2. Kelompok 4
Miranti Bunga Fitria 2310711068
Adinda Nur Azizah 2310711075
Maurine Rivalda Erlinga 2310711081
Laili Afifah Hasibuan 2310711089
Nadya Syifa Aulia 2310711090
3. Muskuloskeletal ???
Muskuloskeletal berasal dari 2 organ yaitu organ Muskulo dan
organ Skeletal yang membentuk 1 kesatuan untuk membuat 1
sistem bisa bekerja (Sistem Lokomotor atau anggota gerak).
Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh (ilmu
yang pelajari otot : Myologi).
Skeletal atau Osteo adalah kerangka tubuh terdiri dari tulang inti,
sendi, tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot
untuk mempertahankan sikap & posisi.
Darimana Muskuloskeletal
Apa itu Muskuloskeletal?
4. Muskuloskeletal
Muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari
tulang, sendi, otot, tendon dan ligamen yang
berfungsi sebagai penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Nyeri
muskuloskeletal didefinisikan sebagai nyeri persisten
atau berulang yang timbul sebagai bagian dari proses
penyakit yang secara langsung mempengaruhi tulang,
otot, sendi atau jaringan lunak terkait.
5. Rangka
Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang yang saling berhubungan. Fungsi rangka :
Alat gerak pasif - Memberikan bentuk tubuh - Menahan dan menegakkan tubuh - Tempat melekatnya
otot - Melindungi organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru - Tempat pembentukan sel darah
pada sumsum tulang
Berdasarkan letaknya, tulang penyusun rangka tubuh manusia
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Rangka Aksial yang terdiri dari:
Tulang tengkorak
Tulang belakang
Tulang rusuk dan dada
b. Rangka Apendikular yang terdiri dari:
Tulang gelang bahu
Tulang gelang panggul
Tulang anggota gerak
1.
2.
3.
1.
2.
3.
6. A. Rangka Aksial
1. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak bagian kepala (tulang tempurung atau kranium)
a) 1 tulang oksipital
b) 1 tulang frontal
c) 2 tulang parietal
d) 2 tulang temporal
e) 2 tulang ethmoid
F) 2 tulang sphenoid
Tulang tengkorak bagian muka (wajah). Terdiri dari :
a) 2 tulang mandibula
b) 2tulang rahang maxila
c) 2 tulang zigomatik
d) 2 tulang lakrimal
e) 2 tulang nasal
f) 2 tulang palatina
g) 1 tulang hyoid
1.
2.
Rangka
9. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraseluler. sel sel tersebut adalah osteosit, osteoblas,
dan osteoklas.
Jenis jaringan tulang, Tulang cancellus (berongga) dan tulang kompak. Kedua tulang ini
memiliki komposisi yang sama, tetapi porositasnya berbeda
Tulang Kompak adalah jaringan yang tersusun rapat dan terutama ditemukan sebagai
lapisan di atas jaringan tulang cancellus.
Tulang Cancellus tersusun dari batang-batang tulang halus dan ireguler yang bercabang dan
saling bertumpang tindih untuk membentuk jaring-jaring spikula tulang dengan rongga-
rongga yang mengandung sumsum.
a. Osteoblas menyintesis unsur-unsur organik tulang. sel-sel ini bertanggung jawab untuk
pembentukan tulang-tulang baru selama pertumbuhan, perbaikan, dan membentuk kembali
tulang.
b. Osteosit adalah sel-sel matang yang mengisi lakuna dalam matriks.
c. Osteoklas adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk menghancurkan dan membentuk
kembali tulang
10. Klasifikasi Tulang
Ossa longa atau Tulang Panjang ditemukan ditungkai. Tulang berlongasi dan berbentuk
silindris, serta terdiri dari diafisis dan epifisis. Fungsi tulang ini untuk menahan berat tubuh
dan berperan dalam pergerakan.
Diafisis (batang) tersusun dari tulang kompak silinder tebal yang membungkus medula
atau rongga sumsum sentral yang besar
a. Rongga sumsum berisi sumsum tulang kuning (adiposa) atau sumsum merah,
bergantung usia individu
b. Endosteum melapisi rongga sumsum. Jaringan ini terdiri dari jaringan ikat areolar
vaskular.
c. Periosteum membungkus diafisis. Periosteum adalah lembaran jaringan ikat yang
terdiri dari dua lapisan: lapisan luar adalah jaringan ikat fibrosa rapat; lapisan dalam
bersifat osteogenik (pembentuk tulang)
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok
berdasarkan bentuknya :
1.
11. Klasifikasi Tulang
2. Tulang pendek adalah tulang pergelangan tangan
(karpal) dan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tulang
tersebut berstruktur kuboidal atau bujur, dan
biasanya ditemukan berkelompok untuk memberikan
kekuatan
3. Osca Plana (Tulang Pipih) ada pada tulang
tengkorak, iga dan tulang dada. Struktur tulang yang
mirip lempeng ini memberikan suatu permukaan
yang luas untuk perlekatan otot dan memberikan
perlindungan.
12. Klasifikasi Tulang
4. Tulang iregular adalah tulang yang bentuknya tidak
beraturan dan tidak termasuk kategori di atas; meliputi
tulang vertebra dan tulang osikel tulang. Strukturnya sama
dengan struktur tulang pendek yaitu tulang cancellus yang
ditutupi lapisan tulang kompak yang tipis.
5. Tulang sesamoid adalah tulang kecil bulat yang masuk ke
formasi persendian atau bersambungan dengan kartilago,
ligamen atau tulang lainnya. Salah satu contohnya adalah
patela (tempurung lutut), yang merupakan tulang sesamoid
terbesar.
13. Muskuler/Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada
tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut
dilekatkan pada tulangtulang kerangka tubuh oleh
tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah
permukaan kulit. Sistem otot terdiri dari : Otot, Fascia,
Tendon. Otot membentuk 43% berat badan; 1/3- nya
merupakan protein tubuh dan setengahnya tempat
terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.
Proses vital di dalam tubuh (seperti. Kontraksi jantung,
kontraksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus)
terjadi karena adanya aktivitas otot
14. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan
tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan
suhu tubuh normal.
Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan
pemendekan otot.
Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat
rileks.
Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
Fungsi Sistem :
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
muskuler/otot:
15. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris
dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian
perifer.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Menghasilkan gerakan rangka.
Mempertahankan sikap dan posisi tubuh.
Menyokong jaringan lunak.
Menunjukkan pintu masuk dan keluar saluran dalam sistem
tubuh.
Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot: energi menjadi
panas
a) Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada
rangka.
Fungsi Sistem Otot Rangka
Jenis-jenis otot :
16. Serabut otot berbentuk spindel dengan
nukleus sentral.
Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara
20 mikron (melapisi pembuluh darah)
sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil.
Kontraksinya kuat dan lamban.
b) Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan
involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada
dinding berongga seperti kandung kemih dan
uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,
urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Jenis-jenis otot :
17. Merupakan otot lurik
Disebut juga otot seran lintang involunter
Otot ini hanya terdapat pada jantung
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa
henti, tapi otot jantung juga mempunyai
masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
c) Otot Jantung
Jenis-jenis otot :
18. Otot yang dapat menggerakkan rangka adalah otot yang melekat pada rangka.
Garis- garis gelap dan terang pada otot rangka adalah miofibril yang merupakan
sumber kekuatan otot dalam melakukan gerakan kontraksi, karena massa
utamanya adalah serabut. Setiap miofibril tersusun atas satuan-satuan kontraktil
yang disebut sarkomer. Garis gelap disebut zona Z sedangkan garis terang disebut
zona H. Zona Z merupakan bagian tumpang tindih dua molekul protein filamen otot,
yaitu aktin dan miosin. Protein otot yang tersusun atas aktin dan miosin disebut
aktomiosin. Protein kompleks inilah yang merupakan komponen terbesar dari bahan
penyusun otot. Pada saat serabut otot berkontraksi terjadilah perubahan panjang
zona Z dan zona H. jika otot berkontraksi maksimum, ukuran otot dapat 20 % lebih
pendek dari ukuran saat berelaksasi
Mekanisme gerakan otot
19. Mekanisme Kontraksi Otot Rangsangan
asetilkolin terurai menjadi asetil dan kolin
miogen merangsang aktin dan miosin
bergeser otot akan berkontraksi atau
memendek.
Mekanisme kontraksi otot
20. Mekanisme Kerja Sistem Otot dan Rangka dalam
Menopang Gerakan dan Fungsi Homeostatis
Sistem otot yang mencakup semua jenis otot dalam tubuh.
Otot rangka khususnya yang bekerja pada persendian tubuh untuk
menghasilkan gerakan. Selain otot, sistem otot juga mengandung tendon
yang menempelkan otot ke tulang.
Sistem rangka, yang komponen utamanya adalah tulang.
Tulang berartikulasi satu sama lain dan membentuk persendian. Sehingga
membentuk kerangka yang kuat namun dapat bergerak pada tubuh kita.
Integritas dan fungsi tulang dan sendi didukung oleh struktur tambahan
sistem kerangka, tulang rawan artikular, ligamen, dan bursae.
Selain fungsi utamanya untuk memberikan stabilitas dan mobilitas tubuh,
sistem muskuloskeletal memiliki banyak fungsi lainnya, bagian kerangka
memainkan peran penting dalam fungsi homeostatis lainnya seperti
penyimpanan mineral (misalnya kalsium) dan hematopoiesis, sedangkan
sistem otot menyimpan sebagian besar karbohidrat tubuh dalam bentuk
glikogen.
21. Sendi
Sendi
Sendi disokong atau diperkuat pada bagian luar oleh
otot dan tendon. Stabilititas sendi sebagian bergantung
pada bentuk tulang yang terlibat, tetapi terutama pada
tonus dan kekuatan otot yang mengelilingi dan bekerja
pada sendi tersebut dan pada tendon. Banyak pembuluh
darah di sekitar sendi yang mendispersi panas yang
dihasilkan oleh gerakan yang berulang.
22. Jenis Sendi
Jenis Sendi
Synarthrosis (immovable) : Persendian yang tidak dapat digerakkan. ex:
calvaria atau calva (tulang tengkorak)
Amphiarthrosis (slightly movable) : Persendian yang dapat digerakkan
sedikit. ex: persendian tulang-tulang pergelangan tangan, persendian tulang
pergelangan kaki, dan persendian ruas-ruas tulang belakang.simfisis pubis
Diarthrosis (freely movable) : Persendian yang dapat digerakkan bebas.ex:
sendi pada siku, lutut, tulang-tulang pergelangan tangan dan pergelangan
kaki,bahu
1.
2.
3.
23. Gerakan sendi
Gerakan sendi
Meluncur : gerakan satu permukaan pada
permukaan lain seperti pada sendi datar.
Fleksi : pengecilan sudut sendi, misalnya
melipat siku.
Ekstensi : pembesaran sudut sendi,
misalnya meluruskan siku Dorsofleksi kaki
atau jari kaki : menekuk kaki dan dari
atas
Plantar Fleksi atau jari kaki : menekuk
kaki atau jari kaki ke bawah
Abduksi : gerakan bagian tubuh
menjauhi garis tengah, misalnya
mengangkat lengan menjauhi sisi
tubuh
Adduksi : gerakan bagian tubuh
mendekati garis tengah, misalnya
mendekatkan lengan ke sisi tubuh
Rotasi : gerakan bagian tubuh
berputar pada sumbu longitudinalnya,
misalnya gerakan telapak tangan ke
depan dan ke belakang
Sirkumduksi : kombinasi fleksi, abduksi,
ekstensi, dan adduksi pada satu
gerakan, misalnya mengayun lengan
yang berputar dalam satu lingkaran
24. Gangguan Persendian
Gangguan Persendian
Persendian dapat terganggu dengan terjadinya pergeseran tulang atau
penyusun sendi. Contohnya adalah dislokasi dan ankilosis. Dislokasi
merupakan gangguan persendian yang disebabkan oleh perubahan kedudukan
ligamen. Sementara itu ankilosis merupakan gangguan persendian yang
dapat disebabkan oleh pembengkakan kantung synovial atau jaringan ikat
pembungkus sendi. Ankilosis juga disebabkan oleh akumulasi asam urat
25. Gangguan persendian
Gangguan persendian
Artritis adalah imflamasi atau degenerasi sendi.
Osteo-artritis merupakan arthritis pada sendi besar (seperti pinggul)
sebagai akibat menahan berat badan atau cedera berulang: terjadi
degenerasi tulang rawan dan tulang.
Artritis Reumatid merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan
perubahan inflamasi dan degeneratif pada banyak sendi-sendi kecil dan
sering mengalami cacat berat.
Dislokasi adalah pemaksaan tulang pada sendi keluar dan posisi
normalnya.
Fraktur dislokasi merupakan kombinasi fraktur dengan dislokasi
26. Faktor - Faktor
Usia
Jenis kelamin
Kebiasaan merokok
Status gizi buruk
Tingkat masa kerja
Faktor Individu
27. Ligamen adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut yang
berperan dalam menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain
pada sendi. Fungsi dari ligamen merupakan stabilitas, namun masih memungkinkan
mobilitas. Ligament terdapat pada setiap sendi dalam tubuh yang bertanggung jawab
terhadap menentukan sejauh mana rentang gerakan yang dari sendi tersebut
sehingga dapat mencegah terjadinya dislokasi sendi. Ligament membantu mencegah
terjadinya hiperekstensi tulang atau sendi, sehingga ligament dapat menstabilkan
sendi selama pergerakan.
Ligamen
28. Ligament articular merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara tulang-tulang untuk
membentuk sendi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan dan membantu melenturkan
atau memperpanjang jaringan tubuh. Contoh ligament articular seperti ligament pada kepala dan
leher, pergelangan tangan, dada, dan bagian lutut.
Ligament remnant fetal merupakan ligament yang telah ada sejak lahir dan masih tetap
berkembang menjadi jaringan menyerupai ligament. Contohnya adalah ligament venosum,
ligament lingkaran hati, dan ligament arteriosum.
Ligament peritonela merupakan ligament yang terbentuk didalam dan disekitar lapisan membrane
dari rongga perut. Ligament ini mengelilingi sejumlah pembuluh darah di rongga perut, termasuk
pembuluh darah portal ke hati, dan berperan pada bagian penting dari sistem reproduksi wanita.
Contohnya adalah ligament hepatoduodenal dan ligament uterus.
Ligament aksesorum merupakan ligament dengan struktur yang dapat memperkuat ligament lain.
Contohnya yaitu ligament yang ada ditulang belakang yang dapat memberikan stabilitas tulang
rawan.
Jenis-jenis ligament diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Jenis ligamen
29. Origo, merupakan tendon yang melekat pada
tulang yang tidak berubah kedudukannya
ketika otot berkontraksi.
Inersio, merupakan tendon yang melekat
pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat
yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous
protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan
tulang dengan otot atau otot dengan otot.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang,
tendon dibedakan sebagai berikut :
1.
2.
Tendon
30. Integument berasal dari bahasa yunani yaitu
integumentum yang artinya penutup yang terdiri
sebagian besar adalah kulit ,rambut ,kuku, dan
kelenjar. Sistem integumen adalah sistem organ
yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan
aksesorisnya, termasuk kuku, rambut,kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf
khusus (untuk stimuli perubahan internal atau
lingkungan eksternal).
Integumen
31. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Melanosit (sel
pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis.
Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang
sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T.
Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi
dengan sistem neuroendokrin difus.
Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
rambut).
Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
1.
2.
3.
4.
Anatomi Sistem
Integument
32. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang
longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast
dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembus lapisan dermis.
Lapisan Retikular, merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat
serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain
menyerupai jaring-jaring.
2. Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis (kira-kira 0.25-2.55mm
ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisan epidermis dan
mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini terbagi atas:
1.
2.
Anatomi Sistem
Integument
33. 3. Subkutan
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan
ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan
struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel
rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas tubuh.
Anatomi Sistem
Integument
34. Kulit
1.
Kulit terbentuk dari berbagai jaringan yang berbeda, dan
dianggap sebagai suatu organ. Kulit tersusun atas reseptor
indera yang memberikan informasi mengenai lingkungan
eksternal pada sistem saraf.
Lapisan kulit di bagi menjadi 2 yaitu lapisan epidermis dan
lapisan dermis.
Lapisan epidermis berada di lapisan kulit paling luar (superfisial)
dan lapisan dermis berada di lapisan kulit bagian dalam
Komponen dalam sistem integumen
35. Komponen dalam sistem integumen
2. Rambut
Rambut terbentuk dalam folikel rambut yang dihasilkan oleh
akar rambut yang tumbuh dari epidermis ke dermis. Rambut
tersusun oleh sel keratin mati yang saling tumbuh berikatan
satu sama lain. Bagian rambut terdiri dari medulla, korteks, dan
kutikula.
36. Komponen dalam sistem integumen
3. Kuku
Kuku tersusun dari sekumpulan sel yang rapat yang mengandung
keratin.
Sel tersebut secara terus menerus tumbuh untuk mengganti
bagian kuku yang berfungsi untuk memudahkan jari tangan
menggenggam objek kecil dan melindungi ujung jari tangan dan
kaki dari injuri mekanik.
Kuku terdiri dari akar kuku dan badan kuku yang berada diatas
bantalan kuku. Akar kuku mengandung matriks kuku yang
memproduksi badan kuku tersusun atas beberapa lapis sel keratin
keras.
37. Komponen dalam sistem integumen
4. Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea biasanya berhubungan dgn folikel rambut.
Kelenjar sebasea menghasilkan sebum dan minyak yg kaya
akan lemak. Berfungsi menjaga kulit dan rambut agar tetap
lembut dan lentur, mencegah evaporasi air (kekeringan) dan
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri.
38. Komponen dalam sistem integumen
5. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat ditemui dihampir seluruh bagian tubuh.
Contohnya : Ekrim, apokrim, dan seruminosa
Ekrim menghasilkan sekresi cair, perspirasi cair yang m berfungsi
membantu kendali temperatur tubuh dengan mendinginkan tubuh
saat berkeringat. Ditemukan di banyak bagian kulit dengan jumlah
kelenjar paling banyak di bagian telapak tangan dan kaki.
Kelenjar apokrin menghasilkan cairan yang lebih kental yang
biasanya berhubungan dengan stres emosional dan gairan seksual.
Kelenjar apokrin ditemui pada area aksila, pubis, dan areola mamae.
Seruminosa Merupakan kelenjar Keringat yang dimodifikasi khusus,
yang berada di dalam saluran telinga berfungsi melindungi
permukaan luar gendang telinga dan mencegah kekeringan
39. Fisiologi dalam sistem integumen
proteksi
absorpsi
ekskresi
persepsi
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
40. 1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu
juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta
mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum
ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5
yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
Fungsi
41. 2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E,
dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap
oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi
respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri.
Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi
kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar;
tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
Fungsi
42. 3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan
panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin
diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier
yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
Fungsi
43. 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat
suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari
tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh.
Fungsi
44. Kesimpulan
Pembahasan ini menggambarkan secara komprehensif
mengenai sistem muskuloskeletal dan integumen,
membahas struktur, fungsi, serta hubungan keduanya
dalam memelihara kesehatan tubuh. Dalam memahami
pentingnya sistem ini, terungkap bahwa integumen juga
berperan dalam regulasi suhu dan perlindungan terhadap
patogen. Sementara itu, sistem muskuloskeletal tidak hanya
berfungsi untuk gerakan, tetapi juga mendukung organ
internal dan hematopoiesis. Kesimpulan ini menegaskan
kompleksitas dan keterkaitan antara muskuloskeletal dan
integumen dalam mendukung fungsi tubuh secara
menyeluruh