1. Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kimia kelas XII semester 1 membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit.
2. Pembelajaran meliputi penjelasan konsep sifat koligatif, pengukuran tekanan uap, titik didih dan titik beku larutan melalui percobaan.
3. Aktivitas pembelajaran menggunakan diskusi kelompok dan praktikum untuk membantu siswa me
1. 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Kualuh Hilir
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 4
Standar Kompetensi :
1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan.
Indikator
1. Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol)
2. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum
Roulth) dan larutan elektrolit
3. Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan
uap pelarut
4. Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan
5. Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat
terlarut melalui percobaan
6. Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan
7. Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan
8. Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan
9. Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya
10. Menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit
Tujuan Pembelajaran
1. Aspek Kognitif
a. Siswa dapat menghitung molaritas larutan.
b. Siswa dapat menghitung molalitas larutan.
c. Siswa dapat menghitung fraksi mol larutan.
d. Siswa dapat menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non
elektrolit dan larutan elektrolit.
e. Siswa dapat menjelaskan hubungan tekanan uap dengan fraksi mol zat
terlarut.
f. Siswa dapat mendiskripsikan pengaruh zat terlarut yang sukar
menguap terhadap tekanan uap pelarut.
g. Siswa dapat menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data
percobaan.
h. Siswa dapat menjelaskan pengaruh zat terlerut yang sukar menguap
terhadap titik didih larutan.
2. 2
i. Siswa dapat menghitung kenaikan titik didih larutan non elektrolit dan
larutan elektrolit berdasarkan data percobaan.
j. Siswa dapat mendiskripsikan pengaruh zat terlarut yang sukar
menguap terhadap titik beku larutan.
k. Siswa dapat menghitung penurunan titik beku larutan non elektrolit
dan elektrolit berdasarkan data percobaan.
l. Siswa dapat menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan.
m. Siswa dapat mendiskripsikan pengertian osmosis dan tekanan osmosis
serta terapannya.
n. Siswa dapat menghitung tekanan osmosis larutan non elektrolit dan
larutan elektrolit.
2. Aspek Afektif
a. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
b. Siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa berperan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
d. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok praktikum.
3. Aspek Psikomotor
a. Siswa dapat melakukan praktikum.
b. Siswa dapat mengamati hasil praktikum dengan teliti.
Materi Pokok
1. Pengertian sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung
pada konsentrasi zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
Gambar 1.1 Diagram P vs T
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar
1.1), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
5.
3. 3
2. Satuan Konsentrasi dalam Sifat Koligatif
a. Fraksi Mol
Komposisi zat-zat dalam larutan dapat dinyatakan dalam satuan
fraksi mol (X). Fraksi mol zat A (XA) menyatakan perbandingan jumlah
mol zat A terhadap jumlah mol total zat-zat yang terdapat dalam
larutan.
Jumlah fraksi mol semua komponen sama dengan satu.
b. Kemolalan (Molalitas)
Kemolalan (m) didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut
dalam satu kilogram pelarut. Dalam bentuk persamaan dirumuskan
sebagai berikut.
Keterangan:
M = molaritas zat terlarut (M)
ni= mol zat terlarut I (mol)
V= volume larutan (L)
3. Penurunan Tekanan Uap (P)
Kemudahan suatu zat menguap ditentukan oleh kekuatan gaya
antarmolekul (tegangan permukaan). Molekul-molekul fasa uap
menimbulkan tekanan yang disebut tekanan uap.
Hukum Raoult
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan uap jenuh larutan
po
: tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 – XA)
P = Po
– Po
. XA
Po
– P = Po
. XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol zat terlarut
4. Kenaikan Titik Didih
atau
Keterangan:
M = molaritas zat terlarut (M)
w = massa zat terlarut (gram)
Mm = massa molar zat terlarut (g/mol)
V = volum larutan (mL)
4. 4
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan
lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit
kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (o
C)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan
dapat dinayatakan sebagai:
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan
dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb) o
C
5. Penurunan Titik Beku
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku
larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)o
C
Sama seperti kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan
dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut.
5. 5
6. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan
yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke
dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis)
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2. Menurut Van’t hoff tekanan
osmosis mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :
π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Aktivitas Pembelajaran
Pertemuan 1
Metode : Diskusi
Pendekatan : Konsep
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pembukaan a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengabsen kehadiran
peserta didik
c. Apersepsi :
“Tahukah kalian apa itu
menguap?berikan contoh
dari menguap tersebut”
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Komunikatif
Keingintahuan
Kerja keras
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi :
a. Peserta didik duduk
berkelompok dimana setiap
kelompoknya terdiri dari 5
orang. Kelompok ini disebut
kelompok asal. Setiap
kelompok asal diberi 5 topik,
yaitu:
1. Pengertian sifat koligatif
2. Konsentrasi dalam
koligatif
3. Tekanan uap
4. Penurunan tekanan uap
5. Menghitung tekanan uap
berdasarkan data
percobaan
Setiap peserta didik dalam
kelompok asal memilih topik
yang menjadi tugasnya.
80
menit
Kemandirian
Percaya diri
Kerja keras
6. 6
b. Setiap peserta didik
dikelompok asal yang akan
membahas topik yang sama
berkumpul dikelompok topik
yang sama. Yang disebut
kelompok ahli.
Elaborasi:
c. Disetiap kelompok ahli,
peserta didik berdiskusi
untuk membahas topik yang
menjadi tugasnya. Jadi,
setiap kelompok ahli
membahas topik yang
berbeda.
d. Guru bertugas sebagai
motivator, fasilitator dan
narasumber.
e. Setelah berdiskusi di
kelompok ahli, masing-
masing peserta didik kembali
ke kelompok asal untuk
menyampaikan hasil
diskusinya kepada kelompok
asal.
f. Dikelompok asal peserta
didik saling membelajarkan,
sehingga seluruh anggota
kelompok asal dapat
memahami semua topik. Dan
menuliskan hasil diskusinya.
g. Beberapa kelompok asal
memaparkan hasil diskusi
dalam kelompoknya.
Konfirmasi:
h. Kelompok lain memberikan
tanggapan.
i. Peserta didik memperoleh
penguatan konsep dari guru
tentang hasil diskusi
mengenai sifat koligatif
larutan.
Kemandirian
Kerja keras
Menghargai
pendapat
Tenggang rasa
Keingintahuan
Keingintahuan
Menghargai
pendapat
Percaya diri
Percaya diri
Kerjasama
Tanggung
jawab
Percaya diri
Kemandirian
Mengharai
pendapat
Keingintahuan
Bersahabat
3. Penutup a. Peserta didik ditugaskan
mengerjakan soal yang telah
disediakan guru. (Peserta
didik dibagikan lembar soal
latihan).
b. Guru mengucapkan salam.
5 menit Kerja keras
Bersahabat
Kereligius
7. 7
Pertemuan kedua
Metode : Eksperimen dan Diskusi
Pendekatan : Keterampilan Proses
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pembukaan a. Salam dan doa
b. Guru mengabsen kehadiran
peserta didik
c. Apresepsi :
”Apa sifat koligatif larutan
itu? Coba berikan
contonhnya dalam
kehidupan sehari-hari!
d. Motivasi :
“Pernahkan kalian
menyantap es putar?
Tahukah kalian bahwa es
putar dibuat tanpa
menggunakan mesin
pendingin? Bagaimana
cara membekukannya?”
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Komunikatif
Keingintahuan
Kerja keras
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi:
a. Guru memberikan arahan
kepada peserta didik.
Elaborasi:
b. Peserta didik melakukan
praktikum mengenai
penurunan titik beku secara
berkelompok (Kelompok
terdiri dari 5 orang pada
setiap kelompoknya).
c. Pada saat peserta didik
praktikum, guru
membimbing dan berkeliling
memeriksa pekerjaan peserta
didik.
d. Setelah semua peserta didik
selesai melakukan praktikum,
peserta didik dibimbing
untuk mendiskusikan hasil
eksperimennya.
e. Pada proses diskusi, peserta
didik dibimbing dengan
diberikannya beberapa
pertanyaan, seperti:
65
menit
Keingintahuan
Kemandirian
Percaya diri
Kerja keras
Kemandirian
Kerja keras
Kerjasama
Menghargai
pendapat
Tenggang rasa
Keingintahuan
Keingintahuan
Kerja keras
8. 8
- Bagaimana pengaruh
adanya zat terlarut
terhadap titik beku?
- Bagaimana pengaruh
komposisi larutan
terhadap penurunan titik
beku?
- Sesuai pengertian sifat
koligatif larutan, kalau ada
1 molal larutan gula
dengan 1 molal larutan
urea, apakah penurunan
titik bekunya sama?
- Bagaimana kalau 1 molal
larutan gula dengan
larutan yang berisi 0,5
molal gula dan 0,5 molal
urea, bagaimana
penurunan titik beku
kedua larutan?
- Mengapa adanya zat
terlarut mengakibatkan
penurunan titik beku?”
Konfirmasi:
f. Peserta didik menyimpulkan
hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
Tanggung
jawab
Kemandirian
3. Penutup a. Peserta didik ditugaskan
mengerjakan soal yang telah
disediakan guru. (Peserta
didik dibagikan lembar soal
latihan). “
b. Peserta didik diberi arahan
untuk belajar materi pada
pertemuan selanjutnya
c. Guru mengucapkan salam.
20
menit
Kerja keras
Kingintahuan
Bersahabat
9. 9
Pertemuan ketiga
Metode : Diskusi informasi
Pendekatan : Konsep
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pembukaan a. Salam dan doa
b. Guru mengabsen kehadiran
peserta didik
c. Apresepsi :
“Masih ingatkah kalian
bagaimana air mendidih?
Mengapa terjadi seperti itu?
Apakah semua Larutan
mendidih di titik didih yang
sama?
d. Motivasi : Mengapa dalam
memasak sayur bumbunya
dimasukkan setelah air
Mendidih?
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Komunikatif
Keingintahuan
Kerja keras
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi:
a. Guru memberikan pertanyaan
untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta
didik.
Elaborasi:
b. Peserta didik dengan
bimbingan guru
mendiskusikan tentang titik
didih.
Kolaborasi:
c. Peserta didik dibimbing
untuk menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
d. Peserta didik memperoleh
penguatan konsep dari Guru
tentang kenaikan titik didih.
Keingintahuan
Kemandirian
Percaya diri
Kerja keras
Kemandirian
Kerja keras
Menghargai
pendapat
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja keras
80
menit
3. Penutup a. Peserta didik ditugaskan
mengerjakan soal yang
telah disediakan Guru. Guru
mengucapkan salam.
5 menit Kingintahuan
Kerja keras
Kemandirian
10. 10
Pertemuan Keempat
Metode : Diskusi informasi
Pendekatan : Konsep
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pembukaan a. Salam dan doa
b. Guru mengabsen kehadiran
peserta didik
c. Apresiasi : Mengingat
kembali pertemuan
sebelumnya.
d. Motivasi : mengapa air
kelapa yang tumbuh dipantai
rasanya tidak asin?
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Keingintahuan
Kerja keras
Keingintahuan
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi:
e. Guru memberikan pertanyaan
untuk mengetahui
pengetahuan awal peserta
didik.
Elaborasi:
f. Peserta didik dengan
bimbingan guru
mendiskusikan informasi
diagram PT dan tekanan
osmosis
Kolaborasi:
g. Peserta didik dibimbing
untuk menyimpulkan hasil
kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
h. Peserta didik memperoleh
penguatan konsep dari Guru
tentang kenaikan titik didih.
Keingintahuan
Kemandirian
Percaya diri
Kerja keras
Kemandirian
Kerja keras
Menghargai
pendapat
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja keras
80
menit
3. Penutup Peserta didik ditugaskan
mengerjakan soal yang
telah disediakan Guru. Guru
mengucapkan salam.
5 menit Kingintahuan
Kerja keras
Kemandirian
11. 11
Sumber:
BNSP. (2006). Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Yayan. (2007). Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Alat
1. Buku Kimia
2. Whiteboard, Spidol, dan Penghapus
3. LCD dan Laptop
4. Alat dan bahan untuk praktikum
5. Lembar kerja siswa
Evaluasi
1. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
a. Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
No Nama
Kehadiran
Kemampuan
berpendapat
Kemampuan
bertanya
Ketepatan
menjawab
Rata-rata
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
12. 12
1. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
2. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
3. Cukup (C)
b. Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal non tertulis.
2. Aspek Psikomotor:
Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian: lembar observasi
No. Aspek yang diamati
Skala nilai
Skor
5 4 3 2 1
1. Cara menyiapkan alat
2. Cara menggunakan alat
3. Cara menyiapkan bahan
4. Cara melakukan pengujian
5. Cara mengamati perubahan
yang terjadi
6. Kebenaran menarik
kesimpulan
Skor total
iv. Jumlah skor maksimal = 30
v. Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
30
× 100
vi. Kriteria penilaian:
No Nilai Kuantitatif Nilai
Kualitatif
Keterangan
1. ≥ 86 A Sangat baik
2. 76 < nilai < 86 B Baik
3. 60 < nilai < 76 C Cukup
4. 46 < nilai < 60 D Kurang
5. < 46 E Sangat kurang
3. Aspek kognitif:
a. Teknik Penilaian : Ulangan harian
b. Bentuk Penilaian: Soal objektif, benar salah, dan uraian.
c. Instrumen penilaian: terlampir
d. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
13. 13
Mengetahui, Kampung Mesjid, Juli 2013-10-18
Kepala SMAN 1 Kualuh Hilir Guru Mata Pelajaran
H.TEHEGO LOMBU,S.Pd SOFIAN ARITONANG,S.Pd
NIP. 19600917 198303 1 008 NIM.19820611 200903 1 004
14. 14
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Menentukan Penurunan Titik Beku Larutan
A. Tujuan
Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas kimia 1000 mL 1 buah
b. Tabung reaksi 3 buah
c. Batang pengaduk 1 buah
d. Termometer 2 buah
2. Bahan
a. Air 12 mL
b. Urea 0,12 gram
c. Gula pasir 0,68 gram
d. Es batu secukupnya
e. Garam dapur secukupnya
C. Langkah Kerja
1. Timbang 0,12 gram urea dan larutkan dalam 4 mL air, dan timbang
0,68 gram gula pasir larutkan pula dalam 4 mL air.
2. Siapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung I diisi dengan 4 ml air , tabung II
diisi dengan 4 mL larutan urea 0,5 molal dan tabung III diisi dengan 4
mL larutan gula 0,5 molal.
3. Siapkan gelas kimia 1000 mL, isi dengan bongkahan es batu sampai 3/4
gelas lalu taburkan beberapa sendok makan garam dapur.
4. Ketiga tabung dimasukkan ke dalam gelas kimia. Amati penurunan
suhunya dan catat suhu konstannya.
5. Buat Tabel pengamatannya.
D. Pertanyaan
1. Berapakah titik beku pelarut murni pada percobaan di atas?
2. Tabung II berisi 0,5 molal larutan urea dan tabung III berisi 0,5 molal
larutan gula, bagaimana pengaruh zat terlarut pada titik beku ? Jelaskan.
3. Berikan kesimpulan dari percobaan di atas.
15. 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN1 Kualuh Hilir
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 2
Standar Kompetensi :
1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit
Kompetensi Dasar
1.2 Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat
koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data
percobaan.
Indikator
Menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan
non elektrolit dan elektrolit yang konsentrasinya sama.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. Melakukan percobaan sifat koligatif larutan.
2. Membandingkan sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit yang
konsentrasinya sama dari data percobaan.
Materi Pembelajaran
Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang
merupakan partikel-partikel di dalam larutan ini. Hal ini menyebabkan jumlah
partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan
nonelektrolit. Misalnya, larutan nonelektrolit C6H12O6, jika dimasukkan ke
16. 16
dalam air menghasilkan 1 mol partikel, sehingga larutan C6H12O6 1 M akan
membeku pada suhu 1,86 °C di bawah titik beku air murni, sedangkan 1 mol
larutan elektrolit NaCl mengandung 2 mol partikel, yaitu 1 mol Na+ dan 1
mol Cl–
. Larutan NaCl 1 M sebenarnya mengandung 1 mol partikel per 1.000
gram air, secara teoretis akan menurunkan titik beku 2 � 1,86 °C = 3,72 °C.
Sedangkan larutan CaCl2 1 M mempunyai 3 mol ion per 1.000 g air, secara
teoretis akan menurunkan titik beku tiga kali lebih besar dibandingkan larutan
C6H12O6 1 M.
Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat
ionisasinya (α). Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi lebih besar
daripada larutan elektrolit lemah, yaitu mendekati satu untuk larutan elektrolit
kuat dan mendekati nol untuk larutan elektrolit lemah. Derajat ionisasi
dirumuskan sebagai berikut.
∝=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑟𝑎𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎
Menurut Van’t Hoff, i = 1 + (n – 1)α
𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛
17. 17
Aktivitas Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Metode : Praktikum
Pendekatan : Ketrampilan proses
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pembukaan e. Salam dan doa
f. Guru mengabsen kehadiran
peserta didik
g. Apersepsi: Guru
mengingatkan kembali
tentang materi penurunan
tekanan uap dan kenaikan
titik didih larutan serta
kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari.
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Keingintahuan
Kerja keras
18. 18
h. Motivasi: Guru menanyakan
“Adakah perbedaan sifat
koligatif larutan non
elektrolit dengan larutan
elektrolit? Jika ada,
bagaimanakah perbedaan
sifat koligatif larutan non
elektrolit dengan sifat
koligatif larutan elektrolit
yang konsentrasinya sama
berdasarkan data
percobaan?”
Keingintahuan
Kerja keras
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi:
i. Guru menyampaikan tentang
prosedur yang dilakukan
peserta didik untuk
melakukan percobaan sifat
koligatif larutan, yaitu:
kenaikan titik didih larutan
non elektrolit dan larutan
elektrolit yang
konsentrasinya sama.
Elaborasi
j. Guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok
untuk melakukan percobaan.
Konfirmasi
k. Peserta didik menuliskan dan
menyimpulkan hasil
percobaan sifat koligatif
larutan, yaitu: kenaikan titik
didih larutan non elektrolit
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja keras
Kerja sama
Menghargai
pendapat
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja keras
80
menit
19. 19
dan larutan elektrolit yang
konsentrasinya sama.
3. Penutup a. Peserta didik ditugaskan
mengerjakan soal yang
telah disediakan dan
membuat laporan
praktikum.
b. Guru mengucapkan
salam.
5 menit Kingintahuan
Kerja keras
Kemandirian
Pertemuan Kedua
Metode : Diskusi informasi
Pendekatan : Konsep
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pembukaan a. Salam dan doa
b. Guru mengabsen kehadiran
peserta didik
c. Apersepsi: Guru
mengingatkan kembali
tentang penurunan titik beku
larutan dan tekanan osmotik
yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Keingintahuan
Kerja keras
2. Kegiatan Eksplorasi:
20. 20
Inti a. Guru memberikan
pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan
awal peserta didik.
Elaborasi
b. Peserta didik mengerjakan
soal secara berkelompok
dengan menggunakan
model TGT.
Konfirmasi
c. Peserta didik
menyimpulkan hasil
diskusi.
80
menit
Keingintahuan
Kerja sama
Kerja keras
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja keras
3. Penutup a. Peserta didik ditugaskan
mengerjakan soal yang
telah disediakan dan
membuat laporan
praktikum.
b. Guru mengucapkan salam.
5 menit Kingintahuan
Kerja keras
Kemandirian
Alat dan
Alat : Buku kimia SMA, LCD dan laptop, white board, spidol, penghapus
Sumber Belajar
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 2007. Sains Kimia Kelas XII SMA/MA 3. Jakarta: Bumi Aksara
Sunarya, Yayan. (2007). Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
21. 21
Wening Sukmanawati. 2009. Kimia 3: Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional)
Penilaian
4. Aspek Afektif
Penilaian dilakukan melalui dua bentuk, tes dan non tes.
b. Bentuk Non Tes
i. Teknik penilaian: observasi
ii. Bentuk intrumen: skala lajuan
iii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
No Nama
Kehadiran
Kemampuan
berpendapat
Kemampuan
bertanya
Ketepatan
menjawab
Rata-rata
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
4. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
5. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
6. Cukup (C)
c. Bentuk Tes
Penilaian terhadap sikap peserta didik dalam memperhatikan
penjelasan guru.
i. Teknik penilaian: post test
22. 22
ii. Bentuk instrumen penilaian: soal non tertulis.
5. Aspek Psikomotor:
Bentuk Non Tes
vii. Teknik penilaian: observasi
viii. Bentuk intrumen: skala lajuan
ix. Instrumen penilaian: lembar observasi
No. Aspek yang diamati
Skala nilai
Skor
5 4 3 2 1
1. Cara menyiapkan alat
2. Cara menggunakan alat
3. Cara menyiapkan bahan
4. Cara melakukan pengujian
5. Cara mengamati perubahan
yang terjadi
6. Kebenaran menarik
kesimpulan
Skor total
x. Jumlah skor maksimal = 30
xi. Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
30
× 100
xii. Kriteria penilaian:
No Nilai Kuantitatif Nilai
Kualitatif
Keterangan
1. ≥ 86 A Sangat baik
2. 76 < nilai < 86 B Baik
3. 60 < nilai < 76 C Cukup
4. 46 < nilai < 60 D Kurang
5. < 46 E Sangat kurang
6. Aspek kognitif:
a. Teknik Penilaian : Ulangan harian
b. Bentuk Penilaian: Soal objektif, benar salah, dan uraian.
c. Instrumen penilaian: terlampir
23. 23
d. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
Mengetahui, Kampung Mesjid, Juli 2013
Kepala Sekolah SMAN1 Kualuh Hilir Guru Mata Pelajaran
H.TEHEGO LOMBU,S.Pd SOFIAN ARITONANG,S.Pd
NIP. 19600917 198303 1 008 NIP 19820611 200903 1 004
LAMPIRAN
Tugas individu:
1. Apa berbedaan sifat koligatif larutan non elektrolit dan larutan elektrolit?
2. Apakah yang menyebabkan titik didih larutan lebih tinggi dari pada titik
didih pelarut murni?
Tugas diskusi kelompok:
Diskusikan dengan kelompokmu kalian, mengapa di negara-negara yang
mempunyai musim dingin, untuk air radiator pada mobilnya ditambah dengan zat
anti beku? Apa fungsi dari zat anti beku tersebut? Untuk di negara Indonesia yang
beriklim tropis, perlukah penambahan zat anti beku pada air radiator? Jelaskan!
24. 24
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
Tujuan: untuk mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik didih larutan
Alat dan Bahan:
1. Beker kaca 250 mL 3 buah
2. Pembakar spirtus/ bunsen
3. Timbangan
4. Termometer (skala ± 50-200°C)
5. Akuades/ air murni
6. Larutan NaCl 1 molal dan 5 molal
7. Larutan gula 1 molal dan 5 molal
Cara Kerja:
1. Memasukkan 100 gram akuades ke dalam beker, didihkan dan catat pada
saat suhu air mendidih.
2. Siapkan 2 beker kaca. Masukkan 100 gram larutan NaCl 1 molal beker
kaca A, dan 100 gram larutan gula 1 molal beker kaca B.
3. Ulangi langkah kerja no. 2 diatas, ganti larutan NaCl 1 molal dengan 5
molal dan larutan gula 1 molal larutan gula 1 molal dengan 5 molal.
4. Tulis hasil pengamatan kalian pada lembar tugas.
Hasil Pengamatan:
No. Larutan Titik Didih Larutan (°C)
1. Akuades
2. Larutan NaCl 1 molal
3. Larutan NaCl 5 molal
4. Larutan gula 1 molal
5. Larutan gula 5 molal
Kesimpulan: .........................
25. 25
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
Tujuan: untuk mengetahui pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan
Alat dan Bahan:
1. Termometer
2. Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
3. Gelas kimia plastik
4. Batang pengaduk kaca
5. Sendok makan
6. Es batu dan garam dapur kasar (untuk campuran pendingin)
7. Akuades
8. Larutan urea 1 molal dan 3 molal
9. Larutan NaCl 1 molal dan 3 molal
Cara Kerja:
1. Masukkan butiran-butiran kecil es ke dalam gelas kimia sampai kira-kira
tiga perempatnya.
2. Tambahkan ± 8 sendok garam dapur, kemudian aduk dengan sendok
tersebut. Campuran ini digunakan sebagai pendingin.
3. Isi tabung reaksi dengan akuades, kira-kira setinggi 4 cm.
4. Masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi
campuran pendingin.
5. Aduk campuran pendingin.
6. Masukkan batang pengaduk ke dalam tabung reaksi dan gerakkan
pengaduk itu turun naik dalam air sampai air dalam tabung reaksi
membeku seluruhnya.
7. Keluarkan tabung reaksi dari campuran pendingin dan biarkan es dalam
tabung reaksi meleleh sebagian.
8. Ganti pengaduk dengan termometer.
9. Dengan hati-hati, aduklah campuran dalam tabung reaksi dengan
termometer secara turun naik.
10. Bacalah termometer dan catat temperaturnya.
26. 26
11. Ulangi langkah 3-10 dengan menggunakan larutan urea 1 molal dan 3
molal, serta larutan NaCl 1 molal dan 3 molal sebagai pengganti air. (Jika
es dalam gelas kimia sudah banyak yang mencair, buat lagi campuran
pendingin seperti diatas).
Hasil Pengamatan:
Titik beku akuades: ....................... °C
No. Larutan Selisih Titik Beku Air
dengan Titik Beku Larutan
Zat terlarut Kemolalan Titik beku
(°C)
1. Urea 1 m
2. Urea 3 m
3. NaCl 1 m
4. NaCl 3 m
Kesimpulan: .............................
27. 27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN1 Kualuh Hilir
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 4
Standar Kompetensi :
2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
2.1. Menerapkan konsep reaksi oksidasi - reduksi dalam sistem
elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam
mencegah korosi dan dalam industri.
Indikator
1. Menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi
2. Menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi
(PBO)
3. Menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan
melalui percobaan
4. Menggambarkan susunan sel volta atau sel galvani dan menjelaskan fungsi
setiap bagiannya
5. Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel
volta
6. Menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel volta
7. Menghitung potensal sel berdasarkan data potensial standar
8. Menjelaskan prinsip kerja sel volta yang banyak digunakan dalam
kehidupan (baterai, aki, dll)
28. 28
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi
2. Peserta didik dapat menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan
bilangan oksidasi (PBO)
3. Peserta didik dapat menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung
secara spontan melalui percobaan
4. Peserta didik dapat menggambarkan susunan sel volta atau sel galvani dan
menjelaskan fungsi setiap bagiannya
5. Peserta didik dapat menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari
reaksi redoks dalam sel volta
6. Peserta didik dapat menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi
pada sel volta
7. Peserta didik dapat menghitung potensal sel berdasarkan data potensial
standar
8. Peserta didik dapat menjelaskan prinsip kerja sel volta yang banyak
digunakan dalam kehidupan (baterai, aki, dll)
Materi Pembelajaran
Penyetaraan Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang mengalami dua peristiwa yaitu
reduksi dan oksidasi (ada perubahan Biloks satu atau lebih unsur yang
bereaksi). Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks yang hanya satu jenis
unsur yang mengalami reduksi dan oksidasi.
Untuk menentukan reaksi redoks (reduksi-oksidasi) tidak selalu
menghitung nilai biloksnya karena kadang2 dapat ditentukan dengan cepat,
sebagai contoh :
29. 29
penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan
oksigen. Fe2O3 menjadi Fe merupakan reaksi reduksi karena melepas
oksigen. Sedangkan CO menjadi CO2merupakan reaksi oksidasi karena
jumlah oksigennya bertambah
penentu reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan /pelepasan Hidrogen.
Jika jumlah Hidrogennya berkurang berarti oksidasi sedangkan jika
bertambah berarti reduksi.
penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan elektron.
Cuba perhatikan muatan Cu, pada awalnya Cu biloksnya (bilangan
oksidasinya) = +2 kemudian berubah menjadi Cu yang biloksnya = 0
sehingga biloksnya turun. Reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi karena
terjadi penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan Muatan Mg berubah dari
mula2 biloksnya = 0 menjadi = +2 sehingga dapat digolongkan reaksi
oksidasi
30. 30
Reaksi redoks di atas dapat dipisahkan menjadi 1/2 reaksi, yakni reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi sehingga pelepasan/penerimaan elektron akan
terlihat.
Oksidasi : Mg Mg+2
+2e
Reduksi : Cu+2
+ 2e Cu
dalam reaksi tersebut terlihat bahwa Mg mengalami kenaikan muatan yang
mula2 tidak bermuatan menjadi bermuatan +2. Muatan Mg bertambah +2
berarti Mg mengalami peristiwa pelepasan elektron sebanyak 2 buah.
Pelepasan elektron dalam reaksi ditulis sebagai "e" yang artinya "elektron"
yang bermuatan -1 dan ditulis di ruas kanan yang artinya elektron terlepas
dari Mg. Sehingga muatan di ruas kiri dan kanan menjadi seimbang..... coba
perhatikan... Mg di ruas kiri muatannya nol berarti total muatan di ruas kiri
juga = 0 (nol).... sekarang Mg di ruas kanan muatannya +2 dan terdapat 2
elektron yang masing2 muatannya -1 sehingga total muatan di ruas kanan =
(+2) + (2.-1) = 0 (nol). Pada Cu terjadi kebalikannya yaitu penangkapan
elektron(e).
Pada Mg digolongkan sebagai reaksi oksidasi karena
terjadi pelepasan elektronsedangkan Cu digolongkan sebagai reaksi
reduksi karena terjadi penangkapan elektron. Pada reaksi total/gabungan
reaksi oksidasi dan reduksi pelepasan/penerimaan elektron tidak akan terlihat
karena jika digabung jumlah elektron di ruas kiri sama dengan di ruas kanan.
Jika ada unsur yang sama di ruas kiri dan kanan maka akan saling
menghilangkan. Agar dapat menentukan suatu unsuk mengalami
oksidasi/reduksi kita harus dapat menentukan bilangan oksidasi (biloks) dari
unsur tersebut.
Unsur yang bilangan 0ksidasi (biloks)nya bertambah berarti
mengalami reaksi oksidasi sedangkan unsur yang bilangan oksidasi
(biloks)nya berkurang merupakan reaksi reduksi. Untuk menentukan biloks
ada aturan/patokannya.
31. 31
PATOKAN penentuan Bilangan Oksidasi (Biloks)
1. Biloks atom dalam unsur tunggal = 0 . Contoh Biloks Cu, Fe, H2, O2 dll
= 0
2. Golongan IA ( Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr ) biloksnya selalu +1
3. Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr dan Ba ) biloksnya selalu +2
4. Biloks H dalam senyawa = +1, Contoh H2O, kecuali dalam senyawa
hidrida Logam (Hidrogen yang berikatan dengan golongan IA atau IIA)
Biloks H = -1, misalnya: NaH, CaH2 dll
5. Biloks O dalam senyawa = -2, Contoh H2O, kecuali OF2 biloksnya = + 2
dan pada senyawa peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) biloksnya = -1 serta
dalam senyawa superoksida, misal KO2 biloksnya = -1/2. untuk
mempermudah tanpa banyak hafalan....bila atom O atau H berikatan
dengan Logam IA atau IIA maka biloks logamnyalah yang ditentukan
terlebih dahulu dan biloks O dan H nya yang menyesuaikan (besarnya
dapat berubah - ubah)
6. total Biloks dalam senyawa tidak bermuatan = 0, Contoh HNO3 : (Biloks
H) + (Biloks N) + (3.Biloks O) = 0 maka dengan mengisi biloks H = +1
dan O = -2 diperoleh biloks N = +5
7. Total BO dalam ion = muatan ion, Contoh SO4
2-
= (Biloks S) + 4.(Biloks
O) = -2 maka dengan mengisi biloks O = -2 diperoleh biloks S = +6
Contoh Soal :
Setarakan reaksi berikut dengan metode perubahan bilangan oksidasi
Fe2+
+ MnO4
-
Fe3+
+ Mn2+
( suasana asam )
Jawab :
Langkah 1: Menuliskan kerangka dasar reaksi.
Fe2+
+ MnO4
-
Fe3+
+ Mn2+
Langkah 2: Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi dengan memberi koefisien yang sesuai.
Fe2+
+ MnO4
-
Fe3+
+ Mn2+
Langkah 3: Menentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator
dan jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor.
+2 +7 +3 +2
32. 32
Fe2+
+ MnO4
-
Fe3+
+ Mn2+
Langkah 4: Menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut
dengan memberi koefisien yang sesuai
Fe2+
+ MnO4
-
Fe3+
+ Mn2+
Hasilnya sebagai berikut :
5Fe2+
+ MnO4
-
5Fe3+
+ Mn2+
Langkah 5: Menyamakan muatan dengan menambahkan ion H+
5Fe2+
+ MnO4
-
+ 8H+ 5Fe3+
+ Mn2+
(muatan setara)
Langkah 6: Menyetarakan atom H dengan menambahkan molekul air.
5Fe2+
+ MnO4
-
+ 8H+ 5Fe3+
+ Mn2+
+ 4H2O (setara)
Sel Volta
Prisip dasar dari sel volta ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
+3+2
+7 +2
Naik 1
+1
Turun 5
+3+2
+7 +2
(Naik
1)(x5)
+1
(Turun
5)(x1)
33. 33
Logam zink (Zn) dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung
ion Zn2+
(misalnya larutan ZnSO4), sedangkan logam tembaga (Cu)
dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion Cu2+
(larutan CuSO4) .
Logam zink akan larut sambil melepas dua elektron.
Zn(s) Zn2+
(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan tidak memasuki larutan tetapi tertinggal pada
logam zink. Elektron tersebut selanjutnya akan mengalir ke logam
tembaga melalui kawat penghantar. Ion Cu2+
akan mengambil elektron
dari logam tembaga, kemudian akan mengendap.
Cu2+
(aq) + 2e Cu (s)
Dengan demikian, rangkaian tersebut dapat menghasilkan aliran
elektron (listrik). Akan tetapi, bersamaan dengan melarutnya logam zink,
larutan dalam gelas kimia A menjadi bermuatan positif. Hal ini akan
menghambat pelarutan logam zink selanjutnya. Sementara itu, larutan
dalam gelas kimia B akan bermuatan negatif seiring dengan
mengendapnya ion Cu2+
. Hal ini akan menahan pengendapan ion Cu2+
.
Jadi, aliran elektron yang disebutkan di atas tidak akan berkelanjutan.
Untuk menetralkan muatan listriknya, kedua gelas kimia A dan B
dihubungkan dengan suatu jembatan garam, yaitu larutan garam (seperti
NaCl atau KNO3). Jembatan garam melengkapi rangkaian sel volta,
sehingga menjadi suatu rangkain yang tertutup. Listrik hanya dapat
mengalir pada rangkaian tertutup.
Logam zink dan tembaga yang menjadi kutub-kutub listrik pada rangkaian
sel elektrokimia di atas disebut elektrode. Secara definisi, elektrode tempat
terjadinya reaksi oksidasi disebut anode, sedangkan elektrode tempat
terjadinya reaksi reduksi disebut katode. Oleh karena oksidasi adalah
pelepasan elektron, maka anode adalah kutub negatif, sedangkan katode
merupakan kutub positif. Pada sel elektrokimia di atas, anode adalah
logam zink dan katode adalah tembaga.
Notasi Sel Volta
34. 34
Susunan suatu sel volta dinyatakan dengan suatu lambang/ notasi singkat
yang disebut juga diagram sel. Untuk contoh gambar di atas, diagram
selnya dinyatakan sebagai berikut:
Zn Zn2+
Cu2+
Cu
Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katode di sebelah
kanan. Notasi tersebut menyatakan bahwa pada anode terjadi oksidasi Zn
menjadi Zn2+
, sedangkan di katode terjadi reduksi ion Cu2+
menjadi Cu.
Dua garis sejajar (II) yang memisahkan anode dan katode menyatakan
jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antarfase (Zn
padatan, sedangkan Zn2+
dalam larutan; Cu2+
dalam larutan, sedangkan Cu
padatan).
1. Pengukuran Potensial Elektrode Standar
Untuk mengukur harga potensial suatu elektrode, maka elektrode
tersebut disusun menjadi suatu sel elektrokimia dengan elektrode standar
(hidrogen-platina) dan besarnya potensial dapat terbaca pada voltmeter
yang dipasang pada rangkaian luar. Potensial elektrode yang diukur
dengan elektrode standar kondisi standar, yaitu pada suhu 25o
C dengan
konsentrasi ion-ion 1 M dan tekanan gas 1 atm, disebut potensial
elektrode standar dan diberi lambang Eo
.
Tabel Potensial Elektrode Standar, Eo
(volt)
Reaksi electrode Potensial standar, Eo
(volt)
Li(aq) + e ↔ Li(s) -3,04
K+
(aq) + e ↔ K(s) -2,92
Ba2+
(aq) + 2e ↔ Ba(s) -2,90
Ca2+
(aq) + 2e ↔ Ca(s) -2,87
Na+
(aq) + e ↔ Na(s) -2,71
Mg2+
(aq) + 2e ↔ Mg(s) -2,37
Al3+
(aq) + 3e ↔ Al(s) -1,66
Mn2+
(aq) + 2e ↔ Mn(s) -1,18
2H2O(l) + 2e ↔ H2(g) + 2OH-(aq) -0,83
Zn2+
(aq) + 2e ↔ Zn(s) -0,76
35. 35
Cr3+
(aq) + 3e ↔ Cr(s) -0,74
Fe2+
(aq) + 2e ↔ Fe(s) -0,44
Cd2+
(aq) + 3e ↔ Cr(s) -0,40
Ni2+
(aq) + 2e ↔ Ni(s) -0,28
Co2+
(aq) + 2e ↔ Co(s) -0,28
Sn2+
(aq) + 2e ↔ Sn(s) -0,14
Pb2+
(aq) + 2e ↔ Pb(s) -0,13
2H+ (aq) + 2e ↔ H2(s) 0,00
Cu2+
(aq) + 2e ↔ Cu(s) +0,34
O2(g) + 2H2O(l) + 4e ↔ 4OH-(aq) +0,40
I2(s) + 2e ↔ 2I-
(aq) +0,54
Ag+
(aq) + e ↔ Ag(s) +0,80
Hg2+
(aq) + e ↔ Hg(s) +0,85
Br2(l) + 2e ↔ 2Br-
(aq) +1,07
O2(g) + 4H+ + 4e ↔ 2H2O(l) +1,23
Cl2(g) + 2e ↔ 2Cl-
(aq) +1,36
Au3+
(aq) + 3e ↔ Au(s) +1,52
F2(g) + 2e ↔ 2F-
(aq) +2,87
2. Potensial Elektrode Standar dan Potensial Sel
Potensial sel volta (Eo
sel )merupakan beda potensial yang terjadi
antara dua elektrode pada suatu sel elektrokimia. Potensial sel dapat
ditentukan berdasarkan selisih antara elektrode yang mempunyai potensial
elektrode tinggi (katode) dengan elektrode yang mempunyai potensial
elektrode rendah (anode)
Eo
sel = Eo
katode – Eo
anode
Katode adalah elektrode yang mempunyai harga Eo
lebih besar
(lebih positif), sedangkan anode adalah elektrode yang mempunyai Eo
lebih kecil (lebih negatif)
36. 36
3. Potensial Elektrode Standar dan Reaksi Spontan
Harga potensial elektrode dapat digunakan untuk meramalkan
apakah suatu reaksi kimia dapat berlangsung spontan. Untuk menentukan
spontan atau tidaknya suatu reaksi redoks dapat dilihat dari harga potensial
reaksinya (Eo
redoks). Bila Eo
redoks > 0 (positif), maka reaksi dapat
berlangsung spontan, sedangkan bila Eo
redoks < 0 (negati. f) reaksi tidak
berlangsung spontan, artinya untuk berlangsungnya reaksi tersebut harus
ada tambahan energi dari luar.
4. Potensial Elektrode Standar dan Daya Oksidasi-Reduksi
Harga Potensial elektrode dapat digunakan untuk mengetahui daya
oksidasi dan daya reduksi suatu zat. Bila harga potensial reduksi suatu zat
semakin positif, berarti zat tersebut semakin mudah mengalami reduksi,
dan bertindak sebagai oksidator kuat (daya oksidasinya besar). Sebaliknya,
bila potensial reduksi standar suatu zat semakin negatif, maka berarti zat
tersebut semakin mudah mengalami oksidasi, dan bertindak sebagai
sebagai reduktor kuat (daya reduksinya besar).
Daya oksidasi dan reduksi juga dapat ditentukan berdasarkan deret volta/
deret elektrokimia. Deret volta/ deret elektrokimia merupakan susunan
unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode. Berikut deret volta
dari beberapa logam:
Li- K- Ba- Ca- Na- Mg- Al- Mn- Zn- Cr- Fe- Ni- Co- Sn- Pb- (H)- Cu-
Hg- Ag- Au
Pada deret Volta, dari kiri ke kanan makin mudah mengalami reaksi
reduksi atau dari kanan ke kiri makin mudah mengalami reaksi oksidasi.
Logam-logam di sebelah kiri atom H memiliki harga E° negative
sedangkan logam-logam di sebelah kanan atom H memiliki harga E°
positif.
37. 37
Pertemuan 3:
Model : CTL
Langkah-Langkah Pembelajaran
No Kegiatan Kegiatan Guru
Alokasi
Waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1 Pembukaan Membuka pelajaran
dengan memberi salam,
berdoa, mengecek
kehadiran,
mempersiapkan Peserta
didik untuk menerima
pelajaran
Apersepsi
- Pernahkah kalian
melihat besi yang
berkarat?
- Mengapa besi bisa
berkarat?
Pada pertemuan kali ini
kita akan mempelajari
reaksi redoks
5 menit Kereligiusan
Kesopanan
Kedisiplinan
Keingintahuan
Kerja keras
Kemandirian
Keingintahuan
Kegiatan
inti
Pertemuan I
Metode : Diskusi informasi
Pendekatan : Konsep
Eksplorasi:
Peserta didik dibimbing
oleh guru untuk
menemukan pengertian
reaksi redoks.
60
menit Keingntahuan
Ketekunan
38. 38
Guru memberikan
informasi bagaimana cara
menyetarakan reaksi redoks
dengan cara setengah
reaksi (ion elektron).
Elaborasi:
Peserta didik berdiskusi.
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengerjakan latihan
soal-soal.
Konfirmasi:
Peserta didik
menyimpulkan
pembelajaran dengan
bimbingan guru.
Pertemuan II
Metode : Diskusi informasi
Pendekatan : Konsep
Eksplorasi:
Guru mempersilahkan
peserta didik untuk
membaca materi
penyetaraan reaksi
redoks dengan cara
perubahan bilangan
oksidasi (PBO).
Guru memberikan
informasi bagaimana cara
menyetarakan reaksi redoks
60
menit
Kerja keras
Menghargai
orang lain
Kerja sama
Percaya diri
Kerja keras
Tanggung
jawab
Keingntahuan
Ketekunan
Kerja keras
Menghargai
39. 39
dengan cara perubahan
bilangan oksidasi (PBO).
Elaborasi:
Peserta didik dibimbing
oleh Guru untuk
berdiskusi.
Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengerjakan latihan
soal-soal.
Konfirmasi:
Peserta didik
menyimpulkan
pembelajaran dengan
bimbingan guru.
Pertemuan III
Metode : percobaan
Pendekatan: Ketrampilan
proses
Eksplorasi:
Menjelaskan bagaimana
energi listrik dihasilkan
dari reaksi redoks dalam
sel volta
Elaborasi
Peseerta didik melakukan
percobaan dan diskusi
kelas untuk menjelaskan
sel volta sesuai dengan
LKPD
orang lain
Kerja sama
Percaya diri
Kerja keras
Kemandirian
Tanggung
jawab
Keingntahuan
Ketekunan
Kerja keras
Kerja sama
Kejujuran
40. 40
Konfirmasi:
Menyimpulkan tentang
hal-hal yang telah
dipelajari
Pertemuan IV
Metode : Diskusi informasi
Pendekatan : Konsep
Eksplorasi:
Menerapkan konsep
reaksi redoks dalam
sistem elektrokimia yang
melibatkan energi listrik
dan kegunaannya dalam
mencegah korosi dan
dalam industri
Elaborasi
Melakukan diskusi kelas
untuk membahas
potensial elektrode,
sesuai dengan LKPD
Konfirmasi:
Menyimpulkan tentang
hal-hal yang telah
dipelajari
Percaya diri
Kerja keras
Keingntahuan
Ketekunan
Kerja keras
Kerja sama
Tenggang
rasa
Percaya diri
Kerja keras
Penutup Menutup pelajaran
- Rangkuman
- Tugas yang harus
dikerjakan di rumah
15
menit
Menghargai
orang lain
Sumber
41. 41
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 2007. Sains Kimia Kelas XII SMA/MA 3. Jakarta: Bumi Aksara
Sunarya, Yayan. (2007). Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Wening Sukmanawati. 2009. Kimia 3: Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional)
Alat
LCD, laptop, papan tulis, LKS, buku kimia XII.
Penilaian
7. Aspek Afektif
iii. Teknik penilaian: observasi
iv. Bentuk intrumen: skala lajuan
v. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
No Nama
Kehadiran
Kemampuan
berpendapat
Kemampuan
bertanya
Ketepatan
menjawab
Rata-rata
42. 42
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
7. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
8. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
9. Cukup (C)
8. Aspek kognitif:
a. Teknik Penilaian : Ulangan harian
b. Bentuk Penilaian: Soal objektif, benar salah, dan uraian.
c. Instrumen penilaian: terlampir
d. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
Mengetahui, Kampung Mesjid, Juli 2013
Kepala Sekolah SMAN1 Kualuh Hilir Guru Mata Pelajaran
H.TEHEGO LOMBU,S.Pd SOFIAN ARITONANG,S.Pd
NIP. 19600917 198303 1 008 NIP 19820611 200903 1 004
43. 43
LAMPIRAN
Instrumen Diskusi
No
Indikator/
Tujuan
Pembelajaran
Butir Soal Kunci Jawaban
Bobot
Nilai
1. Menjelaskan
pengertian
reaksi redoks
1. Apa yang
dimaksud dengan
reaksi redoks,
jelaskan!
1. Reaksi redoks yaitu
reaksi yang disertai
dengan perubahan
bilangan oksidasi.
Setiap reaksi redoks
terdiri dari reaksi
oksidasi dan reaksi
reduksi. Reduksi
adalah penurunan
bilangan oksidasi,
sedangkan oksidasi
yaitu penaikan
bilangan oksidasi.
5
2. menerangkan
perbedaan
antara reaksi
oksidasi dan
reaksi reduksi
1. Sebutkan beberapa
perbedaan antara
reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi!
- Reaksi oksidasi :
Penangkapan
oksigen, Pelepasan
elektron, Bilangan
oksidasi naik
- Reaksi reduksi :
Pelepasan oksigen,
Penangkapan
elektron, Bilangan
10
-
45. 45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA/MA Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 3
Standar Kompetensi :
2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
Indikator
1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
melalui percobaan
2. Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau
cairan dengan elektroda aktif ataupun elektroda inert
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui
percobaan
4. Menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi terjadinya korosi melalui
percobaan
5. Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi
Tujuan Pembelajaran
1. Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
melalui percobaan
2. Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau
cairan dengan elektroda aktif .
46. 46
3. Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau
cairan dengan elektroda inert.
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi .
5. Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi
Materi Pembelajaran
Elektrolisis
Elektrolisis artinya penguraian suatu zat akibat arus listrik.Zat yang
terurai dapat berupa padatan, cairan, atau larutan. Arus listrik yang digunakan
adalah arus searah (direct current =dc ). Tempat berlangsungnya reaksi reduksi
dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu anode
(reaksi oksidasi) dan katode (reaksi reduksi). Perbedaan sel elektrolisis dan sel
volta terletak pada kutub elektrode. Pada sel volta, anode (–) dan katode (+),
sedangkan pada sel elektrolisis sebaliknya, anode (+) dan katode (–). Pada sel
elektrolisis anode dihubungkan dengan kutub positif sumber energi listrik,
sedangkan katode dihubungkan dengan kutub negatif. Oleh karena itu pada sel
elektrolisis di anode akan terjadi reaksi oksidasi dan dikatode akan terjadi
reaksi reduksi.
Gambar.Sel elektrolisis
Ketika kedua elektrode karbon dihubungkan dengan sumber energi
listrik arus searah, dalam sel elektrolisis terjadi reaksi redoks, yaitu penguraian
air menjadi gas H2 dan gas O2.
47. 47
Reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis adalah
Anode (+): 2H2O(l) ⎯⎯→ O2(g) + 4H+
(aq) + 4e (oksidasi O2–
)
Katode (–): 4H2O(l) + 4e →2H2(g) + 4OH–
(aq)(reduksi H+
)
Reaksi : 2H2O(l) ⎯⎯→ 2H2(g) + O2(g)
Elektrolisis larutan berbeda dengan elektrolisis air.Elektrolisis larutan,
Misalnya larutan NaI, terdapat ion Na+
dan ion I–
.Kedua ion ini bersaing
dengan molekul air untuk dielektrolisis.Di katode terjadi persaingan antara
molekul H2O dan ion Na+
(keduanya berpotensi untuk direduksi).Demikian
juga di anode, terjadi persaingan antara molekul H2O dan ion I–
(keduanya
berpotensi dioksidasi). Spesi mana yang akan keluar sebagai pemenang?
Pertanyaan tersebut dapat dijawab berdasarkan nilai potensial elektrode
standar.
Setengah reaksi reduksi di katode:
Na+
(aq) + e→ Na(s)E° = –2,71 V
2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OH–
(aq) E° = –0,83 V
Berdasarkan nilai potensialnya, H2O lebih berpotensi direduksi
dibandingkan ion Na+
sebab memiliki nilai E° lebih besar.Perkiraan ini cocok
dengan pengamatan, gas H2 dilepaskan di katode. Setengah reaksi oksidasi di
anode:
2I–
(aq) → I2(g) + 2eE° = –0,54 V
2H2O(l) → O2(g) + 4H+
(aq) + 4e E° = –1,23 V
Berdasarkan nilai potensial, ion I–
memenangkan persaingan sebab nilai
E° lebih besar dibandingkan molekul H2O. Reaksi yang terjadi pada sel
elektrolisis:
Katode: 2H2O(l) + 2e⎯⎯→ H2(g) + 2OH–
(aq)
Anode: 2I–
(aq) ⎯⎯→ I2(g) + 2e
Reaksi: 2H2O(l) + 2I–
(aq) ⎯⎯→ H2(g) + I2(g) + 2OH–
(aq)
48. 48
1. Korosi
Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Dalam kehidupan sehari-
hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3.xH2O.
Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang
teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang
ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode. Reaksi perkaratan:
Anode : Fe →Fe2+
+ 2 e
Katode : O2 + 2 H2O + 4 e → 4 OH–
Fe2+
yang dihasilkan, berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk
Fe3+
. Sedangkan OH–
akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam atau
dengan ion H dari terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) dari hasil perubahan
dengan air hujan. Dari hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus
senyawa Fe2O3.xH2O. Karat ini bersifat katalis untuk proses perkaratan
berikutnya yang disebut autokatalis.
Penyebab utama korosi besi adalah oksigen dan air. Proseskorosi pada
besi dapat dilihat pada gambar .
Oleh karenanya untuk mecegah korosi harus di hindarkan kontak antara
logam dengan faktor-faktor pencetus diatas, dengan cara mengecat, melapisi
dengan vaselin/minyak atau logam yang lebih tahan korosi atau perlindungan
katodik.
49. 49
Aktivitas Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Metode : percobaan, diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab.
Pendekatan : Kontekstual
No Kegiatan Aktivitas Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pendahuluan a. Salam dan doa
b. Apersepsi: guru
mencontohkan sel
elektrolisis dalam
kehidupan sehari-hari
untuk menarik miinat
peserta didik.
c. Motivasi
5menit Kerligiusan
Kerja keras
keingintahuan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
a. Guru bertanya tentang
bagaimana suatu larutan
elektrolit dapat
menghantar listrik.
Elaborasi
b. Peserta didik dihimbau
untuk merancang
percobaan untuk
memenyelidiki reaksi
yang terjadi di anoda dan
katoda pada
elektrolisis,dalam
kelompok
c. Peserta didik
mendiskusikan hasil
percobaanya, dalam
80menit
Keberanian
Kerja keras
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja sama
Menghargai
pendapat
Toleransi
50. 50
kelompok.
d. Guru memantau diskusi
kelompok
e. Guru sebagai moderator
fasilitator diskusi kelas
Konfirmasi
f. Guru meminta peserta
didik menyimpulkan hasil
diskusi
Kesopanan
Percaya diri
Menghargai
prestasi
3. Penutup Peserta didik diberi PR 5menit Tanggung jawab
Kemandirian
Pertemuan Kedua
Metode : diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab.
Pendekatan : Kontekstual
No Kegiatan Aktivitas Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pendahuluan a. Salam dan doa
b. Apersepsi: guru
menanyakan materi
sebelumnya
c. Motivasi
5menit Kerligiusan
Kerja keras
keingintahuan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
a. Guru bertanya tentang
bagaimana suatu larutan
elektrolit dapat
menghantar listrik.
Elaborasi
b. Peserta didik mengkaji
tentang reaksi yang terjadi
di anoda dan katoda pada
80menit
Keberanian
Kerja keras
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja sama
51. 51
elektrolisis, dengan
elektroda inert maupun
non inert, dalam
kelompok.
c. Guru memantau diskusi
kelompok
d. Guru sebagai moderator
fasilitator diskusi kelas
Konfirmasi
e. Guru meminta peserta
didik menyimpulkan hasil
diskusi
Menghargai
pendapat
Toleransi
Kesopanan
Percaya diri
Menghargai
prestasi
3. Penutup Peserta didik diberi PR 5menit Tanggung jawab
Kemandirian
Pertemuan ketiga
Metode : percobaan, diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab.
Pendekatan : Kontekstual
No Kegiatan Aktivitas Alokasi
waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1. Pendahuluan a. Salam dan doa
b. Apersepsi: guru
menanyakan materi
sebelumnya
c. Motivasi
5menit Kerligiusan
Kerja keras
keingintahuan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi:
a.Guru bertanya tentang
bagaimana suatu larutan
elektrolit dapat
menghantar listrik.
80menit
Keberanian
Kerja keras
52. 52
Elaborasi
b. Peserta didik merancang
percobaan untuk
memenyelidiki hal hal
yang mempengaruhi
korosi dan cara
pecegahannya,dalam
kelompok.
c. Peserta didik
mendiskusikan hasil
percobaannya.
d. Guru memantau diskusi
kelompok
e. Guru sebagai moderator
fasilitator diskusi kelas
Konfirmasi
f. Guru meminta peserta
didik menyimpulkan hasil
diskusi
Keingintahuan
Kemandirian
Kerja sama
Menghargai
pendapat
Toleransi
Kesopanan
Percaya diri
Menghargai
prestasi
3. Penutup Peserta didik diberi PR 5menit Tanggung jawab
Kemandirian
Sumber Belajar:
BNSP. (2006). Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas
Sunarya, Yayan. (2007). Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia
Modern. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar
Kimia untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
Alat
2. Worksheet
3. Lembar diskusi
53. 53
4. Alat dan bahan percobaan
5. Laptop dan materi dalam power point
Penilaian
9. Aspek Afektif
vi. Teknik penilaian: observasi
vii. Bentuk intrumen: skala lajuan
viii. Instrumen penilaian:
Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik
No Nama
Kehadiran
Kemampuan
berpendapat
Kemampuan
bertanya
Ketepatan
menjawab
Rata-rata
Keterangan:
Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai
dengan 5 sesuai kriteria berikut:
10. Sangat baik (A) 4. Kurang (D)
11. Baik (B) 5. Sangat kurang (E)
12. Cukup (C)
10. Aspek Psikomotorik:
a. Teknik Penilaian : observasi
b. Bentuk Penilaian: Skala Lajuan
c. Instrumen penilaian: Lembar Pengamatan Observasi
No. Aspek yang diamati
Skala nilai
Skor
5 4 3 2 1
54. 54
1. Cara menyiapkan alat
2. Cara menggunakan alat
3. Cara menyiapkan bahan
4. Cara melakukan pengujian
5. Cara mengamati perubahan
yang terjadi
6. Kebenaran menarik
kesimpulan
Skor total
xiii. Jumlah skor maksimal = 30
xiv. Nilai =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
30
× 100
xv. Kriteria penilaian:
No Nilai Kuantitatif Nilai
Kualitatif
Keterangan
1. ≥ 86 A Sangat baik
2. 76 < nilai < 86 B Baik
3. 60 < nilai < 76 C Cukup
4. 46 < nilai < 60 D Kurang
5. < 46 E Sangat kurang
11. Aspek kognitif:
a. Teknik Penilaian : Ulangan harian
b. Bentuk Penilaian: Soal objektif, benar salah, dan uraian.
c. Instrumen penilaian: terlampir
d. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
55. 55
Mengetahui, Kampung Mesjid, Juli 2013
Kepala SMAN 1 Kualuh Hilir Guru Mata Pelajaran
H.TEHEGO LOMBU,S.Pd SOFIAN ARITONANG,S.Pd
NIP. 19600917 198303 1 008 NIP.29820611 200903 1 004
56. 56
LEMBAR KERJA SISWA
A. Tujuan
Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan garam
natrium sulfat (Na2SO4) dan kalium Iodida (KI).
B. Alat dan Bahan
1. Seperangkat alat elektrolisis
2. Larutan Na2SO4
3. Larutan KI
4. Indikator universal
C. Cara Kerja
Elektrolisis larutan garam natrium sulfat (Na2SO4)
1. Pasanglah alat elektrolisis seperti terlihat pada gambar
2. Tambahkan 10 tetes indicator universal ke dalam kira-kira 50ml larutan
Na2SO4 0,5 M, kemudian masukkan larutan itu ke dalam tabung U.
3. Elektrolisislah larutan itu sampai terlihat suatu perubahan pada sekitar
kedua elektrode. Catat pengamatan anda.
Elektrolisis Kalium Iodida (KI)
1. Elektrolisis larutan KI 0,5 M sampai terlihat perubahan pada kedua
elektrode.
2. Dengan menggunakan pipet tetes, pindahkan larutan dari ruang katode
kedalam dua tabung massing-masing kira-kira 2ml. tambahkan 2 tetes
larutan fenolftaliein ke dalam tabung 1, dan tambahkan 2 tetes larutan
amilum/kanji ke dalam tabung 2. Catat pengamatan anda. Lakukan hal
yang sama terhadap larutan dari ruang anode.
D. Data Hasil Pengamatan
Elektrolisis larutan garam natrium sulfat (Na2SO4)
1. Warna larutan sebelum di elektrolisis :
2. Sesudah dielektrolisis :
a. Perubahan pada ruang katode :
b. Perubahan pada ruang anode :
Elektrolisis Kalium Iodida (KI)
58. 58
LEMBAR DISKUSI
Tuliskan reaksi elektolisis berikut :
a. Elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektrode grafit
b. Elektrolisis larutan CuSO4 dengan katode besi dan anode platina
c. Elektrolisis lelehan MgCl2 dengan elektrode grafit
Kunci Jawaban
a. Elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektrode grafit
AgNO3(aq) → Ag+
(aq) + NO3
-
(aq)
Ag+
bukanlah dari logam aktif, jadi kation itu akan direduksi. Karena anoda
bersifat inert (C) sedangkan anion dari sisa asam oksi, maka air yang
teroksidasi di anode.
Katode : Ag+
(aq) + e → Ag (s) (x 4)
Anode : 2 H2O (l) → 4 H+
(aq) + O2(g) +4e (x 1)
4Ag+
(aq) + 2 H2O (l) → 4Ag (s) + 4 H+
(aq) + O2(g)
b. Elektrolisis larutan CuSO4 dengan katode besi dan anode platina
CuSO4 (aq) → Cu2+ (aq) + SO42- (aq)
Cu2+ bukan dari logam aktif, jadi kation itu akan direduksi, karena anode
inert (Pt) sedangkan anion dari sisa asam oksi, maka air teroksidasi di enode.
Katode : Cu2+(aq) + 2e → Cu (s) (x 2)
Anode : 2 H2O (l) → 4 H+(aq) + O2(g) +4e (x 1)
Cu2+(aq) + 2 H2O (l) → 2 Cu (s) + 4 H+(aq) + O2(g)
c. Elektrolisis lelehan MgCl2 dengan electrode grafit
MgCl2 (l) → Mg+ (l) + 2 Cl- (l)
Pada elektrolisis lelehan senyawa ion dengan elektrode inert, maka kation
direduksi di katode sedangkan anion dioksidasi di anode.
Katode : Mg2+(l) + 2e → Mg (s)
Anode : 2 Cl-(l) → Cl2 (g)
Mg2+(l) + 2 Cl- (l) → Mg (s) + Cl2(g)
59. 59
LEMBAR KERJA SISWA
A. Tujuan
Mempelajari korosi pada besi
B. Alat dan Bahan
pemanas air Air
tabung reaksi minyak tanah
Amplas Aquades
Paku CaCl2 (higroskopis atau menyerap air)
Kapas
C. Cara Kerja
1. Ambil 4 tabung reaksi dan beri nomor 1 sampai 4.
2. Tabung 1, masukkan 5 ml aquades.
3. Tabung 2, masukkan 2 gram kristal CaCl2, di atasnyadiletakkan kapas
kering.
4. Tabung 3, masukkan air yang sudah didihkan hinggapenuh.
5. Tabung 4, masukkan 10 ml minyak tanah (lebih tinggi dar tinggi paku).
6. Amplas 4 batang paku hingga bersih, kemudian masukkan ke dalam
masing- masing tabung.
7. Tutup tabung 2 dan 3 dengan sumbat karet hingga rapat
8. Simpan semua tabung selama 2 hari, kemudian amati apayang terjadi.
D. Data Hasil Pengamatan
Tabung Pengamatan (korosi / tidak)
1
2
3
4
E. Pertanyaan
1. Bagaimana cara pencegahan korosi pada besi?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi?
60. 60
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA/MA Yogyakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 1
Standar Kompetensi :
2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam
teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
2.3. Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
Indikator
1. Menerapkan kosep hukum faraday dalam perhitungan sel elektrolisis.
2. Menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurunian suatu
logam
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. Peserta didik dapat menyebutkan hukum-hukum Faraday.
2. Peserta didik dapat menerapkan kosep hukum faraday dalam perhitungan
sel elektrolisis.
3. Peserta didik dapat mentelesaikan stoikiometri reaksi elektrolisis
menggunakan konsep hukum Faraday.
4. Peserta didik dapat menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan
pemurunian suatu logam.
61. 61
Materi Pembelajaran
Jumlah massa zat yang dihasilkan pada katoda atau anoda berbanding
lurus dengan jumlah listrik yang digunakan selama elektrolisis.
Apabila arus listrik sebesar 1 Faraday ( 1 F ) dialirkan ke dalam sel
maka akan dihasilkan :
1 ekivalen zat yang disebut massa ekivalen (e)
1 mol elektron ( e-
)
Cara menghitung massa ekivalen (e) :
e = Ar Unsur / jumlah muatan ionnya
sebagai contoh jika 1 F dialirkan ke reaksi elektrolisis :
Cu2+
+ 2e-
→ Cu
maka massa ekivalen ( e ) logam Cu (Ar Cu = 63,5) = e Cu = 63,5/2 = 31,75
jika arus listrik diperbesar menjadi 2 kalinya massa Cu yang diendapkan juga
dikali 2.
Hubungan Muatan Listrik dengan Arus Listrik
Keterangan :
C = muatan listrik ( Coloumb )
I = arus listrik ( Ampere )
t = waktu ( sekon )
sedangkan hubungan antara Faraday dan muatan listrik ( C ) :
maka rumus Faraday :
dan massa logam yang diendapkan :
62. 62
Contoh soal:
Dalam elektrolisis FeSO4 digunakan listrik sebesar 0,4 F. Hitung massa Fe
(Ar Fe = 56 ) yang dihasilkan di katoda!
reaksi penguraiannya : FeSO4 → Fe2+
+ SO4-
reaksi pada katoda : Fe2+
+ 2e-
→ Fe
Jadi muatan Fe ( n Fe ) = 2
massa ekivalen Fe ( e Fe ) = 56/2 = 28
m Fe = e.F
= 28.0,4 = 11,2 gram
Hubungan Hukum Faraday dengan Elektrolisis
Jika arus listrik 1 A dialirkan ke dalam 100 ml larutan perak nitrat AgNO3
melalui elektroda Pt selama 1930 detik maka hitunglah Ph nya!
elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda Pt
Katoda (+) : Ag+
(aq) + e-
→ Ag(s)
Anoda (-) : 2H2O(aq) → 4H+
(aq) + O2(g) + 4e-
reaksi pada anoda terlihat dihasilkan ion H+
maka larutan tersebut
bersifat asam. mula2 kita cari dahulu muatan yang lewat dalam larutan :
karena F = mol elektron maka mol e-
= 0,02 mol
2H2O(aq) → 4H+
(aq) + O2(g) + 4e-
0,02 mol 0,02 mol
konsentrasi H dalam larutan :
pH= 1 - log 2
Hukum Faraday II
Apabila 2 sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama
(disusun seri) maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan sebanding
dengan massa ekivalen (e) zat-zat tersebut.
63. 63
Keterangan :
m = massa zat dalam gram
e = massa ekivalen zat
Ar = massa molekul relatif
n = muatan ion positif zat/kation
Contoh :
Jika arus listrik dialirkan melalui larutan AgNO3 dan Ni (NO3)2 yang
disusun seri maka akan terjadi endapan perak sebanyak 27 gram. Hitung
massa endapan nikel yang terjadi! (Ar Ag = 108 dan Ar Ni = 59)
n Ag = 1 dan n Ni = 2
m Ag : m Ni = Ar Ag/n Ag : Ar Ni/n Ni
27 : m Ni = 108/1 : 59/2
m Ni = 7,375 gram
Aktivitas Pembelajaran
Metode : Ceramah bervariasi, diskusi informatif
No Kegiatan Aktivitas
Alokasi
Waktu
Nilai budaya dan
karakater
64. 64
Pembukaan Guru memberi
salam dan berdoa
Mengecek
kehadiran siswa
Menyampaikan
apersepsi
5 menit
Kereligiusan
Kedisiplinan
Kegiatan inti Eksplorasi
Peserta didik
membaca kembali
hukum-hukum
Faraday dan
stoikiometri
reaksi elektrolisis.
Guru bertanya
kepada peserta
didik tentang
hukum Faraday.
Elaborasi
Peserta didik
dengan
bimbingan guru
menyebutkan
hukum-hukum
Faraday serta
menjelaskan
penerapan hukum
Faraday dalam
perhitungan sel
elektrolisis.
Peserta didik
dengan
bimbingan guru
80
menit
Menghargai
oranglain
Keingintahuan
Ketekunan
Kerjasama
Percaya diri
Keingintahuan
Percaya diri
65. 65
menjelaskan
bagaimana cara
menyelesaikan
stoikiometri
reaksi sel
elektrolisis.
Peserta didik
diberi kesempatan
bertanya
Guru memberi
permasalahan
untuk
diselesaikan
peserta didik.
Konfirmasi
Pendidik
memberikan
tanggapan dan
penguatan
terhadap hasil
kerja peserta
didik dalam
mengerjakan soal
yang telah
diberikan.
Menghargai
pendapat
Percaya diri
Keingintahuan
Menghargai
prestasi
Keingintahuan
Penutup Guru
menyampaikan
kesimpulan
Guru memberikan
tugas untuk
pertemuan
berikutnya
5 menit
Menghargai orang
lain
66. 66
Guru
mengucapkan
salam penutup
Sumber Belajar
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sukardjo. 2007. Sains Kimia Kelas XII SMA/MA 3. Jakarta: Bumi Aksara
Sunarya, Yayan. (2007). Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia
untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Wening Sukmanawati. 2009. Kimia 3: Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional)
Alat
•Laptop
•LCD
•Papan tulis
•Marker
Penilaian
Prosedur penilaian:
1. Penilaian afektif
a. Teknik penilaian: observasi
b. Bentuk intrumen: skala lajuan
c. Instrumen penilaian: terlampir
2. Penilaian kognitif :
a. Teknik Penilaian : Ulangan harian
b. Bentuk Penilaian : Soal objektif, benar salah, dan uraian.
c. Instrumen penilaian: terlampir
67. 67
d. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM
diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum
mencapai KKM diberikan remedial.
Mengetahui, Kampung Mesjid, Juli 2013
Kepala SMAN 1 Kualuh Hilir Guru Mata Pelajaran
H.TEHEGO LOMBU,S.Pd SOFIAN ARITONANG,S.Pd
NIP. 19600917 198303 1 008 NIP.29820611 200903 1 004
68. 68
LAMPIRAN
Lembar Observasi
Nilai Karakter Peserta Didik
No
Indikator nilai karakter No. Daftar hadir siswa *)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Menaati aturan diskusi
seperti mengacungkan
tangan sebelum mengajukan
pendapat
2 Menghargai/tidak mencela
pendapat yang kurang tepat
3 Memberi kesempatan semua
anggota kelompok untuk
mengajukan pendapat/tidak
memonopoli diskusi
4 Tidak membedakan antara
pendapat teman pria dan
wanita
5 Santun dalam
berargumentasi/mempertaha
nkan pendapat yang berbeda
6 Tidak memaksakan
kehendak/memaksa
kelompok untuk
menerimapendapatnya
7 Mau mengakui
kesalahannya
8 Menunjukan sikap
menerima hasil diskusi
kelompok
Jumlah BT
Jumlah MT
69. 69
Jumlah MB
Jumlah MK
*) diisi dengan :
BT ( Belum Terlihat) : Jika siswa belum memperlihatkan perilaku
yang tertera dalam indicator
MT ( Mulai terlihat) : Jika siswa mulai memperlihatkan perilaku
yang tertera dalam indicator
MB (Mulai Berkembang)`: Jika siswa mulai konsisten memperlihatkan
perilaku yang tertera dalam indicator
MK (Menjadi Kebiasaan) : Jika siswa konsisten memperlihatkan
perilaku yang tertera dalam indicator
70. 70
Lembar Observasi
Nilai Afektif Peserta Didik
NO
.
SISWA
ASPEK PENILAIAN
Kehadiran Perhatian terhadap
mengikuti pelajaran
Tugas Aktif Bertanya
dan menjawab
1
2
3
4
5
Keterangan penilaian :
5=amat baik
4=baik
3=cukup
2=kurang
1=amat kurang
71. 71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Kualuh Hilir
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : XII
Semester : 1
Jumlah pertemuan : 5
Standar Kompetensi :
3. Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya,
serta terdapatnya di alam.
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di alam dan
produk yang mengandung unsur tersebut.
3.2 Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur utama dan
unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan,
kereaktifan, dan sifat khusus lainnya.
3.3. Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan
senyawanya dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-
sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya.
Indikator
1. Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di alam
2. Mengidentifikasi produk yang mengandungunsur utama dan transisi
tersebut di alam
3. Mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama di
Indonesia.
4. Mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur transisi ( titik
didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan dan sifat khusus lainnya)
72. 72
5. Mengidentifikasi sifat-sifat kimia ( kereaktifan, kelarutan)
6. Mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida
Mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam ( terutama alkali dan alkali
tanah )
7. Mengidentifikasi keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur periode
ke tiga
8. Menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur serta senyawanya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
9. Menjelaskan pembuatan unsur serta senyawanya di laboratorium dan
industri.
10. Menjelaskan komposisi unsur dalam pupuk.
11. Menyebutkan sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahaya
unsur-unsur radioaktif.
12. Menyebutkan mengenai sifat-sifat fisik dan kimia, kegunaan, dan bahaya
unsur-unsur radioaktif.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan:
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi kelimpahanunsur-unsurutama dan
transisi di alam
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi produk yang mengandungunsur
utama dan transisi tersebut di alam.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yang ada di
alamterutama di Indonesia
4. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan
unsur transisi ( titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan dan
sifat khusus lainnya
5. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat kimia ( kereaktifan,
kelarutan) Peserta didik dapat mengidentifikasi daya pengoksidasi
halogen dan daya pereduksi halida
6. Peserta didik dapat mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (
terutama alkali dan alkali tanah )
73. 73
7. Peserta didik dapat mengidentifikasi keteraturan sifat fisik dan sifat
kimia unsur-unsur periode ke tiga
8. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat dan dampak unsur natrium,
magnesium, aluminium, karbon, silikon, nitrogen, oksigen, dan belerang
serta senyawanya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
9. Peserta didik dapat menjelaskan pembuatan unsur natrium, magnesium,
aluminium, karbon, silikon, nitrogen, oksigen, dan belerang serta
senyawanya di laboratorium dan industri.
10. Peserta didik dapat menjelaskan komposisi unsur dalam pupuk sumber
nitrogen, fosfor, dan kalium.
11. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat fisik unsur-unsur radioaktif.
12. Peserta didik dapat menyebutkan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif.
13. Peserta didik dapat menyebutkan kegunaan unsur-unsur radioaktif.
14. Peserta didik dapat menyebutkan bahaya unsur-unsur radioaktif.
15. peserta didik menyebutkan sifat-sifat pembelokan dan daya tembus sinar
α, β, γ.
Materi Pembelajaran:
1. Keberadaan unsur-unsur di alam
Unsur-unsur utama dan transisi terdapat di alam berupa unsur bebas dan
senyawa.
Unsur bebas yang terdapat di alam misalnya : unsur-unsur gas mulia
(helium, neon, argon, krypton, xenon, dan randon), bebarapa unsur logam
(emas, platina, perak dan tembaga), dan beberapa unsur nonlogam
(oksigen, nitrogen, belerang, dan karbon).
Mineral adalah bahan-bahan alam yang mengandung unsur atau senyawa
tertentu dalam kadar yang relatif besar, misalnya : bauksit, silica,
hematite, magnetit, kalkopirit, pasir kuarsa, dan lain-lain.
2. Kelimpahan unsur-unsur di kulit bumi
Tabel kelimpahan unsur-unsur dalam kulit bumi :
Tabel 1. kelimpahan unsur-unsur dalam kulit bumi
74. 74
Unsur % massa Unsur % massa
Oksigen
Silikon
Aluminium
Besi
Kalsium
Natrium
Kalium
Magnesium
Hidrogen
Titanium
49,20
25,67
7,50
4,71
3,39
2,63
2,40
1,93
0,87
0,58
Klorin
Fosforus
Mangan
Karbon
Belerang
Barium
Nitrogen
Fluorin
Strontium
Unsur lain
0,19
0,11
0,09
0,08
0,06
0,04
0,03
0,03
0,02
0,47
Tabel komposisi udara bersih dan kering :
Tabel 2. Komposisi udara bersih dan kering
Komponen Rumus
Konsentrasi
% Ppm
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbondioksida
Neon
Helium
Metana
Kripton
Karbonmonoksida
Nitrogen oksida
Hidrogen
Xenon
Nitrogen dioksida
Ozon
N2
O2
Ar
CO2
Ne
He
CH4
Kr
CO
N2O
H2
Xe
No2
O3
78,09
20,94
0,934
0,0315
0,0018
0,00052
0,00010-0,00012
0,0001
0,00001
0,00005
0,00005
0,000008
0,000002
0.000001-0,000004
78,900
209400
9340
315
18
5,2
1,0-1,2
1
0,1
0,5
0,5
0,08
0,02
0,01-0,04
Tabel kandungan mineral utama dalam air laut :
75. 75
Tabel 3. Kandungan mineral utama dalam air laut
Komponen Rumus
Konsentrasi
(g/kg air laut)
Klorida
Natrium
Sulfat
Magnesium
Kalsium
Kalium
Bikarbonat
Bromida
Asam borat
Strontium
Fluorida
Clˉ
Na+
SO4
2
ˉ
Mg2+
Ca2+
K+
HCO3ˉ
Brˉ
H3BO3
Sr2+
Fˉ
18,980
10,556
2,649
1,272
0,400
0,380
0,140
0,065
0,026
0,013
0,001
Tabel berbagai golongan mineral :
Tabel 4. Berbagai golongan mineral
Anion Contoh mineral
Unsur
Oksida
Sulfida
Klorida
Karbonat
Sulfat
Silikat
Au, Ag, Pt, Cu, Bi, As, Sb, Os, Ir, Ru, Rh, Pd
Hematite (Fe2O3), magnetit (Fe3O4), bauksit (Al2O3.nH2O),
kasiterit (SnO2), silica (SiO2)
Kalkopirit (CuFeS2), kalkosit (Cu2S), spalerit (ZnS), galena
(PbS), pirit (FeS2), cinnabar (HgS)
Garam batu (NaCl), silvit (KCl), karnalit (KCl-MgCl2)
Batu kapur (CaCO3), magnesit (MgCO3), dolomite
(MgCo3.CaCO3)
Gips (CaSO4.2H2O), garam epsom (MgSO4.7H2O). barit
(BaSO4)
Beril (Be3Al2Si6O16), kaolinit (Al2Si2O8(OH)4)
Tabel berbagai mineral dan terdapatnya di Indonesia :
Tabel 5. Berbagai mineral dan terdapatnya di Indonesia
76. 76
No. Unsur Mineral Terdapat di
1. Tembaga Kalkopirit (CuFeS2)
Kalkosit (Cu2S)
Papua
2. Besi Hematit (Fe2O3)
Magnetit (Fe3O4)
Pirit (FeS2)
Siderit (FeCO3)
Cilacap, Kalimantan
Barat, Sumatra Barat,
Sumatra Selatan,
Sulawesi Tengah
3. Nikel NiS Soroako, Sulawesi
Selatan
4. Emas Unsur Di berbagai tempat di
seluruh Indonesia
5. Aluminium Bauksit (Al2O3.nH2O)
Kriolit (Na3AlF6)
Pulau Bintan
6. Timah Kasiterit (SnO2) Pulau Bangka
7. Kromium Kromit (FeCr3O4) Sulawesi Tengah
Unsur-unsur dalam TPU
1) Unsur Golongan Utama
a. Gas Mulia
Sifat fisis :
Tabel 6. Sifat Fisis Gas Mulia
Sifat
Unsur atom
He Ne Ar Kr Xe Rn
Nomor Atom
Massa atom relatif
Titik leleh (°C)
Titik didih (°C)
Rapatan pada 25
°C
(g/cm3
)
Energi ionisasi
Afinitas electron
2
4,003
-272,20
-268,93
0,147
2372,3
< 0
0,32
10
20,172
-248,67
-246,05
1,207
2080,6
< 0
0,69
18
39,948
-189,20
-185,70
1,400
1520,5
< 0
0,97
36
83,800
-156,60
-152,30
2,155
1350,7
< 0
1,10
54
131,290
-111,90
-107,10
3,520
1170,4
< 0
1,30
86
222
-71,00
-61,80
4,400
1037,0
< 0
1,45
77. 77
Berdasarkan tabel 6 dapat diterangkan beberapa sifat fisis gas mulia,
antara lain :
a. Wujud
Pada suhu kamar gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berasa.
b. Bau
Gas mulia tidak berbau.
c. Jari-jari atom
Jari-jari atom unsur-unsur golongan gas mulia dalam satu golongan
dari atas ke bawah semakin besar sehingga daya tarik elektron
terluar makin lemah, yang mengakibatkan kereaktifannya menjadi
semakin besar.
d. Titik didih dan titik leleh
Gaya tarik menarik antara partikel gas mulia sangat kecil sehingga
titik leleh dan titik didih gas mulia rendah.
Sifat kimia :
a. Kelarutan
Argon, kripton, dan xenon sedikit larut dalam air, sedangkan
helium dan neon mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air
karena ukuran atomnya kecil sehingga tidak dapat terjebak dalam
rongga di antara molekul air.
b. Pada tahun 1962, Neil Barlett berhasil mereaksikan gas mulia
dengan unsur lain. Gas mulia yang pertama kali direaksikan adalah
xenon dengan senyawa yang terbentuk adalah XePtF6. Randon
ternyata dapat bereaksi spontan dengan fluorin, sedangkan xenon
memerlukan pemanasan atau penyinaran untuk memulai reaksi.
Kripton lebih sukar bereaksi. Ia hanya bereaksi dengan fluorin jika
disinari atau jika diberi loncatan muatan listrik. Sementara helium,
neon, dan argon ternyata lebih sukar lagi bereaksi dan belum
berhasil dibuat suatu senyawa dari ketiga unsur itu. Fakta tersebut
menunjukkan bahwa kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai
dengan pertambahan jari-jari atomnya, yaitu dari atas ke bawah
78. 78
b. Halogen
Sifat fisis :
Tabel 7.Sifat fisis halogen
Sifat
Unsur atom
F Cl Br I At
Nomor Atom
Massa atom relatif
Titik leleh (°C)
Titik didih (°C)
Rapatan pada 25 °C
(g/cm3
)
Energi ionisasi
Afinitas electron
Jari-jari atom (Å)
Jari-jari ion (Å)
Keelektronegatifan
Potensial reduksi standar
9
18,998
-219,62
-188,14
1,108
1681,0
328,0
1,33
0,64
3,98
2,87
17
35,453
-100,98
-34,60
1,367
1251,1
349,0
0,99
1,81
3,16
1,36
35
79,904
-7,25
58,78
3,119
1139,9
324,7
1,14
1,96
2,96
1,07
53
126,904
113,50
184,35
4,930
1008,4
295,2
1,33
2,20
2,66
0,54
85
210
302
337
-
≈ 930
≈ 270
1,40
≈ 2,27
2,20
≈ 0,2
Berdasarkan tabel 2 dapat diterangkan beberapa sifat fisis halogen,
antara lain :
c. Wujud
Fluorin dan klorin pada suhu kamar adalah gas, bromin berwujud
cair, sedangkan iodin dan astatin berwujud padat.
d. Bau
Gas halogen mempunyai bau yang sangat tajam, menusuk, dan
bersifat racun.
e. Jari-jari atom
Jari-jari atom halogen sangat kecil, sehingga mudah menarik
elektron.Jari-jari atomnya dari fluorin sampai iodin makin besar,
hal ini mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron terluar
makin lemah.
f. Titik didih dan titik leleh
79. 79
Titik didih dan titik leleh dari fluorin sampai iodin makin besar
disebabkan bertambahnya jati-jari atom halogen sehingga ukuran
molekul halogen dari atas ke bawah semakin besar.Hal tersebut
mengakibatkan ikatan antar molekulnya makin besar pula.
Sifat kimia :
a. Kelarutan
Gas halogen mempunyai kelarutan dalam air yang besar, kecuali
iodin yang sangat sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
larutan yang mempunyai ion I-
, misalnya senyawa KI.
b. Kereaktifan
Halogen adalah unsur nonlogam yang sangat rekatif dan
merupakan molekul diatomik sehingga keberadaannya di alam
berada dalam bentuk senyawanya.
Faktor kereaktifan halogen :
Konfigurasi electron terluar halogen adalah ns2
ns5
sehingga atom
halogen dapat menerima satu elektron agar mempunyai
konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia.
Afinitas elektron halogen besar sehingga halogen mudah
mengikat elektron membentuk ion negatif.
Halogen adalah oksidator kuat. F2 sebagai oksidator paling kuat
dan I2 sebagai oksidator paling lemah.
Reaksi Halogen :
a. Reaksi halogen dengan gas mulia
Sifat keelektronegatifannya yang sangat tinggi, mengakibatkan
fluorin dapat bereaksi dengan xenon membentuk beberapa
senyawa.
Xe(g) + F2(g) XeF2(s)
b. Reaksi halogen dengan logam
Halogen dapat langsung bereaksi dengan logam membentuk garam
berupa senyawa ionik yang mempunyai titik leleh tinggi.
Cu(s) + F2(g) CuF2(s)
c. Reaksi halogen dengan nonlogam
80. 80
Kemampuan reaksi halogen dengan nonlogam berkurang dari
fluorin sampai iodin.
C(s) + 2F2(s) CF4(s)
d. Reaksi halogen dengan hidrogen
Semua halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk gas
hidrogen halida. Fluorin dan klorin dengan hidrogen akan bereaksi
cepat dan dahsyat yaitu disertai ledakan. Bromin dan iodin dengan
hidrogen bereaksi lambat.
H2 + X2 2HX (X=halogen)
e. Reaksi halogen dengan basa
Reaksi umum reaksi halogen dengan basa adalah :
Suhu rendah : X2(g) + 2OH-
(aq) X-
(aq) + XO-
(aq)+ H2O(l)
Suhu tinggi : 3X2(g) + 6OH-
(aq) 5X-
(aq) + XO3
-
(aq)+ 3H2O(l)
f. Reaksi halogen dengan hidrokarbon
Secara umum reaksi antara halogen dengan hidrokarbon disebut
dengan halogenasi.
Contoh reaksi halogen dengan hidrokarbon :
Reaksi substitusi
C2H6 + Cl2 C2H5Cl + HCl
Reaksi adisi
H2C=CH2 + Br2 CH2 CH2
Br Br
g. Reaksi dengan halogen
Suatu senyawaan dari dua halogen disebut senyawa
antarhalogen. Dalam suatu reaksi antara dua halogen, unsur
yang lebih elektronegatif adalah zat pengoksidasinya dan diberi
bilangan oksidasi negatif dalam senyawaan tersebut.
Br2(g) + Cl2(g) 2BrCl(g)
Reaksi antarhalogen secara umum :
X2 + nY2 2XYn
Y adalah halogen yang lebih elektronegatif dan n adalah
bilangan ganjil (1, 3, 5, . . .). Fluor merupakan halogen yang
+1 -1
81. 81
paling mudah membentuk senyawa antarhalogen.
g. Reaksi dengan air (hidrolisis)
Semua halogen kecuali fluor berdisproporsionasi dalam air.
Contoh Cl2 + H2O(l) HClO + HCl
F2 + H2O 2HF + ½O2 (bereaksi sangat cepat)
Daya Oksidasi Halogen
Halogen bebas merupakan oksidator, dalam satu golongan dari
atas ke bawah kekuatannya meningkat, yaitu F2> Cl2> Br2> I2.Daya
oksidasi halogen atau daya pereduksi ion halida berdasarkan potensial
elektrodenya.
F2(g) + 2e-
2F-
(aq) E° = +2,87 V
Cl2(g) + 2e-
2Cl-
(aq) E° = +1,36 V
Br2(l)+ 2e-
2Br-
(aq) E° = +1,065 V
I2(s) + 2e-
2I-
(aq) E° = +0,535 V
Jika harga potensial elektro semakin positif, maka semakin mudah
mengalami reduksi dan merupakan pengoksidasi kuat.Jadi, fluor
merupakan oksidator paling kuat, sedangkan F-
merupakan reduktor
paling lemah.
Reaksi Pendesakan Antarhalogen
Halogen mempunyai sifat keelektronegatifan yang tinggi
sehingga halogen merupakan oksidator kuat atau mudah tereduksi.Sifat
reduktor ini makin berkurang dari fluorin ke iodin.Fluorin mempunyai
sifat oksidator yang paling kuat sehingga merupakan reduktor
terlemah.
82. 82
c. Unsur Logam Alkali
Sifat fisis :
Tabel 8. Sifat fisis logam alkali
Sifat
Unsur atom
Li Na K Rb Cs Fr
Nomor Atom
Massa atom relatif
Titik leleh (°C)
Titik didih (°C)
Rapatan pada 25 °C
(g/cm3
)
Energi ionisasi
Afinitas electron
Jari-jari atom (Å)
Jari-jari ion (Å)
Keelektronegatifan
Potensial reduksi standar
3
6,941
180,54
1347,0
0,534
520,2
59,63
1,52
0,68
0,98
-3,045
11
22,989
97,81
903,8
0,971
495,8
52,87
1,86
0,98
0,93
-2,711
19
39,098
63,65
774,0
0,862
418,8
48,38
2,27
1,33
0,82
-2,924
37
85,468
38,89
688,0
1,532
403,0
46,88
2,47
1,48
0,82
-2,925
55
132,905
28,40
678,4
1,878
375,7
45,51
2,65
1,67
0,79
-2,923
87
223
25,00
677,0
-
≈ 400
44,00
≈ 2,70
≈ 1,80
0,70
≈ 2,90
Berdasarkan tabel 3dapat diterangkan beberapa sifat fisis halogen,
antara lain :
a. Litium, natrium, dan kalium mempunyai massa jenis yang lebih
kecil daripada air sehingga ketiga unsur tersebut dapat terapung
dalam air.
b. Jari-jari atom dari litium sampai sesium makin besar, akibatnya
jarak antara inti atom dengan kulit terluarnya makin besar pula,
sehingga makin mudah melepaskan elektron.
c. Titik didih dan titik leleh logam alkali rendah.
Sifat kimia :
a. Dilihat dari konfigurasi elektronnya dengan satu elektron valensi,
membuat logam alkali menjadi logam yang sangat reaktif.
b. Keelektronegatifan logam alkali sangat rendah, logam alkali
cenderung membentuk senyawa ionik.
83. 83
c. Dengan melihat harga potensial reduksinya yang sangat negatif,
logam alkali merupakan reduktor yang kuat.
d. Logam alkali sangat sensitif terhadap udara maupun uap air.
Karena sifat itu maka logam alkali harus disimpan dalam kerosin.
e. Kereaktifan terhadap air dari natrium sampai kalium makin besar,
sehingga sifat basa logam alkali dari atas ke bawah semakin besar.
Urutan kekuatan basa logam alkali adalah KOH>NaOH>LiOH.
Warna Nyala
Logam alkali mempunyai spektrum emisi warna. Jika uap
unsure alkali dialiri listrik atau garam alkali dibakar pada nyala bunsen
maka akan tampak nyala yang berbeda-beda untuk setiap unsur.
Tabel 9. Warna nyala logam alkali
No. Unsur Alkali Warna Nyala
1.
2.
3.
4.
5.
Litium
Natrium
Kalium
Rubidium
Sesium
Merah
Kuning
Ungu
Merah
Biru
Reaksi Logam Alkali
a. Reaksi dengan air
Reaksi logam alkali dengan air termasuk reaksi eksoterm yang
ditunjukkan dengan adanya nyala api.
b. Reaksi dengan hidrogen
Logam alkali bereaksi dengan hidrogen membentuk senyawa
hidrida.
2M + H2 2MH (MH:hidrida)
c. Reaksi dengan oksigen
Logam alkali sangat reaktif terhadap oksigen atau udara. Reaksi
antara logam alkali dengan oksigen atau udara termasuk reaksi
eksoterm dan kalor yang dihasilkan ini akan mendidihkan logam
alkali (titik leleh logam alkali rendah), sehingga ketika bereaksi
84. 84
dengan oksigen atau udara akan menimbulkan ledakan. Reaksi
antara logam alkali denagn oksigen akan membentuk oksida.
4Li(s) + O2(g) 2Li2O(s)
2Na(s) + O2(g) Na2O2(s)
d. Reaksi dengan halogen
Logam alkali dapat bereaksi dengan halogen membentuk
alkilhalida.
2M + X2 2MX X=F, Cl, Br, dan I
d. Unsur Logam Alkali Tanah
Sifat fisis :
Tabel 10. Sifat fisis logam alkali tanah
Sifat
Unsur atom
Be Mg Ca Sr Ba Ra
Nomor Atom
Massa atom relatif
Titik leleh (°C)
Titik didih (°C)
Rapatan pada 25 °C
(g/cm3
)
Energi ionisasi
Afinitas electron
Jari-jari atom (Å)
Jari-jari ion (Å)
Keelektronegatifan
Potensial reduksi standar
4
9,012
1283,0
2484,0
1,85
899,4
< 0
1,13
0,31
1,57
-1,70
12
24,305
648,8
1105,0
1,74
737,7
< 0
1,60
0,66
1,31
-2,375
20
40,078
839,0
1484,0
1,55
589,8
2,0
1,97
0,99
1,00
-2,76
38
87,620
769,0
1384,0
2,54
549,5
4,6
2,15
1,13
0,95
-2,89
56
137,327
725,0
1640,0
3,51
502,9
13,95
2,17
1,35
0,89
-2,90
88
226
700,0
-
5,00
509,3
> 0
2,23
1,43
0,90
-2,916
Berdasarkan tabel 10 dapat diterangkan beberapa sifat fisis halogen,
antara lain :
a. Unsur logam alkali tanah pada umumnya berupa logam perak,
lebih keras daripada logam alkali.
85. 85
b. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih besar dibanding
logam alkali, karena ikatan antar atom pada logam alkali tanah
lebih kuat disebabkan adanya elektron valensi.
Sifat kimia :
a. Unsur logam alkali tanah sangat reaktif. Kereaktifan logam alkali
tanah juga terlihat dari konfigurasi lektronnya dengan dua elektron
valensi. Dengan kemampuan melepaskan elektron valensinya,
logam alkali tanah adalah unsur yang elektropositif.
b. Kereaktifan logam alkali tanah semakin besar dengan semakin
besarnya jari-jari atom dan semakin kecilnya energi ionisasi,
karena gaya tarik inti dengan elektron terluar semakin berkurang,
sehingga elektron valensi semakin mudah lepas.
c. Dengan melihat harga potensial elektrodenya yang sangat negatif,
logam alkali tanah merupakan reduktor yang kuat.
d. Logam alkali tanah tidak mudah larut dalam air. Kelarutan logam
alkali tanah dapat diketahui dengan mereaksikan suatu larutan dari
logam alkali tanah dengan ion hidroksida, sulfat, karbonat, dan
kromat.
Warna Nyala
Tabel 11. Warna nyala logam alkali tanah
No. Unsur Alkali Tanah Warna Nyala
1.
2.
3.
4.
5.
Berilium
Magnesium
Kalsium
Strontium
Barium
Putih
Putih
Jingga-merah
Merah
Hijau
Reaksi Logam Alkali Tanah
a. Reaksi dengan Oksigen
Semua logam alkali tanah dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk oksida yang mudah larut dalam air.
2M(s) + O2(g) 2MO(s) M = alkali tanah
b. Reaksi dengan Air
86. 86
Magnesium bereaksi lambat dengan air, kalsium, strontium, dan
barium bereaksi lebih cepat dengan air membentuk basa dan gas
hidrogen.
Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)
c. Reaksi dengan Hidrogen
Alkali tanah bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrida
dengan ikatan ion.
Ca(s) + H2(g) CaH2(s)
d. Reaksi dengan asam dan basa
Alkali tanah bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan gas
hidrogen.Reaksi semakin hebat dari atas ke bawah.
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Berilium bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa).
Reaksi berilium dengan basa kuat adalah sebagai berikut:
Be(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l) Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
e. Reaksi dengan Halogen
Semua alkali tanah dapat bereaksi dengan halogen membentuk
garam dengan ikatan ion kecuali berilium. Secara umum dapat
dituliskan:
M + X2 MX2
Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(s)
Unsur-unsur golongan II
a. Aluminium
Keberadaan aluminium di alam menempati urutan ketiga setelah oksigen
dan silikon. Di alam, logam aluminium tidak berada dalam unsur bebas
melainkan dalam senyawa oksidanya Bijih aluminum yang penting sebagai
sumber aluminum adalah bauksit.
Aluminium cair yang diperoleh dialirkan keluar dari sel kemudian suhu
diturunkan suhu agar diperoleh aluminium padat.Aluminium yang diperoleh
dalam bentuk cair karena suhu di dalam sel elektrolisis melebihi titik leleh
87. 87
aluminium yang hanya 660°C. Oksigen yang dihasilkan pada anoda dapat
bereaksi dengan grafit yang digunakan membentuk gas karbon dioksida dan
karbon monooksida. Akibatnya anoda lama-kelamaan akan berkurang dan
perlu diganti pada saat-saat tertentu.
b. Hidrogen
Hidrogen terdapat dalam keadaan bebas berupa dwiatom (H2) dan terdapat
dalam berbagai senyawa.Sifat fisika dan sifat kimia hidrogen perlu
disampaikan secara terperinci. Cara pembuatan hidrogen baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri akan lebih baik jika disampaikan beserta
reaksi-reaksi yang terlibat dalam pembuatannya. Unsur hidrogen mempunyai
manfaat dan kegunaan yang banyak dalam kehidupan, terutama sebagai
penyusun bahan bakar.
c. Karbon dan Silikon
Karbon merupakan unsur terpenting dalam kehidupan, karena sebagian
besar materi yang ada di alam tersusun oleh karbon.Keberadaan silikon dalam
bentuk senyawanya, SiO2, terdapat dalam pasir.
Silikon merupakan unsur terbanyak di alam setelah oksigen. Silikon
terdapat di alam dalam senyawa silika, SiO2, dan silikat ( campuran silikon,
oksigen dan logam lainnya., misalnya KalSi3O4 yang terdapat dikulit bumi.
Pada sifat fisika silikon contohnya unsur Si bersifat nonlogam, tetapi keras
dan mengkilap seperti logam sehingga disebut dengan metaloid. Pada sifat
kimia silikon, silikon sukar bereaksi dengan zat lain karena sukar menerima
dan melepaskan elektron, dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsurnya
sendiri.
d. Nitrogen dan Fosfor
Nitrogen adalah unsur nonlogam yang terdapat pada gol VA, periode kedua
pada tabel periodik.Nitrogen terdapat bebas di alam dalam bentuk molekul
diatomik N2, sukar bereaksi dengan zat lain, karena molekul gas nitrogen
mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga yang kuat. Sehingga gas nitrogen ini
dapat bereaksi dengan unsur lain pada temperatur tinggi.
Fosfor adalah unsur nonlogam, terletak pada golongan VA dan periode
ketiga.Unsur fosfor di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi terikat
88. 88
dengan dengan unsur-unsur lain dalam bentuk senyawa di dalam
mineral.Sifat-sifat fosfor bebeda berdasarkan jenis-jenisnya meliputi fisfor
putih, fosfor merah, dan fosfor hitam. Fosfor putih berupa padatan, titi lebur
rendah, unsur nonlogam, beracun, dan bersinar pada keadaan gelap, fosfor
merah berupa serbuk, tidak midah menguap, tidak beracun, dan tidak bersinar
pada keadaan gelap, sedangkan pada fosfor hitam kurang reaktif dibanding
fosfor merah.
Unsur-unsur Logam Transisi
Unsur-unsur golongan transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit
elektron d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur
golongan transisi mempunyai 53 unsur.
Gambar 1 klasifikasi unsur-unsur dalam sistem periodic
Unsur-unsur golongan transisi terbagi atas 3 deret yaitu :
o Deret pertama ( transisi ringan): periode 4
o Deret kedua ( transisi berat ): periode 5
o Deret ketiga : Lantanida
Ciri-ciri logam transisi :
o Mempunyai biloks lebih dari satu
o Orbital d yang belum penuh
o Ionnya berwarna-warni
o Dapat membentuk senyawa kompleks
o Sebagai katalis
89. 89
Unsur Radioaktif
1. Sejarah Penemuan Unsur Radioaktif
Berawal dari penemuan sinar X pada tahun 1895 oleh Wilhelm
Konrad Rontgen (1845 - 1923) bahwa beberapa unsur dapat memancarkan
sinar-sina tertentu. Para ahli tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
unsur tersebut. Setahun kemudian Antoine Henre Becquerel (1852 - 1908)
mengamati garam uranik sulfat (K2UO2(SO4)2) memancarkan sinar
(radiasi) secara spontan. Gejala ini dinamakan keradioaktifan, sedangkan
unsur yang memancarkan radiasi disebut unsur radioaktif. Pada tahun
1898, Marie Sklodowska Curie (1867 - 1934) bersama uaminya, Pierre
Curie (1859 - 1906) berhasil menemukan dua unsure radioaktif yaitu
Polonium (Po) dan Radium (Ra). Karena jasa mereka di bidang
keradioaktifan pada tahun 1903, Henry Bequerel bersama Pierre dan Marie
Curie memperoleh hadiah nobel.
2. Sifat-sifat unsur radioaktif
Radioaktivitas merupakan sifat suatu unsur yang dapat
memancarkan radiasi (sinar) secara spontan.Sinar-sinar radioaktif
mempunyai sifat-sifat: 1) Dapat menembus kertas atau lempengan logam
tipis, 2) Dapat mengionkan gas yang disinari, 3) Dapat menghitamkan
pelat film, 4) Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar
(fluoresensi), dan 5) Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga
berkas sinar, yaitu sinar α, β, dan γ
3. Pita kesetabilan inti
Inti atom tersusun dari partikel proton dan neutron. Inti yang stabil
apabila memiliki harga
𝑛
𝑝
= 1. Kestabilan inti dapat digambarkan sebagai
berikut.
90. 90
Inti atom yang tidak stabil akan mengalami peluruhan menjadi inti
yang lebih stabil dengan cara:
a. Inti yang terletak di atas pita kestabilan(
𝑛
𝑝
> 1) stabil dengan cara :
1. Pemancaran sinar beta (electron).
C6
14
N7
14
+ e−1
0
2. Pemancaran neutron (jarang terjadi)
He2
5
He2
4
+ n0
1
b. Inti yang terletak di bawah pita kesetabilan (
𝑛
𝑝
> 1) stabil dengan
cara :
1. Pemancaran positron.
C6
11
B5
11
+ e−1
0
91. 91
2. Pemancaran proton (jarang terjadi).
S16
33
Pb15
208
+ He2
4
3. Penangkapan electron di kulit K.
Ar18
37
+ e−1
0
Cl17
37
c. Inti yang terletak di seberang pita kesetabilan (Z > 83) stabil
dengan mengurangi massanya dengan cara memancarkan sinar α.
C84
212
Pb15
208
+ He2
4
4. Macam – macam reaksi inti
a. Reaksi peluruhan/disentegrasi adalah reaksi inti secara spontan
memancarkan sinar/partikel tertentu.
Contoh : Pb82
214
Bi83
214
+ β−1
0
b. Reaksi transmutasi adalah reaksi penembakan inti dengan
partikel menghasilkan nuklida baru yang bersifat radioaktif.
Contoh : Al13
27
+ α2
4
P15
30
+ n0
1
c. Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan inti yang besar menjadi
dua nuklida yang lebih kecil dan bersifat radioaktif.
Contoh : U92
235
+ n0
1
Ba56
139
+ Kr36
94
+ 3 n0
1
d. Reaksi fusi adalah reakdsi pembelahan inti yang besar menjadi
dua nuklida yang lebih kecil menjadi nuklida yang lebih besar.
Contoh : H1
2
+ H1
3
He2
4
+ n0
1
+ energi
5. Waktu paro
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk
mengalami perubahan sampai menjadi
1
2
kali semula (massa atau
aktivitas).
Rumus :
Dengan :
6. Kegunaan unsur radioaktif
Kegunaan radioaktif antara lain: 1) Sebagai Perunut (meliputi
Bidang Kedokteran, Bidang Industri, Bidang Hidrologi, Bidang Kimia,
92. 92
Bidang Biologi, Bidang Pertanian, dan Bidang Peternakan dan 2) Sebagai
Sumber Radiasi (meliputi Bidang Kedokteran, Bidang Industri, Bidang
Peternakan).
7. Bahaya unsur radioaktif
Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain: 1) Radiasi zat
radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat
radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh, 2) Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar
kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada
keturunannya, 3) Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya
pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukemia,
dan 4) Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis
berbentuk local dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk
sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
Metode Pembelajaran
Pendekatan : Keterampilan proses
Metode : Diskusi, tanya jawab, resitasi tugas, eksperimen
Aktivitas Pembelajaran
No Rincian Kegiatan
Alokasi
Waktu
Nilai Budaya
dan Karakter
1 Pertemuan Pertama
1. Pendahuluan
a. Salam dan doa
b. Absensi
c. Apersepsi
Tanya jawab untuk mengingat
kembali unsur-unsur kimia di alam
d. Motivasi
Unsur-unsur di alam banyak yang
10
menit
Kereligiusan
Kedisiplinan
Keingintahuan
Kerja keras
Keingintahuan
93. 93
bermanfaat bagi kehidupan manusia
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dengan diskusi kelas, dibahas
tentang kelimpahan unsur-unsur
di alam. Guru mengajak peserta
didik menyebutkan unsur alam
yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari
Dengan diskusi kelas, dibahas
tentang kelimpahan unsur-unsur
di kulit bumi dan komposisi udara
bersih dan kering.
Dengan berdialog dan tanya jawab
bervariasi, peserta didik diminta
menjelaskan berbagai sumber
mineral unsure logam di
Indonesia.
b. Elaborasi
Melalui diskusi kelompok
sebangku, peserta didik
ditugaskan membahas soal-soal
latihan tentang kelimpahan unsur-
unsur di alam.
Peserta didik diminta
mengkomunikasikan hasil
penyelesaian soal-soal latihan
secara bergiliran / kuis.
c. Konfirmasi
Guru memberi arahan dan
memberi penguatan.
65
menit
15
menit
Percaya diri
Menghargai
pendapat
Keingintahuan
Kerja keras
Keberanian
Percaya diri
Kerja sama
Keingintahuan
Percaya diri
Keberanian
Tanggung
jawab
Keingintahuan
Kemandirian
94. 94
Guru memberi evaluasi secara
individu.
3. Penutup
a. Peserta didik diminta membuat
rangkuman.
b. Guru memberi tugas/PR dan tugas
baca sifat-sifat unsur.
Kemandirian
Tanggung
jawab
2 Pertemuan Kedua
1. Pendahuluan
a. Apersepsi
Tanya jawab sifat-sifat unsur
b. Motivasi
Mengapa alumunium digunakan
sebagai pelapis yang tahan korosi?
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Peserta didik dikondisikan dalam
beberapa kelompok, masing-
masing 4 – 5 orang.
Masing-masing kelompok
mendapat tugas menjawab
pertanyaan-pertanyaan secara
tertulis tentang sifatunsur-unsur
di alam (meliputi unsur halogen,
alkali, alkali tanah dan unsur
periode ketiga).
b. Elaborasi
Masing-masing kelompok
diminta mengkomunikasikan
jawaban hasil diskusi kelompok
10
menit
65
menit
Keingintahuan
Kerja keras
Keingintahuan
Percaya diri
Menghargai
pendapat
Keingintahuan
Kerja keras
Keberanian
Percaya diri
95. 95
secara bergilir/kuis. Tiap
kelompok saling menanggapi.
c. Konfirmasi
Guru memberikan arahan disertai
penjelasan singkat.
Diskusi kelas untuk menyamakan
persepsi dan menyimpulkan
materi.
Guru memberikan evaluasi secara
individu.
3. Penutup
a. Peserta didik diminta membuat
rangkuman.
b. Guru memberi tugas/PR dan tugas
baca tentang air sadah
15
menit
Keingintahuan
Percaya diri
Keberanian
Tanggung
jawab
Keingintahuan
Kemandirian
Tanggung
jawab
3 Pertemuan Ketiga
1. Pendahuluan
a. Apersepsi
Tanya jawab air sadah
b. Motivasi
Mengapa air sadah menyebabkan
sabun sukar berbuih?
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Dengan diskusi kelas, dibahas
tentang pengertian air sadah,
penyebab dan jenis kesadahan.
Dengan diskusi kelas, dibahas
tentang penghilangan kesadahan.
Dengan berdialog dan tanya jawab
15
menit
110
menit
Keingintahuan
Kerja keras
Keingintahuan
Percaya diri
Menghargai
pendapat
Keingintahuan
Kerja keras