2. 2
OBAT
TRADISIONAL
Obat tradisional merupakan obat yang berasal dari bahan
tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, atau sediaan
galeniknya atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang
belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam
usaha pengobatan berdasarkan pengalaman
Penggunaannya obat tradisional di Indonesia digunakan
untuk:
• pencegahan penyakit (preventif),
• penyembuhan (kuratif),
• pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan
• peningkatan kesehatan (promotif).
3. KLASIFIKASI
SAMBILOTO
○ Divisi : Spermatophyta
○ Sub Divisi : Angiospermae
○ Classis : Dicotyledoneae
○ Ordo : Solanaceae
○ Familia : Acanthaceae
○ Genus : Andrographis
○ Species : Andrographis paniculata Ness.
4. MORFOLOGI
TANAMAN
SAMBILOTO
Tanaman sambiloto memiliki
tinggi 40 cm - 90 cm,
percabangan banyak dengan letak yang berlawanan,
cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut.
bentuk daun lanset, ujung daun dan pangkal daun tajam atau tegak tajam, tepi
daun rata, panjang daun 3 cm sampai 12 cm dan lebar 1 cm sampai 3 cm,
panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm
daun bagian atas bentuknya seperti daun pelindung.
perbungaan tegak bercabang-cabang,
Keterangan:
1. Tanaman sambiloto
2. Bunga sambiloto yang
berpigmentasi
3. Bunga sambiloto dengan
warna ungu
4. Buah berbentuk jorong
5. PERSEBARAN
TANAMAN
SAMBILOTO
○ Persebaran
○ Tanaman dengan banyak manfaat ini terdapat secara liar di
India dan meluas ke arah Selatan melalui Thailand ke
Malaysia sebelah utara dan terus meluas ke Indonesia
6. SYARAT
TUMBUH
○ Iklim: Curah hujan 2000-3000 mm/tahun, bulan basah (di atas 100
mm/bulan) sekitar 5 –7 bulan, bulan kering (di bawah 60
mm/bulan) sekitar 4 - 7 bulan suhu udara 25°C - 32°C.
○ Ketinggian tempat: Ketinggian tempat dari daerah pantai (1 mdpl)
sampai ketinggian 600 m dpl.
○ Intensitas cahaya: Sambiloto menghendaki banyak sinar matahari.
Namun demikian tanaman ini masih tumbuh dan berproduksi
dengan baik pada kondisi ternaungi sampai 30%.
○ Jenis tanah: Sambiloto mampu tumbuh hampir pada semua jenis
tanah. Pada habitat alamnya, sambiloto ditemui hutan-hutan pada
kondisi solum tanah yang dangkal. Namun untuk hasi maksimal
sebaiknya di tanah Andosol dan Latosol.
7. KANDUNGAN
ZAT AKTIF
DAN
MANFAAT
• Kandungan kimia :
• Lavonoid dan lakton.
• Zat aktif utama:
• Andrographolide dan neoandrografolid setara dengan ioperamide
(Imodium) : obat diare yang disebabkan bakteri Eschericia coli
• Kandungan lainnya :
• Daun sambiloto mengandung orthosiphon glukosa, saponin,
polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium dan myonositol :
menurunkan kadar gula darah
8. FARMAKOKINETIK
Waktu paruh andrographolide relatif
singkat, lebih kurang dalam waktu 2
jam. Setelah 72 jam, hampir 90%
andrographolide dieksresikan.
Sebagian besar eksresinya ini melalui
urin, sebagian lainnya melalui saluran
cerna.
Pada beberapa studi dikatakan bahwa
80% dari dosis andrographo-lide yang
dikonsumsi akan dieksresikan dari
tubuh dalam waktu 8 jam
FARMAKODINAMIK
Ekstrak air sambiloto dengan dosis
10 mg/kg berat badan dapat
mencegah hiperglikemia yang
diinduksi dengan pemberian
glukosa per oral dengan dosis 2
mg/kg berat badan secara
signifikan. Mekanismenya
kemungkinan sambiloto mencegah
absorpsi glukosa dari usus
(Borhanuddin dkk, 2015 )
9. CARA
PENGOLAHAN
○ Ambil sekitar 5 helai daun sambiloto,
dan cuci bersih
○ Siapkan satu gelas air panas yang
sudah matang
○ Seduh daun sambiloto di dalam gelas
berisi air panas tersebut
○ Tunggu hingga dingin kemudian saring
○ Air seduhan daun sambiloto ini dapat
diminum dua kali dalam sehari, minum
secar rutin agar gula darah dalam
tubuh dapat berkurang
VIDEO