1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 6 Kota Bekasi
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas /Semester : X/ 2
Alokasi Waktu : 18 JP (6 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
3.16 Menerapkan sifat cermin dan lensa pada alat–alat optik.*
4.16 Merencanakan pembuatan alat- alat optik sederhana dengan menerapkan
prinsip
pemantulan pada cermin dan pembiasan pada lensa.*
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pengetahuan
2. 3.16.1 Mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin
cekung dan cerming cembung
3.16.2 Mengidentifikasi proses pembentukan bayangan pada lensa cembung dan lensa
cekung
3.16.3 Menganalisis cara kerja alat optik
Keterampilan
4.16.1 Merancang alat optik sederhana dengan menerapkan prinsip pemantulan dan
pembiasan pada cermin dan lensa
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat:
3.16.1.1 Setelah siswa kelas X melakukan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi
proses pembentukan bayangan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung dengan tepat
3.16.2.1 Setelah siswa kelas X melakukan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi
proses pembentukan bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung dengan
tepat
3.16.3.1 Setelah siswa kelas X melakukan diskusi mengenai alat optik, siswa dapat
menjelaskan prinsip kerja alat optik dengan jelas
3.16.4.1 Setelah siswa kelas X melakukan diskusi alat optik, siswa dapat
menganalisis proses pembentukan bayangan pada alat optik dengan tepat
3.16.5.1 Setelah siswa kelas X melakukan diskusi mengenai alat optik, siswa dapat
menjelaskan sifat bayangan pada alat optik dengan jelas
Disediakan KIT Magnet, peserta didik akan dapat:
4.14.1.1 Melakukan demonstrasi tentang kemangnetan dan elektromagnet
E. Materi Pembelajaran
A. Rumus descrates umum pada cer min
Cara 1.
3. Maka diperoleh
Dengan menganggap sudut b, c, dan i sangat kecil (yaitu sinar-sinarnya paraksial dan karen
jarak OB sangat kecil dibandingkan jarak OQ, QC, dan OP maka dapat dituliskan pendekatan
yang baik...
Maka
Diperoleh Rumus descrates umum
Cara 2. Pada cermin cekung
5. Diketahui juga
Maka
Maka diperoleh rumus descrates umum untuk cermin cembung
Hal ini menun jukka bahwa cermin cembung adalah cermin yang jari-jarinya (R) negatif = -R.
Dan jika benda berada di daerah nyata (didepan cermin) maka bayanganya merupakan
banyangan maya di belakang cermin.
Perjanjian tanda untuk rumus descrates umum
Cermin cekung Cermin cembung
Jari jari + -
6. Fokus + -
Benda/bayangan yang berada di depan cermin = nyata = +
Benda/bayangan yang berada di belakang cermin = maya = -
Prinsip jumlah 5
Cermin cekung Cermin cembung
1. Jika benda diletakan pada ruang 3, maka bayangan akan terbentuk pada ruang 2
2. Jika benda diletakan pada ruang 2, maka bayangan akan terbentuk pada ruang 3
3. Jika benda diletakan pada ruang 1, maka bayangan akan terbentuk pada ruang 4
Dari data tersebut, nampak bahwa jumlah ruang benda dan ruang bayangan sama dengan 5.
Hal ini sesuai dengan Dalil Esbach:
(1) Jumlah nomor ruang benda dengan nomor ruang bayangan sama dengan 5
(2) Untuk setiap benda nyata dan tegak, maka:
- semua bayangan yang terletak di depan cermin adalah nyata dan terbalik
- semua bayangan yang terletak di belakang cermin adalah maya dan tegak
(3) Bila nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda, maka bayangan
diperbesar
Bila nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, maka bayangan
diperkceil
7. 2. Rumus descrates umum pada cermin datar
Pada cermin datar berlaku maka nilai p akan sama dengan -q . Jarak benda sama dengan
jarak bayangan.
Ini berarti bahwa jarak benda sama dengan jarak bayangan tapi bersifat maya (dibelakang
cermin).
Agar seseorang dapat melihat seluruh tubuhnya maka cermin yang digunakan haruslah separuh
dari tingginya. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
8. Pada gambar agar wanita dapat melihat ujung kakinya maka dia membutuhkan separuh jarak
antara mata ke ujungkakinya. Sama dengan itu pada saat dia ingin melihat ujung kepalanya
maka dia membutuhkan separuh jarak antara mata ke kepalanya. Jiak semuanya dijumlahkan
maka akan diperoleh bahwa panjang cermin yang dibutuhkan adalah separuh tinggi tubuhnya.
Perhatikan gambar diatas. Sudut datang = i sama dengan sudut pantul = r.
Maka akan berlaku :
Hal ini menunjukkan bahwa jarak antara AC ke CD adalah sama sehingga jarak CD adalah
Separuh jarak AD. Hal ini berlaku juga dari mata ke kepala.
4. Jumlah bayangan pada dua cermin yang digabung menjadi 1 dengan sudut tertentu.
Dua buah cermin yang digabung menjadi satu padasudut tertentu akan menghasilkan bayangan
tidak hanya 1. Pada gamabr dibawah ini ditunjukkan pencerminan pada dua buah cermin yang
digabung dengan sudut 90o
. bayangan yang terbentuk ada 3.
Bila kita tuliskan akan mengikuti persamaan
9. Dimana
N = jumlah bayangan
= sudut antara dua cermin
Pembentukan bayangan pada cermin gabungan dengan sudut 90 dan 60 derajat dapat dilihat
pada gamabar dibawah ini.
dengan
5. Melukis bayangan pada cermin cekung dan cembung
Cermin Cekung
Sinar istimewa pada cermin cekung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan
Cermin cembung
Sinar istimewa pada cermin cembung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus.
2. Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
10. 3. Sinar datang menuji titik pusat kelengkungan dipantulkan kembali seolah-olah berasal
dari titik pusat kelengkungan.
Perbesaran pada cermin cekung atau cembung
6. Pembiasan pada permukaan spheris cembung
VB kecil sekali sehingga titik B dianggap berimpit dengan V. Maka
Untuk sudut-sudut yang kecil berlaku :
Jadi
Dari Hukum Snellius diperoleh maka dapat diperoleh pendekatan
11. 7. Pembiasan pada permukaan Spheris Cekung
VB kecil sekali sehingga titik B dianggap berimpit dengan V. Maka
Untuk sudut-sudut yang kecil berlaku :
Jadi
Dari Hukum Snellius diperoleh maka dapat diperoleh pendekatan
12. Bayangan maya (-q) dan jari-jari bernilai negatif (–R). Maka
8. Titik fokus
Setiap permukaan bias mempunyai dua macam titik api (titik fokus).
1. Titik api benda
Titik api benda diperoleh jika bayangan berada di tak hingga (q = ) maka benda akan berada
pada titik api benda ( p = f1 )
2. Titik api bayangan
Titik api bayangan diperoleh jika benda berada di tak hingga (p = ) maka benda akan berada
pada titik api bayangan ( q = f2 )
Perjanjian tanda
1. semua digambar dengan cahaya yang berjalan dari kiri ke kanan.
2. jarak benda positif jika berada di kiri verteks dan jarak benda negatif jika di sebelah kanan
verteks.
13. 3. jarak bayangan positif jika berada di kanan verteks dan jarak bayangan negatif bila berada di
kiri verteks.
4. bila jarak fokus semua positif maka disebut sebagai sistem konvergen dan jika jarak fokus
semua negatif disebut sebagai sistem divergen
5. semua permukaan konveks/cembung dilihat dari kiri mempunyai jari-jari positif, dan semua
permukaan konkaf/cekung dari kiri mempunyai jari-jari negatif.
Contoh 1
Sebuah permukaan cekung dengan jari-jari 4 cm memisahkan dua medium yang mempunyai
indeks bias n = 1 dan n’ = 1,5. Sebuah benda diletakkan pada jarak 10 cm dari verteks.
Hitunglah a. jarak fokus benda, b. jarak fokus bayangan, c. jarak bayangan
Jawab :
Diketahui :
R= - 4 cm, p = 10 cm, n = 1 dan n’ = 1,5
a. jarak fokus benda
b. jarak fokus bayangan
c. jarak bayangan
Contoh 2
Sebuah permukaan cembung dengan jari-jari 6 cm memisahkan dua medium yang mempunyai
indeks bias n = 1 dan n’ = 1,5. Sebuah benda diletakkan pada jarak 8 cm dari verteks. Hitunglah
a. jarak fokus benda, b. jarak fokus bayangan, c. jarak bayangan
Jawab :
Diketahui :
R= 6 cm, p = 8 cm, n = 1 dan n’ = 1,5
a. jarak fokus benda
14. b. jarak fokus bayangan
c. jarak bayangan
9. pembentukan bayangan pada pembiasan permukaan spheris
Pembentukan bayangan mengikuti ketentuan berikut ini :
a. sinar sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus bayangan
b. sinar melalui fokus benda akan dibiaskan sejajar sumbu utama
c. sinar yang melalui pusat kelengkungan akan dibiaskan lurus....
15. 10. Lensa tipis
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling sedikit satu
diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum akhirnya keluar dari lensa.
Penyederhanaan
1. medium di kedua sisi lensa sama yaitu udara n = 1.
2. indeks bias lensa = n’
3. tebal lensa <<<<< r (lensa tipis)
Bayangan yang dibuat oleh permukaan 1 menjadi benda untuk permukaan kedua. Permukaan
akhir akan membuat bayangan akhir.
Diasumsikan kita tidak mengetahui apa jenis lensa pada permukaan 1 dan permukaan 2
sehingga jari-jari lensa dianggap positif. Tetapi pada akhirnya nanti kita harus melihat
permukaan 1 dan 2 untuk bisa memecahkan soal yang berkaitan dengan lensa tipis ini.
Penurunan rumus pembuat lensa (lens maker equation)
Pada permukaan 1
Pada permukaan 2
Bayangan pada permukaan 1 adalah benda untuk permukaan 2. Bayangan permukaan 1 ini
berada di daerah sebelah kanan permukaan 1 tetapi berada di sebelah kanan juga dari permukaan
2 (benda permukaan 2 bernilai negatif) atau dapat ditulis :
Jika kita jumlahkan maka diperoleh :
16. Persamaan terakhir inilah yang kita sebut sebagai persamaan pembuat lensa.
Atau
11. Fokus lensa tipis
Titik fokus benda (fokus 1) diperoleh jika maka diperoleh
Titik fokus benda (fokus 2) diperoleh jika maka diperoleh
Dari persamaan pembuat lensa untuk fokus 1 :
Dari persamaan pembuat lensa untuk fokus 2 :
Dari dua persamaan diatas maka diperoleh bahwa :
Jarak fokus benda dan jarak fokus bayangan untuk lensa tipis sama jika lensa berada di udara.
Bila
17. f > 0 disebut lensa positif atau lensa konvergen (lensa konveks) : mengumpulkan sinar
f < 0 disebut lensa negatif atau lensa divergen (lensa konkaf) : menyebarkan sinar
lensa positif adalah lensa yang lebih tebal bagian tengahnya daripada sampingnya
lensa negatif adalah lensa yang lebih tipis bagian tengahnya daripada sampingnya
12. Rumus Newton
Cara laian untuk menentukan jarka benda dan jarak bayangan dalam lensa tipis adalah dengan
menggunakan rumus Newton. Pengukuran pada rumus Newton ini dilakukan dengan patokan
titik fokusnya. Besaran dihitung dari titik fokus bukan dari titik verteks.
Lihat gambar diatas.
Jarak benda p = x + f
Jarak bayangan s’ = x’ + f’
Untuk lensa tispis di udara f = f’ maka
18. Diperoleh Rumus Newton untuk lensa tipis :
13. Perbesaran
Pada gambar point 12 perhatikan bahwa
Diketahui juga
Jadi perbesaran
14. Daya Lensa atau kuat lensa (P)
A. Daya pada pembiasan permukaan spheris
Daya pada pembiasan permukaan spheris didefinisikan sebagai
B. Daya lensa tipis diudara
Daya lensa tipis di udara didefinisikan sebagai
Dimana karena
Maka
15. Lensa Tebal
Suatu lensa tebal terdiri dari 2 permukaan bias spheris berjari jari dan , tebal lensa = d =
jarak kedua verteks, n = indeks bias medium di depan permukaan 1, n’ = indeks bias lensa, n’’
= indeks bias medium di belakang permukaan 2.
Untuk permukaan 1 berlaku :
Pada permukaan 2
19. Dimana benda untuk permukaan 2 ( dipengaruhi oleh adanya ketebalan d melalui
persamaan :
= jarak benda diukur dari verteks 1
= jarak bayangan diukur dari verteks 2
Permukaan 1 mempunyai dan diukur terhadap
Permukaan 2 mempunyai dan diukur terhadap
Lensa tebal adalah lensa yang tebalnya tidak diabaikan. Jarak fokus lensa tebal tidak diukur dari
verteks tetapi diukur dari titik utama 1 dan 2, yaitu H dan H’. Letak F dan F’ dihitung dengan
Hal tersebut dihitung melalui tiap permukaan . Jarak dari F ke verteks 1 disebut jarak
fokus depan (jfd = ffl =front focal lenght). Jarak dari F’ ke verteks 2 disebut jarak fokus
belakang (jfb = bfl =back focal lenght).
Berkas cahaya yang masuk dan keluar jika diperpanjang setiap pasang akan berpotongan pada
satu pemukaan. Bidang ini berbentuk bidang datar dan disebut sebagai titik utama 1 dan titik
utama 2 ( H dan H’ ). Bidang ini tidak harus berada dalam lensa tebal akan tetapi bisa berada
di luar lensa tebal.
20. Pembentukan bayangan pada lensa tebal juga hampir sama dengan lensa tipis biasa.
Perbedaanya pada penggambarannya melibatkan jarak fokus depan (jfd) berpasangan dengan H
serta jarak fokus belakang (jfb) berpasangan dengan H’
16. Jarak fokus lensa tebal
a. jarak fokus benda lensa tebal (f = FH)
Perhatikan gambar diatas.
21. Kemudian perhatikan juga
Maka diperoleh
b. jarak fokus bayangan lensa tebal (f’= F’H’)
Perhatikan gambar diatas.
Kemudian perhatikan juga
Maka diperoleh
17. Lensa tipis gabungan
22. Lensa tipis gabungan adalah dua buah lensa tipis yang disusun pada jarak d . Lensa gabungan
ini akan mempunyai fokus lensa gabungan yang merupakan fokus bersama dua buah lensa
tersebut. Masing-masing lensa akan mempunyai fokus. Fokus lensa 1 kisa sebut dan fokus
lensa kedua kita sebut . Fokus lensa gabungan dapat ditentukan dengan mengembalikan
perumusan pada lensa tebal karena penurunan rumus semuanya sama dengan lensa tebal
(mempunyai dua buah fokus).
Penurunan rumus fokus gabungan
Apabila jarak benda maka akan menentukan letak F’ .
Jadi
Lensa tebal menentukan
Maka
Diperoleh
Persamaan inilah yang merupakan persamaan fokus lensa gabungan dari dua buah lensa tipis.
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE
Pendekatan : Scientific
23. Model : Problem SolvingLearning
Metode : Diskusi, Demonstrasi dan Eksperimen
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
• Salam dan Doa
• Mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
• Apersepsi dan motivasi
Apa yang terjadi jika kawat yang dialiri arus listrik diletakkan
disekitar medan magnet?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menyampaikan rancangan/teknik penilaian
10’
Kegiatan Inti • Guru menjelaskan tentang konsep medan magnet, dan
meminta siswa untuk merumuskan hukum-hukum
kemagnetan
• Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencoba
merumuskan hukum-hukum kemagnetan
• Siswa merumuskan hukum-hukum kemagnetan
• Guru meminta siswa mencari informasi tentang kaidah tangan
kanan Oersted
• Siswa mencari informasi tentang kaidah tangan kanan
Oersted
• Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan arah
besaranpada kaidah tangan kanan Oersted dan meminta
70’
24. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
siswa memecahkan masalah tersebut
• Siswa mencoba memecahkan masalah yang diberikan oleh
guru
• Guru meminta beberapa siswa meyajikan hasil temuannya di
depan kelas dan siswa lain menanggapi
• Siswa menyajikan hasil temuannya di depan kelas dan saling
menanggapi
Penutup • Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Refleksi
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
10’
Pertemuan 2 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
• Salam dan Doa
• Mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
• Apersepsi dan motivasi
Bagaimana cara membuat magnet?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menyampaikan rancangan/teknik penilaian
10’
25. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan Inti • Guru menayangkan video tentang kemagnetan dan meminta
siswa mengidentifikasi bagaimana cara membuat magnet
• Siswa memperhatikan tayangan yang disajikan guru dan
kemudian mengidentifikasi cara membuat magnet
• Siswa menyebutkan beberapa cara membuat magnet
• Guru meminta siswa mencari informasi tentang pembuatan
magnet
• Siswa mencari informasi tentang pembuatan magnet
• Guru meminta beberapa siswa untuk menyajikan hasil
pekerjaannya di depan kelas, dan siswa yang lain
menanggapi
• Siswa menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan
saling menanggapi
70’
Penutup • Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Refleksi
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
10’
Pertemuan ke-3 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
• Salam dan Doa
• Mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
• Apersepsi dan motivasi
10’
26. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Bagaimana pengaruh kawat listrik berarus pada medan
magnet?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menyampaikan rancangan/teknik penilaian
Kegiatan Inti • Guru menjelaskan tentang medan magnet disekitar kawat
lurus berarus listrik dan meminta siswa mengidentifikasi
permasalahan dan merumuskan kuat medan magnetnya
• Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencoba
merumuskan kuat medan magnetnya
• Siswa merumuskan kuat medan magnet pada kawat lurus
berarus listrik
• Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan
perhitungan kuat medan magnet pada kawat lurus berarus
listrik
• Siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan guru untuk
kemudian mencari pemecahan masalahnya
• Guru meminta beberapa siswa untuk menyajikan hasil
pekerjaannya di depan kelas, dan siswa yang lain
menanggapi
• Siswa menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan
saling menanggapi
70’
Penutup • Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Refleksi
• Guru memberikan tugas/PR tentang perhitungan kuat medan
10’
27. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
magnet pada kawat lurus berarus listrik
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
Pertemuan 4 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
• Salam dan Doa
• Mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
• Apersepsi dan motivasi
Bagaimana besar kuat medan magnet pada kawat lurus
berarus listrikS?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menyampaikan rancangan/teknik penilaian
10’
Kegiatan Inti • Guru meminta siswa mengumpulkan tugas/PR dari pertemuan
sebelumnya dan membahas soal yang dianggap sulit oleh
siswa
• Siswa mengumpulkan tugas/PR dari pertemuan sebelumnya
• Guru memberikan permasalahan (perhitungan) tentang kuat
medan magnet pada kawat lurus berarus listrikdan meminta
siswa menemukan pemecahan masalahnya
• Siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan guru untuk
kemudian mencari pemecahan masalahnya
• Guru meminta beberapa siswa untuk menyajikan hasil
pekerjaannya di depan kelas, dan siswa yang lain
70’
28. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
menanggapi
• Siswa menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan
saling menanggapi
Penutup • Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Refleksi
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
10’
Pertemuan ke-5 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
• Salam dan Doa
• Mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
• Apersepsi dan motivasi
Apa yang kamu ketahui tentang Gaya Magnet?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
• Guru menyampaikan rancangan/teknik penilaian
10’
Kegiatan Inti • Guru memperagakan simulasi tentang gaya pada dua magnet
yang sejenis dan tidak sejenis dan meminta siswa untuk
mengidentifikasi gaya yang timbul
• Siswa memperhatikanperagaan guru, untuk kemudian
mengidentifikasi gaya yang timbul
• Guru memberikan permasalahan (perhitungan) tentang Gaya
lorentz dan meminta siswa menemukan pemecahan
70’
29. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
masalahnya
• Siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan guru untuk
kemudian mencari pemecahan masalahnya
• Guru meminta beberapa siswa untuk menyajikan hasil
pekerjaannya di depan kelas, dan siswa yang lain
menanggapi
• Siswa menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan
saling menanggapi
Penutup • Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Refleksi
• Guru memberikan tugas/PR yang berkaitan dengan masalah
perhitungan pada Gaya Lorentz
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
10’
Pertemuan 6 (3 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahulua
n
• Salam dan Doa
• Mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
• Apersepsi dan motivasi
Bagaimana menghitung besar Gaya Lorentz pada kawat
berarus listrik dan muatan yang bergerak?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10’
30. Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
• Guru menyampaikan rancangan/teknik penilaian
Kegiatan Inti • Guru menjelaskan Gaya Lorentz pada kawat lurus berarus
listrik dan muatan yang bergerak dan meminta siswa
merumuskankannya
• Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencoba
merumuskan Gaya Lorentz pada kawat lurus berarus listrik
dan muatan listrik yang bergerak
• Siswa merumuskan Gaya Lorentz pada kawat lurus berarus
listrik dan muatan listrik yang bergerak
• Guru memberikan permasalahan (perhitungan) tentang Gaya
Lorentz pada kawat lurus berarus listrik dan muatan listrik
yang bergerakdan meminta siswa menemukan pemecahan
masalahnya
• Siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan guru untuk
kemudian mencari pemecahan masalahnya
• Guru meminta beberapa siswa untuk menyajikan hasil
pekerjaannya di depan kelas, dan siswa yang lain
menanggapi
• Siswa menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas dan
saling menanggapi
70’
Penutup • Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
• Refleksi
• Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
10’
31. Pertemuan ke-7 (3 x 45 menit)
Evaluasi KD 3.14 dan 4.14
Penilaian
1. PENILAIAN SIKAP
Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
No
Nama Siswa/
Kelompok
Santun
Tanggung
Jawab
Teliti Disiplin Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
N
Keterangan:
4 = jika empatindikator terlihat.
3 = jika tiga indikator terlihat.
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat
Indikator Penilaian Sikap:
1. Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan
2. Tanggung Jawab
a. Pelaksanaan tugas secara teratur
32. b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c. Mengajukan usul pemecahan masalah
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
3. Teliti
a. Mengerjakan tugas dengan jawaban yang lengkap
b. Menggunakan satuan-satuan yang tepat
c. Mengerjakan setiap permasalahan yang diberikan
d. Menghitung dengan tepat
4. Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Nilai akhir sikap diperolel dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek
sikap di atas.
Kategori nilai sikap:
Sangat Baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1
2. PENILAIAN PENGETAHUAN
Tes Tertulis
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan medan magnet!
2. Jelaskan percobaan yang dilakukan Hans Christian Oersted !
3. Tentukan arah gaya Lorentz dengan kaidah tangan kanan !
33. 4. Suatu kawat berarus listrik 10 A dengan arah ke atas berada dalam medan
magnetik 0,5 T dengan membentuk sudut 30o
terhadap kawat. Jika panjang kawat
5 meter, tentukan besarnya gaya Lorentz yang dialami kawat!
5. Suatu muatan bermassa 9,2 × 10-38
kg bergerak memotong secara tegak lurus
medan magnetik 2 tesla. Jika muatan sebesar 3,2 × 10-9
C dan jari-jari lintasannya
2 cm, tentukan kecepatan muatan tersebut!
Jawaban:
1. Medan magnet yaitu ruang disekitar magnet sehingga benda yang berada dalam
ruang tersebut akan terpengaruh oleh magnet itu. Biasanya digambarkan dengan
bantuan garis-garis gaya magnet atau garis khayal, namun keberadaannya
ditunjukkan dengan serbuk besi.
2. Percobaan yang dilakukan Hans Christian Oersted dengan mengalirkan arus
listrik melalui sebuah kawat penghantar, kemudian meletakkan sebuah kompas
disekitarnya. Ternyata setelah arus listrik mengalir jarum kompas menyimpang. Ini
berarti kawat yang dialiri listrik menyebabkan medan magnet disekitarnya. Medan
magnet inilah yang membuat jarum kompas menyimpang.
3. Caranya : Letakan tangan kanan menengadah ke atas dengan ibu jari tegak lurus
terhadap 4 jari lain. Arah yang ditunjukkan ibu jari menyatakan arah arus listrik,
arah yang ditunjukan 4 hari lainnya menyatakan arah medan magnet, dan arah
gaya Lorentz ditunjukkan arah telapak tangan.
4. F = 12,5 N
5. v = 1,39 x 1017
m/s
Norma Penilaian :
Jawaban benar tiap nomor maksimal = 1
Nilai = skor yang diperoleh x 2
3. PENILAIAN KETERAMPILAN
4.7 Mendemonstrasikan percobaan yang berkaitan dengan konsep kemagnetan dan
elektromagnet
NO. Aspek yang dinilai
Nilai
mak
Nilai didapat
1 Persiapan kerja 4
2 Keterampilan saat demonstrasi 4
3 Pelaporan hasil demonstrasi 4
Total Nilai 12
NILAI AKHIR =
total skor yang diperoleh
x 100
12
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN
NO Aspek yang Capaian Nilai
34. . dinilai 1 2 3 4
1
Persiapan
Kerja
Persiapan
kerja (alat,
bahan, lembar
kerja, dll) tidak
lengkap dan
tidak tersusun
rapi
Persiapan kerja
(alat, bahan,
lembar kerja,
dll) tidak
lengkap, tapi
tersusun rapi
Persiapan kerja
(alat, bahan,
lembar kerja, dll)
lengkap tapi
tidak tersusun
rapi
Persiapan kerja
(alat, bahan,
lembar kerja)
lengkap dan
tersusun rapi
2
Keterampilan
saat
demonstrasi
Tidak terampil
dalam
demonstrasi
Cukup terampil
dalam
demonstrasi
Terampil dalam
demonstrasi
Sangat terampil
dalam
demonstrasi
3
Pelaporan
hasil
demonstrasi
Laporan hasil
demonstrasi
disajikan tidak
rapi dan tidak
lengkap
Laporan hasil
demonstrasi
disajikan tidak
rapi namun
lengkap
Laporan hasil
demonstrasi
disajikan
dengan rapi
namun tidak
lengkap
Laporan hasil
demonstrasi
disajikan
dengan rapi dan
lengkap
G. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media, Alat dan Bahan
• Papan Tulis dan Spidol
• Laptop
• Power Point Materi
• LCD Proyektor
• KIT Magnet
2. Sumber belajar
35. • Sutejo dan Purwoko, 2009. Fisika 1 SMK Kelas X Kelompok Teknologi, Kesehatan
dan Pertanian. Jakarta: Yudhistira.
• Internet
Bekasi, Juli 2018
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 6 Kota Bekasi Guru Mata Pelajaran
Dra. Dyah Sulistyaningsih, M.Pd Junaedi Hidayat, S.Pd
NIP. 19630817 199802 2 001 NIP.
36. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Indikator Soal Jenis Soal Soal Kunci Jawaban
3.9 Menerapkan
sifat cermin dan
lensa pada alat–
alat optik dalam
bidang teknologi
dan rekayasa
3.9.1 Mengidentifikasi
proses
pembentukan
bayangan pada
cermin datar,
cermin cekung
dan cerming
cembung
Menggambarkan
bayangan pada
cermin datar
Uraian Gambar di bawah ini
menunjukkan sebuah
kuas lukis terletak
didepan cermin datar.
Gambarkan
bayangan kuas lukis
yang akan terlihat
pada cermin datar
tersebut!
Posisi, sudut dan
arahnya
bayangannyanya
sama seperti gambar
di samping ini
3.9.2 Mengidentifikasi
proses
pembentukan
bayangan pada
lensa cembung
dan lensa
cekung
Mengidentifikasi
jalannya cahaya
pada cermin
cembung
Pilihan Ganda Gambar yang tepat ketika cahaya mele
lensa cembung adalah….
A. D.
B. E.
C.
37. Kompetensi
Dasar
Indikator
Pencapaian
Kom
Indikator Soal Jenis Soal Soal Kunci Jawaban
3.9.3 Menganalisis
cara kerja alat
optik
Menganalisi
s proses
Uraian Perhatikan gambar
sebuah periskop dibawah
ini. Gambarkan dengan
anak panah arah
jalannya cahaya yang
melalui periskop.
Penskoran Jawaban Pengolahan Nilai
1. Rubrik penilaian soal
nomor 1
Po
S
k
o
r
0
Tida
k
IPK No Soal Skor Penilaian
3.9.1 1 3
3.9.2 2 1
3.9.3 3 2
da
ba
sa
pa
ini
2.
Ru
brik
mengga
mbarkan
bayanga
n
Jumlah 6
N
i
l
a
i
Nilai perolehan KD
pegetahuan :
rerata dari
nilai IPK
�
38. 3
2 1
sisi, sudut
Posisi dan sudut Posisi, sudut
n arah
bayangan benar, dan arah
yangan
namun arah bayangan
ma seperti
bayangan benar, namun
da gambar
terbalik. jumlah
bayangan
lebih dari
satu.
penilaian soal nomor 2
Skor
1
0
njawab B
Menjawab selain B
100
�����
ℎ ����
�����
���
Me
39. Penskoran
Jawaban
Pengolahan Nilai
3. Rubrik penilaian soal nomor 3
Skor
2
1 0
Arah jalannya
cahaya
digambarkan
dengan anak
panah dengan
benar
Menggambarkan
jalannya cahaya
dengan anak panah,
namun arahnya salah.
Tidak menggambarkan
jalannya cahaya dengan
anak panah