SlideShare a Scribd company logo
Tugas Akhir
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN
SUMBER DAYA
DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan Tugas Akhir pada
Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Industri
Disusun Oleh :
Nama : Tri dwinanto
NIM : 2011220019
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2015
ABSTRAK
PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI adalah perusahaan yang bergerak dibidang indrustri farmasi.
Salah satu produk a g dihasilka ialah O to i ’ s. Produk a g pali g a ak jo order a sela a
setahun, obat ini biasa di pergunakan untuk proses persalinan sebagai rangsangan pada saat proses
kontraksi. Untuk meyakinkan konsumen akan produk akan kualitas dan manfaatnya pada proses
persalinan maka perusahaan berusaha mendapatkan pengakuan public dengan menambah sertifikasi-
sertifikasi yang berhubungan dengan perusahaan.Perusahaan secara umum telah menerapkan system
untuk peningkatan produknya dengan Quality Control. Namun belum terlihat bagaimana usaha-usaha
perusahaan dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya dengan
penerapan TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) , karena kondisi man power,mesin dan supply bahan
baku yang realibel merupakan awal dari kesuksesan. PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI harus menjadi
perusahaan yang selalu mengutamakan Continues Improvement Quality dan TOTAL QUALITY
MANAGEMENT dengan tepat dan benar salah satunya yang terdapat dalam Deming Prize.
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan Quality Management PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI dengan criteria yang di tetapkan Deming melalui media kuisioner. Skala pengukurannya
adalah score yang didapat dari penyebaran Kuisioner tersebut. Criteria yang di ambil yaitu berdasarkan
10 kategori Deming , dimana Deming se diri di e tuk dari 14 poi t de i g De i g’ s a age e t .
Deming prize adalah penghargaan yang di berikan kepada suatu organisasi atau perusahaan yang
secara konsisten menerapkan Quality Control. Bisa di terapkan oleh organisasi atau perusahaan
manufaktur maupun jasa, divisi dari organisasi maupun individual, yang terpenting dalam penerapan
akan kualitas pada Deming adalah konsisten dalam quality managementnya (perbaikan secara terus-
menerus).
Berdasarkan analisa data, maka didapatkan hasil score kondisi awal sumber daya perusahaan
untuk performance man power 4,37 dari target 4,40 ; performance mesin 4,19 dari target 4,40 ; dan
performance suplly bahan baku 4,31 dari target 4,40. Nilai tersebut tidak melebihi target score yang
telah di tetapkan. Sebab itu peneliti menerapkan akan kualitas pada Deming,memberi pelatihan dan
motivasi agar sumber daya nya dapat meningkat dan menghasilkan produk yang berkualitas. Setelah
penerapan Deming peneliti menganalisa data kembali, untuk mengetahui hasil score setelah perbaikan
maka di dapat untuk performance man power 4,19 dari target 4,00 ; performance mesin 4,49 dari target
4,00 ; dan performance suplly bahan baku 4,28 dari target 4,00. Nilai tersebut melebihi target score
yang telah di tetapkan Hal ini berarti secara umum variable-variable yang di teliti telah sesuai dengan
TOTAL QUALITY MANAGEMENT berdasarka De i g’ Management.
Dari hasil peneliti ini ada perubahan signifikan, yang terpenting dalam penerapan akan kualitas
pada Deming adalah konsisten dalam quality (perbaikan secara terus-menerus).
Kata kunci: Total Quality Management,Deming,
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang Maha
kuasa atas segala ciptaanya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah
pada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang kita harapkan syafa’atnya di hari
kiamat kelak.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan S1 pada
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri di Universitas Darma Persada
dengan judul “ Analisis Penerapan Total Quality Management (TQM) untuk
meningkatkan kinerja karyawan di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak DR. Ir. Budi Sumartono, MT, selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan laporan ini, selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri fakultas teknik Universitas Darma Persada atas bimbingan dan
petunjuk selama ini yang telah diberikan.
2. Bapak Ir. Jamaludin Purba, MT selaku pembimbing akademik dan
para dosen teknik industri yang tidak saya sebutkan namanya satu
persatu.
3. Bapak Sunli operation manager yang telah memberikan kesempatan
melakukan kerja praktek di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI.
iii
4. Bp.Meida dan Bp. Anto selaku Supervisor produksi PT. Ethica industri
farmasi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
5. Kedua orang tua serta kakak yang telah memberikan banyak dukungan
dan kesabaran, baik moril maupun materil.
6. Tak lupa saya ucapkan terima kasih pada istri , yang telah memberikan
banyak semangat selama masa kuliah .
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini , oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima guna
kemajuan kita bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Jakarta, Agustus 2015
( Tri Dwinanto )
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................... 2
1.3 Pembatasan masalah..................................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... 3
1.4.1 Tujuan penelitian ................................................ 3
1.4.2 Manfaat penelitian .............................................. 3
1.5 MetodelogiPenelitian ................................................... 4
v
1.6 Sistematika Penulisan ................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsepkualitas.............................................................. 7
2.1.1 Definisi TQM…………………................................ 9
2.1.2 PrinsipUtama TQM .............................................. 11
2.1.3 Pionir-pionirpengembang TQM……… …………. 13
2.1.3.1 W. Edward Deming………….…………. . 13
2.1.3.2 Joseph. M. Juran………………………. .. 16
2.1.3.3 Philip. B. Crosby………………................ 17
2.1.3.4 Perbandingan akan kualitas……………... 18
2.2 Deming Prize ................................................................ 20
2.2.1 Tujuan Deming Application Prize........................ 21
2.2.1.1 Untuk Organisasi/Perusahaan ................. 21
2.2.1.2 Untuk individual……………………….….. 23
2.2.2 KeunggulandanKelemahan Deming prize……… 24
2.2.3 Nilai-nilai inti dan konsep………………………. 25
2.2.3.1 EmpatBelas point Deming……………… … 25
vi
2.2.4 Siklus Deming………………………………………. 27
2.2.5 Kategorideming prize………………………………. 28
2.3 Model-model Kualitas...................................................... 36
2.3.1 Europan Quality Award (EQA)…………….…… 36
2.3.2 Australian Quality Award (AQA)……………….. 40
2.3.3 The NASA Quality and Excellence…………….. 43
2.3.4 ISO 9000 Standarization……………………….... 43
2.3.5 Malcolm Baldrige National Quality Award……… 45
2.3.6Pemilihanperbandingan Modelkualitas….…. 47
2.4 Evaluasi Pemilihan Konsep Deming Prize..................... 48
2.4.1 The Deming Prize dan MBNQA……..…….…. 50
2.4.2 The Deming Prize dan ISO 9000……………. 53
2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas........................................... 56
2.5.1 UjiValiditas……………………………..……......... 56
2.5.2UjiReliabilitas……………………….. ………........ 59
2.6 Histogram........................................................................... 63
2.7 Populasi, Sampel dan Sampling………………………… 66
vii
2.7.1 Populasi…………………………………………….. 66
2.7.2 Sampel………………………………………………. 66
2.7.3 Teknik Sampling…………………………………… 67
2.8 Kuisioner……………………………………………………… 70
BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
3.1 SistematikaPemecahanMasalah.................................. 75
3.1.1 StudiPendahuluan............................................. 75
3.1.2 Identifikasi Masalah ......................................... 75
3.1.3 Landasan Teori................................................. 77
3.1.4 Pengumpulan Data............................................ 77
3.1.5 Pengolahan Data………………………………… 77
3.1.6 AnalisaPembahasan…………………………….. 77
3.1.7 Kesimpulandan Saran........................................ . 78
3.2 KerangkaPemecahanMasalah………………………… 79
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Tinjauan Umum Perusahaan ....................................... 80
4.1.1Sejarah dan Perkembangan Perusahaan............ 80
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................... 82
4.1.3 Jenis-Jenis Produk ............................................. 83
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ........................ 83
viii
4.1.5 Kegiatan Produksi............................................... 90
4.1.6 Deskripsi Produksi .............................................. 91
4.1.7 Peta Proses Operasi........................................... 94
4.1.8 Layout Proses Operasi ....................................... 95
4.2 Pengumpulan Data Khusus ......................................... 96
4.2.1 Teknik Pengambilan Sample .............................. 96
4.2.2 Pembuatan Kuisioner.......................................... 98
4.2.3 Kuisioner Kondisi awal perusahaan………….. ... 98
4.3 Pengolahan Data......................................................... 100
4.3.1 Uji Validitas......................................................... 100
4.3.2 Diagram batang uji validitas…………………….. . 103
4.4 Uji Realibilitas kondisi awal perusahaan...................... 104
4.4.1 Diagram batang uji realibilitas………………….... 105
4.4.2 Uji total realibilitas…………………………………. 106
4.5 Menentukan target score dari hasil Kuis.............................. 106
4.5.1 Hasil Kuisioner Untuk performance Man Power 106
4.5.2 Hasil Kuisioner Untuk performance Mesin......... 107
4.5.3 Hasil Kuisioner Keadaan Suplly Bahan Baku .... 108
4.6 Pembuatan Kuisioner.................................................... 110
4.6.1 Kuisioner perbaikan………….. ........................... 110
4.7 Pengolahan Data......................................................... 112
4.7.1 Uji Validitas......................................................... 112
4.7.2 Diagram batang uji validitas…………………….. . 115
4.8 Uji Realibilitas perbaikan.............................................. 116
ix
4.8.1 Diagram batang uji realibilitas………………….... 117
4.8.2 Uji total realibilitas…………………………………. 118
4.9 Pengujian Validitas instrument dengan SPSS............... 119
4.10 Pengujian Realibilitas instrument dengan SPSS........... 124
4.11 Hasil Kuisioner Untuk performance Man Power .......... 128
4.12 Hasil Kuisioner Untuk performance Mesin ................... 128
4.13 Hasil Kuisioner Keadaan Suplly Bahan Baku .............. 129
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa Data Awal Penelitian........................................ 131
5.2 Analisa Kesesuaian Kategori Deming Prize ................. 131
5.3 PERFORMANCE MAN POWER……………………….. 131
5.3.1 Kondisi awal Performance Man power………. 131
5.3.2 Perbaikan Performance Man power…………. 132
5.4 PERFORMANCE MESIN……………………………….. 133
5.4.1 Kondisi awal Performance Mesin……………. 133
5.4.2 Perbaikan Performance Mesin……………….. 135
5.5 PERFORMANCE SUPPLY BAHAN BAKU………….. 135
5.5.1 Kondisi Performance Supply bahan baku…… 135
5.5.2 Perbaikan Performance Supply bahan baku.. 136
x
5.6 Pembahasan................................................................. 137
5.6.1 Perbaikan Performance Man power.................... 137
5.6.2 Perbaikan Performance Mesin…………………. 138
5.6.3 Perbaikan Performance Supply bahan baku…. 139
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.................................................................. 141
6.2 Saran........................................................................... 142
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1…........................................................................................ L-1
Lampiran 2…………………………………………………………………. L-2
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 PerbandinganPandanganakanKualitas.......................... 19
Tabel 2.2 PerbandinganOrganisasi / perusahaan.......................... 23
Tabel 2.3 Target Score untukkeadaanperusahaan........................ 33
Tabel 2.4 Target Score untuk proses kerja.................................... 34
Tabel 2.5 Target Score untukManajemen Perusahaan ................. 35
Tabel 2.6 Target Score untuk output yang dihasilkan .................... 35
Tabel2.7 Kategori Europa Quality Award………………………….. 39
Tabel 2.8 Kategori Australian Quality Award……..…………………. 42
Tabel 2.9 PerbandinganSistemBaldrige Award, Deming Prize &
ISO 9000....................................................................... 50
Tabel 2.10 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize ...................... 51
Tabel 2.11 Deming Prize & ISO 9000............................................... 53
Tabel 4.1 JumlahKaryawanDepartemenProduksi............................. 96
Tabel 4.2 Kuisioner Performance Man Power ................................. 99
xii
Tabel 4.3 Kuisioner Performance Mesin .......................................... 99
Tabel 4.4 Kuisioner Performance Supply Bahan Baku……………. 100
Tabel 4.5 HasilUjiValiditas ............................................................... 102
Tabel 4.6 HasilUjiRealibilitas……………………………………….. 104
Tabel 4.7 Hasiluji total Realibilitas……….………………………… 106
Tabel 4.8 Perolehan Score UntukKategori Performance Man
Power........................................................................... 107
Tabel 4.9 Perolehan Score untukKategori Performance mesin….. . 108
Tabel 4.10 Perolehan Score untukKategori Performance Supply
Bahanbaku……………….……………............................. 109
Tabel 4.11 Kuisioner Performance Man Power ................................. 111
Tabel 4.12 Kuisioner Performance Mesin .......................................... 112
Tabel 4.13 Kuisioner Performance Supply Bahan Baku…………. 112
Tabel 4.14 HasilUjiValiditas ............................................................... 115
Tabel 4.15 HasilUjiRealibilitas……………………………………….. 117
Tabel 4.16 Hasiluji total Realibilitas……….………………………… 119
xiii
Tabel 4.17 Correlations…………………….………………………… 120
Tabel 4.18 Correlations…………….……….………………………… 122
Tabel 4.19 Correlations …………………….………………………… 123
Tabel 4.20 Realibility Statistik……………….………………………… 124
Tabel 4.21 Item total Statistik.……………….…………………….…… 125
Tabel 4.22 Realibility Statistik……………….………………………… 126
Tabel 4.23 Item total Statistik.……………….…………………….…… 126
Tabel 4.24 Realibility Statistik……………….………………………… 127
Tabel 4.25 Item total Statistik.……………….…………………….…… 127
Tabel 4.26 Perolehan Score UntukKategori Performance Man
Power......................................................................... 128
Tabel 4.27 Perolehan Score untukKategori Performance mesin…. 129
Tabel 4.28 Perolehan Score untukKategori Performance Supply
Bahanbaku……………….……………............................. 130
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Siklus Deming .............................................................. 27
Gambar 2.2 Kerangka kerja EQA..................................................... 40
Gambar 2.3 KerangkaKerja AQA ..................................................... 41
xv
Gambar 2.4 Kerangkakerja MBNQA…………………………………. 46
Gambar 2.5 Histogram…………………………………………………. 64
Gambar 3.1 Flowchat Pemecahan Masalah..................................... 71
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan................................... 76
Gambar 4.2 Pengemas Oxytocin’ s .................................................. 84
Gambar 4.3 Mesinpambuat Oxytocin’ s ........................................... 85
Gambar 4.4 ProdukOxytocin’ s……………………………………….. 85
Gambar 4.5 Peta proses operasipembuatanOxytocin’ s…………… 86
Gambar 4.6 Layout Proses OperasiPembuatanOxytocin’ s……….... 87
Gambar 4.7 Ujivaliditas………………………………………………… 96
Gambar 4.8 Ujirealibilitas……………………………………………….. 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan
ketat, negara-negara maju yang mendominasi perekonomian dunia seperti Amerika,
negara-negara Eropa, Jepang bahkan negara-negara baru seperti Singapure,
Korea,Taiwan sudah tidak sabar lagi mempercepat terwujudnya liberalisasi ekonomi
dan pasar bebas. Dalam situasi persaingan ekonomi yang demikian tajam seperti
ini, pendekatan Total Quality Management (TQM) semakin banyak digunakan
dengan filosofi mencapai keunggulan atau daya saing usaha secara total. TQM
memberikan jawaban pada organisasi atau perusahaan terhadap tatangan global
yang semakin sulit, komplek dan cepat perubahannya. TQM mengarahkan
perusahaan pada continous improvement yang dapat mewujudkan kepuasan
konsumen secara total dan terus menerus. Proses yang berorientasi pada
konsumen ini menggabungkan praktek manajemen dasar dengan usaha-usaha
perbaikan yang sering dipakai serta peralatan-peralatan dan teknik yang handal.
TQM dapat diterapkan untuk setiap perusahaan raksasa maupun perusahaan kecil,
industri manufaktur atau jasa, dan organisasi publik atau swasta.
Berdasarkan gambaran umum aplikasi diatas, peneliti melakukan konsep
kualitas di PT “ETHICA INDUSTRI FARMASI” bergerak di bidang manufaktur yang
memproduksi obat injeksi spesialis. perusahaan tersebut bersertifikasi ISO 9000.
1
2
Berdasarkan sertifikasi tersebut perusahaan banyak dititik beratkan terhadap
kualitas produknya , dan kualitas itu sendiri berfokus pada pelanggan (customer
focused quality). Dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta
pelayanan diberikan untuk memenuhi pelanggan. Maka sudah jelas bahwa kualitas
eksternal perusahaan sudah diterapkan. Namun peneliti belum melihat bagaimana
usaha – usaha perusahaan dalam menangani hal – hal yang berhubungan dengan
internal perusahaan. Diantaranya performance Man power,Mesin dan bahan
baku,yang akan memberi kontribusi terhadap kualitas produk. Karena kondisi
internal yang baik inilah merupakan awal dari kesuksesan dalam sebuah
perusahaan.
Melihat keadaan di lapangan, maka peneliti menerapkan Total Quality
Management (TQM) yang berbasis Deming Prize pada PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI. Dengan cara mengintegrasikan semua level di atas menjadi satu
kesatuan untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan masalahnya
adalah :
Bagaimana penerapan Total Quality Management (TQM) pada PT. ETHICA
INDUSTRI FARMASI. Dengan memperbaiki performance Man power,Mesin dan
bahan baku
3
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini
antara lain :
1. Peneliti dilakukan pada PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
2. Peneliti terfokus pada TQM (manajemen kualitas terpadu)
3. Waktu penelitian januari s/d April tahun 2015
4. Jam kerja di perusahaan 24 jam kerja di bagi 3 shift
5. Mendapat dukungan dari manajemen
6. Tidak membahas masalah keuangan
7. Peneliti terfokus pada Departemen Produksi
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
Untuk menganalisa peningkatan kinerja karyawan,mesin dan bahan
baku dengan penerapan Total Quality Management (TQM).
1.4.2 Manfaat Penelitian
Bagi perusahaan :
1. Mengetahui prosedur kerja yang ada pada TQM.
2. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas secara efisien dan actraktif
Bagi peneliti :
4
1. Menambah pengetahuan mengenai manajemen kualitas suatu
perusahaan, yang terdapat pada TQM
2. Mampu merencanakan suatu kebijakan strategi bagi perusahaan, baik
jangka panjang maupun pendek bersama – sama dengan pihak
manajemen.
1.5 Metodelogi Penelitian
Untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada, penulis melakukan penelitian dengan pengumpulan data,
yaitu :
1. Studi lapangan
Survey lapangan, wawancara dan kuisioner di PT. ETHICA INDUSTRI
FARMASI, untuk mengumpulkan informasi dan data-data primer yang di
perlukan sesuai dengan topik permasalahan yang ada.
2. Studi pustaka
Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan topik permasalahan, guna
melengkapi data-data dan informasi yang telah penulis dapatkan dari
penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami pokok bahasan, maka perlu adanya
sistematika penulisan dalam penyusunan laporan. Adapun sistematika penulisan
tersebut meliputi :
5
Bab I : Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah,
pembatasan masalah, asumsi, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan..
Bab II : Landasan Teori
Bagian ini menguraikan tentang teori, pendapat pakar, tulisan
ilmiah dan sejenisnya yang dibutuhkan untuk mendukung dan
memberi landasan konsep berpikir yang kuat dalam penelitian ini.
Bab III : Kerangka pemecahan masalah
Bab ini mengemukakan mengenai sistematika pemecahan
masalah, mulai dari tahap identifikasi masalah, penilaian kinerja
yaitu dari pembagian kuisioner, pengolahan dan analisa kuisioner,
dilanjutkan dengan perencanaan strategi berdasarkan analisa
kecocokan kriteria TQM
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisikan mengenai sejarah singkat dan perkembangan
perusahaan, produk yang dihasilkan / bidang usaha perusahaan,
struktur organisasi serta penjelasannya.
Bab V : Analisa dan Pembahasan
Bagian ini berisi pengolahan data dan analisa data (kuisioner)
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan berdasarkan rumusan
yang ada pada bab landasan teori.
6
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Bagian terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk
penelitian lanjutan atau pihak – pihak yang berkepentingan dengan
hasil penelitian ini.
Daftar Pustaka
Lampiran
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Kualitas
Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku
bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan
perhatian penuh kepada kualitas. Perhatian penuh pada kualitas itu sendiri akan
memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap
biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Dampak terhadap biaya produksi
terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat konformasi
(comformance) yang tinggi terhadap standart – standart sehingga bebas dari tingkat
kerusakan yang mungkin. Dengan demikian proses produksi yang memperhatikan
kualitas akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas dari kerusakan.
Sedangkan dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan
penjualan atas produk berkualitas yang berharga kompetitif. Produk – produk yang
dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan
yang mampu meningkatan kepuasan konsumen atas penggunaan produk itu,
karena setiap konsumen pada umumnya akan memaksimalkan utilitas dalam
mengkonsumsi produk. Jelas pada produk – produk
7
8
berkualitas tinggi pada tingkat harga kompetitif (karena ongkos produksi per unit
yang rendah) akan dipilih oleh konsumen.
Dalam kehidupan sehari – hari sering kali kita mendengar orang
membicarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas sebagian besar
produk buatan luar negeri lebih baik dari pada produk dalam negeri. Konsep kualitas
itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa.
Kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses,
lingkungan dan manusia. Dalam hal ini kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, lingkungan yang
menunjang kemampuannya untuk memenuhi atau melebihi harapan.
Sejarah menunjukan bahwa kebangkitan Jepang dalam bidang industri
setelah kekalahannya dalam perang dunia ke II dimulai dengan pembangunan
sistem kualitas modern. Pembangunan sistem itu dipacu oleh W. Edward Deming
yang bicara dihadapan para ilmuwan dan insinyur Jepang (JUSE) tahun 1950.
Keberhasilan yang dramatis dari industri Jepang dalam meningkatkan kualitas ini
menjadi pusat perhatian berbagai negara didunia yang tertarik untuk mempelajari
bagaimana strategi perusahaan – perusahaan Jepang dalam menerapkan
manajemen kualitas. Dari hasil studi tentang keberhasilan perusahaan – perusahaan
industri kelas dunia yang berhasil mengembangkan konsep kualitas dalam
perusahaan, maka lahirlah apa yang disebut dengan Manajemen Kualitas Terpadu
(Total Quality Management) TQM.
9
2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM)
Seperti halnya dengan kualitas, definisi TQM juga bermacam – macam. TQM
diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah
holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan
pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam pawitra, 1993, p. 135).
Definisi lainya menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang
menyangkut kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p. 33).
Untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dapat dibedakan
dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu dan aspek kedua
membahas bagaimana mencapainya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa TQM
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus – menerus atas
dasar produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan1
.
TQM mencakup semua fungsi dari sebuah fungsi. TQM merupakan
perpaduan dari fungsi – fungsi dan dan proses yang terkait kedalam siklus hidup
produk pada tahap yang berbeda – beda, seperti desain, perencanaan, produksi,
distribusi dan pelayanan. Ukuran keberhasilan TQM merupakan kepuasan
pelanggan dan cara mencapainya, terutama melalui desain sistem dan peningkatan
terus – menerus.
1
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. : 4
10
TQM merupakan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas sebuah bisnis
secara keseluruhan, dengan berpusat disekitar mutu. TQM pada prinsipnya adalah
cara mengorganisasi dan mengerahkan seluruh organisasi, setiap departemen,
setiap aktivitas, dan setiap individu untuk mencapai tingkatan kualitas. TQM
berkaitan dengan masalah strategis, masalah pemasaran, dan aspek – aspek
manusia dari organisasi tersebut. Sebuah perusahaan yang menerapkan Total
Quality Management (TQM) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Berusaha menyusun sistem manajemen mutu. System ini harus relevan
dengan semua kegiatan dan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
tujuan.
2. Mengupayakan peningkatan di semua bidang. Misalnya, tidak cukup jika
hanya meningkatkan aspek yang berpusatkan produk, dan mengabaikan
bidang pelayanan, atau sebaliknya.
3. Perusahaan yang menggunakan pendekatan TQM harus menyadari bahwa
ini merupakan proses perbaikan yang terus – menerus, berlangsung kontinyu
dan bukan program peningkatan mutu dalam jangka waktu yang di tentukan.
Harus dipahami bahwa pemenuhan sasaran tertentu hanyalah sebuah
langkah menuju TQM, karena tidak ada satu program atau sasaran yang
dicapai dalam kerangka waktu tertentu dapat cukup memenuhi persyaratan
TQM.
Meskipun manajement kualitas (Quality Management) atau manajement kualitas
terpadu (Total Quality Management) dapat didefinisikan dalam berbagai versi,
11
namun pada dasarnya TQM berfokus pada perbaikan terus – menerus untuk
memenuhi kepuasan pelanggan. Dengan demikian TQM berorientasi pada proses –
proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok (suppliers)
dan para pelanggan (customers) di lingkungan perusahaan.
2.1.2 Prinsip Utama TQM
TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem
manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam
budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam
scheuing dan Christopher, 1993), ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat
prinsip tersebut adalah:
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM, kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan
spesifikasi – spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh
pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan
eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala
aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketetapan waktu. Oleh
karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk
memuaskan pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama
dengan nilai (value) meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
2. Respek Kepada Setiap Orang
12
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang
sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik.
Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling
bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan
baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim
pengambil keputusa.
3. Manajemen Berdasarkan Fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap
keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan
(feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama,
prioritas (priorization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat
dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat
keterbatasan sumber daya yang ada. Konsep yang Kedua, variasi (variation)
atau variabelitas kinerja manusia. Manajemen dapat diprediksi hasil dari
setiap keputusan dan tidakan yang dilakukan.
4. Perbaikan Berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secar
berlaku disini adalah PDCA (plant do check act), yang terdiri dari langkah-
langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil
pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh2
.
2
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. :14
13
2.1.3 Pionir – Pionir Pengembang TQM
2.1.3.1 W. Edwards Deming
Banyak yang menganggap bahwa Deming adalah bapak dari gerakan Total
Quality Management. Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi
kualitas di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan
masalah dan pengendalian proses statistic (Statiscal Process Control). Atas jasanya
yang besar bagi industri Jepang, maka setiap tahun diberikan penghargaan
bernama Deming Prize kepada setiap perusahaan yang berprestasi dalam hal
kualitas.3
Deming menganjurkan penggunaan SPC (Statiscal Process Control) agar
perusahaan dapat membedakan penyebab sistematik dan penyebab khusus dalam
menangani kualitas. Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau variasi merupakan
suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan industri.
Butir – butir falsafah yang merupakan dasar dalam melaksanakan perbaikan
kualitas secara kontinue adalah sebagai berikut :
1. Reaksi Berantai untuk perbaikan kualitas
Esensi reaksi berantai tersebut adalah bahwa perbaikan kualitas akan
meningkatkan kepuasan Kustomer dalam hal produk dan jasa yang sekaligus
akan mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan produktivitas
organisasi.
3
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :49
14
2. Transformasi Organisasional
Kemampuan untuk mencapai perbaikan yang penting dan berkelanjutan
menuntut perubahan dalam nilai – nilai yang dianut, proses kerja dan struktur
kewenangan dalam organisasi.
3. Proses Esensial Pimpinan
Hal ini tidak berarti bahwa pimpinanlah yang mempunyai peran dalam upaya
perbaikan kualitas. Setiap anggota organisasi harus memberikan kontribusi
penting dalam upaya tersebut. Namun setiap upaya perbaikan yang tidak
didukung secara aktif oleh pimpinan, lama kelamaan akan hilang.
4. Hindari praktek – praktek manajemen yang merugikan
Penerapan system of profound knowledge tersebut meliput :
a. Orientasi pada system
Maksudnya agar menuju kualitas kita hendaknya mengembangkan
kecakapan untuk mengindera dan me-manage interaksi antara
komponen organisasi. Orientasi ini meliputi fokus pada performance total
organisasi, bukannya memusatkan perhatian pada usaha
memaksimalkan hasil komponen organisasi terlepas dari keseluruhan
organisasi.
b. Teori variasi
Maksudnya agar dikembangkan kecakapan untuk menggunakan data
dalam proses pengambilan keputusan. Pengertian atas variasi akan
dapat membantu pengambil keputusan mengetahui kapan harus
melakukan perubahan – perubahan dalam suatu sistem guna
15
memperbaiki performance. Dan mengetahui kapan perubahan yang
dibuat dapat memperburuk performance. Penggunaan data obyektif
tidaklah selalu harus menghasilkan kepastian. Agar dapat memperbaiki
cara pengembali keputusan untuk membuat pilihan tindakan yang lebih
baik.
c. Teori pengetahuan
Penguasaan teori pengetahuan akan membantu kita untuk
mengembangkan dan menguji hipotesis (praduga) guna memperbaiki
performance. Jadi teori pengetahuan akan membantu kita untuk
mengetahui :
1. Apa yang dikehendaki customer.
2. Seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
kustomer.
3. Faktor – faktor penting apa yang mempengaruhi kualitas.
4. Apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas.
5. Apakah kustomer mengetahui perubahan yang terjadi mengenai
performance organisasi.
6. Apa kebutuhan dan harapan baru kustomer.
d. Psikologi
Maksudnya agar dikembangkan kecakapan untuk mengerti dan
menerapkan konsep – konsep yang berkaitan dengan perbedaan individu
dalam organisasi. Dinamika kelompok, proses belajar dan proses
perubahan guna mencapai perbaikan kualitas.
16
2.1.3.2 Joseph M. Juran
Juran yang memiliki 2 gelar kesarjanaan (teknik dan hukum) ini, merupakan
pendiri Juran Institute, Inc. di Wilton, Connecticut. Institute yang bergerak dalam
bidang pelatihan, penelitian, dan konsultasi manajemen kualitas.
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness
for use) yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat
memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya. Pengertian cocok untuk
digunakan mengandung 5 dimensi utama, yaitu kualitas desain, kualitas kesesuain,
ketersediaan, keamanan, dan field use.
Juran pernah mendapat penghargaan dari kaisar Jepang berupa medali
Order of the sacred treasure atas usahanya dalam mengembangkan kualitas di
Jepang dan membina persahabatan antara Jepang dan Amerika serikat. Kontribusi
Juran yang paling terkenal antara lain Juran’s three basic steps to progress, Juran’s
Ten Steps to Quality Improvement, the pareto principle, dan juran Trilogy. Selain itu
Juran juga mengembangkan konsep managing business process Quality, yang
merupakan suatu teknik untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara
fungsional silang (cross-functional)4
.
.
4
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :53
17
2.1.3.3 Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan,
yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable
quality level). Ia juga dikenal dengan Quality Vaccine dan Crosby’s Fourteen Steps
to Quality Improvement.
Pandangan – pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia
sebut sebagai dalil – dalil manajement kualitas. Dalil - dalil ini dikemukakan untuk
menjawab pertanyaan – pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan kualitas ?
2. System seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas ?
3. Standart kinerja bagaimana yang harus digunakan ?
4. System pengukuran seperti apa yang dibutuhkan ?
Dalil pertama : definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
Dalil kedua : system kualitas adalah pencegahan.
Dalil ketiga : kerusakan nol (zero defect) merupakan standart kinerja yang harus
digunakan.
Dalil keempat : ukuran kualitas adalah price of non conformance (PONC). PONC
adalah biaya yang harus di keluarkan karena melakukan
kesalahan.5
5
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :57
18
2.1.3.4 Perbandingan Pandangan akan Kualitas
Deming Juran Crosby
Definisi kualitas Suatu tingkat yang dapat
diprediksi keseragaman dan
ketergantungan pada biaya
yang rendah dan sesuai
dengan pasar
Kemampuan untuk
digunakan (fitness for use)
Sesuai dengan
persyaratan
Tingkat tanggung
jawab
Bertanggung jawab 94% atas
masalah kualitas.
Kurang dari 20% masalah
kualitas karena pekerja
Bertanggung jawab
untuk kualias
Standar prestasi
/motivasi
Kualitas memiliki banyak
‘skala’ sehingga perlu
digunakan statistic untuk
mengukur prestasi pada
semua bidang ; kerusakan nol
sangat penting.
Menghindari kampanye
untuk melakukan pekerjaan
yang sempurna
Kerusakan nol (zero
defect)
Pedekatan umum Mengurangi keanekaragaman
dengan perbaikan
berkesinambungan.
Pendekatan menejemen
umum terhadap kualitas
Pencegahan,bukanlah
inspeksi
Struktur 14 butir manajemen 10 langkah perbaikan
kualitas
14 langkah perbaikan
kualitas.
Pengendalaian
proses
statistic(statistical
process control)
Metode Merekomendasi SPC akan
tetapi memperingatkan
SPC dapat mengakibatkan
Total Driven Approach
Menolak tingkat kualitas
yang dapat diterima
secara statistic.
19
Basis perbaikan Secara terus menerus
penyimpanan,menghilangkan tujuan
tanpa metode
Pendekatan kelompok proyek-
proyek :menetapkan tujuan
Suatu
proses,bukanlah
suatu
program,tujuan
perbaikan
Kerjasama tim Partisipasi karyawan dalam
pengambilan keputusan
Pendekatan tim dan gugus
kendali mutu
Biaya kualitas Tidak ada optimum perbaikan terus
menerus
Quality is not free,terdapat
suatu optimum
Pembelian dan
barang yang
diterima
Inspeksi terlalu terlambat
menggunakan tingkat kualitas yang
dapat diterima
Masalah pembelian merupakan
hal yang rumit sehingga
diperlukan survey formal
Penilaian
pemasok
Tidak kritikal dari kebanyakan
system
Ya akan tetapi membantu
pemasok memperbaiki
Hanya satu
sourching of
supply
Ya Tidak,dapat diabaikan untuk
meningkatkan daya saing
Tabel 2.1 Perbandingan pandangan akan kualitas
20
2.2 DEMING PRIZE
Deming prize adalah suatu penghargaan yang di berikan pada suatu
perusahaan, baik itu jasa maupun manufaktur yang berhasil atau sukses dalam
menjalankan kriteria yang ada pada deming prize dan selalu mengadakan perbaikan
akan kualitas secara terus – menerus. Adalah Dr. Deming lahir di Sioux, city, 14
oktober 1900, terlahir dengan nama William Edwards Deming.
Dr. Deming yang ahli dalam bidang quality control (QC), diundang ke Jepang
oleh suatu perkumpulan ilmuwan dan insinyur Jepang (JUSE) pada tahun 1950.
Selama kunjungannya, Dr. Deming memberikan kursus dalam bentuk seminar 8 hari
mengenai QC, tepatnya di auditorium Kanda – Surigadai, Tokyo. Dalam kursusnya,
deming mengatakan bahwa dasar – dasar statistic QC sebaiknya diterapkan pada
para senior manajer, para insinyur dan para pelaku industri di Jepang.
Deming adalah bapak dari gerakan total quality management. Deming
mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan
memperkenalkan tentang konsep pengendalian kualitas, mengemukakan bahwa
proses harus di pandang suatu perbaikan kualitas secara terus – menerus. Atas
jasanya yang besar bagi industri Jepang, maka setiap tahun diberikan penghargaan
deming prize kepada setiap perusahaan yang berprestasi dalam hal kualitas.
Deming prize sendiri terbagi dalam 2 kategori, yaitu hadiah deming bagi individual
yang berjasa dalam pengendalian kualitas dan metode statiska Jepang serta deming
application prize yang diberikan kepada perusahaan yang melaksanakan dengan
21
baik pengendalian kualitas perusahaanya dan pengendalian mutu kualitas
statistiknya.
2.2.1 Tujuan Deming Application Prize
2.2.1.1 Untuk Organisasi atau perusahaan
Deming application prize untuk perusahaan adalah suatu penghargaan
tahunan yang diberikan kepada perusahaan yang telah mencapai suatu tingkatan
tertentu (menjalankan prinsip 14 point deming) dalam menerapkan total quality
management, tanpa memperhatikan jenis perusahaan, organisasi atau yang biasa
disebut divisi, dapat mengajukan permohonannya untuk mendapatkan prize yang
terpisah dari perusahaanya. Perusahaan maupun devisi yang mengajukan aplikasi
akan mendapatkan form aplikasi (kuisioner) dari deming application prize
subcommitte untuk kemudian diisi dan diserahkan kembali kepada badan tersebut
untuk kemudian dianalisa.
Syarat untuk mendapatkan prize itu sendiri adalah sebagai berikut :
The Deming application prize kepada perusahaan maupun divisi perusahaan yang
secara efektif menerapkan total quality management (menjalankan prinsip 14 point
deming) di perusahaanya. Dari hasilnya analisa kuisioner akan didapatkan
kesimpulan apakah perusahaan tersebut mendapatkan prize atau belum. Berikut
adalah perbedaan suatu perusahaan atau organisasi standart dengan organisasi
yang menganut manajemen deming :
22
STANDART COMPANY DEMING COMPANY
Kualitas mahal harganya Kualitas akan membawa ke biaya yang lebih
rendah
Kunci utama dari kualitas adalah melakukan
inspeksi
Inspeksi tidak lagi diperlukan jika para pekerja
dapat menghasilkan produk tanpa cacat dengan
demikian inspeksi dapat dihilangkan
Quality control hanya dapat dilakukan oleh orang
yang mengerti (ahli) & para inspector dapat
menjamin kualitas
Kualitas dibuat / dibentuk dalam suatu ruangan
yang terdiri dari semua pengurus
Cacat (produk/ kerja) disebabkan oleh para
pekerja
Suatu proses tidak akan pernah dapat
dioptimasikan, namu ditingkatkan
Proses manufaktur dapat dioptimasikan oleh
tenaga ahli dari luar. Tidak adanya input/masukan
dari para pekerja
Proses dapat selalu ditingkatkan melalui
perbaikan system dan bantuan para pekerja
Standart kerja, target dan tujuan adalah factor
yang dapat meningkatkan produktivitas
Hilangkan segala yang berbentuk standart kerja
Takut dan penghargaan dapat memacu motivasi Takut berarti bekerja tidak berkembang
Orang dapat diibaratkan komoditas, membeli lebih
bila diperlukan, begitu juga sebaliknya
Orang dalam perusahaan harus dibuat merasa
lebih aman dalam pekerjaan atau jabatan mereka
Member hadiah bagi yang berprestasi dan
menghukum bagi mereka yang buruk kerjanya,
dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas
Banyaknya variasi yang timbul disebabkan oleh
system, sehingga system penghargaan kepada
individu akan merusak kerja sama & perusahaan
Membeli pada saat rendah Membeli berdasarkan kualitas
Memperbandingkan pemasok yang satu dengan
yang lain
Bekerja sama dengan pemasok
Sering mengganti pemasok berdasarkan harga
yang ditawarkan
Menyediakan waktu dan pengetahuan untu
membantu pemasok dalam meningkatkan kualitas
dan menurunkan biaya
23
Keuntungan dibuat melalui peningkatkan
penerimaan total dan penurunan biaya total
Keuntunga di bangkitkan dengan menciptakan
loyalitas pelanggan
Keuntungan adalah indictor terpenting dalam
perusahaan
Menjalankan perusahaan dengan hanya
mengandalkan keuntungan, sama halnya dengan
melihat kaca spion, hal ini menandakan dimana
kamu sedang berada, bukan kemana kamu akan
pergi
Tabel 2.2 Perbandingan organisasi/perusahaan
2.2.1.2 Untuk individual
The Deming Prize for individual adalah penghargaan tahunan yang diberikan
pada para individu (personal) yang telah memberikan kontribusinya dalam Total
Quality Management atau dalam penggunaan metode statistik untuk TQM.
Seleksi penerimaan itu sendiri dilakukan oleh The Deming Prize Communitte.
Mereka menerima usulan nama kandidat – kandidat individual yang dicalonkan baik
oleh perusahaan tempat bekerja maupun inisiatif sendiri untuk kemudian diberi form
aplikasi (kuisioner). Deadline aplikasi ini adalah tanggal 31 Juli tiap tahunnya, tidak
ada perbedaan atau pemisah untuk kandidat yang merekomendasikan oleh
perusahaanya maupun yang mendaftar atas inisiatif sendiri. Pertengahan oktober
para kandidat mengisi form aplikasi (kuisioner). Penghargaan ini sendiri diberikan
oleh Nippon Keizai Shimbun (Japan Economic Jurnal) dan nantinya akan dimuat
dalam majalah bulanan yang diterbitkan oleh JUSE yang berjudul “ Total Quality
Management And Engineering ” penyerahan penghargaan ini sendiri pada bulan
24
November dan mendapatkan medali Deming, sertifikat dari Deming Prize
Communitte serta hadiah dari Nippon Keizai Shimbun.
2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Deming Prize
Deming prize mempunyai beberapa keunggulan,di antaranya adalah :
a. Konsisten dalam mengelola sistem kualitas. Kekonsistenanya ini didukung
oleh adanya system continues improvement (selalu mengadakan perbaikan
yang berskinambungan akan kualitas).
b. Focus utama adalah inovasi, kreativitas dan nilai tambah kepada konsumen.
Untuk mendukung fokus utama ini biasanya perbaikan akan kualitas lebih
difokuskan pada internal perusahaan organisasi, karena kepuasan
konsumen dimulai dari bagusnya kinerja dari perusahaan itu sendiri.
c. Kebijaksanaan manajement lebih kepada tujuan jangka panjang
dibandingkan dengan pendapatan keuangan tahunan.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Deming Prize adalah :
Untuk mengajukan aplikasi Deming Prize ini, perusahaan harus antri agak lama.
Biasanya permohonan akan dilayani satu tahun kemudian untuk mengatur jadwal.
Hal ini karenakan banyaknya permohonan dan terbatasnya jumlah panitia penilai
(Deming Prize Communitte).
25
2.2.3 Nilai – nilai Inti dan Konsep
Kriteria Deming Prize terdiri dari serangkaian nilai – nilai dan konsep (core
values and concepts) yang merupakan landasan bagi kunci persyaratan didalam
kerangka kerja yang berorientasi pada keberhasilan bisnis.
2.2.3.1 Empat Belas (14) Point Deming
1. Tumbuhkan terus menerus tekad yang kuat dan perlunya rencana jangka
panjang berdasarkan visi ke depan dan inovasi baru untuk meraih mutu.
2. Adopsi filosofi yang baru. Termasuk didalamnya adalah cara-cara atau
metode baru dalam bekerja.
3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. Setiap
orang yang terlibat karena sudah bertekat menciptakan mutu hasil
produk/jasanya, ada atau tidak ada pengawasan haruslah selalu menjaga
mutu kinerja masing-masing.
4. Hentikan hubungan kerja yang hanya atas dasar harga. Harga harus selalu
terkait dengan nilai kualitas produk atau jasa.
5. Selamanya harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kualitas dan
produktivitas dalam setiap kegiatan.
6. Lembagakan pelatihan sambil bekerja (on the job training), karena pelatihan
adalah alat yang dahsyat untuk pengembangan kualitas kerja untuk semua
tingkatan dalam unsure lembaga.
7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu setiap orang untuk dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik misalnya,; membina, memfasilitasi,
membantu mengatasi kendala, dll.
26
8. Hilangkan sumber-sumber penghalang komunikasi antar bagian dan antar
individu dalam lembaga.
9. Hilangkan sumber-sumber yang menyebabkan orang merasa takut dalam
organisasi agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien.
10. Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan kepada staf. Hal seperti
itu biasanya hanya akan menimbulkan hubungan yang tidak baik antara
atasan dan bawahan; atau lebih jauh akan menjadi penyebab rendahnya
mutu dan produktivitas pada sistem organisasi; bawahan hanya bekerja
sekedar memenuhi keharusan saja.Hilangkan kuota atau target-target
kuantitatif belaka. Bekerja dengan menekankan pada target kuantitatif sering
melupakan kualitas.
11. Singkirkan penghalang yang merebut/merampas hak para pimpinan dan
pelaksana untuk bangga dengan hasil kerjanya masing-masing.
12. Lembagakan program pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan diri
bagi semua orang dalam lembga. Setiap orang harus sadar bahwa sebagai
professional harus selalu meningkatkan kemampuan dirinya, dan
13. Libatkan semua orang dalam lembaga ikut dalam proses transformasi
menuju peningkatan mutu.
14. Ciptakan struktur yang memungkinkan semua orang bisa ikut serta dalam
usaha memperbaiki mutu perusahaan.6
6
Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality
Management. :52
27
2.2.4 Siklus Deming (Deming Cycle)
Gambar2.1 Siklus Deming
Siklus deming yang biasa disebut dengan PDCA (Plan Do Check Act
Analyze) merupakan perwakilan dari proses perbaikan secara terus – menerus
(continues improvement) untuk perencanaan maupun mencoba meningkatkan
kinerja aktivitas baru. Elemen dasar siklus deming ini :
 Plan (P) : merencanakan suatu perubahan atau percobaan atas
sesuatu yang baru (seperti ide,produk ,struktur organisasi,dll)
 Do (D) : suatu perubahan atau pengerjaan menghasilkan
produk.
 Check (C) : pengecekan apakah ada efek yang ditimbulkan dari
produk yang telah dihasilkan.
 Act (A) : mengaplikasikan pada realitas atau pada kenyataan
yang ada dilapangan.
Ulangi lagi mulai dari langkah perencanaan diikuti dengan pengetahuan yang baru
dan ulangi juga langkah pengerjaan (Do), check (C) , Act (A) sampai terbentuk suatu
proses peningkatan kinerja dari yang sebelumnya. Siklus deming ini selalu berputar
Act Plan
(4) (1)
Check Do
(3) (2)
28
dan tidak akan pernah berhenti, karena perbaikan akan sesuatu tidak akan pernah
berhenti demikian pula halnya dengan kepuasan.
Siklus Deming ini dikembangkan untuk menghubungkan antara suatu produk
dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua departemen
(riset, desain, produksi, dan pemasaran) dalam suatu usaha kerja sama untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
2.2.5 kategori deming prize
The Deming Prize mempunyai 10 kategari, ke 10 kategori tersebut adalah :
1. Polices
2. Organisasi
3. Information
4. Standaritation
5. Human Resourches
6. Quality Assurance activities
7. Maintenance
8. Improvement activities
9. Effects
10. Future plan
Untuk lebih lengkapnya deming prize memiliki 10 kategori dengan masing –
masing kategori memiliki item, total item dari 10 kategori yang ada, masing –
masing memiliki 6 buah item, hanya kategori nomor 6 (quality assurance
29
activities) saja yang memiliki 12 item, jadi total item yang dimiliki adalah 66
item.
1. Kebijakan serta perencanaan yang matang dari perusahaan tersebut
Diantaranya ingin mengetahui bagaimana kebijakan akan manajemen
yang diterapkan dalam perusahaan tersebut, serta bagaimana
menerapkan quality control (QC) yang benar diperusahaan itu.
2. Organisasi dan manajemen
Bagaimana susunan organisasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut
dan tugas – tugas antar departemen, bagaimana diaplikasikannya serta
bagaimana hubungan antar departemen berlangsung.
3. Pendidikan quality control dan penyampaiannya
Bagaimana cara menyampaikan quality control pada karyawan, apakah
dengan dilakukan pelatihan pada karyawan atau yang lain, serta
bagaimana perusahaan menerapkan quality circles.
4. Mengoleksi dan menstransmisikan serta informasi akan qualitas
Informasi akan kualitas harus disampaikan mulai atasan, antar
departemen, seksi produksi (pelaksana) sampai pada perusahaan.
5. Analisis
Untuk menganalisis apakah quality control sudah diterapkan dengan
benar, maka alat analisa yang digunakan adalah alat – alat control yang
ada di statistika.
30
6. Standarisasi
Standarisasi digunakan untuk mengetahui teknologi standar yang
diterapkan diperusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dirancang
perbaikan akan teknologi standar tersebut untuk mencari output yang
optimal.
7. Control
Control perlu dilakukan untuk menjaga agar prosedur yang diterapkan
untuk perawatan maupun penerapan kualitas tidak berubah dari waktu ke
waktu.
8. Quality Assurance
Pada Quality Assurance ini meliputi pengembangan produk analisis
kualitas, desain pengembangan akan produk, produksi sendiri,
perawatan dll.
9. Effect
Dari penerapan quality control (QC) keseluruhan dari perusahaan
tersebut, bagaimana effek pada produk yang dihasilkan maupun servis
yang dilakukan.
10. Rencana masa depan
Dari efek diatas, dapat diketahui apa kelebihan dan kekurangan metode
quality control yang telah diterapkan perusahaan tersebut. Kelebihan dan
kekurangan tadi akan menjadi dasar atau acuan untuk merancang
kualitas yang lebih baik dimasa yang akan datang.
31
Dasar terbantuknya ke 10 kategori diatas, adalah dari nilai – nilai inti dan
konsep deming (yaitu 14 point deming dan siklus deming). Dari nilai inti dan
konsep dan ke 10 kategori diatas, terbagi atas 4 elemen dasar kerangka
kerja,
Yakni :
1. Keadaan perusahaan secara umum.
Keadaan perusahaan secara umum disini, ingin mengetahui apakah seluruh
anggota (karyawan) di organisasi atau perusahaan atau divisi perusahaan
mengetahui tempat kerjanya, pengetahuan para karyawan (mulai top
manager sampai lapisan karyawan yang paling bawah) ini meliputi awal dari
perusahaan, visi, inovasi, kebijakan kualitas yang diterapkan, keterlibatan top
manajemen, aturan penerapan dalam proses quality improvement, dll. Disini
dapat diketahui gambaran awal dari perusahaan seperti apa dan dari
perbaikan apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut.
2. Proses kerja yang dapat dilakukan.
Proses kerja yang diamati disini antara lain. Job analisis, bagaimana sifat
kepemimpinan top manajemen, pelayanan bagaimana yang diberikan oleh
customer, tujuan dari divisi perusahaan, rencana kualitas apa yang
diterapkan pada divisi perusahaan, evaluasi kerja yang dilakukan, dll.
3. Penerapan manajemen perusahaan.
Sebelum menerapkan manajemen, bagaimana yang akan dijalankan oleh
perusahaan. Hal – hal yang perlu diketahui antara lain : alat apa yang
digunakan untuk menjalankan manajemen yang baik, bagaimana
32
menganalisa suatu proses, usaha apa yang dilakukan untuk
mengembangkan perusahaan, dll. Dari hal – hal diatas, apakah dapat
meningkatkan kualitas yang ada diperusahaan.
4. Analisa output perusahaan
Untuk menganalisa output yang bagus, kita perlu mengetahui aturan kerja
atau work flow, kerja dari para karyawan, struktur organisasi yang
diharapkan, fasilitas yang mendukung proses, training atau pelatihan
diharapkan untuk memperbaiki skill para karyawan.
Keempat alemen dasar kerangka kerja diatas dibentuk, pada intinya ingin
mengetahui bagaiman penerapan kualitas disuatu organisasi atau perusahaan.
Berikut ini adalah scoring untuk masing – masing elemen dasar :
33
1. Keadaan perusahaan secara umum
KATEGORI TARGET SCORE
1. Kesadaran akan strategi perusahaan
2. Visi untuk masa depan
3. Inovasi
4. Kebijakan kualitas
5. Value system / etika
6. Keterlibatan pihak top managemen
7. Komitmen mewujudkan tujuan
8. Aturan peningkatan kualitas
9. Perhatian peningkatan kualitas
10. Struktur peningkatan kualitas
11. Sadar akan produktivitas
12. Sikap / moral
13. Kerjasama
14. Keterlibatan
15. Persepsi lingkungan kerja
16. Interaksi sosial
17. Karakteristik tugas karyawan
18. Konsekuensi pembatas
19. Orientasi kustomer
20. Komunikasi
Total (rata – rata score dibagi 20)
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
350
Tabel 2.3 Target score untuk keadaan perusahaan.
34
2. Proses kerja
KATEGORI TARGET SCORE
1. Job analysis
2. Wewenang tertinggi
3. Perhatian akan kualitas
4. Kepemimpinan top manajemen
5. Aktivitas pelayanan customer
6. Definisi improvement
7. Tujuan unit kerja
8. Tujuan organisasi
9. Rencana penerapan kualitas
10. Rencana strategi
11. Efisiensi organisasi
12. Investasi
13. Metode
14. Ide baru
15. Masukan karyawan
16. Peningkatan yang dicapai
17. Pengukuran
18. Feedback
19. Evaluasi
20. Hasil yang didapat
21. Penghargaan
1.50
1.50
1.70
1.55
1.60
1.60
3.50
3.50
1.50
1.50
3.50
3.50
3.50
3.50
1.40
3.50
1.50
1.40
1.50
1.00
1.50
Total ( rata – rata score dibagi 21) 2.12
Tabel 2.4 Target score untuk proses kerja
35
3. Manajemen perusahaan
KATEGORI TARGET SCORE
1. Assement / penilaian
2. Definisi tool / alat kerja
3. Ukuran kerja
4. Komunikasi
5. Perkembangan organisasi
1.30
1.50
1.50
1.50
1.50
Total (rata – rata score dibagi 5) 1.46
Tabel 2.5 Target score untuk manajemen perusahaan.
4. Output yang di hasilkan
KATEGORI TARGET SCORE
1. Aliran kerja / delay
2. Fasilitas
3. Peralatan
4. Staffing
5. Pemborosan
6. Pelatihan
7. Struktur kerja
8. Supplay bahan – bahan
9. Survey kualitas kustomer
10. Kuantitas / jumlah
11. Reliabilitas
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
3.50
Total (rata –rata score dibagi 11) 3.50
Tabel 2.6 Target score untuk output yang dihasilkan.
36
2.3 Model – Model Kualitas
Selain model Deming Prize,masih banyak konsep-konsep penilaian kerja
yang hampir sejenis dengan deming prize, yaitu sama-sama ‘award’ ataupun model
yang hasilnya memperoleh pengakuan seperti sertifikasi dari lembaga internasional.
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mencari model yang paling cocok
dengan situasi dan kondisi perusahaan, yaitu PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
Oleh karena itu berikut ini akan dijabarkan 5 model kualitas selain deming prize,
berikut dengan penjelasan singkatannya.
Model mana yang memenuhi persyaratan untuk dipilih, perbandingan antar
model dan kemudian kenapa model deming prize dipilih dari 5 model tersebut.
Adalah :
1. European Quality Award ( EQA)
2. Australian Quality Award (AQA)
3. The Nasa Quality And Excellence Award (NASA)
4. ISO 9000 Standarization
5. Malcolm Baldrige Award
Adapun masing-masing dari model kualitas diatas memiliki berbagai macam
pengertian atau pembahasan yang mungkin dapat dimengerti untuk membedakan
klasifikasi antara kelima mode tersebut satu persatu.
2.3.1 European Quality Awerd (EQA)
Dikelola dan dikembangkan oleh The European Foundation For Quality
Management (EFQM) mulai tahun 1991, didukung oleh European Commision dan
The European Organization For Quality (EOQ) sampai dengan mei 1999. EFQM
37
telah beranggotan kurang lebih 800 organisasi yang berkomitmen untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas untuk mencapai hasil bisnis yan excellence.
Seperti halnya dengan deming prize, EQA tergolong dalam model
manajemen kualitas (quality management model) dan juga di berikan sikap
tahunnya kepada organisasi yang memenuhi persyaratan memiliki kinerja yang baik.
Award EQA dibagi dalam berbagai jenis organisasi :
1. Organisasi Besar (Large Businesses)
2. Limit oprasional dari suatu perusahaan (Oprasional Unis Of Companies)
3. Organisassi kemasyarakatan (Public Sector Organization)
4. Perusahaan kecil dan menengah (Small and Medium Sized Enterprizes)
5. Berdiri sendiri (Independent)
6. Anak cabang/bagian (Subsidiaries)
Keuntungan dari award ini :
1. Mempertajam focus dari organisasi dan langkah-langkah peningkatannya.
2. Memacu kerja tim agar selalu bekerja sesuai jadwal kerja dengan tujuan
yang jelas dan meningkatkan kesajahtraan mereka.
3. Memperkuat kewaspadaan terhadap hasil-hasil bisnis yang excellence.
4. Menciptakan desktipsi organisasi yang terarah, seperti bagaimana
aktifitasyang harus dilakukan, metode yang digunakan dan hasil yang
dicapai. Hal ini berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, berpromosi
dah berlatih.
38
KATAGORI POINTS
1. Leardship
1.a. leaders develop the mission, vision and values and role models of
culture of excellence.
1.b. leaders are personally involved in ensuring the organization’s
management system is developed, implemented and continuously
improved.
1.c. leaders are involed with customers, partners and representatives of
society.
1.d. leaders motivate, support and recognize the organization’s people.
2. Policy and strategy
2.a. policy and strategy are based on the present and future needs and
expectations of stakeholders.
2.b. policy and strategy are based on information from performance
measurement, research, learning and creativity realeted activities.
2.c. policy and strategy are developed, reviewed and update.
2.d. policy and strategy are developed trought a frame work of key
processes.
3. people
3.a. people resources are planed, manaced and improved.
3.b. people’s knowledge and competencies are indentified, developed and
sustained.
3.c. people are involued and empowered.
3.d. people and the organization have a dialogute.
3.e. people are rearded, recognized and cared for.
4. partnership and resources
4.a. external partnerships are managed.
4.b. finances are managed.
10 %
8 %
9 %
9 %
39
4.c. buildings, equipment and materials are managed.
4.d. information and knowledge are managed.
5. processes
5.a. processes are systematically designed and managed.
5.b. processes are improved as needed, using innovation in order to fully
satisfy and generate increasing value for customers and other stakeholders.
5.c. products and services are designed and developed based on customer
needs and expectations.
5.d. products and services are produced, delivered are managed.
5.e. customers relationship are managed and enhanced.
6. customers results
6.a. perception measure.
6.b. performance indicators.
7. people results
7.a. perception measure.
7.b. performance indicators.
8. society results
8.a. perception measure.
8.b. performance indicators.
9. key performance results
9.a. key performance outcomes
9.b. key performance indicators.
14 %
20 %
9 %
6 %
15 %
TOTAL POINTS 100 %
Tabel 2.7 Kategori European Quality Award
40
Kerangka kerja dari EQA dibagi menjadi 2 bagian yang sama besar, yaitu
50% untuk enablers dan 50% untuk results. Enablers berkenaan dengan ‘HOW’
hasil dicapai dan results berkenaan dengan ‘WHAT’ yang telah dan akan dicapai
organisasi.
Gambar 2.2 Kerangka Kerja EQA
2.3.2 Australian Quality Award (AQA)
Awal ini mulai diperkenalkan sejak tahun 1988 dan hanya berlaku untuk
organisasi-organisasi di Australia. Dasar pembentukannya hamper sama dengan
EQA, yaitu terutama untuk meningkatkan usaha dari para pelaku organisasi agar
memperhatikan pentingnya kualitas dalam persaingan local maupun internasional
dan apa dampaknya terhadap komunikasi warganya. Diharapkan dengan
ENABLERS RESULTS
INNOVATION AND LEARNING
L
E
A
D
E
R
S
H
I
P
Policy
strategy
People
Results
P
R
O
C
E
S
S
People
Partnership
& resource
Customer
Results
Society
Results
Key
Perfor
mance
Results
41
munculnya para pemenang dengan kinerja organisasi yang luar biasa akan
merangsang organisasi lain untuk selalu waspada dan berusaha untuk menjadi lebih
baik.
Award ini diberikan kepada 3 bagian :
1. Organisasi besar (Large Organization)
2. Devisi / bagian dari organisasi (Subsidiaries and Divisions Section)
3. Perusahaan kecil (Small Enterprises Section)
Gambar 2.3 Kerangka Kerja (AQA)
Leadership
Information
and
Analysis
Quality of
Processes
Product and
Suppliers
Customers Focus
People
Customers
Policy
and
Planning
42
ELEMEN EVALUASI KRITERIA POINTS
1. Performance Achievement
1.1 Customer satisfaction
1.1.1. Contract performance
1.1.2. Schedule
1.1.3. Cost
1.2 Quality
1.2.1. QA (hardware / software / servis)
1.2.2. Vendor quality assurance and involvement
1.2.3. External communication
1.2.4. Problem prevention and resolution
1.3 Productivity
1.3.1. Software utilization
1.3.2. Process improvement and equipment modernization
1.3.3. Resources conservation
1.3.4. Effective use of human resources
2. Process Achievement
2.1 Commitment and communication
2.1.1. Top management commitment / involvement
2.1.2. Goals, planning, and measurement
2.1.3. Internal communication
2.2 Human Resource activities
2.2.1. Training
2.2.2. Work force involvement
2.2.3. Awards and recognition
2.2.4. Health and safety
TOTAL POINTS
600
120
50
50
120
50
40
40
40
30
30
30
400
100
80
40
50
50
40
40
1000
TTabel 2.8 Kategori Australian Quality Award
43
Sistem penilaian AQA terdiri dari 3 tahap
1. Proses evaluasi – untuk mengevaluasi seluruh input.
2. Proses memutuskan – untuk survey dan sleksi akhir
3. Feer back – semua oganisasi yang mengajukan aplikasi award menerima
laporan dari penilai berserta dengan komentarnya sebagai timbale balik.
2.3.3 The NASA Quality and Excellence Award
Award khusus ini diperuntukan untuk industri penerbangan. Nama trophynya
mengambil nama dari M.Low yang diknal sebagai ilmuwan pendididk pada tahun
1950 sebagai penghargaan kepada beliau. Award ini diperuntukkan untuk
kontraktor, sub-kontraktor, supplier. NASA sebagai penghargaan kepada inovasi
dan kesempurnaan mereka.
Tujuan dari Award ini :
1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap pentingnya kualitas.
2. Mendorong majunya bisnis domestic dan persaingan di USA.
3. Saling membuka informasi terhadap pengalaman dan metode yang
sukses.
2.3.4 ISO 9000 Standardization
Standar seri ISO 9000 mulai dipublikasikan sebagai manajemen dan jaminan
kualitas (quality assurance model) sejak tahun 1987. Pada sub bab ini, tidak akan
dijabarkan mengenai ISO 9000 secara detail dan bagaimana proses regrestasinya,
namun lebih kepada konsepnya untuk dibandingkan dengan deming prize. Starndar
44
Internasional ISO 9000 tidak diatur atau dimonopoli oleh suatu Negara tertentu.
Setia Negara boleh menjadi badan sertifikasi asalkan dikelola secara professional
menurut standar ISO internasional dan bersifat independen,dalam arti tidak berbau
politik. Sertifikat ISO ini dikeluarkan untuk beberapa lembar yang berbeda, sehingga
mungkin saja suatu perusahaan memperoleh sertifikat ISO dari Negara lain.
Pada intinya ISO 9000 lebih menekankan kepada dokumentasi dan
kesusaian (conformity) dengan standar. Dari sekian banyak audit system kualitas
seri manajemen ISO 9000, mulai ISO 9000 – 14.000 mengenai lingkungan,
semunya mempunyai system penilaian yang sama, yaitu suatu organisasi akan
memperoleh sertifikat (dari lembaga yang berwenang) apabila system kualitasnya
‘sesuai’ dengan standar yang berlaku dan oprasionalnya juga sejalan dengan
persyaratan yang dibutuhkan.
Dengan mendapatkan sertifikat ISO ini suatu organisasi dapat membuktikan
bahwa dirinya sudah memenuhi persyaratan standar untuk melayani konsumen,
demikian pula hubungan dengan supplier yang berarti barang yang dibeli sudah diuji
sesuai dengan persyaratan yang diminta, sehingga disini dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan menjalankan proses standarisasi ISO 9000 ini, organisasi ini akan
menjadi lebih disiplin dalam menjalankan organisasi mereka.
“The Most Visible Characteristic in ISO 9000 is the requairement to estabilish
and maintain documented quality system manual and procedur-procedur”
45
2.3.5 Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
MBNQA ini adalah suatu cara untuk mendukung komitmen terhadap kinerja
suatu organisasi, memberikan kerangka kerja untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kinerja tersebut. Award ini disahkan dengan ditandatanganinya
Malcolm Baldrige National Improvement Act oleh presiden Ronald Reagean pada
tanggal 20 Agustus 1987. Nama Melcolm Baldrige berasal dari nama Secretary Of
Commers yang menjabat pada departemen perdagangan (the departemen of
commerce) dari tahun 1981 sampai dengan meninggalnya beliau karana kecelakan
pada tahun 1987.
Tujuan dari Baldrige Award ini adalah :
1. kesadaran akan pentingnya kualitas dan dampaknya terhadap persaingan.
2. Pemahaman akan persyaratan-persyaratan untuk menciptakan kuwalitas
yang sempurna (Excellence in quality)
3. Saling memberi informasi mengenai strategi yang sukses dan keuntung -
keuntungan yang didapatkan.
“The value in the Baldrige process is understanding how the criteria apply to your
company and the process within your company. Successful strategies arean’t the
same. Fot every industry or every company within an industry. The baldrige is one of
many templates tu use to evaluate your situation and plan your future course no one
can tell you what your company has o do the comes in discovering it for your self “
46
Sampai award 1998, partisipan award ini di bagi dan hanya di berikan
kepada 6 perusahaan yaitu (masing-masing 2 award) :
1. Perusahaan manufaktur
2. Perusahaan jasa
3. Perusahaan kecil
Namun mulai awal 1999 dan saat ini, partisipan ditambah 2 katagori lagi sehingga
total ada 5 katagori organisasi yaitu : insitusi pendidikan, organisasi kesehatan.
Perubahan lgi terletak pada jumlah award yang diberikan pada tiap jenis organisasi,
yaitu dari semula 2 award untuk masing-masing katagori organisasi menjadi
maksimal 3 award.
Sistem perspektif kerangka kerja Baldrige Criteria :
5. human
resources focus
4. information and analysis
6. process
managemen
3. costumer and
market focus
7. business results
1. leadership 2. strategy
planning
Customer and market focus
Gambar 2.4 Kerangka Kerja MBNQA
47
2.3.6 Pemilihan Perbandingan Model-Model Kualitas
Dari seluruh uraian keenam model kinerja di atas, penulis tidak
membandingkan kelima model secara satupersatu dengan model deming prize,
tetapi hanya model Melcolm Baldringe dan ISO 9000. Hal ini dikarnakan beberapa
alasan :
a. Pada model Melcolm Baldrige mempunyai kesamaan dalam hal criteria
katagori, hanya pada kedua model ini ada beberapa perbedaan yang lebih
kepada penekanan konsep. Oleh karna itu selanjutnya akan dibandingkan
secara khusus kedua model ini.
b. Pada model ISO 9000, meskipun bukan termasuk jenis award namun konsep
ISO ini sangat popular digunakan dikalangan industri. Karna melihat pada
tujuan yang hamper sama yaitu meningkatkan kinerja perusahaan, penulis
akan mencoba membandingkan kedua model ini lebih dalam.
c. Pada model AQA &EQA, sebenarnya kedua model ini seperti halnya dengan
EQA merupakan jenis system penilaian yang hamper sejenis dengan EQA
merupakan jenis system penilaian yang hamper sejenis dengan the deming
prize. Namun penulis kesulitan dalam mendapat data dan informasi yang
lebih banyak, sehingga diputuskan untuk membandingkan the deming prize
dengan kedua model ini.
d. Khusus NISA award, karna hanya berlaku untuk industri penerbangan,
dimana dalam beberapa aspek pasti berbeda dengan industri lain pada
48
umumnya, maka penulis juga mengasumsi untuk tidak membandingkan
dengan model ini.
2.4 Evaluasi Pemilihan Konsep Deming Prize
Setiap award / model kualitas pasti mempunyai kelebihan dan kelamahan,
tergantung pada persepsi, diskripsi dan penerapannya didalam suatu organisasi. Hal
ini sangat dimungkinkan karena manajemen dan kebijakan setiap organisasi pasti
berbeda meskipin jenis organisasinya sama.
Salah satu kelebihan The deming prize yang sesuai dengan pernyataan
diatas, tertulis dalam karakteristik criteria yaitu “The criteria are non prespective and
adaptable” yang berarti bahwa meskipun the doming prize mempersyaratkan
results-oriented namun krateria ini tidak mengharuskan.
a. Penggunaan metode, trknik, teknologi, system, pengunguran/persyaratan awal
tertentu.Fokusnya adalah pada hasil, bukan pada prosedur, metode/struktur
organisasi sehingga yang diutamakan adalah pengembangan pendekatan
yang kreatif, adaptif, dan fleksibel. Pemilihan dengan teknik, system dan
metode tersebut tergantung pada tipe dan ukuran bisnis organisasi,
kemampuan dan tanggung jawab dari personelnya.
b. Suatu organisasi harus mempunyai departemen kualitas, departemen
perencanaan atau sejenisnya.
c. Bagaimana suatu organisasi harus berbentuk (struktur organisasi).
d. Beberapa unit dalam suatu organisasi harus dikelola dengan prosedur yang
sama.
49
Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis tidak membandingkan mana metode
yang terbaik dan mana yang jelek, namun lebih kepada perbandingan letak
kelebihan dan “ketidaksesuaian”. (bukan kelemahan) yang sekali lahi
(penekanannya) lebih tergantung pada sesuatu penerapannya pada pengukuran
kinerja di jenis organisasi apapun nantinya.
Karna penulis beranggapan bahwa yang paling penting adalah kemauan dan
kerja keras dari pihak manajemen organisasi untuk selalu melakukan perbaikan
terus menerus (continuons improvement) dan selalu meningkatkan kinerjanya, baik
terhadap konsumen maupun hasi-hasil bisnis lain.
Namun karna pada penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan konsep
dan prosedur dari The Deming Prize, maka berikut akan diberikan alasan kenapa
dipilih model tersebut berserta perbandingan the deming prize dengan 2 model
kualitas lain yaitu Baldrige Award (AMBNQA) dan ISO 9000. Kenapa kedua model
itu? Karna seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, kedua modek ini
mempunyai data dan informasi yang cukup lengkap untuk dibandingkan dengan
deming prize
BALDRIGE AWARD DEMING PRIZE ISO 9000
Tujuan
Focus
Untuk
Mendorong Perusahaan untuk
belajar shering dalam persaingan
secara nasional.
Kepuasan konsumen.
Hanya perusahaan-perusahaan
Penghargaan diberikan
kepada perusaan yang
secara kontinyu menjalankan
pengawasan kualitas.
Metode statistic.
Individu, perusahaan dan
Menjamin pembeli akan
produk yang dibelinya.
Kesesuaian dalam praktek.
Perusahaan, divisi dari
50
Waktu
Sharing
informasi
Penerima
Penilaian
USA.
Siklus 1 tahunan, diperbarui
setelah 5 tahun.
Pemenang diminta untuk sharing
informasi mengenai kualitas
dengan perusahaan lain.
Mx 2 penghargaan / perkatagori.
Tidak ada kesamaan penilaian,
aplikasi ditinjau oleh 5-15
anggota dewasa, kunjungan ke
lokasi dilakukan dan bukti usaha
improvement harus disiapkan.
bagian-bagiannya /
perusahaan skala kecil.
2-5 tahun, persiapan
bersama JUSE.
Penyabaran informasi
sukarela dan minimal.
Siapa saja yang memenuhi
kreteria. Bagi yang belum
memenuhi dilakukan
perpanjangan 2x dalam masa
3 tahun.
Ujian/peninnjauan dilakuakn
oleh para senior yang dipilih
dari anggota JUSE.
fasilitas diseluruh dunia.
6-12 bulan, tergantung dari
kapan mulainya.
Tidak punya kuwajiban
untuk menyebarkan
informasi kepada yang lain.
Perusahaan dilibatkan
dalam perdagangan
internasional untuk dapat
dekat sebagai anggota EC
(European commitee).
Menilai kualitas secara
manual seperti dokumen
kerja, audit tempat apakah
ada kesesuaian
kualitas/tidak.
Tabel 2.9 Perbandingan Sistem Baldrige Award,Deming prize & ISO 9000
51
2.4.1 TheDeming Prize dan MBNQA
BALDRIGE AWARD DEMAING PRIZE
Tujuan
Fokus
Untuk
Waktu
Sharing
Informasi
Penerima
Penilai
Mendorong perusahaan untuk
belajar sharing dalam persaingan
secara nasional.
Kepuasan konsumen.
Terbatas hanya untuk
perusahaan USA.
Siklus 1tahunan, diperbarui
setelah 5 tahun.
Siklus 1 tahunan, diperbarui
setelah 5 tahun.
Pemenang diminta untuk sharing
informasi mengenai kualitas
dengan perusahaan lain.
Max 2 penghargaan /
perkategori.
Tidak ada kesamaan penilaian,
aplikasi ditinjau oleh 5 – 15
anggota dewan, kunjungan
kelokasi dilakukan dan bukti
usaha improvement harus
disiapkan.
Penghargaan diberikan kepada
perusahaan yang secara kontinyu
menjalankan pengawasan kualitas.
Metode statistic.
Individu,perusahaan dan bersekala
kecil.
2-5 tahun, persiapan bersama JUSE.
2-5 tahun,persiapan bersama JUSE.
Penyebaran informasi sukarela dan
minimal
Siapa saja yang memenuhi kriteria.
Bagi yang belum memenuhi dilakukan
perpanjangan 2 kali dalam masa 3
tahun
Ujian / peninjauan dilakukan oleh para
senior yang dipilih anggota JUSE.
Tabel 2.10 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize
52
Dari tabel diatas, perbedaan yang paling mencolok adalah pada poin tujuan
dan fokus. Tujuan dari MBNQA lebih menekankan pada sharing informasi dalam
persaingan skala nasional (USA), sedangkan pada Deming Prize memilik tujuan
utama yaitu menjalankan kualitas secara kontinyu, tanpa memperhatikan
perusahaan lain (tidak melakukan sharing). Memperhatikan perusahaan lain hanya
sebatas benchmarking untuk memperbaiki diri sendiri. Sedangkan pada poin fokus,
MBNQA lebih menekankan kepada kepuasaan konsumen, sedangkan pada
Deming Prize fokusnya adalah menerapkan dasar – dasar metode statistik untuk
meningkatkan kinerja perusahaanya.
Dari dua perbedaan diatas, penulis mencoba mencocokan dengan kondisi
perusahaan tempat penelitian berlangsung. Perusahaan ini umumnya memasarkan
langsung hasil produknya kepasaran, dan perusahaan sejenis yang ada di Indonesia
relatif banyak. Jika dilihat dari tujuan MBNQA yang lebih mengutamakan sharing,
perusahaan justru lebih tertutup dalam menjalankan proses produksinya.
Sebenarnya untuk semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik itu manufaktur
atau jasa cenderung menutup diri, hal ini bisa dikarenakan satu alasan yang klasik
yakni takut ditiru. Ketakutan tersebut sangat beralasan untuk perusahaan yang ada
di Negara berkembang (Indonesia khususnya), karena dengan teknologi yang pas –
pasan akan sulit bersaing dengan perusahaan yang lebih maju. Untuk itulah penulis
lebih memilih tujuan Deming Prize yaitu meningkatkan kinerja perusahaan dengan
cara menjalankan kualitas secara kontinyu.
53
2.4.2 The Deming Prize dan ISO 9000
DEMING PRIZE ISO 9000
Tujuan
Fokus
Untuk
Waktu
sharing
Informasi
Penerimaan
Penilaian
Penghargaan diberikan kepada perusahaan
yang secara kontinyu menjalankan pengawasan
kualitas.
Metode statistik.
Individu, perusahaan dan bagianya / perusahaan
berskala kecil.
2-5 tahun, persiapan bersama JUSE.
Penyebaran informasi sukarela dan minimal.
Siapa saja yang memenuhi kriteria bagi yang
belum memenuhi dilakukan perpanjangan 2 x
dalam masa 3 tahun.
Ujian / peninjauan dilakukan oleh para senior
yang dipilih angota JUSE.
Menjamin pembeli akan produk
yang dibelinya.
Kesesuaian dalam praktek.
Perusahaan, divisi dan fasilitas
diseluruh dunia.
6-12 bulan, tergantung dari kapan
mulainya.
Tidak punya kewajiban untuk
menyebarkan informasi kepada
yang lain.
Prusahaan dilibatkan dalam
perdagangan internasional untuk
dapat diakui sebagai anggota EC
(European kommite).
Menilai kualitas secara manual
seperti dokumen kerja, audit
tempat apakh ada kesesuaian
kualitas / tidak.
Tabel 2.11 Perbandingan Deming Prize dengan ISO 9000
Dari perbandingan diatas perbedaannya paling mencolok diantara keduanya
adalah pada point penerimaan dan penilaian. Pada Deming, penerimaan bisa siapa
saja, apakah individu, organisasi sedangkan pada ISO 9000 hanya pada
54
perusahaan saja yang diakuin keberadaannya oleh dunia internasional. Dari point
ini, keikutsertaan perusahaan dalam ISO 9000 cenderung bersifat adanya
keterpaksaaan agar perusahaan bisa diakuin oleh dunia internasional, dengan
begitu produk yang ditawarkan memiliki nilai jual yang tinggi (profit oriented).
Sedangkan pada Deming Prize cenderung bersifat sukarela, tidak adanya paksaan
yang bersifat profit oriented (pada dasarnya model Deming tidak menganut profit
oriented). Jadi perusahaan maupun individu yang ingin mengajukan Deming Prize,
disebabkan karena meraka ingin mengetahui kinerja mereka sampai dimana dan
penghargaaan ini bisa menjadi prestisius sendiri.
Pada point penilaian, untuk Deming Prize dilakukan oleh beberapa anggota
senior JUSE dengan cara meninjau langsung kinerja perusahaan. Memberi lembar
kuisioneer dan dilakuakan secara bertahap. Sedangkan pada ISO 9000, penilaian
dilakuakan atas dasar Dokumen yang ada diperusahaan, jadi penilaian berdasarkan
atas data / dokumen perusahaan bukan tinjauan langsung bagaimana keadaan
perusahaan yang sebenarnya. Dari penelitaian dilakuan sekali, apabila sesuai
langsung mendapatkan sertifikat ISO 9000.
Berikut konsep dasar pada Deming Prize yang tidak terdapat pada ISO 9000
1. Proaktif dalam perbaikan terus – menerus.
2. Keterlibatan semua pihak (mulai pimpinan – karyawan) dalam usaha
peningkatan kualitas.
3. Proses perencanaan bisnis yang matang
4. Komunikasi, kerja tim, serta tidak adanya perbedaan antar karyawan dan top
manajemen.
55
5. Adanya factor tidak puas akan kualitas yang ada sekarang.
Konsep dasar pada ISO 9000 yang tidak terdapat pada Deming Prize
1. Pengendalian dokumen.
2. Identifikasi produck.
3. Waktu kerja, kerja standar
4. Penerimaan, inspeksi akhir dan ujian persyaratan.
5. Pengendalian pada bahan baku yang tidak sesuai.
Pada dasarnya system penilaian pada ISO 9000 lebih banyak pada evaluasi
kualitas manual dan dokumen kerja dari organisasi. Audit untuk mengetahui sampai
berapa kesesuaiannya standar operasi dan prosedur (SOP) kerja, dan kelengkapan
system dokumentasi sistem kualitasnya. Oleh karena itu regristasi pada ISO 9000
tidak berpatokan pada results – oriented ataupun suatu proses perbaiakan. Yang
dipentingkan adalah mencegah terjadinya ketidak sesuaian pada seluruh tahap,
mulai dari proses sampai dengan kemasan yang diberikan. Dari uraian diatas
sebenarnya model ISO 9000 pun bisa diterapakan pada penelitian ini, namun
penerapan lebih kepada ”kesesuaian” dengan standar dan “dokumentasi”, bukan
pada perbaikan dan kekutan internal perusahaan seperti yang diinginkan untuk
ditunjukan pada penelitian ini, maka penulis bersama dengan pihak manajemen PT.
ETHICA INDUSTRI FARMASI menganggap bahwa untuk perencanaan strategi
kedepan yang diutamakan adalah analisa penilaian,khususnya kinerja internal dan
penilaian ini membutuhkan system penilaian dengan point – point yang jelas dan
bukan terpaku pada regrestasi oleh karena itu maka dipilih model The Deming Prize
sebagai model dasar penelitian tugas akhir.
56
2.5 Uji Validitas dan Realibilitas
2.5.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validitas yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (test) dalam melakukan
fungsi ukurnya. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas yang sangat tinggi
apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dikenakannya tersebut.
Suatu test yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai test yang memiliki validitas rendah. Sisi
lain yang sangat penting dalam konsep validitas adalah kecermatan pengukuran
(metode penelitian :33)b suatu test yang validitasnya tinggi tidak saja akan
menjalankan fungsi ukurnya dengan tetap, akan tetapi juga dengan kecermatan
tinggi.
Pengertian validitas sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh
karena itu tidak ada validitas yang berlaku secara umum untuk semua tujuan
pengukuran. Suatu test hanya menghasilkan ukuran yang valid untuk satu tujuan
yang valid guna pengambilan keputusan dept saja tidak valid sama sekali guna
pengambilan keputusan lain, bagi kelompok lain.
Bagaimana realibilitas maka estimasi validitas suatu pengukuran pada umum
nya dinyatakan secar empiris oleh suatu koevisien yang disebut koevisien validitas.
Tdak seperti estimasi realibilitas yang dinyatakan oleh korelasi antara score dari dua
test yang paralel, koevisien validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi score
57
test yang bersangkutan dengan distribusi score suatu kriteria. kriteria ini dapat
berupa score test lain yang mempunyai fungsi ukur sama, dan dapat pula berupa
ukuran – ukuran lain yang relevan.
Bila score test diberi symbol X dan score kriteria mempunyai symbol Y, maka
koevisien korelasi antara test dan kriteria itu merupakan kovisien validitas yaitu � .
Koviesien validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga yang
positive. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1 berarti suatu test semakin
valid hasil ukurnya, namun pada kenyataannya koevisien validitas tidak akan pernah
mencapai angka 1. Bahkan memperoleh koevisien validitas yang tinggi adalah lebih
sulit dari pada memperoleh koevisien realibilitas yang tinggi.
Estimasi validitas pada dasrnya menggunakan analisis korelasional. Namun
tidak semua pendekatan validitas memerlukan analisis statistika. Tipe validitas yang
berbeda menghendaki cara analisi yang berbeda pula.
Umumnya, tipe validitas terbagi atas validitas isi (content), validitas konstruck
(construct), validitas berdasar kriteria (criterion realated).
1. Validitas isi
Validitas isi menunjukkan sejauh mana item – item dalam test mencakup
keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh test itu. Pengertian mencakup
keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti test itu harus komprehensif, akan tetapi
isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan – batasan tujuan
pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisa statiska, tetapi
menggunakan analisis operasional. Salah satu cara yang paling praktis untuk
58
melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat apakah item –
item dalam test telah ditulis sesuai dengan blue printnya.
2. Validitas konstruk
Validitas konstruck adalah validitas yang menunjukan sejauh mana suatu test
trait atau konstruksi teoritis aspek yang hendak diukurnya. Untuk pengujian validitas
konstruck diperlukan analisis statistika yang kompleks seperti prosedur analisa
faktor. Salah satu prosedur pengujian validitas konstruck yang lebih sederhana
adalah dengan melalui pendekatan multi trait, multi method. Pendekatan ini akan
menguji serentak dua atau lebih trait yang diukur oleh dua atau lebih metode. Dari
prosedur ini akan diperoleh adanya bukti validitas diskriminan dan validitas
konvergen.
Validitas diskriminan deperlihatkan oleh rendahnya korelasi antara skala atau
test yang mengukur trait yang berbeda terutama bila digunakan metode yang sama,
sedangkan validitas kovergen ditunjukkan oleh tingginya korelasi test – test yang
mengukur trait yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda.
3. Validitas berdasarkan criteria
Dalam pengujian validitas berdasar criteria, bukti adanya validitas suatu test
diperlihatkan oleh hubungannya dengan suatu criteria. Untuk melihat hubungan
termasuk dilakukan analisis korelasional. Apabila suatu test disusun untuk
memprediksikan performansi dimasa yang akan datan, maka guna melihat
validitasnya perlu dilakukan analisis korelasional antara skor test tersebut dengan
skor performansi. Skor performansi sebagai criteria tentu baru akan diperoleh
59
setelah tenggangan waktu tertentu. Prosedur inilah yang menghasilkan koefisien
validitasnya prediktif.
2.5.2 Realibilitas
Relibilitas yang diterjemahkan dari kata reliability, mempunyai asal kata rely
dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas disebut sebagai reliable. Walaupun
reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterdalam,
konsistensi, kestabilan dan sebagainya namun ide pokok dalam konsep reliabilitas
adalah sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya hasil ukur adalah
yang sama diperoleh hasil yang relative sama, kalau aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah. Pengertian relative menunjukan bahwa ada
toleransi terhadap perbedaan – perbedaan kecil diantara hasil pengukuran. Bila
perbedaan itu besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat
dipercaya atau tidak reliable.
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas. Pada awalnya, tinggi rendahnya reliabilitas
dicerminkan oleh tinggi rendahnya korelasi antara dua distribusi skor dari dua test
yang pararel yang dikenakan pada sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi
koefisien korelasi antara dua test yang parallel itu berarti kosistensi antara keduanya
semakin baik dan kedua test itu disebut sebagai test yang reliabel. Sebaiknya
apabila korelasi antara dua test yang parallel ternyata tidak tinggi, maka disimpulkan
bahwa reliabilitas test yang bersangkutan adalah rendah. Koefisien korelasi antara
dua variabel dilambangkan oleh huruf r. apabila skor pada test pertama diberi
60
lambang X dan skor pada test paralelnya diberi lambang Y, maka koefisien korelasi
antara keduanya diberi lambang � . Simbolinlah yang kemudian diadopsi sebagai
symbol koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas
berkisar antara 0 – 1 akan tetapi pada kenyataanya koefisien sebesar 1 tidak pernah
dijumpai . Disamping itu, walaupun koefisien korelasi dapat saja bertanda positif (+)
ataupun negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas koefisien yang besarnya kurang
dari 0 tidak ada artinya karena interprestasi reliabilitas selalu mengacu kepada
koefisien positif. Jangankan koefisien yang bertanda negate, koefisien reliabilitas
yang positif tetapi mendekati harga nol pun tidak ada artinya dalam interprestasi
reliabilitas. Koefisien reliabilitas sebesar � = 1 berarti adanya kosistensi yang
sempurna pada alat ukur yang bersangkutan. Kosistensi seperti itu tidak dapat
diharapkan akan terjadi pada pengukuran aspek – aspek psikologis, dikarenakan
manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang
potensial. Dalam perkembangan berikutnya, telah dirumuskan pula berbagai cara
pendekatan dan formulasi hitung guna mengestimasikan reliabilitas. Selain teknik –
teknik korelasi, berkembang pula teknik analisis varians skor dan analisis varians
error. Namun demikian, untuk melambangkan koefisien reliabilitas sebaiknya tetap
digunakan symbol � . konvensi ini merupakan cara mudah untuk menghindari
keracunan pengertian dan hendaknya mengingatkan kita bahwa walaupun huruf r
tetap dipakai lambang koefisien reliabilitas akan tetapi tidak selalu berarti
korelasional.
Estimasi reliabilitas dapat dilakukan melalui salah satu pendekatan umum,
yaitu pendekatan test ulang, test sejajar, dan konsistensi internal.
61
a) Pendekatan test ulang
Pendekatan ini menunjukan konsistensi pengukuran dari waktu ke waktu dan
menghasilkan koefisien reliabilitas yang sering disebut sebagai koefisien stabilitas.
Prinsip estimasinya adalah dengan mengenakan suatu instrument pengukur dua kali
dengan tenggang waktu tertentu, terhadap sekelompok subjek yang sama.
Komputasi korelasi antara distribusi skor dari kedua pengenaan tersebut
menghasilkan estimasi reliabilitas instrument yang bersangkutan. Kelemahan
pendekatan test ulang adalah kurang praktisnya pengenaan test dua kali. Dan
besarnya kemungkinan terjadi efek bawaan dari satu pengenaan yang kedua.
b) Pendekatan test sejajar
Pendekatan test sejajar hanya dapat dilakukan apabila tersedia dua bentuk
instrument pengukur yang dianggap memenuhi asumsi pararel. Salah satu indicator
terpenuhinya asumsi parallel adalah setaranya korelasi antara skor, kedua
instrument tersebut dengan skor ukuran lain. Tentu saja, untuk dapat paralel kedua
bentuk instrument harus disusun untuk mengukur objek psikologis yang sama,
berdasarkan blue print yang sama serta spesifikasi yang sama pula. Estimasi
reliabilitasi dengan pendekatan bentuk sejajar dilakukan setelah kedua instrument
dikenakan berturut – turut pada sekelompok objek. Komputasi koefisien korelasi
antara distribusi skor dari pengenaan kedua instrument itu menghasilkan koefisien
reliabilitas yang berlaku bagi keduanya.
Kelemahan utama pendekatan ini adalah sulitnya menyusun dua test yang
memenuhi persyaratan paralel atau sejajar, disamping pendekatan ini juga tidak
menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadinya efek bawaan.
62
c) Pendekatan konsistensi internal
Estimasi reliabilitas dengan pendekatan konsistensi internal didasarkan pada
data dari sekali pengenaan satu bentuk alat ukur pada sekelompok subjek.
Komputasi koefisien reliabilitasnya dilakukan setelah keseluruhan instrument dibelah
menjadi dua, tiga, empat bagian bahkan menjadi sebanyak jumlah item – itemnya.
Bentuk dan sifat alat ukur serta banyaknya belahan yang akan dibuat menentukan
teknik perhitungan koefisien reliabilitasnya. Diantara perhitungan teknik – teknik
perhitungan reliabilitas konsistensi internal adalah penggunaan formula spearmen –
brown, formula rulon, formula alpha, formula kuder – Richardson, formula kristof,
formula analisis varians, dan sebagainya
a. Varians adalah kuadrat dari standart deviasi
(varians = � ) [sudjana:93]
b. Sum adalah jumlah total dari seluruh data.
Sum =∑ xi�=
c. Mean adalah nilai rata – rata dari data (jumlah data dibagi banyaknya
data).[Sudjana:67]
Mean =
��
�
=
∑ ��
�=
�
, Dimana N = banyaknya data.
d. Median adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan.[sudjana:78]
Jika ganjil, maka median = data ke
�+
Jika genap, maka median = data ke
�
+
�+
Dimana N = banyaknya data.
63
e. Standard deviation adalah selisih rata – rata antara satu data dengan
data yang lain, S = √∑ + �−
�
�−
[sudjana:93]
Dimana Xi = data ke i (I = 1,2,3,…n)
= rata – rata
N = banyaknya data
2.6 Histogram
Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada
bidang statistik, pengertian histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi
yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap
tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori
yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks
manajemen kualitas, histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan
distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul
menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian
histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses.
Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang
digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan
menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama,
64
tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat
dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu,
sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka
hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang
telah ditetapkan. Berikut diberikan satu contoh histogram.
Gambar 2.5 Histogram
Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk
memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan
proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu
dari seven basic tools of quality control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat
digunakan pada saat kita :
1) ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak
2) ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses.
3) ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan.
65
4) ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses. Melalui
gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut:
Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang. Dalam
histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas.
Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan
histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka-
angka nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan histogram dipakai
sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak
yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif.
Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari
variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri
dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa
proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang
terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data,
sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Bila sebaran data
melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari
hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran
data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah
memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa
digunakan untuk memantau pengembangan produk baru, penggunaan alat atau
66
teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil
penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya.
2.7 Populasi, Sampel dan Sampling
2.7.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:
90).
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek yang diteliti itu.
2.7.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2012: 91).
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang
diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili).
67
2.7.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan
Nonprobability sampling (Sugiyono,2011).
A. Probability Sampling
Probability sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini antara lain sebagai berikut:
1. Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karean pengmbilan sampel dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen.
2. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proposional
3. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proposional.
4. Cluster sampling (Area sampling)
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI
ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI

More Related Content

What's hot

Analisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo panteneAnalisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo pantenekangklinsman
 
Strategic human resource management
Strategic human resource management Strategic human resource management
Strategic human resource management
Kacung Abdullah
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Alfrianty Sauran
 
Peramalan sdm
Peramalan sdmPeramalan sdm
Peramalan sdm
Ihrom Lestari
 
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKEMANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
Universitas Negeri Gorontalo
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Tri Widodo W. UTOMO
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
Muhammad Fajar
 
VISI & MISI Tokopedia BukaLapak
VISI & MISI Tokopedia BukaLapakVISI & MISI Tokopedia BukaLapak
VISI & MISI Tokopedia BukaLapak
majorstem
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
IdhamMaulanaOktora1
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Kacung Abdullah
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
Judianto Nugroho
 
Msdm pt.unilever
Msdm pt.unileverMsdm pt.unilever
Msdm pt.unilever
Nlayla Fitriana
 
kasus ajinomoto
kasus ajinomotokasus ajinomoto
kasus ajinomoto
Atika Rahmatika
 
Makalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnisMakalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnis
Marselina Safitri
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
 
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYAPutri Sanuria
 
CONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARU
CONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARUCONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARU
CONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARU
rensynsr
 
Strategi Porter (Studi pada Indofood)
Strategi Porter (Studi pada Indofood)Strategi Porter (Studi pada Indofood)
Strategi Porter (Studi pada Indofood)
Isah Nurdianah
 

What's hot (20)

Analisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo panteneAnalisa produk sampo pantene
Analisa produk sampo pantene
 
Strategic human resource management
Strategic human resource management Strategic human resource management
Strategic human resource management
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
Peramalan sdm
Peramalan sdmPeramalan sdm
Peramalan sdm
 
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKEMANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
MANAJER DAN CONTOH DALAM PERUSAHAAN NIKE
 
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
 
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDUTUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
 
VISI & MISI Tokopedia BukaLapak
VISI & MISI Tokopedia BukaLapakVISI & MISI Tokopedia BukaLapak
VISI & MISI Tokopedia BukaLapak
 
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...
 
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi BisnisPerumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
Perumusan Strategi : Analisis Situasi dan Strategi Bisnis
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Msdm pt.unilever
Msdm pt.unileverMsdm pt.unilever
Msdm pt.unilever
 
kasus ajinomoto
kasus ajinomotokasus ajinomoto
kasus ajinomoto
 
Makalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnisMakalah studi kelayakan bisnis
Makalah studi kelayakan bisnis
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
 
CONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARU
CONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARUCONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARU
CONTOH KONSEP RAPAT BISNIS - RAPAT PELUNCURAN PRODUK BARU
 
Product Development Indomie
Product Development IndomieProduct Development Indomie
Product Development Indomie
 
Strategi Porter (Studi pada Indofood)
Strategi Porter (Studi pada Indofood)Strategi Porter (Studi pada Indofood)
Strategi Porter (Studi pada Indofood)
 

Viewers also liked

Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...
Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...
Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...
Dwi Budiwiwaramulja
 
(Mj. produk)
(Mj. produk)(Mj. produk)
(Mj. produk)
zahir ipb
 
bab1 Latar belakang revisi2
bab1 Latar belakang revisi2bab1 Latar belakang revisi2
bab1 Latar belakang revisi2
Mhd Zain A
 
Ppt perencanaan mutu Total Quality Manajemen
Ppt perencanaan mutu Total Quality ManajemenPpt perencanaan mutu Total Quality Manajemen
Ppt perencanaan mutu Total Quality ManajemenSummer Rain
 
Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]
Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]
Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]
Allan Nacha
 
Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)kancil3sakti
 
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarResensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Agus Mukhandar
 
Tqm presentasi
Tqm presentasiTqm presentasi
Tqm presentasiJan Larosa
 
MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL OLEH KEL...
MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL  OLEH KEL...MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL  OLEH KEL...
MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL OLEH KEL...
FAKULTAS TEKNIK MAGISTER PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
 
Ppt penerapan TQM
Ppt penerapan TQMPpt penerapan TQM
Ppt penerapan TQM
myrifa25
 
Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...
Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...
Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...
Ibnu Khayath Farisanu
 
Kawalan kualiti
Kawalan kualitiKawalan kualiti
Kawalan kualitiCg Zue
 
Bab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi PerniagaanBab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi PerniagaanCkg Nizam
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
yoan santoso
 
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
Uofa_Unsada
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 

Viewers also liked (18)

Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...
Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...
Analisis sekolah swasta sebagai organisasi pembelajaran di kelurahan pulau br...
 
(Mj. produk)
(Mj. produk)(Mj. produk)
(Mj. produk)
 
bab1 Latar belakang revisi2
bab1 Latar belakang revisi2bab1 Latar belakang revisi2
bab1 Latar belakang revisi2
 
Ppt perencanaan mutu Total Quality Manajemen
Ppt perencanaan mutu Total Quality ManajemenPpt perencanaan mutu Total Quality Manajemen
Ppt perencanaan mutu Total Quality Manajemen
 
Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]
Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]
Bab 2 Kaedah Pemeriksaan [Pengajian Perniagaan]
 
Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)Total quality management (tqm+kasus)
Total quality management (tqm+kasus)
 
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus MukhandarResensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
Resensi buku manajemen mutu pendidikan islam Deden Makbuloh-Agus Mukhandar
 
Tqm presentasi
Tqm presentasiTqm presentasi
Tqm presentasi
 
MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL OLEH KEL...
MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL  OLEH KEL...MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL  OLEH KEL...
MASA DEPAN PERENCANAAN TATA RUANG DI INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL OLEH KEL...
 
Ppt penerapan TQM
Ppt penerapan TQMPpt penerapan TQM
Ppt penerapan TQM
 
Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...
Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...
Jurnal - PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH PT. BANK MEGA, T...
 
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)
 
Kawalan kualiti
Kawalan kualitiKawalan kualiti
Kawalan kualiti
 
Bab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi PerniagaanBab 3 Fungsi Perniagaan
Bab 3 Fungsi Perniagaan
 
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PENGGUNA JASA PARKIR ...
 
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN TOKO ONLINE...
 
Tqm power point
Tqm power pointTqm power point
Tqm power point
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 

Similar to ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI

Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan JasaDukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
dhibah
 
Tugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmtTugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmt
Ahmad Surya Arifin
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
Rochmadz Febrianta
 
4e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-8
4e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-84e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-8
4e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-8
EDI RIADI
 
Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )nurulllah
 
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmtAriska Taminawati
 
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai KualitasPerkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
AldilaSeprillasela
 
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah IndonesiaPengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Yesica Adicondro
 
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEEJurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
TRI NGUDI WIYATNO
 
Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...
Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...
Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...
nabila rahmalia
 
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Randi Ilhamm
 
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
dodi983159
 
Manual mutu stkip bbm
Manual mutu stkip bbmManual mutu stkip bbm
Manual mutu stkip bbm
Henra Saputra Tanjung
 
Presentation tesis
Presentation tesisPresentation tesis
Presentation tesis
aliyudhi_h
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
shxxkiki0
 
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmtFrans Newtony
 
Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahHeldy Eriston
 
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Yesica Adicondro
 

Similar to ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI (20)

Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan JasaDukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
Dukungan SIM terhadap Kualitas Produk dan Jasa
 
Tugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmtTugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmt
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
 
4e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-8
4e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-84e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-8
4e360 manual-mutu-thp-2013-revisi-8
 
Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )
 
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
 
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai KualitasPerkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
 
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah IndonesiaPengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
 
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEEJurnal PRODUKTIVITAS OEE
Jurnal PRODUKTIVITAS OEE
 
Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...
Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...
Sim 10, nabila rahmalia, hapzi ali,kualitas produk dan jasa, universitas merc...
 
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
15 MANAJEMEN KUALITAS.ppt
 
Manual mutu stkip bbm
Manual mutu stkip bbmManual mutu stkip bbm
Manual mutu stkip bbm
 
Presentation tesis
Presentation tesisPresentation tesis
Presentation tesis
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
 
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
1. filosofi mutu kinerja dan arti mmt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolah
 
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
 

More from Uofa_Unsada

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
Uofa_Unsada
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
Uofa_Unsada
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
Uofa_Unsada
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
Uofa_Unsada
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
Uofa_Unsada
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
Uofa_Unsada
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
Uofa_Unsada
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
Uofa_Unsada
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
Uofa_Unsada
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
Uofa_Unsada
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
Uofa_Unsada
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
Uofa_Unsada
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
Uofa_Unsada
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
Uofa_Unsada
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Uofa_Unsada
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
Uofa_Unsada
 
Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...
Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...
Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...
Uofa_Unsada
 

More from Uofa_Unsada (20)

OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAMOTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
OTOMATISASI UNTUK MENGETAHUI KELAYAKAN SIMPAN PINJAM
 
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
PENERAPAN NOTIFIKASI ANDROID UNTUK MEMBANTU PENYEBARAN INFORMASI DAN KOMUNIKA...
 
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG PENGISIAN DATA BORANG 3A BAN-PT 2013
 
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
APLIKASI ORASI SUCI DAN NOVENA KATOLIK BERBASIS ANDROID Diajukan untuk memenu...
 
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
IMPLEMENTASI SINKRONISASI DATABASE MENGGUNAKAN SQL DAN VALIDASI DATA BERDASAR...
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
 
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
MEMBANGUN APLIKASI PERPUSTAKAAN ONLINE BERBASIS DESKTOP DAN MOBILE ANDROID ST...
 
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MENEMUKAN HUBUNGAN DATA AWAL MASUK DENGAN D...
 
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
APLIKASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE SMART BERBASIS WEB STU...
 
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO DAN ...
 
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI DATAMINING BERBASIS WEB MENGGUNAKAN ALGORI...
 
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEBANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
ANALISA MONITORING KESEHATAN KARYAWAN BERBASIS WEB
 
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
PERANCANGAN SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN RASPBERRY PI BERBASIS WEB DAN ...
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARAANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHzPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK SPEKTRUM ULTRA WIDEBAND PADA WLAN 5,2 GHz
 
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi LTE (Long...
 
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH BUJUR SANGKAR DENGAN FREKUENSI KERJA 2.6 ...
 
Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...
Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...
Aplikasi Layanan Informasi Pada Karyawan Berbasis PHP dan SMS Gateway di PT. ...
 

Recently uploaded

654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 

Recently uploaded (14)

654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 

ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI

  • 1. Tugas Akhir ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA DI PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI Diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan Tugas Akhir pada Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Industri Disusun Oleh : Nama : Tri dwinanto NIM : 2011220019 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015
  • 2.
  • 3. ABSTRAK PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI adalah perusahaan yang bergerak dibidang indrustri farmasi. Salah satu produk a g dihasilka ialah O to i ’ s. Produk a g pali g a ak jo order a sela a setahun, obat ini biasa di pergunakan untuk proses persalinan sebagai rangsangan pada saat proses kontraksi. Untuk meyakinkan konsumen akan produk akan kualitas dan manfaatnya pada proses persalinan maka perusahaan berusaha mendapatkan pengakuan public dengan menambah sertifikasi- sertifikasi yang berhubungan dengan perusahaan.Perusahaan secara umum telah menerapkan system untuk peningkatan produknya dengan Quality Control. Namun belum terlihat bagaimana usaha-usaha perusahaan dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya dengan penerapan TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) , karena kondisi man power,mesin dan supply bahan baku yang realibel merupakan awal dari kesuksesan. PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI harus menjadi perusahaan yang selalu mengutamakan Continues Improvement Quality dan TOTAL QUALITY MANAGEMENT dengan tepat dan benar salah satunya yang terdapat dalam Deming Prize. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan Quality Management PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI dengan criteria yang di tetapkan Deming melalui media kuisioner. Skala pengukurannya adalah score yang didapat dari penyebaran Kuisioner tersebut. Criteria yang di ambil yaitu berdasarkan 10 kategori Deming , dimana Deming se diri di e tuk dari 14 poi t de i g De i g’ s a age e t . Deming prize adalah penghargaan yang di berikan kepada suatu organisasi atau perusahaan yang secara konsisten menerapkan Quality Control. Bisa di terapkan oleh organisasi atau perusahaan manufaktur maupun jasa, divisi dari organisasi maupun individual, yang terpenting dalam penerapan akan kualitas pada Deming adalah konsisten dalam quality managementnya (perbaikan secara terus- menerus). Berdasarkan analisa data, maka didapatkan hasil score kondisi awal sumber daya perusahaan untuk performance man power 4,37 dari target 4,40 ; performance mesin 4,19 dari target 4,40 ; dan performance suplly bahan baku 4,31 dari target 4,40. Nilai tersebut tidak melebihi target score yang telah di tetapkan. Sebab itu peneliti menerapkan akan kualitas pada Deming,memberi pelatihan dan motivasi agar sumber daya nya dapat meningkat dan menghasilkan produk yang berkualitas. Setelah penerapan Deming peneliti menganalisa data kembali, untuk mengetahui hasil score setelah perbaikan maka di dapat untuk performance man power 4,19 dari target 4,00 ; performance mesin 4,49 dari target 4,00 ; dan performance suplly bahan baku 4,28 dari target 4,00. Nilai tersebut melebihi target score yang telah di tetapkan Hal ini berarti secara umum variable-variable yang di teliti telah sesuai dengan TOTAL QUALITY MANAGEMENT berdasarka De i g’ Management. Dari hasil peneliti ini ada perubahan signifikan, yang terpenting dalam penerapan akan kualitas pada Deming adalah konsisten dalam quality (perbaikan secara terus-menerus). Kata kunci: Total Quality Management,Deming,
  • 4. ii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang Maha kuasa atas segala ciptaanya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah pada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat kelak. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan S1 pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri di Universitas Darma Persada dengan judul “ Analisis Penerapan Total Quality Management (TQM) untuk meningkatkan kinerja karyawan di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak DR. Ir. Budi Sumartono, MT, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri fakultas teknik Universitas Darma Persada atas bimbingan dan petunjuk selama ini yang telah diberikan. 2. Bapak Ir. Jamaludin Purba, MT selaku pembimbing akademik dan para dosen teknik industri yang tidak saya sebutkan namanya satu persatu. 3. Bapak Sunli operation manager yang telah memberikan kesempatan melakukan kerja praktek di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI.
  • 5. iii 4. Bp.Meida dan Bp. Anto selaku Supervisor produksi PT. Ethica industri farmasi yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. 5. Kedua orang tua serta kakak yang telah memberikan banyak dukungan dan kesabaran, baik moril maupun materil. 6. Tak lupa saya ucapkan terima kasih pada istri , yang telah memberikan banyak semangat selama masa kuliah . Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam laporan ini , oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima guna kemajuan kita bersama. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Jakarta, Agustus 2015 ( Tri Dwinanto )
  • 6. iv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK.............................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. ix DAFTAR TABEL.................................................................................... x DAFTAR GAMBAR................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah.................................................... 2 1.3 Pembatasan masalah..................................................... 3 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... 3 1.4.1 Tujuan penelitian ................................................ 3 1.4.2 Manfaat penelitian .............................................. 3 1.5 MetodelogiPenelitian ................................................... 4
  • 7. v 1.6 Sistematika Penulisan ................................................ 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsepkualitas.............................................................. 7 2.1.1 Definisi TQM…………………................................ 9 2.1.2 PrinsipUtama TQM .............................................. 11 2.1.3 Pionir-pionirpengembang TQM……… …………. 13 2.1.3.1 W. Edward Deming………….…………. . 13 2.1.3.2 Joseph. M. Juran………………………. .. 16 2.1.3.3 Philip. B. Crosby………………................ 17 2.1.3.4 Perbandingan akan kualitas……………... 18 2.2 Deming Prize ................................................................ 20 2.2.1 Tujuan Deming Application Prize........................ 21 2.2.1.1 Untuk Organisasi/Perusahaan ................. 21 2.2.1.2 Untuk individual……………………….….. 23 2.2.2 KeunggulandanKelemahan Deming prize……… 24 2.2.3 Nilai-nilai inti dan konsep………………………. 25 2.2.3.1 EmpatBelas point Deming……………… … 25
  • 8. vi 2.2.4 Siklus Deming………………………………………. 27 2.2.5 Kategorideming prize………………………………. 28 2.3 Model-model Kualitas...................................................... 36 2.3.1 Europan Quality Award (EQA)…………….…… 36 2.3.2 Australian Quality Award (AQA)……………….. 40 2.3.3 The NASA Quality and Excellence…………….. 43 2.3.4 ISO 9000 Standarization……………………….... 43 2.3.5 Malcolm Baldrige National Quality Award……… 45 2.3.6Pemilihanperbandingan Modelkualitas….…. 47 2.4 Evaluasi Pemilihan Konsep Deming Prize..................... 48 2.4.1 The Deming Prize dan MBNQA……..…….…. 50 2.4.2 The Deming Prize dan ISO 9000……………. 53 2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas........................................... 56 2.5.1 UjiValiditas……………………………..……......... 56 2.5.2UjiReliabilitas……………………….. ………........ 59 2.6 Histogram........................................................................... 63 2.7 Populasi, Sampel dan Sampling………………………… 66
  • 9. vii 2.7.1 Populasi…………………………………………….. 66 2.7.2 Sampel………………………………………………. 66 2.7.3 Teknik Sampling…………………………………… 67 2.8 Kuisioner……………………………………………………… 70 BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 SistematikaPemecahanMasalah.................................. 75 3.1.1 StudiPendahuluan............................................. 75 3.1.2 Identifikasi Masalah ......................................... 75 3.1.3 Landasan Teori................................................. 77 3.1.4 Pengumpulan Data............................................ 77 3.1.5 Pengolahan Data………………………………… 77 3.1.6 AnalisaPembahasan…………………………….. 77 3.1.7 Kesimpulandan Saran........................................ . 78 3.2 KerangkaPemecahanMasalah………………………… 79 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan ....................................... 80 4.1.1Sejarah dan Perkembangan Perusahaan............ 80 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................... 82 4.1.3 Jenis-Jenis Produk ............................................. 83 4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ........................ 83
  • 10. viii 4.1.5 Kegiatan Produksi............................................... 90 4.1.6 Deskripsi Produksi .............................................. 91 4.1.7 Peta Proses Operasi........................................... 94 4.1.8 Layout Proses Operasi ....................................... 95 4.2 Pengumpulan Data Khusus ......................................... 96 4.2.1 Teknik Pengambilan Sample .............................. 96 4.2.2 Pembuatan Kuisioner.......................................... 98 4.2.3 Kuisioner Kondisi awal perusahaan………….. ... 98 4.3 Pengolahan Data......................................................... 100 4.3.1 Uji Validitas......................................................... 100 4.3.2 Diagram batang uji validitas…………………….. . 103 4.4 Uji Realibilitas kondisi awal perusahaan...................... 104 4.4.1 Diagram batang uji realibilitas………………….... 105 4.4.2 Uji total realibilitas…………………………………. 106 4.5 Menentukan target score dari hasil Kuis.............................. 106 4.5.1 Hasil Kuisioner Untuk performance Man Power 106 4.5.2 Hasil Kuisioner Untuk performance Mesin......... 107 4.5.3 Hasil Kuisioner Keadaan Suplly Bahan Baku .... 108 4.6 Pembuatan Kuisioner.................................................... 110 4.6.1 Kuisioner perbaikan………….. ........................... 110 4.7 Pengolahan Data......................................................... 112 4.7.1 Uji Validitas......................................................... 112 4.7.2 Diagram batang uji validitas…………………….. . 115 4.8 Uji Realibilitas perbaikan.............................................. 116
  • 11. ix 4.8.1 Diagram batang uji realibilitas………………….... 117 4.8.2 Uji total realibilitas…………………………………. 118 4.9 Pengujian Validitas instrument dengan SPSS............... 119 4.10 Pengujian Realibilitas instrument dengan SPSS........... 124 4.11 Hasil Kuisioner Untuk performance Man Power .......... 128 4.12 Hasil Kuisioner Untuk performance Mesin ................... 128 4.13 Hasil Kuisioner Keadaan Suplly Bahan Baku .............. 129 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Data Awal Penelitian........................................ 131 5.2 Analisa Kesesuaian Kategori Deming Prize ................. 131 5.3 PERFORMANCE MAN POWER……………………….. 131 5.3.1 Kondisi awal Performance Man power………. 131 5.3.2 Perbaikan Performance Man power…………. 132 5.4 PERFORMANCE MESIN……………………………….. 133 5.4.1 Kondisi awal Performance Mesin……………. 133 5.4.2 Perbaikan Performance Mesin……………….. 135 5.5 PERFORMANCE SUPPLY BAHAN BAKU………….. 135 5.5.1 Kondisi Performance Supply bahan baku…… 135 5.5.2 Perbaikan Performance Supply bahan baku.. 136
  • 12. x 5.6 Pembahasan................................................................. 137 5.6.1 Perbaikan Performance Man power.................... 137 5.6.2 Perbaikan Performance Mesin…………………. 138 5.6.3 Perbaikan Performance Supply bahan baku…. 139 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.................................................................. 141 6.2 Saran........................................................................... 142 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran1…........................................................................................ L-1 Lampiran 2…………………………………………………………………. L-2
  • 13. xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 PerbandinganPandanganakanKualitas.......................... 19 Tabel 2.2 PerbandinganOrganisasi / perusahaan.......................... 23 Tabel 2.3 Target Score untukkeadaanperusahaan........................ 33 Tabel 2.4 Target Score untuk proses kerja.................................... 34 Tabel 2.5 Target Score untukManajemen Perusahaan ................. 35 Tabel 2.6 Target Score untuk output yang dihasilkan .................... 35 Tabel2.7 Kategori Europa Quality Award………………………….. 39 Tabel 2.8 Kategori Australian Quality Award……..…………………. 42 Tabel 2.9 PerbandinganSistemBaldrige Award, Deming Prize & ISO 9000....................................................................... 50 Tabel 2.10 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize ...................... 51 Tabel 2.11 Deming Prize & ISO 9000............................................... 53 Tabel 4.1 JumlahKaryawanDepartemenProduksi............................. 96 Tabel 4.2 Kuisioner Performance Man Power ................................. 99
  • 14. xii Tabel 4.3 Kuisioner Performance Mesin .......................................... 99 Tabel 4.4 Kuisioner Performance Supply Bahan Baku……………. 100 Tabel 4.5 HasilUjiValiditas ............................................................... 102 Tabel 4.6 HasilUjiRealibilitas……………………………………….. 104 Tabel 4.7 Hasiluji total Realibilitas……….………………………… 106 Tabel 4.8 Perolehan Score UntukKategori Performance Man Power........................................................................... 107 Tabel 4.9 Perolehan Score untukKategori Performance mesin….. . 108 Tabel 4.10 Perolehan Score untukKategori Performance Supply Bahanbaku……………….……………............................. 109 Tabel 4.11 Kuisioner Performance Man Power ................................. 111 Tabel 4.12 Kuisioner Performance Mesin .......................................... 112 Tabel 4.13 Kuisioner Performance Supply Bahan Baku…………. 112 Tabel 4.14 HasilUjiValiditas ............................................................... 115 Tabel 4.15 HasilUjiRealibilitas……………………………………….. 117 Tabel 4.16 Hasiluji total Realibilitas……….………………………… 119
  • 15. xiii Tabel 4.17 Correlations…………………….………………………… 120 Tabel 4.18 Correlations…………….……….………………………… 122 Tabel 4.19 Correlations …………………….………………………… 123 Tabel 4.20 Realibility Statistik……………….………………………… 124 Tabel 4.21 Item total Statistik.……………….…………………….…… 125 Tabel 4.22 Realibility Statistik……………….………………………… 126 Tabel 4.23 Item total Statistik.……………….…………………….…… 126 Tabel 4.24 Realibility Statistik……………….………………………… 127 Tabel 4.25 Item total Statistik.……………….…………………….…… 127 Tabel 4.26 Perolehan Score UntukKategori Performance Man Power......................................................................... 128 Tabel 4.27 Perolehan Score untukKategori Performance mesin…. 129 Tabel 4.28 Perolehan Score untukKategori Performance Supply Bahanbaku……………….……………............................. 130
  • 16. xiv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Siklus Deming .............................................................. 27 Gambar 2.2 Kerangka kerja EQA..................................................... 40 Gambar 2.3 KerangkaKerja AQA ..................................................... 41
  • 17. xv Gambar 2.4 Kerangkakerja MBNQA…………………………………. 46 Gambar 2.5 Histogram…………………………………………………. 64 Gambar 3.1 Flowchat Pemecahan Masalah..................................... 71 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan................................... 76 Gambar 4.2 Pengemas Oxytocin’ s .................................................. 84 Gambar 4.3 Mesinpambuat Oxytocin’ s ........................................... 85 Gambar 4.4 ProdukOxytocin’ s……………………………………….. 85 Gambar 4.5 Peta proses operasipembuatanOxytocin’ s…………… 86 Gambar 4.6 Layout Proses OperasiPembuatanOxytocin’ s……….... 87 Gambar 4.7 Ujivaliditas………………………………………………… 96 Gambar 4.8 Ujirealibilitas……………………………………………….. 98
  • 18. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan ketat, negara-negara maju yang mendominasi perekonomian dunia seperti Amerika, negara-negara Eropa, Jepang bahkan negara-negara baru seperti Singapure, Korea,Taiwan sudah tidak sabar lagi mempercepat terwujudnya liberalisasi ekonomi dan pasar bebas. Dalam situasi persaingan ekonomi yang demikian tajam seperti ini, pendekatan Total Quality Management (TQM) semakin banyak digunakan dengan filosofi mencapai keunggulan atau daya saing usaha secara total. TQM memberikan jawaban pada organisasi atau perusahaan terhadap tatangan global yang semakin sulit, komplek dan cepat perubahannya. TQM mengarahkan perusahaan pada continous improvement yang dapat mewujudkan kepuasan konsumen secara total dan terus menerus. Proses yang berorientasi pada konsumen ini menggabungkan praktek manajemen dasar dengan usaha-usaha perbaikan yang sering dipakai serta peralatan-peralatan dan teknik yang handal. TQM dapat diterapkan untuk setiap perusahaan raksasa maupun perusahaan kecil, industri manufaktur atau jasa, dan organisasi publik atau swasta. Berdasarkan gambaran umum aplikasi diatas, peneliti melakukan konsep kualitas di PT “ETHICA INDUSTRI FARMASI” bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi obat injeksi spesialis. perusahaan tersebut bersertifikasi ISO 9000. 1
  • 19. 2 Berdasarkan sertifikasi tersebut perusahaan banyak dititik beratkan terhadap kualitas produknya , dan kualitas itu sendiri berfokus pada pelanggan (customer focused quality). Dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi pelanggan. Maka sudah jelas bahwa kualitas eksternal perusahaan sudah diterapkan. Namun peneliti belum melihat bagaimana usaha – usaha perusahaan dalam menangani hal – hal yang berhubungan dengan internal perusahaan. Diantaranya performance Man power,Mesin dan bahan baku,yang akan memberi kontribusi terhadap kualitas produk. Karena kondisi internal yang baik inilah merupakan awal dari kesuksesan dalam sebuah perusahaan. Melihat keadaan di lapangan, maka peneliti menerapkan Total Quality Management (TQM) yang berbasis Deming Prize pada PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI. Dengan cara mengintegrasikan semua level di atas menjadi satu kesatuan untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka perumusan masalahnya adalah : Bagaimana penerapan Total Quality Management (TQM) pada PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI. Dengan memperbaiki performance Man power,Mesin dan bahan baku
  • 20. 3 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan dari permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini antara lain : 1. Peneliti dilakukan pada PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI 2. Peneliti terfokus pada TQM (manajemen kualitas terpadu) 3. Waktu penelitian januari s/d April tahun 2015 4. Jam kerja di perusahaan 24 jam kerja di bagi 3 shift 5. Mendapat dukungan dari manajemen 6. Tidak membahas masalah keuangan 7. Peneliti terfokus pada Departemen Produksi 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : Untuk menganalisa peningkatan kinerja karyawan,mesin dan bahan baku dengan penerapan Total Quality Management (TQM). 1.4.2 Manfaat Penelitian Bagi perusahaan : 1. Mengetahui prosedur kerja yang ada pada TQM. 2. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas secara efisien dan actraktif Bagi peneliti :
  • 21. 4 1. Menambah pengetahuan mengenai manajemen kualitas suatu perusahaan, yang terdapat pada TQM 2. Mampu merencanakan suatu kebijakan strategi bagi perusahaan, baik jangka panjang maupun pendek bersama – sama dengan pihak manajemen. 1.5 Metodelogi Penelitian Untuk menganalisa dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, penulis melakukan penelitian dengan pengumpulan data, yaitu : 1. Studi lapangan Survey lapangan, wawancara dan kuisioner di PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI, untuk mengumpulkan informasi dan data-data primer yang di perlukan sesuai dengan topik permasalahan yang ada. 2. Studi pustaka Melakukan studi literatur yang berkaitan dengan topik permasalahan, guna melengkapi data-data dan informasi yang telah penulis dapatkan dari penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam memahami pokok bahasan, maka perlu adanya sistematika penulisan dalam penyusunan laporan. Adapun sistematika penulisan tersebut meliputi :
  • 22. 5 Bab I : Pendahuluan Berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, asumsi, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.. Bab II : Landasan Teori Bagian ini menguraikan tentang teori, pendapat pakar, tulisan ilmiah dan sejenisnya yang dibutuhkan untuk mendukung dan memberi landasan konsep berpikir yang kuat dalam penelitian ini. Bab III : Kerangka pemecahan masalah Bab ini mengemukakan mengenai sistematika pemecahan masalah, mulai dari tahap identifikasi masalah, penilaian kinerja yaitu dari pembagian kuisioner, pengolahan dan analisa kuisioner, dilanjutkan dengan perencanaan strategi berdasarkan analisa kecocokan kriteria TQM Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisikan mengenai sejarah singkat dan perkembangan perusahaan, produk yang dihasilkan / bidang usaha perusahaan, struktur organisasi serta penjelasannya. Bab V : Analisa dan Pembahasan Bagian ini berisi pengolahan data dan analisa data (kuisioner) untuk mendapatkan hasil yang diharapkan berdasarkan rumusan yang ada pada bab landasan teori.
  • 23. 6 Bab VI : Kesimpulan dan Saran Bagian terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk penelitian lanjutan atau pihak – pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini. Daftar Pustaka Lampiran
  • 24. 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Kualitas Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh kepada kualitas. Perhatian penuh pada kualitas itu sendiri akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan. Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses pembuatan produk yang memiliki derajat konformasi (comformance) yang tinggi terhadap standart – standart sehingga bebas dari tingkat kerusakan yang mungkin. Dengan demikian proses produksi yang memperhatikan kualitas akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas dari kerusakan. Sedangkan dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas yang berharga kompetitif. Produk – produk yang dibuat melalui suatu proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatan kepuasan konsumen atas penggunaan produk itu, karena setiap konsumen pada umumnya akan memaksimalkan utilitas dalam mengkonsumsi produk. Jelas pada produk – produk 7
  • 25. 8 berkualitas tinggi pada tingkat harga kompetitif (karena ongkos produksi per unit yang rendah) akan dipilih oleh konsumen. Dalam kehidupan sehari – hari sering kali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri lebih baik dari pada produk dalam negeri. Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa. Kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Dalam hal ini kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, lingkungan yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi atau melebihi harapan. Sejarah menunjukan bahwa kebangkitan Jepang dalam bidang industri setelah kekalahannya dalam perang dunia ke II dimulai dengan pembangunan sistem kualitas modern. Pembangunan sistem itu dipacu oleh W. Edward Deming yang bicara dihadapan para ilmuwan dan insinyur Jepang (JUSE) tahun 1950. Keberhasilan yang dramatis dari industri Jepang dalam meningkatkan kualitas ini menjadi pusat perhatian berbagai negara didunia yang tertarik untuk mempelajari bagaimana strategi perusahaan – perusahaan Jepang dalam menerapkan manajemen kualitas. Dari hasil studi tentang keberhasilan perusahaan – perusahaan industri kelas dunia yang berhasil mengembangkan konsep kualitas dalam perusahaan, maka lahirlah apa yang disebut dengan Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management) TQM.
  • 26. 9 2.1.1 Definisi Total Quality Management (TQM) Seperti halnya dengan kualitas, definisi TQM juga bermacam – macam. TQM diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam pawitra, 1993, p. 135). Definisi lainya menyatakan bahwa TQM merupakan sistem manajemen yang menyangkut kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p. 33). Untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dapat dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu dan aspek kedua membahas bagaimana mencapainya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus – menerus atas dasar produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan1 . TQM mencakup semua fungsi dari sebuah fungsi. TQM merupakan perpaduan dari fungsi – fungsi dan dan proses yang terkait kedalam siklus hidup produk pada tahap yang berbeda – beda, seperti desain, perencanaan, produksi, distribusi dan pelayanan. Ukuran keberhasilan TQM merupakan kepuasan pelanggan dan cara mencapainya, terutama melalui desain sistem dan peningkatan terus – menerus. 1 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. : 4
  • 27. 10 TQM merupakan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas sebuah bisnis secara keseluruhan, dengan berpusat disekitar mutu. TQM pada prinsipnya adalah cara mengorganisasi dan mengerahkan seluruh organisasi, setiap departemen, setiap aktivitas, dan setiap individu untuk mencapai tingkatan kualitas. TQM berkaitan dengan masalah strategis, masalah pemasaran, dan aspek – aspek manusia dari organisasi tersebut. Sebuah perusahaan yang menerapkan Total Quality Management (TQM) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berusaha menyusun sistem manajemen mutu. System ini harus relevan dengan semua kegiatan dan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan. 2. Mengupayakan peningkatan di semua bidang. Misalnya, tidak cukup jika hanya meningkatkan aspek yang berpusatkan produk, dan mengabaikan bidang pelayanan, atau sebaliknya. 3. Perusahaan yang menggunakan pendekatan TQM harus menyadari bahwa ini merupakan proses perbaikan yang terus – menerus, berlangsung kontinyu dan bukan program peningkatan mutu dalam jangka waktu yang di tentukan. Harus dipahami bahwa pemenuhan sasaran tertentu hanyalah sebuah langkah menuju TQM, karena tidak ada satu program atau sasaran yang dicapai dalam kerangka waktu tertentu dapat cukup memenuhi persyaratan TQM. Meskipun manajement kualitas (Quality Management) atau manajement kualitas terpadu (Total Quality Management) dapat didefinisikan dalam berbagai versi,
  • 28. 11 namun pada dasarnya TQM berfokus pada perbaikan terus – menerus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Dengan demikian TQM berorientasi pada proses – proses yang mengintegrasikan semua sumber daya manusia, pemasok (suppliers) dan para pelanggan (customers) di lingkungan perusahaan. 2.1.2 Prinsip Utama TQM TQM merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam scheuing dan Christopher, 1993), ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut adalah: 1. Kepuasan Pelanggan Dalam TQM, kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi – spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketetapan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. 2. Respek Kepada Setiap Orang
  • 29. 12 Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusa. 3. Manajemen Berdasarkan Fakta Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas (priorization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Konsep yang Kedua, variasi (variation) atau variabelitas kinerja manusia. Manajemen dapat diprediksi hasil dari setiap keputusan dan tidakan yang dilakukan. 4. Perbaikan Berkesinambungan Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secar berlaku disini adalah PDCA (plant do check act), yang terdiri dari langkah- langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh2 . 2 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management. :14
  • 30. 13 2.1.3 Pionir – Pionir Pengembang TQM 2.1.3.1 W. Edwards Deming Banyak yang menganggap bahwa Deming adalah bapak dari gerakan Total Quality Management. Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan masalah dan pengendalian proses statistic (Statiscal Process Control). Atas jasanya yang besar bagi industri Jepang, maka setiap tahun diberikan penghargaan bernama Deming Prize kepada setiap perusahaan yang berprestasi dalam hal kualitas.3 Deming menganjurkan penggunaan SPC (Statiscal Process Control) agar perusahaan dapat membedakan penyebab sistematik dan penyebab khusus dalam menangani kualitas. Ia berkeyakinan bahwa perbedaan atau variasi merupakan suatu fakta yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan industri. Butir – butir falsafah yang merupakan dasar dalam melaksanakan perbaikan kualitas secara kontinue adalah sebagai berikut : 1. Reaksi Berantai untuk perbaikan kualitas Esensi reaksi berantai tersebut adalah bahwa perbaikan kualitas akan meningkatkan kepuasan Kustomer dalam hal produk dan jasa yang sekaligus akan mengurangi biaya produksi sehingga meningkatkan produktivitas organisasi. 3 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality Management. :49
  • 31. 14 2. Transformasi Organisasional Kemampuan untuk mencapai perbaikan yang penting dan berkelanjutan menuntut perubahan dalam nilai – nilai yang dianut, proses kerja dan struktur kewenangan dalam organisasi. 3. Proses Esensial Pimpinan Hal ini tidak berarti bahwa pimpinanlah yang mempunyai peran dalam upaya perbaikan kualitas. Setiap anggota organisasi harus memberikan kontribusi penting dalam upaya tersebut. Namun setiap upaya perbaikan yang tidak didukung secara aktif oleh pimpinan, lama kelamaan akan hilang. 4. Hindari praktek – praktek manajemen yang merugikan Penerapan system of profound knowledge tersebut meliput : a. Orientasi pada system Maksudnya agar menuju kualitas kita hendaknya mengembangkan kecakapan untuk mengindera dan me-manage interaksi antara komponen organisasi. Orientasi ini meliputi fokus pada performance total organisasi, bukannya memusatkan perhatian pada usaha memaksimalkan hasil komponen organisasi terlepas dari keseluruhan organisasi. b. Teori variasi Maksudnya agar dikembangkan kecakapan untuk menggunakan data dalam proses pengambilan keputusan. Pengertian atas variasi akan dapat membantu pengambil keputusan mengetahui kapan harus melakukan perubahan – perubahan dalam suatu sistem guna
  • 32. 15 memperbaiki performance. Dan mengetahui kapan perubahan yang dibuat dapat memperburuk performance. Penggunaan data obyektif tidaklah selalu harus menghasilkan kepastian. Agar dapat memperbaiki cara pengembali keputusan untuk membuat pilihan tindakan yang lebih baik. c. Teori pengetahuan Penguasaan teori pengetahuan akan membantu kita untuk mengembangkan dan menguji hipotesis (praduga) guna memperbaiki performance. Jadi teori pengetahuan akan membantu kita untuk mengetahui : 1. Apa yang dikehendaki customer. 2. Seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kustomer. 3. Faktor – faktor penting apa yang mempengaruhi kualitas. 4. Apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas. 5. Apakah kustomer mengetahui perubahan yang terjadi mengenai performance organisasi. 6. Apa kebutuhan dan harapan baru kustomer. d. Psikologi Maksudnya agar dikembangkan kecakapan untuk mengerti dan menerapkan konsep – konsep yang berkaitan dengan perbedaan individu dalam organisasi. Dinamika kelompok, proses belajar dan proses perubahan guna mencapai perbaikan kualitas.
  • 33. 16 2.1.3.2 Joseph M. Juran Juran yang memiliki 2 gelar kesarjanaan (teknik dan hukum) ini, merupakan pendiri Juran Institute, Inc. di Wilton, Connecticut. Institute yang bergerak dalam bidang pelatihan, penelitian, dan konsultasi manajemen kualitas. Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness for use) yang mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakainya. Pengertian cocok untuk digunakan mengandung 5 dimensi utama, yaitu kualitas desain, kualitas kesesuain, ketersediaan, keamanan, dan field use. Juran pernah mendapat penghargaan dari kaisar Jepang berupa medali Order of the sacred treasure atas usahanya dalam mengembangkan kualitas di Jepang dan membina persahabatan antara Jepang dan Amerika serikat. Kontribusi Juran yang paling terkenal antara lain Juran’s three basic steps to progress, Juran’s Ten Steps to Quality Improvement, the pareto principle, dan juran Trilogy. Selain itu Juran juga mengembangkan konsep managing business process Quality, yang merupakan suatu teknik untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara fungsional silang (cross-functional)4 . . 4 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality Management. :53
  • 34. 17 2.1.3.3 Philip B. Crosby Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan, yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). Ia juga dikenal dengan Quality Vaccine dan Crosby’s Fourteen Steps to Quality Improvement. Pandangan – pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut sebagai dalil – dalil manajement kualitas. Dalil - dalil ini dikemukakan untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan kualitas ? 2. System seperti apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas ? 3. Standart kinerja bagaimana yang harus digunakan ? 4. System pengukuran seperti apa yang dibutuhkan ? Dalil pertama : definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan. Dalil kedua : system kualitas adalah pencegahan. Dalil ketiga : kerusakan nol (zero defect) merupakan standart kinerja yang harus digunakan. Dalil keempat : ukuran kualitas adalah price of non conformance (PONC). PONC adalah biaya yang harus di keluarkan karena melakukan kesalahan.5 5 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality Management. :57
  • 35. 18 2.1.3.4 Perbandingan Pandangan akan Kualitas Deming Juran Crosby Definisi kualitas Suatu tingkat yang dapat diprediksi keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar Kemampuan untuk digunakan (fitness for use) Sesuai dengan persyaratan Tingkat tanggung jawab Bertanggung jawab 94% atas masalah kualitas. Kurang dari 20% masalah kualitas karena pekerja Bertanggung jawab untuk kualias Standar prestasi /motivasi Kualitas memiliki banyak ‘skala’ sehingga perlu digunakan statistic untuk mengukur prestasi pada semua bidang ; kerusakan nol sangat penting. Menghindari kampanye untuk melakukan pekerjaan yang sempurna Kerusakan nol (zero defect) Pedekatan umum Mengurangi keanekaragaman dengan perbaikan berkesinambungan. Pendekatan menejemen umum terhadap kualitas Pencegahan,bukanlah inspeksi Struktur 14 butir manajemen 10 langkah perbaikan kualitas 14 langkah perbaikan kualitas. Pengendalaian proses statistic(statistical process control) Metode Merekomendasi SPC akan tetapi memperingatkan SPC dapat mengakibatkan Total Driven Approach Menolak tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistic.
  • 36. 19 Basis perbaikan Secara terus menerus penyimpanan,menghilangkan tujuan tanpa metode Pendekatan kelompok proyek- proyek :menetapkan tujuan Suatu proses,bukanlah suatu program,tujuan perbaikan Kerjasama tim Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan Pendekatan tim dan gugus kendali mutu Biaya kualitas Tidak ada optimum perbaikan terus menerus Quality is not free,terdapat suatu optimum Pembelian dan barang yang diterima Inspeksi terlalu terlambat menggunakan tingkat kualitas yang dapat diterima Masalah pembelian merupakan hal yang rumit sehingga diperlukan survey formal Penilaian pemasok Tidak kritikal dari kebanyakan system Ya akan tetapi membantu pemasok memperbaiki Hanya satu sourching of supply Ya Tidak,dapat diabaikan untuk meningkatkan daya saing Tabel 2.1 Perbandingan pandangan akan kualitas
  • 37. 20 2.2 DEMING PRIZE Deming prize adalah suatu penghargaan yang di berikan pada suatu perusahaan, baik itu jasa maupun manufaktur yang berhasil atau sukses dalam menjalankan kriteria yang ada pada deming prize dan selalu mengadakan perbaikan akan kualitas secara terus – menerus. Adalah Dr. Deming lahir di Sioux, city, 14 oktober 1900, terlahir dengan nama William Edwards Deming. Dr. Deming yang ahli dalam bidang quality control (QC), diundang ke Jepang oleh suatu perkumpulan ilmuwan dan insinyur Jepang (JUSE) pada tahun 1950. Selama kunjungannya, Dr. Deming memberikan kursus dalam bentuk seminar 8 hari mengenai QC, tepatnya di auditorium Kanda – Surigadai, Tokyo. Dalam kursusnya, deming mengatakan bahwa dasar – dasar statistic QC sebaiknya diterapkan pada para senior manajer, para insinyur dan para pelaku industri di Jepang. Deming adalah bapak dari gerakan total quality management. Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi kualitas di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan tentang konsep pengendalian kualitas, mengemukakan bahwa proses harus di pandang suatu perbaikan kualitas secara terus – menerus. Atas jasanya yang besar bagi industri Jepang, maka setiap tahun diberikan penghargaan deming prize kepada setiap perusahaan yang berprestasi dalam hal kualitas. Deming prize sendiri terbagi dalam 2 kategori, yaitu hadiah deming bagi individual yang berjasa dalam pengendalian kualitas dan metode statiska Jepang serta deming application prize yang diberikan kepada perusahaan yang melaksanakan dengan
  • 38. 21 baik pengendalian kualitas perusahaanya dan pengendalian mutu kualitas statistiknya. 2.2.1 Tujuan Deming Application Prize 2.2.1.1 Untuk Organisasi atau perusahaan Deming application prize untuk perusahaan adalah suatu penghargaan tahunan yang diberikan kepada perusahaan yang telah mencapai suatu tingkatan tertentu (menjalankan prinsip 14 point deming) dalam menerapkan total quality management, tanpa memperhatikan jenis perusahaan, organisasi atau yang biasa disebut divisi, dapat mengajukan permohonannya untuk mendapatkan prize yang terpisah dari perusahaanya. Perusahaan maupun devisi yang mengajukan aplikasi akan mendapatkan form aplikasi (kuisioner) dari deming application prize subcommitte untuk kemudian diisi dan diserahkan kembali kepada badan tersebut untuk kemudian dianalisa. Syarat untuk mendapatkan prize itu sendiri adalah sebagai berikut : The Deming application prize kepada perusahaan maupun divisi perusahaan yang secara efektif menerapkan total quality management (menjalankan prinsip 14 point deming) di perusahaanya. Dari hasilnya analisa kuisioner akan didapatkan kesimpulan apakah perusahaan tersebut mendapatkan prize atau belum. Berikut adalah perbedaan suatu perusahaan atau organisasi standart dengan organisasi yang menganut manajemen deming :
  • 39. 22 STANDART COMPANY DEMING COMPANY Kualitas mahal harganya Kualitas akan membawa ke biaya yang lebih rendah Kunci utama dari kualitas adalah melakukan inspeksi Inspeksi tidak lagi diperlukan jika para pekerja dapat menghasilkan produk tanpa cacat dengan demikian inspeksi dapat dihilangkan Quality control hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengerti (ahli) & para inspector dapat menjamin kualitas Kualitas dibuat / dibentuk dalam suatu ruangan yang terdiri dari semua pengurus Cacat (produk/ kerja) disebabkan oleh para pekerja Suatu proses tidak akan pernah dapat dioptimasikan, namu ditingkatkan Proses manufaktur dapat dioptimasikan oleh tenaga ahli dari luar. Tidak adanya input/masukan dari para pekerja Proses dapat selalu ditingkatkan melalui perbaikan system dan bantuan para pekerja Standart kerja, target dan tujuan adalah factor yang dapat meningkatkan produktivitas Hilangkan segala yang berbentuk standart kerja Takut dan penghargaan dapat memacu motivasi Takut berarti bekerja tidak berkembang Orang dapat diibaratkan komoditas, membeli lebih bila diperlukan, begitu juga sebaliknya Orang dalam perusahaan harus dibuat merasa lebih aman dalam pekerjaan atau jabatan mereka Member hadiah bagi yang berprestasi dan menghukum bagi mereka yang buruk kerjanya, dapat meningkatkan produktivitas dan kreatifitas Banyaknya variasi yang timbul disebabkan oleh system, sehingga system penghargaan kepada individu akan merusak kerja sama & perusahaan Membeli pada saat rendah Membeli berdasarkan kualitas Memperbandingkan pemasok yang satu dengan yang lain Bekerja sama dengan pemasok Sering mengganti pemasok berdasarkan harga yang ditawarkan Menyediakan waktu dan pengetahuan untu membantu pemasok dalam meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya
  • 40. 23 Keuntungan dibuat melalui peningkatkan penerimaan total dan penurunan biaya total Keuntunga di bangkitkan dengan menciptakan loyalitas pelanggan Keuntungan adalah indictor terpenting dalam perusahaan Menjalankan perusahaan dengan hanya mengandalkan keuntungan, sama halnya dengan melihat kaca spion, hal ini menandakan dimana kamu sedang berada, bukan kemana kamu akan pergi Tabel 2.2 Perbandingan organisasi/perusahaan 2.2.1.2 Untuk individual The Deming Prize for individual adalah penghargaan tahunan yang diberikan pada para individu (personal) yang telah memberikan kontribusinya dalam Total Quality Management atau dalam penggunaan metode statistik untuk TQM. Seleksi penerimaan itu sendiri dilakukan oleh The Deming Prize Communitte. Mereka menerima usulan nama kandidat – kandidat individual yang dicalonkan baik oleh perusahaan tempat bekerja maupun inisiatif sendiri untuk kemudian diberi form aplikasi (kuisioner). Deadline aplikasi ini adalah tanggal 31 Juli tiap tahunnya, tidak ada perbedaan atau pemisah untuk kandidat yang merekomendasikan oleh perusahaanya maupun yang mendaftar atas inisiatif sendiri. Pertengahan oktober para kandidat mengisi form aplikasi (kuisioner). Penghargaan ini sendiri diberikan oleh Nippon Keizai Shimbun (Japan Economic Jurnal) dan nantinya akan dimuat dalam majalah bulanan yang diterbitkan oleh JUSE yang berjudul “ Total Quality Management And Engineering ” penyerahan penghargaan ini sendiri pada bulan
  • 41. 24 November dan mendapatkan medali Deming, sertifikat dari Deming Prize Communitte serta hadiah dari Nippon Keizai Shimbun. 2.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Deming Prize Deming prize mempunyai beberapa keunggulan,di antaranya adalah : a. Konsisten dalam mengelola sistem kualitas. Kekonsistenanya ini didukung oleh adanya system continues improvement (selalu mengadakan perbaikan yang berskinambungan akan kualitas). b. Focus utama adalah inovasi, kreativitas dan nilai tambah kepada konsumen. Untuk mendukung fokus utama ini biasanya perbaikan akan kualitas lebih difokuskan pada internal perusahaan organisasi, karena kepuasan konsumen dimulai dari bagusnya kinerja dari perusahaan itu sendiri. c. Kebijaksanaan manajement lebih kepada tujuan jangka panjang dibandingkan dengan pendapatan keuangan tahunan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Deming Prize adalah : Untuk mengajukan aplikasi Deming Prize ini, perusahaan harus antri agak lama. Biasanya permohonan akan dilayani satu tahun kemudian untuk mengatur jadwal. Hal ini karenakan banyaknya permohonan dan terbatasnya jumlah panitia penilai (Deming Prize Communitte).
  • 42. 25 2.2.3 Nilai – nilai Inti dan Konsep Kriteria Deming Prize terdiri dari serangkaian nilai – nilai dan konsep (core values and concepts) yang merupakan landasan bagi kunci persyaratan didalam kerangka kerja yang berorientasi pada keberhasilan bisnis. 2.2.3.1 Empat Belas (14) Point Deming 1. Tumbuhkan terus menerus tekad yang kuat dan perlunya rencana jangka panjang berdasarkan visi ke depan dan inovasi baru untuk meraih mutu. 2. Adopsi filosofi yang baru. Termasuk didalamnya adalah cara-cara atau metode baru dalam bekerja. 3. Hentikan ketergantungan pada pengawasan jika ingin meraih mutu. Setiap orang yang terlibat karena sudah bertekat menciptakan mutu hasil produk/jasanya, ada atau tidak ada pengawasan haruslah selalu menjaga mutu kinerja masing-masing. 4. Hentikan hubungan kerja yang hanya atas dasar harga. Harga harus selalu terkait dengan nilai kualitas produk atau jasa. 5. Selamanya harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kualitas dan produktivitas dalam setiap kegiatan. 6. Lembagakan pelatihan sambil bekerja (on the job training), karena pelatihan adalah alat yang dahsyat untuk pengembangan kualitas kerja untuk semua tingkatan dalam unsure lembaga. 7. Lembagakan kepemimpinan yang membantu setiap orang untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik misalnya,; membina, memfasilitasi, membantu mengatasi kendala, dll.
  • 43. 26 8. Hilangkan sumber-sumber penghalang komunikasi antar bagian dan antar individu dalam lembaga. 9. Hilangkan sumber-sumber yang menyebabkan orang merasa takut dalam organisasi agar mereka dapat bekerja secara efektif dan efisien. 10. Hilangkan slogan-slogan dan keharusan-keharusan kepada staf. Hal seperti itu biasanya hanya akan menimbulkan hubungan yang tidak baik antara atasan dan bawahan; atau lebih jauh akan menjadi penyebab rendahnya mutu dan produktivitas pada sistem organisasi; bawahan hanya bekerja sekedar memenuhi keharusan saja.Hilangkan kuota atau target-target kuantitatif belaka. Bekerja dengan menekankan pada target kuantitatif sering melupakan kualitas. 11. Singkirkan penghalang yang merebut/merampas hak para pimpinan dan pelaksana untuk bangga dengan hasil kerjanya masing-masing. 12. Lembagakan program pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan diri bagi semua orang dalam lembga. Setiap orang harus sadar bahwa sebagai professional harus selalu meningkatkan kemampuan dirinya, dan 13. Libatkan semua orang dalam lembaga ikut dalam proses transformasi menuju peningkatan mutu. 14. Ciptakan struktur yang memungkinkan semua orang bisa ikut serta dalam usaha memperbaiki mutu perusahaan.6 6 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, perkembangan pemikiran mengenai kualitas, Total Quality Management. :52
  • 44. 27 2.2.4 Siklus Deming (Deming Cycle) Gambar2.1 Siklus Deming Siklus deming yang biasa disebut dengan PDCA (Plan Do Check Act Analyze) merupakan perwakilan dari proses perbaikan secara terus – menerus (continues improvement) untuk perencanaan maupun mencoba meningkatkan kinerja aktivitas baru. Elemen dasar siklus deming ini :  Plan (P) : merencanakan suatu perubahan atau percobaan atas sesuatu yang baru (seperti ide,produk ,struktur organisasi,dll)  Do (D) : suatu perubahan atau pengerjaan menghasilkan produk.  Check (C) : pengecekan apakah ada efek yang ditimbulkan dari produk yang telah dihasilkan.  Act (A) : mengaplikasikan pada realitas atau pada kenyataan yang ada dilapangan. Ulangi lagi mulai dari langkah perencanaan diikuti dengan pengetahuan yang baru dan ulangi juga langkah pengerjaan (Do), check (C) , Act (A) sampai terbentuk suatu proses peningkatan kinerja dari yang sebelumnya. Siklus deming ini selalu berputar Act Plan (4) (1) Check Do (3) (2)
  • 45. 28 dan tidak akan pernah berhenti, karena perbaikan akan sesuatu tidak akan pernah berhenti demikian pula halnya dengan kepuasan. Siklus Deming ini dikembangkan untuk menghubungkan antara suatu produk dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua departemen (riset, desain, produksi, dan pemasaran) dalam suatu usaha kerja sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2.2.5 kategori deming prize The Deming Prize mempunyai 10 kategari, ke 10 kategori tersebut adalah : 1. Polices 2. Organisasi 3. Information 4. Standaritation 5. Human Resourches 6. Quality Assurance activities 7. Maintenance 8. Improvement activities 9. Effects 10. Future plan Untuk lebih lengkapnya deming prize memiliki 10 kategori dengan masing – masing kategori memiliki item, total item dari 10 kategori yang ada, masing – masing memiliki 6 buah item, hanya kategori nomor 6 (quality assurance
  • 46. 29 activities) saja yang memiliki 12 item, jadi total item yang dimiliki adalah 66 item. 1. Kebijakan serta perencanaan yang matang dari perusahaan tersebut Diantaranya ingin mengetahui bagaimana kebijakan akan manajemen yang diterapkan dalam perusahaan tersebut, serta bagaimana menerapkan quality control (QC) yang benar diperusahaan itu. 2. Organisasi dan manajemen Bagaimana susunan organisasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan tugas – tugas antar departemen, bagaimana diaplikasikannya serta bagaimana hubungan antar departemen berlangsung. 3. Pendidikan quality control dan penyampaiannya Bagaimana cara menyampaikan quality control pada karyawan, apakah dengan dilakukan pelatihan pada karyawan atau yang lain, serta bagaimana perusahaan menerapkan quality circles. 4. Mengoleksi dan menstransmisikan serta informasi akan qualitas Informasi akan kualitas harus disampaikan mulai atasan, antar departemen, seksi produksi (pelaksana) sampai pada perusahaan. 5. Analisis Untuk menganalisis apakah quality control sudah diterapkan dengan benar, maka alat analisa yang digunakan adalah alat – alat control yang ada di statistika.
  • 47. 30 6. Standarisasi Standarisasi digunakan untuk mengetahui teknologi standar yang diterapkan diperusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dirancang perbaikan akan teknologi standar tersebut untuk mencari output yang optimal. 7. Control Control perlu dilakukan untuk menjaga agar prosedur yang diterapkan untuk perawatan maupun penerapan kualitas tidak berubah dari waktu ke waktu. 8. Quality Assurance Pada Quality Assurance ini meliputi pengembangan produk analisis kualitas, desain pengembangan akan produk, produksi sendiri, perawatan dll. 9. Effect Dari penerapan quality control (QC) keseluruhan dari perusahaan tersebut, bagaimana effek pada produk yang dihasilkan maupun servis yang dilakukan. 10. Rencana masa depan Dari efek diatas, dapat diketahui apa kelebihan dan kekurangan metode quality control yang telah diterapkan perusahaan tersebut. Kelebihan dan kekurangan tadi akan menjadi dasar atau acuan untuk merancang kualitas yang lebih baik dimasa yang akan datang.
  • 48. 31 Dasar terbantuknya ke 10 kategori diatas, adalah dari nilai – nilai inti dan konsep deming (yaitu 14 point deming dan siklus deming). Dari nilai inti dan konsep dan ke 10 kategori diatas, terbagi atas 4 elemen dasar kerangka kerja, Yakni : 1. Keadaan perusahaan secara umum. Keadaan perusahaan secara umum disini, ingin mengetahui apakah seluruh anggota (karyawan) di organisasi atau perusahaan atau divisi perusahaan mengetahui tempat kerjanya, pengetahuan para karyawan (mulai top manager sampai lapisan karyawan yang paling bawah) ini meliputi awal dari perusahaan, visi, inovasi, kebijakan kualitas yang diterapkan, keterlibatan top manajemen, aturan penerapan dalam proses quality improvement, dll. Disini dapat diketahui gambaran awal dari perusahaan seperti apa dan dari perbaikan apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan tersebut. 2. Proses kerja yang dapat dilakukan. Proses kerja yang diamati disini antara lain. Job analisis, bagaimana sifat kepemimpinan top manajemen, pelayanan bagaimana yang diberikan oleh customer, tujuan dari divisi perusahaan, rencana kualitas apa yang diterapkan pada divisi perusahaan, evaluasi kerja yang dilakukan, dll. 3. Penerapan manajemen perusahaan. Sebelum menerapkan manajemen, bagaimana yang akan dijalankan oleh perusahaan. Hal – hal yang perlu diketahui antara lain : alat apa yang digunakan untuk menjalankan manajemen yang baik, bagaimana
  • 49. 32 menganalisa suatu proses, usaha apa yang dilakukan untuk mengembangkan perusahaan, dll. Dari hal – hal diatas, apakah dapat meningkatkan kualitas yang ada diperusahaan. 4. Analisa output perusahaan Untuk menganalisa output yang bagus, kita perlu mengetahui aturan kerja atau work flow, kerja dari para karyawan, struktur organisasi yang diharapkan, fasilitas yang mendukung proses, training atau pelatihan diharapkan untuk memperbaiki skill para karyawan. Keempat alemen dasar kerangka kerja diatas dibentuk, pada intinya ingin mengetahui bagaiman penerapan kualitas disuatu organisasi atau perusahaan. Berikut ini adalah scoring untuk masing – masing elemen dasar :
  • 50. 33 1. Keadaan perusahaan secara umum KATEGORI TARGET SCORE 1. Kesadaran akan strategi perusahaan 2. Visi untuk masa depan 3. Inovasi 4. Kebijakan kualitas 5. Value system / etika 6. Keterlibatan pihak top managemen 7. Komitmen mewujudkan tujuan 8. Aturan peningkatan kualitas 9. Perhatian peningkatan kualitas 10. Struktur peningkatan kualitas 11. Sadar akan produktivitas 12. Sikap / moral 13. Kerjasama 14. Keterlibatan 15. Persepsi lingkungan kerja 16. Interaksi sosial 17. Karakteristik tugas karyawan 18. Konsekuensi pembatas 19. Orientasi kustomer 20. Komunikasi Total (rata – rata score dibagi 20) 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 Tabel 2.3 Target score untuk keadaan perusahaan.
  • 51. 34 2. Proses kerja KATEGORI TARGET SCORE 1. Job analysis 2. Wewenang tertinggi 3. Perhatian akan kualitas 4. Kepemimpinan top manajemen 5. Aktivitas pelayanan customer 6. Definisi improvement 7. Tujuan unit kerja 8. Tujuan organisasi 9. Rencana penerapan kualitas 10. Rencana strategi 11. Efisiensi organisasi 12. Investasi 13. Metode 14. Ide baru 15. Masukan karyawan 16. Peningkatan yang dicapai 17. Pengukuran 18. Feedback 19. Evaluasi 20. Hasil yang didapat 21. Penghargaan 1.50 1.50 1.70 1.55 1.60 1.60 3.50 3.50 1.50 1.50 3.50 3.50 3.50 3.50 1.40 3.50 1.50 1.40 1.50 1.00 1.50 Total ( rata – rata score dibagi 21) 2.12 Tabel 2.4 Target score untuk proses kerja
  • 52. 35 3. Manajemen perusahaan KATEGORI TARGET SCORE 1. Assement / penilaian 2. Definisi tool / alat kerja 3. Ukuran kerja 4. Komunikasi 5. Perkembangan organisasi 1.30 1.50 1.50 1.50 1.50 Total (rata – rata score dibagi 5) 1.46 Tabel 2.5 Target score untuk manajemen perusahaan. 4. Output yang di hasilkan KATEGORI TARGET SCORE 1. Aliran kerja / delay 2. Fasilitas 3. Peralatan 4. Staffing 5. Pemborosan 6. Pelatihan 7. Struktur kerja 8. Supplay bahan – bahan 9. Survey kualitas kustomer 10. Kuantitas / jumlah 11. Reliabilitas 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 Total (rata –rata score dibagi 11) 3.50 Tabel 2.6 Target score untuk output yang dihasilkan.
  • 53. 36 2.3 Model – Model Kualitas Selain model Deming Prize,masih banyak konsep-konsep penilaian kerja yang hampir sejenis dengan deming prize, yaitu sama-sama ‘award’ ataupun model yang hasilnya memperoleh pengakuan seperti sertifikasi dari lembaga internasional. Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mencari model yang paling cocok dengan situasi dan kondisi perusahaan, yaitu PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI Oleh karena itu berikut ini akan dijabarkan 5 model kualitas selain deming prize, berikut dengan penjelasan singkatannya. Model mana yang memenuhi persyaratan untuk dipilih, perbandingan antar model dan kemudian kenapa model deming prize dipilih dari 5 model tersebut. Adalah : 1. European Quality Award ( EQA) 2. Australian Quality Award (AQA) 3. The Nasa Quality And Excellence Award (NASA) 4. ISO 9000 Standarization 5. Malcolm Baldrige Award Adapun masing-masing dari model kualitas diatas memiliki berbagai macam pengertian atau pembahasan yang mungkin dapat dimengerti untuk membedakan klasifikasi antara kelima mode tersebut satu persatu. 2.3.1 European Quality Awerd (EQA) Dikelola dan dikembangkan oleh The European Foundation For Quality Management (EFQM) mulai tahun 1991, didukung oleh European Commision dan The European Organization For Quality (EOQ) sampai dengan mei 1999. EFQM
  • 54. 37 telah beranggotan kurang lebih 800 organisasi yang berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas untuk mencapai hasil bisnis yan excellence. Seperti halnya dengan deming prize, EQA tergolong dalam model manajemen kualitas (quality management model) dan juga di berikan sikap tahunnya kepada organisasi yang memenuhi persyaratan memiliki kinerja yang baik. Award EQA dibagi dalam berbagai jenis organisasi : 1. Organisasi Besar (Large Businesses) 2. Limit oprasional dari suatu perusahaan (Oprasional Unis Of Companies) 3. Organisassi kemasyarakatan (Public Sector Organization) 4. Perusahaan kecil dan menengah (Small and Medium Sized Enterprizes) 5. Berdiri sendiri (Independent) 6. Anak cabang/bagian (Subsidiaries) Keuntungan dari award ini : 1. Mempertajam focus dari organisasi dan langkah-langkah peningkatannya. 2. Memacu kerja tim agar selalu bekerja sesuai jadwal kerja dengan tujuan yang jelas dan meningkatkan kesajahtraan mereka. 3. Memperkuat kewaspadaan terhadap hasil-hasil bisnis yang excellence. 4. Menciptakan desktipsi organisasi yang terarah, seperti bagaimana aktifitasyang harus dilakukan, metode yang digunakan dan hasil yang dicapai. Hal ini berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, berpromosi dah berlatih.
  • 55. 38 KATAGORI POINTS 1. Leardship 1.a. leaders develop the mission, vision and values and role models of culture of excellence. 1.b. leaders are personally involved in ensuring the organization’s management system is developed, implemented and continuously improved. 1.c. leaders are involed with customers, partners and representatives of society. 1.d. leaders motivate, support and recognize the organization’s people. 2. Policy and strategy 2.a. policy and strategy are based on the present and future needs and expectations of stakeholders. 2.b. policy and strategy are based on information from performance measurement, research, learning and creativity realeted activities. 2.c. policy and strategy are developed, reviewed and update. 2.d. policy and strategy are developed trought a frame work of key processes. 3. people 3.a. people resources are planed, manaced and improved. 3.b. people’s knowledge and competencies are indentified, developed and sustained. 3.c. people are involued and empowered. 3.d. people and the organization have a dialogute. 3.e. people are rearded, recognized and cared for. 4. partnership and resources 4.a. external partnerships are managed. 4.b. finances are managed. 10 % 8 % 9 % 9 %
  • 56. 39 4.c. buildings, equipment and materials are managed. 4.d. information and knowledge are managed. 5. processes 5.a. processes are systematically designed and managed. 5.b. processes are improved as needed, using innovation in order to fully satisfy and generate increasing value for customers and other stakeholders. 5.c. products and services are designed and developed based on customer needs and expectations. 5.d. products and services are produced, delivered are managed. 5.e. customers relationship are managed and enhanced. 6. customers results 6.a. perception measure. 6.b. performance indicators. 7. people results 7.a. perception measure. 7.b. performance indicators. 8. society results 8.a. perception measure. 8.b. performance indicators. 9. key performance results 9.a. key performance outcomes 9.b. key performance indicators. 14 % 20 % 9 % 6 % 15 % TOTAL POINTS 100 % Tabel 2.7 Kategori European Quality Award
  • 57. 40 Kerangka kerja dari EQA dibagi menjadi 2 bagian yang sama besar, yaitu 50% untuk enablers dan 50% untuk results. Enablers berkenaan dengan ‘HOW’ hasil dicapai dan results berkenaan dengan ‘WHAT’ yang telah dan akan dicapai organisasi. Gambar 2.2 Kerangka Kerja EQA 2.3.2 Australian Quality Award (AQA) Awal ini mulai diperkenalkan sejak tahun 1988 dan hanya berlaku untuk organisasi-organisasi di Australia. Dasar pembentukannya hamper sama dengan EQA, yaitu terutama untuk meningkatkan usaha dari para pelaku organisasi agar memperhatikan pentingnya kualitas dalam persaingan local maupun internasional dan apa dampaknya terhadap komunikasi warganya. Diharapkan dengan ENABLERS RESULTS INNOVATION AND LEARNING L E A D E R S H I P Policy strategy People Results P R O C E S S People Partnership & resource Customer Results Society Results Key Perfor mance Results
  • 58. 41 munculnya para pemenang dengan kinerja organisasi yang luar biasa akan merangsang organisasi lain untuk selalu waspada dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Award ini diberikan kepada 3 bagian : 1. Organisasi besar (Large Organization) 2. Devisi / bagian dari organisasi (Subsidiaries and Divisions Section) 3. Perusahaan kecil (Small Enterprises Section) Gambar 2.3 Kerangka Kerja (AQA) Leadership Information and Analysis Quality of Processes Product and Suppliers Customers Focus People Customers Policy and Planning
  • 59. 42 ELEMEN EVALUASI KRITERIA POINTS 1. Performance Achievement 1.1 Customer satisfaction 1.1.1. Contract performance 1.1.2. Schedule 1.1.3. Cost 1.2 Quality 1.2.1. QA (hardware / software / servis) 1.2.2. Vendor quality assurance and involvement 1.2.3. External communication 1.2.4. Problem prevention and resolution 1.3 Productivity 1.3.1. Software utilization 1.3.2. Process improvement and equipment modernization 1.3.3. Resources conservation 1.3.4. Effective use of human resources 2. Process Achievement 2.1 Commitment and communication 2.1.1. Top management commitment / involvement 2.1.2. Goals, planning, and measurement 2.1.3. Internal communication 2.2 Human Resource activities 2.2.1. Training 2.2.2. Work force involvement 2.2.3. Awards and recognition 2.2.4. Health and safety TOTAL POINTS 600 120 50 50 120 50 40 40 40 30 30 30 400 100 80 40 50 50 40 40 1000 TTabel 2.8 Kategori Australian Quality Award
  • 60. 43 Sistem penilaian AQA terdiri dari 3 tahap 1. Proses evaluasi – untuk mengevaluasi seluruh input. 2. Proses memutuskan – untuk survey dan sleksi akhir 3. Feer back – semua oganisasi yang mengajukan aplikasi award menerima laporan dari penilai berserta dengan komentarnya sebagai timbale balik. 2.3.3 The NASA Quality and Excellence Award Award khusus ini diperuntukan untuk industri penerbangan. Nama trophynya mengambil nama dari M.Low yang diknal sebagai ilmuwan pendididk pada tahun 1950 sebagai penghargaan kepada beliau. Award ini diperuntukkan untuk kontraktor, sub-kontraktor, supplier. NASA sebagai penghargaan kepada inovasi dan kesempurnaan mereka. Tujuan dari Award ini : 1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap pentingnya kualitas. 2. Mendorong majunya bisnis domestic dan persaingan di USA. 3. Saling membuka informasi terhadap pengalaman dan metode yang sukses. 2.3.4 ISO 9000 Standardization Standar seri ISO 9000 mulai dipublikasikan sebagai manajemen dan jaminan kualitas (quality assurance model) sejak tahun 1987. Pada sub bab ini, tidak akan dijabarkan mengenai ISO 9000 secara detail dan bagaimana proses regrestasinya, namun lebih kepada konsepnya untuk dibandingkan dengan deming prize. Starndar
  • 61. 44 Internasional ISO 9000 tidak diatur atau dimonopoli oleh suatu Negara tertentu. Setia Negara boleh menjadi badan sertifikasi asalkan dikelola secara professional menurut standar ISO internasional dan bersifat independen,dalam arti tidak berbau politik. Sertifikat ISO ini dikeluarkan untuk beberapa lembar yang berbeda, sehingga mungkin saja suatu perusahaan memperoleh sertifikat ISO dari Negara lain. Pada intinya ISO 9000 lebih menekankan kepada dokumentasi dan kesusaian (conformity) dengan standar. Dari sekian banyak audit system kualitas seri manajemen ISO 9000, mulai ISO 9000 – 14.000 mengenai lingkungan, semunya mempunyai system penilaian yang sama, yaitu suatu organisasi akan memperoleh sertifikat (dari lembaga yang berwenang) apabila system kualitasnya ‘sesuai’ dengan standar yang berlaku dan oprasionalnya juga sejalan dengan persyaratan yang dibutuhkan. Dengan mendapatkan sertifikat ISO ini suatu organisasi dapat membuktikan bahwa dirinya sudah memenuhi persyaratan standar untuk melayani konsumen, demikian pula hubungan dengan supplier yang berarti barang yang dibeli sudah diuji sesuai dengan persyaratan yang diminta, sehingga disini dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menjalankan proses standarisasi ISO 9000 ini, organisasi ini akan menjadi lebih disiplin dalam menjalankan organisasi mereka. “The Most Visible Characteristic in ISO 9000 is the requairement to estabilish and maintain documented quality system manual and procedur-procedur”
  • 62. 45 2.3.5 Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) MBNQA ini adalah suatu cara untuk mendukung komitmen terhadap kinerja suatu organisasi, memberikan kerangka kerja untuk memperbaiki dan menyempurnakan kinerja tersebut. Award ini disahkan dengan ditandatanganinya Malcolm Baldrige National Improvement Act oleh presiden Ronald Reagean pada tanggal 20 Agustus 1987. Nama Melcolm Baldrige berasal dari nama Secretary Of Commers yang menjabat pada departemen perdagangan (the departemen of commerce) dari tahun 1981 sampai dengan meninggalnya beliau karana kecelakan pada tahun 1987. Tujuan dari Baldrige Award ini adalah : 1. kesadaran akan pentingnya kualitas dan dampaknya terhadap persaingan. 2. Pemahaman akan persyaratan-persyaratan untuk menciptakan kuwalitas yang sempurna (Excellence in quality) 3. Saling memberi informasi mengenai strategi yang sukses dan keuntung - keuntungan yang didapatkan. “The value in the Baldrige process is understanding how the criteria apply to your company and the process within your company. Successful strategies arean’t the same. Fot every industry or every company within an industry. The baldrige is one of many templates tu use to evaluate your situation and plan your future course no one can tell you what your company has o do the comes in discovering it for your self “
  • 63. 46 Sampai award 1998, partisipan award ini di bagi dan hanya di berikan kepada 6 perusahaan yaitu (masing-masing 2 award) : 1. Perusahaan manufaktur 2. Perusahaan jasa 3. Perusahaan kecil Namun mulai awal 1999 dan saat ini, partisipan ditambah 2 katagori lagi sehingga total ada 5 katagori organisasi yaitu : insitusi pendidikan, organisasi kesehatan. Perubahan lgi terletak pada jumlah award yang diberikan pada tiap jenis organisasi, yaitu dari semula 2 award untuk masing-masing katagori organisasi menjadi maksimal 3 award. Sistem perspektif kerangka kerja Baldrige Criteria : 5. human resources focus 4. information and analysis 6. process managemen 3. costumer and market focus 7. business results 1. leadership 2. strategy planning Customer and market focus Gambar 2.4 Kerangka Kerja MBNQA
  • 64. 47 2.3.6 Pemilihan Perbandingan Model-Model Kualitas Dari seluruh uraian keenam model kinerja di atas, penulis tidak membandingkan kelima model secara satupersatu dengan model deming prize, tetapi hanya model Melcolm Baldringe dan ISO 9000. Hal ini dikarnakan beberapa alasan : a. Pada model Melcolm Baldrige mempunyai kesamaan dalam hal criteria katagori, hanya pada kedua model ini ada beberapa perbedaan yang lebih kepada penekanan konsep. Oleh karna itu selanjutnya akan dibandingkan secara khusus kedua model ini. b. Pada model ISO 9000, meskipun bukan termasuk jenis award namun konsep ISO ini sangat popular digunakan dikalangan industri. Karna melihat pada tujuan yang hamper sama yaitu meningkatkan kinerja perusahaan, penulis akan mencoba membandingkan kedua model ini lebih dalam. c. Pada model AQA &EQA, sebenarnya kedua model ini seperti halnya dengan EQA merupakan jenis system penilaian yang hamper sejenis dengan EQA merupakan jenis system penilaian yang hamper sejenis dengan the deming prize. Namun penulis kesulitan dalam mendapat data dan informasi yang lebih banyak, sehingga diputuskan untuk membandingkan the deming prize dengan kedua model ini. d. Khusus NISA award, karna hanya berlaku untuk industri penerbangan, dimana dalam beberapa aspek pasti berbeda dengan industri lain pada
  • 65. 48 umumnya, maka penulis juga mengasumsi untuk tidak membandingkan dengan model ini. 2.4 Evaluasi Pemilihan Konsep Deming Prize Setiap award / model kualitas pasti mempunyai kelebihan dan kelamahan, tergantung pada persepsi, diskripsi dan penerapannya didalam suatu organisasi. Hal ini sangat dimungkinkan karena manajemen dan kebijakan setiap organisasi pasti berbeda meskipin jenis organisasinya sama. Salah satu kelebihan The deming prize yang sesuai dengan pernyataan diatas, tertulis dalam karakteristik criteria yaitu “The criteria are non prespective and adaptable” yang berarti bahwa meskipun the doming prize mempersyaratkan results-oriented namun krateria ini tidak mengharuskan. a. Penggunaan metode, trknik, teknologi, system, pengunguran/persyaratan awal tertentu.Fokusnya adalah pada hasil, bukan pada prosedur, metode/struktur organisasi sehingga yang diutamakan adalah pengembangan pendekatan yang kreatif, adaptif, dan fleksibel. Pemilihan dengan teknik, system dan metode tersebut tergantung pada tipe dan ukuran bisnis organisasi, kemampuan dan tanggung jawab dari personelnya. b. Suatu organisasi harus mempunyai departemen kualitas, departemen perencanaan atau sejenisnya. c. Bagaimana suatu organisasi harus berbentuk (struktur organisasi). d. Beberapa unit dalam suatu organisasi harus dikelola dengan prosedur yang sama.
  • 66. 49 Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis tidak membandingkan mana metode yang terbaik dan mana yang jelek, namun lebih kepada perbandingan letak kelebihan dan “ketidaksesuaian”. (bukan kelemahan) yang sekali lahi (penekanannya) lebih tergantung pada sesuatu penerapannya pada pengukuran kinerja di jenis organisasi apapun nantinya. Karna penulis beranggapan bahwa yang paling penting adalah kemauan dan kerja keras dari pihak manajemen organisasi untuk selalu melakukan perbaikan terus menerus (continuons improvement) dan selalu meningkatkan kinerjanya, baik terhadap konsumen maupun hasi-hasil bisnis lain. Namun karna pada penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan konsep dan prosedur dari The Deming Prize, maka berikut akan diberikan alasan kenapa dipilih model tersebut berserta perbandingan the deming prize dengan 2 model kualitas lain yaitu Baldrige Award (AMBNQA) dan ISO 9000. Kenapa kedua model itu? Karna seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, kedua modek ini mempunyai data dan informasi yang cukup lengkap untuk dibandingkan dengan deming prize BALDRIGE AWARD DEMING PRIZE ISO 9000 Tujuan Focus Untuk Mendorong Perusahaan untuk belajar shering dalam persaingan secara nasional. Kepuasan konsumen. Hanya perusahaan-perusahaan Penghargaan diberikan kepada perusaan yang secara kontinyu menjalankan pengawasan kualitas. Metode statistic. Individu, perusahaan dan Menjamin pembeli akan produk yang dibelinya. Kesesuaian dalam praktek. Perusahaan, divisi dari
  • 67. 50 Waktu Sharing informasi Penerima Penilaian USA. Siklus 1 tahunan, diperbarui setelah 5 tahun. Pemenang diminta untuk sharing informasi mengenai kualitas dengan perusahaan lain. Mx 2 penghargaan / perkatagori. Tidak ada kesamaan penilaian, aplikasi ditinjau oleh 5-15 anggota dewasa, kunjungan ke lokasi dilakukan dan bukti usaha improvement harus disiapkan. bagian-bagiannya / perusahaan skala kecil. 2-5 tahun, persiapan bersama JUSE. Penyabaran informasi sukarela dan minimal. Siapa saja yang memenuhi kreteria. Bagi yang belum memenuhi dilakukan perpanjangan 2x dalam masa 3 tahun. Ujian/peninnjauan dilakuakn oleh para senior yang dipilih dari anggota JUSE. fasilitas diseluruh dunia. 6-12 bulan, tergantung dari kapan mulainya. Tidak punya kuwajiban untuk menyebarkan informasi kepada yang lain. Perusahaan dilibatkan dalam perdagangan internasional untuk dapat dekat sebagai anggota EC (European commitee). Menilai kualitas secara manual seperti dokumen kerja, audit tempat apakah ada kesesuaian kualitas/tidak. Tabel 2.9 Perbandingan Sistem Baldrige Award,Deming prize & ISO 9000
  • 68. 51 2.4.1 TheDeming Prize dan MBNQA BALDRIGE AWARD DEMAING PRIZE Tujuan Fokus Untuk Waktu Sharing Informasi Penerima Penilai Mendorong perusahaan untuk belajar sharing dalam persaingan secara nasional. Kepuasan konsumen. Terbatas hanya untuk perusahaan USA. Siklus 1tahunan, diperbarui setelah 5 tahun. Siklus 1 tahunan, diperbarui setelah 5 tahun. Pemenang diminta untuk sharing informasi mengenai kualitas dengan perusahaan lain. Max 2 penghargaan / perkategori. Tidak ada kesamaan penilaian, aplikasi ditinjau oleh 5 – 15 anggota dewan, kunjungan kelokasi dilakukan dan bukti usaha improvement harus disiapkan. Penghargaan diberikan kepada perusahaan yang secara kontinyu menjalankan pengawasan kualitas. Metode statistic. Individu,perusahaan dan bersekala kecil. 2-5 tahun, persiapan bersama JUSE. 2-5 tahun,persiapan bersama JUSE. Penyebaran informasi sukarela dan minimal Siapa saja yang memenuhi kriteria. Bagi yang belum memenuhi dilakukan perpanjangan 2 kali dalam masa 3 tahun Ujian / peninjauan dilakukan oleh para senior yang dipilih anggota JUSE. Tabel 2.10 Perbandingan MBNQA dan Deming Prize
  • 69. 52 Dari tabel diatas, perbedaan yang paling mencolok adalah pada poin tujuan dan fokus. Tujuan dari MBNQA lebih menekankan pada sharing informasi dalam persaingan skala nasional (USA), sedangkan pada Deming Prize memilik tujuan utama yaitu menjalankan kualitas secara kontinyu, tanpa memperhatikan perusahaan lain (tidak melakukan sharing). Memperhatikan perusahaan lain hanya sebatas benchmarking untuk memperbaiki diri sendiri. Sedangkan pada poin fokus, MBNQA lebih menekankan kepada kepuasaan konsumen, sedangkan pada Deming Prize fokusnya adalah menerapkan dasar – dasar metode statistik untuk meningkatkan kinerja perusahaanya. Dari dua perbedaan diatas, penulis mencoba mencocokan dengan kondisi perusahaan tempat penelitian berlangsung. Perusahaan ini umumnya memasarkan langsung hasil produknya kepasaran, dan perusahaan sejenis yang ada di Indonesia relatif banyak. Jika dilihat dari tujuan MBNQA yang lebih mengutamakan sharing, perusahaan justru lebih tertutup dalam menjalankan proses produksinya. Sebenarnya untuk semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik itu manufaktur atau jasa cenderung menutup diri, hal ini bisa dikarenakan satu alasan yang klasik yakni takut ditiru. Ketakutan tersebut sangat beralasan untuk perusahaan yang ada di Negara berkembang (Indonesia khususnya), karena dengan teknologi yang pas – pasan akan sulit bersaing dengan perusahaan yang lebih maju. Untuk itulah penulis lebih memilih tujuan Deming Prize yaitu meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara menjalankan kualitas secara kontinyu.
  • 70. 53 2.4.2 The Deming Prize dan ISO 9000 DEMING PRIZE ISO 9000 Tujuan Fokus Untuk Waktu sharing Informasi Penerimaan Penilaian Penghargaan diberikan kepada perusahaan yang secara kontinyu menjalankan pengawasan kualitas. Metode statistik. Individu, perusahaan dan bagianya / perusahaan berskala kecil. 2-5 tahun, persiapan bersama JUSE. Penyebaran informasi sukarela dan minimal. Siapa saja yang memenuhi kriteria bagi yang belum memenuhi dilakukan perpanjangan 2 x dalam masa 3 tahun. Ujian / peninjauan dilakukan oleh para senior yang dipilih angota JUSE. Menjamin pembeli akan produk yang dibelinya. Kesesuaian dalam praktek. Perusahaan, divisi dan fasilitas diseluruh dunia. 6-12 bulan, tergantung dari kapan mulainya. Tidak punya kewajiban untuk menyebarkan informasi kepada yang lain. Prusahaan dilibatkan dalam perdagangan internasional untuk dapat diakui sebagai anggota EC (European kommite). Menilai kualitas secara manual seperti dokumen kerja, audit tempat apakh ada kesesuaian kualitas / tidak. Tabel 2.11 Perbandingan Deming Prize dengan ISO 9000 Dari perbandingan diatas perbedaannya paling mencolok diantara keduanya adalah pada point penerimaan dan penilaian. Pada Deming, penerimaan bisa siapa saja, apakah individu, organisasi sedangkan pada ISO 9000 hanya pada
  • 71. 54 perusahaan saja yang diakuin keberadaannya oleh dunia internasional. Dari point ini, keikutsertaan perusahaan dalam ISO 9000 cenderung bersifat adanya keterpaksaaan agar perusahaan bisa diakuin oleh dunia internasional, dengan begitu produk yang ditawarkan memiliki nilai jual yang tinggi (profit oriented). Sedangkan pada Deming Prize cenderung bersifat sukarela, tidak adanya paksaan yang bersifat profit oriented (pada dasarnya model Deming tidak menganut profit oriented). Jadi perusahaan maupun individu yang ingin mengajukan Deming Prize, disebabkan karena meraka ingin mengetahui kinerja mereka sampai dimana dan penghargaaan ini bisa menjadi prestisius sendiri. Pada point penilaian, untuk Deming Prize dilakukan oleh beberapa anggota senior JUSE dengan cara meninjau langsung kinerja perusahaan. Memberi lembar kuisioneer dan dilakuakan secara bertahap. Sedangkan pada ISO 9000, penilaian dilakuakan atas dasar Dokumen yang ada diperusahaan, jadi penilaian berdasarkan atas data / dokumen perusahaan bukan tinjauan langsung bagaimana keadaan perusahaan yang sebenarnya. Dari penelitaian dilakuan sekali, apabila sesuai langsung mendapatkan sertifikat ISO 9000. Berikut konsep dasar pada Deming Prize yang tidak terdapat pada ISO 9000 1. Proaktif dalam perbaikan terus – menerus. 2. Keterlibatan semua pihak (mulai pimpinan – karyawan) dalam usaha peningkatan kualitas. 3. Proses perencanaan bisnis yang matang 4. Komunikasi, kerja tim, serta tidak adanya perbedaan antar karyawan dan top manajemen.
  • 72. 55 5. Adanya factor tidak puas akan kualitas yang ada sekarang. Konsep dasar pada ISO 9000 yang tidak terdapat pada Deming Prize 1. Pengendalian dokumen. 2. Identifikasi produck. 3. Waktu kerja, kerja standar 4. Penerimaan, inspeksi akhir dan ujian persyaratan. 5. Pengendalian pada bahan baku yang tidak sesuai. Pada dasarnya system penilaian pada ISO 9000 lebih banyak pada evaluasi kualitas manual dan dokumen kerja dari organisasi. Audit untuk mengetahui sampai berapa kesesuaiannya standar operasi dan prosedur (SOP) kerja, dan kelengkapan system dokumentasi sistem kualitasnya. Oleh karena itu regristasi pada ISO 9000 tidak berpatokan pada results – oriented ataupun suatu proses perbaiakan. Yang dipentingkan adalah mencegah terjadinya ketidak sesuaian pada seluruh tahap, mulai dari proses sampai dengan kemasan yang diberikan. Dari uraian diatas sebenarnya model ISO 9000 pun bisa diterapakan pada penelitian ini, namun penerapan lebih kepada ”kesesuaian” dengan standar dan “dokumentasi”, bukan pada perbaikan dan kekutan internal perusahaan seperti yang diinginkan untuk ditunjukan pada penelitian ini, maka penulis bersama dengan pihak manajemen PT. ETHICA INDUSTRI FARMASI menganggap bahwa untuk perencanaan strategi kedepan yang diutamakan adalah analisa penilaian,khususnya kinerja internal dan penilaian ini membutuhkan system penilaian dengan point – point yang jelas dan bukan terpaku pada regrestasi oleh karena itu maka dipilih model The Deming Prize sebagai model dasar penelitian tugas akhir.
  • 73. 56 2.5 Uji Validitas dan Realibilitas 2.5.1 Uji Validitas Validitas berasal dari kata validitas yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (test) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas yang sangat tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dikenakannya tersebut. Suatu test yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai test yang memiliki validitas rendah. Sisi lain yang sangat penting dalam konsep validitas adalah kecermatan pengukuran (metode penelitian :33)b suatu test yang validitasnya tinggi tidak saja akan menjalankan fungsi ukurnya dengan tetap, akan tetapi juga dengan kecermatan tinggi. Pengertian validitas sangat erat berkaitan dengan tujuan pengukuran. Oleh karena itu tidak ada validitas yang berlaku secara umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu test hanya menghasilkan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang valid guna pengambilan keputusan dept saja tidak valid sama sekali guna pengambilan keputusan lain, bagi kelompok lain. Bagaimana realibilitas maka estimasi validitas suatu pengukuran pada umum nya dinyatakan secar empiris oleh suatu koevisien yang disebut koevisien validitas. Tdak seperti estimasi realibilitas yang dinyatakan oleh korelasi antara score dari dua test yang paralel, koevisien validitas dinyatakan oleh korelasi antara distribusi score
  • 74. 57 test yang bersangkutan dengan distribusi score suatu kriteria. kriteria ini dapat berupa score test lain yang mempunyai fungsi ukur sama, dan dapat pula berupa ukuran – ukuran lain yang relevan. Bila score test diberi symbol X dan score kriteria mempunyai symbol Y, maka koevisien korelasi antara test dan kriteria itu merupakan kovisien validitas yaitu � . Koviesien validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga yang positive. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1 berarti suatu test semakin valid hasil ukurnya, namun pada kenyataannya koevisien validitas tidak akan pernah mencapai angka 1. Bahkan memperoleh koevisien validitas yang tinggi adalah lebih sulit dari pada memperoleh koevisien realibilitas yang tinggi. Estimasi validitas pada dasrnya menggunakan analisis korelasional. Namun tidak semua pendekatan validitas memerlukan analisis statistika. Tipe validitas yang berbeda menghendaki cara analisi yang berbeda pula. Umumnya, tipe validitas terbagi atas validitas isi (content), validitas konstruck (construct), validitas berdasar kriteria (criterion realated). 1. Validitas isi Validitas isi menunjukkan sejauh mana item – item dalam test mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh test itu. Pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti test itu harus komprehensif, akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan – batasan tujuan pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisa statiska, tetapi menggunakan analisis operasional. Salah satu cara yang paling praktis untuk
  • 75. 58 melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat apakah item – item dalam test telah ditulis sesuai dengan blue printnya. 2. Validitas konstruk Validitas konstruck adalah validitas yang menunjukan sejauh mana suatu test trait atau konstruksi teoritis aspek yang hendak diukurnya. Untuk pengujian validitas konstruck diperlukan analisis statistika yang kompleks seperti prosedur analisa faktor. Salah satu prosedur pengujian validitas konstruck yang lebih sederhana adalah dengan melalui pendekatan multi trait, multi method. Pendekatan ini akan menguji serentak dua atau lebih trait yang diukur oleh dua atau lebih metode. Dari prosedur ini akan diperoleh adanya bukti validitas diskriminan dan validitas konvergen. Validitas diskriminan deperlihatkan oleh rendahnya korelasi antara skala atau test yang mengukur trait yang berbeda terutama bila digunakan metode yang sama, sedangkan validitas kovergen ditunjukkan oleh tingginya korelasi test – test yang mengukur trait yang sama dengan menggunakan metode yang berbeda. 3. Validitas berdasarkan criteria Dalam pengujian validitas berdasar criteria, bukti adanya validitas suatu test diperlihatkan oleh hubungannya dengan suatu criteria. Untuk melihat hubungan termasuk dilakukan analisis korelasional. Apabila suatu test disusun untuk memprediksikan performansi dimasa yang akan datan, maka guna melihat validitasnya perlu dilakukan analisis korelasional antara skor test tersebut dengan skor performansi. Skor performansi sebagai criteria tentu baru akan diperoleh
  • 76. 59 setelah tenggangan waktu tertentu. Prosedur inilah yang menghasilkan koefisien validitasnya prediktif. 2.5.2 Realibilitas Relibilitas yang diterjemahkan dari kata reliability, mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas disebut sebagai reliable. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterdalam, konsistensi, kestabilan dan sebagainya namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya hasil ukur adalah yang sama diperoleh hasil yang relative sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Pengertian relative menunjukan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan – perbedaan kecil diantara hasil pengukuran. Bila perbedaan itu besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya atau tidak reliable. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Pada awalnya, tinggi rendahnya reliabilitas dicerminkan oleh tinggi rendahnya korelasi antara dua distribusi skor dari dua test yang pararel yang dikenakan pada sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisien korelasi antara dua test yang parallel itu berarti kosistensi antara keduanya semakin baik dan kedua test itu disebut sebagai test yang reliabel. Sebaiknya apabila korelasi antara dua test yang parallel ternyata tidak tinggi, maka disimpulkan bahwa reliabilitas test yang bersangkutan adalah rendah. Koefisien korelasi antara dua variabel dilambangkan oleh huruf r. apabila skor pada test pertama diberi
  • 77. 60 lambang X dan skor pada test paralelnya diberi lambang Y, maka koefisien korelasi antara keduanya diberi lambang � . Simbolinlah yang kemudian diadopsi sebagai symbol koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0 – 1 akan tetapi pada kenyataanya koefisien sebesar 1 tidak pernah dijumpai . Disamping itu, walaupun koefisien korelasi dapat saja bertanda positif (+) ataupun negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas koefisien yang besarnya kurang dari 0 tidak ada artinya karena interprestasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien positif. Jangankan koefisien yang bertanda negate, koefisien reliabilitas yang positif tetapi mendekati harga nol pun tidak ada artinya dalam interprestasi reliabilitas. Koefisien reliabilitas sebesar � = 1 berarti adanya kosistensi yang sempurna pada alat ukur yang bersangkutan. Kosistensi seperti itu tidak dapat diharapkan akan terjadi pada pengukuran aspek – aspek psikologis, dikarenakan manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Dalam perkembangan berikutnya, telah dirumuskan pula berbagai cara pendekatan dan formulasi hitung guna mengestimasikan reliabilitas. Selain teknik – teknik korelasi, berkembang pula teknik analisis varians skor dan analisis varians error. Namun demikian, untuk melambangkan koefisien reliabilitas sebaiknya tetap digunakan symbol � . konvensi ini merupakan cara mudah untuk menghindari keracunan pengertian dan hendaknya mengingatkan kita bahwa walaupun huruf r tetap dipakai lambang koefisien reliabilitas akan tetapi tidak selalu berarti korelasional. Estimasi reliabilitas dapat dilakukan melalui salah satu pendekatan umum, yaitu pendekatan test ulang, test sejajar, dan konsistensi internal.
  • 78. 61 a) Pendekatan test ulang Pendekatan ini menunjukan konsistensi pengukuran dari waktu ke waktu dan menghasilkan koefisien reliabilitas yang sering disebut sebagai koefisien stabilitas. Prinsip estimasinya adalah dengan mengenakan suatu instrument pengukur dua kali dengan tenggang waktu tertentu, terhadap sekelompok subjek yang sama. Komputasi korelasi antara distribusi skor dari kedua pengenaan tersebut menghasilkan estimasi reliabilitas instrument yang bersangkutan. Kelemahan pendekatan test ulang adalah kurang praktisnya pengenaan test dua kali. Dan besarnya kemungkinan terjadi efek bawaan dari satu pengenaan yang kedua. b) Pendekatan test sejajar Pendekatan test sejajar hanya dapat dilakukan apabila tersedia dua bentuk instrument pengukur yang dianggap memenuhi asumsi pararel. Salah satu indicator terpenuhinya asumsi parallel adalah setaranya korelasi antara skor, kedua instrument tersebut dengan skor ukuran lain. Tentu saja, untuk dapat paralel kedua bentuk instrument harus disusun untuk mengukur objek psikologis yang sama, berdasarkan blue print yang sama serta spesifikasi yang sama pula. Estimasi reliabilitasi dengan pendekatan bentuk sejajar dilakukan setelah kedua instrument dikenakan berturut – turut pada sekelompok objek. Komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor dari pengenaan kedua instrument itu menghasilkan koefisien reliabilitas yang berlaku bagi keduanya. Kelemahan utama pendekatan ini adalah sulitnya menyusun dua test yang memenuhi persyaratan paralel atau sejajar, disamping pendekatan ini juga tidak menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadinya efek bawaan.
  • 79. 62 c) Pendekatan konsistensi internal Estimasi reliabilitas dengan pendekatan konsistensi internal didasarkan pada data dari sekali pengenaan satu bentuk alat ukur pada sekelompok subjek. Komputasi koefisien reliabilitasnya dilakukan setelah keseluruhan instrument dibelah menjadi dua, tiga, empat bagian bahkan menjadi sebanyak jumlah item – itemnya. Bentuk dan sifat alat ukur serta banyaknya belahan yang akan dibuat menentukan teknik perhitungan koefisien reliabilitasnya. Diantara perhitungan teknik – teknik perhitungan reliabilitas konsistensi internal adalah penggunaan formula spearmen – brown, formula rulon, formula alpha, formula kuder – Richardson, formula kristof, formula analisis varians, dan sebagainya a. Varians adalah kuadrat dari standart deviasi (varians = � ) [sudjana:93] b. Sum adalah jumlah total dari seluruh data. Sum =∑ xi�= c. Mean adalah nilai rata – rata dari data (jumlah data dibagi banyaknya data).[Sudjana:67] Mean = �� � = ∑ �� �= � , Dimana N = banyaknya data. d. Median adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan.[sudjana:78] Jika ganjil, maka median = data ke �+ Jika genap, maka median = data ke � + �+ Dimana N = banyaknya data.
  • 80. 63 e. Standard deviation adalah selisih rata – rata antara satu data dengan data yang lain, S = √∑ + �− � �− [sudjana:93] Dimana Xi = data ke i (I = 1,2,3,…n) = rata – rata N = banyaknya data 2.6 Histogram Kata histogram berasal dari bahasa Yunani: histos, dan gramma. Pada bidang statistik, pengertian histogram adalah tampilan grafis dari tabulasi frekuensi yang digambarkan dengan grafis batangan sebagai manifestasi data binning. Tiap tampilan batang menunjukkan proporsi frekuensi pada masing-masing deret kategori yang berdampingan dengan interval yang tidak tumpang tindih. Dalam konteks manajemen kualitas, histogram adalah perangkat grafis yang menunjukkan distribusi, sebaran, dan bentuk pola data dari proses. Jika data yang terkumpul menunjukkan bahwa proses tersebut stabil dan dapat diprediksi, kemudian histogram dapat pula digunakan untuk menunjukkan kemampuan batasan proses. Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama,
  • 81. 64 tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang telah ditetapkan. Berikut diberikan satu contoh histogram. Gambar 2.5 Histogram Histogram pertama kali digunakan oleh Karl Pearson pada tahun 1895 untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori dan merupakan salah satu dari seven basic tools of quality control. Aplikasi histogram diagram sangat tepat digunakan pada saat kita : 1) ingin menetapkan apakah proses berjalan dengan stabil atau tidak 2) ingin mendapatkan informasi tentang performance sekarang atau variasi proses. 3) ingin menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan.
  • 82. 65 4) ingin mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses. Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal sebagai berikut: Merupakan penyajian data frekuensi yang diubah menjadi diagram batang. Dalam histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap-tiap kelas. Histogram juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan histogram dapat menunjukkan hubungan dengan spesifikasi proses dan angka- angka nominal, misalnya rata-rata. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang menyatakan fekuensi absolute atau frekuensi relatif. Histogram menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi terbesar sampai dengan yang terkecil. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidaktepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan produk baru, penggunaan alat atau
  • 83. 66 teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain sebagainya. 2.7 Populasi, Sampel dan Sampling 2.7.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi (baca: penyamarataan) yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 90). Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu. 2.7.2 Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 91). Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus betu-betul representative (mewakili).
  • 84. 67 2.7.3 Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling (Sugiyono,2011). A. Probability Sampling Probability sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini antara lain sebagai berikut: 1. Simple random sampling Dikatakan simple (sederhana) karean pengmbilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. 2. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota /unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional 3. Disproportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proposional. 4. Cluster sampling (Area sampling)