SlideShare a Scribd company logo
SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT
A. Sekelumit Sejarah Kesehatan Masyarakat
Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani,
yakni Asclepius dun Higia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah
atau pendidikan yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat mangobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur prosedur tertentu (surgical
procedure) dengan baik.
Higea, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai istrinya, juga telah
melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/
penanganan tnasalah kesehatan sebagai berikut: 1) Asclopus melakukan pendekatan
(pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. 2) Higeia
mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan malalui ‘hidup
seimbang’, yaitu menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi
(baik), cukup istirahat, dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuli sakit, Higeia
lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya sacara alamiah untuk menyembuhkan
penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan
yang baik, daripada dengan pengobatan/ pembedahan.
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua
kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan
pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat
perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara in-
dividual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara
petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran-cenderung jauh.
Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan)
masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi
masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan
masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan, tidak seperti antara dokter-pasien.
umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti dokter yang menunggu pasien
datang di Puskesmas atau tempat praktik. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada
masalah maka selesailah tugas mereka bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit.
Sedangkan kelompok preventif lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak
menunggu adanya masalah, tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak
hanya menunggu pasien datang di kantor atau di" tempat praktik mereka, tetapi harus turun
ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan
melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara partial, padahal manusia
terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang
lainnya. Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan
pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem
biologi, individual, tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial.
Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan partial, tetapi harus secara
menyeluruh atau holistik.
B. Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya
ilmu pengetahuan saja, melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan
modern. Oleh sebab itu, akan sedikit diuraikan perkembangan kesehatan masyarakat sebelum
perkembangan ilmu pengetahuan (pre-scientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu
berkembang (scientific period).
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan
Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani, dan Roma
telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk penanggulangan masalah-
masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada
zaman tersebut terdapat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan
tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman
pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya.
Dari catatan-catatan tersebut dapat dilihat bahwa masalah kesehatan
masyarakat khususnya penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan
dahsyat. Namun, upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh
belum dilakukan pada zaman itu.
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan mansuia, termasuk
kesehatan. Di samping itu, pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan
berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan
untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang
pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas, dan di
dalamnya terdapat sekolah (fakultas) kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah
kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada, dan sebagainya. Dari kurikulum
sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah
diperhatikan Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan
penerapan ilmu di masyarakat. Pengembagan kurikulum sekolah kedokteran sudah
didasarkan pada to adumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan basil
interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial
(termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran/kesehatan.
Dan segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah
Amerika membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen
ini adalah menyelenggrakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk
perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
C. Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu
dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera sangat ditakuti masyarakat
pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937, terjadi wabah
kolera eltor di Indonesia, kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia. Melalui
Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga berasal dari wabah kolera
tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.
Namun demikian di bidang kesehatan masyarakat yang lain, pada tahun 1807 pada
waktu pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, dilakukan pelatihan dukun banyi dalam
praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka penurunan angka kematian
bayi yang tinggi pada waktu itu. Akan tetapi upaya ini tidak berlangsung lama, karena
langkanya tenaga pelatih kebinanan, kemudian baru pada tahun 1930 dimulai lagi dengan
didafaftarnya para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Selanjutnya
baru pada tahun 1952 pada zaman kemerdekaan pelatihan secara cermat dukun bayi
tersebut dilaksanakan lagi.
Pada tahun 1922 pes masuk Indonesia dan pada tahun , 1934, dan 1935 terjadi
epidemi di beberapa tempat, tama di pulau Jawa. Kemudian mulai tahun 1935 dilakukan
ram pemberantasan pes ini, dengan melakukan penyemtan DDT terhadap rumah-rumah
penduduk dan juga inasi massal. Tercatat sampai pada tahun 1941, 15.000.000 Wang
telah memperoleh suntikan vaksinasi. Pada tahun 1925 Kydrich seorang petugas
kesehatan pemerintah Belanda melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka
kematian dan kesakitan di Banyumas-Purwokerto pada waktu. Dari hasil pengamatan dan
analisisnya ia menyimpulkan bahwa penyebab tingginya angka kematian dan kesakitan
itu adalah karena jeleknya kondisi sanitasi lingkungan. Masyarakat pada waktu itu
membuang kotorannya di sembarang tempat, seperti di kebun, di kali, di selokan, bahkan
di pinggir jalan, padahal mereka mengambil air minum juga dari kali. Selanjutnya ia
berkesimpulan bahwa kondisi sanitasi lingkungan ini disebabkan karena perilaku
penduduk. Oleh sebab itu, untuk memulai upaya kesehatan masyarakat Hydrich
mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan 'propaganda' pendidikan)
penyuluhan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap sebagai awal
kesehatan masyarakat di Indonesia.
Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak panting perkembangan
kesehatan masyarakat di Indonesia adalah diperkenalkannya Konsep Bandung (Bandung
'1(zrt) pada tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena dan dr yang Selanjutnya dikenal dengan
Patah-Leimena Konsep ini mulai diperkenalkan bahwa dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam
mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia kedua aspek ini tidak boleh
dipisahkan, baik di rumah sakit maupun di Puskesmas.
Pada tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa
Puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan
Kesehatan Masyakarat (Puskesmas). Puskemas disepakati sebagai suatu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif wore terpadu, menyeluruh
dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kota
madya atau kabupaten. Kegiatan pokok Puskesmas mencakup:
1. Kesehatan ibu dan anak.
2. Keluarga Berencana.
3. Gizi.
4. Kesehatan lingkungan.
5. Pencegahan penyalit menular.
6. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
7. Pengobatan.
8. Perawatan kesehatan masyarakat.
9. Usaha kesehatan gizi.
10. Usaha kesehatan sekolah.
11. Usaha kesehatan jiwa
12. Laboratorium
13. Pencatatan dan pelaporan.
Pada tahun 1969, sistem Puskesmas hanya disepakati 2 yakni tipe A dan B, di
mana tipe A dikelola oleh dokter, sedangkan tipe B hanya dikelola oleh seorang paramedis
saja. Dengan adanya perkembangan tenaga medis, maka akhirnya pada tahun 1979 tidak
diadakan perbedaan Puskesmas tipe A dan tipe B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja,
yang dikepalai oleh seorang dokter. Pada tahun 1979 juga dikembangkan satu piranti
manajerial guna penilaian Puskemas, yakni stratifikasi Puskesmas sehingga dibedakan
adanya:
1. Strata satu : Puskesmas dengan prestasi sangat baik.
2. Strata dua : Puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar.
3. Strata tiga : Puskesmas dengan prestasi di bawah rata-rata.
Selanjutnya Puskesmas juga dilengkapi dengan dua piranti manajerial yng lain,
yakni micro planning untuk perencanaan dan, lokakarya mini (lokmin) untuk
pengoperasian kegiatan dan pengembangan kerja sama tim. Akhirnya pada tahun 1984
tanggung jawab Puskesmas ditingkatkan lagi, dengan berkembangnya program paket
terpadu kesehatan dan keluarga berencana. Program ini mencakup:
1. Kesehatan ibu dan anak.
2. Keluarga berencana.
3. Gizi.
4. Penanggulangan penyakit diare.
5. Imunisasi
Puskemas mempunyai tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan
Posyandu di wilayah kerjanya masin.gmasing. Tujuan dikembangkannya Posyandu
sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan yakni:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak balita, dan angka kelahiran.
2. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagian dan sejahtera (NKKBS).
3. Berkembangnya kegiatan-kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya,
Pelayanan Posyandu menganut sistem 5 meja dengan urutan sebagai berikut:
Meja 1. Pendaftaran pengunjung Posyandu dilayani oleh kader kesehatan.
Meja 2. Penimbangan bayi, balita dan ibu hamil, dilayani oleh kader kesehatan.
Meja 3. Pencatatan dan hasil penimbangan dari Meja 2 di dalam KMS, dilayani
oleh kader kesehatan.
Meja 4. Penyuluhan kepada ibu bayi/balita dan ibu hamil, oleh kader kesehatan.
Meja 5. Pemberian imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi
yang memerlukan, dan periksa hamil, dilayani olel kader kesehatan. Bila ada kasus-
yang tidal dapat ditangani dirujuk ke Puskesmas.
D. Definisi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan
meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakat. Kemudian
pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit den beberapa
jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi
dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit Melalui
imunisasi.
Dari pengalaman-pengalaman praktik kesehatan masyarakat yang telah berjalan
sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan
masyarakat yang sampai sekarang masih relevan, yakni: kesehatan masyarakat (public health)
adalah ilmu dan seni: mencegah penyakit memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasi Masyarakat.
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah
cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
E. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
Seperti disebutkan di atas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh
sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai
ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu
bio-medis (medikal biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social science). Akan tetapi-sesuai dengan
perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun
berkembang. Sehingga sampai pada saat itu disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan
masyarakat antara lain, mencakup ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, fisika, ilmu
lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Oleh sebab
itu, ilmu kesehatan masyarakat- merupakan ilmu yang multidisiplin.
Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain:
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/statistik kesehatan.
3. Kesehatan lingkungan.
4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
5. Administrasi kesehatan masyarakat.
6. Gizi masyarakat.
7. Kesehatan kerja.
Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara
multidisiplin. Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau
penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain:
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan.
3. Perbaikan lingkungan pemukiman.
4. Pemberantasan vektor.
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat.
6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak.
7. Pembinaan gizi masyarakat.
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum.
9. Pengawasan obat dan minuman.
10. Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Kesehatan menurut Undang Undang RI Nomor 36 tahun 2009 adalah kesehatan
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Masyarakat menurut Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup
dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir dan
berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batasan tertentu.
3. Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu “Ilmu dan Seni” mengenai cara pencegahan
penyakit untuk mencapai perpanjangan masa hidup dan peningkatan kesehatan fisik
dan mental secara berhasil guna melalui: pengorganisasian potensi yang ada dalam
masyarakat untuk mencapai kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit infeksi di
masyarakat, penyuluhan/pendidikan perorangan tentang prinsip-prinsip kesehatan
pribadi, pengorganisasian pelayanan pengobatan dan perawatan untuk diagnosis dini
penyakit, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pengembangan gerakan sosial
yang akan mendorong setiap individu dimasyarakat memelihara kesehatan dalam
setiap perilaku kehidupan sehari-hari.
4. Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public
Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan
meningkatkan kesehatan melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat” untuk :
 Perbaikan sanitasi lingkungan
 Pemberantasan penyakit-penyakit menular
 Pendidikan untuk kebersihan perorangan
 Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan.
 Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan
hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.
5. Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang
cara bagaimana memberdayakan masyarakat agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan tempat tinggal mereka.(ABC Medika,
2013).
6. Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-
usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa
kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan
itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
7. Menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) Kesehatan
Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat
yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi dini, pencegahan penyakit dan
pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Jadi kesehatan masyarakat adalah suatu kelompok masyarakat untuk selalu berada
dalam keadaan sejahtera baik badan, jiwa sosial serta hidup produktif dilihat dari segi sosial
dan ekonomis.
Dapat juga kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan praktik
(seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kualitas hidup dan penduduk
(masyarakat).
TUJUAN KESEHATAN MASYARAKAT
Menurut Syafrudin ( 2015 ) kesehatan masyarakat memiliki tujuan yang dibagi menjadi dua
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut adalah penjelasannya :
1. Tujuan Umum
Tujuan kesehatan masyarakat secara umum yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan kesehatan masyarakat memiliki tujuan yang lebih spesifik diantaranya
yaitu :
a. Meningkatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok, dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
c. Tertangani / terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan kasus
yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan kesehatan.
Tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif adalah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya baik fisik mental, sosial, serta diharapkan berumur
panjang.
Tujuan Umum
Secara umum tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan optimal agar
dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus
dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit
2. Menunjang peningkatan fungsi puskesmas yang mencangkup kegiatan
pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan kualitas
hidup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang lebih baik dengan indikator
utama penurunan angka kematian bayi, anak balita dan ibu melahirkan serta semakin
diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
3. Membantu masyarakat mengenal sedini mungkin masalah kesehatan, menemukan dan
menetapkan upaya penanggulangannya, yang pada akhirnya mampu mandiri dalam
mengatasi masalah kesehatan yang mereka hadapi sesuai dengan kemampuan yang
mereka miliki.
4. Membantu dan mendorong masyarakat berperan secara aktif dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keperawatan khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatannya.
5. Membantu dan mendidik individu keluaraga dan masyarakat dan kelompok khusus
untuk memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi supaya lebih dapat
mandiri dalam bidang kesehatan.
6. Membantu individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok khusus yang mempunyai
masalah kesehatan dalam keperawatan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
7. Tertanganinya kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan panti, kasus-kasus
yang memerlukan pembinaan asuhan keperawatan dasar, penanganan tindak lanjut di
rumah, panti-panti dan di puskesmas.
8. Terkendali dan teratasinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan
sehat yang optimal.
FALSAFAH KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam kesehatan masyarakat menganut berbagai falsafah yang berkaitan dengan kegiatan
yang dilakukannya, yaitu :
1 Pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat harus dapat diterima oleh semua
lapisan masyarakat
2 Mencakup semua upaya upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
3 Dalam melakukan kegiatannya selalu melibatkan peran serta aktif masyarakat
secara terorganisasi
4 Kegiatan kegiatan kesehatan masyarakat yang terorganisir tersebut, dalam
pelaksanaannya senantiasa melibatkan berbagai bidang spesialisasi
5 Menggalang kerjasama lintas sektoral dan lintas program dari instansi terkait
TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT
Dalam kesehatan masyarakat ada 5 lima tingkat pencegahan penyakit dari leavel and clark,
yaitu :
1. Peningkatan kesehatan / health promotion
2. Proteksi umum dn khusus terhadap penyakit tertentu / general and specific protection
3. Penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan cepat / early diagnosis and prompt
treatment
4. Pembatasan kecacatan / dissability limitation
5. Pemulihan kesehatan
Fase prepatogenesis
Pencegahan primer : peningkatan kesehatan, proteksi umu dan khusus terhadap penyakit
tertentu
Fase patogenesis
Pencegahan sekunder : penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan cepat
Pencegahan tersier : pembatasan kecacatan, pemulihan kesehatan
Kegiatan pada masing-masing tingkat pencegahan
1. Peningkatan kesehatan / health promotion
 Perbaikan dan peningkatan gizi
 Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan
 Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih,
perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
 Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-
masing individu
 Kesemapatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan
perkembangan kesehetan mental dan sosial
 Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab
2. Proteksi umum dan khusus terhadap penyakit tertentu
 Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap
penyakit-penyakit tertentu
 Isolasi terhadap penderita penyakit menular
 Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan
di tempat kerja
 Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan
racun maupun alergen
 Pengendalian sumber-sumber pencemaran
3. Penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan cepat
 Mencari kasus sedini mungkin / case finding
 Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin
 Pengawasan selektif terhadap penyakit terhadap penyakit tertentu seperti
kusta, TBC
 Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita / case holding
 Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit
menular
 Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus
4. Pembatasan kecacatan
 Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan afgar terarah dan tidak
menimbulkan komplikasi
 Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
 Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan
pegobatan dan perawatan yang lebih intensif
5. Pemulihan kesehatan
 Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat
 Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan
memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan
 Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita
yang telah cacat mampu mempertahankan diri
 Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip dasar).
Jakarta : IKAPI
Effendi Nasrul. 1998. Dasar dasar keperawatan kesehatan masyarakat E2. Jakarta:
EGC
Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : CV. Trans Info Media
Prof. Dr. Notoatmodjo, soekidjo. 2003. ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
(prinsip-prinsip dasar). Jakarta. PT Rineka Cipta

More Related Content

What's hot

Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga-Bintaro
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga-BintaroPenyuluhan PHBS di Rumah Tangga-Bintaro
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga-Bintaro
Dela Aristi
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Syahrum Syuib
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
Basid Baidowi Fisio
 
Pokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLBPokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLB
WiandhariEsaBBPKCilo
 
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATANIKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
Robby Candra Purnama
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
yesintabella
 
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakatSejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Agriculture Faculty at Universitas Islam Nusantara
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
WiandhariEsaBBPKCilo
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
Zakiah dr
 
(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial
Moh. Wildan
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
moharip1
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
NajMah Usman
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
Tini Wartini
 
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATANLAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
Widyasari Izmi Haida
 
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatAnalisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatCasmadi Casmadi
 
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanPerencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Erulk Khaerul
 

What's hot (20)

Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga-Bintaro
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga-BintaroPenyuluhan PHBS di Rumah Tangga-Bintaro
Penyuluhan PHBS di Rumah Tangga-Bintaro
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Pokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLBPokok bahasan SKD KLB
Pokok bahasan SKD KLB
 
Evaluasi program stbm
Evaluasi program stbmEvaluasi program stbm
Evaluasi program stbm
 
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATANIKLAN PROMOSI KESEHATAN
IKLAN PROMOSI KESEHATAN
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
 
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakatSejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
Sejarah singkat dan perkembangan kesehatan masyarakat
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
 
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIAPUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
 
(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial(1) Infeksi nosokomial
(1) Infeksi nosokomial
 
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi KesehatanKonsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
Konsep Advokasi dalam Promosi Kesehatan
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATANLAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
 
Strategi promkes
Strategi promkesStrategi promkes
Strategi promkes
 
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakatAnalisi situasi kesaehatan masyarakat
Analisi situasi kesaehatan masyarakat
 
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatanPerencanaan program penyuluhan kesehatan
Perencanaan program penyuluhan kesehatan
 

Similar to Sejarah Kesehatan Masyarakat

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Putri Indayani
 
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatIlmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatNova Ci Necis
 
Makalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdf
Makalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdfMakalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdf
Makalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdf
FitriaOva
 
2. sejarah perkembangan kesmas.pptx
2. sejarah perkembangan kesmas.pptx2. sejarah perkembangan kesmas.pptx
2. sejarah perkembangan kesmas.pptx
LilisKarlina55
 
KULIAH_IKM_III.pdf
KULIAH_IKM_III.pdfKULIAH_IKM_III.pdf
KULIAH_IKM_III.pdf
FitriaOva
 
PENGANTAR IKM 2022.ppt
PENGANTAR IKM 2022.pptPENGANTAR IKM 2022.ppt
PENGANTAR IKM 2022.ppt
ssuserb127e91
 
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidanan
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidananModul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidanan
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidanan
Siti Putri
 
Perkembangan kesehatan masyarakat di
Perkembangan kesehatan masyarakat diPerkembangan kesehatan masyarakat di
Perkembangan kesehatan masyarakat di
Pasariboe Brothers
 
IKM PERTEMUAN 1.pptx
IKM PERTEMUAN 1.pptxIKM PERTEMUAN 1.pptx
IKM PERTEMUAN 1.pptx
ErrisSetiyo1
 
Konsep Kesehatan Masyarakat
Konsep Kesehatan MasyarakatKonsep Kesehatan Masyarakat
Konsep Kesehatan Masyarakat
pjj_kemenkes
 
Pengertian kesehatan masyarakat
Pengertian kesehatan masyarakatPengertian kesehatan masyarakat
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptxKONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptx
ParulianGultom2
 
PERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxPERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptx
lenciente
 
12153840.ppt
12153840.ppt12153840.ppt
12153840.ppt
irwan294453
 
12153840.ppt
12153840.ppt12153840.ppt
12153840.ppt
irwan294453
 
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
DarmapoeteraMaulana
 
Sinta akmalia agustin
Sinta akmalia agustinSinta akmalia agustin
Sinta akmalia agustin
sintaakmaliaagustin
 
Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptx
Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptxKonsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptx
Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptx
wahidahrohmawati1
 

Similar to Sejarah Kesehatan Masyarakat (20)

(Ikm) per iii
(Ikm) per iii(Ikm) per iii
(Ikm) per iii
 
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKATILMU KESEHATAN MASYARAKAT
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
 
Ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakatIlmu kesehatan masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat
 
Makalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdf
Makalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdfMakalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdf
Makalah tentang Sejarah IKM-EVA YUNITA.pdf
 
2. sejarah perkembangan kesmas.pptx
2. sejarah perkembangan kesmas.pptx2. sejarah perkembangan kesmas.pptx
2. sejarah perkembangan kesmas.pptx
 
KULIAH_IKM_III.pdf
KULIAH_IKM_III.pdfKULIAH_IKM_III.pdf
KULIAH_IKM_III.pdf
 
PENGANTAR IKM 2022.ppt
PENGANTAR IKM 2022.pptPENGANTAR IKM 2022.ppt
PENGANTAR IKM 2022.ppt
 
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidanan
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidananModul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidanan
Modul Kesehatan Masyarakat untuk pendidikan kebidanan
 
Perkembangan kesehatan masyarakat di
Perkembangan kesehatan masyarakat diPerkembangan kesehatan masyarakat di
Perkembangan kesehatan masyarakat di
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
IKM PERTEMUAN 1.pptx
IKM PERTEMUAN 1.pptxIKM PERTEMUAN 1.pptx
IKM PERTEMUAN 1.pptx
 
Konsep Kesehatan Masyarakat
Konsep Kesehatan MasyarakatKonsep Kesehatan Masyarakat
Konsep Kesehatan Masyarakat
 
Pengertian kesehatan masyarakat
Pengertian kesehatan masyarakatPengertian kesehatan masyarakat
Pengertian kesehatan masyarakat
 
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptxKONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (definisi dan ruang lingkup).pptx
 
PERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptxPERTEMUAN 1-2.pptx
PERTEMUAN 1-2.pptx
 
12153840.ppt
12153840.ppt12153840.ppt
12153840.ppt
 
12153840.ppt
12153840.ppt12153840.ppt
12153840.ppt
 
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
2. Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat Peran Farmasis.pptx
 
Sinta akmalia agustin
Sinta akmalia agustinSinta akmalia agustin
Sinta akmalia agustin
 
Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptx
Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptxKonsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptx
Konsep_Ilmu_Kesehatan_Masyarakat-31769524.pptx
 

More from Fransiska Oktafiani

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Fransiska Oktafiani
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018
Fransiska Oktafiani
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
Fransiska Oktafiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
Fransiska Oktafiani
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Fransiska Oktafiani
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Fransiska Oktafiani
 
Sejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal IndonesiaSejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal Indonesia
Fransiska Oktafiani
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
Fransiska Oktafiani
 
Drugs And Defibrillation
Drugs And DefibrillationDrugs And Defibrillation
Drugs And Defibrillation
Fransiska Oktafiani
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
Fransiska Oktafiani
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Fransiska Oktafiani
 
Ambulans Keperawatan
Ambulans KeperawatanAmbulans Keperawatan
Ambulans Keperawatan
Fransiska Oktafiani
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Fransiska Oktafiani
 
Diagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan SyokDiagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan Syok
Fransiska Oktafiani
 
proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017
Fransiska Oktafiani
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
Fransiska Oktafiani
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017
Fransiska Oktafiani
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
Fransiska Oktafiani
 
Skenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kaderSkenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kader
Fransiska Oktafiani
 
Bagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTIBagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTI
Fransiska Oktafiani
 

More from Fransiska Oktafiani (20)

Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anakSatuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
Satuan acara penyuluhan dan leaflet diare pada anak
 
Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018Format asuhan keperawatan anak 2018
Format asuhan keperawatan anak 2018
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
 
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan DiareProposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
Proposal Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan pada Anak Todler dengan Diare
 
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah Berbasis Studi Kasus 2018
 
Sejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal IndonesiaSejarah Obat Herbal Indonesia
Sejarah Obat Herbal Indonesia
 
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAHDIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
DIAGNOSTIK INVASIF DAN INTERVENSI NON BEDAH
 
Drugs And Defibrillation
Drugs And DefibrillationDrugs And Defibrillation
Drugs And Defibrillation
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
 
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) ShockDefibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
Defibrillation || DC (Dirrect Current) Shock
 
Ambulans Keperawatan
Ambulans KeperawatanAmbulans Keperawatan
Ambulans Keperawatan
 
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paruCardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru-paru
 
Diagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan SyokDiagnosis & Penanganan Syok
Diagnosis & Penanganan Syok
 
proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017proses keperawatan jiwa 2017
proses keperawatan jiwa 2017
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
 
Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017Konsep keperawatan keluarga 2017
Konsep keperawatan keluarga 2017
 
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 penyajian data hasil karya tulis ilmiah  penyajian data hasil karya tulis ilmiah
penyajian data hasil karya tulis ilmiah
 
Skenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kaderSkenario penyegaran kader
Skenario penyegaran kader
 
Bagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTIBagian inti BABI KTI
Bagian inti BABI KTI
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 

Sejarah Kesehatan Masyarakat

  • 1. SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT A. Sekelumit Sejarah Kesehatan Masyarakat Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dun Higia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat mangobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik. Higea, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai istrinya, juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/ penanganan tnasalah kesehatan sebagai berikut: 1) Asclopus melakukan pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. 2) Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan malalui ‘hidup seimbang’, yaitu menghindari makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat, dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuli sakit, Higeia lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya sacara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/ pembedahan. Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan pencegahan atau preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara in- dividual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, drg, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran-cenderung jauh. Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran) lebih bersifat kemitraan, tidak seperti antara dokter-pasien. umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktik. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah maka selesailah tugas mereka bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit.
  • 2. Sedangkan kelompok preventif lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah, tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di" tempat praktik mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan tindakan. Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara partial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya. Sedangkan pendekatan preventif melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan yang holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi, individual, tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan partial, tetapi harus secara menyeluruh atau holistik. B. Perkembangan Kesehatan Masyarakat Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya ilmu pengetahuan saja, melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan modern. Oleh sebab itu, akan sedikit diuraikan perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (pre-scientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu berkembang (scientific period). 1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan Dari kebudayaan yang paling luas yakni Babylonia, Mesir, Yunani, dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk penanggulangan masalah- masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah ditemukan pula bahwa pada zaman tersebut terdapat dokumen-dokumen tertulis, bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah atau drainase pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum, dan sebagainya. Dari catatan-catatan tersebut dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya penyebaran penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat. Namun, upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan pada zaman itu. 2. Periode Ilmu Pengetahuan Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak yang luas terhadap segala aspek kehidupan mansuia, termasuk
  • 3. kesehatan. Di samping itu, pada abad ilmu pengetahuan ini juga mulai ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas, dan di dalamnya terdapat sekolah (fakultas) kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada, dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran tersebut terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan ilmu di masyarakat. Pengembagan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan pada to adumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan basil interaksi yang dinamis antara faktor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial (termasuk kondisi kerja), kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran/kesehatan. Dan segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggrakan pelayanan kesehatan bagi penduduk (public), termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan. C. Kesehatan Masyarakat di Indonesia Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada waktu itu dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927 dan tahun 1937, terjadi wabah kolera eltor di Indonesia, kemudian pada tahun 1948 cacar masuk ke Indonesia. Melalui Singapura dan mulai berkembang di Indonesia. Sehingga berasal dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Namun demikian di bidang kesehatan masyarakat yang lain, pada tahun 1807 pada waktu pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels, dilakukan pelatihan dukun banyi dalam praktik persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka penurunan angka kematian bayi yang tinggi pada waktu itu. Akan tetapi upaya ini tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih kebinanan, kemudian baru pada tahun 1930 dimulai lagi dengan didafaftarnya para dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan. Selanjutnya
  • 4. baru pada tahun 1952 pada zaman kemerdekaan pelatihan secara cermat dukun bayi tersebut dilaksanakan lagi. Pada tahun 1922 pes masuk Indonesia dan pada tahun , 1934, dan 1935 terjadi epidemi di beberapa tempat, tama di pulau Jawa. Kemudian mulai tahun 1935 dilakukan ram pemberantasan pes ini, dengan melakukan penyemtan DDT terhadap rumah-rumah penduduk dan juga inasi massal. Tercatat sampai pada tahun 1941, 15.000.000 Wang telah memperoleh suntikan vaksinasi. Pada tahun 1925 Kydrich seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian dan kesakitan di Banyumas-Purwokerto pada waktu. Dari hasil pengamatan dan analisisnya ia menyimpulkan bahwa penyebab tingginya angka kematian dan kesakitan itu adalah karena jeleknya kondisi sanitasi lingkungan. Masyarakat pada waktu itu membuang kotorannya di sembarang tempat, seperti di kebun, di kali, di selokan, bahkan di pinggir jalan, padahal mereka mengambil air minum juga dari kali. Selanjutnya ia berkesimpulan bahwa kondisi sanitasi lingkungan ini disebabkan karena perilaku penduduk. Oleh sebab itu, untuk memulai upaya kesehatan masyarakat Hydrich mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan 'propaganda' pendidikan) penyuluhan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap sebagai awal kesehatan masyarakat di Indonesia. Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak panting perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah diperkenalkannya Konsep Bandung (Bandung '1(zrt) pada tahun 1951 oleh Dr. Y. Leimena dan dr yang Selanjutnya dikenal dengan Patah-Leimena Konsep ini mulai diperkenalkan bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia kedua aspek ini tidak boleh dipisahkan, baik di rumah sakit maupun di Puskesmas. Pada tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyakarat (Puskesmas). Puskemas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif wore terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kota madya atau kabupaten. Kegiatan pokok Puskesmas mencakup: 1. Kesehatan ibu dan anak. 2. Keluarga Berencana.
  • 5. 3. Gizi. 4. Kesehatan lingkungan. 5. Pencegahan penyalit menular. 6. Penyuluhan kesehatan masyarakat. 7. Pengobatan. 8. Perawatan kesehatan masyarakat. 9. Usaha kesehatan gizi. 10. Usaha kesehatan sekolah. 11. Usaha kesehatan jiwa 12. Laboratorium 13. Pencatatan dan pelaporan. Pada tahun 1969, sistem Puskesmas hanya disepakati 2 yakni tipe A dan B, di mana tipe A dikelola oleh dokter, sedangkan tipe B hanya dikelola oleh seorang paramedis saja. Dengan adanya perkembangan tenaga medis, maka akhirnya pada tahun 1979 tidak diadakan perbedaan Puskesmas tipe A dan tipe B, hanya ada satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai oleh seorang dokter. Pada tahun 1979 juga dikembangkan satu piranti manajerial guna penilaian Puskemas, yakni stratifikasi Puskesmas sehingga dibedakan adanya: 1. Strata satu : Puskesmas dengan prestasi sangat baik. 2. Strata dua : Puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar. 3. Strata tiga : Puskesmas dengan prestasi di bawah rata-rata. Selanjutnya Puskesmas juga dilengkapi dengan dua piranti manajerial yng lain, yakni micro planning untuk perencanaan dan, lokakarya mini (lokmin) untuk pengoperasian kegiatan dan pengembangan kerja sama tim. Akhirnya pada tahun 1984 tanggung jawab Puskesmas ditingkatkan lagi, dengan berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana. Program ini mencakup: 1. Kesehatan ibu dan anak. 2. Keluarga berencana. 3. Gizi. 4. Penanggulangan penyakit diare. 5. Imunisasi Puskemas mempunyai tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan Posyandu di wilayah kerjanya masin.gmasing. Tujuan dikembangkannya Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan yakni:
  • 6. 1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak balita, dan angka kelahiran. 2. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagian dan sejahtera (NKKBS). 3. Berkembangnya kegiatan-kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, Pelayanan Posyandu menganut sistem 5 meja dengan urutan sebagai berikut: Meja 1. Pendaftaran pengunjung Posyandu dilayani oleh kader kesehatan. Meja 2. Penimbangan bayi, balita dan ibu hamil, dilayani oleh kader kesehatan. Meja 3. Pencatatan dan hasil penimbangan dari Meja 2 di dalam KMS, dilayani oleh kader kesehatan. Meja 4. Penyuluhan kepada ibu bayi/balita dan ibu hamil, oleh kader kesehatan. Meja 5. Pemberian imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi yang memerlukan, dan periksa hamil, dilayani olel kader kesehatan. Bila ada kasus- yang tidal dapat ditangani dirujuk ke Puskesmas. D. Definisi Kesehatan Masyarakat Kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan merupakan kegiatan kesehatan masyarakat. Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri penyebab penyakit den beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit Melalui imunisasi. Dari pengalaman-pengalaman praktik kesehatan masyarakat yang telah berjalan sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang sampai sekarang masih relevan, yakni: kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni: mencegah penyakit memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui Usaha-usaha Pengorganisasi Masyarakat. Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. E. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat Seperti disebutkan di atas bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni. Oleh sebab itu, ruang lingkup kesehatan masyarakat dapat dilihat dari dua hal tersebut. Sebagai
  • 7. ilmu, kesehatan masyarakat pada mulanya hanya mencakup 2 disiplin keilmuan, yakni ilmu bio-medis (medikal biologi) dan ilmu-ilmu sosial (social science). Akan tetapi-sesuai dengan perkembangan ilmu, maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun berkembang. Sehingga sampai pada saat itu disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup ilmu biologi, ilmu kedokteran, ilmu kimia, fisika, ilmu lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu pendidikan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, ilmu kesehatan masyarakat- merupakan ilmu yang multidisiplin. Secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan masyarakat ini, antara lain: 1. Epidemiologi. 2. Biostatistik/statistik kesehatan. 3. Kesehatan lingkungan. 4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku 5. Administrasi kesehatan masyarakat. 6. Gizi masyarakat. 7. Kesehatan kerja. Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal maka pemecahannya harus secara multidisiplin. Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain: 1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular. 2. Perbaikan sanitasi lingkungan. 3. Perbaikan lingkungan pemukiman. 4. Pemberantasan vektor. 5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat. 6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. 7. Pembinaan gizi masyarakat. 8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum. 9. Pengawasan obat dan minuman. 10. Pembinaan peran serta masyarakat, dan sebagainya.
  • 8. PENGERTIAN KESEHATAN MASYARAKAT 1. Kesehatan menurut Undang Undang RI Nomor 36 tahun 2009 adalah kesehatan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Masyarakat menurut Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batasan tertentu. 3. Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu “Ilmu dan Seni” mengenai cara pencegahan penyakit untuk mencapai perpanjangan masa hidup dan peningkatan kesehatan fisik dan mental secara berhasil guna melalui: pengorganisasian potensi yang ada dalam masyarakat untuk mencapai kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit infeksi di masyarakat, penyuluhan/pendidikan perorangan tentang prinsip-prinsip kesehatan pribadi, pengorganisasian pelayanan pengobatan dan perawatan untuk diagnosis dini penyakit, pencegahan dan pengobatan penyakit, serta pengembangan gerakan sosial yang akan mendorong setiap individu dimasyarakat memelihara kesehatan dalam setiap perilaku kehidupan sehari-hari. 4. Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920), Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat” untuk :  Perbaikan sanitasi lingkungan  Pemberantasan penyakit-penyakit menular  Pendidikan untuk kebersihan perorangan  Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.  Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya. 5. Kesehatan Masyarakat adalah suatu bidang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara bagaimana memberdayakan masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan tempat tinggal mereka.(ABC Medika, 2013). 6. Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha- usaha pengorganisasian masyarakat. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa
  • 9. kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat. 7. Menurut profesor Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Jadi kesehatan masyarakat adalah suatu kelompok masyarakat untuk selalu berada dalam keadaan sejahtera baik badan, jiwa sosial serta hidup produktif dilihat dari segi sosial dan ekonomis. Dapat juga kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, meningkatkan kualitas hidup dan penduduk (masyarakat). TUJUAN KESEHATAN MASYARAKAT Menurut Syafrudin ( 2015 ) kesehatan masyarakat memiliki tujuan yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut adalah penjelasannya : 1. Tujuan Umum Tujuan kesehatan masyarakat secara umum yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri. 2. Tujuan Khusus Sedangkan kesehatan masyarakat memiliki tujuan yang lebih spesifik diantaranya yaitu : a. Meningkatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit. b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
  • 10. c. Tertangani / terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan kesehatan. Tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif adalah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik fisik mental, sosial, serta diharapkan berumur panjang. Tujuan Umum Secara umum tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan khusus 1. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit 2. Menunjang peningkatan fungsi puskesmas yang mencangkup kegiatan pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan kualitas hidup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang lebih baik dengan indikator utama penurunan angka kematian bayi, anak balita dan ibu melahirkan serta semakin diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). 3. Membantu masyarakat mengenal sedini mungkin masalah kesehatan, menemukan dan menetapkan upaya penanggulangannya, yang pada akhirnya mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan yang mereka hadapi sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. 4. Membantu dan mendorong masyarakat berperan secara aktif dalam upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatannya. 5. Membantu dan mendidik individu keluaraga dan masyarakat dan kelompok khusus untuk memecahkan masalah kesehatan yang mereka hadapi supaya lebih dapat mandiri dalam bidang kesehatan. 6. Membantu individu, keluarga, masyarakat, dan kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan dalam keperawatan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. 7. Tertanganinya kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan panti, kasus-kasus yang memerlukan pembinaan asuhan keperawatan dasar, penanganan tindak lanjut di rumah, panti-panti dan di puskesmas. 8. Terkendali dan teratasinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat yang optimal.
  • 11. FALSAFAH KESEHATAN MASYARAKAT Dalam kesehatan masyarakat menganut berbagai falsafah yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukannya, yaitu : 1 Pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat harus dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat 2 Mencakup semua upaya upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 3 Dalam melakukan kegiatannya selalu melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisasi 4 Kegiatan kegiatan kesehatan masyarakat yang terorganisir tersebut, dalam pelaksanaannya senantiasa melibatkan berbagai bidang spesialisasi 5 Menggalang kerjasama lintas sektoral dan lintas program dari instansi terkait TINGKAT PENCEGAHAN PENYAKIT Dalam kesehatan masyarakat ada 5 lima tingkat pencegahan penyakit dari leavel and clark, yaitu : 1. Peningkatan kesehatan / health promotion 2. Proteksi umum dn khusus terhadap penyakit tertentu / general and specific protection 3. Penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan cepat / early diagnosis and prompt treatment 4. Pembatasan kecacatan / dissability limitation 5. Pemulihan kesehatan Fase prepatogenesis Pencegahan primer : peningkatan kesehatan, proteksi umu dan khusus terhadap penyakit tertentu Fase patogenesis Pencegahan sekunder : penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan cepat Pencegahan tersier : pembatasan kecacatan, pemulihan kesehatan Kegiatan pada masing-masing tingkat pencegahan
  • 12. 1. Peningkatan kesehatan / health promotion  Perbaikan dan peningkatan gizi  Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perseorangan  Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat  Olahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing- masing individu  Kesemapatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan kesehetan mental dan sosial  Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab 2. Proteksi umum dan khusus terhadap penyakit tertentu  Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu  Isolasi terhadap penderita penyakit menular  Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja  Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergen  Pengendalian sumber-sumber pencemaran 3. Penegakan diagnosis secara dini dan pengobatan cepat  Mencari kasus sedini mungkin / case finding  Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin  Pengawasan selektif terhadap penyakit terhadap penyakit tertentu seperti kusta, TBC  Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita / case holding  Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit menular  Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus 4. Pembatasan kecacatan  Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan afgar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi  Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
  • 13.  Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pegobatan dan perawatan yang lebih intensif 5. Pemulihan kesehatan  Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat  Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan  Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri  Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip dasar). Jakarta : IKAPI Effendi Nasrul. 1998. Dasar dasar keperawatan kesehatan masyarakat E2. Jakarta: EGC Syafrudin. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : CV. Trans Info Media Prof. Dr. Notoatmodjo, soekidjo. 2003. ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (prinsip-prinsip dasar). Jakarta. PT Rineka Cipta