SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

A.

LATAR BELAKANG
Whole language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan
pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah - pisah (Edelsky, 1991; Froese, 1990;
Goodman, 1986; Weaver, 1992). Para ahli whole language berkeyakinan bahwa bahasa
merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak dapat dipisah- pisahkan (Rigg, 1991). Oleh
karena itu pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan
kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik. Pengajaran
tentang penggunaan tanda baca seperti koma, semikolon, dan kolon misalnya, diajarkan
sehubungan dengan pelajaran menulis. Jangan mengajarkan penggunaan tanda baca tersebut
hanya karena materi itu tertera dalam kurikulum.
Pendekatan whole language didasari oleh paham contructivism yang menyatakan
bahwa anak/ siswa membentuk sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar
secara utuh (whole) dan terpadu (integrated) (Roberts, 1996). Anak termotivasi untuk belajar
jika mereka melihat bahwa yang dipelajarinya itu diperlukan oleh mereka. Orang dewasa,
dalam hal ini guru, berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang untuk
siswa agar mereka dapat belajar dengan baik. Fungsi guru dalam kelas whole language
berubah dari desiminator informasi menjadi fasilitator (Lamme & Hysmith, 1993 ).

B.

KOMPONEN – KOMPONEN WHOLE LANGUAGE
Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang
pembelajaran dan tentang orang – orang yang terlibat dalam pembelajaran. Whole language
dimulai dengan menumbuhkan lingkungan dimana bahasa diajarkan secara utuh dan
keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara terpadu.
Menurut Routman (1991) dan Froese (1991) ada delapan komponen whole language yaitu :

1.

Reading Aloud
Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Guru
dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau buku cerita lainnya dan
membacakannya dengan suara keras dan intonasi yang baik sehingga setiap siswa dapat
mendengarkan dan menikmati ceritanya. Manfaat yang didapat dari reading aloud, antara lain
meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosakata, membantu meningkatkan
membaca pemahaman, dan yang tidak kalah penting adalah menumbuhkan minat baca pada
siswa.

2.

Jurnal Writing
Jurnal writing atau menulis jurnal adalah komponen yang dapat dengan mudah diterapkan.
Jurnal merupakan sarana yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya,
meceritakan kejadian disekitarnya, membeberkan hasil belajarnya, dan menggunakan bahasa
dalam bentuk tulisan. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis jurnal antara lain
sebagai berikut
a.

Meningkatkan kemampuan menulis.

b.

Meningkatkan kemampuan membaca.

c.

Menumbuhkan keberanian menghadapi resiko.

d.

Memberi kesempatan untuk membuat refleksi.

e.

Memvalidasi pengalaman dan perasaan pribadi.

f.

Memberikan tempat yang aman dan rahasia untuk menulis.

g.

Meningkatkan kemampuan berpikir.

h.

Meningkatkan kesadaran akan peraturan menulis.

i.

Menjadi alat evaluasi

j.

Menjadi dokumen tertulis

3.

Sustained Silent Reading
Sustained silent reading adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan oleh siswa.
Dalam kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk memilih sendiri buku atau materi yang
akan dibacanya. Pesan yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah :

a.

Membaca adalah kegiatan penting yang menyenangkan;

b.

Membaca dapat dilakukan oleh siapa pun;

c.

Membaca berarti kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut;

d.

Siswa dapat membaca dan berkonsentrasi pada bacaannya dalam waktu yang cukup lama;

e.

Guru percaya bahwa siswa memahami apa yang mereka baca;

f.

Siswa dapat berbagi pengetahuan yang menarik dari materi yang dibacanya setelah
kegiatan sustained silent reading berakhir.

4.

Shared Reading
Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa dimana setiap
orang mempunyai buku yang sedang dibacanya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik di kelas
rendah maupun di kelas tinggi. Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini, yaitu :

a.

Guru membaca dan siswa mengikutinya (untuk kelas rendah);

b.

Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaan yang tertera pada buku;

c.

Siswa membaca bergiliran;
Maksud kegiatan ini adalah :

a.

Sambil melihat tulisan, siswa berkesempatan untuk memperhatikan guru membaca sebagai
model;

b.

Memberikan kesempatan untuk memperlihatkan keterampilan membacanya;

c.

Siswa yang masih kurang terampil dalam membaca mendapat contoh membaca yang
benar.
5.

Guided Reading
Guided reading adalah kegiatan membaca dimana guru lebih berperan sebagai model dalam
membaca atau guru hanya sebagai pengamat atau fasilitator. Dalam kegiatan ini semua siswa
membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Guru melemparkan pertanyaan yang meminta
siswa menjawab dengan kritis, bukan sekedar pertanyaan pemahaman.

6.

Guided Writing
Guided writing adalah menulis terbimbing dimana peran guru adalah sebagai fasilitator
sehingga guru hanya membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana
menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik. Dan dalam hal ini guru bertindak sebagai
pendorong bukan pengatur.

7.

Independent Reading
Independent reading atau membaca bebas adalah kegiatan membaca, dimana siswa
berkesempatan untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya.

8.

Independent Writing
Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis,
meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
menulis bebas siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari guru.
Siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses menulis. Jenis menulis yang termasuk
dalam independent writing, antara lain menulis jurnal, dan menulis respons.

C.

CIRI – CIRI KELAS WHOLE LANGUAGE
Ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole language antara lain :

1.

Kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan.

2.

Di kelas whole language siswa belajar melalui model atau contoh.

3.

Di kelas whole language siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

4.

Di kelas whole language siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran.

5.

Di kelas whole language siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna.

6.

Di kelas whole language siswa berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen.

7.

Di kelas whole language siswa mendapat balikan (feedback) positif dari guru maupun
temannya

D.

PENILAIAN DALAM KELAS WHOLE LANGUAGE
Di dalam kelas whole language, guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang
dilakukan siswa. Secara informal, selama pembelajaran berlangsung, guru memperhatikan
siswa menulis, mendengarkan siswa berdiskusi baik dalam kelompok ataupun diskusi kelas.
Ketika siswa bercakap – cakap dengan temannya atau dengan guru, penilaian juga dilakukan,
bahkan guru juga memberikan penilaian saat siswa bermain selama waktu istirahat.
PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
A.

HAKIKAT PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar
mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesiapun pendekatan ini amat
cocok digunakan. Apalagi, seperti telah kita ketahui, perkembangan yang cepat, khususnya
dengan kosakata yang kita gunakan. Misalnya, kata laman.

B.

PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Pendekatan keterampilan proses memang lebih memfokuskan kegiatan belajar-mengajar pada
proses pemerolehan hasil belajar atau pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Pendekatan
ini merupakan pemberian/menumbuhkan kemampuan-kemampuan, seperti :

1.

Kemampuan Mengamati
Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa
digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan
kriteria tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah pengamatan dan menulis
hasilnya.

2.

Kemampuan Menghitung
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan
yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas
kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini.

3.

Kemampuan Mengukur
Dasar dari kegiatan pengukuran ini adalah perbandingan. Dalam pengajaran apresiasi sastra,
misalnya, kegiatan pengukuran ini dapat berupa telaah terhadap suatu karya satra dengan
menggunakan kriteria nilai-nilai estetika, moral, dan nilai pendidikan.

4.

Kemampuan Mengklasifikasi
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kemampuan ini, misalnya berupa kemampuan
membedakan antara opini dan fakta dalam suatu wacana dan mengelompokkan karya sastra
berdasarkan cirri strukturnya.

5.

Kemampuan Menemukan Hubungan
Yang termasuk dalam kemampuan ini adlah fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan
waktu.

6.

Kemampuan Membuat Prediksi
Kemampuan membuat prediksi atau pemikiran yang didasari penalaran, baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam teori
penelitian, kemampuan membuat prediksi ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis.

7.

Kemampuan Melaksanakan Penelitian
Dalam pembelajarn bahasa Indonesia, siswa dilatih untuk mengadakan pengamatan atau
observasi serta melaporkan hasil pengamatannya itu.
8.

Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, anak-anak dilatih untuk mengumpulkan data dalam
pengamatan lapangan, kemudian menganalisis data tersebut dan membuat kesimpulan.

9.

Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya siswa dilatih untuk menyusun laporan hasil
pengamatannya, kemudian mempresentasikannya di depan kelas dalam sebuah kegiatan
diskusi.

C.

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BERDASARKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Strategi merupakan dasr, asa, kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan
keterampilan proses di dalamnya mencakup dua komponen, yakni Pengorganisasian kelas
serta Metode dan Teknik Belajar-mengajar.

1.

Pengorganisasian Kelas
Pendekatan ini menghendaki para guru dapat mengorganisasikan kelas sebaik-baiknya,
sehingga dapat tercipta suasana kelas yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Secara
fisik, pengelolaan kelas, antara lain berupa pengaturan ruang kelas yang meliputi tempat
duduk siswa, letak papan tulis, meja guru, rak-rak buku, almari, dan media pembelajaran.
Sementara itu, pengorganisasian kelas yang bersifat nonfisik meliputi pengelolaan suasana
kelas yang memungkinkan anak merasa aman, gembira, bersemangat, dan bergairah untuk
belajar.

2.

Metode Teknik Belajar-Mengajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki. Sementar itu, teknik diartikan sebagai metode atau system mengerjakan sesuatu
(KBBI, 2001:1158). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada
implementasi perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia di depan kelas. Secara garis besar
beberapa teknik penyajian pembelajaran yang sering digunakan adalah berikut:

a.

Ceramah

b.

Diskusi :

1)

Diskusi kelas,

2)

Diskusi kelompok;

c.

Resitasi
MODUL 3 Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Aspek-aspek bahasa yang tercantum dalam kurikulum KBK SD
1. Menyimak
Keterampilan menyimak melatih berfikir/bernalar siswa sehingga siswa dapat menerima,
memahami, mengidentifikasi, dan mereaksi informasi yang diterimanya.
2. Berbicara
Pada masa kanak-kanak kemampuan berbicara berkembang sangat cepat, penambahan kosa
kata semakin hari semakin bertambah pula. Untuk itu pada masa kanak-kanakinilah
kemampuan berbicara mulai diajarkan. Dalam pembelajaran disekolah kegiatan inidapat
diawali dengan berbicara di depan kelas, misalnya memperkenalkan diri, bertanya jawab
dengan teman, bercerita tentang pengalaman, menceritakan gambar, dsb.
3. Membaca
Pembelajaran membaca di SD dibagi dalam dua bagian, yaitu:
a.

Membaca permulaan di kelas 1 dan 2

Membaca permulaan bertujuan untuk pengenalan huruf, suku kata, kata,kalimat, dan mampu
membaca dalam berbagai konteks.
b.

Membaca lanjutan di kelas 3 ke atas

Membaca di SD dapat dibedakan sebagai berikut :
1)

Membaca teknik

Kegiatan membaca teknik bertujuan untuk melatih menyuarakan lambang-lambang tulisan
dengan lafal yang benar ddan intonasi yang wajar.
2)

Membaca dalam hati

Membaca dalam hati mulai diajarkan dikelas 2. Membaca ini perlu segera dilatih setelah
siswa mengetahui semua huruf. Bahan bacaan yang diberikan sesuai dengan kemapuan siswa.
3)

Membaca pemahaman

membaca ini mulai diajarkan di kelas 3, yaitu membaca tanpa suara untuk memahami isi
bacaan.
4)

Membaca indah

pada dasarnya membaca indah sama dengan membaca teknik tetapi bahan bacaannya berupa
puisi atau fiksi. Sehingga membaca indah bersifat apresiatif.
5)

Membaca cepat

Membaca cepat mulai diajarkan di kelas 4. membaca cepat dengan memberikan
teknik gerakan mata ketika membaca. Dan guru menentukan waktu untuk selesainya
membaca sesuai dengan tingkat kesukaran bahan bacaan.
6)

Membaca pustaka

membaca pustaka diajarkan untuk mengembangkan sikap minat baca pada anak. Untuk itu
sekolah perlu menyediakan sarana yaitu ruang perpustakaan dan buku-buku yang memadai,
baik dalam jumlah maupun penataannya.
7)

Membaca bahasa

Membaca bahasa bertujuan untuk penekannya pada aspek memahami kebahasaan. Antara
lain makna penggunaan kata, pemakaian imbuhan, ungkapan, serta kalimat.
4. Menulis
Menulis di SD , baik GBPP 1994 maupun KBK , terdiri dari dua bagian yaitu menulis
permulaan dan menulis lanjut (pendalaman).
5. Kebahasaan
Kebahasaan di SD sebenarnya belum diajarkan secara khusus melainkan disisipkan dalam
aspek membaca, yaitu pengucapan lafal yang benar, intonasi kalimat dan lain-lain. Juga
dalam aspek menulis, yaitu penggunaan imbuhan dalam kalimat, paragraf, penulisan
ejaandan sebagainya.
6. Sastra
Pembelajaran sastra di SD penekananya pada Aprsiasi Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Dua
pengertian yang tersirat dalam pembelajaran itu adalah (a) Aprsiasi Bahasa indonesia dan (b)
Sastra Indonesia. Kedua kegiatan itu menyatu dalam pembelajaran Aprsiasi Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Pembelajaran apresiasi sastra dan bahasa ini dilakukan melalui pentahapan :
a.

tahap penikmatan

b.

tahap penghargaan

c.

tahap pemahaman

d.

tahap penghayatan

e.

tahap implementasi
Sistim Fonologi Dan Morfologi bahasa indonesia
Fonologi
Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada
gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena
tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut
mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem
fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus
‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak
berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan
akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang
akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika
disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional.
Morfologi
Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai
perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang
dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama
halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat
direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya
akhiran -en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken,
namun akhiran -en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata
kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa
boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran
zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja
langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya.
MORFOLOGI
1.Pengertian Morfologi
Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari
seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap
arti dan golongan kata. Bentuk kata yaitu ;
•Kata dasar, contohnya sepeda
•Kata berimbuhan, contoh berepeda
•Kata majemuk, contohnya sapu tangan
•Kata ulang, contohnya berbondong2
Pembagaian bentuk kata menurut C.A. Mees yang berkebangsaan Belanda terdiri dari:
•Kata benda
•Kata kerja
•Kata sifat
•Kata ganti
•Kata bilangan
•Kata depan
•Kata sandang
•Kata Sambung
•Kata seru
•Kata keterangan.
Perbedaan golongan arti kata – kata tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata.
Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk beluk
bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan arti kata yang timbul
sebagai akibat perubahan bentuk kata. Arti kata ini misalnya, bersepeda dan sepeda, yang
berarti sepeda, artinya benda yang mmilki roda dua yang dijalankan dengan cara dikayuh.
serta bersepeda, artinya kegiatan menggunakan sepeda. Jadi arti kata hanya mengartikan kata
tesebut. juga bisa dilihat dari sepeda dan bersepeda dengan diberi imbuhan maka kata sepeda
dan bersepeda pun menjadi beda. Jos Daniel Perera meberi batasan morfologis (proses), yaitu
Morfemis adalah proses perubahan dari golongan kata yang satu lalu berubah menjadi
golongan kata yang lain akan tetapi dengan kata dasar yang sama. misalnya sepeda menjadi
bersepeda arti (sanksekerta) hanya untuk kata dasar (sepeda), makna (arab), untuk
menunjukan arti – arti imbuhan gramatikal, contohnya bersepeda dll.

More Related Content

What's hot

Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
 
Metode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyirohMetode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyirohdirisaya
 
RESUME MODUL 6 MENYUSUN PARAGRAF II EKSPOSISI DAN PERSUASI.docx
RESUME  MODUL 6  MENYUSUN PARAGRAF II  EKSPOSISI DAN PERSUASI.docxRESUME  MODUL 6  MENYUSUN PARAGRAF II  EKSPOSISI DAN PERSUASI.docx
RESUME MODUL 6 MENYUSUN PARAGRAF II EKSPOSISI DAN PERSUASI.docxarumsuseno
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Winda010293
 
sumber sumber ajaran islam
sumber sumber ajaran islamsumber sumber ajaran islam
sumber sumber ajaran islamdiyan tri wijaya
 
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajarMakalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajariskawia
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraIkd Kurniawan
 
Ppt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisell
Ppt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisellPpt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisell
Ppt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisellRifky Singo Sudirjo
 
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMIMENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMINurfaizatul Jannah
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajarSuci Lintiasri
 
Konsep nilai dalam PKn
Konsep nilai dalam PKnKonsep nilai dalam PKn
Konsep nilai dalam PKnOwner Fashion
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikArfa Mantoeng
 

What's hot (20)

Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
Metode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyirohMetode langsung ,mubasyiroh
Metode langsung ,mubasyiroh
 
RESUME MODUL 6 MENYUSUN PARAGRAF II EKSPOSISI DAN PERSUASI.docx
RESUME  MODUL 6  MENYUSUN PARAGRAF II  EKSPOSISI DAN PERSUASI.docxRESUME  MODUL 6  MENYUSUN PARAGRAF II  EKSPOSISI DAN PERSUASI.docx
RESUME MODUL 6 MENYUSUN PARAGRAF II EKSPOSISI DAN PERSUASI.docx
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Kontruktivisme
KontruktivismeKontruktivisme
Kontruktivisme
 
sumber sumber ajaran islam
sumber sumber ajaran islamsumber sumber ajaran islam
sumber sumber ajaran islam
 
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajarMakalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
 
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptxPPT-FONOLOGI-2020.pptx
PPT-FONOLOGI-2020.pptx
 
Makalah Refleksi
Makalah RefleksiMakalah Refleksi
Makalah Refleksi
 
Review jurnal 2
Review jurnal 2Review jurnal 2
Review jurnal 2
 
Aliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran PendidikanAliran-aliran Pendidikan
Aliran-aliran Pendidikan
 
Powerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang BerbicaraPowerpoint tentang Berbicara
Powerpoint tentang Berbicara
 
Makalah media grafis
Makalah media grafisMakalah media grafis
Makalah media grafis
 
Quantum learning ppt
Quantum learning pptQuantum learning ppt
Quantum learning ppt
 
Ppt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisell
Ppt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisellPpt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisell
Ppt tentang prinsip penyusunan ruang kelas menurut loisell
 
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMIMENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
MENGKAJI TEKS PIDATO DALAM KONTEKS BAHASA RESMI
 
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 Makalah Ketrampilan dasar mengajar Makalah Ketrampilan dasar mengajar
Makalah Ketrampilan dasar mengajar
 
Konsep nilai dalam PKn
Konsep nilai dalam PKnKonsep nilai dalam PKn
Konsep nilai dalam PKn
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didik
 

Viewers also liked

Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9aidepaulina
 
Certificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8TCertificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8TMaron du Toit
 
Tutorial slideshare ok
Tutorial slideshare okTutorial slideshare ok
Tutorial slideshare okkatalumia1234
 
Poster horror analysis
Poster horror analysisPoster horror analysis
Poster horror analysislivshotton
 
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)Karissa Charles
 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena Deepak-Atim Somaji-Sawant
 
미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종견지 심
 
Varun Vignesh Certificate
Varun Vignesh CertificateVarun Vignesh Certificate
Varun Vignesh Certificatevarun vignesh
 
Capabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologiesCapabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologiesUmer Adnan
 
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland PrisonsReproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland PrisonsKarissa Charles
 

Viewers also liked (20)

Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9Análisis de secuencia tema 1.9
Análisis de secuencia tema 1.9
 
Certificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8TCertificate of Completions - UC-342BBD8T
Certificate of Completions - UC-342BBD8T
 
Sustancia alotropa
Sustancia alotropaSustancia alotropa
Sustancia alotropa
 
Mahnoor Syed
Mahnoor SyedMahnoor Syed
Mahnoor Syed
 
Tutorial slideshare ok
Tutorial slideshare okTutorial slideshare ok
Tutorial slideshare ok
 
Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Chiromancy or hand shapes or minor lines.Chiromancy or hand shapes or minor lines.
Chiromancy or hand shapes or minor lines.
 
Ct test report
Ct test reportCt test report
Ct test report
 
Poster horror analysis
Poster horror analysisPoster horror analysis
Poster horror analysis
 
3.taldea
3.taldea3.taldea
3.taldea
 
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final  copy) (1)
Racial Disparities in Abortion and Reproductive Health Care (final copy) (1)
 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena Kamsa was not the biological son of ugrasena 
Kamsa was not the biological son of ugrasena 
 
Dmitry leus
Dmitry leusDmitry leus
Dmitry leus
 
미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종미사교 워드 기획안 최종
미사교 워드 기획안 최종
 
kanei kalo
kanei kalokanei kalo
kanei kalo
 
Varun Vignesh Certificate
Varun Vignesh CertificateVarun Vignesh Certificate
Varun Vignesh Certificate
 
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
Capabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologiesCapabilities - E4 technologies
Capabilities - E4 technologies
 
003 posture
003   posture003   posture
003 posture
 
Shoes
ShoesShoes
Shoes
 
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland PrisonsReproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
Reproductive Rights and Justice of Incarcerated Women in Maryland Prisons
 

Similar to Pendekatan Whole Language

PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAEman Syukur
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
 
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docxLembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docxUsep Saefuddin
 
Kelas 7 smp bhs inggris
Kelas 7 smp bhs inggrisKelas 7 smp bhs inggris
Kelas 7 smp bhs inggrisMuhammad Idris
 
Pembelajaran berbasis tik
Pembelajaran berbasis tikPembelajaran berbasis tik
Pembelajaran berbasis tikdwipuja01
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelimInstansi
 
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptxDwiSartika20
 
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptxPPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptxfaisal56018
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiSeptiana Farikha
 
Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...
Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...
Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...Tati D. Wardi Ph.D.
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxYulaekahZulle
 
Bg bahasa inggris
Bg bahasa inggris Bg bahasa inggris
Bg bahasa inggris yanus yan
 

Similar to Pendekatan Whole Language (20)

PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAPENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15Pertemuan ke 15
Pertemuan ke 15
 
KRB 301
KRB 301KRB 301
KRB 301
 
Makalah bahasa
Makalah bahasaMakalah bahasa
Makalah bahasa
 
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docxLembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
 
Kelas 7 smp bhs inggris
Kelas 7 smp bhs inggrisKelas 7 smp bhs inggris
Kelas 7 smp bhs inggris
 
Pembelajaran berbasis tik
Pembelajaran berbasis tikPembelajaran berbasis tik
Pembelajaran berbasis tik
 
Pembelajaran berbasis tik
Pembelajaran berbasis tikPembelajaran berbasis tik
Pembelajaran berbasis tik
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim
 
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
537558806-MODUL-5-BI-abc.pptx
 
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptxPPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
PPT BERBASIS TEKS BARU rabu.pptx
 
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas TinggiMakalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
Makalah Metode Khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas Tinggi
 
Iif l.q
Iif l.qIif l.q
Iif l.q
 
Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...
Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...
Membaca Nyaring dan Membaca Mandiri: Dua Kegiatan Literasi (Yang Seharusnya) ...
 
Bindo kelas 3
Bindo kelas 3Bindo kelas 3
Bindo kelas 3
 
Bbm 4
Bbm 4Bbm 4
Bbm 4
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
 
Bg bahasa inggris
Bg bahasa inggris Bg bahasa inggris
Bg bahasa inggris
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pendekatan Whole Language

  • 1. PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA A. LATAR BELAKANG Whole language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah - pisah (Edelsky, 1991; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver, 1992). Para ahli whole language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak dapat dipisah- pisahkan (Rigg, 1991). Oleh karena itu pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik. Pengajaran tentang penggunaan tanda baca seperti koma, semikolon, dan kolon misalnya, diajarkan sehubungan dengan pelajaran menulis. Jangan mengajarkan penggunaan tanda baca tersebut hanya karena materi itu tertera dalam kurikulum. Pendekatan whole language didasari oleh paham contructivism yang menyatakan bahwa anak/ siswa membentuk sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole) dan terpadu (integrated) (Roberts, 1996). Anak termotivasi untuk belajar jika mereka melihat bahwa yang dipelajarinya itu diperlukan oleh mereka. Orang dewasa, dalam hal ini guru, berkewajiban untuk menyediakan lingkungan yang menunjang untuk siswa agar mereka dapat belajar dengan baik. Fungsi guru dalam kelas whole language berubah dari desiminator informasi menjadi fasilitator (Lamme & Hysmith, 1993 ). B. KOMPONEN – KOMPONEN WHOLE LANGUAGE Whole language adalah cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa, tentang pembelajaran dan tentang orang – orang yang terlibat dalam pembelajaran. Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan dimana bahasa diajarkan secara utuh dan keterampilan bahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diajarkan secara terpadu. Menurut Routman (1991) dan Froese (1991) ada delapan komponen whole language yaitu : 1. Reading Aloud Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk siswanya. Guru dapat menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau buku cerita lainnya dan membacakannya dengan suara keras dan intonasi yang baik sehingga setiap siswa dapat mendengarkan dan menikmati ceritanya. Manfaat yang didapat dari reading aloud, antara lain meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosakata, membantu meningkatkan membaca pemahaman, dan yang tidak kalah penting adalah menumbuhkan minat baca pada siswa. 2. Jurnal Writing Jurnal writing atau menulis jurnal adalah komponen yang dapat dengan mudah diterapkan. Jurnal merupakan sarana yang aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, meceritakan kejadian disekitarnya, membeberkan hasil belajarnya, dan menggunakan bahasa
  • 2. dalam bentuk tulisan. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis jurnal antara lain sebagai berikut a. Meningkatkan kemampuan menulis. b. Meningkatkan kemampuan membaca. c. Menumbuhkan keberanian menghadapi resiko. d. Memberi kesempatan untuk membuat refleksi. e. Memvalidasi pengalaman dan perasaan pribadi. f. Memberikan tempat yang aman dan rahasia untuk menulis. g. Meningkatkan kemampuan berpikir. h. Meningkatkan kesadaran akan peraturan menulis. i. Menjadi alat evaluasi j. Menjadi dokumen tertulis 3. Sustained Silent Reading Sustained silent reading adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk memilih sendiri buku atau materi yang akan dibacanya. Pesan yang ingin disampaikan kepada siswa melalui kegiatan ini adalah : a. Membaca adalah kegiatan penting yang menyenangkan; b. Membaca dapat dilakukan oleh siapa pun; c. Membaca berarti kita berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut; d. Siswa dapat membaca dan berkonsentrasi pada bacaannya dalam waktu yang cukup lama; e. Guru percaya bahwa siswa memahami apa yang mereka baca; f. Siswa dapat berbagi pengetahuan yang menarik dari materi yang dibacanya setelah kegiatan sustained silent reading berakhir. 4. Shared Reading Shared reading adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa dimana setiap orang mempunyai buku yang sedang dibacanya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini, yaitu : a. Guru membaca dan siswa mengikutinya (untuk kelas rendah); b. Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaan yang tertera pada buku; c. Siswa membaca bergiliran; Maksud kegiatan ini adalah : a. Sambil melihat tulisan, siswa berkesempatan untuk memperhatikan guru membaca sebagai model; b. Memberikan kesempatan untuk memperlihatkan keterampilan membacanya; c. Siswa yang masih kurang terampil dalam membaca mendapat contoh membaca yang benar.
  • 3. 5. Guided Reading Guided reading adalah kegiatan membaca dimana guru lebih berperan sebagai model dalam membaca atau guru hanya sebagai pengamat atau fasilitator. Dalam kegiatan ini semua siswa membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Guru melemparkan pertanyaan yang meminta siswa menjawab dengan kritis, bukan sekedar pertanyaan pemahaman. 6. Guided Writing Guided writing adalah menulis terbimbing dimana peran guru adalah sebagai fasilitator sehingga guru hanya membantu siswa menemukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan menarik. Dan dalam hal ini guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur. 7. Independent Reading Independent reading atau membaca bebas adalah kegiatan membaca, dimana siswa berkesempatan untuk menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya. 8. Independent Writing Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam menulis bebas siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari guru. Siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses menulis. Jenis menulis yang termasuk dalam independent writing, antara lain menulis jurnal, dan menulis respons. C. CIRI – CIRI KELAS WHOLE LANGUAGE Ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole language antara lain : 1. Kelas yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan. 2. Di kelas whole language siswa belajar melalui model atau contoh. 3. Di kelas whole language siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. 4. Di kelas whole language siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran. 5. Di kelas whole language siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna. 6. Di kelas whole language siswa berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen. 7. Di kelas whole language siswa mendapat balikan (feedback) positif dari guru maupun temannya D. PENILAIAN DALAM KELAS WHOLE LANGUAGE Di dalam kelas whole language, guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan siswa. Secara informal, selama pembelajaran berlangsung, guru memperhatikan siswa menulis, mendengarkan siswa berdiskusi baik dalam kelompok ataupun diskusi kelas. Ketika siswa bercakap – cakap dengan temannya atau dengan guru, penilaian juga dilakukan, bahkan guru juga memberikan penilaian saat siswa bermain selama waktu istirahat.
  • 4. PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN BAHASA A. HAKIKAT PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesiapun pendekatan ini amat cocok digunakan. Apalagi, seperti telah kita ketahui, perkembangan yang cepat, khususnya dengan kosakata yang kita gunakan. Misalnya, kata laman. B. PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES Pendekatan keterampilan proses memang lebih memfokuskan kegiatan belajar-mengajar pada proses pemerolehan hasil belajar atau pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Pendekatan ini merupakan pemberian/menumbuhkan kemampuan-kemampuan, seperti : 1. Kemampuan Mengamati Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah pengamatan dan menulis hasilnya. 2. Kemampuan Menghitung Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini. 3. Kemampuan Mengukur Dasar dari kegiatan pengukuran ini adalah perbandingan. Dalam pengajaran apresiasi sastra, misalnya, kegiatan pengukuran ini dapat berupa telaah terhadap suatu karya satra dengan menggunakan kriteria nilai-nilai estetika, moral, dan nilai pendidikan. 4. Kemampuan Mengklasifikasi Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kemampuan ini, misalnya berupa kemampuan membedakan antara opini dan fakta dalam suatu wacana dan mengelompokkan karya sastra berdasarkan cirri strukturnya. 5. Kemampuan Menemukan Hubungan Yang termasuk dalam kemampuan ini adlah fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. 6. Kemampuan Membuat Prediksi Kemampuan membuat prediksi atau pemikiran yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dalam teori penelitian, kemampuan membuat prediksi ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis. 7. Kemampuan Melaksanakan Penelitian Dalam pembelajarn bahasa Indonesia, siswa dilatih untuk mengadakan pengamatan atau observasi serta melaporkan hasil pengamatannya itu.
  • 5. 8. Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, anak-anak dilatih untuk mengumpulkan data dalam pengamatan lapangan, kemudian menganalisis data tersebut dan membuat kesimpulan. 9. Kemampuan Mengkomunikasikan Hasil Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya siswa dilatih untuk menyusun laporan hasil pengamatannya, kemudian mempresentasikannya di depan kelas dalam sebuah kegiatan diskusi. C. STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES Strategi merupakan dasr, asa, kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir dan bertindak. Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan keterampilan proses di dalamnya mencakup dua komponen, yakni Pengorganisasian kelas serta Metode dan Teknik Belajar-mengajar. 1. Pengorganisasian Kelas Pendekatan ini menghendaki para guru dapat mengorganisasikan kelas sebaik-baiknya, sehingga dapat tercipta suasana kelas yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. Secara fisik, pengelolaan kelas, antara lain berupa pengaturan ruang kelas yang meliputi tempat duduk siswa, letak papan tulis, meja guru, rak-rak buku, almari, dan media pembelajaran. Sementara itu, pengorganisasian kelas yang bersifat nonfisik meliputi pengelolaan suasana kelas yang memungkinkan anak merasa aman, gembira, bersemangat, dan bergairah untuk belajar. 2. Metode Teknik Belajar-Mengajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Sementar itu, teknik diartikan sebagai metode atau system mengerjakan sesuatu (KBBI, 2001:1158). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia di depan kelas. Secara garis besar beberapa teknik penyajian pembelajaran yang sering digunakan adalah berikut: a. Ceramah b. Diskusi : 1) Diskusi kelas, 2) Diskusi kelompok; c. Resitasi
  • 6. MODUL 3 Kajian Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Aspek-aspek bahasa yang tercantum dalam kurikulum KBK SD 1. Menyimak Keterampilan menyimak melatih berfikir/bernalar siswa sehingga siswa dapat menerima, memahami, mengidentifikasi, dan mereaksi informasi yang diterimanya. 2. Berbicara Pada masa kanak-kanak kemampuan berbicara berkembang sangat cepat, penambahan kosa kata semakin hari semakin bertambah pula. Untuk itu pada masa kanak-kanakinilah kemampuan berbicara mulai diajarkan. Dalam pembelajaran disekolah kegiatan inidapat diawali dengan berbicara di depan kelas, misalnya memperkenalkan diri, bertanya jawab dengan teman, bercerita tentang pengalaman, menceritakan gambar, dsb. 3. Membaca Pembelajaran membaca di SD dibagi dalam dua bagian, yaitu: a. Membaca permulaan di kelas 1 dan 2 Membaca permulaan bertujuan untuk pengenalan huruf, suku kata, kata,kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks. b. Membaca lanjutan di kelas 3 ke atas Membaca di SD dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Membaca teknik Kegiatan membaca teknik bertujuan untuk melatih menyuarakan lambang-lambang tulisan dengan lafal yang benar ddan intonasi yang wajar. 2) Membaca dalam hati Membaca dalam hati mulai diajarkan dikelas 2. Membaca ini perlu segera dilatih setelah siswa mengetahui semua huruf. Bahan bacaan yang diberikan sesuai dengan kemapuan siswa. 3) Membaca pemahaman membaca ini mulai diajarkan di kelas 3, yaitu membaca tanpa suara untuk memahami isi bacaan. 4) Membaca indah pada dasarnya membaca indah sama dengan membaca teknik tetapi bahan bacaannya berupa puisi atau fiksi. Sehingga membaca indah bersifat apresiatif. 5) Membaca cepat Membaca cepat mulai diajarkan di kelas 4. membaca cepat dengan memberikan teknik gerakan mata ketika membaca. Dan guru menentukan waktu untuk selesainya membaca sesuai dengan tingkat kesukaran bahan bacaan. 6) Membaca pustaka membaca pustaka diajarkan untuk mengembangkan sikap minat baca pada anak. Untuk itu
  • 7. sekolah perlu menyediakan sarana yaitu ruang perpustakaan dan buku-buku yang memadai, baik dalam jumlah maupun penataannya. 7) Membaca bahasa Membaca bahasa bertujuan untuk penekannya pada aspek memahami kebahasaan. Antara lain makna penggunaan kata, pemakaian imbuhan, ungkapan, serta kalimat. 4. Menulis Menulis di SD , baik GBPP 1994 maupun KBK , terdiri dari dua bagian yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut (pendalaman). 5. Kebahasaan Kebahasaan di SD sebenarnya belum diajarkan secara khusus melainkan disisipkan dalam aspek membaca, yaitu pengucapan lafal yang benar, intonasi kalimat dan lain-lain. Juga dalam aspek menulis, yaitu penggunaan imbuhan dalam kalimat, paragraf, penulisan ejaandan sebagainya. 6. Sastra Pembelajaran sastra di SD penekananya pada Aprsiasi Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Dua pengertian yang tersirat dalam pembelajaran itu adalah (a) Aprsiasi Bahasa indonesia dan (b) Sastra Indonesia. Kedua kegiatan itu menyatu dalam pembelajaran Aprsiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembelajaran apresiasi sastra dan bahasa ini dilakukan melalui pentahapan : a. tahap penikmatan b. tahap penghargaan c. tahap pemahaman d. tahap penghayatan e. tahap implementasi
  • 8. Sistim Fonologi Dan Morfologi bahasa indonesia Fonologi Fonologi mengacu pada sistem bunyi bahasa. Misalnya dalam bahasa Inggris, ada gugus konsonan yang secara alami sulit diucapkan oleh penutur asli bahasa Inggris karena tidak sesuai dengan sistem fonologis bahasa Inggris, namun gugus konsonan tersebut mungkin dapat dengan mudah diucapkan oleh penutur asli bahasa lain yang sistem fonologisnya terdapat gugus konsonan tersebut. Contoh sederhana adalah pengucapan gugus ‘ng’ pada awal kata, hanya berterima dalam sistem fonologis bahasa Indonesia, namun tidak berterima dalam sistem fonologis bahasa Inggris. Kemaknawian utama dari pengetahuan akan sistem fonologi ini adalah dalam pemberian nama untuk suatu produk, khususnya yang akan dipasarkan di dunia internasional. Nama produk tersebut tentunya akan lebih baik jika disesuaikan dengan sistem fonologis bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional. Morfologi Morfologi lebih banyak mengacu pada analisis unsur-unsur pembentuk kata. Sebagai perbandingan sederhana, seorang ahli farmasi (atau kimia?) perlu memahami zat apa yang dapat bercampur dengan suatu zat tertentu untuk menghasilkan obat flu yang efektif; sama halnya seorang ahli linguistik bahasa Inggris perlu memahami imbuhan apa yang dapat direkatkan dengan suatu kata tertentu untuk menghasilkan kata yang benar. Misalnya akhiran -en dapat direkatkan dengan kata sifat dark untuk membentuk kata kerja darken, namun akhiran -en tidak dapat direkatkan dengan kata sifat green untuk membentuk kata kerja. Alasannya tentu hanya dapat dijelaskan oleh ahli bahasa, sedangkan pengguna bahasa boleh saja langsung menggunakan kata tersebut. Sama halnya, alasan ketentuan pencampuran zat-zat kimia hanya diketahui oleh ahli farmasi, sedangkan pengguna obat boleh saja langsung menggunakan obat flu tersebut, tanpa harus mengetahui proses pembuatannya. MORFOLOGI 1.Pengertian Morfologi Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata. Bentuk kata yaitu ; •Kata dasar, contohnya sepeda •Kata berimbuhan, contoh berepeda •Kata majemuk, contohnya sapu tangan •Kata ulang, contohnya berbondong2 Pembagaian bentuk kata menurut C.A. Mees yang berkebangsaan Belanda terdiri dari: •Kata benda
  • 9. •Kata kerja •Kata sifat •Kata ganti •Kata bilangan •Kata depan •Kata sandang •Kata Sambung •Kata seru •Kata keterangan. Perbedaan golongan arti kata – kata tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Arti kata ini misalnya, bersepeda dan sepeda, yang berarti sepeda, artinya benda yang mmilki roda dua yang dijalankan dengan cara dikayuh. serta bersepeda, artinya kegiatan menggunakan sepeda. Jadi arti kata hanya mengartikan kata tesebut. juga bisa dilihat dari sepeda dan bersepeda dengan diberi imbuhan maka kata sepeda dan bersepeda pun menjadi beda. Jos Daniel Perera meberi batasan morfologis (proses), yaitu Morfemis adalah proses perubahan dari golongan kata yang satu lalu berubah menjadi golongan kata yang lain akan tetapi dengan kata dasar yang sama. misalnya sepeda menjadi bersepeda arti (sanksekerta) hanya untuk kata dasar (sepeda), makna (arab), untuk menunjukan arti – arti imbuhan gramatikal, contohnya bersepeda dll.