Dengan memahami aksara, manusia mampu mengembangkan dirinya dan masyarakat melalui pendidikan, menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Selain itu Tinggi rendahnya buta aksara akan menjadi penentu utama tinggi-rendahnya kualitas pembangunan manusia Indonesia atau human development index (HDI). Angka buta aksara menyumbang dua pertiga dalam penentuan HDI, sepertiga dalam pendidikan, dan lainnya ekonomi serta kesehatan.
Dengan memahami aksara, manusia mampu mengembangkan dirinya dan masyarakat melalui pendidikan, menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Selain itu Tinggi rendahnya buta aksara akan menjadi penentu utama tinggi-rendahnya kualitas pembangunan manusia Indonesia atau human development index (HDI). Angka buta aksara menyumbang dua pertiga dalam penentuan HDI, sepertiga dalam pendidikan, dan lainnya ekonomi serta kesehatan.
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...alfian200800
Pendidikan merupakan jalan emas menuju perbaikan kualitas hidup suatu bangsa. Tanpa pendidikan, suatu negara akan jauh tertinggal dari negara lain. Sulitnya akses pendidikan membuat sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk berhenti sekolah dan bekerja membantu orangtua mereka di laut. Kondisi seperti ini banyak terjadi, salah satunya di pulau Lanjukang, Sulawesi Selatan.Pulau Lanjukang merupakan pulau terluar di wilayah Makassar yang berjarak kurang lebih 40 km dari kota Makassar dan untuk mencapai pulau ini hanya bisa menggunakan kapal kecil dengan biaya yang cukup tinggi. Hal inilah yang kerap menyulitkan penduduk pulau Lanjukang, khususnya para anak nelayan harus mengakses pendidikan ke luar pulau sebab belum adanya sekolah yang beroperasi dipemukiman mereka.Maka tidak heran jika di pulau ini banyak ditemui anak-anak yang buta huruf karena tidak bersekolah, padahal keterampilan membaca harus segera dikuasai sejak dini sebab keterampilan membaca merupakan modal utama seseorang dalam upaya memperoleh informasi dan pengetahuan. Pada artikel kali ini saya akan membahas Faktor apa saja yang menjadi penghambat kurangnya tingkat pendidikan di pulau Lanjukang, Serta upaya-upaya dalam pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia pada masyarakat pesisir, khususnya di pulau Lanjukang. Hal inilah yang kemudian saya akan di bahas dalam penulisan artikel ini. Metode yang saya gunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan pendekatan metode studi literatur dengan mengambil informasi/sumber dari web/platform sejenisnya internet.Adapun tujuan penulisan artikel ini untuk menambah wawasan kita terhadap dunia kemaritiman terkhususnya terkait kesejahteraan hidup masyarakat maritim. Kesejahteraan hidup yang dimaksud disini ialah kesejahteraan pendidikan para masyarakat maritim, dalam hal ini, khusunya para anak usia sekolah di pulau Lanjukang. Diharapkan outline dalam penulisan artkel ini adalah tercapainya sumber daya manusia yang berpendidikan, khususnya bagi masyarakat pesisir di pulau Lanjukang. Hal lain yang mempengaruhi adalah perspektif masyarakat nelayan terkait pendidikan, dalam hal ini adalah orang tua anak-anak pesisir. Kemudian faktor ekonomi, faktor lingkungan dan lainnya yang menjadi alasan berikutnya. Pendidikan sangatlah penting, pendidikan merupakan suatu usaha untuk mempersiapkan generasi muda menuju masa depan yang lebih baik, tentunya untuk menghadapi segala tantangan yang mendatang.Anak-anak pesisir yang cerdas dan berpendidikan akan membawa tingkat kehidupan keluarga menjadi lebih baik, dari sistem sosial dan ekonomi, bahkan dapat memajukan potensi sumber daya dibidang kelautan kelak.
Pemberian Stimulus Pendidikan Berupa Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Day...alfian200800
Pendidikan merupakan jalan emas menuju perbaikan kualitas hidup suatu bangsa. Tanpa pendidikan, suatu negara akan jauh tertinggal dari negara lain. Sulitnya akses pendidikan membuat sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk berhenti sekolah dan bekerja membantu orangtua mereka di laut. Kondisi seperti ini banyak terjadi, salah satunya di pulau Lanjukang, Sulawesi Selatan.Pulau Lanjukang merupakan pulau terluar di wilayah Makassar yang berjarak kurang lebih 40 km dari kota Makassar dan untuk mencapai pulau ini hanya bisa menggunakan kapal kecil dengan biaya yang cukup tinggi. Hal inilah yang kerap menyulitkan penduduk pulau Lanjukang, khususnya para anak nelayan harus mengakses pendidikan ke luar pulau sebab belum adanya sekolah yang beroperasi dipemukiman mereka.Maka tidak heran jika di pulau ini banyak ditemui anak-anak yang buta huruf karena tidak bersekolah, padahal keterampilan membaca harus segera dikuasai sejak dini sebab keterampilan membaca merupakan modal utama seseorang dalam upaya memperoleh informasi dan pengetahuan. Pada artikel kali ini saya akan membahas Faktor apa saja yang menjadi penghambat kurangnya tingkat pendidikan di pulau Lanjukang, Serta upaya-upaya dalam pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia pada masyarakat pesisir, khususnya di pulau Lanjukang. Hal inilah yang kemudian saya akan di bahas dalam penulisan artikel ini. Metode yang saya gunakan dalam penulisan artikel ini adalah dengan pendekatan metode studi literatur dengan mengambil informasi/sumber dari web/platform sejenisnya internet.Adapun tujuan penulisan artikel ini untuk menambah wawasan kita terhadap dunia kemaritiman terkhususnya terkait kesejahteraan hidup masyarakat maritim. Kesejahteraan hidup yang dimaksud disini ialah kesejahteraan pendidikan para masyarakat maritim, dalam hal ini, khusunya para anak usia sekolah di pulau Lanjukang. Diharapkan outline dalam penulisan artkel ini adalah tercapainya sumber daya manusia yang berpendidikan, khususnya bagi masyarakat pesisir di pulau Lanjukang. Hal lain yang mempengaruhi adalah perspektif masyarakat nelayan terkait pendidikan, dalam hal ini adalah orang tua anak-anak pesisir. Kemudian faktor ekonomi, faktor lingkungan dan lainnya yang menjadi alasan berikutnya. Pendidikan sangatlah penting, pendidikan merupakan suatu usaha untuk mempersiapkan generasi muda menuju masa depan yang lebih baik, tentunya untuk menghadapi segala tantangan yang mendatang.Anak-anak pesisir yang cerdas dan berpendidikan akan membawa tingkat kehidupan keluarga menjadi lebih baik, dari sistem sosial dan ekonomi, bahkan dapat memajukan potensi sumber daya dibidang kelautan kelak.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat. Termasuk aspek sosial, ekonomi, politik, dan kultural dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan seluruh warga bangsa Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka pemerintah menyadari betapa pentingnya membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Upaya ini dimanifestasikan melalui pendirian Intitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), meningkatkan kesejahteraan guru, dan mengirimkan mahasiswa belajar keluar negeri. Banyak negara tetangga mengirimkan mahasiswanya untuk belajar ke Indonesia seperti di UI, ITB, dan UGM.
Indonesia jauh tertinggal dari negara- negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Banyak perusahaan asing yang masuk Indonesia dan memanfaatkan kekayaan Indonesia dan Pendidikan dijadikan kepentingan politik bagi kaum elit.
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan. Yaitu :
Paradigma fungsional
Paradigma sosialisasi
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdfArifSantoso34
Literasi budaya dan kewargaan merupakan satu dari enam literasi dasar yang penting diberikan di
tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat. Literasi budaya dan kewargaan tidak hanya
menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, tetapi juga membangun dan melestarikan
identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global. Oleh karena itu, literasi budaya dan
kewargaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat erat kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di
lingkungan tersebut. Ragam kearifan lokal diharapkan dapat diimplementasikan oleh guru dalam
wujud berbagai aktivitas atau kegiatan di sekolah
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
2. GRAHA SIMATUPANG Tower D Lt 2 Jl. TB Simatupang Kav. 38
Pasar Minggu, Jakarta Selatan Telp. (021) 8038-4737 email : ygemarmembaca@gmail.com
PENGANTAR
Sekarang ini, generasi literat mutlak dibutuhkan agar bangsa kita bisa bangkit dari
keterpurukan, bahkan mampu bersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain. Wagner
(2000) menegaskan bahwa tingkat literasi yang rendah berkaitan erat dengan tingginya
tingkat drop-out sekolah, kemiskinan, dan pengangguran.
Lingkungan literasi yang kondusif untuk menciptakan generasi yang literat
membutuhkan proses dan sarana yang kondusif. Lingkungan yang ideal bagi perkembangan
literasi anak harus merupakan sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Prinsip literasi informasi sekolah dalam konteks Indonesia harus mulai
diimplementasikan di sekolah. Hal ini seiring dengan regulasi yang diluncurkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait “Penumbuhan Budi
Pekerti” pada tahun ajaran baru, tanggal 27 Juli 2016.
Pada awalnya gerakan GEMAR MEMBACA ini hanya bersifat spontanitas dari
pribadi-pribadi para aktifis pendidikan. Masing-masing bergeraksendiri atau bersama-sama
atas ide dan biaya pribadi tanpa ikatan dan tanpa program terjadwal. Hanya dengan niat
dasar dan tanggungjawab moral untuk ikut berbuat dalam rangka “mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
Setelah beberapa kali mengadakan kegiatan di beberapa wilayah, akhirnya para
aktifis ini berpikir untuk mengadakan kegiatan yang terjadwal, berkala, bersama-sama,
saling mendukung dan dengan skala yang lebih besar. Lalu kemudian membentuk satu
wadah resmi yang bernama YAYASAN GEMAR MEMBACA, dengan pembagian tugas serta
Visi dan Misi yang jelas.
YayasanGemar Membaca
WY Guntoro
Ketua
3. A. LATAR BELAKANG
Y ayasan Gemar Membaca(YGM) adalah suatu organisasi sosial (nirlaba) yang dibentuk pada
tanggal12 Februari 2016
Berdirinya Y ayasan Gemar membaca ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan sebagian aktifis
pendidikan setelah mengetahui beberapa kenyataan sebagai berikut:
a. Unesco, badandunia yang bergerak di bidang pendidikan, pada tahun 2012 melaporkan
bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang gemar membaca buku
b. Forum Pendidikan Dunia 2015, yang dilaksanakan di Korea,melaporkan bahwa tingkat
kemampuan literasi guru-guru di Indonesia ternyata amat sangat rendah.
Rendahnya kemampuan literasi guru-guru di Indonesia itu berakibat, antar lain:
Sekolah-sekolah di Indonesia hanya menempati urutan 10 terbawah peringkat
sekolah yang berprestasi di Asia (OECD dalam Forum Pendidikan Dunia 2015).
Anak-anak Indonesia menempati posisi buruk dalam bidang matematika dan ilmu
pengetahuan (laporan BBC dalam Forum Pendidikan Dunia 2015).
Kondisi pembelajaran literasi di SD masih berfokus pada Calistung. Meskipun
keterampilan menulis dan membaca (reading and writing skills) sudah diajarkan
sejak usia dini, kenyataannya saat ini kemampuan membaca anak Indonesia masih
rendah. Hal ini menegaskan bahwa praktik pembelajaran literasi belum berhasil
untuk meningkatkan kapasitas literasi anak
B. VISI DAN MISI
Y ayasan Gemar Membaca memiliki Visi dan Misi sebagai berikut
Visi:
“Bangsa Indonesia di masa depan akan mampu bersaing dan hidup sejajardengan bangsa lain dalam
hal intelektualitas dan mampu menciptakan teknologi hasil karya bangsa sendiri”
Misi:
1. Menstimulan seluruh anggota masyarakat untuk tidak berdiam diri dan segera melakukan
banyak aktifitas dalam rangka memenuhi salah satu tujuan berdirinya Negara Republik
Indonesia, sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 yaitu :
“Mencerdaskan kehidupan bangsa”
2. Ikut membantu seluruh program pemerintah sehubungan dengan menciptakan iklim literat
yang kondusif di kalangan generasi muda Indonesia
3. Melakukan berbagai aktifitas, bekerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah-
pemerintah Daerah, pihak swasta dan lembaga-lembaga pendidikan di seluruh Indonesia,
4. untuk meningkatkan kesadaran literasi (membaca dan menulis) di kalangan siswa sekolah,
mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.
STRUKTUR PENGURUS
YAYASAN GEMAR MEMBACA
Ketua :WY Guntoro
Sekretaris :Didik Riyanto
Bendahara :Sumartini
Bidang-bidang
1. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat : .Suhendar
2. Ketua Bidang Arsip dan Dokumentasi Literasi : Indah Insiati
3. Ketua Bidang Kegiatan Edukasi : Octu Sianez
4. Ketua Bidang Kerjasama dan Perijinan Kegiatan : Muhyan
5. Kegiatan yang telah dilakukan:
Sejak resmi berdiri pada bulan12 Februari 2016, Yayasan Gemar Membaca
telah melakukan berbagai aktifitas di antaranya mensosialisaikan pentingnya
membaca dan menulis (literasi) di kalangan siswa sekolah dan generasi muda
Indonesia. Mengumpulkan bahan-bahan literasi untuk kemudian dibagikan, baik
secara materi maupun secara transfer ilmu pengetahuan, kepada siswa-siswadalam
rangka meningkatkan minat mereka untuk rajin membaca dan menulis
Selain dari itu, Yayasan Gemar Membaca telah juga melakukan aktifitas
langsung yang melibatkan siswa-siswa, Pemerintah Daerah dan pihak swasta di
beberapa daerah di Pulau Jawa pada acara Education Fair (Edu Fair).
Education Fair adalah kegiatan yang bermaterikan ajang kompetisi dan
kompetensi manulis/membaca, lokakarya pendidikan, festival pendidikan dan
pameran pendidikan, dengan sasaran utama para siswa , guru-guru dan pelaku
pendidikan di daerah, orang tua, dan masayarakat umum.
Kegiatan Education Fair 2016 yang telah dilaksanakan:
1. Jombang Edu Fair 2016, pada tanggal 1- 6 Desember 2015 , di Kabupaten
Jombang, Jawa Timur
2. Sragen Edu Fair 2016, pada tanggal 27- 30 Januari 2016 , di Kabupaten
Sragen, Jawa Jengah
3. Boyolali Edu Fair 2016, pada tanggal 14 Maret – 19 Maret 2016 , di Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah
4. Bekasi Edu Fair 2016, pada tanggal 28 Maret – 2 April 2016 , di Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat
Melihat besarnya animo dari Pemerintah Daerah, pihak swasta , para siswa,
serta hasil positif dari kegiatan Education Fair itu, maka kegiatan semacam ini akan
diperluas ke seluruh daerah di Indonesia dan dilakukan secara rutin dan berkala di
setiap daerah.