SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
1
Zahra Husain, S.Pd
SISTEM OTOT
(MUSCLE SYSTEM)
Karakteristik
 Otot merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel kontraktil  menghasilkan
gerakan  menggunakan miosin untuk menangkap dan mengubah energi
kimiawi (ATP) menjadi energi mekanik (gerakan).
 Miosin merupakan protein besar yang berinteraksi dengan protein lain, yaitu
aktin  menghasilkan tenaga.
 Miosin dan aktin disebut sebagai protein kontraktil.
 Terdapat dua kategori sel otot :
1. Sel otot lurik  memiliki pita transversal  tampak bergaris 
menunjukkan organisasi miosin dan aktin menjadi unit berulang secara
teratur  disebut sarkomer  terdiri dari otot rangka dan otot jantung.
2. Sel otot polos (tidak lurik)  menggunakan aktin dan miosin untuk
menghasilkan kontraksi, tetapi tidak diatur menjadi sarkomer  terdapat
di organ berongga atau atau tubular  misal usus, rahim dan pembuluh
darah.
Otot Rangka Vertebrata
 Terhubung ke tulang rangka.
 Sel otot rangka berbentuk panjang dan silindris serta mengandung banyak
inti.
 Dikendalikan oleh sistem saraf somatik.
 Kontraksi satu otot rangka dapat memperpanjang atau melenturkan bagian
tubuh atau memutar satu bagian tubuh terhadap yang lain  bergantung
pada titik perlekatannya.
 Otot rangka melekat pada tulang oleh tali jaringan ikat yang disebut tendon
 memberikan kekuatan yang dihasilkan oleh serat otot ke kerangka.
 Panjang tendon bervariasi dari beberapa milimieter hingga beberapa
sentimeter.
 Serat otot dikelilingi oleh membran sel yang disebut sarkolema.
 Setiap serat otot mengandung ratusan miofibril silinder paralel  setiap
miofibril memiliki pita melintang yang berulang secara teatur.
 Pita utama adalah pita A gelap dan pita I yang lebih terang  di tengah setiap
pita I terdapat cakram Z atau sarkomer.
2
Zahra Husain, S.Pd
 Setiap satu miofibril terdiri dari serangkaian sarkomer berulang yang
membujur  penyelarasan pita memberikan tampilan lurik pada serat.
Struktur dan Komponen Sarkomer
1. Pita A dibentuk oleh filamen tebal (miosin) yang terletak di tengah setiap
sarkomer  susunan paralel teraturnya menghasilkan pita terang dan gelap
 sebagian filamen tipis tumpang tindih dengan filamen tebal di pita A.
2. Garis Z adalah jaringan protein yang dilekatkan dengan filamen tipis (aktin)
 dua garis Z berurutan menentukan batas dari satu sarkomer.
3. Pita I terletak di antara pita A dari dua sarkomer yang berdekatan  setiap
pita I dibelah dua oleh garis Z.
4. Zona H adalah daerah sempit di tengah pita A  sesuai dengan jarak antara
dua set filamen tipis di setiap sarkomer.
5. Garis M berada di tengah zona H dan terdiri dari protein yang
menghubungkan daerah pusat dari filamen tebal yang berdekatan.
6. Ruang antara filamen tebal (miosin) dan tipis (aktin) yang tumpang tindih
dijembatani oleh proyeksi yang dikenal sebagai jembatan silang (cross-
3
Zahra Husain, S.Pd
bridges)  daerah molekul miosin yang memanjang dari permukaan tebal
ke arah filamen tipis.
4
Zahra Husain, S.Pd
Langkah 1. Konsentrasi Ca2+ meningkat
memicu cross-bridges untuk mengikat aktin.
Ketika konsentrasi Ca2+
dalam sitosol meningkat
 cross-bridges miosin yang berenergi bersama
dengan ADP dan Pi  mengikat molekul aktin
pada filamen tipis.
Siklus Jembatan Silang (Cross-Bridges)
 Cross-bridges merupakan proses yang mendukung agar aktin dan miosin
berinteraksi untuk meningkatkan kontraksi dan pemendekan otot.
 Urutan peristiwa yang terjadi antara waktu ketika cross-bridges mengikat
aktin dan ketika diatur untuk mengulangi proses tersebut.
 Membutuhkan ATP dan Ca2+
Langkah 2. Pelepasan Pi memicu power stroke.
Cross-bridges dan filamen tipis bergerak.
Pelepasan Pi menyebabkan perubahan konformasi
molekul miosin  menyebabkan cross-bridges
bergerak menuju garis M di zona H pusat
sarkomer. Power stroke menggerakkan filamen
aktin menuju zona H  ADP kemudian
dilepaskan
Langkah 3. ATP berikatan dengan miosin,
cross-bridges terlepas
Pengikatan molekul baru ATP ke cross-bridges
miosin mengubah konformasi miosin dan
memutus hubungan antara aktin dan miosin. ATP
tidak terhidrolisis pada langkah ini, tetapi ATP
hanya melemahkan pengikatan miosin pada aktin
dan akhirnya terjadi disosiasi.
Langkah 4. Hidrolisis ATP menyebabkan
pengaturan ulang cross-bridges
ATP yang terikat pada miosin dihidrolisis menjadi
ADP + Pi yang menyebabkan cross-bridges
menjauh dari zona H. ADP dan Pi tetap terikat
padan cross-bridges yang diberi energi ulang dan
jika Ca2+
masih tersedia, memungkinkan siklus
kembali diulang.
5
Zahra Husain, S.Pd
Ca2+
dengan
berikatan
troponin,
menyebabkan
tropomiosin menjauh
dari tempat
pengikatan miosin
Situs pengikat
miosin terbuka
Cross-bridges
berenergi
mengikat
aktin dan
menghasilkan
gaya
Fungsi Kalsium, Tropomiosin dan Troponin dalam Siklus Cross-Bridges
 Kalsium memicu pengikatan cross-bridges pada filamen aktin  memulai
kontraksi otot.
 Tropomiosin merupakan molekul berbentuk batang yang terdiri dari dua
subunit protein yang terjalin  tersusun dari ujung ke ujung sepanjang
filamen tipis.
 Ketika tidak ada kalsium, tropomiosin menutupi sebagian situs pengikatan
miosin pada setiap molekul aktin  mencegah cross-bridges melakukan
kontak dengan aktin.
 Troponin merupakan protein berbentuk bola yang lebih kecil  terdiri dari
tiga subunit yang terikat pada tropomiosin dan aktin.
 Troponin dan tropomiosin memblokir akses ke situs pengikatan miosin pada
molekul aktin di serat otot yang rileks.
Mekanisme Kontraksi Otot
1. Sebuah neuron motorik melepaskan asetilkolin yang mengikat reseptor pada
serat otot  menyebabkan depolarisasi dan pembentukan potensial aksi.
2. Potensial aksi menyebar melalui tubulus T  memicu pelepasan Ca2+
dari
retikulum sarkoplasma.
3. Ca2+
berikatan dengan troponin  menyebabkan troponin berubah bentuk
 memperlihatkan situs aktif pada filamen aktin.
4. ATP yang melekat pada miosin terbelah  kepala miosin yang diberi energi
terangkat  mengikat situs aktif pada filamen aktin  membentuk cross-
bridges.
6
Zahra Husain, S.Pd
1
2
7
3a
6
5
4
3b
5. Pelepasan Pi dari kepala miosin memicu terjadinya power stroke.
6. Selama power stroke  kepala miosin menarik filamen aktin ke arah tengah
sarkomer  memperpendek otot  ADP dilepaskan.
7. Kepala miosin mengikat ATP baru dan melepaskan aktin  jika konsentrasi
Ca2+
cukup tinggi  siklus kembali berulang dari langkah 3.
7
Zahra Husain, S.Pd
Otot Polos dan Otot Jantung Bekerja Secara Tidak Sadar
1. Otot Polos
 Membentuk tabung yang menekan.
 Berkontraksi sebagai respon terhadap peregangan sederhana 
kontraksi cenderung berkelanjutan.
 Berperan dalam mengatur tekanan darah dengan kontraksi berkelanjutan
dari dinding arteriol.
 Otot polos berkontraksi perlahan namun lebih pendek daripada otot
lurik.
 Otot polos tidak lurik karena aktin dan miosin tidak tersusun menjadi
miofibril atau sarkomer.
 Kontraksi otot polos mirip dengan kontraksi otot rangka, namun ATP
yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan otot rangka.
2. Otot Jantung
 Berkontraksi dan rileks dalam ritme yang bergantian  mendorong
darah dengan setiap kontraksi.
 Adanya gap junction memungkinkan potensi aksi menyebar dengan
cepat dari satu serabut jantung ke serabung jantung lain.
 Setiap detak jantung diprakarsai oleh alat pacu jantung, massa otot
jantung.
 Sistem konduksi mentransmisikan sinyal ke seluruh otot jantung.
 Serabut jantung dalam atrium dan ventrikel berkontraksi sebagai unit
fungsional.
 Jantung berdetak dalam ritme teratur yang tidak bergantung pada suplai
saraf  namun diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh oleh neuron di
pusat jantung di medula otak.
8
Zahra Husain, S.Pd
Daftar Referensi
1. Brooker RJ, Widmaier EP, Graham LE, Stiling PD. (2020). Biology. US:
McGraw Hill Education.
2. Chiras DD. (2018). Human Biology. USA: Jones & Bartlett Learning.
3. Hill RW, Wyse GA, Anderson M. (2016): Animal Physiology Fourth
Edition. USA: Sinauer Associates.
4. Russell PJ, Hertz PE, McMillan B. (2016). Biology The Dynamic Science.
USA: Cengage Learning.
5. Hillis DM, Sadava D, Hill RW, Price MV. (2013). Principles of Life. USA:
Freeman.
6. Sherwood L, Ward C. (2019). Human Physiology : From Cells to Systems.
Canada: Cengage Learning.
7. Solomon EP, Martin CE, Martin DW, Berg LR. (2019). Biology. USA:
Cengage.

More Related Content

Similar to SISTEM OTOT..pdf

Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
JARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNGJARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNG
Firdika Arini
 

Similar to SISTEM OTOT..pdf (20)

Hubungan
HubunganHubungan
Hubungan
 
Histologi_jaringan_otot.pptx
Histologi_jaringan_otot.pptxHistologi_jaringan_otot.pptx
Histologi_jaringan_otot.pptx
 
Sitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel ototSitoskeleton dan sel otot
Sitoskeleton dan sel otot
 
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletalMakalah tentang anatomi muskuloskeletal
Makalah tentang anatomi muskuloskeletal
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptxPRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptx
PRESENTASI_PPT_Powerpoint_OTOT_Muscles_p.pptx
 
FISIOLOGI JARINGAN OTOT
FISIOLOGI JARINGAN OTOTFISIOLOGI JARINGAN OTOT
FISIOLOGI JARINGAN OTOT
 
Bio otot ppt
Bio otot pptBio otot ppt
Bio otot ppt
 
ANFISMAN_OTOT new.pptx
ANFISMAN_OTOT new.pptxANFISMAN_OTOT new.pptx
ANFISMAN_OTOT new.pptx
 
OTOT MANUSIA DAN GANGGUANNYA.pptx
OTOT MANUSIA DAN GANGGUANNYA.pptxOTOT MANUSIA DAN GANGGUANNYA.pptx
OTOT MANUSIA DAN GANGGUANNYA.pptx
 
Sistem gerak aktif
Sistem gerak aktif Sistem gerak aktif
Sistem gerak aktif
 
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
Makalah sistem muskuloskeletal AKPER PEMKAB MUNA
 
Biologi sel slide show
Biologi sel slide showBiologi sel slide show
Biologi sel slide show
 
STRUKTUR & FISIOLOGI - OTOT
STRUKTUR & FISIOLOGI - OTOTSTRUKTUR & FISIOLOGI - OTOT
STRUKTUR & FISIOLOGI - OTOT
 
JARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNGJARINGAN OTOT JANTUNG
JARINGAN OTOT JANTUNG
 
Makala otot
Makala ototMakala otot
Makala otot
 
struktur histologis otot
struktur histologis ototstruktur histologis otot
struktur histologis otot
 
Makalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletalMakalah sistem muskuloskeletal
Makalah sistem muskuloskeletal
 
Bab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdf
Bab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdfBab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdf
Bab_6_Jaringan_Otot-Bab_6_Jaringan_Otot.pdf
 
Sistem rangka
Sistem rangkaSistem rangka
Sistem rangka
 

Recently uploaded

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

SISTEM OTOT..pdf

  • 1.
  • 2. 1 Zahra Husain, S.Pd SISTEM OTOT (MUSCLE SYSTEM) Karakteristik  Otot merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel kontraktil  menghasilkan gerakan  menggunakan miosin untuk menangkap dan mengubah energi kimiawi (ATP) menjadi energi mekanik (gerakan).  Miosin merupakan protein besar yang berinteraksi dengan protein lain, yaitu aktin  menghasilkan tenaga.  Miosin dan aktin disebut sebagai protein kontraktil.  Terdapat dua kategori sel otot : 1. Sel otot lurik  memiliki pita transversal  tampak bergaris  menunjukkan organisasi miosin dan aktin menjadi unit berulang secara teratur  disebut sarkomer  terdiri dari otot rangka dan otot jantung. 2. Sel otot polos (tidak lurik)  menggunakan aktin dan miosin untuk menghasilkan kontraksi, tetapi tidak diatur menjadi sarkomer  terdapat di organ berongga atau atau tubular  misal usus, rahim dan pembuluh darah. Otot Rangka Vertebrata  Terhubung ke tulang rangka.  Sel otot rangka berbentuk panjang dan silindris serta mengandung banyak inti.  Dikendalikan oleh sistem saraf somatik.  Kontraksi satu otot rangka dapat memperpanjang atau melenturkan bagian tubuh atau memutar satu bagian tubuh terhadap yang lain  bergantung pada titik perlekatannya.  Otot rangka melekat pada tulang oleh tali jaringan ikat yang disebut tendon  memberikan kekuatan yang dihasilkan oleh serat otot ke kerangka.  Panjang tendon bervariasi dari beberapa milimieter hingga beberapa sentimeter.  Serat otot dikelilingi oleh membran sel yang disebut sarkolema.  Setiap serat otot mengandung ratusan miofibril silinder paralel  setiap miofibril memiliki pita melintang yang berulang secara teatur.  Pita utama adalah pita A gelap dan pita I yang lebih terang  di tengah setiap pita I terdapat cakram Z atau sarkomer.
  • 3. 2 Zahra Husain, S.Pd  Setiap satu miofibril terdiri dari serangkaian sarkomer berulang yang membujur  penyelarasan pita memberikan tampilan lurik pada serat. Struktur dan Komponen Sarkomer 1. Pita A dibentuk oleh filamen tebal (miosin) yang terletak di tengah setiap sarkomer  susunan paralel teraturnya menghasilkan pita terang dan gelap  sebagian filamen tipis tumpang tindih dengan filamen tebal di pita A. 2. Garis Z adalah jaringan protein yang dilekatkan dengan filamen tipis (aktin)  dua garis Z berurutan menentukan batas dari satu sarkomer. 3. Pita I terletak di antara pita A dari dua sarkomer yang berdekatan  setiap pita I dibelah dua oleh garis Z. 4. Zona H adalah daerah sempit di tengah pita A  sesuai dengan jarak antara dua set filamen tipis di setiap sarkomer. 5. Garis M berada di tengah zona H dan terdiri dari protein yang menghubungkan daerah pusat dari filamen tebal yang berdekatan. 6. Ruang antara filamen tebal (miosin) dan tipis (aktin) yang tumpang tindih dijembatani oleh proyeksi yang dikenal sebagai jembatan silang (cross-
  • 4. 3 Zahra Husain, S.Pd bridges)  daerah molekul miosin yang memanjang dari permukaan tebal ke arah filamen tipis.
  • 5. 4 Zahra Husain, S.Pd Langkah 1. Konsentrasi Ca2+ meningkat memicu cross-bridges untuk mengikat aktin. Ketika konsentrasi Ca2+ dalam sitosol meningkat  cross-bridges miosin yang berenergi bersama dengan ADP dan Pi  mengikat molekul aktin pada filamen tipis. Siklus Jembatan Silang (Cross-Bridges)  Cross-bridges merupakan proses yang mendukung agar aktin dan miosin berinteraksi untuk meningkatkan kontraksi dan pemendekan otot.  Urutan peristiwa yang terjadi antara waktu ketika cross-bridges mengikat aktin dan ketika diatur untuk mengulangi proses tersebut.  Membutuhkan ATP dan Ca2+ Langkah 2. Pelepasan Pi memicu power stroke. Cross-bridges dan filamen tipis bergerak. Pelepasan Pi menyebabkan perubahan konformasi molekul miosin  menyebabkan cross-bridges bergerak menuju garis M di zona H pusat sarkomer. Power stroke menggerakkan filamen aktin menuju zona H  ADP kemudian dilepaskan Langkah 3. ATP berikatan dengan miosin, cross-bridges terlepas Pengikatan molekul baru ATP ke cross-bridges miosin mengubah konformasi miosin dan memutus hubungan antara aktin dan miosin. ATP tidak terhidrolisis pada langkah ini, tetapi ATP hanya melemahkan pengikatan miosin pada aktin dan akhirnya terjadi disosiasi. Langkah 4. Hidrolisis ATP menyebabkan pengaturan ulang cross-bridges ATP yang terikat pada miosin dihidrolisis menjadi ADP + Pi yang menyebabkan cross-bridges menjauh dari zona H. ADP dan Pi tetap terikat padan cross-bridges yang diberi energi ulang dan jika Ca2+ masih tersedia, memungkinkan siklus kembali diulang.
  • 6. 5 Zahra Husain, S.Pd Ca2+ dengan berikatan troponin, menyebabkan tropomiosin menjauh dari tempat pengikatan miosin Situs pengikat miosin terbuka Cross-bridges berenergi mengikat aktin dan menghasilkan gaya Fungsi Kalsium, Tropomiosin dan Troponin dalam Siklus Cross-Bridges  Kalsium memicu pengikatan cross-bridges pada filamen aktin  memulai kontraksi otot.  Tropomiosin merupakan molekul berbentuk batang yang terdiri dari dua subunit protein yang terjalin  tersusun dari ujung ke ujung sepanjang filamen tipis.  Ketika tidak ada kalsium, tropomiosin menutupi sebagian situs pengikatan miosin pada setiap molekul aktin  mencegah cross-bridges melakukan kontak dengan aktin.  Troponin merupakan protein berbentuk bola yang lebih kecil  terdiri dari tiga subunit yang terikat pada tropomiosin dan aktin.  Troponin dan tropomiosin memblokir akses ke situs pengikatan miosin pada molekul aktin di serat otot yang rileks. Mekanisme Kontraksi Otot 1. Sebuah neuron motorik melepaskan asetilkolin yang mengikat reseptor pada serat otot  menyebabkan depolarisasi dan pembentukan potensial aksi. 2. Potensial aksi menyebar melalui tubulus T  memicu pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma. 3. Ca2+ berikatan dengan troponin  menyebabkan troponin berubah bentuk  memperlihatkan situs aktif pada filamen aktin. 4. ATP yang melekat pada miosin terbelah  kepala miosin yang diberi energi terangkat  mengikat situs aktif pada filamen aktin  membentuk cross- bridges.
  • 7. 6 Zahra Husain, S.Pd 1 2 7 3a 6 5 4 3b 5. Pelepasan Pi dari kepala miosin memicu terjadinya power stroke. 6. Selama power stroke  kepala miosin menarik filamen aktin ke arah tengah sarkomer  memperpendek otot  ADP dilepaskan. 7. Kepala miosin mengikat ATP baru dan melepaskan aktin  jika konsentrasi Ca2+ cukup tinggi  siklus kembali berulang dari langkah 3.
  • 8. 7 Zahra Husain, S.Pd Otot Polos dan Otot Jantung Bekerja Secara Tidak Sadar 1. Otot Polos  Membentuk tabung yang menekan.  Berkontraksi sebagai respon terhadap peregangan sederhana  kontraksi cenderung berkelanjutan.  Berperan dalam mengatur tekanan darah dengan kontraksi berkelanjutan dari dinding arteriol.  Otot polos berkontraksi perlahan namun lebih pendek daripada otot lurik.  Otot polos tidak lurik karena aktin dan miosin tidak tersusun menjadi miofibril atau sarkomer.  Kontraksi otot polos mirip dengan kontraksi otot rangka, namun ATP yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan otot rangka. 2. Otot Jantung  Berkontraksi dan rileks dalam ritme yang bergantian  mendorong darah dengan setiap kontraksi.  Adanya gap junction memungkinkan potensi aksi menyebar dengan cepat dari satu serabut jantung ke serabung jantung lain.  Setiap detak jantung diprakarsai oleh alat pacu jantung, massa otot jantung.  Sistem konduksi mentransmisikan sinyal ke seluruh otot jantung.  Serabut jantung dalam atrium dan ventrikel berkontraksi sebagai unit fungsional.  Jantung berdetak dalam ritme teratur yang tidak bergantung pada suplai saraf  namun diatur sesuai dengan kebutuhan tubuh oleh neuron di pusat jantung di medula otak.
  • 9. 8 Zahra Husain, S.Pd Daftar Referensi 1. Brooker RJ, Widmaier EP, Graham LE, Stiling PD. (2020). Biology. US: McGraw Hill Education. 2. Chiras DD. (2018). Human Biology. USA: Jones & Bartlett Learning. 3. Hill RW, Wyse GA, Anderson M. (2016): Animal Physiology Fourth Edition. USA: Sinauer Associates. 4. Russell PJ, Hertz PE, McMillan B. (2016). Biology The Dynamic Science. USA: Cengage Learning. 5. Hillis DM, Sadava D, Hill RW, Price MV. (2013). Principles of Life. USA: Freeman. 6. Sherwood L, Ward C. (2019). Human Physiology : From Cells to Systems. Canada: Cengage Learning. 7. Solomon EP, Martin CE, Martin DW, Berg LR. (2019). Biology. USA: Cengage.