SlideShare a Scribd company logo
SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING
A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya dalam berfikir itu
manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi
keharusan dalam kehidupan social, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi.
Dalam hal ini, bukan hanya bantuan materi yang dibutuhkan, lebih dari itu, dorongan moril
dan spiritual sangat berpengaruh dalam membantu seseorang dalam mengoptimalkan
kemampuan diri dan memberi solusi dari masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini,
tentunya diperlukan metode-metode yang sistematis dan kiat-kiat kusus agar tujuan yang
diharapkan dapat mengena pada sasaran yang diharapkan.
Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik
para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah selayaknya mampu memahami
perkembangan peserta didiknya agar dapat memberikan materi yang efektif, efisien, dan
terarah, serta mampu mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan
mandiri dalam menghadapi problema hidupnya dan masa depan.
Maka, materi bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi semua calon guru,
karena pada hakikatnya semua guru memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu membimbing
dan mengarahkan peserta didiknya walaupun bukan sebagai guru BK.
Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh, sebagai landasan pokok
perlulah mengkaji tentang perkembangan Bimbingan dan Konseling dari awal mula
kelahirannya, perkembangannya dari masa ke masa, hingga perkembangannya di Indonesia.
Sebagaimana isi makalah yang kami paparkan ini.

B. PengertianBimbingandanKonseling
1.

PengertianBimbingan
Secaraetimologis, kata bimbinganmerupakanterjemahandari kata guidance yang

mempunyaiartimenunjukkan, membimbing, menuntun,
ataupunmembantu.Sesuaidenganistilahnya,
makasecaraumumbimbinganberartisuatubantuanatautuntunan.
PrayitnodanErmanAmti (2004:99) mengemukakanbahwabimbinganadalah proses
pemberianbantuan yang dilakukanoleh orang yang ahlikepadaseorangataubeberapa
orang

individu,

baikanak-anak,

remaja,

maupundewasa

agar

orang

yang

dibimbingdapatmengembangkankemampuandirinyasendiridanmandiridenganmemanfa
atkankekuatanindividudansarana yang adadandapatdikembangkanberdasarkannormanorma yang berlaku.
Years’s Book of Education 1995 menyatakanbimbinganadalahsuatu proses
membantuindividumelaluiusahanyasendiriuntukmenemukandanmengembangkankema
mpuannya agar memperolehkebahagiaanpribadidankemamfaatan social.
Stoops

danWalquistmenyatakanbimbinganadalah

proses

yang

terus-

menerusdalammembantuperkembanganindividuuntukmencapaikemampuannyasecara
maksimumdalammengarahkanmanfaat

yang

sebesar-

besarnyabaikbagidirinyamaupunbagimasyarakat.
Arthur

J.

Jones

yang

dikutip

DR.

TohariMusnamar

(1985:

4)

menyatakanbimbingansebagaipertolongan yang diberikanolehseseorangkepada orang
laindalamhalmembuatpilihan-pilihan,
problem

penyesuaiandiridanpemecahan

yang

problem-

bertujuanmembantu

orang

tersebutuntuktumbuhdalamhalkemandiriandankemampuanbertanggungjawabbagidirin
yasendiri.
DjumhurdanMoh. Surya, (1975:15) berpendapatbahwabimbinganadalahsuatu
proses

pemberianbantuan

yang

terusmenerusdansistematiskepadaindividudalammemecahkanmasalah

yang

dihadapinya,

(self

understanding),

agar

tercapaikemampuanuntukdapatmemahamidirinya

kemampuanuntukmenerimadirinya

kemampuanuntukmengarahkandirinya

(self

(self

dankemampuanuntukmerealisasikandirinya

acceptance),
direction)

(self

realization)

sesuaidenganpotensiataukemampuannyadalammencapaipenyesuaiandiridenganlingku
ngan, baikkeluarga, sekolahdanmasyarakat.
DalamPeraturanPemerintah

No.

tentangPendidikanMenengahdikemukakanbahwa
yang

29

Tahun

1990

“;;Bimbinganmerupakanbantuan

diberikankepadapesertadidikdalamrangkamenemukanpribadi,

mengenallingkungan, danmerencanakanmasadepan”.
Berdasarkanpengertian

di

atasdapatdipahamibahwabimbinganpadaprinsipnyaadalah proses pemberianbantuan
yang

dilakukanoleh

orang

yang

ahlikepadaseorangataubeberapa

orang

individudalamhalmemahamidirisendiri,
menghubungkanpemahamantentangdirinyasendiridenganlingkungan,

memilih,

menentukandanmenyusunrencanasesuaidengankonsepdirinyadantuntutanlingkunganbe
rdasarkannorma-norma yang berlaku.
Dari beberapapengertiandiatasjugadapatdiambilbeberapaprinsipsebagaiberikut:
a. Bimbinganmerupakansuatu proses yang berkesinambungan.
Sehinggabantuanitudiberikansecarasistematis,

berencana,

terus-

menerusdanterarahkepadatujuantertentu.
b. Bimbinganmerupakan proses membantuindividu
Artinya,
dalamkegiatanbimbinganpembimbingtidakmemaksaindividuuntukmenujukesuatut
ujuan

yang

ditetapkanolehpembimbing,

melainkanpembimbingmembantumengarahkanterbimbing
kearahsuatutujuan

yang

(klien)

telahditetapkanbersama-sama,

sehinggakliendapatmengembangkanpotensi yang dimilikinyasecara optimal.
c. Bahwabantuandiberikankepadasetiapindividu yang memerlukannya di dalam
proses perkembangannya.
Hal
inimengandungartibahwabimbinganmemberikanbantuankepadasetiapindividubaik
anak-anak,

remaja,

dewasamaupunorangtua;

apakahiadalamlingkungansekolahataudiluarlingkungansekolah; apakahiaberada di
SekolahDasarmaupun di PerguruanTinggi.
d. Bahwabantuan

yang

diberikanmelaluipelayananbimbinganbertujuan

agar

individudapatmengembangkandirinyasecara optimal sesuaidenganpotensi yang
dimilikinya
e.

Yang menjadisasaranbimbinganadalah agar individudapatmencapaikemandirian,
yaknitercapainyaperkembangan

yang

optimal

dandapatmenyesuaikandirinyadenganlingkungannya.
f.

Untukmencapaitujuanbimbingan,
digunakanpendekatanpribadiataukelompokdenganmemanfaatkanberbagaiteknikda
n media bimbingan.

g.

Layananbimbingandenganmenggunakanberbagaimacam

media

dantekniktersebutdilaksanakandalamsuasanaasuhan yang normative.
h. Bahwauntukmelaksanakankegiatanbimbingandiperlukanadanyapersonil-personil
yang memilikikeahliandanpengalamankhususdalambidangbimbingan.
Berdasarkanpengertiandanprinsipbimbingan

yang

dapatdisimpulkanbahwabimbinganadalahmerupakan
yang

telahdikemukakandiatas,
proses

pemberianbantuan

terus-menerusdariseorangpembimbing

yang

telahdipersiapkankepadaindividu

yang

membutuhkannyadalamrangkamengembangkanseluruhpotensi

yang

dimilikinyasecara

optimal

denganmenggunakanberbagaimacam

media
danteknikbimbingandalamsuasanaasuhan

yang

normative

agar

tercapaikemandiriansehinggaindividudapatbermanfaatbaikbagidirinyasendirimaup
unbagilingkungannya.

2.

PengertianKonseling
Secaraetimologis, istilahkonselingberasaldaribahasainggris “to counsel” yang
berartimemberi saran dannasihat.
Rogers

(1942)

menyatakankonselingadalahserangkaihubunganlangsungdenganindividu

yang

bertujuanuntukmembantudiadalammerubahsikapdantingkahlakunya.
SedangkankonselingmenurutPrayitnodanErmanAmti (2004:105) adalah proses
pemberianbantuan

yang

dilakukanmelaluiwawancarakonselingolehseorangahli

(disebutkonselor)

kepadaindividu

yang

sedangmengalamisesuatumasalah

(disebutklien) yang bermuarapadateratasinyamasalah yang dihadapiklien.
Sejalandenganitu,

Winkel

(2005:34)

mendefinisikankonselingsebagaiserangkaiankegiatan

paling

pokokdaribimbingandalamusahamembantukonseli/kliensecaratatapmukadengantujuan
agar
kliendapatmengambiltanggungjawabsendiriterhadapberbagaipersoalanataumasalahkhu
sus.
Berdasarkanpengertian

yang

telahdikemukakanolehparaahlidiatas,

dapatdisimpulkanbahwakonselingmerupakansalahsatuteknikdalampelayananbimbinga
ndimana

proses

pemberianbantuanituberlangsungmelaluiwawancaradalamserangkaianpertemuanlangs
ungdantatapmukaantara guru pembimbing/konselordenganklien; dengantujuan agar
klienitumampumemperolehpemahaman

yang

lebihbaikterhadapdirinya,

mampumemecahkanmasalah

yang

dihadapinyadanmampumengarahkandirinyauntukmengembangkanpotensi

yang

dimilkikearahperkembangan

yang

sehinggaiadapatmencapaikebahagiaanpribadidankemanfaatan social.

C.
a.

Perkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum
Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling

optimal
Gerakan bimbingan lahir pada tanggal 13 Januari 1908 di Amerika, dengan
didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk
selanjutnya dikenal sebagai“Father of The Guedance Movement in American
Education”. yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar
mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan yang ada
pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi dengan
memilih pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.(wieke octora olivia,2012).
Disinilah pertama kalinya istilah Bimbingan (Vocational Guidance) dikenal,
tepatnya pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Boston. Dengan
didirikannya biro yang bergerak di bidang profesi dan ketenaga kerjaan. Dengan
tujuan membantu para pemuda dalam memilih karir yang ia bidangi dan melatih para
guru untuk memberikan layanan bimbingan di sekolah.
Pada masa yang hampir bersamaan, seorang konselor di Detroit Jasse B.
Davis mulai memberikan layanan Konseling Pendidikan dan pekerjaan di SMA
(1898).

Dan

pada

tahun

1907

ia

mencoba

memasukkan

program

Bimbingan (Guidance) ke dalam pengalaman pendidikan para siswa Central High
School di Detroit.
Eli Weaver pada tahun 1905 mendirikan sebuah komite yang diketuainya
sendiri yaituStudents Aid Committee Of The High School di New york. Dalam
pengembangan komitenya, Weaver sampai pada kesimpulan bahwa siswa butuh saran
dan konsultasi sebelum mereka masuk dunia kerja. Pada tahun 1920-an, para konselor
sekolah di Boston dan New York diharapkan dapat membantu para siswa dalam
memilih sekolah dan pekerjaan. Selama tahun 1920-an itu pula, sertifikasi konselor
sekolah mulai diterapkan pada kedua kota tersebut.(Bimo Walgito,2010:15)
Jika dilihat dari perkembangannya, Bimbingan Konseling mula-mulanya hanya
dikenal sebatas pada bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance), sebagaimana peran
dari Biro yang didirikan Frank Parson di Boston. Namun sebenarnya tidak hanya itu,di
sisi

lain

perkembangan

Bimbingan

Konseling

pun

merambah

kebidang

pendidikan (Education Guidance) yang dirintis oleh Jasse B. Davis. dan sekarang
dikenal pula adanya bimbingan dalam segi kepribadian(Personal Guidance).
Pada dasarnya, Bimbingan Konseling tidak hanya berkmbang pada bidangbidang tersebut, namun berkembang pula pada bidang-bidang lain yang meliputi
pegertian dan pratek bimbingan dan Konseling, seperti bimbingan dalam bidang
social, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain-lain.
b.

Faktor-faktor yang melatar belakangi berkembangnya Bimbingan Konseling
Upaya layanan bimbingan dan konseling secara profesional lahir di Amerika
serikat dan berkembang pesat abad ke-20. Banyak faktor yang mendorong pesatnya
perkembangan disiplin ilmu ini, hingga mampu menerobos institusi-institusi
pendidikan khususnya sekolah. Sedikitnya, terdapat enam faktor yang mempelopori
perkembangan bimbingan dan konseling tersebut, di antaranya yaitu:
1. Perhatian pemerintah terhadap penduduk imigran yang datang ke Amerika
Serikat dari kawasan Eropa, mereka membutuhkan pekerjaan yang layak, dari
situlah kemudian mendapat layanan dari biro-biro vokasional pemerintah, yang
melalui penyuluhan-penyuluhan untuk mengarahkan bakat dan minat mereka
agar pekerjaan yang di dapat sesuai dengan potensi mereka.
2. Pandangan Kristen yang beranggapan bahwa dunia adalah tempat pertempuran
antara kekuatan baik dan buruk, atas dasar ini maka berbagai lembaga
pendidikan di wajibkan mengajarkan moral kebaikan agar anak didiknya kelak
menjadi pemenang dalam melawan kejahatan atau keburukan tersebut.
3. Pengaruh

dari

disiplin ilmu kesehatan

mental

yang pada awalnya

memperjuangkan perlakuan manusiawi kepada orang-orang yang terkena
gangguan jiwa dan sedang di tampung di rumah sakit. Kemudian disiplin ilmu
ini melakukan gerakan antisipasi terhadap gangguan mental kepada
masyarakat. Sebab mereka berangggapan bahwa gangguan mental dapat di
cegah jika mampu dideteksi sejak dini.
4. Dampak dari gerakan testing psikologis yang semakin mengembangkan
sayapnya dalam membuat instrumen-instrumen berupa tes-tes kepribadian
untuk menyeleksi karyawan di berbagai perusahaan.
5. Subsidi dari pemerintah terhadap federal yang memungkinkan lembagalembaga pendidikan untuk mengangkat beberapa konselor untuk menangani
bimbingan karier, pendidikan karier, penanggulangan kenakalan remaja,
antisipasi terhadap penggunaan obat bius, dan lain-lain
6. Pengaruh dari penyakit terapi nondirektif (client cetered therapy), yang
dikembangkan oleh Carl Rogers, dengan menggantikan pendekatan otoriter
serta

paternalistic

dengan

pendekatan

pada

kliennya.(Jareperpus,2011).

D. Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia
a.

Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia

potensi

personal
Di Indonesia sendiri, praktek Bimbingan Konseling sebenarnya sudah lama
diperankan, seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada tahun 1908,
himgga pada periode selanjutnya berdirilah pergurua Taman Siswa pada tahun 1922
yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang menanamkan nilai-nilai Nasionalisme
di kalangan para siswanya.
Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa ini
antara lain: kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan konvergensi.
Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian dan penghargaan
terhadap potensi seseorang dan kemerdekaan untuk mengembangkan potensi. Hal ini
merupakan benih dari gerakan bimbingan konseling. .(wieke octora olivia,2012).
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 dan didiriknnya beberapa kementrian pada waktu itu (ada Kantor Penempatan
Kerja) yang salah satu kegiatannya dilakukan di Kantor Penempatan Tenaga Kerja
yang maksudnya untuk menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan
kemampuannya dan ini menyerupai Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank
Parsons di Boston. Sekarang ini kantor Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi
Departemen Tenaga Kerja.
Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling di Indonesia memiliki alur
yang sama seperti halnya perkembangannya di Amerika, yaitu bermula dari
bimbingan

pekerjaan(Vocational

Guidance) lalu

merambah

kepada

bimbingan pendidikan (Education Guidance).
b.

Perkembangan Bimbingan Konseling dalam system Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia

mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama
menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.(Sarjanaku 2011).
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di
Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa Bimbingan dan
Konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya
langkah yang lebih maju, yaitu Bimbingan dan Konseling sebagai suatu ilmu dikupas
secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pihak pemerintah ( Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan) untuk melaksakan Bimbingan dan Konseling di
sekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin maju di
lingkungan sekolah.(Bimo Walgito,2010:17).
Beberpapa tahun setelah itu, didirikanlah SMA gaya baru pada tahun 1962.
Pada jenjeng ini para siswa mulai diarahkan secara mandiri dengan bimbingan para
guru untuk menentukan kejuruan sesuai da bidang yang ia minati dan ia bidangi.
Dimulai dari sini Bimbingan Konseling membantu penjurusan di SMA atas beberapa
bidang jurusan dengan ketegasan sebagai berikut:
1.

Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan

minatnya dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di sekolah dengan
bantuan pembimbing, para guru dan orang tuanya.
2.

Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti,

pengetahuan alam.
3.

Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa harus

dilakukan dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar menjadi
pembimbing yang baik.(Catatan BK Kita,2012).
Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade
70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada
pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting
dalam sistem sekolah pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling
diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan
bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di
sekolah. Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di
Malang. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di
sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar
lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan
bimbingan yang profesional. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam
dekade ini adalah penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum
1984. Dalam kurikulum 1984, telah dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha
memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan
datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No.
84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3
disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan
program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan
dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan
kepercayaan publik.(jareperpus,2011)

SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN
KONSELING

DISUSUN OLEH :
EKINURMALA SARI SUDJANA PUTRI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
SYARIF MUHAMMAD RAHA
2013 / 2014

More Related Content

What's hot

Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and teamPsikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and teamAddini Nurilma
 
Psikologi umum (tanggapan)
Psikologi umum (tanggapan)Psikologi umum (tanggapan)
Psikologi umum (tanggapan)
bazter17
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin
ayub99
 
Akhlak kepada sesama manusia
Akhlak kepada sesama manusiaAkhlak kepada sesama manusia
Akhlak kepada sesama manusia
Pandi Yusup
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
Seta Wicaksana
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Deep Walker
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
 
Ruang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islamRuang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islam
AlfinfatihaRahmah
 
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikanTeori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
state univ of surabaya
 
1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt
1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt
1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt
HarveiHutahaean1
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
zakariaye
 
kode etik guru terhadap masyarakat
kode etik guru terhadap masyarakatkode etik guru terhadap masyarakat
kode etik guru terhadap masyarakat
Cecep Kustandi
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensi
Devia Titania
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: Humanistik
Indah Fatmawati
 
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKANKONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
UNIVERSITY OF ADI BUANA SURABAYA
 

What's hot (20)

Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and teamPsikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
Psikologi kepribadian dalam perspektif islam by: Yulianti DA and team
 
Psikologi umum (tanggapan)
Psikologi umum (tanggapan)Psikologi umum (tanggapan)
Psikologi umum (tanggapan)
 
2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin2 islam agama rahmatan lil alamin
2 islam agama rahmatan lil alamin
 
Akhlak kepada sesama manusia
Akhlak kepada sesama manusiaAkhlak kepada sesama manusia
Akhlak kepada sesama manusia
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
 
Psikologi Behavioristik
Psikologi BehavioristikPsikologi Behavioristik
Psikologi Behavioristik
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 
Ruang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islamRuang lingkup studi islam
Ruang lingkup studi islam
 
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikanTeori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
Teori belajar humanistik dalam psikologi pendidikan
 
1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt
1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt
1. Pendidikan sebagai Sistem.ppt
 
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
Makalah rasional emotif (Zakaria Yahya)
 
Ppt macam macam tauhid
Ppt macam macam tauhidPpt macam macam tauhid
Ppt macam macam tauhid
 
kode etik guru terhadap masyarakat
kode etik guru terhadap masyarakatkode etik guru terhadap masyarakat
kode etik guru terhadap masyarakat
 
Prinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaranPrinsip prinsip pembelajaran
Prinsip prinsip pembelajaran
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensi
 
Tanya jawab iman, islam & ihsan
Tanya jawab iman, islam & ihsanTanya jawab iman, islam & ihsan
Tanya jawab iman, islam & ihsan
 
Teori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: HumanistikTeori Psikologi: Humanistik
Teori Psikologi: Humanistik
 
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKANKONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 

Viewers also liked

Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland PrisonsReproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland PrisonsKarissa Charles
 
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasaPendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasaOperator Warnet Vast Raha
 
Capabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologiesCapabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologies
Umer Adnan
 
Certificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8TCertificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8TMaron du Toit
 
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)Karissa Charles
 
Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Chiromancy or hand shapes or minor lines.Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Deepak-Atim Somaji-Sawant
 
Ct test report
Ct test reportCt test report
Ct test report
hitesh bhoi
 
Poster horror analysis
Poster horror analysisPoster horror analysis
Poster horror analysislivshotton
 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Deepak-Atim Somaji-Sawant
 
미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종견지 심
 
kanei kalo
kanei kalokanei kalo
kanei kalo
Kevin Zhuleku
 
Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9
aidepaulina
 
Varun Vignesh Certificate
Varun Vignesh CertificateVarun Vignesh Certificate
Varun Vignesh Certificatevarun vignesh
 
Tutorial slideshare ok
Tutorial slideshare okTutorial slideshare ok
Tutorial slideshare okkatalumia1234
 
003 posture
003   posture003   posture

Viewers also liked (20)

Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland PrisonsReproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
 
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasaPendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa
Pendekatan whole language dalam pembelajaran bahasa
 
Capabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologiesCapabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologies
 
Shoes
ShoesShoes
Shoes
 
Certificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8TCertificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8T
 
Mahnoor Syed
Mahnoor SyedMahnoor Syed
Mahnoor Syed
 
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)
 
Sustancia alotropa
Sustancia alotropaSustancia alotropa
Sustancia alotropa
 
Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Chiromancy or hand shapes or minor lines.Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Chiromancy or hand shapes or minor lines.
 
Dmitry leus
Dmitry leusDmitry leus
Dmitry leus
 
3.taldea
3.taldea3.taldea
3.taldea
 
Ct test report
Ct test reportCt test report
Ct test report
 
Poster horror analysis
Poster horror analysisPoster horror analysis
Poster horror analysis
 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
 
미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종
 
kanei kalo
kanei kalokanei kalo
kanei kalo
 
Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9
 
Varun Vignesh Certificate
Varun Vignesh CertificateVarun Vignesh Certificate
Varun Vignesh Certificate
 
Tutorial slideshare ok
Tutorial slideshare okTutorial slideshare ok
Tutorial slideshare ok
 
003 posture
003   posture003   posture
003 posture
 

Similar to Sejarah perkembangan bimbingan konseling

Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingNilna Ma'Rifah
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Adymaz
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)
Subekti Bano
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
Dhany Damopolii
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
Amer Al-Rudy
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
husnulks
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
Fauzi Din
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
dwilaksmid
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
isman12345
 
PPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdf
PPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdfPPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdf
PPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdf
KrisnaAditya27
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingiskawia
 
Bimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingBimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingMuhamad Yogi
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
agusindro
 
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konselingBab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
judi man
 
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxPENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
MonicaAndriani8
 

Similar to Sejarah perkembangan bimbingan konseling (20)

Sejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikanSejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikan
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Sejarah bk
Sejarah bkSejarah bk
Sejarah bk
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Hakikat BK
Hakikat BKHakikat BK
Hakikat BK
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
PPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdf
PPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdfPPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdf
PPT KEL.1 MATKULjhvhjcgchvgfx BK (2).pdf
 
makalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anakmakalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anak
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konseling
 
Bimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingBimbingan & Konseling
Bimbingan & Konseling
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
 
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konselingBab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
 
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxPENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Sejarah perkembangan bimbingan konseling

  • 1. SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING A. Latar belakang Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya dalam berfikir itu manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan problem hidup. Sudah menjadi keharusan dalam kehidupan social, bahwa kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi. Dalam hal ini, bukan hanya bantuan materi yang dibutuhkan, lebih dari itu, dorongan moril dan spiritual sangat berpengaruh dalam membantu seseorang dalam mengoptimalkan kemampuan diri dan memberi solusi dari masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini, tentunya diperlukan metode-metode yang sistematis dan kiat-kiat kusus agar tujuan yang diharapkan dapat mengena pada sasaran yang diharapkan. Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya, yaitu mendidik para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah selayaknya mampu memahami perkembangan peserta didiknya agar dapat memberikan materi yang efektif, efisien, dan terarah, serta mampu mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan mandiri dalam menghadapi problema hidupnya dan masa depan. Maka, materi bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi semua calon guru, karena pada hakikatnya semua guru memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu membimbing dan mengarahkan peserta didiknya walaupun bukan sebagai guru BK. Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh, sebagai landasan pokok perlulah mengkaji tentang perkembangan Bimbingan dan Konseling dari awal mula kelahirannya, perkembangannya dari masa ke masa, hingga perkembangannya di Indonesia. Sebagaimana isi makalah yang kami paparkan ini. B. PengertianBimbingandanKonseling 1. PengertianBimbingan Secaraetimologis, kata bimbinganmerupakanterjemahandari kata guidance yang mempunyaiartimenunjukkan, membimbing, menuntun, ataupunmembantu.Sesuaidenganistilahnya, makasecaraumumbimbinganberartisuatubantuanatautuntunan. PrayitnodanErmanAmti (2004:99) mengemukakanbahwabimbinganadalah proses pemberianbantuan yang dilakukanoleh orang yang ahlikepadaseorangataubeberapa orang individu, baikanak-anak, remaja, maupundewasa agar orang yang dibimbingdapatmengembangkankemampuandirinyasendiridanmandiridenganmemanfa atkankekuatanindividudansarana yang adadandapatdikembangkanberdasarkannormanorma yang berlaku.
  • 2. Years’s Book of Education 1995 menyatakanbimbinganadalahsuatu proses membantuindividumelaluiusahanyasendiriuntukmenemukandanmengembangkankema mpuannya agar memperolehkebahagiaanpribadidankemamfaatan social. Stoops danWalquistmenyatakanbimbinganadalah proses yang terus- menerusdalammembantuperkembanganindividuuntukmencapaikemampuannyasecara maksimumdalammengarahkanmanfaat yang sebesar- besarnyabaikbagidirinyamaupunbagimasyarakat. Arthur J. Jones yang dikutip DR. TohariMusnamar (1985: 4) menyatakanbimbingansebagaipertolongan yang diberikanolehseseorangkepada orang laindalamhalmembuatpilihan-pilihan, problem penyesuaiandiridanpemecahan yang problem- bertujuanmembantu orang tersebutuntuktumbuhdalamhalkemandiriandankemampuanbertanggungjawabbagidirin yasendiri. DjumhurdanMoh. Surya, (1975:15) berpendapatbahwabimbinganadalahsuatu proses pemberianbantuan yang terusmenerusdansistematiskepadaindividudalammemecahkanmasalah yang dihadapinya, (self understanding), agar tercapaikemampuanuntukdapatmemahamidirinya kemampuanuntukmenerimadirinya kemampuanuntukmengarahkandirinya (self (self dankemampuanuntukmerealisasikandirinya acceptance), direction) (self realization) sesuaidenganpotensiataukemampuannyadalammencapaipenyesuaiandiridenganlingku ngan, baikkeluarga, sekolahdanmasyarakat. DalamPeraturanPemerintah No. tentangPendidikanMenengahdikemukakanbahwa yang 29 Tahun 1990 “;;Bimbinganmerupakanbantuan diberikankepadapesertadidikdalamrangkamenemukanpribadi, mengenallingkungan, danmerencanakanmasadepan”. Berdasarkanpengertian di atasdapatdipahamibahwabimbinganpadaprinsipnyaadalah proses pemberianbantuan yang dilakukanoleh orang yang ahlikepadaseorangataubeberapa orang individudalamhalmemahamidirisendiri, menghubungkanpemahamantentangdirinyasendiridenganlingkungan, memilih, menentukandanmenyusunrencanasesuaidengankonsepdirinyadantuntutanlingkunganbe rdasarkannorma-norma yang berlaku. Dari beberapapengertiandiatasjugadapatdiambilbeberapaprinsipsebagaiberikut: a. Bimbinganmerupakansuatu proses yang berkesinambungan.
  • 3. Sehinggabantuanitudiberikansecarasistematis, berencana, terus- menerusdanterarahkepadatujuantertentu. b. Bimbinganmerupakan proses membantuindividu Artinya, dalamkegiatanbimbinganpembimbingtidakmemaksaindividuuntukmenujukesuatut ujuan yang ditetapkanolehpembimbing, melainkanpembimbingmembantumengarahkanterbimbing kearahsuatutujuan yang (klien) telahditetapkanbersama-sama, sehinggakliendapatmengembangkanpotensi yang dimilikinyasecara optimal. c. Bahwabantuandiberikankepadasetiapindividu yang memerlukannya di dalam proses perkembangannya. Hal inimengandungartibahwabimbinganmemberikanbantuankepadasetiapindividubaik anak-anak, remaja, dewasamaupunorangtua; apakahiadalamlingkungansekolahataudiluarlingkungansekolah; apakahiaberada di SekolahDasarmaupun di PerguruanTinggi. d. Bahwabantuan yang diberikanmelaluipelayananbimbinganbertujuan agar individudapatmengembangkandirinyasecara optimal sesuaidenganpotensi yang dimilikinya e. Yang menjadisasaranbimbinganadalah agar individudapatmencapaikemandirian, yaknitercapainyaperkembangan yang optimal dandapatmenyesuaikandirinyadenganlingkungannya. f. Untukmencapaitujuanbimbingan, digunakanpendekatanpribadiataukelompokdenganmemanfaatkanberbagaiteknikda n media bimbingan. g. Layananbimbingandenganmenggunakanberbagaimacam media dantekniktersebutdilaksanakandalamsuasanaasuhan yang normative. h. Bahwauntukmelaksanakankegiatanbimbingandiperlukanadanyapersonil-personil yang memilikikeahliandanpengalamankhususdalambidangbimbingan. Berdasarkanpengertiandanprinsipbimbingan yang dapatdisimpulkanbahwabimbinganadalahmerupakan yang telahdikemukakandiatas, proses pemberianbantuan terus-menerusdariseorangpembimbing yang telahdipersiapkankepadaindividu yang membutuhkannyadalamrangkamengembangkanseluruhpotensi yang dimilikinyasecara optimal denganmenggunakanberbagaimacam media
  • 4. danteknikbimbingandalamsuasanaasuhan yang normative agar tercapaikemandiriansehinggaindividudapatbermanfaatbaikbagidirinyasendirimaup unbagilingkungannya. 2. PengertianKonseling Secaraetimologis, istilahkonselingberasaldaribahasainggris “to counsel” yang berartimemberi saran dannasihat. Rogers (1942) menyatakankonselingadalahserangkaihubunganlangsungdenganindividu yang bertujuanuntukmembantudiadalammerubahsikapdantingkahlakunya. SedangkankonselingmenurutPrayitnodanErmanAmti (2004:105) adalah proses pemberianbantuan yang dilakukanmelaluiwawancarakonselingolehseorangahli (disebutkonselor) kepadaindividu yang sedangmengalamisesuatumasalah (disebutklien) yang bermuarapadateratasinyamasalah yang dihadapiklien. Sejalandenganitu, Winkel (2005:34) mendefinisikankonselingsebagaiserangkaiankegiatan paling pokokdaribimbingandalamusahamembantukonseli/kliensecaratatapmukadengantujuan agar kliendapatmengambiltanggungjawabsendiriterhadapberbagaipersoalanataumasalahkhu sus. Berdasarkanpengertian yang telahdikemukakanolehparaahlidiatas, dapatdisimpulkanbahwakonselingmerupakansalahsatuteknikdalampelayananbimbinga ndimana proses pemberianbantuanituberlangsungmelaluiwawancaradalamserangkaianpertemuanlangs ungdantatapmukaantara guru pembimbing/konselordenganklien; dengantujuan agar klienitumampumemperolehpemahaman yang lebihbaikterhadapdirinya, mampumemecahkanmasalah yang dihadapinyadanmampumengarahkandirinyauntukmengembangkanpotensi yang dimilkikearahperkembangan yang sehinggaiadapatmencapaikebahagiaanpribadidankemanfaatan social. C. a. Perkembangan Bimbingan Konseling Secara Umum Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling optimal
  • 5. Gerakan bimbingan lahir pada tanggal 13 Januari 1908 di Amerika, dengan didirikannya suatu vocational bureau tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk selanjutnya dikenal sebagai“Father of The Guedance Movement in American Education”. yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan pertolongan agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan secara intelijensi dengan memilih pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi dirinya.(wieke octora olivia,2012). Disinilah pertama kalinya istilah Bimbingan (Vocational Guidance) dikenal, tepatnya pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Boston. Dengan didirikannya biro yang bergerak di bidang profesi dan ketenaga kerjaan. Dengan tujuan membantu para pemuda dalam memilih karir yang ia bidangi dan melatih para guru untuk memberikan layanan bimbingan di sekolah. Pada masa yang hampir bersamaan, seorang konselor di Detroit Jasse B. Davis mulai memberikan layanan Konseling Pendidikan dan pekerjaan di SMA (1898). Dan pada tahun 1907 ia mencoba memasukkan program Bimbingan (Guidance) ke dalam pengalaman pendidikan para siswa Central High School di Detroit. Eli Weaver pada tahun 1905 mendirikan sebuah komite yang diketuainya sendiri yaituStudents Aid Committee Of The High School di New york. Dalam pengembangan komitenya, Weaver sampai pada kesimpulan bahwa siswa butuh saran dan konsultasi sebelum mereka masuk dunia kerja. Pada tahun 1920-an, para konselor sekolah di Boston dan New York diharapkan dapat membantu para siswa dalam memilih sekolah dan pekerjaan. Selama tahun 1920-an itu pula, sertifikasi konselor sekolah mulai diterapkan pada kedua kota tersebut.(Bimo Walgito,2010:15) Jika dilihat dari perkembangannya, Bimbingan Konseling mula-mulanya hanya dikenal sebatas pada bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance), sebagaimana peran dari Biro yang didirikan Frank Parson di Boston. Namun sebenarnya tidak hanya itu,di sisi lain perkembangan Bimbingan Konseling pun merambah kebidang pendidikan (Education Guidance) yang dirintis oleh Jasse B. Davis. dan sekarang dikenal pula adanya bimbingan dalam segi kepribadian(Personal Guidance). Pada dasarnya, Bimbingan Konseling tidak hanya berkmbang pada bidangbidang tersebut, namun berkembang pula pada bidang-bidang lain yang meliputi pegertian dan pratek bimbingan dan Konseling, seperti bimbingan dalam bidang social, kewarganegaraan, keagamaan, dan lain-lain. b. Faktor-faktor yang melatar belakangi berkembangnya Bimbingan Konseling
  • 6. Upaya layanan bimbingan dan konseling secara profesional lahir di Amerika serikat dan berkembang pesat abad ke-20. Banyak faktor yang mendorong pesatnya perkembangan disiplin ilmu ini, hingga mampu menerobos institusi-institusi pendidikan khususnya sekolah. Sedikitnya, terdapat enam faktor yang mempelopori perkembangan bimbingan dan konseling tersebut, di antaranya yaitu: 1. Perhatian pemerintah terhadap penduduk imigran yang datang ke Amerika Serikat dari kawasan Eropa, mereka membutuhkan pekerjaan yang layak, dari situlah kemudian mendapat layanan dari biro-biro vokasional pemerintah, yang melalui penyuluhan-penyuluhan untuk mengarahkan bakat dan minat mereka agar pekerjaan yang di dapat sesuai dengan potensi mereka. 2. Pandangan Kristen yang beranggapan bahwa dunia adalah tempat pertempuran antara kekuatan baik dan buruk, atas dasar ini maka berbagai lembaga pendidikan di wajibkan mengajarkan moral kebaikan agar anak didiknya kelak menjadi pemenang dalam melawan kejahatan atau keburukan tersebut. 3. Pengaruh dari disiplin ilmu kesehatan mental yang pada awalnya memperjuangkan perlakuan manusiawi kepada orang-orang yang terkena gangguan jiwa dan sedang di tampung di rumah sakit. Kemudian disiplin ilmu ini melakukan gerakan antisipasi terhadap gangguan mental kepada masyarakat. Sebab mereka berangggapan bahwa gangguan mental dapat di cegah jika mampu dideteksi sejak dini. 4. Dampak dari gerakan testing psikologis yang semakin mengembangkan sayapnya dalam membuat instrumen-instrumen berupa tes-tes kepribadian untuk menyeleksi karyawan di berbagai perusahaan. 5. Subsidi dari pemerintah terhadap federal yang memungkinkan lembagalembaga pendidikan untuk mengangkat beberapa konselor untuk menangani bimbingan karier, pendidikan karier, penanggulangan kenakalan remaja, antisipasi terhadap penggunaan obat bius, dan lain-lain 6. Pengaruh dari penyakit terapi nondirektif (client cetered therapy), yang dikembangkan oleh Carl Rogers, dengan menggantikan pendekatan otoriter serta paternalistic dengan pendekatan pada kliennya.(Jareperpus,2011). D. Perkembangan Bimbingan Konseling Di Indonesia a. Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia potensi personal
  • 7. Di Indonesia sendiri, praktek Bimbingan Konseling sebenarnya sudah lama diperankan, seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada tahun 1908, himgga pada periode selanjutnya berdirilah pergurua Taman Siswa pada tahun 1922 yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang menanamkan nilai-nilai Nasionalisme di kalangan para siswanya. Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa ini antara lain: kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan konvergensi. Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak perhatian dan penghargaan terhadap potensi seseorang dan kemerdekaan untuk mengembangkan potensi. Hal ini merupakan benih dari gerakan bimbingan konseling. .(wieke octora olivia,2012). Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dan didiriknnya beberapa kementrian pada waktu itu (ada Kantor Penempatan Kerja) yang salah satu kegiatannya dilakukan di Kantor Penempatan Tenaga Kerja yang maksudnya untuk menempatkan orang-orang agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan ini menyerupai Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons di Boston. Sekarang ini kantor Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi Departemen Tenaga Kerja. Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling di Indonesia memiliki alur yang sama seperti halnya perkembangannya di Amerika, yaitu bermula dari bimbingan pekerjaan(Vocational Guidance) lalu merambah kepada bimbingan pendidikan (Education Guidance). b. Perkembangan Bimbingan Konseling dalam system Pendidikan di Indonesia Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang.(Sarjanaku 2011). Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa Bimbingan dan Konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, yaitu Bimbingan dan Konseling sebagai suatu ilmu dikupas secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pihak pemerintah ( Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan) untuk melaksakan Bimbingan dan Konseling di sekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin maju di lingkungan sekolah.(Bimo Walgito,2010:17).
  • 8. Beberpapa tahun setelah itu, didirikanlah SMA gaya baru pada tahun 1962. Pada jenjeng ini para siswa mulai diarahkan secara mandiri dengan bimbingan para guru untuk menentukan kejuruan sesuai da bidang yang ia minati dan ia bidangi. Dimulai dari sini Bimbingan Konseling membantu penjurusan di SMA atas beberapa bidang jurusan dengan ketegasan sebagai berikut: 1. Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat dan minatnya dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di sekolah dengan bantuan pembimbing, para guru dan orang tuanya. 2. Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti, pengetahuan alam. 3. Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa harus dilakukan dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar menjadi pembimbing yang baik.(Catatan BK Kita,2012). Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya dalam dekade 70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) membawa harapan baru pada pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan. Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di sekolah. Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan layanan bimbingan yang profesional. Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini adalah penyempurnaan kurikulum dari Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984, telah dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan bimbingan terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan
  • 9. program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.(jareperpus,2011) SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN KONSELING DISUSUN OLEH : EKINURMALA SARI SUDJANA PUTRI
  • 10. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SYARIF MUHAMMAD RAHA 2013 / 2014