Laporan PKL di PT Kwarsa Indah Murni membahas sejarah perusahaan, kondisi lingkungan dan struktur organisasi. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi peralatan gelas dan telah beroperasi selama 25 tahun dengan 369 karyawan. Laporan ini meninjau penerapan K3 di perusahaan terkait lingkungan kerja, kesehatan kerja dan bahan berbahaya.
1. 1
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN(PKL) Di
PT KWARSA INDAH MURNI
BIDANG K3 :
1. PENGAWASAN K3 BIDANG LINGKUNGAN KERJA
2. PENGAWASAN K3 BIDANG KESEHATAN KERJA
3. PENGAWASAN K3 BIDANG BAHAN – BAHAN BERBAHAYA
PEMBINAAN DAN SERTFIKASI CALON AHLI K3 UMUM
ANGKATAN KE 136
KELOMPOK III
KETUA : Mugi Endang Selamet
SEKRETARIS : Lita Aldhia Antralina
ANGGOTA : 1. Eril Aditya
2. Nico Aprilianto
PENYELENGGARA PJK3
MIDIATAMA
Jakarta , 23 Mei 2022 – 07 Juni 2022
2. 2
KATA PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan hidayahnya kita dapat melaksanakan praktik kerja lapangan ahli
K3 Umum di PT. Kwarsa Indah Murni pada tanggal 04 Juni 2022 sebagai salah satu
persyaratan penilaian AK3 Umum.
Laporan praktek kerja lapangan ini merupakan bentuk aplikasi dari Pelatihan
calon anggota ahli AK3 Umum yang dilaksanakan oleh penyelenggara PJK3
Midiatama dari tanggal 23 Mei 2022 sampai dengan 07 Juni 2022. Laporan PKL ini
berisi tentang Pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja, Pengawasan K3 Bidang
Kesehatan Kerja dan Pengawasan K3 Bidang Bahan – Bahan Berbahaya yang di
terapkan pada perusahaan yang kami kunjungi.
Akhirnya , tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu terciptanya laporan PKL ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Hormat Kami
Kelompok III
3. 2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A...Latar Belakang................................................................................1
B...Maksud dan Tujuan....................................................................... 3
C...Ruang Lingkup................................................................................3
D...Dasar Hukum.................................................................................. 4
BAB II KONDISI PERUSAHAAN................................................................ 6
A. Sejarah Singkat.............................................................................. 6
B. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................. 6
C. Kondisi Lingkungan .......................................................................7
D. Struktur Organisasi........................................................................8
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN............................................... 11
A. Bidang K3 Lingkungan Kerja........................................................11
B. Bidang K3 Kesehatan Kerja......................................................... 15
C. Bidang K3 Bahan Berbahaya Beracun.......................................21
BAB IV PENUTUP.........................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era industrialisasi ini proses produksi dalam perusahaan
menggunakan teknologi modern, sehingga membutuhkan tenaga kerja
ahli dan terampil, Namun tidak selamanya penerapan teknologi modern
(tinggi) yang beraneka ragam bisa menjamin keberlangsungan proses
produksi perusahaan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan.
Di dalam sebuah Perusahaan, tenaga kerja merupakan salah
satu aset yang sangat penting, Tenaga kerja merupakan setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa
baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat,
dengan begitu tenaga kerja merupakan penggerak utama dalam
kelangsungan bisnis perusahaan dan ekonomi bangsa.
Tenaga Kerja merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat
digandakan, oleh karena itu tenaga kerja harus dijaga keselamatannya,
kesehatannya, dibimbing dan dikembangkan potensi mengenai
kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja dan kesehatan kerja,
sehingga memberikan output yang optimal bagi perusahaan.
Kemungkinan bahaya Besar mengintai setiap tenaga kerja baik itu
Kecelakaan ringan, Kecelakaan besar, Kebakaran, Ledakan,
Pencemaran Lingkungan, dan penyakit akibat kerja yang mengakibatkan
tenaga kerja mengalami kecacatan dan bahkan potensi meninggal dunia.
Potensi bahaya besar itu diakibatkan karena ke tidak mampuan, ke tidak
cakapan, kurangnya kompetensi dan kurangnya pemahaman terhadap
alat-alat produksi.
Posisi Pemerintah disini melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
mempunyai kewajiban untuk memberikan pengawasan, pembinaan dan
memberikan bimbingan terhadap penerapan K3 di dunia Kerja melalui
tenaga pengawas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dikarenakan keterbatasan tenaga pengawas, Pemerintah
menggandeng Pembina Jasa Keselamatan dan Kesehatan kerja
(PJK3) ,
5. 2
dibantu oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di
tempatnya usahanya masing-masing agar pemenuhan dan pelayanan K3
dapat dilaksanakan dengan baik.
Guna menguatkan peran dunia usaha dalam pelaksanaan K3,
pemerintah menerapkan standar keselamatan kerja yang disebut Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Pembentukan SMK3 di
perusahaan diatur kriteria-kriteria yang K3 yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan dan dilakukan audit setidaknya sekali dalam 3 tahun oleh auditor
yang ditunjuk oleh Kementerian Tenaga Kerja.
Tujuan dari PKL (Praktek kerja Lapangan) adalah mendapatkan
pengetahuan terkait dunia kerja khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dan untuk menjadikan prasyarat bagi para calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum. Kegiatan Training ini dilaksanakan selama 12 hari,
termasuk didalamnya Observasi ke Lapangan (di PT. Kwarsa Indah Murni
adalah Pabrik Glassware / Industri Perabot Rumah Tangga dari Bahan gelas)
secara online / zoom, dalam Hal ini Kelompok III akan melihat penerapan
Program Bidang lingkungan kerja, kesehatan kerja, Penanganan Bahan-bahan
Berbahaya di tempat kerja.
Kesehatan Kerja Merupakan suatu hal yang telah diwajibkan dan
dibebankan kepada Perusahaan agar Kesehatan Kerja Tenaga Kerja terjamin.
Potensi Kesehatan Kerja yang terjamin akan meningkatkan produktivitas kerja
dan kesejahteraan pekerja baik di masa kerja maupun sesudah tidak bekerja
di perusahaan. Penerapan Kesehatan Kerja dapat mencegah dan mengurangi
penyakit akibat Kerja.
Dari hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 04 Juni 2022 di
PT. Kwarsa Indah Murni berkomitmen dalam pelayanan mutu dalam proses
manufaktur dan peralatan canggih alam proses produksi bahan rumah tangga
berbahan gelas. PT. Kwarsa Indah Murni memiliki yang berlokasi di Jalan Raya
Serang KM26, Balaraja, Sentul, Kec. Balaraja, Kab. Tangerang, Banten.
Dengan 369 karyawan langsung, ditambah 23 orang petugas keamanan
(security) dan 3 orang driver.
6. 3
B. Maksud Dan Tujuan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu rangkaian kegiatan dalam
pelatihan Ahli K3 Umum, Praktek Kerja Lapangan di PT. Kwarsa Indah Murni
bertujuan untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
pelatihan dan menerapkannya pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian
dari kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
(AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja.
Tujuan dari Kelompok III mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Kwarsa Indah Murni pada tanggal 04 Juni 2022 adalah supaya menambah
wawasan yang diperoleh selama PKL serta dapat melakukan pengawasan –
pengawasan di bidang Pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja,
Pengawasan K3 Bidang Kesehatan Kerja, Pengawasan K3 Bidang Bahan –
Bahan Berbahaya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) untuk calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U)
adalah di PT. Kwarsa Indah Murni adalah Bahan rumah tangga berbahan gelas
dengan data-data sebagai berikut:
Nama : PT. Kwarsa Indah Murni
Alamat : Jalan Raya Serang KM26, Balaraja, Sentul, Kec. Balaraja, Kab.
Tangerang, Banten
Tanggal : 04 Juni 2022
Waktu : 08.00 -12.00 WIB
Ruang lingkup pengamatan Kelompok III sbb :
1. Pengawasan K3 bidang Lingkungan Kerja
2. Pengawasan K3 bidang Kesehatan Kerja
3. Pengawasan K3 bidang Bahan – bahan berbahaya
7. 4
D. Dasar Hukum
a. Peraturan Kesehatan Kerja
1) Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969) tentang Higiene Dalam
Perniagaan dan Kantor – Kantor.
2) UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
3) UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
4) UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
5) PP No. 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6) PP No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja.
7) Kepres R.I No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja.
8) PMP No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja.
9) Permenakertrans No. Per.01/Men/1976 tenang Kewajiban Perusahaan
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
10) Permenakertrans No. Per.01/Men/1979 tenang Kewajiban Perusahaan
Latihan Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan.
11) Permenakertrans No. Per.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
12) Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
penyakit Akibat Kerja.
13) Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja.
14) Permenaker No. Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan
di Tempat kerja Yang Mengelola pestisida
15) Permenaker No. Per.01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Jaminan
16) Pemeliharaan Kesehatan Dengan Manfaat lebih Baik.
17) Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
18) Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja.
8. 5
19) Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja.
20) Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman Diagnosis
dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
21) Kepmenakertrans No. Kep. 68/men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AID di Tempat Kerja.
22) SE. Menakertrans No. SE. 05/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan.
23) SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering
Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
24) Kepts. Dirjen Binawas No. Kepts. 157/BW/1989 tentang Tata Cara dan
25) Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
b. Lingkungan kerja dan bahan-bahan berbahaya
1) SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja.
2) Permenaker No. 187/Men/1999 Tentang PENGENDALIAN BAHAN
KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA
3) Permanakertrans No. 8 tahun 2010 Tentang ALAT PELINDUNG DIRI
4) Permenaker No. 5 tahun 2018 Tentang KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA LINGKUNGAN KERJA
5) Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 84
Tahun 2012 Tentang tata cara penyusunan dokumen pengendalian
potensi bahaya besar dan menegah
9. 6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat
Dengan pengalaman 25 tahun, KIM Glass Indonesia (PT Kwarsa Indah
Murni) didirikan sebagai salah satu produsen peralatan gelas meja terkemuka
di Indonesia. Di KIM Glass, komitmen kami adalah memproduksi dan
memberikan produk berkualitas, kepuasan pelanggan, dan diversifikasi produk.
Pabrik kami mempekerjakan lebih dari 369 karyawan dan memproduksi
rata-rata 180 ton barang pecah belah setiap hari dengan kapasitas penuh.
Kami mengekspor ke lebih dari 30 negara termasuk Asia Tenggara, Amerika
Serikat, Jepang, Meksiko, Brasil, Argentina, dan Turki.
Untuk pelanggan ritel rantai besar kami, kami telah menjalani dan
melewati serangkaian audit untuk memverifikasi bahwa pabrik kami mematuhi
aspek sosial, kesehatan, keselamatan, dan manufaktur yang baik dari
keseluruhan kondisi kerja. Audit ini meliputi: Penilaian Rantai Keamanan
(Walmart), Audit Sumber Daya Sosial dan Bertanggung Jawab (Walmart),
Audit ICS (Initiative Clause Sociale) (Casino Groupe) dan Audit Kapasitas dan
Kemampuan Pabrik (Walmart).
Pada tahun 2017, kami dengan bangga mengumumkan bahwa pabrik
kami sekarang telah bersertifikat ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen UKAS;
Sertifikat no. BA-2702067)
B. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Menjadi salah satu produsen peralatan Glassware kaca terkemuka di dunia.
b. Misi Perusahaan
1. Menjadi pemasok peralatan rumah tangga dunia dari gelas dengan
kualitas terbaik.
10. 7
2. Selalu menciptakan produk yang progresif dan inovatif bagi pelanggan.
3. Secara terus menerus memperbaiki kualitas, memperlua kemampuan,
meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan tingkat layanan
pelanggan.
4. Konsisten dalam memelihara dan memperluas loyalitas pelanggan.
5. Menjalankan bisnis kita dengan cara yang bertanggung jawab secara
social dan etis.
6. Menjamin dan memelihara lingkungan kerja yang nyaman, aman agar
tercipta suasa kerja karyawan kondusif.
7. Turut serta memberikan berkontribusi pada perlindungan lingkungan
melalui penggunaan produk daur ulang dan daur ulang sumber daya
kami.
8. Turut serta memberikan kontribusi terhadap gerakan hemat energy
untuk keberlangsungan pembangunan jangka panjang yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
C. Kondisi Lingkungan
a. Sarana Pokok
1. Akses keluar masuk kendaraan dan pekerja
2. Gudang Bahan Baku
3. Perkantoran
4. Area Produksi
5. Gudang B3
6. Mushola
7. Kantin
8. Toilet
b. Fasilitas Penunjang
1. TPS B3
2. TPS Domestik
3. Kotak P3K
4. Ruang P3K
11. 8
5. Kotak Saran
6. Ruang Training
7. Ruang Musik
8. APAR
9. Hydrant
D. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi PT. Kwarsa Indah murni
14. 11
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN
A. Bidang K3 Lingkungan Kerja
a. Kondisi Lapangan Positif
No Foto/Info Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
1 Gerbang Telah dilakukan
pemisahan akses
kendaraan dan
Pejalan kaki, jalur
evakuasi, rambu-
rambu area
berbahaya
Menghindari
risiko kecelakaan
tertabrak atau
terlindas
kendaraan
Penambahan
Batas pemisah
jalur kendaraan
Dan pejalan kaki
seperti safety line
Permen 05
Tahun 2018
tentang
Keselamatan dan
Kesehatan
Lingkungan Kerja
pasal 7 ayat 7
2 Plant
Peleburan
Proses peleburan
sudah
menggunakan
system robot
(otomatis)
Rekayasa
engineering untuk
mengurangi risiko
bahaya
Penyediaan
Ruang khusus
operator
Permen 05
Tahun 2018
tentang
Keselamatan dan
Kesehatan
Lingkungan Kerja
pasal 7 ayat 6
15. 12
Ruang
Generator
Ruangan
generator berada
pada lokasi yang
aman dan
dilengkapi dengan
perizinan
penggunaanya
Temuan manfaat
bagi
• Perusahaan
Memenuhi
standar yang
berlaku di
Indonesia
Menjaga umur
generator
Melakukan
perawatan rutin,
tercatat dan
melakukan
perpanjangan
izin secara
berkala
Kepdirjen
Binawasnaker
No. KEP.
113/DJPPK/IX/20
06 pasal 32
b. Kondisi Lapangan Negatif
No Foto/Info Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
1 Ruang
Pompa
Kebersihan
ditempat kerja
kurang rapi, masih
ditemukan ember
bekas cat, sarung
tangan dan
genangan air
ditempat kerja
Belum dilakukan
penjadwalan
kebersihan secara
rutin
Melakukan
House keeping
sebelum dan
sesudah
melakukan
pekerjaan
Permen No .07
tahun 64,
tentang syarat
kesehatan,
kebersihan serta
penerangan di
tempat kerja
16. 13
2 Seluruh
Area
Pabrik
Pekerja tidak
disiplin dalam
penggunaan APD
Sistem
Manajemen Alat
Pelindung Diri
(APD) yang belum
terstruktur dengan
baik
Menerapkan
Sistem
Manajemen Alat
Pelindung Diri
(APD)
UU No. 1 th 1970
Pasal 3 Ayat 1
huruf f
Permenaker No.
1 Th 1981 Pasal
4 ayat 3 dan
Pasal 5 ayat 2
Permenaker
No.8/MEN/VII/20
10 Pasal 4 Ayat 1
dan 2
3 Area
control
panel
Area control panel
dilakukan
penyemprotan
cairan disenfektan
Belum adanya
maping bahaya
diarea pabrik
Melakukan
maping bahaya
di area pabrik
Permenaker no
5 tahun 2018
pasal 7 ayat 7
4 Kantin Tidak terdapat
fasilitas cuci
tangan di area
kantin
Pemenuhan
peraturan
pemenrintah
tentang kantin
Penyedian
fasilitas cuci
tangan di area
kantin
Surat Edaran
Menteri Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi No.
18. 15
B. Bidang K3 Kesehatan Kerja
a. Kondisi Lapangan Positif
No Foto/Info Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
1
Berdasarkan
wawancara
All Area Pemeriksaan
Kesehatan (MCU)
karyawan Sudah
dilakukan secara
rutin 2 kali dalam
setahun
Temuan manfaat
bagi
• Perusahaan
Memenuhi
standar yang
berlaku di
Indonesia
Pengurus dapat
menentukan
program
Kesehatan
dengan tepat
Karyawan dapat
mengetahui
perkembangan
Kesehatannya
Dilakukan
Pemeriksaan
Kesehatan secara
spesifik sesuai
dengan pajanan
bahaya yang
dihadapi
Permenaker No
03 Th 1982
Pasal 2
PP No 50 Th
2012 Tentang
Penerapan
SMK3
Permenakertrans
No. 02 tahun
1980 tentang
Kesehatan dan
Keselamatan
Tenaga Kerja
dalam
Penyelenggaraan
19. 16
Keselamatan
Kerja pasal 1
2 Berdasarkan
wawancara
All Area Seluruh karyawan
Sudah terdaftar
BPJS Tenaga
kerja, Jaminan
Kecelakaan,
Pensiun dan BPJS
kesehatan
Temuan manfaat
bagi
• Perusahaan
Memenuhi
standaryang
berlaku di
indonesia
• Pekerja
Mendapatkan
jaminan
Kesehatan,
Kecelakaan dan
hari tua
Sosilisasi
mengenai
perubahan
peraturan yang
berkaitan dengan
BPJS kepada
seluruh karyawan
PP No. 14 tahun
1993 tentang
Penyelenggaraan
Jamsostek pasal
1-4
3 Berdasarkan
wawancara
Kantin Pengelolaan
kantin diberikan
kepada pihak ke3
dengan
persyaratan harus
Temuan manfaat
bagi
• Perusahaan
Memenuhi
standar yang
Melakukan
pengecekan
internal untuk
kondisi kantin
SE.01/Men/1979
Tentang
Pengadaan
Kantin Dan
Ruangan Makan
20. 17
mempunyai izin
usaha sesuai
dengan peraturan
yang berlaku
berlaku di
indonesia Efisien
waktu makan
siang
• Pekerja
Kebutuhan
makan siang
mudah
terjangkau dan
dapat
mengkonsumsi
makanan dengan
nyaman
4 Berdasarkan
wawancara
Area Pabrik Adanya 6 petugas
yang sudah
tersertifikasi
sebagai petugas
P3K
Pemenuhan
peraturan
pemerintah
Pelatihan rutin
kepada seluruh
karyawan dan
sertifikasi secara
berkala
Permenaker no
15 tahun 2008
tahun
PERTOLONGAN
PERTAMA PADA
KECELAKAAN
DI TEMPAT
21. 18
KERJA
Gerbang Pelaksanaan
protokol Covid-19
sudah dilakukan
dengan baik
(Pengecekan suhu
tubuh, fasilitas cuci
tangan dan
penyemprotan
desinfektan)
Pemenuhan
peraturan
pemerintah dan
Upaya
pencegahan
penyebaran virus
Covid-19
Pelaksaan
dilakukan secara
konsisten,
pemberian
vitamin,
penambahan
tempat sabun cuci
tangan dan pada
saat
penyemprotan
desinfektan pada
ruangan kerja
harus steril dari
aktifitas pekerja
sesuai dengan
protokol covid-19
Kepmen No.
Hk.01.07/Menkes/
413/2020 Tentang
Pedoman
Pencegahan Dan
Pengendalian
Coronavirus
Disease 2019
(Covid-19)
22. 19
b. Kondisi Lapangan Negatif
No Foto/Info Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
1 All Area Dalam Ruang
P3K tidak terdapat
area cuci tangan,&
Kotak P3K yang
kotor
Temuan
manfaat bagi
• Perusahaan
Memenuhi
standar yang
berlaku di
indonesia
Mengurangi
kerugian
akan
kecelakaan
kerja
• Pekerja
Dapat respon
yang tepat
dalam
penanganan
Dilihat dari
risiko bahaya
yang cukup
tinggi
perusahaan
harus
Menambahkan
klinik dan
tenaga kerja
Dokter
(hiperkes dan
SKP)
Permenakertrans
No. 03 Tahun
1982 tentang
Pelayanan
Kesehatan
Tenaga Kerja
pasal 9
23. 20
kecelakaan
kerja untuk
menurunkan
dampak
risiko
2 Berdasarkan Hasil
Wawancara
Belum ada
program
penanganan
penanggulangan
dan pencegahan
HIV /AIDS dan
NAPZA
Hanya
dituangkan
dalam
peraturan HRD
Belum dilakukan
sosialisasi
kepada seluruh
karyawan
Melakukan
sosialisasi
kepada
seluruh
karyawan
mengenai
bahaya
penanggulan
gan dan
pencegahan
HIV/AIDS &
NAPZA
Kepmenaker No
68 Th 2004
Tentang
Pencegahan dan
Penaggulangan
HIV/AIDS di
tempat kerja
Permenaker
Nomor
Per.11/MEN/VI/2
005 Tentang
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyalahgunaan
dan Peredaran
24. 21
Gelap Narkotika,
Psikotropika dan
Zat Adiktif
lainnya di
Tempat Kerja
C. Bidang K3 Bahan Berbahaya Beracun
a. Kondisi Lapangan Positif
No Foto/Info Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
1 Gudang
Material
Tempat
penyimpanan
bahan baku sudah
di identifikasi dan
diberi label
Material bahan
baku yang
digunakan
ramah
lingkungan
Penambahan
Sirkulasi
Udara dan
filter udara
pada Gudang
penyimpanan
material
KEPUTUSAN
MENTERI
TENAGA
KERJA R.I.
NO.KEP.
187/MEN/1999
TENTANG
PENGENDALIA
N BAHAN
KIMIA
BERBAHAYA DI
25. 22
TEMPAT
KERJA
Pasal 4&5
2 Gudang
Acetylene
Penyimpanan
Acetylene sudah
dilengkapi dengan
MSDS/LDKB, dan
Rambu
keselamatan
Temuan
manfaat bagi
• Perusahaan
Memenuhi
standar yang
berlaku di
Indonesia
Mencegah
kebakaran
ditempat kerja
Sosialisasi
untuk
Petugas
yang
menangani
penyimpanan
bahan
Acetylene
Permen LHK No.
12 Tahun 2020
tentang
Penyimpanan
Limbah Bahan
Berbahaya dan
Beracun pasal
23 ayat 2
26. 23
b. Kondisi Lapangan Negatif
No Foto/Info Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
1 Pengelolaan
Limbah
Penempatan eye
washer yang
menempel pada
TPS B3 dan
Sampah Non
Organik
Potensi eye
washer
terpapar limbah
B3
Penempatan
eye washer
berada
dilokasi aman
yang mudah
terlihat dan
terjangkau
oleh pekerja
Kepmenaker No
187 Tahun 1999
Tentang
Pengendalian
Bahan Kimia
Berbahaya di
Tempat Kerja
pasal 3
2 Akses
Masuk
Tabung Acetylene
dan Oksigen di
letakan tidak pada
tempatnya
Control GA
belum
dilaksanakan
secara rutin
Setiap selesai
bekerja
dikembalikan
kelokasi
penyimpanan
Yang
seharusnya
Permenaker No.
37/Men/2016,
Tentang K3
Bejana Tekan
dan Tangki
Timbun
3 Area publik
(musholah)
Ruang mushola
berada di antara
ruangan
berbahaya
Penempatan
area publik
berpotensi
adanya
Memindakan
posisi ruang
mushola ke
tempat yang
UU No 1 tahun
1970 Tentang
Keselamatan
Kerja
28. 25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pemantauan lapangan yang telah dilakukan mengenai
pengawasan k3 bidang lingkungan kerja, pengawasan k3 bidang kesehatan kerja,
dan pengawasan k3 bidang bahan – bahan berbahaya di PT. Kwarsa Indah Murni,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Bidang Lingkungan kerja :
a. Perlu penambahan batas pemisah jalur kendaraa dan pejalan kaki
seperti safety line.
b. Proses peleburan sudah menggunakan system robot (otomatis).
c. Ruangan generator berada pada lokasi yang aman dan dilengkapi
dengan perizinan penggunaanya
2. Pada Bidang Kesehatan Kerja :
a. Perusahaan telah melaksanakan pemeriksaan Kesehatan karyawan
secara rutin.
b. Seluruh karyawan sudah terdaftar dalam BPJS Kesehatan, BPJS
Kecelakaan, BPJS Jaminan Hari tua dan BPJS Pensiun
c. Kantin perusahaan dikelola oleh pihak ke tiga yang ditunjuk melalui seleksi
dengan persyaratan utama adalah memiliki izin usaha pengelolaan
makanan dari dinas terkait.
d. Adanya 6 petugas yang sudah tersertifikasi sebagai petugas P3K.
e. Pelaksanaan protokol Covid-19 sudah dilakukan dengan baik
(Pengecekan suhu tubuh, fasilitas cuci tangan dan penyemprotan
desinfektan)
3. Pada Bidang Bahan – Bahan Berbahaya :
a. Tempat penyimpanan bahan baku sudah di identifikasi dan diberi label
29. 26
b. Penyimpanan Acetylene sudah dilengkapi dengan MSDS/LDKB, dan
Rambu keselamatan.
B. Saran
1. Program housekeeping harus dijadikan safety culture perusahaan.
Pelaksanaan housekeeping dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Perusahaan harus melakukan pemetaan bahaya pada lokasi pabrik yang
akan digunakan dasar dalam manajemen APD
3. Menerapkan Sistem Manajemen Pengelolaan APD secara konsisten
4. Ada klinik termasuk staff pendukung ( hiperkes , SKP dan dokter ) dan sudah
termasuk perusahaan kategori bahaya tinggi dengan risk assessment yang
dilakukan Ahli k3 umum
6. Pemilihan lokasi penyimpanan BBM harus memperhatikan aspek K3 dan
Pemenuhan izin penyimpanan BBM kepada dinas yang terkait.
7. Dilihat dari risiko bahaya yang cukup tinggi perusahaan harus Menambahkan
klinik dan tenaga kerja Dokter (hiperkes dan SKP).
8. Penambahan Sirkulasi Udara dan filter udara pada Gudang penyimpanan
material.
30. 27
DAFTAR PUSTAKA
• Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969) tentang Higiene Dalam
Perniagaan dan Kantor – Kantor.
• UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
• UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
• UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
• PP No. 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan
dan Penggunaan Pestisida.
• PP No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosisal
Tenaga Kerja.
• Kepres R.I No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja.
• PMP No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja.
• Permenakertrans No. Per.01/Men/1976 tenang Kewajiban Perusahaan
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
• Permenakertrans No. Per.01/Men/1979 tenang Kewajiban Perusahaan
Latihan Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan.
• Permenakertrans No. Per.03/Men/1985 tenang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pemakaian Asbes.
• Permenakertrans No. Per.02/Men/1980 tentang Pemeriksaan kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
• Permenakertrans No. Per.01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor penyakit
Akibat Kerja.
• Permenakertrans No. Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
• Permenaker No. Per.03/Men/1985 tentang Keselamatan dan kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
• Permenaker No. Per.03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan di
Tempat kerja Yang Mengelola pestisida.
31. 28
• Permenaker No. Per.01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Dengan Manfaat lebih Baik.
• Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
• Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja.
• Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja.
• Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
• Kepmenakertrans No. Kep. 68/men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AID di Tempat Kerja.
• SE. Menakertrans No. SE. 05/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan.
• SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
• Kepts. Dirjen Binawas No. Kepts. 157/BW/1989 tentang Tata Cara dan
Bentuk Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
• SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Kimia di Udara Lingkungan Kerja.
• Permenaker No. 187/Men/1999 Tentang PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA
• Permanakertrans No. 8 tahun 2010 Tentang ALAT PELINDUNG DIRI
• Permenaker No. 5 tahun 2018 Tentang KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA LINGKUNGAN KERJA
• Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 84 Tahun
2012 Tentang tata cara penyusunan dokumen pengendalian potensi bahaya
besar dan menegah