SlideShare a Scribd company logo
1

Refleksi Gerakan Literasi
:: agus m. irkham

Kehadiran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) semula dimaksudkan
sebagai sarana menjaga keaksaraan teknis masyarakat. Yakni mereka
yang semula buta huruf, lantas sudah melek huruf tidak kembali
mengalami buta huruf. Buta huruf yang dikarenakan kemampuan
membaca teknis yang sudah dimiliki tidak pernah dipraktikkan atau
digunakan. Baik menulis, terutama membaca. Dan itu dipicu oleh
sulitnya mereka mengakses bahan bacaan. Entah karena faktor jarak,
harga maupun ketiadaan bahan bacaan. TBM hadir menjadi solusi
bagi persoalan sulitnya akses tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, pola kegiatan dan model
pengembangan TBM dalam konteks gerakan literasi tidak bisa lagi
memfokuskan pada keberaksaraan teknis itu. Tapi harus mulai
bergeser pada keaksaraan fungsional dan budaya.
Apa pasal?
Karena meskipun angka melek aksara masih ada, angkanya semakin
menciut. Tahun 2003, ada 15,41 juta orang buta aksara di Indonesia.
Pada tahun 2010, jumlah itu menyusut tinggal 7,54 juta orang.
Artinya, Indonesia lebih cepat melampaui target Millenium
Development Goals (MDGs) yang menyepakati penurunan 50 persen
buta aksara pada tahun 2015. Capaian prestasi yang menghasilkan
ganjaran berupa penghargaan UNESCO Sejong Literacy Prize .
Indonesia dinilai memiliki kontribusi luar biasa terhadap upaya
pemberantasan angka buta huruf.
Nah berdasarkan beberan pencapaian perangkaan keaksaraan teknis
di atas, tentu saja jika TBM hanya memfokuskan pada program
keaksaraan teknis akan cepat mati gaya. Karena dalam hitungan
beberapa tahun lagi besar kemungkinan angka buta huruf akan
semakin sedikit—jika kita sepakat menghilangkannya sama sekali
sebagai sesuatu yang mustahil.
2

Belum lagi perubahan kondisi yang berlangsung di masyarakat terkait
dengan pemanfaatan social media dan integrasi internet ke
handphone—yang di Indonesia jumlah pemegangnya sudah tembus
250 juta. Mau tidak mau, suka tidak suka TBM harus pula
meresposnya. Bukan menjadikan kecenderungan itu sebagai sesuatu
yang harus ditakuti dan dihindari, sebaliknya harus dimanfaatkan.
Lagi, gerakan literasi melalui pendirian perpustakaan warga dan TBM
juga sudah mulai menyempit ke kesatuan-kesatuan spasial yang
semakin kecil. Tidak lagi kecamatan atau desa/kelurahan, tapi RW
(rukun warga).
Beberapa kecenderungan, fenomena, dan perubahan yang tengah
berlangsung tersebut pada 4-7 Desember 2012 lalu secara khusus
dibahas dalam Lokakarya Evaluasi Pengembangan Budaya Baca.
Acara yang berlangsung di Surabaya itu diadakan oleh Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan
Kebudyaan.
Kebetulan penulis menjadi salah satu peserta dan tergabung dalam
kelompok yang mengevaluasi program budaya baca yang sudah dan
sedang dilakukan di Indonesia sepanjang tahun 2012. Tidak hanya itu,
tapi juga merumuskan pengembangan gerakan budaya baca ke
depan, khususnya terkait dengan peran TBM, mulai dari yang bersifat
filosofis, sosiologis, hingga teknis.
Dalam catatan saya, paling kurang ada lima entry evaluasi sekaligus
refleksi gerakan literasi selama tahun 2012 ini.
Pertama, penambahan gerai baca (TBM) melalui program 1RW-1TBM
(Satu Rukun Warga Satu Taman Bacaan Masyarakat) sebagai gerakan
ke masyarakat yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Hal
ini perlu dan penting mengingat jumlah TBM yang ada baru sekitar 8
persen dari total jumlah desa di tanah air (75.000 desa). Artinya
masih sangat sedikit masyarakat yang terlayani bacaan. Atas dasar itu
penambahan jumlah TBM harus diretas. Agar semakin mendekati
3

atau mencerminkan kebutuhan masyarakat, secara jumlah dan
kualitas TBM.
Kedua, menambahkan peran TBM sebagai tandon naskah buku.
Sehingga pada tiap diri pengelola, pengunjung, dan TBM sebagai
kelembagaan ada peningkatan kualitas dan kapasitas. Dari membaca
ke menulis. Dari konsumen bacaan ke produsen bacaan. Dari objek
bacaan ke subjek bacaan. Penambahan peran TBM ini juga menjadi
bagian dari upaya menaikkan indeks konsumsi buku per kapita.
Di Indonesia, pertahun sekitar 30.000 judul diterbitkan. Dengan
asumsi tiap terbit dicetak 3.000 eksemplar, maka total buku yang
beredar sebesar 90.000.000 eksemplar. Besar memang, tapi karena
jumlah penduduk kita juga besar (220 juta jiwa), maka indeks
perkapita kepemilikan buku hanya 0,40. Jauh di bawah negeri
tetangga kita, Malaysia (1,07) bahkan Vietnam sekalipun (0,53). Maka
pada titik ini, kehadiran TBM tidak saja tampil sebagai penanda
zaman, tapi juga menjadi bagian dari yang ikut berkontribusi dalam
menjawab tantangan zaman. Yakni berupa meningkatnya kuantitas
kebutuhan masyarakat terhadap bahan bacaan.
Ketiga, selama ini pendirian dan pembinaan TBM di daerah—dalam
beberapa kasus—masih sangat tergantung pada peran Dinas
Pendidikan Daerah, dalam hal ini adalah Kepala Bidang Pendidikan
Non Formal Informal. Nah, menariknya berdasarkan hasil temuan
investigasi tim teknis pengembangan budaya baca Dikmas, masih saja
ada propinsi yang belum memiliki satu TBM pun yang layak kunjung.
Sudah begitu, PNFI di daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) belum
mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator sekaligus motivator
yang menggerakkan masyarakat agar mendirikan TBM di daerah.
Maka ke depan, alangkah baiknya jika Subdit Sarana dan Prasarana
Direktorat Pembinaan dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan di awal tahun mengadakan pelatihan
untuk para Kabid PNFI di tingkat Propinsi dan Kabupaten. Pelatihan
berisi motivasi atau dorongan, khususnya berkaitan dengan
pengembangan budaya baca (TBM) di daerah masing-masing. Serta
4

menebalkan kesadaran kepada mereka tentang strategisnya fungsi
PNFI dalam gerakan literasi di Indonesia.
Keempat, dalam era dunia tidak lagi selebar daun kelor tapi sudah
seruas jari jempol, TBM harus superior dalam memarketingkan
gerakan budaya baca. Harus mulai untuk banyak bekerja, sekaligus
banyak bicara (talk more do more). Baik melalui TBM dari sisi
kelembagaannya, peranannya dalam gerakan literasi yang lebih luas,
maupun dari beragam program kreatif yang pernah digelarnya.
Saluran social marketing-nya bisa melalui dua jalan. Yakni helatan
literasi berupa program Indonesia Membaca di tingkat lokal: Jember
Membaca, Malang Membaca, Batang Membaca, Semarang
Membaca, Makassar Membaca, dan lain sebagainya, serta
pemanfaatan social media untuk mempublikasikan, profil, kegiatan,
serta gagasan. Mulai dari facebook, twitter, wikipedia, slideshare,
flickr hingga youtube.
Kelima, diperlukan satu website khusus (tersendiri) yang dapat
dijadikan sarana merekam (direktori profil TBM se-Indonesia),
berbagi informasi, dan inspirasi sesama (pegiat) TBM. Termasuk
berelasi dengan pemerintah—berkaitan dengan peraturan dan
penganggaran—dan stakeholder budaya baca lainnya. Sehingga di
masa depan, gerakan literasi di Indonesia akan semakin efektif,
efisien, transparan, dan partisipatif.●

More Related Content

What's hot

Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
AlpiZaidah
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
Joko Lelurrr
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
IrmadaBoheaIR
 

What's hot (20)

AKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptx
AKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptxAKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptx
AKSI NYATA_ MEMODIFIKASI MODULPROJEK.pptx
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Contoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanContoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaan
 
Topik 2 Kelompok 4 - Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 2 Kelompok 4 - Ruang Kolaborasi.pptxTopik 2 Kelompok 4 - Ruang Kolaborasi.pptx
Topik 2 Kelompok 4 - Ruang Kolaborasi.pptx
 
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdfaksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
aksi nyata KKTP oke.pptx.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.docx
 
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
 
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdfAKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
 
9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan9. lembar penilaian keterampilan
9. lembar penilaian keterampilan
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
RPP K13 Kelas 4 Revisi Terbaru Semester 2 Tahun 2018 tema 6
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
10.-Pembelajaran-IPA-Terintegrasi.ppt
 
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbDContoh RPP menggunakan Framework UbD
Contoh RPP menggunakan Framework UbD
 
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptxMateri  Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
Materi Asesmen Kurikulum Merdeka.pptx
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 

Viewers also liked

Agustina artigau
Agustina artigauAgustina artigau
Agustina artigau
agusarti
 
12201618 pss7
12201618 pss712201618 pss7
12201618 pss7
s0123456
 
Marcela mexico
Marcela mexicoMarcela mexico
Marcela mexico
mmqh0311
 
Agustina artigau
Agustina artigauAgustina artigau
Agustina artigau
agusarti
 
Powerpoint presentation in educational technology
Powerpoint presentation in educational technologyPowerpoint presentation in educational technology
Powerpoint presentation in educational technology
Mary Grace Catacutan
 

Viewers also liked (16)

Agustina artigau
Agustina artigauAgustina artigau
Agustina artigau
 
Kiat Menulis Artikel
Kiat Menulis ArtikelKiat Menulis Artikel
Kiat Menulis Artikel
 
Meretas literasi menyemai_karakter_pdf
Meretas literasi menyemai_karakter_pdfMeretas literasi menyemai_karakter_pdf
Meretas literasi menyemai_karakter_pdf
 
Trik Menaikkan Indeks Prestasi Kumulatif
Trik Menaikkan Indeks Prestasi KumulatifTrik Menaikkan Indeks Prestasi Kumulatif
Trik Menaikkan Indeks Prestasi Kumulatif
 
Final Agenda - Local Energy and Microgrids
Final Agenda - Local Energy and MicrogridsFinal Agenda - Local Energy and Microgrids
Final Agenda - Local Energy and Microgrids
 
Dunia Menulis dan Menulis Dunia: Membangun Budaya Literasi
Dunia Menulis dan Menulis Dunia:  Membangun Budaya LiterasiDunia Menulis dan Menulis Dunia:  Membangun Budaya Literasi
Dunia Menulis dan Menulis Dunia: Membangun Budaya Literasi
 
12201618 pss7
12201618 pss712201618 pss7
12201618 pss7
 
Desentralisasi Perayaan Literasi
Desentralisasi Perayaan LiterasiDesentralisasi Perayaan Literasi
Desentralisasi Perayaan Literasi
 
Marcela mexico
Marcela mexicoMarcela mexico
Marcela mexico
 
Agustina artigau
Agustina artigauAgustina artigau
Agustina artigau
 
Meretas Literasi Menyemai Karakter
Meretas Literasi Menyemai KarakterMeretas Literasi Menyemai Karakter
Meretas Literasi Menyemai Karakter
 
Modelación de una presa de material suelto
Modelación de una presa de material sueltoModelación de una presa de material suelto
Modelación de una presa de material suelto
 
Powerpoint presentation in educational technology
Powerpoint presentation in educational technologyPowerpoint presentation in educational technology
Powerpoint presentation in educational technology
 
Menulis di Blog dan Social Media
Menulis di Blog dan Social MediaMenulis di Blog dan Social Media
Menulis di Blog dan Social Media
 
TBM dan Pancasila sebagai Rumah Kita
TBM dan Pancasila sebagai Rumah KitaTBM dan Pancasila sebagai Rumah Kita
TBM dan Pancasila sebagai Rumah Kita
 
AG- mm aductores
AG- mm aductoresAG- mm aductores
AG- mm aductores
 

Similar to Refleksi Gerakan Literasi

Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Sunandar Triwibowo
 
Materi umum 1.4b _______gls pada smk
Materi umum 1.4b   _______gls pada smkMateri umum 1.4b   _______gls pada smk
Materi umum 1.4b _______gls pada smk
Eko Supriyadi
 
Contoh proposal pengajuan_kegiatan_di_pe
Contoh proposal pengajuan_kegiatan_di_peContoh proposal pengajuan_kegiatan_di_pe
Contoh proposal pengajuan_kegiatan_di_pe
ZonaIntergritas
 
Panduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdf
Panduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdfPanduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdf
Panduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdf
tuti685332
 
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya LiterasiPeran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
ATHARUDDIN S.Sos
 

Similar to Refleksi Gerakan Literasi (20)

Proposal perencanaan pembangunan rumah baca
Proposal perencanaan pembangunan rumah bacaProposal perencanaan pembangunan rumah baca
Proposal perencanaan pembangunan rumah baca
 
Presentation tbmk
Presentation tbmkPresentation tbmk
Presentation tbmk
 
collaboration continuum
collaboration continuumcollaboration continuum
collaboration continuum
 
SB-2 collaboration continuum
SB-2 collaboration continuumSB-2 collaboration continuum
SB-2 collaboration continuum
 
Jendela berdebu
Jendela berdebuJendela berdebu
Jendela berdebu
 
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIKLiterasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
Literasi Informasi Dan Media di Indonesia_TIK
 
Folio Budaya Membaca
Folio Budaya MembacaFolio Budaya Membaca
Folio Budaya Membaca
 
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di IndonesiaBenang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
Benang Kusut Persoalan Buta Aksara di Indonesia
 
Menelusuri Jejak Literasi Hingga Literasi Digital (hal 4-7)
Menelusuri Jejak Literasi Hingga Literasi Digital (hal 4-7)Menelusuri Jejak Literasi Hingga Literasi Digital (hal 4-7)
Menelusuri Jejak Literasi Hingga Literasi Digital (hal 4-7)
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
 
Pelatihan manajemen.sdm
Pelatihan manajemen.sdmPelatihan manajemen.sdm
Pelatihan manajemen.sdm
 
Materi umum 1.4b _______gls pada smk
Materi umum 1.4b   _______gls pada smkMateri umum 1.4b   _______gls pada smk
Materi umum 1.4b _______gls pada smk
 
Contoh proposal pengajuan_kegiatan_di_pe
Contoh proposal pengajuan_kegiatan_di_peContoh proposal pengajuan_kegiatan_di_pe
Contoh proposal pengajuan_kegiatan_di_pe
 
Makalah program pemberantasan buta aksara
Makalah program pemberantasan buta aksaraMakalah program pemberantasan buta aksara
Makalah program pemberantasan buta aksara
 
Panduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdf
Panduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdfPanduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdf
Panduan-Penyelenggaraan-Kampung-Literasi.pdf
 
Program Literasi Sekolah
Program Literasi Sekolah Program Literasi Sekolah
Program Literasi Sekolah
 
Profile yayasan gemar membaca
Profile yayasan gemar membacaProfile yayasan gemar membaca
Profile yayasan gemar membaca
 
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdf
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdf6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdf
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdf
 
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya LiterasiPeran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Literasi
 
Jurnal ilmiah
Jurnal ilmiahJurnal ilmiah
Jurnal ilmiah
 

Recently uploaded

Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 

Refleksi Gerakan Literasi

  • 1. 1 Refleksi Gerakan Literasi :: agus m. irkham Kehadiran Taman Bacaan Masyarakat (TBM) semula dimaksudkan sebagai sarana menjaga keaksaraan teknis masyarakat. Yakni mereka yang semula buta huruf, lantas sudah melek huruf tidak kembali mengalami buta huruf. Buta huruf yang dikarenakan kemampuan membaca teknis yang sudah dimiliki tidak pernah dipraktikkan atau digunakan. Baik menulis, terutama membaca. Dan itu dipicu oleh sulitnya mereka mengakses bahan bacaan. Entah karena faktor jarak, harga maupun ketiadaan bahan bacaan. TBM hadir menjadi solusi bagi persoalan sulitnya akses tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, pola kegiatan dan model pengembangan TBM dalam konteks gerakan literasi tidak bisa lagi memfokuskan pada keberaksaraan teknis itu. Tapi harus mulai bergeser pada keaksaraan fungsional dan budaya. Apa pasal? Karena meskipun angka melek aksara masih ada, angkanya semakin menciut. Tahun 2003, ada 15,41 juta orang buta aksara di Indonesia. Pada tahun 2010, jumlah itu menyusut tinggal 7,54 juta orang. Artinya, Indonesia lebih cepat melampaui target Millenium Development Goals (MDGs) yang menyepakati penurunan 50 persen buta aksara pada tahun 2015. Capaian prestasi yang menghasilkan ganjaran berupa penghargaan UNESCO Sejong Literacy Prize . Indonesia dinilai memiliki kontribusi luar biasa terhadap upaya pemberantasan angka buta huruf. Nah berdasarkan beberan pencapaian perangkaan keaksaraan teknis di atas, tentu saja jika TBM hanya memfokuskan pada program keaksaraan teknis akan cepat mati gaya. Karena dalam hitungan beberapa tahun lagi besar kemungkinan angka buta huruf akan semakin sedikit—jika kita sepakat menghilangkannya sama sekali sebagai sesuatu yang mustahil.
  • 2. 2 Belum lagi perubahan kondisi yang berlangsung di masyarakat terkait dengan pemanfaatan social media dan integrasi internet ke handphone—yang di Indonesia jumlah pemegangnya sudah tembus 250 juta. Mau tidak mau, suka tidak suka TBM harus pula meresposnya. Bukan menjadikan kecenderungan itu sebagai sesuatu yang harus ditakuti dan dihindari, sebaliknya harus dimanfaatkan. Lagi, gerakan literasi melalui pendirian perpustakaan warga dan TBM juga sudah mulai menyempit ke kesatuan-kesatuan spasial yang semakin kecil. Tidak lagi kecamatan atau desa/kelurahan, tapi RW (rukun warga). Beberapa kecenderungan, fenomena, dan perubahan yang tengah berlangsung tersebut pada 4-7 Desember 2012 lalu secara khusus dibahas dalam Lokakarya Evaluasi Pengembangan Budaya Baca. Acara yang berlangsung di Surabaya itu diadakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan. Kebetulan penulis menjadi salah satu peserta dan tergabung dalam kelompok yang mengevaluasi program budaya baca yang sudah dan sedang dilakukan di Indonesia sepanjang tahun 2012. Tidak hanya itu, tapi juga merumuskan pengembangan gerakan budaya baca ke depan, khususnya terkait dengan peran TBM, mulai dari yang bersifat filosofis, sosiologis, hingga teknis. Dalam catatan saya, paling kurang ada lima entry evaluasi sekaligus refleksi gerakan literasi selama tahun 2012 ini. Pertama, penambahan gerai baca (TBM) melalui program 1RW-1TBM (Satu Rukun Warga Satu Taman Bacaan Masyarakat) sebagai gerakan ke masyarakat yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. Hal ini perlu dan penting mengingat jumlah TBM yang ada baru sekitar 8 persen dari total jumlah desa di tanah air (75.000 desa). Artinya masih sangat sedikit masyarakat yang terlayani bacaan. Atas dasar itu penambahan jumlah TBM harus diretas. Agar semakin mendekati
  • 3. 3 atau mencerminkan kebutuhan masyarakat, secara jumlah dan kualitas TBM. Kedua, menambahkan peran TBM sebagai tandon naskah buku. Sehingga pada tiap diri pengelola, pengunjung, dan TBM sebagai kelembagaan ada peningkatan kualitas dan kapasitas. Dari membaca ke menulis. Dari konsumen bacaan ke produsen bacaan. Dari objek bacaan ke subjek bacaan. Penambahan peran TBM ini juga menjadi bagian dari upaya menaikkan indeks konsumsi buku per kapita. Di Indonesia, pertahun sekitar 30.000 judul diterbitkan. Dengan asumsi tiap terbit dicetak 3.000 eksemplar, maka total buku yang beredar sebesar 90.000.000 eksemplar. Besar memang, tapi karena jumlah penduduk kita juga besar (220 juta jiwa), maka indeks perkapita kepemilikan buku hanya 0,40. Jauh di bawah negeri tetangga kita, Malaysia (1,07) bahkan Vietnam sekalipun (0,53). Maka pada titik ini, kehadiran TBM tidak saja tampil sebagai penanda zaman, tapi juga menjadi bagian dari yang ikut berkontribusi dalam menjawab tantangan zaman. Yakni berupa meningkatnya kuantitas kebutuhan masyarakat terhadap bahan bacaan. Ketiga, selama ini pendirian dan pembinaan TBM di daerah—dalam beberapa kasus—masih sangat tergantung pada peran Dinas Pendidikan Daerah, dalam hal ini adalah Kepala Bidang Pendidikan Non Formal Informal. Nah, menariknya berdasarkan hasil temuan investigasi tim teknis pengembangan budaya baca Dikmas, masih saja ada propinsi yang belum memiliki satu TBM pun yang layak kunjung. Sudah begitu, PNFI di daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota) belum mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator sekaligus motivator yang menggerakkan masyarakat agar mendirikan TBM di daerah. Maka ke depan, alangkah baiknya jika Subdit Sarana dan Prasarana Direktorat Pembinaan dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di awal tahun mengadakan pelatihan untuk para Kabid PNFI di tingkat Propinsi dan Kabupaten. Pelatihan berisi motivasi atau dorongan, khususnya berkaitan dengan pengembangan budaya baca (TBM) di daerah masing-masing. Serta
  • 4. 4 menebalkan kesadaran kepada mereka tentang strategisnya fungsi PNFI dalam gerakan literasi di Indonesia. Keempat, dalam era dunia tidak lagi selebar daun kelor tapi sudah seruas jari jempol, TBM harus superior dalam memarketingkan gerakan budaya baca. Harus mulai untuk banyak bekerja, sekaligus banyak bicara (talk more do more). Baik melalui TBM dari sisi kelembagaannya, peranannya dalam gerakan literasi yang lebih luas, maupun dari beragam program kreatif yang pernah digelarnya. Saluran social marketing-nya bisa melalui dua jalan. Yakni helatan literasi berupa program Indonesia Membaca di tingkat lokal: Jember Membaca, Malang Membaca, Batang Membaca, Semarang Membaca, Makassar Membaca, dan lain sebagainya, serta pemanfaatan social media untuk mempublikasikan, profil, kegiatan, serta gagasan. Mulai dari facebook, twitter, wikipedia, slideshare, flickr hingga youtube. Kelima, diperlukan satu website khusus (tersendiri) yang dapat dijadikan sarana merekam (direktori profil TBM se-Indonesia), berbagi informasi, dan inspirasi sesama (pegiat) TBM. Termasuk berelasi dengan pemerintah—berkaitan dengan peraturan dan penganggaran—dan stakeholder budaya baca lainnya. Sehingga di masa depan, gerakan literasi di Indonesia akan semakin efektif, efisien, transparan, dan partisipatif.●