa
juga kemungkinan lainnya bahwa ilmu ini sempat mengalami kemerosotan dan
kemudian bangkit lagi di abad-abad selanjutnya. Wallahu ‘alaam bi ash-
Shawwab.
D. Hadits dan Asbaab al-Wurud-nya
Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy (w. 1120 H) menuturkan bahwa
Asbabul wurud al-hadits itu sebagaimana asbabun nuzul al-Qur’an. Hadits itu
8
Prof. Dr. Endang Soetari AD, Ilmu Hadits: Kajian Riwayah & Dirayah, (Bandung: CV.
Mimbar Pustaka, 2008, cet. Ke-V), hal. 202.
9
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Asbab al-Wurud as-Suyuthi aw al-Luma’ fi Asbabil wurud,
(Beirut: Darul Fikr, 1996), hal. 28; & Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail,
Op.Cit., hal. 104-105.
4
terbagi dua ditinjau dari kemunculannya, yaitu: yang mempunyai sebab-sebab
munculnya dan yang tidak mempunyai sebab-sebab munculnya. Sebabnya itu
kadangkala disebutkan dalam hadits itu sendiri dan terkadang sebab munculnya
itu tidak disebutkan dalam hadits tersebut tetapi pada jalan (thuruq) hadits yang
lain.10
Bentuk-bentuk sebab munculnya hadits, bisa dari sebuah persoalan atau
kasus, pertanyaan, atau kejadian lainnya.
Dalam hadits yang muncul dengan mempunyai sebab, terkadang dijumpai
redaksi hadits yang seolah khitab atau instruksi hadits itu hanya berlaku khusus
bagi sabab wurud-nya. Sebagaimana contoh hadits berikut.
:َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ،ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َِّ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ت‬َ‫أ‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ،ِ‫ي‬ِ‫د‬ِ‫اع‬َّ‫الس‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫س‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫؟‬ُ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫ِن‬َّ‫ب‬َ‫َح‬‫أ‬َ‫و‬ َُّ‫اَّلل‬ ِ‫ِن‬َّ‫ب‬َ‫َح‬‫أ‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ََن‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ٍ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ِن‬َّ‫ل‬ُ‫د‬ َِّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫اي‬
َّ‫ل‬َ‫ص‬ َِّ‫اَّلل‬ِ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫َي‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫يم‬ِ‫ف‬ ْ‫د‬َ‫ه‬ْ‫از‬َ‫و‬ ،َُّ‫اَّلل‬ َ‫ك‬َّ‫ب‬ُِ‫ُي‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ُّن‬‫الد‬ ِ‫ِف‬ ْ‫د‬َ‫ه‬ْ‫از‬ :َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬
ُ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ك‬ُّ‫ب‬ُِ‫ُي‬.
Dari Sahal bin Sa'ad as-Sa'idi ra. ia berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama, lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah
kepadaku suatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan
dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallama bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau dicintai oleh
Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau
akan dicintai oleh para manusia.”11
Hadits ini muncul berkenaan dengan seorang laki-laki yang bertanya kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal ibadah yang dapat mendatangkan
cinta Allah dan cinta manusia.12
Dalam konteks bentuk hadits seperti ini, maka
ada sebuah kaidah ushul, yaitu:
. ِ‫ب‬َ‫ب‬‫الس‬ ِ‫ص‬ْ‫و‬ُ‫ص‬ُِ‫ِب‬ َ‫َل‬ ِ‫فظ‬‫الل‬ ِ‫م‬ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬ ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫الع‬
“Apa yang dianggap itu adalah keumuman lafadznya, bukan kekhususan
sebabnya.”
Oleh karena itu, hadits ini tetap berlaku bagi siapa pun umat Islam, yaitu
untuk bersikap zuhud.
10
Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Al-Bayan wa at-Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits
asy-Syarif, (t.t.p.: al Baha’u Tijaah Darul Hukumah bi Halbi Syuhba’i, 1909), hal. 3; & Ibnu
Hamzah al-Husainy Al-Hanafi ad-Dimasyqiy, Al-Bayan wa at-Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits
asy-Syarif (edisi terjemah Indonesia), (Jakarta: Kalam Mulia, 2008, Cet. Ke-X), hal. xxxviii-xxxix
(Muqaddimah).
11
Hadits riwayat Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darul Ma’rifah, 2000), hadits no.
4102.
12
Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Op.Cit., (edisi terjemah Indonesia), hal. 167.
5
E. Ilmu Asbabul Wurud Hadits dan Ilmu Tawarikh Mutun
Meski telah menjadi disiplin tersendiri di bawah naungan ilmu hadits, ilmu
asbabul wurud al-hadits ini, terkadang terselip dalam bagian dari ilmu nasikh
mansukh al-hadits. sebagaimana Dr. Muhammad ‘Ajaj Khathib dalam karyanya
Ushulul Hadits: ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu, mencantumkan asbabul wurud
dalam bagian dari nasikh wa mansukh.13
Namun, beberapa ulama hadits telah menaruh perhatian mereka kepada
disiplin ilmu ini, dan kemudian menyusun tulisan tersendiri yang menyampaikan
hadits-hadits beserta asbabul wurud-nya.
Mengenai ilmu tawarikh al mutun ini, Al-Bulqiniy menyebutkan bahwa
ilmu ini memiliki banyak faidah, di antaranya memilki manfaat dalam
pengetahuan nasikh dan mansukh. Kemudian ia melanjutkan, tarikh memberikan
pengetahuan mengenai yang pertama (awwal) itu begini dan begini, juga
menyebutkan urutan sebelum dan sesudah, serta yang terakhir dari dua persoalan
(al-amrain), dan juga penyebutan waktu baik itu tahun, bulan, dan yang lainnya.14
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi membedakan antara ilmu Asbab al wurud
al-hadits dengan ilmu Tawarikh Mutun, sebagaimana ia memisahkan keduanya
dalam dua pembahasan yang berbeda dalam kitabya Tadrib ar-Rawi fi Syarhi
Taqribi an-Nawawi. Dari yang bisa dipahami, Asbab wurud al-Hadits cakupannya
lebih luas dari Tawarikh Mutun dalam memberikan pengetahuan historis suatu
hadits. Ini berdasar pada fungsi dan faidah dari kedua ilmu ini. Ilmu tawarikh
mutun hanya memberikan data tarikh (historis) hadits dari aspek kronologis, yaitu
pengurutan letak yang sebelum dan sesudahnya, ada pun faidahnya ialah ketika
menentukan naskh, yang mana nasikh dan yang mana mansukh. Sementara Asbab
al-wurud al-Hadits, lebih dari itu. Ilmu asbab al hadits ini memberikan
pengetahuan tentang konteks sebuah hadits, Kemudian nasikh wa mansukh, dan
ilmu ini juga termasuk dalam bahan kajian kritik matan.
F. Asbabul Wurud al-Hadits dan Asbabun Nuzul al-Qur’an
Dr. Yahya Ismail pen-tahqiq kitab Asbab al-Wurud as-Suyuthi aw al-Luma’
fi Asbabil wurud karya al Imam Jalaluddin as Suyuthi (w. 911 H), dalam tesis
tahqiq-nya terhadap kitab tersebut, menuturkan bahwa seseorang yang
memperhatikan pembahasan sabab wurud al-hadits dan sabab nuzul al-Qur’an,
dapat melihat kaitan dan kemiripan di antara keduanya, yaitu ada di beberapa sisi
seperti berikut:
1. Segi Faidah
Keduanya sama-sama membantu untuk memahami maksud, pengumpulan
(reduksi), dan tarjih apabila ada dua hal yang bertentangan.
2. Segi Adanya Beberapa Sebab
Dimana bisa saja terjadi turunnya satu ayat karena beberapa sebab, dan
begitu pula halnya sebab dari keluarnya hadits.
13
Lihat, Muhammad ’Ajjaj Khathib, Ushulul Hadits: ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu, (Beirut:
Darul Fikr, 1989).
14
Al-Imam Jalaluddin as- Suyuthi, Tadribu ar-Rawi fi Syarhi Taqribi an-Nawawi, (Kairo:
Maktabah Darut Turats, 2005), hal.564.
6
3. Segi Jenis
Yaitu ketika ayat al Qur’an menjadi sebab keluarnya hadits, atau sebuah
hadits yang menjadi sebab turunya sebuah ayat. Atau ada sebuah hadits
yang keluar berkaitan dengan para pendengar dari kalangan sahabat atau
turun ayat yang seperti itu.
G. Faidah Asbabul Wurud Hadits
1. Takhshishul ‘Am (Mengkhususkan arti yang umum)
2. Taqyiidul Muthlaq (Membatasi yang mutlak)
3. Tafshil Mujmal (Merinci Hal yang Masih Global)
4. Menentukan Perkara Naskh dan menjelaskan nasikh dan mansukh
5. Menerangkan ‘illat (alasan) suatu hukum.
6. Menjelaskan kemusykilan (hal yang tidak jelas)
H. Kitab-Kitab Mengenai Asbabul Wurud Hadits
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalaniy (w. 852 H) menyebutkan bahwa Abu
Hafs al-‘Ukbariy (w. 399 H/ w. 417 H) telah menyusun karya di bidang ini,
kemudian juga as-Suyuthiy, dan Ibnu Hamzah al-Husainiy.15
As-Suyuthi dalam Tadrib ar-Rawi, menambahkan nama Abu Hamid bin
Kutah al-Jubariy (w. 538 H) sebagai orang yang pertama-tama menyusun karya
dalam sabab al-hadits.16
Karya as-Suyuthiy (w. 911 H) adalah al-Luma’ fi Asbaabil Wurud al Hadits,
dan karya Ibnu Hamzah al-Husainiy (w.1110 H) adalah Al-Bayan wa at-Ta’rif fi
Asbaabil Wurud al-Hadits asy-Syarif.
I. Contoh Hadits Yang Memiliki Sabab atau Asbabul Wurud
Di antara hadits-hadits yang datang dengan sebab-sebabnya, ada hadits yang
datang tersebut hanya dengan sebuah sebab (sabab), dan juga ada yang datang
dengan beberapa sebab (asbaab). Berikut adalah model dari hadits yang datang
dengan sebuah sebab dan beberapa sebab.
1. Hadits yang memiliki satu sebab (sabab) dalam wurud-nya (datangnya).
ُ‫ال‬َ‫م‬ْ‫َع‬ْ‫األ‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬ِ‫إ‬ :َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ، ِ‫اب‬َّ‫ط‬َْ‫اْل‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ،‫ى‬َ‫و‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ‫ئ‬ِ‫ر‬ْ‫م‬ ِ‫َل‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ،ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫لن‬ِ‫ِب‬ِ‫هللا‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬َ‫ف‬ ،ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬
‫ا‬َ‫م‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬َ‫ف‬ ،‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ج‬َّ‫و‬َ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ٍ‫َة‬‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ ِ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫يب‬ِ‫ص‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫د‬ِ‫ل‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ،ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ر‬َ‫اج‬َ‫ه‬.
15
Lihat, Abdul Karim bin Abdullah bin Abdurrahman al-Khudlair, Tahqiqur Raghbah fi
Taudlihin Nukhbah, (Riyadl: Maktabah Darul Minhaj, 2005), hal. 235.
16
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Op. Cit., hal. 563.
7
Dari Umar bin Al-Khaththab ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Setiap amal itu beserta dengan niatnya, dan
(balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-
Nya. Dan barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin digapainya atau
karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah
kepada apa yang dia diniatkan.”
Hadits ini diriwayatkan oleh enam orang Imam17
dan juga yang lainnya.
Hadits ini shahih, masyhur, muttafaq ‘alaih. Sabab al wurud hadits ini
diungkapkan oleh as-Suyuthi dari az-Zubair bin Bakar, katanya, “Telah
meriwayatkan kepadaku Muhammad bin al-Hassan dari Muhammad bin Thahah
bin Abdurrahman dari Musa bin Muhammad bin Ibrahim bin al Harits dari
ayahnya, ia berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di
Madinah, beberapa orang sahabatnya jatuh sakit. Kemudian datanglah seorang
laki-laki yang akan menikah dengan seorang wanita yang ikut serta hijrah.
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas mimbar, lalu
bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya setiap ama itu beserta dengan niatnya
(beliau mengatakannya) tiga kali. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah
dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa
hijrahnya kepada dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan
yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan.
Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat tangannya seraya
berkata, “Ya Allah Ya Tuhan kami, jauhkanlah dari kami wabah penyakit ini
(beliau mengatakannya) tiga kali.”18
As-Suyuthi mengungkapka bahwa perempuan yang ikut serta hijrah tadi
adalah Ummu Qais, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur
dalam Sunan-nya dengan sanad yang memenuhi persyaratan Bukhari dan Muslim
dari Ibnu Mas’ud ra. Katanya: “Siapa yang hijrahnya mengharapkan sesuatu,
maka itulah yang diperolehnya.” Kata Ibnu Mas’ud selanjutnya, “Kami menyebut
wanita yang hijrah itu, Ummu Qais.
Wanita yang secara khusus disebutkan dalam hadits ini mengandung arti
semua tujuan mencari kehidupan duniawiyah dari hijrah dan amal ibadah,
demikian menurut Ibnu Daqiq al-‘Adawi.19
17
Bukhari, Shahih Bukhari, (Riyadl: Darus Salam, 1999), hadits no. 1, 6689, dan 6953;
Muslim,Shahih Muslim, (Riyadl: Darus Salam, 2000), hadits no. 1907 (4927); Abu Daud, Sunan
Abu Daud, (Riyadl: Darus Salam, 2009), hadits no. 2201; Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Riyadl:
Darus Salam, 2009), hadits no. 1647; An-Nasa’i, Sunan al Kubra an Nasa’i, (Riyadl: Maktabah al
Ma’arif, 2008), hadits no. 75; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darul Ma’rifah, 2000),
hadits no. 4227.
18
Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Op.Cit., hal.113-114; & Ibnu
Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Op.Cit., (edisi terjemah Indonesia), hal. XL-XLI
(muqaddimah).
19
Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Ibid.
8
2. Hadits yang memiliki beberapa sebab (asbaab) dalam wurud-nya
(datangnya).
ً‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ َ‫ي‬ِ‫س‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ " :َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِِ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ، ٍ‫ك‬ِ‫ال‬َ‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬
:‫[طه‬ }‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ِ‫م‬ِ‫َق‬‫أ‬َ‫{و‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ََ‫َل‬ َ‫ة‬َ‫ار‬َّ‫ف‬َ‫ك‬َ‫َل‬ ،‫ا‬َ‫ه‬َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬14]
Dari Anas bin Malik ra. Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Barangsiapa lupa suatu shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya ketika dia
ingat. Karena tidak ada tebusan untuknya kecuali itu. Allah berfirman: '(Dan
dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku) ' (Qs. Thaahaa: 14).”
Hadits ini memiliki tiga Asbab al wurud, di antaranya:
1) Dari Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pada malam beliau di-isra’-kan, beliau tidur hingga terbit matahari, lalu
beliau pun shalat dan berkata, “Barangsiapa yang tertidur atau lupa
mendirikan shalat maka hendaknya ia mengerjakannya saat ia
mengingatnya.” Kemudian beliau membaca firman Allah (yang artinya): Dan
dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
2) Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia menshahihkannya, serta an-Nasa’iy dari
Abu Qatadah ia berkata: “Mereka memberitahukan kepada Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tentang shalat mereka yang terlewat lantaran ketiduran. Lalu
beliau bersabda: “Sesungguhnya dalam tidur tidak ada kecerobohan.
Kecerobohan itu tidak lain ada pada orang yang sadar (tidak tidur), maka
apabila salah seorang di antara kalian yang lupa atau tertidur dari shalat maka
hendaklah ia mengerjakannya pada saat ia ingat.
3) Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Qatadah, ia berkata: “Kami pernah
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau berkata:
“Kalian jika tidak mendapatkan air, besok akan kehausan.” Lalu orang-orang
pun bersegera mencari air sedang aku tetap menyertai Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tampak miring
dari tunggangannya, beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengantuk. Lalu aku
menopangnya dan beliau hampir-hampir terjatuh dari tunggangannya lalu aku
kembali menopangnya, hingga akhirnya beliau terjaga. Lalu beliau berkata:
‘Siapa kamu?’ Aku menjawab: ‘Abu Qatadah’. Beliau berkata: ‘Sejak kapan
kau seperti ini?’ Aku Menjawab: ‘Sejak semalaman.’ Beliau berkata:
‘Semoga Allah menjagamu sebagaimana engkau menjaga rasul-Nya.
Kemudian beliau kembali berkata: ‘Sebaiknya kita tidur.’lalu beliau menuju
ke sebatang pohon lalu turun dan berkata: ‘Lihatlah! Apakah engkau melihat
seseorang?’ aku menjawab:’Ini ada seorang penunggang, ini ada dua orang
penunggang, hingga hitungannya sampai ke tujuh orang.’ Lalu beliau berkata:
‘Jagakanlah shalat kami.’ Kami pun tidur, dan tidak ada yang membangunkan
kami kecuali sinar matahari, kami pun terjaga. Lalu Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam naik ke atas tunggangannya dan berlalu, dan kami pun
berlalu namun hanya sejenak. Lalu beliau turun dan berkata: ‘Apakah kalian
memiliki air?’ Ia (Abu Qatadah) berkata: ‘Aku menjawab: Ya, aku punya
wadah yang ada sedikit air di dalamnya.’ Beliau berkata: ‘Berikan kepadaku.’
9
Lalu aku pun memberikannya. Beliau berkata; ‘Sentuhlah sebagiannya
darinya.’ Lalu orang-orang pun berwudlu’ hingga tersisa satu tegukan. Lalu
beliau bersabda: ‘simpanlah wadah ini, wahai Abu Qatadah, karena akan ada
padanya satu berita.’ Lalu Bilal mengumandangkan adzan, dan mereka shalat
dua rakaat sebelum fajar. Lalu berkatalah sebagian di antara mereka dengan
sebagian yang lainnya: ‘Kita telah melakukan kecerobohan dalam shalat kita.’
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Apa yang kalian
bicarakan?’ Jika itu itu urusan dunia kalian maka itu urusan kalian, dan jika
itu urusan agama kalian maka kembalikan kepadaku.’ Kami berkata: ‘Ya
Rasulullah kita telah bertindak ceroboh dalam shalat kita.’ Lalu beliau
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya dalam tidur tidak ada
keceroohan. Kecerobohan itu tidak lain ada pada orang yang sadar (tidak
tidur). Jika terjadi seperti itu, maka lakukanlah shalat, sekalipun besok maka
itulah waktunya.”20
20
Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Ibid., 143-145.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ad-Dimasyqiy, Ibnu Hamzah al-Husainy. 1909. Al Bayan wa at Ta’rif fi Asbaabil
wurud al-Hadits asy-Syarif. t.t.p. al Baha’u Tijaah Darul Hukumah bi Halbi
Syuhba’i.
. 2008. Al Bayan wa at Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits asy-
Syarif (edisi terjemah Indonesia). Jakarta. Kalam Mulia.
Al-Khairuabadiy, Muhammad Abu Laits. 2009. Mu’jam Mushthalahatil Hadits
wa ‘Ulumihi wa Asyharul Mushannifina fiih. Amman. Daarun Nafa’is.
Al-Khathib, Muhammad ‘Ajjaj. 1989. Ushulul Hadits: Ulumuhu wa
Mushthalahuhu. Beirut. Darul Fikr.
Al-Khudlair, Abdul Karim bin Abdullah bin Abdurrahman. 2005. Tahqiqur
Raghbah fi Taudlihin Nukhbah. Riyadl. Maktabah Darul Minhaj.
As-Suyuthi, Al Imam Jalaluddin. 1996. Asbaab al-Wurud as-Suyuthi au al-Luma’
fi Asbabil Wurud. Beirut. Darul Fikr.
. Tahqiq: Dr. Yahya Ismail. 2009. Asbaab al Wurud as Suyuthi au al
Luma’ fi Asbabil Wurud (edisi terjemah Indonesia). Jakarta. Pustaka as
Sunnah.
. 2005. Tadribu ar-Rawi fi Syarhi Taqribi an Nawawi. Kairo.
Maktabah Darut Turats.
‘Itr, Nuruddin. 2003. Manhajun Naqd fi Ulumil Hadits. Damaskus. Darul Fikr al
Mu’ashir.
Soetari, Endang. 2008. Ilmu Hadits: Kajian Riwayah & Dirayah. Bandung. CV.
Mimbar Pustaka.
Tafsir, Ahmad. 2006. Filsafat Ilmu. Bandung. Rosda.

More Related Content

What's hot

Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2iffadewi
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiKhusnul Kotimah
 
Allah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukmin
Allah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukminAllah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukmin
Allah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukminRizky Faisal
 
ASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZULASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZUL51yadi
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihMuhsin Hariyanto
 
perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an qoida malik
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFKhusnul Kotimah
 
Dr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquran
Dr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquranDr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquran
Dr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquranHasaniahmadsaid
 
Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2Amiruddin Ahmad
 
Metodologi penelitian tafsir
Metodologi penelitian tafsirMetodologi penelitian tafsir
Metodologi penelitian tafsirJamil Suhendar
 
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana..."Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...Kaminorsabir Kamin
 

What's hot (18)

Al fatiha
Al fatihaAl fatiha
Al fatiha
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2
 
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiiiPpt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
Ppt urutan surat dan ayat al qur’an asl iiiiiiiiii
 
Allah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukmin
Allah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukminAllah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukmin
Allah swt melaknat mereka yang menyakiti kaum mukmin
 
Asbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam AlquranAsbabun Nuzul dalam Alquran
Asbabun Nuzul dalam Alquran
 
ASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZULASBABUN NUZUL
ASBABUN NUZUL
 
Polemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbihPolemik seputar shalat tasbih
Polemik seputar shalat tasbih
 
perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an perkembangan Studi al qur'an
perkembangan Studi al qur'an
 
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
TUGAS TAFSIR TEMATIK OLEH NUR FADILLA NASUTION (0104183200) SM IV-E MD FDK UI...
 
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
 
Dr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquran
Dr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquranDr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquran
Dr. Hasani Ahmad Said, Diskursus Munasabah al-Quran; menyoal otentisitas alquran
 
Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2Ulum al quran lengkap pt 2
Ulum al quran lengkap pt 2
 
Makalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'anMakalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'an
 
Ulumul Qur'an
Ulumul Qur'anUlumul Qur'an
Ulumul Qur'an
 
Metodologi penelitian tafsir
Metodologi penelitian tafsirMetodologi penelitian tafsir
Metodologi penelitian tafsir
 
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana..."Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
"Kenapa Imam al-Tirmizi Men'sahih'kan Hadith Azan Di Telinga Bayi? : Satu Ana...
 
Ppt ulumul qur’an 2
Ppt ulumul qur’an 2Ppt ulumul qur’an 2
Ppt ulumul qur’an 2
 

Similar to Asbab wurud alhadits

Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manEdi Awaludin
 
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIPROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIEpisteme IAIN Tulungagung
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Aliem Masykur
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Marhamah Saleh
 
37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad
37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad
37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somadMohamadAliMaskur
 
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.Ady Setiawan
 
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
37 Masalah Populer Ust. Abdul ShomadAgus Suhartono
 
37 masalah-populer1
37 masalah-populer137 masalah-populer1
37 masalah-populer1aswarmubarak
 
37 masalah-populer
37 masalah-populer37 masalah-populer
37 masalah-populerAmir Net
 
37 Masalah Populer
37 Masalah Populer37 Masalah Populer
37 Masalah Populeraswajabpn
 
37 masalah-populer1
37 masalah-populer137 masalah-populer1
37 masalah-populer1aswarmubarak
 
37 masalah-populer-190306110327
37 masalah-populer-19030611032737 masalah-populer-190306110327
37 masalah-populer-190306110327muhammad tarmizi
 
37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc
37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc
37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lcalfunlailatulqdr
 
PPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
PPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan AksiologiPPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
PPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan AksiologiFahmiFahrezi9
 
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulamaIhya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulamaSrijb Mms
 
Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...
Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...
Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...Hasaniahmadsaid
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ibnu Ahmad
 
Ijtihad_PAI 2010
Ijtihad_PAI 2010Ijtihad_PAI 2010
Ijtihad_PAI 2010apandin
 

Similar to Asbab wurud alhadits (20)

Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
 
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABIPROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
PROSES REPRODUKSI WANITA DALAM PERSPEKTIF HADIS NABI
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
 
37-masalah-populer.pdf
37-masalah-populer.pdf37-masalah-populer.pdf
37-masalah-populer.pdf
 
37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad
37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad
37-masalah-populer1.pdf Tanya Jawab Ustadz abdul somad
 
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.
 
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
 
37 masalah-populer1
37 masalah-populer137 masalah-populer1
37 masalah-populer1
 
37 masalah-populer
37 masalah-populer37 masalah-populer
37 masalah-populer
 
37 Masalah Populer
37 Masalah Populer37 Masalah Populer
37 Masalah Populer
 
37 masalah-populer1
37 masalah-populer137 masalah-populer1
37 masalah-populer1
 
37 masalah-populer-190306110327
37 masalah-populer-19030611032737 masalah-populer-190306110327
37 masalah-populer-190306110327
 
37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc
37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc
37 masalah-populer buku ustaz abdul somad Lc
 
37 masalah-populer1
37 masalah-populer137 masalah-populer1
37 masalah-populer1
 
PPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
PPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan AksiologiPPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
PPT Ulumul hadis : Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
 
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulamaIhya ulumuddin dalam pandangan para ulama
Ihya ulumuddin dalam pandangan para ulama
 
Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...
Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...
Hasani Ahmad S, Corak pemikiran kalam tafsir fath al-qadir al-syaukani, TESIS...
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Ijtihad_PAI 2010
Ijtihad_PAI 2010Ijtihad_PAI 2010
Ijtihad_PAI 2010
 

Recently uploaded

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

Asbab wurud alhadits

  • 1. 1 Ilmu Asba>b Wuru>d al-Hadi>ts Muhammad Imam Asy-Syakir A. Pendahuluan Para ahli ilmu pengetahuan dalam hal ini sains memiliki pandangan bahwa setiap peristiwa atau kejadian ada penyebabnya. Hal itu wajar, karena asumsi dasar sains adalah tidak ada kejadian tanpa sebab.1 Asumsi tersebut barangkali bisa jadi benar bila manusia hanya menerima kebenaran rasional berdasar hukum yang berlaku pada alam. Akan tetapi bila manusia bisa lebih membuka worldview serta mengikuti conscience-nya, yaitu dengan menerima kebenaran atas pijakan iman, maka hukum sebab-akibat bukanlah patokan dasar dalam menjelaskan suatu kejadian. Tapi jauh di atas itu ada hukum Allah yang berlaku atas ciptaan-Nya. Persoalan sebab ini kemudian melatar belakangi beberapa disiplin ilmu, diantaranya asbabun nuzul dalam ilmu Qur’an dan asbabul wurud dalam ilmu hadits. Dalam tulisan ini, yang akan lebih ditela’ah lebih jauh adalah asbabul wurud dalam ilmu hadits. Dalam ilmu hadits, dikenal istilah ‘asbabul wurud al-hadits’, yaitu sebab- sebab yang menyertai datangnya hadits. Kedudukan fan atau disiplin ilmu ini dalam ilmu hadits erat kaitannya dengan kedudukan asbabun nuzul dalam ilmu al Qur’an. Disiplin ilmu ini, merupakan jalan yang menguatkan kepada pemahaman hadits. Karena pengetahuan terhadap sebab mendatangkan pengetahuan terhadap yang disebabkan.2 B. Pengertian Para ahli bahasa mendefinisikan ‘sabab’ (sebab) dengan al-habl yang berarti tali, atau dalam Lisanul ‘Arab diartikan hadzil (ekor). Kemudian diartikan sebagai segala sesuatu yang menyambungkan sesuatu kepada yang lainnya. Para ahli ‘urf secara umum menyebutnya pada segala sesuatu yang memperantarai kepada sesuatu yang dimaksud. Sedangkan wurud, sebagaimana dikatakan al- wurud dan al-mawarid berarti al-manahil, yaitu sumber atau tempat yang banyak air, atau air yang keluar.3 .‫وقوعه‬ ‫أايم‬ ‫عنه‬ ‫متحداث‬ ‫احلديث‬ ‫ورد‬ ‫ما‬ ‫وهو‬ “Apa yang mendatangkan hadits berikut penuturan mengenainya saat-saat kejadiannya. ”4 1 Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, (Bandung: Rosda, 2006, Cet. Ke-VI). 2 Dr. Nuruddin ‘Itr, Manhajun Naqd fi Ulumil Hadits, (Damaskus, Darul Fikr al-Mu’ashir, 2003, Cet. Ke-III), hal. 334. 3 Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Asbab al-Wurud as-Suyuthi aw al- Luma’ fi Asbabil wurud (edisi terjemah Indonesia), (Jakarta: Pustaka as Sunnah, 2009, Cet. Ke-I), Hal. 45-46. 4 Ibid., hal. 334.
  • 2. 2 ‫يتوسل‬ ‫شيء‬ ‫كل‬‫على‬ ‫أطلق‬ ‫مث‬ .‫غريه‬ ‫إىل‬ ‫به‬ ‫يتوصل‬ ‫ما‬ ‫وهو‬ "‫"سبب‬ ‫مجع‬ :‫لغة‬ .‫املطلوب‬ ‫إىل‬ ‫به‬ .‫وقوعه‬ ‫زمن‬ ‫ألجله‬ ‫احلديث‬ ‫ورد‬ ‫ما‬ ‫هو‬ :‫اصطالحا‬‫و‬ Secara bahasa: asbaab adalah bentuk jama’ dari sabab, yaitu apa yang diperhubungkan dengannya kepada yang lainnya. Kemudian pengertian sabab dimuthlakkan kepada segala hal yang dijadikan perantara kepada yang dicari. Menurut istilah: apa yang mendatangkan hadits berdasar waktu kejadiannya.5 C. Perkembangan Ilmu Asbabul Wurud Hadits dan Para Perintisnya Dr. Yahya Ismail menuturkan bahwa, “terlihat dari apa-apa yang telah ditinggalkan oleh orang-orang terdahulu dan dari masa para shahabat hingga zaman kita sekarang ini, bahwa ilmu ini berkembang sangat lambat.” Kemudian beliau meneruskan, “kemungkinan besar ilmu ini telah mulai tersebar semenjak masa shahabat dan para tabi’in.” Hal itu diperjelas dengan riwayat berikut yang diceritakan oleh az-Zarkasyi dalam al-Burhan mengenai firman Allah Surat al-Maidah ayat ke-93.6 Dia mengatakan bahwa diceritakan dari Qudamah bin Madh’un dan Amr bin Ma’di Karib, keduanya pernah berkata: “Khamr adalah mubah.” Mereka berhujjah dengan ayat ini. Dan mereka tidak mengetahui sebab turunnya ayat ini, padahal Allah melarang hal tersebut, dan ini merupakan pendapat al Hassan dan yang lainnya. Maka ketika turun ayat pengharaman khamr, mereka berkata: “Bagaimana dengan saudara-saudara kami yang sudah mati sementara di peut mereka terdapat khamr, sementara Allah telah memberitahu bahwa itu adalah najis?” Maka Allah menurunkan ayat (yang artinya): “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka Makan dahulu…,” ( Q.S. al Maidah [5]: 93). Dari sini jelaslah kebenaran bahwa pembahasan ini (sabab wurud) merupakan bagian dari ilmu hadits dan telah mendapat perhatian sejak dini dari para ulama.7 5 Dr. Muhammad Abu Laits al-Khairuabadiy, Mu’jam Mushthalahatil Hadits wa ‘Ulumihi wa Asyharul Mushannifina fiih, (Amman: Daarun Nafa’is, 2009), Hal. 71 6 “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka Makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” َّ‫الص‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬َ‫ق‬َّ‫ات‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫م‬ِ‫ع‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫يم‬ِ‫ف‬ ٌ‫اح‬َ‫ن‬ُ‫ج‬ ِ‫ات‬َ ِ‫احل‬َّ‫الص‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬ َ‫ين‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َُّ‫مث‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫آم‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬َ‫ق‬َّ‫ات‬ َُّ‫مث‬ ِ‫ات‬َ ِ‫احل‬ ْ‫َح‬‫أ‬َ‫و‬ ‫ا‬ْ‫و‬َ‫ق‬َّ‫ات‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫س‬ْ‫ح‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُّ‫ب‬ُِ‫ُي‬ َُّ‫اَّلل‬َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ن‬َ‫س‬ 7 Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Op.Cit., hal.67- 68.
  • 3. 3 Prof. Dr. Endang Soetari AD dalam bukunya Ilmu Hadits: Kajian Riwayah & Dirayah, menyebutkan bahwa perintis ilmu asbab wurud al-hadits adalah Abu Hamid bin Kaznah al-Jubari dan Abu Hafsah ‘umar bin Muhammad bin Raja’.8 Sementara Muhammad Mahfudfz bin Abdullah at-Termasi, dalam kitab Manhaj Dzawi an-Nadzhar, menyebutkan bahwa ulama yang pertama menyusun tulisan mengenai sababul hadits ialah Hamid bin Kaznah al-Jurbaniy –dalam tempat lain nisbatnya adalah al-Jubariy kepada kota Jubarah (w. 538 H)–. Kemudian al-Hafidz adz-Dzhahabiy (w. 748 H) menuturkan bahwa tidak ada sebelumnya kepada hal itu (sababul wurud), lalu setelah itu Abu Hafs al- ‘Ukbariy (w. 399 H/ w. 417 H) salah seorang di antara syaikh (guru) Abu Ya’la bin al-Farra’ al-Hanbaliy (w. 458 H) menyusun tulisan mengenai sabab wurud. Syaikh Islam Sirajuddin al-Bulqiniy (w. 805 H) dan kitabnya, Mahasinul Ishtilah pada nau’ atau bagian/macam ke-69 tentang pengetahuan asbabul hadits, mengatakan: Syaikh Abul Fath al-Qusyairiy (w. 702 H) atau yang terkenal dengan sebutan Ibnu Daqiqil ‘Ied ra. dalam Syarah ‘Umdah, yaitu Al-Ihkaamul Ahkaam Syarh ‘Umdatil Ahkaam, mengenai pembahasan hadits, “Sesungguhnya amal- amal itu beserta dengan niatnya.” berkata: “Sebagian pakar hadits terkini merencanakan dan memulai untuk menyusun sebab-sebab keluarnya hadits. Sebagaimana telah disusun mengenai sebab-sebab turunnya ayat Kitabullah (al- Qur’an) yang mulia. Dan saya hanya sedikit mengetahui tentang itu.”9 Ibnu al-Mulaqqin (w. 804 H) berkata dalam Syarh al-‘Umdah, “Ketahuilah bahwa sebagian ahli hadits mutakhirin (yang berikutnya) berupaya untuk menyusun sebab-sebab keluarnya hadits. Demikianlah yang disandarkan oleh Syaikh Izzuddin (w. 660 H) kepada sebagian orang-orang zaman sekarang.” Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa upaya penyusunan karya tulis di bidang ilmu asbabul wurud al-hadits telah ada sejak abad ke-4 H, namun jauh sebelumnya cikal bakal ilmu ini telah muncul, yaitu sejak masa sahabat dan tabi’in. Namun kemungkinannya, penyebaran ilmu ini nampaknya lambat dan tidak merata karena sedikitnya karya-karya ulama mengenai asbabul wurud ini dalam sebuah karya khusus diluar pembahasan ilmu- ilmu hadits secara keseluruhan, dan juga kemudian sebagian ulama sesudah abad keempat Hijrah mengklaim bahwa ilmu ini berkembang pada masa mereka dengan adanya upaya penyusunan karya tulis mengenai sabab al wurud, atau bisa juga kemungkinan lainnya bahwa ilmu ini sempat mengalami kemerosotan dan kemudian bangkit lagi di abad-abad selanjutnya. Wallahu ‘alaam bi ash- Shawwab. D. Hadits dan Asbaab al-Wurud-nya Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy (w. 1120 H) menuturkan bahwa Asbabul wurud al-hadits itu sebagaimana asbabun nuzul al-Qur’an. Hadits itu 8 Prof. Dr. Endang Soetari AD, Ilmu Hadits: Kajian Riwayah & Dirayah, (Bandung: CV. Mimbar Pustaka, 2008, cet. Ke-V), hal. 202. 9 Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Asbab al-Wurud as-Suyuthi aw al-Luma’ fi Asbabil wurud, (Beirut: Darul Fikr, 1996), hal. 28; & Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Op.Cit., hal. 104-105.
  • 4. 4 terbagi dua ditinjau dari kemunculannya, yaitu: yang mempunyai sebab-sebab munculnya dan yang tidak mempunyai sebab-sebab munculnya. Sebabnya itu kadangkala disebutkan dalam hadits itu sendiri dan terkadang sebab munculnya itu tidak disebutkan dalam hadits tersebut tetapi pada jalan (thuruq) hadits yang lain.10 Bentuk-bentuk sebab munculnya hadits, bisa dari sebuah persoalan atau kasus, pertanyaan, atau kejadian lainnya. Dalam hadits yang muncul dengan mempunyai sebab, terkadang dijumpai redaksi hadits yang seolah khitab atau instruksi hadits itu hanya berlaku khusus bagi sabab wurud-nya. Sebagaimana contoh hadits berikut. :َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ،ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َِّ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ت‬َ‫أ‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ،ِ‫ي‬ِ‫د‬ِ‫اع‬َّ‫الس‬ ٍ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫س‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ‫؟‬ُ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫ِن‬َّ‫ب‬َ‫َح‬‫أ‬َ‫و‬ َُّ‫اَّلل‬ ِ‫ِن‬َّ‫ب‬َ‫َح‬‫أ‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ع‬ َ‫ََن‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ٍ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ِن‬َّ‫ل‬ُ‫د‬ َِّ‫اَّلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫اي‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬ َِّ‫اَّلل‬ِ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫َي‬‫أ‬ ِ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫يم‬ِ‫ف‬ ْ‫د‬َ‫ه‬ْ‫از‬َ‫و‬ ،َُّ‫اَّلل‬ َ‫ك‬َّ‫ب‬ُِ‫ُي‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ُّن‬‫الد‬ ِ‫ِف‬ ْ‫د‬َ‫ه‬ْ‫از‬ :َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬ ُ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ َ‫ك‬ُّ‫ب‬ُِ‫ُي‬. Dari Sahal bin Sa'ad as-Sa'idi ra. ia berkata: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama, lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para manusia.”11 Hadits ini muncul berkenaan dengan seorang laki-laki yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang amal ibadah yang dapat mendatangkan cinta Allah dan cinta manusia.12 Dalam konteks bentuk hadits seperti ini, maka ada sebuah kaidah ushul, yaitu: . ِ‫ب‬َ‫ب‬‫الس‬ ِ‫ص‬ْ‫و‬ُ‫ص‬ُِ‫ِب‬ َ‫َل‬ ِ‫فظ‬‫الل‬ ِ‫م‬ْ‫و‬ُ‫م‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬ ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ب‬ِ‫الع‬ “Apa yang dianggap itu adalah keumuman lafadznya, bukan kekhususan sebabnya.” Oleh karena itu, hadits ini tetap berlaku bagi siapa pun umat Islam, yaitu untuk bersikap zuhud. 10 Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Al-Bayan wa at-Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits asy-Syarif, (t.t.p.: al Baha’u Tijaah Darul Hukumah bi Halbi Syuhba’i, 1909), hal. 3; & Ibnu Hamzah al-Husainy Al-Hanafi ad-Dimasyqiy, Al-Bayan wa at-Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits asy-Syarif (edisi terjemah Indonesia), (Jakarta: Kalam Mulia, 2008, Cet. Ke-X), hal. xxxviii-xxxix (Muqaddimah). 11 Hadits riwayat Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darul Ma’rifah, 2000), hadits no. 4102. 12 Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Op.Cit., (edisi terjemah Indonesia), hal. 167.
  • 5. 5 E. Ilmu Asbabul Wurud Hadits dan Ilmu Tawarikh Mutun Meski telah menjadi disiplin tersendiri di bawah naungan ilmu hadits, ilmu asbabul wurud al-hadits ini, terkadang terselip dalam bagian dari ilmu nasikh mansukh al-hadits. sebagaimana Dr. Muhammad ‘Ajaj Khathib dalam karyanya Ushulul Hadits: ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu, mencantumkan asbabul wurud dalam bagian dari nasikh wa mansukh.13 Namun, beberapa ulama hadits telah menaruh perhatian mereka kepada disiplin ilmu ini, dan kemudian menyusun tulisan tersendiri yang menyampaikan hadits-hadits beserta asbabul wurud-nya. Mengenai ilmu tawarikh al mutun ini, Al-Bulqiniy menyebutkan bahwa ilmu ini memiliki banyak faidah, di antaranya memilki manfaat dalam pengetahuan nasikh dan mansukh. Kemudian ia melanjutkan, tarikh memberikan pengetahuan mengenai yang pertama (awwal) itu begini dan begini, juga menyebutkan urutan sebelum dan sesudah, serta yang terakhir dari dua persoalan (al-amrain), dan juga penyebutan waktu baik itu tahun, bulan, dan yang lainnya.14 Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi membedakan antara ilmu Asbab al wurud al-hadits dengan ilmu Tawarikh Mutun, sebagaimana ia memisahkan keduanya dalam dua pembahasan yang berbeda dalam kitabya Tadrib ar-Rawi fi Syarhi Taqribi an-Nawawi. Dari yang bisa dipahami, Asbab wurud al-Hadits cakupannya lebih luas dari Tawarikh Mutun dalam memberikan pengetahuan historis suatu hadits. Ini berdasar pada fungsi dan faidah dari kedua ilmu ini. Ilmu tawarikh mutun hanya memberikan data tarikh (historis) hadits dari aspek kronologis, yaitu pengurutan letak yang sebelum dan sesudahnya, ada pun faidahnya ialah ketika menentukan naskh, yang mana nasikh dan yang mana mansukh. Sementara Asbab al-wurud al-Hadits, lebih dari itu. Ilmu asbab al hadits ini memberikan pengetahuan tentang konteks sebuah hadits, Kemudian nasikh wa mansukh, dan ilmu ini juga termasuk dalam bahan kajian kritik matan. F. Asbabul Wurud al-Hadits dan Asbabun Nuzul al-Qur’an Dr. Yahya Ismail pen-tahqiq kitab Asbab al-Wurud as-Suyuthi aw al-Luma’ fi Asbabil wurud karya al Imam Jalaluddin as Suyuthi (w. 911 H), dalam tesis tahqiq-nya terhadap kitab tersebut, menuturkan bahwa seseorang yang memperhatikan pembahasan sabab wurud al-hadits dan sabab nuzul al-Qur’an, dapat melihat kaitan dan kemiripan di antara keduanya, yaitu ada di beberapa sisi seperti berikut: 1. Segi Faidah Keduanya sama-sama membantu untuk memahami maksud, pengumpulan (reduksi), dan tarjih apabila ada dua hal yang bertentangan. 2. Segi Adanya Beberapa Sebab Dimana bisa saja terjadi turunnya satu ayat karena beberapa sebab, dan begitu pula halnya sebab dari keluarnya hadits. 13 Lihat, Muhammad ’Ajjaj Khathib, Ushulul Hadits: ‘Ulumuhu wa Mushthalahuhu, (Beirut: Darul Fikr, 1989). 14 Al-Imam Jalaluddin as- Suyuthi, Tadribu ar-Rawi fi Syarhi Taqribi an-Nawawi, (Kairo: Maktabah Darut Turats, 2005), hal.564.
  • 6. 6 3. Segi Jenis Yaitu ketika ayat al Qur’an menjadi sebab keluarnya hadits, atau sebuah hadits yang menjadi sebab turunya sebuah ayat. Atau ada sebuah hadits yang keluar berkaitan dengan para pendengar dari kalangan sahabat atau turun ayat yang seperti itu. G. Faidah Asbabul Wurud Hadits 1. Takhshishul ‘Am (Mengkhususkan arti yang umum) 2. Taqyiidul Muthlaq (Membatasi yang mutlak) 3. Tafshil Mujmal (Merinci Hal yang Masih Global) 4. Menentukan Perkara Naskh dan menjelaskan nasikh dan mansukh 5. Menerangkan ‘illat (alasan) suatu hukum. 6. Menjelaskan kemusykilan (hal yang tidak jelas) H. Kitab-Kitab Mengenai Asbabul Wurud Hadits Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalaniy (w. 852 H) menyebutkan bahwa Abu Hafs al-‘Ukbariy (w. 399 H/ w. 417 H) telah menyusun karya di bidang ini, kemudian juga as-Suyuthiy, dan Ibnu Hamzah al-Husainiy.15 As-Suyuthi dalam Tadrib ar-Rawi, menambahkan nama Abu Hamid bin Kutah al-Jubariy (w. 538 H) sebagai orang yang pertama-tama menyusun karya dalam sabab al-hadits.16 Karya as-Suyuthiy (w. 911 H) adalah al-Luma’ fi Asbaabil Wurud al Hadits, dan karya Ibnu Hamzah al-Husainiy (w.1110 H) adalah Al-Bayan wa at-Ta’rif fi Asbaabil Wurud al-Hadits asy-Syarif. I. Contoh Hadits Yang Memiliki Sabab atau Asbabul Wurud Di antara hadits-hadits yang datang dengan sebab-sebabnya, ada hadits yang datang tersebut hanya dengan sebuah sebab (sabab), dan juga ada yang datang dengan beberapa sebab (asbaab). Berikut adalah model dari hadits yang datang dengan sebuah sebab dan beberapa sebab. 1. Hadits yang memiliki satu sebab (sabab) dalam wurud-nya (datangnya). ُ‫ال‬َ‫م‬ْ‫َع‬ْ‫األ‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬ِ‫إ‬ :َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ، ِ‫اب‬َّ‫ط‬َْ‫اْل‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ َ‫ر‬َ‫م‬ُ‫ع‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫ف‬ ،‫ى‬َ‫و‬َ‫ن‬ ‫ا‬َ‫م‬ ٍ‫ئ‬ِ‫ر‬ْ‫م‬ ِ‫َل‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ،ِ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫لن‬ِ‫ِب‬ِ‫هللا‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬َ‫ف‬ ،ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫هللا‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬َ‫ف‬ ،‫ا‬َ‫ه‬ُ‫ج‬َّ‫و‬َ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ٍ‫َة‬‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ ِ‫و‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫يب‬ِ‫ص‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬ُ‫د‬ِ‫ل‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬َ‫ر‬ْ‫ج‬ِ‫ه‬ ْ‫ت‬َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ ،ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ر‬َ‫اج‬َ‫ه‬. 15 Lihat, Abdul Karim bin Abdullah bin Abdurrahman al-Khudlair, Tahqiqur Raghbah fi Taudlihin Nukhbah, (Riyadl: Maktabah Darul Minhaj, 2005), hal. 235. 16 Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Op. Cit., hal. 563.
  • 7. 7 Dari Umar bin Al-Khaththab ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Setiap amal itu beserta dengan niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul- Nya. Dan barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan.” Hadits ini diriwayatkan oleh enam orang Imam17 dan juga yang lainnya. Hadits ini shahih, masyhur, muttafaq ‘alaih. Sabab al wurud hadits ini diungkapkan oleh as-Suyuthi dari az-Zubair bin Bakar, katanya, “Telah meriwayatkan kepadaku Muhammad bin al-Hassan dari Muhammad bin Thahah bin Abdurrahman dari Musa bin Muhammad bin Ibrahim bin al Harits dari ayahnya, ia berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai di Madinah, beberapa orang sahabatnya jatuh sakit. Kemudian datanglah seorang laki-laki yang akan menikah dengan seorang wanita yang ikut serta hijrah. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas mimbar, lalu bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya setiap ama itu beserta dengan niatnya (beliau mengatakannya) tiga kali. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya kepada dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan. Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat tangannya seraya berkata, “Ya Allah Ya Tuhan kami, jauhkanlah dari kami wabah penyakit ini (beliau mengatakannya) tiga kali.”18 As-Suyuthi mengungkapka bahwa perempuan yang ikut serta hijrah tadi adalah Ummu Qais, sebagaimana telah diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur dalam Sunan-nya dengan sanad yang memenuhi persyaratan Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud ra. Katanya: “Siapa yang hijrahnya mengharapkan sesuatu, maka itulah yang diperolehnya.” Kata Ibnu Mas’ud selanjutnya, “Kami menyebut wanita yang hijrah itu, Ummu Qais. Wanita yang secara khusus disebutkan dalam hadits ini mengandung arti semua tujuan mencari kehidupan duniawiyah dari hijrah dan amal ibadah, demikian menurut Ibnu Daqiq al-‘Adawi.19 17 Bukhari, Shahih Bukhari, (Riyadl: Darus Salam, 1999), hadits no. 1, 6689, dan 6953; Muslim,Shahih Muslim, (Riyadl: Darus Salam, 2000), hadits no. 1907 (4927); Abu Daud, Sunan Abu Daud, (Riyadl: Darus Salam, 2009), hadits no. 2201; Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Riyadl: Darus Salam, 2009), hadits no. 1647; An-Nasa’i, Sunan al Kubra an Nasa’i, (Riyadl: Maktabah al Ma’arif, 2008), hadits no. 75; Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darul Ma’rifah, 2000), hadits no. 4227. 18 Al-Imam Jalaluddin as-Suyuthi, tahqiq: Dr. Yahya Ismail, Op.Cit., hal.113-114; & Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Op.Cit., (edisi terjemah Indonesia), hal. XL-XLI (muqaddimah). 19 Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Ibid.
  • 8. 8 2. Hadits yang memiliki beberapa sebab (asbaab) dalam wurud-nya (datangnya). ً‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ َ‫ي‬ِ‫س‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ " :َ‫ال‬َ‫ق‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِِ‫َِّب‬‫ن‬‫ال‬ ِ‫ن‬َ‫ع‬ ، ٍ‫ك‬ِ‫ال‬َ‫م‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ‫س‬َ‫ن‬َ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ :‫[طه‬ }‫ي‬ِ‫ر‬ْ‫ك‬ِ‫ذ‬ِ‫ل‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ِ‫م‬ِ‫َق‬‫أ‬َ‫{و‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َّ‫َل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ََ‫َل‬ َ‫ة‬َ‫ار‬َّ‫ف‬َ‫ك‬َ‫َل‬ ،‫ا‬َ‫ه‬َ‫ر‬َ‫ك‬َ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ِ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬14] Dari Anas bin Malik ra. Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barangsiapa lupa suatu shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya ketika dia ingat. Karena tidak ada tebusan untuknya kecuali itu. Allah berfirman: '(Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku) ' (Qs. Thaahaa: 14).” Hadits ini memiliki tiga Asbab al wurud, di antaranya: 1) Dari Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada malam beliau di-isra’-kan, beliau tidur hingga terbit matahari, lalu beliau pun shalat dan berkata, “Barangsiapa yang tertidur atau lupa mendirikan shalat maka hendaknya ia mengerjakannya saat ia mengingatnya.” Kemudian beliau membaca firman Allah (yang artinya): Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. 2) Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia menshahihkannya, serta an-Nasa’iy dari Abu Qatadah ia berkata: “Mereka memberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang shalat mereka yang terlewat lantaran ketiduran. Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya dalam tidur tidak ada kecerobohan. Kecerobohan itu tidak lain ada pada orang yang sadar (tidak tidur), maka apabila salah seorang di antara kalian yang lupa atau tertidur dari shalat maka hendaklah ia mengerjakannya pada saat ia ingat. 3) Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abu Qatadah, ia berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu beliau berkata: “Kalian jika tidak mendapatkan air, besok akan kehausan.” Lalu orang-orang pun bersegera mencari air sedang aku tetap menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tampak miring dari tunggangannya, beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengantuk. Lalu aku menopangnya dan beliau hampir-hampir terjatuh dari tunggangannya lalu aku kembali menopangnya, hingga akhirnya beliau terjaga. Lalu beliau berkata: ‘Siapa kamu?’ Aku menjawab: ‘Abu Qatadah’. Beliau berkata: ‘Sejak kapan kau seperti ini?’ Aku Menjawab: ‘Sejak semalaman.’ Beliau berkata: ‘Semoga Allah menjagamu sebagaimana engkau menjaga rasul-Nya. Kemudian beliau kembali berkata: ‘Sebaiknya kita tidur.’lalu beliau menuju ke sebatang pohon lalu turun dan berkata: ‘Lihatlah! Apakah engkau melihat seseorang?’ aku menjawab:’Ini ada seorang penunggang, ini ada dua orang penunggang, hingga hitungannya sampai ke tujuh orang.’ Lalu beliau berkata: ‘Jagakanlah shalat kami.’ Kami pun tidur, dan tidak ada yang membangunkan kami kecuali sinar matahari, kami pun terjaga. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam naik ke atas tunggangannya dan berlalu, dan kami pun berlalu namun hanya sejenak. Lalu beliau turun dan berkata: ‘Apakah kalian memiliki air?’ Ia (Abu Qatadah) berkata: ‘Aku menjawab: Ya, aku punya wadah yang ada sedikit air di dalamnya.’ Beliau berkata: ‘Berikan kepadaku.’
  • 9. 9 Lalu aku pun memberikannya. Beliau berkata; ‘Sentuhlah sebagiannya darinya.’ Lalu orang-orang pun berwudlu’ hingga tersisa satu tegukan. Lalu beliau bersabda: ‘simpanlah wadah ini, wahai Abu Qatadah, karena akan ada padanya satu berita.’ Lalu Bilal mengumandangkan adzan, dan mereka shalat dua rakaat sebelum fajar. Lalu berkatalah sebagian di antara mereka dengan sebagian yang lainnya: ‘Kita telah melakukan kecerobohan dalam shalat kita.’ Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Jika itu itu urusan dunia kalian maka itu urusan kalian, dan jika itu urusan agama kalian maka kembalikan kepadaku.’ Kami berkata: ‘Ya Rasulullah kita telah bertindak ceroboh dalam shalat kita.’ Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya dalam tidur tidak ada keceroohan. Kecerobohan itu tidak lain ada pada orang yang sadar (tidak tidur). Jika terjadi seperti itu, maka lakukanlah shalat, sekalipun besok maka itulah waktunya.”20 20 Ibnu Hamzah al-Husainy ad-Dimasyqiy, Ibid., 143-145.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Ad-Dimasyqiy, Ibnu Hamzah al-Husainy. 1909. Al Bayan wa at Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits asy-Syarif. t.t.p. al Baha’u Tijaah Darul Hukumah bi Halbi Syuhba’i. . 2008. Al Bayan wa at Ta’rif fi Asbaabil wurud al-Hadits asy- Syarif (edisi terjemah Indonesia). Jakarta. Kalam Mulia. Al-Khairuabadiy, Muhammad Abu Laits. 2009. Mu’jam Mushthalahatil Hadits wa ‘Ulumihi wa Asyharul Mushannifina fiih. Amman. Daarun Nafa’is. Al-Khathib, Muhammad ‘Ajjaj. 1989. Ushulul Hadits: Ulumuhu wa Mushthalahuhu. Beirut. Darul Fikr. Al-Khudlair, Abdul Karim bin Abdullah bin Abdurrahman. 2005. Tahqiqur Raghbah fi Taudlihin Nukhbah. Riyadl. Maktabah Darul Minhaj. As-Suyuthi, Al Imam Jalaluddin. 1996. Asbaab al-Wurud as-Suyuthi au al-Luma’ fi Asbabil Wurud. Beirut. Darul Fikr. . Tahqiq: Dr. Yahya Ismail. 2009. Asbaab al Wurud as Suyuthi au al Luma’ fi Asbabil Wurud (edisi terjemah Indonesia). Jakarta. Pustaka as Sunnah. . 2005. Tadribu ar-Rawi fi Syarhi Taqribi an Nawawi. Kairo. Maktabah Darut Turats. ‘Itr, Nuruddin. 2003. Manhajun Naqd fi Ulumil Hadits. Damaskus. Darul Fikr al Mu’ashir. Soetari, Endang. 2008. Ilmu Hadits: Kajian Riwayah & Dirayah. Bandung. CV. Mimbar Pustaka. Tafsir, Ahmad. 2006. Filsafat Ilmu. Bandung. Rosda.