Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia, mulai dari masa sebelum kemerdekaan hingga dekade 1980-an. Ia menjelaskan fase-fase perkembangan dan peran bimbingan konseling dalam sistem pendidikan Indonesia.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang berfikir, karena kecenderungannya
dalam berfikir itu manusia tak pernah luput dari berbagai permasalahan dan
problem hidup. Sudah menjadi keharusan dalam kehidupan social, bahwa
kepedulian antar sesama harus dijunjung tinggi. Dalam hal ini, bukan hanya
bantuan materi yang dibutuhkan, lebih dari itu, dorongan moril dan spiritual
sangat berpengaruh dalam membantu seseorang dalam mengoptimalkan
kemampuan diri dan memberi solusi dari masalah-masalah yang dihadapinya.
Dalam hal ini, tentunya diperlukan metode-metode yang sistematis dan kiat-kiat
kusus agar tujuan yang diharapkan dapat mengena pada sasaran yang
diharapkan.
Sebagai calon guru dengan berbagai tanggung jawab yang diempunya,
yaitu mendidik para siswanya agar menjadi pribadi yang seutuhnya, sudah
selayaknya mampu memahami perkembangan peserta didiknya agar dapat
memberikan materi yang efektif, efisien, dan terarah, serta mampu
mengoptimalkan potensi peserta didiknya agar lebih dewasa dan mandiri
dalam menghadapi problema hidupnya dan masa depan.
Maka, materi bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi semua
calon guru, karena pada hakikatnya semua guru memiliki tanggung jawab
yang sama, yaitu membimbing dan mengarahkan peserta didiknya walaupun
bukan sebagai guru BK.
Sebelum mempelajari Bimbingan dan Konseling lebih jauh, sebagai
landasan pokok perlulah mengkaji tentang perkembangan Bimbingan dan
Konseling dari awal mula kelahirannya, perkembangannya dari masa ke
masa, hingga perkembangannya di Indonesia. Sebagaimana isi makalah yang
kami paparkan ini.
2. 2
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia
2. Fase – fase perkembembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
3. Perkembangan Bimbingan Konseling Dalam Sistem Pendidikan
Di Indonesia
C. Tujuan
Tentunya kami sebagai penulis makalah ini mempunyai tujuan terkait
dengan rumusan masalah, yang dengan tujuan tersebut kita dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya adalah supaya
penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang Sejarah Perkembangan
Bimbingan Konseling di Indonesia
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia
Di Indonesia sendiri, praktek Bimbingan Konseling sebenarnya sudah
lama diperankan, seperti berdirinya organisasi pemuda Budi Utomo pada
tahun 1908, himgga pada periode selanjutnya berdirilah pergurua Taman
Siswa pada tahun 1922 yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yang
menanamkan nilai-nilai Nasionalisme di kalangan para siswanya.
Prinsip didaktik yang dipegang oleh Perguruan Nasional Taman Siswa
ini antara lain: kemerdekaan belajar, bekerja dan menggunakan pendekatan
konvergensi. Dari pola pendidikan Taman Siswa tersebut telah nampak
perhatian dan penghargaan terhadap potensi seseorang dan kemerdekaan
untuk mengembangkan potensi. Hal ini merupakan benih dari gerakan
bimbingan konseling. .(wieke octora olivia,2012).
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 dan didiriknnya beberapa kementrian pada waktu itu (ada
Kantor Penempatan Kerja) yang salah satu kegiatannya dilakukan di Kantor
Penempatan Tenaga Kerja yang maksudnya untuk menempatkan orang-orang
agar dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya dan ini menyerupai
Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons di Boston. Sekarang
ini kantor Penempatan Tenaga Kerja ini tumbuh menjadi Departemen Tenaga
Kerja.
Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling di Indonesia
memiliki alur yang sama seperti halnya perkembangannya di Amerika, yaitu
bermula dari bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance) lalu merambah
kepada bimbingan pendidikan (Education Guidance).
4. 4
B. Fase – fase perkembembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia
1. Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan
Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para
siswa didiik untuk mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi
seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha untuk
memperjuangkan kemajun bangsa Indonesia melalui pendidikan. Salah
satunya adalah taman siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang
menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandang
bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan
bimbingan.
2. Dekade 40-an
Dalam bidang pendidikan, pada dekade 40-an lebih banyak
ditandai dengan perjuangan merealisasikan kemerdekaan melalui
pendidikan. Melalui pendidikan yang serba darurat manakala pada saat itu
di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar anatara lain
melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD
45. Hal ini pulalaah yang menjadi fokus utama dalam bimbingan pada saat
itu.
3. Dekade 50-an
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu
memecahkan masalah kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia.
Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini lebih banyak tersirat dalam
berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar menghadapi tantangan
dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.
4. Dekade 60-an
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :
a. Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional
b. Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
c. Lahirnya kurikulum 1968
d. Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun
1963membuka Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang
5. dikenal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan nama
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).
Keadaan di tas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan
5
bimbinga dan konseling disekolah.
5. Dekade 70-an
Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui
penataan legalitas sistem, dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan
terutama diarahkan kepada pemecahan masalah utama pendidikan yaitu :
a. Pemerataan kesempatan belajar,
b. Mutu,
c. Relevansi, dan
d. Efisiensi.
Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun
secara operasional. Melalui upaya ini semua pihak telah merasakan apa,
mengapa, bagaimana, dan dimana bimbingan dan konseling.
6. Dekade 80-an
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap.
Pemantapan terutama diusahakan untuk menuju kepada perwujudan
bimbingan yang professional. Dalam dekade 80-an pembangunan telah
memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju lepas
landas.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:
a. Penyempurnaan kurikulum
b. Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
c. Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
d. Penataan perguruan tinggi
e. Pelaksnaan wajib belajar
f. Pembukaan universitas terbuka
g. Lahirnya Undang – Undang pendidikan nasional
Beberapa kecenderungan yang dirasakan pada masa itu adalah
kebutuhan akan profesionalisasi layanan, keterpaduan pengelolaan, sistem
pendidikan konselor, legalitas formal, pemantapan organisasi,
6. pengmbangan konsep – konsep bimbingan yang berorientasi Indonesia,
dsb.
6
7. Meyongsong era Lepas landas
Era lepas landas mempunyai makna sebagai tahap pembangunan
yang ditandai dengan kehidupan nasional atas kemampuan dan kekuatan
sendiri khususnya dalam aspek ekonomi. Cirri kehidupan lepas landas
ditandai dengan keberadaan dan berkembang atas dasar kekuatan dan
kemampuan sendiri, maka cirri manusia lepas landas adalah manusia yang
mandiri secara utuh dengan tiga kata kunci : mental, disiplin, dan integrasi
nasional yang diharapkan terwujud dalam kemampuannya menghadapi
tekanan – tekanan zaman baru yang berdasarkan peradaban komunikasi
informasi.
8. Bimbingan berdasarkan pancasila
Bimbingan mempunyai peran yang amat penting dan strategis
dalam perjalanan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Manusia Indonesia
yang dicita-citakan adalah manusia pancasila dengan cirri-ciri
sebagaimana yang terjabar dalam P-4 sebanyak 36 butir bagi bangsa
Indonesia, pancasila merupakan dasar Negara, pandangan hidup,
kepribadian bangsa dan idiologi nasional. Sebagai bangsa, pancasila
menuntut bangsa Indonesia mampu menunjukkan ciri-ciri kepribadiannya
ditengah-tengah pergaulan dengan bangsa lain. Bimbingan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari pendidikan dan mempunyai tanggung jawab
yang amat besar guna mewujudkan manusia pancasila karena itu seluruh
kegiatan bimbingan di Indonesia tidak lepas dari pancasila.
C. Perkembangan Bimbingan Konseling Dalam Sistem Pendidikan Di
Indonesia
Di Indonesia, Pelayanan Konseling dalam system pendidikan
Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984
semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum
1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan
sekarang.(Sarjanaku 2011).
7. Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang
berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan
bahwa Bimbingan dan Konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal
tersebut menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, yaitu Bimbingan dan
Konseling sebagai suatu ilmu dikupas secara ilmiah. Dengan adanya
instruksi dari pihak pemerintah ( Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan)
untuk melaksakan Bimbingan dan Konseling di sekolah-sekolah, telah
membuat bimbingan dan konseling semakin maju di lingkungan
sekolah.(Bimo Walgito,2010:17).
Beberpapa tahun setelah itu, didirikanlah SMA gaya baru pada tahun
1962. Pada jenjeng ini para siswa mulai diarahkan secara mandiri dengan
bimbingan para guru untuk menentukan kejuruan sesuai da bidang yang ia
minati dan ia bidangi. Dimulai dari sini Bimbingan Konseling membantu
penjurusan di SMA atas beberapa bidang jurusan dengan ketegasan sebagai
berikut:
1. Di kelas I itu para pelajar diberi kesempatan untuk lebih mengenal bakat
dan minatnya dengan jalan menjelajahi segala jenis mata pelajaran di
sekolah dengan bantuan pembimbing, para guru dan orang tuanya.
2. Di kelas II para siswa disalurkan ke kelompok khusus; budaya, pasti,
7
pengetahuan alam.
3. Untuk menunjuk hal-hal tersebut di atas pengisian kartu pribadi siswa
harus dilakukan dengan seteliti-telitinya. Sejak saat itu guru-guru ditatar
menjadi pembimbing yang baik.(Catatan BK Kita,2012).
Setelah dirintis dalam dekade 60-an, bimbingan dicoba penataannya
dalam dekade 70-an. Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP)
membawa harapan baru pada pelaksanaan bimbingan di sekolah karena staf
bimbingan memegang peranan penting dalam sistem sekolah pembangunan.
Secara formal bimbingan dan konseling diprogramkan di sekolah sejak
diberlakukannya kurikulum 1975 yang menyatakan bahwa bimbingan dan
penyuluhan merupakan bagian integral dalam pendidikan di sekolah. Pada
tahun 1975 berdiri ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang.
8. IPBI ini memberikan pengaruh terhadap perluasan program bimbingan di
sekolah.
Setelah melalui penataan, dalam dekade 80-an, bimbingan diupayakan
agar lebih mantap. Pemantapan terutama diusahakan untuk mewujudkan
layanan bimbingan yang profesional. Beberapa upaya dalam pendidikan
yang dilakukan dalam dekade ini adalah penyempurnaan kurikulum dari
Kurikulum 1975 ke Kurikulum 1984. Dalam kurikulum 1984, telah
dimasukkan bimbingan karier di dalmnya. Usaha memantapkan bimbingan
terus dilanjutkan dengan diberlakukannya UU No. 2/1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya pada masa yang
akan datang.
Penataan bimbingan terus dilanjutkan dengan dikeluarkannya SK
Menpan No. 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Dalam Pasal 3 disebutkan tugas pokok guru adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam
program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya, pada tahun 2001 terjadi perubahan nama organisasi Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia (ABKIN). Pemunculan nama ini dilandasi terutama oleh
pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai profesi yang
mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.(jareperpus,2011)
Bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami selalu mengalami
perkembangan seiring berjalannya waktu. Hampir dalam setiap dekade
perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami perubahan
yang signifikan, hingga sekarang bimbingan dan konseling terus diupayakan
lebih maju, terbukti dengan dibukanya berbagai jurusan dan kejuruan pada
sekolah-sekolah khususnya di sekolah menengah atas.
8
9. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling pertama kali dikenal di Amerika dengan
didirikannya Vodational Berou yang dipelopori oleh Frank Parson pada tahun
1908. Bertepatan dengan itu seorang konselor Jasse B. Davis memasukkan
layanan konseling di SMA di Detroid (1907). Lalu dilanjutkan oleh tokoh-tokoh
lain hingga perkembangannya pesat hingga di Indonesia.
dilihat dari perkembangannya, Bimbingan Konseling mula-mulanya
hanya dikenal sebatas pada bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance),
sebagaimana peran dari Biro yang didirikan Frank Parson di Boston. Namun
sebenarnya tidak hanya itu,di sisi lain perkembangan Bimbingan Konseling
pun merambah kebidang pendidikan (Education Guidance) yang dirintis oleh
Jasse B. Davis. dan sekarang dikenal pula adanya bimbingan dalam segi
kepribadian (Personal Guidance).
Bimbingan dan Konseling telah terbentuk jauh sebelum era
kemerdekaan, dari bimbingan itulah siswa dipupuk untuk merealisasikan cita-cita
bangsa, yaitu kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Bimbingan dan
Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa
perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan
Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah
mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan
di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian
disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan
karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu saran dari pembaca sangat kami butuhkan demi
penyempurnaan Makalah ini kedepannya
11. 11
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikanmakalah makalah dengan judul " Sejarah BK ".
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Bima, Oktober 2014
Penulis
i
12. 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. RumusanMasalah ............................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Bimbingan Konseling di Indonesia .................... 3
B. Fase – fase perkembembangan Bimbingan dan Konseling
di Indonesia ..................................................................................... 4
C. Perkembangan Bimbingan Konseling Dalam Sistem Pendidikan
Di Indonesia .................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10
iI