Buku ini membahas manajemen mutu pendidikan Islam dengan menjelaskan model pengembangan teori dan aplikasi sistem penjaminan mutu. Terdiri atas 9 bab, membahas standar mutu pendidikan Islam, transformasi teori manajemen mutu, sistem penjaminan mutu, dan studi kasus di beberapa madrasah. Buku ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam secara berkelanjutan melalui implementasi sistem penjaminan mutu internal dan eksternal.

1. Manajemen-Pendidikan-Islam_Deden-Makbuloh_Agus-Mukhandar
23 Januari 2015 pukul 21:22
RESENSI BUKU
MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
“Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu”
Penulis
Dr. Deden Makbuloh, M.Ag
Oleh : Agus Mukhandar
NPM : 1422010036
Semester/Kelas : I (satu)/ Reg. E
Program Studi : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015

2. IDENTITAS BUKU
Judul Buku : MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM
Model Pengembangan Teori dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu
Penulis : Dr. Deden Makbuloh, M.Ag
Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada Jakarta
Cetakan : I, September 2011
Tahun Terbit : Oktober 2011
Tebal Buku : viii + 334 Halaman
Jumlah Bab : 9 Bab
ISBN : 978-979-769-326-8
BIODATA PENULIS
Dr.Deden Makbuloh, M.Ag. lahir di Ciamis, 03 Mei 1973. Memperoleh gelar Sarjana (S1)
IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Fakultas Tarbiyah, Jurusan PAI tahun 1994-1998; gelar
Magister (S2) IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, Pendidikan Islam tahun 1999-2001, dan
gelar Doktor (S3) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Islam, tahun 2004-2010, serta
Short Course, The University of Melbourne Australia, November-Desember 2009.
Saat ini berprofesi sebagai Dosen IAIN Raden Intan (SI dan S2); Dosen Universitas Lampung;
Dosen Universitas Muhammadiyah Lampung; Kepala Pusat Penjamin Mutu Pendidikan IAIN
Lampung dan Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Lampung. Dengan berbagai mata kuliah
yang diampu, Pendidikan Agama Islam, Manajemen Pendidikan Islam, Materi Pembelajaran
PAI, Metode Pembelajaran PAI, Desain Pembelajaran PAI, Ilmu Pendidikan Islam, Sejarah
Pendidikan Islam, dan Aplikasi Metode Penelitian PAI.
KANDUNGAN BUKU
Buku yang berjudul “Manajemen Mutu Pendidikan Islam (Model Pengembangan Teori dan
Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu)” ini terdiri dari 9 bab yang menjelaskan standar mutu
pendidikan Islam, ditulis berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang memiliki kekuatan teori yang
dikaji dari perdebatan teori yang berkembang dalam manajemen mutu pendidikan baik tokoh
barat maupun Islam. Teori dan aplikasi sistem manajemen mutu pendidikan Islam dibahas
secara lugas.
Pada bagian pertama penulis memaparkan isu-isu manajemen mutu pendidikan Islam. Isu yang
pertama adalah masalah manajemen mutu pendidikan yang masih tergolong baru dibandingkan
manajemen mutu bidang ekonomi industri, oleh sebab itu manajemen bidang pendidikan masih
banyak didasarkan pada teori mutu yang dikembangkan dalam bidang ekonomi. Isu kedua yaitu
masalah pendidikan Islam khususnya pendidikan Islam di Indonesia yang sering dinamakan
madrasah. Madrasah menurut penulis ada yang tradisional dan ada yang modern, semua itu
dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa Indonesia yang mayoritas
penduduknya Muslim. Isu ketiga yaitu seputar perdebatan teori manajemen mutu pendidikan.
Perdebatanya terletak pada pengukuran dan mengelola mutu bukan pada penting tidaknya
manajemen mutu pendidikan. Oleh karena itu manajemen mutu perlu dikelola dengan baik agar
sesuai dengan dinamika kebutuhan realitas yang berkembang di masyarakat.

3. Pada bagian kedua dipaparkan masalah transformasi teori majemen mutu, dimana tuntutan
manajemen mutu menghendaki adanya perubahan budaya yaitu dari budaya slogan menjadi
budaya kepuasan pelanggan baik pelanggan internal meliputi staff educatif maupun non-
educatif juga pelanggan eksternal meliputi peserta didik, orang tua, pemerintah, stakeholder,
lapangan kerja, dan masyarakat luas sehingga menempatkan mutu di atas segala-galanya.
Bagian ketiga buku ini membahas sistem penjaminan mutu pendidikan. Teori lama tentang
manjemen mutu difokuskan pada perbedaan individu yang mempengaruhi ketercapaian mutu
dalan organisasi. Sedangkan teori modern banyak melihat aspek sistem yang berfungsi dalam
manajemen sehingga individu dipandang sebagai bagian dari sistem yang dapat bekerja dengan
baik apabila sistemnya berjalan.
Bagian ke-empat mengupas seputar madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam dalam sistem
pendidikan nasional. Madrasah merupakan subsistem dalam sistem pendidikan nasional,
sehingga perlu dijelaskan kedudukan madrasah dalam sistem pendidikan nasional terutama
dalam sistem penjaminan mutu pendidikan. Menurut penulis Pendidikan madrasah dalam
sistem penjaminan mutu pendidikan nasional perlu memiliki delapan standar nasional
pendidikan yaitu standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian.
Pada bagian kelima penulis menguraikan model pengembangan teori manajemen mutu
pendidikan Islam. Menurut penulis salah satu teori yang berkembang dalam dunia pendidikan
untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu madrasah secara komprehensif, yaitu manajemen
mutu terpadu. Menurtu R. Clark ada empat rumpun model yaitu: imformation processing,
personal social, dan behavioral yang semuanya bermuara kepada tujuan. Menurut Darling
Hammond model the top down approach dapat mengimplementasikan kebijakan organisasi
secara sempurna. Menurut M.G. Fullan a model of the policy implemenaion procces bahwa
perbedaan implementasi dipengaruhi sifat kebijaksanaan. Model yang terakhir adalah
a framework for implementation analysis dikemukakan oleh Fuhrman, model ini didasarkan
pada analisis variabel yang akurat sebelum kebijakan diputuskan.
Bagian ke-enam buku ini menjelaskan manajemen mutu peserta didik dalam pendidikan Islam.
Menurut penulis pesera didik disebut juga murid, yang berarti orang yang menginginkan, dan
menjadi salah satu sifat Allah Swt, yang berarti Maha Menghendaki. Seorang murid adalah
orang yang menghendaki agar mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan
kepribadian yang baik untuk bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akherat. Menurut
al-Nawawi seorang pelajar harus membersihkan hatinya sebagai prasyarat untuk menuntut
ilmu, seperti bersihnya bumi untuk tanaman, juga meminta ridha guru jangan mengumpat dan
mencelanya. Peserta didik harus bersih hatinya, juga harus memiliki akhlak yang mulia, pandai
membagi waktu, memahami tatakrama, giat belajar dan sabar dalam menuntut ilmu. Mutu
peserta didik pada madrasah tidak hanya dilihat dari mutu lulusanya saja, melainkan mutu
dalam proses belajar. Oleh karena itu, visi, misi dan tujuan madrasah tidak semata-mata
dikaitkan dengan peserta didik yang diharapkan setelah lulus, melainkan bagaimana pula
merumuskan mutu proses belajar mengajar peserta didik.
Pada bagian ketujuh penulis memaparkan manajemen mutu sumber daya manusia dalam
pendidikan Islam. Sumber daya manusia dalam pendidikan yang sangat menentukan maju
mundurnya madrasah adalah guru. Guru pada madrasah memiliki ciri sebagai al-‘alim atau
al-mu’alim yang berarti yang mengetahui. Menurut al-Ghazali guru dinamakan al-mudarris,
al-mu’addib atau al-murabbi dan al-walid. Al-mudarris berarti orang yang mengajar,
al-mu’addib berarti guru khusus yang mengajar di istana, sedangkan istilah al-murabbi
mengisyaratkan bahwa seorang guru harus memiliki sifat Allah Swt, seperti bijaksana,

4. bertanggungjawab, kasih sayang terhadap peserta didik dan berpengetahuan tentang Allah Swt.
Sedangkan menurut Abdurahman An-Nahlawi ada sepuluh sifat yang harus dimiliki pendidik
yaitu: memiliki sifat Rabbani, ikhlas, sabar, jujur, senantiasa meningkatkan wawasan dan ilmu
pengetahuan, harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode yang variatif sesuai dengan
situasi dan materi pelajaran, harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai
proporsinya, memahami ilmu psikologi, peka terhadap fenomena kehidupan sehingga mampu
memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak akidah dan berbagai pola pikir
mereka dan adil kepada seluruh peserta didik.
Pada bagian kedelapan penulis memaparkan studi kasus standar mutu dan akreditasi madrasah.
Dibahas pula implementasi manajemen mutu dalam realitas yang terjadi pada lembaga
pendidikan Islam berupa madrasah. Mutu madrasah secara umum sebagaimana mutu sekolah
yang dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu: rumusan visi, misi, dan tujuan; kompetensi guru
dan sumber daya manusia; pengembangan kurikulum; efektivitas proses belajar mengajar,
relevasi sarana dan prasarana, akurasi evaluasi dan kualitas input dan output peserta didik. Studi
kasus dilakukan di tiga madrasah yaitu MAN 1 Sukarame Bandar Lampung, MAN 2 Pahoman
Bandar Lampung dan MAN Kibang Budimulya, dimana MAN 1 Sukarame mampu menangkap
kebutuhan mutu dan beradapasi dengan tuntutan standar BAN S/M sehingga mendapat
akreditasi A. Adapun MAN 2 Pahoman dengan sumber daya manusia yang dimiliki memenuhi
standar BAN S/M tetapi baru mencapai akreditasi B, sedangkan MAN Kibang akreditasi C
karena masih memiliki satu jurusan yaitu IPS.
Pada bagian akhir penulis memaparkan masa depan manajemen mutu pendidikan Islam.
Menurut penulis mutu pendidikan Islam dapat dicapai dan dikembangkan melalui implemenasi
sistem penjaminan mutu internal dan eksternal secara sinergi yang terfokus pada tingkat capaian
mutu pada sistem pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, masa depan
pendidikan Islam harus mengarah pada mutu quality first (mutu di atas segala-galanya). Tujuan
menerapkan sistem penjaminan mutu internal ada dua yaitu pertama, untuk perbaikan mutu
secara berkelanjutan dan kedua, untuk akuntabilitas lembaga pendidikan Islam. Sedangkan
tujuan penjaminan mutu eksternal yaitu untuk mendapatkan pengakuan stakeholder. Tentu saja
lembaga pendidikan Islam yang sudah terjamin kualitasnya akan mendapat kepercayaan
masyarakat. Dengan demikian, maka lembaga pendidikan Islam akan tumbuh dan berkembang
pesat dalam meraih era kompetitif dan era komparatif.
KELEBIHAN DAN MANFAAT BUKU
Kelebihan dari buku ini adalah penyajiannya secara sistematis dan ilmiah. Ini terlihat dari
akuratnya data-data yang disajikan, hal ini sangat menunjang dari isi buku ini, disamping itu
keterangan-keterangan dari berbagai sumber disajikan dalam catatan kaki yang sangat
membantu pembaca untuk menelusuri literatur tersebut. Dengan melihat sistematis tulisan ini,
akuratnya data dan banyaknya literatur yang digunakan, maka layaklah kalau buku ini
merupakan buku yang berkualitas dalam segi keilmuan.
Buku ini sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan baik secara internal meliputi staff educatif
maupun non-educatif juga eksternal meliputi peserta didik, orang tua, pemerintah, stakeholder,
lapangan kerja, dan masyarakat luas.

5. KEKURANGAN BUKU
Secara akademis buku ini hampir tidak memiliki kekurangan atau bisa dikatakan mendekati
kesempurnaan. Tetapi kalau kita melihat dari sasaran yang ingin dicapai bukan hanya para
akademisi tetapi meliputi peserta didik, orang tua, pemerintah, stakeholder, lapangan kerja, dan
masyarakat luas, maka penyajian buku ini menjadi kurang menarik karena terkesan sangat
ilmiah sehingga sukar dipahami oleh masyarakat luas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari paparan di atas dapat saya simpulkan bahwa mutu pendidikan Islam dapat dicapai dan
dikembangkan melalui implementasi sistem penjaminan mutu internal dan eksternal secara
sinergi yang terfokus pada tingkat capaian mutu pada sistem pendidikan secara bertahap dan
berkelanjutan.
Melihat dari cara penulisan yang sistematis, buku ini sangat cocok bila diperuntukan bagi
mahasiswa dan dosen Fakultas Tarbiyah UIN, IAIN dan STAIN, Fakulas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, para pengelola pendidikan dan peneliti bidang manajemen mutu pendidikan.
Ada baiknya jika penulis merevisi buku ini dengan gaya bahaya yang lebih ringan sehingga
mudah dipahami bukan hanya oleh kalangan akedemisi tetapi juga menjadi lebih mudah
dipahami oleh peserta didik, orang tua, stakeholder, dan masyarakat luas.
Gambar tampilan buku