SlideShare a Scribd company logo
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa

dan

mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Tujuan pendidikan ini dapat terwujud jika peserta didik atau murid
mengembangkan bakat atau potensi dalam dirinya secara utuh. Namun, tidak semua
peserta didik memahami tentang dirinya sendiri, tentang potensi yang ia miliki
ataupun kelemahan yang ia miliki. Pada umumnya dalam jenjang pendidikan peserta
didik hanya diberikan materi-mataeri pelajaran secara umum.
Hendaknya Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan
kepribadian anak. Karena itu, peserta didik tidak hanya memerlukan materi – materi
pelajaran sekolah, materi bimbingan konseling pun perlu, Bimbingan Konseling yang
dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang
memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan agar pelayanan
yang diberikan optimal. Persiapan yang dimaksud adalah meliputi perencanaan yang
merupakan fungsi dasar atau fundamental. Setelah dilaksanakan perencanaan
diperlukan pengorganisasian yang merupakan fungsi organik kedua. Kemudian
pengarahan atau penggerak yang merupakan fungsi fundamental sebagai tindak lanjut
fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Terakhir adalah pengawasan yang harus
2

dilaksanakan oleh seorang manajer dan merupakan fungsi yang terakhir. Dan
kesemuanya tersebut terangkum dalam manajemen bimbingan konseling.
Pada dasarnya setiap kehidupan pasti ada masalah. Memang sebagian orang
biasa mengatasi masalahnya sendiri, tetapi tidak sedikit juga orang yang memerlukan
bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah – masalah tersebut. Jadi apabila
peserta didik tetap dibiarkan memiliki masalah tanpa dibantu, bagaimana mungkin
peserta didik

bisa berkonsentrasi untuk memahami atau berfikir mengenai

pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain. Maka dari itu bimbingan
dan konseling disekolah sangatlah diperlukan. Apa pengertian serta bagaimana
Bimbingan Konseling yang terdapat di lembaga
pendidikan. Atas dasar inilah maka Makalah ini dibuat.
1.2. Rumusan Masalah.
Berdasarkan apa yang telah disampaikan pada latar belakang masalah, maka
yang menjadi rumusan masalah di sini adalah :
1. Apa pengertian bimbingan Konseling?
2. Bagaiman Peranan Bimbingan konseling dalam Pendidikan Sekolah?
3. Apa Tujuan konseling?
4. Bagaimana Peranan Bimbingan Konseling dalam pembelajaran Siswa?
1.3. Tujuan.
Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah dan
rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan.
2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana Bimbingan
konseling.
3. Mengetahui Peranan Bimbingan konseling dalam Pendidikan Sekolah
3

4. Mengetahui Peranan Bimbingan Konseling dalam pembelajaran Siswa
5. Mengetahui tujuan dan fungsi dari bimbingan konseling dalam kehidupan
sehari-hari.
1.4. Manfaat
Berdasarkan hal-hal yang terdapat dalam latar belakang masalah, rumusan
masalah dan tujuan, manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan wawancara
ini adalah :
1. Pembaca atau pendengar dapat memperoleh informasi mengenai
Bimbingan konseling.
2. Pembaca dan pendengar mengetahui pengertian dari bimbingan,
pengertian konseling, pengertian Bimbingan dan konseling serta tujuan
dan manfaatnya
1.5 Metode
Dalam pembuatan makalah bimbingan konseling ini penulis menggunakan
metode studi kepustakaan, yakni teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi
penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan
4

BAB II
KAJIAN TEORI

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah
“guidance” dan “counseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiah istilah
“guidance” berasal dari akar kata “guide” yang berarti :Mengarahkan (to
direct), Memandu (to pilot), mengelola (to manage. Pengertian Bimbingan
dan Konseling
2.1 Sejarah Bimbingan Konseling di Indonesia
Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari
dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan
Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960.
Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal
20 – 24 Agustus 1960.
Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang
mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang,
IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP
Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan
Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan
Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum
1975

untuk

Sekolah

Menengah

Bimbingan dan Penyuluhan.

Atas

didalamnya

memuat Pedoman
5

Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan
dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru
Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah
pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.
Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan
sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan
Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan
lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi
Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di
dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah
masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan
membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.
Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di
sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid
berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak
yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid
diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya
di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan
No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di
dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah.
Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK
Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan
dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan
dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling di sekolah mulai jelas.
6

2.2 Pengertian Bimbingan
Terdapat beragam pengertian bimbingan yang dikemukakan para ahli.
Diantaranya adalah pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Crow
& Crow yang menyatakan bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh
seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang
memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia
untuk

membantunya

mengatur

kegiatan

hidupnya

sendiri,

mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri
dan menanggung bebannya sendiri.
Selanjutnya pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Bimo
Walgito, bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu
atau sekumpulan individu ini dapat mencapai kesejahteraan hidup.
Menurut Prayitno dan Erman Amti yang mendefinisikan Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangan berdasarkan normanorma yang berlaku.
Selanjutnya Pendapat Abu Ahmadi Bimbingan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan
memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik.
Menurut Moegiadi bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan
atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri;
menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan;
7

memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep
dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan.
Chiskolm dan McDaniel Bimbingan diadakan dalam rangka
membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi
tentang dirinya sendiri. Menurut Frank Parson, Bimbingan sebagai
bantuan

yang

diberikan

kepada

individu

untuk

dapat

memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat
kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya.

2.3 Pengertian Konseling
C. Patterson mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang
melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau
lebih konseli dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas
dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya
meningkatkan kesehatan tentang kepribadian manusia dalam upaya
meningkatkan kesehatan mental konseli. Bila definisi ini dikaji lebih jauh,
maka beberapa ciri-cirinya yang menonjol akan terlihat : (1) merupakan
suatu proses, (2) bisa dilakukan dengan satu atau lebih konseli, (3)
konselor harus dipersiapkan secara professional, dan (4) hubungan antar
pribadi yang andalannya adalah upaya bersama.
Edwin C. Lewis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu
proses dimana orang bermasalah (konseli) dibantu secara pribadi untuk
merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan
seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan
reaksi-reaksi yang merangsang konseli untuk mengembangkan perilakuperilaku yang memungkinkan berhubungan secara lebih efektif dengan
dirinya dan lingkungannya. Definisi ini juga melihat konseling sebagai
suatu proses yang melibatkan interaksi antara konselor dan konseli dalam
8

suatu upaya bersama agar lebih efektif dalam berhubungan dengna dirinya
dan lingkungannya.
Konseling, menurut Division of Conseling Psychologi merupakan
suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan
perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal
kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap
waktu.
Jones menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan
ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadangkadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu
klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup
hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dari pendapat para ahli saya simpulkan bahwa Konseling itu
merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh seorang Konselor yang
terlatih pada individu yang mengalami masalah (klien), secara tatap muka,
yang bertujuan agar individu tersebut dapat mengambil keputusan secara
mandiri atas permasalahan yang dihadapinya baik masalah psikologis,
social, dan lain-lain dengan harapan dapat memecahkan masalahnya,
memahami dirinya, mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan
potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Konseling juga merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
hubungan yang bersifat pribadi dan memerlukan tingkat keterampilan
yang tinggi. Oleh karena itu dalam kegiatannya konseling melibatkan
emosional dan intelektual untuk memiliki pengendalian perilaku yang
cermat, kepekaan terhadap manusia dan masalahnya, dan keterampilanketerampilan teknis yang memadai.
9

Sehingga pengertian dari Bimbingan dan Konseling, adalah Proses
interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar
dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan
yang dialaminya.
10

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Sekolah
Pendidikan merupakan komponen utama dalam menentukan tingkat
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat mengarahkan kepada masa depan
bangsa, baik itu baik taupun buruk, itu ditentukan oleh pendidikan kita saat ini.
Jika pendidikan saat ini sudah teroptimalkan dan dimanfaatkan fungsinya
secara baik maka kemajuan bangsa, masa depan bangsa yang cerah bukan lagi
hanya sekedar impian belaka, tapi sudah menjadi kepastian yang akan
terwujud.
Seperti yang kita pahami bersama bahwa pendukung utama bagi
tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah
pendidikan

yang

bermutu.

Pendidikan

yang

bermutu

dalam

penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui taranformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, teori-teori, taupun hal-hal yang bersifat kognitif
saja tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalitas dan sistem
manajemen tenaga pendidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik
untuk menolong dirinya sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan
untuk pencapaian cita-cita dan harapan yang dimilikinya.
Kemampuan diatas tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat
akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial,
kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta didik. Dari sana kita dapat
melihat

bahwa

pendidiakn

yang

bermutu

adalah

pendidiakn

yang

mengahntarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang
diharapakn dalam kondisi perkembnagan diri yang sehat dan optimal.
11

Didalam keseluruhan proses pendidikan setidaknya ada 3 (tiga)
komponen pokok yang paling menunjang dan harus dilaksanakan dalam
pendidikan yaitu: program yang baik, administrasi dan supervisi yang lancar,
serta pelayanan bimbingan yang terarah. Dari sini jelas bahwa bimbingan dan
konseling mempunyai peran yang cukup penting didalam proses pendidikan.
Sebagai salah satu komponen penunjang pendidikan, bimbingan dan
konseling mempunyai posisi kunci didalam kemajuan atau kemunduran
pendidikan. Mutu pendidikan ikut ditentukan oleh bagaimana bimbingan dan
konseling itu dimanfaatkan dan dioptimalkan fungsinya dalam pendidikan,
khususnya institusi sekolah.
Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia
yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai
kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat
selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling
menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran,
tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan
pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara
khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan
kemampuannya secara penuh.
Kehadiran konselor di sekolah dapat meringangkan tugas guru.
Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru, dalam
hal:
1.

Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah
efektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru

2.

Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan
mempengaruhi proses belajar mengajar
12

3.

Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih
efektif

4.

Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan
tugasnya.
Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan

seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas pada
bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan
pemberian nilai. Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan
yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang
berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan
sosialnya rendah serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya
sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan
bukannya manusia seutuhnya. Dengan adanya bimbingan dan konseling maka
integrasi dari seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan
aspek yang muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga
seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta
memiliki niali-nilai yang dapatdijadiakn pegangan.
Jadi, dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa peran bimbingan dan
konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaiaman
bimbingan dan konseling itu membangun manusai yang seutuhnya dari
dberbagai aspek yang ada didadalam diri peserta didik. Karena seperti diawal
telah dijelaskan bahwa pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang
hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga
harus

meningaktkan

profesionalitas

dan

sistem

manjemen,

dimana

kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek
pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam
keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan
dalam peningkatan mutu pendidikan.
13

3.2

Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah
Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai:
1. kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
2. kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
3. hidup bersama dengan individu-individu lain,
4. harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik
secaraoptimal.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan

untuk :
1. Mengenal

dan

memahami

potensi,

kekuatan,

dan

tugas-tugas

perkembangannya.
2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuan tersebut
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan
lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
14

7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara
optimal.
3.3 Peranan Bimbingan Koseling Dalam Pembelajaran Siswa
Dalam

proses

pembelajaran

siswa

setiap

guru

mempunyai

keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan
memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud,
karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami
berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis
gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi sebagai berikut :
1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas
2.

Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.

3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau

menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya.
4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka

mengganggu dan sebagainya.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan
konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan
sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
Bimbingan belajar
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan

dengan

kegiatan

belajar

baik

di

di luar sekolah.Bimbingan ini antara lain meliputi:
1. Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual
2. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar

sekolah

maupun
15

3. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran
4. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran
tertentu
5. Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran
Di samping itu Winkel mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling
mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal:
1. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka
lagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang
2. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah
hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang
tua/keluarga dan sebagainya.
Bimbingan sosial
Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri
dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan
masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.
Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai
2. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai
3. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu
Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalahmasalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang
mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung
16

mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai
rendah.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan mudamudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing bahwa layanan bimbingan di
sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu :
1. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan
2. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam
kegiatan belajar mengajar
3. Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya
itu penuh arti
4. Meningkatkan motivasi belajar siswa
5. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.

3.4 Landasan Bimbingan dan Konseling
Landasan bimbingan dan konseling ada 6, yaitu landasan filosofis,
landasan religius, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan
ilmiah dan teknologis, landasan pedagogis. Dan dibawah ini akan di uraikan
lebih jelasnya
Landasan Filosofis
Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: philos berarti
cinta, dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap
kebijaksanaan.

Landasan

filosofis

merupakan

landasan

yang

dapat

memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam
melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
17

1.

Hakikat Manusia
Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat telah

mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :
1. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan
ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila
dia berusaha

memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.

3. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan
dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
4. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup
berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidaktidaknya mengontrol keburukan.
5. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spritual yang harus dikaji
secara mendalam.
6. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
7. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya
sendiri.
8. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk
membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.
Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa
sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu.
9. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana
apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan
berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
Landasan Religius
18

Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan
penekanan pada 3 hal pokok, yaitu; (1) Keyakinan bahwa manusia dan
seluruh alam adalah mahluk tuhan, (2) Sikap yang mendorong perkembangan
dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
agama,

dan

(3)

Upaya

yang

memungkinkan

berkembang

dan

dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta
kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk
perkembangan dan pemecahan masalah individu.
1. Manusia sebagai Mahluk Tuhan
Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan.
Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak
mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan
mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal positif.
2. Sikap Keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan
akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan
tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus
dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus
diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai
upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.
3. Peranan Agama
Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara
wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang
yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri sehingga agama
dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan agama sebagai
19

pedoman hidup ia memiliki fungsi memelihara fitrah, memelihara jiwa,
memelihara akal dan memelihara keturunan.
Landasan Psikologis
Psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan
sosial. Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat
dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari McCandless
tentang

pentingnya

dorongan

biologis

dan

kultural

dalam

perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual;
(3) Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori
dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg
tentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang
perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan
sosial;

dan

(8)

Teori

dari

Havighurst

tentang

tugas-tugas

perkembangan individu
Landasan sosial budaya
Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor
yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu
hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan kontelasi keuangan,
perkembagan

pendidikan,

dunia-dunia

kerja,

komunikasi

perkembangan
dll

Landasan Ilmiah dan Teknologis
Salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai
sarana reproduksi social. Landasan paedagogis dalam layanan
bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:
20

1. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu: Bimbingan
Merupakan Bentuk Upaya Pendidikan.
2. Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling.
3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan
konseling
Landasan Pedagogis
Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling
ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya
pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk
kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan
konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan
bimbingan dan konseling.
3.5 Asas Bimbingan dan Konseling
Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan
sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling.
Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan
bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti
sama sekali.
Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut adalah :
1. Asas Kerahasiaan (confidential) yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya
segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin,
21

2. Asas Kesukarelaan yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina
dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna

bagi

pengembangan

dirinya.

Guru

pembimbing

(konselor)

berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi

sasaran

layanan

dapat

berpartisipasi

aktif

di

dalam

penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu
mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap
layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian

yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum

bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individuindividu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya,

mampu

mengambil

keputusan,

mengarahkan,

serta

mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
bimbingan dan konseling

yakni permasalahan yang dihadapi peserta

didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa
22

depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada
dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait
dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas Keahlian yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan

dan

konseling

diselnggarakan

atas

dasar

kaidah-kaidah

profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam
bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus
terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang
tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
23

tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat
mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing
(konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat
mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang
berada di dalam lembaga sekolah maupun diluar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan
memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluasluasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
24

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bimbingan ialah suatu proses membantu individu melalui sendiri
untuk mengembangkan dan menemukan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Konseling adalah serangkai
hubungan langsung dengan individual yang bertujuan untuk membantu dia
langsung dalam bersikap dan tingkah laku. Bimbingan dan Konseling, adalah
Proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien
agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan
permasalahan yang dialaminya.
Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari
potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya.
Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga
tidak dapat lepas dari masalah.
Sehingga Bimbingan konseling perlu diaplikasikan dalam sekolah
karena kesulitan-kesulitan praktisi pendidikan terutamadisiswa dapat
teratasi, selain itu juga dapat mengimprovisasikan potensi siswa sehingga
siswa mampu mengenal pribadinya dan dapat men gaktualisasikan
potensi yang dimilikisecara tepat.
4.2 Saran
Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat
bimbingan dan konseling yang terarah. Karena itu untuk jenjang pendidikan
25

hendaknya terdapat tempat untuk melakukan bimbingan dan konseling agar
peserta didik bisa mngetahui potensi yang ia miliki.
26

DAFTAR PUSTAKA

Kosasi, Raflis dan Soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta
http://belajarpsikologi.com/sejarah-lahirnya-bimbingan-dan-konseling/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/02/fungsi-bimbingankonseling.html
http://warnaa-warnii.blogspot.com/2012/12/pengertian-bimbingan-konselingmenurut.html

More Related Content

What's hot

PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
Nur Arifaizal Basri
 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
Hasan Adriyadinata
 
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bkkomisariatimmbpp
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
RoHim MohaMad
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
An Rachma
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanIndra Arrohman
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
asm
 
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIFKONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
Muslikahfipunnes
 
Perkembangan profesi kependidikan
Perkembangan profesi kependidikanPerkembangan profesi kependidikan
Perkembangan profesi kependidikan
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
audiasls
 
Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2
Rizali Avenged
 
hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikanyelti
 
Pemahaman diri
Pemahaman diriPemahaman diri
Pemahaman diri
botet triyanti
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
baiq wulan
 
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga KependidikanPengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Sherly Anggraini
 

What's hot (20)

PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
 
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk7. peran personil sekolah dalam layanan bk
7. peran personil sekolah dalam layanan bk
 
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaInstrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar Biasa
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
Makalah Usaha dan Energi
Makalah Usaha dan EnergiMakalah Usaha dan Energi
Makalah Usaha dan Energi
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Bidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikanBidang garapan manajemen pendidikan
Bidang garapan manajemen pendidikan
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIFKONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
KONSEP DASAR PROGRAM BK KOMPREHENSIF
 
Perkembangan profesi kependidikan
Perkembangan profesi kependidikanPerkembangan profesi kependidikan
Perkembangan profesi kependidikan
 
Kepemimpinan osis
Kepemimpinan osisKepemimpinan osis
Kepemimpinan osis
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2Perkembangan fisik motorik remaja 2
Perkembangan fisik motorik remaja 2
 
Pidato pendidikan moral
Pidato pendidikan moralPidato pendidikan moral
Pidato pendidikan moral
 
hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikan
 
Pemahaman diri
Pemahaman diriPemahaman diri
Pemahaman diri
 
Laporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bkLaporan hasil observasi bk
Laporan hasil observasi bk
 
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga KependidikanPengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
 

Similar to Makalah bimbingan konseling

Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
Dhany Damopolii
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
Amer Al-Rudy
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Adymaz
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
dwilaksmid
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
Mozanni Tia
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Nurul Khotimah
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
husnulks
 
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konselingBab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
judi man
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Yunita Sari
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingiskawia
 
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bpMakalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Muhammad Firdaus
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
Gita Paramitha
 

Similar to Makalah bimbingan konseling (20)

Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
 
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajayaLatar belakang perlunya bk   syatria adymas pranajaya
Latar belakang perlunya bk syatria adymas pranajaya
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
 
Program bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konselingProgram bimbingan-dan-konseling
Program bimbingan-dan-konseling
 
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolahPengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
Pengertian, Tujuan dan fungsi bimbingan konseling di sekolah
 
Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan KonselingBimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling
 
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konselingBab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
Bab i-esensi-bimbingan-dan-konseling
 
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konselingBk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
Bk t01 yunita sari_1202783_pentingnya mempelajari bimbingan dan konseling
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
Modul bk
Modul bkModul bk
Modul bk
 
makalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anakmakalah binbingan konseling anak
makalah binbingan konseling anak
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konseling
 
Sejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikanSejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikan
 
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konselingSejarah perkembangan bimbingan konseling
Sejarah perkembangan bimbingan konseling
 
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bpMakalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bp
 
Sejarah bk
Sejarah bkSejarah bk
Sejarah bk
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 

Makalah bimbingan konseling

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan pendidikan ini dapat terwujud jika peserta didik atau murid mengembangkan bakat atau potensi dalam dirinya secara utuh. Namun, tidak semua peserta didik memahami tentang dirinya sendiri, tentang potensi yang ia miliki ataupun kelemahan yang ia miliki. Pada umumnya dalam jenjang pendidikan peserta didik hanya diberikan materi-mataeri pelajaran secara umum. Hendaknya Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga dapat mengembangkan keseluruan kepribadian anak. Karena itu, peserta didik tidak hanya memerlukan materi – materi pelajaran sekolah, materi bimbingan konseling pun perlu, Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan agar pelayanan yang diberikan optimal. Persiapan yang dimaksud adalah meliputi perencanaan yang merupakan fungsi dasar atau fundamental. Setelah dilaksanakan perencanaan diperlukan pengorganisasian yang merupakan fungsi organik kedua. Kemudian pengarahan atau penggerak yang merupakan fungsi fundamental sebagai tindak lanjut fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Terakhir adalah pengawasan yang harus
  • 2. 2 dilaksanakan oleh seorang manajer dan merupakan fungsi yang terakhir. Dan kesemuanya tersebut terangkum dalam manajemen bimbingan konseling. Pada dasarnya setiap kehidupan pasti ada masalah. Memang sebagian orang biasa mengatasi masalahnya sendiri, tetapi tidak sedikit juga orang yang memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah – masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap dibiarkan memiliki masalah tanpa dibantu, bagaimana mungkin peserta didik bisa berkonsentrasi untuk memahami atau berfikir mengenai pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain. Maka dari itu bimbingan dan konseling disekolah sangatlah diperlukan. Apa pengertian serta bagaimana Bimbingan Konseling yang terdapat di lembaga pendidikan. Atas dasar inilah maka Makalah ini dibuat. 1.2. Rumusan Masalah. Berdasarkan apa yang telah disampaikan pada latar belakang masalah, maka yang menjadi rumusan masalah di sini adalah : 1. Apa pengertian bimbingan Konseling? 2. Bagaiman Peranan Bimbingan konseling dalam Pendidikan Sekolah? 3. Apa Tujuan konseling? 4. Bagaimana Peranan Bimbingan Konseling dalam pembelajaran Siswa? 1.3. Tujuan. Sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidikan. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana Bimbingan konseling. 3. Mengetahui Peranan Bimbingan konseling dalam Pendidikan Sekolah
  • 3. 3 4. Mengetahui Peranan Bimbingan Konseling dalam pembelajaran Siswa 5. Mengetahui tujuan dan fungsi dari bimbingan konseling dalam kehidupan sehari-hari. 1.4. Manfaat Berdasarkan hal-hal yang terdapat dalam latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan, manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan wawancara ini adalah : 1. Pembaca atau pendengar dapat memperoleh informasi mengenai Bimbingan konseling. 2. Pembaca dan pendengar mengetahui pengertian dari bimbingan, pengertian konseling, pengertian Bimbingan dan konseling serta tujuan dan manfaatnya 1.5 Metode Dalam pembuatan makalah bimbingan konseling ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan, yakni teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan
  • 4. 4 BAB II KAJIAN TEORI Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan “counseling” dalam bahasa inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari akar kata “guide” yang berarti :Mengarahkan (to direct), Memandu (to pilot), mengelola (to manage. Pengertian Bimbingan dan Konseling 2.1 Sejarah Bimbingan Konseling di Indonesia Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di Malang tanggal 20 – 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun “Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan “pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Bimbingan dan Penyuluhan. Atas didalamnya memuat Pedoman
  • 5. 5 Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989 dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka. Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah. Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.
  • 6. 6 2.2 Pengertian Bimbingan Terdapat beragam pengertian bimbingan yang dikemukakan para ahli. Diantaranya adalah pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Crow & Crow yang menyatakan bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Selanjutnya pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Bimo Walgito, bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu ini dapat mencapai kesejahteraan hidup. Menurut Prayitno dan Erman Amti yang mendefinisikan Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangan berdasarkan normanorma yang berlaku. Selanjutnya Pendapat Abu Ahmadi Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Menurut Moegiadi bimbingan berarti suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal: memahami diri sendiri; menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan;
  • 7. 7 memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungan. Chiskolm dan McDaniel Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Menurut Frank Parson, Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya. 2.3 Pengertian Konseling C. Patterson mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu atau lebih konseli dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental konseli. Bila definisi ini dikaji lebih jauh, maka beberapa ciri-cirinya yang menonjol akan terlihat : (1) merupakan suatu proses, (2) bisa dilakukan dengan satu atau lebih konseli, (3) konselor harus dipersiapkan secara professional, dan (4) hubungan antar pribadi yang andalannya adalah upaya bersama. Edwin C. Lewis (1970) mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang bermasalah (konseli) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat (konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang konseli untuk mengembangkan perilakuperilaku yang memungkinkan berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya. Definisi ini juga melihat konseling sebagai suatu proses yang melibatkan interaksi antara konselor dan konseli dalam
  • 8. 8 suatu upaya bersama agar lebih efektif dalam berhubungan dengna dirinya dan lingkungannya. Konseling, menurut Division of Conseling Psychologi merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu. Jones menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadangkadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Dari pendapat para ahli saya simpulkan bahwa Konseling itu merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh seorang Konselor yang terlatih pada individu yang mengalami masalah (klien), secara tatap muka, yang bertujuan agar individu tersebut dapat mengambil keputusan secara mandiri atas permasalahan yang dihadapinya baik masalah psikologis, social, dan lain-lain dengan harapan dapat memecahkan masalahnya, memahami dirinya, mengarahkan dirinya sesuai dengan kemampuan dan potensinya sehingga mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya. Konseling juga merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan hubungan yang bersifat pribadi dan memerlukan tingkat keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu dalam kegiatannya konseling melibatkan emosional dan intelektual untuk memiliki pengendalian perilaku yang cermat, kepekaan terhadap manusia dan masalahnya, dan keterampilanketerampilan teknis yang memadai.
  • 9. 9 Sehingga pengertian dari Bimbingan dan Konseling, adalah Proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
  • 10. 10 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam Pendidikan Sekolah Pendidikan merupakan komponen utama dalam menentukan tingkat kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat mengarahkan kepada masa depan bangsa, baik itu baik taupun buruk, itu ditentukan oleh pendidikan kita saat ini. Jika pendidikan saat ini sudah teroptimalkan dan dimanfaatkan fungsinya secara baik maka kemajuan bangsa, masa depan bangsa yang cerah bukan lagi hanya sekedar impian belaka, tapi sudah menjadi kepastian yang akan terwujud. Seperti yang kita pahami bersama bahwa pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui taranformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, teori-teori, taupun hal-hal yang bersifat kognitif saja tetapi juga harus didukung oleh peningkatan profesionalitas dan sistem manajemen tenaga pendidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong dirinya sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan untuk pencapaian cita-cita dan harapan yang dimilikinya. Kemampuan diatas tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai peserta didik. Dari sana kita dapat melihat bahwa pendidiakn yang bermutu adalah pendidiakn yang mengahntarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang diharapakn dalam kondisi perkembnagan diri yang sehat dan optimal.
  • 11. 11 Didalam keseluruhan proses pendidikan setidaknya ada 3 (tiga) komponen pokok yang paling menunjang dan harus dilaksanakan dalam pendidikan yaitu: program yang baik, administrasi dan supervisi yang lancar, serta pelayanan bimbingan yang terarah. Dari sini jelas bahwa bimbingan dan konseling mempunyai peran yang cukup penting didalam proses pendidikan. Sebagai salah satu komponen penunjang pendidikan, bimbingan dan konseling mempunyai posisi kunci didalam kemajuan atau kemunduran pendidikan. Mutu pendidikan ikut ditentukan oleh bagaimana bimbingan dan konseling itu dimanfaatkan dan dioptimalkan fungsinya dalam pendidikan, khususnya institusi sekolah. Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh. Kehadiran konselor di sekolah dapat meringangkan tugas guru. Mereka menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru, dalam hal: 1. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah efektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru 2. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar mengajar
  • 12. 12 3. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif 4. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya. Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki niali-nilai yang dapatdijadiakn pegangan. Jadi, dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaiaman bimbingan dan konseling itu membangun manusai yang seutuhnya dari dberbagai aspek yang ada didadalam diri peserta didik. Karena seperti diawal telah dijelaskan bahwa pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningaktkan profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan.
  • 13. 13 3.2 Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai: 1. kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, 2. kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, 3. hidup bersama dengan individu-individu lain, 4. harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat : 1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang. 2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secaraoptimal. 3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya. 4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk : 1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya. 2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, 3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut 4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri. 5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat. 6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
  • 14. 14 7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. 3.3 Peranan Bimbingan Koseling Dalam Pembelajaran Siswa Dalam proses pembelajaran siswa setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut seringkali kandas dan tidak bisa terwujud, karena banyak siswa tidak seperti yang diharapkan. Maka sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi sebagai berikut : 1. Hasil belajarnya rendah, dibawah rata-rata kelas 2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya. 3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas dan sebagainya. 4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka mengganggu dan sebagainya. Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam (1) bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi. Bimbingan belajar Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di di luar sekolah.Bimbingan ini antara lain meliputi: 1. Cara belajar, baik secara kelompok ataupun individual 2. Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar sekolah maupun
  • 15. 15 3. Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran 4. Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu 5. Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran Di samping itu Winkel mengatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling mempunyai peranan penting untuk membantu siswa, antara lain dalam hal: 1. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka lagi mereka, baik sekarang maupun yang akan datang 2. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajarnya. Misalnya masalah hubungan muda-mudi, masalah ekonomi, masalah hubungan dengan orang tua/keluarga dan sebagainya. Bimbingan sosial Dalam proses belajar dikelas siswa juga harus mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan kelompok. Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk : 1. Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai 2. Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai 3. Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi Bimbingan dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalahmasalah pribadinya, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/ dipecahkannya, akan cenderung
  • 16. 16 mengganggu konsentrasinya dalam belajar, akibatnya prestasi belajar yang dicapai rendah. Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan mudamudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama membantu : 1. Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan 2. Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar 3. Siswa agar dapat menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajarnya itu penuh arti 4. Meningkatkan motivasi belajar siswa 5. Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar. 3.4 Landasan Bimbingan dan Konseling Landasan bimbingan dan konseling ada 6, yaitu landasan filosofis, landasan religius, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologis, landasan pedagogis. Dan dibawah ini akan di uraikan lebih jelasnya Landasan Filosofis Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: philos berarti cinta, dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan. Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
  • 17. 17 1. Hakikat Manusia Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut : 1. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya. 2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya. 3. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan. 4. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidaktidaknya mengontrol keburukan. 5. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spritual yang harus dikaji secara mendalam. 6. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri. 7. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri. 8. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia itu. 9. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu. Landasan Religius
  • 18. 18 Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan penekanan pada 3 hal pokok, yaitu; (1) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan, (2) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan (3) Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu. 1. Manusia sebagai Mahluk Tuhan Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan tersebut pada hal-hal positif. 2. Sikap Keberagamaan Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat. 3. Peranan Agama Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam konseling yang dilakukan agama sebagai
  • 19. 19 pedoman hidup ia memiliki fungsi memelihara fitrah, memelihara jiwa, memelihara akal dan memelihara keturunan. Landasan Psikologis Psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3) Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan individu Landasan sosial budaya Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, komunikasi perkembangan dll Landasan Ilmiah dan Teknologis Salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi sebagai sarana reproduksi social. Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:
  • 20. 20 1. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu: Bimbingan Merupakan Bentuk Upaya Pendidikan. 2. Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling. 3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling Landasan Pedagogis Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling. 3.5 Asas Bimbingan dan Konseling Betapa pentingnya asas-asas bimbingan konseling ini sehingga dikatakan sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali. Asas- asas bimbingan dan konseling tersebut adalah : 1. Asas Kerahasiaan (confidential) yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,
  • 21. 21 2. Asas Kesukarelaan yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu. 3. Asas Keterbukaan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan. 4. Asas Kegiatan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya. 5. Asas Kemandirian yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individuindividu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik. 6. Asas Kekinian yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa
  • 22. 22 depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang. 7. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. 8. Asas Keterpaduan yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. 9. Asas Kenormatifan yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut. 10. Asas Keahlian yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling. 11. Asas Alih Tangan Kasus yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara
  • 23. 23 tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun diluar sekolah. 12. Asas Tut Wuri Handayani yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluasluasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
  • 24. 24 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Bimbingan ialah suatu proses membantu individu melalui sendiri untuk mengembangkan dan menemukan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Konseling adalah serangkai hubungan langsung dengan individual yang bertujuan untuk membantu dia langsung dalam bersikap dan tingkah laku. Bimbingan dan Konseling, adalah Proses interaksi antara konselor-konselor dengan klien atau konselee baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya. Sebagai individu, siswa memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan.Kenyataan yang dihadapi, tidak semua siswa menyadari potensi yang dimiliki untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang berinterksi dengan lingkungan, siswa juga tidak dapat lepas dari masalah. Sehingga Bimbingan konseling perlu diaplikasikan dalam sekolah karena kesulitan-kesulitan praktisi pendidikan terutamadisiswa dapat teratasi, selain itu juga dapat mengimprovisasikan potensi siswa sehingga siswa mampu mengenal pribadinya dan dapat men gaktualisasikan potensi yang dimilikisecara tepat. 4.2 Saran Suatu kemampuan dapat berkembang secara optimal apabila mendapat bimbingan dan konseling yang terarah. Karena itu untuk jenjang pendidikan
  • 25. 25 hendaknya terdapat tempat untuk melakukan bimbingan dan konseling agar peserta didik bisa mngetahui potensi yang ia miliki.
  • 26. 26 DAFTAR PUSTAKA Kosasi, Raflis dan Soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta http://belajarpsikologi.com/sejarah-lahirnya-bimbingan-dan-konseling/ http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/ http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/02/fungsi-bimbingankonseling.html http://warnaa-warnii.blogspot.com/2012/12/pengertian-bimbingan-konselingmenurut.html