SlideShare a Scribd company logo
DAFTAR ISI 
1 SISTEM BILANGAN REAL 1 
1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 
1.2 Sifat Urutan Bilangan Real . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 
1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real . . . . . . . . . . . . 11 
1.4 Supremum dan Infimum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 
1.5 Kepadatan bilangan rasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 
i
BAB 1 
SISTEM BILANGAN REAL 
Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah. 
Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita 
belum tahu apa-apa tentang bilangan real. Kita akan mempelajari bagaimana 
sistem bilangan real itu dibangun. 
Pertama-tama kita hanya diberikan suatu himpunan bilangan tetapi belum 
tahu anggotanya seperti apa, belum aturan yang berlaku di dalamnya. Kemu-dian 
kepada himpunan ini diberikan dua operasi binair, penjumlahan dan pen-gurangan. 
Dengan dua operasi ini dibuat beberapa aksioma. Dua aksioma pent-ing 
adalah keujudan elemen 0 dan elemen 1. Inilah anggota bilangan real per-tama 
yang kita ketahui. Selanjutnya dengan aksioma-aksioma ini didefinisikan 
anggota-anggota lainnya, seperti bilangan positif, bilangan negatif, bilangan bu-lat, 
bilangan rasional dan bilangan irrasional. Juga didefinisikan sifat-sifat yang 
mengatur hubungan antar anggota, seperti sifat urutan, sifat jarak, sifat kelengka-pan 
dan sifat kepadatan. 
1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real 
Bilangan real dipandang sebagai suatu himpunan, seterusnya dilambangkan den-gan 
R. Selanjutnya, didefisikan dua operasi binair โ€™+โ€™ dan โ€™ยขโ€™ masing-masing 
disebut operasi penjumlahan dan operasi perkalian. Kedua operasi binair ini 
diterapkan pada R dan memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: 
(A1) a+b = b+a untuk setiap a; b 2 R, yaitu komutatif terhadap penjumlahan. 
(A2) (a + b) + c = a + (b + a) untuk setiap a; b; c 2 R, yaitu asosiatif terhadap 
penjumlahan. 
(A3) Terdapat elemen 0 2 R sehingga a + 0 = 0 + a = a untuk setiap a 2 R. 
Elemen 0 ini disebut elemen nol. 
(A4) Untuk setiap a 2 R selalu terdapat (ยกa) 2 R sehingga a+(ยกa) = (ยกa)+a = 
0. Elemen (ยกa) ini disebut negatif dari a. 
1
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 2 
(M1) a ยข b = b ยข a untuk setiap a; b 2 R, yaitu komutatif terhadap perkalian. 
(M2) (a ยข b) ยข c = a ยข (b ยข a) untuk setiap a; b; c 2 R, yaitu asosiatif terhadap 
perkalian. 
(M3) Terdapat elemen 1 2 R sehingga a ยข 1 = 1 ยข a = a untuk setiap a 2 R. 
Elemen 1 ini disebut elemen satuan. 
(M4) Untuk setiap a 2 R, a6= 0 selalu terdapat (1=a) 2 R sehingga a ยข (1=a) = 
(1=a) ยข a = 1. Elemen (1=a) ini disebut kebalikan dari a. 
(D) a ยข (b + c) = (a ยข b) + (a ยข c) dan (b + c) ยข a = (b ยข a) + (c ยข a) untuk setiap 
a; b; c 2 R. Sifat ini disebut distributif perkalian terhadap penjumlahan. 
Diperhatikan bahwa ada 4 sifat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan yaitu 
A1, A2, A3 dan A4 (notasi A untuk Adisi, atau penjumlahan), 4 sifat yang berkai-tan 
dengan perkalian yaitu M1, M2, M3 dan M4 (M untuk Multiplikasi, atau 
perkalian) dan 1 sifat yang mencakup keduanya yaitu D (D untuk Distributif). 
Kesembilan sifat ini disebut sifat aljabar atau aksioma bilangan real. 
Sampai saat ini belum didefinisikan bilangan negatif dan operasi pengurangan. 
Notasi (ยกa) dianggap satu elemen didalam R. Begitu juga elemen kebalikan 
(1=a) dianggap satu elemen dan operasi pembagian belum didefinisikan. 
Berikut diberikan beberapa teorema sederhana yang diturunkan langsung dari 
sifat-sifat aljabar ini. 
Teorema 1.1.1. Jika a bilangan real sebarang maka persamaan a+x = b mem-punyai 
penyelesaian tunggal, yaitu x = (ยกa) + b. 
Bukti: 
a + x = b [diketahui] 
) (ยกa) + (a + x) = (ยกa) + b 
) ((ยกa) + a) + x = (ยกa) + b [menggunakan A2] 
) 0 + x = (ยกa) + b [menggunakan A4] 
) x = (ยกa) + b [menggunakan A3] 
Latihan 1.1.1. Buktikan jika a bilangan real tidak nol maka persamaan aยขx = b 
mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu x = (1=b). 
Teorema 1.1.2. Bila a suatu elemen pada R maka 
(i) a ยข 0 = 0 
(ii) (ยก1) ยข a = ยกa.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 3 
Bukti: (i): Berdasarkan (M3) kita mempunyai a ยข 1 = a. Selanjutnya kedua 
ruas ini ditambahkan a ยข a, diperoleh : 
a + a ยข 0 = a ยข 1 + a ยข 0 
= a ยข (1 + 0) [menggunakan D] 
= a ยข 1 [menggunakan A3] 
= a [menggunakan M3] 
Selanjutnya dengan menggunakan Teorema (1.1.1)dengan menganggap x sebagai 
a ยข 0 diperoleh 
a ยข 0 = (ยกa) + a = 0: 
(ii): Dari (M3) kita mempunyai a = 1 ยข a. Tambahkan pada kedua ruas dengan 
(ยก1) ยข a, diperoleh 
a + (ยก1) ยข a = 1 ยข a + (ยก1) ยข a 
= (1 + (ยก1)) ยข a [menggunakan D] 
= 0 ยข a [menggunakan A4] 
= 0 [menggunakan bagian i, setelah menerapkan (A1)] 
Selanjutnya dengan menggunakan Teorema (1.1.1) dan menganggap x sebagai 
(ยก1) ยข a, kemudian menggunakan (A3) diperoleh 
(ยก1) ยข a = (ยกa) + 0 = ยกa: 
Latihan 1.1.2. Bila a suatu elemen pada R, buktikan 
i) ยก(ยกa) = a 
ii) (ยก1) ยข (ยก1) = 1: 
Teorema 1.1.3. Misalkan a; b; c elemen pada R. 
(i) Jika a6= 0 maka 1=a6= 0 dan 1=(1=a) = a. 
(ii) Jika a ยข b = a ยข c dan a6= 0 maka b = c. 
Bukti. (i): Karena a6= 0 maka menurut (M4) selalu ada 1=a 2 R. Andaikan 
1=a = 0 maka diperoleh 
1 = a ยข (1=a) = a ยข 0 = 0:
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 4 
Hasil ini berlawanan atau kontradiksi dengan (M3). Jadi pengandaian ini salah, 
dan haruslah 1=a6= 0. Selanjutnya karena 1=a6= 0 dan karena (1=a) ยข a = 1 
maka dengan Teorema (1.1.1) dengan memandang a sebagai x maka diperoleh 
a = 1=(1=a). 
(ii): Kedua ruas pada a ยข b = a ยข c dikalikan dengan (1=a) disertai dengan meng-gunakan 
(M2), diperoleh 
((1=a) ยข a) ยข b = ((1=a) ยข a) ยข c 
, 1 ยข b = 1 ยข c [menggunakan M4] 
, b = c [menggunakan M3] 
Latihan 1.1.3. Buktikan bahwa jika a ยข b = 0 maka a = 0 atau b = 0. 
Operasi lainnya pada R 
Sejauh ini hanya ada dua operasi pada bilangan real. Melalui dua operasi ini 
diturunkan bebedapa operasi lainnya yang didefinisikan sebagai berikut : 
1. Operasi pengurangan. Bila a; b 2 R maka notasi aยกb dibaca a dikurang 
dengan b dan didefinisikan oleh 
a ยก b := a + (ยกb): 
2. Operasi pembagian. Bila a; b 2 R, b6= 0 maka notasi a=b atau a 
b dibaca 
a dibagi dengan b dan didefinisikan oleh 
a=b := a ยข (1=b): 
3. Operasi pangkat. Bila a 2 R maka notasi a2 dibaca a dipangkatkan den-gan 
dua atau a kuadarat dan didefinisikan sebagai a2 := aยขa. Secara umum 
untuk n bilangan asli, an adalah a dipangkatkan dengan n didefinisikan oleh 
an := |a ยข a ยข a{zยข ยข ยข ยข ยข a} 
sebanyak n faktor 
: 
Untuk a6= 0, notasi aยก1 dimaksudkan untuk 1=a dan notasi aยกn untuk 
(1=a)n.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 5 
Beberapa himpunan bagian penting pada R 
1. Bilangan asli. Himpunan bilangan asli dilambangkan dengan N dipandang 
sebagai himpunan bagian R dan n 2 N didefinisikan sebagai 
n := 1| + 1 + 1{z+ ยข ยข ยข + 1} 
sebanyak n suku 
: 
2. Bilangan bulat. Himpunan bilangan bulat dilambangkan dengan Z dan 
keanggotannya dapat didefinsikan sebagai berikut : 
Z := fยกn : n 2 Ng [ N [ f0g 
dengan ยกn := (|ยก1) + (ยก1) + ({ยกz 1) + ยข ยข ยข + (ยก1}) 
sebanyak n suku 
. 
3. Bilangan rasional dan irrasional. Himpunan bilangan rasional dilam-bangkan 
dengan Q adalah elemen bilangan real yang dapat ditulis dalam 
bentuk pecahan. Jadi, 
Q := 
ยฝ 
b 
a 
: a; b 2 Z; a6= 0 
ยพ 
: 
Bilangan real yang tidak dapat disajikan sebagai pecahan disebut bilan-gan 
irrasional dan himpunan bilangan irrasional ini biasa dilambangkan 
dengan R n Q. 
Notasi โ€:=โ€ berarti โ€didefinisikan olehโ€ (defined by). Penggunaan notasi ini 
lebih tepat daripada menggunakan โ€=โ€ karena tanda sama dengan seharusnya 
digunakan untuk menyatakan kesamaan kedua ruas. 
Teorema 1.1.4. Tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 2. 
Bukti. Andai ada bilangan rasional yang kuadratnya sama dengan dua. Untuk 
itu dapat ditulis r = m 
n dengan m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan 
selain 1. Diperoleh 
r2 = 
m2 
n2 = 2 ) m2 = 2n2; 
berarti m2 bilangan genap. Karena itu m juga genap (lihat latihan berikut!). 
Karena m genap maka dapat ditulis m = 2p. Substitusi m ini ke kesamaan 
sebelumnya, diperoleh 
(2p)2 = 2n2 ) 4p2 = 2n2 ) n2 = 2p2: 
Ini berarti n2 bilangan genap, akibatnya n juga bilangan genap. Berangkat dari 
pengandaian tadi diperoleh dua pernyataan berikut
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 6 
a. m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1, berarti m dan n 
tidak mungkin keduanya genap. 
b. m dan n bilangan genap. 
Kedua pernyataan ini bertentangan (kontradiksi), sehingga pengandaian harus 
diingkari. Kesimpulannya Teorema terbukti. 
Latihan 1.1.4. Buktkan bila m2 genap maka m juga genap. 
Contoh 1.1.1. Pada contoh ini dibuktikan bahwa jika z 2 R bilangan irrasioanl 
dan r6= 0 bilangan rasional maka r + z dan rz bilangan irrasional. Dibutkikan 
dengan kontradiksi. Andai r + z rasional, maka dapat ditulis 
r + z = 
m 
n 
dan r = 
p 
q 
; m; n; p; q 2 Z; n; q6= 0: 
Dari sini diperoleh 
z = 
m 
n 
ยก 
p 
q 
= 
mq ยก np 
nq 
; 
yaitu z rasional, sebab mqยกnp; nq 2 Z; nq6= 0. Kontradiksi dengan z irrasioanl. 
Jadi pengandaian r + z rasional salah, dan haruslah r + z irrasional. Dengan 
argumen yang sama dapat dibuktikan sisanya. 
Latihan 1.1.5. Buktikan bahwa jika x; y keduanya rasional maka x + y dan xy 
rasional. 
1.2 Sifat Urutan Bilangan Real 
Urutan pada bilangan real merujuk pada hubungan ketidaksamaan antara dua 
bilangan real. Sebelum didefinisikan urutan terlebih dulu didefinisikan bilangan 
positif. 
Definisi 1.2.1 (Bilangan Positif ). Pada R terdapat himpunan bagian takkosong 
P dengan sifat-sifat berikut : 
1. Jika a; b 2 P maka a + b 2 P. 
2. Jika a; b 2 P maka a ยข b 2 P. 
Himpunan P ini selanjutnya disebut himpunan bilangan positif. 
Definisi 1.2.2 (Sifat Trikotomi). Bila a 2 R maka tepat satu pernyataan 
berikut dipenuhi, yaitu 
a 2 P; a = 0; ยกa 2 P:
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 7 
Selanjutnya himpunan bilangan negatif didefinisikan sebagai himpunan 
fยกa : a 2 Pg : 
Jadi himpunan bilangan real terbagi atas tiga himpunan saling asing yaitu bilan-gan 
positif, bilangan negatif dan nol. 
Definisi 1.2.3 (Urutan). Berikut ini definisi ketidaksamaan antara elemen-elemen 
pada R : 
1. Bilangan a 2 P disebut bilangan positif dan ditulis a > 0. Notasi a ยธ 0 
berarti a 2 P [ f0g, dan a disebut bilangan taknegatif. 
2. Bilangan a 2 P sehinggaยกa 2 P disebut bilangan negatif, ditulis a < 0. 
Notasi a ยท 0 berarti ยกa 2 P [ f0g, dan a disebut bilangan takpositif. 
3. Bilangan real a dikatakan lebih besar dari b, ditulis a > b jika a ยก b 2 P 
Notasi a < b < b dimaksudkan berlaku keduanya a < b dan b < c. Bila a ยท b dan 
b < c, maka ditulis a ยท b < c. 
Teorema 1.2.1. Misalkan a; b; c tiga bilangan real. 
(i) Jika a > b dan b > c maka a > c. 
(ii) Tepat satu pernyataan berikut memenuhi : a > b, a = b, a < b. 
Bukti. (i): Karena a > b dan b > c maka berdasarkan definisi berlaku aยกb 2 P, 
dan b ยก c 2 P. Berdasarkan Definisi (1.2.1) diperoleh 
a ยก c = (a ยก b) + (b ยก c) 2 P; yakni a > c: 
(ii): Terapkan sifat trikotomi pada a ยก b. 
Teorema 1.2.2. Misalkan a; b; c; d bilangan-bilangan real. 
(i) Jika a > b maka a + c > b + c. 
(ii) Jika a > b, c > d maka a + c > b + d. 
(iii) Jika a > b dan c > 0 maka ca > cb. 
Bukti. (i): Karena diketahui aยกb 2 P maka (a+c)ยก(b+c) = aยกb 2 P, yaitu 
a + c > b + c. 
(ii): Karena diketahui a ยก b 2 P dan c ยก d 2 P maka (a + c) ยก (b + d) = 
(a ยก b) + (c ยก d) 2 P, yaitu a + c > b + d. 
(iii): Karena diketahui a ยก b 2 P, c 2 P maka (a ยก b)c = ac ยก bc 2 P, yaitu 
ac > bc.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 8 
Latihan 1.2.1. Jika a > b dan c < 0, buktikan ac < bc. 
Teorema 1.2.3. Jika a dan b bilangan real dengan a < b maka a < 1 
2 (a+b) < b. 
Bukti. Karena a < b maka 2a = a + a < a + b. Dengan argumen yang sama 
diperoleh juga a + b < b + b = 2b. Dengan menggabungkan kedua hasil ini, 
diperoleh 
2a < a + b < 2b () a < 
a + b 
2 
< b: 
Latihan 1.2.2. Buktikan bahwa jika a > 0 maka 0 < 1 
2a < a. 
Teorema berikut menjamin bahwa suatu bilangan taknegatif yang kurang 
dari bilangan positif apapun adalah nol. 
Teorema 1.2.4. Bila a 2 R dengan 0 ยท a < ยฒ untuk setiap " > 0 maka a = 0. 
Bukti. Andaikan a > 0. Berdasarkan Latihan sebelumnya, berlaku 0 < 1 
2a < a. 
Sekarang ambil "0 := 1 
2a > 0, sehingga berlaku 0 < "0 < a. Hasil ini kontradiksi 
dengan hipotesis bahwa 0 ยท a < ยฒ untuk setiap " > 0. Jadi pengandai salah, dan 
haruslah a = 0. 
Latihan 1.2.3. Bila a; b bilangan real dengan a < b+" untuk setiap " > 0 maka 
a ยท b. 
Dari definisi bilangan positif bahwa perkalian dua bilangan positif akan 
menghasilkan bilangan positif. Tetapi sebaliknya, bila hasil kali dua bilangan 
real adalah positif belum tentu kedua bilangan real tadi positif. 
Teorema 1.2.5. Jika ab > 0 maka berlaku salah satu dari dua kemungkinan 
berikut: 
a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0: 
Bukti. Karena ab > 0 maka a6= 0 dan b6= 0, sebab jika salah satu diantara a 
atau b bernilai nol maka ab = 0. Karena sifat trikotomi sekarang kemungkinnya 
a > 0 atau a < 0. Untuk a > 0 maka 1=a > 0 dan 
b = 1 ยข b = ((1=a)a) b = (|1{=za}) 
>0 
|(a{zb}) 
>0 
> 0: 
Dengan argumen yang sama, dapat dibuktikan untuk kasus a < 0. 
Latihan 1.2.4. Buktikan bahwa jika ab < 0 maka berlaku salah satu dari dua 
kemungkinan berikut: 
a > 0 dan b < 0 atau a < 0 dan b > 0: 
Kedua hasil yang baru saja diberikan mengatakan bahwa jika hasil kali dua 
bilangan positif maka kedua bilangan itu bertanda sama. Sebaliknya, jika hasil 
kali kedua bilangan negatif maka kedua bilangan itu berlainan tanda.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 9 
Beberapa ketidaksamaan penting 
Teorema 1.2.6. Misalkan a ยธ 0 dan b ยธ 0. Maka pernyataan-pernyataan berikut 
equivalen : 
(i) a < b 
(ii) a2 < b2 
p 
p 
(iii) 
a < 
b 
Bukti. Untuk a = 0 diperoleh pernyataan 
b > 0 () b2 > 0 () 
p 
b > 0: 
Fakta ini mudah dibuktikan sendiri. Sekarang diasumsikan a > 0 dan b > 0, 
yaitu a + b > 0. 
(i) ) (ii): Diketahui a < b, atau a ยก b < 0. Jadi diperoleh 
a2 ยก b2 = (|a{ยกz b}) 
<0 
(|a{+z b}) 
>0 
< 0 
(ii))(i): Diketahui a2ยกb2 = (|a{ยกz b}) 
<0 
(|a{+z b}) 
>0 
< 0. Karena diketahui pula a+b > 0 
maka haruslah a ยก b < 0, atau a < b. 
(i) , (iii): Sebelumnya sudah dibuktikan bahwa jika x; y > 0 maka 
x < y () x2 < y2: 
Pada bagian ini diambil x = 
p 
a dan y = 
p 
b sehingga x; y > 0. Karena a = ( 
p 
a)2 
dan b = 
p 
b)2 maka diperoleh 
p 
a < 
p 
b () ( 
p 
a)2 = a < b = ( 
p 
b)2: 
Jadi lengkaplah bukti ini karena telah ditunjukkan berlakunya equivalensi 
(iii) () (i) () (ii). 
Teorema 1.2.7 (Rata-rata Aritmatika-Geometri (RAG). Bila a dan b bi-langan 
positif maka berlaku 
p 
ab ยท 
1 
2 
(a + b) (RAG) 
Bukti. Bila a = b maka relasi pada (RAG) menjadi kesamaan (lihat p 
latihan di 
bawah). Sekarang diasumsikan a6= b. Karena a > 0 dan b > 0 maka 
p a > 0 dan 
b > 0. Diperhatikan bahwa 
06= a ยก b = ( 
p 
a ยก 
p 
b) ( 
p 
a + 
p 
| {z b}) 
>0 
: 
Jadi ( 
p 
a ยก 
p 
b)6= 0, dan selanjutnya dikuadratkan diperoleh 
p 
a ยก 
0 < ( 
p 
b)2 = a ยก 2 
p 
ab + b () 
p 
ab > 
1 
2 
(a + b):
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 10 
Latihan 1.2.5. Buktikan bahwa bila a = b maka relasi pada (RAG) menjadi 
kesamaan. 
Rata-rata aritmatika (RA) dari dua bilangan real a dan b adalah a+b 
2 , sedan-gkan 
rata-rata geometri (RG) dari a dan b adalah 
p 
ab. Biasanya dalam kehidu-pan 
sehari-hari, rata-rata aritmatika lebih sering digunakan daripada rata-rata 
geometri. Secara umum dua macam rata-rata ini didefinisikan sebagai berikut : 
Misalkan diketahui bilangan real (data) a1; a2; ยข ยข ยข ; an maka 
RA = 
1 
n 
Xn 
k=1 
ak; RG = 
รƒ 
Yn 
k=1 
ak 
!1=n 
dengan notasi 
P 
untuk penjumlahan dan 
Q 
untuk perkalian suku-suku. Masih 
tetap berlaku bahwa 
RG ยท RA: 
Teorema 1.2.8 (Ketidaksamaan Bernoulli). Jika x > ยก1 maka untuk setiap 
n 2 N berlaku 
(1 + x)n ยธ 1 + nx: (KB) 
Bukti. Dibuktikan dengan induksi matematika. Untuk n = 1 kedua ruas pada 
(KB) menjadi kesamaan. Diasumsikan berlaku untuk n = k, yaitu berlaku (1 + 
x)k ยธ 1 + kx. Untuk n = k + 1, diperoleh 
(1 + x)k ยธ 1 + kx [ diketahui ] 
, (1 + x)k+1 = (1 + x)k(1 + x) ยธ (1 + kx)(1 + x) 
= 1 + (k + 1)x + kx2 
ยธ 1 + (k + 1)x: 
Jadi berlaku untuk n = k +1. Perhatikan pada baris kedua kedua ruas dikalikan 
dengan (1 + x) suatu bilangan positif karena x > ยก1. 
Teorema 1.2.9 (Ketidaksamaan Cauchy). Misalkan a1; a2; ยข ยข ยข an dan b1; b2; ยข ยข ยข ; bn 
bilangan real maka berlaku 
รƒ 
Xn 
k=1 
akbk 
!2 
ยท 
รƒ 
Xn 
k=1 
a2 
k 
!รƒ 
Xn 
k=1 
b2 
k 
! 
: 
Bukti. Didefinisikan fungsi F : R ! R dengan 
F(t) := 
Xn 
k=1 
(ak ยก tbk)2:
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 11 
Jelas F fungsi taknegatif, karena itu diperoleh 
F(t) = 
Xn 
k=1 
a2 
k ยก 2takbk + t2b2 
k 
= 
รƒ 
Xn 
k=1 
b2 
k 
! 
t2 ยก 2 
รƒ 
Xn 
k=1 
akbk 
! 
t + 
รƒ 
Xn 
k=1 
a2 
k 
! 
ยธ 0: 
Jadi F merupakan fungsi kuadrat definit tak negatif, sehingga diskriminannya 
pun tak negatif, yaitu 
4 
รƒ 
Xn 
k=1 
akbk 
!2 
ยก 4 
รƒ 
Xn 
k=1 
b2 
k 
!รƒ 
Xn 
k=1 
a2 
k 
! 
ยท 0: 
Akhirnya dengan memindahkan ruas pada ketidaksamaan ini terbuktilah bahwa 
รƒ 
Xn 
k=1 
akbk 
!2 
ยท 
รƒ 
Xn 
k=1 
a2 
k 
!รƒ 
Xn 
k=1 
b2 
k 
! 
: 
1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real 
Pada sifat urutan bilangan real kita baru mengetahui urutan lebih besar antara 
dua bilangan real tetapi belum menentukan jarak antara dua bilangan real. Jarak 
atau metrik pada bilangan real ini ditentukan melalui nilai mutlak. 
Definisi 1.3.1. Nilai mutlak suatu bilangan real a, ditulis dengan jaj didefinsikan 
sebagai: 
jaj := 
8>< 
>: 
a bila a > 0; 
0 bila a = 0; 
ยกa bila a < 0: 
Sebagai contoh, j3j = 3, j0j = 0, dan j ยก 1j = 1. Dengan kata lain, nilai 
multak bilangan real bersifat dikotomi, yaitu nol atau positif. Diperhatikan tiga 
cabang pada definisi nilai mutlak dapat disederhanakan menjadi 
jaj := 
( 
a bila a ยธ 0; 
ยกa bila a < 0: 
Teorema berikut ini menyajikan sifat-sifat dasar nilai mutlak. 
Teorema 1.3.1. Misalkan a; b; c bilangan-bilangan real. 
(i) jaj = 0 bila hanya bila a = 0
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 12 
(ii) j ยก aj = jaj 
(iii) jabj = jajjbj 
(iv) untuk c ยธ 0, jaj ยท c bila hanya bila ยกc ยท a ยท c. 
(v) ยกjaj ยท a ยท jaj. 
Bukti. (i)((=): langsung dari definisi. (=)): dibuktikan melalui kontrapo-sisinya, 
yaitu jika a6= 0 maka jaj6= 0, juga langsung dari definisi. 
(ii) Jika a = 0 maka diperoleh jaj = j0j = 0 = j ยก 0j = j ยก aj. Jika a > 0 maka 
ยกa < 0 sehingga diperoleh jaj = a = ยก(ยกa) = j ยก aj. Jika a < 0 maka ยกa > 0 
sehingga diperoleh jaj = ยกa = jaj. 
(iii) Bila minimal salah satu dari a atau b bernilai nol maka kedua ruas bernilai 
nol. Bila keduanya tidak ada yang nol, ada 4 kemungkinan nilai a; b yang perlu 
diselidiki yaitu a > 0; b > 0, a > 0; b < 0, a < 0; b > 0 dan a < 0; b < 0. Untuk 
a > 0; b < 0 maka ab < 0, jaj = a, jbj = ยกb dan 
jabj = ยก(ab) = (a)(ยกb) = jajjbj: 
(iv): ((=): karena jaj ยท c maka a ยท c dan ยกa ยท c atau a ยธ ยกc, digabungkan 
diperoleh ยกc ยท a ยท c. (=)): bila ยกc ยท a ยท c maka kita mmepunyai a ยท c 
dan ยกc ยท a, atau ยกa < c. Karena jaj bernilai jaj atau j ยก aj maka disimpulkan 
jaj < c. 
(v): dengan mengambil c := jaj ยธ 0 pada bagian (iv) maka jaj ยท jaj adalah 
pernyataan yang benar. Implikasinya adalah ยกjaj ยท c ยท jaj. Cara lain adalah 
dengan menggunakan kenyataan bahwa jaj ยธ a berlaku untuk setiap a 2 R. 
Karena ยกa 2 R maka jaj = j ยก aj ยธ ยกa, atau ยกjaj ยท a. Setelah digabungkan 
diperoleh ยกjaj ยท c ยท jaj. 
Definisi 1.3.2. Jarak (metrik) antara dua bilangan real a dan b didefinisikan 
sebagai 
d(a; b) := ja ยก bj: 
Bila b = 0 maka d(a; 0) = jaj dipandang sebagai jarak a terhadap titik asal 0. 
Interpretasi sederhana bilangan real dapat disajikan dalam garis bilangan. 
Gambar berikut adalah garis bilangan dan ilustrasi jarak antara ยก3 dan 2. 
Gambar 1.1: Garis bilangan dan jarak antara dua bilangan real 
Teorema berikut berkaitan dengan sifat dasar nilai mutlak dan sangat sering 
digunakan dalam analisis.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 13 
Teorema 1.3.2 (Ketidaksamaan segitiga). Untuk sebarang bilangan real a 
dan b berlaku 
ja + bj ยท jaj + jbj: (KS) 
Bukti. Dari Teorema sebelumnya bagian (v) kita mempunyai ยกjaj < a < jaj 
dan ยกjbj < b < jbj. Dengan menjumlahkan dua ketidaksamaan ini diperoleh 
ยก(jaj + jbj) < a + b < (jaj + jbj): 
Kemudian, dari bagian (iv) dengan menganggap c := (jaj + jbj) maka terbukti 
bahwa 
ja + bj ยท jaj + jbj: 
Latihan 1.3.1. Untuk sebarang bilangan real a dan b, buktikan 
(i) jjaj ยก jbjj ยท ja ยก bj. 
(ii) ja ยก bj ยท jaj + jbj. 
Contoh 1.3.1. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi jxยก1j > jx+1j. 
Penyelesaian. Diperhatikan titik x = ยก1 dan x = 1 merupakan titik transisi, 
yaitu perbatasan dimana nilai mutlak berlainan nilai. 
Untuk x < ยก1, maka x ยก 1 < 0 dan x + 1 > 0 sehingga jx ยก 1j = ยก(x ยก 1) dan 
jx + 1j = ยก(x + 1). Subtitusi kedalam ketidaksamaan diperoleh 
ยก(x ยก 1) > ยก(x + 1) () 1 > ยก1 
suatu pernyataan yang benar untuk setiap x < ยก1. 
Untuk ยก1 < x < 1 berlaku jx ยก 1j = ยก(x ยก 1) dan jx + 1j = (x + 1). Subtitusi 
kedalam ketidaksamaan diperoleh 
ยก(x ยก 1) > (x + 1) () 2x >< 0 () x < 0: 
Untuk x > 1 berlaku jx ยก 1j = x ยก 1 dan jx + 1j = x + 1. Subtitusi kedalam 
ketidaksamaan diperoleh 
x ยก 1 > x + 1 () ยก1 > 1 
suatu pernyataan yang salah untuk setiap x > 1. Dengan menggabungkan ketiga 
hasil ini diperoleh himpunan penyelesaian untuk x sebagai berikut 
fx : x < ยก1g [ fx : x < 0g = fx : x < 0g: 
Cara lain adalah dengan menggunakan Teorema 1.2.6, yaitu 
jxยก1j > jx+1j , (xยก1)2 > (x+1)2 , x2ยก2x+1 > x2+2x+1 , 4x < 0 , x < 0:
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 14 
Latihan 1.3.2. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi jxj+jx+1j < 2. 
Latihan 1.3.3. Jika x < z, buktikan bahwa x < y < z bila hanya bila jx ยก yj + 
jy ยก zj = jx ยก zj. Interprestasikan fakta ini secara geometris. 
Dapat diperiksa bahwa jarak (metrik) seperti diberikan pada Definisi 1.3.2 
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 
1. d(x; y) ยธ 0 untuk setiap x; y 2 R. 
2. d(x; y) = 0 bila hanya bila x = y. 
3. d(x; y) = d(y; x) untuk setiap x; y 2 R. 
4. d(x; y) ยท d(x; z) + d(z; y) untuk setiap x; y 2 R. 
Catatan 1.3.1. Sifat 4 ini merupakan generalisasi dari ketidaksamaan segitiga 
(KS). Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan metrik d ini disebut ruang 
metrik. Lebih lanjut, pada analisis dikenal pula ruang bernorma, ruang Banach, 
dan lain-lain. 
Latihan 1.3.4. Misalkan S himpunan takkosong, buktikan fungsi d pada S ยฃ S 
yang didefinisikan oleh 
d(s; t) := 
( 
0 bila s = t; 
1 bila s6= 0: 
merupakan metrik. Metrik ini disebut metrik diskrit. 
Bentuk lain generalisasi (KS) diungkapkan pada teorema berikut. 
Teorema 1.3.3. Untuk sebarang bilangan real a1; a2; ยข ยข ยข ; an, berlaku 
ja1 + a2 + ยข ยข ยข + anj ยท ja1j + ja2j + ยข ยข ยข + janj: 
Bukti. Dapat dibuktikan dengan induksi. Ingat dengan prinsip induksi, jika 
berlaku untuk dua bilangan maka akan berlaku untuk sejumlah berhingga bilan-gan. 
1.4 Supremum dan Infimum 
Ketika kita diberikan himpunan A = [0; 1) maka minimum atau anggota terke-cil 
himpunan ini adalah 0. Pertanyaannya, apakah A mempunyai maksimum ? 
Kalau ada, berapa nilainya. Perhatikan bahwa 1 bukan nilai maksimum karena 
ia tidak termuat di dalam A.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 15 
Latihan 1.4.1. Buktikan bahwa himpunan A = (0; 1] tidak mempunyai maksi-mum. 
(Petunjuk: gunakan bukti tak langsung dengan kontradiksi). 
Walaupun 1 bukan maksimum A namun tidak ada anggota A yang melebihinya. 
Dengan kata lain, 1 merupakan batas atas paling kecil untuk himpunan A. 
Definisi 1.4.1. Misalkan S suatu himpunan bagian dari R. 
(i) Bilangan u 2 R dikatakan batas atas S jika s ยท u untuk setiap s 2 S. 
(ii) Bilangan w 2 R dikatakan batas bawah S jika w ยท s untuk setiap s 2 S. 
Diperhatikan dengan seksama bahwa batas bawah atau batas atas suatu 
himpunan tidak harus berada di dalam himpunan tersebut. Ilustrasi batas atas 
dan batas bawah diberikan pada gambar berikut. 
Gambar 1.2: Batas atas dan batas bawah suatu himpunan 
Contoh 1.4.1. Diberikan S := [0; 1), maka batas atas S adalah himpunan fx : 
x ยท 0g dan batas bawah S adalah fx : x ยธ 1g. Diperhatikan 0 merupakan batas 
bawah dan termasuk didalam S, sedangkan 1 batas atas S tetapi ia tidak termuat 
didalam S. 
Contoh 1.4.2. Himpunan bilangan asli N tidak mempunyai batas bawah maupun 
batas atas. 
n : n 2 Ng mempunyai himpunan batas bawah 
Contoh 1.4.3. Himpunan S := f 1 
fx : x ยท 0g dan mempunyai himpunan batas atas fx : x ยธ 1g. 
Contoh 1.4.4. Misalkan S := ; himpunan kosong maka setiap bilangan real 
adalah batas atas S. Argumennya dapat dijelaskan sebagai berikut. Bilangan 
u 2 R batas atas S dapat disajikan dalam kalimat logika berikut 
s 2 S =) s < u: 
Dalam kasus S himpunan kosong maka pernyataan s 2 S bernilai salah, sehingga 
kalimat implikasi s 2 S =) s < u selalu benar. Dengan argumen yang sejalan 
dapat disimpulkan bahwa semua bilangan real juga merupakan batas bawah him-punan 
kosong. Kenyataan ini sepertinya dibuat-buat, tetapi inilah konsekuensi 
logis definisi.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 16 
Latihan 1.4.2. Tuliskan definisi v1 bukan batas atas S, juga definisi w1 bukan 
batas bawah S. 
Definisi 1.4.2. Himpunan yang mempunyai batas atas disebut terbatas diatas 
(bounded above), sedangkan himpunan dikatakan terbatas dibawah (bounded 
below) jika ia mempunyai batas bawah. Himpunan dikatakan terbatas jika ia 
terbatas diatas dan terbatas dibawah. 
Contoh 1.4.5. Himpunan bilangan real R := (ยก1;1) tidak terbatas diatas 
maupun dibawah. Himpunan S := [1;1) terbatas dibawah. Himpunan E := 
f 1 
n : n 2 Ng terbatas. 
Definisi 1.4.3. Misalkan S himpunan bagian dari R. 
(i) Bila S terbatas diatas maka batas atas u dikatakan supremum dari S jika 
tidak ada bilangan lain yang lebih kecil dari u yang menjadi batas atas S. 
Dengan kata lain u batas atas yang paling kecil. 
(ii) Bila S terbatas dibawah maka batas bawah w dikatakan infimum dari S 
jika tidak ada bilangan lain yang lebih besar dari w yang menjadi batas 
bawah S. Dengan kata lain w batas bawah yang paling besar. 
Berdasarkan definisi ini, supremum himpunan S dapat dikarakterisasi oleh 
dua kondisi berikut, yaitu : 
1. s ยท u untuk setiap s 2 S 
2. bila ada v 2 R dengan v < u maka ada s0 2 S sehingga v < s0. 
Kondisi pertama menyatakan bahwa v haruslah batas atas S dan kondisi kedua 
menyatakan bahwa batas atas ini haruslah yang terkecil. 
Latihan 1.4.3. Buatlah karakterisasi w infimum S. 
Biasanya supremum dan infimum himpunan S disingkat dengan 
sup S dan inf S: 
Ilustrasi supremum dan infimum diberikan pada gambar berikut. 
Gambar 1.3: Supremum dan infimum suatu himpunan
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 17 
Catatan 1.4.1. Supremum suatu himpunan selalu tunggal. 
Bukti. Andaikan u = sup S dan u1 = sup S dengan u6= u1. Karena itu ada dua 
kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu u < u1 atau u > u1. Untuk u < u1 berarti 
u bukan batas atas S, ini berlawanan dengan u = sup S. Untuk u > u1 berarti 
u1 bukan batas atas S, ini bertentangan dengan u1 = sup S. Jadi pengandaian 
u6= u1 salah, seharusnya u = u1 
Latihan 1.4.4. Buktikan bahwa infimum suatu himpunan selalu tunggal. 
Berikut adalah kriteria yang mudah dan sering digunakan untuk mengetahui 
suatu batas atas merupakan supremum atau bukan. 
Teorema 1.4.1. Misalkan u suatu batas atas S. 
u = sup S () 8" > 0; 9s 2 S sehingga u ยก " < s: 
Bukti. (=)): Ambil " > 0 sebarang. Karena diketahui u = sup S maka u ยก " 
bukan batas atas S, jadi ada s 2 S sehingga uยก" < s. ((=): Akan ditunjukkan 
bahwa u yang memenuhi sebelah kanan merupakan supremum S. Misalkan untuk 
sebarang bilangan real v, v < u. Ambil " := uยกv > 0, maka ada s 2 S sehingga 
u ยก " = u ยก (u ยก v) = v < s: 
Ini berarti v bukan batas atas S, dan berdasarkan karakteristik supremum dis-impulkan 
bahwa u = sup S. 
Teorema ini dapat diilustrasikan secara grafik sebagai berikut. 
Gambar 1.4: Kriteria supremum 
Latihan 1.4.5. Misalkan w suatu batas bawah S. Buktikan bahwa 
w = inf S () 8" > 0; 9s 2 S sehingga w + " > s: 
Contoh 1.4.6. Diperhatikan himpunan S := fx : 0 ยท x < 1g. Maka maks S 
tidak ada, sup S = 1, min S = inf S = 0. 
Contoh 1.4.7. Diperhatikan himpunan S := f 1 
n : n 2 Rg. Maka maks S = 
sup S = 1, min S tidak ada tetapi inf S = 0. Hasil ini dapat dibuktikan sebagai 
berikut. Jika diberikan " > 0 sebarang maka selalu dapat dipilih bilangan asli n0 
dengan n0 > 1=". Nah, s = 1 
n0 
2 S dan 0 + s > ". Berdasarkan kriteria infimum 
(latihan sebelumnya) maka disimpulkan 0 adaah infimum S.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 18 
Catatan 1.4.2. Pada pembuktian infimum sebelumnya kita dapat memilih bilan-gan 
asli yang lebih besar dari suatu bilangan real yang diberikan. Ada referensi 
yang menyebut sifat ini sebagai sifat Archimedes. Secara formal sifat ini di-ungkapkan 
sebagai berikut. 
Jika x 2 R maka ada nx 2 N sehingga nx > x: 
Catatan 1.4.3. Bila suatu himpunan S mempunyai maksimum dan minimum 
maka 
sup S = maks S; inf S = min S: 
Latihan 1.4.6. Buktikan bahwa bilangan real R tidak mempunyai supremum 
dan infimum. 
Latihan 1.4.7. Misalkan S := f1 ยก (ยก1)n 
n : n 2 Ng. Tentukan inf S dan sup S. 
Buktikan hasil yang anda peroleh. 
1.5 Kepadatan bilangan rasional 
Sebelumnya kita pahami dulu sifat supremum dan infimum sebagai berikut: 
Sifat supremum dan infimum pada R 
Sifat ini dapat disajikan secara sederhana sebagai berikut. Setiap himpunan tak 
kosong yang terbatas diatas selalu mempunyai supremum, dan setiap himpunan 
tak kosong yang terbatas dibawah selalu mempunyai infimum. 
Sifat supremum ini dikenal juga dengan sifat kelengkapan bilangan real. 
Dengan sifat ini terjamin bahwa garis bilangan adalah โ€padatโ€, artinya tidak 
ada satupun titik yang hilang. Sebagai ilustrasi, diperhatikan himpunan terbatas 
berikut 
A := fx > 0 : x2 < 2g: 
Himpunan A ini p 
tidak mempunyai maksimum tetapi p 
A mempunyai supremum, 
yaitu supA = 
2. Fakta ini menjamin eksistensi 
2 yang merupakan bilangan 
irrasional. 
Sekarang kita tahu terdapat paling tidak satu bilangan irrasional, yaitu 
p 
2. 
Pertanyaannya, seberapa banyak bilangan irrasional yang ada. Lebih โ€banyakโ€ 
mana, bilangan rasional atau bilangan irrasional. Nah, berikut ini diberikan sifat 
kepadatan bilangan rasional dalam R. 
Teorema 1.5.1. Bila a dan b bilangan real dengan a < b maka terdapat bilangan 
rasional r dengan a < r < b.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 19 
Bukti. Diperhatikan bahwa 1 
bยกa suatu bilangan real positif. Menurut sifat Archimedes 
terdapat bilangan asli n sehingga n > 1 
bยกa . Untuk n ini berlaku 
nb ยก na > 1: (*) 
Sekarang ambil m sebagai bilangan bulat pertama yang lebih besar dari na, dan 
berlaku 
m ยก 1 ยท na < m: (**) 
Dari (*) dan (**) diperoleh 
na < m ยท na + 1 < nb: 
Bentuk terakhir ini dapat ditulis na < m < nb, dan dengan membagi semua ruas 
dengan n, didapat 
a < 
m 
n 
< b 
dan dengan mengambil r := m 
n maka bukti Teorema selesai. 
Contoh 1.5.1. Tentukan 3 buah bilangan rasional diantara 
p 
2 dan 3 
2 . 
Penyelesaian. 1. Diketahui a = 
p 
2 ยผ 1; 4142, b = 3=2 = 1; 5 
2. d = 1 
1;5ยก1;4142 ยผ 11:6569 
3. Jadi bilangan asli yang yang dapat diambil adalah n = 12; 13; 14; 15; 16. 
4. Untuk n = 12 diperoleh na ยผ (12)( 
p 
2) ยผ 16; 9706 maka diambil m = 17. 
Untuk n = 13, na ยผ (13)( 
p 
2) ยผ 18; 3848 dan dimabil m = 19. Untuk 
n = 14 maka na ยผ (14)( 
p 
2) ยผ 19; 7990 dan dimabil m = 20. 
5. Jadi bilangan rasional r = 17 
12 ; 19 
13 , dan 20 
14 terletak diantara 
p 
2 dan 3=2. 
Akibat 1.5.1. Bila a dan b bilangan real dengan a < b maka terdapat bilangan 
irrasional z dengan a < z < b. 
Bukti. Dengan menerapkan Teorema sebelumnya pada dua bilangan real pa 
2 
dan 
pb 
2 
maka ada bilangan rasional r sehingga 
a 
p 
2 
< r < 
b 
p 
2 
: 
Selanjutnya diambil z := r 
p 
2, inilah bilangan irrasioanl yang dimaksud. 
Latihan 1.5.1. Temukan 5 bilangan irrasional yang terletak diantara 1 dan 1.01.
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 20 
SOAL-SOAL LATIHAN BAB I 
1. Buktikan jika a; b 2 R maka 
a. ยก(a + b) = (ยกa) + (ยกb) 
b. (ยกa) ยข (ยกb) = a ยข b 
c. 1=(ยก1=a) = ยก(1=a) asalkan a6= 0 
d. ยก(a=b) = (ยกa)=b asalkan b6= 0. 
2. Jika a6= 0 dan a ยข a = a, buktikan a = 0 atau a = 1. 
3. Buktikan tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 3. 
4. Tunjukkan dengan contoh bahwa ada dua bilangan irrasional yang jumlah 
keduanya rasional. 
5. Tunjukkan dengan contoh bahwa ada dua bilangan irrasional yang hasil kali 
keduanya rasional. 
6. Tunjukkan ada bilangan irrasional x dan y dengan xy rasional. 
7. Buktikan bahwa jika 0 < a < b dan 0 < c < d maka 0 < ac < bd. 
8. Jika a; b 2 R tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 bila dan hanya bila a = 0 dan 
b = 0. 
9. Bila 0 ยท a < b, buktikan a2 ยท ab < b2. 
10. Buktikan bahwa jika 0 < a < b maka a < 
p 
ab < b dan 0 < 1=b < 1=a. 
11. Tentukan semua x yang memenuhi 1=x < x2. 
12. Buktikan bahwa 
ยก1 
2 (a + b) 
ยข2 ยท 1 
2 (a2 + b2). 
13. Jika 0 < c < 1, buktikan bahwa 0 < c2 < c < 1, tetapi jika c > 1 maka 
1 < c < c2. 
14. Buktikan bahwa ja + bj = jaj + jbj bila hanya bila ab ยธ 0. 
15. Jika a < x < b dan a < y < b, tunjukkan bahwa jx ยก yj < b ยก a. Inter-prestasikan 
fakta ini secara geometris. 
16. Tentukan dan sketsalah pasangan titik (x; y) pada R ยฃ R yang memenuhi 
(a) jxj = jyj. 
(b) jxyj = 1. 
17. Tentukan dan sketsalah pasangan titik (x; y) pada R ยฃ R yang memenuhi
Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 21 
(a) jxj + jyj ยท 1. 
(b) jxyj ยท 2. 
18. Misalkan S himpunan takkosong yang terbatas dibawah. Buktikan 
inf S = ยกsupfยกs : s 2 Sg: 
19. Misalkan S himpunan terbatas dan S0 himpunan bagian dari S. Buktikan 
inf S ยท inf S0 ยท sup S0 ยท sup S: 
20. Misalkan S himpunan takkosong yang terbatas diatas. Untuk a 2 R didefin-isikan 
a + S := fa + x : x 2 Sg: 
Buktikan 
sup(a + S) = a + sup S: 
n ยก 1 
m : m; n 2 Ng. Tentukan sup S dan inf S, buktikan 
21. Misalkan S := f 1 
hasil yang anda peroleh. 
22. Misalkan S himpunan takkosong. Untuk a bilangan real tidak nol didefin-sikan 
aS := fas : s 2 Sg. Buktikan 
(i) Bila a > 0 maka 
inf(aS) = a inf S; dan sup(aS) = a sup S: 
(ii) Bila a < 0 maka 
inf(aS) = a sup S; dan sup(aS) = a inf S: 
23. Misalkan A dan B himpunan takkosong dan A+B := fa+b : a 2 A; b 2 Bg. 
Buktikan bahwa 
sup(A + B) = supA + supB dan inf(A + B) = inf A + inf B: 
24. Misalkan f dan g dua fungsi yang didefinisikan pada domain X. Jika 
rangenya terbatas, buktikan 
(i) supff(x) + g(x) : x 2 Xg ยท supff(x) : x 2 Xg + supfg(x) : x 2 Xg. 
(ii) infff(x) + g(x) : x 2 Xg ยธ infff(x) : x 2 Xg + inffg(x) : x 2 Xg.

More Related Content

What's hot

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
Nia Matus
ย 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikStepanyCristy
ย 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABAR
Fely Ramury
ย 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
Yadi Pura
ย 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
Muhammad Alfiansyah Alfi
ย 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cUmmu Zuhry
ย 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
ย 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
Nia Matus
ย 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
Abdul Rais P
ย 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
St. Risma Ayu Nirwana
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Arvina Frida Karela
ย 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Ig Fandy Jayanto
ย 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
ย 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
RochimatulLaili
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Arvina Frida Karela
ย 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Nia Matus
ย 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
Nia Matus
ย 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilanganDia Cahyawati
ย 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Rahmawati Lestari
ย 
Sejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematikaSejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematika
BilqisMaharani1
ย 

What's hot (20)

BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
ย 
Grup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklikGrup dan subgrup siklik
Grup dan subgrup siklik
ย 
GRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABARGRUP STRUKTUR ALJABAR
GRUP STRUKTUR ALJABAR
ย 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
ย 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
ย 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
ย 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
ย 
BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi BAB 1 Transformasi
BAB 1 Transformasi
ย 
Konsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan BulatKonsep Bilangan Bulat
Konsep Bilangan Bulat
ย 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
ย 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
ย 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
ย 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
ย 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.1
ย 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
ย 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
ย 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
ย 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
ย 
Sejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematikaSejarah kurikulum matematika
Sejarah kurikulum matematika
ย 

Similar to Analisis Real

Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
HamzaHamid27
ย 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Sahat Hutajulu
ย 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Ajir Aja
ย 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis realSugiatno Sakidin
ย 
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
RestuAdji5
ย 
Bab i kalkulus
Bab i kalkulusBab i kalkulus
Bab i kalkulus
Refy Ramadhan
ย 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
Taufik_Yui
ย 
1. barisan-dan-deret.ppt
1. barisan-dan-deret.ppt1. barisan-dan-deret.ppt
1. barisan-dan-deret.ppt
SegerRudhiYantho
ย 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
Citzy Fujiezchy
ย 
Bilangan.ppt
Bilangan.pptBilangan.ppt
Bilangan.ppt
vandamustika
ย 
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smpMasbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smpWayan Sudiarta
ย 
kumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smpkumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smp
kandysaputra
ย 
R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2matematikaunindra
ย 
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkapKumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kha Kim
ย 
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiMatriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiRohantizani
ย 
Kalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-MkulKalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-Mkul
Princess Bluecherries
ย 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganSri Ayu Fadhilah
ย 
1 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev51 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev5
agungyoke
ย 
Sistem bilangan dan aritmatika
Sistem bilangan dan aritmatikaSistem bilangan dan aritmatika
Sistem bilangan dan aritmatikaDicky Alejandro
ย 

Similar to Analisis Real (20)

Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdfPengantar_Analisis_Real_I.pdf
Pengantar_Analisis_Real_I.pdf
ย 
Analisis Riel 1
Analisis Riel 1Analisis Riel 1
Analisis Riel 1
ย 
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]Pendahuluan kalkulus kal1[1]
Pendahuluan kalkulus kal1[1]
ย 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
ย 
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtkSistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
Sistem Bilangan Real Analisis Real 1 pendidikan mtk
ย 
Bab i kalkulus
Bab i kalkulusBab i kalkulus
Bab i kalkulus
ย 
Kalkulus 1
Kalkulus 1Kalkulus 1
Kalkulus 1
ย 
1. barisan-dan-deret.ppt
1. barisan-dan-deret.ppt1. barisan-dan-deret.ppt
1. barisan-dan-deret.ppt
ย 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
ย 
Bilangan.ppt
Bilangan.pptBilangan.ppt
Bilangan.ppt
ย 
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smpMasbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
Masbied com-kumpulan-rumus-matematika-smp
ย 
kumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smpkumpulan-rumus-matematika-smp
kumpulan-rumus-matematika-smp
ย 
R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2R5 h kel 4 teori bil 2
R5 h kel 4 teori bil 2
ย 
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkapKumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
Kumpulan rumus matematika SMP sesuai kurikulum 2010 lengkap
ย 
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomiMatriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
Matriks dan penerapannya dalam bidang ekonomi
ย 
Matematika1bangrs
Matematika1bangrsMatematika1bangrs
Matematika1bangrs
ย 
Kalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-MkulKalkulus 1-Mkul
Kalkulus 1-Mkul
ย 
Pendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilanganPendahulan teori bilangan
Pendahulan teori bilangan
ย 
1 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev51 sistem bilangan rev5
1 sistem bilangan rev5
ย 
Sistem bilangan dan aritmatika
Sistem bilangan dan aritmatikaSistem bilangan dan aritmatika
Sistem bilangan dan aritmatika
ย 

Recently uploaded

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
ย 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
ย 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
ย 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
ย 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
ย 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
ย 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
ย 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
ย 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
ย 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
ย 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
ย 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
ย 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
ย 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
ย 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
ย 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
ย 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
ย 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
ย 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
ย 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
ย 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
ย 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
ย 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
ย 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
ย 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ย 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
ย 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
ย 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
ย 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
ย 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
ย 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
ย 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
ย 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
ย 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
ย 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
ย 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
ย 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
ย 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
ย 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
ย 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
ย 

Analisis Real

  • 1. DAFTAR ISI 1 SISTEM BILANGAN REAL 1 1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.2 Sifat Urutan Bilangan Real . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real . . . . . . . . . . . . 11 1.4 Supremum dan Infimum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 1.5 Kepadatan bilangan rasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 i
  • 2. BAB 1 SISTEM BILANGAN REAL Bilangan real sudah dikenal dengan baik sejak masih di sekolah menengah. Namun untuk memulai mempelajari materi pada BAB ini anggaplah diri kita belum tahu apa-apa tentang bilangan real. Kita akan mempelajari bagaimana sistem bilangan real itu dibangun. Pertama-tama kita hanya diberikan suatu himpunan bilangan tetapi belum tahu anggotanya seperti apa, belum aturan yang berlaku di dalamnya. Kemu-dian kepada himpunan ini diberikan dua operasi binair, penjumlahan dan pen-gurangan. Dengan dua operasi ini dibuat beberapa aksioma. Dua aksioma pent-ing adalah keujudan elemen 0 dan elemen 1. Inilah anggota bilangan real per-tama yang kita ketahui. Selanjutnya dengan aksioma-aksioma ini didefinisikan anggota-anggota lainnya, seperti bilangan positif, bilangan negatif, bilangan bu-lat, bilangan rasional dan bilangan irrasional. Juga didefinisikan sifat-sifat yang mengatur hubungan antar anggota, seperti sifat urutan, sifat jarak, sifat kelengka-pan dan sifat kepadatan. 1.1 Sifat Aljabar Bilangan Real Bilangan real dipandang sebagai suatu himpunan, seterusnya dilambangkan den-gan R. Selanjutnya, didefisikan dua operasi binair โ€™+โ€™ dan โ€™ยขโ€™ masing-masing disebut operasi penjumlahan dan operasi perkalian. Kedua operasi binair ini diterapkan pada R dan memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: (A1) a+b = b+a untuk setiap a; b 2 R, yaitu komutatif terhadap penjumlahan. (A2) (a + b) + c = a + (b + a) untuk setiap a; b; c 2 R, yaitu asosiatif terhadap penjumlahan. (A3) Terdapat elemen 0 2 R sehingga a + 0 = 0 + a = a untuk setiap a 2 R. Elemen 0 ini disebut elemen nol. (A4) Untuk setiap a 2 R selalu terdapat (ยกa) 2 R sehingga a+(ยกa) = (ยกa)+a = 0. Elemen (ยกa) ini disebut negatif dari a. 1
  • 3. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 2 (M1) a ยข b = b ยข a untuk setiap a; b 2 R, yaitu komutatif terhadap perkalian. (M2) (a ยข b) ยข c = a ยข (b ยข a) untuk setiap a; b; c 2 R, yaitu asosiatif terhadap perkalian. (M3) Terdapat elemen 1 2 R sehingga a ยข 1 = 1 ยข a = a untuk setiap a 2 R. Elemen 1 ini disebut elemen satuan. (M4) Untuk setiap a 2 R, a6= 0 selalu terdapat (1=a) 2 R sehingga a ยข (1=a) = (1=a) ยข a = 1. Elemen (1=a) ini disebut kebalikan dari a. (D) a ยข (b + c) = (a ยข b) + (a ยข c) dan (b + c) ยข a = (b ยข a) + (c ยข a) untuk setiap a; b; c 2 R. Sifat ini disebut distributif perkalian terhadap penjumlahan. Diperhatikan bahwa ada 4 sifat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan yaitu A1, A2, A3 dan A4 (notasi A untuk Adisi, atau penjumlahan), 4 sifat yang berkai-tan dengan perkalian yaitu M1, M2, M3 dan M4 (M untuk Multiplikasi, atau perkalian) dan 1 sifat yang mencakup keduanya yaitu D (D untuk Distributif). Kesembilan sifat ini disebut sifat aljabar atau aksioma bilangan real. Sampai saat ini belum didefinisikan bilangan negatif dan operasi pengurangan. Notasi (ยกa) dianggap satu elemen didalam R. Begitu juga elemen kebalikan (1=a) dianggap satu elemen dan operasi pembagian belum didefinisikan. Berikut diberikan beberapa teorema sederhana yang diturunkan langsung dari sifat-sifat aljabar ini. Teorema 1.1.1. Jika a bilangan real sebarang maka persamaan a+x = b mem-punyai penyelesaian tunggal, yaitu x = (ยกa) + b. Bukti: a + x = b [diketahui] ) (ยกa) + (a + x) = (ยกa) + b ) ((ยกa) + a) + x = (ยกa) + b [menggunakan A2] ) 0 + x = (ยกa) + b [menggunakan A4] ) x = (ยกa) + b [menggunakan A3] Latihan 1.1.1. Buktikan jika a bilangan real tidak nol maka persamaan aยขx = b mempunyai penyelesaian tunggal, yaitu x = (1=b). Teorema 1.1.2. Bila a suatu elemen pada R maka (i) a ยข 0 = 0 (ii) (ยก1) ยข a = ยกa.
  • 4. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 3 Bukti: (i): Berdasarkan (M3) kita mempunyai a ยข 1 = a. Selanjutnya kedua ruas ini ditambahkan a ยข a, diperoleh : a + a ยข 0 = a ยข 1 + a ยข 0 = a ยข (1 + 0) [menggunakan D] = a ยข 1 [menggunakan A3] = a [menggunakan M3] Selanjutnya dengan menggunakan Teorema (1.1.1)dengan menganggap x sebagai a ยข 0 diperoleh a ยข 0 = (ยกa) + a = 0: (ii): Dari (M3) kita mempunyai a = 1 ยข a. Tambahkan pada kedua ruas dengan (ยก1) ยข a, diperoleh a + (ยก1) ยข a = 1 ยข a + (ยก1) ยข a = (1 + (ยก1)) ยข a [menggunakan D] = 0 ยข a [menggunakan A4] = 0 [menggunakan bagian i, setelah menerapkan (A1)] Selanjutnya dengan menggunakan Teorema (1.1.1) dan menganggap x sebagai (ยก1) ยข a, kemudian menggunakan (A3) diperoleh (ยก1) ยข a = (ยกa) + 0 = ยกa: Latihan 1.1.2. Bila a suatu elemen pada R, buktikan i) ยก(ยกa) = a ii) (ยก1) ยข (ยก1) = 1: Teorema 1.1.3. Misalkan a; b; c elemen pada R. (i) Jika a6= 0 maka 1=a6= 0 dan 1=(1=a) = a. (ii) Jika a ยข b = a ยข c dan a6= 0 maka b = c. Bukti. (i): Karena a6= 0 maka menurut (M4) selalu ada 1=a 2 R. Andaikan 1=a = 0 maka diperoleh 1 = a ยข (1=a) = a ยข 0 = 0:
  • 5. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 4 Hasil ini berlawanan atau kontradiksi dengan (M3). Jadi pengandaian ini salah, dan haruslah 1=a6= 0. Selanjutnya karena 1=a6= 0 dan karena (1=a) ยข a = 1 maka dengan Teorema (1.1.1) dengan memandang a sebagai x maka diperoleh a = 1=(1=a). (ii): Kedua ruas pada a ยข b = a ยข c dikalikan dengan (1=a) disertai dengan meng-gunakan (M2), diperoleh ((1=a) ยข a) ยข b = ((1=a) ยข a) ยข c , 1 ยข b = 1 ยข c [menggunakan M4] , b = c [menggunakan M3] Latihan 1.1.3. Buktikan bahwa jika a ยข b = 0 maka a = 0 atau b = 0. Operasi lainnya pada R Sejauh ini hanya ada dua operasi pada bilangan real. Melalui dua operasi ini diturunkan bebedapa operasi lainnya yang didefinisikan sebagai berikut : 1. Operasi pengurangan. Bila a; b 2 R maka notasi aยกb dibaca a dikurang dengan b dan didefinisikan oleh a ยก b := a + (ยกb): 2. Operasi pembagian. Bila a; b 2 R, b6= 0 maka notasi a=b atau a b dibaca a dibagi dengan b dan didefinisikan oleh a=b := a ยข (1=b): 3. Operasi pangkat. Bila a 2 R maka notasi a2 dibaca a dipangkatkan den-gan dua atau a kuadarat dan didefinisikan sebagai a2 := aยขa. Secara umum untuk n bilangan asli, an adalah a dipangkatkan dengan n didefinisikan oleh an := |a ยข a ยข a{zยข ยข ยข ยข ยข a} sebanyak n faktor : Untuk a6= 0, notasi aยก1 dimaksudkan untuk 1=a dan notasi aยกn untuk (1=a)n.
  • 6. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 5 Beberapa himpunan bagian penting pada R 1. Bilangan asli. Himpunan bilangan asli dilambangkan dengan N dipandang sebagai himpunan bagian R dan n 2 N didefinisikan sebagai n := 1| + 1 + 1{z+ ยข ยข ยข + 1} sebanyak n suku : 2. Bilangan bulat. Himpunan bilangan bulat dilambangkan dengan Z dan keanggotannya dapat didefinsikan sebagai berikut : Z := fยกn : n 2 Ng [ N [ f0g dengan ยกn := (|ยก1) + (ยก1) + ({ยกz 1) + ยข ยข ยข + (ยก1}) sebanyak n suku . 3. Bilangan rasional dan irrasional. Himpunan bilangan rasional dilam-bangkan dengan Q adalah elemen bilangan real yang dapat ditulis dalam bentuk pecahan. Jadi, Q := ยฝ b a : a; b 2 Z; a6= 0 ยพ : Bilangan real yang tidak dapat disajikan sebagai pecahan disebut bilan-gan irrasional dan himpunan bilangan irrasional ini biasa dilambangkan dengan R n Q. Notasi โ€:=โ€ berarti โ€didefinisikan olehโ€ (defined by). Penggunaan notasi ini lebih tepat daripada menggunakan โ€=โ€ karena tanda sama dengan seharusnya digunakan untuk menyatakan kesamaan kedua ruas. Teorema 1.1.4. Tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 2. Bukti. Andai ada bilangan rasional yang kuadratnya sama dengan dua. Untuk itu dapat ditulis r = m n dengan m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1. Diperoleh r2 = m2 n2 = 2 ) m2 = 2n2; berarti m2 bilangan genap. Karena itu m juga genap (lihat latihan berikut!). Karena m genap maka dapat ditulis m = 2p. Substitusi m ini ke kesamaan sebelumnya, diperoleh (2p)2 = 2n2 ) 4p2 = 2n2 ) n2 = 2p2: Ini berarti n2 bilangan genap, akibatnya n juga bilangan genap. Berangkat dari pengandaian tadi diperoleh dua pernyataan berikut
  • 7. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 6 a. m dan n tidak mempunyai faktor persekutuan selain 1, berarti m dan n tidak mungkin keduanya genap. b. m dan n bilangan genap. Kedua pernyataan ini bertentangan (kontradiksi), sehingga pengandaian harus diingkari. Kesimpulannya Teorema terbukti. Latihan 1.1.4. Buktkan bila m2 genap maka m juga genap. Contoh 1.1.1. Pada contoh ini dibuktikan bahwa jika z 2 R bilangan irrasioanl dan r6= 0 bilangan rasional maka r + z dan rz bilangan irrasional. Dibutkikan dengan kontradiksi. Andai r + z rasional, maka dapat ditulis r + z = m n dan r = p q ; m; n; p; q 2 Z; n; q6= 0: Dari sini diperoleh z = m n ยก p q = mq ยก np nq ; yaitu z rasional, sebab mqยกnp; nq 2 Z; nq6= 0. Kontradiksi dengan z irrasioanl. Jadi pengandaian r + z rasional salah, dan haruslah r + z irrasional. Dengan argumen yang sama dapat dibuktikan sisanya. Latihan 1.1.5. Buktikan bahwa jika x; y keduanya rasional maka x + y dan xy rasional. 1.2 Sifat Urutan Bilangan Real Urutan pada bilangan real merujuk pada hubungan ketidaksamaan antara dua bilangan real. Sebelum didefinisikan urutan terlebih dulu didefinisikan bilangan positif. Definisi 1.2.1 (Bilangan Positif ). Pada R terdapat himpunan bagian takkosong P dengan sifat-sifat berikut : 1. Jika a; b 2 P maka a + b 2 P. 2. Jika a; b 2 P maka a ยข b 2 P. Himpunan P ini selanjutnya disebut himpunan bilangan positif. Definisi 1.2.2 (Sifat Trikotomi). Bila a 2 R maka tepat satu pernyataan berikut dipenuhi, yaitu a 2 P; a = 0; ยกa 2 P:
  • 8. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 7 Selanjutnya himpunan bilangan negatif didefinisikan sebagai himpunan fยกa : a 2 Pg : Jadi himpunan bilangan real terbagi atas tiga himpunan saling asing yaitu bilan-gan positif, bilangan negatif dan nol. Definisi 1.2.3 (Urutan). Berikut ini definisi ketidaksamaan antara elemen-elemen pada R : 1. Bilangan a 2 P disebut bilangan positif dan ditulis a > 0. Notasi a ยธ 0 berarti a 2 P [ f0g, dan a disebut bilangan taknegatif. 2. Bilangan a 2 P sehinggaยกa 2 P disebut bilangan negatif, ditulis a < 0. Notasi a ยท 0 berarti ยกa 2 P [ f0g, dan a disebut bilangan takpositif. 3. Bilangan real a dikatakan lebih besar dari b, ditulis a > b jika a ยก b 2 P Notasi a < b < b dimaksudkan berlaku keduanya a < b dan b < c. Bila a ยท b dan b < c, maka ditulis a ยท b < c. Teorema 1.2.1. Misalkan a; b; c tiga bilangan real. (i) Jika a > b dan b > c maka a > c. (ii) Tepat satu pernyataan berikut memenuhi : a > b, a = b, a < b. Bukti. (i): Karena a > b dan b > c maka berdasarkan definisi berlaku aยกb 2 P, dan b ยก c 2 P. Berdasarkan Definisi (1.2.1) diperoleh a ยก c = (a ยก b) + (b ยก c) 2 P; yakni a > c: (ii): Terapkan sifat trikotomi pada a ยก b. Teorema 1.2.2. Misalkan a; b; c; d bilangan-bilangan real. (i) Jika a > b maka a + c > b + c. (ii) Jika a > b, c > d maka a + c > b + d. (iii) Jika a > b dan c > 0 maka ca > cb. Bukti. (i): Karena diketahui aยกb 2 P maka (a+c)ยก(b+c) = aยกb 2 P, yaitu a + c > b + c. (ii): Karena diketahui a ยก b 2 P dan c ยก d 2 P maka (a + c) ยก (b + d) = (a ยก b) + (c ยก d) 2 P, yaitu a + c > b + d. (iii): Karena diketahui a ยก b 2 P, c 2 P maka (a ยก b)c = ac ยก bc 2 P, yaitu ac > bc.
  • 9. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 8 Latihan 1.2.1. Jika a > b dan c < 0, buktikan ac < bc. Teorema 1.2.3. Jika a dan b bilangan real dengan a < b maka a < 1 2 (a+b) < b. Bukti. Karena a < b maka 2a = a + a < a + b. Dengan argumen yang sama diperoleh juga a + b < b + b = 2b. Dengan menggabungkan kedua hasil ini, diperoleh 2a < a + b < 2b () a < a + b 2 < b: Latihan 1.2.2. Buktikan bahwa jika a > 0 maka 0 < 1 2a < a. Teorema berikut menjamin bahwa suatu bilangan taknegatif yang kurang dari bilangan positif apapun adalah nol. Teorema 1.2.4. Bila a 2 R dengan 0 ยท a < ยฒ untuk setiap " > 0 maka a = 0. Bukti. Andaikan a > 0. Berdasarkan Latihan sebelumnya, berlaku 0 < 1 2a < a. Sekarang ambil "0 := 1 2a > 0, sehingga berlaku 0 < "0 < a. Hasil ini kontradiksi dengan hipotesis bahwa 0 ยท a < ยฒ untuk setiap " > 0. Jadi pengandai salah, dan haruslah a = 0. Latihan 1.2.3. Bila a; b bilangan real dengan a < b+" untuk setiap " > 0 maka a ยท b. Dari definisi bilangan positif bahwa perkalian dua bilangan positif akan menghasilkan bilangan positif. Tetapi sebaliknya, bila hasil kali dua bilangan real adalah positif belum tentu kedua bilangan real tadi positif. Teorema 1.2.5. Jika ab > 0 maka berlaku salah satu dari dua kemungkinan berikut: a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0: Bukti. Karena ab > 0 maka a6= 0 dan b6= 0, sebab jika salah satu diantara a atau b bernilai nol maka ab = 0. Karena sifat trikotomi sekarang kemungkinnya a > 0 atau a < 0. Untuk a > 0 maka 1=a > 0 dan b = 1 ยข b = ((1=a)a) b = (|1{=za}) >0 |(a{zb}) >0 > 0: Dengan argumen yang sama, dapat dibuktikan untuk kasus a < 0. Latihan 1.2.4. Buktikan bahwa jika ab < 0 maka berlaku salah satu dari dua kemungkinan berikut: a > 0 dan b < 0 atau a < 0 dan b > 0: Kedua hasil yang baru saja diberikan mengatakan bahwa jika hasil kali dua bilangan positif maka kedua bilangan itu bertanda sama. Sebaliknya, jika hasil kali kedua bilangan negatif maka kedua bilangan itu berlainan tanda.
  • 10. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 9 Beberapa ketidaksamaan penting Teorema 1.2.6. Misalkan a ยธ 0 dan b ยธ 0. Maka pernyataan-pernyataan berikut equivalen : (i) a < b (ii) a2 < b2 p p (iii) a < b Bukti. Untuk a = 0 diperoleh pernyataan b > 0 () b2 > 0 () p b > 0: Fakta ini mudah dibuktikan sendiri. Sekarang diasumsikan a > 0 dan b > 0, yaitu a + b > 0. (i) ) (ii): Diketahui a < b, atau a ยก b < 0. Jadi diperoleh a2 ยก b2 = (|a{ยกz b}) <0 (|a{+z b}) >0 < 0 (ii))(i): Diketahui a2ยกb2 = (|a{ยกz b}) <0 (|a{+z b}) >0 < 0. Karena diketahui pula a+b > 0 maka haruslah a ยก b < 0, atau a < b. (i) , (iii): Sebelumnya sudah dibuktikan bahwa jika x; y > 0 maka x < y () x2 < y2: Pada bagian ini diambil x = p a dan y = p b sehingga x; y > 0. Karena a = ( p a)2 dan b = p b)2 maka diperoleh p a < p b () ( p a)2 = a < b = ( p b)2: Jadi lengkaplah bukti ini karena telah ditunjukkan berlakunya equivalensi (iii) () (i) () (ii). Teorema 1.2.7 (Rata-rata Aritmatika-Geometri (RAG). Bila a dan b bi-langan positif maka berlaku p ab ยท 1 2 (a + b) (RAG) Bukti. Bila a = b maka relasi pada (RAG) menjadi kesamaan (lihat p latihan di bawah). Sekarang diasumsikan a6= b. Karena a > 0 dan b > 0 maka p a > 0 dan b > 0. Diperhatikan bahwa 06= a ยก b = ( p a ยก p b) ( p a + p | {z b}) >0 : Jadi ( p a ยก p b)6= 0, dan selanjutnya dikuadratkan diperoleh p a ยก 0 < ( p b)2 = a ยก 2 p ab + b () p ab > 1 2 (a + b):
  • 11. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 10 Latihan 1.2.5. Buktikan bahwa bila a = b maka relasi pada (RAG) menjadi kesamaan. Rata-rata aritmatika (RA) dari dua bilangan real a dan b adalah a+b 2 , sedan-gkan rata-rata geometri (RG) dari a dan b adalah p ab. Biasanya dalam kehidu-pan sehari-hari, rata-rata aritmatika lebih sering digunakan daripada rata-rata geometri. Secara umum dua macam rata-rata ini didefinisikan sebagai berikut : Misalkan diketahui bilangan real (data) a1; a2; ยข ยข ยข ; an maka RA = 1 n Xn k=1 ak; RG = รƒ Yn k=1 ak !1=n dengan notasi P untuk penjumlahan dan Q untuk perkalian suku-suku. Masih tetap berlaku bahwa RG ยท RA: Teorema 1.2.8 (Ketidaksamaan Bernoulli). Jika x > ยก1 maka untuk setiap n 2 N berlaku (1 + x)n ยธ 1 + nx: (KB) Bukti. Dibuktikan dengan induksi matematika. Untuk n = 1 kedua ruas pada (KB) menjadi kesamaan. Diasumsikan berlaku untuk n = k, yaitu berlaku (1 + x)k ยธ 1 + kx. Untuk n = k + 1, diperoleh (1 + x)k ยธ 1 + kx [ diketahui ] , (1 + x)k+1 = (1 + x)k(1 + x) ยธ (1 + kx)(1 + x) = 1 + (k + 1)x + kx2 ยธ 1 + (k + 1)x: Jadi berlaku untuk n = k +1. Perhatikan pada baris kedua kedua ruas dikalikan dengan (1 + x) suatu bilangan positif karena x > ยก1. Teorema 1.2.9 (Ketidaksamaan Cauchy). Misalkan a1; a2; ยข ยข ยข an dan b1; b2; ยข ยข ยข ; bn bilangan real maka berlaku รƒ Xn k=1 akbk !2 ยท รƒ Xn k=1 a2 k !รƒ Xn k=1 b2 k ! : Bukti. Didefinisikan fungsi F : R ! R dengan F(t) := Xn k=1 (ak ยก tbk)2:
  • 12. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 11 Jelas F fungsi taknegatif, karena itu diperoleh F(t) = Xn k=1 a2 k ยก 2takbk + t2b2 k = รƒ Xn k=1 b2 k ! t2 ยก 2 รƒ Xn k=1 akbk ! t + รƒ Xn k=1 a2 k ! ยธ 0: Jadi F merupakan fungsi kuadrat definit tak negatif, sehingga diskriminannya pun tak negatif, yaitu 4 รƒ Xn k=1 akbk !2 ยก 4 รƒ Xn k=1 b2 k !รƒ Xn k=1 a2 k ! ยท 0: Akhirnya dengan memindahkan ruas pada ketidaksamaan ini terbuktilah bahwa รƒ Xn k=1 akbk !2 ยท รƒ Xn k=1 a2 k !รƒ Xn k=1 b2 k ! : 1.3 Nilai Mutlak dan Jarak Pada Bilangan Real Pada sifat urutan bilangan real kita baru mengetahui urutan lebih besar antara dua bilangan real tetapi belum menentukan jarak antara dua bilangan real. Jarak atau metrik pada bilangan real ini ditentukan melalui nilai mutlak. Definisi 1.3.1. Nilai mutlak suatu bilangan real a, ditulis dengan jaj didefinsikan sebagai: jaj := 8>< >: a bila a > 0; 0 bila a = 0; ยกa bila a < 0: Sebagai contoh, j3j = 3, j0j = 0, dan j ยก 1j = 1. Dengan kata lain, nilai multak bilangan real bersifat dikotomi, yaitu nol atau positif. Diperhatikan tiga cabang pada definisi nilai mutlak dapat disederhanakan menjadi jaj := ( a bila a ยธ 0; ยกa bila a < 0: Teorema berikut ini menyajikan sifat-sifat dasar nilai mutlak. Teorema 1.3.1. Misalkan a; b; c bilangan-bilangan real. (i) jaj = 0 bila hanya bila a = 0
  • 13. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 12 (ii) j ยก aj = jaj (iii) jabj = jajjbj (iv) untuk c ยธ 0, jaj ยท c bila hanya bila ยกc ยท a ยท c. (v) ยกjaj ยท a ยท jaj. Bukti. (i)((=): langsung dari definisi. (=)): dibuktikan melalui kontrapo-sisinya, yaitu jika a6= 0 maka jaj6= 0, juga langsung dari definisi. (ii) Jika a = 0 maka diperoleh jaj = j0j = 0 = j ยก 0j = j ยก aj. Jika a > 0 maka ยกa < 0 sehingga diperoleh jaj = a = ยก(ยกa) = j ยก aj. Jika a < 0 maka ยกa > 0 sehingga diperoleh jaj = ยกa = jaj. (iii) Bila minimal salah satu dari a atau b bernilai nol maka kedua ruas bernilai nol. Bila keduanya tidak ada yang nol, ada 4 kemungkinan nilai a; b yang perlu diselidiki yaitu a > 0; b > 0, a > 0; b < 0, a < 0; b > 0 dan a < 0; b < 0. Untuk a > 0; b < 0 maka ab < 0, jaj = a, jbj = ยกb dan jabj = ยก(ab) = (a)(ยกb) = jajjbj: (iv): ((=): karena jaj ยท c maka a ยท c dan ยกa ยท c atau a ยธ ยกc, digabungkan diperoleh ยกc ยท a ยท c. (=)): bila ยกc ยท a ยท c maka kita mmepunyai a ยท c dan ยกc ยท a, atau ยกa < c. Karena jaj bernilai jaj atau j ยก aj maka disimpulkan jaj < c. (v): dengan mengambil c := jaj ยธ 0 pada bagian (iv) maka jaj ยท jaj adalah pernyataan yang benar. Implikasinya adalah ยกjaj ยท c ยท jaj. Cara lain adalah dengan menggunakan kenyataan bahwa jaj ยธ a berlaku untuk setiap a 2 R. Karena ยกa 2 R maka jaj = j ยก aj ยธ ยกa, atau ยกjaj ยท a. Setelah digabungkan diperoleh ยกjaj ยท c ยท jaj. Definisi 1.3.2. Jarak (metrik) antara dua bilangan real a dan b didefinisikan sebagai d(a; b) := ja ยก bj: Bila b = 0 maka d(a; 0) = jaj dipandang sebagai jarak a terhadap titik asal 0. Interpretasi sederhana bilangan real dapat disajikan dalam garis bilangan. Gambar berikut adalah garis bilangan dan ilustrasi jarak antara ยก3 dan 2. Gambar 1.1: Garis bilangan dan jarak antara dua bilangan real Teorema berikut berkaitan dengan sifat dasar nilai mutlak dan sangat sering digunakan dalam analisis.
  • 14. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 13 Teorema 1.3.2 (Ketidaksamaan segitiga). Untuk sebarang bilangan real a dan b berlaku ja + bj ยท jaj + jbj: (KS) Bukti. Dari Teorema sebelumnya bagian (v) kita mempunyai ยกjaj < a < jaj dan ยกjbj < b < jbj. Dengan menjumlahkan dua ketidaksamaan ini diperoleh ยก(jaj + jbj) < a + b < (jaj + jbj): Kemudian, dari bagian (iv) dengan menganggap c := (jaj + jbj) maka terbukti bahwa ja + bj ยท jaj + jbj: Latihan 1.3.1. Untuk sebarang bilangan real a dan b, buktikan (i) jjaj ยก jbjj ยท ja ยก bj. (ii) ja ยก bj ยท jaj + jbj. Contoh 1.3.1. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi jxยก1j > jx+1j. Penyelesaian. Diperhatikan titik x = ยก1 dan x = 1 merupakan titik transisi, yaitu perbatasan dimana nilai mutlak berlainan nilai. Untuk x < ยก1, maka x ยก 1 < 0 dan x + 1 > 0 sehingga jx ยก 1j = ยก(x ยก 1) dan jx + 1j = ยก(x + 1). Subtitusi kedalam ketidaksamaan diperoleh ยก(x ยก 1) > ยก(x + 1) () 1 > ยก1 suatu pernyataan yang benar untuk setiap x < ยก1. Untuk ยก1 < x < 1 berlaku jx ยก 1j = ยก(x ยก 1) dan jx + 1j = (x + 1). Subtitusi kedalam ketidaksamaan diperoleh ยก(x ยก 1) > (x + 1) () 2x >< 0 () x < 0: Untuk x > 1 berlaku jx ยก 1j = x ยก 1 dan jx + 1j = x + 1. Subtitusi kedalam ketidaksamaan diperoleh x ยก 1 > x + 1 () ยก1 > 1 suatu pernyataan yang salah untuk setiap x > 1. Dengan menggabungkan ketiga hasil ini diperoleh himpunan penyelesaian untuk x sebagai berikut fx : x < ยก1g [ fx : x < 0g = fx : x < 0g: Cara lain adalah dengan menggunakan Teorema 1.2.6, yaitu jxยก1j > jx+1j , (xยก1)2 > (x+1)2 , x2ยก2x+1 > x2+2x+1 , 4x < 0 , x < 0:
  • 15. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 14 Latihan 1.3.2. Tentukan semua bilangan real x yang memenuhi jxj+jx+1j < 2. Latihan 1.3.3. Jika x < z, buktikan bahwa x < y < z bila hanya bila jx ยก yj + jy ยก zj = jx ยก zj. Interprestasikan fakta ini secara geometris. Dapat diperiksa bahwa jarak (metrik) seperti diberikan pada Definisi 1.3.2 mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. d(x; y) ยธ 0 untuk setiap x; y 2 R. 2. d(x; y) = 0 bila hanya bila x = y. 3. d(x; y) = d(y; x) untuk setiap x; y 2 R. 4. d(x; y) ยท d(x; z) + d(z; y) untuk setiap x; y 2 R. Catatan 1.3.1. Sifat 4 ini merupakan generalisasi dari ketidaksamaan segitiga (KS). Himpunan bilangan real yang dilengkapi dengan metrik d ini disebut ruang metrik. Lebih lanjut, pada analisis dikenal pula ruang bernorma, ruang Banach, dan lain-lain. Latihan 1.3.4. Misalkan S himpunan takkosong, buktikan fungsi d pada S ยฃ S yang didefinisikan oleh d(s; t) := ( 0 bila s = t; 1 bila s6= 0: merupakan metrik. Metrik ini disebut metrik diskrit. Bentuk lain generalisasi (KS) diungkapkan pada teorema berikut. Teorema 1.3.3. Untuk sebarang bilangan real a1; a2; ยข ยข ยข ; an, berlaku ja1 + a2 + ยข ยข ยข + anj ยท ja1j + ja2j + ยข ยข ยข + janj: Bukti. Dapat dibuktikan dengan induksi. Ingat dengan prinsip induksi, jika berlaku untuk dua bilangan maka akan berlaku untuk sejumlah berhingga bilan-gan. 1.4 Supremum dan Infimum Ketika kita diberikan himpunan A = [0; 1) maka minimum atau anggota terke-cil himpunan ini adalah 0. Pertanyaannya, apakah A mempunyai maksimum ? Kalau ada, berapa nilainya. Perhatikan bahwa 1 bukan nilai maksimum karena ia tidak termuat di dalam A.
  • 16. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 15 Latihan 1.4.1. Buktikan bahwa himpunan A = (0; 1] tidak mempunyai maksi-mum. (Petunjuk: gunakan bukti tak langsung dengan kontradiksi). Walaupun 1 bukan maksimum A namun tidak ada anggota A yang melebihinya. Dengan kata lain, 1 merupakan batas atas paling kecil untuk himpunan A. Definisi 1.4.1. Misalkan S suatu himpunan bagian dari R. (i) Bilangan u 2 R dikatakan batas atas S jika s ยท u untuk setiap s 2 S. (ii) Bilangan w 2 R dikatakan batas bawah S jika w ยท s untuk setiap s 2 S. Diperhatikan dengan seksama bahwa batas bawah atau batas atas suatu himpunan tidak harus berada di dalam himpunan tersebut. Ilustrasi batas atas dan batas bawah diberikan pada gambar berikut. Gambar 1.2: Batas atas dan batas bawah suatu himpunan Contoh 1.4.1. Diberikan S := [0; 1), maka batas atas S adalah himpunan fx : x ยท 0g dan batas bawah S adalah fx : x ยธ 1g. Diperhatikan 0 merupakan batas bawah dan termasuk didalam S, sedangkan 1 batas atas S tetapi ia tidak termuat didalam S. Contoh 1.4.2. Himpunan bilangan asli N tidak mempunyai batas bawah maupun batas atas. n : n 2 Ng mempunyai himpunan batas bawah Contoh 1.4.3. Himpunan S := f 1 fx : x ยท 0g dan mempunyai himpunan batas atas fx : x ยธ 1g. Contoh 1.4.4. Misalkan S := ; himpunan kosong maka setiap bilangan real adalah batas atas S. Argumennya dapat dijelaskan sebagai berikut. Bilangan u 2 R batas atas S dapat disajikan dalam kalimat logika berikut s 2 S =) s < u: Dalam kasus S himpunan kosong maka pernyataan s 2 S bernilai salah, sehingga kalimat implikasi s 2 S =) s < u selalu benar. Dengan argumen yang sejalan dapat disimpulkan bahwa semua bilangan real juga merupakan batas bawah him-punan kosong. Kenyataan ini sepertinya dibuat-buat, tetapi inilah konsekuensi logis definisi.
  • 17. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 16 Latihan 1.4.2. Tuliskan definisi v1 bukan batas atas S, juga definisi w1 bukan batas bawah S. Definisi 1.4.2. Himpunan yang mempunyai batas atas disebut terbatas diatas (bounded above), sedangkan himpunan dikatakan terbatas dibawah (bounded below) jika ia mempunyai batas bawah. Himpunan dikatakan terbatas jika ia terbatas diatas dan terbatas dibawah. Contoh 1.4.5. Himpunan bilangan real R := (ยก1;1) tidak terbatas diatas maupun dibawah. Himpunan S := [1;1) terbatas dibawah. Himpunan E := f 1 n : n 2 Ng terbatas. Definisi 1.4.3. Misalkan S himpunan bagian dari R. (i) Bila S terbatas diatas maka batas atas u dikatakan supremum dari S jika tidak ada bilangan lain yang lebih kecil dari u yang menjadi batas atas S. Dengan kata lain u batas atas yang paling kecil. (ii) Bila S terbatas dibawah maka batas bawah w dikatakan infimum dari S jika tidak ada bilangan lain yang lebih besar dari w yang menjadi batas bawah S. Dengan kata lain w batas bawah yang paling besar. Berdasarkan definisi ini, supremum himpunan S dapat dikarakterisasi oleh dua kondisi berikut, yaitu : 1. s ยท u untuk setiap s 2 S 2. bila ada v 2 R dengan v < u maka ada s0 2 S sehingga v < s0. Kondisi pertama menyatakan bahwa v haruslah batas atas S dan kondisi kedua menyatakan bahwa batas atas ini haruslah yang terkecil. Latihan 1.4.3. Buatlah karakterisasi w infimum S. Biasanya supremum dan infimum himpunan S disingkat dengan sup S dan inf S: Ilustrasi supremum dan infimum diberikan pada gambar berikut. Gambar 1.3: Supremum dan infimum suatu himpunan
  • 18. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 17 Catatan 1.4.1. Supremum suatu himpunan selalu tunggal. Bukti. Andaikan u = sup S dan u1 = sup S dengan u6= u1. Karena itu ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu u < u1 atau u > u1. Untuk u < u1 berarti u bukan batas atas S, ini berlawanan dengan u = sup S. Untuk u > u1 berarti u1 bukan batas atas S, ini bertentangan dengan u1 = sup S. Jadi pengandaian u6= u1 salah, seharusnya u = u1 Latihan 1.4.4. Buktikan bahwa infimum suatu himpunan selalu tunggal. Berikut adalah kriteria yang mudah dan sering digunakan untuk mengetahui suatu batas atas merupakan supremum atau bukan. Teorema 1.4.1. Misalkan u suatu batas atas S. u = sup S () 8" > 0; 9s 2 S sehingga u ยก " < s: Bukti. (=)): Ambil " > 0 sebarang. Karena diketahui u = sup S maka u ยก " bukan batas atas S, jadi ada s 2 S sehingga uยก" < s. ((=): Akan ditunjukkan bahwa u yang memenuhi sebelah kanan merupakan supremum S. Misalkan untuk sebarang bilangan real v, v < u. Ambil " := uยกv > 0, maka ada s 2 S sehingga u ยก " = u ยก (u ยก v) = v < s: Ini berarti v bukan batas atas S, dan berdasarkan karakteristik supremum dis-impulkan bahwa u = sup S. Teorema ini dapat diilustrasikan secara grafik sebagai berikut. Gambar 1.4: Kriteria supremum Latihan 1.4.5. Misalkan w suatu batas bawah S. Buktikan bahwa w = inf S () 8" > 0; 9s 2 S sehingga w + " > s: Contoh 1.4.6. Diperhatikan himpunan S := fx : 0 ยท x < 1g. Maka maks S tidak ada, sup S = 1, min S = inf S = 0. Contoh 1.4.7. Diperhatikan himpunan S := f 1 n : n 2 Rg. Maka maks S = sup S = 1, min S tidak ada tetapi inf S = 0. Hasil ini dapat dibuktikan sebagai berikut. Jika diberikan " > 0 sebarang maka selalu dapat dipilih bilangan asli n0 dengan n0 > 1=". Nah, s = 1 n0 2 S dan 0 + s > ". Berdasarkan kriteria infimum (latihan sebelumnya) maka disimpulkan 0 adaah infimum S.
  • 19. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 18 Catatan 1.4.2. Pada pembuktian infimum sebelumnya kita dapat memilih bilan-gan asli yang lebih besar dari suatu bilangan real yang diberikan. Ada referensi yang menyebut sifat ini sebagai sifat Archimedes. Secara formal sifat ini di-ungkapkan sebagai berikut. Jika x 2 R maka ada nx 2 N sehingga nx > x: Catatan 1.4.3. Bila suatu himpunan S mempunyai maksimum dan minimum maka sup S = maks S; inf S = min S: Latihan 1.4.6. Buktikan bahwa bilangan real R tidak mempunyai supremum dan infimum. Latihan 1.4.7. Misalkan S := f1 ยก (ยก1)n n : n 2 Ng. Tentukan inf S dan sup S. Buktikan hasil yang anda peroleh. 1.5 Kepadatan bilangan rasional Sebelumnya kita pahami dulu sifat supremum dan infimum sebagai berikut: Sifat supremum dan infimum pada R Sifat ini dapat disajikan secara sederhana sebagai berikut. Setiap himpunan tak kosong yang terbatas diatas selalu mempunyai supremum, dan setiap himpunan tak kosong yang terbatas dibawah selalu mempunyai infimum. Sifat supremum ini dikenal juga dengan sifat kelengkapan bilangan real. Dengan sifat ini terjamin bahwa garis bilangan adalah โ€padatโ€, artinya tidak ada satupun titik yang hilang. Sebagai ilustrasi, diperhatikan himpunan terbatas berikut A := fx > 0 : x2 < 2g: Himpunan A ini p tidak mempunyai maksimum tetapi p A mempunyai supremum, yaitu supA = 2. Fakta ini menjamin eksistensi 2 yang merupakan bilangan irrasional. Sekarang kita tahu terdapat paling tidak satu bilangan irrasional, yaitu p 2. Pertanyaannya, seberapa banyak bilangan irrasional yang ada. Lebih โ€banyakโ€ mana, bilangan rasional atau bilangan irrasional. Nah, berikut ini diberikan sifat kepadatan bilangan rasional dalam R. Teorema 1.5.1. Bila a dan b bilangan real dengan a < b maka terdapat bilangan rasional r dengan a < r < b.
  • 20. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 19 Bukti. Diperhatikan bahwa 1 bยกa suatu bilangan real positif. Menurut sifat Archimedes terdapat bilangan asli n sehingga n > 1 bยกa . Untuk n ini berlaku nb ยก na > 1: (*) Sekarang ambil m sebagai bilangan bulat pertama yang lebih besar dari na, dan berlaku m ยก 1 ยท na < m: (**) Dari (*) dan (**) diperoleh na < m ยท na + 1 < nb: Bentuk terakhir ini dapat ditulis na < m < nb, dan dengan membagi semua ruas dengan n, didapat a < m n < b dan dengan mengambil r := m n maka bukti Teorema selesai. Contoh 1.5.1. Tentukan 3 buah bilangan rasional diantara p 2 dan 3 2 . Penyelesaian. 1. Diketahui a = p 2 ยผ 1; 4142, b = 3=2 = 1; 5 2. d = 1 1;5ยก1;4142 ยผ 11:6569 3. Jadi bilangan asli yang yang dapat diambil adalah n = 12; 13; 14; 15; 16. 4. Untuk n = 12 diperoleh na ยผ (12)( p 2) ยผ 16; 9706 maka diambil m = 17. Untuk n = 13, na ยผ (13)( p 2) ยผ 18; 3848 dan dimabil m = 19. Untuk n = 14 maka na ยผ (14)( p 2) ยผ 19; 7990 dan dimabil m = 20. 5. Jadi bilangan rasional r = 17 12 ; 19 13 , dan 20 14 terletak diantara p 2 dan 3=2. Akibat 1.5.1. Bila a dan b bilangan real dengan a < b maka terdapat bilangan irrasional z dengan a < z < b. Bukti. Dengan menerapkan Teorema sebelumnya pada dua bilangan real pa 2 dan pb 2 maka ada bilangan rasional r sehingga a p 2 < r < b p 2 : Selanjutnya diambil z := r p 2, inilah bilangan irrasioanl yang dimaksud. Latihan 1.5.1. Temukan 5 bilangan irrasional yang terletak diantara 1 dan 1.01.
  • 21. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 20 SOAL-SOAL LATIHAN BAB I 1. Buktikan jika a; b 2 R maka a. ยก(a + b) = (ยกa) + (ยกb) b. (ยกa) ยข (ยกb) = a ยข b c. 1=(ยก1=a) = ยก(1=a) asalkan a6= 0 d. ยก(a=b) = (ยกa)=b asalkan b6= 0. 2. Jika a6= 0 dan a ยข a = a, buktikan a = 0 atau a = 1. 3. Buktikan tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 3. 4. Tunjukkan dengan contoh bahwa ada dua bilangan irrasional yang jumlah keduanya rasional. 5. Tunjukkan dengan contoh bahwa ada dua bilangan irrasional yang hasil kali keduanya rasional. 6. Tunjukkan ada bilangan irrasional x dan y dengan xy rasional. 7. Buktikan bahwa jika 0 < a < b dan 0 < c < d maka 0 < ac < bd. 8. Jika a; b 2 R tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 bila dan hanya bila a = 0 dan b = 0. 9. Bila 0 ยท a < b, buktikan a2 ยท ab < b2. 10. Buktikan bahwa jika 0 < a < b maka a < p ab < b dan 0 < 1=b < 1=a. 11. Tentukan semua x yang memenuhi 1=x < x2. 12. Buktikan bahwa ยก1 2 (a + b) ยข2 ยท 1 2 (a2 + b2). 13. Jika 0 < c < 1, buktikan bahwa 0 < c2 < c < 1, tetapi jika c > 1 maka 1 < c < c2. 14. Buktikan bahwa ja + bj = jaj + jbj bila hanya bila ab ยธ 0. 15. Jika a < x < b dan a < y < b, tunjukkan bahwa jx ยก yj < b ยก a. Inter-prestasikan fakta ini secara geometris. 16. Tentukan dan sketsalah pasangan titik (x; y) pada R ยฃ R yang memenuhi (a) jxj = jyj. (b) jxyj = 1. 17. Tentukan dan sketsalah pasangan titik (x; y) pada R ยฃ R yang memenuhi
  • 22. Pengantar Analisis Real I by Julan HERNADI 21 (a) jxj + jyj ยท 1. (b) jxyj ยท 2. 18. Misalkan S himpunan takkosong yang terbatas dibawah. Buktikan inf S = ยกsupfยกs : s 2 Sg: 19. Misalkan S himpunan terbatas dan S0 himpunan bagian dari S. Buktikan inf S ยท inf S0 ยท sup S0 ยท sup S: 20. Misalkan S himpunan takkosong yang terbatas diatas. Untuk a 2 R didefin-isikan a + S := fa + x : x 2 Sg: Buktikan sup(a + S) = a + sup S: n ยก 1 m : m; n 2 Ng. Tentukan sup S dan inf S, buktikan 21. Misalkan S := f 1 hasil yang anda peroleh. 22. Misalkan S himpunan takkosong. Untuk a bilangan real tidak nol didefin-sikan aS := fas : s 2 Sg. Buktikan (i) Bila a > 0 maka inf(aS) = a inf S; dan sup(aS) = a sup S: (ii) Bila a < 0 maka inf(aS) = a sup S; dan sup(aS) = a inf S: 23. Misalkan A dan B himpunan takkosong dan A+B := fa+b : a 2 A; b 2 Bg. Buktikan bahwa sup(A + B) = supA + supB dan inf(A + B) = inf A + inf B: 24. Misalkan f dan g dua fungsi yang didefinisikan pada domain X. Jika rangenya terbatas, buktikan (i) supff(x) + g(x) : x 2 Xg ยท supff(x) : x 2 Xg + supfg(x) : x 2 Xg. (ii) infff(x) + g(x) : x 2 Xg ยธ infff(x) : x 2 Xg + inffg(x) : x 2 Xg.